nilai ekonomis modal sosial pada pedagang kaki …/nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang...

108
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KABUPATEN NGAWI TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan Konsentrasi Ekonomi Sumber Daya Manusia dan Pembangunan Oleh : DIONYSIA WAHYU NURJATI S 42100013 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN SURAKARTA 2012

Upload: lamlien

Post on 10-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KABUPATEN NGAWI

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan Konsentrasi Ekonomi Sumber Daya Manusia dan Pembangunan

Oleh :

DIONYSIA WAHYU NURJATI

S 42100013

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN SURAKARTA

2012

Page 2: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KABUPATEN NGAWI

Disusun Oleh : DIONYSIA WAHYU NURJATI

S 42100013

Telah disetujui oleh Pembimbing

Page 3: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KABUPATEN NGAWI

Disusun Oleh : DIONYSIA WAHYU NURJATI

S 42100013

Telah Disetujui oleh Tim Penguji

Pada Tanggal : 28 Januari 2012

Page 4: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : DIONYSIA WAHYU NURJATI

NIM : S42100013

Program Studi : Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan

Konsentrasi : Ekonomi Sumber Daya Manusia dan Pembangunan

Menyatakan bahwa tesis ini adalah hasil karya sendiri dan bukan merupakan

jiplakan dari hasil karya orang lain.

Demikian surat pernyataan ini saya buat sebenar-benarnya.

Page 5: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Halaman persembahan

Allhamdulillahirabbil ‘alamin Dengan rasa syukur teramat besar kepada Allah SWT atas nikmat-nikmatNya Kupersembahkan karya sederhana ini untuk : Ibuku, seorang wanita mulia yang dengan segenap cinta kasih serta pengorbanannya telah membesarkan aku Bapakku, seorang lelaki perkasa yang tiap tetes keringatnya direlakan untuk kami keluarga besarnya Dik Nika yang selalu kusayangi dan kubangakan Seorang Lelaki yang nanti akan menjadi imamku dalam mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya Serta untuk setiap insan manusia yang senantiasa belajar dan mau mengambil pelajaran dari setiap tanda-tandaNya

Page 6: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

M o t t o :

“Maka nikmat Tuhan-Mu yang manakah yang kamu dustakan?”

(QS. Ar Rahman : 13)

“Jangan mengejar kesempurnaan, lakukan saja apa yang terbaik dari dirimu karena kesempurnaan hanya milik Allah”

(Dionysia)

Page 7: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kehadhirat Allah

SWT atas segala nikmat-nikmat yang tiada terhitung nilainya serta berkat

keridhoanNya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tesis ini tepat sesuai

jadwal yang telah ditentukan.

Tesis ini berjudul “NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA

PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KABUPATEN NGAWI”,

disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Program

Pascassarjana Magister Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan di Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Dengan segala kekurangan dan kelebihan yang ada pada Tesis ini,

ucapan terima kasih Penulis sampaikan atas bantuan dan dukungan dari berbagai

pihak baik secara langsung maupun tidak langsung dalam bentuk moril dan

materiil. Secara khusus, dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, penulis

mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak DR. AM Susilo, M.S, selaku Ketua Program Pascasarjana Magister

Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Sebelas Maret

Surakarta;

Page 8: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

2. Bapak Prof. Dr. Tulus Haryono, M.Ek, selaku Dosen Pembimbing I dan

Bapak Drs. Ahmad Daerobi, MS, selaku Dosen Pembimbing II. Terima

kasih kepada keduanya karena dengan tulus ikhlas telah meluangkan waktu

untuk memberikan segala informasi, arahan dan pencerahan serta bimbingan

dalam penulisan Tesis ini;

3. Bapak-Ibu Dosen Program Pascasarjana Magister Ilmu Ekonomi dan Studi

Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan

tambahan ilmu pengetahuan kepada penulis;

4. Kedua orang tuaku dan seluruh keluarga, terima kasih atas iringan doa dan

bantuan moril maupun materil dalam mengikuti perkuliahan dari awal

sampai akhir studi;

5. Mas Gandhi yang selalu memberikan dorongan dan motivasi sehingga tesis

ini dapat diselesaikan tepat waktu;

6. Teman-teman angkatan XIII MESP UNS : Mbak Tina, Mbak Irine, Bu Sri,

Mbak Din, Mbak Citra, Pak Jas, Mas Agus, Mas Hangga, Mas Fajar, Mas

hengky, Mas Joko dan seluruh teman-teman dari Madiun semoga

kebersamaan kita tetap terpatri dalam hati;

7. Semua pihak yang telah membantu penulisan tesis ini, yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT memberikan balasan

yang lebih baik dan pahala yang memberatkan timbangan amal kebaikan di

Yaumul Hisab nanti.

Penulis menyadari bahwa Penulisan Tesis ini masih banyak terdapat

kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu saran dan kritik sebagai

Page 9: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

masukan bagi perbaikan di masa yang akan datang sangat penulis harapkan.

Akhirnya, penulis berharap semoga Tesis ini dapat bermanfaat. Atas segala

kekurangannya, penulis mohonkan maaf. Terima kasih.

Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ngawi, Januari 2012

Penulis,

DIONYSIA WAHYU NURJATI

Page 10: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….. ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS.………………..……. iii

HALAMAN PERUNTUKAN...................................................................... iv

HALAMAN MOTTO.....................................................……..…………… vii

KATA PENGANTAR………………………………………. ...................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………………… 1

1.2 Rumusan Masalah.……………………………………………………..…. 4

1.3.Tujuan Penelitian………………….………………………………………. 4

1.4 Kegunaan Penelitian…………………………………………………..…. .. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoretis…………………………………………………………… 6

2.1.1. Modal Sosial...................................................................................... 6

2.1.2. Parameter dan Indikator Modal Sosial.............................................. 8

2.1.3. Peran Modal Sosial Dalam Sistem Ekonomi.................................... 12

2.1.4. Modal Sosial Dapat Menciptakan Nilai Ekonomi........................... 13

2.1.5. Implikasi Negatif Modal Sosial...................................................... 15

2.1.6. Pedagang Kaki Lima........................................................................ 17

2.1.7. Karakteristik Lokasi Aktivitas PKL................................................. 20

2.2 Penelitian Terdahulu.................................................................................. 21

2.3 Kerangka Konseptual…………………………………………………..... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian…………………………………………………………. 24

Page 11: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

3.2 Pendekatan Penelitian………………………………………………….. 24

3.3 Lingkup Penelitian……………………………………………………… 25

3.4 Sumber Data……………………………………………………………. 28

3.5 Teknik Pengumpulan Data……………………………………………… 29

3.6 Instrumen Penelitian……………………………………………………... 30

3.7 Teknik Pengukuran Keabsahan Data…………………………………….. 31

3.8 Teknik Analisis Data…………………………………………………….. 31

3.9 Definisi Operasional……………………………………………………… 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian…………………………………….. 35

4.1.1 Aspek Geografis………………………………………………….. 35

4.1.2 Aspek Demografis…………………………………………………. 37

4.1.3 Aspek Sosial Ekonomi…………………………………………….. 39

4.2 Pedagang Kaki Lima……………………………………………………… 43

4.2.1 Keberadaan dan Kondisi PKL……………………………………. 43

4.2.2 Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani PKL………………….. 47

4.3 Profil Informan……………………………………………………………. 50

4.4 Modal Sosial Pedagang Kaki Lima……………………………………….. 51

4.4.1 Kepercayaan……………………………………………………….. 52

4.4.2 Norma……………………………………………………………… 54

4.4.3 Jaringan……………………………………………………………. 58

4.5 Nilai Ekonomis Modal Sosial Pedagang Kaki Lima……………………… 59

4.6 Implikasi Negatif Modal Sosial Pedagang Kaki Lima……………………. 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan….………………………………………………………….. 65

5.2 Saran…………………….………………………………………………. 66

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 67

LAMPIRAN

Page 12: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

TABEL 3.1 Lingkup Penelitian…………………………………… 27

TABEL 4.1 Luas Wilayah,Penduduk Menurut Jenis Kelamin Pembagian Wilayah Administrasi dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Ngawi Tahun 2009……………

38

TABEL 4.2 Perkembangan Ketenagakerjaan Tahun 2005 – 2009…….....................................................................

40

TABEL 4.3 PDRB Kabupaten Ngawi Pada Tahun Menurut Lapangan Usaha Berdasar Harga Konstan Tahun 2004 – 2008 (Dalam Rupiah)………………………...

41

TABEL 4.4 PDRB Kabupaten Ngawi Pada Tahun Menurut Lapangan Usaha Berdasar Harga Berlaku Tahun 2004 – 2008(Dalam Rupiah)…………………………

42

Page 13: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 Kerangka Pemikiran.................................................. 23

GAMBAR 4.1 Komposisi Penggunaan Lahan (%) ........................ 36

Page 14: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Nilai Ekonomis Modal Sosial Pada Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kabupaten Ngawi”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang Kaki Lima (PKL), nilai ekonomis Modal Sosial pada Pedagang Kaki Lima (PKL) serta implikasi negatif yang timbul dari Modal Sosial pada Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kabupaten Ngawi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini memfokuskan pada pengamatan dan analisis dari sikap dan perilaku sehari-hari PKL dengan melihat modal sosial dari indikator yang ada serta menganalisis nilai ekonomis modal sosial dan implikasi negatif yang timbul dari modal sosial itu sendiri.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kondisi Modal Sosial pada Pedagang Kaki Lima di sekitar alun-alun Kota Ngawi dapat dikatakan masih terjaga dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari parameter-parameter modal sosial yang ada. Kepercayaan yang masih kuat baik antar sesama Pedagang Kaki Lima, Pedagang Kaki Lima dengan Pembeli dan pedagang kaki lima dengan Pemeritah. Adanya ewuh pakewuh dan kepedulian sosial berupa jimpitan serta jaringan yang berfungsi dengan sangat baik terbukti dengan dibentuknya paguyuban Pedagang Kaki Lima.

Nilai ekonomis modal sosial pada Pedagang Kaki Lima di sekitar alun-alun Kota Ngawi terdapat mulai dari awal memutuskan untuk berdagang termasuk dalam urusan penentuan lokasi berjualan, dalam upaya pemenuhan modal, dalam menjalankan usaha sebagai Pedagang Kaki Lima dan dalam keputusan untuk meningkatkan usaha. Implikasi Negatif dari modal sosial yang timbul pada Pedagang Kaki Lima di sekitar alun-alun Kota Ngawi yaitu terkucilkannya pedagang yang tidak menjadi anggota paguyuban, kurangnya akses informasi bagi Pedagang yang tidak tergabung dalam paguyuban. Bahkan untuk pemberian bantuan diutamakan kepada PKL yang menjadi anggota paguyuban.

Page 15: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

The research is titled "The Economic Value of Social Capital of the street vendors in Ngawi District” The purpose of this research is to find out how the Social Capital of street vendors is, the economic value of Social Capital of street vendors and the negative implications that arising from the Social Capital of street vendors in the District of Ngawi. This research uses a qualitative descriptive method. This research focuses on the observation and analysis of attitudes and daily behaviors of street vendors dealing with their social capital from the existing indicators and analyzing the economic value of social capital and the negative implications caused by social capital it self.

The result is showed that the condition of Social Capital of street vendors

around the Ngawi city’s square can be said it is preserve well. It can be seen from the parameters of existing social capital. The belief is still strong, between one and other street vendors, between street vendors and the buyers, also the street vendors with the government. The existence of ‘ewuh pakewuh’ and social charity in the form of ‘jimpitan’ and great relation causes outstanding function as evidenced by the establishment of ‘paguyuban’ (street vendors community).

Economic value of social capital of the street vendors around the Ngawi

city’s square start from decided to trade, it is including all matters for determining the location of selling, in the effort to fulfill the capital, in running the business as a street vendors and the decision to increase the business. Negative implications of social capital that caused by street vendors around the square is the remoteness of street vendors who are not the members of the ‘paguyuban’, lack of information access for the street vendors who are not members of the ‘paguyuban’. Even the street vendors who are the member of the ‘paguyuban’ are prioritized for the helpful effort

Page 16: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Gelombang ketidakpuasan kaum miskin dan para penganggur terhadap

ketidakmampuan pembangunan menyediakan peluang kerja, untuk sementara

dapat diredam dengan tersedianya peluang kerja di sektor informal. Begitupun

ketika kebijakan pembangunan cenderung menguntungkan usaha skala besar,

sektor informal kendati tanpa dukungan fasilitas sepenuhnya dari negara, dapat

memberikan subsidi sebagai penyedia barang dan jasa yang murah untuk

mendukung kelangsungan hidup para pekerja usaha skala besar. Bahkan, tatkala

perekonomian nasional mengalami kemunduran, sektor informal mampu bertahan

tanpa membebani ekonomi nasional sehingga roda perekonomian masyarakat

tetap bertahan.

Sebagian besar pekerja informal, khususnya di perkotaan terserap ke

dalam sektor perdagangan, Pilihan yang diambil oleh masyarakat tersebut salah

satunya dengan menjadi perdagang jalanan atau pedagang kaki lima (PKL)

Perdagangan jalanan telah menjadi sebuah alternatif pekerjaan yang cukup

populer, terutama di kalangan kelompok miskin kota. Hal ini terkait dengan

cirinya yang fleksibel (mudah keluar – masuk), modal yang dibutuhkan relatif

kecil, dan tidak memerlukan prosedur yang berbelit-belit.

Barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti sembako harganya

membumbung tinggi mengakibatkan daya beli masyarakat menurun, sedangkan

angka pengangguran meningkat dan kebutuhan harus terbeli maka membuka

Page 17: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lapangan pekerjaan sendiri dengan menjadi PKL dianggap masyarakat sebagai

solusi yang tepat walaupun omzet penjualan tidak tentu dan relatif kecil, namun

dapat meringankan beban hidup. Terlepas dari potensi ekonomi kegiatan

perdagangan kaki lima, keberadaan pedagang kaki lima (PKL) kerap dianggap

ilegal karena menempati ruang publik dan tidak sesuai dengan visi kota yang

sebagian besar menekankan aspek kebersihan, keindahan dan kerapihan kota.

Mengingat peran PKL yang cukup positif dalam proses pembangunan,

sudah sewajarnya nasib para pedagangnya dipikirkan. Beberapa kebijakan, baik

langsung maupun tidak, untuk membantu penanganan PKL memang sudah

dilakukan. Namun ada kecenderungan kegiatan ekonomi di sektor informal dan

nasib pekerja sektor informal belum banyak mengalami perubahan.

Sebagai salah satu elemen yang terkandung di dalam masyarakat sipil,

modal sosial menunjuk pada nilai dan norma yang dipercayai dan dijalankan oleh

sebagian besar anggota masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, yang secara

langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kualitas hidup individu dan

keberlangsungan komunitas masyarakat. Sebagaimana relasi sosial pada

umumnya, yang hampir selalu melibatkan modal sosial, pada pelaku perdagangan

PKL hal ini juga eksis. Modal sosial mirip bentuk-bentuk modal lainnya, dalam

arti ia juga bersifat produktif. Modal sosial dapat dijelaskan sebagai produk relasi

manusia satu sama lain, khususnya relasi yang intim dan konsisten. Modal sosial

menunjuk pada jaringan, norma dan kepercayaan yang berpotensi pada

produktivitas masyarakat.

Page 18: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Modal sosial tidak akan habis jika dipergunakan, melainkan semakin

meningkat. Rusaknya modal sosial lebih sering disebabkan bukan karena tidak

dipakai, malainkan karena ia tidak dipergunakan. Berbeda dengan modal manusia,

modal sosial juga menunjuk pada kemampuan orang untuk berasosiasi dengan

orang lain. Bersandar pada norma-norma dan nilai-nilai bersama, asosiasi antar

manusia tersebut menghasilkan kepercayaan yang pada gilirannya memiliki nilai

ekonomi yang besar dan terukur.

Pendapat Marfai (2005) dalam artikelnya ”Angkringan, Sebuah Simbol

Perlawanan”, menyatakan bahwa angkringan sebagai bentuk kegiatan

perekonomian kecil yang mampu bertahan di tengah sulitnya perekonomian

Indonesia menandakan berperannya modal sosial dalam perekonomian

masyarakat. Kenapa disebut modal sosial, karena untuk memulai kegiatan

angkringan biasanya dimulai dari informasi kerabat, teman, tetangga atau keluarga

yang telah berjualan sebelumnya. Mereka saling membantu dalam permodalan,

suplai makanan, tempat tinggal dan informasi. Dalam taraf ini angkringan telah

mampu memberikan simbol bahwa modal sosial sebagai salah satu faktor penting

dalam kegiatan perekonomian masyarakat.

Selaras dengan itu, Brata (2004) mengatakan bahwa belakangan ini modal

sosial merupakan isu menarik yang banyak dibicarakan dan dikaji. Dalam laporan

tahunannya yang berjudul Entering the 21st Century, misalnya, Bank Dunia

mengungkapkan bahwa modal sosial memiliki dampak yang signifikan terhadap

proses-proses pembangunan (World Bank, 2000). Kegiatan pembangunan akan

Page 19: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lebih mudah dicapai dan biayanya akan lebih kecil jika terdapat modal sosial yang

besar.

Dari uraian diatas telah membuat rasa ingin tahu penulis untuk

mempelajari dan mencoba menganalisa modal sosial Pedagang Kaki Lima di

Kabupaten Ngawi kedalam bentuk tesis yang berjudul “Nilai Ekonomis Modal

Sosial Pada Pedagang Kaki Lima di Kabupaten Ngawi”.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang Kaki Lima (PKL) di

Kabupaten Ngawi?

2. Bagaimanakah nilai ekonomis Modal Sosial pada Pedagang Kaki Lima

(PKL) di Kabupaten Ngawi?

3. Apakah implikasi negatif yang timbul dari Modal Sosial pada Pedagang

Kaki Lima (PKL) di Kabupaten Ngawi?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang Kaki Lima (PKL)

di Kabupaten Ngawi.

2. Mengetahui bagaimanakah nilai ekonomis Modal Sosial pada Pedagang

Kaki Lima (PKL) di Kabupaten Ngawi.

3. Mengetahui apakah implikasi negatif yang timbul dari Modal Sosial pada

Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kabupaten Ngawi.

Page 20: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1.4. Kegunaan Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan ilmu

pengetahuan yang berkaitan dengan modal sosial terhadap perkembangan

Pedagang Kaki Lima (PKL).

2. Bagi Pedagang Kaki Lima (PKL) penelitian ini bisa dijadikan sebagai bahan

masukan agar para pekerja di sektor informal dapat meningkatkan pendapatan

mereka.

3. Bagi para peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan kerangka dalam

melakukan penelitian yang lebih mendalam di bidang ini.

4. Bagi para pengambil keputusan (decision maker) penelitian ini dapat

digunakan sebagai bahan dalam mengambil kebijakan untuk mengatur para

PKL.

Page 21: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teoritis

2.1.1. Modal sosial

Semua kelompok masyarakat (suku bangsa) di Indonesia pada hakekatnya

mempunyai potensi-potensi sosial budaya yang kondusif dan dapat menunjang

pembangunan (Berutu, 2002: 9). Potensi ini terkadang terlupakan begitu saja oleh

kelompok masyarakat sehingga tidak dapat difungsionalisasikan untuk tujuan-

tujuan tertentu. Tetapi banyak juga kelompok masyarakat yang menyadari akan

potensipotensi sosial budaya yang dimilikinya, sehingga potensi-potensi tersebut

dapat dimanfaatkan secara arif bagi keperluan kelompok masyarakat itu sendri.

Salah satu potensi sosial budaya tersebut adalah modal sosial. Secara sederhana

modal sosial merupakan kemampuan masyarakat untuk mengorganisir diri sendiri

dalam memperjuangkan tujuan mereka.

Modal sosial bisa dikatakan sebagai sumber daya sosial yang dimiliki oleh

masyarakat. Sebagai sumber daya, modal sosial ini memberi kekuatan atau daya

alam beberapa kondisi-kondisi sosial dalam masyarakat. Sebenarnya dalam

kehidupan manusia dikenal beberapa jenis modal, yaitu natural capital, human

capital, physical capital dan financial capital. Modal sosial akan dapat

mendorong keempat modal di atas dapat digunakan lebih optimal lagi. Konsep

modal sosial yang dijadikan fokus kajian, pertama kali dikemukakan oleh

Coleman (Portes, 2000: 2) yang mendefinisikannya sebagai aspek-aspek dari

struktur hubungan antar individu yang memungkinkan mereka menciptakan nilai

Page 22: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

nilai baru. Putnam menyebutkan bahwa modal sosial tersebut mengacu pada

aspek-aspek utama dari organisasi sosial, seperti kepercayaan (trust), norma-

norma (norms), dan jaringan-jaringan (networks) yang dapat meningkatkan

efisiensi dalam suatu masyarakat Lubis, 2001).

