np kak sita.pdf
TRANSCRIPT
-
1
UNTAD
DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK DAUN CENGKEH
(Syzygium aromaticum) SEBAGAI ANTIFUNGI TERHADAP
JAMUR Candida albicans
NASKAH PUBLIKASI
SITI MASITA SAID
N 101 10 012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
AGUSTUS, 2014
-
2
Naskah Publikasi
DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK DAUN CENGKEH
(SYZYGIUM AROMATICUM) SEBAGAI ANTIFUNGI
TERHADAP JAMUR CANDIDA ALBICANS
Yang diajukan oleh
SITI MASITA SAID
G 501 10 012
Telah disetujui oleh:
Pembimbing Materi
Drg. Tri Setyawati, M.Sc
NIP.1981117 20081 2006
Tanggal _________________
Pembimbing Metodologi
dr. Vera Diana Towidjojo
NIP.198105302008122003
Tanggal _________________
-
3
INHIBITION OF CLOVE LEAF EXTRACT (Syzigium aromaticum) AS AN
ANTIFUNGAL TOWARDS Candida albicans FUNGAL
Siti Masita Said*, Tri Setyawati**, Vera Diana Towidjojo***
* Medical Student, Faculty of Medicine and Health Science, Tadulako University
** Biochemistry Department, Faculty of Medicine and Health Science, Tadulako
University
*** Parasitology Department, Faculty of Medicine and Health Science, Tadulako
University
Abstract
Background: Candidiasis is the most frequent infection among all fungal
infections. Candida species that most frequently cause infection is the Candida
albicans which is actually a normal flora to humans. As a country that owns the
second greatest biodiversity in the world, Indonesia is rich of material sources that
could be used and developed as a traditional medicine, one of which is the clove
plant (Syzigum aromaticum). Eugenol is a potent antifungal, which compounds
found in the leaves of a clove is
Purpose: To know the minimum inhibitory concentration (MIC) in clove leaf
extract (Syzygium aromaticum) against the Candida albicans fungal.
Materials & Metode: Clove Leaf (Syzigum aromaticum), ethanol 96%,
Sabouraud Dextrose Agar (SDA), distilled water, ketoconazole, isolates of the
Candida albicans fungal, rotary evaporator, analytical scales, petri dish,
incubator, needle loop, Bunsen, micropipette, bar , test tubes, and a sterile
micropipette tip. The test method used an antifungal agar diffusion method with
wells. The concentration of extract used were 100%, 40%, 20%, 10%. Wells that
have been inserted with the testing materials are put on petri dishes containing
testing fungal, and then incubated at 37 C for 18-24 hours. Antifungal effect is
measured by the width of the inhibition zone (clear zone) which is formed.
Results: The results showed that the clove leaf extract (Syzigum aromaticum) has
an effect in inhibiting the growth of the Candida albicans fungal with various
concentrations of 100%, 40%, 20%, 10%. Results of the one-way ANOVA
showed statistically significant differences of changes in the concentration of
clove leaf extract (Syzigum aromaticum) against Candida albicans (p
-
4
DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN CENGKEH (Syzigium aromaticum)
SEBAGAI ANTIFUNGI TERHADAP JAMUR Candida albicans
Siti Masita Said*, Tri Setyawati**, Vera Diana Towidjojo***
* Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, Universitas Tadulako
** Bagian Biokimia, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas
Tadulako
*** Bagian Parasitologi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas
Tadulako
Abstrak
Latar belakang: Kandidiasis merupakan infeksi yang paling sering di antara seluruh infeksi jamur. Spesies Candida yang paling sering menyebabkan infeksi
adalah Candida albicans yang sebenarnya merupakan flora normal pada manusia.
Sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati terbesar nomor 2 di dunia,
Indonesia sangat kaya akan sumber-sumber bahan yang bisa dimanfaatkan dan
dikembangkan sebagai obat tradisional, salah satunya adalah tanaman cengkeh
(Syzigum aromaticum). Senyawa yang terdapat dalam daun cengkeh yaitu
eugenol, berkhasiat sebagai antifungi.
