newsletter pariwisata indonesia edisi terbaru maret 2012

36
Vol. 3 l No. 27 l Maret 2012 ISI NOMOR INI 10 4 14 18 27 7 Para Konsul Kehormatan juga Berperan Tur Lompat Pulau di NTT Kesempatan Daerah ke Floriade, Belanda Bermula dari Kosongnya Acara Tur Peluang dari Pengembangan Angkutan Udara Pendekatan Bisnis dari Masyarakat P atut diberikan salut pada masyarakat di Maumere, Kabupaten Sikka, Pulau Flores di NTT (Nusa Tenggara Timur). Inisiatif masyarakat dan ‘bergotong royong’, menyelenggarakan Pekan Pesona Flores selama empat hari: tanggal 18–21 Februari 2012. Tema utamanya, sama dengan suasana yang diciptakan, terdengar me- nyejukkan: Maumere in Love. Menparekraf Mari Elka Pangestu lalu menambahkan semangat bagi masyarakat setempat untuk memajukan pariwisata dan industri kreatif. Menteri datang, meresmikan pembukaan festival, melakukan dialog dengan masyarakat, dan satu dialog khusus dengan para stakeholders pariwisata. Pesan-pesan dari peristiwa ini pun terasa berlaku untuk daerah-daerah lain yang sedang ingin mengembangkan pariwisata. Menparekraf Mari Elka Pangestu bersama murid-murid SD di Maumere, Flores.Mereka mengenakan seragam dari kain tenun ikat. Menyongsong Fajar Pariwisata www.newsletter-pariwisataindonesia.com

Upload: muhammad-muslih

Post on 31-Mar-2016

263 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Maret 2012

TRANSCRIPT

Page 1: Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Maret 2012

Vol. 3 l No. 27 l Maret 2012

PercepatanPariwisataNasional

Vol. 3 lNo. 27 lMaret 2012

ISI NOMOR INI

10414

18277

Para Konsul Kehormatan juga Berperan

Tur Lompat Pulau di NTT

Kesempatan Daerah ke Floriade, Belanda

Bermula dari Kosongnya Acara Tur

Peluang dari Pengembangan Angkutan Udara

Pendekatan Bisnis dari Masyarakat

Patut diberikan salut pada masyarakat di Maumere, Kabupaten Sikka, Pulau Flores di NTT (Nusa Tenggara Timur). Inisiatif masyarakat dan ‘bergotong royong’, menyelenggarakan Pekan Pesona Flores selama empat hari: tanggal 18–21 Februari 2012.

Tema utamanya, sama dengan suasana yang diciptakan, terdengar me-nyejukkan: Maumere in Love.

Menparekraf Mari Elka Pangestu lalu menambahkan semangat bagi masyarakat setempat untuk memajukan pariwisata dan industri kreatif. Menteri datang, meresmikan pembukaan festival, melakukan dialog dengan masyarakat, dan satu dialog khusus dengan para stakeholders pariwisata. Pesan-pesan dari peristiwa ini pun terasa berlaku untuk daerah-daerah lain yang sedang ingin mengembangkan pariwisata.

Menparekraf Mari Elka Pangestu bersama murid-murid SD di Maumere, Flores.Mereka mengenakan seragam dari kain tenun ikat.

MenyongsongFajar Pariwisata

www.newsletter-pariwisataindonesia.com

Page 2: Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Maret 2012

2 Vol. 3 l No. 27 l Maret 2012

Utama

Penanggung jawab :Sapta NirwandarPenerbit/Pemimpin Redaksi :Arifin HutabaratDewan Redaksi :Sadar Pakarti BudiFaried Moertolo T. BurhanuddinWisnu B. SulaemanReporter : Benito LopulalanAlamat :Direktorat Jenderal Pemasaran PariwisataKementerian Pariwisata dan Ekonomi KreatifJl. Medan Merdeka Barat No.17Lantai 3 Jakarta 10110Telp : 021 383 8220Fax : 021 380 8612,Email : [email protected]

www.newsletter-pariwisataindonesia.com

Jika Anda mempunyai informasi danpendapat untuk Newsletter ini, silakankirim ke alamat tersebut di atas.

Dari unsur-unsur seni budaya, tiap kabupaten sedaratan Pulau Flores ikut serta mengisi kegiatan Pekan Pesona Flores itu. Acaranya ramai. Mulai dari parade budaya Flores, demo dan penyuluhan origami, fotografi dan film pendek, acara kebangun an rohani Katolik, Festival Etnik Flores, Expo Produk Unggulan Flores,

demo dan penyuluhan membuat boneka dari kulit jagung, pertunjukan band lokal, fashion show, sampai demo, penyuluhan dan lomba mewarnai, serta festival ikan bakar.

Ketika berdialog dengan Menteri Mari Elka Pangestu, para unsur pariwisata dari pemerintah kabupaten, DPRD, unsur in-dustri pariwisata dan masyarakat, mem-perlihatkan semangat ingin mempercepat pembangunan dan pengembangan pari-wisata serta industri kreatif setempat.

Menteri pun mengajak, agar masing-masing membuatkan rencana kegiatan yang kongkrit. Kata Menteri, dengan rencana disusun dan dilaksanakan, kita bisa memproyeksikan dan melaksanakan bagaimana pariwisata di pulau ini maju dalam praktik dan berkembang pada tiga atau empat tahun sedari sekarang.

Siapa yang berinisiatif menyelenggara-kan kegiatan Pekan Pesona itu? Keuskupan Maumere, bekerjasama dengan Yayasan di masyarakat, dan beberapa komunitas dan organisasi kepemudaan, merancang dan mengelola pelaksanaan even tersebut.

Upaya swadaya ini mendapat perha-tian dan dukungan dari berbagai sponsor, termasuk mulai dari Bank BNI, sampai pe-rusahaan-perusahaan swasta dan stasiun radio. Sekitar 12 sponsor dan pendukung telah berhasil mensukseskan Pekan Pesona Flores.

Menparekraf Mari Elka Pangestu me-nyatakan penghargaannya atas inisiatif dan upaya-upaya yang dilaksanakan oleh

masyarakat di Maumere itu. Menteri meyakinkan, kegiatan even

tersebut akan berpotensi besar untuk men-dorong memajukan pariwisata di Flores, dan, memajukan industri kreatif.

Menteri mengingatkan betapa masya-rakat di pulau ini memiliki sumber daya alam, budaya, dan sumber-sumber ekonomi kreatif yang perlu dibangun dan dikembangkan lebih lanjut.

Dipuji oleh Menteri kenyataan di mana

kegiatan tradisional masyarakat di Sikka, kemahiran menenun ikat, seni tari dan budaya lokal, diajarkan untuk diteruskan memeliharanya, pada generasi muda.

Orang mudaProses regenerasi menurunkan kepada

orang muda kegiatan-kegiatan tradisional di Flores tampaknya sedang berlangsung baik. Aktivitas di even Maumere in Love mencerminkan suasana itu. Yang diper-

Menteri Mari Elka Pangestu berdialog terbuka dengan para stakeholders pariwisata Flores.

Page 3: Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Maret 2012

3Vol. 3 l No. 27 l Maret 2012

Utama

lukan selanjutnya ialah konsistensi. Di satu peragaan, gadis dan ibu-ibu

muda tampak mendemonstrasikan ke-bolehan mereka mengerjakan tenun ikat. Ada yang memproses pemilahan dan pembelahan kapas, untuk kemudian pin-dah ke kelompok yang memintal kapas menjadi benang, dari situ benang pindah ke kelompok yang menenun, semuanya dikerjakan dengan tangan dan peralatan tradisional.

Pada parade pakaian tardisional, per-tunjukan tari dan seni musik tradisional, dari setiap kabupaten Pulau Flores, juga ditampilkan hampir seluruhnya oleh laki- dan perempuan usia muda.

Parade seni budaya tradisional diikuti oleh sekitar 600 orang, terlihat antara lain melalui foto-foto di atas ini. Ketika keka-yaan seni budaya turun temurun tetap hidup sebagai bagian dari the living culture, yang disajikan secara hidup pula seperti

Menteri menyaksikan tradisi menenun ikat yang diwariskan pada generasi muda, sehingga pemuda-pemudi pun meneruskannya.

performing art, itu merupakan magnit di dunia pariwisata yang menarik wisatawan untuk berdecak kagum menyaksikan. Me-nikmati dan mengapresiasi. Suasana ‘roh pariwisata’ sedemikian telah berlaku di Pulau Bali selama ini.

Menparekraf berkunjung ke Kupang ibukota Provinsi NTT dan Maumere ibukota Kabupaten Sikka, didampingi oleh Dirjen Pengembangan Destinasi, Firmansyah Rahim.

Seperti diceritakan oleh Uskup Mau-mere ketika berpidato, orang-orang tua masih ingat bahwa hasil kebun kelapa paling diandalkan di Maumere, sehingga disebut sebagai Kabupaten Nyiur Me-lambai.

Dulu ada Koperasi Kopra, tapi akhir- akhir ini kelapa ditinggalkan karena harga-nya melorot. Namun banyak hal menarik bila berkunjung, seperti mengunjungi sentra tenun ikat Sikka. Tenun ikat meru-

pakan sumber kehidupan, mata pencarian ibu-ibu.

Even yang pertama kali ini, katanya, merupakan rangkaian kegiatan dari ide kreatif kaum muda Kabupaten Sikka da-lam upaya meningkatkan potensi pari-wisata dan ekonomi kreatif. Dukungan gereja terhadap pemuda agar mengem-bangkan pariwisata Flores cukup besar.

Yang menjadi daya tarik antara lain wisata religi, makanan tradisional, dan

kerajinan gerabah. Ada kain tenun yang beraneka ragam yang sesungguhnya diguna-kan dalam kehidupan sehari-hari.

Secara geografis peman-dangan alam ikut mem-perkuat daya tariknya. Di-harapkannya tidak akan mengalami alih fungsi tanah-tanah sawah, dan keramah-tamahan, pariwisata Flores semakin dikenal, berbudaya, dan ramah lingkungan. Akan

halnya kerja para pemuda melaksanakan even tersebut, dikatakannya, mereka mem-butuhkan kepercayaan bahwa mereka mampu, biar masih muda kalau dipercaya akan terlaksana dengan bantuan doa.

Apa kata Menteri ? Kita jelas membantu ekonomi kreatif,

kata Menteri. Menteri sebelumnya pada Desember lalu telah berkunjung, tapi sampai Kupang saja waktu itu. Men-

Page 4: Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Maret 2012

4 Vol. 3 l No. 27 l Maret 2012

parekraf berperan koordinator pada koridor 5 untuk pariwisata dalam pro-gram MP3EI ( Masterplan Pengembangan dan Percepat an Pembangunan Ekonomi Indonesia). Dalam konteks itulah perha-tian diberikan.

“Potensi wisata di sini jelas, ada ikon Komodo, Danau Kalimutu, itu dua ikon yang sebetulnya sudah dikenal di luar,” ujar Menteri. Kita menginginkan wisatawan tidak hanya melihat Komodo saja, tapi juga mau tinggal lebih lama. Maka itu penting untuk mengembangkan obyek wisata yang lain maupun aspek budayanya, selain aspek industri kreatif-nya.

Menteri pun mengatakan, itu dimulai dari melangkah untuk mempunyai kelom-pok pemberdayaan lokal. Di Maumere rupa nya sudah ada delapan tempat yang sudah diidentifikasi apa yang perlu di-lakukan. Yang pertama, aksesibilitas, dan

prasarana fisik. Yang ke dua, sarana pariwisata, ter-

masuk akomodasi tempat tinggal. Telah ada cruisship berkunjung ke Larantuka, tapi tidak tersedia memadai bis untuk transportasi wisman. Mungkin kita harus

dapat memilih tempat untuk kita dukung perkembangannya secara terpadu. Maka di sini mencoba melibatkan komunitas se-tempat untuk mendukung perkembangan pariwisata.

Lebih penting lagi, efek pariwisata yang

Utama

Diplomasi Pariwisata

Para Konsul Kehormatan juga Berperan

Diplomasi pariwisata Indonesia semakin meluas, dan, me nguat. Kementerian Luar Negeri (Ke-menlu) mengadakan rapat ko-

ordinasi di Jakarta tanggal 21–23 Februari 2012 dengan mendatangkan para Konsul Kehormatan RI (Honorary Consuls).

Dari jumlah 63 Konsul Kehormatan RI yang tersebar di berbagai penjuru dunia, sebanyak 31 di antara mereka berkunjung ke Kemenparekraf. Para konsul kehormat-an diterima oleh Wamenparekraf bersama pimpinan Kementerian di Balairung Soe-silo Soedarman, Kemenparekraf Jakarta.

Siang itu Rabu, 22 Februari, ternya-ta dua jam pertemuan dengan dialog, terasa hampir tak cukup. Para Konsul menunjukkan minat dan keingintahuan yang kuat, bertanya dan ada yang mem-beri masukan, setelah Wamenparekraf Sapta Nirwandar menguraikan informasi mutakhir pariwisata Indonesia. Wamen didampingi Dirjen Pengembangan Desti-nasi Firmansyah Rahim.

Dari up dating informasi tentang kema-juan dan target-target pengembangan pari-wisata Indonesia dewasa ini, para Konsul memperlihatkan keinginan memberi peran

Konsul bertanya dan menyimak.

Page 5: Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Maret 2012

5Vol. 3 l No. 27 l Maret 2012

mampu menciptakan lapangan kerja bagi pemuda.

“Untuk itu kami mendukung acara yang dilakukan oleh para pemuda di sini, karena targetnya bagaimana kerajinan (tangan) dapat memberikan lapangan

kerja yang layak, termasuk bagaimana mereka dapat berwirausaha.”

Berbicara mengenai koordinasi pusat, daerah dan antardaerah untuk mening-katkan pariwisata, menurut Menteri, kita sudah menempuhnya melalui tiga meka-

Utama

dalam mempromosikan dan mengundang wisatawan dari kawasan masing-masing untuk berkunjung ke Indonesia. Mereka pun disediakan berbagai materi promosi pariwisata untuk dibawa pulang.

Peran para Konsul Kehormatan lazim memperkuat dan memperluas daya jang-kau kantor-kantor Kedutaan Besar RI (KBRI) dan Konsulat Jenderal RI (KJRI), mengingat Konsul Kehormatan diangkat dan dipilih pada kota-kota di luar lokasi di mana berada KBRI dan KJRI.

Lagi pula, individu para Konsul terdiri dari orang-orang dari berbagai profesi, mulai dari pengusaha sampai lawyer. Lokasi Konsul Kehormatan RI terletak di semua benua. Sebutlah Equador, Belgia, Zambia, India, Nepal, Portugis, Italia, Afrika Selatan dan lain-lain.

Indonesia nomor tiga (tadinya) dan seka-rang nomor empat di dunia, dalam per-saingan sebagai destinasi value for money,

kata Wamenparekraf Sapta Nirwandar. Kebanyakan mereka mengharapkan

adanya direct flight ke Indonesia, dan Wamenparekraf menunjukkan capaian- capaian jumlah wisman sejalan tersedi-anya penerbangan direct dan indirect ke Indonesia yang dilayani oleh berbagai maskapai penerbangan.

Demikian pula umumnya mengusul-kan perlunya materi promosi pariwisata dalam bahasa masing-masing Negara dari para Konsul tersebut.

Adalah Ian Anthony, yang ikut hadir, dia sendiri berprofesi lawyer di negerinya, sudah sepuluh tahun menjabat Konsul Kehormatan RI di Republik Trinidad dan Tobago. Dia sudah empat kali ke Indo-nesia. Terbang dari mana? “Saya selalu terbang langsung ke Australia dulu. Dari Australia lanjut ke Bali,” kata dia.

Sampai di situ ceritanya tentang kun-jungan ke Bali saja. Setelah Kemenlu mem-

bawa para konsul ini kali ini bertemu dan berdialog dengan Kemenparekraf, menu-rut Konsul Ian Anthony, dia akan welcome jika dikirimi informasi lebih banyak lagi.

Lebih banyak destinasi di Indonesia, dengan mengakui Bali sebagai yang utama. Dia mulai sekarang akan mempromosi-kan Indonesia pada setiap kesem patan, di samping dia sendiri sewaktu-waktu ber-libur sebagai wisman ke Indonesia. Paket wisata dari negerinya sudah jelas : kombi-nasi ke Australia dengan ke Indonesia.

Dewasa ini kerja sama sinergis Kemen-parekraf dengan berbagai KBRI dan KJRI sudah berkembang cukup pesat. Indus-tri pariwisata di Indonesia pun bolehlah men-supply informasi tentang paket-paket wisata pada para Konsul Kehormatan RI yang tersebar di lima benua itu. n

Wamenparekraf (kiri) dan para Konsul berbincang sejenak.

nisme utama. Yaitu melalui MP3EI, yang terkordinasi dalam koridor di mana kita sudah menggali beberapa prioritas, misal-nya bandara Labuan Bajo harus lebih pan-jang landasannya. Nanti kita lihat prioritas yang lain terkait aksesibilitas.

Parade Maumere in Love.

Page 6: Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Maret 2012

6 Vol. 3 l No. 27 l Maret 2012

Utama

Yang ketiga, Destination Management atau disebut juga perencanaan terpadu di masing-masing delapan kabupaten di Flores. Lalu, kerja sama antara pemerin-tah daerah, komunitas dan industri harus ada. Kordinasi pemerintah provinsi dan daerah kabupaten kota, kami harap lebih baik, sinkron terutama untuk mengelola destinasi yang prioritas.”

Maumere in Love Mengenai Pekan Pesona Flores itu sen-

diri, menurut Menteri, merupakan bentuk apresiasi terhadap kebudayaan Flores, yang mempunyai kekayaan alam luar biasa, termasuk agro, seperti kelapa, kopi, kakao, maupun kekayaan kain tenun ikat dengan corak yang beragam yang mewa-kili kebudayaan yang hidup di Flores. Itu ditambah lagi kerajinan tangan lainnya. Kekayaan sejarah Gereja Portugis meru-pakan kekayaaan tersendiri.

Bagaimana memberdayakan potensi itu supaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat? Hal itu terkait dengan ba-gaimana kita mengembangkan tempat-tempat pariwisata dan warisan budaya tanpa meninggalkan tradisi lokal.

Kemenparekraf juga mempunyai visi bagaimana pariwisata bisa dikembang-

Di samping itu, dikatakan berkelanjutan juga dalam arti sosial. Itu memberi harapan bagi kaum muda di Flores, agar mengem-bangkan pariwisata berkelanjutan, dengan kekayaan alam, budaya, dan sejarah.

Pada even ini terlihat keanekaragaman budaya, yang membuat kita akhirnya mencintai budaya sendiri, kata Menteri. Daerah ini sangat menarik, juga berkat adanya Pulau Komodo.

Kegiatan even tersebut baik dijadikan apresiasi, serta untuk promosi lokasi dan daya tarik masing-masing kabupaten. Apresiasi, promosi dan transaksi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Diharapkan even ini jika dilakukan tahunan, pada masa yang akan datang akan dicari oleh masyarakat dari luar Flores.

Menteri menyatakan penghargaan pa-da Kabupaten lain di Flores yang men-dukung, maka diharapkan pula akan bisa bergilir antara kabupaten.

Kita menuju ke Visit NTT dan Sail Komodo 2013, ujar Menteri. Para stakeholders pariwisata di Flores khususnya dan NTT umumnya, seakan sedang menguak fajar baru. Ya, diperlukan konsistensi selanjut-nya, menghidupkan memelihara seni bu-daya tradisional, damai dan sejuk. n

Dan, yang lebih senior pun masih tetap bisa berkiprah.

kan secara berkelanjutan. Pesan-pesan Uskup agar pariwisata dapat berkelanjut-an, dengan memperhatikan lingkungan, kebersihan, juga warisan budaya kita, seperti tidak membuang limbah semba-rangan, mempertahankan aspek ramah lingkungan yang bernilai lebih tinggi, dengan menggunakan bahan natural, bu-kan bahan sintetis.

Page 7: Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Maret 2012

7Vol. 3 l No. 27 l Maret 2012

UTAMAUTAMA

Pemandangan Labuan Bajo, menjelang sun set, demikian indah, dengan nama yang mendunia, namun bagaimanakah agar wisman mau singgah bahkan menginap? Umumnya wisatawan dari sini berangkat menyeberang ke Pulau Komodo atau mengelilingi pulau-pulau kecil yang bertaburan, ada paket Sea Tours, termasuk snorkeling. Berdasarkan program itu saja maka wisatawan cenderung merasa cukup satu kali 24 jam berada di destinasi ini. Kecuali para divers tourists. Jalan Soekarno membujur sepanjang pantai ini, di satu sisi berbukit-bukit tempat fasilitas penginapan berbaris, di sisi lain berjejer bangunan-bangunan sementara kantor agen tur, warung, dan di belakang dibibir pantai merupakan barisan rumah para nelayan.

Bagi Anda yang belum pernah ke Pulau Flores, atau NTT, pergilah terbang ke sana. Bisa dimulai de-ngan turun di Maumere, ibukota

Kabupaten Sikka. Nama Sikka terkenal dengan tenun ikat

Sikka. Di pantai pinggir laut kota ini ber-susun rumah-rumah pondok. Di situ ibu-ibu tampak menenun dengan cara tradi-sional yang tak berubah dari ratusan tahun.

Menenun ikat memang merupakan

salah satu kegiatan sehari-hari dan menjadi mata pencaharian utama. Dan, dewasa ini sedang berlangsung satu program yang di-disain oleh masyarakat: mewa riskan pada orang-orang muda tradisi menenun.

Bersamaan itu, juga semacam ’gerakan’ membuat orang muda agar menye nangi,—- dan meneruskan warisan tradisi-tradisi seni budaya, dari musik hingga tari-tarian tradisional.

Berbelanja kain tenun ikat Sikka bisa

Tur Lompat Pulau di NTT

Beriwisata di NTT bisa juga dimulai dari Labuan Bajo. Dari pelabuhan ini wisatawan menyeberang dengan boat wisata selama dua jam untuk mencapai Pulau Komodo dan Pulau Rinca, di mana wisatawan tu-run dipandu oleh guide lokal yang disebut sebagai ‘ranger’, untuk menyaksikan salah satu ‘the real wonder of the world’: binatang purba Komodo.

Setelah itu, dari Labuan Bajo tur diterus-kan ke arah timur daratan Pulau Flores, jalan darat atau udara.

Jangka menengah dan jangka panjang, potensi alam dan budaya NTT memungkinkan suatu paket wi sata yang memberikan pe-ngalaman unik, melompat dari satu pulau ke yang lain.

Jika pengalaman itu diceri-takan, judulnya seperti Island Hopping Odyssey. Potensi pintu masuk wisman de ngan direct flight tentulah rute Darwin–Kupang, di mana masya rakat Australia utara akan lebih dekat ke Kupang dan NTT ketimbang mereka terbang berlibur ke bagian se-latan atau barat Australia.

Pintu masuk internasional lain bisa dari Surabaya, Denpasar, Jakarta.

Rute penerbangan domestik

Rute penerbangan internasional, pernah dioperasikan dari/ke Darwin, Australia.

Pemasaran Destinasi

Page 8: Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Maret 2012

8 Vol. 3 l No. 27 l Maret 2012

Pemasaran Destinasi

dilakukan di banyak tempat di daerah ini. Di tempat-tempat pantai di mana mereka menenun, di situ juga dipajang bergantung-an pada tali memanjang, seperti jemur an, hasil-hasil tenun ikat itu. Tiap lembar ada yang dikerjakan dalam sebulan, dua bulan, atau bahkan lebih. Makin lama jumlah hari pengerjaannya, harga jualnya makin tinggi.