Portes (2000) menyebutkan bahwa modal sosial ini sebenarnya memiliki

dua arti berbeda, yakni modal sosial dalam arti individual dan modal sosial dalam

arti kolektif. Menurutnya seorang individu bisa juga memiliki suatu modal sosial

yang berguna bagi aktualisasi dirinya, begitu juga dengan kelompok masyarakat

juga memiliki modal sosial yang dapat dipakai dalam mengoptimalkan potensi

terbaiknya. Dari pernyataan Portes di atas dapat kita ketahui bahwa popularitas

dari konsep modal sosial telah disertai oleh bertambahnya makna dan

pengaruhnya secara aktual. Portes mempertimbangkan alternatif pemakaian dan

konsep modal sosial sebagai sebuah sifat dari seorang individu, dan juga sifat dari

sebuah kelompok. Putnam (1995: 2) mendefinisikan modal sosial sebagai: By

analogy with notions of physical capital and human capital-tools and training

that enhance individual productivity- social capital refers to features oj'social

organization such as networks, norms, and social trust that facilitate coordination

and cooperation for mutual benefit. Sama seperti pengertian darl modal fisik dan

modal manusia, modal sosial mengacu pada organisasi sosial dengan jaringan

sosial, norma-norma, dan kepercayaan sosial yang dapat menjembatani

terciptanya kerjasama dalam komunitas sehingga terjalin kerjasama yang saling

menguntungkan (Putnam, 1995: 2).

Page 23: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Putnam (1995) di Amerika Serikat

menemukan bahwa modal sosial berkorelasi positif dengan kehidupan demokrasi

di negara tersebut. Norma-norma dan jaringan sosial yang disepakati bersama

telah mempengaruhi kualitas kehidupan masyarakat dan kualitas kinerja lembaga-

lembaga sosial. Hubungan sosial yang telah tercipta tersebut menghasilkan

baiknya mutu sekolah, pembangunan ekonomi yang pesat, penurunan tingkat

kejahatan dan bahkan berpengaruh terhadap kinerja pemerintahnya sendiri sebagai

representasi dari komunitas masyarakat setempat.

Dalam penelitian (Brata, 2004) yang meneliti modal sosial pada pedagang

di Pasar Angkringan, Pengertian modal sosial yaitu jaringan-jaringan atau

hubungan-hubungan sosial informal yang dimiliki oleh pedagang angkringan.

Secara ringkas, modal sosial dapat dikatakan memfasilitasi atau memperbanyak

“what you knows” dan “who you knows”. Bank Dunia sendiri, dalam laporan

tahunannya, mendefinisikan modal sosial sebagai jaringan dan hubungan yang

mendorong kepercayaan dan resiprositas dan menentukan kualitas dan kuantitas

interaksi-interaksi sosial masyarakat (World Bank, 2000).

2.1.2. Parameter dan Indikator Modal Sosial

Modal sosial mirip bentuk-bentuk modal lainnya, dalam arti juga bersifat

produktif. Modal sosial dapat dijelaskan sebagai produk relasi manusia satu sama

lain, khususnya relasi yang intim dan konsisten. Modal sosial menunjuk pada

jaringan, norma dan kepercayaan yang berpotensi pada produktivitas masyarakat.

Namun demikian, modal sosial berbeda dengan modal finansial, karena modal

Page 24: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sosial bersifat kumulatif dan bertambah dengan sendirinya (selfreinforcing) oleh

Putnam (1993 dalam Suharto, 2007). Karenanya, modal sosial tidak akan habis

jika dipergunakan, melainkan semakin meningkat. Rusaknya modal sosial lebih

sering disebabkan bukan karena dipakai, melainkan karena ia tidak dipergunakan.

Berbeda dengan modal finansial, modal sosial juga menunjuk pada kemampuan

orang untuk berasosiasi dengan orang lain (Coleman, 1988 dalam Suharto, 2007).

Bersandar pada norma-norma dan nilai-nilai bersama, asosiasi antar manusia

tersebut menghasilkan kepercayaan yang pada gilirannya memiliki nilai ekonomi

yang besar dan terukur (Fukuyama, 1995 dalam Suharto, 2007).

Merujuk pada (Ridell, 1997 dalam Suharto, 2007), ada tiga parameter

modal sosial, yaitu kepercayaan (trust), norma-norma (norms) dan jaringan-

jaringan (networks).

2.1.2.1. Kepercayaan (trust)

Fukuyama (2002) berpendapat bahwa kepercayaan adalah pengharapan

yang muncul dalam sebuah komunitas yang berperilaku normal, jujur dan

kooperatif berdasarkan norma-norma yang dimiliki bersama, demi kepentingan

anggota yang lain dari komunitas itu. Ada tiga jenis perilaku dalam komunitas

yang mendukung kepercayaan ini, yaitu perilaku normal, jujur dan kooperatif.

Perilaku normal yaitu perilaku yang sesuai asas dan norma-norma yang dianut

bersama, Jika dalam komunitas terdapat perilaku deviant (menyimpang) dari

beberapa anggotannya, maka akan sulit mendapat adanya kejujuran dan sifat

Page 25: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kooperatif. Adanya jaminan tentang kejujuran dalam komunitas dapat

memperkuat rasa solidaritas dan sifat kooperatif dalam komunitas.

Fukuyama (2002) yang mengkaji modal sosial dan trust dalam masyarakat

ekonomi kompleks menyebutkan bahwa kepercayaan bermanfaat bagi penciptaan

tatanan ekonomi unggul, karena bisa diandalkan untuk mengurangi biaya. Karena,

jika orang-orang bekerja dalam sebuah perusahaan yang saling mempercayai dan

bekerja menurut serangkaian norma-norma etis bersama, maka berbisnis hanya

memerlukan sedikit biaya. Kepercayaan sosial, termasuk kejujuran, keteladanan

kerjasama dan rasa tanggung jawab terhadap orang lain sangat penting untuk

menumbuhkan kebajikan kebajikan individual (Fukuyama, 2002).

Kepercayaan sosial pada dasarnya merupakan produk dari modal sosial

yang baik. Adanya modal sosial yang baik ditandai oleh adanya lembagalembaga

sosial yang kokoh; modal sosial melahirkan kehidupan sosial yang harmonis.

Kerusakan modal sosial akan menimbulkan anomie dan perilaku anti sosial.

2.1.2.2. Norma (norm)

Norma-norma terdiri dari pemahaman-pemahaman, nilai-nilai, harapan-

harapan dan tujuan-tujuan yang diyakini dan dijalankan bersama oleh sekelompok

orang. Norma-norma dapat bersumber dari agama, panduan moral, maupun

standar-standar sekuler seperti halnya kode etik profesional. Norma-norma

dibangun dan berkembang berdasarkan sejarah kerjasama dimasa lalu dan

diterapkan untuk mendukung iklim kerjasama. Norma-norma dapat merupakan

pra-kondisi maupun produk dari kepercayaan sosial.

Page 26: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Menurut Soekanto (2002:198) norma-norma masyarakat merupakan

patokan untuk bersikap dan berperilaku secara pantas yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan dasar, yang mengatur pergaulan hidup dengan tujuan untuk

mencapai suatu tata tertib. Norma-norma informal di satu pihak memaksa suatu

perbuatan dan di lain pihak, melarangnya, sehingga secara langsung merupakan

alat agar anggota masyarakat menyesuaikan perbuatan-perbuatannya dengan

norma-norma informal tersebut.

2.1.2.3. Jaringan (network)

Infrastruktur dinamis dari modal sosial berwujud jaringan-jaringan

kerjasama antar manusia. Jaringan tersebut memfasilitasi terjadinya komunikasi

dan interaksi, memungkinkan tumbuhnya kepercayaan dan memperkuat

kerjasama. Masyarakat yang sehat cenderung memiliki jaringan-jaringan sosial

yang kokoh. Putnam (1995 dalam Suharto, 2007) berargumen bahwa, jaringan-

jaringan sosial yang erat akan memperkuat perasaan kerjasama para anggotanya

serta manfaat-manfaat dari partisipasinya itu. Konsep jaringan dalam kapital

sosial menunjuk pada semua hubungan dengan orang atau kelompok lain yang

memungkinkan kegiatan dapat berjalan secara efektif dan efisien. (Lawang, 2005)

Bersandar pada parameter di atas, beberapa indikator kunci yang dapat

dijadikan ukuran modal sosial antara lain (Suharto, 2007):

- Perasaan identitas

- Perasaan memiliki atau sebaliknya, perasaan alienasi

- Sistem kepercayaan dan ideologi

- Nilai-nilai dan tujuan-tujuan

Page 27: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

- Ketakutan-ketakutan

- Sikap-sikap terhadap anggota lain dalam masyarakat

- Persepsi mengenai akses terhadap pelayanan, sumber dan fasilitas

(misalnya pekerjaan, pendapatan, pendidikan, perumahan, kesehatan,

transportasi, jaminan sosial)

- Opini mengenai kinerja pemerintah yang telah dilakukan terdahulu

- Keyakinan dalam lembaga-lembaga masyarakat dan orang-orang pada

umumnya

- Tingkat kepercayaan

- Kepuasaan dalam hidup dan bidang-bidang kemasyarakatan lainnya

- Harapan-harapan yang ingin dicapai di masa depan

Dapat dikatakan bahwa modal sosial dilahirkan dari bawah (bottom-up),

tidak hierarkis dan berdasar pada interaksi yang saling menguntungkan. Oleh

karena itu, modal sosial bukan merupakan produk dari inisiatif dan kebijakan

pemerintah. Namun demikian, modal sosial dapat ditingkatkan atau dihancurkan

oleh negara melalui kebijakan publik.

2.1.3. Peran Modal Sosial Dalam Sistem Ekonomi

Dalam laporan World Bank (2006), ada bukti yang nyata bahwa

perdagangan pada level makro dipengaruhi oleh modal sosial. Meskipun modal

sosia paling umum hadir pada kegiatan ekonomi mikro, namun modal sosial

berimplikasi pada dampak dari perdagangan, migrasi, reformasi ekomoni dan

intregasi regional. “ There is increasing evidence that trade at the macro level is

influenced by social capital- a common property resource whose value depends

on the level of interaction between people. While mosh work on social capital is

microeconomic, social capital has implications for the effect of trade and

Page 28: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

migration, economic reform, regional integration, new technologies which affect

how people interact, security, and more” (World Bank, 2006)

Selain pada sistem ekonomi modern, modal sosial juga eksis pada

ekonomi tradisional. Ekonomi tradisional secara umum mempunyai karakter

‘pasar’ yang ditandai dengan transaksi pasar tradisional. Pasar tradisional harus

diartikan secara luas, yang pertama dimana kita bisa mendapatkan barang dan

jasa, dan yang kedua dimana kesepakatan bersama menjadikan ekonomi

berfungsi. Pasar ini merupakan bagian dari sosial budaya yang sudah mengakar

secara kuat. Di Indonesia, budaya sosio-ekonomi yang sudah terbentuk berabad-

abad dalam sistem ‘ekonomi pasar tradisional’ tidak banyak berubah sampai saat

ini (Ramelan, 2002).

2.1.4. Modal Sosial Dapat Menciptakan Nilai Ekonomi

Menurut Tonkiss (2000), modal sosial barulah bernilai ekonomis kalau

dapat membantu individu atau kelompok misalnya untuk mengakses sumber-

sumber keuangan, mendapat informasi, menemukan pekerjaan, merintis usaha,

dan miminimalkan biaya transaksi. Pada kenyataannya jaringan sosial, sebagai

bagian dari modal sosial, tidaklah cukup karena belum mampu menciptakan

modal fisik dan modal finansial yang juga dibutuhkan.

Kriteria ekonomis meliputi produktifitas, efisiensi dan efektifitas.

Pembahasan mengenai dimensi ekonomis ini bertititk tolak dari dua asumsi yang

saling terkait yaitu:

Page 29: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Modal sosial tidak berdiri sendiri. Melainkan tertambat (embedded) dalam

struktur sosial (embedded) dalam struktur sosial (Granovetter, 1985,

Coleman, 1988, Putnam, 1993 dalam Lawang, 2005:33). Struktur sosial

yang dimaksudkan para ahli pada umumnya menunjuk pada hubungan

(relation),jaringan (network), kewajiban, harapan (expectation) yang

menghasilkan dan dihasilkan oleh kepercayaan (trust) dan sifat yang dapat

dipercayai (trustworthiness) yang berkembang di antara orang-orang yang

berhubungan tersebut (Coleman, 1988, et al dalam Lawang, 2005:33)

2. Modal sosial tersebut berfungsi sama seperti modal-modal lainnya dalam

mencapai suatu tujuan ekonomik (Coleman, Dasgupta, 2000 dalam

Lawang,2005:33). Fungsi yang dimaksud disini menunjuk pada fungsi

memperlancar (lubricant) dan fungsi mempererat (glue) ikatan-ikatan

sosial dalam sistem produksi (Anderson et al dalam Lawang, 2005:33)

Dimensi ekonomis dalam sebuah industri/perusahaan dengan

menggunakan kata sifat sosial yang menunjuk pada efisiensi dan

efektifitas dapat dijelaskan dalam ilustrasi berikut ini, seandainya semua

orang dalam suatu industri/perusahaan bekerja sesuai tugas dan

tanggungjawab dengan penuh dedikasi,komitmen dan dibayar sepantasnya,

maka pengeluaran perusahaan tersebut untuk pemantauan (monitoring)

dan evaluasi dapat ditekan dan suasana kerjapun terasa nyaman. Pada

akhirnya, keuntungan perusahaan meningkat, dengan kata lain harapan

(ekspektasi) pengusaha terpenuhi. Pelaksanaan tugas merupakan proses

bagaimana seseorang dalam perusahaan tersebut bekerja memenuhi

Page 30: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

fungsinya secara bertanggungjawab. Kata sifat sosial yang ikut

memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan (efektif) secara ekonomis

(efisien) antara lain: sifat bertanggungjawab, commited dan dedikatif dari

pihak pekerja kepada perusahaan, sifat percaya dari perusahaan kepada

pekerja untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan

kesepakatan, sifat saling menguntungkan kedua belah pihak.

Khusus dalam kelembagaan perdagangan, Fafchamps dan Minten (1999)

mengukur modal sosial yang dimiliki seorang pedagang atas empat hal yaitu:

· Jumlah hubungan dalam sistem perdagangan (the number of relatives in

agricultural trade)

· Jumlah pedagang yang diketahui (the number of traders known)

· Jumlah orang yang dapat membantu dalam finansial (the number of people

who can help financially)

· Jumlah pedagang pemasok dan penerima yang dikenal secara mendalam

(the number of suppliers and clients known personally).

2.1.5. Implikasi Negatif Modal Sosial

Meskipun konsep modal sosial diakui eksistensi dan relevansinya dalam

dataran teoritis maupun empiris, namun masih banyak ketidaksepakatan

menyangkut beberapa hal mendasar sehingga menimbulkan kontroversi yang

tidak berujung hingga kini. Sedangkan pada level kelompok, modal sosial

merepresentasikan beberapa agregasi sumber daya yang bernilai (ekonomi,

Page 31: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

politik, budaya, atau sosial dalam koneksi sosial) bagi interaksi anggota dalam

sebuah jaringan.

Coleman (Yustika, 2006;192) menyatakan bahwa modal sosial merupakan

‘sumber daya struktur sosial’ (social-structure resource) yang menghasilkan

keuntungan (returns) bagi individu dalam sebuah tindakan spesifik. Modal sosial

didefinisikan berdasarkan fungsinya dan modal sosial bukanlah entitas tunggal,

melainkan bermacam-macam etnisitas yang berbeda dan memiliki dua

karakteristik penting: modal sosial berisi aspek dari struktur sosial dan modal

sosial memfasilitasi tindakan-tindakan tertentu individu dalam struktur tersebut.

Modal sosial diidentifikasi ketika dan jika ia bekerja. Dengan begitu penjelasan

penyebab potensi modal sosial dapat ditangkap hanya melalui efeknya atau modal

sosial merupakan investasi yang tergantung return terhadap individu tertentu

dalam sebuah tindakan. Modal sosial lebih banyak didekati dengan analisis

kualitatif, dan untuk analisis kuantitatifnya biasanya dilakukan dengan mengambil

indikator-indikator kualitatif. Para ahli menghendaki modal sosial dapat diukur

melalui pendekatan kuantitatif. Diluar itu, bahasan konsep modal sosial selama ini

didominasi oleh cara pandang yang terlalu positif. Artinya, menempatkan modal

sosial sebagai variable yang dapat memberi manfaat bagi kemaslahatan bersama.

Padahal, modal sosial bisa saja menimbulkan implikasi negatif.

Menurut Bourdieu (Yustika, 2006:190) melihat modal sosial sebagai

investasi dari anggota-anggota modal sosial yang berasal dari kelas dominan

(sebagai kelompok atau jaringan) yang bertujuan untuk menjaga dan

mereproduksi solidaritas kelompok dan melestarikan posisi kelompok dominan

Page 32: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tersebut. Persoalannya adalah, setiap jaringan itu bersifat tertutup (eksklusif)

sehingga tidak dipengaruhi oleh kelompok lain atau terbuka melalui proses

interaksi dengan kelompok/jaringan lainnya.

Yoran Ben Porath (dalam Yustika, 2006:210) mengembangkan konsep

yang kemudian sangat dekat pengertian modal sosial yakni yang dia sebut sebagai

“F-connection”. Konsep ini terdiri dari families, friends, dan firms. Bentukbentuk

organisasi tersebut dalam sosial organisasi dapat mempengaruhi pertukaran

ekonomi. Jika dikembangkan, bisa jadi hubungan keluarga dan pertemanan dapat

bermanfaat bagi seseorang untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih bagus.

Konsep modal sosial dapat memiliki implikasi negatif terhadap pertukaran

ekonomi secara keseluruhan.

Menutur Portes (dalam Yustika, 2006:211) ada empat konsekuensi negatif

dari modal sosial. Pengucilan dari pihak luar, dampak klaim terhadap anggota

kelompok, rintangan terhadap kebebasan individu dan penyempitan ruang lingkup

dari norma. Keempat konsekuensi negatif tadi ditengarai menjadi penyebab

keterbelakangan ekonomi negara berkembang. Modal sosial ternyata dapat

menjadi sumber kegagalan bagi sebuah sistem untuk bekerja mencapai tujuan

yang diinginkan.

Jadi implikasi negatifnya bahwa modal sosial dapat merusak bila

digunakan untuk kepentingan sempit. Yang artinya modal sosial yang dimiliki

digunakan secara eksklusif untuk menguntungkan individu tertentu, pada saat

bersamaan dipakai untuk mengucilkan kelompok lainnya dengan secara tidak adil,

dalam sudut pandang ekonomi hal ini akan merugikan tercapainya efisiensi.

Page 33: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2.1.6. Pedagang Kaki Lima

Konsep sektor informal lahir pada tahun 1971 yang dipelopori oleh Keith

Hart berdasarkan penelitiannya di Ghana. Kemudian konsep itu diterapkan dalam

sebuah laporan oleh tim ILO tahun 1972 dalam usaha mencari pemecahan

masalah tenaga kerja di Kenya. Menurut Ahmad 2002:73) sektor informal disebut

sebagai kegiatan ekonomi yang bersifat marjinal (kecil-kecilan) yang memperoleh

beberapa ciri seperti kegiatan yang tidak teratur, tidak tersentuh peraturan,

bermodal kecil dan bersifat harian, temapt tidak tetap berdiri sendiri, berlaku di

kalangan masyarakat yang berpenghasilan rendah, tidak membutuhkan keahlian

dan keterampilan khusus, lingkungan kecil atau keluarga serta tidak mengenal

perbankan, pembukuan maupun perkreditan.

Keberadaan sektor informal dalam kegiatan perdagangan dan jasa

merupakan suatu dikotomi karena disatu sisi sektor informal mampu menyerap

tenaga kerja terutama pada golongan masyarakat yang memilki tingkat pendidikan

dan keterampilan yang rendah serta modal kecil. Namun disisi lain sektor ini

merupakan sektor yang tidak memiliki legalitas atau perlindungan hukum dan

merugikan sektor formal karena menyebabkan permasalahan lingkungan kota.

Seiring dengan perkembangan masyarakat, kegiatan sektor informal pun

berkembang dan mengambil berbagai macam bentuk dan bidang pekerjaan yang

ada, menurut Alisjahbana (2005:14) salah satu yang dominan dan menonjol

aktivitasnya adalah pedagang kaki lima. Pedagang kaki lima sebagai bagian sector

informal perkotaan, istilah pedagang kaki lima konon berasal dari jaman

pemerintahan Rafles, Gubernur Jenderal pemerintahan Kolonial Belanda, yaitu

Page 34: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dari kata ”five feet” yang berarti jalur pejalan kaki di pinggir jalan selebar 5 (lima)

kaki. Ruang tersebut digunakan untuk kegiatan berjualan pedagang kecil sehingga

disebut dengan pedagang kaki lima (dalam Widjajanti, 2000:28). Kemudian

muncul beberapa ahli yang mengemukakan defenisi dari pedagang kaki lima

diantaranya menurut McGee (1977:28) menyebutkan PKL sebagai hawkers

adalah orang-orang yang menawarkan barang-barang atau jasa untuk dijual di

tempat umum, terutama jalan-jalan trotoar. Defenisi tidak termasuk PKL yang

berpindah pindah dari satu rumah ke rumah lain menjual barangnya atau

menawarkan jasanya.

