new kkl

45
Syahrodin NIT : 12.010 008 AKADEMI TEKNIK PERKAPALAN VETERAN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri perkapalan saat ini telah berkembang pesat yang di dukung dengan alat- alat yang canggih dan para tenaga kerja yang berkualitas dan profesional. Dampaknya sangat besar bagi dunia industri perkapalan di Indonesia sebagai negara berkembang yang dituntut dengan adanya peningkatan industri untuk mengimbangi produk dari Negara - negara maju lainnya. Pemanfaatan sumber daya alam dan para tenaga kerja sebagi modal dasar yang kuat untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. Adapun persiapan pada bidang ilmu perkapalan di perlukan adanya generasi muda yang aktif terampil dan penuh inovasi. Mengingat akan pentingnya hal itu, taruna/taruni Akademi Teknik Perkapalan (ATP) Veteran Semarang mengadakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang ditujukan untuk memenuhi beban kridit semester dan syarat untuk mengikuti Tugas Akhir (TA) sekaligus sebagai kegiatan yang mampu memberikan informasi dan pengetahuan di industri perkapalan. Nantinya taruna/taruni diharapkan selesai melaksanakan studinya mampu menjadi tenaga kerja yang terampil dan profesional sesuai dengan bidangnya masing - masing dan turut serta membawa industri perkapalan Indonesia ke dunia perkapalan internasional.

Upload: rebecca-singleton

Post on 18-Feb-2015

115 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: New KKL

Syahrodin NIT : 12.010 008 AKADEMI TEKNIK PERKAPALAN VETERAN SEMARANG

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industri perkapalan saat ini telah berkembang pesat yang di dukung dengan alat-

alat yang canggih dan para tenaga kerja yang berkualitas dan profesional. Dampaknya

sangat besar bagi dunia industri perkapalan di Indonesia sebagai negara berkembang

yang dituntut dengan adanya peningkatan industri untuk mengimbangi produk dari

Negara - negara maju lainnya. Pemanfaatan sumber daya alam dan para tenaga kerja

sebagi modal dasar yang kuat untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.

Adapun persiapan pada bidang ilmu perkapalan di perlukan adanya generasi

muda yang aktif terampil dan penuh inovasi.

Mengingat akan pentingnya hal itu, taruna/taruni Akademi Teknik Perkapalan

(ATP) Veteran Semarang mengadakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang ditujukan

untuk memenuhi beban kridit semester dan syarat untuk mengikuti Tugas Akhir (TA)

sekaligus sebagai kegiatan yang mampu memberikan informasi dan pengetahuan di

industri perkapalan. Nantinya taruna/taruni diharapkan selesai melaksanakan studinya

mampu menjadi tenaga kerja yang terampil dan profesional sesuai dengan bidangnya

masing - masing dan turut serta membawa industri perkapalan Indonesia ke dunia

perkapalan internasional.

Page 2: New KKL

2

B. Maksud dan Tujuan Pelaksanaan

Adapun maksud dan tujuan dari kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini

penulis bagi menjadi dua yaitu:

1. Tujuan Akademis

a. Memenuhi beban kredit semester dan sebagai salah satu syarat mengikuti Tugas

Akhir (TA) Jurusan Teknik Bangunan Kapal di Akademi Teknik Perkapalan

(ATP) Veteran Semarang,

b. Memperkenalkan Akademi teknik perkapalan (ATP) Veteran semarang pada

masyarakat luas khususnya PT.PAL INDONESIA dan PT.DOK DAN

PERKAPALAN SURABAYA.

c. Menjalin hubungan kerja sama antara Akademi Teknik Perkapalan (ATP)

Veteran semarang dengan instasi-instasi yang telah dikunjungi.

2. Tujuan Ilmiah

a. Mengetahui secara langsung proses produksi dan penerapan teknologi yang

sedang berkembang di industri perkapalan sekarang.

b. Menyesuaikan teori yang disampaikan dikampus dengan kenyataan di lapangan

kerja atau praktek langsung dengan cara pengamatan.

c. Manerapkan ilmu yang dimiliki setiap taruna di bidangnya masing-masing.

d. Menambah nilai-nilai kebangsaan taruna-taruni untuk mencintai dan

memajukan dunia maritim.

Page 3: New KKL

3

C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini telah dilaksanakan pada:

1. Waktu

Berdasarkan rapat bersama, Kuliah Kerja Lapangan 2012 angkatan 2010 di

berangkatkan pada hari selasa, 22 februari 2012 pada pukul 19.00 wib dan tiba di

surabaya pada hari rabu, 23 februari 2012.

2. Tempat

Tempat pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan tahun 2012 adalah:

a. PT.PAL Indonesia

b. PT. DOK DAN PERKAPALAN Surabaya

D. Metode Pengumpulan Data

Untuk dapat menyajkan suatu laporan dengan baik yang dapat di percaya,

maka di butuhkan adanya pengumpulan data. Dalam hal ini penulis menggunakan

beberapa cara:

1. Interview, yaitu tanya jawab langsung dengan nara sumber yang berhubungan

dengan tujuan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL),

2. Observasi, yaitu melalui pengamatandan tanya jawab secara langsung ke lapangan

mengenai obyek yang diteliti,

3. Referensi, yaitu berupa studi pustaka dan data - data dari hasil kegiatan Kuliah

Kerja Lapangan.

Page 4: New KKL

4

E. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan laporan KKL penulis bai menjadi 5 bab yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini, penulisan di arahkan pada pengulasan latar belakang, maksud

dan tujuan pelaksanaan, waktu dan tempat pelaksanaan, metode penulian dan

sistematika penulisan.

BAB II :

Dalam bab ini, berisi tentang ulasan sejarah singkat perusahaan PT. PAL

INDONESIA, pelaksanaan program ahli tekhnologi, program produksi,

pengembangan perusahaan dan ketenagakerjaan di PT. PAL INDONESIA.

BAB III :

Dalam Bab III berisi tentang ulasan sejarah singkat dari perusahaan PT. DOK

DAN PEKAPALAN SURABAYA, serta fasilitas-fasilitas dari perusahaan tersebut.

BAB IV : PENUTUP

1. Kesimpulan

2. Saran

Page 5: New KKL

5

BAB II

PT. PAL INDONESIA

A. Sejarah Berdirinya PT. PAL Indonesia

Pada awalnya industri perkapalan di Surabaya dibangun atas gagasan

dari Gubernur Jendral C.D Capellen pada tahun 1822 guna menunjang armada laut

Belanda di kawasan Asia. Gagasan ini terwujud tahun 1849 dengan membangun

sarana pendukung dan pada tahun 1939 sarana tersebut resmi menjadi milik

pemerintah Belanda dengan nama “Marine Estalishment”, kemudian dikembangkan

lagi menjadi pangkalan angkatan laut kerajaan Belanda.

