new kkl
TRANSCRIPT
Syahrodin NIT : 12.010 008 AKADEMI TEKNIK PERKAPALAN VETERAN SEMARANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Industri perkapalan saat ini telah berkembang pesat yang di dukung dengan alat-
alat yang canggih dan para tenaga kerja yang berkualitas dan profesional. Dampaknya
sangat besar bagi dunia industri perkapalan di Indonesia sebagai negara berkembang
yang dituntut dengan adanya peningkatan industri untuk mengimbangi produk dari
Negara - negara maju lainnya. Pemanfaatan sumber daya alam dan para tenaga kerja
sebagi modal dasar yang kuat untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.
Adapun persiapan pada bidang ilmu perkapalan di perlukan adanya generasi
muda yang aktif terampil dan penuh inovasi.
Mengingat akan pentingnya hal itu, taruna/taruni Akademi Teknik Perkapalan
(ATP) Veteran Semarang mengadakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang ditujukan
untuk memenuhi beban kridit semester dan syarat untuk mengikuti Tugas Akhir (TA)
sekaligus sebagai kegiatan yang mampu memberikan informasi dan pengetahuan di
industri perkapalan. Nantinya taruna/taruni diharapkan selesai melaksanakan studinya
mampu menjadi tenaga kerja yang terampil dan profesional sesuai dengan bidangnya
masing - masing dan turut serta membawa industri perkapalan Indonesia ke dunia
perkapalan internasional.
2
B. Maksud dan Tujuan Pelaksanaan
Adapun maksud dan tujuan dari kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini
penulis bagi menjadi dua yaitu:
1. Tujuan Akademis
a. Memenuhi beban kredit semester dan sebagai salah satu syarat mengikuti Tugas
Akhir (TA) Jurusan Teknik Bangunan Kapal di Akademi Teknik Perkapalan
(ATP) Veteran Semarang,
b. Memperkenalkan Akademi teknik perkapalan (ATP) Veteran semarang pada
masyarakat luas khususnya PT.PAL INDONESIA dan PT.DOK DAN
PERKAPALAN SURABAYA.
c. Menjalin hubungan kerja sama antara Akademi Teknik Perkapalan (ATP)
Veteran semarang dengan instasi-instasi yang telah dikunjungi.
2. Tujuan Ilmiah
a. Mengetahui secara langsung proses produksi dan penerapan teknologi yang
sedang berkembang di industri perkapalan sekarang.
b. Menyesuaikan teori yang disampaikan dikampus dengan kenyataan di lapangan
kerja atau praktek langsung dengan cara pengamatan.
c. Manerapkan ilmu yang dimiliki setiap taruna di bidangnya masing-masing.
d. Menambah nilai-nilai kebangsaan taruna-taruni untuk mencintai dan
memajukan dunia maritim.
3
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini telah dilaksanakan pada:
1. Waktu
Berdasarkan rapat bersama, Kuliah Kerja Lapangan 2012 angkatan 2010 di
berangkatkan pada hari selasa, 22 februari 2012 pada pukul 19.00 wib dan tiba di
surabaya pada hari rabu, 23 februari 2012.
2. Tempat
Tempat pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan tahun 2012 adalah:
a. PT.PAL Indonesia
b. PT. DOK DAN PERKAPALAN Surabaya
D. Metode Pengumpulan Data
Untuk dapat menyajkan suatu laporan dengan baik yang dapat di percaya,
maka di butuhkan adanya pengumpulan data. Dalam hal ini penulis menggunakan
beberapa cara:
1. Interview, yaitu tanya jawab langsung dengan nara sumber yang berhubungan
dengan tujuan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL),
2. Observasi, yaitu melalui pengamatandan tanya jawab secara langsung ke lapangan
mengenai obyek yang diteliti,
3. Referensi, yaitu berupa studi pustaka dan data - data dari hasil kegiatan Kuliah
Kerja Lapangan.
4
E. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan laporan KKL penulis bai menjadi 5 bab yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini, penulisan di arahkan pada pengulasan latar belakang, maksud
dan tujuan pelaksanaan, waktu dan tempat pelaksanaan, metode penulian dan
sistematika penulisan.
BAB II :
Dalam bab ini, berisi tentang ulasan sejarah singkat perusahaan PT. PAL
INDONESIA, pelaksanaan program ahli tekhnologi, program produksi,
pengembangan perusahaan dan ketenagakerjaan di PT. PAL INDONESIA.
BAB III :
Dalam Bab III berisi tentang ulasan sejarah singkat dari perusahaan PT. DOK
DAN PEKAPALAN SURABAYA, serta fasilitas-fasilitas dari perusahaan tersebut.
BAB IV : PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
5
BAB II
PT. PAL INDONESIA
A. Sejarah Berdirinya PT. PAL Indonesia
Pada awalnya industri perkapalan di Surabaya dibangun atas gagasan
dari Gubernur Jendral C.D Capellen pada tahun 1822 guna menunjang armada laut
Belanda di kawasan Asia. Gagasan ini terwujud tahun 1849 dengan membangun
sarana pendukung dan pada tahun 1939 sarana tersebut resmi menjadi milik
pemerintah Belanda dengan nama “Marine Estalishment”, kemudian dikembangkan
lagi menjadi pangkalan angkatan laut kerajaan Belanda.
Ketika kekuasaan Belanda jatuh ke tangan Jepang Fungsu, dari “Merine
Estalishment” tidak mengalami perubahan yaitu tetap digunakan sebagai sarana
perbaikan dan pemeliharaan kapal terutama kapal-kapal angkatan laut Jepang di
bawah pengawasan koigensi, tidak lama kemudian dikuasai oleh Belanda dan pada
tanggal 27 Desember 1949 diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia.
Sarana itu diberi nama Penataran Angkatan Laut (PAL) yang digunakan sebagai
perbaikan dan pemeliharan kapal serta sebagai pangkalan angkatan laut.
Menurut peraturan pemerintah No. 4 tahun 1980 dengan akta pendirian tanggal 15
April 1980 nama PAL (Penataran Angkatan Laut) diubah menjadi PT. PAL Indonesia
di bawah pimpinan Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie.
