observ asi klinis formula jamu untuk osteoarthritis …repository.litbang.kemkes.go.id/589/1/189 lit...
TRANSCRIPT
189
• f
LAPORAN AKHIR PENELITIAN
OBSERV ASI KLINIS FORMULA JAMU
UNTUK OSTEOARTHRITIS GENU (SENDI LUTUT)
Nama Penyusun Laporan :
Danang Ardiyanto dkk.
BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN T ANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL
BADAN LITBANG KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2011
LAPORAN AKHIR PENELITIAN
OBSERV ASI KLINIS FORMULA JAMU
UNTUK OSTEOARTHRITIS GENU (SENDI LUTUT)
Danang Ardiyanto dkk.
BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL
BADAN LITBANG KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2011
KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL
Jalan Raya Lawu No. 11 Tawangmangu, Karanganyar, Surakarta, Jawa Tengah
. '!'elepon: (0271) 697010 Faksimile: (0271) 697451
E-mazl: [email protected] Website: http://www.b2p2toot. litbang.depkes.go. id
SURAT KEPUTUSAN KEPALA BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL BADAN LITBANG KESEHATAN
NO. HK.03.07/3/242d/2011
Tentang
OBSERVASI KILINIS FORMULA JAMU UNTUK OSTEOARTRITIS GENU (SENDI LUTUT)
MENIMBANG
MENGINGAT
MENETAPKAN Pertama
1. Bahwa penyakit osteoartritis genu merupakan penyakit yang menyerang persendian dan sampai saat ini, belum diketemukan obat yang tepat.
2. Bahwa banyak tanaman obat yang secara empiris disebutkan memiliki khasiat untuk mengobati osteoartritis genu (sendi lutut)
3. Bahwa ramuan tanaman yang dinyatakan berkhasiat untuk mengobati osteoartritis genu (sendi lutut) perlu diuji khasiatnya melalui uji observasi klinik
4. Bahwa mereka yang namanya tercantum dalam Surat Keputusan ini dipandang cukup cakap untuk melaksanakan penelitian tersebut.
1. Undang-undang No. 18 Tahun 2001 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan llmu Pengetahuan dan Teknologi.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1995 tehtang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
3. Surat Persetujuan Pelaksanaan Penelitian No: LB.01.07/3/168d/2011 tanggal 26 Januari 2011, tentang Observasi Klinis Formula Jamu untuk Osteoartritis Genu (Sendi Lutut).
4. Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun Anggaran 2011, No. 0811/024-11.2.01/Xlll/2011 tanggal 20 Desember 2010, Program Penelitian dan Pengembangah Kesehatan llmu Pengetahuan dan Teknologi.
MEMUTUSKAN
Membentuk Tim Pelaksana Penelitian Observasi Klinis Formula Jamu untuk Osteoartritis Genu (Sendi Lutut):
·
1. Ketua Pelaksana
2. Peneliti
3. Pembantu Peneliti
4. Administrasi
5. Koordinator peneliti
dr. Danang Ardiyanto.
dr. Zuraida Zulkamain dr. Sunu Pamadyo Tanjung I. dr. I Dewa Putu P. SpPD.Kger
Santoso, Amd Umi Barokah, Amd Rokhmiatun, AMAK Sarwono
lndah Yuning Prapti, SKM .. MK es
• • ._ • ..1..•.&...a..:.,,. .l. .. .A. �.a.-.,..A....CJIU... ..... I '4 ���_I_ ft1"""' .n• SADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL
Jalan Raya Lawu No. 11 Tawangmangu, Karanganyar, Surakarta, Jawa Tengah Telepon: (0271) 697010 Faksimile: (0271) 697451
E-mail: [email protected] Website: http://www.b2p2toot.litbang.depkes.go.id
Kedua
Ketiga
Ke em pat
Tim bertugas: a. Melaksanakan penelitian sampai selesai dengan
menyerahkan laporan kepada Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional sesuai dengan Surat Persetujuan Pelaksanaan Penelitian.
b. Membuat pertanggung jawaban penggunaan anggaran sesuai ketentuan yang ber1aku.
Semua pengeluaran untuk pelaksanaan Surat Keputusan ini dibebankan pada DIPA Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun anggaran 2011 sesuai peratutan yang ber1aku.