Ketika kekuasaan Belanda jatuh ke tangan Jepang Fungsu, dari “Merine

Estalishment” tidak mengalami perubahan yaitu tetap digunakan sebagai sarana

perbaikan dan pemeliharaan kapal terutama kapal-kapal angkatan laut Jepang di

bawah pengawasan koigensi, tidak lama kemudian dikuasai oleh Belanda dan pada

tanggal 27 Desember 1949 diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia.

Sarana itu diberi nama Penataran Angkatan Laut (PAL) yang digunakan sebagai

perbaikan dan pemeliharan kapal serta sebagai pangkalan angkatan laut.

Menurut peraturan pemerintah No. 4 tahun 1980 dengan akta pendirian tanggal 15

April 1980 nama PAL (Penataran Angkatan Laut) diubah menjadi PT. PAL Indonesia

di bawah pimpinan Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie.

Page 6: New KKL

6

B. Latar Belakang Pembentukan Pusat Industri Maritim

Keadaan industri perkapalan sebelum PT. PAL berdiri kegiatan industri

perkapalan nasional mengarahkan pada masalah-masalah di bidang:

1. Pertahanan dan keamanan armada niaga dan armada keamanan.

2. Perhubungan antarpulau armada niaga dan ferry.

3. Kapal penelitian, rambu-rambu, kapal tunda, kapal bantu dan kapal inspeksi.

Yang secara bertahap mampu melayani sebagian besar permintaan dalam

negeri dan bahkan telah mampu menerima pesanan dari luar negeri. Namun demikian

industri ini masih banyak ketergantungan dengan negara lain terutama mengenai

perangkat keras telah mengalami banyak kemajuan. Sebagai contoh saat PT. PAL

didirikan di Indonesia terdapat 99 galangan dengan 40 perusahaan dan kapasitas yang

dapat dibangun 38000 BRT dan kapasitas docking 1.000.000 BRT pertahun. Sehinga

kehadiran PT. PAL sangat diperlukan dan dijadikan sentral industri perkapalan

nasional.

C. PT. PAL Sebagai Pusat Industri Maritim

Mulai tahun 1980 PT. PAL Indonesia sebagai pusat industri berat di bidang

perkapalan yang paling menonjol. Hal ini didukung dari segi teknologi, penyiapan

program dan pelaksanaan produksi kemudian dijadikan salah satu industri strategis

nasional di bawah langsung Menteri Riset dan Teknologi.

Page 7: New KKL

7

Dengan semakin majunya PT. PAL diharapkan dapat menjalankan tugas dan

tanggung jawab antara lain:

1. Mengusahakan dan mengembangkan perbaikan dan pemeliharaan industri

perkapalan untuk menunjang pertahanan nasional.

2. Menjamin perbaikan dan pemeliharaan kapal-kapal TNI-AL RI.

3. Sebagai pusat penelitian dan pengembangan industri perkapalan di Indonesia.

D. Pelaksanan Program Alih Teknologi di PT. PAL Indonesia

Industri perkapalan dalam kaitannya dengan pembangunan mempunyai

peranan yang cukup penting baik untuk sistem pertahanan dan keamanan nasional,

kelancaran mekanisme perdagangan dalam dan luar negeri maupun bagi kelancaran

pemerataan hasil pembangunan. Oleh karena itu, sektor industri ini perlu terus

ditumbuhkembangkan agar dapat berproduksi sesuai dengan kebutuhan sesuai dengan

pembangunan dari segi jumlah, kapasitas dan kualitasnya. Dalam melakukan program

alih diperlukan tahap-tahap:

1. Penggunaan teknologi yang ada untuk proses nilai tambah dalam rangka

memproduksi barang yang laku di pasaran.

2. Mengembangan teknologi yang ada untuk menghasilkan barang baru yang laku di

pasaran.

3. Integrasi yang ada untuk merangsang barang yang diperlukan untuk masa

mendatang.

Page 8: New KKL

8

Gambar 2.1

LAY OUT PT. PAL INDONESIA

Page 9: New KKL

9

E. Program Produksi PT. PAL Indonesia

Program produksi PT. PAL Indonesia dilaksanakan oleh lima divisi sebagai

berikut:

1. Divisi Kapal Perang

Pengembangan kapal perang di PT. PAL ditangani oleh divisi kapal

perang yang telah dilaksanakan oleh teknologi yang mulanya dengan mentransfer

teknologi kapal perang dan melalui proses nilai tambah dengan memproduksi

kapal patroli, kapal jet foil, berdasarkan lisensi dari galangan kapal Jerman Barat

dan Amerika Serikat. Kapal yang pernah dibuat PT. PAL :

a. FPB 57

Kerja sama PT. PAL dengan galangan kapal FWL dari Republik

Federasi Jerman. Kapal patroli cepat dengan panjang 57 m, diplasemen 400

ton, kecepatan jelajah 28,0 knots dan kecepatan maksimum 29,6 knots.

Gambar 2.2

kapal perang jenis FPB 57

Page 10: New KKL

10

b. FPB 28

Kapal patroli cepat dengan panjang 28 m dan berat mati 60 DWT

dirancang untuk patroli pengamanan untuk pelabuhan dan pantai pengawasan

lalu lintas dan keperluan patroli lainnya.

Kapal ini terbuat dari kayu yang terdiri dari dua lapis, pada lapisan dalam

kayu meranti merah dan bagian dalam kayu jati dengan menggunakan rangka

dari aluminium alloy. Kapal ini mempunyai kecepatan jelajah 28,50 knots dan

kecepatan maksimum 30 knots.

Gambar 2.3

kapal perang FPB 28

c. Jet foil

Jet foil model 119 dan 120 didisain untuk tugas pengangkutan pasukan

dengan daya angkut 100 pasukan senjata lengkap dan kecepatan jelajah 45

knots. Jet foil ini mempunyai ukuran panjang 21,45 m dan lebar 9,10 m

Page 11: New KKL

11

dengan sistem pendorong sebagai penggeraknya yaitu turbin gas

menggerakkan water jet propulsion.

Gambar 2.4

Salah satu kapal jet foil

2. Divisi Kapal Niaga

Divisi ini pada tahap awal telah memproduksi kapal dan dok apung serta

memproduksi kapal-kapal antara lain:

a. Kapal tanker 3500 DWT

Kapal ini merupakan kapal pesanan dari pertamina dengan tipe kapal product

carrier.

b. Kapal caraka jaya

Kapal caraka jaya diproduksi untuk mengganti kapal-kapal yang telah tua dan

tidak mengaktifkan pelayaran nasional. Semua kapal-kapal tersebut

merupakan karya dari putra Indonesia bekerja sama dengan Jepang.