Pembagian tipe komoditas yang dijual PKL, oleh MCGee dan Yeung

(1977:81) dibedakan 4 (empat) kelompok yakni : (1) Makanan yang tidak diproses

dan semi olahan (unprocessed and semi processed food). Makanan yang tidak

diproses, termasuk makanan mentah seperti daging, buahbuahan atau sayuran.

Sedangkan makanan yang semi olahan seperti beras. (2) Makanan siap saji

(Prepared food), yakni penjual makanan yang sudah dimasak. (3) Barang bukan

makanan (nonfood items), kategori ini terdiri dari barangbarang dalam skala yang

luas, mulai dari tekstil hingga obat-obatan. (4) Jasa services), yang terdiri dari

beragam aktivitas seperti jasa perbaikan sol sepatu dan tukang cukur.

Berdasarkan sifat layanannya, MCGee & Yeung (1977 :82-83) membagi

ke dalam 3 (tiga) tipe, yaitu : (1) Pedagang keliling (mobile), pedagang yang

dengan mudah dapatmembawa barang daganngannya, mulai dari menggunakan

sepeda atau keranjang. (2) Pedagang semi menetap (semistatic), pedagang ini

mempunyai sifat menetap sementara, dimana kios dan tempat usahanya akan

Page 35: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berpindah setelah beberapa waktu berjualan di tempat tersebut. (3) Pedagang

Menetap (static), sifat layanan pedagang ini memiliki frekuensi menetap yang

paling tinggi, dimana lokasi tempat usahanya permanen di suatu tempat seperti di

jalan atau ruang-ruang publik. Menurut waworoento (dalam Widjajanti, 2000 :39-

40), bentuk sarana fisik berdagang yang digunakan oleh pedagang kaki lima

adalah : (1) Gerobak/kereta dorong, bentuk ini terdiri dari 2 macam, yaitu gerobak

yang beratap dan tidak beratap. (2) Pikulan/keranjang, yaitu digunakan oleh PKL

keliling (mobile) ataupun semi menetap. (3) Tenda, bentuk ini terdiri dari

beberapa gerobak/kereta dorong yang diatur sedemikian rupa secara berderet dan

dilengkapi dengan kursi dan meja, biasanya dilengkapi dengan penutup. (4) Kios,

menggunakan papan atau sebagian menggunakan batu bata, sehingga menyerupai

bilik semi permanen, yang mana pedagang bersangkutan juga tinggal di tempat

tersebut, pedagang ini dikategorikan sebagai pedagang menetap. (5) Gelaran/alas,

pedagang bentuk ini menggunakan alas berupa tikar, kain atau lainnya untuk

menjajakan dagangannya. (6) Jongko/meja, sarana berdagang yang menggunakan

meja jongko dan beratap, sarana ini dikategorikan jenis PKL yang menetap.

2.1.7. Karakteristik Lokasi Aktivitas PKL

Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Joedo dalam Widjajanti

(2000:35), penentuan lokasi yang diminati sektor informal adalah sebagai berikut :

(1) Terdapat akumulasi orang yang melakukan kegiatan bersama-sama pada

waktu yang relatif sama, sepanjang hari. (2) Berada pada kawasan tertentu yang

merupakan pusat kegiatan perekonomian kota dan pusat non ekonomi perkotaan,

Page 36: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tetapi sering dikunjungi dalam jumlah besar. (3) Memiliki kemudahan untuk

terjadinya hubungan antara PKL dengan calon pembeli. (4) tidak membutuhkan

ktersediaan fasilitas dan utilitas pelayanan umum. Gejala aglomerasi yang terjadi

pada PKL terkait dengan teori lokasi yang dikemukakan oleh Palander dan

Hoover dalam teori mengenai ketergantungan lokasi. Lokasi usaha lebih

ditentukan oleh penyebaran permintaan dan ketergantungan lokasi terhadap usaha

lain yang sejenis (Djojodipuro, 1992:119-120). Keuntungan yang tinggi akan

mengundang masuknya pedagang lain ke dalam lokasi tersebut. Hal ini akan

menimbulkan persaingan dalam menguasai pasar seluas mungkin, tanpa

membanting harga tetapi dengan mengaturlokasinya terhadap saingannya. Adanya

pengelompokan tersebut akan memudahkan pembeli dalam memilih barang

terbaik yang diinginkannya

2.2. Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan referensi dan perbandingan, penulis akan mengemukakan

penelitian terdahulu yang topiknya sesuai dengan penelitian yang akan

dilaksanakan. Adapun referensi yang ditulis adalah sebagai berikut :

Alosius Gunadi Brata (2004) dalam jurnal “Lembaga Penelitian

Universitas Atma Jaya” meneliti mengenai “Nilai Ekonomis Modal Sosial Pada

Sektor Informal Perkotaan”. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa modal

sosial mampu memberikan manfaat ekonomis bagi pelaku ekonomi informal

perkotaan, dengan obyek penelitian pada pedagang angkringan di Yogyakarta.

Modal sosial, dalam pengertian jaringan-jaringan atau hubungan-hubungan sosial

Page 37: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

informal, turut menentukan proses menjadi pedagang angkringan, termasuk dalam

hal penentukan lokasi berdagang. Dari penelitian ini didapat bahwa modal sosial

berperan penting dalam mempererat hubungan mereka dan mampu mengurangi

kekhawatiran terhadap resiko yang mereka hadapi saat bekerja. Selain itu adanya

efek bola salju yaitu kesempatan bertambahnya jumlah pelanggan dan dari

hubungan dengan pelanggan, pedagang ankringan mendapat informasi untuk

usahanya.

Penelitian Fafchamps dan Minten (1999) memperoleh kesimpulan bahwa

akumulasi modal sosial terbukti memberikan peran yang sangat nyata dalam

bisnis. Dengan kata lain, return to social capital dalam usaha perdagangan cukup

besar. Fafchamps dan Minten menyatakan : “Hence, we conclude that a large part

of the effect of bussiness experience on performane seems to come from the

accumulation of social capital overtime and less from the development of other

types of expertise”. Pengukuran modal sosial memperlihatkan tumbuhnya nilai

tambah (margins or value added) secara signifikan di atas kepemilikan sarana,

kapital tenaga kerja (labor capital), human capital, dan ketrampilan manajemen.

Dua hal penting yang membangun modal sosial adalah jumlah pedagang lain yang

dikenal dan jumlah orang yang siap membantu jika menghadapi permasalahan.

Selain itu, hubungan bukan keluarga (non-family networks) terbukti lebih

berperan dibandingkan hubungan keluarga (family networks).

Page 38: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2.3. Kerangka Konseptual

Interaksi antar Pedagang Kaki Lima yang menciptakan modal sosial dapat

dilihat dari indikator-indikatornya yaitu kepercayaan, norma dan jaringan. Dengan

tumbuhnya modal sosial yang baik diharapkan dapat menciptakan kelancaran

usaha bagi para PKL. Namun dalam upaya pencapaian kelancaran usaha terkait

modal sosial muncul pertanyaan apakah nilai ekonomis modal sosial dan apakah

permasalahan baru yang muncul dari modal sosial yang ada. Seingga diharapkan

dengan terjawabnya pertanyaan tersebut dapat membantu PKL untuk mencapai

kelancaran usahanya.

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

Interaksi PKL

Modal Sosial

- Kepercayaan

- Norma

- Jaringan

Kelancaran usaha PKL

Bagaimanakah nilai ekonomis

modal sosial pada PKL dan apakah

permasalahan baru yang muncul

(implikasi negatif) dari modal

sosial tersebut?

indikator

Reserch questions

Page 39: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipergunakan oleh penulis dalam penelitian ini

adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini memfokuskan pada pengamatan dan

analisis dari sikap dan perilaku sehari-hari PKL dengan melihat modal sosial dari

indikator yang ada serta menganalisis nilai ekonomis modal sosial dan implikasi

negatif yang timbul dari modal sosial itu sendiri. Dari analisis fenomena tersebut

akan disajikan suatu gambaran keadaan yang riil di lapangan dengan berbagai

dukungan fakta dan informasi yang didapat dari kata-kata dan gambar-gambar.

Hal tersebut sejalan dengan yang dikatakan oleh Moleong (2004:6)

mengartikan penelitian deskriptif yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata,

gambar dan bukan angka-angka dan data tersebut mungkin berasal dari naskah

wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau

memo dan dokumentasi lainnya.

Dalam penelitian ini penulis berusaha mengumpulkan data selengkap-

lengkapnya secara menyeluruh dan integral untuk dapat memberikan gambaran

secara jelas dari aktivitas PKL sehari-hari terkait dengan modal sosial yang

mereka miliki.

3.2. Pendekatan Penelitian

Dasgupta dan Serageldin (1999) melihat bahwa dalam pengukuran konsep

modal sosial belum cukup dibakukan untuk diukur dengan menggunakan riset

Page 40: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kuantitatif. Menurut mereka, mengukur modal sosial dapat menggunakan berbagai

pendekatan interdisiplin dengan kombinasi pendekatan yang sama maupun yang

berbeda. Oleh karenanya, untuk dapat menjelaskan gejala-gejala sosial berkenaan

dengan modal sosial PKL di Kabupaten Ngawi, maka pendekatan yang

dipergunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, karena

pendekatan ini dipandang lebih relevan untuk digunakan dalam mengamati gejala-

gejala sosial dalam masyarakat.

Dalam pendekatan kualitatif ini, peneliti terjun langsung ke lapangan dan

mencoba melakukan investigasi guna memperoleh informasi mendalam mengenai

modak sosial, nilai ekonomis modal sosial dan imlikasi negatif dari modal sosial

serta mengembangkan penafsiran-penafsiran terhadap informan atau data yang

ditemukan. Dengan demikian, dalam penelitian kualitatif, peneliti perlu

melakukan interaksi untuk mendalami subyek yang diteiti, termasuk di dalamnya

pengembangan kategori-kategori, pola-pola analisis dan teori-teori sehingga

hasilnya bisa dipahami dengan baik (Creswel:1994).

3.3. Lingkup Penelitian

Lingkup penelitian dipergunakan untuk memberikan gambaran tentang

konteks yang berkaitan dengan fokus penelitian. Dimana lingkup penelitian

memuat tentang aspek-aspek yang akan diteliti dari suatu objek tertentu dalam

rangka menjawab masalah penelitian.

Berkaitan dengan Modal Sosial pada PKL di Kabupaten Ngawi, dapat

dilihat lingkup penelitiannya yaitu kepada proses interaksi PKL sehari-hari baik

Page 41: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

interaksi antar sesama PKL, antara PKL dengan Pembeli, serta antara PKL dengan

pemerintah daerah yang terkait. Selanjutnya penilaian terhadap nilai ekonomis

dari Modal Sosial yang muncul dalam interaksi PKL tersebut dan implikasi

negatif yang muncul dari Modal Sosial yang ada. Untuk lebih jelas lingkup

penelitian yang akan peneliti teliti dalam penelitian kali ini dapat dilihat dalam

tabel berikut:

Page 42: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

TABEL 3.1

Lingkup Penelitian

No Fokus Penelitian Data/informasi yang diperlukan

Sumber Metode Rekaman

1 Mengetahui bagaimanakah modal sosial pada PKL di Kab. Ngawi

- Data PKL - Interaksi PKL - Indikator modal

Sosial

- PKL - Pembeli - Pemda

(Satpol PP dan Dinas Pasar)

- Wawancara - Observasi - Studi

Dokumentasi

- Manuskrip wawancara

- Memo observasi

- Dokumen

2 Menganalisis nilai ekonomis modal sosial yang ada pada PKL di Kab. Ngawi

- Manfaat yang diperoleh dengan adanya Modal Sosial dalam berdagang

- Paguyuban yang ada pada PKL

- PKL - Pembeli - Pemda

(Satpol PP dan Dinas Pasar)

- Wawancara - Observasi - Studi

Dokumentasi

- Dokumen - Manuskrip

wawancara - Memo

observasi

3 Mengetahui implikasi negatif dari modal sosial pada PKL di Kab. Ngawi

- Permasalahan baru yang muncul dari adanya modal sosial

- PKL - Pembeli - Pemda

(Satpol PP dan Dinas Pasar)

- Wawancara - Observasi - Studi

Dokumentasi

- Manuskrip wawancara

- Memo observasi Dokumen

Dari berbagai sumber 2011

Page 43: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3.4. Sumber Data

Penulis menggunakan sumber data primer berupa person, yaitu melalui

wawancara informan (key person) yang benar-benar mengetahui dan memahami

Modal Sosial pada PKL di Kab. Ngawi. Teknik yang digunakan dalam pemilihan

informan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling (penarikan

sample secara sengaja) dengan teknik snowball sampling. Pedagang Kaki Lima

yang menjadi informan pertama adalah Mbah Jo, yaitu pedagang angkringan yang

berjualan di sebelah barat Lapangan Merdeka. Berdasarkan informasi dari Mbah

Jo diperoleh informan kedua yaitu Sutrisno pedagang Nasi Pecel di Timur

Lapangan Merdeka (Jalan Serong). Informasi ketiga dari Atik, yaitu pedagang

minuman dan tempura yang berjualan di Jalan Tengah Alun-Alun kabupaten

Ngawi. Dalam penelitian ini selain PKL dibutuhkan juga informasi dari pembeli

dan dinas terkait. Informan dari pembeli yaitu Deden dan Aditya, sedangkan dari

satuan kerja terkait Pegi Yudho selaku Kepala Seksi Operasional Satpol PP dan

Drs. Setianto selaku Kepala Bidang Perdagangan dari Dinas Perdagangan dan

Pengelolaan Pasar Kabupaten Ngawi.

Pengambilan data dengan menggunakan teknik wawancara ini akan

dipakai sampai data yang dikumpulkan dirasa sudah mencukupi. Observasi yaitu

pengamatan fenomena-fenomena baik berupa kondisi fisik serta fenomena tingkah

laku pihak-pihak yang terkait dengan Modal Sosial pada PKL di Kab. Ngawi,

dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi partisipasi pasif yaitu

peneliti datang ke tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat

dalam kegiatan tersebut (lihat : Sugiyono, 2006 : 227), serta sumber data sekunder

Page 44: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berupa paper, yaitu meliputi tulisan, dokumen, dan arsip yang dapat digunakan

untuk mempermudahkan pendeskripsian Modal Sosial pada PKL di Kab. Ngawi.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Berkaitan dengan rangkaian kegiatan penulisan yang dilakukan maka

tentunya diperlukan data-data yang relevan dengan fokus penulisan untuk

dianalisa dan memperoleh gambaran umum sebagai hasil penulisan. Pengumpulan

data merupakan suatu proses mencari data yang diperlukan dalam penulisan.

Penulis menggunakan beberapa instrumen dalam pengumpulan data

dengan maksud untuk mempermudah serta memperoleh data yang akurat, relevan,

dan dapat dipertanggungjawabkan. Berikut ini instrumen pengumpulan data yang

digunakan oleh penulis dalam proses penulisan dan pengumpulan data, yakni :

1. Wawancara

Menurut Nazir (2005:234) : ”wawancara adalah proses memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap

muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden

dengan mengunakan alat bantu yang dinamakan interview guide (panduan

wawancara)”. Yang dimaksud dengan wawancara adalah penulis melakukan

tanya jawab langsung dengan pihak yang berhubungan dengan penelitian atau

yang dijadikan informan.

2. Observasi

Menurut Sugiyono (2004:165): “Observasi atau yang disebut pula dengan

pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek

Page 45: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan menggunakan seluruh alat indra”. Dalam teknik pengumpulan data ini,

penulis langsung turun kelapangan mengamati dengan cermat dan langsung

terhadap kehidupan PKL sehari-hari serta hal lain yang dapat menunjang

penelitian.

3. Dokumentasi

Untuk memperkuat data yang diperoleh dari hasil kuesioner dan wawancara,

penulis menggunakan teknik dokumentasi. Menurut Arikunto (2006:231),

dokumentasi adalah “mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa

catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda

dan sebagainya”.

3.6. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri.

Nasution dalam Sugiyono (2006 : 223) menyatakan:

Dalam penelitian kualitatif tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrument penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, focus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semua tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya. Selanjutnya, Sugiyono (2006 : 222) menyatakan bahwa “peneliti kualitatif

sebagai human instrument , berfungsi menetapkan focus penelitian, memilih

informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas

data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas semuanya”.

Page 46: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3.7. Teknik Pengukuran Keabsahan Data

Dalam pengujian keabsahan data, metode penelitian kualitatif

menggunakan istilah yang berbeda dengan penelitian kuantitatif. Sugiyono (2006 :

270) menyebutkan uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji

credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability

(reabilitas), dan confirmability ( obyektivitas).

Dalam penelitian kali ini untuk melakukan uji kredibilitas data peneliti

menggunakan metode Triangulasi. William Wiersma dalam Sugiyono (2006 :

273) mengatakan “triangulation is a qualitative cross-validation. It assesses the

sufficiency of the data according to the convergence of multiple data sources or

multiple data collection procedures”. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas

diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan

berbagai waktu. Karena keterbatasan waktu yang tersedia dalam penelitian ini,

maka peneliti hanya akan menggunakan metode triangulasi sumber data yaitu dari

PKL, Pembeli serta pemerintah daerah melalui dinas terkait. Selanjutnya

menggunakan trianggulasi teknik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan

wawancara, observasi dan dokumentasi.

3.8. Teknik Analisis Data

Menurut Ulber (2006:304) bahwa analisis data adalah “proses

penyederhanaan data dan penyajian data dengan mengelompokkannya dalam

suatu bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasi”. Sedangkan Nazir (2005:405)

mengemukakan “analisa data merupakan bagian yang amat penting dalam dalam

Page 47: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

metode ilmiah, karena dengan analisis data tersebut dapat diberi arti dan makna

yang berguna dalam memecahkan masalah penulisan”.

Menurut Miles dan Huberman dalam Ulber (2006:311), “kegiatan

analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu

reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi”. Dalam buku

yang sama Ulber menambahkan secara bersamaan berarti reduksi, penyajian data,

dan penarikan kesimpulan/verifikasi sebagai sesuatu yang jalin menjalin

merupakan proses siklus dan interaktif pada saat sebelum, selama, dan sesudah

pengumpulan data dalam bentuk sejajar untuk membangun wawasan secara umum

yang disebut analisis. Adapun langkah-langkah yang diambil penulis dalam

analisis data adalah sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Redusi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstraksian, dan informasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan tertulis di lapangan. Tahapan dalam mereduksi data yaitu

membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, membuat gugus-gugus,

membuat partisi, dan menulis memo. Reduksi data merupakan suatu bentuk

analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang

tidak perlu, dan mengorganisasi data sedemikian rupa hingga kesimpulan-

kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

2. Penyajian Data

Page 48: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penyajian data adalah sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambila tindakan. Melihat

data yang disajikan, kita melihat dan akan dapat memahami apa yang sedang

terjadi dan apa yang harus dilakukan.

3. Interpretasi Data

Interpretasi data yaitu menganalisa dan mencari arti yang lebih luas dari data

yang ada dan menghubungkannya dengan ilmu pengetahuan dan teori yang

ada.

4. Menarik Kesimpulan

Mencari makna, pola, model, karakteristik, hal-hal penting yang ditemui dan

kemudian menarik kesimpulan.

3.9. Definisi Operasional

1. Nilai Ekonomis adalah nilai yang dapat membantu untuk menimbulkan

atau menciptakan keuntungan atau manfaat ekonomi.

2. Modal Sosial adalah modal yang mengacu pada organisasi sosial dengan

jaringan sosial, norma-norma, dan kepercayaan sosial yang dapat

menjembatani terciptanya kerjasama dalam komunitas sehingga terjalin

kerjasama yang saling menguntungkan.

3. Pedagang Kaki Lima adalah orang-orang yang menawarkan barang-barang

atau jasa untuk dijual di tempat umum, terutama jalan-jalan trotoar dengan

Page 49: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menggunakan gerobak dan lapak dagangan bersifat semi permanen/non

permanen.

4. Implikasi Negatif adalah dampak negatif yang timbul.

5. Kepercayaan adalah pengharapan yang muncul dalam sebuah komunitas

yang berperilaku normal, jujur dan kooperatif berdasarkan norma-norma

yang dimiliki bersama, demi kepentingan anggota yang lain dari

komunitas itu.