Dari Maumere dengan mobil, akan men-capai danau tiga warna yang sudah lama terkenal lantaran selalu dipromosikan: Ke-limutu. Rasanya sudah tiga puluh tahun lebih Danau Kelimutu selalu di tampilkan di setiap brosur, iklan, bahkan buku-buku pariwisata. Sekitar tiga setengah jam sam-pailah kita di satu pelataran parkir.

Dinamai Taman Parkir Casuarina Loka, luasnya bisa memuat 20 mobil dan 30 sepe-da motor. Di situ ada yang disebut sebagai pendopo, shelter untuk istirahat dan toilet. Memang, yang disebut pendopo, shelter dan toilet ini tampak sekedar pondok berkisar 2 x 2,5 meter, seperti ringkih sudah terlalu tua. Di situ seorang ibu berjualan minuman kemasan kaleng atau botol, minuman kopi atau teh hangat dari air termos, nyaris tak ada tempat duduk untuk isitirahat, tapi di situ pula kembali kain-kain tenun ikat di-gantung sekedarnya: itu barang jualan. Dan

harganya per kain bergerak dari Rp 150 sampai 400 ribu.

Ketika itu kita teringat di dunia pariwisa-ta pun diperlukan ’empathy’: andaikan kita adalah wisman. Tiba di tempat atau desti-nasi yang sudah ’kesohor’, biasanya turis di-sambut oleh satu bangun an dengan ruang an selamat datang; bisa melihat selintas infor-masi tentang Danau Kelimutu, biasanya juga tersedia maket atau peta situasi.

Kalau pun ada barang suvenir semacam kain tenun ikat, tentulah tersajikan rapih dengan etalase yang enak dipandang mata.

Bangunan yang berfungsi ‘welcoming’ ter-hadap tamu yang datang berkunjung, nis-caya bukan memerlukan yang mewah. Rapi, bersih, berwarna yang ramah, dan petugas atau penjual barang di situ pun ramah serta antusias berkomunikasi dengan tamu pen-datang. Jadi, pintu gerbang Kelimutu me-merlukan suasana semacam itu.

Dari taman parkir, wisatawan dipandu oleh guide lokal, berjalan mendaki santai sekitar sekilometer menuju puncak Gunung Kelimutu. Puncak itu disebut Inspiration Point. Sejak dari kota Maumere hingga ke

puncak Gunung Kelimutu, kemudian ke-tika sudah berada di Labuan Bajo, setiap kali berkomunikasi dengan penduduk, keramah tamahan masyarakat berbicara selalu menyejukkan di telinga kita.

Sepanjang perjalanan darat di Pulau Flores, hijaunya lingkungan memperli-hatkan sumber daya alam yang subur. Anda dapat turun sejenak di di beberapa lokasi di perjalanan untuk menyaksikan pohon kakao alias pohon buah cokelat, pohon jambu mente, pohon buah kemiri. Sebagian wisatawan memang turun lalu menyentuh pohon dan buah cokelat itu dengan jari tangan sendiri.

Wisman memang adakalanya memi-lih over-land tour dari Maumere sampai Labuan Bajo. Durasi tur tersebut antara lima sampai tujuh hari. Di tengah per-jalanan menginap di Ende dan di Bajawa.

Ada juga yang sebelumnya berkunjung

Puncak Gunung dan Tiga Danau Kelimutu pada ketinggian sekitar 1.700 meter dari permukaan laut.

Bandara Kupang menyambut tamu dengan tampil-an alat musik Sasando, yang tampak menjulang. Itu sebenarnya mengandung konsekuensi, bahwa di NTT seyogianya pertunjukan musik Sasando selalu tersedia setiap saat wisatawan yang berkun-jung ingin menyaksikan, seperti di Bali, wisatawan dapat setiap saat menyaksikan Tari Barong atau Tari Kecak.

5Bandara Labuan Bajo Komodo (atas), ruang ketibaan penumpang (arrival hall), materi Free Tourist Information memang belum tersedia se-perti layaknya didapatkan di bandara Denpasar. Ya, benchmark seperti ini baik juga dilakukan antar berbagai daerah destinasi wisata di selu-ruh Indonesia. 6Ruang ketibaan penumpang domestik di ban-dara Denpasar, di mana tersedia materi infor-masi turis yang lebih dari cukup (bawah) .

Page 9: Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Maret 2012

9Vol. 3 l No. 27 l Maret 2012

UTAMAUTAMAPemasaran Destinasi

ke Larantuka, biasanya bersifat wisata re-ligi. Tur religi Katolik ke kota Larantuka di Kabupaten Flores Timur sudah lumayan dikenal di dunia pariwisata.

Labuan Bajo Kota pesisir ini sungguh memerlukan

‘empathy’ pula. Wisatawan yang datang nis-caya bertujuan hendak melihat Komodo. Biasanya berangkat pagi-pagi sekitar pukul enam, dua jam kemudian sudah tiba di pu-lau Komodo atau Rinca. Maka, total tur me-nyaksikan Komodo itu pun cukup dengan menghabiskan waktu setengah hari.

Sebelum sore, tur berakhir dan tiba kem-bali di Labuan Bajo. Kecuali, ada wisatawan yang memilih menginap di atas boat, be-rarti, durasi turnya adalah dua hari satu malam. Ada juga sea tours yang dengan boat me nge lilingi pulau-pulau kecil yang seakan ditaburkan di atas laut off shore dari Labuan Bajo.

Ketika tur ke komodo usai, terasalah kekosongan acara. Nyaris tidak tersedia keg-iatan yang bisa ‘menarik hati’ dan ‘dinikma-ti’ oleh wisatawan. Bagusnya, di antara pelaku pariwisata di Labuan Bajo, dewasa ini sedang berwacana ingin menghidupkan sanggar-sanggar seni budaya. Dimaklumi, Pulau Flores ternyata me-nyimpan beragam potensi untuk diolah menjadi art and culture show performance.

Konradus Jeladu, salah seorang yang saat ini sedang bersusah payah menghidup-kan sanggar seni budayanya, sudah mencoba merealisasi-kan wawasan itu. Beberapa kali hotel berbintang di ka-wasan pantai itu mengun-dang grup dari sangggarnya untuk memenuhi perminta an wisatawan. Atau acara MICE.

“Satu kelompok tari dan musik dari anak-anak didik dan anggota saya biasa nya berjumlah 20 orang untuk satu pertunjuk-an,” kata dia.

Mestinya, dari pengalamannya 30 tahun menjalani profesi tour guide, Konradus ber-sama sesama pelaku pariwisata melihat situasi yang mendesak akan kebutuh an kegiatan acara penyajian musik, tari, dari seni budaya lokal, yang dilekatkan dengan acara sightseeing dan shopping di sekitar kota kecil Labuan Bajo itu.

“Setiap tur ke Komodo selesai, baiknya diakhiri dengan tur keliling sekitar kota, lalu dihibur dengan performance musik dan tari tradisional , tentu setelah dikemas secara profesional, lalu shopping, sampai relaksasi,” kata Konradus.

Akan halnya acara rileks di pantai Labuan Bajo itu, diterobos oleh Matheus Siagian,

seorang pengusaha muda yang baru enam bulan ini mengoperasikan sebuah kafe berlantai tiga, bangunan sederhana tetapi kokoh dan ‘berseni’ dari kayu-kayu lokal, terbuka menghadap ke laut. Dia namakan restorannya TreeTop, jika perlu bisa meneri-ma sampai 80–100 tamu sekaligus.

“Wisatawan itu duduk-duduk santai di sini, ada yang makan, atau sekedar minum, memandangi laut yang indah dengan tebaran pulau-pulau, seraya berbincang-bincang. Pokoknya santailah dan mereka mengisi waktu di tempat ini,” menerangkan Matheus. n

Kesejahteraan dari Pariwisata

Situasi kondisi, sosial ekonomi, dan kemasya rakat­an di NTT, umumnya mengindikasikan karakter yang berpotensi untuk membangun kesejahte­

raan dan kualitas hidup dari kegiatan pariwisata. Masyarakat Pulau Flores boleh jadi sebagai lokomo-tive. Lebih difokuskan lagi, lokomotive masyarakat di Maumere dan Labuan Bajo perlu diharapkan.

“Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTT harus lebih kreatif mengikuti selera pelancong yang datang ke NTT. Jangan hanya mempromosikan komodo saja tetapi juga tempat pariwisata lainnya yang dapat dinikmati para wisatawan,” pinta Wakil Gubernur NTT, Esthon L Foenay, saat memimpin rapat persiapan Sail Komodo 2013, di ruang kerja nya, Jumat (24/2/2012).

Nah, NTT pada dasarnya sudah memiliki beberapa ‘modal pariwisata’. Even lomba layar internasional Darwin–Kupang–Alor–Lembata–Riung–Sikka–Ende­Labuan Bajo telah dilaksanakan tiap tahun di bulan Juli dengan peserta berasal dari berbagai negara seluruh dunia.

Di Larantuka, Kabupaten Flores Timur, setiap akhir Maret hingga awal April diselenggarakan even prosesi Jumat Agung, Devosi terhadap Bunda Maria yang di­lakukan oleh umat Katolik, juga diikuti oleh peserta yang berasal dari luar daerah termasuk luar negeri. Ini dilakukan turun temurun sejak abad XV. Diisi juga dengan atraksi penunjang: berkunjung ke kampung tradisional Muda Keputu, Kawaliwu Riang Kemie dan Wurek Adonara Barat dan Kongo.

Setiap bulan April–Mei, di Lamalera, Kabupaten Lembata, berlangsung upacara tradisional dan ke­agamaan berupa kegiatan upacara berburu ikan paus, yang sangat khas lokal ini, sebenarnya sudah menjadi cerita beredar ke mancanegara.

Lebih pasti lagi ialah 50 diving spots di lepas pantai Labuan Bajo, dan melihat Komodo, sudah men dunia.

Carrying capacity pun perlu diperhatikan, mengingat Komodo berada di bawah konservasi yang ketat, agar tidak dilanda ekses yang bisa merugikan. Tahun 2011 diperkirakan jumlah kunjungan ke Komodo telah men­capai 50 ribu, angka yang sementara ini dipandang se­bagai angka psikologis yang sebaiknya dipertahankan. Dan kalau ditingkatkan, maka pengelolaan dan pe­ngaturannya memerlukan ‘kecanggihan manajemen’ yang terkontrol dan terukur.

Karena itulah sepanjang Jalan Soekarno di pantai Labuan Bajo, tampak memerlukan rencana tata ruang dan pengembangan yang ‘apik’. Bukan saja demi mencegah pengembangan yang tak teratur, tetapi juga membuat pengelolaan ‘carrying capa city’ men­jadi terukur. On top of it, kawasan ini tampak memiliki konjunktur landskap yang akan kian indah dan modern, —sehingga bisa membangun karakter pariwisata ba­hari dan budaya NTT—jika saja di kawasan itu tersedia tempat­tempat wisata kuliner, pertunjukan seni bu­daya tradisional yang profesional, pelayanan yang me­mudahkan bagi wisatawan. Di situlah agaknya nanti wisatawan akan menikmati tinggal beberapa hari. Dan meneruskan tur ke bagian­bagian lain Pulau Flores. Pola pikir serupa ini tentu berlaku dan diperlukan pula di pulau­pulau lain NTT.

Menparekraf Mari Elka Pangestu menekankan juga perlunya membuat rencana,—­ katakanlah tiga tahun —­ sehingga bisa memproyeksikan seperti apa pariwisata di tiap daerah. Tentulah maksudnya mem­bayangkan formatnya, isinya, kualitasnya, dan dam­pak positif bagi peningkatan kesejah teraan dan kuali­tas hidup masyarakat lokal.

Wah, pariwisata NTT rasanya, atau niscaya, akan mampu menyerap para pencari kerja tersebut di statis­tik atas, —­ melalui pengembangan yang terencana dan teratur. Mengapa tidak? n

Jumlah Pencari Kerja yang Terdaftar di Lingkungan Dinas Nakertrans Provinsi NTT yang Belum di Tempatkan s.d. Bulan Juli 2011

Sumber : Data IPK III Bulan Juni 2011

Pendidikan Laki-laki Perempuan SD 3.552 2.399 SLTP 9.320 10.038 SLTA 34.622 32.058 D1 / D2 1.556 2.881 D3/AK/SM 5.342 5.370 S1 5.260 5.829 S2 23 19 Jumlah 59.675 58.594

Pulau Flores khususnya, dan NTT umumnya, boleh bangga memiliki infrastruktur jalan-jalan raya yang pada umumnya dalam kondisi baik dan ‘berkualitas’. Sebab itulah maka overland tour dimungkinkan, ini bisa dipasarkan dengan strategi yang menjangkau proyeksi jangka menengah dan jangka panjang.

Lihat juga halaman 20, 26

Page 10: Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Maret 2012

10 Vol. 3 l No. 27 l Maret 2012

PeMAsArAn DesTinAsiPromosi Luar Negeri

Kesempatan Daerah ke Floriade, BelandaKepada para wartawan, Wamen-

parekraf Sapta Nirwandar mem-berikan informasi up dating ten-tang peluang yang tetap terbuka

bagi stakeholders pariwisata Indonesia agar sungguh memanfaatkan even besar Floriade Expo di Belanda.

Pada ekspo selama enam bulan itu, kata Wamenparekraf, yang akan dipamerkan me-liputi; Relax dan healing : obat-obatan herbal. Nanti di sana kita akan pamerkan jamu. Juga spa, wellness, yang memakai rempah-rempah seperti spa yang dilulur dengan herb.

Spa Indonesia adalah terbaik di dunia. Obat-obatan herbal yang terbuat dari beras kencur, jahe, kunyit, asem dan sebagainya.

Makanan juga seperti manisan pala, ke-dondong, kecap pala asal Fakfak, Papua Ba-rat, dan sebagainya. Juga, sirup markisa Me-dan yang aslinya ditanam secara organik. Itu termasuk subtema Expo: Relax and Healing.

Adapun subtema green engineering, ini fokusnya lebih pada kehutanan. Subtema lainnya yakni Education and Innovation: di situ akan diajarkan kegunaan tanaman, tumbuh-tumbuhan yang menjadi bio-gas, sumber en-

ergi baru dari tanaman. Seperti juga tanaman jarak yang bisa menjadi bahan bakar. Maka-nan vegetarian juga mengandung edukasi dan inovasi ditam pilkan di sana.

Subtema environment, mencakup di da-lamnya berkenaan dengan penggunaan pu-puk organik, mengingat kecenderung an sa-dar lingkungan di dunia yang mencari serta membeli produk organik, buah organik, dan lain-lain.

Nah, subtema world show stage: ini merupakan bagian dari pariwisata. “Di World

Show Stage itu kita akan banyak meng adakan cultural performance,” demi kian diterangkan Wamenparekraf, Sapta Nirwandar, yang un-tuk Expo ini dipilih untuk berperan sebagai Chairman of Executive Committee.

Yang disebutkan tadi empat pertama sub-tema merupakan wilayah pertanian dan kehu-tanan. Yang menjadi wilayah Kemenparekraf adalah spa, makanan, world show stage, dan sebagian dari pameran dunia innovation, ter-utama dari segi industri kreatif,” kata Sapta Nirwandar.

World stage tersebut ukurannya besar sekali, bisa menampung 5.000 orang.Adapun booth Indonesia akan diisi dengan empat ru-mah adat, yaitu rumah Toraja, Joglo, rumah Kalimantan (rumah panjang), dan rumah Jineng dari Jatim. Miniatur Candi Borobudur berukuran panjang dan lebar 5 x 5 meter akan tampil di antara rumah-rumah adat tersebut.

Wamenparekraf menjelaskan alasan In-donesia ikut dalam Floriade. Pertama, dalam kaitan hubungan G to G, persahabatan antara Indonesia dan Belanda.

Kedua, untuk meningkatkan citra Indo-nesia, mengingat diadakannya di kota Venlo,

Kiprah Promosi di Luar Negeri VITO atau Visit Indonesia Tour-

ism Officer yang tersebar di luar negeri, tahun 2012 ini akan dita-mbah satu yakni di Seoul, Korea

Selatan, sehingga total menjadi 13 VITO. Selain operasionalisasi kegiatan VITO,

Indonesia meneruskan ikut serta pada trade show di luar negeri yang benar-benar bersifat B to B dan B to C. Bersamaan itu melaksana-kan rangkaian sales mission yang bersifat B to B. Juga menyelenggarakan atau mengikuti festival Indonesia di luar negeri, kegiatan ini memang lebih bersifat pencitraan. Itulah pen-jelasan Nia Niscaya, Direktur Promosi Pari-wisata Luar Negeri (PLN) Kemenparekraf.

Kita memperkaya program pemasaran dengan horizontal marketing, mengoptimalkan taktik low budget high impact, dan membina co-marketing, katanya.

Nia Niscaya menjelaskan ihwal rencana pegelaran Twilight Orchestra Addie MS dari Indonesia di Eropa tahun 2012 ini.

“Saya sedang berhubungan dengan Turkish Air,” kata dia, merundingkan agar airlines itu tak sekedar menjual tiket tapi diajak sebagai

Bulan Februari proses finishing touch sedang berlangsung di venue Expo itu.

Orkestra Indonesia di Eropa demi konsumen high-endTahun 2012 ini sebanyak 80 kegiatan di luar negeri akan dilaksanakan oleh Direktorat PLN. Kegiatan itu tersebar pada kawasan­kawasan Afrika­Timteng yang menjadi satu, ASEAN, Asia, Eropa, Amerika dan Pasifik. Kegiatan trade show ada 50. Yang lain sifatnya sales mission dan festival Indonesia.

Page 11: Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Maret 2012

11Vol. 3 l No. 27 l Maret 2012

PeMAsArAn DesTinAsiUTAMAPromosi Luar Negeri

Kesempatan Daerah ke Floriade, Belandalokasi ini berbatasan dengan Jerman dan Belgia. Pameran besar selama enam bulan ini akan diisi dengan penampilan kegiatan seni budaya, berfungsi sebagai media diplomasi budaya.

Tak jarang masih dikatakan orang seakan Indonesia tidak peduli pada lingkungan. “Di sini kita perlihatkan kepedulian kita. Karena pariwisata tanpa peduli lingkungan akan hancur,” kata Wamenparekraf selanjutnya.

Wamen kembali meng-ingat kan: Kalau di ling-kungan pantai banyak sampah, siapa yang mau datang. Jika mandi di pan-tai membuat gatal-gatal, orang tidak akan mau da-tang lagi. Jadi kita sangat memelihara lingkungan.

Menjaring investasi? Itu sudah jelas. Di Floriade Belanda kita akan promo-sikan bahwa Indonesia itu beragam seni budaya tra-disional, ada Toraja, Jatim,

dan seterus nya. Bersamaan di situ pula kita akan memamer-kan promosi industri kreatif Indonesia.

Dalam rumah-rumah adat itu nanti akan diisi oleh para pe-serta pa meran. Di rumah Toraja memamerkan film, brosur, leaf-let, banner, dan sebagainya. Ter-masuk suvenir.

Tapi ada temanya, untuk healing & wellness, dipajang jamu dan spa, serta obat-obat-an herbal tra disional. Semua pro vinsi di Kalimantan akan memamerkannya, juga benda-

benda yang berkaitan de-ngan kearifan lokal. Juga berbagai macam madu dan hasil perkebunan. Akan ada ketumbar, kopi luwak, kopi Toraja, Wamena, Gayo, Lampung, dan sebagainya. Teh aruk dari Sumbar, teh yang bertransformasi rasa jeruk, rasa peach, dan seba-gainya.

Buah-buahan juga, yang lagi top sekarang adalah buah manggis, kata Sapta Nirwandar. Buah ini se-

lain dimakan, kulitnya bisa dibuat berbagai macam misalnya untuk pewarna dan obat, dan sebagainya. Juga rumput laut. Indonesia memiliki 497 jenis rumput laut. Itu juga bisa digunakan untuk berbagai macam, misalnya food supplement, bentukan jelinya untuk medi-cal, dan orang-orang di Cina darat an sangat suka makan jeli dari rumput laut sebagai-mana juga orang-orang di Jepang dan Korea.

Jadi, di pavilion Indonesia pertunjukan akan dilaksanakan setiap hari secara bergantian, dari daerah-daerah Indonesia. Dan masih terbuka kesempatan bagi daerah-daerah untuk bersiap ikut berki prah di Expo Floriade yang akan dimulai 5 April sampai 7 Oktober 2012. n

official (carrier) partner. “Inginnya sih dengan maskapai

penerbang an Garuda tapi koneksi point to point-nya tidak pas. Even Twilight Orchestra Indonesia akan diadakan di kota-kota Praha, Bratislava, Serbia, Brussel, dan Berlin. Yang punya rute ke situ Turkish Air. Agaknya maskapai itu bersedia bukan hanya mem-beri special rate, tapi juga untuk bermitra.”

Mengapa pula ke kota-kota tersebut? Di sana itu ‘biangnya’ orchestra. Lalu, sebagai konsep, yang dijual Addie MS dengan orchestra-nya adalah tema East meets West. Tekniknya orchestra, tapi repertoir yang dimainkan adalah lagu-lagu Indonesia dan beberapa lagu mereka. Kalau dimainkan oleh mereka, tentu lebih jago.

Tapi pegelaran ini dirancang dengan irama yang berbeda, juga penggunaan beberapa alat musik etnik yang akan semakin membe-dakannya.

Menurut Addie MS, tidak mudah menda-patkan tempat orchestra di negara lain. Walau-pun kita punya uang, tapi kalau menurut

mereka tidak layak tampil, ya nggak bisa menggelar performance. Jadi, akan merupa-kan terobosan baru dari sisi kegiatan. Bersa-maan itu dari sisi biaya, sekaligus membina networking, co-branding dan co-marketing, ber-

sama dengan KBRI-KBRI. Nia mencontohkan. Sesam-

painya rombo ngan dari Indo-nesia di Praha, land arrange-ment akan menjadi tanggungan KBRI. KBRI akan menang gung semua akomodasi selama tur orchestra. Durasi perjalanan promosi high end ini akan ber-langsung pada 5–21 Juni 2012. Tanggal 8 Juni akan main di Praha, tanggal 10 Juni akan main di Bratislava, tanggal 12 Juni 2012 akan main di Serbia, tanggal 15 Juni akan main di Brussel, dan tanggal 19 Juni akan main di Berlin.

“Kita mendapatkan tempat untuk perform di tanggal-tanggal tersebut,” ujar Nia.

Di Berlin, kapasitas teaternya bisa men-dudukkan 1.350 penonton. Di kota lainnya bervariasi, lebih sedikit atau lebih banyak. Jadi, sasaran yang dikandung dalam ‘promosi’ tipe ini jelas kelas middle-up.

Sapta Nirwandar

Sepatut nya tentu bagi industri pariwisata untuk to follow the trend, memanfaatkan upaya pembukaan pasar ini dengan produk dan paket yang ‘pas’ pula.

“Promosi ini sendiri harus dikemas se-cara elegan, maka paket-paket wisata yang dipromosikan oleh industri ke pasar ini juga mesti yang pas dengan mereka. Dalam hal ini yang dibidik adalah middle-up. Karena itu diupayakan co-branding (dengan airlines), bu-kan sekedar kita membeli tiket,” menegaskan Nia Niscaya.