Kapal ini diproduksi dengan beberapa jenis, yaitu:

Page 12: New KKL

12

1) Caraka jaya 1000 DWT

2) Caraka jaya 2500 DWT

3) Caraka jaya 3000 DWT

Divisi ini juga memproduksi kapal utility vessel yang merupakan kapal

pelayaran proyek pengembangan lepas pantai dari pertamina.

3. Divisi Perbaikan dan Pemeliharaan Kapal

Pengembangan dan perbaikan kapal merupakan salah satu kegiatan

pengembangan teknologi perkapalan. Pemeliharaan dan perbaikan kapal

merupakan bagian dari manajemen kapal yang ke semuanya telah dirancang dan

diperhitungkan sejak kapal masih dalam tahap perencanaan.

Indonesia memerlukan armada kapal yang besar untuk melayani pelayaran

nasional dan menunjang pembangunan. Bidang pemeliharaan dan perbaikan harus

direncanakan dan dilaksanakan dengan baik sebagaimana disyaratkan dalam

pengembangan teknologi. Dalam hal ini PT. PAL mendapatkan tugas sebagai

pusat pengembangan teknologi perkapalan yang harus memperbaiki dan

memelihara secara terus menerus.

Melihat kebutuhan kapal yang terus meningkat kagiatan pemeliharaan dan

perbaikan kapal juga terus bertambah. Kesulitan akan terus dihadapi industri

perkapalan di Indonesia karena beban kerja yang belum teratur dengan baik

sehingga perlu diupayakan untuk menjaga keseimbangan produksi, pembaharuan,

peningkatan, kreatifitas tenaga kerja.

Page 13: New KKL

13

PT. PAL adalah BUMN yang bertugas untuk mendapatkan keuntungan bagi

negara, maka biaya operasi kegiatan pemeliharaan dan perbaikan yang harus di

perhatikan adalah modal kerja, investor, biaya pemasaran dan bunga modal yang

ditanam.

Biaya pemeliharaan dan perbaikan merupakan perpaduan antara unit

organisasi teknis sehingga dalam pengembangan kemampuan karyawan dalam

bidang perbaikan dan pemeliharaan di PT. PAL dilaksanakan dalam bidang:

a. Sistem informasi, manajemen produksi, rencana pengawasan.

b. Teknik produksi, prosedur, pengolahan, pemeliharaan, dan perbaikan kapal.

c. Jaminan dan kendali mutu.

d. Pemasukan bahan.

e. Peningkatan sumber daya manusia.

Pemeliharaan dan perbaikan kapal meliputi bidang pekerjaan lambung mesin,

listrik, elektronika, dan senjata. Divisi ini merupakan divisi yang paling sibuk di

mana harus melayani kapal-kapal dari perusahaan dan kapal-kapal dari angkatan

laut. Oleh karena itu, perlu didukung oleh fasilitas yang memadai seperti:

a. Graving dock 20000 TLC

b. Graving dock 30000 TLC

c. Graving dock 5000 TLC

d. Graving dock 1500 TLC

e. Shift lift 2000 TLC (divisi kapal perang)

f. Floating 200 ton dan 50 ton

Page 14: New KKL

14

Perbengkelan:

a. Bengkel lambung

b. Hull construction

c. Machine shop

d. Alat-alat navigasi

e. Alat-alat komunikasi

Sistem penunjang :

a. Sistem udara tekan

b. Sistem air laut dan air tawar

c. Sistem gas oksigen

d. Sistem pemadam kebakaran

e. Sistem uap air

Untuk kelancaran dalam pemeliharaan dan perbaikan kapal dikenal prinsip

yang berlaku yaitu: kapal selam akan direparasi oleh galangan kapal tertentu tidak

akan diganti oleh galangan yang lain. Untuk itu harus memiliki catatan riwayat

reparasi sehingga lebih mudah dan cepat dalam penanganan.

Keuntungan dari sistem ini adalah :

a. Catatan riwayat reparasi tersimpan di galangan yang menangani sehingga

memudahkan dalam perbaikan berikutnya.

b. Jadwal reparasi dapat direncanakan secara teratur dan membantu kesiapan

dari galangan.

c. Pekerjaan reparasi dapat diketahui oleh galangan secara teratur.

Page 15: New KKL

15

4. Divisi Rekayasa Umum

Dalam pengembangan, PT. PAL juga menangani industri di luar industri

perkapalan di bidang rekayasa. Rekayasa ini meliputi rakayasa bidang industri,

rekayasa konstruksi baja rekayasa komponen kapal.

Rekayasa dalam bidang industri yaitu memproduksi peralatan energi antara

lain komponen pembangkit listrik tenaga uap berupa storage tank sebagai

komponen rekayasa ini adalah kepercayaan yang diberikan perusahaan Mitsubishi

kepada PT. PAL untuk melaksanakan pekerjan tersebut.

Selain itu juga memproduksi beberapa peralatan yang menunjang industri

berat maupun ringan yaitu mesin-mesin diesel hasil rekayasa yang mendapat

lisensi dari luar negeri. PT. PAL mengadakan kerja sama dengan beberapa

perusahaan untuk membuat mesin diesel. Mesin diesel yang telah diproduksi

antara lain:

a. MAN 4 silinder

b. WARTSILA 4 silinder

c. MAK 4 silinder

Kegiatan rakayasa di bidang mesin dilakukan secara bertahap mulai dari

kegiatan assembling, uji coba, pembuatan konstruksi dan sistem perpipaan.

Program pembuatan mesin diesel ini diharapkan mampu untuk memenuhi

kebutuhan kapal. Selain itu juga dapat meningkatkan ketrampilan dalam

perbaikan dan overhoul mesin diesel, ketelitian dan kepekaan dalam mencari

Page 16: New KKL

16

kerusakan mesin diesel serta meningkatkan keahlian dalam penyetelan mesin

diesel.

Keuntungan lain yang didapat oleh PT. PAL adalah dapat memungkinkan

pemasaran suku cadang dan komponen mesin diesel dan dapat memanfaatkan

fasilitas untuk menjual jasa uji coba mesin pada pihak luar PT. PAL juga mampu

membuat terobosan dalam bidang rekayasa. Konstruksi baja yaitu untuk

membangun jembatan penghubung antara pulau Jawa dan Madura.