6. Norma adalah aturan-aturan atau pedoman sosial yang khusus mengenai

tingkah laku, sikap, dan perbuatan yang boleh dilakukan dan tidak boleh

dilakukan di lingkungan kehidupannya.

7. Jaringan adalah semua hubungan dengan orang atau kelompok lain yang

memungkinkan kegiatan dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Page 50: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian

4.1.1 Aspek Geografis

Kabupaten Ngawi secara geografis berada di provinsi Jawa Timur bagian

Barat, merupakan daerah penghubung Provinsi Jawa Timur dengan Jawa Tengah.

Luas wilayah Kabupaten Ngawi adalah 1.295,9851 km2 atau 129.598,51 Ha.

Secara administratif pemerintahan terbagi kedalam : 19 kecamatan, 4 kelurahan,

dan 213 desa. Secara astronomis Kabupaten Ngawi terletak pada posisi 7021’ –

7031’ Lintang Selatan dan 111007’ – 111040’ Bujur Timur dengan batas-batas

wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah utara : Kabupaten Blora, Kabupaten Grobogan (Provinsi

Jawa Tengah) dan Kabupaten BoJonegoro

(Provinsi Jawa Timur),

2. Sebelah barat : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sragen

(Provinsi Jawa Tengah),

3. Sebelah selatan : Kabupaten Magetan dan Kabupaten Madiun

(Provinsi Jawa timur),

4. Sebelah timur : Kabupaten Madiun (Provinsi Jawa Timur).

Kondisi topografi wilayah cukup bervariasi, yaitu topografi datar,

bergelombang, berbukit dan bahkan pegunungan tinggi, dengan ketinggian 40

meter hingga 3.031 meter di atas permukaan air laut. Tercatat 4 kecamatan

Page 51: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terletak di dataran tinggi yaitu Kecamatan Sine, Kecamatan Ngrambe, Kecamatan

Jogorogo dan Kecamatan Kendal. Komposisi penggunaan lahan untuk

persawahan 57.911,19 Ha, perkebunan 1.551,04 Ha, tegalan 8.165,81 Ha,

perkarangan 13.486,55 Ha, hutan Negara 45.428,60 Ha, waduk bendungan dan

lain-lain 3.054,32 Ha. Komposisi penggunaan lahan di Kabupaten Ngawi dapat

dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 4.1 Komposisi Penggunaan Lahan (%) Sumber : Kabupaten Ngawi dalam angka tahun 2010

Luas lahan pertanian mencapai 72 % dari luas wikayah Kabupaten

Ngawi. Hal ini menggambarkan sektor pertanian merupakan sektor andalan bagi

penduduk Ngawi. Dari 5 subsektor pertanian (tanaman pangan, perkebunan,

peternakan, kehutanan dan perikanan), subsektor tanaman pangan khususnya

komoditi padi penyumbang terbesar terhadap total nilai produksi pertanian.

Page 52: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4.1.2. Aspek Demografis

Jumlah penduduk Kabupaten Ngawi pada tahun 2010 adalah sebesar

892.051 jiwa. Jumlah penduduk tahun 2010 jika dibandingkan dengan jumlah

penduduk lima tahun sebelumnya pada tahun 2005 hasil sensus sebesar 876.154

jiwa, berarti dalam lima tahun terakhir Kabupaten Ngawi mengalami kenaikan

sebanyak 15.897 jiwa. Apabila jumlah penduduk tersebut dibandingkan dengan

luas wilayah yang sebesar 1.298,58 km2, kepadatan penduduknya adalah sebesar

688 jiwa per km2.

Page 53: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.1 Luas Wilayah,Penduduk Menurut Jenis Kelamin Pembagian

Wilayah Administrasi dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Ngawi Tahun 2009

Sumber: Kabupaten Ngawi dalam Angka 2010

Dengan demikian berdasarkan aspek demografis bahwa semakin tahun

jumlah penduduk Kabupaten Ngawi semakin bertambah maka dapat

Kecamatan Luas

Wilayah

(Km2)

Laki-laki

(Jiwa)

Perempuan

(jiwa)

Jumlah

(Jiwa)

Kepadatan

Penduduk

(Jiwa/Km2)

Sine 80,22 22.601 25.580 48.181 601

Ngrambe 57,49 21.164 21.412 42.575 741

Jogorogo 65,84 20.176 21.183 41.359 628

Kendal 84,56 24.413 26.419 50.832 601

Geneng 52,52 27.717 28.118 55.835 1.063

Gerih 34,52 18.184 19.289 37.473 1.086

Kwadungan 30,30 14.199 14.483 28.682 947

Pangkur 29,41 13.996 14.631 28.627 973

Karangjati 66,67 23.211 24.825 48.036 721

Bringin 62,62 15.890 16.344 32.234 515

Padas 50,22 16.911 16.949 33.860 674

Kasreman 31,49 12.013 12.006 24.019 763

Ngawi 70,56 41.901 42.432 84.362 1196

Paron 101,14 44.066 45.300 89.366 884

Kedunggalar 129,65 36.901 37.212 74.113 572

Pitu 56,01 14.060 14.180 28.240 504

Widodaren 92,26 35.095 35.788 70.883 768

Mantingan 62,21 19.855 22.023 41.878 673

Karanganyar 138,29 15.842 15.654 31.496 228

Jumlah 1.295,98 438.223 453.828 892.051 688

Page 54: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengimplikasikan pada keadaan dimana ceteris paribus permintaan akan

makanan dan minuman akan semakin meningkat. Kecamatan yang memiliki

kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Ngawi dengan kepadatan

penduduk 1196 jiwa/km2. Sedangkan Kecamatan Karanganyar memiliki

kepadatan penduduk terrendah sebanyak 228 jiwa/km2.

4.1.3. Aspek Sosial Ekonomi

a. Ketenagakerjaan

Konsep dan definisi angkatan kerja yang digunakan mengacu kepada The

Labor Force Concept yang disarankan oleh International Labor Organization

(ILO). Konsep ini membagi penduduk usia kerja (digunakan 15 tahun ke atas) dan

penduduk bukan usia kerja (kurang dari 15 tahun).

Selanjutnya penduduk usia kerja dibagi menjadi dua kelompok, yaitu

angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.

Khusus untuk angkatan kerja meliputi antara lain:

a. Bekerja

b. Punya Pekerjaan tapi sementara tidak bekerja

c. Mencari Pekerjaan (pengangguran terbuka)

Berikut tabel data ketenagakerjaan di Kabupaten Ngawi:

Page 55: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.2 Data Jumlah Ketenagakerjaan

Tahun 2005 – 2009

Uraian 2005 2006 2007 2008 2009

1. Angkatan Kerja 453.068 453.788 454.510 455.232 455.957

2. Angkatan Kerja

Tertampung

452.372 426.048 426.725 427.403 428.084

3. Pencari Kerja 27.696 27.740 27.784 27.829 27.873

4. Penduduk Usia Kerja 617.563 618.544 619.527 620.513 621.500

5. Penduduk Bukan Usia

Kerja

202.151 202.473 202.796 203.117 203.439

6. Lowongan Kerja 3.049 2.683 1.769 2.582 1.809

7. Pencari Kerja

Terdaftar

14.902 3.816 4.784 9.040 6.122

8. Penempatan Tenaga

Kerja

2.433 1.892 1.153 2.105 960

Sumber : Ngawi dalam Angka 2010

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah data perkembangan

angkatan kerja dari tahun ke tahun sejak 2005 sampai dengan 2009 mengalami

peningkatan, begitu juga dengan jumlah pencari kerja yang mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun. Untuk jumlah lowongan kerja mengalami

fluktuatif setiap tahunnya. Dengan jumlah lowongan tertinggi pada tahun 2005

sebanyak 3.049.

b. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB merupakan salah satu indikator perkembangan perekonomian suatu

daerah. Perhitungan PDRB yang dilakukandengan harga konstan berarti dalam

Page 56: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perhitungan telah dihilangkan pengaruh – pengaruh terhadap merosotnya nilai

mata uang.

Perhitungan PDRB Kabupaten Ngawi pada tahun 2004 – 2008

berdasarkan harga konstan 2000 dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini :

Tabel 4.3

PDRB Kabupaten Ngawi Pada Tahun Menurut Lapangan Usaha Berdasar Harga Konstan Tahun 2004 – 2008

(Juta Rupiah)

NO LAPANGAN

USAHA

2004 2005 2006 2007 2008

1. Pertanian 879.270,85 905.474,59 941.025,88 985.007,46 1.039.356,65

2. Pertambangan &

penggalian

13.412,05 13.864,37 14.403,57 15.442,31 16.286,80

3. Industri

Pengolahan

145.094,37 149.370,19 155.405,22 162.859,61 173.860,51

4. Listrik, Gas &

Air bersih

12.333,54 13.032,72 13.730,36 14.673,00 16.013,48

5. Konstruksi 98.453,62 104.902,34 110.420,20 116.758,32 120.634,70

6. Perdagangan,

Hotel &

Restoran

614.343,99 651.328,99 697.427,05 745.925,20 793.681,83

7. Pengangkutan &

Kamunikasi

79.274,28 82.364,00 87.412,59 92.497,17 98.137,08

8. Keuangan,

persewaan &

Jasa Perusahaan

122.853,39 129.690,39 137.199,62 142.016,95 148.281,52

9. Jasa-jasa 317.355,84 335.654,41 353.051,03 364.537,86 379.082,87

PDRB Kabupaten

Ngawi

2.282.391,93 2.385.681,99 2.510.075,52 2.6369.717,89 2.785.335,43

Sumber: Ngawi Dalam Angka 2010

Page 57: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasar table 4.3 dapat dilihat bahwa PDRB Kabupaten Ngawi

berdasarkan harga konstan tahun 2004 – 2008 selalu mengalami peningkatan dari

tahun ke tahun. Demikian pula setiap lapangan usaha juga mengalami peningkatan

dari tahun ke tahun dan sektor pertanian memberikan kontribusi paling besar pada

PDRB Kabupaten Ngawi.

Tabel 4.4

PDRB Kabupaten Ngawi Pada Tahun Menurut Lapangan Usaha Berdasar Harga Berlaku Tahun 2004 – 2008

(Juta Rupiah)

NO LAPANGAN

USAHA

2004 2005 2006 2007 2008

1. Pertanian 1.241.272,14 1.422.944,90 1.629.981,80 1.843.370,50 2.129.128,28

2. Pertambangan &

penggalian

18.070,32 20.444,39 23.924,26 27.821,13 31.159,67

3. Industri

Pengolahan

206.840,03 243.982,92 275.496,96 306.568,98 354.275,13

4. Listrik, Gas &

Air bersih

21.476,84 27.322,24 31.946,84 36.199,99 44.111,18

5. Konstruksi 141.810,82 172.033,04 202.821,88 243130,70 276.908,89

6. Perdagangan,

Hotel & Restoran

880.924,38 1.049.123,88 1.241.254,87 1.412.591,98 1.610.680,64

7. Pengangkutan &

Kamunikasi

114.710,78 146.204,02 181.477,29 205.072,67 233.711,75

8. Keuangan,

persewaan & Jasa

Perusahaan

161.943,61 188.861,99 218.291,53 243.939,08 273.336,32

9. Jasa-jasa 478.073,09 560.434,44 640.359,59 712.733,97 816.961,22

PDRB Kabupaten

Ngawi

3.265.122,01 3.831.351,83 4.445.555,03 5.031.428,99 5.770.273,06

Sumber: Ngawi Dalam Angka 2010

Page 58: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasar table 4.4 dapat dilihat bahwa PDRB Kabupaten Ngawi

berdasarkan harga berlaku tahun 2004 – 2008 selalu mengalami peningkatan dari

tahun ke tahun. Sektor pertanian masih memberikan kontribusi paling besar pada

PDRB Kabupaten Ngawi, hal ini menunjukkan bahwa pendapatan masyarakat

Kabupaten Ngawi masih didominasi dari sector pertanian.

4.2. Pedagang Kaki Lima

4.2.1. Keberadaan dan Kondisi PKL

Keberadaan Pedagang Kaki Lima di Kabupaten Ngawi terutama di

wilayah ibukota kabupaten tidaklah menjadi pemandangan yang asing bagi

masyarakat. Pedagang Kaki Lima yang biasa berjualan di atas trotoar dengan

menggunakan perlengkapan ala kadarnya seperti sudah menyatu dengan

kehidupan masyarakat Kota Ngawi. Pedagang Kaki Lima di Kota Ngawi banyak

berada di jalan-jalan protokol yang ramai, tempat pemberhentian bus, sepanjang

jalan utama kota, dan terutama di alun-alun Kabupaten Ngawi yang merupakan

salah satu lokasi utama tempat berusaha para Pedagang Kaki Lima.

Sebagian besar PKL di Alun-alun Kabupaten Ngawi adalah masyarakat

lokal hanya beberapa dari mereka yang merupakan pendatang. PKL lokal

cenderung untuk tinggal bersama dengan keluarga besar dengan menantu bahkan

cucu. Sedangkan untuk PKL pendatang hidup dengan menyewa kamar atau

rumah bersama dengan kerabat, tetangga, atau teman yang melakukan kegiatan

sejenis. Hal ini merupakan suatu upaya untuk tetap membina jaringan sosial.

Karena bagi PKL jaringan sosial merupakan hal yang penting yang harus dibina.

Para PKL pendatang lebih banyak meninggalkan keluarganya di kampung

Page 59: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

halaman dengan alasan untuk menekan biaya hidup di perantauan. Mereka akan

pulang secara berkala ke desa untuk meberikan nafkah atau melalui jasa

pengiriman uang melalui Bank.

Dalam hal jam kerja PKL memiliki jam kerja yang tidak menentu dan

cenderung melebihi standart jam kerja yang ditetapkan pemerintah untuk

pekerjaan formal. Banyak PKL yang menghabiskan lebih dari 8 jam untuk bekerja

atau berdagang. Sebagian besar PKL di sekitar Alun-Alun mulai menyiapkan

dagangan pada pukul 11.00 dan berjualan hingga pukul 23.00 (12 jam). Waktu

disesuaikan dengan ijin yang mereka dapatkan dan kebutuhan dari para pembeli.

PKL jenis barang dagangan berupa makanan mulai buka sebelum jam istirahat

makan siang sehingga diharapkan pada saat makan siang mereka bisa melayani

para pegawai kantor atau pekerja di sekitar alun-alun yang melaksanakan istirahat

makan siang. Namun ketika musim hujan, panjangnya waktu berjualan juga

mengalami perubahan. Karena sedikitnya pembeli di musim hujan menyebabkan

mereka harus rela menutup dagangannya lebih awal. Tentu saja hal ini

berpengaruh pada omset penjualan, sehingga mereka menganggap keadaan seperti

ini sebagai “duka”-nya PKL.

Jenis barang dagangan PKL di sekitar alun-alun bermacam-macam mulai

dari makanan, minuman, alas kaki, baju, buku, peralatan rumah tangga dan

mainan anak-anak. Namun sebagian besar dari PKL ini merupakan penjual

makanan dan minuman. Makanan yang menjadi unggulan adalah nasi pecel.

Pedagang nasi pecel dikelompokkan menjadi satu deret berjualan di jalan serong

timur Alun-alun. Disana dapat ditemui tidak kurang dari 7 pedagang nasi pecel.

Page 60: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Selain pedagang nasi pecel juga terdapat pedagang makanan jenis lainnya.

Diujung timur ruas jalan tersebut terdapat pedagang baju, alas kaki serta pedagang

buku. Di ruas jalan tengah alun-alun atau jalan merdeka terdapat PKL dengan

berbagai jenis barang dagangan. Tetapi tetap didominasi oleh pedagang makanan

dan minuman. Sepanjang ruas jalan serong barat alun-alun merupakan tempat

pedagang angkringan dan ruas jalan inilah yang pedagangnya memiliki jam

berjualan paling lama hingga pukul 01.00. Mengingat angkringan merupakan

lokasi favorit masyarakat untuk bergadang atau gadangan. Jenis barang dagangan

PKL di sepanjang Jalan Jaksa Agung Suprapto hampir serupa yaitu putu, intip

ketan, martabak dan tahu goreng.

Berdasarkan data dari dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar jumlah

pedagang kaki lima di sekitar alun-alun sebanyak 70 pedagang. Dari 70 PKL

sejumlah 57 PKL merupakan pedagang dengan jenis dagangan berupa

makanan/minuman. Sehingga bisa dikatakan bahwa 81% PKL di sekitar alun-alun

Ngawi adalah pedagang makanan/ minuman.

Para PKL berjualan menggunakan gerobak dorong atau hanya

mengandalkan alas dari terpal untuk menjajakan barang dagangannya. Untuk

penjual makanan mereka menggunakan gerobak, beberapa buah kursi dan meja

serta tikar sebagai alas para pembeli yang lebih menyukai menikmati makanan

dengan lesehan. Peralatan berdagang mereka yang terbilang sederhana dapat

dipindahkan sewaktu-waktu dan dibersihkan sehingga ketika mereka selesai

berdagang lokasi yang dipergunakan menjadi bersih kembali.

Page 61: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PKL di sekitar alun-alun Ngawi mendirikan sebuah paguyuban dengan

nama Paguyuban Guyub Rukun. Pendirian paguyuban tersebut dilatar belakangi

oleh perasaan senasib yang mereka miliki. Paguyuban tersebut merupakan wadah

bagi para PKL untuk saling bertukar informasi, mempermudah koordinasi,

miningkatkan rasa kekeluargaan dan menjalin kerukuan antar PKL. Paguyuban

tersebut beranggotakan 43 PKL yang tesebar di sekitar alun-alun. Sifat dari

paguyuban ini adalah terbuka, sehingga kepada siapapun PKL yang berjualan

disekitar alun-alun Ngawi dapat menjadi anggota. Serta tidak ada keharusan bagi

PKL di sekitar alun-alun untuk menjadi anggota paguyuban.

Kegiatan dari paguyuban terdiri dari kegiatan rutin dan insidental. Kegitan

rutin antara lain pertemuan anggota dilanjutkan arisan sebulan sekali dan kerja

bhakti membersihkan lingkungan sekitar alun-alun Ngawi tiga bulan sekali.

Kegiatan insidental berupa koordinasi dengan satuan kerja terkait (Satpol PP,

Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar, serta Dinas Koperasi dan UMKM)

menenai kebijakan menyangkut PKL, serta mengikuti pelatihan-pelatihan untuk

meningkatkan kompetensi anggota.

Pada Tahun 2010 telah berdiri Koperasi Simpan Pinjam Laskar Kaum

Mandiri yang merupakan koperasi bagi PKL di sekitar alun-alun Kabupaten

Ngawi. Pendirian Koperasi tersebut diprakarsai oleh Paguyuban Guyub Rukun,

sehingga anggota paguyuban dapat dipastikan merupakan anggota Koperasi.

Namun belum tentu anggota koperasi adalah anggota paguyuban PKL. Pendanaan

koperasi bersumber dari dana hibah pemerintah Kabupaten Ngawi TA 2010.

Adapun kegiatan usaha dari koperasi tersebut antara lain:

Page 62: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Menghimpun simpanan koperasi berjangka dan tabungan koperasi dari

anggota dan calon anggotanya, koperasi lain dan atau anggotanya

b. Memberikan pinjaman/modal kepada anggota, calon anggota, UKM,

koperasi lain dan atau anggotanya.

4.2.2. Kebijakan Pemerintah dalam Menangani PKL

Kebijakan pemerintah Kabupaten Ngawi tentang PKL tertuang dalam

Peraturan Bupati Ngawi No 11 Tahun 2007 tentang Lokasi dan Relokasi

Pedagang Kaki Lima. Dalam Peraturan Bupati tersebut disebutkan bahwa

Pedagang Kaki Lima adalah pedagang yang melakukan usaha perdagangan

dan/atau jasa dengan menggunakan sarana atau peralatan yang dapat digerakkan

atau dipindahkan sewaktu-waktu yang menempati lahan terbuka maupun tertutup

pada fasilitas umum maupun di lokasi yang telah ditentukan oleh Pemerintah

Daerah.

Dalam Peraturan Bupati tersebut diatur kewajiban, hak dan larangan bagi

Pedagang Kaki Lima. Adapun kewajiban Pedagang Kaki Lima adalah:

a. Menjaga ketertiban, keamanan,kesehatan, kebersihan, keindahan serta

menjaga fungsi fasilitas umum sehingga dapat berfungsi sebagaimana

mestinya

b. Mengemas dan memindahkan peralatan dan dagangannya dari lokasi

tempat usahanya setelah melakukan kegiatan usahanya

Page 63: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Memberikan akses jalan yang menuju bangunan atau tanah yang

berbatasan langsung dengan jalan, apabila melakukan usaha di daerah

milik jalan.

