nur mudmainah npm.1502100286repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/1100/1/nur mudmainah 1502100286...
TRANSCRIPT
SKRIPSI
STRATEGI MARKETING DALAM MEMPERTAHANKAN LOYALITAS
NASABAH PADA BMT ARSYADA KECAMATAN BATANGHARI
Oleh :
NUR MUDMAINAH
NPM.1502100286
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Jurusan : S1 Perbankan Syariah
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
TAHUN 2019
STRATEGI MARKETING DALAM MEMPERTAHANKAN LOYALITAS
NASABAH PADA BMT ARSYADA KECAMATAN BATANGHARI
Diajukan Untuk Memenuhi Skripsi dan Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh :
NUR MUDMAINAH
NPM.1502100286
Pembimbing I : Nawa Angkasa, S.H, MA
Pembimbing II : Dharma Setyawan, MA
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Jurusan : S1 Perbankan Syariah
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
TAHUN 2019
STRATEGI MARKETING DALAM MEMPERTAHANKAN LOYALITAS
NASABAH PADA BMT ARSYADA KECAMATAN BATANGHARI
ABSTRAK
Oleh :
NUR MUDMAINAH
Strategi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perusahaan, tanpa
suatu strategi perusahaan akan mengalami banyak sekali hambatan – hambatan
dalam mencapai tujuan perusahaan. Dalam menjalankan suatu usaha, pasti ada
tujuannya dan kemudian diterapkan langkah-langkah agar tujuan itu tercapai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang bagaimana Strategi
Marketing Dalam Mempertahankan Loyalitas Nasabah Pada BMT Arsyada
Kecamatan Batanghari. Penelitian ini menggunakan tehnik pengumpulan data
dengan metode wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada
karyawan dan anggota BMT BMT Arsyada Kecamatan Batanghari, sedangkan
dokumentasi diperoleh dari brosur dan struktur organisasi BMT Arsyada
Kecamatan Batanghari. Semua data-data tersebut dianalisa secara induktif.
Berdasarkan hasil penelitian, Strategi marketing yang dilakukan oleh BMT
Arsyada Kecamatan Batanghari untuk mempertahankan loyalitas nasabah
menggunakan prinsip saling percaya. Apabila sikap saling percaya dapat di
terapkan maka kedua belah pihak dapat saling menguntungkan dan tidak akan ada
anggota yang merasa di rugikan. Dalam melakukan proses pemasaran BMT
Arsyada Kecamatan Batanghari menggunakan pemasaran langsung, yaitu
mendatangi calon anggota baru atau saling bertatap muka. BMT Arsyada
Kecamatan Batanghari tidak menggunakan viral marketing, misalnya internet
atau alat digital dalam melakukan proses pemasarannya. Loyalitas anggota BMT
Arsyada termasuk kedalam Transaksi Loyalitas yaitu pelanggan menjadi loyal
disebabkan faktor harga, pandangan nilai, dan kemudahan yang diperoleh
pelanggan dalam mendapatkan suatu produk dan layanan. Anggota melakukan
berulang kali pembiayaan tanpa adanya kotrak.
ORISINALITAS PENELITIAN
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Nur Mudmainah
NPM : 1502100286
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Jurusan : S1 Perbankan Syariah
Menyatakan bahwa Tugas Skripsi ini secara keseluruhan adalah asli hasil
penelitian saya kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Metro, Juli 2019
Yang Menyatakan,
NurMudmainah
NPM. 1502100286
MOTTO
Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran. (QS. An- Nahl: 90).1
1 Depertemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV
Dipenogoro, 2005), 277.
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dipersembahkan kepada :
Ibu-Bapak
Kakak dan Adik-adik
Almamater
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas taufik hidayah-
Nya dan inayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini,
sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan program Strata
Satu (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Metro guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE).
Dalam Penyelesaian skripsi ini, peneliti telah menerima banyak bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenanya peneliti mengucapkan banyak
terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Enizar,M.Ag, selaku Rektor IAIN Metro.
2. Dr. Widhiya Ninsiana, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam.
3. Reonika Puspita Sari, M.E.Sy,, selaku ketua jurusan Ekonomi Syariah.
4. Nawa Angkasa, SH, MA, selaku pembimbing I yang telah memberi
bimbingan, masukan, dan arahan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
5. Dharma Setyawan, MA, selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, mengarahkan dan memberikan masukan untuk skripsi ini.
6. Seluruh dosen serta segenap Civitas Akademika Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam.
Namun penulis menyadari, bahwa penyusunan Skripsi ini belum
mencapai Kesempurnaan, karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
DAFTAR LAMPIRAN
1. SK Pembimbing Skripsi
2. Surat Izin Pra Survey
3. Surat Balasan Izin Pra Survey
4. Outline
5. Alat Pengumpul Data
6. Kartu Bimbingan
7. Surat Tugas
8. Surat Izin Research
9. Surat Balasan Izin Research
10. Daftar Riwayat Hidup
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ketatnya persaingan pada lembaga keuangan syariah maupun
non-syariah, mengharuskan perusahaan lembaga keuangan jeli dalam
menetapkan suatu strategi untuk mempertahankan eksistensi lembaga
keuangannya.Perusahaan harus mampu mengikuti perubahan yang terjadi
baik di dalam maupun di luar perusahaan.meskipun mengikuti perubahan
tidak mudah, tapi perusahaan lembaga keuangan harus mampu
menyesuaikan demi keberlanjutan perusahaan dan kemajuan perusahaan.
Menjalankan suatu bisnis harus merancang strategi untuk
mencapai tujuan.Selama melakukan strateginya, perusahaan harus
menelusuri dan memantau perkembangan baru di lingkungan internal dan
eksternal. Menurut Kenneth R. Andrews bahwa strategi adalah suatu
proses pengevaluasian kekuatan dan kelemahan perusahaan dibaandingkan
dengan peluang dan ancaman yang ada dalam lingkungan yang dihadapi
dan memutuskan strategi pasar produk yang menyesuaikan kemampuan
perusahaan dengan peluang lingkungan.2
Ketatnya persaingan dalam lembaga keuangan syariah,khususnya
pada lembaga keuangan non-bank yaitu Baitul Mal wat Tamwil atau BMT
mengharuskan pelaku usahanya merancang strategi yang sesuai dengan
keadaan yang terjadi pada saat ini. Karena banyak ancaman yang di
hadapi, baik dari faktor internal maupun faktor eksternal.
2 Pandji Anoraga, Manajemen Bisnis, (Jakarta:Rineka Cipta, 2009) 339.
Baitul Mal wat Tamwil atau BMT adalah lembaga keuangan
mikro yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah yang memiliki fungsi
untuk memberdayakan ekonomi umat, dan memiliki fungsi sosial dengan
turut pula sebagai institusi yang mengelola dana zakat, infak, dan sedekah
sehingga institusi BMT memiliki peran yang penting dalam
memberdayakan ekonomi umat.3Adanya Baitul Mal wat Tamwil
diharapkan dapat mempermudah masyarakat dalam menghimpun dana
ataupun dalam pencairan dana. Karena mengingat BMT beroperasi dalam
usaha mikro.
Baru-baru ini BMT banyak mendapat sorotan dari masyarakat,
karena banyak BMT yang bangkrut, bahkan salah satu karyawan ada yang
melarikan diri dengan membawa sejumlah uang anggotanya.Hal ini
memberikan dampak negative bagi BMT-BMT yang masih aktif dan
produktif dalam menjalankan usaha. Tidak sedikit BMT yang kewalahan
meyakinkan anggotanya bahwa BMT yang sekarang masih produktif bisa
amanah. Akibat nya banyak anggota yang menarik semua tabungan karena
takut uang yang di tabung di bawa kabur juga.Hal ini jelas membuat kas
BMT menurun dan perputaran uang semakin cepat. Banyaknya penarikan
tetapi tidak di imbangi dengan pemasukan, sehingga hal ini juga
akanberdampak pada produktifitas BMT menurun bahkan yang paling
mengkhawatirkan lembaga kuangan akan bangkrut.
3M. Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syariah, (Bandung, CV Pustaka Setia,
2012) 317.
Kondisi seperti ini juga di alami oleh BMT Arsyada Kecamatan
Batanghari.Menurunnya tingkat kepercayaan anggota menyebabkan
pendapatan yang menurun juga.Walaupun belum mengalami penurunan
yang signifikan, namun hal itu juga berpengaruh besar terhadap kestabilan
perputaran uang.
