o bank indonesia · 2020. 9. 15. · mengingat: peraturan bank indonesia nomor 19/13/pbi/2017...
TRANSCRIPT
-
O BANK INDONESIA
PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR INTERN
NOMOR 19/ 56/PADG INTERN/2017
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN KETENTUAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU
TERKAIT HUBUNGAN OPERASIONAL BANK UMUM DENGAN BANK
INDONESIA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa Bank Indonesia telah menerbitkan Peraturan Bank
Indonesia mengenai Pelayanan Perizinan Terpadu terkait
Hubungan Operasional Bank Umum dengan Bank
Indonesia;
b. bahwa untuk pelaksanaan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a terdapat mekanisme kerja
antarsatuan kerja di Bank Indonesia;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Anggota Dewan Gubernur Intern tentang Pedoman
Pelaksanaan Ketentuan Pelayanan Perizinan Terpadu
terkait Hubungan Operasional Bank Umum dengan Bank
Indonesia;
Mengingat : Peraturan Bank Indonesia Nomor 19/ 13/PBI/2017 tentang
Pelayanan Perizinan Terpadu terkait Hubungan Operasional
Bank Umum dengan Bank Indonesia (Lembaran Negara
Bl 100(F4B)
-
BANK INDONESIA Haiaman ..2...
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 254, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6 1 47);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR INTERN
TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KETENTUAN
PELAYANAN PERIZINAN TERPADU TERKAIT HUBUNGAN
OPERASIONAL BANK UMUM DENGAN BANK INDONESIA.
BABI
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Anggota Dewan Gubernur Intern ini yang
dimaksud dengan:
1. Bank adalah bank umum sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang yang mengatur mengenai perbankan,
termasuk kantor cabang dari bank yang berkedudukan di
luar negeri, dan bank umum syariah sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur
mengenai perbankan syariah.
2. Pelayanan Perizinan Terpadu terkait Hubungan
Operasional Bank dengan Bank Indonesia yang
selanjutnya disebut PPTBU adalah pelayanan perizinan
secara terintegrasi yang terkait dengan tugas atau
kewenangan Bank Indonesia di bidang moneter, bidang
sistem pembayaran dan pengelolaan uang rupiah, serta
bidang makroprudensial sehubungan dengan:
a. langkah strategis dan mendasar yang dilakukan Bank
yang berdampak pada hubungan operasional Bank
dengan Bank Indonesia; atau
b. pendirian Bank baru oleh pihak yang telah mendapat
persetujuan prinsip pendirian Bank oleh Otoritas
Jasa Keuangan.
3. Perizinan adalah proses pemberian keputusan atas
permohonan izin, persetujuan, pendaftaran, dan/atau
permohonan lain yang diajukan oleh Bank untuk
Bl O1 (F4B)
-
BANK INDONESIA Halaman.3.
melaksanakan berbagai hubungan operasional Bank
dengan Bank Indonesia di bidang moneter, bidang sistem
pembayaran dan pengelolaan uang rupiah, serta bidang
makroprudensial berdasarkan persyaratan dan prosedur
sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia.
4. Otoritas Jasa Keuangan yang selanjutnya disingkat OJK
adalah Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai Otoritas
Jasa Keuangan.
BAB 11
SATUAN KERJA PELAKSANA PPTBU
Pasal 2
(1) Satuan kerja yang melaksanakan fungsi pengawasan
makroprudensial, moneter, dan sistem pembayaran
bertugas sebagai satuan kerja koordinator PPTBU.
(2) Satuan kerja koordinator PPTBU sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) melaksanakan PPTBU bersama dengan
satuan kerja terkait di Bank Indonesia termasuk satuan
kerja yang memiliki kewenangan Perizinan dan satuan
kerja yang memiliki kewenangan untuk menindaklanjuti
perubahan informasi Bank yang memengaruhi data bank
di Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Anggota Dewan Gubernur Intern ini.
BAB 111
PELAKSANAAN PPTBU
Bagian Kesatu
Tindak Lanjut atas Penyampaian Informasi
Pasal 3
(1) Satuan kerja koordinator PPTBU menerima informasi
secara tertulis dari:
Bl 101 IF4B)
-
BANK INDONESIA Halaman...
a. Bank, mengenai rencana pelaksanaan langkah
strategis dan mendasar yang berdampak pada
hubungan operasional Bank dengan Bank Indonesia
di bidang moneter, bidang sistem pembayaran dan
pengelolaan uang rupiah, serta bidang
makroprudensial; atau
b. pihak yang telah mendapat persetujuan prinsip
pendirian Bank oleh OJK mengenai permohonan izin
usaha kepada OJK.
(2) Satuan kerja koordinator PPTBU menyampaikan
memorandum 01 kepada satuan kerja terkait paling
lambat 3 (tiga) hari kerja setelah penerimaan informasi
secara tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Memorandum 0 1 sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dapat memuat antara lain:
a. penerusan informasi;
b. permintaan informasi mengenai:
1. hubungan operasional dengan Bank Indonesia di
bidang moneter, bidang sistem pembayaran dan
pengelolaan uang rupiah, serta bidang
makroprudensial yang:
a) terdampak akibat rencana pelaksanaan
langkah strategis dan mendasar yang
dilakukan oleh Bank; atau
b) diperlukan sehubungan dengan
permohonan izin usaha kepada OJK yang
diajukan oleh pihak yang telah mendapat
persetujuan prinsip pendirian Bank;
2. ketentuan Bank Indonesia mengenai Perizinan
yang terkait; dan
3. daftar dokumen yang dipersyaratkan dalam
pengajuan permohonan Perizinan di Bank
Indonesia; dan/atau
c. undangan rapat koordinasi.
(4) Dalam hal memorandum sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) memuat permintaan informasi kepada satuan
kerja terkait, satuan kerja terkait menyampaikan
Bl 101 )F4B)
-
BANK INDONESIA Halaman..5...
tanggapan kepada satuan kerja koordinator PPTBU
melalui memorandum 01, paling lambat 5 (lima) hari kerja
setelah memorandum satuan kerja koordinator PPTBU
diterima satuan kerja terkait.
Pasal 4
(1) Dalam menindaklanjuti penyampaian informasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), satuan
kerja koordinator PPTBU dapat:
a. melakukan koordinasi dengan OJK; dan/atau
b. meminta penjelasan, data, dan/atau informasi
kepada Bank dan/atau pihak yang telah mendapat
persetujuan prinsip pendirian Bank oleh OJK.
(2) Koordinasi dengan OJK sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a dilakukan antara lain untuk:
a. memperoleh informasi mengenai perkembangan
pemrosesan perizinan di OJK, termasuk perkiraan
jangka waktu pemrosesan; dan/ atau
b. memperoleh informasi lainnya yang diperlukan.
(3) Permintaan penjelasan, data, dan/atau informasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan
antara lain untuk memperoleh penjelasan, data, dan/atau
informasi mengenai:
a. tanggal surat permohonan izin kepada OJK;
b. nama dan kontak petugas yang terkait (person in
charge); dan/atau
c. informasi lainnya yang diperlukan.
