new pengaruh model pembelajaran cooperative … · 2020. 2. 15. · pengaruh model pembelajaran...

123
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE ARTIKULASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA SISWAKELAS IV SD NEGERI BAREMBENG II KECAMATAN BONTONOMPO KABUPATEN GOWA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar NURUL UTARI 10540 9595 15 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 2019

Upload: others

Post on 29-Oct-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE ARTIKULASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

PENGETAHUAN SOSIAL PADA SISWAKELAS IV

SD NEGERI BAREMBENG II KECAMATAN

BONTONOMPO KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

NURUL UTARI

10540 9595 15

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2019

Page 2: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen
Page 3: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen
Page 4: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE ARTIKULASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

PENGETAHUAN SOSIAL PADA SISWA KELAS IV

SD NEGERI BAREMBENG II KECAMATAN

BONTONOMPO KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

NURUL UTARI

10540 9595 15

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2019

Page 5: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada kemudahan.

Karena itu bila kau telah selesai (mengerjakan yang lain).

Dan berharaplah kepada Tuhanmu.

(Q.S Al Insyirah : 6-8 )

Kupersembahkan karya ini buat:

Kedua orang tuaku, saudaraku, teman karibku dan sahabatku,

atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis mewujudkan

harapan menjadi kenyataan.

ABSTRAK

Nurul Utari, 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe

Artikulasi Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Pada Siswa kelas IV

Sd Negeri Barembeng II Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa. Skripsi,

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Di bawah bimbingan H.

Nurdin dan Hj. Sitti Fatimah Tola.

Page 6: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu apakah model pembelajaran

Cooperative Learning Tipe Artikulasi berpengaruh terhadap hasil belajar ilmu

pengetahuan sosial siswa kelas IV SD Negeri Barembeng II Kabupaten Gowa.

Jenis penelitian ini adalah penelitian Pre-Eksperimental Design yang

menggunakan desain “One Group Pretest Posttest Design”. Populasi penelitian

ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Barembeng II yang berjumlah 30

orang. Dalam penarikan sampel penelitian menggunakan teknik purposive

sampling. Teknik purposive sampling adalah salah satu teknik sampling non

random sampling dimana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara

menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga

diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian. Sampel dalam penelitian ini

adalah siswa kelas IV yang berjumlah 30 orang, terdiri dari 13 orang perempuan

dan 17 orang laki-laki. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pemberian tes

dan observasi. Data yang terkumpul dalam penelitian dianalisis dengan

menggunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pengaruh model pembelajaran

Cooperative Learning Tipe Artikulasi terhadap hasil belajar ilmu pengetahuan

sosial siswa kelas IV SD Negeri Barembeng II Kecamatan Bontonompo

Kabupaten Gowa sebesar 10,7. Berdasarkan nilai tersebut dapat dibandingkan

dengan nilai db = N-1, 30 – 1 = 29. Jadi, db = 30 – 1 = 29 dan t = 0,05 (tabel

terlampir). Sementara, = 10,7 dan = 1,699. Dengan demikian > .

Perbandingan hasil kemampuan pretest dan posttest menunjukkan bahwa nilai

sebanyak 10,7 > nilai 1,699. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian

yang diajukan diterima. Hipotesis diuji dengan statistik uji t, yaitu penggunaan

model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Artikulasi berpengaruh terhadap

hasil belajar ilmu pengetahuan sosial siswa kelas IV SD Negeri Barembeng II

Kecamatan Kabupaten Gowa.

Kata Kunci : Pengaruh, model pembelajaran Cooperative Learning Tipe

Artikulasi hasil belajar ilmu pengetahuan sosial

vii

Page 7: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

ix

KATA PENGANTAR

Allah Maha Penyayang dan Pengasih, demikian kata untuk mewakili atas

segala karunia dan Nikmat-Nya. Jiwa ini takkan henti bertahmid atas anugerah

pada detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa dan rasio pada-Mu,

Sang Khalik. Skripsi ini adalah setitik dari sederetan berkah-Mu.

Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi

terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan

bagaikan fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan,

bagai pelangi yang terlihat indah dari kejauhan, tetapi menghilang jika didekati.

Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi

kapasitas penulis dalam keterbatasa. Segala daya dan upaya telah penulis

kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam

dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan

tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua

orang tua Abdullah, dan Hj Sadariah yang telah berjuang, berdoa, mengasuh,

membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu.

Demikian pula, penulis mengucapkan kepada para keluarga yang tak hentinya

memberikan motivasi dan selalu menemaniku dengn candanya, kepada Drs. H.

Nurdin, M.Pd, dan Dra. Hj. Siti Fatimah Tola, M.Si,. pembimbing I dan

pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi sejak

awal penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada; Prof. Dr. H.

Abdul Rahman Rahim, M.M., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar,

Erwin Akib, S.Pd., M.Pd.,Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar, dan Dan Aliem Bahri, S.Pd.,M.Pd., Ketua

Page 8: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Muhammadiyah

Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan

yang sanagt bermanfaat bagi penulis.

Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada Kepala Sekolah, Guru, Staf

SD Negeri Barembeng II, dan Ibu Risna, S.Pd., selaku wali kelas di sekolah

tersebut yang telah memberikan izin dan bantuan untuk melakukan penelitian.

Penulis juga ucapkan terima kasih kepada teman – teman seperjuanganku Dija,

Nurmi, Leli dan Jannah yang selalu menemaniku dalam suka dan duka, sahabat –

sahabatku terkasih Uni dan Ridha, partnerku Mursalim serta seluruh rekan

mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar angkatan 2015 atas segala

kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuannya kepada penullis yang telah

memberikan pelangi dalam hidupku.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa

mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan

tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak

akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat

memberikan manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis.

Amin.

Makassar, 02 Agustus 2019

Penulis

Page 9: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

xi

x

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL.................................................................................................... ..... i

HALAMAN JUDUL ................................................................................. ..... ii

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................... ..... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... ..... iv

SURAT PERNYATAAN.......................................................................... ..... v

SURAT PERJANJIAN............................................................................. ..... vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. ..... vii

ABSTRAK ................................................................................................. ..... viii

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xiv

DAFTAR BAGAN ....................................................................................................... 15

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... 16

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah..................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

TINDAKAN

A. Kajian Pustaka............................................................................. 9

Page 10: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

xii

1. Hasil Penelitian Relevan ............................................................. 9

2. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar ..........

10 a. Pengertian Pembelajaran

........................................................ 10

b. Pengertian Ilmu Pendidikan Sosial ......................................... 11

c. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial di SD .................... 11

d. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar ................ 12

3. Model Pembelajaran Cooperative Learning ...............................

13 a. Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Learning

......... 13

b. Karakteristik Model Pembelajaran Cooperative Learning .....

14

c. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Cooperative

Learning ..................................................................................15

4. Tipe Artikulasi ............................................................................

17

a. Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe

Artikulasi.................................................................................17

b. Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe

Artikulasi ................................................................................18

c. Sintak Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe

Artikulasi dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ..... 20

5. Hasil Belajar ...............................................................................

23

Page 11: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

xiii

a. Pengertian Hasil Belajar..........................................................23

b. Jenis – Jenis Hasil Belajar ......................................................24

B. Kerangla Pikir.............................................................................. 25

C. Hipotesis Penelitian .................................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian .........................................................

27

B. Populasi dan sampel ....................................................................

29

C. Defenisi Operasional Variabel ....................................................

30

D. Instrumen Penelitian.................................................................... 31

E. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 33

F. Teknik Analisis Data................................................................... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian............................................................................ 40

B. Pembahasan................................................................................. 50

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan....................................................................................... 53

B. Saran ........................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 12: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe

Artikulasi .................................................................................. 20

3.1 Populasi Jumlah Siswa yang ada di Sekolah............................. 29

3.2 Populasi Jumlah Siswa Kelas IV............................................... 30

3.3 Definisi Operasional Variabel Peneltian................................... 30

3.4 Standar Ketuntasan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Soisal..... 34

3.5 Kriteria Ketuntasan Belajar....................................................... 34

4.1 Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai prestest....... 39

4.2 Tingkat Hasil Belajar Pretest..................................................... 40

4.3 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosisal.. 41

4.4 Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai posttest......... 42

4.5 Tingkat Hasil Belajar Posttest.............................................................. 43

4.6 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial.............. 44

4.7 Hasil Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa..................................... 45

xiv

Page 13: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

2.1 Skema Kerangka Pikir.......................................................................... 26

Page 14: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran......................................................... 55

2. Materi ajar................................................................................................ 75

3. LKS Pretest dan Posttest dan Kunci Jawaban.......................................... 88

4. Lembar Observasi Guru dan Siswa.......................................................... 93

5. Daftar Hasil Belajar Nilai Pretest dan Nilai Posttest................................ 95

6. Analisis Nilai Pretest dan Posttest............................................................ 99

7. Penyususnan table nilai-nilai dalam distribusi t....................................... 100

8. Dokumentasi............................................................................................. 101

9. Riwayat hidup........................................................................................... 104

Page 15: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

xvi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan

manusia karena dapat mempengaruhi perkembangan dalam seluruh aspek

kepribadian dan kehidupannya. Pendidikan berlangsung sepanjang hayat selama

manusia masih mampu mengembangkan aspek kepribadian tersebut.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan

Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 menyatakan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dari fungsi pendidikan di atas dapat dijelaskan bahwa pendidikan

berfungsi untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada pada diri

masingmasing individu. Potensi tersebut perlu dikembangkan demi suatu

perubahan yang lebih baik agar kelak menjadi individu yang cakap dan kreatif.

Pendidikan sangat penting, karena dengan pendidikan manusia bisa memperoleh

pengetahuan dan keterampilan serta dapat mengembangkan kemampuan, sikap

dan tingkah laku. Sementara itu, tujuan Pendidikan Nasional selalu beriringan

dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Seiring dengan

perkembangan IPTEK maka proses pendidikan pun mengalami perubahan.

Page 16: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

Mengingat pentingnya pendidikan bagi manusia, pendidikan harus merata. Setiap

manusia Indonesia mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan.

1

Page 17: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen
Page 18: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

2

Manusia dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan serta dapat

mengembangkan sikap, mental dan perilaku melalui pendidikan. Pendidikan dapat

diperoleh di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Pendidikan di sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan yang harus di

tempuh siswa sebelum ke jenjang SMP dan selanjutnya ke SMA. Pemahaman

konsep di jenjang sekolah dasar harus dikuasai dengan baik karena konsep yang

tertanam di sekolah dasar akan menjadi dasar dan membawa pengaruh yang

sangat besar di jenjang selanjutnya. Mengingat peranan pendidikan di jenjang

sekolah dasar sangat penting, maka penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan

di jenjang tersebut harus benar-benar diperhatikan agar tercapai kualitas

pendidikan yang baik.

Untuk mencapai kualitas pendidikan yang baik maka perlu sistem

pendidikan yang baik pula. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 3 menyatakan bahwa “sistem

pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait

secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional”. Berdasarkan

Undang-

Undang di atas, komponen pendidikan berarti bagian dari sistem pendidikan yang

berperan dalam berlangsungnya proses pendidikan untuk mencapai tujuan.

Komponen-komponen tersebut saling terkait sehingga melemahnya satu atau

lebih komponen dapat menghambat tercapainya tujuan belajar.

Salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan nasional adalah

guru. Guru merupakan pihak yang sangat dekat dengan siswa dan terlibat secara

langsung dalam pelaksanaan pembelajaran. Sebagai seorang pendidik yang

profesional guru tidak hanya diharuskan menguasai materi pelajaran yang

Page 19: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

3

diajarkannya namun mereka juga harus memiliki kemampuan dalam menerapkan

strategi, metode, serta menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan

materi pelajaran yang nantinya akan mereka ajarkan.

Hasil observasi menemukan bahwa motivasi belajar 30 siswa pada

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial masih rendah. Hal ini tampak ketika guru

menjelaskan materi, beberapa siswa terlihat sibuk dengan kegiatan masingmasing.

Ada siswa yang mengobrol dengan teman sebangkunya, mendengarkan penjelasan

guru namun terlihat tidak konsentrasi. Ketika mencatat materi yang didikte guru,

siswa terlihat malas dan ada beberapa yang tidak mencatat. Akibatnya ketika

diberi pertanyaan, siswa tidak bisa menjawab. Ketika mengerjakan soal latihan,

masih banyak siswa yang menyontek jawaban teman. Hal ini diperkuat dengan

hasil wawancara dengan beberapa siswa juga menunjukkan bahwa motivasi

belajar siswa masih rendah. Siswa tidak belajar lagi di rumah setelah belajar di

sekolah. Siswa tidak belajar jika tidak ada pekerjaan rumah (PR) dan ketika tidak

disuruh belajar oleh orang tua.

Adapun data dari pencapaian hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa

kelas IV semester I tahun pelajaran 2019/2020 masih di bawah Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 75. Data hasil belajar

kelas IV menunjukkan dari 30 siswa hanya 10 siswa (45%) yang mendapatkan

nilai di atas KKM sedangkan sisanya 20 siswa (55%) nilanya di bawah KKM 75.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun

2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah bahwa Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan

mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. Ilmu Pengetahuan Sosial

Page 20: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

4

mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan

dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi

warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga

dunia yang cinta damai. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dirancang untuk

mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap

kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang

dinamis.

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial bertujuan untuk membuat peserta

didik dapat mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkunganya, peserta didik dididik untuk berpikir logis dan kritis

dalam memecahkan masalah kehidupan sosial. Melalui Ilmu Pengetahuan Sosial,

peserta didik dapat memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial

dan kemanusiaan. Selain itu, Ilmu Pengetahuan Sosial mengajarkan dan melatih

peserta didik dalam berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam

masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global (Sapriya,

2013:194). Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial membantu peserta didik

dalam memahami pengalaman dan menemukan arti kehidupannya, selain itu

siswa dipersiapkan untuk berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, serta

memberikan bimbingan dan arahan dalam menemukan ide-ide baru untuk

memecahkkan masalah yang dikembangkan dari konsep-konsep ilmu sosial

(Susanto, 2014:6).

Page 21: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

5

Pada kenyataanya di lapangan, karakteristik dan tujuan Ilmu Pengetahuan

Sosial tersebut belum sepenuhnya tersampaikan. Susanto (2014:5) menyatakan

bahwa masih terdapat kelemahan dalam pelaksanaan proses pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial, guru masih menggunakan model pembelajaran yang bersifat

konvensional, tidak adanya improvisasi dalam pembelajaran menyebabkan

pembelajaran kurang bermakna dan tidak sesuai dengan tuntutan zaman.

Kelemahan pembelajaran dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tersebut

dikarenakan terbatasnya aktivitas belajar peserta didik yang telah didominasi oleh

peran guru. Mengajar lebih ditampakkan daripada kegiatan pembelajaran,

sehingga berdampak pada lemahnya proses dan pengalaman belajar serta

rendahnya hasil belajar.

Sebagai upaya pemecahan permasalahan tersebut maka peneliti akan

melakukan penelitian eksperimen pada tahun ajaran 2019/2020 untuk mengetahui

perbedaan model pembelajaran cooperative learning tipe artikulasi dengan

metode ceramah yang selama ini digunakan dalam pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial di kelas IV SD Negeri Barembeng II. Agar penelitian lebih

terarah, maka permasalahan dibatasi pada hasil belajar siswa pada ranah kognitif.

Model pembelajaran cooperative learning atau pembelajaran kooperatif

adalah kegiatan belajar siswa dengan struktur kerjasama yang teratur dalam

kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih, untuk memecahkan masalah

yang diberikan dan mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Keberhasilan

kerja sangat dipengaruhi keterlibatan setiap anggota kelompok itu sendiri

(Hamdani, 2011:30). Sedangkan mode pembeljaran cooperative learning tipe

Page 22: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

6

artikulasi merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa aktif dalam

pembelajaran dimana siswa dibentuk menjadi kelompok kecil yang masingmasing

siswa dalam kelompok tersebut mempunyai tugas mewawancarai teman

kelompoknya tentang materi yang baru disampaikan oleh guru. Salah satu anggota

berperan sebagai “penyampai pesan“ dan yang lain berperan sebagai “penerima

pesan”. Konsep pemahaman sangat diperlukan dalam mode pembelajaran ini

(Huda, 2014:268). Melalui pembelajaran model pembelajaran cooperative

learning tipe artikulasi diharapkan pembelajaran menjadi lebih menarik,

menyenangkan, dan bermakna.

Pembelajaran tersebut dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertukar pendapat, bekerja sama dan berdiskusi dengan siswa lain, berinteraksi

aktif dengan guru, dan dapat membantu siswa dalam memahami materi IPS yang

telah dipelajari.

Dari uraian latar belakang di atas maka peneliti akan mengkaji melalui

penelitian eksperimen dengan judul “Pengaruh Model pembelajaran Cooperative

Learning Tipe Artikulasi Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Pada

Siswa Kelas IV SDN Barembeng II Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah ada Pengaruh Model

pembelajaran Cooperative Learning Tipe Artikulasi Terhadap Hasil Belajar Ilmu

Page 23: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

7

Pengetahuan Sosial Pada Siswa Kelas IV SDN Barembeng II Kecamatan

Bontonompo Kabupaten Gowa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui Pengaruh Model pembelajaran Cooperative Learning Tipe

Artikulasi Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Pada Siswa Kelas IV

SDN Barembeng II Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik bersifat

teoretis maupun bersifat praktis.

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan informasi kepada guru di sekolah penelitian ini, bahwa

penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran.

b. Memberikan sumbangan pengetahuan dalam bidang pendidikan yang

berkaitan dengan masalah proses pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat Bagi Siswa

1) Meningkatkan aktivitas belajar siswa terhadap pembelajaran IPS.

2) Meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya dalam mata pelajaran IPS.

3) Meningkatkan kemandirian siswa dalam proses pembelajaran.

4) Melatih kesiapan siswa dalam megikuti pembelajaran.

5) Melatih daya serap pemahaman siswa.

6) Melatih keterampilan berbicara siswa.