Menurunnya pemasukan semakin terasa apabila menjelang
lebaran atau bulan puasa.Hal ini diperparah karena banyaknya penarikan,
namun sedikit sekali pemasukan atau setoran dari anggota.Rata-rata
anggota hanya menyisakan uang pokoknya saja, yaitu 20rb dalam setiap
buku tabungannya. Hal ini menyebabkan pihak BMT kewalahan
menyediakan dana sementara tidak ada setoran anggota.Apalagi lokasi
BMT yang terletak di pasar Batanghari sehingga mayoritas anggotanya
adalah pedagang di pasar.Maka dari itu tidak heran apabila jumlah
penarikan meningkat ketika di bulan puasa.
Masalah lain yang di hadapi oleh BMT Arsyada Kecamatan
Batanghari adalah adanya pembiayaan bermasalah yang semakin
mempersulit dan memperkeruh kondisi keuangan. Adanya tunggakan
pengembalian modal oleh anggota menyebabkan marketer kesulitan dalam
melakukan penagihan. Hal seperti ini biasanya dirasakan juga oleh BMT
atau Lembaga Keuangan yang lain.
Untuk meminimalisir risiko-risiko yang mungkin terjadi marketer
berupaya melakukan penagihan kepada anggota yang memiliki tunggakan.
Seperti yang di ungkapkan oleh salah satu Marketer yaitu Ibu Amanah
Lestari, para anggota yang memiliki tunggakan enggan untuk
membayarkan kewajibannya karena beberapa alasan, salah satunya yaitu
karena tingginya bagi hasil untuk pihak BMT, padahal pada saat awal
pengajuan pembiayaan mereka telah sepakat kepada ketentuan-ketentuan
yang sudah ada, tetapi nyatanya pada saat pengembalian modal tetap saja
masih ada alasan yang seharusnya tidak terjadi.4
Sedangkan dari penuturan Ibu Suyahni selaku anggota yang
memiliki kewajiban, beliau merasa karena uang yang di pinjam bukan
beliau yang menggunakan, maka beliau enggan membayarkan setiap hari.
Selain itu, Karena bagi hasil terlalu tinggi dan penghasilan Ibu Suyahni
menurun sehingga beliau merasa keberatan.5
Dari pengamatan di atas dapat di simpulkan bahwa tingkat
kepatuhan anggota menurun.Kejadian seperti di atas tidak hanya terjadi
pada satu anggota yang bermasalah, tetapi beberapa anggota juga sering
beralasan apabila di tagih untuk memenuhi kewajibannya.
Selain permasalahan seperti di atas, ada juga anggota yang
menunggak selama bertahun-tahun dan itu juga menyebabkan perputaran
uang hampir berhenti karena tidak ada pengembalian.Berdasarkan
penjelasan marketer hal tersebut bisa terjadi karena adanya kesalahan
dalam penyusunan strategi pada awal pembukaan BMT Arsyada. “Karena
dulu awal pembukaan kami melakukan kesalahan dengan menggunakan
prinsip yang penting perbanyak dulu anggotanya dan cara yang kami
4 Amanah Lestari, Marketing, wawancara, di akses pada 23 Mei 2018. 5 Suyahni, Anggota, Wawancara, di akses pada 23 Mei 2018.
gunakan yaitu dengan menawarkan boleh mengajukan pembiayaan tanpa
jaminan dan batas nominal pinjaman Rp 1.000.000. namun akhirnya kami
sekarang kewalahan menangani masalah ini karena anggota yang
bersangkutan enggan membayar dan sulit untuk di temui.”6
Berangkat dari permasalahan di atas maka peneliti ingin
mengambil judul Strategi Marketing Dalam Mempertahankan Loyalitas
Nasabah Pada BMT Arsyada Kecamatan Batanghari. Dengan melakukan
penelitian tersebut dapat menghasilkan rekomendasi pada Lembaga
Keuangan Syariah khususnya BMT untuk merencanakan segala
sesuatunya dengan perhitungan yang matang dan lebih menjaga ke loyalan
Anggota, serta mampu memberikan solusi mengenai strategi marketing
agar anggotanya lebih loyal terhadap BMT Arsyada Kecamatan
Batanghari.
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan masalah di atas, maka pertanyaan penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana Strategi Marketing Dalam
Membangun Loyalitas Nasabah pada BMT Arsyada Kecamatan
Batanghari ?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Setiap penelitian selalu dimulai dari masalah yang ada.Sehingga
masalah bisa diselesaikan dengan baik oleh peneliti.
6Amanah Lestari, Marketing, Wawancara, Batanghari 23 Mei 2018.
Penelitian bertujuan untuk menemukan atau menggali (explore)
mengembangkan (develop atau extention) dan menguji (testing).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Strategi
Marketing dalam Membangun Loyalitas Nasabah pada BMT Arsyada
Kecamatan Batanghari.
Manfaat dari penelitian ini yang bisa diambil adalah :
a) Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai masukan pemikiran yang dapat menambah informasi
dalam rangka meningkatkan pemikiran mengenai adanya BMT di
tengah-tengah masyarakat.
b) Secara praktis, bagi masyarakat penelitian ini diharapkan bermanfaat
sebagai masukan bagi masyarakat di Desa Batanghari.
D. Penelitian Relevan
Penelitian relevan berisi tentang uraian mengenai hasil penelitian
terdahulu tentang persoalan yang akan dikaji. Peneliti mengemukakan dan
menunjukan dengan tegas bahwa masalah yang akan dibahas belum
pernah diteliti atau berbeda dengan penelitian sebelumnya.7 Permasalahan
yang peneliti angkat mengenai Strategi Marketing Dalam
Mempertahankan Loyalitas Nasabahmemiliki beberapa perkembangan
karya ilmiah terkait dengan pemahaman peneliti, diantaranya adalah:
7IAIN Metro, Pedoman Penulisan Skripsi Karya Ilmiah Edisi Revisi, (Metro:STAIN
Jurai Siwo Metro, 2016), 39.
Penelitian skripsi yang dilakukan oleh Siti Iroh Masrurah
206046103879 Fakultas Syariah dan Hukum Islam Jurusan Ekonomi Islam
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2010 dengan judul Strategi
Pemasaran Simpanan Haji Dalam Meningkatkan Loyalitas Nasabah (Studi
Pada BMT Al-Fath Ikmi Pamulang). Dalam penelitian tersebut
mengemukakan bahwa BMT Al-Fath lebih menekankan strategi
pemasaran dengan sosialisasi produk simpanan haji yang sesuai dengan
kebutuhan konsumen, agar konsumen tertarik menjadi nasabah BMT dan
menjadi nasabah yang loyal terhadap ketentuan BMT.8
Penelitian skripsi yang dilakukan oleh Muhammad Sodikin
0950824 Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam Program Studi Ekonomi
Syariah STAIN JURAI SIWO METRO tahun 2014 dengan judul Strategi
Marketing Bagian Funding Dalam Meningkatkan Tabungan dan Deposito
Pada BMT El-Ikhlas Way Jepara Lampung Timur. Dalam penelitian
tersebut mengemukakan bahwa BMT El-Ikhlas lebih menekankan pada
strategi marketing bagian funding agar dapat meningkatkan tabungan dan
deposito.9
Penelitian skripsi yang dilakukan Lilia Octavianeta 0733514
Jurusan Syari’ah Progran Studi Ekonomi Islam STAIN JURAI SIWO
METRO tahun 2012 dengan judul Loyalitas Nasabah Terhadap Kualitas
Pelayanan Baitul maal Wattamwil (BMT) Al-Ihsan Mataram Baru. Dalam
8 Siti Iroh Masrusoh, Strategi Pemasaran Simpanan Haji Dalam Meningkatkan
Loyalitas Nasabah, (Jakarta:UIN Syarif Hidayatullah, 2010), diakses pada 7 Januari 2019. 9 Muhammad Sodikin, Strategi Marketing Bagian Funding Dalam Meningkatkan
Tabungan dan Deposito Pada BMT Al-Ikhlas Way Jepara Lampung Timur, (Metro:STAIN Jurai
Siwo Metro, 2014), diakses pada 7 Januari 2019.
penelitian tersebut mengemukakan bahawa peneliti lebih menekankan
kepada loyalitas nasabah terhapat pelayanan-pelayanan yang diberikan
oleh BMT Al-Ihsan dengan memfokuskan kepada pelayanan yang
diberikan oleh BMT.10
Penelitian yang peneliti lakukan jika dibandingkan dengan
penelitian sebelumnya memiliki perbedaan bahwa obyek penelitian yang
peneliti lakukan berbeda dengan penelitian sebelumnya.Peneliti yang
dikaji oleh peneliti pada penelitian ini berfokus pada pelaksanaan strategi
marketing yang dilakukan oleh marketer untuk membangun keloyalan
nasabah pada BMT Arsyada Kecamatan Batanghari.