(4) Satuan kerja koordinator PPTBU dapat menyampaikan
informasi kepada OJK, Bank, atau pihak yang telah
mendapat persetujuan prinsip pendirian Bank oleh OJK,
antara lain mengenai:
a. hubungan operasional dengan Bank Indonesia di
bidang moneter, bidang sistem pembayaran dan
pengelolaan uang rupiah, serta bidang
makroprudensial yang:
BMO1 (F4B)
-
Ii) BANK INDONESIA Halaman1. terdampak akibat rencana pelaksanaan langkah
strategis dan mendasar yang dilakukan oleh
Bank; atau
2. diperlukan sehubungan dengan permohonan
izin usaha kepada OJK yang diajukan oleh pihak
yang telah mendapat persetujuan prinsip
pendirian Bank;
b. ketentuan Bank Indonesia yang dapat dijadikan
acuan; dan
c. daftar dokumen yang dipersyaratkan dalam
pengajuan permohonan Perizinan di Bank Indonesia.
(5) Koordinasi dengan OJK sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), dan/atau permintaan penjelasan, data, dan/atau
informasi kepada Bank atau pihak yang telah mendapat
persetujuan prinsip pendirian Bank oleh OJK
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dapat dilakukan
dalam bentuk rapat atau bentuk koordinasi lainnya.
(6) Dalam hal koordinasi dengan OJK dilakukan dalam
bentuk rapat, penyelenggaraan rapat dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. untuk pertama kali, rapat diselenggarakan oleh
satuan kerja di Bank Indonesia yang ditunjuk sebagai
focal point Bank Indonesia dan OJK;
b. untuk rapat selanjutnya, mekanisme rapat akan
diputuskan dalam forum sebagaimana dimaksud
dalam huruf a;
c. dalam hal rapat selanjutnya tidak diselenggarakan
oleh satuan kerja di Bank Indonesia yang ditunjuk
sebagai focal point Bank Indonesia dan OJK, satuan
kerja koordinator PPTBU menyampaikan surat
undangan rapat kepada OJK dengan tembusan
kepada:
1. satuan kerja di Bank Indonesia yang ditunjuk
sebagai focal point Bank Indonesia dan OJK; dan
2. satuan kerja di OJK yang ditunjuk sebagai focal
point Bank Indonesia dan OJK; dan
Bl1O1 (F4B)
-
BANK INDONESIA Haaman.7.
d. rapat sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf
b dapat dihadiri oleh satuan kerja terkait.
Pasal 5
Dalam hal satuan kerja koordinator PPTBU menerima informasi
mengenai penolakan OJK atas:
a. permohonan izin terkait rencana pelaksanaan langkah
strategis dan mendasar oleh Bank; atau
b. permohonan izin usaha oleh pihak yang telah mendapat
persetujuan prinsip pendirian Bank,
satuan kerja koordinator PPTBU menyampaikan informasi
tersebut kepada satuan kerja terkait.
Pasal 6
Mekanisme tindak lanjut atas penyampaian informasi secara
tertulis mengenai:
a. rencana pelaksanaan langkah strategis dan mendasar oleh
Bank; dan
b. permohonan izin usaha kepada OJK oleh pihak yang telah
mendapat persetujuan prinsip pendirian Bank,
tercantum dalam Lampiran 11 yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Anggota Dewan Gubernur Intern
ini.
Bagian Kedua
Tindak Lanjut atas Penyampaian Permohonan
Pasal 7
(1) Satuan kerja koordinator PPTBU menerima surat
permohonan Perizinan beserta dokumen pendukung dari:
a. Bank yang telah mendapatkan izin, persetujuan, atau
rekomendasi dari OJK terkait aspek kelembagaan
untuk melaksanakan langkah strategis dan
mendasar; atau
b. Bank yang telah memperoleh izin usaha dari OJK.
(2) Dalam hal surat permohonan Perizinan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak disertakan dengan dokumen
81 101 (F4B)
-
1T) BANK INDONESIA Halaman ..8...pendukung berupa surat izin, persetujuan, atau
rekomendasi dari OJK, satuan kerja koordinator PPTBU
menyampaikan surat permintaan kelengkapan dokumen
tersebut kepada Bank, dan ditembuskan kepada satuan
kerja di Bank Indonesia yang ditunjuk sebagai focal point
Bank Indonesia dan OJK.
(3) Satuan kerja koordinator PPTBU menyampaikan surat
permohonan Perizinan beserta dokumen pendukung
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada satuan kerja
terkait melalui memorandum O 1 paling lambat 2 (dua) hari
kerja setelah surat permohonan Perizinan dan dokumen
pendukung berupa surat izin, persetujuan, atau
rekomendasi dari OJK sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) diterima satuan kerja koordinator PPTBU.
Pasal 8
(1) Berdasarkan memorandum satuan kerja koordinator
PPTBU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3),
satuan kerja terkait meneliti kelengkapan dokumen yang
menjadi persyaratan permohonan Perizinan sesuai dengan
ketentuan Bank Indonesia.
(2) Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), satuan kerja terkait menyampaikan informasi
kepada satuan kerja koordinator PPTBU dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. dalam hal terdapat kekurangan dokumen, satuan
kerja terkait meminta kelengkapan dokumen kepada
Bank melalui satuan kerja koordinator PPTBU;
b. dalam hal dokumen lengkap, satuan kerja terkait
menginformasikan hal tersebut kepada satuan kerja
koordinator PPTBU; dan
c. permintaan kelengkapan dokumen sebaga1mana
dimaksud pada huruf a dan informasi sebaga1mana
dimaksud pada huruf b disampa1kan melalui
memorandum O 1 pa1ing lambat 5 (lima) hari kerja
setelah memorandum satuan kerja koordinator PPTBU
Bl 101 (F4B)
-
BANK INDONESIA Halaman..9....
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3)
diterima oleh satuan kerja terkait.
(3) Berdasarkan memorandum yang disampaikan oleh satuan
kerja terkait mengenai permintaan kelengkapan dokumen
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, satuan kerja
koordinator PPTBU menyampaikan surat permintaan
kelengkapan dokumen kepada Bank.
(4) Dalam hal satuan kerja koordinator PPTBU telah menerima
surat kelengkapan dokumen dari Bank, satuan kerja
koordinator PPTBU menyampaikan surat kelengkapan
dokumen dimaksud kepada satuan kerja terkait melalui
memorandum 01, paiing lambat 2 (dua) hari keija setelah
menerima surat kelengkapan dokumen dari Bank.
(5) Satuan kerja terkait menyampaikan informasi kepada
satuan kerja koordinator PPTBU mengenai perkembangan
pemrosesan Perizinan pa1ing kurang 1 (satu) kali dalam 10
(sepuluh) hari kerja setelah jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf c.
