nilai darah edit

21
I. PENDAHULUAN 1.1 latar belakang Darah adalah cairan yang berwarna merah, yang terdapat dalam tubuh orang dewasa sebanyak 5 liter. Darah mengalir melalui pembuluh arteri dan fena, fungsinya adalah mengantarkan oksigen dan sari makanan ke sel-sel yang membutuhkan Darah merupakan sumber informasi yang tak terhingga nilainya untuk mengetahui kondisi kesehatan pasien (Anonimous a, 2010). Darah terdiri dari beberapa bagian yakni : 1. Plasma, merupakan cairan jernih dimana sel-sel darah terendam sehingga akan selalu terbawa kemena plasma mengalir. Plasma merupakan komponen terbesar dari darah (55%),. Komponen plasma antara lain : air (92%), protein, faktor pembekuan darah dan elektrolit. Plasma adalah antobodi terhadap berbagai penyakit 2. Sel darah merah dikenal dengan eritrosit, merupakan komponen sel darah merah yang terbesar (>90%), berwarna merah terang karena mengandung hemoglobin (Hb). Hb ini yang secara spesifik bertugas mengantarakan oksigen ke seluruh tubuh. Jika kadar hb terlalu sedikit, maka sel-sel tubuh akan kekurangn oksigen sehingga terasa lemas.

Upload: delfia-rahmadhani

Post on 29-Sep-2015

27 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Nilai Darah Fisiologi Hewan

TRANSCRIPT

I. PENDAHULUAN1.1 latar belakangDarah adalah cairan yang berwarna merah, yang terdapat dalam tubuh orang dewasa sebanyak 5 liter. Darah mengalir melalui pembuluh arteri dan fena, fungsinya adalah mengantarkan oksigen dan sari makanan ke sel-sel yang membutuhkanDarah merupakan sumber informasi yang tak terhingga nilainya untuk mengetahui kondisi kesehatan pasien (Anonimous a, 2010).Darah terdiri dari beberapa bagian yakni :1. Plasma, merupakan cairan jernih dimana sel-sel darah terendam sehingga akan selalu terbawa kemena plasma mengalir. Plasma merupakan komponen terbesar dari darah (55%),. Komponen plasma antara lain : air (92%), protein, faktor pembekuan darah dan elektrolit. Plasma adalah antobodi terhadap berbagai penyakit2. Sel darah merah dikenal dengan eritrosit, merupakan komponen sel darah merah yang terbesar (>90%), berwarna merah terang karena mengandung hemoglobin (Hb). Hb ini yang secara spesifik bertugas mengantarakan oksigen ke seluruh tubuh. Jika kadar hb terlalu sedikit, maka sel-sel tubuh akan kekurangn oksigen sehingga terasa lemas.3. Sel darah putih atau leukosit, sebenarnya tidak berwarna putih, fungsinya adalah mempertahankan keadaan tubuh ketika adanya benda asing yang akan masuk dan menyerang sistem imun tubuh.4. Tomosit ( platelo ) : keping darah yang bertugas memperbaiki jika adanya kerusakan pada sel darah misalnya adanya kebocoran pembuluh darah yang terjadi di pembuluh darah, yang disebabkan oleh se darah putih yang menerobos keluar. Kekurangan trombosit akan menyebabkan pendarahan lebih terjadi dan lebih sulit dihentikan.Bila suatu tetes darah segar diperiksa di bawah mikroskop, terlihat sel-sel darah sebagai lempengan bikonkaf dengan diameter sebesar hamper 8 m. Dalam keadaan segar mereka tampak berwarna lebih kehijau-hijauan dari pada merah. Lekuk pada bagian pusat tiap sel darah merah menimbulkan bintik terang, yang pada penglihatan pertama dapat disalahtafsirkan sebagai nukleus. Akan tetapi sel darah merah dewasa tidak bernukleus pada darah mamalia (binatang menyusui). Sering kali mereka melekat berpadu dalam barisan atau rouleaux. Bila suatu tetesan darah mongering pada tepinya sel-sel merahnya kehilangan cairannya dan berubah bentuknya. Beberapa berbentuk mangkok, lain-lainnya tak teratur dalam garis-garis luarnya (Bevelander & Rameley, 1988).Darah memiliki fungsi fisiologis didalam tubuh makhluk hidup. Adapun fungsi darah yakni sebagai berikut, mengangkut bahan- bahan kedalam dari semua jaringan- jaringan badan, mempertahankan badan terhadap penyakit menular, substansi yang berhubungan dengan eksresi, respirasi dan nutrisi. Mempertahankan kenormalan asam dan basa dalam tubuh, mengatur keseimbangan air, mengatur suhu tubuh, mempertahankan tubuh terhadap infeksi, dan transfor hormone dan metabolime (Wulangi, 1989).Berkaitan dengan hal yang telah disebutkan diatas darah juga memiliki nilai darah atau ketetapan terhadap jumlah sel darah, kadar hematokrit, atau kadar hemoglobin serta indeks absolute darah yang harus dipunyai oleh makhluk hidup dan nilai darah setiap makhluk hidup berbeda. Pada manusia Kadar Hb 14- 18 gr/100 ml darah dan kadar hemoglobin, kadar hematokrit, serta banyaknya eritosit dan leukosit didalam darah dapat dihitunh dengan menggunakan metoda-metoda yang telah lama dipakai oleh masyarakat lengkap dengan pemeriksaan terhadap beberapa komponen darah berdasarkan fungsi. Metode yang biasa digunakan dalam menghitung serta menentukan indeks absolute pada darah antara lain metode sahli untuk pengukuran kadar hemoglobin, metode wintrobe untuk penghitungan kadar hematokrit darah dan metoda mikrometode. Indeks Wintrobe menjelaskan bahwa MCV (mean Corpuscular Volume) atau VER adalah volume rata-rata eritrosit dengan normal 82 92 fl, MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin) yaitu banyaknya hemoglobin per eritrosit atau pikogram ukuran normalnya 27-31 pikogram, dan MCHC (Mean Corpuscular Helam persen moglobin Concentraction) yaitu kadar hemoglobin yang didapat per eritrosit dan dinyatakan dalam persen dengan harga normal 32-37 % dan dalam pengukuran darah koagulasi darah harus diperhatikan agar hasil yang didapatkan sesuai dengan yang berada pada parameter. Didalam tubuh terdapat heparin yang berfungsi sebagai antikoagulan( Anonimous b, 2010).Pemeriksaan terhadap jumlah, volume, dan konsentrasi sel darah sangat diperlukan karena dengan itu semua kita dapat melihat gejala apa yang akan ditimbulkan ketika nilai darah jika tidak berada pada nilai standar dan dapat memahami nilai darah dalam konsep fisiologis.

