obi
DESCRIPTION
ObiTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUMOBSERVASI DAN INTERVIEW
PENYESUIAN DIRI MAHASISWA BARU
Disusun Guna Memenuhi Tugas Matakuliah Oservasi dan Inteview
NAMA : DEA WORO WIJAYANTINIM : F100120063
KELAS CASISTEN : FIRDHA
DOSEN PENGAMPU : AULIA KIRANA
FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS MUHAMADIYAH SURAKARTA
2014
I. IDENTITAS PRAKTIKAN
A. Nama : Dea Woro Wijayanti
B. Nim : F100120063
C. Kelas : c
D. Asisten : Firdha
II. IDENTITAS INTERVIEWR
A. Nama : SR
B. Usia : 18tahun
C. Pendidikan : tamat SMK
D. Alamat : karangasem
III. TUJUAN
Untuk mengetahui dan memahami penyesuaian diri pada mahasiswa baru
IV. LOKASI
Ruang 2.2
V. WAKTU
A. Hari : kamis
B. Tanggal : 2 oktober 2014
C. Jam : kurang lebih 09.45-10.15 (kurang lebih 30 menit)
VI. LATAR BELAKANG
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, bahwa
penulis telah menyelesaikan tugas mata kuliah Observasi Dan Interview yang
membahas tentang “Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru” dalam bentuk Lapoan
Praktikum I.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan
orangtua, teman-teman, asisten dan para dosen yang bersangkutan. Sehingga
kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis ucapkan
terimakasih.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran
bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis, sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai.
Surakarta, 15 Oktober 2014
Penulis
Mahasiswa adalah pelajar yang paling tinggi. Mahasiswa di harap bisa
memahami, permasalahan dan memilih solusi terbaik sesuai dengan pemahaman
yang di pelajari. Tapi banyak mahasiswa yang kurang mengerti akan tanggung
jawab dan kewajiban yang harus di milikinya. Sehingga banyak mahasiswa yang
mengalami stress, terutama bagi mahasiswa baru. Pada usia ini mahasiswa berada
di masa transisi dari remaja akhir menuju dewasa awal, berbagai persoalan baik
internal maupun eksternal banyak dijumpai diusia usia ini. Tak terkecuali dengan
mahasiswa baru Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang, berdasakan
fenomena di lapangan, banyak diantara mahasiswa baru yang kaget dengan sistem
akademik yang diterapkan oleh UIN Malang.
Hal ini dikuatkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Neti Hernawati di
Asrama Putra dan Putri kampus IPB Darmaga, dalam penelitian tersebut
menunjukkan bahwa sebanyak 62,7% responden mengalami stress tingkat tinggi,
32,7% mengalami stress tingkat sedang dan 4,7% mengalami stress tingkat
rendah.
Hasil wawancara pada studi pendahuluan yang dilakukan peneliti terhadap 4
mahasiswa baru menununjukkan adanya potensi-potensi untuk timbul stress pada
mereka, wawancara ini hanya sebagai bahan awal untuk mengetahui fenomena
yang terjadi dilapangan. Stress sendiri merupakan suatu kedaan yang tertekan,
baik fisik maupun psikologis. Keadaan yang tercipta ini merupakan suatu keadaan
yang sangat mengganjal dalam diri individu karena adanya perbedaan antara yang
diharapkan dengan yang ada (Chaplin, 2001).
Bagi individu yang memiliki kesejahteraan psikologis dan mekanisme
penyesuaian diri yang baik, maka individu tersebut akan mampu mengeksplore
potensi yang di miliki dengan memanfaatkan dan memaksimalakan progam
Universitas untuk mencetak generasi yang ulul albab, sehingga terjadinya stress
dapat di minimalisir. Begitu pula sebaliknya ketika individu tidak memiliki
kesejahteraan psikologis dan mekanisme penyesuaian diri yang baik, akan
cenderung merasa tidak mampu dan merasa terbebani dengan sistem yang di
terapkan oleh kampus, akhirnya timbullah stress pada mahasiswa baru,
dikarenakan individu tidak mampu memaksimalkan potensi yang di milikinya.