Page 24: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

8

7) Meningkatkan interaksi antarsiswa.

b. Manfaat Bagi Guru

1) Sebagai bahan perbaikan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

di kelas menggunakan model-model pembelajaran inovatif, khususnya

pembelajaran menggunakan model pembelajaran cooperative learning

tipe artikulasi.

2) Dapat menambah profesionalisme guru

3) Memberikan pengetahuan pada guru mengenai penggunaan model

cooperative learning tipe artikulasi dalam pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial.

Page 25: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Hasil Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian sebelumnya yang dijadikan referensi bagi penulis,

diantaranya:

1) Penelitian lain juga dilakukan oleh Junianto (2015) yang berjudul

“Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui

Model Artikulasi dan Media Power Point” yang dilakukan di kelas IVA

SD Negeri 08 Metro Selatan. Hasil penelitian ini menunjukkan aktivitas

siswa pada siklus I adalah 69%, hasil belajar ranah psikomotor sebesar

74,5%, dan hasil belajar ranah kognitif sebesar 60%. Pada siklus II

menunjukkan aktivitas siswa sebesar 80%, hasil belajar ranah psikomotor

sebesar 82,5 , dan hasil belajar ranah kognitif sebesar 80%. Hal tersebut

menunjukkan bahwa melalui model artikulasi dan media power point

dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS pada kelas IVA SD

Negeri 08 Metro Selatan.

2) Penelitian lain yang dilakukan oleh Nuriati, dkk (2014) dengan judul

“Eksperimentasi Model Pembelajaran Artikulasi dengan Mengunakan Alat

Peraga pada Materi Bangun Ruang”. Dalam penelitian ini uji hipotesis

yang digunakan adalah uji-t. Dari hasil ini diperoleh thitung = 3,39 dan ttabel

= t0,05;62 = 1,645. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan

model pembelajaran artikulasi dengan menggunakan alat peraga mampu

Page 26: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

10

meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar, dan prestasi belajar

9

matematika siswa yang mendapat pembelajaran dengan model

pembelajaran artikulasi lebih baik dibandingkan model pembelajaran

konvensional pada materi bangun ruang.

Dari beberapa penelitian di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan

penelitian lebih lanjut dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative

Learning Tipe Artikulasi Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Pada

Siswa Kelas IV SDN Barembeng II Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa”.

2. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar

a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu proses yang melibatkan guru, siswa,

lingkungan belajar dan sumber-sumber belajar. Hal ini sesuai dengan Undang-

Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 (Isnaeni, 2013 : 14) tentang Sistem Pendidikan

Nasional Bab 1 Pasal 1 mendefinisikan bahwa pembelajaran adalah proses

interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Rifa’I dan Catharina (2012: 159) mengartikan pembelajaran sebagai suatu

proses komunikasi antara pendidik dengan peserta didik, atau antar peserta didik.

Komunikasi tersebut akan membantu proses belajar dalam kegiatan pembelajaran.

Rifa’I dan Catharina (2012: 159) menambahkan bahwa proses komunikasi

sebagai

esensi dari pembelajaran tersebut dapat dilakukan secara verbal (lisan) ataupun

secara non-verbal, seperti penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran

digunakan untuk membantu menyampaiakan pesan/ atau materi dalam

pembelajaran (Rifa’I dan Catharina, 2012: 161).

Page 27: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

11

Penggunaan media yang tepat dan dengan memperhatikan keberagaman

dan keunikan proses belajar akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa

(Daryanto, 2012: 12). Hal ini berarti penggunaan media memiliki peran yang

strategis dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian peneliti menyimpulkan

bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara guru dengan siswa dan

membutuhkan media untuk memperjelas materi yang disampaikan.

b. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Menurut Susanto (S2014:6) “IPS merupakan integrasi dari cabang-cabang

ilmu sosial, yaitu sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan

budaya. IPS dirumuskan atas dasar realita dan fenomena sosial tersebut”.

Sapriya (2014:20) mengatakan “IPS merupakan mata pelajaran yang

terdiri dari gabungan beberapa mata pelajaran atau disiplin ilmu seperti sosiologi,

sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya”.

Menurut Permendiknas No 22 tahun 2006 IPS merupakan salah satu mata

pelajaran yang diberikan mulai dari SD, SMP, Ilmu Pengetahuan Sosial

mengakaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan

dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI memuat materi geografi, sejarah, sosiologi,

ekonomi.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa IPS

adalah gabungan dari cabang-cabang ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi,

ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial. Ilmu Pengetahuan

Sosial mengakaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang

berkaitan dengan isu sosial.

Page 28: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

12

c. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial di SD

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006

tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah bahwa Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) memiliki ruang lingkup yang meliputi berbagai aspek,

yaitu:

1) Manusia, Tempat, dan Lingkungan

2) Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan

3) Sistem Sosial dan Budaya

4) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan

d. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar

Menurut Yaba (2006:5) secara khusus tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial di

Sekolah Dasar dapat dikelompokkan menjadi empat komponen:

1) Memberikan kepada siswa pengetahuan tentang pengalaman manusia

dalam kehidupan bermasyarakat pada masa lalu, sekarang dan masa yang

akan datang.

2) Menolong siswa untuk mengembangkan keterampilan (skill) untuk

mencari dan mengolah informasi.

3) Menolong siswa untuk mengembangkan nilai/sikap demokrasi dalam

kehidupan masyarakat.

4) Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk mengambil bagian /

berperan serta dalam bermasyarakat.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006

tentang standar isi, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SD/MI dirancang

untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis

terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat

Page 29: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

13

yang dinamis. Tujuan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah agar peserta

didik memiliki kemampuan:

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungannya.

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin

tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam

kehidupan social.

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi

dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan

global.

Menurut Susanto (2014:33) tujuan umum mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial di SD, antara lain:

1) Memperoleh gambaran tentang suatu daerah atau lingkungan sendiri

2) Memperoleh informasi entang suatu daerah/wilayah Indonesia

3) Memperleh pengetahuan tentang penduduk Indonesia

4) Menumbuhkan wawasan dan kesadaran kebangsaan

5) Mengetahui kebutuhan hidup

6) Merasakan kemajuan teknologi

7) Mampu berkomunikasi, bekerja sama, dan berkompetisi di tingkat lokal,

nasional, dan internasional

8) Mampu berinteraksi sebagai makhluk sosial yang berbudaya

9) Memiliki kepekaan terhadap peristiwa sosial budaya, dan 10)Memiliki

integritas tinggi terhadap negara dan bangsa.

3. Model Pembelajaran Cooperative Learning

Page 30: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

14

a. Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Learning

Model pembelajaran cooperative learning atau model pembelajaran

kooperatif adalah model dengan interaksi sosial, dimana siswa dalam

pembelajaran dibentuk menjadi kelompok-kelompok kecil, dengan adanya kerja

sama anggota kelompok dapat menumbuhkan motivasi yang lebih besar dari pada

belajar secara individu (Huda, 2014: 110).

Model pembelajaran cooperative learning adalah kegiatan belajar siswa

dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Siswa

belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil dan saling membantu untuk

memahami materi pelajaran (Hamdani, 2011:30).

Menurut Susanto (2014: 204) Model pembelajaran cooperative learning

adalah model pembelajaran yang mengelompokkan siswa menjadi

kelompokkelompok kecil dimana anggotanya terdiri dari berbagai unsur

(heterogen) untuk bekerja sama secara terarah dalam sebuah tim dalam mecapai

tujuan bersama dengan cara menyelesaikan masalah maupun tugas.

Dari pendapat-pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran cooperative learning atau model pembelajaran kooperatif adalah

kegiatan belajar siswa dengan struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok.

Pengelompokan anggotanya bersifat heterogen. Siswa bekerja sama untuk

memecahkan masalah yang diberikan, saling membantu dalam memahami materi

pelajaran, dan mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Keberhasilan

kerja sangat dipengaruhi keterlibatan setiap anggota kelompok itu sendiri.

b. Karakteristik Model Pembelajaran Cooperative Learning

Menurut Hamdani (2011:31) ciri-ciri pembelajaran kooperatif, yaitu:

Page 31: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

15

1) Setiap anggota memiliki peran,

2) Terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa,

3) Setiap anggota keompok bertanggung jawab atas cara belajarnya dan juga

teman-teman sekeompoknya.

4) Dengan demikian tugas guru adalah membantu mengembangkan

keterampilanketerampilan interpersonal kelompok, dan

5) Membimbing dan berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

Tujuan dari cooperative learning adalah untuk meningkatan partisipasi

siswa, memberikan kepada siswa untuk berekspresi, membentuk kepemimpinan

dalam kelompok, memberikan pengalaman kepada siswa untuk mengambil

keputusan secara bersama, memberi kesempatan siswa untuk berinteraksi dan

saling belajar dengan siswa lain yang memiliki latar belakang yang berbeda, baik

sosial, ekonomi, kultur, gender, maupun tingkat kemampuan masing-masing

(Susanto, 2014:206).

Arends (Susanto, 2014:207) mengungkapkan bahwa terdapat tiga hasil

yang dapat dicapai dalam pembelajaraan kooperatif, yaitu:

Efek pada perilaku kooperatif, yaitu dalam bentuk vebal maupun non verbal Efek

pada toleransi terhadap keanekaragaman, pembelajaran ini mendukung

terciptanya hubungan baik antarsiswa yang memiliki latar belakang yang

berbedabeda.

Efek prestasi akademik, selain mempengaruhi perilaku kooperatif dan

hubungan kerja kelompoknya, pembelajaran ini juga membantu dalam

meningkatkan prestasi akademiknya.

c. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Cooperative Learning

Page 32: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

16

1.Kelebihan Model Pembelajaran Cooperative Learning

Menurut Susanto (2014:251) kelebihan dari model pembelajaran

cooperative learning dilihat dari aspek siswa adalah memberikan peluang kepada

siswa untuk mengemukakan dan membahas suatu pandangan, pengalaman yang

diperoleh siswa dengan belajar secara bekerja sama dalam kelompok sehingga

siswa dapat mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilannya

dengan maksimal. Selain itu dengan model pembelajaran cooperative learning

siswa menjadi lebih mandiri dalam berpikir dan mencari informasi dari berbagai

sumber. Siswa dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan gagasan dan

membandingkannya dengan ide-ide orang lain. Membantu siswa dalam mengatasi

masalah interaksi sosial sehingga dapat bekerja sama dengan orang lain.

Meningkatkan motivasi dan aktivitas siswa karena masing-masing siswa memiliki

tanggung jawab yang sama dalam belajar.

Model pembelajaran cooperative learning membantu dalam membangun

pengetahuan, melatih kedisiplinan, menjadikan siswa lebih mandiri dalam belajar,

belajar menghargai hak orang lain, serta membangun kehangatan dan interpretasi

interpersonal (Huda, 2014: 110).

2. Kelemahan Model Pembelajaran Cooperative Learning

Pembelajaran Cooperative Learning selain memiliki keunggulan juga

memiliki kelemahan – kelemahan antara lain :

a. Untuk memahami dan mengerti filosofis cooperative learning memang

butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara

otomatis siswa dapat mengerti dan memahami filsafat cooperative

learning. Untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan, contohnya,

meraka akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki

Page 33: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

17

kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat mengganggu iklm

kerja sama dalam kelompok.

b. Ciri utama dari cooperative learning adalah bahwa siswa saling

membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif,

maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi

cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami

tidak pernah dicapai oleh siswa.

c. Penilaian yang diberikan dalam cooperative learning didasarkan kepada

hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa

sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap

individu siswa.

d. Keberhasilan cooperative learning dalam upaya mengembangkan

kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang,

dan hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali atau

sekali-kali penerapan strategi ini.

e. Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat

penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang

hanya didasarkan kepada kemampuan individual. Oleh karena itu idealnya

melalui cooperative learning selain siswa belajar bekerja sama, siswa juga

harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri. Untuk mencapai

kedua hal itu dalam cooperative learning memang bukan pekerjaan yang

mudah. ( Agus. 2006 )

4. Tipe Artikulasi

a. Pengertian Model Pembelajaran cooperative learning tipe artikulasi

Artikulasi atau articulate, terjemahan dalam kamus diartikan sebagai hal

yang nyata, sesuatu yang benar diajarkan. Ujaran atau ucapannya benar menurut

pembentukan pola ucapan setiap bunyi bahasa untuk membentuk kata. Istilah

artikulasi digunakan di lapangan dengan tidak dipermasalahkan, yang paling

penting pelayanannya bisa dilakukan efektif kepada anak dengan tujuan agar

Page 34: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

18

upaya latihan ucapan dapat meningkatkan kekayaan dan kemampuan berbahasa

anak. Kaitannya pelaksanaan latihan/pembelajaran, artikulasi diartikan sebagai

upaya agar anak pandai mengucapkan/mengajarkan kata-kata menjadi jelas pola

ucapannya.

Model pembelajaran cooperative learning tipe artikulasi merupakan model

pembelajaran yang menuntut siswa aktif dalam pembelajaran dimana siswa

dibentuk menjadi kelompok kecil yang masing-masing siswa dalam kelompok

tersebut mempunyai tugas mewawancarai teman kelompoknya tentang materi

yang baru disampaikan oleh guru. Salah satu anggota berperan sebagai

“penyampai pesan“ dan yang lain berperan sebagai “penerima pesan”. Konsep

pemahaman sangat diperlukan dalam mode pembelajaran ini (Huda, 2014:268).

Adapun langkah-langkah model pembelajaran Artikulasi menurut Aqib, (2011:22)

sebagai berikut:

1) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

2) Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.

3) Membentuk kelompok berpasangan dua orang.

4) Suruhlah seorang dari pasangan tersebut menceritakan materi yang baru

diterima dari guru,dan pasangannya mendengarkan sambil membuat

catatancatatan kecil, kemudian bergantian peran, begitu juga kelompok

lainnya.

5) Suruh siswa secara bergiliran/ diacak menampaikan wawancaranya

dengan temannya,sampai sebagian besar siswa sudah menyampaikan hasil

wawancaranya.

Page 35: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

19

6) Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang belum dipahami

siswa.

7) Kesimpulan/penutup

b. Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Artikulasi

Perbedaan Model pembelajaran cooperative learning tipe artikulasi

dengan model lainnya adalah model ini lebih menekankan pada komuikasi siswa

kepada teman satu kelompoknya karena dalam proses belajar kelompok, siswa

melakukan wawancara dan menyampaikan informasi maupun pengetahuan yang

diperolehnya, sehingga setiap siswa memiliki kesempatan yang sama dalam

menyampaikan pendapatnya (Huda, 2014:269).

Model pembelajaran cooperative learning tipe artikulasi yang digunakan

dalam kegiatan belajar mengajar dapat berpengaruh pada kemandirian siswa

dalam belajar. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran cooperative

learning tipe artikulasi dapat meningkatkan partisipasi siswa karena semua siswa

terlibat (mendapat peran). Selain itu pembelajaran menggunakan model

pembelajaran cooperative learning tipe artikulasi juga melatih kesiapan siswa

dalam mengikuti pembelajaran, melatih daya serap pemahaman dari orang lain,

pembelajaran ini cocok untuk tugas sederhana. Serta model pembelajaran tipe

artikulasi juga membuat interaksi lebih mudah antarsiswa dengan kelompok,

maupun antarkelompok kecil, dan melalui model ini dapat melatih keterampilan

berbicara siswa. (Huda, 2014:268)

Selain itu ada beberapa manfaat lain dari tipe artikulasi ini, yaitu (1) model

pembelajaran cooperative learning tipe artikulasi dapat meningkatkan kepekaan

dan kesetiakawanan sosial, (2) menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri

Page 36: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

20

atau egois, (3) meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia, (4)

meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik,

(5) meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan,

jenis kelamin, normal/cacat, etnis, kelas sosial, agama dan orientasi tugas, (6)

meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai

perspektif, (7) memungkinkan para siswa saling belajar mengamati sikap,

keterampilan, informasi, perilaku sosial dan pandangan-pandangan, (8)

memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial, (9) berbagai ketrampilan

sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat

diajarkan dan dipraktekkan.

Jadi, model pembelajaran Cooperative Learning tipe Artikulasi

berpengaruh pada kemandirian peserta didik, kesiapan dalam mengikuti

pembelajaran, melatih keterampilan dalam berinteraksi sosial, melatih daya serap

dan keterampilan menangkap informasi yang diberikan kepada siswa tenang

materi pembelajaran yang telah disampaikan, serta melalui model ini dapat

melatih keterampilan berbicara siswa.

c. Sintak Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Artikulasi dalam

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Tabel 2.1 Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe

Artikulasi

Langkah-langkah

model Artikulasi

Keterampilan Guru

menggunakan Model

pembelajaran

Cooperative Learning

Tipe Artikulasi

Aktivitas Siswa menggunakan

Model pembelajaran

Cooperative Learning Tipe

Artikulasi

Page 37: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

21

1. Menyampaikan

tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai

1. Guru memberikan

apersepsi, menyampaikan

tujuan pelajaran.

1. Memperhatikan apersepsi

dan tujuan pembelajaran yang

disampaikan oleh guru.

2. Penyajian materi

pelajaran

2. Guru menyampaikan

materi ”Kenampakan

alam dan sosial budaya”

kepada siswa

2. Siswa mengamati dan

mendengarkan materi yang

disampaikan guru.

3. Membentuk

kelompok

3. Membentuk siswa

berkelompok secara

berpasangan dan

menyampaikan

aturanaturan bermain

peran

3. menerima pembagian

kelompok, dan mendengarkan

instruksi guru

4. Melakukan

wawancara dengan

teman kelompok

4. Guru membimbing

kelompok-kelompok

belajar pada saat siswa

berdiskusi. 4. siswa berperan sebagai

pemberi pesan dengan

menyampaikan materi apa

saja yang telah didapatnya

dan penerima pesan,

melakukan wawancara

terhadap pasangan dengan

membuat catatan. Lalu

berperan sebaliknya.

Page 38: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

22

5. Menyampaikan

hasil wawancara 5. Guru memanggil siswa

secara acak untuk

menyampaikan hasil

wawancara.

5. Menyampaikan hasil

wawancara dengan

pasangan kelompoknya.