10 Lilia Octavianeta, Loyalitas Nasabah Terhadap Kualitas Pelayanan Baitul Maal
Wattamwil (BMT)Al-Ihsan Mataram Baru, (Metro:STAIN Jurai Siwo Metro, 2012), diakses pada
7 Januari 2019.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Strategi Marketing
1. Pengertian Strategi
Strategi adalah suatu rencana yang disusun dan dikelola dengan
memperhitungkan berbagai sisi dengan tujuan agar pengaruh rencana
tersebut bisa memberikan dampak positif bagi organisasi tersebut
secara jangka panjang.11
Strategi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi
perusahaan, tanpa suatu strategi perusahaan akan mengalami banyak
sekali hambatan – hambatan dalam mencapai tujuan perusahaan.
Dalam menjalankan suatu usaha, pasti ada tujuannya dan kemudian
diterapkan langkah-langkah agar tujuan itu tercapai.12
Menurut Kenneth R. Andrews, strategi adalah suatu proses
mengevaluasian kekuatan dan kelemahan perusahaan di bandingkan
dengan peluang dan ancaman yang ada dalam lingkungan yang di
hadapi dan memutuskan strategi pasar produk yang menyesuaikan
kemampuan perusahaan dengan peluang lingkungan.13
Sedangkan menurut Alfred Chandler, Strategi adalah penetapan
sasaran dan tujuan jangka panjang sebuah perusahaan, dan arah
11 Irham Fahmi, Manajemen Strategi, (Bandung:Alfabeta, 2015), 2. 12 Selamat Siregar,"Pengaruh Strategi Pemasaran Terhadap Peningkatan Jumlah
Nasabah Pada PT. Bank Mandiri Cabang Krakatau Medan"Jurnal Ilmiah Methonomi Vol. 1 No. 2
2015, 65 13 Pandji Anoraga, Manajemen Bisnis, (Jakarta:Rineka Cipta, 2009), 339.
tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai
sasaran dan tujuan.14
Strategi dapat diartikan penetapan sasaran dan tujuan jangka
panjang perusahaan dalam memberikan dampak positif dan mencapai
tujuan perusahaan.
Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa strategi
merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh suatu lembaga di
penelitian ini yaitu BMT untuk membangun visi misi menetapkan
tujuan dengan baik agar tercapai tujuan lembaga.
Pemasaran adalah proses sosial dan menejerial di mana pribadi
atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan
melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain.15Pemasaran
adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam
menciptakan nilai ekonomi.Nilai ekonomi itu sendiri menentukan
harga barang dan jasa.Faktor penting dalam menciptakan nilai tersebut
adalah produksi, pemasaran, dan konsumsi.Pemasaran menjadi
penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi.16
Pemasaran merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan
konsepsi, penetapan harga, promosi, dan distribusi gagasan, barang,
dan jasa dalam rangka memuaskan tujuan individu dan organisasi.
Selain itu, definisi pemasaran mencakup proses sosial dan manajerial
14Ibid., 15Hendry Hartono,"Pengaruh Strategi Pemasaran Terhadap Peningkatan Penjualan Pada
PerusahaanDengan Menetapkan Alumni Dan Mahasiswa Universitas Bina Nusantara Sebagai
Objek Penelitian",Binus Business Review Vol. 3 No. 2 November 2012, 883 16Ibid
di mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran
barang dan jasa yang bernilai satu sama lain.17
Strategi pemasaran merupakan setiap usaha untuk mencapai
kesesuaian antara perusahaan dengan lingkungannya dalam rangka
mencari pemecahan atas masalah penentuan dua pertimbangan pokok.
Pertama,bisinis apa yang digeluti. Kedua, bagaimana bisnis yang telah
dipilih tersebut dapat dijalankan dengan sukses dalam lingkungan yang
kompetitif atas dasar perspektif produk, harga, prmosi, dan distribusi
(bauran pemsaran) untuk melayani pasa sasaran.18 Manajemen
strategis adalah suatu rencana yang disusun dan dikelola dengan
memperhitungkan berbagai sisi dengan tujuan agar pengaruh rencana
tersebut bisa memberikan dampak positif bagi organisasi.19
Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa marketing
merupakan sebuah usaha yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
BMT untuk memenuhi kebutuhan nasabah dan memberikan
keuntuntungan kepada BMT. Dengan adanya strategi marketing di
harapkan agar BMT lebih mudah dalam menjalankan proses usaha dan
agar lebih tepat sasaran dalam menjalankan usaha agar tercapainya
sebuah tujuan perusahaan sesuai dengan yang di inginkan BMT.
17 R. Ajeng Entaresmen,"Strategi Pemasaran Terhadap Penjualan Produk Tabungan IB
Hasanah Di PT. Bank Negara Indonesia Syariah Kantor Cabang X",Jurnal Manajemen dan
Pemasaran Jasa Vol . 9 No. 1 2016, 62 18 Nana Herdiana Abdurrahman, Manajemen Strategi Pemasaran, (Bandung: Pustaka
Setia, 2015), 70. 19 Irham Fahmi, Manajemen Strategis Teori dan Aplikasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 2.
2. Perencanaan Strategi Pemasaran
Menurut Kotler dan Armstrong, perencanaan strategi adalah
proses mengembangkan dan mempertahankan kecocokan strategi
antara tujuan dan kemampuan organisasi serta peluang pemasaran
yang sedang berubah.20
Sedangkan menurut D. Saladin, perencanaan strategi (strategic
planning) adalah suatu perencanaan kedepan yang ditetapkan untuk di
jadikan pegangan, mulai dari tingkat korporet sampai pada tingkat unit
bisnis, produk, dan situasi pasar.21
Perencanaan strategi merupakan langkah awal untuk
menjalankan menejemen strategi perusahaan untuk memanfaatkan
berbagai peluang yang dapat di raih dan sebagai landasan untuk
memonitor perubahan-perubahan yang terjadi sehingga dapat
dilakukan penyesuaian.
Perencanaan strategi memerlukan tiga kegiatan kunci.Pertama,
pengelolaan unit-unit bisnis perusahaan sebagai suatu portofolio
investasi.Kedua, pengevaluasian kekuatan masing-masing unit bisnis
secara tepat dengan mempertimbangkan tingkat pertumbahan pasar
dan posisi serta kesesuaian masing-masing perusahaan di pasar
tersebut.Ketiga, untuk masing-masing unit bisnisnya, perusahaan harus
20 Nana Herdiana Abdurrahman, manajemen Strategi Pemasaran, (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2015), 13. 21Ibid.,
mengembangkan rencana dalam bentuk pengandaian (game plan)
untuk mencapai tujuan jangka panjangnya.22
Setiap perusahan harus menentukan strategi tertentu agar
perusahaan memiliki arah dan tujuan yang tepat sasaran dalam
menjalankan usaha dan dapat menyesuaikan dengan keadaan yang
sedang di hadapi saat ini. Selain itu, agar perusahaan dapat
menganalisis peluang dan ancaman yang akan terjadi dan dapat
meminimalisir resiko yang mungkin terjadi yang akan menghambat
pertumbuhan dan kemajuan perusahaan.
Perencanaan strategi marketing juga dapat mengurangi tingkat
kegagalan apabila perusahaan sudah menerapkan rencana yang sudah
ditetapkan. Perusahaan juga boleh membuat rencana lebih dari satu,
karena jika rencana yang pertama gagal bisa menerapkan rencana yang
lain.
Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa perencanaan
strategi merupakan suatu rencana langkah-langkah yang dilakukan
oleh suatu lembaga di penelitian ini yaitu BMT untuk menentukan apa
saja strategi yang akan digunakan oleh BMT untuk membuat nasabah
loyalitas kepada BMT.
3. Evaluasi Pemasaran
22 Mia Lasmi Wardiah, Dasar-Dasar Perbankan, (Bandung:CV Pustaka Setia, 2013),
257.
Evaluasi merupakan serangkaian proses .pengumpulan data
atau informasi untuk dibandingkan dengan kriteria, kemudian dapat
ditarik sebuah simpulan untuk perbaikan.23
Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian
yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu
sendiri menentukan harga barang dan jasa. Faktor penting dalam
menciptakan nilai tersebut adalah produksi, pemasaran, dan konsumsi.
Pemasaran menjadi penghubung antara kegiatan produksi dan
konsumsi.24
4. Proses Pemasaran
Menurut Kotler dan Armstrong menggambarkan model
sederhana dari lima langkah proses pemasaran berikut :
Pertama, memahami pasar dan kebutuhan serta keinginan
pelanggan.Kebutuhan adalah keadaan dan perasaan kekurangan.
Keinginan adalah kebutuhan manusia yang terbentuk oleh budaya dan
kepribadian seseorang.Permintaan adalah keinginan manusia yang di
dukung oleh daya beli. Adapun manajemen pemasaran berusaha
memahami apa yang menjadi kebutuhan, keinginan dan permintaan
manusia (konsumen).