Surat Keputusan ini ber1aku sejak tanggal 1 Februari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011, dengan catatan segala sesuatu akan ditinjau kembali apabila di kemudian hari temyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini.
A.n.
Ditetapkan di : Tawangmangu Pada Tanggal : 8 Februari 2011
Surat Keputusan ini disampaikan Kepada Yth: 1. Kepala Sadan Litbang Kesehatan, Kemenkes RI 2. lnspektur Jenderal Kemenkes RI 3. Sekretaris Jenderal Kemenkes RI 4. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada 5. Kepala Biro Keuangan dan Perlengkapan Set. Jend. Kemenkes RI 6. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Sragen 7. 'Bendahara Pengeluaran Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional 8. Yang bersangkutan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmatNya sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul ''OBSERV ASI KLINIK
FORMULA JAMU UNTUK OSTEOARTHRITIS GENU ( SENDI LUTUT )".
Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan Saintifikasi Jamu. Metode penelitian
untuk jamu juga merupakan suatu yang baru di ranah penelitian uji klinik, oleh karena jamu
yang diteliti merupakan ramuan atau formula jamu yang belum di ekstrak. Oleh karena itu
diperlukan
Penelitian ini sudah ditunggu hasilnya oleh pelaksana program untuk merencanakan
kegiatan dalam pelayanan kesehatan tradisional di Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat
sebagai acuan dasar untuk penelitian uji klinik jamu pada masa yang akan datang dan dapat
menjadi evidence base bagi dokter dalam melayani kesehatan tradisional dengan jamu sebagai
obat di masyarakat.
Kami menyadari bahwa basil penelitian ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu segala
bentuk kritik dah saran terhadap laporan penelitian ini sangat kami harapkan sebagai masukan
untuk perbaikan serta sebagai bahan penelitian lebih lanjut.
Akhir kata penyusun mengucapkan terimakasih kepada Kepala Balai Besar Penelitian
dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT), PPI B2P2TOOT,
Komisi Etik Badan Litbangkes, anggota peneliti yang telah membantu jalannya penelitian ini
dari awal sampai dengan selesai. Semoga Allah SWT member pahala yang setimpal. Amien
Semoga jamu dapat terbukti aman dan berkhasiat, menjadi tuan rumah di negeri
sendiri. Hidup Saintifikasi Jamu.
Tawangmangu, Januari 2012
Ketua Pelaksana Penelitian
dr. Danang Ardiyanto
RINGKASAN EKSEKUTIF
Judul Penelitian: OBSERV AST KLINIK FORMULA JAMU UNTUK
OSTEOARTHRITIS GENU ( SENDI LUTUT )
Penyusuo : Danang Ardiyanto, dr.
Osteoartritis merupakan penyakit sendi yang paling banyak dijumpai di masyarakat.
Penya.kit ini merupakan penyebab utama gangguan muskuloskeletal di seluruh dunia dan
menjadi penyebab ketidakmampuan fisik terbesar kedua setelah penyakit jantung iskemik
untuk usia diatas 50 tahun. Penya.kit ini menyebabkan hilangnya jam kerja yang besar serta
biaya pengobatan yang tinggi . World Health Organization (WHO) memperkirakan 400 per
seribu populasi dunia yang berusia di atas 70 tahun rnenderita OA dan 800 per seribu
pasien OA mempunyai keterbatasan gerak derajat ringan sampai berat yang mengurangi
kualitas hidup mereka.
Formula rimpang temulawak 15 gram, herba meniran 7 gram, rimpang kunyit 15 gram,
biji adas 3 gram, daun kumis kucing 5 gram, herba rumput belong 5 gram secara empiris .
dan pada penelitian pra klinik telab terbukti aman dan berkhasiat untuk mengurangi gejala
klinis osteoarthritis.