Publikasi di negara-negara tempat kon-ser digelar, dilaksanakan oleh KBRI agar khalayak sasaran yang dituju sungguh aware. Umumnya target audience adalah para diplo mat, travel agent, media, dan para tokoh terkemuka.

Di kota Berlin rencananya Presiden Jerman dan anggota parlemen akan menonton. Yang diundang: para pemegang keputusan di lima negara itu. Maka haruslah membuat konser sebagai sesuatu yang sangat menarik.

Direktur PLN mengakui kalangan Kemenlu semakin proaktif dalam ikut men-dukung pariwisata Indonesia.

“Kami mengikuti langkah pimpinan da-lam hal membangun networking, dan dari situlah kita melangkah,” kata Nia. n

Miniatur Candi Borobudur telah terpasang di Floriade, Belanda.

Nia Niscaya

Page 12: Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Maret 2012

12 Vol. 3 l No. 27 l Maret 2012

PeMAsArAn DesTinAsiPromosi Luar Negeri

Kegiatan Promosi LN 2012 Dalam menentukan kegiatan,

men capai sasaran, memilih lokasi, jadwal, dan melaksana-kan, diterapkan strategi : low

budget high impact, kombinasi vertikal dan horizontal marketing kendati lebih

diupayakan pada yang terakhir itu, lalu co- marketing ataupun co-branding.

Kegiatan even utama yang akan di-laksanakan oleh Direktorat Promosi Pariwisata Luar Negeri, Kemenparekraf, tertera berikut ini.

1 BURSA PARIWISATA Travex ASEAN Tourism Forum 2012 Manado ­ Indonesia 8 Jan ‘12 – 15 Jan ‘122 BURSA PARIWISATA Travel Tour Expo SMX Convention Center, Pasay City ­ Filipina 17 Feb ‘12 ­ 19 Feb ‘123 BURSA PARIWISATA NATAS Travel Fair Singapore Expo, Singapura 24 Feb ‘12 – 26 Feb ‘124 BURSA PARIWISATA MATTA Fair Kuala Lumpur Putera World Trade Center, Kuala Lumpur ­ Malaysia 16 Mar ‘12 –18 Mar ‘125 BURSA PARIWISATA Asian Diver Expo Marina Bay Sands, Singapura 13 Apr ‘12 –15 Apr ‘126 SALES MISSION Consumer Selling Selangor Selangor ­ Malaysia Apr ‘127 SALES MISSION Consumer Selling Ipoh Ipoh ­ Malaysia Mei ‘128 SALES MISSION Sales Mission ASEAN Malaysia, Singapura, Thailand Juni ‘129 BURSA PARIWISATA MATTA Fair Johor Bahru Danga City Mall, Johor Bahru ­ Malaysia 13 Jul ‘12 – 15 Jul ‘1210 BURSA PARIWISATA Enchanting Indonesia Takashimaya S.C., Singapura Jul ‘1211 BURSA PARIWISATA MATTA Fair Kuala Lumpur Kuala Lumpur ­ Malaysia 12 Ags ‘12 – 14 Ags ‘1212 BURSA PARIWISATA Thailand Travel Expo Bangkok ­ Thailand 25 Ags ‘12 – 29 Ags ‘1213 BURSA PARIWISATA NATAS Holiday Singapore Expo, Singapura 26 Ags ‘12 – 28 Ags ‘1214 FESTIVAL INDONESIA Food Festival Indonesia di Malaysia Kuala Lumpur ­ Malaysia Ags ‘1215 SALES MISSION Sales Mission 4 Kota Malaysia Malaka, Penang, Johor Baharu & Kinabalu ­ Malaysia Sept ‘1216 BURSA PARIWISATA International Travel Expo (ITE) HCMC 2012 Ho Chi Minh City ­ Vietnam 13 Sept ‘12 – 15 Sept ‘1217 BURSA PARIWISATA ITB Asia Suntec International ECC, Singapura 17 Okt ‘12 – 19 Okt ‘1218 BURSA PARIWISATA Malaysia International Travel Mart (MITM) Kuala Lumpur, Malaysia 28 Okt ‘12 – 30 Okt ‘1219 SALES MISSION Sales Mission Filipina Manila & Cebu ­ Filipina Nov ‘12 29 Jan ‘12 – 31 Jan ‘12

ASEANOUTPUTNo NAMA KEGIATAN TEMPAT PELAKSANAAN JADWAL PELAKSANAAN

1 FESTIVAL INDONESIA Festival Indonesia di Asia China & India 29 Jan ‘12 – 31 Jan ‘12 27 Mar ‘122 BURSA PARIWISATA South Asia Travel & Tourism Expo (SATTE) Pragati Maiddan, New Delhi ­ India 10 Feb ‘12 – 12 Feb ‘123 BURSA PARIWISATA Outbond Travel Mart (OTM) Bombai Exhibition Centre Goregaon (East), Mumbai, India 17 Feb ‘12 – 19 Feb ‘124 SALES MISSION Sales Mission Cina (Taiwan) R R T 22 Feb ‘12 – 24 Feb ‘125 BURSA PARIWISATA Marine Diving Fair Ikebukuro Sunshine City Convention Center, Tokyo, Jepang 6 Apr ‘12 – 8 Apr ‘126 BURSA PARIWISATA China Outbound Tourism Travel Mart (COTTM) World Trade Center, Beijing, China 18 Apr ‘ 12 – 20 Apr ‘127 BURSA PARIWISATA World Travel Fair (WTF) Shanghai Exhibition Center, Shanghai, RRT 10 Mei ‘12 – 13 Mei ‘128 BURSA PARIWISATA Korea World Travel Fair (KOTFA) COEX Convention & Exhibition Center, Seoul, Korea 7 Juni ‘12 – 10 Jun ‘129 SALES MISSION Sales Mission Korea Korea Juni ‘1210 SALES MISSION Sales Mission India Delhi, Kolkata, Chennai, Ahmedabad, India Jul ‘1211 FESTIVAL INDONESIA Festival Indonesia di Jepang Tokyo ­ Jepang Ags ‘1212 BURSA PARIWISATA JATA Travel Showcase (JTS) Tokyo Big Sight, Tokyo, Jepang 7 Sept ‘12 – 10 Sept ‘1213 BURSA PARIWISATA Busan International Travel Fair (BITF) Busan Exhibition & Convention Center (BEXDTO), Busan 16 Sept ‘12 – 21 Sept ‘1214 BURSA PARIWISATA PATA Travel Mart (PTM) SMX Convention Center, Manila, Filipina 25 Sep ‘12 – 28 Sep ‘1215 SALES MISSION Sales Mission Jepang Tokyo, Osaka, Nagoya, Jepang Sept ‘1216 BURSA PARIWISATA Taipei International Travel Fair (TITF) Taipei, Taiwan 26 Okt ‘12 – 29 Okt ‘1217 BURSA PARIWISATA China International Travel Mart (CITM) Shanghai, RRT 15 Nov ‘12 – 18 Nov ‘1218 BURSA PARIWISATA Diving Resort & Travel (DRT) Expo Hong Kong Convention & Exhibition Center, Hong Kong 15 Des ‘12 – 17 Des ‘1219 FESTIVAL INDONESIA Festival Dawai di Asia India Des ‘12

ASIAOUTPUTNo NAMA KEGIATAN TEMPAT PELAKSANAAN JADWAL PELAKSANAAN

1 FESTIVAL INDONESIA Partisipasi Pada Tournament of Roses 2012 Pasadena ­ USA 1 Jan ‘12 – 2 Jan ‘122 BURSA PARIWISATA LA Travel & Adventure Show Long Beach Convention Center, California, USA 14 Jan ‘12 – 15 Jan ‘123 BURSA PARIWISATA Perth Holiday & Travel Expo Burswood Entertainment Complex, Perth, Australia 18 Feb ‘12 – 19 Feb ‘124 BURSA PARIWISATA Miami Cruise Shipping Miami Beach Convention Center Florida, Miami, USA 12 Mar ‘12 – 15 Mar ‘125 BURSA PARIWISATA Melbourne Travel Xpo Royal Exhibition Building Carlton Gardens, Melbourne 17 Mar ‘12 – 18 Mar ‘12

AMERIKA & PASIFIKOUTPUTNo NAMA KEGIATAN TEMPAT PELAKSANAAN JADWAL PELAKSANAAN

Page 13: Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Maret 2012

13Vol. 3 l No. 27 l Maret 2012

Pameran Permanen di Vatikan

Ada relief menggambarkan Candi Borobudur di dinding Museum Vatikan. Itu sudah lama, belum diketahui asal muasal sejak kapan. Tapi keberadaannya di sana itu atas inisiatif Vatikan sendiri. Nah, menurut Nia Niscaya, tahun ini Indonesia mengambil inisiatif

pula. “Kita ingin merevitalisasi karena mulai rusak,” kata dia. Selain itu, pihak museum memberikan ruangan pamer selama satu tahun, kesempatan

untuk menampilkan keberagaman dan harmonisasi kehidupan beragama di Indonesia. Ruang pamer itu letaknya bersebelahan dengan relief yang sudah ada. Juga disediakan ruangan multimedia.

Kami pasti akan bekerja sama dengan kepurbakalaan di Diten Kebudayaan, kata Nia lagi.

Kami lebih fokus untuk promosinya, tapi barang­barangnya dari Ditjen Kebudayaan. Kalau yang relief itu sudah terpasang untuk selamanya. Akan sayang sekali jika tidak diurus. Revitalisasi itu akan memakai biaya dari kita, kata Nia.

Vatikan adalah destinasi religi yang dikunjungi oleh lima juta orang setiap tahun. Jadi sela­ma ini di sana kita sudah memperoleh kesempatan promosi permanen. Itu tentu menghasilkan pencitraan dan membangun kesan positif kepada jutaan wisatawan pengunjung Vatikan.

Pengunjung dipaparkan kekayaan budaya Indonesia. Maka kita ingin menampilkan harmonisasi kehidupan beragama di negeri ini, akan diperlihatkan Candi Borobudur yang Budhis, di sekitarnya adalah Islam, gereja, Hindu dan seterusnya.

6 BURSA PARIWISATA Sydney Travel Xpo Royal Hall of Industries Fox Studios Moore Park, Sydney 24 Mar ‘12 – 25 Mar ‘127 FESTIVAL INDONESIA Pertunjukkan Musik & Budaya Et Cetera Melbourne & Adelaide, & Festival Indonesia di Adelaide Australia 1 Apr ‘12 & 25 Apr ‘128 BURSA PARIWISATA Brisbane Travel Xpo Brisbane Confention & Exhibition Centre, Brisbane, Australia 13 Apr ‘12 – 15 Apr ‘129 SALES MISSION Sales Mission Amerika USA Juni ‘1210 SALES MISSION Sales Mission Australia Perth, Melbourne, Adelaide Juni ‘1211 BURSA PARIWISATA Oceania Dive Ecotourism Expo Sydney, Australia 8 Sep ‘12 – 9 Sept ‘1212 FESTIVAL INDONESIA Festival Indonesia di Amerika Mexico City, Mexico Sep ‘1213 FESTIVAL INDONESIA Festival Indonesia di New Zealand New Zealand 14 Okt ‘1214 FESTIVAL INDONESIA Festival Indonesia di Melbourne Melbourne, Australia Okt ‘1215 FESTIVAL INDONESIA ING New York Marathon 2012 New York, US 4 Nov ‘1216 BURSA PARIWISATA DEMA Show Orlando, US 14 Nov ‘12 – 17 Nov ‘12

OUTPUTNo NAMA KEGIATAN TEMPAT PELAKSANAAN JADWAL PELAKSANAAN

1 BURSA PARIWISATA Vakantiebeurs Utrech, Belanda 10 Jan ‘12 – 15 Jan ‘122 BURSA PARIWISATA Feria Internatiomal Tourismo, Madrid, Spanyol 18 Jan ‘12 – 22 Jan ‘123 BURSA PARIWISATA Brussels Holiday Fair 2012 Brussels, Belgia 2 Feb ‘12 – 6 Feb ‘124 BURSA PARIWISATA Borza Internazionale de Turismo Milan, Itali 16 Feb ‘12 – 19 Feb ‘125 BURSA PARIWISATA International Fair of Tourism Belgrade Fair Grounds, Beograd, Serbia 23 Feb ‘12 – 26 Feb ‘126 BURSA PARIWISATA Internationale Tourismus Borse (ITB) Berlin Berlin, Jerman 7 Mar ‘12 – 11 Mar ‘127 BURSA PARIWISATA Salon Du Mondial Paris, Perancis 15 Mar ‘12 – 18 Mar ‘128 BURSA PARIWISATA Ukraine International Travel & Tourism Kiev, Ukraina 28 Mar ‘12 – 30 Mar ‘129 BURSA PARIWISATA Venlo 2012 Holland World Expo (Floriade 2012) Belanda 5 Apr ‘12 – 7 Okt ‘1210 SALES MISSION Sales Mission Eropa Tengah Praha, Budapest, Bucharest, Sofia 23 Apr ‘12 – 30 Apr ‘1211 BURSA PARIWISATA Tong Tong Fair Den Haag, Belanda 17 Mei ‘12 – 28 Mei ‘1212 FESTIVAL INDONESIA Promosi Wonderful Indonesia Melalui Pelayaran Dunia KRI Dewaruci 2012 – Mei ‘1213 FESTIVAL INDONESIA Pendukungan Konser Orkestra di Eropa Brusses, Berlin, Warsawa, Bratislava, Praha 8 Juni ‘12 – 19 Jun ‘1214 BURSA PARIWISATA Les Tonnerres De Brest 2012 Brest, Perancis 12 Jul ‘12 – 19 Jul ‘1215 BURSA PARIWISATA Top Resa Paris Porte de Versailles, Paris, Perancis 18 Sep ‘12 – 21 Sep ‘1216 BURSA PARIWISATA Otdykh Leisure IEC Crocus Expo, Moskow, Rusia 19 Sep ‘12 – 22 Sep ‘1217 FESTIVAL INDONESIA Festival Indonesia di Eropa Prha, Budapest, Sofia, Beograd Sept ‘1218 FESTIVAL INDONESIA Promosi Tetap di Museum Vatikan Vatikan City, Vatikan Sept ‘1219 FESTIVAL INDONESIA Indonesia Heritage Festival di 3 Negara Perancis, Belanda, Jerman Okt ‘1220 BURSA PARIWISATA World Travel Market Excel London, UK 5 Nov ‘12 – 8 Nov ‘12

EROPAOUTPUTNo NAMA KEGIATAN TEMPAT PELAKSANAAN JADWAL PELAKSANAAN

1 BURSA PARIWISATA East Mediterannean Int’l Travel and Tourism (EMITT) Istambul ­ Turki 9 Feb ‘12 ­ 12 Feb ‘122 SALES MISSION Sales Mission Turki Istanbul, Ankara ­ Turki 13 Feb ‘12 ­ 15 Feb ‘123 BURSA PARIWISATA M.I.T International Toursim Market Tunisia 25 Apr ‘12 ­ 28 Apr ‘124 BURSA PARIWISATA Arabian Travel Market Dubai ­ UEA 30 Apr ‘12 ­ 3 Mei ‘125 SALES MISSION Sales Mission Arab Saudi Jedah Mekkah, Madinah ­ Arab Saudi 5 Mei ‘12 ­ 12 Mei ‘126 BURSA PARIWISATA Kuwait Travel World Expo 2012 Kuwait City ­ Kuwait 14 Mei ‘12 ­ 16 Mei ‘127 BURSA PARIWISATA Persia Travel Market Tehran ­ Iran 13 Juni ‘12 ­ 15 Jun ‘128 BURSA PARIWISATA The Getaway Show Afrika Selatan 31 Ags ‘12 ­ 2 Sept ‘129 SALES MISSION Sales Mission Afrika Selatan Afrika Selatan 4 Sept ‘12 ­ 9 Sept ‘1210 FESTIVAL INDONESIA Malam Budaya Indonesia di Kuwait Kuwait City ­ Kuwait Sep ‘1211 FESTIVAL INDONESIA Malam Budaya Indonesia di UEA Abu Dhabi, Dubai ­ UEA Nov ‘1212 BURSA PARIWISATA Travel Turkeyl Izmir Turki 6 Des ‘12 ­ 9 Des ‘12

TIMUR TENGAH & AFRIKAOUTPUTNo NAMA KEGIATAN TEMPAT PELAKSANAAN JADWAL PELAKSANAAN

Page 14: Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Maret 2012

14 Vol. 3 l No. 27 l Maret 2012

Industri Kreatif

Bermula dari Kosongnya Acara Tur di Sore Hari

Baik pula kita menengok bagaimana dan me-ngapa yang namanya Saung Angklung Ujo, disingkat SAU, kini sedemikian terkenal melampaui batas negeri Indonesia, melanglang

jagad. Malahan bisa dijadikan benchmark bagi calon-calon yang ingin sukses sebagai penggiat atau pelaku industri kreatif di daerah-daerah lain.

Sebab, SAU itu sejak awalnya 46 tahun lalu, telah dikelola layaknya sebuah industri. Data historisnya terhimpun apik, sehingga perkembangan, tepatnya pertumbuhan ‘industri angklung’ ini tersusun rapi jika perlu menelaah sejarahnya. Lihatlah statistik di bawah.

Kini, sanggar dan industri kreatif ‘angklung’ yang ber-lokasi di Bandung ini mempunyai manajemen dengan seorang Corporate Secretary, Bhawika H Prasetya. Dia

bangga menceritakan bahwa dalam jumlah pengun-jungnya tahun 2011 yang mencapai 178.778 wisnus dan wisman, terdapat perbandingan 1 : 4. Maksudnya, seorang wisman diantara empat orang wisatawan pe-ngunjung.

Tahun lalu 2011 jumlah pengunjung meningkat isi-timewa, 31% dibandingkan tahun 2010. Selama tahun 2011 digelar total 1.330 pertunjukan, itu berarti rata-rata 110 pertunjukan per bulan atau lebih dari tiga pertun-jukan sehari.

Ada juga dalam sehari hanya satu kali pergelaran tapi di hari lainnya bisa mencapai sembilan kali, baik yang diadakan di area SAU (internal) maupun di luar, dan, di dalam negeri maupun di luar negeri. Hampir tak ada wisman yang berwisata ke Bandung yang tidak

datang ke Saung Angklung Ujo. Orang Belanda boleh dibilang

sudah pasti, ini berkaitan dengan hubungan sejarah dua bangsa. Maka warga Belanda tercatat paling banyak menjadi tamu. Sesudah itu, turis Jer-man, Perancis, Jepang dan Korea.

Ternyata, meskipun ada, namun jumlah wisman Malaysia dan Singa-pura masih sangat sedikit. Ini pun dimaklumi lantaran mereka lebih berminat fokus pada wisata belanja dan lebih tertarik jalan-jalan ke Pasar Baru.

Manajemen SAU tak lupa men-catat pemilahan jumlah wisman dan wisnus yang berkunjung. Setidaknya sejak sepuluh tahun lalu, sanggar seni angklung yang sudah meng-industri ini mencatat perban dingan jumlah tersebut (lihat tabel).

Asal muasal Pak Udjo Ngalagena (almarhum) yang saat 46 tahun

lalu, bekerja sebagai karyawan honorer di Disbudpar Bandung, melihat wisman yang datang ke kotanya menjalani pola perjalanan seperti ini: pagi hari mereka tur ke Tangkuban Perahu lalu ke Ciater, kemudian ma-kan siang di te ngah kota Bandung. Akhirnya dia melihat terdapat kesempatan ‘waktu’ yang belum digunakan di sore hari di mana kegiatan turis menjadi kosong.

Kemudian dia mengambil inisiatif men ciptakan per-tunjukan di sore hari. Dimulailah cikal bakal pertunjuk-an sore hari yang kemudian menjadi khas SAU.

Pertunjukan pertama sebenarnya de ngan memanfaat-kan saat-saat Pak Udjo melatih anak-anak bermain

Perbandingan Pengunjung :

Pengunjung Saung Angklung Udjo 1977 – 2010

Page 15: Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Maret 2012

15Vol. 3 l No. 27 l Maret 2012

PeMAsArAn DesTinAsiUTAMAIndustri Kreatif

angklung di sekitar lingkungan tempat tinggalnya ber-nama Padasuka. Itu terjadi di tahun 1966. Pada momen itu sebanyak tujuh orang wisman Perancis yang dipan-du oleh seorang pramuwisata bernama Nuriyata, me-nyaksikan pertunjukan angklungnya.

Kala itu harga tiket masuk tidak ditentukan, yang di-terimanya hanya berupa donasi tamu seikhlasnya. Gara-gara ide ini, wisman yang biasanya datang ke Bandung dalam perjalanan mereka menuju Yogyakarta atau Bali, karena kesorean, harus menginap.

Setelah itu Pak Udjo mengajak para pemandu wisata untuk datang ke rumahnya. Lalu dibuatlah konsep bis-nis hingga menjadi konsep pertunjukan dan mengada-kan sanggar seni angklung. Pola perjalanan wisman dengan konsep itu pun bertahan sampai saat ini.

Sentuhan kian ‘modern’ seperti yang saat ini terlihat memang baru dimulai sejak tahun 2007, ketika itu SAU memecahkan rekor MURI dengan menampilkan konser 10.000 angklung. Sementara itu dirasakan masih belum banyak pilihan obyek untuk wisata budaya di Bandung.

Adakah kunci keberhasilan lainnya? Sebenarnya tadinya bukan wisman yang memilih

untuk pergi ke SAU. Peran pramuwisata ternyata amat penting. Mereka merekomendasikan SAU, dan di tahap-tahap awal, mau atau tidaknya wisman datang itu tergantung dari minat wisman sendiri. Kalau pun kemudian kian meningkat reputasinya, sebagai tourist spot masih dimasukkan bersifat opsional, dan belum bisa menjadi itinerary wajib dalam paket tur untuk kota Bandung. Meskipun demikian, pihak agen perjalanan masih terus menawarkan SAU kepada wisman.

Maka kreatifitas pun ditingkatkan. Selain pertunjuk-an, ditawarkan program halfday yang berisi workshop membuat angklung, mengenal alam di taman sekitar lokasi sanggar, dan beberapa kegiatan lain. Paket ini mu-lanya ditujukan ter utama kepada anak-anak sekolah.

Semakin berkreasi lagi, SAU menjalin kerja sama dengan komunitas pecinta alam untuk membuka kelas pengetahuan mengenal alam.

Di halaman belakang SAU sekarang ada kafe yang baru dibuka tahun 2011, di situ disajikan ‘acara’ mi-num teh, itu pun dengan membina kerja sama dengan maskapai perkebunan PTP VIII di Pangelengan. Lebih maju lagi, kemudian disediakan hidangan-hidangan masakan Sunda dan guest house yang berbentuk ru-mah Sunda. Toko suvenirnya tidak hanya menyajikan set angklung atau pernak-pernik berbentuk angklung

atau wayang golek Si Cepot, tapi juga produk-produk lain yang mengedepankan bahan bambu, batik, bahkan kaos yang mengingatkan orang pada kaos dengan label Paris J’at aime.

Setiap minggu ‘industri sanggar‘ ini kini menghasil-kan 400 angklung. Semua di kerjakan dengan kerajinan tangan. Tabung angklung dibuat oleh Pak Rahmat, salah seorang seniman dan pengrajin angklung senior di sanggar ini.

Kerangka angklung dibuat oleh 44 kepala keluarga yang terdaftar di SAU, mereka ini pun memberdayakan lagi keluarga dan tetangga untuk membuat kerangka angklungnya.

Dewasa ini setiap dua bulan dari sini diekspor ang-klung bertujuan ke pembeli di Korea Selatan. Jangan pula heran, angklung itu dibuat customized sehingga alat musik ini bisa memainkan tangga nada tradisional Korea.

Galeri dan IT Karena secara fisik rumah Pak Udjo sudah tidak ada

lagi, rencana ke depannya akan dibangun semacam museum yang lebih mengarah pada bentuk galeri. Ini sebagai ungkapan rasa tanggung jawab dalam usaha melestarikan angklung.

Pengurus Saung sedang mengumpulkan dan meng-inventarisasi barang-barang peninggalan Pak Udjo dan angklung-angklung yang di buatnya. Dalam rangka itu

Udjo Ngalagena (1929-2001)

Page 16: Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Maret 2012

16 Vol. 3 l No. 27 l Maret 2012

Industri Kreatif

dinyatakan terbuka kerja sama kepada semua pihak yang ingin mengangkat angklung, apapun bentuknya.

Imbas kemajuan dan pe ngaruh IT sudah diantisi-pasi. Virtual angklung sekarang bisa diunduh di android market. Juga ada rencana membuat program i-Angklung untuk program aplikasi di i-Phone Apple pada bulan Maret 2012, mengembangkan prototype Bambu Beat (bentuknya seperti angklung elektrik, bisa juga di-mainkan melalui komputer), dan mengembangkan program audio visual yang akan berisi angklung, se-jarah kota Bandung dan destinasi-destinasi wisatanya. Bukan main!

Akhirnya, menurut Bhawika H Pra setya, SAU meng identifikasikan diri sebagai community based tourism. Yang diperhatikan bukan hanya para murid, pemain atau seniman, dan pengrajin mendapatkan penghasilan.

Lebih jauh dari itu, juga bisa menjadi ruang publik seperti tempat bermain anak-anak, bermain bola, tem-pat solat Idul Fitri, Posyandu, kegiatan karang taruna, kegiat an pada momen-momen perayaan hari kemerde-kaan, dan sebagainya.

Anak-anak yang terdaftar sebagai murid angklung harus melampirkan hasil rapor sekolah setiap kali pem-bagian rapor di sanggar. Ini untuk mendidik para orang tua agar bertanggung jawab pada pendidik an anak-anak.

Jadwal latihan angklung bagi anak-anak dilaksana-kan pukul 13.00–14.30 atau sebelum pertunjukan sore dimulai. Murid-murid dibagi ke dalam tingkatan kelas berdasarkan umur, disebut cangkurileung (bahasa Sun-da, burung yang masih kecil, artinya basic), japati (mer-pati, middle), dadali (advance).

Para murid harus melalui ujian kenaik an tingkat ke-mahiran bermain angklung. Karena itu, SAU meminta komitmen dan konsistensi dari para murid dan orang tua. Di sini dipegang teguh pesan dari Pak Udjo, anak-anak yang berlatih angklung tidak boleh putus sekolah. Malahan kemudian beberapa murid mendapat bea-siswa sampai ke perguruan tinggi. Kini tercatat alumni dari SAU berjumlah 450 orang.

Adapun sumber daya manusia untuk melaksanakan pertunjukan angklung, se jumlah 80 orang seniman siap selalu. Bhawika Prasetya mengatakan, belum ada ren-cana mengeskplor lagi permainan tradisional anak-anak lainnya, karena permainan yang ditampilkan sekarang dianggap paling representatif untuk dijadikan show performance.

“Memang etalase kita adalah memelihara kebu-dayaan Sunda. Tapi dengan nama SAU, itu sudah menujukkan fokus kita di angklung, dan unsur-unsur lainnya kita coba masukkan ke dalam angklung itu,“ tambah Bhawika.

Filosofinya, tiap instrumen angklung tidak bisa berdiri sendiri, pasti terdiri dari 2, 3 atau 4 tabung suara. Angklung bisa dibilang sebagai personifikasi manu-sia yang tidak bisa hidup sendiri. Kerangka angklung merupakan simbol manusia harus memiliki kerangka hidup, apakah agama atau aturan tertentu.

Proses pembuatannya? Dimulai dari tahap penebangan bambu sampai bisa

dimainkan itu menghabiskan waktu 1,5 tahun. Setelah jadi, angklung harus disimpan selama satu bulan untuk pengecekan suara. Ini untuk mengecek perubahan su-ara dalam sebulan pertama. Dan itu mesti melalui pen-gawasan kualitas sebelum siap dijual.

Bagaimana di daerah Anda? Acara seni budaya apa bisa disodorkan untuk kunjungan wisatawan di sore hari? n

Suaranya yang khas dan digemari wisman,

sehingga angklung terkenal hingga

ke mancanegara. Bahkan setiap event penting,

sering diadakan interaksi angklung.

Page 17: Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Maret 2012

17Vol. 3 l No. 27 l Maret 2012

Events

Seluruh kursi berjumlah 205 terisi pe-nuh, dan daftar hadir akhirnya men-catat 207 peserta, pada rapat koordi-nasi PIC (person in charge) jajaran Ditjen

Pemasaran Pariwisata Kemenparekraf. Rakor kali ini berlangsung pada 28 Februari

2012 di Jakarta. Dipimpin langsung oleh Wa-menparekraf/Plt Dirjen Pemasaran Pariwisata, Sapta Nirwandar. Rapat itu memperlihatkan pemupukan dan peningkatan budaya team works untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan di jajaran pemasaran tahun 2012, diikuti se-genap eselon II, III, IV dan para staf.

Secara random ditunjuk PIC dari berbagai rencana kegiatan untuk tampil mempresen-tasikan rincian program kerja dalam rangka melaksanakan ‘event’ atau ‘kegiatan’ masing-masing.

PIC untuk satu even atau kegiatan tidak selalu hanya terdiri dari satu jajaran direktorat yang bersangkutan, tapi ada juga dibentuk kelompok yang terdiri dari staf direktorat lainnya.

Dari presentasi para PIC juga terurai akan dilakukannya kontak atau ‘kerja sama’ dengan pihak-pihak di luar instansi Kemenparekraf, misalnya dengan Badan Pusat Statistik, dan lain sebagainya. Jadi, dalam kelompok PIC pun sudah dijalin kerja sama lintas direktorat atau sub-direktorat.

Budaya kerja dan semangat team work lintas direktorat tersebut, itulah yang semakin diper-luas dan diperkuat sehingga diketahui dan dihayati bersama oleh segenap jajaran Ditjen Pemasaran, melalui pertemuan paripurna pada Rakor PIC tersebut.

Dengan kata lain, semangat tim di bangun mulai dari staf hingga eselon II dari direktorat yang berbeda, maka langsung dan tak lang-sung semua terlibat dan ambil bagian pada kegiatan-kegiatan tertentu, mungkin untuk pelaksanaan di dalam negeri atau pun luar negeri.

Ditjen Pemasaran Pariwisata terdiri atas lima Direktorat: Pengembangan Pasar & In-

formasi Pariwisata; Promosi Citra Indonesia; Direktorat Promosi, Konvensi, Insentif, Even & Minat Khusus; Promosi Pariwisata Luar Negeri, Promosi Pariwisata Dalam Negeri, dan Sekretariat Direktorat Jenderal Pemasa-ran Pariwisata.

Melalui Rakor PIC terjadilah saling tu-kar informasi, saling bertanya dan memberi masukan, mengingat yang disampaikan da-lam rakor itu adalah materi yang mencakup rencana kerja para PIC: mulai dari pekerjaan yang bersifat penelitian dan analisis, sampai pada rencana pelaksanaan even, pameran,

Menuju PelaksanaanKegiatan Pemasaran

sales mission, dan seterusnya.Pertemuan sehari itu juga ter-design men-

gandung proses up grading dan refreshing bagi peningkatan kualitas dan kemampuan per-sonal maupun kelompok, membangun sistem dengan budaya kerja kelompok dan tim.

Biasanya Rakor PIC ini dilaksanakan di akhir Desember atau awal Januari.Wamen/Plt Dirjen Pemasaran Pariwisata menyemangati jajaran pemasaran untuk meningkatkan terus kualitas kerja baik dalam hal proses penyia-pan, mengkomunikasikannya sampai pada pelaksanaan kegiatannya sendiri. n

Ke kawasaan Timur Tengah dan Afrika, Ditjen Pemasaran Pariwisata akan menyelenggarakan sedikitnya 12 events dalam tahun 2012 ini. Bulan

Februari telah dimulai kegiatan promosi d engan ikut

serta pada salah satu even besar, East Mediterranean International Travel and Tourism (EMITT) di kota Istan­bul, Turki pada 9–12 Februari 2012. Usai pameran, langsung dilaksanakan kegiatan Sales Mission di Istan­bul dilanjutkan ke kota Ankara, 13–15 Februari 2012.

Even EMITT itu diikuti oleh 62 negara. Pada booth I ndonesia, empat unsur industri pariwisata ikut serta

yaitu MG Holidays, Adventure Indonesia, Qatar Airways serta Matahari Tour (anak perusahaan Qatar Airways).

Dua peserta Indonesia seusai pameran menga­takan, “Alhamdulillah, banyak yang serius dan menin­daklanjuti, mudah­mudahan bisa berkelanjutan”. Dari Qatar maupun Turkish Air didapat informasi bahwa passenger load factor penerbangan mereka ke Indonesia dari Ankara dan Istanbul terus meningkat.

Stan Indonesia mengusung tema Green and Creative Tourism, didekorasi dengan konsep minimalis, menon­

jolkan image destinasi dengan keindahan alam, khususnya pan­tai. Dan, Indonesia memperoleh penghar­gaan ter tinggi yaitu ‘the Best Stand Show’.

Adapun kegiatan sales mission dengan cara Table Top di Istanbul dan Ankara, banyak dihadiri tour

operator setempat berkat kerjasama ‘Tursab’, asosiasi perusahaan biro perjalanan Turki.

Diterapkan pula co- marketing: doorprize tiket Istanbul–Jakarta disediakan oleh Qatar Air, ground handling dan bermalam di Benoa, Bali oleh MG Holiday serta paket bermain golf di Jakarta dan Bandung oleh Jet Golf. n

‘The Best’ di Turki

Page 18: Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Maret 2012

18 Vol. 3 l No. 27 l Maret 2012

Aksesibilitas

Peluang dari Pengembangan Angkutan Udara

Industri pariwisata, dan pemerintah di daerah, boleh kian optimis dalam mengembangkan bisnis, sehubungan peran dan pengembangan faktor ak se-

sibilitas udara yang dewasa ini sedang me-ningkat.

Dalam jangka pendek hasilnya telah mulai menjadi kenyataan antara lain pe ningkatan jumlah wisman yang terealisasi bulan Januari 2012. Proyeksi jangka menengah, --dua atau tiga tahun ke depan--, tampak optimis dari ren-cana penambahan kapasitas penerbangan baik di rute luar negeri maupun di dalam negeri.

Pada 21 Februari 2012, ditandatangani MoU antara maskapai penerbangan Garuda Indone-sia dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), demi mempromosi-kan pariwisata Indonesia me lalui pencitraan Indonesia.

Penandatangan dilaksanakan di Ja karta, oleh Dirut Garuda Indone-sia Emirsyah Satar, dan Sekretaris Jenderal Kemenpa rekraf, Wardiyatmo. Menparekraf Mari Elka Pangestu di-dampingi Wamen Sapta Nirwandar me-nyaksikan pe nanda tanganannya.

MoU ini, kata Menteri Mari Elka Pangestu, memberikan tiga arti penting dalam mendu-kung kemajuan kepariwisa taan nasional. Per-tama, kedua belah pihak bersepakat melaku-kan kolaborasi promosi pariwisata dalam upaya menarik kunjung an wisman ke Indone-sia yang tahun ini ditargetkan sebanyak 8 juta wisman serta mendorong pergerakan 235 juta wisnus untuk berwisata di dalam negeri.

Kedua, meningkatkan konektivitas ter-utama pada tempat-tempat tujuan wisata baru

agar banyak dikunjungi wisatawan. Ketiga, adalah untuk meningkatkan Nation Branding serta pencitraan Indonesia ke mancanegara.

“Garuda sebagai flag carrier mempunyai peran penting dalam mendukung Nation Branding serta Pencitraan Indonesia,” kata Menteri.

MoU tersebut menyebutkan, kerja sama untuk mewujudkannya adalah melalui pe-nyediaan bahan-bahan promosi pariwisata Indonesia, dukungan pemberian sponsor un-tuk kegiatan promosi pariwisata Indonesia dan partisipasi pada beragam acara pariwi-sata internasional terutama di negara dimana Garuda memiliki rute pe nerbangan.

Untuk memperkenalkan ‘Nation Branding’

dan ‘Pencitraan Indonesia’ kepada masyarakat luas tentunya diperlukan infrastruktur dan konektivitas yang baik, selain menjadi pelu-ang untuk terus menciptakan inovasi-inovasi dalam mempro mosikan pariwisata Indonesia kepada ma syarakat dunia, lanjut Mari.

Sekjen Kemenparekraf Wardiyatmo meng-utarakan harapannya agar kerja sama ini da-pat mendukung sejumlah program promosi pariwisata yang telah dicanangkan pihak Ke-menparekraf.

“Indonesia memiliki potensi yang sa ngat besar dalam pariwisata, dan Garuda Indonesia, melalui berbagai program dan kegiatan pro-mosinya, bekerjasama dengan instansi lain telah melakukan berbagai upaya untuk mem-promosikan pariwisata Indonesia,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar.

Harapan pada Garuda Harapan pada Garuda memang besar, se-

bagai operator penerbangan full service dan masuk dalam anggota aliansi penerbangan global. Aliansi itu memperluas daya jangkau pemasarannya sehingga mencakup kota-kota di pelosok dunia di lain benua, di mana maskapai ini tidak beroperasi.

Tahun 2012 akan datang 21 unit pesawat baru, sehingga di akhir tahun akan menjadi 110 unit. Selain full service airlines, Garuda juga memperkuat LCC-nya, Citilink. Maka dari 21 unit pesawat baru yang dimasukkan itu, tipe nya empat Boeing 737-800 NG, dua Air-bus 330-200, lima pesawat Bombardier CRJ 100 berkapasitas 100 tempat duduk, dan 10 pesa-wat A320 untuk Citilink.

Maskapai ini berencana mencanangkan

Kiri-kanan: Dirut Garuda Indonesia Emirsyah Satar, Menparekraf Mari Elka Pangestu, Wamenparekraf Sapta Nirwandar, dan Sekjen Parekraf Wardiyatmo.

Pesawat Batavia Air di bandara Chengdu, China.

Page 19: Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Maret 2012

19Vol. 3 l No. 27 l Maret 2012

Aksesibilitas

Peluang dari Pengembangan Angkutan Udarapro gram Quantum Leap Garuda 2015, ketika jumlah armadanya saat itu akan mencapai 154 unit. Itu akan mendukungnya menambah rute-rute baru domestik maupun internasio nal, ter-masuk menambah frekuensi penerbangan.

Tahun 2012 ini saja, Garuda akan membuka rute-rute baru di domestik, dan internasional, termasuk rute Jakarta–Taipei dan Denpasar–Haneda. Di rute domestik, Bandung–Surabaya.

Frekuensi beberapa penerbangan dari dan ke negara-negara di Asia ditambah, diantaran-ya Denpasar–Seoul, dari lima kali menjadi tujuh kali seminggu, rute Jakarta–Shanghai dari lima kali menjadi tu-juh kali seminggu, rute Jakarta– Bei-jing dari tiga kali menjadi lima kali seminggu, dan rute Jakarta–Seoul dari enam kali seminggu juga men-jadi penerbangan setiap hari.

Tambahlah dengan Charter Adalah menarik bahwa Batavia

Air, selain terbang berjadwal antara Indonesia dan Cina, pesawat-pe-sawatnya disewa oleh konsorsium operator tur di Shanghai, bukan hanya bertujuan Bali, juga mem-buka pasar yang baru ke destinasi Manado di Sulawesi Utara.

Bulan Januari saja wisatawan dari China dengan pesawat charter sudah dua kali datang ke Bali. Per-tama mendarat tanggal 11 Januari 2012 untuk stay dari 11–15 Januari. Kemudian datang lagi pada 23 Januari 2012 dengan lama stay 23–27 Januari. Rutenya Chengdu–Bali. Pesawat yang dipakai tipe Airbus 300 yang berkapasitas 300 pe-numpang dan terisi penuh. Kalau tidak penuh tentu akan rugi.

Di kota Chengdu, China itu, ada sebuah konsorsium yang dibentuk yang terdiri lebih dari 10 biro perjalanan atau operator tur. Merekalah yang melihat peluang dari nilai jual destinasi wisata ke Indonesia, memang, terutama ke Bali.

Namun penjualan tampak laris sehingga mereka pun menggunakan penerbang an re-guler juga. Para agen konsorsium itu berhasil mengirimkan sekitar 1.500 wisatawan China dalam periode 11 Januari sampai akhir Januari 2012. Paket turnya berdurasi 5 hari 4 malam.

Menurut pengakuan konsorsium ini, jika tersedia pesawat untuk disewa dan urusan izin-izin lainnya dibantu, para agen-agen di China berminat meningkatkan penjualan. Tentu saja khususnya dari kota-kota di luar Beijing, Shanghai dan Guangzhou, lantaran ketiga rute tersebut itu sudah dilayani oleh pe-

nerbangan berjadwal. Dua maskapai nasional Indonesia dan dua maskapai China mengope-rasikan penerbangan berjadwal di tiga rure tersebut. Dalam hal penggarapan pasar Chi-na, penerbangan dari dan ke Hong Kong tetap menunjukkan perkembangan yang konstan.

Gejala baru telah muncul. Bukan hanya Bali ternyata bisa merebut hati wisman dari China. Akhir Januari 2012, juga pe nerbangan perdana dengan charter flight telah memba-wa wisatawan dari Guangzhou ke Manado, Sulawesi.

Aksesibilitas udara memang bisa flek sibel demi perluasan pasar, dengan mendukung upaya charter flight untuk mendatangkan wis-man dari kota-kota di mana penerbangan ber-jadwal belum dioperasikan.

Pengembangan di Timur Di dalam negeri, perluasan dan pening-

katan aksesibilitas udara mulai menjadi ke-nyataan pada arah timur Indonesia. Telah beberapa tahun dilirik, kini maskapai pe-nerbangan ‘smaller player’ mulai merealisasi island hopping services dengan armada pesawat berkelas komuter. Artinya, per pesawat berka-pasitas di bawah 100 tempat duduk, bahkan umumnya di bawah 80 seaters. Termasuk maskapai yang spesialis mengoperasikan pe-sawat di bawah jumlah 20 tempat duduk.

Adalah maskapai TransNusa, yang menge-sankan pertumbuhan slow but sure, bermula sebagai penerbangan charter, kini melayani penerbangan berjadwal pada rute-rute di Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Bali, dan, Makassar. Digunakan-

nya pesawat Fokker 50 berkapasitas 52 seat, pesawat BAe 146/200 berkapasitas 85 seats.

Dalam tahun ini akan datang enam unit pesawat menambah jumlah armada nya. Maskapai ini tampak akan menjadi spesialis di kawasan NTT, melayani ke setiap kota dan pulau, dari Alor, Maumere, Ende, Ruteng, Waingapu, Labuanbajo dan Tambolaka.

Maskapai tersebut giat ‘merebut pasar’ —to capture the market—sebelum seluruh armadanya terealisasi lengkap di tahun 2012 ini, kegiatan pemasaran dan promosinya te-lah dilancarkan dengan ikut serta antara lain pada even ATF di Kambodia, di Manado, dan TIME di Lampung dan beberapa even lain.

Peran maskapai ukuran TransNusa ini terasa sekali pada even besar. NTT adalah

salah satu destinasi dari peserta Sail Indone-sia 2010. Kabupaten di NTT yang disinggahi para sailor itu adalah Kupang, Timor Tengah Selatan, Rote Ndao, Alor, Lembata, Maumere, Ende dan Nagakeo. Nah, TransNusa ikut am-bil bagian dalam menyediakan sarana trans-portasi dan paket city tour.

Ada sebuah maskapai ‘kecil’ lain yang ber-tumbuh tampak konsisten, dan sooner or later akan bisa menarik lebih banyak minat wis-man untuk berkeliling di destinasi Indonesia. Mulainya tahun 2006, Susi Air, mengarahkan diri sebagai pener bangan komuter berjadwal.

Saat ini, —boleh dikatakan diam- diam—, mengoperasikan 32 unit pesawat tipe Grand Caravan, yang masing-masing berkapasitas 12 penumpang. Rutenya menghubungkan kota besar dengan kota-kota kecil di pantai atau di pedalaman, di Pulau Sumatera, Provinsi Jawa Barat, Kalimantan, Papua, dan lagi, Kupang di NTT.

Di website-nya, ditulis pengumuman: “we are planning to add more exciting destinations which con-nects most cities and remote area all over Indonesia.”

Konsep MP3EI (Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia)

Page 20: Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Maret 2012

20 Vol. 3 l No. 27 l Maret 2012

Eko Diantoro

WisATA BAhAriAksesibilitas

Tahun 2012 ini ditargetkannya meng angkut lebih dari 500.000 penum-pang. On line booking juga diterapkan-nya sebelum medio tahun 2012.

Masih perlu diperhatikan satu lagi. Seperti TransNusa yang belum lama ini telah diberikan AOC (Air Operator Cer-tificate), sebuah maskapai yang baru berdiri lainnya, Pacific Royale, meng-umumkan ancang-ancang langkahnya beroperasi tahun 2012 ini. Kemanakah tujuannya?

Untuk internasional, akan dibukan-ya rute dari Batam dan Surabaya bertu-juan Singa pura, Kuala Lumpur, India, Hong Kong, dan China. Memang di-nyatakan bahwa untuk ke China tentu dihindarinya kota-kota yang sudah dilayani oleh pe nerbangan berjadwal seperti Garuda dan China Airlines.

Dirutnya, Samudera Sukardi, dikutip media mengumumkan pe-nerbangannya sebagai full service flights, dari jumlah 81 rute yang su-dah diizinkan oleh Kementerian Perhubung an, 30 % pada rute interna-sional, diawali meng gunakan pesawat Airbus-320 yang kemudian diganti dengan Airbus-330; untuk domestik menggunakan Fokker-50; semua akan tiba dalam tahun 2012.

Akhirnya bisa dicatat bahwa dalam jangka menengah dan jangka pan-jang, janji yang mengesankan adalah rencana di tahun 2015 jumlah arma-da pesawat yang akan dioperasikan oleh Garuda Indonesia mencapai 154 pesawat dan oleh Lion Air sebanyak sedikitnya juga 150 pesawat (Saat ini dikabarkan ber operasi dengan 72 pe-sawat, Lion memproyeksi jumlah ar-madanya menjadi 302 unit tahun 2025, setelah akhir tahun lalu menandatan-gani kontrak mega purchase sejumlah 230 unit pesawat Boeing, disaksikan oleh Presiden AS, Barack Obama

Memang, catatan ini melihat trend dari sudut pemasaran. Ada tantangan dan peluang untuk keberhasilannya.

Industri penerbangan mempunyai tantang an tersendiri pula, yaitu dari sudut operasio nal. Jumlah pesawat yang sema kin banyak memerlukan infrastruktur kebandaraan yang harus mengikuti untuk bisa memenuhi ke-butuhan operasional dari cepatnya pertumbuh an, ya pesawat dan frekuen-si terbangnya, ya jumlah pe numpang dan kargo yang diangkutnya.

Dalam MP3EI (Masterplan Perce-patan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia), aspek konektivi-tas menjadi salah satu fokus pengem-bangan yang sedang dipercepat. n

Dari Gagasan Menuju KenyataanBandung sampai Bangkok–Penang

Ekspo Komodo plus

General Manager Angkasa Pura II, Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Eko Diantoro, mengata-kan pengembangan ban-dara Husein Sastra negara akan difokuskan pada terminal penum pang ka-rena yang ada saat ini

masih kecil. Pengembangan akan dilakukan ke lahan

kosong yang tersedia di belakang terminal yang ada sekarang. Saat ini bandara Husein Sastranegara bisa menampung sekitar 700 ribu penumpang per tahun. Dengan pengembang-an terminal diharapkan sampai dengan tahun 2014, bandara ini akan bisa menampung tiga juta penumpang per tahun.

Panjang runway sudah 2.220 meter dan be-lum ada rencana memperpanjangnya lagi. Per hari sekarang beroperasi 48 kali penerbangan, pergi–pulang. Agar tidak terjadi kepadatan penerbangan di siang hari pemerintah meng-upayakan bagaimana caranya memindahkan frekuensi itu ke penerbangan malam.

Konradus Jeladu, pra-muwisata profesional di Labuan Bajo, Flores sedang memulai melak-sanakan ide baru. Setiap Sea Tours baiknya di-akhiri dengan penyajian seni budaya, mesti ada hiburan, bosan kalau

hanya melihat Komodo. Setiap wisatawan kapal pesiar yang melihat Komodo baiknya chek in di Labuan Bajo, untuk diterima dengan upacara adat.

Disini sanggar tari ada 12. Tapi semuanya berumur ‘embrio’. Dia sendiri pun mempunyai sanggar tari dan sesekali dipanggil untuk me-nari di restoran, hotel, atau untuk grand opening hotel baru. Anggotanya 25 penari. Setiap kali tampil semua anggota turun. Honorarium dari pembayaran pengundang, sehabis pentas lang-sung dibagi-bagi. Contohnya, untuk tanggal 2 Maret diundang menerima tamu di Bandara. Untuk ini dia kerja sama dengan biro travel.

Baiknya diwajibkan bagi pegawai hotel agar menggunakan busana daerah yang melam-bangkan tradisi lokal. Kalau daerah lain bisa mengapa di Labuan Bajo tidak? Penggunaan identitas daerah akan memberi spirit, selain

Apalagi mengingat terminal penumpang yang masih kecil, untuk menjaga agar antrian penumpang tidak terlalu panjang, operator bandara berusaha mengatur slot time, dimana jarak jadwal antara satu pesawat dengan pesa-wat lainnya, interval 5–10 menit.

Tujuh maskapai beroperasi saat ini: AirAsia, Batavia, Garuda, Merpati, Silkair, Sriwijaya, Wings. Maskapai baru Pacific Royal rencananya memu-lai operasi bulan Maret. Rutenya adalah Ban-dung–Semarang. Selama ini rute ini belum ada.

Pada tahun 2011, tercatat 960 ribu penum -pang setahun melalui bandara ini. Eko Diantoro optimis tahun 2012 tingkat pertum-buhan 10%. Bandara Husein Sastranegara sendiri mulai tahun 2012 bisa menampung 1,5 juta pe numpang setahun.

AirAsia itu rupanya diinginkan oleh induk-nya untuk terbang sampai ke Bangkok dan ke Penang. Tapi kendalanya di bandara Bandung. Jika saja panjang runway-nya sudah mencapai 2.500 meter, bukan mustahil AirAsia bisa me-layani rute Bandung ke Bangkok, Phuket dan Penang. Mereka ingin menghubungkan kota-kota pariwisata di Asia. n

promosi daerah, jati diri dan potret budaya, akan hidup juga home industry.

Industri kerajinan tangan perlu penyuluh-an, bagaimana desain busana, setting malam, setting alam, dan membawa NTT terkesan hijau.

Selama ini 90% wisman ke sini adalah para divers, Labuan Bajo is much more. Prakteknya mereka melihat Komodo, menginap di pulau 2–3 minggu. Tapi ada juga wisatawan trekking, hiking, peneliti dan lain sebagainya, hanya me-lihat daya tarik wisata alam.

Dalam rangka Visit NTT (Year) 2013 baiknya diselenggarakan Komodo Expo di Labuan Bajo. Bikin pentas budaya dari ber-bagai etnis, bangun tribun budaya, malamnya atraksi, kasidah, pagar betis pakai tenun tra-disional, para pengrajin tidak usah menjaga stan display, atur petugas sales yang bekerja, cantumkan saja fixed price agar memudahkan. Lalu tampilkan local food, ubi, jagung dengan gaya layak jual. Setiap akhir pekan, pimpinan instansi dan masyarakat datang menyaksikan dan mencicipi. Para wisman, dan wisnus, tentu akan datang.

Wah, gagasan ini rasanya baik ditambah, dengan menamakannya: Komodo Expo Plus, Komodo Plus Expo. n

Konradus Jeladu

Page 21: Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Maret 2012

21Vol. 3 l No. 27 l Maret 2012

Events

Kita, Country Partner untuk ITB Berlin 2013

Ekonomi Eropa dan Amerika me-mang ‘melambat’ dan berimbas pada pelambat an tumbuhnya out-bound travelers dari kawasan-

kawasan itu, namun ba gi indus-tri pariwisata Indonesia sedang diperoleh ‘angin’ yang berpotensi ‘to weather the storm’, artinya, masih terbuka peluang menarik publik wisatawan untuk menjatuhkan pilihan terbang ke destinasi Indo-nesia.

Harapan itu datang dari ke sem-patan ekspose tentang Indo nesia, boleh jadi bersifat soft promotion, bisa juga kesem patan hard selling promotion, berkat dua peluang.

Selain selama enam bulan Indo nesia mengetuai Executive Committee Expo Floriade di Be landa, berlangsung April–Oktober 2012, dan ikut serta aktif di pameran itu, awal Maret ini di ITB Berlin, Jerman, telah resmi diumumkan Indonesia sebagai Official Country Partner untuk even promosi pari-wisata terbesar di dunia itu.

Telah diberitakan, “Sebagai Negara mitra, promosi pariwisata Indonesia mendapat kesempatan utama dalam ITB mendatang,” kata Martin Buck, Direktur ITB Berlin, ketika bertemu Menpa rekraf Mari Elka Pangestu di ITB Berlin awal Maret 2012 ini. n

Tahun Kunjungan Jawa Tengah 2013

Setidaknya dua provinsi saat ini mempersiapkan diri menggelar tahun kunjungan wisata 2013, yakni Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Timur.

Mewakili Wamenparekraf Sapta Nirwandar, Direk-tur Pengembangan Pasar Pariwisata Sadar Pakarti Budi mempresentasikan masukan pada satu per-temuan sehari di Semarang pada 27 Februari 2012, dalam rangka persiapan tersebut.

Gubernur Jawa Tengah, Dinas Pariwisata Provinsi, Badan Pembangunan Pariwisata Daerah, Badan Pro-mosi Pariwisata Daerah, wakil-wakil asosiasi bisnis pariwisata dan para pelaku pariwisata serta instansi lintas sektoral, sama-sama membahas situasi pariwisa-ta dan prospek untuk menyelenggarakan Visit Jawa Tengah 2013,

atau Tahun Kunjungan Pariwisata Jawa Tengah 2013.“Tepat waktunya Gubernur Jawa Tengah sedari

sekarang mempersiapkan bersama para pemangku kepentingan pariwisata di daerahnya,” kata Pakarti Budi. Diharapkan sebelum tahun 2012 berakhir, pro-gram lengkap dari Visit Jawa Tengah 2013 sudah bisa di ekspose ke pasar, di dalam maupun luar negeri.

“Diharapkan juga tentunya para pelaku bisnis mengantisipasi dan memanfaatkannya untuk me-ningkatkan jumlah wisatawan ke daerah itu,” kata dia.

Di provinsi NTT, persiapan Visit NTT 2013 juga sedang dalam persiapan, selain rencana pelaksanaan

Sail Komodo 2013. n

Pariwisata Musik Semakin BerhasilKampanye musik untuk pariwisata

terasa semakin menunjukkan ha-sil positif bagi Indonesia. Komu-

nitas musik khususnya jazz telah tam-pak men duniakan destinasi Indonesia, atau sebalik nya, komunitas jazz semakin luas menge nal,— dan tentu saja me ngunjungi Indonesia.

Asean Jazz Festival yang kelima, akan dilaksana-kan di Batam, pada 27 Juli 2012. Ditjen Pemasaran Pariwisata Kemenpa rekraf menginisiasi even ini sejak 2008, konsisten menyeleng-garakannya, berlangsung setiap tahun.

“Diawali sebagai kegiatan promosi pari-wisata dalam negeri di perbatasan,” kata Direktur Promosi Pariwisata Dalam Neg-eri Faried Moertolo, konsepnya langsung berkembang menjadi even musik pari-wisata yang mengundang wisman. Kemu-dian, hiburan dan apresiasi dari musik jazz ini diperluas lagi dengan meng adakan jazz festival di berbagai kota, Bandung, Yogya,

Makassar, Ambon, bahkan ke destinasi wisata Gunung Bromo.

Adapun di Jakarta, even Java Jazz Fes-tival telah diselenggarakan tanggal 2–4 Maret 2012, oleh komunitas jazz, telah diakui sebagai salah satu terpopuler di

Asia. Artinya, ekspose Indonesia sebagai des-tinasi pariwisata dari pendekatan komunitas musik, juga kian me-nampakkan hasil.

‘Where Jazz Finds a Home’ dan ‘Bring the World to Indonesia’, telah merupakan dua di antara impressi pada publik internasio nal yang dibangun dari rangkaian kegiatan festival jazz.

Maklum bukan? Nama-nama beken pemusik jazz di In-

donesia, Asean, Asia, lalu dari Eropa dan Amerika tidak akan melewatkan even jazz di Indonesia. Kini, beberapa kali even berantai ini dilaksanakan setiap tahun di negeri ini.

Dan, seperti selalu ditekankan oleh Wamenparekraf Sapta Nirwandar, peris-tiwa tergolong music tourism, sport tourism, ketika dikelola secara profesional berkelas internasional, itu tentu mengandung news value bagi media-media musik di manca-negara, dari media cetak dan media cyber

sampai media vi-sual.

Itu jelas mem-bangun awarenesss tentang destinasi pariwisata Indo-nesia, dan, bahkan desire pada pub-lik untuk datang berkunjung. n

Sadar Pakarti Budi

Gunung Bromo pun, dipromosikan dengan jazz.

Page 22: Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Maret 2012

22 Vol. 3 l No. 27 l Maret 2012

Akomodasi

Jumlah Usaha Akomodasi (Bintang & Akomodasi Lainnya) Tahun 2011

Mengukur dan Merencanakan di Daerah, dari AkomodasiDari statistik di sebelah ini, ber-

dasarkan jumlah tempat tidur, rata-rata okupansi yang dica-pai tahun 2011 oleh hotel, di

Sumatera Utara 32,4%: Sumatera Barat 28,6%; DKI Jakarta 61,9%; Jawa Barat 58,8%; Bali 46,4%; Sulawesi Selatan 41,4%; NTB 31,4%; Maluku 12%. Itulah sebagian gambaran yang diambil secara random.

Tiga faktor A : Aksesibiitas, Akomo-dasi dan Atraksi, bisa dipakai pengukur kesiapan suatu destinasi. Bisa jadi juga mengklasifikasi destinasi, seperti di dunia bisnis penerbangan, ada stasiun kelas A, B

dan C. Heteroginitas situ-

asi dan kondisi dae-rah-daerah destinasi wisata di Indonesia terasa memerlukan klasifikasi yang ter-ukur, semacam dasar bagi daerah menen-tukan ‘posisi’ dalam membangun dan me-ngembangkan pari-

wisatanya lebih lanjut.Yang sudah lengkap memiliki tiga fak-

tor A katakanlah kelas A, sudah ‘mapan’ (developed destination), sedangkan yang pernah mapan tetapi pernah mengalami set-back dan kini memerlukan revitalisasi atau pengembangan kembali sebagai kelas B (developing destination). Adapun yang belum cukup terpenuhinya tiga fak-tor A tersebut, bisa terkategori kelas C. Artinya, sedang memulai membangun, tahap embrio.

Jumlah usaha akomodasi dan jumlah kamar berdasarkan statistik seperti ter-gambar di sebelah ini, baik digunakan untuk ‘starting point’ melihat posisi suatu destinasi. Bandung misalnya, kini tergo-long Kelas A, seperti Bali dan Jakarta.

Bagaimana situasi bisnis akomodasi-nya? Menurut Herman Muchtar, Ketua PHRI Jawa Barat dan Wakil Ketua BPPD Jabar, dewasa ini bahkan sedang diran-cang program mempersiapkan hotel-hotel agar lebih ‘siap’ lagi.

Sebenarnya, tingkat okupansi hotel di kota Bandung saja rata-rata 60%. Di wilayah Jawa Barat sendiri tingkat oku-pansi hotel di Bandung berada di pering-kat ke-6 terendah. Dibandingkannya pula kemajuan di kota Makassar yang tingkat

okupansinya bisa mencapai 80%. Total ka-mar di Bandung ada 15.000–16.000.

Total hotel di Jawa Barat ada 1.600. Itu alasan kenapa tingkat rata-rata okupansi hotel rendah. Baik BPPD maupun PHRI Jawa Barat, menurut dia, menargetkan tingkat okupansi hotel di Bandung bisa sampai 70%. Memang belum tercapai tapi dengan peningkatan jumlah kamar hotel, Bandung yang semakin ramai oleh wisnus dan wisman, diharapkan bisa menarik le-

bih banyak wisatawan ke Bandung dengan syarat, beberapa lagi masalah yang ada bisa dibenahi.

Jadi boleh dikatakan Aksesibilitas su-dah memadai dan tumbuh terus, semen-tara faktor Atraksi telah memenuhi minat dan ‘salesable’ terhadap segmen wisman dari beberapa pasar utama.

Hotel di Bandung fully booked pada saat long weekend. Di weekdays turun men-jadi rata-rata 30%. Berbeda dengan Jakarta

PROvInSIBANYAKNYA RATA-RATA PEKERJA PER RATA-RATA TAMU PER HARI

KAMAR TEMPATTIDUR INDONESIAKAMAR JUMLAHASINGUSAHA USAHA

ACEH 208 4,767 8,381 10.8 0.5 1,255 211 1,466SUMATERA UTARA 791 20,212 31,587 15.7 0.6 9,668 594 10,262SUMATERA BARAT 272 5,153 9,476 10.7 0.6 2,530 178 2,708RIAU 326 10,406 16,658 17.9 0.6 4,360 112 4,472JAMBI 145 3,931 6,186 15.0 0.6 1,552 18 1,570SUMATERA SELATAN 311 8,769 13,260 16.8 0.6 3,764 62 3,826BENGKULU 128 2,154 3,392 7.7 0.5 685 26 711LAMPUNG 169 4,286 6,864 15.4 0.6 2,136 32 2,168KEP. BABEL 90 1,982 2,814 17.5 0.8 825 11 836KEPULAUAN RIAU 352 16,485 21,469 32.2 0.7 4,653 2,415 7,068DKI JAKARTA 365 36,314 50,302 100.2 1.0 23,501 7,627 31,128JAWA BARAT 1,576 46,190 74,194 21.3 0.7 42,228 1,382 43,610JAWA TENGAH 1,368 30,738 50,757 13.1 0.6 16,430 341 16,771DI YOGYAKARTA 1,058 16,131 24,342 8.3 0.5 7,725 819 8,544JAWA TIMUR 1,833 36,412 56,513 12.9 0.6 24,002 832 24,834BANTEN 246 6,933 10,898 21.8 0.8 3,445 321 3,766BALI 1,829 46,363 68,036 31.5 1.2 9,385 22,184 31,569N T B 406 6,364 10,241 13.1 0.8 1,524 1,689 3,213N T T 269 4,768 8,636 9.0 0.5 1,108 114 1,222KALIMANTAN BARAT 357 8,525 12,470 11.3 0.5 3,371 72 3,443KALIMANTAN TENGAH 306 5,563 8,414 5.8 0.3 1,196 9 1,205KALIMANTAN SELATAN 259 6,554 11,040 16.7 0.7 3,413 138 3,551KALIMANTAN TIMUR 540 14,571 21,335 17.5 0.6 5,240 225 5,465SULAWESI UTARA 224 5,402 7,959 18.3 0.8 2,246 121 2,367SULAWESI TENGAH 314 3,950 6,396 5.6 0.4 953 20 973SULAWESI SELATAN 548 11,239 17,531 13.1 0.6 7,041 216 7,257SULAWESI TENGGARA 267 3,426 5,168 6.3 0.5 1,673 41 1,714GORONTALO 76 1,191 1,749 7.5 0.5 350 4 354SULAWESI BARAT 103 1,535 2,518 6.1 0.4 437 0 437MALUKU 183 3,364 4,890 8.4 0.5 567 18 585MALUKU UTARA 124 2,049 2,508 7.0 0.4 372 2 374PAPUA BARAT 80 2,032 2,966 19.1 0.8 438 7 445PAPUA 160 3,698 5,257 15.0 0.6 1,045 45 1,090INDONESIA 15,283 381,457 584,207 18.3 0.7 189,118 39,886 229,004

Sumber : BPS

Herman Muchtar

Page 23: Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Maret 2012

23Vol. 3 l No. 27 l Maret 2012

dimana malam Senin–Jumat rata-rata okupansi ho-tel penuh, tapi di malam Sabtu dan weekend kosong.

Di Bandung, wis man Malaysia rata- rata tinggal selama 3 hari 2 malam, kadang- kadang 4 hari 3 malam. Di Jakarta pariwisatanya meng andalkan business travelers, di Bali holiday makers.

Di destinasi Danau Toba dan Toraja pernah mencapai rata-rata okupansi hotel di atas 50%, namun semenjak terimbas kri-sis 1997–1998, hingga kini tetap masih ren-dah di bawah 30%. Situasi kondisi ‘kelas B’ seperti ini tentu memerlukan konsep pem-bangunan kembali dan pengembangan di sub-sektor aksesibilitas dan atraksi.

Pada sisi ujung lainnya, daerah-daerah yang relatif kurang sekali dalam keterse-diaan Aksesibilitas (udara maupun darat) dan Akomodasi, demikian pula kualitas pengemasan Atraksi yang ‘salesable, tentu akan tergolong kelas C.

Konsekuensinya, memerlukan perenca-naan yang realistis untuk membangun secara bertahap, atau secara simultan, ke tiga faktor A tersebut. Sambil mengemas Atraksi agar ‘marketable’ atau ‘salesable’, perlu berupaya menambah layanan akse-sibilitas dari industri penerbangan mau-pun angkutan darat. Dua aksesibilitas moda transportasi tersebut terasa berlaku untuk pengarusan wisnus, dan wisman.

“Dari faktor Akomodasi memang ter-ukur jelas perannya dalam menyerap te-naga kerja dan kontribusinya bagi daerah secara langsung, pajak, media promosi, gengsi daerah, multiplier effect atas ber-bagai kebutuhan operasi hotel, sehingga ikut mendorong aktivitas bisnis termasuk investasi,” demikian menurut Faried Moertolo, Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri Kemenparekraf.

Pada berbagai kesempatan rapat koor-dinasi dengan dinas-dinas pariwisata di daerah, Faried Moertolo kerap mengingat-kan perlunya merencanakan kegiatan de-ngan bertitik tolak dari situasi dan kondisi riel yang sudah dimiliki daerah dalam ke-tersediaan faktor 3-A tersebut.

Jadi, kita bisa mulai melihat dari statis-tik jumlah usaha, jumlah kamar dan tem-pat tidur di masing-masing daerah desti-nasi. Statistik BPS juga melaporkan efek langsung dari perhotelan terhadap penye-rapan tenaga kerja. Ini pun menjelaskan, industri perhotelan berperan titik tolak dalam menciptakan lapangan kerja, serta

Faried Moertolo

Akomodasi

kebutuhan pendidikan pelatihan sumber daya manusia.

Di setiap daerah kini dijumpai statis-tik berapa jumlah tenaga kerja yang se-dang dalam pencarian kesempatan untuk bekerja mencari nafkah.

Baik dipertimbangkan, pertanyaan antara lain terhampar di hadapan para

Lombok Sumbawa Pearl FestivalT u j u a n n y a memperkenal kan Lombok se bagai dae rah penghasil

mutiara internasional. Ini berkaitan membangun perkekonomian rakyat, seraya memperkenalkan berbagai destinasi pariwisata dan produk lokal Indonesia khususnya mutiara yang diminati oleh wisatawan mancanegara, serta perdagangan internasional. Sasarannya, menumbuhkan rasa cinta dan kebanggaan produk mutiara Indonesia, meningkatkan minat pembeli maupun investor terhadap industri mutiara di Indonesia, khususnya di Lombok. Dan meningkatkan pasar wisatawan mancanegara untuk destinasi pariwisata Indone­sia melalui pemasaran unik dan strategis.

Konser Indonesia Timor Leste (di Atambua)Ini merupakan kegiatan konser musik di perbatasan ne gara, di kota Atambua, adalah untuk mempromo­sikan pariwisata Indonesia. Sekaligus untuk me­narik minat masyarakat Atambua sekitarnya, dan masyarakat dari Timor Leste, untuk mengunjungi wilayah­wilayah Indonesia.

Tujuan event ini untuk meningkatkan jumlah wisman dari Timor Leste dan pergerakan wisnus pada umumnya, dan mendorong industri pariwisa­ta, khususnya biro perjalanan untuk menawarkan serta mempromosikan paket­paket wisata domes­tik. Disamping itu mendorong pemerintah daerah untuk ikut mensosialisakan program Wonderful Indonesia pada tahun 2012 dan seterusnya.

Sasarannya tentulah untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisman melalui pintu masuk perbatasan/cross border.

Festival Kintamani di Danau Batur

Ini untuk meningkatkan citra pariwisata Kin­tamani sebagai salah satu objek wisata Bali

serta menumbuhkan ekonomi rakyat. Memperke­nal kan budaya dan alam serta mempertahankan nilai­nilai ke agamaan, moral, citra dan kepriba­dian bangsa. Sasarannya, menarik minat investor untuk ber investasi pada usaha pariwisata.

Meningkatkan pendapatan perkapita masya­rakat lokal.Mengajak wisman untuk mengenal lebih dekat kawasan dan alam serta keindahan Gunung Batur.

Pesta Kesenian Rakyat Buleleng di SingarajaKegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan tu­juan wisata Singaraja dan sekitarnya, sekaligus se­bagai upaya meningkatkan kunjungan wisatawan wisman dan wisnus. Diharapkan, Pemerintah daerah dan stakeholers industri pariwisata agar lebih berperan aktif dalam mensukseskan program­program ini. Kegiatan ini pun akan mengoptimalkan fungsi promosi dan pemasaran pariwisata Indonesia melalui program­program promosi terpadu.

Kegiatan Direct Promotion Tahun 2012Direct Promotion Nusa Tenggara Barat akan dilak­sanakan di Balikpapan, sedangkan Direct Promo-tion Nusa Tenggara Timur akan dilaksanakan di Bali.