Ketika individu memiliki mental yang sehat dan memiliki penilaian yang
positif atas kehidupannya, serta mampu mengeksplore dan mengoptimalkan
segala potensi yang di miliki, maka individu tersebut dapat dikatakan memiliki
fungsi psikologis yang positif (positive psychological functioning). Aristoteles
(dalam Ryff, 1989).
Mahasiswa baru pada umumnya memiliki masalah pada penyesuaian diri
mereka terhadap lingkungan sekitar, baik dalam hal lingkungan pergaulan maupun
terhadap sistem akademik. Penyesuaian diri terhadap tuntutan dan perubahan
tersebut diperlukan sebagai mekanisme yang efektif untuk mengatasi stress dan
menghindarkan terjadinya krisis psikologis (Calhoun dan Acocella, 1990).
Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Hernawati yang menunjukkan
bahwa sebanyak 62,7% mahasiswa baru mengalmi stress dikarenakan berbagai
hal diantaranya adalah satu kamar dihuni lebih dari 4 orang mahasiswa, kesulitan
berdapatasi dengan teman,, masalah pribadi, kesulitan menyesuaikan diri dengan
materi kuliah atau system akademik kampus, masalah kesehatan, homestik (rindu
keluarga) dan masalah keungan. Sehingga bukan hal yang mustahil jika ada
diantara mahasiswa baru yang mengalami stress. Berdasarkan observasi terhadap
fenomena dan fakta awal dilapangan menunjukkan banyak mahasiswa baru
mengalami stress di karenakan beberapa factor, diantaranya adalah para MABA
ini kurang memiliki penguasaan terhadap lingkungan baru dimana dia tinggal,
serta para MABA ini juga kurang memiliki kemampuan dalam membuat rencana
& mengorganiasasikan suatu respon diri sehingga dapat menanggapi masalah
dengan efesien, dari faktor-faktor tersebutlah akirnya peneliti mengambil variable
kesejahteraan psikologis dan penyesuaian diri, karena dari fenomena tersebut
terdapat aspek-aspek yang terdapat dalam kesejahteraan psikologis dan
penyesuaian diri.
VII. DATA OBSERVASI
Wawancara berlangsung dari jam kurang lebih 09.45-10.15 (kurang lebih 30
menit) praktikum OBI dlakukan di lantai dua ruang dua fakultas psikologi UMS.
Ruangan ini berukuran kurang lebih 2x6m. Terdapat 54 meja kayu dan terdapat
tiga kursi disetiap mejanya. Terdapat satu buah papan tulis di tembok sebelah
utara, satu buah ac yang menyala dibagian tembok atas sebelah selatan dan satu
kipas angin menyala ditengah atap ruangan
Keadaan tempat wawancara terang karena terdapat 6 buah lampu neon di atap
ruangan dan 6 buah jedela kaca yang terbuka dibagian barat dan timur tembok.
Saat wawancara berlangsung testee menghadap utara dan tester menghadap
selatan. Didalam rungan terdapat 8 orang yang melakukan wawancara terdiri dari
4 pasang, setiap pasang nya ada yang menjadi testee dan tester.
Testee berusia kurang lebih 18 tahun dengan tinggi kurang lebih 165cm dan
berat badan kurang lebih 52kg. Testi menggunakan jilbab kuning, kemeja putih
dan rok hijau.
Saat wawancara berlangsung, testee selalu melihat ke arah tester dan
menanggapi semua pertanyaan tester.
Testee kadang menggerakan tangannya dengan menunjuk-nunjuk meja
dengan jarinya untuk melakukan penekakan pada kata-kata yang dia ucapkan.
