nusa penida post vol 5

Rabu 30 Januari 2013 SEPUTAR NUSA PENIDA Vol. 5 Dari Nusa Penida Menuju Penjuru Dunia Penanggungjawab: I Wayan Sukadana Editor: I Ketut Suarma M Layout & Design: I Kadek Ludra Bagus, Agus Koriana, Komang Budiarta Fotografer: I Putu Gunawan & Wayan Mardana Kontributor: Kadek Sumawa, Gede Sumadi, Komang Oka Sanjaya, Nyoman Meta, De Purwa Adnyana, Wayan Pariawan Litbang Media: Komang Kamartina & Dana Asmara Keadaan seperti ini menggambarkan dengan jelas keadaan Nusa Penida adalah pulau serba sulit. Namun kenyataan dari sejak dulu sampai detik sekarang hidup masyarakatnya normal-normal saja bahkan bisa dikatakan lebih baik kalau dibandingkan kawasan kering lainnya seperti Kubu Karangasem, Gerokgak. Mengapa demikian? Ternyata penyebabnya adalah tanah berkapur yang dimiliki Nusa Penida. Kok bisa? Karena tanah kapur yang sebagian besar di Nusa Penida mampu menyerap air sekaligus menyimpannya menjadi air terlarut dalam tanah sehingga hal inilah yang menyebabkan mengapa sepanjang tahun tumbuhan-tumbuhan di Nusa Penida relatif lebih bisa bertahan hidup kalau dibandingkan Kubu dan Gerokgak maupun daerah Tejakula yang tanahnya jenis lempung berbatu cadas. Ini bisa diujicoba dalam skala kecil misalnya dengan menuangkan kapur di gelas dan kita tuangkan air, secara alamiah air akan hilang terlarut dalam zat kapur tersebut. Hal ini pulalah yang menyebabkan masyarakat Nusa Penida dari tempo dulu hingga sekarang bisa bertahan walaupun dengan tingkat kesulitan yang lebih dari daerah kering lainnya. Dengan kemampuan tanah kapur mengikat air sebenarnya banyak air tersimpan didalamnya secara kimiawi, dan penting diketahui bahwa akar tumbuhan tertentu saja yang bisa mengurai air terlarut dalam tanah kapur. Tumbuh-tumbuhan tersebut pada umumnya bergetah seperti bunut, jepun, santen. Selain keajaiban tersebut ternyata pada lapisan tanah dibawah gumpalan “batu kapur” tersimpan air yang berasal dari rembesan air berlebih yang terlarut dalam tanah kapur, hal ini ditandai dengan mata air yang ada di Peguyangan adalah sungai bawah tanah yang ada di Nusa Penida dan tumbuh-tumbuhan yang akarnya panjang dan dalam saja mampu memanfaatkan air sungai bawah tanah ini seperti pohon gepuh. Curah Hujan yang relatif minim dan tidak adanya sungai memang menjadi kesulitan tersendiri bagi masyarakat Nusa Penida. Namun disisi lain ini adalah anugerah yang patut disyukuri sebagai suatu keajaibannya. Mengapa? Karena dengan curah hujan yang minim dan ketidakberadaan sungai yang menyebabkan suhu, kadar garam dan Ph air laut Nusa Penida relatif stabil sehingga hal ini pulalah yang diyakini menyebabkan rumput laut di daerah pesisir Nusa Penida bisa berkembang biak dengan baik. Tidak seperti halnya jalur pantai utara pulau Bali yaitu jalur pantai Buleleng dengan adanya aliran sungai walaupun kecil menyebabkan uji coba budidaya rumput laut disana gagal total, walaupun sudah beberapa kali dilakukan. Hal ini diperkuat oleh Sang Empunya penguji coba tersebut Bapak Made Sukindra (mantan DPRD Tabanan yang aslinya berasal dari Batumadeg Nusa Penida namun sudah menetap di Bedugul semenjak kakeknya tahun 1910). Bapak Made pernah mencoba rumput laut dengan berbagai jenis di sepanjang Pantai Buleleng dan selalu mengalami kegagalan total. Penyebab kegagalan ditengarai kadar garam, Ph dan suhu yang tidak stabil karena aliran air dari atas seperti Gobleg, Munduk dan Sidatapa. Hal ini patut disyukuri masyarakat Nusa Penida karena rumput laut telah memberi Kontribusi yang besar dalam peningkatan taraf hidup warga Nusa Penida. Nusa Penida memang Pulau yang serba kekurangan kalau dibandingkan tanah subur lainnya seperi Tabanan. Tapi dibalik kekurangan tersebut, Pulau ini memberikan keajaiban bagi kita warga Nusa Penida kalau dibandingkan tanah-tanah kering di daerah lainnya. Sungguh kita patut bersyukur akan “keajaiban” dengan berpikir dan melakukan langkah kongkret untuk mengelola potensi ini. Dengan model tanah berbatu kapur harus ada suatu upaya untuk mendapat pengetahuan dan teknologi yang bisa diterapkan di Nusa Penida agar air yang terlarut di tanah kapur bisa terurai sehingga bisa dimanfaatkan tumbuhan untuk kesuburannya. Cara yang mungkin bisa diupayakan adalah Nusa Penida Pulau Ajaib Judul diatas yang menyatakan Nusa Penida ajaib terkesan hiperbolis dan membesar-besarkan. Tapi tunggu dulu, coba simak pemaparan mengapa Nusa Penida dikatakan pulau ajaib. Sebagaimana kita ketahui bahwa Nusa Penida adalah pulau yang tandus dengan curah hujan minim yaitu rata-rata 1.250 mm/tahun, suhu berkisar 27 – 30,9 derajat celcius dan luas wilayah 202,84 Kilometer persegi yang secara geografis dihubungkan oleh laut dengan waktu tempuh 30 menit sampai 1,5 jam menurut sarana penyeberangan yang dipergunakan. Berbagai potensi yang bisa dikembangkan di Nusa Penida - Petani rumput laut sedang memanen rumput laut (Foto oleh Mardana Photography), Cengkeh di Desa Tanglad Nusa Penida (Foto oleh De Purwa Adnyana) dengan mencobakan pupuk mikoriza yang berasal dari pupuk jenis jamur mikoriza yang mampu membantu tanaman mengikat Nitrogen pada akar sehingga air dalam kapur bisa terurai dan dimanfaatkan dalam menyuburkan tanah di Nusa Penida. Selain itu ada teknologi tepat guna yang patut juga dicoba yaitu memanfaatkan serabut kelapa yang diletakkan pada akar tanaman sehingga air lebih lama tersimpan dan mampu secara optimal dimanfaatkan oleh Tumbuhan. Sedangkan kelebihan pantai dengan kadar Ph, kadar garam dan suhu relatif stabil di daerah pesisir perlu mengembangkan budidaya teripang, ikan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi akan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat Nusa Penida. Mudah-mudahan Keajaiban Nusa Penida ini bisa termanfaatkan dengan usaha, gerakan kita dan tidak hanya berpangku tangan menunggu datangnya keajaiban yang lain dari langit!!! (Yan Su FDKMNP) Untuk kontributor artikel dan iklan di Nusa Penida Post hubungi: Wayan Sukadana HP. 085935197028 e-mail: [email protected] "Mari bersama Nusa Penida Post ikut menulis tentang Nusa Penida, karena dengan menulis kita turut serta berperan dalam mempromosikan & menjaga Nusa Penida"