Pedagang Kaki Lima berhak untuk:

a. Mendapatkan perlindungan hukum dalam menjalankan usahanya

b. Menempati lokasi perdagangan yang ditentukan

Setiap Pedagang Kaki Lima dilarang:

a. Melakukan kegiatan usaha yang secara nyata dilarang oleh peraturan

perundang-undangan yang berlaku

b. Melakukan kegiatan usaha dengan mendirikan tempat usaha yang

bersifat permanen atau semi permanen

c. Melakukan kegiatan usaha yang dapat menimbulkan permasalahan

kebersihan, keindaan, ketertiban, keamanan, dan kenyamanan serta

pencemaran lingkungan

d. Melakukan kegiatan usaha dengan cara merusak dan/atau merubah

fungsi dan bentuk trotoar, fasilitas umum dan/atau bangunan

sekitarnya.

Kegiatan usaha Pedagang Kaki Lima pada dasarnya dapat dilakukan di

seluruh wilayah kabupaten Ngawi. Wilayah Kabupaten Ngawi disini digolongkan

menjadi dua yaitu:

1. Disekitar area Lapangan Merdeka (Alun-alun)

2. Diluar area Lapangan Merdeka

Page 64: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam peraturan bupati tersebut dijelaskan bahwa Para Pedagang Kaki

Lima dapat melakukan kegiatan usahanya di atas trotoar setelah pukul 16.00 WIB

dan segera mengemasi atau memindahkan barang dagangannya pada pukul 01.00

WIB, sehingga trotoar dalam keadaan bersih dan dapat difungsikan kembali

sebagaimana mestinya.

Dari Isi Peraturan Bupati No 11 Tahun 2007 terlihat jelas bahwa

pemerintah Kabupaten Ngawi mengakui bahwa keberadaan Pedagang Kaki Lima

adalah hak masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga

dirasa perlu adanya aturan dalam rangka menertibkan keberadaan Pedagang Kaki

Lima tersebut. Selain dari segi aturan arah kebijakan pemerintah daerah terhadap

PKL adalah pemberdayaan dalam artian pembinaan terhadap PKL yang sudah ada

dan bukan pada arah pelestarian dan peningkatan PKL.

Pembinaan PKL berada pada leading sector Dinas Perdagangan dan

Pengelolaan Pasar, Dinas Koperasi dan UMKM serta Satuan Pamong Praja.

Untuk pembinaan secara berkala dilakukan dalam tiga bulan sekali dengan agenda

musyawarah bersama membahas permasalahan atau kesulitan yang mengemuka

dan dihadapi oleh para PKL. Bantuan untuk para PKL juga mulai mengalir baik

dari pusat maupun dari pemerintah daerah sendiri. Bantuan dari pusat berasal dari

Kementrian Perdagangan berupa Tenda untuk berjualan sebanyak 50 buah yang

telah didistribusikan kepada para Pedagang Kaki Lima terutama kepada para

pedagang yang berjualan di sekitar area Lapangan Merdeka (Alun-alun). Dengan

adanya bantuan tenda diharapkan dapat memberikan kesan rapi dengan

keseragaman tenda yang digunakan serta mengurangi kesan kumuh dari PKL.

Page 65: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Bantuan dari pemerintah daerah berupa dana hibah bantuan sosial sebesar

Rp. 30.000.000,- dana tersebut dipergunakan sebagai modal awal pembetukan

Koperasi Laskar Kaum Mandiri yang merupakan koperasi rintisan dari Pedangang

Kaki Lima. Diharapkan dengan sinergi dari berbagai pihak dapat membantu PKL

dalam menjalankan usahanya dengan tetap menjaga keindahan, ketertipan,

keamanan serta kenyamanan Kabupaten Ngawi tanpa merusak tata kota yang

telah ada.

Satuan Polisi Pamong Praja selaku penegak peraturan bertugas untuk

mengawal dilaksanakannya peraturan termasuk dalam hal ini Peraturan Bupati

No. 11 Tahun 2007 tentang Lokasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima. Dalam

implemantasi peraturan tersebut, tidak jarang terjadi pelanggaran dari para

PKL.Upaya yang dilakukan adalah penertiban dimulai dari pemberian teguran

secara lisan, dilanjutkan denga teguran tertulis I, II dan III. Untuk selanjutnya jika

masih belum diperhAtikan dan dilaksanakan akan ada tindakan langsung berupa

pemanggilan serta pembinaan kepada pedagang yang bersangkutan.

4.3. Profil Informan

Informan pada penelitian ini terbagi menjadi tiga golongan yaitu

informan dari Pedagang Kaki Lima, Informan dari Pembeli serta informan dari

dinas terkait dalam hal ini Satuan Polisi Pamong Praja. Pemilihan informan dari

Pedagang Kaki Lima didasarkan pada kriteria-kriteria sebagai berikut:

1. Aktivitas informan sehari-hari benar-benar merupakan pedagang kaki lima

yang berjualan di sekitar alun-alun Kabupaten Ngawi.

Page 66: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Menjadi PKL telah ditekuni oleh informan minimal selama 3 (tiga) tahun

berturut-turut, artinya selama 3 (tiga) tahun mereka tidak pindah-pindah

membuka jenis usaha lainnya.

3. Usia informan paling rendah 25 tahun, dengan pertimbangan pada usia

tersebut mereka sudah cukup pengalaman dalam hidup.

4. Status informan sudah kawin atau pernah kawin.

5. Informan memiliki pengalaman dalam berhubungan dengan berbagai

pihak dalam jaringan usahanya.

6. Informan dapat berkomunikasi dengan baik dengan penulis dan adanya

kesediaan serta kerelaan untuk memberikan informan atau akan

diwawancarai oleh penulis.

Profil informan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pedagang Kaki Lima

No Nama Alamat Jenis

Dagang

Keterangan

1. Sutrisno Lingkungan Krajan

RT 04 RW 01

Kelurahan Ketanggi,

Ngawi

Nasi Pecel Ketua

Paguyuban

2. SukarJo

(Mbah Jo)

Jl. Imam BonJol Gg.

Mawar, RT 03 RW

04 , Kelurahan

Karangtengah, Ngawi

Angkringan Anggota

Paguyuban

3. Atik Jl. TrunoJoyo Gg.

Mayang No.01

Ngawi

Minuman dan

Tempura

Bukan

Anggota

Paguyuban

Page 67: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Pembeli

No Nama Alamat Pekerjaan

1. Deden Jl. Muh. Ilyas No.23 Ngawi PNS

2. Aditya Perumahan Lawu Indah Gg. II

No. 13 Ngawi

Wiraswasta

3. Satuan Polisi Pamong Praja

Sebagai informan dari Satuan Pamong Praja adalah Pegy Yudho, S.STP,

M.Hum selaku Kepala Seksi Operasional.

4. Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar

Sebagai Informan dari Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar adalah

Drs. Setianto selaku Kepala Bidang Perdagangan

4.4. Modal Sosial Pedagang Kaki Lima

Modal Sosial pada Pedagang Kaki Lima akan dilihat dari indikator-

indikator modal sosial yang ada. Merujuk pada (Ridell, 1997 dalam Suharto,

2007), ada tiga parameter modal sosial, yaitu kepercayaan (trust), norma-norma

(norms) dan jaringan-jaringan (networks). Setelah dilakukan penelitian dilapangan

dan dari hasil wawancara kepada informan akan dijabarkan bagaimanakah kondisi

modal sosial pedagang kaki lima dilihat dari parameter yang ada.

4.4.1. Kepercayaan

Seperti dikatakan oleh Fukuyama (2002) kepercayaan merupakan unsur

terpenting dalam modal sosial, dengan kepercayaan orang-orang akan dapat

Page 68: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bekerjasama secara efektif. Kepercayaan pada Pedagang Kaki lima bisa

digolongkan menjadi 2, kepercayaan kepada sesama pedagang serta kepercayaan

kepada pembeli. Kepercayaan kepada sesama pedagang dapat dilihat dari kegiatan

sehari-hari Pedagang Kaki Lima. Salah satu kepercayaan yang terlihat adalah pada

proses pinjam meminjam. Pinjam meminjam dapat berupa meminjam barang

dagangan atau peminjaman uang.

Seperti petikan hasil wawancara dengan Mbah Jo yang mengatakan :

“Pinjam meminjam itu sudah biasa mbak, kalau saya kehabisan barang dagangan karena klarisan (laris) ya pinjam punya tetangga dulu, nanti saya ganti kalau sudah selo (waktu luang). Kalau pinjam uang ya juga pernah, gak bisa selalu njagakne (mengandalkan) koperasi. Karena kebutuhan gak bisa disemayani (ditunda-tunda)”

Pinjam meminjam dapat berupa barang atau uang. Meminjam barang

sudah merupakan hal biasa bagi para pedagang, karena barang dagangan yang

dipersiapkan oleh pedagang tidak terlalu banyak. Sehingga ketika pembeli ramai

kadang kala harus meminjam barang dagangan terlebih dahulu kepada pedagang

yang lain. Barang yang dipinjam biasanya berupa bahan baku seperti gula, kopi,

atau mie instan yang biasanya selalu ada di pedagang yang lain. Pinjam

meminjam uang juga terjadi antar Pedagang Kaki Lima. Para pedagang tidak bisa

hanya mengandalkan koperasi karena kebutuhan tidak bisa diprediksi kapan

datangnya sedangkan uang tidak selalu tersedia di koperasi, salah satu jalan

keluarnya adalah meminjam kepada sesame pedagang.

Fukuyama (2002) berpendapat bahwa kepercayaan adalah pengharapan

yang muncul dalam sebuah komunitas yang berperilaku normal, jujur, dan

kooperatif berdasarkan norma-norma yang dimiliki bersama, demi kepentingan

Page 69: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

anggota yang lain dari komunitas itu. Ada tiga jenis perilaku dalam komunitas

yang mendukung kepercayaan ini, yaitu perilaku normal, jujur dan kooperatif.

Karena kepercayaan sosial, termasuk kejujuran, sangat penting untuk

menumbuhkan kebajikan-kebajikan individual (Fukuyama, 2002).

Membangun kepercayaan pembeli juga merupakan modal bagi pedagang

kaki lima, kepercayaan dibangun dengan menjaga kualitas barang dagangan serta

pernyataan jujur dari para pedagang mengenai kualitas barang dagangannya.

Kepercayaan tersebut akan dijaga demi keberlangsungan hubungan antara

pedagang dengan pembeli. Sehingga jika kepercayaan dapat dibina maka

membuat pedagang memiliki banyak pelanggan tetap, karena jalinan hubungan

pembeli dengan pedagang tidak hanya pemenuhan kebutuhan ekonomi semata

tetapi lebih kepada jalinan kepercayaan antara pedagang dengan pembeli.

Seperti dikatakan Deden

“Saya percaya dengan yang dikatakan pedagang, kalau barangnya bagus bilang bagus kalau kurang bagus bilang kurang bagus. Seperti kemaren pas saya mau beli es degan pedagangnya bilang degannya gak terlalu bagus tapi karena sudah percaya dan hubungan sudah dekat dengan pedagang ya saya tetap beli disitu, gak enak mbak kalau beli di tempat lain. Sungkan, sudah kenal dekat soale.”

4.4.2. Norma

Menurut Soekanto (2002:198) norma-norma masyarakat merupakan

patokan untuk bersikap dan berperilaku secara pantas yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan dasar, yang mengatur pergaulan hidup dengan tujuan untuk

mencapai suatu tata tertib. Norma-norma informal di satu pihak memaksa suatu

Page 70: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perbuatan dan di lain pihak, melarangnya, sehingga secara langsung merupakan

alat agar anggota masyarakat menyesuaikan perbuatan-perbuatannya dengan

norma-norma informal tersebut. Demikian pula kondisi yang ditemui pada

kehidupan PKL di sekitar alun-alun Kabupaten Ngawi. Norma-norma tersebut

telah mampu mengatur pergaulan hidup. Salah satu norma yang melekat erat pada

diri PKL adalah perasaan senasib dan menghargai sesama. Mereka sama-sama

menyadari bagaimana kehidupan PKL dan suka duka sebagai PKL sehingga

timbul kebersamaan dan toleransi yang cukup tinggi.

Salah satu bentuk nyata tindakan dari PKL untuk semakin menumbuhkan

perasaan senasib dan menolong sesama adalah adanya jimpitan. Jimpitan

merupakan kegiatan untuk mengumpulkan uang secara sukarela bagi setiap

anggota paguyuban PKL yang berjualan di lingkungan alun-alun kabupaten

Ngawi. Jimpitan sebesar Rp. 500,- dikumpulkan setiap satu bulan sekali.

Pengumpulan dilakukan bertepatan dengan pertemuan bulanan paguyuban. Dana

jimpitan yang terkumpul akan dimanfaatkan untuk dana sosial apabila sewaktu-

waktu diperlukan oleh anggota paguyuban. Seperti diungkapkan Sutrisno:

“Jimpitan itu iuran sukarela, tidak banyak hanya Rp. 500,- tetapi berkelanjutan setiap sebulan sekali. Dana tersebut nantinya dipakai kalau ada PKL yang sakit atau kena musibah.”

Jimpitan bisa dikatakan merupakan salah satu kearifan lokal yang

bertujuan untuk membantu sesama. Dengan adanya jimpitan bisa terlihat adanya

kepedulian dan rasa memiliki antar sesama PKL. Secara berkelanjutan tentu saja

berpengaruh pada hubungan antar PKL dalam kesehariannya. Karena adanya

Page 71: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kepedulian antar sesama PKL sehingga kerukunan dan situasi kondusif dapat

terjaga.

Dalam hal kebersihan, sudah menjadi kesepakatan bersama antara

pemerintah daerah dan PKL bahwa pedagang diharuskan untuk menjaga

kebersihan tempat dagangannya. Karena merupakan suatu keharusan yang

menyangkut keberlangsungan usaha, dalam hal ini ijin yang diberikan oleh

pemerintah daerah, maka PKL patuh dalam menjalankan peraturan tersebut.

Upaya menjaga kebersihan tidak hanya dilakukan oleh PKL secara individu saja

tetapi juga diagendakan secara bersama-sama. Kerja bakti bersama-sama

dilakukan sebulan sekali pada minggu ketiga. Kerja bakti tersebut juga diikuti

oleh Satpol PP sebagai petugas penegak perda. Tujuan dilaksanakannya kerja

bhakti adalah untuk tetap menjaga kebersihan, keindahan dan kerapian lingkungan

disekitar alun-alun Kabupaten Ngawi, diharapkan dengan kondisi yang nyaman

membuat para pembeli tertarik dan tidak risi untuk membeli di PKL. Dari

kegiatan tersebut dapat disimpulkan adanya kepedulian lingkungan yang dibina

bersama-sama oleh PKL.

Satpol PP selaku penegak perda, mau tidak mau akan ada kalanya

bersinggungan dengan para PKL. Karena tidak semua PKL dapat menaati perda

yang ada. Penertiban PKL juga dilakukan oleh Satpol PP. Pelanggaran yang

sering terjadi adalah PKL menjajakan dagangan di lokasi yang tidak seharusnya

serta memulai berdagang diluar jam yang sudah ditentukan. Upaya penertiban

dimulai dengan teguran scra lisan, apabila tidak dihiraukan oleh PKL maka akan

berlanjut pada teguran tertulis I, teguran tertulis II dan terguran tertulis III.

Page 72: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Apabila belum bisa dilaksanakan oleh PKL maka akan ada tindakan tegas dari

Satpol PP berupa penyitaan gerobak dagangan. Ketika PKL hendak mengambil

gerobak sebelumnya akan diberikan pembinaan oleh Satpol PP. Diharapkan

dengan pembinaan tersebut PKL mengerti dan dapat menjalankan perda yang ada.

Setelah menandatangani surat pernyataan kesanggupan menaati peraturan yang

ada gerobak dapat dibawa kembali.

Dalam praktiknya di lapangan, Satpol PP tidak sekaku aturan yang ada.

Adanya ewuh pakewuh membuat proses dalam penertiban menjadi lebih lunak.

Ewuh pakewuh merupakan istilah dalam bahasa jawa yang bisa diartikan sebagai

rasa sungkan, sikap segan kepada orang lain yang bertujuan untuk menjaga

hubungan, untuk menjaga perasaan orang yang bersangkutan dan untuk menjaga

kedamaian. Ewuh pakewuh tersebut sangat terasa pada waktu Satpol PP

memberikan pembinaan kepada PKL. Apabila ada PKL yang melanggar

ketentuan atau aturan maka Satpol PP lebih bertindak lunak dalam artian

memberikan tenggang waktu yang lebih kepada PKL untuk melaksanakan yang

seharusnya.

Seperti diungkapkan Pegi Yudho, Kasi Operasional Satpol PP Kabupaten

Ngawi:

“Sebenarnya dalam aturan sudah tercantum dengan jelas tindakan apa yang harus dilakukan, tetapi dalam pelaksanaannya di lapangan masih ada ewuh pakewuh. Rasa sungkan kepada para PKL karena kita tahu bahwa itu merupakan usaha mereka untuk mencari nafkah. Sehingga dalam pelaksanaannya lebih kepada pembinaan bukan hukuman. Sehingga diharapkan untuk kedepannya para PKL dapat mengikuti peraturan yang ada.”

4.4.3. Jaringan

Page 73: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Masyarakat yang sehat cenderung memiliki jaringan-jaringan sosial yang

kokoh. Putnam (dalam Suharto, 2007) berargumen bahwa, jaringan-jaringan sosial

yang erat akan memperkuat perasaan kerjasama para anggotanya serta manfaat-

manfaat dari partisipasinya itu. Jaringan pada PKL di sekitar alun-alun Kota

Ngawi terakumulasi pada terbentuknya paguyuban PKL. Tanpa adanya jaringan

yang kuat serta kebersamaan antar PKL maka paguyuban PKL tidak akan

terbentuk.

Setelah terbentuk Paguyuban Guyub Rukun yang beranggotakan sebagian

besar PKL disekitar alun-alun maka jaringan semakin kuat terbentuk. Dengan

adanya struktur organisasi yang jelas maka informasi baik dari pemerintah atau

dari pihak-pihak lain dapat tersaring dan dapat diinformasikan kepada anggota

secara terorganisir. Penyampaian informasi menggunakan fasilitas-fasilitas yang

sudah ada baik melalui pertemuan rutin, dari mulut ke mulut atau dari sms yang

disebarkan secara berantai.

Sutrisno selaku Ketua Paguyuban mengungkapkan:

“Paguyuban ini merupakan suatu media untuk tujuan bersama agar PKL lebih terorganisir, informasi dapat tersaring dan dapat dipertanggung jawabkan. dan utamanya bertujuan untuk menjaga hubungan antar PKL tetap baik, lingkungan tetap aman, menghindari perselisihan sehingga dapat berdagang dengan nyaman.”

Dari ketiga parameter modal sosial tersebut dapat dilihat bagaimana

kondisi modal sosial pada PKL di sekitar alun-alun Kabupaten Ngawi. Modal

Sosial masih terpelihara dengan cukup baik.

4.5. Nilai Ekonomis Modal Sosial Pedagang Kaki Lima

Page 74: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Modal Sosial barulah bernilai ekonomis kalau dapat membantu individu

atau kelompok misalnya untuk mengakses sumber-sumber keuangan,

mendapatkan informasi, menemukan pekerjaan, merintis usaha, dan

meminimalkan biaya transportasi (Tonkiss, dalam Syahyuti, 2008 ). Nilai

ekonomis modal sosial pada PKL di sekitar alun-alun dimulai dari pengambilan

keputusan untuk berdagang. PKL pada umumnya berani untuk memulai usaha

setelah mendapatkan informasi dari saudara, teman atau kerabat. Setelah

mendapatkan informasi yang cukup menjanjikan bahkan mereka rela untuk

melepas pekerjaan lama dan beralih menjadi PKL. Seperti diungkapkan Mbah Jo:

“Dulu saya narik becak, trus karena sering ngopi di angkringan di Jl. A. Yani saya jadi tertarik untuk membuka usaha yang sama. Pertama saya tanya-tanya bagaimana caranya, resiko untung rugi dan modal. Setelah mendapatkan informasi yang cukup saya berani untuk mencoba menjadi PKL, sekarang saya gak jadi tukang becak lagi selain sudah tua saya kecapekan kalau harus kerja dari pagi hingga malam.”

Tidak hanya Mbah Jo, Sutrisno juga menungkapkan jika ide menjadi PKL

berasal dari saudaranya yang telah terlebih dahulu menjadi PKL tetapi di kota

lain. Melihat saudara yang dapat menjalankan usahanya akhirnya Sutrisno berani

mencoba peruntungan sebagai PKL.

“Saya mulai jualan nasi pecel sudah lama, idenya dari teman di Sragen yang sudah terlebih dahulu jualan disana. Dengan modal yang tidak terlalu besar dan mudah untuk dijalankan akhirnya saya mencoba untuk menjadi PKL. Pemilihan lokasi inipun saya meminta bantuan dari teman saya itu. Karena dia lebih berpengalaman, dan akhirnya saya berjualan disini katanya kalau jualan disekitar alun-alun pasti laris soalnya rame, di pusat kota.”