(6) Penyampaian informasi perkembangan pemrosesan
Perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dilakukan
sampai dengan satuan keija terkait memberikan
keputusan atas permohonan Perizinan yang diajukan Bank
Pasal 9
(1) Daiam ha1 diperlukan, satuan kerja koordinator PPTBU
melakukan:
a. koordinasi dengan OJK; dan/atau
b. permintaan penjelasan, data, dan/atau informasi
kepada Bank,
untuk pemenuhan kelengkapan persyaratan dokumen
Bank berupa surat dan dokumen pendukung surat
permohonan Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasa1
7 ayat (1).
(2) Koordinasi dengan OJK dan/atau permintaan penjelasan,
data, dan/atau informasi kepada Bank sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dapat dilakukan da1am bentuk
rapat atau bentuk koordinasi lainnya.
Bl 101 (F4B)
-
(J) BANJK INDONESIA HalamanQ.(3) Dalam hal koordinasi dengan OJK sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a dilakukan dalam bentuk rapat,
penyelenggaraan rapat dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. untuk pertama kali, rapat diselenggarakan oleh
satuan kerja di Bank Indonesia yang ditunjuk sebagai
focal point Bank Indonesia dan OJK;
b. untuk rapat selanjutnya, mekanisme rapat akan
diputuskan dalam forum sebagaimana dimaksud
dalam huruf a;
c. dalam hal rapat selanjutnya tidak diselenggarakan
oleh satuan kerja di Bank Indonesia yang ditunjuk
sebagai focal point Bank Indonesia dan OJK, satuan
kerja koordinator PPTBU menyampaikan surat
undangan rapat kepada OJK dengan tembusan
kepada:
1. satuan kerja di Bank Indonesia yang ditunjuk
sebagai focal point Bank Indonesia dan OJK; dan
2. satuan kerja di OJK yang ditunjuk sebagai focal
point Bank Indonesia dan OJK; dan
d. rapat sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b
dapat dihadiri oleh satuan kerja terkait.
Pasal 10
Mekanisme tindak lanjut atas penyampaian surat permohonan
Perizinan Bank tercantum dalam Lampiran 111 yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Anggota Dewan
Gubernur Intern ini.
Bagian Ketiga
Mekanisme Pemrosesan Permohonan
Pasal 1 1
(1) Dalam hal seluruh dokumen yang menjadi persyaratan
permohonan Perizinan Bank sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (1) dan ayat (4) telah lengkap sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia, satuan kerja terkait
Bl 101 (F4B)
-
([) BANK INDONESIA Halamanll...memproses permohonan Perizinan dengan mengacu
kepada ketentuan Bank Indonesia.
(2) Dalam hal diperlukan, satuan kerja terkait meminta
penyelenggaraan rapat dengan OJK dan/atau Bank
kepada satuan kerja koordinator PPTBU untuk
pemrosesan permohonan Perizinan yang diajukan oleh
Bank.
Pasal 12
Dalam hal rapat dilaksanakan dengan OJK, penyelenggaraan
rapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. untuk pertama kali, rapat diselenggarakan oleh satuan
kerja di Bank Indonesia yang ditunjuk sebagai focal point
Bank Indonesia dan OJK;
b. untuk rapat selanjutnya, mekanisme rapat akan
diputuskan dalam forum sebagaimana dimaksud dalam
huruf a;
c. dalam hal rapat selanjutnya tidak diselenggarakan oleh
satuan kerja di Bank Indonesia yang ditunjuk sebagaifocal
point Bank Indonesia dan OJK, satuan kerja koordinator
PPTBU menyampaikan surat undangan rapat kepada OJK
dengan tembusan kepada:
1. satuan kerja di Bank Indonesia yang ditunjuk sebagai
focal point Bank Indonesia dan OJK; dan
2. satuan kerja di OJK yang ditunjuk sebagaifocalpoint
Bank Indonesia dan OJK; dan
d. rapat sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b dapat
dihadiri oleh satuan kerja terkait.
Pasal 13
Dalam hal rapat dilaksanakan dengan Bank, penyelenggaraan
rapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. untuk pertama kali, rapat diselenggarakan oleh satuan
kerja koordinator PPTBU;
b. untuk rapat selanjutnya, mekanisme rapat akan
diputuskan dalam rapat sebagaimana dimaksud dalam
huruf a; dan
Bl 101 (F4B)
-
BANJK INDONESIA Halamanl2...
c. dalam hal rapat selanjutnya tidak diselenggarakan oleh
satuan kerja koordinator PPTBU, satuan kerja terkait
menyampaikan surat undangan rapat kepada Bank
dengan tembusan kepada satuan kerja koordinator
PPTBU.
Pasal 14
(1) Satuan kerja terkait dapat meminta pengajuan topik rapat
dewan gubernur kepada satuan kerja koordinator PPTBU
untuk pemrosesan permohonan Perizinan yang diajukan
oleh Bank, dalam hal:
a. diatur dalam ketentuan Bank Indonesia; atau
b. termasuk dalam cakupan kebijakan strategis utama
Bank Indonesia dan belum diatur dalam ketentuan
Bank Indonesia.
(2) Permintaan pengajuan topik rapat dewan gubernur
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan oleh
satuan kerja terkait kepada satuan kerja koordinator
PPTBU melalui memorandum 0 1.
(3) Penyampaian memorandum 01 oleh satuan kerja terkait
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) juga disertakan
dengan lampiran antara lain berupa:
a. memorandum 02 mengenai permohonan Perizinan
yang diajukan oleh Bank yang telah mendapatkan
persetujuan anggota dewan gubemur bidang satuan
kerja terkait untuk diajukan dalam rapat dewan
gubemur; dan
b. hal-hal yang dimintakan keputusan dalam rapat
dewan gubernur beserta penjelasan yang diperlukan.
(4) Berdasarkan memorandum 0 1 sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), satuan kerja koordinator PPTBU
menyampaikan memorandum 02 kepada anggota dewan
gubemur bidang satuan kerja koordinator PPTBU untuk
meminta persetujuan pengajuan topik rapat dewan
gubernur.
(5) Pengajuan topik rapat dewan gubernur sebagaimana
dimaksud dalam ayat (4) mengacu pada ketentuan Bank
Bl 101 (F4B)
-
4TJ BANK INDONESIA Halamanl.3....Indonesia mengenai penyelenggaraan rapat dewan
gubernur.
Pasal 15
Satuan kerja terkait menindaklanjuti hasil rapat dewan
gubernur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14.
Pasal 16
Mekanisme pemrosesan atas permohonan Perizinan yang
diajukan oleh Bank tercantum dalam Lampiran IV yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Anggota
Dewan Gubernur Intern ini.
Bagian Keempat
Mekanisme Penyampaian Persetujuan atau Penolakan
Pasal 17
(1) Berdasarkan hasil pemrosesan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1 1 ayat (1) dan Pasal 15, satuan kerja terkait
memberikan keputusan persetujuan atau penolakan atas
permohonan Perizinan yang diajukan oleh Bank.