Upload: nusa-penida

Post on 09-Mar-2016

231 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Articles about Nusa Penida

TRANSCRIPT

Page 1: Nusa Penida Post Vol 5

Rabu 30 Januari 2013 SEPUTAR NUSA PENIDA Vol. 5

Dari Nusa Penida Menuju Penjuru Dunia

Penanggungjawab: I Wayan Sukadana • Editor: I Ketut Suarma M • Layout & Design: I Kadek Ludra Bagus, Agus Koriana, Komang Budiarta • Fotografer: I Putu Gunawan & Wayan MardanaKontributor: Kadek Sumawa, Gede Sumadi, Komang Oka Sanjaya, Nyoman Meta, De Purwa Adnyana, Wayan Pariawan • Litbang Media: Komang Kamartina & Dana Asmara

Keadaan seperti ini menggambarkan dengan jelas keadaan Nusa Penida adalah pulau serba sulit. Namun kenyataan dari sejak dulu sampai detik sekarang hidup masyarakatnya normal-normal saja bahkan bisa dikatakan lebih baik kalau dibandingkan kawasan kering lainnya seperti Kubu Karangasem, Gerokgak. Mengapa demikian? Ternyata penyebabnya adalah tanah berkapur yang dimiliki Nusa Penida. Kok bisa? Karena tanah kapur yang sebagian besar di Nusa Penida mampu menyerap air sekaligus menyimpannya menjadi air terlarut dalam tanah sehingga hal inilah yang menyebabkan mengapa sepanjang tahun tumbuhan-tumbuhan di Nusa Penida relatif lebih bisa bertahan hidup kalau dibandingkan Kubu dan Gerokgak maupun daerah Tejakula yang tanahnya jenis lempung berbatu cadas. Ini bisa diujicoba dalam skala kecil misalnya dengan menuangkan kapur di gelas dan kita tuangkan air, secara alamiah air akan hilang terlarut dalam zat kapur tersebut. Hal ini pulalah yang menyebabkan masyarakat Nusa Penida dari tempo dulu hingga sekarang bisa bertahan walaupun dengan tingkat kesulitan yang lebih dari daerah kering lainnya. Dengan kemampuan tanah kapur mengikat air sebenarnya banyak air tersimpan didalamnya secara kimiawi, dan penting diketahui bahwa akar tumbuhan tertentu saja yang bisa mengurai air terlarut dalam tanah kapur. Tumbuh-tumbuhan tersebut pada umumnya bergetah seperti bunut, jepun, santen. Selain keajaiban tersebut ternyata pada lapisan tanah dibawah gumpalan “batu kapur” tersimpan air yang berasal dari rembesan air berlebih yang terlarut dalam tanah kapur, hal ini ditandai dengan mata air yang ada di Peguyangan adalah sungai bawah tanah yang ada di Nusa Penida dan tumbuh-tumbuhan yang akarnya panjang dan dalam saja mampu memanfaatkan air sungai bawah tanah ini seperti pohon gepuh.