Modal sosial memberikan manfaat ekonomis bagi pelaku ekonomi dalam

pengertian modal sosial sebagai jaringan-jaringan atau hubungan-hubungan sosial

Page 75: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

informal. Modal sosial turut menentukan proses menjadi PKL dan penentuan

lokasi berdagang. Kekerabatan atau kedekatan antar PKL telah membuka jalan

untuk jaringan sosial yang ada dan bermanfaat dalam memperoleh bantuan atau

pinjaman yang bersifat informal, ketika bantuan formal dari pemerintah sangat

terbatas.Modal sosial yang mereka miliki telah menciptakan nilai ekonomi bagi

dirinya.

Bantuan-bantuan tersebut diantaranya adalah pemenuhan modal awal atau

akses terhadap permodalan. Dengan adanya jaringan yang kuat maka pemenuhan

permodalan dapat ikut terbantu. Bu Atik yang memulai usaha PKL dari nol

mendapatkan bantuan modal dari saudaranya.

“Saya bukan asli Ngawi, suami saya yang asli sini. Ketika mau mulai dagang modalnya dari meminjam ke kakak suami saya. Modal itu kami kembalikan dengan cara diangsur. Karena meminjam kepada keluarga sendiri jadi gak pake jaminan juga gak ada bunga. Alhamdulillah sedikit membantu dan usaha bisa jalan sampai sekarang.”

Hubungan baik dengan pembeli juga dapat memberikan manfaat

ekonomis. Berdasar pada pengamatan yang telah dilakukan, jalinan hubungan

antara penjual dengan pembeli tidak hanya pada pemenuhan kebutuhan ekonomi

semata, melainkan juga berperan hubungan emosional diantara penjual dengan

pembeli. Penjual yang telah memiliki langganan akan bersikap layaknya teman

dekat bahkan saudara kepada pembeli langganannya. Ketika keakraban sudah

terjalin dengan baik maka pembeli akan dengan mudah mengungkapkan

keinginan atau ide-idenya untuk memajukan usaha dagang PKL. Bahkan

Page 76: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

informasi peluang usaha lain yang lebih menjanjikan juga bisa diperoleh dari

obrolan-obrolan ringan dengan pembeli.

Bu Atik mengungkapkan bahwa ide untuk menambah jenis barang

dagangan berasal dari pembeli langganannya bahkan resep untuk membuat juga

diperolehnya secara gratis.

“Langganan saya kebanyakan anak muda, anak-anak SMA. Kalau sudah ngumpul rame banget kebetulan anak saya juga seusia dengan mereka jadi sangking akrabnya sudah saya anggap anak sendiri. Harus bisa menyesuaikan diri dengan bahasa dan selera mereka, jadi gaul istilahnya. Hehehehe. Awalnya saya hanya berjualan minuman dan gorengan (angkringan) trus mereka usul gimana kalau jualan tempura juga pasti banyak yang beli. Akhirnya saya memutuskan untuk menjual tempura dan hasilnya memang laris.”

Keakraban itulah yang menjadi pintu gerbang dari keterbukaan informasi

yang bisa di dapat, memang tidak semua informasi yang didapatkan bernilai

ekonomis tetapi keakraban yang terpelihara dengan baik membuat pelanggan

semakin betah dan menginformasikan kepada pembeli lain. Berita dari mulut ke

mulut merupakan media promosi yang tidak membutuhkan biaya. Keuntungan

juga bisa didapat dari promosi gratis ini.

4.6. Implikasi Negatif Modal Sosial Pedagang Kaki Lima

Modal sosial didefinisikan berdasarkan fungsinya dan modal sosial

bukanlah entitas tunggal, malainkan bermacam-macam entitas yang berbeda dan

memiliki dua karakteristik penting: modal sosial berisi struktur sosial dan modal

sosial memfasilitasi tindakan-tindakan tertentu individu dalam strktur tersebut.

Modal sosial diidentifikasi ketika dan jika ia bekerja. Dengan begitu penjelasan

penyebab potensi modal sosial dapat ditangkap hanya melalui efeknya atau modal

Page 77: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sosial merupakan investasi yang tergantung return terhadap individu tertentu

dalam sebuah tindakan. Diluar itu, bahasan konsep modal sosial selama ini

didominasi oleh cara pandang yang terlalu positif. Artinya, menempatkan modal

sosial sebagai variabel yang dapat memberi manfaat bagi kemaslahatan bersama.

Padahal, modal sosial bisa saja menimbulkan implikasi negatif.

Pada PKL di sekitar alun-alun Kabupaten Ngawi juga terdapat implikasi

negatif atau permasalahan yang muncul dengan adanya modal sosial. Modal sosial

yang terbentuk tercermin dari adanya paguyuban PKL. Paguyuban tersebut

merupakan bentuk nyata dari berjalannya modal sosial pada PKL di sekitar alun-

alun Kota Ngawi. Implikasi negatif tersebut berupa terkucilkannya PKL yang

tidak tergabung dalam paguyuban PKL. Terkucilkan disini dalam artian

kurangnya informasi yang dapat mereka akses baik informasi terkait modal usaha,

berita terkini terkait kegiatan yang menyangkut PKL, pelatihan serta bantuan dari

pemerintah. Modal sosial yang kuat pada sesama anggota paguyuban membuat

sebuah batasan antara PKL yang menjadi aggota dengan PKL yang tidak

tergabung dalam paguyuban, meskipun dalam kehidupan sehari-hari hubungan

mereka tetap terjalin dengan baik.

Ada beberapa alasan yang diungkapkan oleh PKL yang tidak menjadi

anggota paguyuban. Mereka menilai pengurus paguyuban bukan merupakan orang

yang kompeten dalam bidangnya. Selain itu mereka tidak ingin terikat dengan

aturan-aturan yang dibuat oleh paguyuban. Seperti diungkapkan ibu Atik

“Saya tidak berminat menjadi anggota paguyuban, karena menurut saya pengurusnya gak bisa ngurus paguyuban. Pengurusnya juga dari PKL, pendidikannya juga rendah. Ya saya tidak percaya saja. Apalagi sama-sama

Page 78: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

nyari duit, pasti masing-masing berusaha mencari keuntungan. Jadi ya sudah, kerja sendiri-sendiri saja.”

Ketika ditanyakan kepada Ketua Paguyuban disampaikan bahwa menjadi

anggota paguyuban bukan suatu kewajiban, setiap PKL berhak untuk memilih

menjadi anggota atau tidak.

“Tidak ada paksaan mau jadi anggota ya monggo (silahkan) gak mau ya gak jadi masalah. Kalau sudah mau jadi anggota paguyuban harus tertib administrasi, kompak dan mematuhi aturan yang sudah dibuat bersama-sama.”

Implikasi negatif muncul ketika PKL yang bukan menjadi anggota

paguyuban kurang mendapatkan informasi bahkan terkesan menjadi saudara tiri

dari PKL yang lain. Hal ini terlihat dari interaksi mereka sehari-hari. Kurang

adanya informasi yang bisa diperoleh para PKL yang bukan menjadi anggota

paguyuban, bahkan terkesan mereka menjadi pesaing dalam berdagang. Sehingga

para PKL yang tidak menjadi anggota paguyuban harus lebih aktif dalam mencari

informasi. Demikian diungkapkan oleh Ibu Atik:

“Resiko gak jadi anggota paguyuban memang ada. Kadang ketinggalan informasi, seperti ada acara-acara besar di Alun-alun gak dikasih tahu jadi persiapan barang dagangan sedikit. Kemaren juga ada bantuan dari pemerintah tapi saya juga gak dapat.”

Bantuan yang dimaksud tersebut merupakan bantuan tenda untuk

berjualan dari Kementerian Perdagangan kepada 50 PKL di seluruh kabupaten

Ngawi. Dari kelima puluh tenda tersebut sebagian besar dibagikan kepada PKL di

daerah Kota sehingga dapat seragam dan memperindah penampilan PKL di Kota

Ngawi. Untuk PKL sekitar alun-alun Kota Ngawi dikoordinasikan dengan

Paguyuban PKL. Karena koordinasi dengan paguyuban dirasakan lebih mudah

Page 79: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengingat sebagian besar PKL di sekitar Alun-Alun Kota Ngawi merupakan

anggota paguyuban. Jadi ketika memperoleh bantuan pasti diutamakan mereka

yang membutuhkan dan menjadi anggota PKL. Seperti diungkapkan bapak

Setianto berikut:

“Untuk pendistribusian bantuan tenda kepada PKL di sekitar alun-alun kota kami koordinasikan dengan ketua paguyuban PKL. Dengan tujuan supaya benar-benar menyasar kepada mereka yang membutuhkan. Tetapi kami juga melakukan cros cek di lapangan apakah sesuai dengan kriteria atau tidak. Selain itu kami juga akan selalu memberikan bantuan secara bergilir, sehingga tidak dimonopoli oleh pihak-pihak tertentu.”

Apabila koordinasi dilakukan dengan ketua Paguyuban maka sudah barang

tentu yang menjadi prioritas utama dari pemberian bantuan adalah kepada mereka

yang menjadi anggota paguyuban. PKL yang tidak menjadi anggota paguyuban

mungkin hanya mendapatkan kuota yang sangat sedikit. Itupun apabila dinas

terkait benar-benar jeli dalam melihat dan menggilir pemberian bantuan.

Page 80: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis dapat menarik

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kondisi Modal Sosial pada Pedagang Kaki Lima di sekitar alun-alun Kota

Ngawi dapat dikatakan masih terjaga dengan baik. Hal ini dapat dilihat

dari parameter-parameter modal sosial yang ada. Kepercayaan yang masih

kuat baik antar sesama Pedagang Kaki Lima, Pedagang Kaki Lima dengan

Pembeli dan pedagang kaki lima dengan Pemeritah. Adanya ewuh

pakewuh dan kepedulian sosial berupa jimpitan serta jaringan yang

berfungsi dengan sangat baik terbukti dengan dibentuknya paguyuban

Pedagang Kaki Lima.

2. Nilai ekonomis modal sosial pada Pedagang Kaki Lima di sekitar alun-

alun Kota Ngawi terdapat mulai dari awal memutuskan untuk berdagang

termasuk dalam urusan penentuan lokasi berjualan, dalam upaya

pemenuhan modal, dalam menjalankan usaha sebagai Pedagang Kaki

Lima dan dalam keputusan untuk meningkatkan usaha.

3. Implikasi Negatif dari modal sosial yang timbul pada Pedagang Kaki Lima

di sekitar alun-alun Kota Ngawi dapat dilihat dari terkucilkannya

pedagang yang tidak menjadi anggota paguyuban, kurangnya akses

informasi bagi Pedagang yang tidak tergabung dalam paguyuban. Bahkan

Page 81: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

untuk pemberian bantuan diutamakan kepada PKL yang menjadi anggota

paguyuban.

5.2. Saran

1. Saran kepada PKL khususnya PKL disekitar alun-alun Kota Ngawi, Modal

sosial yang telah ada hendaknya terus dijaga dan dilestarikan. Beberapa

upaya untuk menjaga modal sosial dengan lebih meningkatkan

kepercayaan, memelihara norma-norma yang ada seperti ewuh pakewuh

dan jimpitan serta lebih intens dalam menyelenggarakan kerja bhakti dan

arisan. Modal sosial bukanlah modal yang akan habis bila dipakai tetapi

akan semakin bermanfaat jika selalu dipergunakan. Apabila modal sosial

dapat terpelihara dengan baik maka nilai ekonomis yang ditimbulkan oleh

modal sosial tersebut juga akan meningkat sehingga diharapkan dapat

meningkatkan pendapatan PKL. Khusus kepada PKL yang belum menjadi

anggota paguyuban akan lebih baik jika ikut bergabung sebagai anggota

paguyuban PKL, agar implikasi negative yang ditimbulkan dari modal

sosial dapat dikurangi.

2. Saran kepada pemerintah daerah Kabupaten Ngawi, perlunya agenda rutin

pertemuan satuan kerja terkait PKL dengan PKL, agar hubungan antara

PKL dengan Pemerintah Daerah dapat terjaga dengan baik. Pemberian

bantuan hendaknya benar-benar memperhatikan sasaran sehingga tidak

timbul kecemburuan sosial dan diharapkan tidak hanya mengandalkan

paguyuban dalam pendistribusian bantuan yang ada.

Page 82: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Ahmad, Ahmaddin. 2002. Redesain Jakarta 2020. Jakarta: Kota Press. Alisjahbana. 2005. Sisi Gelap Perkembangan Kota: Resistensi Sektor Informal

dalam Perspektif Sosiologis. Yogyakarta: Laksbang Pressindo. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Sebagai Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Berutu, Lister (Ed), 2002, Aspek-aspek Kultural Etnis Pakpak; Suatu Eksplorasi tentang Potensi Lokal, Medan: Penerbit Monora.

Djojodipuro, Marsudi, 1992, Teori Lokasi, Jakarta: Lembaga Penerbit fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Fukuyama, Francis, 2002, Trust; Kebijakan Sosial dan Penciptaan Kemakmuran,

Yogyakarta: Penerbit Qalam.

Lawang, Robert MZ. 2005. Kapital Sosial dalam Perspektif Sosiologik: Suatu Pengantar, Cet. 2. Depok: FISIP UI Press.

McGee, T.G. dan Y.M. Yeung. 1977. Hawkers in Southeast Asian Cities: Planning for The Bazaar Economy. Ottawa: International Development Research Centre.

Moleong, Lexy J.2004. Metode Penelitian Kualiatif. Cetakan kesepuluh. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia.

Putnam, R. 1993. The Prosperous Community- Social capital and Public Life. American Prospect (13): 35-42 (Dalam The World Bank 1998. Hal 5-7)

Silalahi, Ulber. 2006. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Unpar Press.

Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada.

Suharto, Edi. 2007. Modal Sosial dan Kebijakan Publik. Bandung : Alfabet. Tonkiss., F.2000. Trust, Social Capital and economy. Dalam F Tonkiss dan A

Parsey (eds). Trust and Civil Society. New York: St. Martin’s.

Page 83: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Yustika, Ahmad Erani. 2006. Ekonomi Kelembagaan: Definisi, Teori, dan Strategi. Malang: Bayumedia

Jurnal / Hasil Penelitian:

Baldacchino, Godfrey. January 2005. The Contribution of Social Capital to Economic Growth: Lessons from Island Juridictions. The Round Table Vol 94, No.1, 31-46

Brata, Alosius Gunadi. 2004. Nilai Ekonomis Modal Sosial Pada sektor Informal Perkotaan. Jurnal Lembaga Penelitian Universitas Atma Jaya.

Fafchamps, Marcel dan Bart Minten. April 1999. Social Capital and the Firm, Eviden from Agricultural Trade. http//www.appropriate-economics.org/materials/social_capital_and_the_firm.pdf.

Glaeser, Edward L, dkk. June 2000. The Economic Approach to Social Capital. NBER Working Paper No. 7728. JEL No. D0,J0,R0

Gustriadi, Noviar. 2005.Modal Sosial Pedagang Kaki Lima. Studi Kasus Dua Pedagang Kaki Lima di Pasar Tradisional Flamboyan dan Dahlia Kota Pontianak. Tesis tidak diterbitkan. Pascasarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial Konsentrasi Pembangunan Sosial Uiversitas Indonesia.

Lubis, Zulkifli, B, dan Fikarwin Zuska, 2001, Resistensi, Persistensi dan Model

Transmisi Modal Sosial dalam Pengelolaan Sumber Daya Milik Bersama, Laporan Penelitian, Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia

Portes, Alejandro, 2000, The Two Meanings of Social Capital, Sociological Forum, Vol. 15.

Santoso, Slamet. 2007. Peran Modal Sosial Terhadap Perkembangan Pedagang Kaki Lima di Ponorogo. Aspirasi, Vol. XVII No. 1, Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Syahyuti. Juli 2008. Peran Modal Sosial (Social Capital) Dalam Perdagangan Hasil Pertanian. Forum Penelitian Agro Ekonomi. Volume 26 No. 1. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertaniaan Bogor.

Widjajanti, Retno, 2000, Penataan Fisik Pedagang Kaki Lima pada Kawasan Komersial di Pusat Kota, Studi Kasus : Simpang Lima Semarang, Tesis tidak diterbitkan, Magister Teknik Pembangunan Kota Institut Teknologi Bandung

World Bank. 2000. World Development Report 1999/2000: Entering the 21st Century. New York: Oxford University Press

Page 84: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

World Bank. 2006. Social Capital in Economics, Trade and Migration. http//www.worldbank.org/WBSITE/EXTERNAL/TOPICS/EXTSOCIALDEVELOPMENT/EXTTSOCIALCAPITAL

Artikel:

BPS Prov. Kepulauan Riau. Konsep dan definisi angkatan kerja. http://kepri.bps.go.id/konsep-dan-definisi-angkatan-kerja/#ixzz17cMiYXSB

Kabari Bos online. Analisis Permasalahan dan Pemetaan Kebutuhan ModalSosial Ekonomi Pedagang Kaki Lima. Diambil 2011, 3 September, dari http://siap-bos.blogspot.com/2009/05/analisis-permasalahan-dan-pemetaan.html

Pikiran Rakyat, 22 Februari 2005, Membincangkan Modal Sosial (1)

Marfai, Aris. 2005. Angkringan, Sebuah Simbol Perlawanan. URL artikel: http://www.penulislepas.com

Ramelan, Rahadi. 2002. Menyikapi Modal Asing: Bagian Pertama dari Dua Tulisan. http//www.leapidea.com/presentation>id=41. 19 September 2011

Dokumen:

Peraturan Bupati Ngawi Nomor 11 Tahun 2007 tentang Lokasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima.

Badan Pusat Statistik Ngawi, Ngawi Dalam Angka 2010.

Page 85: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LAMPIRAN I

PEDOMAN WAWANCARA

1. Pedagang Kaki Lima A. Data Informan

1. Siapakah nama anda atau nama panggilan anda sehari-hari? 2. Berapakah umur anda sekarang, apakah anda asli penduduk Ngawi dan

dimana anda tinggal? 3. Bagaimanakah latar belakang pendidikan anda? 4. Apakah anda sudah menikah, siapa saja anggota keluarga anda tersebut? 5. Apa jenis usaha kaki lima anda? 6. Sudah berapa lama anda menjadi pedagang kaki lima, sebelum anda usaha

seperti sekarang ini, apa saja usaha anda atau anda bekerja sebagai apa sebelumnya?

7. Bagaimana anda melakukan aktivitas usaha ini mulai dari awal anda berangkat dari rumah hingga pulang ke rumah?

B. Modal Sosial Pedagang Kaki Lima 1. Bagaimanakah anda memulai usaha PKL? 2. Darimanakah anda mendapat informasi dan modal usaha untuk menjadi

PKL? 3. Pertimbangan apa yang anda pergunakan dalam memilih lokasi

berdagang? 4. Apakah ada pihak keluarga yang ikut membantu anda dalam berusaha

setiap hari? 5. Apakah anda turut serta menjadi anggota paguyuban PKL , dampak apa

yang anda rasakan? 6. Apakah anda pernah meminjam barang/uang kepada PKL yang lain?

Bagaimanakah prosedurnya? 7. Apakah anda pernah membantu PKL yang lain? 8. Apakah ada kegiatan arisan atau yang lain untuk memupuk kebersamaan

sesama PKL? 9. Bagaimanakah hubungan anda dengan PKL yang tidak menjadi anggota

paguyuban? 10. Apakah ada perbedaan hubungan dengan PKL yang tidak menjadi anggota

paguyuban? 11. Pernahkah anda mendapat bantuan/kredit modal usaha dari pemerintah? 12. Bagaimanakah hubungan anda dengan pembeli, dan usaha apakah yang

anda lakukan agar pembeli bisa menjadi langganan anda?

Page 86: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13. Bagaimanakah hubungan anda dengan pemerintah (satpol pp dan dinas pasar) apakah pernah terjadi benturan dan bagaimanakah penyelesaiaannya?

14. Bagaimanakah pendistrubusian bila ada bantuan dari pemerintah (tenda)? 15. Upaya apakah yang anda lakukan agar anda tetap diperbolehkan menjadi

PKL? 16. Apakah kendala/permasalahan yang timbul ketika anda menjadi PKL? 17. Apakah ada pungutan liar bagi PKL disekitar alun-alun?

2.Pembeli

A. Data Informan 1. Siapakah nama anda dan berapa usia anda? 2. Apakah pekerjaan anda? 3. Dimanakah anda tinggal?

B. Modal Sosial PKL 1. Apakah anda mengenal dengan baik PKL ? 2. Apakah anda puas dengan pelayanan yang diberikan oleh PKL? 3. Apakah anda percaya dengan kualitas barang yang diungkapkan oleh

PKL? 4. Mengapa anda memilih membeli/berbelanja di PKL? 5. Apakah anda berlangganan membeli kepada PKL tertentu? 6. Bagaimanakah pendapat anda mengenai hubungan PKL dengan sesama

PKL?