Tujuan: Mengetahui konsentrasi daya hambat minimal (KHM) ekstrak daun
cengkeh (Syzygium aromaticum) terhadap jamur Candida albicans.
Bahan & Metode: Daun cengkeh (Syzigum aromaticum), etanol 96%, Sabouraud
Dextrose Agar (SDA), akuabides, ketokonazol, isolat jamur Candida albicans,
evaporator berputar, timbangan analitik, cawan petri, inkubator, jarum ose,
bunsen, mikropipet, mistar, tabung reaksi, dan tip steril mikropipet. Metode uji
antifungi yaitu metode difusi agar dengan sumuran. Konsentrasi ekstrak yang
digunakan yaitu 100%, 40%, 20%, 10%. Sumuran yang telah terisi dengan bahan
coba diletakkan pada cawan petri yang telah berisi jamur uji, kemudian diinkubasi
pada suhu 37C selama 18-24 jam. Efek antifungi diukur dari luasnya zona
hambat (zona bening) yang terbentuk.
Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak daun cengkeh (Syzigum
aromaticum) memiliki efek dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida
albicans dengan berbagai konsentrasi yaitu 100%, 40%, 20%, 10%. Hasil
statistik one way ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pada
perubahan konsentrasi ekstrak daun cengkeh (Syzigum aromaticum) terhadap
Candida albicans (p
-
5
Kata kunci: Ekstrak daun cengkeh (Syzigium aromaticum), Candida albicans,
antifungi, Kadar hambat minimal (KHM).
PENDAHULUAN
Kandidiasis merupakan penyakit jamur disebabkan oleh spesies Candida
albicans. Bersifat akut atau sub akut, dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku,
bronki, atau paru, kadang-kadang dapat menyebabkan septikemia, endokarditis,
dan meningitis.(10)
Infeksi kandidiasis superfisial adalah infeksi yang sering terjadi
berupa kandidiasis vagina dan oral (thrush), infeksi kulit dan kuku. Sedangkan
kandidiasis invasif dapat mengenai traktus gastrointestinal, paru-paru, dan traktus
urinarius.(1)
Pada biakan atau jaringan, spesies kandida tumbuh sebagai sel ragi tunas
berbentuk oval (berukuran 3-6 m). Candida albicans bersifat dimorfik, selain
ragi dan pseudohifa, spesies tersebut juga dapat menghasilkan hifa sejati. Pada
medium agar atau dalam 24 jam pada suhu 37oC atau suhu ruangan, spesies
kandida menghasilkan koloni yang berwarna krem dan berbau seperti ragi.(5)
Pada
kondisi tertentu, termasuk pada saat menginfeksi, organisme ini dapat mengalami
perubahan morfologi menjadi lebih bersifat invasif, yaitu bentuk hifa atau miselial
atau filamentous. Transisi morfologi ini merupakan bentuk adaptasi Candida
albicans terhadap lingkungan sekitarnya.(12)
Pengobatan kandidiasis kulit dan kandidiasis selaput lendir yang lokal dapat
dibuat dengan memberikan obat anti jamur topikal. Yang penting selain
pengobatan dengan obat anti jamur yang efektif, harus dicari faktor predisposisi
dan sedapat mungkin faktor ini dihilangkan.(3)
Akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk mengubah pengobatan dari
penggunaan obat antimikroorganisme dengan menggunakan tanaman yang
berkhasiat sebagai obat. Hal ini mungkin disebabkan karena daya beli yang relatif
rendah, sehingga pada umumnya masyarakat pedesaan menggunakan obat
tradisional.(6)
Eugenol merupakan senyawa yang mudah menguap, terutama minyak yang
diekstraksi dari cengkeh (Syzigiuam aromaticum) yang digunakan dalam
pengobatan tradisional, sebagai bakterisida, fungisida, anestesi, dan lain-lain.