Direktorat Promosi Dalam Negeri juga akan memberikan pendukungan—Event Supporting —tahun 2012 untuk pendukungan kegiatan di Wilayah Bali dan sekitarnya, Wilayah NTB dan seki­tarnya dan di Wilayah NTT dan sekitarnya. n

Mega Event Promosi Dalam Negeri di Wilayah Bali, NTB, NTT

pemda dan industri pariwisata di daerah: Berapa tingkat okupansi hotel yang hen-dak dicapai? Maka berapa angkutan (darat, laut, udara) diperlukan untuk mencapainya? Tentu pula, menjawab per-tanyaan, yang diinginkan apakah wisnus terlebih dahulu, barulah wisman, atau se-baliknya? n

Page 24: Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Maret 2012

24 Vol. 3 l No. 27 l Maret 2012

ASEAN

Indonesia membuka tahun 2012 dengan peningkatan jumlah wisman pada bulan Januari sebesar 18,93% lebih tinggi dari-pada jumlah wisman bulan Januari 2011.

Ini menggairahkan untuk optimisme lebih lanjut. Januari tahun lalu, peningkatannya 11,1% dibandingkan Januari 2010; dan Januari 2010 meningkat 4,3% dari Januari 2009.

Menparekraf Mari Elka Pangestu meng-umumkan capaian pembuka tahun itu, de-ngan menerangkan, antara lain, liburan hari raya Imlek menjadi pendorong tumbuhnya pariwisata hingga 18,93% pada Januari 2012.

Kunjungan wisatawan mancanegara (wis-man) dari RRC, Taiwan, dan Hongkong ke Indonesia pada Januari meningkat tajam se-hingga berdampak terhadap meningkatnya total kunjungan wisman pada Januari 2012. Tercatat total wisman 652.692 orang, sedang-kan di bulan Januari tahun lalu berjumah 548.821 wisman.

Kunjungan wisman dari RRC tumbuh 139%, dari Taiwan 30,4 %, dan dari Hongkong 59,6%, kata Menteri.

Menteri juga menunjukkan selama Januari 2012 wisman dari Singapura, Filipina, India, dan Timur Tengah mengalami kenaikan seki-tar 20%, bahkan dari Arab Saudi naik hingga 107,34%. Kenaikan kunjungan wisman pada Januari 2012 ini semakin menambah opti-misme dalam pencapaian target 8 juta wisman pada tahun ini.

Menghadapi melemahnya pertumbuhan ekonomi global, Menteri mengatakan, pari-

Kita danNegara Tetangga

wisata Indonesia menerapkan strategi diversi-fikasi pasar di antaranya fokus pada emerging country seperti RRC, India, Rusia dan negara Asia lainnya.

Perkembangan di ASEAn

Bagaimana perkembangan pariwisata di negara-negara ASEAN? Pada sidang-sidang dalam ASEAN Travel Forum (ATF) di Manado, awal Januari 2012, masing- masing negara ang -gota ASEAN menyampaikan apa yang disebut Voluntary Country Report. Laporan-lapor-an tersebut umumnya berisi uraian perkembangan muta-khir tahun 2011, kecuali Malaysia laporannya untuk posisi tahun 2010. Beberapa di antaranya kita perhati-kan melalui statistik yang menunjukkan pasar utama

yang memberikan jumlah wisman ke negara masing-masing.4Thailand: tampak bangga dengan menon-jolkan hasilnya dari India, yang peningkatan-nya dua tahun terakhir rata-rata 23%. Jumlah tertinggi wisman tetap yang berasal dari Ma-laysia, disusul dari China dan Jepang.4Malaysia: Bagi Malaysia, lebih separuh jumlah wisman berasal dari Singapura, dan nomor dua terbanyak datang dari Indonesia. Jumlah wisman ketiga terbanyak adalah dari tetangganya di sebelah utara, Thailand, di-susul jumlah wisman dari China dan Brunei. Malaysia menonjolkan 50 maskapai pener-bangan internasional masuk ke destinasinya.4Singapura: Destinasi ini justru memper-oleh wisman terbanyak pertama datang dari Indonesia, disusul berikutnya dari China, dan dari Malaysia menempati peringkat ketiga. Setelah itu disusul jumlah wisman dari Aus-tralia, India, Filipina. Adapun jumlah wisman dari Jepang ada di peringkat ketujuh dan dari Thailand di peringkat kesembilan.

Wisman ke Thailand–Top 10 Market

Wisman ke Malaysia 2010–Top 10 Markets

Wisman ke Singapura–Top 15 Market

Page 25: Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Maret 2012

25Vol. 3 l No. 27 l Maret 2012

ASEAN

4Kambodia: Tidak banyak komentar dalam Voluntary Country Report-nya, namun statis-tiknya mencantumkan rincian dimana juga dicantumkan status dan jumlah outbound tra-veler, misalnya: Cambodian Overseas 71.084 dan Cambodian Residence 592.975. Dan, Cambodian outbound tourist departures 639.484.

Pariwisatanya menghasilkan jumlah kun-jungan wisman terbanyak dari Vietnam, di susul dari Korea Selatan, Cina, Jepang, sedang kan dari Malaysia di peringkat ke sepuluh. Indonesia tidak masuk di antara 10 pasar utama bagi Kambodia.

4Brunei: Ke Brunei Darussalam, jumlah wisatawan berasal dari Indonesia berada di peringkat ketiga terbesar di tahun 2011, yak-ni berjumlah 18.552. Terbanyak adalah dari Malaysia 56.450, disusul dari China 30.610 dan dari Australia 18.181. 4Indonesia : di samping menyajikan statis-tik wisman yang masuk ke Indonesia, juga menampilkan kembali posisi pasar intra-ASEAN dan Extra-ASEAN market. Tampak porsi gerakan wisatawan di antara negara-negara ASEAN cenderung meningkat. Ini situasi yang agak nya seiring dengan cita-cita

Wisman ke Kambodia–Top 10 Market

Wisman ke Brunei–Top 10 Market

ASEAN, dari sudut keterkaitan perekono-mian yang berarti saling mendukung, dan pada perspektif sosial budaya mendekatkan hubungan antarmasyarakat.

Hanya saja, dari sudut neraca niaga, tentu lah masing-masing negara memerlu-kan ja wab an, bagaimana upaya agar jumlah outbound travelers berkembang proporsional se hingga tidak merugikan? Artinya, devisa yang dikeluarkan oleh perjalanan outbound travelers tidak akan berlebihan mengurangi hasil devisa dari capaian inbound tourist?

Indonesia, pada prospek jangka menengah sedari sekarang, mempunyai landasan objek-tif kian optimis. Dari sudut aksesibilitas, bebe-rapa maskapai penerbangan utama Indo nesia yang berpotensi terbang ke wilayah regional atau internasional, akan mengoperasikan le-bih dari 300 pesawat di tahun 2015, ketika Open Sky Policy ASEAN menjadi kenyataan.

Dari sudut Atraksi, berdasarkan luasnya alam dan tema-tema pariwisata serta budaya, Indonesia menjanjikan pilihan-pilihan bagi hampir semua segmen dan komunitas wis-man. Dari sudut Akomodasi, dewasa ini pem-bangunan dan penambahan kapasitas pun sedang berlangsung.

Semoga saja, bulan Januari 2012 telah dibu-ka dengan tingkat pertumbuhan 18,93%, akan berlanjut naik di bulan-bulan berikutnya. (Statistik wisman ke Indonesia lihat halaman 34–35). n

Wisman ke Negara anggota ASEAN

25

Page 26: Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Maret 2012

26 Vol. 3 l No. 27 l Maret 2012

Sucahyo Lukito dan produk Mete.

Bisnis

Kreatif MemproduksiMete

Setelah sekitar dua jam perjalanan mo-bil dari kota Maumere di Pulau Flores, menuju ke arah Danau Kelimutu, mampirlah di desa Wolowaru, di

pinggir jalan raya. Ada sebuah rumah makan. Bus-bus pengangkut penumpang antar kota memang selalu mampir di situ beristirahat.

Pemiliknya yang sekaligus melayani tamu makan minum, dia sendiri juga ikut mema-sak, adalah Sucahyo Lukito. Berasal dari Surabaya dan sudah tiga puluh tahun tinggal di situ.

Tahun 2005–2007 dari desa ini dia meng -ekspor biji jambu mete organik ke Eropa. Ketika itu dia mempekerjakan sampai seki-tar 150 orang desa untuk mendukung ekspor tersebut. Perjalanan waktu dan kekurangan bahan mentah, membuatnya berhenti meng-ekspor, padahal sudah sempat mendapatkan sertifikat kualitas dari pihak Eropa.

Sebaliknya di dalam negeri dia memper-oleh peluang tetap. Saat ini masih saja dia bergerak di bidang sama, dan, cukup me-

nenangkannya masih bisa mempekerjakan sekitar 60 orang ibu-ibu di desa itu. Para ibu ini setiap hari ‘meyiangi’ biji jambu mete.

Di antara ibu-ibu itu, mirip dengan success story di berbagai daerah lain, dari bekerja di pabrik desa itu mampu menyekolahkan anak sampai ke perguruan tinggi di kota besar.

Sekarang dia mendapat kontrak pembelian produknya dari salah satu hypermart besar di Indonesia. Per tahun sekitar 20 ton dia supply. Harga rata-rata per kilo dari tiga macam ting-kat kualitas biji mete, dijualnya sekitar Rp 140 ribu. Tentu saja termasuk ‘ packaging’ atau pengemasan yang dikerjakannya dengan kreatif pula.

Nah, salah satu bagian pekerjaan yang di-lakukan oleh ibu-ibu itu, per kilogram upah-nya Rp 7.000 dan rata-rata dikerjakan seorang ibu sekitar 18 kilo per hari. Jadi, upah sehari bisa kita hitung, bukan? Lumayan sebagai penghasilan dan tak heran bisa membiayai

anak sekolah sampai menjadi sarjana. Dari sumber daya agro di Pulau Flores,

pengusaha desa Sucahyo ini memproduksi beberapa macam produk ‘makanan’: kacang mete (organik), selai mete (chasew jam), gula semut (palm sugar), sirup lontar (lontar syrup), madu hutan (jungle honey) garam piramid (pyramid salt), dan vanili.

Dia juga rupanya pernah memanfaatkan pembelajaran yang diberikan oleh pihak Swisscontact. Organisasi ini aktif di Flores antara lain dalam apa yang dikenal sebagai program capacity building.

Wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Sikka dan Kabupaten Ende di Flores, akan menemukan bahwa produk ‘makanan’ yang dikeluarkan oleh Sucahyo Lukito, merupa-kan oleh-oleh untuk dibawa pulang. Selain tenun ikat. n

Jalan Soekarno-Hatta Labuan Bajo

Kawasan di sekitar Jalan Soekarno- Hatta yang menyusuri pantai pela-buhan utama di Labuan Bajo, ini

tampak memerlukan penataan sedari seka-rang. Selain untuk menghindari pengem-bangan yang tak terencana dan terkontrol, juga justru untuk mempercepat terjadinya pengembangan pariwisata yang berkonsep ‘sustainable tourism’.

Nama Labuan Bajo ikut mendunia seiring dengan meng-globalnya nama Komodo. Dari Labuan Bajo itu terutama para wisatawan berangkat dengan kapal-kapal atau perahu motor, menuju ke Pulau Komodo, Pu-lau Rinca, untuk menjalani tur komodo. Juga untuk wisatawan

yang datang sebagai divers.

Tetapi situasi ling-kungan sepanjang pantai Labuan Bajo itulah yang kini memerlu-kan perhatian. Jalan aspalnya bagus ter-buat dari hot-mixed, namun bangunan kiri kanannya didominasi oleh bangu-nan-bangunan bersifat sementara. Ada kafe, restoran, kantor operator tur untuk diving dan sea tours, warung-warung, hanya di sisi yang arah ke darat, mer-upakan tanah perbukitan di mana beberapa ratus jumlah kamar penginap-an atau hotel kecil sudah beroperasi.

Yang ke arah laut sepanjang bibir

pantai memang dipenuhi oleh rumah-rumah nelayan. Jadi, boleh dikatakan tiada tempat di sini yang bisa menjadi alasan bagi wisatawan untuk tinggal berlama-lama, atau untuk me-nikmati sesuatu yang mewakili kekayaan budaya Pulau Flores.

Di tengah itu, Matheus Siagian, pengusaha muda, sejak pertengahan 2011 mem-bangun dan mengoperasikan sebuah ‘pondok beraksitektur

tradisional lokal’. Dia namakan Top Tree. Dari kejauhan terlihat khas: atap rumah tradisio-nal Lombok yang menjulang. Semua dibagun dari kayu.

Dia bikin apa? Memasak dan menjual ‘seafood Indonesia’. Dan, para wisman betah duduk berlama-lama, bergantian, sambil mi-num, makan, memandang indahnya pantai Labuan Bajo, dan, tentu saja seraya membuka internet.

“Makin lama makin ramai mereka ke sini,” kata Matheus. n

Dia mulai membuka fasilitas pendukung pariwisata Komodo.

Matheus Siagian

Page 27: Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Maret 2012

27Vol. 3 l No. 27 l Maret 2012

Fenomena Bandung

Pendekatan Bisnis dari Masyarakat

pasar kita, produk ‘10%’ dari pabrik garmen lokal mulai terancam eksistensinya meskipun produk lokal, terutama sisa dari produksi ekspor, masih tetap ada di rak-rak di FO yang semakin menjamur di Bandung.

Distro alias distribution outlet, muncul tidak lama setelah FO. Meskipun namanya tidak sete-nar ‘kakak’-nya, distro membuat produk secara eksklusif. Awalnya dimulai oleh komunitas- komunitas yang banyak banget di Bandung

Pariwisata di Bandung melejit dalam beberapa tahun terakhir. Terdengar se-bagai suatu success story, seakan instan, tapi disyukuri. Merebaklah cerita ke-

berhasilan pariwisata kota ini, mulai dari pe-ningkatan jumlah frekuensi penerbangan dari Malaysia, belakangan ini juga dari Singapura, berbarengan dengan tersohornya kota itu tersu-lap menjadi kota wisata kuliner, wisata shopping, dan sempat juga sebagai kota golf tourism. Bela-kangan, mulai diakui sebagai kota ‘kreatif’.

Mencermati perkembangan pariwisata da-pat juga ditilik dari business approach, yang akan memperkuat telaah dari holistic approach dan dis-cipline approach.

Kita catat apa yang terjadi, dari pilih an ke-terangan berdasarkan pengamatan dan penga-laman para pelaku bisnis di Bandung. Ini boleh jadi menambah inspirasi, atau ‘benchmark’, bagi daerah-daerah yang, sedang dan akan mengembangkan pariwisata, antara lain de ngan merencana kan tahun kunjungan destinasi, me-nyelenggarakan even internasional, member-dayakan masyarakat, dan seterusnya.

Menurut Cecep Rukmana, salah seorang pimpinan di jajaran badan promosi pariwisata Bandung yang juga pemilik Hotel Grand Panghe-gar, bisa dikatakan sisi pariwisata di Bandung

lebih dulu berkembang daripada ekonomi krea tifnya. Ekonomi kreatif di Bandung saat ini sa ngat berkaitan dengan wisata belanja yang menjadi atraksi primadona di kota yang tidak memiliki potensi sumber daya alam secara langsung.

Wisata belanja di sini sangat berkaitan dengan industri garmen. Kita harus ingat bahwa Bandung memang telah dikenal sebagai sentra penghasil produk garmen sejak dulu.

Asal muasal lahirnya FO kemudian distro itu muncul ketika terjadi resesi ekonomi. Sekitar tahun 1995, 1996, dan 1998 banyak orang men-cari kreatifitas baru di tengah tekanan ekonomi yang hebat waktu itu. Industri garmen, pun tidak luput terimbas.

Apalagi mengingat pabrik-pabrik garmen selalu memproduksi 110% dari pesanan da-lam rangka menutupi produk yang cacat dan ditolak customer.

Kelebihan produksi sebesar 10% yang tidak diambil oleh customer dan menumpuk di pabrik itulah yang kemudian dijual secara satuan, kiloan, atau borongan sehingga muncul ide menjualnya dalam sebuah toko yang dilabeli ‘factory outlet’.

Sayangnya, di saat Cina membuka diri dan berbagai macam produk mereka membanjiri

Page 28: Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Maret 2012

28 Vol. 3 l No. 27 l Maret 2012

Cecep Rukmana

Alex

Fenomena Bandung

maka distro memproduksi sendiri mulai dari design, pro-ses pembuatan baju, sampai ke pemasaran dan penjualan se hingga barang produksi mereka, pada umumnya kaos dengan design unik, personal, dan dalam jumlah terbatas.

Dari produk kaos juga mem buka kesempatan untuk memproduksi produk lainnya dan aksesoris yang mendukung penampilan dari kaos itu secara keseluruhan. Berbeda dengan butik, ekslusifitas yang ditawar-kan distro bukan pada keme-wahan dan mahalnya harga barang tapi pada design unik dan rasa kebersamaan komunitas.

Distro lalu digemari oleh remaja dan kaum muda yang ingin ‘tampil beda’. Pusatnya di sepanjang Jalan Trunojoyo, Jalan Sultan Agung sampai ke Jalan Surapati di daerah Dago, dima-na di jalan-jalan inilah pertama kali distro mun-cul. Salah satu distro di Jalan Sultan Agung, Evil Store, bahkan sudah memiliki cabang distro di negara-negara lain seperti di Singapura, Malay-sia, Thailand dan Australia.

FO pun menjamur di kota Bandung, keba nyakan dimiliki oleh orang Bandung sendiri. FO dan distro, telah menjadi daya tarik bagi orang dari luar kota, terutama dari Jakarta maupun dari luar Jakarta, termasuk dari Malaysia dan Singapura. Ka-rena produk di FO dan distro dianggap murah dan barang-nya spesifik. Dan yang pasti, pemilik FO dan distro sangat kreatif menjual produknya.

Kreatifitas cara menjual bu-kan monopoli FO dan distro. Sudah menjadi ‘rahasia umum’ jika banyak pedagang dan pengusaha dari Malaysia mem-borong moslem fashion mulai dari baju muslim, kerudung hingga perlengkapan sholat seperti mukena bordir dari Tasikmalaya, hingga kain ka-tun dan brokat untuk dijual lagi di negaranya.

Wisatawan dari Malaysia cenderung me-nginap di hotel yang dekat ke factory outlet. Maka untuk menarik minat wisman Malaysia dan Singapura tinggal di Grand Panghegar, hotel yang baru selesai direnovasi dan me-launching condotelnya, juga membuka beberapa toko yang terdiri dari factory outlet dan butik di dalam hotel.

Cecep Rukmana mengakui bahwa di Pang-hegar, tamu Malaysia dan Singapura masih sedikit. Sampai sekarang kebanyakan mereka mencari hotel yang relatif lebih murah.

Pesan Celana Jeans Siap Sehari Aria Jeans, penjahit khusus jeans di Bandung,

berawal dari sebuah konveksi jeans, berdiri tahun

1988. Selama 10 tahun mem-produksi merek sendiri yaitu Forsa dan Bavaria yang dijual di outlet-outlet di Cihampelas dan department store. Krisis moneter tahun 1997 menghantam, maka sejak itu, agar usaha tetap jalan, pemiliknya, Alex, memutuskan menerima order perorangan.

Di tempatnya, dia menye-diakan berbagai macam bahan jeans untuk dipilih konsumen dan langsung dijahit. Kini, bukan hanya jeans, berbagai macam bahan kurduroi, kan-vas, katun sampai wool tersedia.

Diversifikasi produknya kemudian merambah pada menjahit jas dari bahan selain jeans dan produk dari kulit.

Alasan Pak Alex pemilik Aria Jeans, “Kalau tailor celana biasa kan banyak, tapi kalau jeans susah. Jarang ada. Di sini juga kita bisa jahit jas sehari. Hari ini pesan, besok sudah bisa jadi. Jasnya dari bahan biasa bukan jeans. Bahannya dari polyester, katun dan wool. Ada juga yang bikin jas dari jeans, tapi jas santai maksudnya. Biasanya dari bahan kurduroi, jadi celana atau

bawahannya tidak usah satu warna. Warna bawahannya be-bas jadi kesannya santai”.

Nah, pesanan dengan cara seperti ini disukai oleh banyak orang dari luar kota, tak terke-cuali wisman Malaysia.

Total karyawan 40 orang, di-mana 10 orang khusus menjahit, mendukung layanan ekspres. Meskipun tidak ditulis berapa jam jadi, biasanya jika minta sehari atau atas perjanjian, pagi pesan sore jadi.

Kini, wisman Malaysia yang datang keba nyakan ibu-ibu yang memesan segala macam pakaian mulai dari baju gamis jeans (baju muslim berbentuk long dress), cela-na panjang, rok jeans, dan sebagainya. Karena biasa nya datang berombongan, maka pesanan mereka bisa mencapai 15 pieces per rombongan. Sekarang toko ini meningkatkan pelayanan-nya de ngan jasa antar pesanan gratis ke hotel, melayani pesanan turis dari Malaysia.

Dia pun memasang iklan di internet dan di bandara. Tour leader maupun sopir mo-bil sewaan turis, turut andil dalam mempromosikan tai-lor ini. Tapi promosi paling ampuh tetap promosi dari mulut ke mulut.

“Biasanya mereka yang menjahit di sini, merasa co-cok, di sana mereka ceritakan atau kasih tahu ke teman atau

saudaranya. Jadi saat saudaranya datang ke Indonesia, mereka sudah langsung ke sini.”

Untuk memenuhi pesanan, Aria Jeans mem-beli bahan jeans 80%-nya dari distributor yang menjual produk pabrik garmen di sekitar Ban-dung. Sisanya yang 20%, mereka ambil dari distributor yang menjual produk dari industri garmen di daerah Tangerang.

Aning dan Komunitas RajutanNamanya Aning Yulianingsih, lebih suka

menyebut dirinya ‘maklun’. Sebutan ini dikenal di komunitas rajutan yang berarti yang menger-jakan sebagian pekerjaan yang dipunyai pabrik karena dia memiliki mesin rajut dan tenaga kerja.

Di sektor lain mungkin istilahnya sub- kontraktor. Maklun mendapatkan suplai bahan baku benang dan pola dari pabrik yang ber-hubungan langsung dengan buyers. Maklun akan membuat contoh untuk mendapatkan persetu-juan dari pabrik, kemudian memproduksi se-suai dengan kualitas dari contoh yang disetujui. Produksi akan dihitung dengan menggunakan per satuan volume per satuan waktu.

Setiap maklun mempunyai beberapa ke-lompok rajut yang kebanyakan dikerjakan oleh ibu-ibu di kampung. Aning sang maklun meng-ajarkan keterampilan merajut kepada ibu-ibu di kampung-kampung di sekitar rumahnya bahkan sampai jauh. Setiap kelompok terdiri dari 5–10 ibu rumah tangga. Dia sendiri memiliki lima kelompok yang tersebar dari daerah Citespong, Lembang hingga ke Tangkuban Perahu.

Ada sekitar 50 ibu rumah tangga untuk mengerjakan order dalam kondisi normal. Namun jumlah ini bisa bertambah dua kali lipat jika order sedang mencapai puncak.