(2) Satuan kerja terkait menyampaikan hasil keputusan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada satuan kerja
koordinator PPTBU melalui memorandum O 1 yang paling
kurang memuat keputusan berupa persetujuan atau
penolakan atas permohonan Perizinan yang diajukan oleh
Bank.
(3) Dalam hal diperlukan, satuan kerja terkait menyampaikan
informasi hasil keputusan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) kepada:
a. pihak eksternal selain Bank yang mengajukan
permohonan Perizinan, dan OJK; dan/atau
b. satuan kerja di Bank Indonesia,
sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
(4) Berdasarkan memorandum O 1 sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), satuan kerja koordinator PPTBU menyusun
Bl 101 )F4B)
-
BANK INDONESIA HalamanL4.
surat persetujuan atau penolakan atas permohonan
Perizinan yang diajukan oleh Bank.
(5) Pemimpin satuan kerja koordinator PPTBU
menandatangani surat persetujuan atau penolakan atas
permohonan Perizinan yang diajukan oleh Bank
sebagaimana dimaksud pada ayat (4).
(6) Dalam hal pemimpin satuan kerja koordinator PPTBU
berhalangan maka penandatanganan surat persetujuan
atau penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dilakukan oleh pejabat 1 (satu) tingkat di bawah pemimpin
satuan kerja koordinator PPTBU.
(7) Satuan kerja koordinator PPTBU menyampaikan surat
persetujuan atau penolakan kepada Bank dengan
tembusan kepada:
a. OJK;
b. satuan kerja terkait;
c. satuan kerja di Bank Indonesia yang ditunjuk sebagai
focal point Bank Indonesia dan OJK; dan
d. Kantor Perwakilan Bank Indonesia setempat dalam
hal Bank berkantor pusat di luar wilayah kerja kantor
pusat Bank Indonesia,
paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah menerima
memorandum O 1 sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
(8) Dalam hal pemrosesan atas permohonan Perizinan yang
diajukan oleh Bank sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1 1 ayat (1) tidak melalui rapat dewan gubernur, satuan
kerja koordinator PPTBU melaporkan hasil pemrosesan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui rapat dewan
gubernur mingguan atau melalui memorandum 02 kepada
seluruh anggota dewan gubernur.
Pasal 18
Mekanisme penyampaian persetujuan atau penolakan atas
permohonan Perizinan yang diajukan oleh Bank tercantum
dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Anggota Dewan Gubernur Intern ini.
Bl 101 (F4B)
-
BANK INDONESIA Halamanl.5...
Bagian Kelima
Jangka Waktu
Pasal 19
(1) Jangka waktu pemrosesan atas permohonan Perizinan
yang diajukan oleh Bank sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 ayat (1) tetap mengacu pada ketentuan Bank
Indonesia.
(2) Berdasarkan jangka waktu pemrosesan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), jangka waktu pemrosesan
permohonan Perizinan yang dilakukan oleh:
a. satuan kerja koordinator PPTBU, ditetapkan selama 5
(lima) hari kerja; dan
b. satuan kerja terkait, ditetapkan selama jumlah hari
kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah
dikurangi dengan jangka waktu pemrosesan di
satuan kerja koordinator PPTBU sebagaimana
dimaksud pada huruf a.
BAB IV
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 20
(1) Satuan kerja koordinator PPTBU menerima informasi
secara tertulis dari Bank mengenai perubahan informasi
yang memengaruhi data Bank di Bank Indonesia, yang
meliputi perubahan:
a. pemegang saham pengendali Bank;
b. pengurus Bank; dan/atau
c. alamat kantor pusat Bank.
(2) Satuan kerja koordinator PPTBU memastikan
penyampaian informasi lain secara tertulis dari Bank
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertakan dengan
dokumen pendukung berupa surat persetujuan dari OJK
atas permohonan Bank mengenai perubahan informasi
yang memengaruhi data Bank di Bank Indonesia.
Bl 101 IF4B)
-
BANK INDONESIA Haiamanl.6...
(3) Dalam hal terdapat kekurangan dokumen pendukung
antara lain berupa surat izin, persetujuan, atau
rekomendasi dari OJK atas permohonan Bank mengenai
perubahan informasi yang akan memengaruhi data Bank
di Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
satuan kerja koordinator PPTBU:
a. meminta kelengkapan dokumen kepada Bank;
dan/atau
b. melaksanakan koordinasi dengan OJK.
(4) Satuan kerja koordinator PPTBU menatausahakan dalam
database dan melakukan tindak lanjut yang diperlukan
terkait perubahan informasi mengenai:
a. pemegang saham pengendali Bank;
b. pengurus Bank; dan
c. alamat kantor pusat Bank.
Pasal 2 1
(1) Satuan kerja koordinator PPTBU menyampaikan informasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) yang
disertakan dengan dokumen sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 20 ayat (2) kepada satuan kerja terkait
melalui memorandum 0 1 paling lambat 3 (tiga) hari kerja
setelah satuan kerja koordinator PPTBU menerima
perubahan informasi dari Bank.
(2) Penyampaian memorandum 0 1 sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Untuk memorandum 0 1 mengenai informasi
perubahan pemegang saham pengendali Bank,
ditujukan paling kurang kepada satuan kerja yang
melaksanakan fungsi penyelenggaraan sistem
pembayaran dan satuan kerja yang melaksanakan
fungsi pengembangan pasar keuangan;
b. Untuk memorandum 01 mengenai informasi
perubahan pengurus Bank, ditujukan paling kurang
kepada satuan kerja yang melaksanakan fungsi
penyelenggaraan sistem pembayaran dan satuan
BI 101 (F4B)
-
(J) BANK INDONESIA HalamanlZ...kerja yang melaksanakan fungsi pengembangan
pasar keuangan; dan/atau
c. Untuk memorandum 01 mengenai informasi
perubahan alamat kantor pusat Bank, ditujukan
paling kurang kepada satuan kerja yang
melaksanakan fungsi penyelenggaraan sistem
pembayaran, satuan kerja yang melaksanakan fungsi
pengembangan pasar keuangan, dan satuan kerja
yang melaksanakan fungsi pengelolaan dan
kepatuhan laporan.
(3) Satuan kerja terkait melakukan tindak lanjut yang
diperlukan atas informasi yang disampaikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berdasarkan ketentuan Bank
Indonesia.
Pasal 22
(1) Dalam hal Bank atau pihak lain yang berkantor Pusat di
luar wilayah kerja kantor pusat Bank Indonesia
menyampaikan informasi dan/atau permohonan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 7, dan Pasal
20, Kantor Perwakilan Bank Indonesia setempat c.q. unit
kerja yang melaksanakan fungsi koordinasi dan
komunikasi kebijakan menerima tembusan surat
penyampaian informasi dan/atau permohonan tersebut.