1.2 TujuanAdapun tujuan praktikum mengenai nilai darah adalah untuk mengetahui metode dan teknik pengukuran nilai darah standar yang meliputi jumlah sel darah, nilai hematokrit, kadar Hb dan indeks absolute darah sertabdapat memahami dan menginterprestasikan nilai darah sesuai konsep-konsep fisiologis.

II. TINJAUAN PUSTAKADarah adalah bagian yang penting dari system transport. Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan dan bagian korpuskuli yakni benda- benda yang terdiri atas sel darah merah, sel darah putih dan trombosit.Salah satu fungsi darah dalam sistem transport adalah mengangkut oksida dari paru-paru ke jaringan dan mengangkut karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru yang diperankan oleh sel darah merah. Dimana sel darah merah atau eritrosit mengandung hemoglobin yang mengikat oksida maupun karbondioksida dalam perjalanan sirkulasi darah diseluruh jaringan tubuh. Apabila terjadi penurunan jumlah eritrosit, kualitas hemoglobin ataupun volume padat eritrosit perseratus darah (hematokrit) akan mempengaruhi system transport tersebut ( Wulangi, 1989 ).Hemoglobin adalah konyugasi protein yang mempunyai berat molekul 6800. Hemoglobin terdiri dari protein globin yang berkombinasi dengan heme. Heme ini mengandung Fe. Keistimewaan hemoglobin berikatan dengan O2 membentuk oksihemoglobin dimana ikatan ini bias lepas apabila O2 menurun. Pembentukan heme pada ,manusia terjadi di ribosom dan reticulosit. Sintesisnya dimulai dari sel eritroblast , tetapi kadang-kadang masih dilanjutkan untuk beberapa hari dalam sel darah merah yang baru dilepaskan dari sum-sum tulang ke dalam peredaran darah. Hemoglobin dapat mengikat oksigen. Dalam satu gramnya dapat mengikat O2 sebanyak 1,34 ml (Dahelmi, 1991).Sepertiga dari volume darah mengandung hemoglobin ( Hb ), warna darah ditentukan oleh Hb, saat Hb berikatan dengan oksigen, warna darah lebih terang menghasilkan oksihemoglobin dan saat Oksigen dilepaskan menghasilkan deoksihemoglobin, warna darah lebih gelab. Saat sel darah merah hancur, molekul Hb dilepaskan dalam bentuk heme dan globin. Heme diubah menjadi besi dan pigmen kehijauan disebut biliverdin. Saat di hati biliverdin diubah menjadi bilirubin (Shier, Butle, Lewis, 2000).Jumlah hb bervariasi menerut jenis hewan dan kelamin. Pada manusia ( pria 0 jumlah rata-rata hemoglobin adalah 15,4 gr/100 mili darah, 90 % dari pria normal mempunyai jumlah Hb yang berkisar antara 14-18 gr per 100 ml darah, sedangkan pada wanita normal adalah 12-15,5 gr/ 100 ml darah (Wulangi, 1990).Menurut Wulangi (1993) penentuan kadar Hemoglobin dalam darah dapat dilakukan dengan beberapa cara : 1) metoda hematin asam (metoda sahli). Pada metoda ini dilakukan dengan mencampurkan HCl 0,1 N, maka Hemoglobin akan berubah menjadi hematin asam berwarna coklat. Reaksinya dilakukan dalam sebuah tabung. Dari tingginya kolom campuran dalam tabung dapat ditentukan kadar Hb. 2). Metoda kimia. Pada metoda ini kadar hemoglobin dapat ditentukan dengan cara menetukan jumlah Fe yang ada dalam darah terlebih dahulu. Fe dan Hb dipisahkan dengan H2SO4.Penetapan kadar hemoglobin dapat juga dilakukan dengan cara fotoelektrik : sianmethemoglobin dimana hemoglobin darah diubah menjadi sianmethemoglobin (hemoglobin sianida) dalam larutan kalium yang berisi kaliumferrisianida dan kalium sianida. Cara sahli pada cairan ini hemoglobin diubah menadi hematin asam, kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara fisual dengn standart alat itu (Anonimous b, 2010).Berikut Indeks Wintrobe yang biasa digunakan untuk mengukur dan menentukan indeks absolute darah :1. MCV (mean Corpuscular Volume) atau VER adalah volume rata-rata eritrosit Perhitungan = Ht x 10/ eryHarga normal 82 92 fl2. MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin) yaitu banyaknya hemoglobin per eritrosit atau pikogramPerhitungan : Hb x 10/ eryHarga normal : 27-31 pikogram