Untuk melengkapi kebutuhan komponen kapal PT. PAL juga telah berhasil

memproduksi berbagai kelengkapan lainnya yang diharapkan mampu mencukupi

kebutuhan dalam industri perkapalan.

5. Divisi lain-lain

Dalam mencukupi kebutuhan tenaga kerja yang terampil PT. PAL mendidik

anak muda yang beminat yaitu bekerja sama dengan pihak Depdikbud dengan

sarana gedung PUSDIKLAT yang mampu menampung 1000 siswa dengan

fasilitas bengkel, kelas dan aula. Pembangunan ini bekerja sama dengan pihak

Jerman. PT.PAL juga memperoleh arealnya dari 140 Ha menjadi 450 Ha untuk

menunjang perkembangan yang semakin pesat.

Page 17: New KKL

17

F. Pengembangan Perusahaan

1. Bidang Nonkapal (General Engineering)

Dengan bekal keahlian di bidang perkapalan, perusahaan telah memasuki

bidang produksi nonkapal. Keterampilan yang telah dipupuk tahap demi tahap

yang ditunjang oleh fasilitas mesin NC dan CNC yang modern serta diesel engine

test bench telah menghasilkan kemampuan untuk memproduksi balance of paint.

Komponan stasiun pembangkit listrik sampai dengan 6000 MW (Boiler,

Steam, Turbine) serta merakit dan menguji mesin diesel sampai dengan 10000

BHP. Di samping itu, perusahaan juga mengembangkan kemampuan untuk

memproduksi baja berat seperti berbagai jenis crane bejana bertekanan untuk

industri, produk nonkapal yang telah dihasilkan:

a. Komponen pembangkit tenaga berkapasitas sampai dengan 600 MW untuk

PLTU/PLTG Surabaya Paiton dan Muara karang.

b. Komponen untuk stasiun pembangkit tenaga Fukuyama dan Chita di Jepang.

c. Assembling mesin diesel:

1) 18 unit mesin diesel 2050 HP,

2) 15 unit mesin diesel 1,2 MW sampai dengan 2,8 MW untuk generator

pembangkit tenaga listrik PLTD.

d. Peralatan angkat (overheat crane) peralatan mekanik dan peralatan pabrik

baja nasional PT. Krakatau Steel.

e. Peralatan angkat level lifting crane 15 ton sebanyak 3 unit.

Page 18: New KKL

18

f. Turbin compression module seberat 250 ton dengan turbin penggerak

kekuatan 5500 TK untuk mendukung pengeboran minyak di laut.

g. Satu unit Low Pressure Casing dan massa unit Start Up komponen 1400 MW

Bursa Turkey Natural Gas Combined Cycle Power Plant pesanan dari Turki.

2. Bidang Rancang Bangun

Sebagai pusat indurtri maritim PT. PAL perlu terus meningkatkan

kemampuan rancang bangun, rekayasa dan manufacturing yang dibantu

komputer. Saat ini PT. PAL telah memiliki fasilitas rencana bangun dan rekayasa

canggih berbasis komputer berupa CAD CAM (Computer Audit Design and

Computer Audit Manufacturing). Sistem dengan softwere CAD CAM dan

FORAN V.30 serta mesin-mesin NC dan CNC untuk proses manufakturingnya.

3. Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pada tahap pertama alih teknologi di mana perusahaan dituntut untuk dapat

memahami dan menguasai teknologi yang telah ada dan mengaplikasikannya

dalam suatu proses produksi, maka perusahaan telah mengkonsentrasikan sumber

daya manusia dengan kualifikasi tenaga terampil melalui penyelenggaraan

pelatihan program terhadap karyawan yang ada dan penyelenggaraan pendidikan

dan pelatihan dasar serta penyelenggara program pendidikan sistem ganda.

Pada tahap kedua keahlian yang dituntut adalah penguasaan bidang rancang

bangun dan rekayasa di samping manajerial untuk mengkoordinasikan dan

mengintegrasikan berbagai teknologi. Untuk itu perusahaan pada penyiapan

tenaga engineer/desingner dengan kualifikasi SI dan penyelenggaraan program

Page 19: New KKL

19

pendidikan master untuk memberi keahlian tambahan sebagai mediator antara

engineer dan tenaga terampil.

Pada tahap ketiga merupakan tahap dilakukan inovasi dan penciptaan

teknologi untuk merancang produk masa depan. Dalam hal ini PT. PAL dengan

melakukan sendiri atau kerjasama dengan BPPT dalam program STAID dengan

meningkatkan program pendidikan karyawan ke jenjang S1, S2, S3 dengan

pemberian beasiswa baik di dalam maupun di luar negeri bagi karyawan atau

nonkaryawan yang berpotensi. Untuk menunjang proses alih teknologi secara

keseluruhan, maka karyawan juga dibekali dengan sikap mental yang mendorong

untuk selalu ingin berinovasi dengan melalui penyelenggaraan pelatihan

pengendalian mutu dan penyelenggaraan konvensi gugus kendali mutu.

Sampai saat ini perusahan telah berhasil menyelenggarakan pelatihan

manajemen berjenjang yang terdiri pelatihan manajemen puncak yang ditujukan

terutama bagi karyawan di posisi manajerial. Sedang bagi karyawan di posisi lain

diberikan fasilitas atau kesempatan latihan spesialisasi di bidang tertentu seperti

produksi, komputer, pengoperasian peralatan produksi, akuntansi sekretariatan

dan lain sebagainya. PT. PAL sebagai salah satu perusahaan milik negara yang

bergerak di bidang industri perkapalan sangat membutuhkan banyak tenaga kerja

baik tenaga kerja profesional maupun tenaga kerja non profesional, disamping itu

juga membutuhkan berbagai keahlian dari mulai desain, rekayasa, permesinan,

dan electric.

Page 20: New KKL

20

G. Ketenagakerjaan

PT. PAL dalam melaksanakan produksi membutuhkan tenaga kerja yang terlatih

terdidik dan berpengalaman. Adapun karyawan PT. PAL dibagi dalam:

1. Karyawan tetap

Karyawan tetap adalah karyawan yang telah resmi bekerja di PT. PAL

ternasuk penerima beasiswa di luar negeri dan harus mentaati semua peraturan di

PT. PAL dan bertanggung jawab terhadap semua kemampuan dan kemajuan di

PT. PAL, jumlah karyawan di PT. PAL kurang lebih 6500 orang yang

mempunyai tingkat pendidikan yang beragam dan untuk meningkatkan QDC

(Quality, Cost, Delivery), maka PT PAL meningkatkan kemampuan SDM-nya

dengan cara mengirim karyawanya yang berpotensi ke luar negeri.