Kesimpulan nya testee sangan kooperatif dalam wawancara dan menjawab
semua pertanyaan tester dengan baik dan benar.
VIII. DATA INTERVIEW
Terdapat beberapa aspek yang didapat dalam data interview, yaitu aspek
menurut Fromm dan Gilmore (dalam Desmita,2009 195)
Aspek kematangan emosional, hal ini mencakup dalam kemantapan suasana
kehidupan kebersamaan dengan orang lain. Seperti testee bisa berbaur dan
menjalani kehidupan nya dengan orang lain selain keluarganya, seperti teman baru
dikampus nya dan tetangga-tetangga yang ada d lingkungan rumahnya.
Aspek kematangan intelektual, hal ini mencakup dalam keterbukaan dalam
mengenal lingkungan. Seperti testee mau mengikuti beberapa organisasi yang ada
dilingkungan kampus baru nya, tentu itu juga membutuhkan penyesuaian yang
tidak sebentar agar bisa masuk ke dalam perkumpulan baru yang testee datangi.
Aspek kematangan sosial, hal ini mencakup dalam kesediaan kerjasama,
seperti yang dilakukan testee, mau bekerja sama menjadi testee dalam praktikum
observasi dan interview.
IX. LANDASAN TEORI
Cara mahasiswa baru dalam penyesuaian diri dikampus juga melibatkan
emosi, bagi manusia emosi tidak hanya berfungsi untuk pertahanan diri tapi juga
sebagai pembangkit diri untuk mau berkembang didalam lingkungan baru nya.
Sebagai pembawa pesan, emosi memberi tahu kita bagaimana orang-orang yang
berada disekitar kita, sehingga kita dapat memahami dan melakukan sesuatu yang
tepat dengan kondisi yang ada (Martin 2003) saat anak-anak tumbuh dewasa,
mereka lebih menyadari perasaan orang lain. Mereka dapat mengatur emosi
mereka secara lebih baik dan merespon tekanan emosional orang lain (Saarni et
al.,1998). Setelah mereka dapat mengatur dan memberi respon terhadap
lingkungan sekitarnya dalam penyesuaian diri, mereka pasti mulai menggunakan
lingkungan dalam hubungan sosial.
Masalah-masalah yang dihadapi memberikan suatu bentuk ujian bagi para
remaja agar mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar mereka. Hal ini
dikarenakan oleh berbagai macam pertimbangan pada masa remaja sebagai
periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa,
yang melibatkan perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional (Santrock,
2007). Penyesuaian diri merupakan hal yang penting, bila mahasiswa tidak mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggalnya yang baru mahasiswa akan
mengalami banyak konflik dan fokus yang dihadapi bukan lagi masalah akademik,
namun masalah-masalah lain diluar akademiknya. Lazarus (1963, h.7)
X. PEMBAHASAN
Subjek mengatakan "Sebenernya bisa, tapi tergantung orang nya juga. Kalau
misalnya orang nya emang gamau berbaur ya nggak bisa" dari pernyataan di atas
subjek adalah Testee menyatakan bahwa orang yang susah berbaur akan susah
menyesuiakan diri sesuai dengan teori "Sebagai pembawa pesan, emosi memberi
tahu kita bagaimana orang-orang yang berada disekitar kita, sehingga kita dapat
memahami dan melakukan sesuatu yang tepat dengan kondisi yang ada (Martin
2003)"
XI. KESIMPULAN
Penyesuaian diri mahasiswa baru di lingkungan baru tempat mereka mencari
ilmu memang harus dilakukan dan disadari oleh setiap mahasiswa, karena dengan
begini mereka dapat mendapatan kehidupan sosialisasi yang baik dalam kampus
nya dan membuat mereka lebih nyaman dalam keseharian di kampus.
Keberhasilan penyesuaian diri juga dipengaruhi beberapa aspek.