(2) Kantor Perwakilan Bank Indonesia setempat c.q. unit kerja
yang melaksanakan fungsi koordinasi dan komunikasi
kebijakan dapat melakukan koordinasi dengan satuan
kerja koordinator PPTBU untuk mendapatkan informasi
perkembangan pemrosesan Perizinan di Bank Indonesia.
Pasal 23
Mekanisme penyampaian perubahan informasi yang
memengaruhi data Bank di Bank Indonesia tercantum dalam
Lampiran VI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Anggota Dewan Gubernur Intern ini.
Bl 101 (F4B)
-
(J) BANK INDONESIA HaIaman.8.Pasal 24
Tata cara dan persyaratan Perizinan, sanksi, dan kewajiban
lainnya dilakukan sesuai ketentuan Bank Indonesia, kecuali
ketentuan mengenai:
a. penerimaan surat permohonan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (1);
b. permintaan persetujuan pengajuan topik rapat dewan
gubernur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (4);
c. penandatanganan surat persetujuan atau penolakan atas
permohonan Perizinan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17 ayat (5);
d. penyampaian surat persetujuan atau penolakan kepada
Bank sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (7); dan
e. penerimaan perubahan informasi secara tertulis yang
memengaruhi data Bank sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 20 ayat (1).
BABV
KODE ETIK
Pasal 25
Pegawai pada satuan kerja dan anggota dewan gubernur dalam
melaksanakan Peraturan Anggota Dewan Gubernur Intern ini
wajib mematuhi ketentuan Bank Indonesia yang mengatur
mengenai kode etik dan perilaku pegawai.
Bl 101 (F4B)
-
BANK INDONESIA Halamanl9...
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 26
Peraturan Anggota Dewan Gubernur Intern ini mulai berlaku
pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 22E?sarL7
ANGGOTA DEWAN GUBERNUR,
ERWIN RIJANTO
BI O1 (F4B)
-
O BANK INDONESIA
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR INTERN
NOMOR 19/ /PADG INTERN/2017
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN KETENTUAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU
TERKAIT HUBUNGAN OPERASIONAL BANK UMUM DENGAN BANK
INDONESIA
UMUM
Sehubungan dengan upaya meningkatkan efektivitas dan efisiensi
hubungan operasional Bank Indonesia dengan Bank, Bank Indonesia
menerbitkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 19/ 1 3/PBI/20 1 7 tentang
Pelayanan Perizinan Terpadu terkait Hubungan Operasional Bank Umum
dengan Bank Indonesia (PBI PPTBU). PBI PPTBU tersebut ditujukan bagi
Bank yang melakukan langkah strategis dan mendasar yang memengaruhi
hubungan operasional Bank dengan Bank Indonesia dan berdampak pada
keterlibatan lebih dari satu satuan kerja di Bank Indonesia serta bagi pihak
yang telah mendapat persetujuan prinsip pendirian Bank oleh OJK.
Sehubungan dengan telah diterbitkannya PBI PPTBU tersebut,
diperlukan peraturan pelaksanaan internal yang mengatur mekanisme
kerja antarsatuan kerja di Bank Indonesia.
Secara umum, substansi pengaturan dalam Peraturan Anggota Dewan
Gubernur Intern ini meliputi cakupan satuan kerja daiam kerangka
pelaksanaan PPTBU, mekanisme kerja antarsatuan kerja dalam
pelaksanaan PPTBU, dan jangka waktu pemrosesan dalam PPTBU.
Dengan adanya pengaturan mekanisme kerja di setiap tahapan PPTBU
maka pengaturan tersebut akan menjadi pedoman bagi satuan kerja di
Bank Indonesia sehingga dapat terlaksana proses kerja PPTBU yang
kredibel, efektif, dan efisien.
Bl 100(F4B)
-
() BANK INDONESIA Halaman ..2...
11. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Ayat (1)
Satuan kerja yang melaksanakan fungsi pengawasan
makroprudensial, moneter, dan sistem pembayaran juga
berperan dalam menjalankan kewenangannya sebagai satuan
kerja terkait yang memproses Perizinan antara lain mengenai
pinjaman luar negeri Bank.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 3
Ayat (1)
Hubungan operasional Bank dengan Bank Indonesia di bidang
moneter, bidang sistem pembayaran dan pengelolaan uang
rupiah, serta bidang makroprudensial antara lain:
a. peserta operasi moneter;
b. peserta lelang surat berharga Bank Indonesia dalam valuta
asing (SBBI Valas);
c. penerbitan instrumen pasar uang;
d. sandi Bank;
e. user pelaporan;
f. penyelenggara jasa sistem pembayaran (PJSP) antara lain
penyelenggara alat pembayaran menggunakan kartu (APMK),
uang elektronik, transfer dana, dompet elektronik, payment
gateway, switching, dan PJSP lainnya;
g. persetujuan produk atau aktivitas PJSP;
h. sistem Bank Indonesia-Real-Time Gross Settlement (BI
RTGS);
i. Bank Indonesia-Scripless Securities Settlement System (BI
SSSS);
j. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI);
Bl 101 (F4B)
-
() BANK INDONESIA Halaman .3....k. subregistry;
1. fasilitas likuiditas intrahari (FLI);
m. penyetoran dan penarikan uang rupiah oleh Bank;
n. pembawaan uang kertas asing ke dalam dan ke luar daerah
pabean Indonesia oleh Bank;
o. pembukaan rekening giro di Bank Indonesia;
p. pembukaan rekening surat berharga negara (SBN) untuk
nasabah subregistry di Bank Indonesia;
q. peserta Bank Indonesia-Electronic Trading Platform (BI-ETP);
r. pinjaman luar negeri Bank; dan/atau
s. penerbitan dan transaksi surat berharga komersial di pasar
uang.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 4
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Permintaan informasi mengenai tanggal surat permohonan izin
kepada OJK dimaksudkan untuk memastikan bahwa
penyampaian permohonan izin kepada OJK dan penyampaian
surat kepada Bank Indonesia mengenai:
1. rencana pelaksanaan langkah strategis dan mendasar; atau
2. informasi permohonan izin usaha kepada OJK,
telah dilakukan Bank secara bersamaan.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Yang dimaksud dengan bentuk koordinasi lainnya antara lain
melalui e-mail, faksimili, dan/atau telepon.
Bl 101 (F4B)
-
T) BANK INDONESIA Halaman ...4...Ayat (6)
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Ayat (1)
Dalam meneliti kelengkapan dokumen, dilakukan pertukaran
informasi antarsatuan kerja terkait.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Informasi perkembangan pemrosesan Perizinan dapat
disampaikan melalui e-mail.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Pasal 9
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan bentuk koordinasi lainnya antara lain
melalui e-mail, faksimili, dan/atau telepon.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Bl 101 (F4B)
-
BANK INDONESIA Halaman ..5.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 1 1
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Rapat diselenggarakan dalam hal masih terdapat data dan/atau
informasi serta penjelasan yang dibutuhkan untuk pemrosesan
permohonan Perizinan yang diajukan oleh Bank.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Hurufa
Cukup jelas.