2. Karyawan tidak tetap

Karyawan tidak tetap adalah karyawan yang bekerja di PT. PAL, tetapi tidak

ikut dalam keorganisasian di PT. PAL melainkan ikut dalam salah satu dari

perusahaan atau kontraktor yang menjalin suatu proyek kerjasama dan hanya

beberapa waktu tertentu. Adapun perbedaan karyawan tetap dan karyawan tidak

tetap adalah karyawan tetap dalam sehari-harinya harus mengenakan seragam

lengkap dengan tanda pengenal yang ditetapkan oleh PT. PAL sedangkan

karyawan tidak tetap memakai seragam yang berbeda dengan karyawan tetap di

PT. PAL.

Page 21: New KKL

21

BAB III

PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA

A. Sejarah Berdirinya PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA

Sejarah singkat PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (PERSERO). Didirikan

pada tanggal 22 September 1910 oleh pengusaha Belanda di Amsterdam, dihadapan

Notaris J.P. Smits dengan nama NV. DROOGDOK MATSCHAPPIJ SOERABAJA.

1. Tahun 1942 – 1945 selama pendudukan Jepang, perusahaan dipegang oleh

Jepang dan diberi nama HARIMA ZOSEN.

2. Tanggal 17 Agustus 1945 menjadi milik Pemerintah Republik

Indonesia.

3. Tahun 1945 – 1957 dikuasai kembali oleh Belanda dengan nama NV.

DROGGDOK MATSCHAPPIJ SOERABAJA.

4. Akibat konfrontasi Indonesia dengan Belanda (Trikora) dengan Peraturan

Pemerintah No. 23 tahun 1958 NV. DROGGDOK MATSCHAPPIJ

SOERABAJA diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia dan dikelola

oleh B.P.U. Maritim.

5. Tanggal 1 Januari 1961 melalui Peraturan Pemerintah No.109/1961, tanggal

17 April 1961, resmi menjadi Perusahaan Negara dengan nama P. N. DOK

DAN PERKAPALAN SURABAYA.

Page 22: New KKL

22

6. Melalui Peraturan Pemerintah No.24 tahun 1975 P.N. DOK DAN

PERKAPALAN SURABAYA berubah status dan nama dari Perusahaan

Negara (PN), menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT. DOK DAN

PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO)

7. Berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No.10 tahun 1984,

tanggal 28 Nopember 1984 PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA

(PERSERO) yang semula berada dalam pengawasan / pembinaan Departemen

Perhubungan, dialihkan menjadi dalam pengawasan/pembinaan Departemen

Perindustrian dan Perdagangan (Deperindag)

8. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.50 tahun 1998, tanggal 13 April 1998

kedudukan tugas dan kewewenangan Menteri keuangan selaku Pemegang

Saham dan RUPS atas Perseroan Terbatas dialihkan menjadi tanggung jawab

Menteri Negara Pendayagunaan BUMN.

Page 23: New KKL

23

Visi dan Misi Perusahaan

Visi :

a. PT. Dok Dan Perkapalan mampu menjadi galangan kapal yang mampu

bersaing di pasar internasional.

Misi

a. PT.Dok dan Perkapalan menjadi perusahaan yang tanguh dan mampu

memenuhi apa yang dibutuhkan oleh castumer.

b. PT.Dok dan Perkapalan terus berkembang menjadi perusahaan yang besar

dibidang perkapalan.

c. PT.Dok Dan Perkapalan memberikan pelayanan yang optimal sehingga

mampu memberikan kepuasan kepada pelangaan dan share holder.

B. Kegiatan Usaha

PT. Dok dan Perkapalan Surabaya sebagai perusahaan galangan kapal

melayani kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Perbaikan Kapal

PT. Dok dan Perkapalan Surabaya melayani perbaikan kapal besar/kecil, kapal

dengan pelayaran samudra atau pantai untuk segala macam tipe sesuai dengan

kapasitas flotaing dock yang dimiliki.

2. Ship Convertion

Melakukan modifikasi bentuk maupun fungsi dari kapal.

Page 24: New KKL

24

3. Running Repair

PT. Dok dan Perkapalan Surabaya melayani perbaikan kapal yang dilakukan

pada saat kapal berlayar atau kapal mengalami kerusakan di pelabuhan lain.

4. New Building (kapal baru)

PT. DPS dapat membuat kapal baru dengan berbagai tipe.

5. Off Shore Construction

Selain bergerak dibidang perkapalan, PT. DPS juga menerima pesanan

pembangunan bangunan lepas pantai dll.

C. Fasilitas Galangan

PT. Dok dan Perkapalan Surabaya memiliki fasilitas pendukung pembuatan

kapal serta management yang baik sehingga mendapatkan ISO 9001, hal ini sebagai

bukti bahwa management yang mengolah PT. Dok dan Perkapalan bekerja dengan

baik.

D. Fasilitas pengedokan Kapal

Fasilitas-fasilitas yang telah dimiliki PT. Dok dan Perkaplan Surabaya sebagai

penunjang proses perbaikan kapal antara lain sebagai berikut :

1. Floating Dock Surabaya I

a. Sistematika Pengedokan

Secara umum proses sistematika dalam pengedokan tersendiri dapat

diuraikan dalam beberapa item sebagai berikut:

Page 25: New KKL

25

1) Perusahaan (Owner) Menghubungi perusahaan galangan kapal (dalam hal ini

PT. Dok & Perkapalan Surabaya) guna minta antrian pengedokan perbaikan

kapal.

2) PT. Dok & Perkapalan Surabaya memproses berdasarkan data yang diberikan

oleh owner (dijelaskan lebih lanjut pada proses pengedokan)

3) Kemudian dilakukan langkah:

a) Docking Space

b) Repair list

4) Calculation

5) Pranegitiation

6) Contract

7) Dock Regulation

8) Draft Bill

9) Final Calculation

10) Pada langkah tersebut pihak owner diwakoli oleh OS (Owner Surveyor)

11) Setelah mencapai titik kesepakatan maka pihak owner maupun pihak galangan

kapal, menghubungi anak buah kapal untuk naik dok guna persiapan

peralatan yang dibutuhkan dalam proses pengedokan.

12) Selama kapal yang akan melakukan pengedokan (antri masuk dok) pihak PT.

Dok & Perkapalan Surabaya melakukan floating Repair dengan tujuan untuk

efisiensi waktu yang digunakan dalam proses perbaikan kapal.