-
6
Namun, aktivitas antimikroba yang ditemukan lebih tinggi terhadap jamur
daripada terhadap bakteri.(8)
Aktivitas antimikroba telah dievaluasi dari minyak cengkeh terhadap berbagai
jamur patogen termasuk yang untuk infeksi urogenital. Minyak cengkeh
ditemukan memiliki aktivitas antijamur yang kuat terhadap jamur patogen
oportunistik seperti Candida albicans, Neoformans cryptococcus dan Aspergillus
fumigatus. Unsur penting yang bertanggung jawab untuk aktivitas antijamur
adalah eugenol dari cengkeh.(8)
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk
mengembangkan ekstrak daun cengkeh (Syzigium aromaticum) sebagai salah satu
alternatif pengobatan pada penyakit yang diakibatkan oleh jamur Candida
albicans, dimana penelitian ini merupakan penelitian in vitro. Penelitian yang
dilakukan adalah mengetahui efek antifungi dari ekstrak daun cengkeh (Syzigium
aromaticum) terhadap jamur Candida albicans. Efek antifungi dari sediaan
ekstrak Syzigium aromaticum dapat diketahui melalui pengukuran diameter zona
hambat dan penentuan Kadar Hambat Minimal (KHM) ekstrak dalam
menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans.
METODE
Penelitian dilakukan di Laboratorium Terpadu Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Tadulako. Penelitian eksperimental murni (True
experiment) dengan desain penelitian Post Test Only Control Group Design.
Sampel dalam penelitian ini adalah isolat jamur Candida albicans yang berasal dari
Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Palu. Pada penelitian ini menggunakan 6
kelompok perlakuan, yaitu:
a. Kelompok 1 : Ekstrak daun cengkeh 100%
b. Kelompok 2 : Ekstrak daun cengkeh 40%
c. Kelompok 3 : Ekstrak daun cengkeh 20%
d. Kelompok 4 : Ekstrak daun cengkeh 10%
e. Kelompok 5 : Ketokonazol sebagai kontrol positif (+)
f. Kelompok 6 : Akuabides sebagai kontrol negatif (-)
-
7
Alat penelitian yang evaporator berputar, timbangan analitik, cawan petri,
inkubator, jarum ose, bunsen, mikropipet, mistar, tabung reaksi, dan tip steril
mikropipet. Bahan yang digunakan adalah Daun cengkeh (Syzigum aromaticum),
etanol 96%, Sabouraud Dextrose Agar (SDA), akuabides, ketokonazol, isolat
jamur Candida albicans.
Prosedur uji daya hambat antijamur :
1) Membuat suspensi jamur
2) Mengambil koloni jamur pada suspensi jamur yang telah dibuat
menggunakan kapas lidi steril dan menggoreskan (streak) ke media SDA
3) Mendiamkan selama 10 menit.
4) Meletakkan tip steril mikropipet dengan diameter 8 mm dan diatur
sedemikian rupa pada media SDA sehingga terdapat daerah yang baik
untuk mengamati zona hambat yang terjadi pada Sabouraud Dextrose
Agar (SDA) yang mengandung suspensi jamur.
5) Mengeluarkan tip steril mikropipet dari cawan petri sehingga terbentuk
sumur atau lubang berdiameter 8 mm yang akan digunakan untuk larutan
uji.
6) Lubang sumuran yang dibuat berjumlah 3 pada 1 media SDA
7) Setelah semua lubang sumuran telah dibuat kemudian masukkan ekstrak
Syzigium aromaticum sesuai dengan variasi konsentrasi, kontrol positif
dan kontrol negatif.
8) Inkubasi pada suhu 37C selama 1x24 jam untuk jamur.
9) Diamati zona hambat yang terjadi di sekitar sumur atau lubang kemudian
diukur diameter zona hambat secara horizontal, vertikal dan diagonal
untuk daya hambat yang tidak saling tumpang tindih. Untuk zona hambat
yang saling tumpang tindih dilakukan dengan mengukur jari-jari lingkaran
dan hasilnya dikalikan 2. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan
penggaris berskala.