Curah Hujan yang relatif minim dan tidak adanya sungai memang menjadi kesulitan tersendiri bagi masyarakat Nusa Penida. Namun

disisi lain ini adalah anugerah yang patut disyukuri sebagai suatu keajaibannya. Mengapa? Karena dengan curah hujan yang minim dan ketidakberadaan sungai yang menyebabkan suhu, kadar garam dan Ph air laut Nusa Penida relatif stabil sehingga hal ini pulalah yang diyakini menyebabkan rumput laut di daerah pesisir Nusa Penida bisa berkembang biak dengan baik. Tidak seperti halnya jalur pantai utara pulau Bali yaitu jalur pantai Buleleng dengan adanya aliran sungai walaupun kecil menyebabkan uji coba budidaya rumput laut disana gagal total, walaupun sudah beberapa kali dilakukan. Hal ini diperkuat oleh Sang Empunya penguji coba tersebut Bapak Made Sukindra (mantan DPRD Tabanan yang aslinya berasal dari Batumadeg Nusa Penida namun sudah menetap di Bedugul semenjak kakeknya tahun 1910). Bapak Made pernah mencoba rumput laut dengan berbagai jenis di sepanjang Pantai Buleleng dan selalu mengalami kegagalan total. Penyebab kegagalan ditengarai kadar garam, Ph dan suhu yang tidak stabil karena aliran air dari atas seperti Gobleg, Munduk dan Sidatapa. Hal ini patut disyukuri masyarakat Nusa Penida karena rumput laut telah memberi Kontribusi yang besar dalam peningkatan taraf hidup warga Nusa Penida.

Nusa Penida memang Pulau yang serba kekurangan kalau dibandingkan tanah subur lainnya seperi Tabanan. Tapi dibalik kekurangan tersebut, Pulau ini memberikan keajaiban bagi kita warga Nusa Penida kalau dibandingkan tanah-tanah kering di daerah lainnya. Sungguh kita patut bersyukur akan “keajaiban” dengan berpikir dan melakukan langkah kongkret untuk mengelola potensi ini. Dengan model tanah berbatu kapur harus ada suatu upaya untuk mendapat pengetahuan dan teknologi yang bisa diterapkan di Nusa Penida agar air yang terlarut di tanah kapur bisa terurai sehingga bisa dimanfaatkan tumbuhan untuk kesuburannya. Cara yang mungkin bisa diupayakan adalah

Nusa Penida Pulau AjaibJudul diatas yang menyatakan Nusa Penida ajaib terkesan hiperbolis dan membesar-besarkan. Tapi tunggu dulu, coba simak pemaparan mengapa Nusa Penida dikatakan pulau ajaib. Sebagaimana kita ketahui bahwa Nusa Penida adalah pulau yang tandus dengan curah hujan minim yaitu rata-rata 1.250 mm/tahun, suhu berkisar 27 – 30,9 derajat celcius dan luas wilayah 202,84 Kilometer persegi yang secara geografis dihubungkan oleh laut dengan waktu tempuh 30 menit sampai 1,5 jam menurut sarana penyeberangan yang dipergunakan.

Berbagai potensi yang bisa dikembangkan di Nusa Penida - Petani rumput laut sedang memanen rumput laut (Foto oleh Mardana Photography), Cengkeh di Desa Tanglad Nusa Penida (Foto oleh De Purwa Adnyana)

dengan mencobakan pupuk mikoriza yang berasal dari pupuk jenis jamur mikoriza yang mampu membantu tanaman mengikat Nitrogen pada akar sehingga air dalam kapur bisa terurai dan dimanfaatkan dalam menyuburkan tanah di Nusa Penida. Selain itu ada teknologi tepat guna yang patut juga dicoba yaitu memanfaatkan serabut kelapa yang diletakkan pada akar tanaman sehingga air lebih lama tersimpan dan mampu secara optimal dimanfaatkan oleh Tumbuhan. Sedangkan kelebihan pantai dengan kadar Ph, kadar garam dan suhu relatif stabil di daerah pesisir perlu mengembangkan budidaya teripang, ikan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi akan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat Nusa Penida. Mudah-mudahan Keajaiban Nusa Penida ini bisa termanfaatkan dengan usaha, gerakan kita dan tidak hanya berpangku tangan menunggu datangnya keajaiban yang lain dari langit!!! (Yan Su FDKMNP)

Untuk kontributor artikel dan iklan di Nusa Penida Post hubungi:

Wayan Sukadana HP. 085935197028 e-mail: [email protected]

"Mari bersama Nusa Penida Post ikut menulis tentang Nusa Penida,

karena dengan menulis kita turut serta berperan dalam mempromosikan

& menjaga Nusa Penida"