Page 26: New KKL

26

13) Setelah mooring quay habis, kapal mulai memasuki dok yang sebelumnya

telah dipersiapkan bantalan-bantalan yang telah disesuaikan peletakannya

sesuai alur gading-gading utama kapal yang akan melakukan pengedokan,

dengan fasilitas-fasilitas yang telah dipersiapkan oleh PT. Dok & Perkapalan

Surabaya antara lain:

a) Diberikan asistensi tug boat untuk sandar atau datang dan saat kapal

meninggalkan galangan hal ini membutuhkan waktu sekitar 2 – 3 hari

b) Diberikan asistensi line handler saat kapal datang, naik turun dok serta

saat kapal meninggakan galangan.

c) Diberikan fasilitas sandar kade sebelum/sesudah docking.

d) Kapal dinaikkan diatas dock guna dilakukan pengerjaan dibawah garis

air

e) Disupply aliran listrik kekapal untuk lampu

penerangan/power consumption dikapal selama perbaikan;

380V/50Hz, 3Phase, 60A

f) Diberikan 2 buah selang air laut untuk pemadam kebakaran selama

kapal dalam perbaikan

g) Diberikan 5 ton air tawar setiap hari untuk keperluan MCK ABK

selama kapal dalam perbaikan.

h) Diberikan 1 buah bak sampah dikapal selama kapal dalam proses

perbaikan dan sampah dibuang 3 hari sekali.

Page 27: New KKL

27

i) Setelah proses perbaikan dibawah garis air selesai maka kembali

dilakukan floating repair dengan tujuan effisiensidock space, sehingga

dok bisa digunakan kapal yang lainnya.

b. Proses Pengedokan

1) Proses persiapan kapal

a) Kapal ditambatkan di Dermaga dan mematikan semua mesin utama kapal.

b) Menurunkan barang-barang yang tidak dipelukan dalam proses perbaikan

kapal, misalnya drum dan barang lainnya yang mudah bergeser.

c) Memasukan alat-alat yang menonjol keluar kapal misalnya stabilisato

kapal.

d) Kapal diusahakan tegak tidak dalam posisi miring ataupun nungging.

e) Kapal yang naik dock diusahakan dalam keadaan free gas demi

keselamatan karyawan dalam proses perbaikan.

f) Menyediakan tali temali, fender dan peralatan yang lain yang dapat

digunakan sewaktu-waktu.

g) Menyediakan kapal tunda sebagai pemandu kapal.

h) Pengosongan tangki, baik tangki bahan bakar, pelumas, ballast dll.

i) Menyediakan gambar yang dibutuhkan dalam proses pengedokan, seperti

a. General arrangement

b. Midshipman section

c. Lines plan

d. Shell expantion

Page 28: New KKL

28

j) Memperhatikan posisi waktu gelombang air (pasang/ surut) untuk

proses pemasukan kapal maupun pengeluaran kapal dari dock dengan

dibantu kapal bantu dantug boat.

a. General arrangement

b. Midshipman section

c. Lines plan

d. Shell expantion

e. Lainnya yang dibutuhkan.

Memperhatikan posisi waktu gelombang air (pasang/ surut) untuk

proses pemasukan kapal maupun pengeluaran kapal dari dock dengan

dibantu kapal bantu dantug boat.

c. Persiapan Docking Oleh Pihak Galangan

1) Pengosongan kolam dok dengan menutup pintu air (ponton) dimana pintu air

ini sendiri merupakan pintu berbentuk balok yang bagian tengahnya terdapat

ruangan untuk air, dan menyedot air yang ada dalam kolam dengan

menggunakan pompa.

2) Setelah dok kolam kosong maka dilakukan pemasangan bantalan dudukan

kapal, peletakannya disesuaikan gading-gading utama daripada kapal itu

tersendiri.

3) Kemudian dilakukan pengisian air kembali pada kolam setinggi water

float dengan membuka pintu induk .

Page 29: New KKL

29

4) Pengosongan air dalam ponton agar massa dalam ponton tersebut menjadi

ringan sehingga mengapung dan dapat dengan mudah dipindahkan. Dengan

bantuan tali dan ditarik ke bagian samping dok kolam.

5) Kapal dimasukkan dengan bantuan tali temali dan di tempatkan pas terhadap

bantalan yang telah di sediakan sebelumnya sesuai center line yang ada.

6) Penutupan ponton kembali dengan bantuan tali temali di paskan pada

gerbang dan kembali diisi air pada bagian dalamnya, dan kemudian

dilakukan pengosongan kolam dengan bantuan pompa.

d. Proses Pemasukan dan Pengeluaran Kapal dari Dok

1) Proses Pemasukan Kapal

Sebelum memasukkan kapal perlu kita perhatikan hal-hal sebagai berikut:

Mesin harus mati kecuali mesin winch

a) Kapal diatur supaya trim yang terjadi adalah trim minimum, dimana jarak

antara trim haluan dan buritan adalah 2 meter.

b) Kapal harus bebas dari muatan berbahaya dan gas

c) Kesiapan fasilitas sandar (bolder, tali, crew dock dll)

Selain memperhatikan hal-hal tersebut diatas perlu juga dipersiapkan hal-hal

sebagai berikut:

a) Pengaturan keel block dan side block, pada side block mengacu

pada docking line plan

b) Pada keel block 1 m terdiri dari beton cor setinggi 70cm dan bantalan

kayu keras setinggi 30 cm.

Page 30: New KKL

30

c) Peninggian side block diatur sesuai bentuk gading-gading kapal.

d) Kapal-kapal dengan lebar sama atau lebih dari 16m dibuat side

block antara, dimana jarak antar block maksimal 2 m atau diatur tumpuan

maksimal pada landasan graving tidak lebih.

e) Posisi bottom plug, peralatan elektronik dibawah kulit lambung, sea

chest, dan sepatu kemudi tidak boleh bertumpu pada stop block.

f) Jarak pengaturan lock sebagai berikut:

a. Penempatan keel block, side block dan side block antara diusahakan

bertumpu pada wrang-wrang double bottom, sekat melintang dan

memanjang sekat melintang dan memanjang untuk menghindari

deformasi pada plat bottom.

b. Penandaan garis, titik, untuk posisi acuan pembentukan kapal.

c. Persiapan tug boat, dock master dan crew dock,batang stut ukuran,

tali-temali, tangga dan lain-lain.

d. Setelah pekerjaan persiapan selesai, kapaldapat dimasukkan, urutan

sesuai dengan proses docking.

2) Proses Pengeluaran Kapal dari Dock

Apabila proses perbaikan selesai, maka kapal telah siap dikeluarkan dan

dapat melakukan prises finising di dermaga. Adapun proses pengeluaran

kapal dari dock adalah sebagai berikut:

a) Semua perlatan kerja dalam graving dock dikeluarkan semuanya

terlebih dahulu, begitu pula kotoran hasil reparasi.