Aspek kematangan emosional, hal ini mencakup dalam kemantapan suasana
kehidupan kebersamaan dengan orang lain. Seperti testee bisa berbaur dan
menjalani kehidupan nya dengan orang lain selain keluarganya, seperti teman baru
dikampus nya dan tetangga-tetangga yang ada d lingkungan rumahnya.
Aspek kematangan intelektual, hal ini mencakup dalam keterbukaan dalam
mengenal lingkungan. Seperti testee mau mengikuti beberapa organisasi yang ada
dilingkungan kampus baru nya, tentu itu juga membutuhkan penyesuaian yang
tidak sebentar agar bisa masuk ke dalam perkumpulan baru yang testee datangi.
Aspek kematangan sosial, hal ini mencakup dalam kesediaan kerjasama,
seperti yang dilakukan testee, mau bekerja sama menjadi testee dalam praktikum
observasi dan interview.
XII. PENUTUP
Surakarta, 15 Oktober 2014
TTD
Dea Woro Wijayanti
Hubungan Antara Kesejahteraan Psikologis dan Penyesuaian Diri Terhadap
Stress Akademik Mahasiswa Baru
Mahasiswa merupakan pelajar yang paling tinggi levelnya. Mahasiswa di
harapkan mampu memahami konsep, dapat memetakan permasalahan dan
memilih solusi terbaik untuk permasalahan tersebut sesuai dengan pemahaman
yang telah di pelajari. Namun banyak diantara mahasiswa yang kurang mengerti
akan tanggung jawab dan kewajiban yang harus di milikinya. Sehingga banyak
mahasiswa yang mengalami stress, terutama bagi mahasiswa baru. Pada usia ini
mahasiswa berada di masa transisi dari remaja akhir menuju dewasa awal,
berbagai persoalan baik internal maupun eksternal banyak dijumpai diusia usia
ini. Tak terkecuali dengan mahasiswa baru Fakultas Psikologi Universitas Islam
Negeri Malang, berdasakan fenomena di lapangan, banyak diantara mahasiswa
baru yang kaget dengan sistem akademik yang diterapkan oleh UIN Malang.
Hal ini dikuatkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Neti Hernawati di
Asrama Putra dan Putri kampus IPB Darmaga, dalam penelitian tersebut
menunjukkan bahwa sebanyak 62,7% responden mengalami stress tingkat tinggi,
32,7% mengalami stress tingkat sedang dan 4,7% mengalami stress tingkat
rendah.
Hasil wawancara pada studi pendahuluan yang dilakukan peneliti terhadap 4
mahasiswa baru menununjukkan adanya potensi-potensi untuk timbul stress pada
mereka, wawancara ini hanya sebagai bahan awal untuk mengetahui fenomena
yang terjadi dilapangan. Stress sendiri merupakan suatu kedaan yang tertekan,
baik fisik maupun psikologis. Keadaan yang tercipta ini merupakan suatu keadaan
yang sangat mengganjal dalam diri individu karena adanya perbedaan antara yang
diharapkan dengan yang ada (Chaplin, 2001).
Bagi individu yang memiliki kesejahteraan psikologis dan mekanisme
penyesuaian diri yang baik, maka individu tersebut akan mampu mengeksplore
potensi yang di miliki dengan memanfaatkan dan memaksimalakan progam
Universitas untuk mencetak generasi yang ulul albab, sehingga terjadinya stress
dapat di minimalisir. Begitu pula sebaliknya ketika individu tidak memiliki
kesejahteraan psikologis dan mekanisme penyesuaian diri yang baik, akan
cenderung merasa tidak mampu dan merasa terbebani dengan sistem yang di
terapkan oleh kampus, akhirnya timbullah stress pada mahasiswa baru,
dikarenakan individu tidak mampu memaksimalkan potensi yang di milikinya.