Kedua,merancang strategi pemasaran yang digerakkan oleh konsumen.
23 Ratih Nurhidayah, "Evaluasi Strategi Pemasaran Dalam Upaya Membangun Loyalitas
Pengguna Di Perpusiakaan Uin Sunan Kalijagamyogyakarta Ditinjau Dari Pendekatan Customer
Relationship Management", Berkala ilmu Perpustakaan dan Informasi Volume.X Nomor. 1 ,2015,
26. 24 Kamaruddin,"Strategi Pemasaran Terhadap Peningkatan Volume Penjualan Gas Elpiji
Perspektif Ekonomi Islam", LAA MAISYIR, Volume 4, Nomor 1, Juni 2017, 82.
Ketiga, membangun program pemasaran terintegrasi yang memberikan
nilai unggul.
Keempat, membangun lingkungan yang menguntungkan dan
menciptakan kepuasan pelanggan.
Kelima, menangkap nilai dan pelanggan untuk menciptakan
keuntungan dan ekuitas pelanggan.25
Untuk menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan
pelanggan, serta menangkap nilai dari pelanggan, perusahaan dapat
menggunakan teknologi pemasaran, menata pasar global, dan
memastikan tanggung jawab etika dan sosial.26
Selain itu, dalam ilmu marketing dikenal konsep klasik
marketing mix untuk melakukan penetrasi pasar, bahwa untuk
menembus pasar diperlukan beberapa strategi terhadap masing-masing
komponen yang terdiri atas product (produk), price (harga), place
(tempat atau saluran distribusi), dan promotion (promosi).27
Strategi pemasaran merupakan titik tolak untuk berhasilnya
produksi secara besar-besaran dan merupakan sarana yang
berhubungan dengan konsumen.28strategi pemasaran yaitu serangkaian
tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada
usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-
25 Nana Herdiana Abdurrahman, Manajemen Srtategi Pemasaran, (Bandung:CV
Pustaka Setia, 2015), 2. 26Ibid., 27 Panji Anoraga, Manajemen Bisnis., 222. 28 Shinta Nurafni Untari,"Strategi Pemasaran Mobil Merek Daihatsu Pada Dealer
Daihatsu Jember",Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi, dan
Ilmu SosialVolume 11 Nomor 2, 2017, 83
masing tingkatan, acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan
perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan
yang selalu berubah.29
Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa proses pemasaran
merupakan tindakan atau action dari BMT setelah menentukan apa
saja strategi pemasaran kemudian dijalankan dengan baik sesuai
prosedur agar sampai ke masyarakat luas dan diterima baik oleh
masyarakat dan kemudian membuat nasabah menjadi loyalitas.
5. Macam-macam Marketing
a. Macam-macam marketing menurut Sofjan Assauri
bahwa strategi pemasaran secara umum dapat dibedakan
menjadi 3 (tiga) jenis strategi pemasaran yang dapat dilakukan
perusahaan yaitu:
a) Strategi pemasaran yang tidak membeda-bedakan pasar
(Undifferentiated marketing).
b) Strategi pemasaran yang membeda-bedakan pasar
(Differentiated marketing).
c) Strategi pemasaran yang terkonsentrasi (Concentrated
Marketing).30
b. Viral Marketing
29 T. Prasetyo Hadi Atmoko,"Strategi Pemasaran Untuk Meningkatkan Volume
Penjualan Di Cavinton Hotel Yogyakarta",Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and
Recreation Volume 1, Nomor 2, 2018, 85. 30 Makmur, "Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Volume Penjualan (Studi Pada
S-Mart Swalayan Pasir Pengaraian)", Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol.3 No.1 Januari 2015, 44.
Viral Marketing adalah suatu teknik pemasaran dengan
memanfaatkan jaringan sosial untuk mencapai suatu tujuan
pemasaran tertentu yang dilakukan melalui proses komunikasi
yang secara berantai memperbanyak diri.31Kunci dari viral
marketing adalah mendapatkan pengunjung website dan
merekomendasikannya pada mereka yang nantinya akan dianggap
tertarik. Mereka akan menghubungkan pesan tersebut kepada
konsumen potensial yang akan menggunakan barang atau jasa yang
ditawarkan serta merekomendasikannya kepada konsumen lain.
Pesan pemasaran harus dibuat semenarik mungkin, maka
dibutuhkan kreatifitas dalam membuatnya. Konsumen bisa tertarik
pada suatu teks yang relevan, memuat petunjuk dan tips,
demonstrasi, gambaran umum, ide-ide menarik, penawaran khusus,
voucher, dan tester. Tidak hanya itu, konsumen juga harus
diberikan wadah untuk memberikan feedback.32
Digital marketing memiliki cakupan yang sangat luas.
Artinya di dalam digital marketing kita berbicara IT, media sosial,
tren, netizen¸bisnis, iklan, dan lain-lain. Kemajuan teknologi
merupakan suatu perwujudan nyata bahwa perilakukonsumen kini
telah mengalami pergeseran. Kebutuhan dan keinginan yang ingin
31 Muhammad Yusuf Hamdani,"Pengaruh Viral Marketing Terhadap Kepercayaan
Konsumen Serta Dampaknya Terhadap Keputusan Pembelian( Survei pada Mahasiswa Fakultas
Ilmu Administrasi Universitas Brawiijaya Angkatan 2015/2016 yang pernah Melakukan
Pembelian Online melalui Media Sosial Instagram )"Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)Vol. 60 No.1
Juli 2018, 166 32Ibid.,
lebih praktis dan cepat seakan mewabah menjadi sebuah tren di
masyarakat yangdisebut-sebut sebagai masyarakat modern.
Kebutuhan masyarakat akan sebuahinformasi dan keinginan untuk
diakui sebagai manusia yang tidak kuno. Pertumbuhan teknologi
semakin pesat seiring dengan tersedianya smartphone dengan
harga yang terjangkau. Tidak heran jika tingkat pertumbuhan dan
tingkat penetrasi pengguna internet khususnya di Indonesia melaju
relatif tinggi. Terlebih lagi sejumlah aplikasi melakukan terobosan
menarik untuk meningkatkan interaksi dengan pengguna ataupun
antara pengguna dengan pengguna lainnya.33
Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa viral
marketing merupakan suatu pemasaran dari sebuah lembaga
melalui media sosial yaitu bisa dengan Facebook, Instagram,
whatsapp, maupun website untuk mengenalkan produk-produk apa
saja yang dimiliki oleh lembaga yaitu dalam penelitian ini adalah
BMT.
B. Loyalitas
1. Pengertian Loyalitas
33 Nur Latifa Isnaini P,"Peran Digital Marketing Terhadap Brand Equity Produk
Pariwisata" Prosiding Seminar Nasional dan Call For Paper Ekonomi dan Bisnis
(SNAPER-EBIS 2017) – Jember, 27-28 2017, 407
Menurut Lovelock dan Wright, loyalitas adalah keputusan
pelanggan untuk secara sukarela terus berlangganan dengan
perusahaan tertentu dalam jangka waktu yang lama.34
Sedangkan menurut James G. Barnes menyatakan bahwa
loyalitas adalah bukti dari emosi yang mentransformasikan perilaku
pembelian berulang menjadi suatu hubunga.35
Loyalitas merupakan suatu konsep yang sangat penting dalam
pemasaran, khususnya dalam persaingan usaha yang semakin ketat
saat ini. Keberadaan konsumen yang loyal akan sangat dibutuhkan
oleh perusahaan, agar tetap bertahan hidup. Pelanggan yang loyal
adalah pelanggan yang memegang sikap yang akan datang dari
perusahaan, kesepakatan untuk membeli ulang barang atau jasa dan
merekomendasikan produk ke yang lain.36
Loyalitas pelanggan merupakan keadaan yang diharapkan oleh
setiap perusahaan, terutama perusahaan jasa seperti perbankan.
Tingginya loyalitas pelanggan, dapat mengindikasikan keberhasilan
sebuah perusahaan.37
Loyalitas adalah tentang persentase dari orang yang pernah
membeli dalam kerangka waktu tertentu dan melakukan pembelian
34 Donni Juni Priansah, Komunikasi Pemasaran Terpadu, (Bandung:CV Pustaka Setia,
2017), 490. 35Ibid., 36 Tuti Hastuti , "Kualitas Pelayanan, Kepuasan, Dan Loyalitas Nasabah: Aplikasi
Servqual Model Pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah Kota Malang" Jurnal Manajemen dan
Akuntansi Volume 3 Nomor 3, 2014, 77. 37 Muhammad Zakiy, " Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Loyalitas Nasabah Bank
Syariah Dengan Kepuasan Nasabah Sebagai Variabel Intervening", Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Islam, Vol. 3, No. 1, Januari-Juni 2017, 27.
ulang sejak pembelian yang pertama.Loyalitas merupakan besarnya
konsumsi dan frekuensi pembelian yang dilakukan oleh seorang
konsumen terhadap suatu perusahaan.38
Jadi, loyalitas dapat diartikan sebagai tindakan karena kepuasan
pelanggan pada produk tertentu sehingga proses pembelian dilakukan
terus menerus dalam jangka panjang dan cenderung akan di
rekomendasikan kepada orang lain untuk ikut membeli pada
perusahaan yang di anggap baik dan berkualitas.