-
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terlihat bahwa terdapat
perbedaan diameter disetiap konsentrasi pada media SDA. Hasil pengukuran
diameter zona hambat ekstrak daun cengkeh (Syzygium aromaticum) terhadap
Candida albicans dengan masa inkubasi selama 24 jam dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
Uji Pendahuluan Ekstrak 10%
Ekstrak 20% Ekstrak 40%
Gambar 1. Hasil daya hambat ekstrak daun cengkeh (Syzigium aromaticum), a)
Sumuran b) Zona hambatdan c) Candida albicans
B
C
A A B
C
A B
C C
B
A
-
9
Tabel 1 Hasil pengukuran diameter (termasuk diameter sumuran) zona hambat
ekstrak daun cengkeh (Syzygium aromaticum) terhadap jamur Candida albicans
setelah diinkubasi
Berdasarkan pada Tabel 1, didapatkan bahwa pemberian ekstrak daun cengkeh
(Syzigium aromaticum) pada konsentrasi yang berbeda-beda memiliki efek daya
hambat yang berbeda pula terhadap pertumbuhan Candida albicans. Perbedaan ini
selanjutnya diuji dengan pengukuran statistik menggunakan program Statistical
Product and Service Solution (SPSS). Data hasil penelitian diolah secara statistik
dengan metode Anova satu arah dengan derajat kepercayaan 95% (=0,05) dan bila
didapat perbedaan nyata antar perlakuan maka akan dilanjutkan dengan Post Hoc
Test dengan taraf kesalahan 1%. Hasil dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil analisis diameter zona hambat pada masing-masing konsentrasi
menggunakan Statistical Product and Service Solutions (SPSS)
Konsentrasi M Sd P
10% a 22,67
a 1,751
0,000
20% b 27,50
bc 1,871
40% c 29,00
bc 0,894
100% d 32,50
d 1,643
+ e 35
e 1,265
- f 00,00 f 0,000
Perlakuan
Diameter zona Hambat (mm) Rata-
rata
(mm)
Replikasi
1 2 3 4 5 6
100% 32 33 33 30 35 32 32,5
40% 28 29 30 28 29 30 29
20% 26 25 27 29 28 30 27,5
10% 22 22 25 20 23 24 22,67
+ 36 35 34 33 36 36 35
- 0 0 0 0 0 0 0
-
10
Keterangan:
S : a = 10%, b = 20%, c = 40%, d = 100%, e = kontrol positif, f =
kontrol negatif
M : mean (rata-rata)
Sd : Standar Deviasi
P : Nilai signifikansi uji One Way ANOVA
Gambar 2. Diagram standar deviasi terhadap perlakuan
Berdasarkan hasil uji pendahuluan terlihat efek ekstrak daun cengkeh
konsentrasi 100% dan juga ketokonazol sebagai kontrol positif. Ketokonazol
adalah antifungi yang memiliki mekanisme kerja dengan cara menghambat
enzyme cytocrome P-450 14-demethylase. Enzim ini dibutuhkan dalam sintesis
membran sel jamur untuk merubah Lanosterol menjadi Ergosterol. Ergosterol
yang tidak terbentuk akan menurunkan integritas dan permeabilitas membran sel
jamur, yang akan menyebabkan kematian sel jamur.(4)
Sedangkan kontrol negatif
tidak memberikan efek daya hambat.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa dengan meningkatnya
konsentrasi daun cengkeh, maka area zona hambat pertumbuhan Candida
albicans yang terlihat menjadi semakin luas, dimana jumlah zona hambat terluas
-
11
terdapat pada konsentrasi 40%, sedang pada konsentrasi 20% dan paling kecil
pada konsentrasi 10%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa KHM
Candida albicans terhadap ekstrak daun cengkeh adalah pada konsentrasi 10%
ekstrak daun cengkeh. Mekanisme aksi dari antifungi bermacam-macam, dapat
melalui gangguan pada membran sel, penghambatan biosintesis ergosterol dalam
sel fungi, penghambatan sintesis protein fungi, dan penghambatan mitosis fungi.(6)
Kategori daya hambat dapat ditentukan dengan melihat hasil rata-rata pada
setiap konsentrasi ekstrak Syzigium aromaticum. Penentuan kategori daya hambat
bakteri dan jamur menurut David Stout adalah jika diameter 20 mm termasuk
kategori daya hambat yang sangat kuat, 10 20 mm kategori kuat, 5 10 mm
kategori sedang, dan 5 mm kategori lemah. Dari rata-rata hasil pengukuran,
semua variasi konsentrasi hasil rata-ratanya menunjukkan ukuran diameter lebih
dari 20 mm, sehingga dapat disimpulkan semua konsentrasi Syzigium aromaticum
kategori daya hambatnya adalah sangat kuat.