Ketika individu memiliki mental yang sehat dan memiliki penilaian yang
positif atas kehidupannya, serta mampu mengeksplore dan mengoptimalkan
segala potensi yang di miliki, maka individu tersebut dapat dikatakan memiliki
fungsi psikologis yang positif (positive psychological functioning). Aristoteles
(dalam Ryff, 1989).
Mahasiswa baru pada umumnya memiliki masalah pada penyesuaian diri
mereka terhadap lingkungan sekitar, baik dalam hal lingkungan pergaulan maupun
terhadap sistem akademik. Penyesuaian diri terhadap tuntutan dan perubahan
tersebut diperlukan sebagai mekanisme yang efektif untuk mengatasi stress dan
menghindarkan terjadinya krisis psikologis (Calhoun dan Acocella, 1990).
Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Hernawati yang menunjukkan
bahwa sebanyak 62,7% mahasiswa baru mengalmi stress dikarenakan berbagai
hal diantaranya adalah satu kamar dihuni lebih dari 4 orang mahasiswa, kesulitan
berdapatasi dengan teman,, masalah pribadi, kesulitan menyesuaikan diri dengan
materi kuliah atau system akademik kampus, masalah kesehatan, homestik (rindu
keluarga) dan masalah keungan. Sehingga bukan hal yang mustahil jika ada
diantara mahasiswa baru yang mengalami stress. Berdasarkan observasi terhadap
fenomena dan fakta awal dilapangan menunjukkan banyak mahasiswa baru
mengalami stress di karenakan beberapa factor, diantaranya adalah para MABA
ini kurang memiliki penguasaan terhadap lingkungan baru dimana dia tinggal,
serta para MABA ini juga kurang memiliki kemampuan dalam membuat rencana
& mengorganiasasikan suatu respon diri sehingga dapat menanggapi masalah
dengan efesien, dari faktor-faktor tersebutlah akirnya peneliti mengambil variable
kesejahteraan psikologis dan penyesuaian diri, karena dari fenomena tersebut
terdapat aspek-aspek yang terdapat dalam kesejahteraan psikologis dan
penyesuaian diri.
No Baris
Subjek Verbatim Tema Chunking Analisis
1
5
Tester Assalamualaikum warohmatullahiwabarokatuhSaya dea mahasiswi fakultas psikologi UMS hari ini akan melakukan wawancara sama mbak, apa mbak bersedia?
Testee Iya bersedia10 Tester Kalau boleh tau mbak
namanya siapa ya?Testee Namanya sinta
rahmawati
15Tester Mbak sinta mahasiswa
baru? Kuliahnya difakultas apa?
20
Testee Di fakultas ilmu komunikasi dan informatika, ambilnya ilmu komunikasi
Tester Mbak sinta asli orang solo atau anak rantau?
Testee Asli solo, lahir di solo
25Tester Oo.. Mbak sinta asli
soloKalau boleh tau, rumahnya dimana?
30
Testee Rumahnya di karangasem, tapi dulunya bukan disana.Dulu kan ibu dijakarta, terus ayah orang timur
Testee menceritakan kronologis pertemuan kedua orang tuanya.
Ayah nya tertembak
35
40
leste. Jadi dulu ayah perang kena tembak, terus dibawa kerumah sakir di RSPAD kena tulang belakang nya jadi nggak bisa jalan. Trs dijakarta ketemu ibu, ahirnya nikah terus pindah ke solo di daerah jebres
saat perang di timor leste
45
50
Tester Oo.. Jadi mbak asli orang solo tapi ayah orang timur lesteGimana sama temen kuliahnya? Ada perlu penyesuaian nggak? Atau apa itu namanya, adaptasi
55
Testee Iya mbak, habis apa tu namanya orang nya beda-beda. Kalau kuliah kan ketemu cuma sebentar habis itu pulang jadi nggak bisa bener-bener kenal. Biasanya kalau pulang kuliah suka pada main.