Dalam mengukur kesetiaan , diperlukan beberapa atribut
berikut :
a. Mengatakan hal positif tentang perusahaan kepada orang lain;
b. Merekomendasikan perusahaan kepada orang lain yang meminta
saran;
c. Mempertimbangkan bahwa perusahaan merupakan pilihan pertama
dalam melakukan pembelian jasa;
d. Melakukan lebih banyak bisnis atau pembelian dengan perusahaan
beberapa tahun mendatang.39
Konsumen yang merasa puas dengan produk atau merek yang
dikonsumsi akan membeli ulang produk tersebut. Pembelian yang
terus menerus dan berulang terhadap suatu produk dan merek yang
sama akan menunjukan loyalitas konsumen terhadap merek. Hal ini
yang sebenarnya di harapkan oleh produsen.Salah satu tujuan
38 Vina Sri Yuniati, Perilaku Konsumen, (Bandung:Pustaka Setia, 2015), 241. 39Ibid.,
komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh produsen adalah
menciptakan loyalitas merek.40
Loyalitas memiliki memiliki dua aspek, yaitu : bisa mencakup
suatu kecintaan terhadap tujuan-tujuan pelayanan dari organisasi dan
mungkin mengikut sertakan suatu kecintaan terhadap pelestarian serta
pengembangan organisasi itu sendiri.41Loyalitas pelangga sangat
penting bagi perusahaan.karena pelanggan yang loyal akan
mempromosikan perusahaan kepada orang lain sehingga dapat
mengurangi biaya pemasaran.
Pada dasarnya, ada dua perspektif utama dalam mendefinisikan
dan mengukur loyalitas sebagai perilaku (behavior) dan loyalitas
sebagai sikap (attitude).
1. Perilaku loyal (Behavioural Loyalty)
Jika diukur dari segi perilaku, loyalitas dapat diukur
melalui perilaku pembeliannya.Adapun dimensi yang menjadi
ukurannya adalah pelanggan yang masih aktif melakukan
pembelian dan menjadi pelanggan yang tetap mlakukan pembelian.
2. Sikap Loyal (Attitudinal Loyalty)
Loyalitas dapat diukur dari segi sikap pelangan terhadap
perusahaan, yaitu melalui beberapa komponen yang terdiri atas
40 Sudaryono, Perilaku Konsumen, (Jakarta Pusat:Lentera Ilmu Cendekia, 2010), 51. 41Herbert A. Simon, Administrative Behavior, (Jakarta:PT Bumi Aksara, 1998), 284.
kepercayaan, perasaan, dan preferensi pembelian.Dalam hal ini,
pelanggan memiliki preferensi dan komitmen yang tinggi terhadap
perusahaan.42
2. Startegi Membangun Loyalitas
Jika perusahaan beralih dari pandangan membangun hubungan,
mereka akan menciptakan program untuk membuat pelanggannya
datang kembali, membeli lebih banyak dan tetap setia. Tantangannya
adalah menciptakan hubungan khusus dengan pelannggan terbaik
perusahaan di mana pelanggan merasakan komunikasi dua arah yang
baik dan merasa mendapat hak serta hadiah khusus. Program yang
menjajikan antara lain program pemasaran berdasarkan frekuensi dan
program pemasaran dengan klub.43
Program pemasaran berdasarkan frekuensi (frequency
marketing program atau FMP) dirancang untuk memberi hadiah pada
pelanggan yang sering membeli dan/atau membeli dalam jumlah
besar.44 Pemasaran berdasarkan frekuensi sebagai mengenali ,
mempertahankan dan meningkatkan hasil dari pelanggan terbaik,
melalui hubungan jangka panjang, interaktif serta bernilai tambah.
Program ini mencoba mendapatkan pembelian ulang berdasarkan
insentif ekonomis. Jika di hubungkan dalam pemasaran di BMT, pihak
BMT bisa memberikan hadiah kepada anggota yang lancar dalam
memenuhi kewajibannya kepada BMT atau anggota yang tetap setia
pada BMT dan tetap mempercayai BMT.
42Donni Juni Priansah, Komunikasi Pemasaran., 494. 43 Sudaryono, Perilaku Konsumen., 58. 44 Ibid .
Program pemasaran dengan klub di tawarkan jika orang membeli,
atau berjanji membeli sejumlah tertentu, atau dengan membayar biaya
tertentu. misalnya di tawarkan pada kelompok pedagang yang bersedia
investasi dengan membayar dengan jumlah tertentu dan diberikan
dalam jangka waktu tertentu.
Untuk membangun loyalitas pelanggan perusahaan juga perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :45
a. Mempermudah pelanggan untuk memberikan unpan balik
Salah satu kegiatan yang paling menguntungkan bagi perusahaan
adalah mencari keluhan pelanggan, memudahkan pelanggan untuk
memberi umpan balik. Tanyalah pelanggan secara teratur
mengenai pembelian terakhir mereka. Beberapa cara yang dapat di
gunakan untuk mendorong umpan balik pelanggan adalah dengan
melalui surve; formulir pemasaran; newsletter; kelompok fokus;
kelompok pemakai dan dewan penasihat; voice mail; chat room
and message board.
b. Jika pelanggan membutuhkan bantuan, berikanlah dengan segera.
Setelah memperoleh umpan balik dari pelanggan, perusahaan harus
bertindak dengan cepat. Jika ia menghubungi untuk menyampaikan
keluhan, perusahaan harus memberikan respons dengan segera,
sebaiknya dengan menyelesaikan masalahnya, tetapi setidak-
45 Ibid., 523.
tidaknya dengan menegaskan maksud perusahaan untuk
menyelesaikan masalah secepat mungkin.
c. Kurangi kejengkelan atas perbaikan, pembayaran kembali, dan
pemberian jaminan.
Perbaikan produk yang sudah dibeli, pembayaran kembali,
dan pemberian jaminann sering menjadi sumber kekecewaan para
pelanggan. Beberapa prinsip yang bisa dirancang perusahaan untuk
menjamin bahwa masalah dapat cepat dikoreksi, yaitu: hanya
menawarkan produk yang bermutu saja, percayakan perbaikan
kepada orang yang memiliki barang yang serupa, tetapkan jam
pelayanan sesuai dengan panggilan pelanggan, kerjakan dengan
benar atau perusahaan tidak akan dibayar.
d. Belajar cara menghibur pelanggan yang marah. Pelanggan yang
marah dapat diselamatkan dengan cara berikut; biarkan pelanggan
mengeluarkan uap panas, yaitu dengan memberikan kesempatan
pada pelanggan yang marah untuk terus berbicara, perusahaan
memperoleh lebih banyak fakta, beritahu pelanggan bahwa
perusahaan mengerti masalahnya, cari tahu apa yang diinginkan
pelanggan, sarankan solusi berdasarkan keinginan pelanggan, jika
pelanggan tidak senang dengan solusi perusahaan, tanyakan
kepadanya apa yang dianggap adil, dan hubungi via telepon
sebagai tindak lanjutnya.
3. Tipe Pelanggan yang Loyal
Kelvin Taylor menyebutkan empat tipe penting yang berkaitan
dengan loyalitas pelanggan, yang tiap-tiap tipe tersebut memiliki
karakteristik, keuntungan, resiko, dan ukuran pendekatan yang
berbeda.Tiap-tiap kategori dari keempat tipe loyalitas tersebut, antara
lain sebagai berikut.46
a. Contractual Loyalty
Jenis loyalitas ini adalah loyalitas berdasarkan perjanjian
tertentu.loyalitas kontraktual akan sangat menguntungkan jika
dilihat dari basis nilai jaringan kontrak, tetapi menjadi tidak
menguntungkan karena kontrak-kontrak tersebut memudahkan
pelanggan untuk melakukan negosiasi baru dari para pesaing yang
menggunakan strategi promosi yang lebih agresif untuk menarik
pelanggan. Loyalitas pelanggan secara kontraktual juga dapat
mengarah pada ketidakpuasan, karena para pelanggan akan merasa
terikat dalam suatu perjanjian bisnis tertentu. Jika dihubungkan
dengan loyalitas nasabah atau anggota dalam suatu lembaga
keuangan, loyalitas kontraktual memiliki kekuatan tersendiri untuk
mempertahankan nasabah atau anggota, karena bisa dikatakan
sebagai nasabah atau anggota tetap karena sudah terikat dengan
kontrak perjanjian.
b. Transactional Loyalty
46Ibid.