3.Pemda ( Satpol PP dan Dinas Pasar )

1. Bagaimanakah arah kebijakan Pemda Ngawi terhadap perkembangan PKL di Kabupaten Ngawi?

2. Pernahkah ada konflik terkait PKL di Kabupaten Ngawi? 3. Bagaimanakah upaya yang dilakukan pemerintah daerah untuk tetap

menjaga ketertiban dan keamanan terkait PKL? 4. Apakah pernah ada upaya penertiban PKL yang dilakukan oleh Pemda? 5. Bagaimanakah sikap dari PKL terhadap upaya penertiban atau

pelaksanaan aturan-aturan terkait dengan PKL? 6. Apakah upaya yang dilakukan pemerintah daerah dalam rangka membatasi

perkembangan PKL di Kabupaten Ngawi? 7. Bagaimanakah hubungan PKL dengan pemerintah daerah terutama dengan

satker terkait? 8. Apakah ada bantuan/kredit modal yang diberikan kepada PKL? 9. Bagaimanakah teknis pendistribusian bantuan tenda kepada PKL?

Page 87: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LAMPIRAN II

TRANSKRIP WAWANCARA

2. Pedagang Kaki Lima

Nama Informan Sutrisno

Hari/tanggal Sabtu, 22 Oktober 2011, Minggu, 23 Oktober 2011, Kamis, 27 Oktober 2011

Waktu 16.00 – 17.30 WIB

Tempat Lapak Dagangan Sego Pecel di sekitar alun-alun Ngawi

No Pertanyaan Jawaban 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Siapakah nama anda atau nama panggilan anda sehari-hari? Berapakah umur anda sekarang, apakah anda asli penduduk Ngawi dan dimana anda tinggal? Bagaimanakah latar belakang pendidikan anda? Apakah anda sudah menikah, siapa saja anggota keluarga anda tersebut? Apa jenis usaha kaki lima anda? Sudah berapa lama anda menjadi

Nama saya Sutrisno, teman-teman biasa manggil (memanggil) Tris atau pak Trisno Umurnya sudah banyak mbak, hehehehe 43 Tahun. Alamat rumah di Krajan , masuknya Kelurahan Ketanggi RT 04 RW 01. Pendidikan sampai SMA mbak, dulu gak ada biaya untuk melanjutkan kuliah. Jaman dulu yang kuliah jarang sekali. Jadi ya cukup SMA trus nikah mbak. Sudah mbak, saya tinggal bersama istri dan 3 orang anak. Istri saya ibu rumah tangga. Dia asli Ngawi juga, anak pertama sudah lulus SMA, sekarang sedang cari kerja. Anak kedua masih SMA yang terakhir masih SD mbak. Rencananya cuma punya 2 anak, eh malah dapat kuncritan. Yang saya jual utamanya Nasi pecel, ada juga berbagai macam gorengan dan minuman,degan juga ada disini mbak. Biasanya pembeli kalau sudah makan

Page 88: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7. 8. 9. 10. 11. 12.

pedagang kaki lima, sebelum anda usaha seperti sekarang ini, apa saja usaha anda atau anda bekerja sebagai apa sebelumnya? Bagaimana anda melakukan aktivitas usaha ini mulai dari awal anda berangkat dari rumah hingga pulang ke rumah? Bagaimanakah anda memulai usaha PKL? Darimanakah anda mendapat informasi dan modal usaha untuk menjadi PKL? Pertimbangan apa yang anda pergunakan dalam memilih lokasi berdagang? Apakah ada pihak keluarga yang ikut membantu anda dalam berusaha setiap hari? Apakah anda turut serta menjadi

nasi pecel minumnya es degan. Nyamleng mbak. Saya dulu bekerja jadi buruh pabrik di Jakarta, trus waktu itu ada PHK mbak. Karena termasuk buruh baru saya dipecat. Saya trus pulang kampong dan jadi PKL ini, sudah ada sepuluh tahunan. Dari rumah berangkat jam 10an, membawa semua barang dagangan tentu saja sama istri dan kadang di bantu anak-anak. Tdasar dagangan, nanti pas jam istirahat pegawe dah siap dagangannya. Buka biasanya sampe jam 10 malam mbak. Setelah saya di PHK, lalu pulang ke Ngawi luntang-luntung ga karuan trus saya mikir coba usaha apa yang ga susah-susah tapi banyak peminatnya, akhirnya saya nekat buka warung sego pecel ini mbak, lha tak piker klo cuman bikin pecel aja saya sendiri kan juga bias, apalagi pecel kan sudah jadi makanan sejuta umat yg familier dan banyak penggemarnya di daerah sini Saya mulai jualan nasi pecel sudah lama, idenya dari teman di Sragen yang sudah terlebih dahulu jualan disana. Dengan modal yang tidak terlalu besar dan mudah untuk dijalankan akhirnya saya mencoba untuk menjadi PKL. Pemilihan lokasi inipun saya meminta bantuan dari teman saya itu. Karena dia lebih berpengalaman, dan akhirnya saya berjualan disini katanya kalau jualan disekitar alun-alun pasti laris soalnya rame, di pusat kota. Modalnya saya dapat dari pinjam ke saudara, sedikit-sedikit saya saur dari hasil berdagang ini. Kalo saya milih lokasi yang pasti ya sing rame, strategis dan banyak yang mengunjungi mbak

Page 89: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13. 14. 15. 16. 17 18.

anggota paguyuban PKL , dampak apa yang anda rasakan? Apakah anda pernah meminjam barang/uang kepada PKL yang lain? Bagaimanakah prosedurnya? Apakah anda pernah membantu PKL yang lain? Apakah ada kegiatan arisan atau yang lain untuk memupuk kebersamaan sesama PKL? Bagaimanakah hubungan anda dengan PKL yang tidak menjadi anggota paguyuban? Pernahkah anda mendapat bantuan/kredit modal usaha dari

Ya yang pasti istri saya mbak, dan anak pertama saya sambil nyari-nyari kerja ya bantuin bapaknya buka warung Paguyuban ini merupakan suatu media untuk tujuan bersama agar PKL lebih terorganisir, informasi dapat tersaring dan dapat dipertanggung jawabkan. dan utamanya bertujuan untuk menjaga hubungan antar PKL tetap baik, lingkungan tetap aman, menghindari perselisihan sehingga dapat berdagang dengan nyaman Tidak ada paksaan mau jadi anggota ya monggo (silahkan) gak mau ya gak jadi masalah. Kalau sudah mau jadi anggota paguyuban harus tertib administrasi, kompak dan mematuhi aturan yang sudah dibuat bersama-sama. Dampak yang saya rasakan ya lebih dekat dengan pedagang lain. Kekeluargaannya erat mbak, gak ketinggalan informasi, bias dapat bantuan modal juga, kan ikut koprasi juga mbak. Kalau barang sudah biasa mbak, taopi kalau uang jarang pinjam ke sesame PKL kalau gak ke Koperasi yak e saudara saja. Biasane sesama pedagang pas saya butuh mereka juga lagi butuh. Ngepasi. hehehehe Ya yang namanya sama-sama cari makan, cari nafkah ya harus saling bantu membantu mbak, sebagai contoh misalnya es saya habis saya bias nempil es ke warung sebelah Jimpitan itu iuran sukarela, tidak banyak hanya Rp. 500,- tetapi berkelanjutan setiap sebulan sekali. Dana tersebut nantinya dipakai kalau ada PKL yang sakit atau kena musibah. Ada arisan juga, sebuklan sekali pas pertemuan rutin paguyuban mbak

Page 90: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19. 20. 21. 22. 23.

pemerintah? Bagaimanakah hubungan anda dengan pembeli, dan usaha apakah yang anda lakukan agar pembeli bisa menjadi langganan anda? Bagaimanakah hubungan anda dengan pemerintah (satpol pp dan dinas pasar) apakah pernah terjadi benturan dan bagaimanakah penyelesaiaannya? Bagaimanakah pendistrubusian bila ada bantuan dari pemerintah (tenda)? Upaya apakah yang anda lakukan agar anda tetap diperbolehkan menjadi PKL? Apakah kendala/permasalahan yang timbul ketika anda menjadi PKL?

Perbedaan hubungan yang mencolok sich gak ada ya mbak, biasa-biasa aja. Rata-rata tetap baik namanya tiap hari ketemu, sama-sama nyari duit. Tapi memang beda mbak, kalau sesame anggota paguyuban terasa lebih guyub, lebih dekat saja. Apalagi sering curhat, crita-crita waktu pertemuan jadinya lebih merasa senasib. Dapatnya ya dari koperasi itu mbak, itukan modalnya juga dari pemerintah. Jadi kalau kita pinjam ke koperasi ya sama aja bantuan dari pemerintah juga. Kalau yang langsung ke dinas malah belum mbak. Hubungannya baik mbak, ramah itu kunci utama trus saya juga sering ngapalne nama langganan saya. kalau hapal namanya itu rasanya lain, jadi lebih dekat. Trus saya juga berusaha untuk tidak mengecewakan langganan mbak. Hubungan baik mbak,dengan satpol baik. Meskipun kadang-kadang ada pedagang yang bandel trus ditegur satpol malah jadi rame. Tapi ya gak rame sekali mbak. Selalu bias diselesaikan dengan kekeluargaan. Gak sampek demo-demo kayak di tipi-tipi itu mbak. Buat apa demo, wong nyari duit kok ndadak rame. Kalau kita patuh aturan gak bandel-bandel banget satpolnya juga gak akan ngetati. Rasane ewuh pakewuh mbak. Jadi ya sama-sama menjaga saja. Untuk pendistribusian bantuan tenda kepada PKL di sekitar alun-alun diutamakan kepada anggota paguyuban yang benar-benar membutuhkan dan sesuai sasaran. Jika anggota paguyuban sudah mendapatkan semua baru dikasih ke PKL lain yang memang membutuhkan.

Page 91: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Apakah ada pungutan liar bagi PKL disekitar alun-alun?

Yang pasti mengikuti aturan yang sudah ada mbak. Itu saja kuncinya, kalau kita mematuhi aturan gak ada alasan kita gak boleh dagang. Permasalahannya modal mbak, kalau dapat tambahan modal dari pemerintah lebih bagus lagi. Usaha bias berkembang. Hehehehe Kalau masalah dengan sesame PKL jarang mbak, paling ya masalah sepele saja. Diselesaikan secara kekeluargaan pasti beres. Dulu memang marak adanya pungli, tetapi setelah terbentuk paguyuban pungli jadi berkurang. Karena kami menjadi lebih terorganisir. Kalau ada apa-apa ya getok tular ke sesama PKL. Termasuk masalah keamanan. Kami bertanggung jawab atas keamanan kami sendiri. Tidak bisa mengandalkan petugas (satpol) karena mereka tidak ada yang khusus menjaga PKL. Jadi kami saling menjaga satu sama lain. Pernah mengeluh masalah pungli dan memang di tangani, meskipun kadang-kadang masih ada. Jika ditemukan kami langsung lapor ke pak pegy.

Nama Informan Sukarjo

Hari/tanggal Rabu, 19 Oktober 2011, Sabtu, 22 Oktober 2011, Kamis, 27 Oktober 2011

Waktu 18.00 – 20.30 WIB

Tempat Lapak Dagangan Angkringan di sekitar alun-alun Ngawi

Page 92: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

No Pertanyaan Jawaban 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Siapakah nama anda atau nama panggilan anda sehari-hari? Berapakah umur anda sekarang, apakah anda asli penduduk Ngawi dan dimana anda tinggal? Bagaimanakah latar belakang pendidikan anda? Apakah anda sudah menikah, siapa saja anggota keluarga anda tersebut? Apa jenis usaha kaki lima anda? Sudah berapa lama anda menjadi pedagang kaki lima, sebelum anda usaha seperti sekarang ini, apa saja usaha anda atau anda bekerja sebagai apa sebelumnya? Bagaimana anda melakukan aktivitas usaha ini mulai dari awal anda berangkat dari rumah hingga pulang ke rumah? Bagaimanakah anda memulai usaha PKL?

Disini biasa diundang (dipanggil) Mbah Jo kalau nama lengkapnya Sukarjo Umur saya…. Berapa ya mbak? Ya ada kalau 58 tahunan. Tinggal di Gang Mawar Jl. Imam Bonjol, RT 03 RW 04 Kelurahan Margomulyo. Cuma SD mbak, itu pun mrotol (putus) gak sampe lulus kok. Penting dah bisa moco nulis (baca tulis) sama etung-etung (berhitung). Sudah, istri saya orang Magetan tinggalnya ikut saya disini. Anak saya 2. Yang mbarep sudah nikah sama orang Geneng, yang kedua masih nganggur. Semuanya tinggal sama saya mbak jadi satu, umpeg-umpekan (berdesak-desakan). Anak saya belum bisa buat rumah, kalau ngontrak saya kasihan ya biar sumpek (sesak) asal ayem (tenteram) gak papa mbak. Namanya warung angkringan jualannya ya wedang kopi, wedang teh, es marimas, es Nescafe, es susu. Banyak jenis minumannya, tempe goreng sama sego kucing. Sudah lebih dari 5 tahun mbak, Dulunya narik becak mbak, udah gak kuat lagi sekarang jadi pedagang angkringan. Kalo yang namanya angkringan ya kita biasa buka menjelang malam mbak, siap-siap barang dagangan dari sore jam-jam ashar, lalu berangkat gelar lapak bar maghrib, nek pulangnya ya ga tentu, kadang kalo laris jam 12-an sudah kukut, tapi kalo pelanggan masih betah cangkruk-an ya ditunggu sampai cangkrukan-nya bar.

Page 93: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10. 11. 12. 13. 14.

Darimanakah anda mendapat informasi dan modal usaha untuk menjadi PKL? Pertimbangan apa yang anda pergunakan dalam memilih lokasi berdagang? Apakah ada pihak keluarga yang ikut membantu anda dalam berusaha setiap hari? Apakah anda turut serta menjadi anggota paguyuban PKL , dampak apa yang anda rasakan? Apakah anda pernah meminjam barang/uang kepada PKL yang lain? Bagaimanakah prosedurnya?

Karena awak yang ga mendukung untuk narik becak ae, saya coba cari penghasilan lewat jalan lain, lha kebetulan anak-anak muda sini hobinya cangkrukan dan modalnya juga ga besar-besar amat, terjangkau akhirnya saya modal nekat aja mbak buka angkringan ini, ya syukur ternyata angkringannya juga lumayan hasilnya, minimal ada pelanggan tetap lah dari anak-anak muda sini juga klub motor ada pula yg angkringan sini dijadikan arena mangkal Dulu saya narik becak, trus karena sering ngopi di angkringan di Jl. A. Yani saya jadi tertarik untuk membuka usaha yang sama. Pertama saya tanya-tanya bagaimana caranya, resiko untung rugi dan modal. Setelah mendapatkan informasi yang cukup saya berani untuk mencoba menjadi PKL, sekarang saya gak jadi tukang becak lagi selain sudah tua saya kecapekan kalau harus kerja dari pagi hingga malam. Modalnya dari nyelengi hasil saya narik becak mbak, sedikit-sedikit terkumpul akhirnya bias buka. Modalnya juga gak banyak kok mbak Lha kalo saya ya mestine yg rame mbak Istri saya mbak, selalu menemani dari bukak dasar sampe kukut Ikut mbak, lebih guyub, kekeluargaan. Trus kalau kumpul bias cerito-crito. Kalau ada masalah ya dibantu. Trus kalau ada bantuan dari pemerintah ada yang ngurusne mbak, jadi gak perlu repot-repot. Pinjam meminjam itu sudah biasa mbak, kalau saya kehabisan barang dagangan

Page 94: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.

Apakah anda pernah membantu PKL yang lain? Apakah ada kegiatan arisan atau yang lain untuk memupuk kebersamaan sesama PKL? Apakah ada perbedaan hubungan dengan PKL yang tidak menjadi anggota paguyuban? Pernahkah anda mendapat bantuan/kredit modal usaha dari pemerintah? Bagaimanakah hubungan anda dengan pembeli, dan usaha apakah yang anda lakukan agar pembeli bisa menjadi langganan anda? Bagaimanakah hubungan anda dengan pemerintah (satpol pp dan dinas pasar) apakah pernah terjadi benturan dan bagaimanakah penyelesaiaannya?

karena klarisan (laris) ya pinjam punya tetangga dulu, nanti saya ganti kalau sudah selo (waktu luang). Kalau pinjam uang ya juga pernah, gak bisa selalu njagakne (mengandalkan) koperasi. Karena kebutuhan gak bisa disemayani (ditunda-tunda). Gak ada syaratnya mbak, yang penting percaya saja. Ya sesama wong dodolan, cari makan susah ya lebih baik saling tulung mbak, apalagi rata-rata kan kita juga bertetangga, asalnya orang dekat-dekat sini juga Ada mbak, ada arisan ada jimpitan juga. Trus juga ada kerja bhakti bareng-bareng sebulan sekali. Gak ada bedanya mbak, sama aja. Sama-sama cari uang, bedanya saya ikut klumpukan mereka tidak. Trus saya jimpitan mereka tidak. Asal mereka baik ya kita juga baik ke mereka. Ya itu kan sudah pilihan mereka, kalau jadi anggota paguyuban enak mbak kalau ada apa-apa banyak yang nyengkuyung. Kan sudah seperti keluarga. Bantuannya ya dapat tenda mbak, buat dagangan. Disragamne biar kelihatan bagus katanya. Memang bagus tapi gak semuanya yang dapat. Kalau kredit usaha belum ada mbak. Dapatnya ya dari koperasi itu. Angkringan itu tempat nongkrong, ngumpul-ngumpul dan crito-rito mbak. Biasanya yang nongkrong sudah sama-sama kenal, seperti satu perkumpulan atau satu tempat kerja. Saya ya ramah mbak, melayani apa yang mereka inginkan trus kuncinya agkringan itu sabar. Sabar nunggu yang cangkruk. Saya gak mungkin nyuruh mereka bubar kalau memang mereka belum pingin bubar.

Page 95: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23.

Bagaimanakah pendistrubusian bila ada bantuan dari pemerintah (tenda)? Upaya apakah yang anda lakukan agar anda tetap diperbolehkan menjadi PKL? Apakah kendala/permasalahan yang timbul ketika anda menjadi PKL? Apakah ada pungutan liar bagi PKL disekitar alun-alun?

Meskipun sampai malam ya tetap ditunggu, kalau mereka betah minumnya nambah, jajanannya bias habis juga mbak. hehehehe Hubungan ya baik, kalau ditegur satpol ya manut. Memang melanggar ya sadar diri, saya orangnya gak mau repot mbak. Dari pada angel-angel ndang manut ngko lak beres dewe. hahahahaha Saya gak tahu mbak, yang ngurus dari dinas sama perwakilan paguyuban. Ya pak tris dkk. Saya kan anggota paguyuban ya saya percayakan ke mereka saja. Gak mau repot mbak. Manut mbak, manut aturan trus jaga kebersihan. Intinya itu saja. Permasalahannya cuaca mbak, sekarang lagi musim hujan jadi gak bias buka sampai malam. Trus untungnya juga gak banyak, karena barang dagangan nyisa banyak. Sekarang, setelah laporan ya sudah tidak ada lagi mbak. Apalagi setelah ada paguyuban. Mereka takut mau narik, lha kita jadi tahu kalau itu gak bener dari paguyuban juga. Trus kita kompak untuk nolak.

Nama Informan Atik

Hari/tanggal Kamis, 27 Oktober 2011, Sabtu 29 Oktober 2011

Waktu 15.00 – 17.00 WIB

Tempat Lapak Dagangan Angkringan di sekitar alun-alun Ngawi

No Pertanyaan Jawaban 1.

Siapakah nama anda atau nama panggilan anda sehari-hari?