Merajut bagi ibu-ibu menjadi penghasilan tambahan yang menyenangkan, karena bisa bekerja di rumah sehingga urusan rumah tangga dan bertani tidak terbengkalai. Seperti di daerah Cibodas, bisa mengerjakan tani di pagi hari, se telah dhuhur, pulang ke rumah dan melanjutkan pekerjaan merajut sambil menger-jakan pekerjaan rumah tangga.

Ibu Wiwin adalah contoh seorang perajut yang telah delapan tahun mengerjakan rajutan dalam kelompok Aning. Dia menghabiskan waktu rata-rata lima jam sehari untuk merajut,

Aning

Page 29: Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Maret 2012

29Vol. 3 l No. 27 l Maret 2012

Fenomena Bandung

itu pun diselingi dengan mengerjakan peker-jaan rumah tangga. Walaupun dia harus bekerja dua kali lebih lama pada saat peak order, namun pekerjaan sebagai ibu rumah tangga tidak per-nah terganggu.

Ibu-ibu ini pintar. Mereka cepat meresapi keterampilan yang diajarkan. Selain merajut, mereka pun bisa menyulam dan memasang manik-manik, payet, dan sebagainya.

Belakangan ini dia kerap dimintai advis oleh pabrik mengenai disain pola rajutan untuk produk baru mereka. Dia pun akan membicara-kannya dengan kelompoknya untuk membuat pola rajutan berbeda kemudian membuat con-toh untuk diajukan ke pabrik.

Jadi, industri garmen di Bandung dan seki-tarnya, bukan hanya kain tapi juga produk rajut-an. Perusahaan garmen yang khusus rajutan di Bandung dan sekitarnya saat ini paling banyak dari Korea Selatan dan Taiwan, dari Jepang ada satu pabrik di Rancaekek. Setahun terakhir ini kelompok Ibu Aning banyak mengerjakan or-der dari Korea Selatan. Meskipun perusahaan-perusahaan garmen Korea Selatan ini sekarang ownership-nya sudah banyak dipegang oleh WNI, namun teknisi dan supervisor, terutama bagian pengawasan kualitas, tetap harus dipe-gang oleh orang Korea atau Taiwan.

Supervisor teknisi orang Korea akan datang langsung ke workshop secara periodik. Para buyers rata-rata berasal dari Amerika dan Eropa. Mungkin ini juga bisa menjadi sarana transfer ilmu dan teknologi. Maklun Ibu Ani dan komu-nitas rajut seperti dirinya biasanya lebih sering bekerja sama dengan pabrik yang berorientasi ekspor, tapi tidak menutup kemungkinan untuk mengerjakan order untuk pasar domestik.

ngopi Santai ala Kopi ProgoBerawal dari keinginan salah seorang teman-

nya untuk punya tempat nongkrong asyik di Bandung, Alex Imbrony dan dua orang teman-nya mendirikan Kopi Progo. Kafe yang katanya menseriusi usaha perkopian ini berdiri tahun 2009 dan menempati sebuah rumah tua di Jalan Progo, letaknya di belakang Jalan RE Marta-dinata atau lebih beken dengan sebutan lama-nya, Jalan Riau.

Ditanya kenapa memilih kopi, Alex Imbrony mengatakan mereka mau mengangkat kopi Indonesia. Menurutnya, sekarang ini semakin banyak orang dan kafe yang menggunakan kopi Indonesia, terutama di Bandung.

Bahan baku kopi di Indonesia itu melim-pah, tapi sayangnya, yang 1st grade malah lebih banyak dibawa keluar. Dia menjamin Kopi Progo hanya memakai kopi 1st grade, terutama untuk menu single origin mereka. Katanya lagi, “Kita memilih kopi Indonesia dari enam daerah untuk kopi single origin. Mulai dari Aceh Gayo, Mandailing Sumatera, Toraja, ada Wamena Papua, ada Jawa dan Bali. Kalau un-tuk espresso, kita blend dari Toraja dan Lampung.”

Semangatnya mengang-kat kopi Indonesia, cara pe-nyajian kopinya pun bukan hanya espresso, cappuccino atau latte, tapi juga ada kopi toebroek dan kopi perez dalam menu single origin-nya.

Disinggung mengenai kopi priangan, dia bercerita bahwa kebun kopi banyak terdapat di daerah Pangalengan. Bibit kopi memang di-bawa ke Jawa Barat pada awalnya, tapi setelah ditanam di daerah seperti di Sumatera, karena mungkin tanahnya lebih cocok sehingga lebih baik perkembangan dan hasilnya. Di sini juga ditanam kopi dari Sumatera tapi hasilnya akan beda.

Kenapa ada istilah single origin, itu karena karakter tanah tempat menanam kopinya ber-beda. Misalnya pada saat bibit kopi Aceh Gayo ditanam di Pangalengan, itu rasanya pasti beda. Dari situlah muncul istilah Kopi Priangan. Yang

diusulkan oleh Wakil Gubernur Jawa Barat, Dede Yusuf, di festival kopi di Ciwalk beberapa waktu lalu, merupakan bentuk agrowisata yang sudah ada di daerah Jawa. Menurut Alex, sah-sah saja kalau mau meniru itu, tinggal bagai-mana kita mengemasnya.

Kopi Progo ingin menarik mahasiswa dan teenagers sebagai primary market yang ada di Bandung. Namun mereka juga membuka diri pada perkembangan pasar. Di weekdays, pe-ngunjung kafe ini kebanyakan profesional muda yang bukan hanya menjadikannya tempat non-gkrong, tapi juga meeting, brain storming, dan sebagainya. Biasanya mahasiswa dan teenagers baru tampak pada weekend.

Kata Alex, “Ya, kita hanya berusaha menye-diakan apa yang konsumen minta. Yang nama-nya bisnis F & B itu kan dinamis banget. Kalau kita tidak bisa membuat sebuah terobosan baru, tidak akan bertahan.”

Dengan lokasinya yang cukup strategis, saat Jalan Progo belum ramai dengan kafe seperti saat ini, wisman dari Malaysia banyak yang mampir ke sini terutama yang menginap di Hotel Progo, Hotel Amaris Riau, dan hotel-hotel

lain yang mulai menjamur di area sekitar Jalan Riau. Wis-man Malaysia ramainya pada saat weekend karena mereka berada di Bandung biasanya dari Jumat pagi sampai Minggu pagi. Awalnya me-mang tempat ini direkomen-dasikan, tapi dengan semakin banyaknya pilihan, mereka pun sekarang bekerja sama dengan travel agent.

Memang pada akhirnya Bandung menarik buat investor dari luar Bandung. Namun untuk saat ini kafe dan restoran masih banyak dimiliki oleh orang Bandung sendiri selain banyak juga yang joint usaha.

Menurut H Momon Abdurochman, Ketua BPC PHRI Kota Bandung, ada lebih dari 1.500 restoran dan kafe di Bandung. Jadi tidak heran dalam kurun waktu dua tahun daerah yang dulu cukup sepi ini sudah diramaikan oleh 13 kafe dari awal Jalan Progo sampai Jalan Cimanuk. Bahkan Alex sudah punya ide untuk mengum-pulkan semua pemilik kafe di Jalan Progo untuk bersinergi dan bisa membuat sebuah forum ko-munikasi pengusaha kafe di sini. Jadi masalah-masalah yang dihadapi oleh para pengusaha kafe di kawasan ini seperti perizinan, penataan dan penertiban kaki lima, dan lain-lain. bisa di-rundingkan bersama dan dicari solusinya.

Art Space di Selasar SunaryoMenurut Elaine VBK, Program Manager di

Selasar Sunaryo Art Space di Dago Pakar Timur, Pak Sunaryo memilih kata art space daripada gallery, karena tempat ini diperuntukkan bukan hanya untuk memamerkan karya seniman, tapi juga sebagai tempat pembelajaran dan mencari

Alex Imbrony

Page 30: Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Maret 2012

30 Vol. 3 l No. 27 l Maret 2012

WisATA BAhAriFenomena Bandung

ilmu. Di sini pengunjung diajak untuk hidup melihat seni dan seni melihat hidup.

Salah satu galeri aktif di Bandung ini ham-pir setiap bulan mengadakan kegiatan. Minimal dalam setahun ada 12 kali kegiatan di sini. Ada 2 macam program yang diadakan di tempat ini, yaitu pameran khusus dan pameran koleksi permanen.

Pameran koleksi permanen menampilkan karya Sunaryo dan koleksinya. Karya para seni-man diluar karya dia termasuk dalam program pameran khusus. Karya-karya yang ditampilkan pada pameran khusus lebih banyak berfokus pada seniman muda atau emerging artist.

Emerging artist ini adalah para seniman muda yang namanya belum dikenal tapi memi-liki potensi dari karya-karyanya. Jadi yang berpameran di sini bukan hanya seniman dari Bandung.

Beberapa kali Selasar ini juga memamerkan karya dari seniman Yogya, hasil kolaborasi seni dengan seniman Italia, dari Jepang, dan lain-lain. Karya visual art kontemporer seperti seni lukis, drawing (gambar), grafis, dan patung instalasi adalah fokus yang dipamerkan di galeri seni ini.

Karena tujuannya adalah pendidikan, me-nambah pengetahuan, memperluas wawasan, tentang senimannya dan tentang pameran- pamerannya kepada para pengunjung, maka Selasar juga selektif untuk menampilkan karya-karya yang akan dipamerkan.

Siapa yang menyangka jika galeri seni se-macam Selasar Sunaryo juga mendapat kunjung-an dari rombongan turis atau anak sekolah. Saat mereka berkunjung, pihak Selasar akan menawarkan gallery guide dengan tambahan admission fee tertentu.

Biasanya setiap kali ada pameran, pihak galeri akan melihat content pamerannya. Jadi bisa dinilai pameran ini cocok atau tidak untuk anak sekolah dan untuk usia berapa. Seperti ke-tika bekerja sama dengan Goethe Institute me-ngenai pameran buku anak-anak, pameran itu disosialisasikan ke sekolah-sekolah. Anak-anak sekolah yang datang bisa melihat karya seni itu bukan hanya diperuntukan bagi kalangan de-wasa tapi juga buat mereka sehingga sedari dini

sudah dibangun awareness-nya terhadap seni. Pramuwisata galeri ini merupakan bagian

dari edukasi. Untuk tur anak sekolah disedia-kan waktu-waktu khusus dengan mengundang guru dan sekolah, atau ada juga yang meng-hubungi langsung pihak Selasar .

Ada program rutin khusus untuk anak-anak, Selasar Kids Program. Itu merupakan program rutin setiap tahun, diadakan di saat liburan anak-anak sekolah sekitar bulan Juni–Juli. Kegiatannya bermacam-macam, ada workshop menggambar, mengolah barang bekas, dan lain-lain. Peminat program ini pun cukup banyak.

Untuk program anak-anak, dialokasikan jad-wal beberapa hari saat weekend, sehingga orang tua juga bisa ikut. Jadi ada waktu untuk inter-aksi antara anak-orang tua juga.

Anak-anak ekspatriat sedikit saja yang meng-ikuti program ini, tapi para turis asing datang cukup banyak. Terutama dari Belanda, Jerman dan Perancis. Wisman kadang datang sendiri individual, ada juga bersama grup. Mereka mengetahui keberadaan Selasar dari kenalan atau keluarga. Agen perjalanan akan mengon-tak pihak galeri jika akan ada kunjungan dari grup wisman. Setiap bulan ada saja grup wis-

man berkunjung. Kunjungan wisnus malah lebih sedikit. Tapi diakuinya belum ada agen perjalanan yang memasukkan Selasar Sunaryo ke dalam tour itinerary.

Diadakan pula program Selasar Weekend Cine ma yang memutar film-film indi kontem-porer, dan setiap bulan diadakan diskusi be-dah buku dari buku yang menjadi koleksi di perpustakaan nya. Koleksi bukunya mulai dari fotografi, teater, arsitek, seni rupa, sastra, dan sebagainya. Untuk ke giatan diskusi ini, pihak galeri selalu merangkul kerja sama dengan ko-munitas lainnya.

Karena luasnya hubungan antara kesenian dengan ekonomi kreatif bisa juga dilihat dari gejala-gejala minat orang yang datang ke galeri seni atau pada saat pembukaan pameran, seka-rang ini mulai meningkat. Nyatanya, mayori-tas yang datang adalah mahasiswa S1 dan S2, antara lain dari ITB, UPI, STSI, Maranatha, dan sebagainya.

Sebenarnya dengan semakin banyak kegiatan

pameran seni maka referensi mereka pun akan semakin banyak untuk kekaryaan. Karena mere-ka ini juga butuh fasilitas untuk melihat karya-karya para seniman di Bandung yang rutin.

Galeri NU Art cukup sering juga mengada-kan kegiatan dan berfokus di patung. Galeri lain yang aktif memamerkan hasil karya seni rupa adalah Galeri Sumarja di kampus ITB. Program-program di Galeri Sumarja juga kualitasnya ba-gus dan selektif seperti di Selasar Sunaryo. Yang datang ke pameran di galeri itu tidak terbatas pada mahasiswa seni rupa, tapi banyak dari yang lainnya.

Datang ke pameran di galeri bisa menjadi sarana refleksi dan kontemplasi. Misalnya saat melihat sebuah karya pengunjung bisa merasa-kan sesuatu dari karya tersebut.

Tourist Care di JacktourJacktour mempunyai dan melaksanakan pa-

ket tur yang agak unik di kota Bandung. Bebe-rapa tamu mereka yang berasal dari Eropa dan Singapura diajak menginap di rumah-rumah penduduk di sekitar kota Bandung. Mereka menginap, duduk lesehan dan menyantap ma-sakan khas Sunda yang sehari-hari dikonsumsi oleh masyarakat. Mereka naik angkot, dengan dikawal mobil dari pihak travel di belakang ang-kot, membuat sepatu di home industry di daerah Cibaduyut atau memerah susu sapi dan mem-buat sepatu kuda di daerah Lembang, membeli buah di pasar tradisional, dan lain-lain.

Jack Febrian selaku General Manager Jack-tour, mengemukakan paket tur minat khusus ini menghabiskan waktu 3 hari 2 malam, tapi juga sering menjadi seminggu karena wisman terlalu enjoy dengan mengalami dan merasakan lang-sung kehidupan orang Indonesia. Wisman dari Belanda yang biasanya menyukai wisata seperti ini.

Jack Febrian mengatakan, “Justru itu, kami berusaha menciptakan spot wisata baru seperti rumah penduduk itu. Tentu saja kami mem-persiapkan penduduk setempat sebelum tamu kami datang. Agar aktivitas sehari-hari mereka tidak terganggu juga dengan kehadiran tamu kami.”

Latar belakang Jack Febrian adalah seorang dosen IT di salah satu perguruan tinggi swasta di Bandung. Lelaki asal Sumatera Barat yang te-lah menetap di Bandung lebih dari 20 tahun ini sudah bermain dalam bisnis operator tur selama 12 tahun. Namun Jacktour berdiri sendiri baru sekitar dua tahun, sejak awal tahun 2010. Jack-tour melayani inbound 100%, dimana 97% ber-asal dari luar negeri. Dan hanya 3% inbound dari dalam negeri. Dari 97% itu, 60%-–70% tamunya didominasi oleh Malaysia dan Singa pura, sisa nya dari Eropa, Australia, Timur Tengah, Amerika, dan sebagainya.

Dalam sebulan Jacktour bisa menangani seki-tar 300-an orang grup dari Malaysia dan Sin-gapura. Satu grup kecil terdiri dari 4–5 orang, dan 1 grup besarnya terdiri dari 40 sampai 150

Gallery tour di Selasar Sunaryo.

Page 31: Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Maret 2012

31Vol. 3 l No. 27 l Maret 2012

Fenomena Bandung

orang. Ada sekitar 100 agen perjalanan dari luar negeri yang menghubungi Jacktour untuk me-nangani inland tour mereka di Bandung.

Sekarang ini masih didominasi oleh agen perjalanan dari Malaysia dan Singapura. Jack Febrian juga mengatakan beberapa kali pernah menangani penulis dari Cosmo magazine, dan lain-lain. Dan beberapa diantaranya memang travel writer, seperti travel writer dari Perancis.

Wisman Malaysia itu mengikuti rute pesa-wat yang ada. Wisman Malaysia yang berasal dari Borneo dan Brunei datang melalui bandara Soekarno Hatta Banten karena belum ada pe-nerbangan langsung ke Bandung. Sekitar 40% tamu Jacktour melalui Soekarno Hatta Banten terutama dari Australia dan Eropa.

Dia berpendapat, yang menarik dari Ban-dung adalah citranya sebagai kota fashion, kota kuliner, kota pendidikan, kota industri, dan kota IT. Sebagai kota industri, tingkat kriminali-tasnya cukup rendah. Ini dikarenakan Bandung sebagai kota pendidikan dan terkreatif se-Asia Pasifik. Menurut istilahnya, Bandung ini kota ‘magic’, karena sekali orang datang ke Bandung, dia pasti akan kembali lagi ke sini. Melihat dari tamu-tamu yang ditangani Jacktour, sekitar 20%-nya, akan kembali mengunjungi Bandung da-lam setahun, khususnya wisman Malaysia dan Singapura. Dan tingkat kembali berkunjung dari wisman Malaysia itu tinggi.

Maka dari itu Jacktour mencoba mengolah paket wisatanya mengikuti psikologi dari wis-man yang datang. Psikologi wisman Jepang, Malaysia dan Singapura serta Eropa berbeda-beda. Kalau wisman Malaysia mereka ke sini untuk shopping, yaitu ke Pasar Baru dan FO.

Wisman Singapura juga memfavoritkan Bandung, mereka amazing terhadap Tangkuban Parahu dan Kawah Putih. Wisman Singapura juga suka kuliner tapi tidak terlalu banyak yang tertarik untuk shopping. Wisman Singapura yang datang ke Bandung kebanyakan dari etnis Chinese.

Jacktour juga memiliki dan menjalankan pro-gram tourist care, merupakan bagian dari pe-layanan Jacktour untuk wisatawan. Layanan tur hanya dari pukul 05.00–21.00. Alasannya adalah memberikan waktu istirahat yang cukup kepa-da karyawan kami seperti driver dan free time ke-pada tamu. Namun jika ada keperluan darurat karena sakit, mereka bisa menelepon Jacktour untuk dijemput di hotel dan diantar ke rumah

sakit dari pukul 21.00–05.00. Pelayanan ini gratis dan perusahaan tidak

memperbolehkan driver untuk menerima tips atau uang parkir. Semua biaya panggilan darurat dari pukul 21.00–05.00 ditanggung oleh Jacktour. Panggilan darurat juga bukan hanya untuk ru-mah sakit, tapi juga memberikan layanan cuma-cuma seperti jika tamu kehilangan paspor, dan sebagainya. Pelayanan ini tidak dibatasi hanya buat tamu-tamu yang di-handle oleh Jacktour.

Hotelnya Wisman MalaysiaMenanggapi komentar mengenai Hotel

Cihampelas adalah hotelnya orang Malaysia, Herman Muchtar, pemilik Hotel Cihampelas sekaligus Ketua PHRI Jawa Barat, mengatakan tamu dari Malaysia yang menginap di hotelnya

sekitar 35% dari total tamu. Repeater dari Malay-sia juga sudah mulai banyak.

Menurutnya, wisman itu sudah punya pro-gram liburan paling tidak 6 bulan sebelumnya. Wisman Eropa bahkan punya program setahun sebelumnya. Mereka merencanakan dengan matang dan disiplin dengan jadwal. Makanya wisman Malaysia bisa membeli tiket Airasia dengan sangat murah karena mereka mengikuti program pemesanan tiket murah, setelah mem-beli tiket kemudian booking hotel.

Hotel Cihampelas memasang target wisman Malaysia, total jumlah kamarnya di Cihampelas 1 dan Cihampelas 2 sebanyak 150 kamar. Padahal di masing-masing hotel lahan parkirnya sempit. Bus wisatawan hanya bisa men-drop tamu di de-pan hotel. Manajemen hotel ini menjemput bola dengan melakukan promosi tiga kali setahun di Malaysia termasuk ikut di Matta Fair Kuala Lumpur dan Johor.

Menurut Herman, meskipun terlihat banyak wisatawan datang ke Bandung, tapi tingkat rata-rata okupansi hotel secara keseluruhan masih relatif rendah. Sebabnya, menurut dia, adalah karena di sini belum ada gedung MICE yang berkapasitas lebih dari seribu orang. Kapasitas gedung MICE di Bandung yang terbesar baru ada di Hotel Panghegar yang berkapasitas 700 orang. Hotel di Bandung fully booked pada saat long weekend.

Pada saat tersebut bisa jadi kamar hotel kurang. Weekend sendiri baru mencapai tingkat okupansi rata-rata 95%. Di weekdays itu turun menjadi rata-rata 30%. Berbeda dengan Jakarta dimana malam Senin–Jumat itu tingkat rata-rata okupansi hotel penuh, tapi di malam Sabtu dan weekend mereka kosong, karena banyak orang ke Bandung, dan sebagainya.

Wisman Malaysia rata-rata tinggal selama 3 hari 2 malam, kadang-kadang 4 hari 3 malam. nUcapan selamat datang dalam bahasa Melayu Malay-

sia di depan hotel.

Mrs Supiah dan keluarga, wisman Malaysia asal Petaling Jaya, KL, Malaysia:

Ini pertama kalinya kami ke Bandung. Kami ke sini ikut tour package 3 hari 2 malam. Selama di sini kami sudah

ke Tangkuban Perahu, Kawah Putih, FO Rumah Mode dan FO yang di daerah Riau, juga sudah makan­makan di restoran.

Di Pasar Baru kami mencari dan ingin membeli tas untuk anak­anak. Besok, hari Minggu, sebelum pulang kami akan ke Kartika Sari untuk beli oleh­oleh. Kami akan kembali ke Indonesia bulan Juni nanti. Kami akan pergi ke Medan. Kami menyukai Bandung karena makanannya enak, murah dan di sini banyak yang halal. Belanja di sini juga barang bagus dan murah. n

What Do They Say?

Page 32: Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Maret 2012

32 Vol. 3 l No. 27 l Maret 2012

Wisata Alam

Puisi yang Mencari Perlindungan

Seekor monyet bekantan kecil men-coba mengejar kelompoknya yang seolah berlari di cabang-cabang pohon di tepian sebuah sungai di

Kalimantan. Di atas pohon tepat di tepian sungai itu, mereka berhenti. Sungai me-ngalir. Perlahan. Warnanya coklat. Monyet dewasa tak ragu naik ke dahan lebih tinggi, lalu dengan gaya khas melompat ke seberang. Melayang di udara, tangan mereka menggapai-gapai kedepan men-cari pegangan.

Tap! Akhirnya memegang ujung ran-ting sebuah pohon di seberang. Lompatan sempurna, seolah terukur, gerak lambat mereka ketika melayang di udara sangat indah dan elegan, seolah puisi dari hutan belantara.

Monyet ini, karena hidungnya yang khas, mendapat julukan ‘monyet belanda’. Apa yang terjadi jika orang Inggris yang menjajah Indonesia? Mungkin monyet bekantan akan mendapatkan nama lain. Nama latinnya nasalis larvatus, dan primate yang satu ini kini adalah hewan langka yang terancam punah, dunia internasional memasukkan hewan ini sebagai hewan langka yang harus dilindungi. Perda-gangannya sangat dilarang.

Nasalis senang hidup dekat wilayah berair di dekat muara sungai atau hu-tan bakau. Di tempat seperti itu, tunas-tunas baru selalu tumbuh di pepo honan. Makanan berlimpah di sana. Menurut Mohamad Soenjoto, seorang ahli bio-logi, ”Bekantan senang makan tunas daun bakau, juga memakan kepiting, atau ikan kecil.”