Loyalitas berdasarkan transaksi menunjukkan pada
pembelian yang berulang kembli tanpa perjanjian secara kontrak,
yaitu pelanggan menjadi loyal disebabkan faktor harga, pandangan
nilai, dan kemudahan yang diperoleh pelanggan dalam
mendapatkan suatu produk dan layanan. Dalam loyalitas ini,
peusahaan akan sulit mencapai tingkat keuntungan yang lebih
tinggi karena pelanggan menginginkan harga yang lebih murah
dengan nilai yang tinggi. Oleh sebab itu, perusahaan mengeluarkan
biaya yang tinggi dengan keuntungan yang minimal. Dalam sebuah
lembaga keuangan loyalitas transaksi dapat menarik banyak
anggota karena bagi hasil yang ditawarkan lebih sesuai dengan
keinginan anggota, tetapi lembaga keuangan relative mendapat
bagi hasil yang sama dengan anggota, jadi lembaga keuangan
memperoleh hasil minimumnya saja.
c. Functional Loyalty
Pelanggan loyal terhadap suatu produk karena fungsi
produk tersebut yang tidak dimiliki oleh produk lain. Dalam
lembaga keuangan khususnya BMT loyalitas ini berperan untuk
mengukur seberapa percaya atau patuh anggotanya terhadap aturan
yang berlaku pada lembaga keuangan atau BMT tersebut.
Contohnya, BMT A memberikan penawaran pengajuan
pembiayaan boleh tidak menggunakan jaminan, maka para anggota
akan memilih BMT yang memberikan tawaran tersebut daripada
BMT lain, karena para anggota tidak menemukan di BMT
lain.Karakteristik loyalitas berdasarkan fungsional adalah sebagai
berikut.
1. Top-of-mind awareness on key functional dimensions
Pelanggan yang mempunyai tingkat kesadaran yang
sangat tinggi terhadap kunci dimensi fungsional.maksudnya
pelanggan yang memiliki kesadaran bahwa perusahaan yang
dipilihnya memang benar-benar berbeda dengan perusahaan
lain.
2. Changes in perceptions of key functional attributes vs. those of
competitors
Perubahan sikap pembelian pelanggan terhadap
perusahaan apabila ia menemukan jenis produk atau jasa lain
yang sesuai dengan kebutuhannya yang ditawarkan pesaing
perusahaan. pelanggan yang sudah loyal terhadap perusahaan
tidak akan tertarik oleh produk atau jasa yang ditawarkan
pesaing walaupun pesaing menawarkan manfaat yang sama.
3. Willingness to recommend
Kemauan pelanggan merekomendasikan produk atau
jasa perusahaan kepada orang lain.
4. Price elasticity
Pelanggan kebal terhadap perubahan atau kenaikan
harga yang ditawarkan.
5. Emotional Loyalty
Pelanggan loyal terhadap perusahaan karena adanya
ikatan emosional yang tinggi terhadap perusahaan.Salah satu
nilai tambah dari pelanggan yang loyal secara emosional adalah
kemampuannya untuk menghadapi persaingan yang ketat.
Pelanggan yang loyal secara emosional akan memaafkan
kesalahan-kesalahan kecil dalam pengalamannya menjalin
hubungannya dengan perusahaan, serta akan membayar harga
yang besar terhadap merek tertentu yang diyakininya mampu
memberikan nilai secara emosional.47
4. Loyalitas Merek
Menurut Schiffman dan kanuk, loyalitas merek merupakan
suatu pilihan yang konsisten atau pembelian merek yang sama yang
dilakukan oleh konsumen atas suatu produk tertentu.48
Menurut Aeker, loyalitas merupakan satu ukuran keterkaitan
konsumen kepada sebuah merek. Sedangkan Ferrel memahami
loyalitas merek sebagai suatu prilaku positif terhadap suatu merek
47Ibid., 48Sudaryono, Perilaku Konsumen, (Jakarta Pusat:Lentera Ilmu Cendekia, 2010), 51.
yang mendorong konsumen untuk secara konsisten membeli merek
tersebut ketika mereka membutuhkan kategori produk tersebut.49
Dengan kata lain loyalitas merek dapat diartikan sebagai
pembelian berulang-ulang dari merek produk yang sama selama dalam
kurun waktu tertentu. sehingga loyalitas merek dapat menyebabkan
kedekatan emosional dan psikologi dari konsumen terhadap suatu
produk.Loyalitas merek sangat tergantung dengan kepuasan
konsumen, semakin puas seorang konsumen terhadap suatu merek,
semakin loyal konsumen tersebut terhadap suatu merek.
5. Indikator Loyalitas Nasabah
Menurut Kartajaya Hermawan bahwa karakteristik loyalitas
nasabah dapat didasarkan pada perilaku pembeli antara lain:
a. Melakukan pembelian berulang secara teratur (repeat purchase).
b. Membeli antarlini produk dan jasa (purchase across product lines).
c. Mereferensikan kepada orang lain (referrals).
d. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing
(retention).50
Nasabah yang loyal merupakan aset yang tidak ternilai bagi
perusahaan. Bagaimana menilai nasabah itu loyal atau tidak, Tjiptono
49Ibid . 50 Hermawan Kartajaya,Boosting Loyalty Marketing Performance Markplus Inc, (,
Bandung : Mizan Pustaka), 4.
mengemukakan beberapa karakteristik nasabah yang loyal, diantaranya
adalah:
a. Melakukan pembelian yang konsisten.
Nasabah membeli kembali produk yang sama yang
ditawarkan oleh perusahaan.
b. Merekomendasikan produk perusahaan kepada orang lain.
Nasabah melakukan komunikasi dari mulut ke mulut
berkenaan dengan produk tersebut kepada orang lain.
c. Nasabah tidak akan beralih ke produk pesaing.
Nasabah tidak tertarik terhadap produk sejenis dari
perusahaan lain.51
C. Baitul Mal Wat Tamwil (BMT)
1. Pengertian BMT
Hosen dan Hasan Ali menyatakan bahwa BMT merupakan
lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil
dan menumbuh kembangkan bisnis usaha mikro dalam rangka
mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum
fakir miskin, ditumbuhkan atas prakarsa dan modal awal dari tokoh-
tokoh masyarakat setempat dengan berlandaskan pada sistem ekonomi
51 Fandy Tjiptono,Manajemen Jasa,(Yogyakarta: Andi Offset, 2000),100-108.
yang salaam: keselamatan (berintikan keadilan), kedamaian dan
kesejahteraan.52
Sedangkan secara harfiah, baitul mal berarti rumah dana,
sedangkan baitut tanwil berarti rumah usaha. Baitul mal berfungsi
untuk mengumpulkan, sekaligus men-tasyaruf-kan dana sosial.
Sedangkan baitut tamwil merupakan lembaga bisnis yang bermotif
laba. Dalam kata lain BMT merupakan organisasi bisnis yang berperan
sosial.53
Jadi, BMT merupakan lembaga keuangan mikro yang bergerak
berdasarkan prinsip syariah yang memiliki fungsi untuk
menyejahterakan umat dengan mengelola dana yang berasal dari
masyarakat dan untuk masyarakat.
2. Fungsi BMT
Secara konseptual, BMT memiliki dua fungsi :54
a. Baitulmal (bait = rumah, maal = harta) menerima titipan dana ZIS
(zakat, infak, dan sedekah) serta mengoptimalkan distribusinya
dengan memberikan santunan kepada yang berhak (para asnaf)
sesuai dengan peraturan dan amanah yang diterima.
b. Baitut tamwil (bait = rumah, at-tamwil = pengembangan harta)
melakukan kegiatan pengembangan usaha produktif dan investasi
dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan
52 Buchari Alma, Manajemen Bisnis Syariah, (Bandung, Alfabeta: 2014), 18. 53 M.Nur Rianto, Lembaga Kuangan Syariah, (Bandung, CV Pustaka Setia: 2012), 317. 54 Nurul Huda, Keuangan Publik Islam, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group:
2012) 285.
makro terutama dengan mendorong kegiatan menabung dan
menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya.
Selain itu Baitul Maal Wat Tamwil juga memiliki beberapa fungsi
lainnya, yaitu :55
1) Penghimpun dan penyalur dana, dengan menyimpan uang di
BMT, uang tersebut dapat di tingkatkan utilitasnya, sehingga
timbul unit surplus (pihak yang memiliki dana berlebih) dan
unit deficit (pihak yang kekurangan dana).