Page 31: New KKL

31

b) Kran pintu induk dock dibuka sehingga air masuk ke dalam graving

dock, setelah air yang masuk setinggi permukaan air laut maka pintu

ponton akan terangkat dengan sendirinya.

c) Pada waktu kapal mulai terapung side block yang terikat dengan tali

ditarik dari posisinya kemudian diletakkan disamping.

d) Stoot-stoot samping diambil dan kapal ditarik keluar denga

e) n bantuan tug boat.

e. Fasilitas Bengkel

PT. Dok dan Perkapalan Surabaya memiliki fasilitas bengkel untuk

bangunan baru dan reparasi, antara lain :

1) Bengkel Plat

a) Mesin cutting plat otomatis

b) Mesin press 5 ton

c) Mesin bending sampai dengan 30 ton

d) Over head Traveling Crane 5 ton dan 15 ton

e) Mesin pelipat plat

f) CNC

2) Bengkel MesiN

a) Propeler Balancer

b) Mesin Bubut dengan berbagai ukuran

c) Peralatan Las

d) Perkakas Overhaul mesin

Page 32: New KKL

32

e) Mesin Fraise dan Drill dengan kecepatan tinggi

f) Dan peralatan penunjang lainnya

g) Dan peralatan penunjang lainnya

3) Bengkel Outfitting

a) Outfitting pipa

b) Outfitting kayu

c) Outfitting layer dan cat

4) Bengkel Pipa

Sistem pipa merupakan bagian utama suatu sistem yang

menghubungkan titik dimana fluida disimpan ke titik pengeluaran semua

pipa baik untuk memindahkan tenaga atau pemompaan harus

dipertimbangkan secara teliti karena keamanan dari sebuah kapal akan

tergantung pada susunan perpipaan seperti halnya pada perlengkapan kapal

lainnya. Selain itu fungsi dari bengkel pipa yaitu untuk merancang dan

menyusun sistim instalasin perpipaan pada kapal, sistem instalasi ini harus

disusun sedemikian rupa agar sistim pipa tersebut memenuhi syarat

klasifikasi yang di gunakan. Setelah tahap tersebut selesai maka pipa-pipa

tersebut dibawa ke tempat pemasangan atau tempat docking kapal.

Page 33: New KKL

33

f. Bahan Pipa

Bahan pipa yang digunakan di kapal adalah :

1) pipa baja tanpa sambungan (Seamless Drawing Steel Pipe)

Gambar 3.1

Seamless Drawing Steel Pipe

Pipa jenis ini digunakan untuk semua penggunaaan dan dibutuhkan untuk

pipa tekan dan sistem bahan bakar dari pompa injeksi bahan bakar motor

pembakaran dalam.

2) Seamless Drawn Pipe dari Tembaga atau Kuningan

Pipa jenis ini tidak boleh digunakan pada temperatur lebih dari 406 ºF dan

tidak boleh digunakan pada super heater (uap dan panas lanjut).

Page 34: New KKL

34

Gambar 3.2

Seamless Drawn Pipe

3) Lap Welded / Electric Resistence Welded Steel Pipe

Gambar 3.3 gambar 3.4

Lap weldede steel pipe Electric resistence welded steel pipe

Pipa jenis ini tidak diijinkan untuk digunakan dalam sistem di mana tekanan

kerja melampaui 350 Psi atau pada temperatur di mana sistem yang

dibutuhkan pipa tekanan tanpa sambungan.

Page 35: New KKL

35

4) Baja Schedule 40

Pipa ini dilindungi terhadap kerusakan mekanis yaitu perlindungan

menyeluruh dengan sistem galvanis. Dengan sistem perlindungan tersebut

maka pipa dapat digunakan untuk supplai air laut, dapat juga untuk saluran

sistem bilga, kecuali dalam ruangan yang kemungkinan mudah terkena api

sehingga dapat melebar dan merusak sistem bilga.

Gambar 3.5

Baja Schedule 40

5) Pipa Schedule 80 – 120

Pipa jenis ini diisyaratkan mempunyai ketebalan yang lebih tebal

dibandingkan dengan jenis pipa yang lain. Dalam penggunaan pipa schedule

80 – 120 dapat difungsikan sebagai pipa hidrolis yaitu pipa dengan aliran

fluida bertekanan tinggi.

Page 36: New KKL

36

6) Pipa Galvanis

Gambar 3.6

Pipa Galvanis

Pipa jenis ini digunakan untuk supplai air laut (sistem Ballast dan Bilga).

g. Bahan katup dan peralatan

1) Kuningan (Bross)

Katup dengan bahan ini digunakan untuk temperatur di bawah 450 ºF. Bila

temperatur lebih besar dari 550º F maka digunakan material perunggu.

Biasanya mempunyai diameter 3 inchi dan tekanan kerja dapat lebih besar

dari 330 Pcs.

2) Baja Cor/Tuang

Dapat dipakai pada setiap sistem dan untuk semua tekanan/ temperatur.

3) Besi Cor dan Campuran Setengah Baja

Dapat digunakan untuk temperatur yang tidak melebihi 450º F. Kecuali jika

untuk sistem yang bersangkutan diperlukan bahan lain.

Page 37: New KKL

37

h. FLENS

Flens dipakai untuk sistem pipa, dapat dipasang pada pipa – pipa dengan

salah satu cara di bawah ini dengan mempertimbangan bahan yang dipakai.

1) Pipa Baja

Pipa baja dengan diameter normal lebih dari 12 inchi harus dimuaikan

(expanded) ke dalam flens baja atau dapat dibaut pada flens atau dilas.

2) Pipa non ferro

Harus dipatri (solder trased) tetapi untuk diameter lebih kecil atau sama

dengan 2 inchi dapat dibaut

i. Ketentuan Umum Sistem Pipa

Inside Nominal Outside SGP Schedule Schedule Diameter Size Diameter Tebal (mm) (mm)

(mm) (inch) (mm) (mm)

6 ¼ 10.5 2.0 1.7 2.4 10 3/8 17.3 2.3 2.3 3.2

15 ½ 21.7 2.8 2.8 3.7 20 ¾ 27.2 3.2 2.9 3.9

25 1 34.0 3.5 3.4 4.5

32 1 ¼ 42.7 3.5 3.6 4.9

40 1 ½ 48.6 3.8 3.7 5.1

50 2 60.5 4.2 3.9 5.5

65 2 ½ 76.3 4.2 5.2 7.0

80 3 89.1 4.5 5.5 7.6

100 4 114.3 4.5 6.0 8.6

Page 38: New KKL

38

Sumber : JIS Th. 2002

Tabel 3.1

Standart Ukuran Pipa

2. Floating Dock Surabaya II

a. Menggunakan sistem pengapungan dok yang sama seperti floating dock yang

lain.

b. Mempunyai dimensi panjang 84,97 m; tinggi 9,9 m; dan lebar 16,4 meter.

c. Mempunyai kapasitas apung 2500 TLC. ( ton lifting capacity ).

d. Dilengkapi dengan 2 buah Crane yang berada di sisi floating dock.