Sikap toleransi
Testee menyatakan bahwa saat diperkuliahan dia sangat perlu melakukan penyesuaian diri
60 Tester Mbak sinta ga ikut?Testee Enggak soalnya nggak
begitu suka main, apalagi kalau setiap hari kan boros
65 Tester Selama dikampus yang baru, mbak sinta mengalami kesulitan adaptasi nggak?
70
75
Testee Iya soalnya kan temen nya dari macem-macem daerahNgomongnya bedaCara bicaranya juga bedaJadi nanti kita ngomong apa ditanggepin nya apa
Sikap toleransi
Testee mengalami sedkit kesulitan dalam penyesuaian karena teman-teman nya dari berbagai daerah
Tester Menurut sinta,
80
penyesuaian diri atau adaptasi itu sebenernya apa?
85
Testee Adaptasi itu menyesuaikan diri sama tempat baru. Apalagi ini kan fakultas komunikasi jadi harus banyak temen harus pinter komunikasi juga biar dapet temen yang banyak
Mampu memahami orang lain
Testee mengatakan penyesuaian diri itu ber adaptasi pada sesuatu yang baru
90 Tester Kalau fakultas komunikasi itu memepelajari tentang apa sih mbak?
95Testee Belum tau juga mbak,
kan ini masih semester satu jadi isinya masih ilmu-ilmu pengantar gitu
100Tester Cara sinta buat
menyesuikan diri dikampus gimana?
105
Testee Caranya, misal ada temen yang diem didatengin, tanya-tanya asalnya dari mana, pokoknya sok-sok an tanya aja. Tar kalo udah kenal kan temen nya banyak
Kemampuan santai dan gembira
Testee menyatakan untuk mengenal seseorang kita bisa memulai mengobrol lebih dulu
110
115
Tester Menurut sinta orang dikampus dan dirumah isa melakukan penyesuaian diri nggak? Atau nggak semuanya bisa melakukan penyesuaian?
120
Testee Sebenernya bisa, tapi tergantung orang nya juga. Kalau misalnya orang nya emang gamau berbaur ya nggak bisa
Mampu memahami orang lain
Testee menyatakan bahwa orang yang susah berbaur akan susah menyesuiakan diri
125Tester Sinta btuh waktu berapa
lama untuk menyesuaikan diri dikampus?
130
135
Testee Ga lama-lama sihCuman kalau pas masih masta ppa dulu kl diajakin ngomong paling jawaban nya cuma senyum atau cuma "iya" kalau sekarang sih udah biasa, jadi nggak sampe seminggu sih
Terbuka dalam mengenal lingkungan
Testee menyatakan, bahwa waktu untuk menyesuaakn diri menurutnya tidak lama
Tester Sinta pernah ngalamin pindah rumah nggak?
140 Testee Pindah rumah. belum
145
Tester Nah.. Pas sinta udh gede, mulai besar mulai punya temen, sinta merasa perlu ber adapatasi atau meneyesuaikan diri lagi nggak sih?
150
Testee Iyasih ngalamin bangetKarena temen yang waktu kecil udh banyak yang pindah. Jadi ketemu orang baru lagi nyesuaian lagi
155Tester Sinta mulai kenal orang
baru dilingkungan rmah itu kelas berapa? Umur berapa?
160
165
Testee Orang itu sebenernya udah lama, cuman aku yang nggak pernah, aku selalu sama t emen-temen yang lama, kalo pas misal lagi ada TPA gitu ketemu ngobrol lagi
Tester Cara yang sinta pakai selama ini kira-kira berhasil nggak menurut sinta?
170
175
Testee Berhasil tapi ga ke semua sih, kadang ngobrol cuma jawab senyum aja, kadang juga ada yang disapa hai, dia juga nyapa hai
Mampu mengambil keputusan
Testee menyatakan bahwa caranya menyesuaiakan diri sudah berhasil pada sebagian besar orang
180
Tester Orang yang bisa terbuka sama sinta sama yang enggak bisa perbandingan nya banyak yang mana?