6
B. Latar Belakang Pembentukan Pusat Industri Maritim
Keadaan industri perkapalan sebelum PT. PAL berdiri kegiatan industri
perkapalan nasional mengarahkan pada masalah-masalah di bidang:
1. Pertahanan dan keamanan armada niaga dan armada keamanan.
2. Perhubungan antarpulau armada niaga dan ferry.
3. Kapal penelitian, rambu-rambu, kapal tunda, kapal bantu dan kapal inspeksi.
Yang secara bertahap mampu melayani sebagian besar permintaan dalam
negeri dan bahkan telah mampu menerima pesanan dari luar negeri. Namun demikian
industri ini masih banyak ketergantungan dengan negara lain terutama mengenai
perangkat keras telah mengalami banyak kemajuan. Sebagai contoh saat PT. PAL
didirikan di Indonesia terdapat 99 galangan dengan 40 perusahaan dan kapasitas yang
dapat dibangun 38000 BRT dan kapasitas docking 1.000.000 BRT pertahun. Sehinga
kehadiran PT. PAL sangat diperlukan dan dijadikan sentral industri perkapalan
nasional.
C. PT. PAL Sebagai Pusat Industri Maritim
Mulai tahun 1980 PT. PAL Indonesia sebagai pusat industri berat di bidang
perkapalan yang paling menonjol. Hal ini didukung dari segi teknologi, penyiapan
program dan pelaksanaan produksi kemudian dijadikan salah satu industri strategis
nasional di bawah langsung Menteri Riset dan Teknologi.
7
Dengan semakin majunya PT. PAL diharapkan dapat menjalankan tugas dan
tanggung jawab antara lain:
1. Mengusahakan dan mengembangkan perbaikan dan pemeliharaan industri
perkapalan untuk menunjang pertahanan nasional.
2. Menjamin perbaikan dan pemeliharaan kapal-kapal TNI-AL RI.
3. Sebagai pusat penelitian dan pengembangan industri perkapalan di Indonesia.
D. Pelaksanan Program Alih Teknologi di PT. PAL Indonesia
Industri perkapalan dalam kaitannya dengan pembangunan mempunyai
peranan yang cukup penting baik untuk sistem pertahanan dan keamanan nasional,
kelancaran mekanisme perdagangan dalam dan luar negeri maupun bagi kelancaran
pemerataan hasil pembangunan. Oleh karena itu, sektor industri ini perlu terus
ditumbuhkembangkan agar dapat berproduksi sesuai dengan kebutuhan sesuai dengan
pembangunan dari segi jumlah, kapasitas dan kualitasnya. Dalam melakukan program
alih diperlukan tahap-tahap:
1. Penggunaan teknologi yang ada untuk proses nilai tambah dalam rangka
memproduksi barang yang laku di pasaran.
2. Mengembangan teknologi yang ada untuk menghasilkan barang baru yang laku di
pasaran.
3. Integrasi yang ada untuk merangsang barang yang diperlukan untuk masa
mendatang.
8
Gambar 2.1
LAY OUT PT. PAL INDONESIA
9
E. Program Produksi PT. PAL Indonesia
Program produksi PT. PAL Indonesia dilaksanakan oleh lima divisi sebagai
berikut:
1. Divisi Kapal Perang
Pengembangan kapal perang di PT. PAL ditangani oleh divisi kapal
perang yang telah dilaksanakan oleh teknologi yang mulanya dengan mentransfer
teknologi kapal perang dan melalui proses nilai tambah dengan memproduksi
kapal patroli, kapal jet foil, berdasarkan lisensi dari galangan kapal Jerman Barat
dan Amerika Serikat. Kapal yang pernah dibuat PT. PAL :
a. FPB 57
Kerja sama PT. PAL dengan galangan kapal FWL dari Republik
Federasi Jerman. Kapal patroli cepat dengan panjang 57 m, diplasemen 400
ton, kecepatan jelajah 28,0 knots dan kecepatan maksimum 29,6 knots.
Gambar 2.2
kapal perang jenis FPB 57
10
b. FPB 28
Kapal patroli cepat dengan panjang 28 m dan berat mati 60 DWT
dirancang untuk patroli pengamanan untuk pelabuhan dan pantai pengawasan
lalu lintas dan keperluan patroli lainnya.
Kapal ini terbuat dari kayu yang terdiri dari dua lapis, pada lapisan dalam
kayu meranti merah dan bagian dalam kayu jati dengan menggunakan rangka
dari aluminium alloy. Kapal ini mempunyai kecepatan jelajah 28,50 knots dan
kecepatan maksimum 30 knots.
Gambar 2.3
kapal perang FPB 28
c. Jet foil
Jet foil model 119 dan 120 didisain untuk tugas pengangkutan pasukan
dengan daya angkut 100 pasukan senjata lengkap dan kecepatan jelajah 45
knots. Jet foil ini mempunyai ukuran panjang 21,45 m dan lebar 9,10 m
11
dengan sistem pendorong sebagai penggeraknya yaitu turbin gas
menggerakkan water jet propulsion.
Gambar 2.4
Salah satu kapal jet foil
2. Divisi Kapal Niaga
Divisi ini pada tahap awal telah memproduksi kapal dan dok apung serta
memproduksi kapal-kapal antara lain:
a. Kapal tanker 3500 DWT
Kapal ini merupakan kapal pesanan dari pertamina dengan tipe kapal product
carrier.
b. Kapal caraka jaya
Kapal caraka jaya diproduksi untuk mengganti kapal-kapal yang telah tua dan
tidak mengaktifkan pelayaran nasional. Semua kapal-kapal tersebut
merupakan karya dari putra Indonesia bekerja sama dengan Jepang.
Kapal ini diproduksi dengan beberapa jenis, yaitu:
12
1) Caraka jaya 1000 DWT
2) Caraka jaya 2500 DWT
3) Caraka jaya 3000 DWT
Divisi ini juga memproduksi kapal utility vessel yang merupakan kapal
pelayaran proyek pengembangan lepas pantai dari pertamina.
3. Divisi Perbaikan dan Pemeliharaan Kapal
Pengembangan dan perbaikan kapal merupakan salah satu kegiatan
pengembangan teknologi perkapalan. Pemeliharaan dan perbaikan kapal
merupakan bagian dari manajemen kapal yang ke semuanya telah dirancang dan
diperhitungkan sejak kapal masih dalam tahap perencanaan.
Indonesia memerlukan armada kapal yang besar untuk melayani pelayaran
nasional dan menunjang pembangunan. Bidang pemeliharaan dan perbaikan harus
direncanakan dan dilaksanakan dengan baik sebagaimana disyaratkan dalam
pengembangan teknologi. Dalam hal ini PT. PAL mendapatkan tugas sebagai
pusat pengembangan teknologi perkapalan yang harus memperbaiki dan
memelihara secara terus menerus.
Melihat kebutuhan kapal yang terus meningkat kagiatan pemeliharaan dan
perbaikan kapal juga terus bertambah. Kesulitan akan terus dihadapi industri
perkapalan di Indonesia karena beban kerja yang belum teratur dengan baik
sehingga perlu diupayakan untuk menjaga keseimbangan produksi, pembaharuan,
peningkatan, kreatifitas tenaga kerja.
13
PT. PAL adalah BUMN yang bertugas untuk mendapatkan keuntungan bagi
negara, maka biaya operasi kegiatan pemeliharaan dan perbaikan yang harus di
perhatikan adalah modal kerja, investor, biaya pemasaran dan bunga modal yang
ditanam.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan merupakan perpaduan antara unit
organisasi teknis sehingga dalam pengembangan kemampuan karyawan dalam
bidang perbaikan dan pemeliharaan di PT. PAL dilaksanakan dalam bidang:
a. Sistem informasi, manajemen produksi, rencana pengawasan.
b. Teknik produksi, prosedur, pengolahan, pemeliharaan, dan perbaikan kapal.
c. Jaminan dan kendali mutu.
d. Pemasukan bahan.
e. Peningkatan sumber daya manusia.
Pemeliharaan dan perbaikan kapal meliputi bidang pekerjaan lambung mesin,
listrik, elektronika, dan senjata. Divisi ini merupakan divisi yang paling sibuk di
mana harus melayani kapal-kapal dari perusahaan dan kapal-kapal dari angkatan
laut. Oleh karena itu, perlu didukung oleh fasilitas yang memadai seperti:
a. Graving dock 20000 TLC
b. Graving dock 30000 TLC
c. Graving dock 5000 TLC
d. Graving dock 1500 TLC
e. Shift lift 2000 TLC (divisi kapal perang)
f. Floating 200 ton dan 50 ton
14
Perbengkelan:
a. Bengkel lambung
b. Hull construction
c. Machine shop
d. Alat-alat navigasi
e. Alat-alat komunikasi
Sistem penunjang :
a. Sistem udara tekan
b. Sistem air laut dan air tawar
c. Sistem gas oksigen
d. Sistem pemadam kebakaran
e. Sistem uap air
Untuk kelancaran dalam pemeliharaan dan perbaikan kapal dikenal prinsip
yang berlaku yaitu: kapal selam akan direparasi oleh galangan kapal tertentu tidak
akan diganti oleh galangan yang lain. Untuk itu harus memiliki catatan riwayat
reparasi sehingga lebih mudah dan cepat dalam penanganan.
Keuntungan dari sistem ini adalah :
a. Catatan riwayat reparasi tersimpan di galangan yang menangani sehingga
memudahkan dalam perbaikan berikutnya.
b. Jadwal reparasi dapat direncanakan secara teratur dan membantu kesiapan
dari galangan.
c. Pekerjaan reparasi dapat diketahui oleh galangan secara teratur.
15
4. Divisi Rekayasa Umum
Dalam pengembangan, PT. PAL juga menangani industri di luar industri
perkapalan di bidang rekayasa. Rekayasa ini meliputi rakayasa bidang industri,
rekayasa konstruksi baja rekayasa komponen kapal.
Rekayasa dalam bidang industri yaitu memproduksi peralatan energi antara
lain komponen pembangkit listrik tenaga uap berupa storage tank sebagai
komponen rekayasa ini adalah kepercayaan yang diberikan perusahaan Mitsubishi
kepada PT. PAL untuk melaksanakan pekerjan tersebut.
Selain itu juga memproduksi beberapa peralatan yang menunjang industri
berat maupun ringan yaitu mesin-mesin diesel hasil rekayasa yang mendapat
lisensi dari luar negeri. PT. PAL mengadakan kerja sama dengan beberapa
perusahaan untuk membuat mesin diesel. Mesin diesel yang telah diproduksi
antara lain:
a. MAN 4 silinder
b. WARTSILA 4 silinder
c. MAK 4 silinder
Kegiatan rakayasa di bidang mesin dilakukan secara bertahap mulai dari
kegiatan assembling, uji coba, pembuatan konstruksi dan sistem perpipaan.
Program pembuatan mesin diesel ini diharapkan mampu untuk memenuhi
kebutuhan kapal. Selain itu juga dapat meningkatkan ketrampilan dalam
perbaikan dan overhoul mesin diesel, ketelitian dan kepekaan dalam mencari
16
kerusakan mesin diesel serta meningkatkan keahlian dalam penyetelan mesin
diesel.
Keuntungan lain yang didapat oleh PT. PAL adalah dapat memungkinkan
pemasaran suku cadang dan komponen mesin diesel dan dapat memanfaatkan
fasilitas untuk menjual jasa uji coba mesin pada pihak luar PT. PAL juga mampu
membuat terobosan dalam bidang rekayasa. Konstruksi baja yaitu untuk
membangun jembatan penghubung antara pulau Jawa dan Madura.
Untuk melengkapi kebutuhan komponen kapal PT. PAL juga telah berhasil
memproduksi berbagai kelengkapan lainnya yang diharapkan mampu mencukupi
kebutuhan dalam industri perkapalan.
5. Divisi lain-lain
Dalam mencukupi kebutuhan tenaga kerja yang terampil PT. PAL mendidik
anak muda yang beminat yaitu bekerja sama dengan pihak Depdikbud dengan
sarana gedung PUSDIKLAT yang mampu menampung 1000 siswa dengan
fasilitas bengkel, kelas dan aula. Pembangunan ini bekerja sama dengan pihak
Jerman. PT.PAL juga memperoleh arealnya dari 140 Ha menjadi 450 Ha untuk
menunjang perkembangan yang semakin pesat.
17
F. Pengembangan Perusahaan
1. Bidang Nonkapal (General Engineering)
Dengan bekal keahlian di bidang perkapalan, perusahaan telah memasuki
bidang produksi nonkapal. Keterampilan yang telah dipupuk tahap demi tahap
yang ditunjang oleh fasilitas mesin NC dan CNC yang modern serta diesel engine
test bench telah menghasilkan kemampuan untuk memproduksi balance of paint.
Komponan stasiun pembangkit listrik sampai dengan 6000 MW (Boiler,
Steam, Turbine) serta merakit dan menguji mesin diesel sampai dengan 10000
BHP. Di samping itu, perusahaan juga mengembangkan kemampuan untuk
memproduksi baja berat seperti berbagai jenis crane bejana bertekanan untuk
industri, produk nonkapal yang telah dihasilkan:
a. Komponen pembangkit tenaga berkapasitas sampai dengan 600 MW untuk
PLTU/PLTG Surabaya Paiton dan Muara karang.
b. Komponen untuk stasiun pembangkit tenaga Fukuyama dan Chita di Jepang.
c. Assembling mesin diesel:
1) 18 unit mesin diesel 2050 HP,
2) 15 unit mesin diesel 1,2 MW sampai dengan 2,8 MW untuk generator
pembangkit tenaga listrik PLTD.
d. Peralatan angkat (overheat crane) peralatan mekanik dan peralatan pabrik
baja nasional PT. Krakatau Steel.
e. Peralatan angkat level lifting crane 15 ton sebanyak 3 unit.
18
f. Turbin compression module seberat 250 ton dengan turbin penggerak
kekuatan 5500 TK untuk mendukung pengeboran minyak di laut.
g. Satu unit Low Pressure Casing dan massa unit Start Up komponen 1400 MW
Bursa Turkey Natural Gas Combined Cycle Power Plant pesanan dari Turki.
2. Bidang Rancang Bangun
Sebagai pusat indurtri maritim PT. PAL perlu terus meningkatkan
kemampuan rancang bangun, rekayasa dan manufacturing yang dibantu
komputer. Saat ini PT. PAL telah memiliki fasilitas rencana bangun dan rekayasa
canggih berbasis komputer berupa CAD CAM (Computer Audit Design and
Computer Audit Manufacturing). Sistem dengan softwere CAD CAM dan
FORAN V.30 serta mesin-mesin NC dan CNC untuk proses manufakturingnya.
3. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pada tahap pertama alih teknologi di mana perusahaan dituntut untuk dapat
memahami dan menguasai teknologi yang telah ada dan mengaplikasikannya
dalam suatu proses produksi, maka perusahaan telah mengkonsentrasikan sumber
daya manusia dengan kualifikasi tenaga terampil melalui penyelenggaraan
pelatihan program terhadap karyawan yang ada dan penyelenggaraan pendidikan
dan pelatihan dasar serta penyelenggara program pendidikan sistem ganda.
Pada tahap kedua keahlian yang dituntut adalah penguasaan bidang rancang
bangun dan rekayasa di samping manajerial untuk mengkoordinasikan dan
mengintegrasikan berbagai teknologi. Untuk itu perusahaan pada penyiapan
tenaga engineer/desingner dengan kualifikasi SI dan penyelenggaraan program
19
pendidikan master untuk memberi keahlian tambahan sebagai mediator antara
engineer dan tenaga terampil.
Pada tahap ketiga merupakan tahap dilakukan inovasi dan penciptaan
teknologi untuk merancang produk masa depan. Dalam hal ini PT. PAL dengan
melakukan sendiri atau kerjasama dengan BPPT dalam program STAID dengan
meningkatkan program pendidikan karyawan ke jenjang S1, S2, S3 dengan
pemberian beasiswa baik di dalam maupun di luar negeri bagi karyawan atau
nonkaryawan yang berpotensi. Untuk menunjang proses alih teknologi secara
keseluruhan, maka karyawan juga dibekali dengan sikap mental yang mendorong
untuk selalu ingin berinovasi dengan melalui penyelenggaraan pelatihan
pengendalian mutu dan penyelenggaraan konvensi gugus kendali mutu.
Sampai saat ini perusahan telah berhasil menyelenggarakan pelatihan
manajemen berjenjang yang terdiri pelatihan manajemen puncak yang ditujukan
terutama bagi karyawan di posisi manajerial. Sedang bagi karyawan di posisi lain
diberikan fasilitas atau kesempatan latihan spesialisasi di bidang tertentu seperti
produksi, komputer, pengoperasian peralatan produksi, akuntansi sekretariatan
dan lain sebagainya. PT. PAL sebagai salah satu perusahaan milik negara yang
bergerak di bidang industri perkapalan sangat membutuhkan banyak tenaga kerja
baik tenaga kerja profesional maupun tenaga kerja non profesional, disamping itu
juga membutuhkan berbagai keahlian dari mulai desain, rekayasa, permesinan,
dan electric.
20
G. Ketenagakerjaan
PT. PAL dalam melaksanakan produksi membutuhkan tenaga kerja yang terlatih
terdidik dan berpengalaman. Adapun karyawan PT. PAL dibagi dalam:
1. Karyawan tetap
Karyawan tetap adalah karyawan yang telah resmi bekerja di PT. PAL
ternasuk penerima beasiswa di luar negeri dan harus mentaati semua peraturan di
PT. PAL dan bertanggung jawab terhadap semua kemampuan dan kemajuan di
PT. PAL, jumlah karyawan di PT. PAL kurang lebih 6500 orang yang
mempunyai tingkat pendidikan yang beragam dan untuk meningkatkan QDC
(Quality, Cost, Delivery), maka PT PAL meningkatkan kemampuan SDM-nya
dengan cara mengirim karyawanya yang berpotensi ke luar negeri.
2. Karyawan tidak tetap
Karyawan tidak tetap adalah karyawan yang bekerja di PT. PAL, tetapi tidak
ikut dalam keorganisasian di PT. PAL melainkan ikut dalam salah satu dari
perusahaan atau kontraktor yang menjalin suatu proyek kerjasama dan hanya
beberapa waktu tertentu. Adapun perbedaan karyawan tetap dan karyawan tidak
tetap adalah karyawan tetap dalam sehari-harinya harus mengenakan seragam
lengkap dengan tanda pengenal yang ditetapkan oleh PT. PAL sedangkan
karyawan tidak tetap memakai seragam yang berbeda dengan karyawan tetap di
PT. PAL.
21
BAB III
PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA
A. Sejarah Berdirinya PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA
Sejarah singkat PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (PERSERO). Didirikan
pada tanggal 22 September 1910 oleh pengusaha Belanda di Amsterdam, dihadapan
Notaris J.P. Smits dengan nama NV. DROOGDOK MATSCHAPPIJ SOERABAJA.
1. Tahun 1942 – 1945 selama pendudukan Jepang, perusahaan dipegang oleh
Jepang dan diberi nama HARIMA ZOSEN.
2. Tanggal 17 Agustus 1945 menjadi milik Pemerintah Republik
Indonesia.
3. Tahun 1945 – 1957 dikuasai kembali oleh Belanda dengan nama NV.
DROGGDOK MATSCHAPPIJ SOERABAJA.
4. Akibat konfrontasi Indonesia dengan Belanda (Trikora) dengan Peraturan
Pemerintah No. 23 tahun 1958 NV. DROGGDOK MATSCHAPPIJ
SOERABAJA diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia dan dikelola
oleh B.P.U. Maritim.
5. Tanggal 1 Januari 1961 melalui Peraturan Pemerintah No.109/1961, tanggal
17 April 1961, resmi menjadi Perusahaan Negara dengan nama P. N. DOK
DAN PERKAPALAN SURABAYA.
22
6. Melalui Peraturan Pemerintah No.24 tahun 1975 P.N. DOK DAN
PERKAPALAN SURABAYA berubah status dan nama dari Perusahaan
Negara (PN), menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT. DOK DAN
PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO)
7. Berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No.10 tahun 1984,
tanggal 28 Nopember 1984 PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA
(PERSERO) yang semula berada dalam pengawasan / pembinaan Departemen
Perhubungan, dialihkan menjadi dalam pengawasan/pembinaan Departemen
Perindustrian dan Perdagangan (Deperindag)
8. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.50 tahun 1998, tanggal 13 April 1998
kedudukan tugas dan kewewenangan Menteri keuangan selaku Pemegang
Saham dan RUPS atas Perseroan Terbatas dialihkan menjadi tanggung jawab
Menteri Negara Pendayagunaan BUMN.
23
Visi dan Misi Perusahaan
Visi :
a. PT. Dok Dan Perkapalan mampu menjadi galangan kapal yang mampu
bersaing di pasar internasional.
Misi
a. PT.Dok dan Perkapalan menjadi perusahaan yang tanguh dan mampu
memenuhi apa yang dibutuhkan oleh castumer.
b. PT.Dok dan Perkapalan terus berkembang menjadi perusahaan yang besar
dibidang perkapalan.
c. PT.Dok Dan Perkapalan memberikan pelayanan yang optimal sehingga
mampu memberikan kepuasan kepada pelangaan dan share holder.
B. Kegiatan Usaha
PT. Dok dan Perkapalan Surabaya sebagai perusahaan galangan kapal
melayani kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Perbaikan Kapal
PT. Dok dan Perkapalan Surabaya melayani perbaikan kapal besar/kecil, kapal
dengan pelayaran samudra atau pantai untuk segala macam tipe sesuai dengan
kapasitas flotaing dock yang dimiliki.
2. Ship Convertion
Melakukan modifikasi bentuk maupun fungsi dari kapal.
24
3. Running Repair
PT. Dok dan Perkapalan Surabaya melayani perbaikan kapal yang dilakukan
pada saat kapal berlayar atau kapal mengalami kerusakan di pelabuhan lain.
4. New Building (kapal baru)
PT. DPS dapat membuat kapal baru dengan berbagai tipe.
5. Off Shore Construction
Selain bergerak dibidang perkapalan, PT. DPS juga menerima pesanan
pembangunan bangunan lepas pantai dll.
C. Fasilitas Galangan
PT. Dok dan Perkapalan Surabaya memiliki fasilitas pendukung pembuatan
kapal serta management yang baik sehingga mendapatkan ISO 9001, hal ini sebagai
bukti bahwa management yang mengolah PT. Dok dan Perkapalan bekerja dengan
baik.
D. Fasilitas pengedokan Kapal
Fasilitas-fasilitas yang telah dimiliki PT. Dok dan Perkaplan Surabaya sebagai
penunjang proses perbaikan kapal antara lain sebagai berikut :
1. Floating Dock Surabaya I
a. Sistematika Pengedokan
Secara umum proses sistematika dalam pengedokan tersendiri dapat
diuraikan dalam beberapa item sebagai berikut:
25
1) Perusahaan (Owner) Menghubungi perusahaan galangan kapal (dalam hal ini
PT. Dok & Perkapalan Surabaya) guna minta antrian pengedokan perbaikan
kapal.
2) PT. Dok & Perkapalan Surabaya memproses berdasarkan data yang diberikan
oleh owner (dijelaskan lebih lanjut pada proses pengedokan)
3) Kemudian dilakukan langkah:
a) Docking Space
b) Repair list
4) Calculation
5) Pranegitiation
6) Contract
7) Dock Regulation
8) Draft Bill
9) Final Calculation
10) Pada langkah tersebut pihak owner diwakoli oleh OS (Owner Surveyor)
11) Setelah mencapai titik kesepakatan maka pihak owner maupun pihak galangan
kapal, menghubungi anak buah kapal untuk naik dok guna persiapan
peralatan yang dibutuhkan dalam proses pengedokan.
12) Selama kapal yang akan melakukan pengedokan (antri masuk dok) pihak PT.
Dok & Perkapalan Surabaya melakukan floating Repair dengan tujuan untuk
efisiensi waktu yang digunakan dalam proses perbaikan kapal.
26
13) Setelah mooring quay habis, kapal mulai memasuki dok yang sebelumnya
telah dipersiapkan bantalan-bantalan yang telah disesuaikan peletakannya
sesuai alur gading-gading utama kapal yang akan melakukan pengedokan,
dengan fasilitas-fasilitas yang telah dipersiapkan oleh PT. Dok & Perkapalan
Surabaya antara lain:
a) Diberikan asistensi tug boat untuk sandar atau datang dan saat kapal
meninggalkan galangan hal ini membutuhkan waktu sekitar 2 – 3 hari
b) Diberikan asistensi line handler saat kapal datang, naik turun dok serta
saat kapal meninggakan galangan.
c) Diberikan fasilitas sandar kade sebelum/sesudah docking.
d) Kapal dinaikkan diatas dock guna dilakukan pengerjaan dibawah garis
air
e) Disupply aliran listrik kekapal untuk lampu
penerangan/power consumption dikapal selama perbaikan;
380V/50Hz, 3Phase, 60A
f) Diberikan 2 buah selang air laut untuk pemadam kebakaran selama
kapal dalam perbaikan
g) Diberikan 5 ton air tawar setiap hari untuk keperluan MCK ABK
selama kapal dalam perbaikan.
h) Diberikan 1 buah bak sampah dikapal selama kapal dalam proses
perbaikan dan sampah dibuang 3 hari sekali.