Hurufb
Cukup jelas.
Huruf c
Surat undangan rapat kepada Bank dapat didahului dengan
media komunikasi lainnya antara lain melalui e-mail, faksimili,
dan/atau telepon.
Pasal 14
Ayat (1)
Usulan topik rapat dewan gubernur untuk pemrosesan beberapa
permohonan Perizinan yang diajukan oleh Bank dapat
dilaksanakan dalam 1 (satu) rapat dewan gubernur yang sama.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan penjelasan yang diperlukan atas hal
hal yang dimintakan keputusan antara lain mengenai latar
Bl 101 )F4B)
-
() BANK INDONESIA Halamanbelakang, permasalahan, hal[-hal yang telah dilakukan,
risiko dan mitigasi risiko, serta tindak lanjut.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Memorandum O 1 dapat memuat informasi yang lebih rinci seperti
konsekuensi dari persetujuan atau penolakan yang diberikan,
tanggal efektif, tindak lanjut yang harus dilakukan oleh Bank, dan
hal-hal lain yang perlu diperhatikan oleh Bank misalnya prinsip
kehati-hatian dan perlindungan konsumen.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Bl 101 (F4B
-
BANK INDONESIA Halaman.7.
Huruf d
Tembusan surat persetujuan atau penolakan
ditatausahakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia c.q.
unit kerja yang melaksanakan fungsi koordinasi dan
komunikasi kebijakan.
Ayat (8)
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Ayat (1)
Jangka waktu pemrosesan dalam ketentuan PPTBU dimulai pada
saat satuan kerja koordinator PPTBU menerima seluruh dokumen
yang menjadi persyaratan permohonan Perizinan Bank secara
lengkap sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, sampai dengan
satuan kerja koordinator PPTBU menyampaikan surat
persetujuan atau penolakan kepada Bank.
Ayat (2)
Contoh perhitungan jangka waktu pemrosesan Perizinan yaitu
sebagai berikut:
Persetujuan prinsip kepesertaan BI-SSSS memiliki jangka waktu
pemrosesan paling lama 14 (empat belas) hari kerja. Dengan
berlakunya PADG Intern ini maka jangka waktu pemrosesan
pada:
1. satuan kerja koordinator PPTBU, ditetapkan selama 5 (lima)
hari kerja; dan
2. satuan kerja terkait, ditetapkan selama 9 (sembilan) hari
kerja.
Pasal 20
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Bl 101 (F4B)
-
1!) BANK INDONESIA Halaman...Ayat (3)
Huruf a
Permintaan kelengkapan dokumen kepada Bank dapat
dilakukan melalui surat atau media komunikasi lainnya
antara lain melalui e-mail, faksimili, dan/atau telepon.
Huruf b
Cukup jelas.
Ayat (4)
Satuan kerja koordinator PPTBU melaksanakan tindak lanjut
yang diperlukan sebagai satuan kerja yang melaksanakan fungsi
pengawasan makroprudensial, moneter, dan sistem pembayaran.
Pasal 2 1
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Yang dimaksud dengan ketentuan Bank Indonesia adalah ketentuan
Bank Indonesia yang mengatur antara lain:
a. peserta operasi moneter;
b. peserta lelang SBBI Valas;
c. penerbitan instrumen pasar uang;
d. sandi Bank;
e. user pelaporan;
f. PJSP antara lain penyelenggara APMK, uang elektronik, transfer
dana, dompet elektronik, payment gateway, switching, dan PJSP
lainnya;
g. persetujuan produk/aktivitas PJSP;
h. sistem BI-RTGS;
i. BI-SSSS;
j. SKNBI;
k. subregistry;
Bl 101 )F4B)
-
1!) BANK INDONESIA Halaman..9...1. FLI;
m. penyetoran dan penarikan uang rupiah oleh Bank;
n. pembawaan uang kertas asing ke dalam dan ke luar daerah
pabean Indonesia oleh Bank;
o. pembukaan rekening giro di Bank Indonesia;
p. pembukaan rekening SBN untuk nasabah subregistry di Bank
Indonesia;
q. peserta BI-ETP;
r. pinjaman luar negeri Bank; dan/atau
s. penerbitan dan transaksi surat berharga komersial di pasar uang.
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Bl 101 (F4B)
-
LAMPIRAN I
PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR INTERN
NOMOR 19/56 /PADG INTERN/2017
TANGGAL ESER2017
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN KETENTUAN PELAYANAN
PERIZINAN TERPADU TERKAIT HUBUNGAN
OPERASIONAL BANK UMUM DENGAN BANK
INDONESIA
SATUAN KERJA YANG MEMILIKI KEWENANGAN PERIZINAN SEHUBUNGAN
DENGAN LANGKAH STRATEGIS DAN MENDASAR BANK, PENDIRIAN BANK
BARU, SERTA PENYAMPAIAN INFORMASI LAIN
No. Langkah Strategis dan
Mendasar bagi Bank
Satuan Kerja Terkait*
1. Aksi korporasi berupa
penggabungan, peleburan,
pengambilalihan, dan
pemisahan.
DPKL, DPM, DPSP, DKSP, DPU,
DSSK, DPPK, dan DPD.
2. Perubahan status. DPKL, DPM, DPSP, DKSP, DPU,
DSSK, DPPK, dan DPD.
3. Perubahan nama. DPKL, DPM, DPSP, DKSP, DPU,
DSSK, DPPK, dan DPD.
4. Pencabutan izin usaha. DPKL, DPM, DPSP, DKSP, DPU,
DSSK, DPPK, dan DPD.
5. Langkah strategis dan mendasar
lainnya.
DPKL, DPM, DPSP, DKSP, DPU,
DSSK, DPPK, dan DPD.
No. Pendirian Bank Baru Satuan Kerja Terkait*
1. Permohonan perizinan Bank
baru.
DPKL, DPM, DPSP, DKSP, DPU,
DSSK, DPPK, DPD, DKEM, DKMP,
DPUM, DEKS, dan DOTP.
-
2
No. Penyampaian Informasi Lain Satuan Kerja Terkait*
1. Perubahan pemegang saham
pengendali Bank.
DPSP, DPPK, dan DSSK.
2. Perubahan pengurus Bank. DPSP, DPPK, dan DSSK.
3. Perubahan alamat kantor pusat
Bank.
DPSP, DPPK, DPKL, dan DSSK.
Keterangan:
* Satker yang terlibat adalah paling kurang.