Testee Banyakan yang terbuka sih
Testee menyatakan bahwa lebih banyak orang yang terbuka dengan dirinya
185 Tester Sinta masih perlu menyesuiakan diri nggak diruma? Meskipun kamu lahir disitu dan besar disitu?
190
195
Testee Masih sih, apalagi sama orang yang lebih tua. Karena orang disana ngomongnya pake bahasa jawa tapi bahasa alus. Sedangkan aku ga bisa
Sikap toleransi
Testee menyatakan masih perlu menyesuaikan diri lagi dengan banyak orang terutama orang-orang tua disekitarnya
Tester Ibu ga bisa bahasa jawa? Ibu lahir nya dimana?
Testee Ibu lahir di jogja, besar di jakarta
200 Tester Sinta ngerasa nyaman nggak sama lingkungan dirumah?
Testee Nyaman sih, nyaman banget
205 Tester Temen sinta dikampus, menururt sinta nerima sinta dengan baik apa nggak?
210Testee Hmm.. Nggak tau juga
iya sih mungkin ada yang nerima. Kadang ada yang kaya gimana gitu kalo ada yang
215ngajakin main tapi aku gamau
Tester Kebanyakan temen sinta orang solo juga nggak sih yang dikampus?
220 Testee Enggak, masih jawa sih tapi luar solo
225
Tester Waktu sinya coba menyesuaiakan diri temen kamu sadar nggak?
Testee Harusnya mereka sama karena kita kan sama-sama mahasiswa baru
230 Tester Sinta pernah ngalamin konflik batin, misal aku pengen ber adaptasi tapi kok susah
235
240
Testee Pernah, kalo beradaptasi dikampus sih biasanya. Kaya liat temen yang lain temen nya banyak kok aku engggak. Apa aku nggak cantik apa gimana.
Perasaan thd kenyataan diri sendiri
Testee menyatakan bahwa testee pernah mengalami kesulitan penyesuaian diri dikampus
Tester Sinta nggak pengen ikut main kalo pulang kampus?
245 Testee Biasanya sih ngobrol, tapi kalo main sampe sekarang belum mau
250
Tester Sikap temen-temen sinta saat tau sinta udah nyaman sama mereka
255
Testee Ya mereka bikin nyaman kaya ngajakin ngobrol, sinta rumahnya dimana, asalnya dari mana
Kebersamaan dgn oranglain
Testee menyatakan bahwa teman-teman kampus nya yang baru membuat testee nyaman dalam berteman
Tester Tadi sinta kesini sama siapa aja?
Testee Sama steva, dinda,
260 bimaTester Mereka gimana kalo
sama sinta? Asik? Enjoy?
Testee Asik sih,enoy juga265 Tester Sinta sekarang puas
nggak sama hal perteman dikampus sama dirumah?
270Testee Belum sih karena aku
belum bisa deket sama semuanya. Kadang juga aku dibilang pendiem, padahal sebenernya enggak juga sih
mencapaiwawasan diri sendiri
Testee merasa belum puas dalam melakaukan penyesuaian diri
275 Testeer Sinta ikut organisasi nggak?
Testee Ikut, himakom. Himpunan mahasiswa organisasi
280 Tester Oo.. Testee Kalo disini apa mbak?
285
Tester Kurang tau aku dek heheKalau menurut sinta orang yag terlalu gampang nimbrung itu normal apa nggak?
290
Testee Normal sih, kan nanti orang mikirnya ini orang gampang bergaul
Tester Dikelas ada berapa orang?
Testee Ada 36
295Tester Komunikasi sebelah
mana sih?Testee Satu gedung sama
teknikTester Kenapa nggak ambil
informatika?300 Testee Enggak soalnya kan
itung-itunganTester Heem
Sinta di awal kuliah langsung dapet
305 pelajaran?Testee Iya, ilmu komunikasi
tapi itu baru dasar-dasar nya ajasih, kaya pengantar gitu
310 Tester Sinta ngerasa susah nggak? Sama makulnya?
315
Testee Susah karena aku dari SMK, administrasi perkantoran. Jadi banyak pelajaran di kuliah awal yang aku belum pernah tau.