6. Mengulang

kembali materi

yang belum

dipahami

6. Guru melakukan

tanya jawab kepada

siswa mengenai materi

yang belum dipahami

6. Siswa melakukan tanya

jawab dengan guru mengenai

materi yang belum dipahami

7. Membuat

kesimpulan

7. Membimbing siswa

membuat kesimpulan

7. Membuat kesimpulan

materi yang telah dipelajari

Modifikasi dari Aqib, (2011:22)

Hamdani (2011:79) menyatakan bahwa guru merupakan variabel bebas

yang mempengaruhi kualitas pengajaran. Keterampilan dasar yang dimiliki oleh

guru akan menentukan berhasil dan tidaknya suatu pembelajaran. Menurut

Rusman (2013:85) secara aplikatif, terdapat keterampilan dasar mengajar bagi

guru, yaitu (1) keterampilan bertanya, (2) keterampilan mengadakan variasi, (3)

keterampilan menjelaskan, (4) keterampilan membuka dan menutup pelajaran, (5)

keterampilan mengelola kelas, (6) keterampilan membimbing diskusi kelompok

kecil, (7) keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorang, (8) keterampilan

memberi penguatan (reinforcement).

Adapun indikator keterampilan guru dalam penelitian pembelajaran IPS

dengan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Artikulasi adalah: (1)

Page 39: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

23

memberikan apersepsi dan menyampaikan tujuan pelajaran (keterampilan

membuka pelajaan), (2) menyampaikan materi ”Kenampakan alam dan sosial

budaya” kepada siswa (keterampilan menjelaskan, keterampilan mengelola kelas,

dan keterampilan mengadakan variasi), (3) membentuk siswa berkelompok secara

berpasangan dan menyampaikan aturan-aturan bermain peran (keterampilan

menjelaskan dan keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil), (4)

membimbing kelompokkelompok belajar pada saat siswa berdiskusi

(keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil), (5) melakukan pembahasan

hasil diskusi bersama siswa (keterampilan mengajar kelompok kecil dan

perseorang), (6) melakukan tanya jawab kepada siswa mengenai materi yang

belum dipahami (keterampilan bertanya), (7) membimbing siswa membuat

kesimpulan (keterampilan memberi penguatan).

Namun perlu digaris bawahi bahwa dalam penelitian ini pengamatan

hanya berfokus pada aktivitas siswa dengan menggunakan lembar pengamatan

aktivitas siswa. Menurut Paul B. Dierich (Hamalik, 2011: 172) aktivitas siswa

merupakan serangakaian kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mengikuti

pembelajaran sehingga menimbulkan perilaku belajar siswa. Aktivitas siswa

dalam pembelajaran digolongkan menjadi aktivitas visual, aktivitas lisan, aktivitas

mendengarkan, aktivitas menulis, aktivitas menggambar, aktivitas motorik,

aktivitas mental, aktivitas emosional.

Adapun indikator aktivitas siswa dalam penelitian pembelajaran IPS

dengan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Artikulasi adalah: (1)

memperhatikan apersepsi dan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru

(listening activities); (2) mengamati dan mendengarkan materi yang disampaikan

Page 40: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

24

guru (listening activities & visual activities); (3) menerima pembagian kelompok,

dan mendengarkan instruksi guru (emotional activities); (4) Siswa berperan

sebagai pemberi pesan dengan menyampaikan materi apa saja yang telah

didapatnya dan penerima pesan, melakukan wawancara terhadap pasangan dengan

membuat catatan (mental activities, listening activities, oral activities, & writing

activities); (5) menyampaikan hasil wawancara dengan pasangan kelompoknya

(oral activities); (6) melakukan tanya jawab dengan guru mengenai materi yang

belum dipahami (oral activities); (7) membuat kesimpulan materi yang telah

dipelajari (writing activities, mental activities).

5. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Belajar adalah proses aktif internal individu dimana melalui

pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya

perubahan tingkah laku yang relatif permanen (Kurniawan, 2014 : 8).

Menurut Reich (Yanuarti dan Sobandi, 2016 : 12), Hasil belajar

merupakan hasil yang dicapai oleh peserta didik dalam bentuk huruf atau angka

disetiap akhir dari pembelajaran.

Berdasarkan berbagai pendapat ahli tersebut, disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah pencapaian peserta didik setelah mendapatkan pembelajaran yang

berpengaruh terhadap sikap, tingkah laku, maupun kognitif dan kemampuannya.

b. Jenis-jenis Hasil Belajar

Dalam sebuah buku yang ditulis oleh Kurniawan (2014 : 9-15),

dikemukakan pendapat tentang jenis-jenis hasil belajar dari beberapa ahli yaitu

antara lain sebagai berikut.

Page 41: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

25

1) Kingsley membedakan hasil belajar siswa menjadi tiga jenis, yaitu

keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, serta sikap dan cita-

cita.

2) Bloom Et al menggolongkan pengertian belajar menjadi tiga bagian, yaitu

sebagai berikut.

a) Hasil belajar kognitif (berkaitan dengan kemampuan berpikir atau

intelektual).

b) Hasil belajar afektif (berkaitan dengan kepekaan rasa atau emosional)

c) Hasil belajar Psikomotorik (berkaitan dengan kemampuan gerak atau

keterampilan yang dimiliki peserta didik).

3)Robert M. Gagne mengajukan lima kategori hasil belajar yang, yaitu

keterampilan intelektual (intellectual skill), strategi kognitif (cognitive

strategy), informasi verbal (verbal information), keterampilan gerak (motoric

skill), sikap (attitude).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa terdapat

beberapa jenis hasil belajar secara garis besar yaitu hasil belajar kognitif

(intelektual), afektif (emosional), dan psikomotorik (keterampilan). Adapun hasil

belajar yang dinilai pada penelitian ini adalah hasil belajar kognitif.

B. Kerangka Pikir

Kerangka pikir bertujuan memberikan gambaran tentang konsep dasar

yang digunakan dalam penelitian ini sehingga dapat menunjukkan alur pikir

secara tepat sekaligus mampu mengakomodasi semua permasalahan yang ada

dengan cara memecahkan permasalahannya.

Page 42: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

26

Dalam peneliti ini peneliti akan menggunakan model pembelajaran

cooperative learning tipe artikulasi dalam pembelajaran. Model pembelajaran

cooperative learning tipe artikulasi adalah model yang menuntut siswa untuk

aktif, dimana siswa dibentuk menjadi kelompok kecil yang masing-masing siswa

dalam kelompok tersebut mempunyai tugas mewawancarai teman kelompoknya

tentang materi yang baru disampaikan oleh guru. Salah satu anggota berperan

sebagai “penyampai pesan“ dan yang lain berperan sebagai “penerima pesan”.

Dengan demikian siswa yang ingin memiliki pengetahuan haruslah aktif dalam

diskusi kelompok. Model pembelajaran Cooperative Learning tipe Artikulasi

berpengaruh pada kemandirian peserta didik, kesiapan dalam mengikuti

pembelajaran, melatih keterampilan dalam berinteraksi sosial, serta melatih daya

serap siswa terhadap materi pembelajaran yang telah disampaikan.

Dari uraian di atas dapat digambarkan kerangka pikir sebagai berikut:

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Belum Menggunakan Model

Pembelajaran Cooperative

Learning tipe Artikulasi

) Pretest (

Menggunakan Model

Pembelajaran Cooperative

Learning tipe Artikulasi

( Posttest )

Analisis

Temuan

Bagan 2.1: Skema Kerangka Pikir

Page 43: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

27

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir yang telah dikemukakan di

atas, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

H1 : “Ada pengaruh yang signifikan antara penerapan penggunaan Model

Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Artikulasi Terhadap Hasil Belajar

Ilmu Pengetahuan Sosial Pada Siswa Kelas IV SDN Barembeng II

Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa”.

Page 44: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

1. Jenis penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen. Sugiyono ( 2010: 107) mengemukakan, metode penelitian ini

merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

tertentu terhadap pengaruh lain dalam kondisi yang terkendalikan. Metode ini

merupakan bagian dari metode kuantitatif yang mengkaji pengaruh Model

Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Artikulasi Terhadap Hasil Belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial Pada Siswa Kelas IV SDN Barembeng II Kecamatan

Bontonompo Kabupaten Gowa”.

Sugiyono (2017: 60) “Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa

saja yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini

digunakan yakni variabel independen dan dependen.

Variabel independen sering disebut sebagai variabel bebas. Sugiyono

(2017: 61) mengemukakan “Variabel independen merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen”. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu Model Pembelajaran

Cooperative Learning Tipe Artikulasi.

Page 45: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

29

Variabel dependen sering disebut sebagai variabel terikat. Sugiyono (2017:

61), “Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas”. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel

dependen yaitu hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial.

2. Desain penelitian

Penelitian eksperimen dibagi menjadi tiga jenis penelitian. Ketiga jenis

penelitian itu adalah Pre-Eksperimental Design, Eksperimen semu atau Quasi

Eksperimental dan eksperimen sebenarnya. Peneliti menggunakan jenis penelitian

Pre-Eksperimental Design dengan jenis One-Group Pretest-Posttest Design.

Dalam penelitian in, hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena

membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan (treatment) dan

keadaan setelah diberi perlakuan (treatment). Adapun desain penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Sumber: (Sugiyono, 2017: 111)

Keterangan:

O1 = Tes awal sebelum diberikan perlakuan (pretest)

O2 = Tes akhir setelah diberikan perlakuan (posttest)

X = Perlakuan yang diberikan

Model eksperimen ini melalui tiga langkah yaitu:

O 1 X O 2

Page 46: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

30

a) Memberikan pretest untuk mengukur variabel terikat (Hasil belajar IPS)

sebelum perlakuan dilakukan.

b) Memberikan perlakuan kepada kelas subjek penelitian dengan

menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Artikulasi.

c) Memberikan posttest untuk mengukur variabel terikat setelah perlakuan

dilakukan.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sugiyono (2017: 117) bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Adapun perinciannya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Populasi Jumlah Siswa yang ada di Sekolah

No. Kelas Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan Jumlah (L + P)

1. I 18 14 32

2. II 20 18 38

3. III 17 9 26

4. IV 17 13 30

5. V 15 13 28

6. VI 13 14 27

Jumlah 100 81 181

(Sumber: Data sekolah siswa SDN Barembeng II Kecamatan Bontonompo

Kabupaten Gowa)

Page 47: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

31

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili

populasi. Dalam penarikan sampel penelitian menggunakan teknik purposive

sampling. Teknik purposive sampling adalah salah satu teknik sampling non

random sampling yang mana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan

cara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga

diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian. Alasan untuk meneliti

adalah karena rendahnya hasil belajar Ilmu Pengetahuan Soisal kelas IV

berdasarkan informasi dari seorang guru SDN Barembeng II Kecamatan

Bontonompo Kabupaten Gowa.

Tabel 3.2 Populasi Jumlah Siswa Kelas IV

Kelas Jenis Jumlah

Keseluruhan Laki – laki Perempuan

IV 17 13 30

(Sumber: Data sekolah siswa SDN Barembeng II Kecamatan Bontonompo

Kabupaten Gowa)

C. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel penelitian adalah penjelasan dari masing

masing variabel yang digunakan dalam penelitian terhadap indikator-indikator

yang membentuknya. Definisi operasional penelitian ini dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel Peneltian

Jenis Variabel Definisi Indikator Jenis data

Page 48: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

32

model

cooperative

learning tipe

artikulasi

(variabel x)

Model yang

membagi siswa

menjadi

kelompok kecil,

dimana . salah

satu anggota

berperan sebagai

“penyampai

pesan“ dan

yang lain

berperan

sebagai

“penerima pesan”

(Huda, 2014:268).

1.Menyampaikan tujuan

pembelajaran yang

ingin dicapai

2.Penyajian materi

pelajaran

3.Membentuk kelompok

berpasangan

4.Melakukan wawancara

dengan teman

kelompok

5.Menyampaikan hasil

wawancara

6.Mengulang kembali

materi yang belum

dipahami

7.Membuat kessimpulan

Data nominal

Hasil Belajar

(variabel y)

Hasil belajar

adalah perubahan

perilaku akibat

belajar,

disebabkan karena

adanya

ketercapain

penguasaan bahan

belajar yang telah

diberikan pada

proses belajar

(Purwanto,

2014:46).

1. Menyebutkan

kenampakan alam

wilayah daratan,

2. Menyebutkan

kenampakan alam

wilayah perairan,

3. Menjelaskan pengaruh

kenampakan alam

terhadap adat istiadat,

4. Menjelaskan pengaruh

kenampakan alam

terhadap bahasa,

5. Menjelaskan pengaruh

kenampakan alam

terhadap peralatan

Data interval

Page 49: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

33

dan perlengkapan

hidup manusia,

6. Menyebutkan

peristiwa alam yang

sering terjadi,

7. Menyebutkan

pengaruh peristiwa

alam terhadap

kehidupan sosial.

D. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah:

1. Tes hasil belajar siswa

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

variabel penelitian (Sugiyono, 2017:148). Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah instrumen tes berupa tes objektif dalam bentuk soal

pilihan ganda untuk menilai hasil belajar.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah tes awal dan tes akhir, adapun langkah-langkah pengumpulan data yang

akan dilakukan sebagai berikut:

1. Tes awal (Pretest)

Tes awal dilakukan sebelum treatment, pretest dilakukan untuk

mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh siswa sebelum digunakan

pembelajaran dengan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe

Artikulasi.

2. Pemberian perlakuan (Treatment)

Dalam hal ini peneliti menggunakan pembelajaran Model Pembelajaran

Cooperative Learning Tipe Artikulasi terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan

Page 50: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

34

Soisal.

3. Tes akhir (Posttest)

Setelah treatment, tindakan selanjutnya adalah posttest untuk mengetahui

pengaruh penggunaan pembelajaran dengan Model Pembelajaran Cooperative

Learning Tipe Artikulasi.

2. Lembar observasi aktivitas siswa

Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam

proses pembelajaran. Dalam penelitiaan ini peneliti telah menetapkan observasi,

yaitu observasi terstruktur untuk mengamati aktivitas belajar siswa dalam

mengikuti pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial menggunakan model

cooperative learning tipe artikulasi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh menggunakan

teknik observasi, skala motivasi, pengamatan dokumen dan wawancara.

1. Observasi

Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan

mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung

(Nana Syaodih Sukmadinata, 2010: 220). Observasi dibedakan menjadi

dua, yaitu observasi sistematis dan observasi non sistematis. Observasi

sistematis adalah observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan

menggunakan instrumen pengamatan, sedangkan observasi non

sistematis merupakan observasi yang dilakukan peneliti tanpa

menggunakan instrumen pengamatan.

Page 51: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

35

Peneliti menggunakan observasi sistematis yang menggunakan

pedoman berupa format observasi. Observasi dilakukan untuk

mengetahui aktivitas guru pada pelaksanaan pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial menggunakan model pembelajaran cooperative

learning tipe artikulasi dan aktivitas siswa selama mengikuti

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan penerapan model

pembelajaran cooperative learning tipe artikulasi.

2. Skala Sikap

Skala sikap motivasi merupakan teknik pengumpulan data secara

tidak langsung yang berisi sejumlah pertanyaan yang harus dijawab

responden. Skala sikap dibedakan menjadi dua, yaitu 1) skala sikap

terbuka, berisi pertanyaan atau pernyataan yang bisa dijawab bebas oleh

responden dan 2) skala sikap tertutup, berisi pertanyaan atau pernyataan

yang memiliki alternatif jawaban yang tinggal dipilih responden (Nana

Syaodih Sukmadinata, 2010: 219). Penelitian ini menggunakan skala

motivasi tertutup. Skala motivasi dibagikan kepada semua siswa untuk

mengetahui perkembangan motivasi belajar siswa.

3. Dokumen

Dokumen digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh

dalam observasi dan memberikan gambaran yang nyata mengenai

kegiatan belajar siswa di kelas. Dokumen yang diamati yaitu arsip

perencanaan pembelajaran dan nilai rata-rata siswa semester I.

4. Wawancara

Page 52: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

36

Wawancara dilakukakan kepada siswa mengenai sikap dan

tanggapan siswa mengenai mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial serta

aktivitas pembelajaran yang berlangsung. Suharsimi Arikunto (2010:198)

mengatakan bahwa wawacara atau interviu merupakan dialog yang

digunakan pewawancara untuk memperoleh informasi dari

terwawancara. Wawancara digunakan untuk menilai keadaan seseorang

misalnya guru dan siswa. Wawancara dalam penelitian ini digunakan

untuk mencari data awal tentang motivasi belajar Ilmu Pengetahuan

Sosial siswa.

F. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian akan

digunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial. Data yang terkumpul berupa

nilai pretest dan nilai posttest kemudian dibandingkan. Membandingkan kedua

tersebut dengan mengajukan pertanyaan apakah ada perbedaan antara nilai yang

didapatkan antara nilai pretest dengan nilai posttest. Pengujian perbedaan nilai

hanya dilakukam terhadap rata-rata kedua nilai saja, dan untuk keperluan itu

digunakan teknik yang disebut dengan uji-t (t-test). Dengan demikian

langkahlangkah analisis data eksperimen dengan model eksperimen One Group

Pretest Posttest Design adalah sebagai berikut:

1. Analisis Statistik Deskriptif

Merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul selama proses

Page 53: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

37

penelitian dan bersifat kuantitatif. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan

melalui analisis ini adalah sebagai berikut:

a) Rata-rata (Mean)

Sumber: Tiro (Asniar, 2017: 32)

b) Persentase (%) nilai rata-rata

P = x100%

Sumber: Sudjana (Asniar, 2017: 33)

Dimana : P : Angka persentase f :

Frekuensi yang dicari persentasenya

N : Banyaknya sampel responden

Dalam analisis ini peneliti menetapkan tingkat kemampuan siswa dalam

penguasaan materi pelajaran sesuai dengan prosedur yang dicanangkan oleh

Kurikulum 2013 terdapat pada tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4 Standar Ketuntasan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Soisal

Interval Nilai Predikat Kategori

93 - 100 A Sangat Baik

84 - 92 B Baik

75 - 83 C Cukup

< 75 D Kurang

Sumber : Kurikulum 2013

Adapun kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang digunakan untuk mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Soisal di SDN Barembeng II Kecamatan

Bontonompo Kabupaten Gowa sebagai berikut:

= ∑

Page 54: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

38

Tabel 3.5 Kriteria Ketuntasan Belajar

Skor Kategori Ketuntasan Belajar

0≤ <75 Tidak tuntas

75≤ ≤100 Tuntas

Sumber: ( Data SDN Barembeng II Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa)

Ketuntasan Minimal

Disamping itu hasil belajar siswa juga diarahkan pada pencapaian hasil

belajar secara individual. Kriteria seorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila

memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan oleh sekolah yakni 75,

sedangkan ketuntasan klasikal tercapai apabila minimal 80% murid dikelas

tersebut telah mencapai skor ketuntasan minimal. Untuk mencapai ketuntasan

belajar secara klasikal.