ANGGOTA DEWAN GUBERNUR,
—
ERWIN RIJANTO
-
LAMPIRAN 11
PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR INTERN
NOMOR 19/ 56 /PADG INTERN/2017
TANGGAL 22ESER17
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN KETENTUAN PELAYANAN
PERIZINAN TERPADU TERKAIT HUBUNGAN
OPERASIONAL BANK UMUM DENGAN BANK
INDONESIA
MEKANISME TINDAK LANJUT ATAS PENYAMPAIAN INFORMASI
Flowchart l
Mekanisme Tindak Lanjut atasPnyampaian lnformasi
Bank/Pihak OJK Koordinator PPTBU (DSSK) Satker Terkait
Surat*: Penyusunan M.O1
• Bank terkait kepada Satker
Qstrategis dau
— informasi, (ii)
rencana melakukan terkait untuk (i( M.Ol dari
langkah-langkah meneruskan PoJirig lambat Koordin
mendasar, atau memperaleh• Pihak yang telah informasi,
dan
mendapatkan (iii) undangan
persetujuan prinsip rapat.
sebagai Bank danOJK.
atauDSSK dpt menyampaikarl
info terkait: lSurat Penolakan OJK
atas:• Hub operasional yg
• Permohonan izin terclampak/diperlukan;
Bank terkait• Ketentuan BI yg dpt[
- — — — —
langkah-langkahdijadikan acuan; dan
strategis danDaftar dokumen
yg1mendasar, atau dipersyaratkan.• Permohonan izin
Koordinasi utk 1usaha Pihak yan
telah mendapatkanmemperoleh info terkait:
persetujuan prinsip• Perkembangan l
_______ _______
sebagai WK.pemrosesan, termasukl l
i Penyusunanperkiraaan jk. waktu[
• informasi lainnya jikapermintaan
pemrosesan; dan/atau
jl
l tanggapan atas
diperlukan. linformasi
ISuratundanganl__________________
rapat— —
DSSK dapat rkoordinasi
dengan WK dan/atau[_ memintapenjelasan/
l Surat undanganl
ikepada
— — —
Memorandum
———1
l data/informas
anrapatPermintaan
penjelasan/data/informasi terkait:
• tanggal surat Bank l
permohonan iziil PenYamPaian l PaJing lambat
kepada OJK;l tanggapan dari l 5hkl Satker diterima
• nama dan kontak
PIC; dan/atau• informasi lnya l
jika diperlukan
DSSK dpt menyampaikaninfo terkait:
• Hub operasiona1 yg
terdampak/diperlukan;• Ketentuan B1 yg dpt
— —
dijadikan acuan; dan• Daftar dokumen yg
dipersyaratkan.
-
2
Keterangan:
*Dalam hal diajukan oleh Bank yang berkantor pusat di luar wilayah
kantor pusat Bank Indonesia maka surat juga ditembuskan kepada
kantor perwakilan Bank Indonesia setempat c.q. unit kerja yang
melaksanakan fungsi koordinasi dan komunikasi kebijakan.**
Memperoleh informasi terkait:
1. hubungan operasional dengan Bank Indonesia di bidang moneter,
bidang sistem pembayaran dan pengelolaan uang rupiah, serta
bidang makroprudensial yang:
a. terdampak akibat rencana pelaksanaan langkah strategis dan
mendasar yang dilakukan oleh Bank; atau
b. diperlukan sehubungan dengan permohonan izin usaha kepada
OJK yang diajukan oleh pihak yang telah mendapat persetujuan
prinsip pendirian Bank;
2. ketentuan Bank Indonesia mengenai Perizinan yang terkait; dan
3. daftar dokumen yang dipersyaratkan da1am pengajuan permohonan
Perizinan di Bank Indonesia.
Selesai, dalam hal Koordinator PPTBU menerima informasi mengenai
penolakan OJK atas:
1. permohonan izin terkait rencana pelaksanaan langkah-langkah
strategis dan mendasar oleh Bank; atau
2. permohonan izin usaha oleh pihak yang telah mendapat
persetujuan prinsip pendirian Bank.**** Koordinasi dengan OJK dan/atau permintaan
penjelasan/data/informasi kepada Bank dapat dilakukan da1am bentuk
rapat atau mela1ui media komunikasi lainnya (e-mail, faksimili, dan/atau
telepon).
Penyelenggaraan rapat koordinasi kepada OJK dilakukan sebagai
berikut:
1. Untuk pertama kaii, rapat koordinasi diselenggarakan oleh focal
point BI-OJK.
2. Untuk rapat selanjutnya:
a. dilaksanakan oleh satuan kerja yang ditunjuk da1am forum
rapat yang diselenggarakan oleh focal point BI-OJK; atau
b. koordinator PPTBU.
ANGGOTA DEWAN GUBERNUR,
ERWIN RIJANTO
-
LAMPIRAN 111
PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR INTERN
NOMOR 19/56 /PADG INTERN/2017
TANGGAL 22EEFMR17
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN KETENTUAN PELAYANAN
PERIZINAN TERPADU TERKAIT HUBUNGAN
OPERASIONAL BANK UMUM DENGAN BANK
INDONESIA
MEKANISME TINDAK LANJUT ATAS PENYAMPAIAN PERMOHONAN
Flowchart 2
Mekanisme TmCIak Lanjut atas Panyampaian Permohonan
Koordinator PPTBU (DSSK) Satker Terkait
a. Menerima: (i( surat
permohonan Parizinan Bank dan
(ii) dokumen pendukung berupasurat izin/rekomendasi/
persetujuan OJK dan/ataudokumen persyaratan perizinan
sesuai ketentuan.
b. Meneruskan sumt dan
lampiran kepada Satker terkait.
L
M.O l
paling lambat2 hkda lampiran surat izin
rekomendasi/persetujuandariOjK?
N
a. Menerima: (i( Surat
permohonan PerizinanBank dan (ii) dokumen
pendukung berupa Surat
izin/rekomendasi/persetujuan OJK dan/ataudokumen persyaratan
perizinan sesuaiketentuan.
b. Melakukan penelitianatas kelengkapan
dokumen persyaratansesuai ketentuan BI
terkait.**
Permintaan kekurangan suratOJK atau dokumen
persyaratan perizinan kepadaBank melalui surat.
M.O l
pahng lambat5hk
persyaratan l
1
undn
Koordinasi dg OJK dan/atau
permintaan penjelasan/data/
j informasikepadaBankutk :pemenuhan kelengkapan
dokumen permohonan Bank
(dapat dihadiri Satker terkait)
M. 01 dari Satker terkait yang
menyatakan dokumen
lengkap
Flowchart
3
M.Ol
paiing lambat5hk
-
2
Keterangan:
*Dalam hal diajukan oleh Bank yang berkantor pusat di luar wilayah
kantor pusat Bank Indonesia maka surat juga ditembuskan kepada
kantor perwakilan Bank Indonesia setempat c.q. unit kerja yang
melaksanakan fungsi koordinasi dan komunikasi kebijakan.** Dalam melakukan penelitian, dapat dilakukan pertukaran informasi
antarsatuan kerja terkait.
Selain kepada Bank, koordinator PPTBU juga menyampaikan tembusan
surat dimaksud kepada satker yang melaksanakan fungsi focal point BI —
OJK.
Penyelenggaraan rapat koordinasi kepada OJK dilakukan sebagai
berikut:
1. Untuk pertama kali, rapat koordinasi diselenggarakan oleh focal
point BI-OJK.
2. Untuk rapat selanjutnya:
a. dilaksanakan oleh satuan kerja yang ditunjuk dalam forum
rapat yang diselenggarakan oleh focal point BI-OJK; atau
b. koordinator PPTBU.
***** Satuan kerja terkait juga menyampaikan informasi mengenai
perkembangan pemrosesan Perizinan (melaiui e-mail) paling kurang 1
(satu) ka1i da1am 10 (sepuluh) hari kerja sejak dokumen Bank dinyatakan
lengkap.
ANGGOTA DEWAN GUBERNUR,
ERWIN RIJANTO
-
LAMPIRAN Iv
PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR INTERN
NOMOR 19/6 /PADG INTERN/2017
TANGGAL 22 EESEMR2017
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN KETENTUAN PELAYANAN
PERIZINAN TERPADU TERKAIT HUBUNGAN
OPERASIONAL BANK UMUM DENGAN BANK
INDONESIA
MEKANISME PEMROSESAN PERMOHONAN
-
2
Keterangan:
* Dalam hal masih terdapat data dan/atau informasi serta penjelasan yang
dibutuhkan untuk pemrosesan permohonan Perizinan yang diajukan
oleh Bank.
**1. Penyelenggaraan rapat koordinasi kepada OJK dilakukan sebagai
berikut:
a. Untuk pertama kali, rapat koordinasi diselenggarakan oleh
focal point BI-OJK.
b. Untuk rapat selanjutnya:
1) dilaksanakan oleh satuan kerja yang ditunjuk da1am
forum rapat yang diselenggarakan oleh focal point BI-OJK;
atau
2) koordinator PPTBU.
2. Penyelenggaraan rapat koordinasi kepada Bank dilakukan sebagai
berikut:
a. Untuk pertama ka1i, rapat koordinasi diselenggarakan oleh
koordinator PPTBU.
b. Untuk rapat selanjutnya:
1) dilaksanakan oleh satuan kerja yang ditunjuk dalam
forum rapat yang diselenggarakan oleh koordinator
PPTBU; atau
2) satuan kerja terkait.
Proses persetujuan mela1ui RDG antara lain karena:
1. diatur da1am ketentuan Bank Indonesia; atau
2. termasuk dalam cakupan kebijakan strategis utama Bank Indonesia
dan belum diatur da1am ketentuan Bank Indonesia.
1. Dikecua1ikan dalam hal inisiatif dari DSSK (PLN).
2. Konsep ringsek telah mendapatkan persetujuan ADG Bidang.
ANGGOTA DEWAN GUBERNUR,
ERWIN RIJANTO
-
LAMPIRAN V
PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR INTERN
NOMOR 19/6 /PADG INTERN/2017
TANGGAL 22ESEMR2017
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN KETENTUAN PELAYANAN
PERIZINAN TERPADU TERKAIT HUBUNGAN
OPERASIONAL BANK UMUM DENGAN BANK
INDONESIA
MEKANISME PENYAMPAIAN PERSETUJUAN ATAU PENOLAKAN
* Dalam hal diperlukan, satuan kerja terkait menyampaikan informasi
hasil keputusan kepada:
1. pihak eksternal selain Bank yang mengajukan permohonan
Perizinan dan OJK; dan/atau
2. satuan kerja di Bank Indonesia,
sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
** Surat persetujuan/penolakan ditandatangani oleh pemimpin satuan
kerja koordinator PPTBU atau pejabat 1 (satu) tingkat di bawah pemimpin
Satker Terkait
Fiowchart 4
Mekanisme Penyampaian Persetujuan atau Penoiakan
Koordinator PPTBU (DSSK) ADG
Hasil pemrosesan
Perizinan/keputusanRDG
OJK/Bank
Penyusunan surat
persetujuan atau
penolakan
M.Oj
Laporan kepada seluruhADG melalui i)
Memorandum 02 atau (ii)RDG Mingguan
dalam hal pemrosesan tidak
melalui RDG
Penyampaian hasil
persetujuan atau
penolakan atas
permohonan perizinanBank
Penandatanganan surat
persetujuan atau
penolakan
Surat persetujuanatau penolakankepada Bank
suratpersetujuan atau— rwnnlakan kenadapalinglrneh»»t t hl»Keterangan:
-
2
satuan kerja koordinator PPTBU (dalam hal pemimpin satuan kerja
koordinator PPTBU berhalangan).
Surat persetujuan/penolakan juga ditembuskan kepada kantor
perwakilan Bank Indonesia setempat dalam hal permohonan diajukan
oleh Bank yang berkantor pusat di luar wilayah kerja kantor pusat Bank
Indonesia.
ANGGOTA DEWAN GUBERNUR,
ERWIN RIJANTO
-
LAMPIRAN VI
PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR INTERN
NOMOR 19/ 56/PADG INTERN/2017
TANGGAL fltSER2)17
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN KETENTUAN PELAYANAN
PERIZINAN TERPADU TERKAIT HUBUNGAN
OPERASIONAL BANK UMUM DENGAN BANK
INDONESIA
MEKANISME PENYAMPAIAN INFORMASI MENGENAI
PERUBAHAN: PEMEGANG SAHAM PENGENDALI (PSP), PENGURUS,
DAN/ATAU ALAMAT KANTOR PUSAT BANK
Keterangan:
* Koordinator PPTBU menyampaikan perubahan informasi lain kepada
satker terkait tertuju paling kurang, yaitu:
1. DPSP dan DPPK, untuk perubahan PSP Bank.
Bank
Flowchart 5
Mekanisme Penyampaian lnformasi MengenaiPerubahan: PSP, Pengurus dan/atau Alamat Kantor Pusat Bank
OJK Koordinator PPTBU
Surat penyampaian informasilain mengenai perubahan: (i)PSP Bank, (ii) pengurus Bank;
dan/atau (iii) alamat kantor
pusat Bank.
Satker Terkait
Menenma surat Bank, memastikan
lainpiran surat berupa keputusanOJK, dan meneruskan surat dan
Iampiran kepada Satker terkait.
/
Ada lampiran SUrat ¥
keputusan OJK?
N
IData/lnformasidari Bank
/
Paiing Iambat 3hk
/
1
Permintaan kelengkapan dokumen
kepada Bank dan/ataumelaksanakan koordinasi dengan
OJK
M.O1 kepadasatkerterkait* perihal
penyampaian suratBank dan lampiran
surat keputusan OJK
Menatausahakan dlm
database dan
melakukan tindak 1anjut
yang diperlukan
Tindak lanjut yang
diperlukan sesuai
ketentuan Bl
-
2. DPSP dan DPPK, untuk perubahan pengurus Bank.
3. DPSP, DPPK, dan DPKL, untuk perubahan alarnat kantor pusat
Bank.
ANGGOTA DEWAN GUBERNUR,
ERWIN RIJANTO
2