2) Pencipta dan pemberi likuiditas, dapat menciptakan alat
pembayaran yang sah yang mampu memberikan kemampuan
untuk memenuhi kewajiban suatu lembaga atau perorangan.
3) Sumber pendapatan, BMT dapat menciptakan lapangan kerja
dan memberi pendapatan kepada para pegawai.
4) Pemberi informasi, memberi informasi kepada masyarakat
mengenai resiko keuntungan dan peluang yang ada pada
lembaga tersebut.
5) Sebagai satu lembaga keuangan mikro islam yang dapat
memberikan pembiayaan bagi usaha kecil, mikro, menengah
dan juga koperasi dengan kelebihan tidak meminta jaminan
yang memberatkan bagi UMKM tersebut.
Sedangkan fungsi BMT untuk masyarakat adalah :56
55 Nurul Huda, Lembaga Keuangan Islam,( Jakarta, Kencana Prenada Media Group:
2010) 363. 56Ibid.,325.
1) Meningkatkan kualitas SDM anggota, pengurus, dan pengelola
menjadi lebih professional, salaam (selamat, damai dan
sejahtera), dan amanah sehingga semakin utuh dan tangguh
dalam berjuang dan berusaha (beribadah) menghadapi
tantangan global;
2) Mengorganisasi dan memobilisasi dana sehingga dana yang
dimiliki oleh masyarakat dapat termanfaatkan secara optimal di
dalam dan di luar organisasi untuk kepentingan rakyat banyak;
3) Mengembangkan kesempatan kerja;
4) Mengukuhkan dan meningkatkan kualitas usaha dan pasar
produk-produk anggota;
5) Memperkuat dan meningkatkan kualitas lembaga-lembaga
ekonomi dan sosial masyarakat bawah.
Secara garis besar fungsi BMT adalah menghimpun dan
menyalurkan dana kepada masyarakat untuk memberikan
kesejahteraan bagi masyarakat agar memiliki ekonomi yang lebih
baik dengan memberikan kesempatan pada usaha mikro untuk
mengembangkan usahanya.
3. Tujuan BMT
BMT bertujuan mewujudkan kehidupan keluarga dan
masyarakat di sekitar BMT yang selamat, damai, dan sejahtera.
Selain itu, BMT juga bertujuan untuk mengembangkan lembaga
dan usaha BMT dan POKUSMA (Kelompok Usaha Muamalah)
yang maju, berkembang, terpercaya, aman, nyaman, transparan,
dan berkehati-hatian.57
BMT juga bertujuan untuk membangun dan
mengembangkan tatanan perekonomian dan berstruktur
masyarakat madani yang adil berkemakmuran, berkemajuan, serta
makmur-maju berkeadilan berlandaskan syariah dan ridho Allah
SWT.58
Dari penjelasan di atas, dapat di pahami bahwa tujuan BMT
bukan semata-mata mencari keuntungan dan penumpukan laba
pada segolongan orang kaya, melainkan lebih berorientasi pada
pendistribusian laba yang merata dan adil sesuai dengan prinsip-
prinsip ekonomi Islam.
Dengan adanya BMT diharapkan dapat meningkatkan
kualitas usaha ekonomi untuk kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya.
4. Prinsip-prinsip utama BMT
Dalam kegiatan operasionalnya, BMT menggunakan prinsip bagi
hasil, sistem balas jasa, sistem profit, akad bersyarat, dan produk
pembiayaan. Masing-masing akan diuraikan sebagai berikut:59
1. Prinsip Bagi Hasil
57Ibid., 286. 58 M. Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan.,320. 59 Buchari Alma, Menejemen Bisnis Syariah., 19.
Prinsip ini maksudnya, ada pembagian hasil dari pemberi
pinjaman dengan BMT, yakni dengan konsep Al-Mudharabah;
Al-Musyarakah; Al-Muzara’ah; dan Al-musaqah.
2. Sistem Balas Jasa
Sistem ini merupakan suatu tata cara jual beli yang dalam
pelaksanaannya BMT menganggkat nasabah sebagai agen yang
di beri kuasa melakukan pembeli barang atas nama BMT, dan
kemudian bertindak sebagai penjual, dengan menjual barang
yang telah di belinya dengan di tambah mark up. Keuntungan
BMT nantinya akan di bagi kepada penyedia dana. Sistem
balas jasa yang dipakai antara lain berprinsip pada Ba’Al-
murabahah; Ba’As-Salam; Ba’Al-Istishna; dan Ba’bitstaman
Ajil.
3. Sistem Profit
Sistem ini merupakan pelayanan yang bersifat sosial dan no-
komersial.Nasabah cukup mengembalikan pokok pinjamannya
saja.
4. Akad Bersyarat
Akad bersyarat adalah kerja sama antara dua pihak atau
lebih dari masing-masing pihak mengikut sertakan modal
(dalam berbagai bentuk) dengan perjanjian asing pembagian
keuntungan atau kerugian yang disepakati. Konsep yang
digunakan yaitu Al-musyarakah dan Al-mudharabah.
5. Produk Pembiayaan
Penyediaan uang dan tagihan berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam-meminjam di antara BMT dengan pihak
lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
utangnya beserta bagi hasil setelah jangka waktu tertentu.
pembiayaan tersebut yakni; pembiayaan Al-murabahah
(MBA); pembiayaan al-Bai’ Bitsaman Aji (BBA); pembiayaan
al-mudharabah (MDA); dan pembiayaan al-musyarakah
(MSA).60
Dari uaraian di atas dapat di simpulkan bahwa, prinsip utama
BMT yaitu keterpaduan nilai-nilai spiritual berfungsi
mengarahkan dan menggerakkan etika dan moral yang dinamis,
proaktif, progesif, adil, dan berakhlak mulia.
60Ibid.,
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penenelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan
(field research), yaitu penelitian yang langsung terjun ke lapangan
untuk mengadakan pengamatan tentang sesuai fenomena dalam suatu
keadaan alamiah.61
Dari pengertian diatas dapat di pahami bahwa penelitian ini
adalah penelitian lapangan dimana peneliti langsung kelokasi penelitian
untuk meneliti secara terperinci dan mendalam tentang Strategi
Marketing Dalam Mempertahankan Loyalitas Nasabah (Studi Kasus
BMT Arsyada Kecamatan Batanghari).
2. Sifat Pnelitian
Sifat penelitian ini adalah deskriptif, yaitu penelitian yang
dilakukan dengan menjelaskan atau menggambarkan variable masalalu
dan sekarang (sedang terjadi).62 Data yang dihasilkan dari penelitian ini
yaitu data kualitatif.
Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa
penelitian deskriptif merupakan penelitian yang menggambarkan secara
sistematik, factual dan akurat mengenai situasi-situasi dan kejadian
61lexy J, Moleong, MetodePenelitianKualitatif, ( Bandung: PT RemajaRosdakarya,
2014), 26. 62SanduSiyoto, Ali Sodik, DasarMetodelogiPenelitian, (Yogyakarta: Literasi Media
Publishing, 2015), 11.
yang terjadi di lokasi penelitian , kemudian di gambarkan dengan
menggunakan kata-kata atau kalimat untuk memperoleh kesimpulan.
Penelitian ini akan mendeskripsikan tentang Strategi
Marketing Dalam Mempertahankan Loyalitas Nasabah (Studi Kasus
BMT Arsyada Kecamatan Batanghari).
B. Sumber Data
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer yaitu data yang langsung di kumpulkan oleh
peneliti (atau petugas-petugasnya) dari sumber pertamanya.63 Data ini
tidak di peroleh menggunakan file-file, data ini di cari melalui
narasumber atau responden yang di jadikan obyek dalam penelitian.
Dalam penelitian ini, yang menjadi sumber data primer adalah
empat marketing BMT Arsyada dan enam anggota BMT Arsyada
Kecamatan Batanghari.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan bahan tambahan yang
berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah
ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi.64
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data sekunder
berupa buku-buku yang berkaitan dengan judul peneliti yaitu, Strategi
Marketing Dalam Mempertahankan Loyalitas Nasabah (Studi Kasus
BMT Arsyada Kecamatan Batanghari).
63SumadiSuryabrata, metodologipenelitian (Jakarta :PTRajaGrafindoPersada, 2013), 39. 64Lexy J, Moleong, MetodePenelitian., 159.
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.65
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara tidak
terstruktur, yaitu wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.66 Untuk
melengkapi data penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan
empat orang marketing BMT dan enam anggota BMT Arsyada
Kecamatan Batanghari.
2. Observasi
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
berbagai proses biologos dan psikologis. Dua diantaranya yang
terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik
pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian
berkenaan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan
bila responden yang diamati tidak terlalu besar.67 Observasi digunakan
65Ibid.,186. 66Sugiyono, MetodePenelitianManajemen (Bandung: Alfabeta, 2013), 228. 67Ibid.,235.
untuk mengamati pola prilaku manusia dalam situasi tertentu, untuk
mendapatkan informasi tentang fenomena yang di inginkan.