Data hasil perhitungan luas zona hambat Candida albicans dianalisis dengan
uji statistik ANOVA satu arah menunjukkan bahwa pemberian ekstrak
menyebabkan terjadinya hambatan pertumbuhan jamur Candida albicans yang
signifikan melalui pengamatan dan pengukuran area zona hambat. Dengan nilai
probabilitas diperoleh P-value sebesar 0.000 dimana lebih kecil dari = 0.05,
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Kesimpulannya adalah tiap kelompok
perlakuan menghasilkan luas zona hambat yang berbeda terhadap pertumbuhan
Candida albicans.
Analisis dengan Post Hoc Test memperlihatkan perbedaan yang signifikan,
kecuali antara kosentrasi 20% dan 40%, karena nilai signifikansi menunjukkan
0,443. Ini berarti luas zona hambat pertumbuhan Candida albicans yang dipapar
oleh ekstrak daun cengkeh konsentrasi 20% tidak berbeda signifikan dengan luas
area yang dipapar oleh daun cengkeh konsentrasi 40%.
Senyawa eugenol merupakan komponen utama yang terkandung dalam
minyak cengkeh (Syzygium aromaticum) dengan kandungan dapat mencapai 70-
96%.(8)
Eugenol adalah salah satu senyawa fitokimia yang merupakan antimikroba
alami. Komponen ini mempunyai aktivitas antimikroba dengan cara mengganggu
-
12
fungsi membran atau bahkan merusak membran. Secara umum, aktivitas
antijamur dari eugenol yaitu dengan merusak membran sitoplasma dan
menonaktifkan dan atau menghambat sintesis dari enzim intraselular dan
ekstraselular.(11)
Mekanisme eugenol lainnya yaitu mempengaruhi fungsi
mikrotubululs atau sintesis asam nukleat dan polimerisasi, penghambatan sintesis
dinding sel hifa dan penghambatan mitosis.(2)
Beberapa literatur dari penelitian terdahulu menyebutkan bahwa kandungan
eugenol pada daun cengkeh memiliki mekanisme aksi menghambat fungsi
membran sitoplasma sel fungi dan hemolisis sel fungi. Eugenol menghancurkan
membran lipid bilayer sehingga sel kehilangan struktur dan fungsinya dan
akhirnya lisis.(7)
Eugenol juga diketahui bersifat lipophilic, yang dapat menembus
antara rantai asam lemak pada lapisan bilayer membran, yang mengubah
permeabilitas dari sel membran. Perubahan permeabilitas terjadi bersamaan
dengan kematian sel.(9)
Candida albicans mempunyai struktur dinding sel yang
kompleks, tebalnya 100 -400 nm. Terdapatnya membran sterol pada dinding sel
memegang peranan penting sebagai target antifungi karena merupakan tempat
bekerjanya enzim-enzim yang berperan dalam sintesis dinding sel.(11)
Dengan melihat fakta hasil penelitian yakni adanya area zona hambat
pertumbuhan jamur Candida albicans seiring dengan peningkatan konsentrasi
ekstrak daun cengkeh yang diperkuat dengan hasil analisis statistik dan data
literatur mengenai bahan aktif ekstrak daun cengkeh yang mampu menghambat
pertumbuhan jamur Candida albicans, maka dapat dikatakan bahwa ekstrak daun
cengkeh memiliki efek antifungi terhadap jamur Candida albicans. Hal ini
menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang telah disusun sebelumnya adalah
benar.