Ketuntasan Belajar Klasikal = X 100%

2. Teknik Analisis Inferensial

Analisis statistik inferensial dimaksudkan untuk menguji hipotesis

penelitian dengan menganalisis selisih antara nilai pretest dan nilai posttest.

Menentukan perbandingan hasil pretest dan posttest kemampuan dalam materi

Kenampakan alam dan sosial budaya melalui model pembelajaran Cooperative

Learning Tipe Artikulasi.

t =

Sumber: Arikunto (Asniar, 2017: 33)

Keterangan :

Md : Mean dari perbedaan pretest dan posstest

∑ ( )

Page 55: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

39

X1 : Hasil belajar sebelum perlakuan (pretest)

X2 : Hasil belajar sebelum perlakuan (posstest)

D : Deviasi masing-masing subjek

∑ d : Jumlah kuadrat deviasi

N : subjek pada sampel

Langkah – langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai beriku :

a) Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus :

Md =

Keterangan :

Md : Mean dari perbedaan pretest dan posstest

∑d : Jumlah dari gain (posstest – pretest)

N : Subjek pada sampel

b) Mencari harga “∑X d” dengan menggunakan rumus :

∑X d =

Keterangan :

∑Xd : Jumlah kuadrat deviasi

∑d : Jumlah dari gain (posstest – pretest)

N : Subjek pada sampel

c) Menentukan harga t hitung dengan menggunakan rumus :

t =

∑ d − ( ∑ )

∑ ( )

Page 56: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

40

Keterangan :

Md : Mean dari perbedaan pretest dan posstest

X1 : Hasil belajar sebelum perlakuan

X2 : Hasil bellajar setelah perlakuan

D : Deviasi masing – masing subjek

∑ d : Jumlah kuadrat deviasi

N : Subjek pada sampel

Arikunto (Asniar, 2017: 34)

d) Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang signifikan

Kaidah pengujian signifikan :

1). Jika t Hitung> t Tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima, berarti model

pembelajaran Cooperative Learning Tipe Artikulasi berpengaruh

terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN Barembeng II

Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.

2). Jika t Hitung< t Tabel maka Ho diterima, berarti model Pembelajaran

Cooperative Learning Tipe Artikulasi tidak berpengaruh terhadap hasil

belajar Ilmu Pengetahuan Soisal siswa kelas IV SDN Barembeng II

Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa. Menentukan harga tTabel deangan

nencari tTabel menggunakan tabel distribusi t dengan taraf

signifikan = 0,05 dan − 1

e) Membuat kesimpulan apakah model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe

Artikulasi berpengaruh terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Soisal siswa

kelas IV SDN Barembeng II Kecamatan Bontonompo Kabupaten

=

Page 57: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

41

Gowa.

Page 58: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Hasil Pretest Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas IV SD Negeri

Barembeng II Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa

Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe

Artikulasi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SD Negeri

Barembeng II Kabupaten Gowa tanggal 02 Juli – 02 Agustus 2019, maka

diperoleh data-data yang dikumpulkan melalui instrument tes sehingga dapat

diketahui hasil belajar siswa berupa nilai dari kelas IV SD Negeri Barembeng II

Kabupaten Gowa.

Data perolehan skor hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Barembeng

II

Kabupaten Gowa sebelum menggunakan model pembelajaran cooperative

learning tipe artikulasi dengan jumlah siswa 30 orang diperoleh gambaran. Nilai

tertinggi yaitu 90 yang diperoleh 2 orang dan nilai terendah adalah 40 yang

diperoleh oleh 4 orang.

Data hasil belajar siswa sebelum perlakuan (pretest) pada siswa kelas IV

SD Negeri Barembeng II Kabupaten Gowa (dapat dilihat pada lampiran

5)

bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 90 diperoleh oleh 2 orang,

sampel yang mendapat nilai 80 berjumlah 8 orang, yang mendapat nilai 70

berjumlah 10 orang, yang mendapat nilai 60 berjumlah 4 orang, yang mendapat

Page 59: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

43

nilai 50 berjumlah 2 orang, dan yang mendapat nilai terendah yang diperoleh oleh

siswa yaiti 40 berjumlah 4 orang.

40

Berdasarkan uraian tersebut tampak bahwa perolehan nilai siswa berada

pada rentang 40 sampai dengan 90 dari rentang skor 0 sampai 100 yang

kemungkinan dapat diperoleh siswa.

Berdasarkan hal tersebut, maka gambaran yang lebih jelas dan tersusun

rapi mulai nilai tertinggi menurun ke nilai terendah yang diperoleh siswa beserta

frekuensinya dapat dibuat pada tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1 Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai prestest

X F F.X

40 4 160

50 2 100

60 4 240

70 10 700

80 8 640

90 2 180

Jumlah 30 2020

Sumber : Penelitian SD Negeri Barembeng II Kabupaten Gowa

Dari data di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑ = 2020 sedangkan

nilai dari N sendiri adalah 30. Oleh karena itu, dapat diperoleh nilai rata-rata

(mean) sebagai berikut:

Page 60: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

44

=

=

= 67,3

Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata dari hasil

belajar siswa kelas IV SD Negeri Barembeng II Kabupaten Gowa sebelum

menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe artikulasi yaitu 67,3.

Adapun hasil belajar siswa yang dikategorikan berdasarkan Kurikulum 2013

disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Tingkat Hasil Belajar Pretest

Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Kategori

93 - 100 2 6,7 Sangat Baik

84 - 92 18 60 Baik

75 - 83 4 13,3 Cukup

< 75 6 20 Kurang

Jumlah 30 100

Sumber: Penelitian SD Negeri Barembeng II Kabupaten Gowa

Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel di atas maka dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada tahap pretest dengan menggunakan

instrumen test dikategorikan sangat rendah yaitu 0,00%, rendah 20%, sedang

13,3%, tinggi 60%, dan sangat tinggi berada pada persentase 6,7%. Melihat dari

hasil persentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat hasil belajar sebelum

menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe artikulasi tergolong

rendah.

Page 61: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

45

Tabel 4.3 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosisal

Skor Kategorisasi Frekuensi %

0 ≤ × < 75 Tidak Tuntas 20 66,7%

75 ≤ × ≤ 100 Tuntas 10 33,3%

Jumlah 30 100%

Sumber: Penelitian SD Negeri Barembeng II Kabupaten Gowa

Apabila Tabel 4.3 dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil

belajar siswa yang ditentukan oleh peneliti yaitu jika jumlah siswa yang mencapai

atau melebihi nilai KKM (75) sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

siswa kelas IV SD Negeri Barembeng II Kabupaten Gowa belum memenuhi

kriteria ketuntasan hasil belajar secara klasikal karena siswa yang tuntas hanya

33,3% dan tidak mencapai nilai KKM yaitu 75.

2. Deskripsi Hasil Belajar (Posttest) Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas IV

SD Negeri Barembeng II Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa

Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe

Atikulasi

Selama penelitian berlangsung terjadi perubahan terhadap kelas setelah

diberikan perlakuan. Perubahan tersebut berupa hasil belajar yang datanya

diperoleh setelah diberikan posttest pada siswa kelas IV SD Negeri Barembeng II

Kabupaten Gowa.

Data perolehan skor hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Barembeng

II Kabupaten Gowa setelah menggunakan model pembelajaran cooperative

learning tipe artikulasi dengan jumlah siswa 30 orang diperoleh gambaran. Nilai

tertinggi yaitu 100 yang diperoleh 6 orang dan nilai terendah adalah 50 yang

diperoleh oleh 2 orang.

Data hasil belajar siswa setelah perlakuan (Posttest) pada siswa kelas IV

Page 62: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

46

SD Negeri Barembeng II Kabupaten Gowa (dapat dilihat pada lampiran

5) bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 100 diperoleh oleh 6 orang,

sampel yang mendapat nilai 90 berjumlah 5 orang, yang mendapat nilai 80

berjumlah 14 orang, yang mendapat nilai 70 berjumlah 2 orang, yang mendapat

nilai 60 berjumlah 1 orang, dan yang mendapatkan nilai terendah yang diperoleh

oleh siswa yaitu 50 berjumlah 2 orang.

Berdasarkan uraian tersebut tampak bahwa perolehan nilai siswa berada

pada rentang 50 sampai dengan 100 dari rentang skor 0 sampai 100 yang

kemungkinan dapat diperoleh siswa.

Berdasarkan hal tersebut, maka gambaran yang lebih jelas dan tersusun

rapi mulai nilai tertinggi menurun kenilai terendah yang diperoleh siswa beserta

frekuensinya dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4 Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai posttest

X F F.X

50 2 100

60 1 60

70 2 140

80 14 1120

90 5 450

100 6 600

Jumlah 30 2470

Sumber: Penelitian SD Negeri Barembeng II Kabupaten Gowa

Dari data hasil posttest di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑ =

Page 63: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

47

2470 dan nilai dari N sendiri adalah 30. Kemudian dapat diperoleh nilai rata-rata

(mean) sebagai berikut:

Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata dari hasil

belajar siswa kelas IV SD Negeri Barembeng II Kabupaten Gowa setelah

menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe atikulasi yaitu 82,3

dari skor ideal 100. Adapun hasil belajar siswa yang dikategorikan berdasarkan

Kurikulum 2013 ditinjau pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Tingkat Hasil Belajar Posttest

Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Kategori

93 - 100 11 36,7 Sangat Baik

84 - 92 16 53,3 Baik

75 - 83 1 3,3 Cukup

< 75 2 6,7 Kurang

Jumlah 30 100

Sumber: Penelitian SD Negeri Barembeng II Kabupaten Gowa

Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel di atas maka dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada tahap posttest dengan menggunakan

instrumen test dikategorikan sangat tinggi yaitu 36,7%, tinggi 53,3%, sedang

3,3%, rendah 6,7%, dan sangat rendah berada pada persentase 0,00%. Melihat

= ∑

=

= 82 , 3

Page 64: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

48

dari hasil persentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat hasil belajar siswa

setelah menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe atikulasi

telah berhasil.

Tabel 4.6 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

Skor Kategorisasi Frekuensi %

0 ≤ × < 75 Tidak Tuntas 5 16,7%

75 ≤ × ≤ 100 Tuntas 25 83,3%

Jumlah 30 100%

Sumber: Penelitian SD Negeri Brembeng II Kabupaten Gowa

Apabila Tabel 4.6 dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil

belajar siswa yang ditentukan oleh peneliti yaitu jika jumlah siswa yang mencapai

atau melebihi nilai KKM 75 ≥ 83,3%, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar siswa kelas IV SD Negeri Barembeng II Kabupaten Gowa telah memenuhi

kriteria hasil belajar secara klasikal karena siswa yang tuntas adalah 83,3%.

3. Deskripsi Aktivitas Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas IV SD

Negeri Barembeng II Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa Selama

Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Atikulasi

Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe atikulasi selama 2

kali pertemuan (dapat dilihat pada lampiran 4 ).

Hasil pengamatan untuk pertemuan I sampai dengan pertemuan IV

menunjukkan bahwa :

a. Persentase kehadiran murid sebesar 100%

b. Ketertarikan terhadap mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial 73,3%

c. Memperhatikan penjelasan guru 83,3%

d. Keseriusan siswa saat mengikuti pembelajaran 73,3%

Page 65: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

49

e. Mengemukakan pendapat ketika guru mengajukan pertanyaan 68,3%

f. Bertanya kepada guru jika tidak dimengerti 86,7%

g. Membantu teman jika ada teman yang mengalami kesulitan 76,7%

h. Menghargai teman 61,6%

i. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru 90%

j. Menyimpulkan pelajaran 90%

k. Rata-rata persentase aktivitas siswa terhadap pembelajaran ilmu

pengetahuan sosial dengan menggunakan model pembelajaran

cooperative learning tipe atikulasi yaitu 80,32%

Sesuai dengan kriteria aktivitas siswa yang telah ditentukan peneliti yaitu

siswa dikatakan aktif dalam pembelajaran jika jumlah siswa yang aktif 70% baik

untuk aktivitas siswa per indikator maupun rata-rata aktivitas siswa, dari hasil

pengamatan rata-rata persentase jumlah siswa yang aktif melakukan aktivitas

yang diharapkan yaitu mencapai 80,32% sehingga dapat disimpulkan bahwa

aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan

menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe atikulasi telah

mencapai kriteria aktif.

4. Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Atikulasi

Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas IV SD

Negeri Barembeng II Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa

Sesuai dengan hipotesis penelitian yakni “ada pengaruh model

pembelajaran cooperative learning tipe atikulasi terhadap hasil belajar ilmu

pengetahuan sosial siswa kelas IV SD Negeri Barembeng II Kabupaten Gowa”,

Page 66: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

50

maka teknik yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah teknik

statistik inferensial dengan menggunakan uji-t.

Data yang diperoleh dari analisis pretest dan posttest siswa kelas IV SD

Negeri Barembeng II Kabupaten Gowa sebelum menggunakan model

pembelajaran cooperative learning tipe atikulasi dengan jumlah siswa 30 orang

diperoleh gambaran. Nilai terendah siswa sebelum diberikan perlakuan (pretest)

adalah 40 dan setelah siswa diberikan perlakuan (posttest) dengan menggunakan

model pembelajaran cooperative learning tipe atikulasi mendapatkan nilai 80.

Untuk menentukan nilai gain (d) dari masing-masing subjek maka nilai hasil

posttest dikurang nilai hasil pretest siswa maka dapat dijabarkan dalam rumus

yaitu d= , dimana =80 dan =40. Maka didapatkan hasil d=80-40=40. Jadi

nilai gain (d) yaitu 40, kemudian nilai gain dikuadratkan ( ) sehingga

40= 1600. (dapat dilihat pada lampiran 6 no 11) diperoleh hasil

Nilai tertinggi siswa sebelum diberikan perlakuan (pretest) adalah 90 dan

setelah siswa diberikan perlakuan (posttest) dengan menggunakan model

pembelajaran cooperative learning tipe atikulasi mendapatkan nilai 100. Untuk

menentukan nilai gain (d) dari masing-masing subjek maka nilai hasil posttest

siswa dikurang nilai hasil pretest siswa maka dapat dijabarkan dalam rumus yaitu

d= , dimana =90 dan =100. Maka didapatkan hasil d=100-90=10. Jadi

nilai gain (d) yaitu 10, kemudian nilai gain dikuadratkan ( ) sehingga

diperoleh hasil 10=100. (dapat dilihat pada lampiran 6 no.3)

-

-

Page 67: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

51

Adapun langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah diketahui

jumlah nilai dari keseluruhan pretest yaitu = 2020, jumlah nilai dari keseluruhan

posttest = 2470, jumlah nilai dari keseluruhan gain (d) = 450 dan jumlah

keseluruhan gain yang dikuadratkan ( ) = 8500.

Langkah – langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

a) Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:

Md

=

= 15

b) Mencari harga ∑ ” dengan menggunakan rumus:

= 8500 −

= 8500 −

= 8500 − 6750

= 1750

c) Menentukan harga t hitung

t =

t =

= ∑

= ∑ − ( ∑ )

Page 68: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

52

t =

t =

t =

t = 10,7

d) Menentukan harga t Tabel

Untuk mencari tTabel peneliti menggunakan tabel distribusi t dengan taraf

signifikan = 0,05 dan − 1= 30–1= 29 maka diperoleh t 0,05 =1,699.

Setelah diperoleh tHitung= 10,7 dan tTabel = 1,699 maka diperoleh tHitung >

tTabel atau 10,7 > 1,699. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1

diterima. Ini berarti bahwa ada pengaruh dalam menggunakan model

pembelajaran cooperative learning tipe atikulasi terhadap hasil belajar ilmu

pengetahuan sosial siswa kelas IV SD Negri Barembeng II Kecamatan

Bontonompo Kabupaten Gowa.

B. Pembahasan

Pada bagian ini akan diuraikan hasil yang ditemukan dalam penelitian.

Hasil yang dimaksudkan yaitu kesimpulan yang diambil berdasarkan data yang

terkumpul dan analisis data yang telah dilakukan.

Berdasarkan hasil pretest, nilai rata-rata hasil belajar siswa 67,3 dengan

kategori yakni sangat rendah yaitu 0,00%, rendah 20%, sedang 13,3%, tinggi

60%, dan sangat tinggi berada pada persentase 6,7%. Melihat dari hasil persentase

. =

Page 69: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

53

yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat hasil belajar siswa sebelum menggunakan

model pembelajaran cooperative learning tipe atikulasi tergolong rendah.

Selanjutnya nilai rata-rata hasil posttest adalah 82,3 jadi setelah menggunakan

model pembelajaran cooperative learning tipe atikulasi mempunyai hasil belajar

yang lebih baik dibandingkan sebelum menggunakan model pembelajaran

cooperative learning tipe atikulasi. Selain itu persentase kategori hasil belajar

Ilmu Pengetahuan Sosial siswa juga meningkat yakni sangat tinggi yaitu 36,7%,

tinggi 53,3%, sedang 33,3%, rendah 6,7%, dan sangat rendah berada pada

persentase 0,00%.

Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan

rumus uji t, dapat diketahui bahwa nilai sebesar 10,7. Dengan frekuensi (dk)

sebesar 30 – 1 = 29 pada taraf signifikansi 5% diperoleh = 1,699. Oleh karena

itu > pada taraf signifikansi 0,05, maka hipotesis nol (H ) ditolak dan

hipotesis alternative (H ) diterima yang berarti bahwa ada pengaruh dalam

menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe atikulasi terhadap

hasil belajar siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial kelas IV SD

Negeri Barembeng II Kabupaten Gowa.

Hasil analisis di atas yang menunjukkan adanya pengaruh model

pembelajaran cooperative learning tipe atikulasi sejalan dengan hasil observasi

yang dilakukan. Berdasarkan hasil observasi terdapat perubahan pada siswa yaitu

pada awal kegiatan pembelajaran ada beberapa siswa yang melakukan kegiatan

lain atau bersikap cuek selama pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat dilihat

Page 70: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

54

pada pertemuan pertama siswa yang melakukan kegiatan lain sebanyak 12 orang,

sedangkan pada pertemuan terakhir hanya 4 siswa yang melakukan kegiatan lain

pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pada awal pertemuan, hanya sedikit

siswa aktif mengikuti pembelajaran. Akan tetapi sejalan dengan penggunaan

model pembelajaran cooperative learning tipe atikulasi cards mulai aktif pada

setiap pertemuan.

Hasil observasi menunjukkan banyaknya jumlah siswa yang

memperhatikan penjelasan guru dan serius pada saat mengikuti pembelajaran

serta mengemukakan pendapat ketika guru mengajukan pertanyaan. Siswa juga

mulai aktif dan percaya diri untuk membantu teman jika ada teman yang

mengalami kesulitan dan bertanya kepada guru jika tidak dimengerti. Proses

pembelajaran yang menyenangkan membuat siswa tidak lagi keluar masuk pada

saat pembelajaran berlangsung dan tidak lagi merasa bosan ataupun tertekan

ketika mengikuti proses pembelajaran di kelas sehingga siswa termotivasi untuk

mengikuti pembelajaran dan merasa senang sehingga menimbulkan ketertarikan

siswa terhadap mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial.

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial

yang diperoleh serta hasil observasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan

bahwa ada pengaruh dalam penggunaan model pembelajaran cooperative learning

tipe atikulasi terhadap hasil belajar ilmu pengetahuan sosial siswa kelas IV SD

Negeri Barembeng II Kabupaten Gowa.

Page 71: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan yang lebih rinci berkaitan pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Artikulasi siswa

kelas IV SD Negeri Barembeng II Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa

sebagai berikut :

Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa sebelum

menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Artikulasi hasil

belajar ilmu pengetahuan sosial siswa SD Negeri Barembeng II Kecamatan

Bontonompo Kabupaten Gowa dikategorikan rendah. Hal ini ditunjukkan dari

perolehan persentase hasil belajar siswa yaitu sangat rendah 20%, rendah 13,3%,

sedang 33,3%, tinggi 26,7% dan sangat tingggi berada pada presentase 6,7%.

Selanjutnya dapat disimpulkan secara umum bahwa model pembelajaran

Cooperative Learning Tipe Artikulasi berpengaruh terhadap hasil belajar siswa

kelas IV SD Negeri Barembeng II Kabupaten Gowa, dapat dilihat dari perolehan

persentase yaitu sangat tinggi 36,7%, tinggi 40%, sedang 13,3%, rendah 10%,

dan sangat rendah berada pada presentase 0,00%.

Kemudian hasil uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran Cooperative Learning Tipe Artikulasi berpengaruh terhadap hasil

belajar setelah diperoleh tHitung= 10,7 dan tTabel = 1.69913 maka diperoleh tHitung >

Page 72: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

54

tTabel atau 10,7 > 1,699.

53

B. Saran

Berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dan

aplikasinya dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, maka beberapa hal yang

disarankan antara lain sebagai berikut:

1. Penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Artikulasi sangat

bermanfaat bagi siswa dalam proses pembelajaran yang lebih menyenangkan.

2. Sebagai tindak lanjut penerapan penggunaan model pembelajaran Cooperative

Learning Tipe Artikulasi, agar setiap guru menggunakan model pembelajaran

Cooperative Learning Tipe Artikulasi dalam setiap materi yang memang

membutuhkan model tersebut.

3. Untuk beberapa siswa yang belum tuntas tingkatkan kinerja belajarnya,

perbanyak baca buku untuk menambah wawasan agar mendapatkan hasil yang

lebih baik kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara

Aqib, Zaenal. 2011. Model-Model,Media, dan Stategi Pembelajaran Kontekstual

(Inovatif). Bandung: Hyrama Widya

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers

Daryanto. 2012. Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa

Page 73: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

54

Depdiknas. 2003. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

. 2007. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2007 tentang Standar Isi.

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Hamalik,Oemar.2011.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara

.2012.Psikologi Belajar dan Mengajar.Bandung:Sinar Baru

Algensindo

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Hartono, Rudi.2014.Ragam Model Mengajar Yang Mudah Diterima Murid.

Yogyakarta : Diva Press

Huda, Miftahul.2014.Model-Model Pengajaran dan pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Kurniawan, Deni. 2014. Pembelajaran Terpadu Tematik. Bandung: Alfabeta

Rifa’I, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang:

Unnes Press

Rusman. 2014. Model-model Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers

Sadiman, dkk. 2011. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan

Pemanfaatan. Jakarta: RT. Rajawali Pers

Sapriya. 2014. Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suprijono, Agus. 2006 . Cooperative Learning, Teori & Aplikasi PAIKEM.

Susanto, Ahmad. 2014. Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.

Jakarta: Prenada Media Group

Tim Penyusun FKIP Unismuh Makassar. 2017. Pedoman Penulisan Skripsi.

Makassar

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 20 Th. 2003 tentang Sisdiknas

(Sistem Pendidikan Nasional). 2006. Bandung: Fermana Bandung

Page 74: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

54

Uno, Hamzah B. dan Nina Lamatenggo. 2010. Teknologi Komunikasi dan

Informasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi aksara

Yanuarti Ari, A. Sobandi. 2016. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

melalui Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching. Jurnal

Pendidikan Manajemen Perkantoran: Bandung

Nuriati, Rohmah, dkk. 2014. Eksperimentasi Model Pembelajaran Artikulasi

dengan Mengunakan Alat Peraga pada Materi Bangun Ruang. Ekuivalen

Jurnal Pendidikan Matematika. Vol 7 (4)

Junianto, Arfian, dkk.2014.Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Melalui

Model Artikulasi dan Media Power Point. Jurnal Pedagodi – FKIP

UNILA. Vol 2 (7)

Page 75: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen
Page 76: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

Lampiran 1 :

Satuan Pendidikan : SDN Barembeng II Kelas

/ Semester : IV (Empat) / 1

Tema 1 : Indahnya Kebersamaan

Sub Tema 1 : Keberagaman Budaya Bangsaku

Pembelajaran : 1

Alokasi Waktu : 1 Hari

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan

tetangganya.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,

melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin

tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan

benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,

dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan

anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peri-laku anak

beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD)

Bahasa Indonesia

3.1 Menunjukkan gagasan pokok dan gagasan pendukung yang diperoleh dari

teks lisan, tulis, atau visual.

4.1 Menata informasi yang didapat dari teks berdasarkan keterhubungan antar

gagasan ke dalam kerangka tulis.

Indikator:

3.1.1 Mengidentifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung setiap paragraf

dari teks tulis.

4.1.1 Menyajikan gagasan utama dan gagasan pendukung setiap paragraf dari

teks tulis dalam bentuk peta pikiran.

IPS

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Page 77: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

3.2 Memahami keraga man sosial, ekonomi, budaya, etnis dan agama di

provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia.

4.2 Menceritakan keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis dan agama di

provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia.

Indikator:

3.2.1 Mengidentifikasi keragaman budaya, etnis, dan agama dari teman-teman

di kelas sebagai identitas bangsa Indonesia

4.2.1 Mengomunikasikan secara lisan dan tulisan keragaman budaya, etnis,

dan agama dari teman-teman di kelas sebagai identitas bangsa

Indonesia.

IPA

3.6 Memahami sifat-sifat bunyi dan keterkaitannya dengan indera pendengaran.

4.6 Menyajikan laporan hasil pengamatan dan/atau percobaan tentang sifatsifat

bunyi.

Indikator:

3.6.1 Menjelaskan cara menghasilkan bunyi.

4.6.1 Menyajikan laporan pengamatan tentang cara menghasilkan bunyi.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Setelah membaca teks tentang keragaman budaya, siswa mampu

mengidentifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf

dari teks tersebut dengan mandiri.

2. Setelah membaca teks tentang keragaman budaya, siswa mampu

menyajikan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari

teks tersebut dalam bentuk peta pikiran dengan tepat.

3. Setelah wawancara sederhana, siswa mampu menyebutkan keragaman

budaya, etnis, dan agama dari teman-teman di kelas sebagai identitas

bangsa Indonesia dengan lengkap.

4. Setelah diskusi, siswa mampu mengomunikasikan keragaman budaya,

etnis, dan agama teman di kelas sebagai identitas bangsa Indonesia secara

lisan dan tulisan dengan sistematis.

5. Setelah eksplorasi, siswa mampu menjelaskan cara menghasilkan bunyi

dari beragam benda di sekitar dengan lengkap.

6. Setelah eksplorasi dan diskusi, siswa mampu menyajikan laporan hasil

pengamatan tentang cara menghasilkan bunyi dari beragam benda di

sekitar dengan sistematis.

Karakter siswa yang diharapkan :

Bahasa Indonesia dan IPA : Religius

Nasionalis

Mandiri

Gotong Royong

Integritas

Page 78: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

IPS : Religius

Toleransi

Rasa Ingin Tahu

Semangat Kebangsaan

Cinta Tanah Air

Bersahabat/Komunikatif

Cinta Damai

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alokasi

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Waktu

Pendahuluan

Guru memberikan salam dan mengajak semua

siswa berdo‟a menurut agama dan keyakinan

masing-masing. Religius

Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi

lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan

pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan

dengan kegiatan pembelajaran.

Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan

yaitu tentang ”Indahnya Kebersamaan”.

Nasionalis

Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang

meliputi kegiatan mengamati, menanya,

mengeksplorasi, mengomunikasikan dan

menyimpulkan.

10 menit

Page 79: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

Inti

Sebelum memulai pembelajaran, guru menempelkan gambar seorang anak Bali yang memakai baju tradisional. Di belakang anak ada rumah tradisional Bali. (Mengamati) Siswa diajak berdiskusi tentang Keragaman Budaya Indonesia. Guru mengajukan pertanyaan pembuka, Communication

- siapa di antara kalian yang berasal dari suku Sunda, Suku Jawa, Suku Minang, dan seterusnya. (Menanya)

Siswa secara berpasangan diminta untuk saling menginformasikan tentang asal suku mereka kepada teman di sebelahnya. (Mengkomunikasikan)

Siswa kemudian dibagi menjadi beberapa

150

menit

Alokasi

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Waktu

kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 siswa dalam

setiap kelompok. Siswa bisa diminta untuk

menghitung 1 sampai 4 secara berurutan.

Setiap siswa kemudian diminta untuk

membentuk kelompok berdasarkan nomor urut

yang sama. (Mengekplorasi)

Guru menyampaikan kepada siswa bahwa

mereka akan mendapatkan beragam informasi

tentang keragaman budaya Indonesia dari teks

bacaan yang akan dipelajari. Siswa kemudian

diajak untuk mengamati gambar keragaman

budaya yang ada di buku dan membaca

teksnya dalam hati. (Mengamati)

Siswa dalam kelompok diminta berdiskusi untuk

menjawab pertanyaan tentang isi dari paragraf

satu. (Menanya)

Setelah semua kelompok selesai

mengomunikasikan hasil diskusi, guru

memberikan penguatan tentang strategi dalam

menemukan isi cerita yang biasa dinamakan

gagasan pokok/gagasan utama/ide utama/ide

pokok/ pokok pikiran, dari suatu paragraf.

Siswa diminta untuk menemukan gagasan

utama dan gagasan pendukung dari paragraf

ketiga, keempat, dan kelima dari teks yang ada

di buku dan menuliskannya pada diagram yang

Page 80: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

tersedia.

Siswa mendapatkan penjelasan bagaimana mengisi diagram dari guru. Mengisi Diagram

1. Pastikan siswa memiliki diagram.

2. Minta siswa menuliskan „Gagasan Pokok‟ ditengah diagram.

3. Siswa diminta menemukan paling sedikut 5 gagasan pendukung untuk setiap satu gagasan pokok.

4. Siswa menuliskan setiap satu gagasandi satu kolom di sekitar gagasan utama.

5. Isi sisi bintang searah jarum jam.

Guru memberikan penguatan tentang

pentingnya sikap saling menghargai dalam

keragaman budaya, suku,dan agama, serta

menjadikan keragaman tersebut sebagai

identitas bangsa Indonesia. Nasionalis

Siswa menjawab pertanyaan dan mengisi tabel

tentang sikap saling menghargai yang terdapat

di buku secara mandiri. Mandiri

Siswa akan saling berbagi jawaban tentang

Alokasi

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Waktu

pengalaman melaksanakan sikap saling

menghargai dan contoh sikap tidak menghargai

secara berpasangan bersama teman di

sebelahnya. Gotong Royong

Siswa dapat mendiskusikan pengalaman yang

menurut mereka menarik. Collaboration

Guru menampilkan satu alat musik tradisional

dari daerah asal sekolah.

Guru mengajukan pertanyaan sebagai kegiatan pembuka: - Bagaimana cara memainkan alat musik ini

sehingga dapat menghasilkan bunyi?

Page 81: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

Beberapa siswa diminta membunyikan alat musik tersebut di depan kelas.Minta

satu/beberapa siswa untuk menjelaskan tentang

cara alat musik tersebut dibunyikan. (dipukul,

ditiup, digoyang, dipetik, digesek, dsb.) Mandiri

Siswa kemudian akan melakukan kegiatan

eksplorasi menggunakan benda-benda yang

dapat menghasilkan bunyi yang terdapat di

kelas dan sekitarnya.

Siswa kemudian menjawab pertanyaan yang

terdapat di buku berdasarkan hasil kerjasama

mereka dalam menciptakan ansambel bunyi

yang enak didengar.

Penutup

Bersama-sama siswa membuat kesimpulan /

rangkuman hasil belajar selama sehari

Integritas

Bertanya jawab tentang materi yang telah

dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian

materi)

Guru memberi kesempatan kepada siswa

untuk menyampaikan pendapatnya tentang

pembelajaran yang telah diikuti. Melakukan

penilaian hasil belajar

Mengajak semua siswa berdo‟a menurut

agama dan keyakinan masing-masing (untuk

mengakhiri kegiatan pembelajaran) Religius

15 menit

E. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN

Buku Pedoman Guru Tema : Indahnya Kebersamaan Kelas 4 (Buku

Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Rev.2017, Jakarta: Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, 2013 Rev.2017).

Buku Siswa Tema : Indahnya Kebersamaan Kelas 4 (Buku Tematik

Terpadu Kurikulum 2013 Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, 2013 Rev.2017).

Teman-teman di sekolah sebagai narasumber kegiatan wawancara.

Gambar alat musik tradisional daerah masing - masing. Beragam

benda di kelas dan sekitarnya.

Catatan Kepala Sekolah :

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

Page 82: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

Barembeng , Juli 2019

Guru Kelas IV Peneliti

RISNA, S.Pd NURUL UTARI

NIP. NIM: 105409595 15

Mengetahui,

Kepala Sekolah SD Negeri Barembeng II

HJ. HALFIAH, S.Pd

NIP. 196006021982032007

LAMPIRAN 1

F. MATERI PEMBELAJARAN

o Menemukan gagasan pokok dan pendukung dari teks tulis

o Mengidentifikasi keberagaman yang ada di sekitar o

Melakukan percobaan cara menghasilkan bunyi

IPS

Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa dan budaya, namun tetap dalam

satu wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Keragaman tersebut

merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Kita wajib mensyukurinya.

BAHASA INDONESIA

Setiap bacaan biasanya terdiri atas beberapa paragraf. Setiap paragraf memiliki

gagasan pokok yang diperkuat oleh gagasan pendukung.

Gagasan pokok adalah ide utama yang dibahas dalam suatu bacaan, bisa berupa

kalimat inti atau pokok paragraf.

Gagasan pendukung adalah uraian atau tambahan informasi untuk

gagasan pokok.

Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menentukan

gagasan pokok setiap paragraf.

1. Bacalah paragraf dengan cermat!

2. Cermati kalimat pertama hingga terakhir!

- Apakah kalimat pertama merupakan gagasan pokok atau gagasan penjelas?

Apakah kalimat kedua yang merupakan gagasan pokok? Teruslah membaca

kalimat demi kalimat hingga gagasan pokok paragraf ditemukan.

- Ingat, gagasan pokok sebagai isi atau inti paragraf dapat terletak di awal, akhir,

awal dan akhir, atau di seluruh paragraf.

Page 83: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

IPA

Segala macam bentuk bunyi berasal dari benda yang bergetar. Getaran dari suatu

benda akan mengakibatkan udara di sekitarnya bergetar. Getaran tersebut

menimbulkan gelombang bunyi di udara. Benda-benda yang bergetar dan

menghasilkan bunyi disebut sumber bunyi.

Bunyi dapat merambat melalui benda padat, cair, dan gas. Akan tetapi, bunyi tidak

dapat merambat pada ruang hampa.

G. METODE PEMBELAJARAN

Pendekatan : Saintifik

Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan dan

ceramah

LAMPIRAN 2

Penilaian Penilaian

Sikap

No Nama

Perubanan tingkah laku

Santun Peduli Tanggung

Jawab

K C B SB K C B SB K C B SB

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 ...................

2 ...................

3 ……………..

4 ……………..

5 ……………..

dst ……………..

Keterangan:

K (Kurang) : 1, C (Cukup) : 2, B (Baik) : 3, SB (Sangat Baik) : 4

1. Diskusi

Saat siswa melakukan diskusi, guru menilai mereka dengan

menggunakan rubrik.

Centang () pada bagian yang memenuhi kriteria.