Testee merasa susah meneyesuiakan diri dengan matakuliah yang baru dikampus
320 Tester Ber arti gimana penyesuaian sinta di matakuliah komunikasi? Berat apa gimana?
325
330
Testee Ya lumayan berat soalnya hafalan yang aku belum pernah tau sama sekali soalnya nggak pernah ketemu pelajaran yang kaya gitu
335
Tester Sinta ngalamin kesulitan dsemua mata kuliah apa cuma tertentu?
340
Testee Tertentu aja sih soalnya yang lain aku juga ada bukunya
345
Tester Semua dosen suka menerangkan kesemua kelas atau cuma dikasih buku aja?
Testee Semua nerangin
350
Tester Sinta ngerasa harus menyesuaikan diri sama dosen nggak? Menurut sinta yang harus menyesuaiakan itu dosen atau mahasiswa nya?
355Testee Mahasiswa nya sama
dosen sih. Soalnya kan dosen nya beda-beda ada yang nyantai ada yang enggak
360 Tester Susah ngggak menyesuaikan diri sama dosen?
365
Testee Lumayan sih, krn kadang kita nggak ngerti dosen nya kaya gimana
370
Tester Sinta sempet ngalamin perbedaan yang besar dari guru dan dosen yang sekarang?
375
Testee Ada sih, kaya buku. Dulu kan dikasih guru, sekarang harus nyari sendiri.
380
Tester Menururt sinta kita sebagai manusia sosial kit aperlu menyesuaikan diri dilingkungan apa aja?
385
Testee Di semua lingkungan sih, karena kita kan berhubungan sama semua orang dimana aja
390
Tester Sinta pernah nggak susah menyesuaikan antara kemauan sinta sama orang tua?
395
Testee Pernah, biasanya masalah baju. Terus dulu pengen kuliah tapi disuruh kerja. Tapi ahirnya dibolehin juga
400Tester Waktu mutusin buat
kuliah, orang tua setuju?
Testee setuju
405
Tester Gimana cara sinta buat menetralkan kemauan orang tua sinta yang sinta nggak suka?
410
Testee Biasanya nolak secara halus, tapi kalo yang baik-baik ya aku ikutin.
415
Tester Menurut sinta penyesuaian diri cuma perlu di lingkungan keluarga, teman kampus, rumah atau gimana?
420
Testee Kalo penyesuaian diri sama semua sih, sama orang tua, temen dikampus, atau ketemu orang dijalan yang menyapa gitu
Partisipasi sosial
Testee menyatakan bahwa perlu melakukan penyesuaian diri dimana saja
425
430
Tester Menurut sinta sejauh ini, selama sinta udh besar sinta berhasil menyesuaikan diri nggak?
435
Testee Menurut ku si berhasil, tapi ada beberapa yang cocok, beberapa yang enggak.
Testee mengatakan bahwa dia merasa berhasil menyesuaiakn diri dilingkungan sekitar nya
440
444
Tester Okay, wawancara sama sinta kali ini menyenangkan. Maaf kalau ada salah-salah ata dari saya, assalamualaikum wr,wb
DAFTAR PUSTAKA
Khodijah Nyayu. 2014 Psikologi Pendidikan. Jakarta : Penerbit RajaGrafindo Persada
Effendi Ridwan. 2006 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta : Penerbit Prenada Media Group
Papalia Diane. 2009 Human Development. Jakarta : Salemba Humanika
Supriyadi. 2013 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dan Self Efficacy dalam
Pemecahan Masalah Penyesuaian Diri Remaja Awal
Zakiyah N. 2010 HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK