obat-obat ssp usd
DESCRIPTION
materi kuliahTRANSCRIPT
Obat-obat pada sistem saraf pusat (SSP)
Bagaimana sistem saraf pusat bekerja ?
• Sel saraf saling berkomunikasi menggunakan neurotransmiter
• Neurotransmiter bekerja pada reseptornya masing-masing à menghasilkan efek penghambatan atau pemicuan aktivitas saraf pusat
• Berbagai gangguan sistem saraf (neurologik atau psikiatrik) biasanya terjadi karena ketidakseimbangan (kekurangan atau lelebihan) neurotransmiter
Macam neurotransmiter di SSP ?
• Asetilkolin à kekurangan: Alzheimer, myastenia gravis
• Dopamin à kelebihan: skizoprenia • GABA à kekurangan: epilepsi • Glutamat à kelebihan : epilepsi, degenerasi
sel saraf • Serotonin (5-HT) à kekurangan: depresi,
kelebihan: autis • Norepinefrin (NE) à kekurangan: depresi
Aksi obat pada SSP terbagi 2 katagori: v Aksi prasinaptik (presynaptic)
v Aksi pascasinaptik (post-synaptic) • Aksi Presinaptik à mempengaruhi proses sintesis,
penyimpanan, metabolisme dan pelepasan neurotransmiter – Kokain memblokir reuptake dopamin – Neostigmin memblokir degradasi asetilkolin – MAOI menghambat degradasi dopamine dan norepinefrin
• Aksi Pascasinaptik à mempengaruhi reseptor atau kanal ion – agonis à atropin pada reseptor asetilkolin – antagonis à propanolol pada reseptor adrenergik
Golongan obat SSP
• Obat sedatif – hipnotik • Obat anestetik (umum dan lokal) • Obat antidepresan • Obat antipsikotik/neuroleptik • Analgetik opiat
Obat sedatif - hipnotik • Sedatif = penenang (anxiolitik) à mengurangi perasaan
cemas (anxietas) dan menenangkan, tanpa mempengaruhi fungsi motorik dan mental
• Hipnotik = efek menidurkan • Efek hipnotik dapat diperoleh dengan meningkatkan
dosis obat
Dosis meningkat
Efek SSP
Koma
Anestesia
Hipnosis
Sedasi
Obat A
Obat B
Penjelasan • Obat A : meningkatnya dosis meningkatkan efek
penekanan/depresi pada SSP à bisa sampai menimbulkan koma dan kematian
• Dijumpai pada obat-obat sedatif-hipnotik generasi lama : barbiturat dan alkohol
• Obat B : peningkatan dosis sampai batas tertentu tidak meningkatkan efek penekanan SSP à lebih aman
• Dijumpai pada obat-obat sedatif-hipnotik lebih baru, yaitu golongan benzodiazepin à lebih banyak dipakai
Efek-efek yang bisa terjadi ? • Sedasi • Hipnosis à terjadi jika dosis ditingkatkan • Anestesia à tercapai pada dosis lebih tinggi lagi • Antikonvulsi (antikejang) à penghambatan SSP dapat
mengurangi kejang • Relaksasi otot • Menekan pernafasan à khususnya pada pasien dengan
gangguan pernafasan • Menekan sistem kardiovaskuler à pada pasien dengan
gangguan kardiovaskuler
Nama obat-obat sedatif hipnotik Golongan barbiturat : • Fenobarbital (Luminal) • Secobarbital • Pentobarbital
Lain-lain: • Meprobamat • Etanol • Buspiron
Golongan benzodiazepin:
• Diazepam • Klordiazepoksid • Lorazepam • Nitrazepam • Oksazepam • Alprazolam • Flunitrazepam • Triazolam
Mekanisme aksinya ? • Obat-obat golongan barbiturat dan benzodiazepin
berikatan dengan reseptor GABA • GABA adalah suatu neurotransmiter inhibitor di otak • Reseptor GABA adalah reseptor yang berupa kanal
ion klorida • Jika reseptor GABA diaktifkan oleh GABA à kanal
membuka à ion klorida mengalir à hiperpolarisasi à penghambatan impuls saraf à efek depresi SSP
Masalah dalam penggunaan sedatif hipnotik
• Toleransi : farmakokinetik atau farmakodinamik • Ketergantungan (dependency) : psikologis maupun
fisik • Ketergantungan psikologis: keinginan menggunakan
obat tersebut secara terus-menerus karena mendapatkan efek yang dianggap menyenangkan (hilang kecemasan, tenang, euforia, dll)
• Ketergantungan fisik : terjadi perubahan fisiologis yang membutuhkan penggunaan obat tersebut secara terus-menerus, jika tidak à akan terjadi gejala putus obat (withdrawal syndrome)
Penggunaan secara klinis • Pada gangguan kecemasan • Insomnia (gangguan tidur) • Penenang sebelum operasi • Pengatasan epilepsi/kejang
Obat anestetik (umum dan lokal) • Anestesia : pembiusan • Digunakan pada operasi untuk mengurangi rasa
sakit pada pasien terhadap tindakan operasi • Pada operasi besar (lama) à dibutuhkan
anestesia umum (bius total) • Pada operasi kecil (ringan) à sering digunakan
anestesia lokal
Anestesi umum • Diberikan secara inhalasi atau
intravena • Umumnya diawali dengan i.v.,
lalu dipelihara dengan inhalasi (jika diperlukan)
• Anestetik inhalasi à suatu cairan volatil (mudah menguap) à contoh: halotan, desfluran, enfluran, isofluran, N2O
• Anestetik intravena à contoh: Na tiopenton, ketamin, propofol
Anestesi lokal • Bekerja dengan memblokade
secara reversibel atas konduksi sepanjang sel saraf
• Ada bermacam-macam obat yang berbeda sifat à menentukan kecocokan obat dalam cara pemberian : topikal, epidural, spinal, dll.
• Contoh: lignokain, bupivakain, prilokain, benzokain prokain, kokain
Pemberian anestesi lokal di punggung
Anestesi epidural, pada ibu yang akan melahirkan
Anestesi spinal
Antidepresan • Definisi : obat yang digunakan untuk mengatasi
depresi • Depresi ? • Gangguan mood (perasaan) yang ditandai dengan :
rasa sedih berlebihan, rasa bersalah, tidak berguna, insomnia à komplikasi terberat: bunuh diri
• Patofisiologi: kekurangan neurotransmiter serotonin dan norepinefrin
• Pengatasan ? à meningkatkan ketersediaan serotonin dan atau norepinefrin
Golongan obat antidepresan • Anti depressan trisiklik à dinamakan demikian
karena memiliki 3 cincin pada struktur molekulnya
• Heterosiklik • SSRI (selective serotonin re uptake inhibitor) • MAO (mono amin oksidase) inhibitor
Antidepresan trisiklik • Bekerja dengan memblok reuptake NE dan
serotonin à meningkatkan akumulasi senyawa amina tsb di sinaps
• Bisa mempengaruhi system reseptor lain à maka bisa menyebabkan efek samping pada sistim kolinergik, neurologik dan kardiovaskuler à efek samping umum : antikolinergik, sedatif, dan hipotensi orthostatik, peningkatan BB, dll.
• Contohnya: amitriptilin, nortriptilin, imipramin, desipramin, klomipramin, doksepin
Heterosiklik • Merupakan generasi lebih baru dari AD
trisiklik • Mekanismenya sama dengan AD trisiklik • Efektivitasnya serupa dengan trisiklik, hanya
saja : – Lebih cepat onsetnya – Kurang sedatif dan efek otonom lain – Kurang toksis
• Contoh : amoksapin, bupropion, maprotilin, trazodon, venlafaksin
SSRI • Menghambat secara selektif reuptake serotonin • Efek samping sedatif dan antikolinergik relatif tidak ada
à lebih aman daripada AD trisiklik • Efikasinya setara dengan AD trisiklik • Contoh : fluoksetin, fluvoksamin, sertralin, paroksetin
MAO inhibitor • Bekerja menghambat kerja MAO-A à mencegah
degradasi senyawa monoamin à meningkatkan/mengakumulasi NE dan serotonin
• Ada 2 MAO : MAO-A dan MAO-B à MAO-A mendegradasi NE dan serotonin, MAO-B mendegradasi dopamin
• Contoh : fenelzin, tranilsipromin
Penggunaan secara klinis • Depresi • Panic disorder • Obsessive compulsive
disorder • Nyeri kronis • Eating disorder
Antipsikotik/neuroleptik • Gangguan psikosis ? à gangguan jiwa (skizoprenia) • Antipsikotik : obat yang digunakan untuk mengatasi
gangguan kejiwaan (skizoprenia) • Gejala: halusinasi, delusi (waham), bicara ngelantur,
dll. • Patofisiologi : kelebihan dopamin di mesocortis, dan
kekurangan dopamin di mesolimbik • Pengatasan ? à mengurangi dopamin di mesocortis
dan memacu pelepasan dopamin (memblok serotonin) di mesolimbik
Obat antipsikotik Antipsikotik Tipikal • Generasi lama • Memblok reseptor
Dopamin-2 (D2) • Tidak selektif memblok
reseptor lain: muskarinik, adrenergik alfa
• Efek samping lebih banyak: – Antikolinergik – Gejala ekstrapiramidal
Antipsikotik atipikal • Generasi lebih baru • Memblok reseptor
serotonin à memacu pelepasan dopamin
• Efek blokade dopamin lebih rendah
• Efek samping ekstrapiramidal lebih ringan
Contoh obat antipsikotik Tipikal • Klorpromazin • Tioridazin • Mesoridazin • Flufenazin • Perfenazin • Thiotixene • Haloperidol • Loxapin • Molindon
Atipikal • Clozapin • Risperidon • Olanzapin • Quetiapin • Ziprasidon
Catatan: Saat ini obat antipsikotik atipikal menjadi obat lini pertama dalam tata laksana terapi skizoprenia, karena efek sampingnya lebih rendah
Analgetik opiat • Awalnya berasal dari tanaman
Papaver somniferum (poppy) à dipakai sejak ribuan tahun yang lalu
• Th 1803 à untuk pertamakalinya berhasil diisolasi senyawa murni dari opium : morfin (Morpheus : dewa mimpi Yunani)
• Selanjutnya banyak dilakukan sintesis terhadap turunan morfin
• Morfin dan turunannya bekerja pada reseptor opiat
Bunga poppy
morfin
Reseptor opiat • Reseptor opiat merupakan tempat aksi senyawa
endogen : endorfin • Reseptor opiat ada 3 tipe : mu, kappa, dan delta • Reseptor opiat berada di SSP • Jika diaktifkan akan terjadi berbagai efek sentral :
analgesia à menurunkan persepsi nyeri dg cara menyekat nyeri pada berbagai tingkat, terutama di otak tengah dan medulla spinalis
• Selain itu juga beraksi lain seperti : euforia, sedasi, penekanan pernafasan, penekanan batuk, miosis (kontraksi pupil mata), mual muntah, konstipasi, dll.
Contoh senyawa opiat • Morfin • Hidromorfin • Oksimorfin • Metadon • Meperidin • Fentanil • Sufentanil • Alfentanil • Levorfanol
• Codein • Oksikodon • Dihidrokodei
n • Propoksifen • Pentazosin • Nalbufin • Buprenorfin • Butorfanol • Naltrekson
Masalah pada penggunaan senyawa opiat
• Toleransi • Toleransi silang (Cross tolerance) • Ketergantungan : fisik dan psikis à
overdosis
Selesaai ...........