3. Floating Dock Surabaya IV

a. Mempunyai kapasitas apung 2000 TLC.

b. Mempunyai fasilitas 2 buah Crane yang berada disisi floating dock.

c. Menggunakan sistem perpompaan elektrik yang dioperasikan di Control House.

d. Mempunyai dimensi panjang 92 m; tinggi 9,9 m; dan lebar 16 m.

125 5 139.8 5.0 6.6 9.5

150 6 165.2 5.8 7.1 11.0

200 8 216.3 6.6 8.2 12.7

250 10 267.4 6.9 9.3 -

300 12 318.5 7.9 10.3 -

250 14 355.6 7.9 11.1 -

400 16 406.4 - 12.7 -

450 18 457.2 - - -

500 20 508.0 - - -

Page 39: New KKL

39

4. Floating Dock Surabaya V

a. Mempunyai kapasitas apung 6000 TLC.

b. Menggunakan sistem perpompaan elektrik yang dioperasikan dari Control

House.

c. Mempunyai fasilitas Crane dengan kapastias 6 ton.

d. Mempunyai Dimensi panjang 152,52 m; tinggi 14 m; dan lebar 24 m.

Gambar 3.7

Floating dock PT. Dok dan Perkapalan Surabaya

5. Fasilitas Transportasi

Sarana transportasi merupan saraba yang dibutuhkan dalam jalannya

proses produksi.

Page 40: New KKL

40

a. Fork Lift

Sarana kendaraan sebagai pengangkut bahan-bahan material dan

peralatan lainnya.

b. Crane

1) Rail Way Crane

Berbentuk Crane yang dapat berjalan dengan kapasitas 7 ton,

tinggi 20 meter dan kapasita 60 ton dengan tinggi 75 meter. Crane

tersebut sangat berguna sebagai alat angkut untuk proses assembly kapal

baru.

Gambar 3.8

Rail Way Crane

2) Floating Crane

Floating Crane terdapat di sisi floating Dock dengan kapasitas 75

ton dan ketinggian 15 m. Crane ini dapat dipindahkan dengan

menggunakan Tug boat.

Page 41: New KKL

41

Crane ini mempunyai fungsi yang cukup baik dan sebagai pendukung

reparasi diatas air.

Gambar 3.9

Floating Crane

3) Over Head Crane

Crane ini terdapat di setiap bengkel dan memiliki rel melintang dan

memanjang dengan kapasitas 3–15 ton.

c. Tug Boat

Merupakan sarana penunjang operasional harian. Fungsi Tug Boat ini antara

lain :

1) Untuk menarik dan mendorong kapal yang akan masuk atau keluar dari

Floating Dock

2) Untuk menarik kapal baru setelah diluncurkan.

3) Untuk menarik ponton / Barge

Page 42: New KKL

42

Beberapa Tug boat yang dimiliki oleh PT. Dok & Perkapalan Surabaya

antara lain :

a. DS VI : mempunyai daya 270 PK

b. DS VIII : mempunyai daya 120 PK

c. DS IX : mempunyai daya 360 PK

d. DS X : mempunyai daya 400 PK

Gambar 3.10

Tug Boat yang dimiliki PT. Dok dan Surabaya

6. Fasilitas Peluncuran Kapal

PT. Dok dan Perkapalan Surabaya memiliki tempat peluncuran untuk

membangun bangunan kapal baru dengan dimensi

Panjang : 110 meter

Kapasitas: 6500 Dwt

Dimensi ini tidak tetap karena dimensi dapat disesuaikan dengan kebutuhan

maupun kapasitas kapal.

Page 43: New KKL

43

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan melihat perkembangan yang telah dicapai institut-institut yang telah

mampu mengemban misi yang dibebankan dan terus maju kesasaran jangka panjang.

Maka dengan keberhasilan itu akan memberikan prestasi yang cukup besar untuk

membangun institut-institut yang telah dikunjungi menjadi pusat perkembangan

institut maritim yang sejajar dengan institut sejenis di negara-negara maju.

Hal-hal yang telah dicapai dalam Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dapat

memberikan manfaat antara lain:

1. Dapat memberikan wawasan tentang teknologi ataupun wawasan tentang

industri perkapalan.

2. Mengetahui secara langsung kinerja dan proses produksi dari institut-institut

yang telah dikunjungi.

3. Menambah nilai wawasan kebangsaan karena akan tahu nilai historis dari

sejarah institusi-institusi tersebut.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:

1. Institusi-institusi perlu mempersiapkan sumber daya manusia untuk menjawab

tantangan masa depan dalam upaya meningkatkan produktifitas.

Page 44: New KKL

44

2. Kuliah Kerja Lapangan (KKL) sebagai salah satu sarana untuk mengenalkan

lingkungan industri kerja dan sebagai sarana untuk memperkenalkan lembaga

pendidikan bersangkutan.

B. Saran

Kuliah Kerja Lapangan (KKL) telah terlaksana dengan lancar dan mampu

memberikan serapan ilmu yang berguna bagi taruna dan taruni yang pada akhirnya

dapat bermanfaat untuk tahun-tahun yang akan datang. Kuliah Kerja Lapangan

(KKL) telah memberikan gambaran yang telah jelas. Kami sebagai penulis perlu

memberikan saran-saran antara lain:

1. Untuk lebih mendisiplinkan diri sebaiknya para taruna-taruni menyiapkan

lebih awal tentang Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang pada akhirnya tidak

menyulitkan diri sendiri.

2. Sebaiknya ada kerjasama yang konduktif antara lembaga pendidikan industri-

industri dan biro tour sehinga meminimalkan terjadinya missed

communication yang tidak diharapkan.

3. Keterbatasan waktu yang tersedia dalam Kuliah Kerja Lapangan (KKL) akan

mengurangi dari para taruna-taruni dalam memahami dan menyerap ilmu

pengetahuan.

Page 45: New KKL

45

DAFTAR PUSTAKA

1. Data – Data dari PT. DOK dan PERKAPALAN SURABAYA Tahu 2012.

2. Data – Data dari PT. PAL SURABAYA.

3. www.google.com

4. www.palindonesia.com

5. Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Tahun 2004 Angkatan 2002 dan

Tahun 2010 Angkatan 2008.