27
i) Setelah proses perbaikan dibawah garis air selesai maka kembali
dilakukan floating repair dengan tujuan effisiensidock space, sehingga
dok bisa digunakan kapal yang lainnya.
b. Proses Pengedokan
1) Proses persiapan kapal
a) Kapal ditambatkan di Dermaga dan mematikan semua mesin utama kapal.
b) Menurunkan barang-barang yang tidak dipelukan dalam proses perbaikan
kapal, misalnya drum dan barang lainnya yang mudah bergeser.
c) Memasukan alat-alat yang menonjol keluar kapal misalnya stabilisato
kapal.
d) Kapal diusahakan tegak tidak dalam posisi miring ataupun nungging.
e) Kapal yang naik dock diusahakan dalam keadaan free gas demi
keselamatan karyawan dalam proses perbaikan.
f) Menyediakan tali temali, fender dan peralatan yang lain yang dapat
digunakan sewaktu-waktu.
g) Menyediakan kapal tunda sebagai pemandu kapal.
h) Pengosongan tangki, baik tangki bahan bakar, pelumas, ballast dll.
i) Menyediakan gambar yang dibutuhkan dalam proses pengedokan, seperti
a. General arrangement
b. Midshipman section
c. Lines plan
d. Shell expantion
28
j) Memperhatikan posisi waktu gelombang air (pasang/ surut) untuk
proses pemasukan kapal maupun pengeluaran kapal dari dock dengan
dibantu kapal bantu dantug boat.
a. General arrangement
b. Midshipman section
c. Lines plan
d. Shell expantion
e. Lainnya yang dibutuhkan.
Memperhatikan posisi waktu gelombang air (pasang/ surut) untuk
proses pemasukan kapal maupun pengeluaran kapal dari dock dengan
dibantu kapal bantu dantug boat.
c. Persiapan Docking Oleh Pihak Galangan
1) Pengosongan kolam dok dengan menutup pintu air (ponton) dimana pintu air
ini sendiri merupakan pintu berbentuk balok yang bagian tengahnya terdapat
ruangan untuk air, dan menyedot air yang ada dalam kolam dengan
menggunakan pompa.
2) Setelah dok kolam kosong maka dilakukan pemasangan bantalan dudukan
kapal, peletakannya disesuaikan gading-gading utama daripada kapal itu
tersendiri.
3) Kemudian dilakukan pengisian air kembali pada kolam setinggi water
float dengan membuka pintu induk .
29
4) Pengosongan air dalam ponton agar massa dalam ponton tersebut menjadi
ringan sehingga mengapung dan dapat dengan mudah dipindahkan. Dengan
bantuan tali dan ditarik ke bagian samping dok kolam.
5) Kapal dimasukkan dengan bantuan tali temali dan di tempatkan pas terhadap
bantalan yang telah di sediakan sebelumnya sesuai center line yang ada.
6) Penutupan ponton kembali dengan bantuan tali temali di paskan pada
gerbang dan kembali diisi air pada bagian dalamnya, dan kemudian
dilakukan pengosongan kolam dengan bantuan pompa.
d. Proses Pemasukan dan Pengeluaran Kapal dari Dok
1) Proses Pemasukan Kapal
Sebelum memasukkan kapal perlu kita perhatikan hal-hal sebagai berikut:
Mesin harus mati kecuali mesin winch
a) Kapal diatur supaya trim yang terjadi adalah trim minimum, dimana jarak
antara trim haluan dan buritan adalah 2 meter.
b) Kapal harus bebas dari muatan berbahaya dan gas
c) Kesiapan fasilitas sandar (bolder, tali, crew dock dll)
Selain memperhatikan hal-hal tersebut diatas perlu juga dipersiapkan hal-hal
sebagai berikut:
a) Pengaturan keel block dan side block, pada side block mengacu
pada docking line plan
b) Pada keel block 1 m terdiri dari beton cor setinggi 70cm dan bantalan
kayu keras setinggi 30 cm.
30
c) Peninggian side block diatur sesuai bentuk gading-gading kapal.
d) Kapal-kapal dengan lebar sama atau lebih dari 16m dibuat side
block antara, dimana jarak antar block maksimal 2 m atau diatur tumpuan
maksimal pada landasan graving tidak lebih.
e) Posisi bottom plug, peralatan elektronik dibawah kulit lambung, sea
chest, dan sepatu kemudi tidak boleh bertumpu pada stop block.
f) Jarak pengaturan lock sebagai berikut:
a. Penempatan keel block, side block dan side block antara diusahakan
bertumpu pada wrang-wrang double bottom, sekat melintang dan
memanjang sekat melintang dan memanjang untuk menghindari
deformasi pada plat bottom.
b. Penandaan garis, titik, untuk posisi acuan pembentukan kapal.
c. Persiapan tug boat, dock master dan crew dock,batang stut ukuran,
tali-temali, tangga dan lain-lain.
d. Setelah pekerjaan persiapan selesai, kapaldapat dimasukkan, urutan
sesuai dengan proses docking.
2) Proses Pengeluaran Kapal dari Dock
Apabila proses perbaikan selesai, maka kapal telah siap dikeluarkan dan
dapat melakukan prises finising di dermaga. Adapun proses pengeluaran
kapal dari dock adalah sebagai berikut:
a) Semua perlatan kerja dalam graving dock dikeluarkan semuanya
terlebih dahulu, begitu pula kotoran hasil reparasi.