Penelitian ini menggunakan observasi berperanserta
(participant observation), dimana peneliti terlibat dengan kegiatan
sehari-hari orang yang di amati atau yang digunakan sebagai sumber
data penelitian.68 Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut
melakukan apa yang di lakukan marketing sehingga peneliti juga ikut
merasakan suka dukanya.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan
atau peristiwa pada waktu yang lalu.69 Catatan tertulis bias berupa
dokumen-dokumen, buku, majalah dan lain sebagainya. Metode
dokumentasi digunakan sebagai bahan informasi dari tempat penelitian
yaitu BMT Arsyada dan masyarakat Batanghari yang menjadi anggota
di BMT Arsyada.
68Ibid., 69 Muhammad, MetodePenelitianEkonomi Islam, (Yogyakarta: Raja GrafindoPersada,
2008), 175.
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang di peroleh dari wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,
menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam
pola, memilih mana yang penting dan mana yang di pelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah di pahami oleh diri sendiri maupun orang
lain.70
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode analisis data
secara kualitatif, karena data yang diperoleh berupa keterangan-keterangan
dalam bentuk uraian-uraian dan bukan berbentuk angka-angka.
Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis
berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi
hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data yang
diperoleh, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga
selanjutnya dapat di simpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau
ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasarkan data yang dapat
dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik trianggulasi, ternyata
hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.71
70Sugiono, MetodePenelitian., 244. 71Ibid.,245.
Adapun tujuan analisis data kualitatif adalah mencari makna
dibalik data-data yang diperoleh melalui pengakuan subyek pelakunya.
Peneliti dihadapkan dengan berbagai obyek penelitian yang semuanya
menghasilkan data yang membutuhkan analisis. Analisis diperlukan untuk
mengungkap keterkaitan secara jelas sehiingga menjadi pemahaman umum.
Berdasarkan keterangan diatas, maka dalam menganalisis data,
peneliti menggunakan cara berfikir induktif, dimana peneliti memperoleh
data kemudian data tersebut dianalisis. Berangkat dari Strategi Marketing
Dalam Mempertahankan Loyalitas Nasabah (Studi Kasus BMT Arsyada
Kecamatan Batanghari).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa:
Strategi marketing yang dilakukan oleh BMT Arsyada Kecamatan
Batanghari untuk mempertahankan loyalitas nasabah menggunakan prinsip
saling percaya. Apabila sikap saling percaya dapat di terapkan maka kedua
belah pihak dapat saling menguntungkan dan tidak akan ada anggota yang
merasa di rugikan.
Dalam melakukan proses pemasaran BMT Arsyada Kecamatan Batanghari
menggunakan pemasaran langsung, yaitu mendatangi calon anggota baru atau
saling bertatap muka. BMT Arsyada Kecamatan Batanghari tidak menggunakan
viral marketing, misalnya internet atau alat digital dalam melakukan proses
pemasarannya.
Loyalitas anggota BMT Arsyada termasuk kedalam Transaksi Loyalitas
yaitu pelanggan menjadi loyal disebabkan faktor harga, pandangan nilai, dan
kemudahan yang diperoleh pelanggan dalam mendapatkan suatu produk dan
layanan. Anggota melakukan berulang kali pembiayaan tanpa adanya kotrak.
B. Saran
1. Diharapkan kepada BMT Arsyada Kecamatan Batanghari agar lebih
mengembangkan strategi untuk mempertahankan loyalitas anggota
dengan menambah inovasi agar anggota lebih mempercayai BMT
Arsyada.
2. Untuk member kemajuan pada BMT Arsyada Kecamatan Batanghari
pihak BMT lebih mengikuti perkembangan pada era modern ini,
dengan melakukan pemasaran menggunakan Viral Marketing dengan
media elektronik, misalnya internet dan link-link yang memuat
informasi tentang BMT sehingga dapat di ketahui oleh masyarakat
luas.
3. BMT Arsyada kedepannya harus benar-benar menyeleksianggota-
anggota yang akan mengajukan pembiayaan agar tidak menimbulkan
kerugian terhadap BMT Arsyada Kecamatan Batanghari.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Nana Herdiana. Manajemen Strategi Pemasaran. Bandung: CV
Pustaka Setia, 2015.
Al Arif, M. Nur Rianto. Lembaga Keuangan Syariah. Bandung:CV Pustaka Setia,
2012.
Alma, Buchari. Manajemen Bisnis Syariah. Bandung, Alfabeta: 2014.
------- Pengantar Bisnis. Bandung:Alfabeta, 2013.
Anoraga, Pandji. Manajemen Bisnis. Jakarta:Rineka Cipta, 2009.
Donni Juni Priansah, Komunikasi Pemasaran Terpadu, Bandung:CV Pustaka
Setia, 2017
Fahmi, Irham. Manajemen Strategi. Bandung:Alfabeta, 2015.
Huda, Nurul. Lembaga Keuangan Islam. Jakarta:Kencana Prenada Media Group,
2010.
Lestari, Amanah. Marketing. Wawancara. di akses pada 23 Mei 2018.
Masrusoh, Siti Iroh. Strategi Pemasaran Simpanan Haji Dalam Meningkatkan
Loyalitas Nasabah. Jakarta:UIN Syarif Hidayatullah, 2010. diakses pada
7 Januari 2019.
Moleong, lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014.
Muhammad Yusuf Hamdani,"Pengaruh Viral Marketing Terhadap Kepercayaan
Konsumen Serta Dampaknya Terhadap Keputusan Pembelian( Survei
pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawiijaya
Angkatan 2015/2016 yang pernah Melakukan Pembelian Online melalui
Media Sosial Instagram )"Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 60 No.1
Juli 2018
Muhammad. Metode Penelitian Ekonomi Islam. Yogyakarta: Raja Grafindo
Persada, 2008.
Nur Latifa Isnaini P,"Peran Digital Marketing Terhadap Brand Equity Produk
Pariwisata" Prosiding Seminar Nasional dan Call For Paper Ekonomi
dan Bisnis (SNAPER-EBIS 2017) – Jember, 27-28 2017
Nurul Huda. Keuangan Publik Islam. Jakarta:Kencana Prenada Media Group,
2012.
Octavianeta, Lilia. Loyalitas Nasabah Terhadap Kualitas Pelayanan Baitul Maal
Wattamwil (BMT)Al-Ihsan Mataram Baru. Metro:STAIN Jurai Siwo
Metro, 2012. diakses pada 7 Januari 2019.
Priansah, Donni Juni. Komunikasi Pemasaran Terpadu. Bandung:CV Pustaka
Setia, 2017.
Rianto, M.Nur. Lembaga Kuangan Syariah. Bandung, CV Pustaka Setia: 2012.
Shinta Nurafni Untari,"Strategi Pemasaran Mobil Merek Daihatsu Pada Dealer
Daihatsu Jember",Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu
Pendidikan, Ilmu Ekonomi, dan Ilmu Sosial Volume 11 Nomor 2, 2017
Simon, Herbert A.. Administrative Behavior. Jakarta:PT Bumi Aksara, 1998.
Siyoto, Sandu dan Ali Sodik. Dasar Metodelogi Penelitian. Yogyakarta: Literasi
Media Publishing, 2015.
Sodikin, Muhammad. Strategi Marketing Bagian Funding Dalam Meningkatkan
Tabungan dan Deposito Pada BMT Al-Ikhlas Way Jepara Lampung
Timur. Metro:STAIN Jurai Siwo Metro, 2014. diakses pada 7 Januari
2019.
STAIN Metro. Pedoman Penulisan Skripsi Karya Ilmiah Edisi Revisi.
Metro:STAIN Jurai Siwo Metro, 2016.
Sudaryono. Perilaku Konsumen. Jakarta Pusat:Lentera Ilmu Cendekia, 2010.
Sugiyono. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta, 2013.
Suryabrata, Sumadi. Metodologi penelitian. Jakarta : PTRaja Grafindo Persada,
2013.
Suyahni. Anggota. Wawancara. di akses pada 23 Mei 2018.
T. Prasetyo Hadi Atmoko,"Strategi Pemasaran Untuk Meningkatkan Volume
Penjualan Di Cavinton Hotel Yogyakarta",Journal of Indonesian
Tourism, Hospitality and Recreation Volume 1, Nomor 2, 2018
Wardiah, Mia Lasmi. Dasar-Dasar Perbankan. Bandung:CV Pustaka Setia, 2013.
Yuniati, Vina Sri. Perilaku Konsumen. Bandung:Pustaka Setia, 2015.