SIMPULAN
Aktivitas kerja antifungi ekstrak daun cengkeh (Syzigium aromaticum)
terhadap daya hambat pertumbuhan Candida albicans memiliki efek yang sangat
kuat dimulai dengan konsentrasi 100%, 40%, 20% dan 10%, di mana semakin
tinggi konsentrasi yang digunakan untuk menghambat Candida albicans makan
-
13
semakin kuat aktivitas kerja antijamur dalam menghambat pertumbuhannya,
dengan Kadar Hambat Minimal 10%.
REFERENSI :
1. Elliot, T., Worthington, T., Osman, H., Gill, M. Mikrobiologi Kedokteran dan Infeksi Edisi 4. Jakarta: EGC. pp: 111. 2013.
2. Gunardi, Dewi, D.P. Pemisahan Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum Basilicum Linn) Secara Kromatografi Lapis Tipis Dan Aktivitasnya Terhadap
Malassezia Furfur In Vitro. [cited 2014 Juni 21]. From: http://eprints. undip.
ac.id/22406/1/12_asli pemisahan minyak_atsiri basil gunardi 63-68. pdf. 2010
3. Harahap, M. Ilmu Penyakit Kulit. pp: 82-5. Jakarta: Penerbit Hipokrates. 2000.
4. Hotmauli, M. Perbandingan Efektivitas Ekstrak Daun Pacar Air (Impatiens Balsamina Linn) Dengan Ketokonazol 2% Terhadap Pertumbuhan Candida
American Type Culture Collection (Atcc) 10231 Pada Media Sabouraud
Dextrose Agar (Sda). [cited 2014 Mei 29]. From: . 2010.
5. Jawetz., Melnick., Adelberg. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23. pp: 658. Jakarta: EGC. 2007.
6. Kumala, S., Indriani, D. Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Cengkeh (Eugenia aromatic L.). [cited 2013 Nov 03]. From: http://jfi.iregway.com
/index . php/jurnal/article/download/14/14. 2008
7. Miao, He., Minquan, D,, Mingwen, F., Zhuan, B. In Vitro Activity Of Eugenol Against Candida Albicans Biofilms. [cited 2014 Mei 29]. From:
. 2007.
8. Rana, I.S., Rana, A.S., Rajak, R.C. Evaluation of Antifungal Activity in Essential Oil of the Syzygium Aromaticum (l.) By Extraction, purification and
analysis of its main component eugenol. [cited 2014 Nov 15]. From:
http://www.scielo.br/pdf/bjm /v42n4/ v42n4a04 pdf. 2011.
9. Rianda. Efek Antifungal Dan Ph Kombinasi Minyak Atsiri Kayu Manis Dengan Kalium Hidroksida Terhadap Candida Albicans Secara In Vitro.
[cited 29 Mei 2014]. From: http://repository.usu.ac.id/ bitstream/123456789
/21857/1/Appendix.pdf. 2010.
-
14
10. Staf Pengajar FKUI. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. pp: 1163-1193. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2009.
11. Tjampakasari, C.R. Karakteristik Candida albicans. [cited 2014 April 22]. From: http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/13_151_Karakteristik Biologik
CandidaAlbicans.pdf/13_151_KarakteristikBiologikCandidaAlbicans.html. 2006.
12. Tyasrini, E., Winata, T., Susantina. Hubungan antara Sifat dan Metabolit Candida spp dengan Patogenesis Kandidiasis. [cited 2014 April 22]. From:
2006.