31
b) Kran pintu induk dock dibuka sehingga air masuk ke dalam graving
dock, setelah air yang masuk setinggi permukaan air laut maka pintu
ponton akan terangkat dengan sendirinya.
c) Pada waktu kapal mulai terapung side block yang terikat dengan tali
ditarik dari posisinya kemudian diletakkan disamping.
d) Stoot-stoot samping diambil dan kapal ditarik keluar denga
e) n bantuan tug boat.
e. Fasilitas Bengkel
PT. Dok dan Perkapalan Surabaya memiliki fasilitas bengkel untuk
bangunan baru dan reparasi, antara lain :
1) Bengkel Plat
a) Mesin cutting plat otomatis
b) Mesin press 5 ton
c) Mesin bending sampai dengan 30 ton
d) Over head Traveling Crane 5 ton dan 15 ton
e) Mesin pelipat plat
f) CNC
2) Bengkel MesiN
a) Propeler Balancer
b) Mesin Bubut dengan berbagai ukuran
c) Peralatan Las
d) Perkakas Overhaul mesin
32
e) Mesin Fraise dan Drill dengan kecepatan tinggi
f) Dan peralatan penunjang lainnya
g) Dan peralatan penunjang lainnya
3) Bengkel Outfitting
a) Outfitting pipa
b) Outfitting kayu
c) Outfitting layer dan cat
4) Bengkel Pipa
Sistem pipa merupakan bagian utama suatu sistem yang
menghubungkan titik dimana fluida disimpan ke titik pengeluaran semua
pipa baik untuk memindahkan tenaga atau pemompaan harus
dipertimbangkan secara teliti karena keamanan dari sebuah kapal akan
tergantung pada susunan perpipaan seperti halnya pada perlengkapan kapal
lainnya. Selain itu fungsi dari bengkel pipa yaitu untuk merancang dan
menyusun sistim instalasin perpipaan pada kapal, sistem instalasi ini harus
disusun sedemikian rupa agar sistim pipa tersebut memenuhi syarat
klasifikasi yang di gunakan. Setelah tahap tersebut selesai maka pipa-pipa
tersebut dibawa ke tempat pemasangan atau tempat docking kapal.
33
f. Bahan Pipa
Bahan pipa yang digunakan di kapal adalah :
1) pipa baja tanpa sambungan (Seamless Drawing Steel Pipe)
Gambar 3.1
Seamless Drawing Steel Pipe
Pipa jenis ini digunakan untuk semua penggunaaan dan dibutuhkan untuk
pipa tekan dan sistem bahan bakar dari pompa injeksi bahan bakar motor
pembakaran dalam.
2) Seamless Drawn Pipe dari Tembaga atau Kuningan
Pipa jenis ini tidak boleh digunakan pada temperatur lebih dari 406 ºF dan
tidak boleh digunakan pada super heater (uap dan panas lanjut).
34
Gambar 3.2
Seamless Drawn Pipe
3) Lap Welded / Electric Resistence Welded Steel Pipe
Gambar 3.3 gambar 3.4
Lap weldede steel pipe Electric resistence welded steel pipe
Pipa jenis ini tidak diijinkan untuk digunakan dalam sistem di mana tekanan
kerja melampaui 350 Psi atau pada temperatur di mana sistem yang
dibutuhkan pipa tekanan tanpa sambungan.
35
4) Baja Schedule 40
Pipa ini dilindungi terhadap kerusakan mekanis yaitu perlindungan
menyeluruh dengan sistem galvanis. Dengan sistem perlindungan tersebut
maka pipa dapat digunakan untuk supplai air laut, dapat juga untuk saluran
sistem bilga, kecuali dalam ruangan yang kemungkinan mudah terkena api
sehingga dapat melebar dan merusak sistem bilga.
Gambar 3.5
Baja Schedule 40
5) Pipa Schedule 80 – 120
Pipa jenis ini diisyaratkan mempunyai ketebalan yang lebih tebal
dibandingkan dengan jenis pipa yang lain. Dalam penggunaan pipa schedule
80 – 120 dapat difungsikan sebagai pipa hidrolis yaitu pipa dengan aliran
fluida bertekanan tinggi.
36
6) Pipa Galvanis
Gambar 3.6
Pipa Galvanis
Pipa jenis ini digunakan untuk supplai air laut (sistem Ballast dan Bilga).
g. Bahan katup dan peralatan
1) Kuningan (Bross)
Katup dengan bahan ini digunakan untuk temperatur di bawah 450 ºF. Bila
temperatur lebih besar dari 550º F maka digunakan material perunggu.
Biasanya mempunyai diameter 3 inchi dan tekanan kerja dapat lebih besar
dari 330 Pcs.
2) Baja Cor/Tuang
Dapat dipakai pada setiap sistem dan untuk semua tekanan/ temperatur.
3) Besi Cor dan Campuran Setengah Baja
Dapat digunakan untuk temperatur yang tidak melebihi 450º F. Kecuali jika
untuk sistem yang bersangkutan diperlukan bahan lain.
37
h. FLENS
Flens dipakai untuk sistem pipa, dapat dipasang pada pipa – pipa dengan
salah satu cara di bawah ini dengan mempertimbangan bahan yang dipakai.
1) Pipa Baja
Pipa baja dengan diameter normal lebih dari 12 inchi harus dimuaikan
(expanded) ke dalam flens baja atau dapat dibaut pada flens atau dilas.
2) Pipa non ferro
Harus dipatri (solder trased) tetapi untuk diameter lebih kecil atau sama
dengan 2 inchi dapat dibaut
i. Ketentuan Umum Sistem Pipa
Inside Nominal Outside SGP Schedule Schedule Diameter Size Diameter Tebal (mm) (mm)
(mm) (inch) (mm) (mm)
6 ¼ 10.5 2.0 1.7 2.4 10 3/8 17.3 2.3 2.3 3.2
15 ½ 21.7 2.8 2.8 3.7 20 ¾ 27.2 3.2 2.9 3.9
25 1 34.0 3.5 3.4 4.5
32 1 ¼ 42.7 3.5 3.6 4.9
40 1 ½ 48.6 3.8 3.7 5.1
50 2 60.5 4.2 3.9 5.5
65 2 ½ 76.3 4.2 5.2 7.0
80 3 89.1 4.5 5.5 7.6
100 4 114.3 4.5 6.0 8.6
38
Sumber : JIS Th. 2002
Tabel 3.1
Standart Ukuran Pipa
2. Floating Dock Surabaya II
a. Menggunakan sistem pengapungan dok yang sama seperti floating dock yang
lain.
b. Mempunyai dimensi panjang 84,97 m; tinggi 9,9 m; dan lebar 16,4 meter.
c. Mempunyai kapasitas apung 2500 TLC. ( ton lifting capacity ).
d. Dilengkapi dengan 2 buah Crane yang berada di sisi floating dock.
3. Floating Dock Surabaya IV
a. Mempunyai kapasitas apung 2000 TLC.
b. Mempunyai fasilitas 2 buah Crane yang berada disisi floating dock.
c. Menggunakan sistem perpompaan elektrik yang dioperasikan di Control House.
d. Mempunyai dimensi panjang 92 m; tinggi 9,9 m; dan lebar 16 m.
125 5 139.8 5.0 6.6 9.5
150 6 165.2 5.8 7.1 11.0
200 8 216.3 6.6 8.2 12.7
250 10 267.4 6.9 9.3 -
300 12 318.5 7.9 10.3 -
250 14 355.6 7.9 11.1 -
400 16 406.4 - 12.7 -
450 18 457.2 - - -
500 20 508.0 - - -
39
4. Floating Dock Surabaya V
a. Mempunyai kapasitas apung 6000 TLC.
b. Menggunakan sistem perpompaan elektrik yang dioperasikan dari Control
House.
c. Mempunyai fasilitas Crane dengan kapastias 6 ton.
d. Mempunyai Dimensi panjang 152,52 m; tinggi 14 m; dan lebar 24 m.
Gambar 3.7
Floating dock PT. Dok dan Perkapalan Surabaya
5. Fasilitas Transportasi
Sarana transportasi merupan saraba yang dibutuhkan dalam jalannya
proses produksi.
40
a. Fork Lift
Sarana kendaraan sebagai pengangkut bahan-bahan material dan
peralatan lainnya.
b. Crane
1) Rail Way Crane
Berbentuk Crane yang dapat berjalan dengan kapasitas 7 ton,
tinggi 20 meter dan kapasita 60 ton dengan tinggi 75 meter. Crane
tersebut sangat berguna sebagai alat angkut untuk proses assembly kapal
baru.
Gambar 3.8
Rail Way Crane
2) Floating Crane
Floating Crane terdapat di sisi floating Dock dengan kapasitas 75
ton dan ketinggian 15 m. Crane ini dapat dipindahkan dengan
menggunakan Tug boat.
41
Crane ini mempunyai fungsi yang cukup baik dan sebagai pendukung
reparasi diatas air.
Gambar 3.9
Floating Crane
3) Over Head Crane
Crane ini terdapat di setiap bengkel dan memiliki rel melintang dan
memanjang dengan kapasitas 3–15 ton.
c. Tug Boat
Merupakan sarana penunjang operasional harian. Fungsi Tug Boat ini antara
lain :
1) Untuk menarik dan mendorong kapal yang akan masuk atau keluar dari
Floating Dock
2) Untuk menarik kapal baru setelah diluncurkan.
3) Untuk menarik ponton / Barge
42
Beberapa Tug boat yang dimiliki oleh PT. Dok & Perkapalan Surabaya
antara lain :
a. DS VI : mempunyai daya 270 PK
b. DS VIII : mempunyai daya 120 PK
c. DS IX : mempunyai daya 360 PK
d. DS X : mempunyai daya 400 PK
Gambar 3.10
Tug Boat yang dimiliki PT. Dok dan Surabaya
6. Fasilitas Peluncuran Kapal
PT. Dok dan Perkapalan Surabaya memiliki tempat peluncuran untuk
membangun bangunan kapal baru dengan dimensi
Panjang : 110 meter
Kapasitas: 6500 Dwt
Dimensi ini tidak tetap karena dimensi dapat disesuaikan dengan kebutuhan
maupun kapasitas kapal.
43
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan melihat perkembangan yang telah dicapai institut-institut yang telah
mampu mengemban misi yang dibebankan dan terus maju kesasaran jangka panjang.
Maka dengan keberhasilan itu akan memberikan prestasi yang cukup besar untuk
membangun institut-institut yang telah dikunjungi menjadi pusat perkembangan
institut maritim yang sejajar dengan institut sejenis di negara-negara maju.
Hal-hal yang telah dicapai dalam Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dapat
memberikan manfaat antara lain:
1. Dapat memberikan wawasan tentang teknologi ataupun wawasan tentang
industri perkapalan.
2. Mengetahui secara langsung kinerja dan proses produksi dari institut-institut
yang telah dikunjungi.
3. Menambah nilai wawasan kebangsaan karena akan tahu nilai historis dari
sejarah institusi-institusi tersebut.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Institusi-institusi perlu mempersiapkan sumber daya manusia untuk menjawab
tantangan masa depan dalam upaya meningkatkan produktifitas.
44
2. Kuliah Kerja Lapangan (KKL) sebagai salah satu sarana untuk mengenalkan
lingkungan industri kerja dan sebagai sarana untuk memperkenalkan lembaga
pendidikan bersangkutan.
B. Saran
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) telah terlaksana dengan lancar dan mampu
memberikan serapan ilmu yang berguna bagi taruna dan taruni yang pada akhirnya
dapat bermanfaat untuk tahun-tahun yang akan datang. Kuliah Kerja Lapangan
(KKL) telah memberikan gambaran yang telah jelas. Kami sebagai penulis perlu
memberikan saran-saran antara lain:
1. Untuk lebih mendisiplinkan diri sebaiknya para taruna-taruni menyiapkan
lebih awal tentang Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang pada akhirnya tidak
menyulitkan diri sendiri.
2. Sebaiknya ada kerjasama yang konduktif antara lembaga pendidikan industri-
industri dan biro tour sehinga meminimalkan terjadinya missed
communication yang tidak diharapkan.
3. Keterbatasan waktu yang tersedia dalam Kuliah Kerja Lapangan (KKL) akan
mengurangi dari para taruna-taruni dalam memahami dan menyerap ilmu
pengetahuan.
45
DAFTAR PUSTAKA
1. Data – Data dari PT. DOK dan PERKAPALAN SURABAYA Tahu 2012.
2. Data – Data dari PT. PAL SURABAYA.
3. www.google.com
4. www.palindonesia.com
5. Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Tahun 2004 Angkatan 2002 dan
Tahun 2010 Angkatan 2008.