3. MCHC (Mean Corpuscular Helam persen moglobin ConCentraction)Yaitu kadar hemoglobin yang didapat per eritrosit dan dinyatakan dalam persen tapi satuan yang paling tepat ada;lah gram hemoglobin per eritrositPerhitungan : hb x 100/ HtHarga normal 32-37 %( Soebrata, 2006)Pemeriksaan sederhana terhadap darah bertujuan mengetahui kadar hemoglobin yang dapat mendeteksi kemungkinan adanya anemia atau pendarahan dengan kadar normal 12-18. Jumlah sel darah putih atau (leukosit), mendeteksi kemungkinan adanya infeksi (kadar normal 5000-10000 ) Jumlah sel darah merah (eritrosit) mendeteksi kemungkinan adanya anemia. Kadar normal 4,2-6,2 juta. Jumlah trombosit mendeteksi kemungkinan adanya pendarahan, kadar normal sampai 150-450 ribu. Angka hematokrit mendeteksi kemungkinan adanya kekurangn cairan plasma yang menyebabkan angkanya tinggi, atau kekurangn produksi sel darah merah yang menyebabkan angkanya rendah kadar normal 42-52 dan laju endapan darah digunakan untuk mendeteksi kemungkinan adanya peradangan dengan batas kadar normal 10-15 (Mailuhu, 2010)Menurut Mailuhu ( 2010) sel darah merah : pria (4,7-6,1 juta sel / mikroliter) , wanita (4,2-5,4 juta sel / mikroliter), sel darah putih : 4000-10000 sel / mikroliter, hemoglobin pria (13,8%-17,2% / mg/dl) , wanita (12,1-15,1mg/dl). Nilai hematokrit adalah volume semua eritrosit dalam 100 mL darah dan disebut dengan persen (%) dari volume darah tersebut. Biasanya nilai hematokrit ini ditentukan dengan menggunakan darah vena atau darah kapiler. Ada 2 (dua) cara dalam menentukan nilai hematokrit, yaitu : mikrometode dan makro metode atau dikenal dengan metode wintrobe. hematokrit pria (40,7%-50,3%), wanita, (36,1%-44,3%) dan trombosit : 150000-400000 trombosit/mikroliter.

Dalam melakukan pengukuran nilai darah hal yang harus diperhatikan adalah dimana pembekuan terhadap darah tidak terjadi. Tubuh memiliki heparin yang merupakan antikoagulan yang mengaktivasi antitrombin (suatu serum proteinase inhibitor yg menghambat thrombin dan pada metode yang dilakukan digunkan EDTA ( ethylene tetra diamine acetate) dan oksalat, bekerja dgn cara membentuk kompleks dengan ion ca+ ( Mailuhu, 2010)Proses koagulasi darah menurut howell ada 3 tahapTahap i : pembentukan tromboplastinTahap ii : aktivasi protrombin trombinTahap iii : dari fibrinogen sp terbentuknya fibrin EDTA sebagai garam natrium atau kalium akan mengubah ion kalsium dari darah menjadi bentuk yang bukan ion, sehingga proses pembekuan darah tidak terjadi. Antikoagulaen EDTA tidak berpengaruh terhadap besar serta bentuk eritrosit dan leukosit, juga mencegaah penggumpalan trombosit. Karena itu sangad baik dipakai sebagi antikoagulan hematologi rutin ( Anonimous a, 2010).

III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM3.1 Waktu dan tempatPraktikum ini dilaksanakan pada tanggal 19 oktober 2010 di Laboratorium Fisiologi Hewan Jurusan Biologi FMIPA Universitas Andalas.3.2 Alat dan bahanAlat yang digunakan pada praktikum ini adalah Tabung sampel darah, jarum suntik, kit hemositometer tipe improved neubaeur, pipet tetes, mikroskop, tally counter, dan alat tulis. Adapun bahan yang digunakan adalah larutan hayem dengan komposisi Natriumsulfat 5 gram;NaCl 1 gr;HgCL 0,5 gr;Aquadest 200 ml dan EDTA 10%. 3.3 Prosedur Kerja3.3.1 Penghitungan kuantitas eritrosit:Sampel darah diambil dengan jarum suntik yang telah dibilas dengan EDTA 10% kemudian dimasukan kedalam tabung sampel yang sebelumnya juga dibilas dengan EDTA. Darah yang ada diisap dengan menggunakan pipet thoma hingga skala 0,5 lalu isap kembali laritan hayem dengan pipet yang sama hingga mencapai skal 101. Homogenkan dalam keadaan pipet horizontal Hindari adanya gelembung udara. Siapkan hemositometer ,pipetkan sampel ke pangkal hemositometer hingga mengalir dan memenuhi hemositometer. Biar sampel 2-3 menit lalu letakkan dibawah mikroskop dan hitung jumlah eritrosit yang terletak pada 5 kotak tengah hemositometer. Kualitas eritrosit dihitung dengan rumus:SDM: Ne x p / 0,02SDM: kuantitas eritrosit per mmNe: kuantitas eritrosit yang terhitungP: Angka pengenceran0,02 : Volume total darah lima kotak yang dihitung 3.3.2 Menghitung nilai Hematokrit3.3.3 Pengambilan sampel darah dilakukan dengan cara memipetkan tabung hematokrit dengan jari kedalam tabung sampel hingga setengah lalu tutup salah satu ujung tabung. Lakukan sentrifugasi pada sampel darah dengan kecepatan 10.000 rpm selama 5 menit. Setelah disentrifus angkat tabung secara cermat dan hitung kadar hematokrit dengan menggunakan skala hematokrit dan nyatakan dalam persen.3.3.4 Menghitung kadar hemoglobin dengan metode sahliSampel darah yang tersedia dipipet menggunakan pipet hemoglobin sampai garis tanda 20 uL. Alirkan sampel darah kedalam tabung hemometer tanpa adanya gelembung udara. Catat waktu pada saat memasukkan sampel. Pipet dibilas dengan HCl. Aduk campuran hingga homogen dan larutan menjadi coklat tua. Tambahkan aquadest setetes demi setetes dan aduk dengan batang pengaduk hingga warna larutan sama dengan warna standar dan harus dicapai hingga waktu 3-5 menit setelah darah dan HCl bercampur. Kadar hemoglobin dibaca dengan menggunakan skala yang ada pada tabung dlam satuan g/dl.3.3.5 Analisa Indeks Absolut darah.a. Mean Corpuscular Volume (MCV)MCV = kadar hematokrit x 100Jumlah eritrositb. Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH)MCH = kadar Hemoglobin x 10Jumlah eritsosit

IV. HASIL DAN PEMBAHASANDari praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil yang disediakan dalam bentuk tabel sebagai berikut:Tabel 1. Hasil pengukuran darahNoParameterSpesies hewan : katak

1SDM ( sel/ mm)560.000 sel/mm

2HTC (%)36%

3Hb (g/dl)21 g/dl

4MCV (fl)642

5MCH (g/dl)375

Dari tabel diatas diketahui bahwa Nilai dari sel darah merah pada katak adalah 560.000 sel per milimeter hemositometer berarti ada sekitar 375 gram berat hemoglobin per desiliter darah perunit eritrosit. Jumlah hb bervariasi menerut jenis hewan dan kelamin. Pada manusia ( pria 0 jumlah rata-rata hemoglobin adalah 15,4 gr/100 mili darah, 90 % dari pria normal mempunyai jumlah Hb yang berkisar antara 14-18 gr per 100 ml darah (Walungi, 1990). dan dari hasil yang didapatkan nilai darah dari sel katak lebih tinggi dari manusia biasanya tingkatan kelas dari suatu makhluk hidup menggambarkan keadaan fisiologisnya yang semakin tinggi dan lengkap.Dapat dilihat bahwa kadar Hemoglobin dari katak melebihi kadar normal. Hal ini kemungkinan disebabkan karena jumlah darah yang dipakai dalam pengujian tabung sahli melebihi kadar aturan yang seharusnya sebanyak 20 ml. Adanya gelembung udara dan perubahan warna pada darah juga mempengaruhi nilai darah yang diuji.Hemoglobin adalah metaloprotein pengangkut oksigen yang mengandung besi dalam sel merah dalam darah mamalia dan hewan lainnya. Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein, dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi (Anonimous c, 2010).Kadar hematokrit dari darah katak disajikan dalam bentuk % setelah adanya pengujian dengan sentifus hematokrit selama 5 menit dengan kecepatan 10.000 rpm dan bernilai 36%. Indeks absolute darah yang dihitung hanya volume rata-rata eritrosit yakni MCV dan berat hemoglobin rata-rata yakni MCH. Nilai MCV yang didapat yakni 642 fl dan MCH bernilai 375 gr/dl (Anonimous c, 2010)Indeks diatas didapat dari formulasi data hasil pengukuran pengukuran kuantitas eritrosit,kadar hemoglobin dan kadar hematokrit. Dan hasil yang didapatkan berada diatas ambang normal yakni MCV bernilai normal 82 92 fl dan MCH normal : 27-31 pikogram.Semua kegiatan pengujian terhadap nilai darah dapat dipengaruhi oleh keadaan sampel darah yang mengalami koagulasi dan keadaan sampel darah yang tidak berwarna seperti biasanya. Senyawa yang dipakai juga kan mempengaruhi hasil yang akan tampil pada skala-skala yang sesungguhnya.

V. KESIMPULAN DAN SARAN5.1 KesimpulanAdapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalh sebagai berikut:a. Kuantitas eritrosit pada darh katak bernilai 560.000 sel per mili meter kubikb. Kadar hematokrit katak bernilai 36 % yang dihitung dengan menggunkan sentrifus hematokritc. Hb darah katak bernilai 21 g/dld. Indeks absolute darah yakni MCV 642 fl dan MCH 375 g/dl

5.2 SaranAdapun saran yang dapat diberikan untuk praktikum selanjutnya adalah pada praktikum selanjutnya diharapkan praktikan lebih memahami konsep dasar pada objek yang akan dilaksanakan dan penggunaan bahan-bahan atau larutan lebih baik dan masih layak untuk dipakai agar didapatkan hasil yang sesuai dengan harapan dan literature.

DAFTAR PUSTAKAAnonimous a. 2010. http//: Belibis A-7 Menghitung Nilai Hematokrit. 18 Oktober 2010Anonimous b. 2010. http//: Darah. 18 Oktober 2010.Anonimous c. 2010. http//: Menghitung nilai darah. 18 ktober 2010.Bavelander, G & J. A. Romaley. 1988. Dasar-Dasar Histologi. Erlangga : Jakarta.Dahelmi, Drs. MS. 1991. Fisiologi Hewan. Universitas Andalas. Padang.Mailuhu, Deby. 2010. http//: blogspot.com// 2009//11 Peredaran darah Lengkap,html. 18 Oktober 2010.Soebrata, R.Ganda. 1999. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat : JakartaWulangi, K.S. 1989. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Universitas Gajah Mada : YogyakartaWulangi, K. S. 1990. Fisiologi Peredaran. ITB. BandungWulangi, Kartolo S. 1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Erlangga. Jakarta

LAPORAN PRAKTIKUKMFISIOLOGI HEWAN

NILAI DARAHOLEH :KELOMPOK V

1. REFI YARNI (06 133 021)2. ESA DE SAFELA(0810 422 029)3. LENI MARLINA(0810 422 117 )4. NENDY SYAFRINA(0810 423 083 )5. SANTI INDRA NILA(0810 423 089)

LABORATORIUM FISIOLOGI HEWANJURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERITAS ANDALASPADANG, 2010