Kriteria Sangat Baik

(4)

Baik

(3)

Cukup

(2)

Perlu

Pendampingan

(1)

Page 84: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

Mendengarkan Selalu

mendengarkan

teman yang

sedang

berbicara.

Mendengarkan teman yang berbicara, namun

sesekali masih

perlu

diingatkan.

Masih perlu diingatkan untuk mendengarkan teman yang sedang berbicara.

Sering

diingatkan

untuk

mendengarkan

teman yang

sedang

berbicara

namun tidak

mengindahkan.

Komunikasi non

verbal (kontak

mata, bahasa

tubuh, postur,

ekspresi wajah,

suara)

Merespon

dan

menerapkan

komunikasi

non verbal

dengan tepat.

Merespon dengan

tepat terhadap

komunikasi

non verbal

yang

ditunjukkan

teman.

Sering

merespon

kurang tepat

terhadap

komunikasi

non verbal

yang

ditunjukkan

Membutuhkan bantuan dalam

memahami

bentuk

komunikasi

non verbal

yang

ditunjukkan

teman. teman.

Partisipasi

(menyampaikan

ide, perasaan,

pikiran)

Isi

pembicaraan

menginspirasi

teman. Selalu

mendukung

dan memimpin

teman lainnya

saat diskusi.

Berbicara dan menerangkan

secara rinci,

merespon

sesuai

dengan topik.

Berbicara dan

menerangkan

secara

rinci,namun

terkadang

merespon

kurang sesuai

dengan topik.

Jarang berbicara selama proses diksusi berlangsung.

Penilaian (penskoran) : Total nilai siswa x 10

Total nilai maksimal

Contoh : 2+3+1 = 6 x 10 = 5

12 12

2. Bahasa Indonesia

Tugas siswa menemukan gagasan pokok dan gagasan utama dari setiap

paragraf dinilai menggunakan rubrik

Kriteria Sangat Baik

(4)

Baik

(3)

Cukup

(2)

Perlu

Pendampingan

(1)

Page 85: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

Gagasan

pokok.

Menemukan

gagasan

pokok pada

semua

paragraf

dengan

benar.

Menemukan sebagian besar gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar.

Menemukan

sebagian kecil

gagasan

pokok pada

semua

paragraf

dengan benar.

Belum dapat

menemukan

gagsan pokok.

Gagasan

pendukung.

Menemukan gagasan pendukung pada semua

paragraf

dengan benar.

Menemukan sebagian besar gagasan pendukung pada semua

paragraf

dengan benar.

Menemukan sebagian kecil gagasan pendukung pada semua

paragraf

dengan benar.

Belum dapat

menemukan

gagasan

pendukung.

Penyajian

gagasan

pokok dan

gagasan

pendukukung

dalam peta

pikiran.

Isi

pembicaraan

menginspirasi

teman. Selalu

mendukung

dan memimpin

teman lainnya

Menyajikan

gagasan

pokok dan

gagasan

pendukung

dalam peta

pikiran

Menyajikan

sebagian kecil

gagasan

pokok dan

gagasan

pendukung

dalam peta

Belum dapat

menyajikan

gagasan pokok

dan gagasan

pendukung

dalam peta

pikiran.

saat diskusi.

dengan

tepat.

pikiran

dengan tepat.

Sikap: Mandiri Sebagian besar tugas

diselesaikan

dengan

mandiri.

Tugas

diselesaikan dengan

motivasi

dan

bimbingan

guru.

Tugas

diselesaikan dengan

motivasi dan bimbingan guru.

Belum dapat

menyeselesaikan

tugas meski

telah diberikan

motivasi dan

bimbingan.

Penilaian (penskoran) : Total nilai siswa x 10

Total nilai maksimal

Contoh : 3+2+4+2 = 10 x 10 = 6,9

16 16

3. IPS

a. Tugas siswa menemukan dan menuliskan informasi tentang keragaman

budaya, serta mengomunikasikannya dinilai menggunakan rubrik.

Page 86: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

Kriteria Sangat Baik

(4)

Baik

(3)

Cukup

(2)

Perlu

Pendampingan

(1)

Informasi tentang keragama n budaya, etnis,

dan

agama.

Menuliskan informasi tentang

keragaman

budaya, etnis, dan agama teman-teman

di kelas berdasarkan hasil wawancara

dengan

lengkap.

Menuliskan sebagian besar informasi tentang

keragaman

budaya, etnis, dan agama teman-teman

di kelas berdasarkan hasil wawancara cukup lengkap.

Menuliskan sebagian kecil informasi tentang

keragaman

budaya, etnis, dan agama teman-teman

di kelas berdasarkan hasil wawancara

kurang lengkap.

Belum dapat menuliskan informasi tentang

keragaman

budaya, etnis, dan agama teman-teman

di kelas

berdasarkan

hasil

wawancara.

Komunika

si lisan

tentang keragama n budaya, etnis,

dan

Mengomunikasi kan

secara lisan tentang

keragaman

budaya, etnis,

dan agama

teman-teman

berdasarkan

Mengomunikasi kan

secara lisan sebagian besar keragaman

budaya, etnis,

dan agama

teman-teman

berdasarkan

Mengomunikasi kan

secara lisan sebagian kecil keragaman

budaya, etnis,

dan agama

teman-teman

berdasarkan

Belum dapat mengomunikasi kan

secara lisan tentang

keragaman

budaya, etnis,

dan agama

teman-teman

agama. hasil

wawancara

dengan

sistematis.

hasil

wawancara

cukup

sistematis.

hasil

wawancara kurang sistematis.

berdasarkan

hasil

wawancara.

Sikap

kerjasama

.

Menunjukkan sikap kerjasama dengan semua teman secara konsisten.

Menunjukkan

sikap kerjasama

dengan semua

teman namun

belum

konsisten.

Menunjukkan

sikap kerjasama

hanya dengan

beberapa

teman.

Perlu dimotivasi

untuk dapat

bekerjasama.

Santun

dan saling

mengharg

ai.

Menunjukkan

sikap santun

dan saling

menghargai

dengan semua

teman secara

konsisten.

Menunjukkan

sikap santun

dan saling

menghargai

dengan semua

teman namun

belum

konsisten.

Menunjukkan sikap santun dan saling menghargai hanya dengan beberapa teman.

Perlu dimotivasi untuk bersikap

santun dan

saling

menghargai

dengan semua

teman.

4. IPA

a. Tugas siswa menjelaskan dan menyajikan laporan pengamatan tentang

caramenghasilkan bunyi dinilai menggunakan rubrik.

Page 87: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

Kriteria Sangat Baik

(4)

Baik

(3)

Cukup

(2)

Perlu

Pendampingan

(1)

Cara

menghasilkan

bunyi.

Menjelaskan cara menghasilkan bunyi dari semua benda berdasarkan

hasil

eksplorasi

dengan

lengkap.

Menjelaskan

cara

menghasilkan

bunyi dari

sebagian

besar benda

berdasarkan

hasil

eksplorasi

cukup

lengkap.

Menjelaskan cara menghasilkan bunyi dari sebagian kecil benda

berdasarkan hasil eksplorasi kurang lengkap.

Belum dapat menemukan menjelaskan cara menghasilkan

bunyi dari

benda

berdasarkan

hasil

eksplorasi.

Laporan

pengamatan

tentang cara

menghasilkan

bunyi.

Menyajikan laporan pengamatan tentang cara menghasilkan bunyi dari semua benda berdasarkan

hasil

eksplorasi

dengan

sistematis.

Menyajikan

laporan

pengamatan

tentang cara

menghasilkan

bunyi dari

sebagian

besar benda

berdasarkan

hasil

eksplorasi

cukup

sistematis.

Menyajikan laporan pengamatan tentang cara menghasilkan bunyi dari sebagian kecil benda

berdasarkan

hasil

eksplorasi

kurang

sistematis.

Belum dapat menyajikan laporan pengamatan tentang cara menghasilkan

bunyi dari

benda

berdasarkan

hasil

eksplorasi.

Sikap rasa

ingin tahu.

Tampak

antusias dan

mengajukan

banyak ide dan

pertanyaan

selama

kegiatan.

Tampak cukup antusias dan terkadang

mengajukan

ide dan

pertanyaan

selama

kegiatan.

Tampak

kurang

antusias

dan tidak

mengajukan

ide dan

pertanyaan

selama

kegiatan.

Tidak tampak antusias dan perlu dimotivasi untuk mengajukan ide dan pertanyaan.

Penilaian (penskoran) : total nilai siswa X 10

total nilai maksimal

Contoh: 2+3+1 = 6 x 10 = 5

12 12

b. Percobaan IPA dinilai menggunakan rubrik.

Kriteria Sangat Baik

(4)

Baik

(3)

Cukup

(2)

Perlu

Pendampingan

(1)

Page 88: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

Penerapan

Konsep

Memperlihatkan pemahaman konsep dengan

menunjukkan

bukti pendukung dan menyampaikan pemahaman inti dari konsep yang sedang

dipelajari

dengan benar.

Memperlihatkan pemahaman konsep dengan

menunjukkan

bukti

pendukung namun

perlubantuan

saat

menyampaikan

pemahaman inti

dari konsep

yang yang

sedang

dipelajari.

Memperlihatkan pemahaman konsep dengan menunjukkan bukti yang terbatas dan penyampaian pemahaman inti dari konsep tidak jelas.

Perlu bimbingan saat menyampaikan bukti dan

pemahaman

inti

dari konsep

yang

dipelajari.

Komunikasi Hasil

percobaan

disampaikan

dengan jelas,

obyektif

dengan

didukung data

penunjang.

Hasil percobaan disampaikan dengan jelas dan didukung sebagian data penunjang.

Hasil

percobaan

disampaikan

denga njelas

namun hanya

didukung

sebagian kecil

data

penunjang.

Hasil

percobaan

disampaikan

dengan kurang

jelas dan tanpa

data

penunjang.

Prosedur dan

Strategi

Seluruh data

dicatat, langkah

kegiatan

dilakukan

secara

sistematis dan

Seluruh data

dicatat, langkah

kegiatan

dilakukan

secara

sistematis

Sebagian besar

data dicatat,

langkah

kegiatan

dan strategi

dilakukan

Sebagian kecil

data dicatat,

langkah

kegiatan

tidak

sistematis

strategi yang

digunakan

membuat

percobaan

berhasil.

namun masih

membutuhkan

bimbingan

dalam

menemukan

strategi agar

percobaan

berhasil.

secara

sistematis

setelah

mendapat

bantuan guru.

dan strategi yang dipilih tidak tepat.

Penilaian (penskoran) : total nilai siswa X 10 total

nilai maksimal

Contoh: 2+3+1 = 6 x 10 = 5

12 12

Pengayaan

• Apabila memiliki waktu, siswa dapat memainkan ansambel bunyi mereka

kepadakelas lain.

Remedial

Page 89: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

• Siswa yang belum terampil dalam menemukan gagasan utama dan gagasan

pokokdapat diberikan contoh-contoh tambahan teks sebagai latihan tambahan.

Siswa dapat dibantu oleh siswa lain yang telah sangat terampil dalam menemukan

gagasan pokok dan gagasan utama.

Page 90: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

Satuan Pendidikan : SDN Barembeng II

Kelas / Semester : IV (Empat) / 1

Tema 1 : Indahnya Kebersamaan

Sub Tema 1 : Keberagaman Budaya

Bangsaku

Pembelajaran : 5

Alokasi Waktu : 1 Hari

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan

tetangganya

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,

melihat, membaca dan menanya ) dan menanya berdasarkan rasa ingin

tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan

benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,

dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan

anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peri-laku anak

beriman dan berakhlak mulia

B. KOMPETENSI DASAR (KD) SBdP

3.3 Memahami dasar-dasar gerak tari daerah.

4.3 Meragakan dasar-dasar gerak tari daerah.

Indikator:

3.3.2 Menjelaskan dasar-dasar gerak tari Bungong Jeumpa dalam posisi duduk

4.3.2 Mempraktikkan dasar-dasar gerak tari Bungong Jeumpa dalam posisi

duduk.

IPS

3.2 Memahami keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis dan agama di

provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia.

4.2 Menceritakan keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis dan agama di

provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia.

Indikator:

3.2.2 Menjelaskan keragaman sosial dan budaya provinsi setempat sebagai

identitas bangsa Indonesia secara tertulis dan lisan.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Page 91: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

4.2.2 Menyajikan keragaman sosial dan budaya provinsi setempat sebagai

identitas bangsa Indonesia secara tertulis dan lisan.

C. TUJUAN PEMEBALAJARAN

1. Dengan membaca teks tentang suku Minang, siswa mampu menjelaskan

keragaman sosial dan budaya provinsi setempat sebagai identitas bangsa

Indonesia secara tertulis dan lisan secara terperinci.

2. Dengan membaca teks tentang suku Minang, siswa mampu menyajikan

keragaman sosial dan budaya provinsi setempat sebagai identitas bangsa

Indonesia secara tertulis dan lisan secara terperinci.

3. Dengan mengamati gambar dan langkah-langkah serta peragaan dari guru,

siswa mampu menjelaskan dasar-dasar gerak tari Bungong Jeumpa dalam

posisi duduk dengan benar.

Karakter siswa yang diharapkan :

SBdP : Religius

Nasionalis

Mandiri

Gotong Royong

Integritas

IPS : Religius

Toleransi

Rasa Ingin Tahu

Semangat Kebangsaan

Cinta Tanah Air

Bersahabat/Komunikatif

Cinta Damai

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan

Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan

Guru memberikan salam dan mengajak semua

siswa berdo‟a menurut agama dan keyakinan

masing-masing. Religius

Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi

lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan

pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan

dengan kegiatan pembelajaran.

10 menit

Kegiatan

Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Page 92: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan

yaitu tentang ”Indahnya Kebersamaan”. Integritas

Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang

meliputi kegiatan mengamati, menanya,

mengeksplorasi, mengomunikasikan dan

menyimpulkan.

Inti

Guru menyampaikan bahwa warga yang baik adalah warga yang mampu memahami dan menghargai keragaman serta perbedaan yang ada di sekitar mereka, baik keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama. Communication Siswa membaca informasi yang ada di buku siswa. Literasi Siswa membaca teks tentang Suku Minang dalam hati (membaca senyap). (Mengkomunikasikan) Siswa menuliskan pertanyaan tentang hak yang ingin mereka ketahui lagi tentang Suku Minang. Mandiri Siswa menuliskan pertanyaan sebanyak-banyaknya tentang suku Minang. Siswa mendiskusikan jawabannya dengan teman satu kelompok. Collaboration Siswa dipandu mencari informasi lebih lanjut tentang keragaman sosial dan budaya yang terdapat di lingkungan provinsi mereka masing-masing. (Mengekplorasi) Siswa menuliskan hasil temuan mereka pada kolom berikut. Setelah mendapat informasi yang cukup, siswa mempresentasikan informasi yang mereka peroleh dalam kelompok. Critical Thinking and Problem Solving Siswa mendiskusikan dan memperagakan gerakan dasar tari Bungong Jeumpa setelah mengamati gambar, membaca penjelasan, menyaksikan peragaan dari guru. (Mengamati) Setelah selesai menari, guru menyampaikan bahwa tari Bungong Jeumpa adalah satu dari sekian banyak tarian yang ada di Indonesia. Kita semestinya bersyukur dan menghargai keberagaman tersebut. Ketika kita saling menghargai dalam keanekaragaman sosial dan budaya, maka akan tercipta kehidupan yang harmonis. Nasionalis Guru bertanya kepada siswa, apakah mereka masih

ingat hasil karya tangram yang telah mereka buat?

Guru mengingatkan bahwa tangram tersebut terdiri

atas bentuk yang berbeda-beda, namun ketika bentuk

yang berbeda-beda tersebut ditata sedemikian rupa,

maka akan tercipta gambar baru yang

harmonis.(Menanya)

150

menit

Kegiatan

Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Page 93: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

Penutup

Bersama-sama siswa membuat kesimpulan /

rangkuman hasil belajar selama sehari Integritas

Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari

(untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran

yang telah diikuti.

Melakukan penilaian hasil belajar

Mengajak semua siswa berdo‟a menurut agama dan

keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri

kegiatan pembelajaran) Religius

15 menit

E. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN

Buku Pedoman Guru Tema : Indahnya Kebersamaan Kelas 4 (Buku Tematik

Terpadu Kurikulum 2013 Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, 2013 Rev.2017).

Buku Siswa Tema : Indahnya Kebersamaan Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu

Kurikulum 2013 Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, 2013 Rev.2017). Lagu Bungong Jeumpa.

Catatan Kepala Sekolah :

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

Barembeng , Juli 2019

Guru Kelas IV Peneliti

RISNA, S.Pd NURUL UTARI

NIP. NIM: 105409595 15

Mengetahui,

Kepala Sekolah SD Negeri Barembeng II

HJ. HALFIAH, S.Pd

NIP. 196006021982032007

Lampiran 1

F. MATERI

Menari tarian daerah (Bungong Jeumpa)

Menyajikan keberagaman yang terdapat di sekitar

G. METODE PEMBELAJARAN

Page 94: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

Pendekatan : Saintifik

Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan dan

ceramah

IPS

Suku Minang

Suku Minang adalah kelompok etnis yang terdapat di Provinsi Sumatera Barat. Suku

Minang sering disebut sebagai orang Padang atau Urang Awak. Bahasa daerah suku

Minang adalah bahasa Minang.

Suku Minang mempunyai rumah adat yang sangat khas yang disebut Rumah

Gadang. Rumah gadang ini terbuat dari kayu dan mempunyai bentuk dasar seperti

balok. Lengkung atap rumahnya sangat tajam seperti tanduk kerbau, sedangkan

lengkung badan rumah landai seperti badan kapal. Atap rumah terbuat dari ijuk.

Bentuk atap rumah yang melengkung dan runcing ke atas itu disebut gonjong.

Karena atapnya berbentuk gonjong, maka disebut rumah Bagonjong.

Suku Minang mempunyai alat musik tradisional Minang yang disebut talempong.

Talempong dimainkan dengan cara dipukul. Alat musik khas Minang lainnya adalah

saluang. Saluang ini dimainkan dengan cara ditiup.

Suku Minang juga memiliki banyak jenis tarian, di antaranya tari Pasambahan dan

tari Piring. Tari Pasambahan biasanya ditampilkan dalam pesta adat.

Suku Minang sangat terkenal dengan berbagai makanan khasnya. Rendang

merupakan salah satu makanan tradisional suku Minang yang sangat terkenal,

bahkan sampai ke mancanegara. Makanan khas suku Minang lainnya yang juga

digemari adalah sate padang dan dendeng balado.

Orang Minang gemar berdagang dan merantau ke daerah lain. Legenda Suku

Minang yang sangat terkenal adalah “Malin Kundang”.

SBDP

Gerakan Tari Bungong Jeumpa dalam Posisi Duduk

Tangan kanan di bahu dan tangan kiri di paha. Ditepuk dua kali secara

bersamaan. Lakukan secara bergantian kanan dan kiri. Hitungan 4 x 8

Page 95: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

Tangan kanan berdiri dan tangan kiri memegang siku. Tangan kiri berdiri dan

tangan kanan memegang siku. Kemudian tepuk 2X. Dilakukan bergantian.

Hitungan 2 x 8

Kedua tangan tepuk lurus ke depan. Tepuk ke tengah. Tepuk ke atas. Tepuk

ke tengah. Ketika tepuk atas badan diangkat Hitungan 4 x 8

Kedua tangan memegang lantai lantai. serong ke kanan dan ke kiri. Ditarik

ke atas tangan lurus serong ke kanan dan ke kiri. Bergantian. Hitungan 2 x 8.

Lampiran 2

H. PENILAIAN

Penilaian Sikap

No Nama

Perubanan tingkah laku

Santun Peduli Tanggung

Jawab

K C B SB K C B SB K C B SB

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 ...................

2 ...................

3 ……………..

4 ……………..

5 ……………..

Dst ……………..

Keterangan:

K (Kurang) : 1, C (Cukup) : 2, B (Baik) : 3, SB (Sangat Baik) : 4

1. IPS

Tulisan dan presentasi tentang keragaman sosial dan budaya di provinsi

masingmasing dinilai dengan rubrik.

Kriteria Sangat Baik

(4)

Baik

(3)

Cukup

(2)

Perlu

Pendampingan

(1)

Struktur

Presentasi

Presentasi memuat pembukaan, inti dan penutup

serta

dikomunikasikan

secara runtut.

Presentasi

memuat

pembukaan

atau penutup

dan inti serta

dikomunikasikan

secara runtut.

Presentasi

hanya

memuat inti

dan

disampaikan

dengan

runtut.

Presentasi

hanya memiliki

pembuka atau

penutup saja.

Page 96: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

Tema Seluruh

gagasan pokok

dan gagasan

pendukung

sesuai dengan

tema.

Sebagian besar

gagasan pokok

dan gagasan

pendukung

sesuai dengan

tema.

Sebagian kecil

gagasan

pokok dan

gagasan

pendukung

sesuai dengan

tema.

Gagasan pokok dan gagasan

pendukung

tidak sesuai

tema.

Fakta

Pendukung

Seluruh fakta tentang keragaman

sosial dan

budaya yang

terdapat di

lingkungan

provinsi

masingmasing

disajikan

dengan benar.

Sebagian besar fakta tentang

keragaman

sosial dan

budaya yang

terdapat di

lingkungan

provinsi

masingmasing

disajikan

dengan benar.

Sebagian kecil fakta tentang

keragaman

sosial dan

budaya yang

terdapat di

lingkungan

provinsi

masingmasing

disajikan

dengan

benar.

Fakta tentang

keragaman

sosial dan budaya yang terdapat di lingkungan provinsi masingmasing

tidak

benar.

Catatan: Penilaian (penskoran) dapat dilihat contohnya pada Pembelajaran 1.

2. SBdP

Proses pembelajaran tari Bungong Jeumpa dinilai dengan catatan anekdot.

Lampiran 2 : Materi

INDONESIA DALAM KERAGAMAN

SOSIAL DAN BUDAYA

Kita patut bangga dengan keragaman sosial dan budaya yang kita

miliki, dari Sabang sampai Merauke beragam kebudayaan, suku, bangsa, bahasa, adat

istiadat, agama dan banyak lagi kekayaan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia

Indonesia. Keragaman sosial dan budaya inilah yang berpotensi sebagai sumber daya yang

dapat membawa manusia Indonesia dikenal dunia dengan keunikan dan corak warna-warni

kebudayaan.

1. Apakah kita telah mengenal keragaman kebudayaan kita?

2. Apa pentingnya kita mengenal keragaman sosial dan budaya Indonesia?

Page 97: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

Sebagai Negara Kepulauan, Indonesia memiliki banyak pulau yang berjajar dari

Sabang hingga Merauke, banyak kebudayaan yang memiliki ciri khas tersendiri dengan

sistem sosial masyarakatnya yang unik. Jangankan berbeda pulau, dalam satu pulau saja kita

memiliki perbedaan yang menjadi ciri-ciri masing-masing daerah. Hal ini tentunya dapat

mempengaruhi cara pandang masyarakat yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut

harus tetap ada sebagai corak bangsa Indonesia yang budayanya terkenal sebagai kebudayaan

yang beradab dan adiluhung. Karena itu kita butuh mengenal satu sama lain demi terciptanya

nilai-nilai toleransi dan saling menghargai sama lain sebagai satu masyarakat hukum dalam

bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Zamrud Khatulistiwa, inilah gelar bagi Indonesia, negeri kaya alam yang kita

banggakan karena kemegahan alam yang tersusun rapi. Hal yang menakjubkan akan anda

temui di negara berkepulauan luas nan hijau dan indah ini. Indonesia sebuah negeri yang

nyaman dan menawan dengan pesona keanekaragaman alam dan budaya berpadu dalam

masyarakat yang ramah, seperti video klip pada lagu Zamrud Khatulistiwa yang diciptakan

oleh Chrisye (Alm.) berikut ini:

1. Pengertian Budaya

Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna

karena memiliki kemampuan berpikir, perasaan, dan keterampilan. Dengan kemampuan ini,

manusia dapat menentukan sendiri cara untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan

mengubah lingkungannya. Sebagai contoh, manusia membuat tempat tinggal atau membuat

senjata untuk mempertahankan diri. Manusia juga membuat serangkaian aturan dan

normanorma untuk bergaul dan mengatur kelompoknya. Dengan demikian, manusia

menghasilkan berbagai macam norma, aturan, benda, lembaga, atau hal-hal lain untuk

mempertahankan hidup dan memenuhi kebutuhannya. Karya-karya manusia dalam usahanya

mempertahankan hidup dan memenuhi kebutuhan hidup disebut hasil budaya.

Budaya berasal dari bahasa Sansekerta, Budhayah yang berarti budi atau akal.

Kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa, dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhannya.

Kebudayaan ada dua macam, yaitu kebudayaan jasmani dan kebudayaan rohani. Kebudayaan

jasmani adalah kebudayaan yang dapat dirasakan, diraba, dan dilihat secara nyata. Contohnya

alat-alat tradisional, pakaian adat, kesenian, adat istiadat, arsitektur bangunan, dan lainnya.

Page 98: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

Kebudayaan rohani adalah kebudayaan yang hanya dapat dirasakan, namun tidak dapat

dilihat atau diraba. Contohnya, kepercayaan dan ideologi.

2. Keragaman Suku Bangsa

Ayo perhatikan gambar berikut ini!

Dua orang yang terdapat pada gambar berasal dari suku yang berbeda. Gambar

pertama menunjukkan orang dari suku Jawa. Gambar kedua menunjukkan orang dari suku

Dayak. Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan suku? Suku adalah suatu kesatuan

masyarakat atas dasar kesamaan bahasa, budaya, dan tempat tinggal. Misalnya suku Dayak,

mereka tinggal di Pulau Kalimantan, mereka memiliki bahasa dan beradat istiadat Dayak.

Demikian pula suku Jawa, mereka tinggal di Pulau Jawa, mereka berbahasa dan beradat

istiadat Jawa.

Daerah asal suku-suku di Indonesia tersebar di berbagai daerah. Setiap suku memiliki

kebiasaan hidup yang berbeda-beda. Kebiasaan hidup ini menjadi budaya dan ciri khas suku

masing-masing hingga membentuk suatu keragaman budaya. Agar kamu mendapat gambaran

tentang persebaran suku bangsa di Indonesia, simaklah video berikut ini. Amati nama suku

bangsa dan daerah asalnya!

Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang majemuk. Kemajemukan

bangsa Indonesia dapat dilihat dari keragaman suku bangsa yang ada. Setiap suku bangsa di

Indonesia memiliki corak kehidupan yang berbeda, memiliki norma yang menjunjung tinggi

persatuan dan kesatuan bangsa. Hal ini tercermin dari semboyan: “BHINNEKA TUNGGAL

IKA”.

3. Keragaman Agama Indonesia merupakan negara berketuhanan yang menjunjung tinggi

kebebasan beragama. Ketentuan ini ditegaskan dalam Pancasila sila pertama, yaitu

“Ketuhanan Yang Maha Esa” dan Undang-undang Dasar 1945 pasal 29 ayat (2), yaitu:

“Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing

dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu”. Saat ini terdapat enam

agama resmi (yang diakui secara hukum) di Indonesia, yaitu: Islam, Kristen Protestan,

Kristen Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Chu.

Page 99: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

Menurut hasil sensus tahun 2010, 87,18% dari 237.641.326 penduduk Indonesia

adalah pemeluk Islam, 6,96% Kristen Protestan, 2,9% Kristen Katolik, 1,69% Hindu, 0,72%

Buddha, 0,05% Kong Hu Cu, 0,13% agama lainnya, dan 0,38% tidak terjawab atau tidak

ditanyakan. Berikut ini adalah peta persebaran agama-agama di Indonesia:

4. Keragaman Sistem Kekerabatan

Kekerabatan berasal dari kata kerabat yang artinya masih memiliki hubungan darah

atau kekeluargaan (pertalian keluarga). Kerabat meliputi ayah, ibu, anak-anak, menantu,

cucu, kakak, paman, bibi, kakek, nenek, sepupu, cicit atau buyut. Seseorang yang telah

menjalani perkawinan berarti menggabungkan dua kelompok kerabat menjadi satu. Jadi,

Kekerabatan merupakan hubungan kekeluargaan seseorang dengan orang lain yang

mempunyai hubungan darah atau keturunan yang sama dalam satu keluarga. Apakah yang

dimaksud dengan sistem kekerabatan? Kekerabatan adalah sistem budaya dalam peranannya

di keluarga yang diakui dan memiliki hubungan dalam menentukan kewajiban, hak, dan

batas-batas interaksi antara anggota kelompok yang diakuinya. Sistem kekerabatan dapat

diukur berdasarkan pengakuan dalam keluarga inti yang memiliki hubungan kesukuan atau

antar suku, akan tetapi lebih banyak diakui berdasarkan keluarga inti yang berasal dari satu

suku. Jadi, sistem kekerabatan berhubungan dengan penegasan kelompok.

Page 100: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

KEBERAGAMAN MASYARAKAT INDONESIA

1. Keberagaman Suku Bangsa.

Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa berarti sekelompok manusia yang memiliki kesatuan

budaya dan terkait oleh kesadaran dan identitas tersebut. Suku bangsa sering disebut Etnik.

Kesadaran dan identitas biasanya dikutkan oleh kesatuan bahasa. Jadi, suku bangsa

merupakan gabungan sosial yang dibedakan dari golongan-golongan sosial karena

mempunyai ciri-ciri paling mendasar dan umum berkaitan dengan asal-usul dan tempat serta

asal kebudayaan.

Ciri-ciri mendasar yang membedakan suku bangsa satu dengan lainnya, antara lain

bahasa daaerah, adat istiadat, sistem kekerabatan, kesenian daerah, dan tempat asal.

Keberagaman bangsa Indonesia diakibatkan oleh jumlah suku bangsa yang mendiami

wilayah Indonesia. Setiap suku bangsa mempunyai ciri atau karakter tersendiri, tahun 2010 di

Indonesia terdapat 1.128 suku bangsa. Antar suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai

perbedaan dan itulah yang membentuk keanekaragaman di Indonesia.

Persebaran sukubangsa di Indonesia, antara lain :

No Kepulauan Suku

1 Sumatera Aceh, gayo, alas, simeulue, tamiang, batak, nias, mentawai,

minangkabau, melayu anak dalam, sakai, kerinci, kubu,

bajau, palembang, ogan, komiring, pasemah, rawas, rejang,

lebong, enggano, lampung, semendo.

2 Jawa Banten, badui, betawi, sunda, jawa karimun, madura dan

tengger

3 Bali Bali

4 Nusa Tenggara

Barat

Sasak, bima, sumbawa, bali

5 Nusa Tenggara Alor, solor, rote, sabu, sumba, flores, dawan, tetun

Timur

Page 101: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

6 Kalimantan Melayu, dayak, bulangan, tidung, abai, banjar.

7 Sulawesi Bugis, makasar, mandar, toraja, muna, buton, toraja, tolaki,

kabaena, maronehe

8 Maluku Kalisusu, balantak, banggai, minahasa, bolaan, mongondow,

sangir, talaud, gorontalo, ambon, jei, tanimbar, seram,

ternate, morotai.

9 Papua Sentani, biak, asmat, manem.

Setiap suku memiliki bahasa daerah masing-masing. Dengan banyaknya bahasa daerah ini,

menunjukkan beteapa kaya dan beragamnya kebudayaan bangsa Indonesia.

Bahasa daerah yang dipergunakan sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari

dalam lingkungan keluarga dan sebagai sarana penghubung dalam pergaulan lingkungan

masyarakat. Bahasa daerah yang dipergunakan sebagai sarana penghubung dalam lingkungan

masyarakat, misalnya:

a. Minangkabau berbahasa Minang

b. Tapanuli berbahasa Batak

c. Jawa barat berbahasa Sunda

d. Jawa berbahasa Jawa

e. Bali berbahasa Bali

f. Kalimantan berbahasa Dayak

g. Sulawesi berbahasa Minahasa

h. Papua berbahasa Airoran, bahasa Abun, dll.

Kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia sangat beragam. Hal itu dibentuk oleh

kondisi geografis dan kondisi sosial di setiap daerah di seluruh Indonesia. Kondisi suatu

daerah dengan daerah lainnya memiliki berbagai perbedaan.

Kita ambil contoh masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan akan lebih banyak

menggantungkan kehidupan dari pertanian. Oleh karena itu, akan berkembang kehidupan

sosial budaya masyarakat petani. Sementara itu, dareah pantai akan memengaruhi

masyarakatnya untuk memiliki mata pencaharian sebagai nelayan dan berkembanglah

kehidupan sosial masyarakat nelayan.

Keragaman bangsa Indonesia tampak pula dalam seni sebagai hasil kebudayaan darah di

Indonesia, misalnya dalam beantuk tarian dan nyanyian. Hampir semua daerah atau suku bangsa

mempunyai tarian dan nyanyian yang berbeda. Begitu juga dalam bidang seni rupa, setiap

daerah mempunyai hasil karya yang berbeda dan manjadi ciri khas daearahnya masingmasing.

Page 102: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

2. Keberagaman Agama dan Kepercayaan

Sejak dahulu kala bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah, mudah bergaul

dengan bangsa lain dan bersedia menerima pengaruh baru sepanjang tidak menimbulkan

pertentangan dan penderitaan. Pengaruh dari berbagai bangsa yang mendatangkan

kesejahteraan dan ketentraman hidup selalu diterima baik oleh bangsa Indonesia. Hal tersebut

mendorong masuknya berbagai agama ke Indonesia.

Ajaran agama Hindu berasal dari India sudah masuk ke Indonesia sekitar abad IV ditandai

dengan berdirinya kerajaan Kutai Tarumanegara di Kalimantan. Agama Budha dibawa oleh

bangsa India yang sudah berdagang ke Indonesia mulai abad ke-VII. Ajaran agama Islam

dibawa oleh pedagang Gujaerrat dan parsi sekitar abad ke-13. Kedatangan bangsa Eropa

membawa ajaran agama Kristen dan Katholik, sedangkan pedagang dari Cina menganut

agama Khonghucu.

(gambar keberagaman Agama di Indonesia)

Berbagai ajaran agama diterima oleh bangsa Indonesia karena masyarakat sudah mengenal

kepercayaan seperti animisme dan dinamisme. Agama mengajarkan kepada umatnya agar

berbuat baik dan benar. Melakukan kebaikan dan menegakkan kebenaran adalah perintah

Tuhan yang wajib dilaksanakan. Kesadaran beragama merupakan perwujudan keyakinan

manusia terhadap keberadaan Tuhan Yang Maha Esa.

3. Keberagaman Ras

Pada dasarnya manusia diciptakan dalam kelompok ras yang berbeda-beda yang merupakan hak

mutlak Tuhan Yang Maha Esa. Istilah ras berasal dari bahasa Inggris, yaitu “race”.

Dalam Undang-undang nomor 40 tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan

Etnis, menyebutkan bahwa ras adalah golongan bangsa brdasarkan ciri-ciri fisik dan garis

keturunan. Setiap manusia memiliki perbedaan ras dengan manusia lainnya karena adanya

perbedaan ciri-ciri fisi, seperti warna mata dan ciri fisik yang lainnya.

Page 103: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

Masyarakat Indonesia memiliki keberagaman ras. Hal ini disebabkan oleh kedatangan bangsa

asing ke wilayah Indonesia, sejarah penyebaran ras di dunia, serta letak dan kondisi geografis

wilayah Indonesia. Beberapa ras yang ada dalam masyarakat Indonesia antara lain:

- Ras Malayan-Mongoloid yang ada di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat,

Kalimantan dan Sulawesi.

- Ras Melanesoid yang mendiami daerah Papua, Maluku, dan Nusa tenggara timur

- Ras Asiatic Mongoloid seperti orang Tionghoa, Jepang dan Korea. Ras ini tersebar di

seluruh Indonesia.

- Ras Kaukasoid yaitu orang India, Timur Tengah, Australia, Eropa dan Amerika.