Tapi pemangsa mereka juga tak kurang. Di sungai yang diceritakan di atas, misal-nya, buaya-buaya menanti monyet cero-boh yang tak tahu strategi menyeberang. Begitulah, seperti tampak dalam ber-bagai film dokumenter, ketika seekor monyet menyeberang, jalur lompatan-nya akan menyerupai lemparan batu:

naik sedikit lalu melayang turun. Itu sebabnya, mereka naik ke atas dahu-

lu baru melompat. Bila kurang kuat, maka bukannya cabang kayu di seberang yang mereka raih, tapi mereka akan jatuh terce-bur ke air sungai. Tak masalah kalau toh tercebur. Bekantan bisa berenang, bahkan kalau perlu, mereka bisa juga menyelam. Jari-jari mereka punya selaput kecil, dan hidung mereka, menurut keterangan para ahli biologi, memiliki katup penutup.

Tetapi bekantan tak ceroboh berenang di sembarang tempat. Di sudut-sudut Pulau Kalimantan, di tepian sungai-su-ngai, terutama dekat muara. Si hidung panjang berdampingan dengan para bua-

ya, yang siap memangsa monyet mana pun yang tak kuat menyeberang.

Namun bukanlah para pemangsa yang menjadi keprihatinan utama. Di tengah hutan yang sedang berubah menjadi la-han tanpa pepohonan, karena kayunya dibutuhkan untuk memperkuat ekonomi daerah dan nasional, atau sebagai bahan pemasukan penduduk lokal, monyet man-cung ini berjuang melawan kepunahan. Ya, si londo ini memang sedang menghadapi perubahan di lingkungan habitatnya dan hal ini berpengaruh pada populasinya.

Kepala Badan Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Batulicin, Kaliman-tasn Selatan, Suwandi mengatakan, salah

satu penyebab berkurangnya populasi be kantan adalah per-ambahan hutan mang rove dan kualitas hutan mangrove.

“Bahkan ada bekantan yang berkeliar an ke perkampungan

penduduk karena kesulitan men-dapatkan makanan di hutan,” kata

Suwandi.Rusliandi, seorang mahasiswa Banjar-

masin, menyebutkan bahwa ada peneliti yang berani menyatakan bekantan akan punah 14 tahun lagi.

“Semuanya berubah, bekantan tampak-nya tak akan bisa bertahan.” Bisa jadi dia salah, bisa jadi dia benar, bisa jadi dia mengarang cerita tanpa dasar.

Yang jelas, menurut berbagai peneliti, kawasan hutan yang menjadi tempat berkembang biak bekantan tersebut, me-mang semakin berkurang. Sekarang ini masih ada sejumlah tempat yang menjadi habitat hidup bekantan, dan boleh dikun-jungi para wisatawan.

Data Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalsel pada 2007 menun-jukkan bahwa populasi si hewan hidung panjang ini diperkirakan masih mencapai sekitar 5.010 ekor.

Di cagar alam Selat Sebuku, Kabupaten Kota-baru terdapat 3.500 ekor, di suaka

Page 33: Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Maret 2012

33Vol. 3 l No. 27 l Maret 2012

Wisata Alam

margasatwa Pelaihari Kabupaten Tanah Laut (Tala), 1.200 ekor bekantan berke-lana di hutan-hutan.

Di Kuala Lupak Tabunganen Kabu-pa ten Barito Kuala tinggal 150 ekor, pembuat an tambak dan aktivitas warga di Kuala Lupak, mengusik bekantan sehing-ga keluar dari kawasan konservasi untuk mencari makan.

Di Pulau Kaget, Kalimantan Selatan, bekantan kini tinggal 100 ekor, menurun menjadi sepertiga dalam waktu lima belas tahun.

Kawasan mangrove di lokasi wisata Ta-man Alam Pulau Kembang, Barito Kuala, Kalimantan Selatan, merupakan habitat aneka fauna seperti lutung (Presbytis cris-tata), kera abu-abu (Macaca fascicularis), serta fauna kelompok elang dan bangau. Kini hanya tinggal 10 ekor bekantan yang hidup di sana.

Pulau kembang berjarak dua kilometer dari Banjarmasin namun masuk wilayah Kabupaten Barito Kuala. Pulau yang ber ada tepat di tengah sungai Barito ini ditempuh sekitar seperempat jam meng-gunakan perahu motor dari Banjarmasin.

Di Pulau Bakut, laporan dari lima ta-hun lalu menyebutkan bahwa ada 50 ekor bekantan di Pulau Bakut, Kalimamntan Selatan, kini hanya tersisa sekitar 12 ekor.

Memang ironis, padahal tempat- tempat itu berkali-kali dipromosikan sebagai tempat perlindungan bagi satwa langka bekantan.

Bekantan memang sedang menderita, seperti halnya berbagai satwa langka lainnya yang perlu dilindungi. Pepohon-an habitatnya ditebang, atau diseruduk tongkang pengangkut batubara, seolah tak ada yang peduli. Itulah sebabnya saat ini dipasang tonggak-tonggak pelindung habitat mereka di berbagai tempat.

Jika ada tongkang yang sembarangan melaju, me-reka tak akan lagi me-nyeruduk bakau, namun akan tertumbuk pada tonggak pelindung. Inilah salah satu usaha melin-dungi habitat satwa yang menjadi kebanggaan Ka-limantan, karena hanya di Pulau Kalimantan mereka ditemukan.

Di wilayah Tarakan, sebuah hutan bakau yang terletak dekat pusat kota menjadi tempat perlin-dungan bagi satwa ini. Ada jembatan kayu dibangun menyusuri hutan seluas 21 hektar.

Pada awalnya tempat ini hanya seluas 9 hektar, namun dengan keputusan wali-

kota Tarakan, hampir se-puluh tahun lalu, wilayah konservasi ini berkem-bang menjadi indah se-perti sekarang.

Hutan ini adalah ke-banggaan kota Tarakan, hampir semua warganya dengan bangga menceri-takan hutan wisata yang sampai saat ini merupa-

kan satu-satunya kawasan konservasi mangrove di Indonesia yang lokasinya berada di pusat kota.

”Tidak ada kota yang seperti ini di Indonesia,” kata Muhamad Rusli, seorang

warga Tarakan, yang dengan santai men-jadi pemandu kami saat berkunjung ke tempat itu.

Di atas kami, Jack, nama salah satu ‘pe-muka’ komunitas bekantan di tempat itu- berlari, seolah meluncur di atas batang-batang pohon bakau yang menjulang. Perutnya yang buncit tak menganggu gerak lincahnya.

Rusli tak terlalu salah, bayangkan saja, sesudah mengunjungi pasar tradisional atau pusat pembelanjaan, anda bisa me-nikmati kesegaran hutan, lengkap dengan penghuninya yang langka. Kawasan ini menjadi salah satu tujuan wisata yang me-narik.

Tak heran bila Walikota Jusuf S Kasim yang merencanakan dan meresmikan KKMB (Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan) ini, terus dikenang sebagai Walikota yang memberi kebanggaan pada kota di batas Malaysia. Tak heran pula, bila tarakan sempat mendapat penghar-gaan atas prestasinya ini.

Sebuah renungan bagi masyarakat dan para pemimpin di daerah-daerah: bila Anda melindungi satwa dan lingkungan dengan cara yang cerdas, anda akan didu-kung dan dikenang dengan cara yang indah. n

Suasana eksotis hutan wisata alamdi Pulau Kembang, Kalimantan Tengah.

Lutung (presbytis cristata)

Kera abu-abu(macaca fascicularis)

Page 34: Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Maret 2012

34 Vol. 3 l No. 27 l Maret 2012

inDiKATOr

Realisasi Wisman Berdasarkan Fokus PasarJanuari, 2012 vs 2011

Indikator

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Menurut Pintu Masuk dan Kebangsaan (Periode Januari 2012)

1. Singapura SPO 12,875 7,302 927 54,743 1,137 249 22 19 57 86 170 217 131 4 6,565 376 1,234 5,812 3,321 95,247 79,154 20.33 2. Malaysia MLS 18,971 11,606 10,239 10,264 2,528 60 1,901 1,954 560 421 23 349 993 27 1,208 1,386 7,509 793 5,575 76,367 69,911 9.23 3. Jepang JEP 13,435 12,646 152 1,576 485 84 2 6 18 17 36 33 1 8 17 64 41 2,124 5 30,750 31,938 -3.72 4. Korea Selatan KS 9,011 10,571 138 6,718 375 13 31 6 17 3 25 11 7 174 76 49 42 2,659 6 29,932 27,432 9.11 5. Taiwan TWN 6,181 11,669 301 288 706 4 23 1 5 5 - - 11 158 24 7 7 786 48 20,224 15,503 30.45 6. China RRC 17,037 55,086 343 2,748 770 371 70 43 10 13 17 39 32 1,024 385 75 30 7,596 38 85,727 35,842 139.18 7. India IND 4,597 2,976 148 3,566 235 23 8 4 13 5 20 98 30 354 278 43 64 1,549 183 14,194 11,902 19.26 8. Philippina PHI 2,633 821 83 3,604 101 22 36 1 1 2 8 28 14 2,098 227 11 36 725 43 10,494 8,753 19.89 9. Hong Kong HKG 3,153 2,317 144 157 388 61 11 1 2 1 6 8 1 5 33 18 17 997 3 7,323 4,588 59.61 10. Thailand TAI 2,729 1,550 207 301 164 59 4 4 4 7 2 15 8 214 19 38 73 71 38 5,507 5,331 3.30 11. Australia ALI 7,280 62,862 346 910 245 75 29 25 11 27 32 96 11 - 85 95 69 1,194 16 73,408 68,457 7.23 12. Amerika Serikat AS 5,926 6,691 260 803 399 130 9 26 41 21 37 55 42 - 62 82 51 695 1 15,331 13,696 11.94 13. Inggris ING 3,864 6,197 168 1,376 153 72 9 8 21 14 262 53 19 1 53 81 37 944 7 13,339 12,394 7.62 14. Belanda BLD 4,222 5,475 329 311 168 74 10 6 21 19 38 1 5 11 29 77 52 236 7 11,091 10,698 3.67 15. Jerman JB+JT 2,535 4,025 213 413 205 65 9 16 37 25 52 22 20 18 22 75 15 567 - 8,334 7,815 6.64 16. Perancis FRA 2,227 5,249 116 278 143 42 3 15 58 20 58 33 5 - 61 106 21 510 5 8,950 8,753 2.25 17. Rusia RUS 765 10,902 42 52 27 27 - 6 2 3 106 - - 87 14 56 2 362 - 12,453 13,082 -4.81 18. Saudi Arabia SAU 9,639 232 9 34 22 - - - - - 2 - - - - - 9 18 4 9,969 4,808 107.34 19. Mesir MES 240 103 1 9 5 - - 1 1 - - - - 2 - - - 1 - 363 276 31.52 20. Uni Emirat Arab UEA 158 20 5 2 - - - - - - - - - - - - 2 3 - 190 358 -46.93 21. Bahrain BRN 48 10 - 4 - - - - - - - - - - - - - - - 62 60 3.33 22. Lainnya - 29,128 31,418 1,213 14,473 5,944 396 147 360 603 375 336 99 78 1,264 366 1,156 289 2,904 155 90,704 85,667 5.88 Jumlah 2012 156,654 249,728 15,384 102,630 14,200 1,827 2,324 2,502 1,482 1,064 1,230 1,157 1,408 5,449 9,524 3,795 9,600 30,546 9,455 619,959 516,418 20.05 Jumlah 2011 138,987 208,337 12,172 77,925 13,580 1,050 1,647 2,183 1,374 906 1,164 1,355 1,412 5,903 6,194 2,990 9,383 22,663 7,193 Pertumbuhan 12.71 19.87 26.39 31.70 4.57 74.00 41.11 14.61 7.86 17.44 5.67 -14.61 -0.28 -7.69 53.76 26.92 2.31 34.78 31.45 Kunjungan Wisman melalui Pintu Masuk Lainnya 32,733 32,403 1.02 Total Kunjungan Wisman melalui seluruh Pintu Masuk 652,692 548,821 18.93

P i n t u M a s u k U t a m aNo. Kebangsaan Soekarno-

HattaKode

NegaraNgurah

Rai Polonia Batam Juanda Sam Ratulangi Entikong Minang-

kabauAdi

Sumarmo

Realisasi Wisman BulananJanuari, 2012 VS 2011

Realisasi Wisman Bulanan n Januari, 2012 vs 2011 BULAn 2012 2011 (+/-) % JANUARI 652,692 548,821 18.93 FEBRUARI 568,057 MARET 598,068 APRIL 608,093 M E I 600,191 J U N I 674,402 J U L I 745,451 AGUSTUS 621,084 SEPTEMBER 650,071 OKTOBER 656,006 NOVEMBER 654,948 DESEMBER 724,539 GRAnD TOTAL 7,651,742

BANDAR UDARA 2011 2012 % Kenaikan Soekarno Hatta­Jakarta 1.354,2 1.561,7 15,32 Juanda­Surabaya 457,8 530,7 15,92 Ngurah Rai­Bali 266,3 309,6 16,26 Polonia­Medan 253,5 278,8 9,98 Hasanuddin­Makassar 221,0 258,9 17,15

Sumber : BPS

Penumpang Domestik Angkutan Udara Berjadwal - Januari 2012

Dalamribuan

Penumpang Penerbangan DomestikPenumpang berangkat angkutan udara domestik berjadual dari 5 (lima) bandar udara (bandara) utama pada Januari 2012 mengalami pertumbuhan cukup tinggi jika dibandingkan Januari 2011. Gambaran ini sebagai salah satu indikator bahwa perjalanan wisnus mengalami peningkatan cukup tinggi pada Januari 2012, sebagai berikut:

SINGAPURA 95,247 79,154 16,093 20.33 MALAYSIA 76,367 69,911 6,456 9.23 AUSTRALIA 73,408 68,457 4,951 7.23 CINA 85,727 35,842 49,885 139.18 JEPANG 30,750 31,938 -1,188 -3.72 KORSEL 29,932 27,432 2,500 9.11 FILIPINA 10,494 8,753 1,741 19.89 TAIWAN 20,224 15,503 4,721 30.45 AMERIKA SERIKAT 15,331 13,696 1,635 11.94 INGGRIS 13,339 12,394 945 7.62 PERANCIS 8,950 8,753 197 2.25 INDIA 14,194 11,902 2,292 19.26 BELANDA 11,091 10,698 393 3.67 TIM-TENG 10,584 5,502 5,082 92.37 JERMAN 8,334 7,815 519 6.64 RUSIA 12,453 13,082 -629 -4.81 LAInnYA*) 136,267 127,989 8,278 6.47 GRAnD TOTAL 652,692 548,821 103,871 18.93

FOKUSPASAR

JAnUARI 2012 2011 SELISIH (+/-) %

*) Kebangsaan lain dan pintu lain.

Page 35: Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Maret 2012

35Vol. 3 l No. 27 l Maret 2012

inDiKATOr

Realisasi Wisman Bulanan, 2010–2012

JAn FEB MAR APR MEI JUn JUL AGT SEP OKT nOv DES TOTAL 2012 652,692 652,692 2011 548,821 568,057 598,068 608,093 600,191 674,402 745,451 621,084 650,071 656,006 654,948 724,539 7,649,731 2010 493,799 523,135 594,242 555,915 600,031 613,422 658,476 586,530 560,367 594,654 578,152 644,221 7,002,944

20112010 2012

800.000

700.000

600.000

500.000

400.000

300.000

200.000

100.000

–JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES

UTAMAIndikator

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Menurut Pintu Masuk dan Kebangsaan (Periode Januari 2012)

1. Singapura SPO 12,875 7,302 927 54,743 1,137 249 22 19 57 86 170 217 131 4 6,565 376 1,234 5,812 3,321 95,247 79,154 20.33 2. Malaysia MLS 18,971 11,606 10,239 10,264 2,528 60 1,901 1,954 560 421 23 349 993 27 1,208 1,386 7,509 793 5,575 76,367 69,911 9.23 3. Jepang JEP 13,435 12,646 152 1,576 485 84 2 6 18 17 36 33 1 8 17 64 41 2,124 5 30,750 31,938 -3.72 4. Korea Selatan KS 9,011 10,571 138 6,718 375 13 31 6 17 3 25 11 7 174 76 49 42 2,659 6 29,932 27,432 9.11 5. Taiwan TWN 6,181 11,669 301 288 706 4 23 1 5 5 - - 11 158 24 7 7 786 48 20,224 15,503 30.45 6. China RRC 17,037 55,086 343 2,748 770 371 70 43 10 13 17 39 32 1,024 385 75 30 7,596 38 85,727 35,842 139.18 7. India IND 4,597 2,976 148 3,566 235 23 8 4 13 5 20 98 30 354 278 43 64 1,549 183 14,194 11,902 19.26 8. Philippina PHI 2,633 821 83 3,604 101 22 36 1 1 2 8 28 14 2,098 227 11 36 725 43 10,494 8,753 19.89 9. Hong Kong HKG 3,153 2,317 144 157 388 61 11 1 2 1 6 8 1 5 33 18 17 997 3 7,323 4,588 59.61 10. Thailand TAI 2,729 1,550 207 301 164 59 4 4 4 7 2 15 8 214 19 38 73 71 38 5,507 5,331 3.30 11. Australia ALI 7,280 62,862 346 910 245 75 29 25 11 27 32 96 11 - 85 95 69 1,194 16 73,408 68,457 7.23 12. Amerika Serikat AS 5,926 6,691 260 803 399 130 9 26 41 21 37 55 42 - 62 82 51 695 1 15,331 13,696 11.94 13. Inggris ING 3,864 6,197 168 1,376 153 72 9 8 21 14 262 53 19 1 53 81 37 944 7 13,339 12,394 7.62 14. Belanda BLD 4,222 5,475 329 311 168 74 10 6 21 19 38 1 5 11 29 77 52 236 7 11,091 10,698 3.67 15. Jerman JB+JT 2,535 4,025 213 413 205 65 9 16 37 25 52 22 20 18 22 75 15 567 - 8,334 7,815 6.64 16. Perancis FRA 2,227 5,249 116 278 143 42 3 15 58 20 58 33 5 - 61 106 21 510 5 8,950 8,753 2.25 17. Rusia RUS 765 10,902 42 52 27 27 - 6 2 3 106 - - 87 14 56 2 362 - 12,453 13,082 -4.81 18. Saudi Arabia SAU 9,639 232 9 34 22 - - - - - 2 - - - - - 9 18 4 9,969 4,808 107.34 19. Mesir MES 240 103 1 9 5 - - 1 1 - - - - 2 - - - 1 - 363 276 31.52 20. Uni Emirat Arab UEA 158 20 5 2 - - - - - - - - - - - - 2 3 - 190 358 -46.93 21. Bahrain BRN 48 10 - 4 - - - - - - - - - - - - - - - 62 60 3.33 22. Lainnya - 29,128 31,418 1,213 14,473 5,944 396 147 360 603 375 336 99 78 1,264 366 1,156 289 2,904 155 90,704 85,667 5.88 Jumlah 2012 156,654 249,728 15,384 102,630 14,200 1,827 2,324 2,502 1,482 1,064 1,230 1,157 1,408 5,449 9,524 3,795 9,600 30,546 9,455 619,959 516,418 20.05 Jumlah 2011 138,987 208,337 12,172 77,925 13,580 1,050 1,647 2,183 1,374 906 1,164 1,355 1,412 5,903 6,194 2,990 9,383 22,663 7,193 Pertumbuhan 12.71 19.87 26.39 31.70 4.57 74.00 41.11 14.61 7.86 17.44 5.67 -14.61 -0.28 -7.69 53.76 26.92 2.31 34.78 31.45 Kunjungan Wisman melalui Pintu Masuk Lainnya 32,733 32,403 1.02 Total Kunjungan Wisman melalui seluruh Pintu Masuk 652,692 548,821 18.93

P i n t u M a s u k U t a m a

Makas-sar

Mata-ram

Seping-gan

St Syarif Q-IIPknbaru

Tanjung Priok

Tanjung Pinang

Adi Sucipto

Husein Sas-tranegara

Tanjung Uban

Balai Karimun

J u m l a h

2012 2011

Pertum-buhan

(%)

Sumber : BPS

Page 36: Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Maret 2012

36 Vol. 3 l No. 27 l Maret 2012

Tampil aktif di Expo Holtikultura berskala dunia, di Venlo, Belanda, selama enam bulan tahun 2012 ini merupakan kesempatan luas bagi Indonesia mem­promosikan dan mem­PR­kan potensi kita sekaligus

di bidang TTI–Tourism, Trade and Investment. Even sekali dalam sepuluh tahun ini, bernama Floriade

Holticultural World Expo 2012, mulai 5 April–7 Oktober 2012, di­ikuti oleh 32 Negara, akan dikunjungi sekitar dua juta orang, dari Belanda, Jerman, Belgia dan dari negara­negara Eropa lain.

Dengan ikut sertanya Indonesia pada expo besar ini, berarti: menjalin jaringan dengan pelaku bisnis interna­sional; meraih berbagai kerjasama pada peluang­peluang yang ditawarkan; menjaring dan meningkatkan jumlah kun­jungan wisman dari Eropa ke Indonesia; membentuk opini positif masyarakat i nternasional terhadap ragam potensi dan peluang perdagang an dan investasi di Indonesia. Serta, mem­perdalam jaringan persahabatan antara masyarakat Eropa

dengan Indonesia. Sudah 40 instansi, organisasi dan perusahaan Indonesia

terdaftar menjadi peserta pada stan Indonesia, yang akan menempati lahan 1.000 m2. Masih terbuka kesempatan luas bagi keikutsertaan unsur­unsur kegiatan ekonomi di bidang pariwisata, perdagangan, dan investasi. Setiap peserta dapat memilih jadwal untuk tampil di Expo Floriade Belanda ini, yaitu antara periode April–Oktober 2012.

Luasnya Expo Floriade 66 hektar, terbagi dalam lima tema area yang unik: Relax & Heal, Green Engine, Pendidikan, Inovasi, dan Lingkungan Hidup. Sekitar 40 hektar merupakan tempat pertunjukan seni budaya, musik, tari, teater dan seni grafis. Tersedia tempat B to B meetings, dan konferensi.

Indonesia akan menampilkan Country Day pada 17 Agustus 2012 di main stage Floriade 2012.

Jadi, jangan tunda 10 tahun lagi untuk tampil di Floriade Belanda!

Mari Tampil di Expo Floriade Belanda

Untuk keterangan lebih lanjut, silakan hubungi:PT Vidya Citrapradhana

National Event Organizer Floriade 2012Telp. 021­837000682 – 8315782

Atau dapat mengakses Official website Paviliun Indonesia:http://www.indonesia-wonderfulislands.com

Pendukung/peserta paviliun Indonesia: Kementerian : Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Pertanian, Kehutanan, Perindustrian, Perdagangan, Koperasi & UKM, Pengembangan Daerah Tertinggal, Luar Negeri, BKPM; Bappenas.Pemda: Provinsi: NAD, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Barat, Papua Barat.Kota: Surabaya; Batu; Tulung Agung. Bisnis: Pertamina, BRI, Garuda Indonesia, Raja Ampat.

Ditunggu, daerah-daerah lain dan kalangan bisnis yang akan menyusul.