Nama panggilan Atik mbak, tapi kalau lengkapnya Martatik. Nama Martatik

Page 96: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Berapakah umur anda sekarang, apakah anda asli penduduk Ngawi dan dimana anda tinggal? Bagaimanakah latar belakang pendidikan anda? Apakah anda sudah menikah, siapa saja anggota keluarga anda tersebut? Apa jenis usaha kaki lima anda? Sudah berapa lama anda menjadi pedagang kaki lima, sebelum anda usaha seperti sekarang ini, apa saja usaha anda atau anda bekerja sebagai apa sebelumnya? Bagaimana anda melakukan aktivitas usaha ini mulai dari awal anda berangkat dari rumah hingga pulang ke rumah? Bagaimanakah anda memulai usaha PKL? Darimanakah anda mendapat informasi dan modal usaha untuk menjadi PKL?

kalau disini malah gak banyak yang kenal, gak banyak yang tahu. Tahunya ya Atik aja. Umur 32 tahun mbak, tinggalnya di Jalan trunojoyo gang Mayang No 1 Pendidikan terakhir SMK mbak. Pinginnya lanjut kuliah tapi keburu kawin (menikah)… hehehehe Sudah, suami saya asli sini mbak. Saya aslinya Bojonegoro ikut suami kesini. Anak satu, perempuan. Sekarang sudah kelas 1 SMA. Tinggalnya masih ngontrak mbak belum punya rumah sendiri. Jualan saya ada berbagai macam minuman, panas ada dingin ada, es degan juga ada, sego kucing dan gorengan trus jualan tempura juga. Dulu gak kerja, jadi ibu rumah tangga. Kerjanya ya cuma kerjaan di rumah. Sudah sekitar 4 tahun ini mbak. Kalo saya mulai gelar dagangan ya dari pagi jam 9-an sudah siap, gerobak ditarik pake motor dibantu suami saya, nanti jualan biasanya sampe sekitar jam 10 malam Mulainya ya coba-coba mbak, niat semoga bisa bantu suami untuk mencari nafkah, Alhamdulillah ternyata sedikit banyak juga mampu ngewangi Saya bukan asli Ngawi, suami saya yang asli sini. Ketika mau mulai dagang modalnya dari meminjam ke kakak suami saya. Modal itu kami kembalikan dengan cara diangsur. Karena meminjam kepada keluarga sendiri jadi gak pake jaminan

Page 97: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11. 12. 13. 14. 15. 16.

Pertimbangan apa yang anda pergunakan dalam memilih lokasi berdagang? Apakah ada pihak keluarga yang ikut membantu anda dalam berusaha setiap hari? Apakah anda turut serta menjadi anggota paguyuban PKL , dampak apa yang anda rasakan? Apakah anda pernah meminjam barang/uang kepada PKL yang lain? Bagaimanakah prosedurnya? Apakah anda pernah membantu PKL yang lain? Apakah ada dampak negative yang anda rasakan karena tidak menjadi anggota paguyuban? Bagaimanakah hubungan anda dengan PKL yang menjadi anggota paguyuban?

juga gak ada bunga. Alhamdulillah sedikit membantu dan usaha bisa jalan sampai sekarang. Rame, banyak yang mengunjungi, dan ini mbak kemanannya terjamin..he..he… kan saya bukan orang asli sini juga Suami mbak, tapi yak karena punya kerjaan lain, suami cuma bantu pas buka dan kukutnya saja Saya tidak berminat menjadi anggota paguyuban, karena menurut saya pengurusnya gak bisa ngurus paguyuban. Pengurusnya juga dari PKL, pendidikannya juga rendah. Ya saya tidak percaya saja. Apalagi sama-sama nyari duit, pasti masing-masing berusaha mencari keuntungan. Jadi ya sudah, kerja sendiri-sendiri saja. Meminjam itu wajar mbak, kalau gak punya ya minjam. Kalau dagangannya laris, pas habis trus ada pembeli dari pada mengecewakan ya saya pinjam dulu ke pedagang lain. Nanti gentian mbak. Kalau uang saya berusaha untuk gak pinjam mbak, dicukup-cukupne kalau kepaksa ya pinjam ke saudara kalau gak ada baru pinjam ke pedagang lain, itupun pedagang yang sudah kenal dekat mbak. Ya pernah mbak, kami biasa saling nempil barang, missal ada pembeli yang minta barang ini dagangan saya pas ga ada yang ditempilkan di warung sebelah, nanti saling gentian mbak. Resiko gak jadi anggota paguyuban memang ada. Kadang ketinggalan informasi, seperti ada acara-acara besar di Alun-alun gak dikasih tahu jadi persiapan barang dagangan sedikit. Kemaren juga ada bantuan dari

Page 98: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17. 18. 19. 20. 21.

Pernahkah anda mendapat bantuan/kredit modal usaha dari pemerintah? Bagaimanakah hubungan anda dengan pembeli, dan usaha apakah yang anda lakukan agar pembeli bisa menjadi langganan anda? Bagaimanakah hubungan anda dengan pemerintah (satpol pp dan dinas pasar) apakah pernah terjadi benturan dan bagaimanakah penyelesaiaannya?

pemerintah tapi saya juga gak dapat. Hubungan tetap baik, ya saling tolong menolong juga. Tetapi kadang juga ketinggalan informasi. Kalau ada berita apa gitu tahunya yang terakhir mbak. Biasanya yang tahu ya yang ikut paguyuban itu. Dikasih tahu bisa juga lewat sms. Kalau ada kerja bhakti saya tetap ikut mbak, gak peduli anggota paguyuban atau tidak kalau kebersihan kan saya juga harus ikut tanggung jawab. Bantuan apa ya mbak? Kemaren ada bantuan tenda tapi saya gak dapat. Gak kebagian yang kebagian itu kebanyakan malah yang anggota paguyuban. Gelo, tapi ya mau gimana. Mau protes katanya giliran gak cukup kalau dibagi merata. Langganan saya kebanyakan anak muda, anak-anak SMA. Kalau sudah ngumpul rame banget kebetulan anak saya juga seusia dengan mereka jadi sangking akrabnya sudah saya anggap anak sendiri. Harus bisa menyesuaikan diri dengan bahasa dan selera mereka, jadi gaul istilahnya. Hehehehe. Awalnya saya hanya berjualan minuman dan gorengan (angkringan) trus mereka usul gimana kalau jualan tempura juga pasti banyak yang beli. Akhirnya saya memutuskan untuk menjual tempura dan hasilnya memang laris. Rata-rata hubungannya baik. Lha pak satpolnya banyak juga yang jadi pelanggan saya. Biasanya kalau pas piket beli sego kucing ya di saya. Tapi pernah juga mbak tenda saya sudah saya berdirikan susah-susah malah dibrukne. Padahal baru saya tinggal ambil air di kran dekat kantor situ (pemda) malah tenda saya tahu-tahu dah rubuh. Ternyata ditertibkan satpol katanya belum waktunya buka. Memang saya buka agak

Page 99: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22. 23.

Bagaimanakah pendistrubusian bila ada bantuan dari pemerintah (tenda)? Upaya apakah yang anda lakukan agar anda tetap diperbolehkan menjadi PKL? Apakah kendala/permasalahan yang timbul ketika anda menjadi PKL? Apakah ada pungutan liar bagi PKL disekitar alun-alun?

siang mbak. Tapi ya trus saya labrak satpolnya, orang cari duit dah susah kok dibikin susah lagi. Trus pak stpolnya bilang kalau buka dasar ya sesuai aturan. Trus diam saja, mungkin karena saya perempuan mbak. Tapi ya saya tetep ngomel, gak perlu sampai di brekne gitu, diberitahu saja dulu to… ya akhirnya saya pergi, memang tahu salah tapi rasane mangkel. Bantuan tenda kemaren dari dinas langsung diberikan ke paguyuban, jadi yang dapat ya anggota paguyuban saja. Yang seperti saya ini jadi no sekian. Gak dapat katanya besok-besok pasti dapat. Ya ditunggu saja. Mematuhi aturan yang sudah dibuat, kadang melanggar juga. Tapi kalau sudah ditegur ya manut. Usaha cari duit sudah susah jangan dibuat susah lagi. Trus jaga kebersihan, jangan sampai tempat kita biasa dagang kotor. Kalau kotor nanti pasti ditegur lagi mbak. Masalahnya kalau saya keamanan mbak, saya kan bukan orang asli sini mbak. Dagangnya juga jarang ditemani suami, saya juga bukan anggota paguyuban. Kadang agak was-was juga. Ada pungli mbak. Ya anak-anak muda itu kalau malam trus minta-minta katanya untuk keamanan. Makanya saya gak mau dagang sampai malam-malam. Seperti saya bilang mbak, ada…. Mereka bilang untuk keamanan. Kalau malam-malam baru narik. Ya terpaksa saya beri. Saya takut. Tapi sekarang sudah mulai berkurang.

Page 100: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Pembeli

Nama Informan Deden

Hari/tanggal Rabu, 19 Oktober 2011

Waktu 15.00 – 17.00 WIB

Tempat Lapak Dagangan Angkringan di sekitar alun-alun Ngawi

No Pertanyaan Jawaban 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Siapakah nama anda dan berapa usia anda? Apakah pekerjaan anda? Dimanakah anda tinggal? Apakah anda mengenal dengan baik PKL ? Apakah anda puas dengan pelayanan yang diberikan oleh PKL? Apakah anda percaya dengan kualitas barang yang diungkapkan oleh PKL? Mengapa anda memilih membeli/berbelanja di PKL?

Bisa di panggil Deden Mbak, usia 24 tahun. Saya Pegawai Negeri di Pemda Ngawi. Saya Asli madiun, karena diterima sebagai PNS di Ngawi saya ngekos di Jl. Muh. Ilyas No. 23 Mengenal dengan baik sih tidak, tapi karena sering beli disini ya akhirnya jadi langganan juga mbak, ya sekedar kenal sajalah tapi sudah saling tau Ya kalo saya sih ada rupa ada harga lah mbak, mayoritas PKL kan untuk makan minum ato keperluan lain harganya miring meskipun menunya ya hanya itu-itu saja Saya percaya dengan yang dikatakan pedagang, kalau barangnya bagus bilang bagus kalau kurang bagus bilang kurang bagus. Seperti kemaren pas saya mau beli es degan pedagangnya bilang degannya gak terlalu bagus tapi karena sudah percaya dan hubungan sudah dekat dengan pedagang ya saya tetap beli disitu, gak enak mbak kalau beli di tempat lain. Sungkan, sudah kenal dekat soale. Karena harga menyesuaikan kantong mbak..hehehe….

Page 101: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9.

Apakah anda berlangganan membeli kepada PKL tertentu? Bagaimanakah pendapat anda mengenai hubungan PKL dengan sesama PKL?

Kalo dibilang berlangganan bisa iya bisa tidak mbak, soalnya ya seringnya mangkal di satu tempat tapi kadang suka coba-coba juga ke PKL yang lain, tapi untuk prioritas ya tetap disini mbak soalnya sama bakulnya sdh kenal sih Kalo saya lihat sih baik mbak, yang sering saya lihat ya budaya nempil itu mbak, berarti kan hubungannya terlihat saling bantu membantu

Nama Informan Aditya

Hari/tanggal Minggu, 23 Oktober 2011

Waktu 19.00 – 20.30 WIB

Tempat Lapak Dagangan Angkringan di sekitar alun-alun Ngawi

No Pertanyaan Jawaban 1. 2. 3. 4. 5.

Siapakah nama anda dan berapa usia anda? Apakah pekerjaan anda? Dimanakah anda tinggal? Apakah anda mengenal dengan baik PKL ? Apakah anda puas dengan pelayanan yang diberikan oleh PKL?

Nama Aditya Yudha, biasa dipanggil Adit umur 29 tahun. Wira usaha mbak, punya usaha warnet dan laundry kecil-kecilan di rumah. Rumah dekat mbak, di Perumahan Lawu Indah Gg. II No. 13. Rata-rata kalo anak muda sini yang sering cangkrukan ya sudah kenal mbak sama pemilik warung, soalnya anak muda sini kalo sudah nyangkruk di satu angkringan ya rata-rata ga mau pindah ke angkringan lain, apalagi kalo sudah punya komunitas Standart lah mbak, kalo kita sih anak muda ngangkring itu ya wahana untuk gathering saja, kumpul bareng komunitas, ngobrol ngalor-ngidul sambil rokok’an dan minum kopi ato es, jadi pelayanan dari pemilik angkringan asalkan

Page 102: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6. 7. 8. 9.

Apakah anda percaya dengan kualitas barang yang diungkapkan oleh PKL? Mengapa anda memilih membeli/berbelanja di PKL? Apakah anda berlangganan membeli kepada PKL tertentu? Bagaimanakah pendapat anda mengenai hubungan PKL dengan sesama PKL?

orangnya ramah dan mau kita tempatin lama-lama ya sudah baik pelayanannya..hehehe… Ya percaya mbak, lha wong Cuma itu-itu saja dagangannya. Kecuali kalo ada yang jual rica-rica ato sate tusuk itu kadang saya sangsi juga dengan bahannya. Iya karena bawaannya santai mbak, ga kesusu bisa ngangkring lama-lama, coba kalo ngumpul di café ato restoran, habis makan lak keburu diusir sama pemilik café ato restorannya.. Saya tergantung komunitas mbak, kalo teman-teman suka mangkal disini ya ikut-ikutan, tapi tak tertutup juga untuk mencoba angkringan yang lain Sesama PKL di Ngawi saya lihat ya masih saling bantu membantu lah, persaingan ada tapi tidak terlalu mencolok

4. Pemerintah Daerah

Nama Informan Pegy Yudho

Hari/tanggal Rabu, 19 Oktober 2011, Jumat, 4 November 2011

Waktu 13.00 – 14.30 WIB

Tempat Kantor Satpol PP Kabupaten Ngawi

No Pertanyaan Jawaban 1. 2.

Bagaimanakah arah kebijakan Pemda Ngawi terhadap perkembangan PKL di Kabupaten Ngawi?

Arah kebijakan lebih kepada pembinaan PKL yang sudah ada dan bukan kepada pelestarian. Kita berharap PKL dapat menjalankan aturan yang sudah ditentukan oleh pemerintah. Kita sebagai penegak perda melakukan pengawasan pelaksanaannya di lapangan.

Page 103: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. 4.

Pernahkah ada konflik terkait PKL di Kabupaten Ngawi? Bagaimanakah upaya yang dilakukan pemerintah daerah untuk tetap menjaga ketertiban dan keamanan terkait PKL benarkah masih ada pungli dari orang yang tidak bertanggungjawab? Apakah pernah ada upaya penertiban PKL yang dilakukan oleh Pemda?

Konflik yang terjadi tergolong konflik kecil dalam artian konflik antar pedagang dengan permasalahan yang remeh, seperti kesalah fahaman dan perebutan tempat berdagang. Tetapi permasalahan tersebut segera bisa diselesaikan dengan kekeluargaan, dengan satpol sebagai mediatornya. Upaya pemerintah yang pertama adalah menetapkan aturan, terkait dengan hak dan kewajiban dari PKL itu sendiri. Kemudian menetapkan jenis sangsi dan hukumannya. Memberikan teguran kepada mereka yang melanggar serta pembinaan secara berkala kepada PKL. Upaya meningkatkan rasa kekeluargaan dengan mengadakan acara secara bersama-sama, kadang kami juga diundang sebagai nara sumber pada pertemuan paguyuban. Dan mengadakan kerja bakti membersihkan alun-alun bersama-sama. Jika kekeluargaan dan rasa memiliki kuat maka akan ada upaya untuk saling menjaga satu sama lain. Keamanan akan terbentuk dengan sendirinya. Terkait masalah pungli kami sudah mulai untuk menertibkan, penarik pungli kebanyakan dari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Untuk pungli dari anggota kami, segera kami tindak dengan tegas. Memang ada tetapi oknum-oknum tersebut sudah mendapatkan sangsi sesuai dengan aturan yang ada. Penarik pungli biasanya menarik para PKL yang lemah, mereka yang tidak masuk sebagai anggota paguyuban serta terletak jauh dari keramaian. Sebenarnya dalam aturan sudah tercantum dengan jelas tindakan apa yang harus dilakukan, tetapi dalam pelaksanaannya di lapangan masih ada ewuh pakewuh. Rasa sungkan kepada para PKL karena kita tahu bahwa itu

Page 104: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5.

Bagaimanakah sikap dari PKL terhadap upaya penertiban atau pelaksanaan aturan-aturan terkait dengan PKL? Apakah upaya yang dilakukan pemerintah daerah dalam rangka membatasi perkembangan PKL di Kabupaten Ngawi? Bagaimanakah hubungan PKL dengan pemerintah daerah terutama dengan satker terkait?

merupakan usaha mereka untuk mencari nafkah. Sehingga dalam pelaksanaannya lebih kepada pembinaan bukan hukuman. Sehingga diharapkan untuk kedepannya para PKL dapat mengikuti peraturan yang ada. Pada umumnya mereka menaati dengan baik dan mengikuti aturan-aturan yang ada. Jikalau ada pedagang yang memberontak itu sudah biasa, tetapi jumlah mereka sedikit dan ketika sudah dilaksanakan pendekatan secara intensif akhirnya mereka dapat mengerti juga. Kami lebih menggunakan cara-cara persuasive Langkah utama yaitu dengan menentukan area yang dapat dijadikan lokasi berdagang bagi PKL. Diharapkan dengan pembatasan lokasi tersebut dapat menekan perkembangan PKL. Sehingga tidak mempengaruhi tata kota yang sudah ada, Jika mulai tumbuh lagi pedagang bukan pada tempat yang semestinya maka akan diadakan penertiban dan pembinaan. Hubungan tentu saja baik, selama aturan diataati maka tidak akan ada permasalahan yang timbul. Kami hanya petugas penegak perda, dan mereka berdagang untuk mencari nafkah. Jika semua bisa menjalankan peran dan tugas serta fungsi masing-masing maka kondisi akan terjaga dengan baik. Memang untuk urusan perut lebih sensitive, kami juga menyadari itu. Oleh sebab itu jika ada permasalahn yang timbul sebisa mungkin kami selesaikan dengan kekeluargaan. Karena jika tidak dapat menyulut emosi dari PKL sendiri.

Page 105: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Nama Informan Drs. Setianto

Hari/tanggal Jumat, 28 Oktober 2011

Waktu 13.00 – 14.30 WIB

Tempat Kantor Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kabupaten Ngawi

No Pertanyaan Jawaban 1. 2. 3. 4. 5.

Bagaimanakah arah kebijakan Pemda Ngawi terhadap perkembangan PKL di Kabupaten Ngawi? Pernahkah ada konflik terkait PKL di Kabupaten Ngawi? Apakah upaya yang dilakukan pemerintah daerah dalam rangka membatasi perkembangan PKL di Kabupaten Ngawi? Bagaimanakah hubungan PKL dengan pemerintah daerah terutama dengan satker terkait? Apakah ada bantuan/kredit modal yang diberikan kepada PKL?

Kebijakan pemerintah daerah terutama dinas pasar lebih kepada memberikan fasilitas dan pembinaan. Kita tidak berharap adanya penambahan jumlah PKL karena bagaimanapun PKL menempati ruang-ruang public, jika nanti PKL semakin menjamur akan jadi masalah juga untuk tata kota. Permasalahan biasa terjadi terkait bantuan, karena bantuan tidak bisa diberikan secara merata. Pemberian bantuan secara bergiliran, ada juga pedagang yang belum mendapat giliran protes kepada kami. Namun setelah dijelaskan mereka akhirnya memahami. Dari dinas pasar berusaha untuk memberika ketrampilan bagi mereka para PKL. Sehingga diharapkan dengan ketrampilan yang mereka miliki mereka bisa berupaya untuk membuka usaha yang lain yang lebih menghasilkan Hubungan dengan PKL baik, kami selaku salah satu dinas yang ikut menangani PKL berusaha untuk memberikan pembinaan kepada para PKL. Pembinaan tersebut dapat berupa pemberian pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan skill mereka. Bantuan selama ini dari bantuan social pemerintah daerah yang kemudian dijadikan sebagai modal pembentukan

Page 106: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6.

Bagaimanakah teknis pendistribusian bantuan tenda kepada PKL?

koperasi sebesar Rp. 30.000.000,- Diharapkan dengan dana yang dikelola oleh PKL sendiri dapat benar-benar mencapai sasaran. Kami bekerjasama dengan dinas koperasi memberikan pembinaan, pelatihan mengenai administrasinya. Untuk perkembangan modal juga kami pantau. Bnatuan yang paling baru yaitu 50 buah tenda dari kementerian perdagangan. Tenda-tenda tersebut kami berikan kepada PKL terutama kepada mereka yang berdagang di tempat-tempat strategis dan memang membutuhkan. Kami harapkan dengan adanya tenda yang seragam dapat meningkatkan niali estetika dari PKL itu sendiri. Untuk pendistribusian di sekitar alun-alun ngawi memang kami serahkan kepada paguyuban. Karena lebih mudah untuk koordinasinya. Untuk pendistribusian bantuan tenda kepada PKL di sekitar alun-alun kota kami koordinasikan dengan ketua paguyuban PKL. Dengan tujuan supaya benar-benar menyasar kepada mereka yang membutuhkan. Tetapi kami juga melakukan cros cek di lapangan apakah sesuai dengan kriteria atau tidak. Selain itu kami juga akan selalu memberikan bantuan secara bergilir, sehingga tidak dimonopoli oleh pihak-pihak tertentu.

Page 107: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LAMPIRAN III

DOKUMENTASI

1. Aktivitas Pedagang Kaki Lima (PKL) sehari-hari

Page 108: NILAI EKONOMIS MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG KAKI …/Nilai... · mengarungi lautan kehidupan yang masih menjadi rahasia-Nya ... untuk mengetahui bagaimanakah Modal Sosial pada Pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Penertiban oleh Satpol PP