(gambar keberagaman ras)

4. Keberagaman Antargolongan

Keberagaman yang ada di Indonesia itu sangat banyak tidak hanya keberagaman suku, agama

dan ras, tetapi juga dalam keberagaman masyarakat. Keberagaman masyarakat di Indonesia

dapat dilihat dari struktur masyarakatnya. Keberagaman masyarakat di Indonesia dapat

dilihat dari struktur masyarakatnya. Struktur masyarakat Indonesia menurut Syarif Moeis

(2008) ditandari dengan dua ciri. Pertama secara horizontal ditandai dengan kenyataan

adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa, agama adat

istiadat, dan kedaerahan. Secara vertikal ditandai dengan adanya lapisan atas dan lapisan

bawah yang cukup tajam.

Dalam sosiologi, adanya lapisan dalam masyarakat itu disebut “social stratification” atau

biasa disebut dengan kelas sosial. Adanya perbedaan kelas dalam lapisan masyarakat

menyebabkan terjadinya penggolongan kelas-kelas secara bertingkat. Hal itu diwujudkan

dalam kelas tinggi, kelas sedang dan kelas rendah dengan ditandai oleh adanya

ketidakseimbangan dalam pembagian hak dan kewajiban individu dan kelompok di dalam

suatu sistem sosial. Dengan demikian, dalam kelas sosial terdapat penggolongan manusia

secara bertingkat atas dasar kedudukan atau status sosial sehingga menyebabkan perbedaan

antara hak dan kewajiban.

Selain dilihat dari lapisan masyarakat atau kelas sosial, keberagaman masyarakat ditandai

oleh adanya segmentasi dalam bentuk kelompok-kelompok yang memiliki kebudayaan yang

berbeda satu sama lain. Kelompok-kelompok tersebut dapat berupa kesatuan-kesatuan sosial

Page 104: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

dan organisasi kemasyarakatan. Adanya kelas sosial dan kesatuan sosial membentuk

golongan-golongan di masyarakat. Setiap golongan terdiri dari dua orang atau lebih yang

mempunyai hubungan satu sama lain dalam sebuah struktur.

Keberagaman antargolongan tidak boleh menyebabkan terjadninya perselisihan dan

perpecahan di masyarakat. Adanya keberagaman antargolongan harus menjadi pendorong

terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa, dan pendorong tumbuhnya kesadaran setiap

warga negara akan pentingnya pergaulan demi memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa

misalnya golongan kelas tinggi membantu golongan kelas rendah. Oleh karena itu, ciri

golongan tidak ditonjolkan demi kepentingan nasional.

Page 105: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

5 Sikap Menghargai Keberagaman – Perbedaan merupakan hal yang umum pada suatu

negara atau wilayah, tak terkecuali Indonesia. Indonesia sendiri terkenal akan aneka

keberagaman suku dan agama. Untuk suku sendiri ada suku Jawa, suku Batak, suku Sunda,

suku Kalimantan dan lainnya yang memiliki keunikan dan khas tersendiri pada

masingmasing negara. Begitupula dengan agama yang beragam seperti Islam, Katolik, Budha

dan juga Hindu yang walaupun berbeda, namun berprinsip pada Bhineka Tunggal Ika, meski

beda tetap satu jua. Adapun sikap menghargai keberagaman ada beberapa diantaranya :

1. Toleransi

Toleransi merupakan sikap untuk menahan diri dan juga bersabar, serta membiarkan

pendapat orang lain dan menerima apa yang baik dan tidak baik. Toleransi sendiri didasarkan

dari sikap saling menghormati terhadap martabat manusia, keyakinan, hati nurani dan juga

keikhlasan sesama makhluk beragama. Contoh toleransi seperti menghargai teman yang

sedang menjalankan puasa dengan tidak makan di depannya. Atau juga untuk dalam

kesenian, menampilkan macam-macam kesenian Indonesia.

2. Tidak menghina

Hal ini sangat patut untuk di lakukan karena meskipun berbeda agama, budaya dan juga

warna kulit, akan tetapi sebagai warga negara yang hidup dalam satu negara, hendaknya

untuk saling menghormati sesama. Karena letak kerukunan dalam suatu negara adalah

dengan saling menghargai perbedaan.

3. Mempelajari dan menikmati kebudayaan suku lainnya

Indonesia terdiri dari banyak pulau dan juga ratusan bangsa yang tersebar di beberapa

wilayah Indonesia. Dan setiap suku memiliki kebuadaan sendiri seperti bahasa, warna kulit,

adat, kepercayaan, tradisi dan lainnya. Bersikap menghargai keberagaman adalah dengan

menghargai dan juga menikmati kebudayaan lain. Dengan memepelajari budaya lain, maka

kita akan mengerti aneka ragam budaya Indonesia yang tersimpan suatu hal yang unik dan

juga menjadi suatu ciri khas Indonesia yang patut dibanggakan.

4. Menjadikan keberagaman sebagai suatu kebanggaan

Keberagaman adalah suatu kekayaan suatu negara yang tak ada batasnya dan juga patut

dibanggakan. Banyak yang mengatakan bahwa Indonesia merupakan suatu negara yang unik

dan memiliki banyak aneka macam tradisi dan suku budaya yang unik, sehingga Indonesia

dikatakan sebagai negara yang yang tepat untuk mengenal budaya dan segala macam

kekayaan didalamnya yang terletak pada bangunan sejarah dan juga kulinernya. Oleh karena

itu dalam 5 sikap menghargai keberagaman salah satunya adalah bangga dengan negara

sendiri.

5. Menjaga Kerukunan

Saling menjaga kerukunan adalah suatu bentuk dalam menghargai keberagaman. Tidak

membuat onar, tidak menghina, dan juga tidak saling merendahkan satu sama lain akan

mengeratkan tali persaudaraan dianatar suku dan agama yang berbeda.

Page 106: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

Sikap Menghargai Keberagaman

Perbedaan yang ada pada setiap daerah di Indonesia merupakan suatu anugerah dari

Tuhan yang patut kita syukuri. Berikut contoh hal-hal apa yang kita lakukan untuk

menghargai perbedaan itu, misalnya:

Page 107: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen
Page 108: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

Lampiran 3 : LKS Pretest dan Posttest dan Kunci Jawaban

Sekolah : SD Negeri Barembeng II

Kelas / Semester : IV / Ganjil

Tema 1 : Indahnya Kebersamaan Sub Tema 1 :

Keberagaman Budaya Bangsaku

Nama :

Petunjuk :

1. Tuliskan nama dan No.Urut pada kolom yang telah disediakan!

2. Periksalah dan bacalah soal-soal dengan cermat sebelum menjawab!

3. Dahulukanlah menjawab soal yang di anggap mudah!

4. Lingkarilah jawaban yang benar pada soal!

1. Dibawah ini yang tidak termasuk unsur-unsur kebudayaan yaitu sebagai

berikut, kecuali …

a. Pengetahuan

b. Sistem organisasi kemasyarakatan

c. Tempat wisata

d. Bahasa

2. Budaya local umumnya bersifat …

a. Tradisional

b. Klasik

c. Modern

d. Antic

3. Yang termasuk unsur-unsur kebudayaan yaitu …

a. Peralatan

b. Bahasa dan Tarian

c. Bahasa dan Kesenian

d. Tempat wisata dan sistem keagamaan

Page 109: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

4. Yang termasuk dampak negatif akibat keberagaman budaya, kecuali ….

a. Menimbulkan konflik antar elite dan golongan politik

b. Sebagai alat bersatunya masyarakat walau berbeda agama

c. Menimbulakan krisis ekonomi dan moneter

d. Menimbulkan konflik antar suku bangsa

5. Yang bukan termasuk contoh tindakan social yaitu….

a. Dina sangat senang karena mendapat hadiah dari temannya

b. Seorang pelajar pergi untuk mengikuti ekstrakulikuler

c. Siswa SD pergi ke sekolah untuk tawuran

d. Mahasiswa di tempatkan untuk magang di suatu perusahaan

6. Indonesia merupakan negara berketuhanan yang menjunjung tinggi

kebebasan beragama. Ketentuan ini ditegaskan dalam Pancasila sila.......

a. Kesatu

b. Kedua

c. Ketiga

d. Keempat

7. Ciri-ciri mendasar yang membedakan suku bangsa satu dengan lainnya

yaitu.............

a. Pakaian, warna kulit, adat istiadat dan materi

b. Bahasa, pakaian, makanan dan materi

c. Kepintaran, kesenian daerah, tempat asal, bahasa, dan pakaian

d. Bahasa daaerah, adat istiadat, sistem kekerabatan, kesenian daerah,

dan tempat asal

8. Setiap suku memiliki bahasa daerah masing-masing sala satunya

Minangkabau berbahasa......

a. Makassar

b. Minang

c. Batak

d. Sunda

Page 110: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

9. Dibawah ini yang termasuk sikap menghargai keragaman

yaitu.................

a. Toleransi, menghina, mempelajari dan menikmati kebudayaan suku

lainnya dan menjaga kerukunan

b. Toleransi, tidak menghina, tidak mempelajari dan menikmati

kebudayaan suku lainnya dan menjaga kerukunan

c. Toleransi, tidak menghina, mempelajari dan menikmati kebudayaan

suku lainnya dan menjaga kerukunan

d. Toleansi, tidak menghina, mempelajari dan menikmati kebudayaan

suku lainnya dan tidak menjaga kerukunan

10. Terhadap suku bangsa dari daerah lain kita harus saling..............

a. Bersaing

b. Bermusuhan

c. Menghormati

d. Menjauhi

11. Rumah adat Provinsi Sulawesi Selatan disebut..........

a. Rumah Lamin

b. Rumah Tongkonan

c. Rumah Natah

d. Rumah Baileo

12. Jika kita tidak saling menghormati anatar suku bangsa maka akan

berakibat, kecuali...........

a. Timbul permusuhan antar suku

b. Persatuan dan kesatuan tidak terjamin

c. Ancaman perpecahan Negara Kesatuan Republik Indonesia

d. Merperkokoh persatuan dan kesatuan negara

Lampiran 4: Lembar Observasi Guru dan Siswa

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU

Page 111: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

Berikut penilaian dengan menuliskan tanda centang ( ) pada kolom skor

yang telah tesedia.

Keterangan:

Skor 4 = Jika dilakukan dengan sangat baik

Skor 3 = Jika dilakukan dengan baik

Skor 2 = Jika dilakukan dengan cukup baik

Skor 1 = Jika dilakukan dengan kurang baik

No Aktivitas Guru

Skor

4 3 2 1

1. Menyiapkan RPP

.2. Menyiapkan Media Pembelajaran

3. Menyajikan buku penunjang buku paket yang relevan

4. Membuka pelajaran dengan salam dan berdo’a

5. Memeriksa kesiapan siswa

6. Melakukan apersepsi

7. Menjelaskan tujuan pembelajaran

8. Menyampaikan materi

9. Memberikan tugas kepada siswa

10. Menyimpulkan pembelajaran

11. Memberikan PR

12. Memberikan pesan-pesan moral kepada siswa

13. Menutup pelajaran dengan berdo’a bersama dengan siswa

Page 112: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

Lampiran 5: Daftar Hasil Belajar Nilai

Pretest

No. Nama Siswa Nilai

1. A. Zaky Al-Qifari 60

2. Al-Qifari 50

Page 113: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

3. Ahmad Fachriansyah 90

4. Al Sakira Azzahra 60

5. Fabian Sahreza 70

6. Jesika Maryam 80

7. Kafa Putra Arjuna 70

8. Kaysan Naufal Ali 80

9. Muh Abrar Pratama 60

10. Muhammad Sulaeman 70

11. Muh Alfian 40

12. Muh Arhan Fajar 70

13. Muh Fahri Hidayat 80

14. Muh Yusuf Fadilah 70

15. Muh Alfian Nur 70

16. Miftahul Jannah 80

17. Nur Fahmi 80

18 Nurul Muta Aliyah 90

19 Nur Indira Aprilia 60

20. Syahrul AB 70

21. Surya Tri Putra 70

22. Suci Ramadani 70

23. Siti Sahira Azizah 80

24. Tifani Akila Suardi 40

25. Ummu Kalsum 50

26. Ummul Kalsum 40

27. Marwah 70

Page 114: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

28. Zahra 80

29. Zikra Zakira 80

30. Zakina Nur Fadilah 40

Jumlah 2020

Rata - Rata 67,3

Page 115: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

Nilai Posttest

No. Nama Siswa Nilai

1. A. Zaky Al-Qifari 80

2. Al-Qifari 60

3. Ahmad Fachriansyah 100

4. Al Sakira Azzahra 90

5. Fabian Sahreza 80

6. Jesika Maryam 100

7. Kafa Putra Arjuna 80

8. Kaysan Naufal Ali 90

9. Muh Abrar Pratama 80

10. Muhammad Sulaeman 80

11. Muh Alfian 80

12. Muh Arhan Fajar 80

13. Muh Fahri Hidayat 100

14. Muh Yusuf Fadilah 80

15. Muh Alfian Nur 80

16. Miftahul Jannah 90

17. Nur Fahmi 90

18 Nurul Muta Aliyah 100

19 Nur Indira Aprilia 80

20. Syahrul AB 80

21. Surya Tri Putra 80

22. Suci Ramadani 80

Page 116: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

23. Siti Sahira Azizah 90

24. Tifani Akila Suardi 50

25. Ummu Kalsum 70

26. Ummul Kalsum 70

27. Marwah 80

28. Zahra 100

29. Zikra Zakira 100

30. Zakina Nur Fadilah 50

Jumlah 2470

Rata - Rata 82,3

Page 117: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen
Page 118: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

Lampiran 6:

Analisis Nilai Pretest dan Posttest

Kode

Sampel

(Pretest) (Posttest) d=

1 60 80 20 400

2 50 60 10 100

3 90 100 10 100

4 60 90 30 900

5 70 80 10 100

6 80 100 20 400

7 70 80 10 100

8 80 90 10 100

9 60 80 20 400

10 70 80 10 100

11 40 80 40 1600

12 70 80 10 100

13 80 100 20 400

14 70 80 10 100

15 70 80 10 100

16 80 90 10 100

17 80 90 10 100

18 90 100 10 100

19 60 80 20 400

20 70 80 10 100

21 70 80 10 100

22 70 80 10 100

23 80 90 10 100

24 40 50 10 100

25 50 70 20 400

26 40 70 30 900

27 70 80 10 100

28 80 100 20 400

29 80 100 20 400

30 40 50 10 100

Jumlah 2020 2470 450 8500

-

Page 119: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

Lampiran 7:

TABEL

NILAI-NILAI DALAM DISTRIBUSI t

α untuk uji dua fihak (two tail test)

0,50 0,20 0,10 0,05 0,02 0,01

α untuk uji satu fihak (one tail test)

dk 0,25 0,10 0,05 0,025 0,01 0,005

1 1,000 3,078 6,314 12,706 31,821 63,657

2 0,816 1,886 2,920 4,303 6,956 9,925

3 0,765 1,638 2,353 3,182 4,541 5,841

4 0,741 1,533 2,132 2,776 3,747 4,604

5 0,727 1,476 2,015 2,571 3,365 4,032

6 0,718 1,440 1,943 2,447 3,143 3,707

7 0,711 1,415 1,895 2,365 2,998 3,499

8 0,706 1,397 1,860 2,306 2,896 3,355

9 0,703 1,383 1,833 2,262 2,821 3.250

10 0,700 1,372 1,812 2,228 2,764 3,169

11 0,697 1,363 1,796 2,201 2,718 3,106

12 0,695 1,356 1,782 2,179 2,681 3,055

13 0,692 1,350 1,771 2,160 2,650 3,012

14 0,691 1,345 1,761 2,145 2,624 2,977

15 0,690 1,341 1,753 2,131 2,602 2,947

16 0,689 1,337 1,746 2.120 2,583 2,921

17 0,688 1,333 1,740 2.110 2,567 2,898

18 0,688 1,330 1,734 2,101 2,552 2,878

19 0,687 1,328 1,729 2,093 2,539 2,861

20 0,687 1,325 1,725 2,086 2,528 2,845

21 0.686 1,323 1,721 2,080 2,518 2,831

22 0,686 1,321 1,717 2,074 2,508 2,819

23 0,685 1,319 1,714 2,069 2,500 2,807

24 0,685 1,318 1,711 2,064 2,492 2,797

25 0,684 1,316 1,708 2,060 2,485 2,787

26 0,684 1,315 1,706 2,056 2,479 2,779

27 0,684 1,314 1,703 2,052 2,473 2,771

28 0,683 1,313 1,701 2,048 2,467 2,763

29 0,683 1,311 1,699 2,045 2,462 2,756

30 0,683 1,310 1,697 2,042 2,457 2,750

40 0,681 1,303 1,684 2,021 2,423 2,704

60 0,679 1,296 1,671 2,000 2,390 2,660

120 0,677 1,289 1,658 1,980 2,358 2,617

Page 120: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

Lampiran 8:

0,674 1,282 1,645 1,960 2,326 2,576

Sumber: (Sugiyono, 2017: 454)

DOKUMENTASI

Pemberian Pretest (Tes Awal)

Pemberian Pre-test

Page 121: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

Pemberian Pre-test

Pemberian Trreatment dan Posttest (Tes Akhir)

Pemberian Materi

Pemberian Post-test

Page 122: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

Lampiran 9 :

Page 123: New PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE … · 2020. 2. 15. · Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe ... C. Defenisi Operasional Variabel ..... 30 D. Instrumen

RIWAYAT HIDUP

Nurul Utari. Dilahirkan di Barembeng Kabupaten

Gowa pada tanggal 22 April 1997, dari pasangan

Ayahanda Abdullah dan Ibunda Hj. Sadaria. Penulis

masuk sekolah dasar pada tahun 2003 di SDN

Barembeng II Kabupaten Gowa dan tamat tahun 2009,

tamat SMP PGRI Barembeng tahun 2012, dan tamat

SMA Negeri Bontonompo tahun 2015. Pada tahun yang sama (2015), penulis

melanjutkan pendidikan pada Program Strata Satu (S1) Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar dan selesai tahun 2019.