Berkaitan dengan hal tersebut, telah dilakukan penelitian Observasi Klinik Formula Jamu
untuk Osteoarthritis Genu ( Sendi Lutut ) di Klinik Saintifikasi Jamu Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional dari bulan Maret
sampai Desember 2011. Rancangan penelitian adalah quasi eksperimental, pre-post test
design. Dengan kriteria inklusi : Pasien ditegakkan diagnosisinya dengan kriteria dari
American College of Rheumatology (ACR) Nyeri sendi lutut, secara radiologis tampak
gambaran osteofit pada sendi yang terserang, disertai paling sedikit 1 dari 3 keadaan
berikut: usia lebih dari 50 tahun, kekakuan sendi pagi hari kurang dari 30 menit atau
krepitasi tulang pada pergerakan sendi, tidak sedang mendapatkan pengobatan obat
anlgetik sekurang-kurangnya 2 minggu sebelum penelitian. Kriteria eksklusi: Mempunyai
penyakit artritis selain osteoartritis, melalui pemeriksaan laboratorium asam urat darah,
pemeriksaan foto rontgen sendi lutut, Mempunyai kelainan fungsi hati, ginjal dengan
perneriksaan tes fungsi hati ( SGOT, SGPT ) dan fungsi ginjal ( ureum clan k.reatinin),
ii
-- _-- ---�- - - -- ----=-- �
� �= _
C
;__--- - =
-=-
- � if-- -- -:�-- -C -- -: - - -- - -• ��- _ _: -
mempunyai riwayat penyakit gastritis, ulkus peptikum atau ulkus duodenum,
Hipersensitif terhadap kurkuma dari pengakuan subyek, Menggunakan obat anti koagulan
atau obat anti-inflamasi lain, mengalami komplikasi arteriosklerosis, penyakit jantung
koroner, stroke, hamil dari pengakuan subyek.
Dari hasil penelitian ini dengan pemberian formula jamu berupa ramuan rimpang
temulawak 15 gram, herba meniran 7 gram, rimpang kunyit 15 gram, biji adas 3 gram,
daun kumis kucing 5 gram, herba rum.put bolong 5 gram dapat mengurangi gejala klinis
osteoarthritis genu secara bermak:na dengan mengurangi rasa nyeri di sendi lutut,
rnengurangi kekakuan di sendi lutut, meningkatkan kemampuan fungsional sendi. Dari
segi keamanan, pemberian formula jamu tersebut selama 2 bulan berturut-turut tidak
mempengaruhi fungsi foal hati dan ginjal.
Dari penelitian observasi klinis ini dapat disimpulkan bahwa: Formula rimpang
temulawak 15 gram, herba meniran 7 gram, rimpang kunyit 15 gram, biji adas 3 gram,
daun kumis kucing 5 gram, herba rumput bolong 5 gram mempunyai khasiat mengurangi
nyeri sendi pada OA, memperbaiki gejala klinis penderita OA dan terbukti tidak
mempengaruhi fungsi hati dan ginjal pasien yang mendapatkan jamu selama 2 bulan.
Hasil penelitian sudah relevan dengan apa yang diharapkan baik dari segi khasiat ramuan
dan kemananannya. Perlu dipertimbangkan beberapa altematif bentuk sediaan jamu untuk
meningkatkan kepatuhan subyek mengkonsumsi jamu. melalui penelitian lanjutan dengan
membandingkan khasiat jamu pada subyek penderita dengan sediaan simplisia (rebusan)
sebagai kontrol, lalu dibandingkan dengan bentuk kemasan lainnya. Seperti penyediaan
ramuan jamu dalam kemasan kapsul, puyer atau kantung celup. Perlu diperbaiki pada
masa yang akan datang tentang jenis/desain penelitian yang harus menggunakan kontrol
agar meningkatkan l<u�Ht11$ pen�jitjaq jamu. Seperti uji klinik yang menggunakan kontrol
(seperti memakai obat medis standar sebagai golden standard), yang membandingkan
khasiatnya dengan terapi jamu
iii
ABSTRAK
Program saintifikasi jamu diharapkan memperoleh bukti ilmiah penggunaan jamu
melalui penelitian berbasis pelayanan. Salah satunya adalah membuktikan khasiat dan
keamanan jamu untuk osteoarthritis genu (sendi lutut). Tempat penelitian dilakukan di
klinik saintifikasi jamu BBTOOT dari bulan Maret sampai desember 2011. Rancangan
penelitian:observasi klinik dengan enis penelitian: quasi eksperimental pre-post test design.
Pengamatan dilakukan dengan pemberian jamu selama 2 bulan yang berupa Formula
rimpang temulawak 1 5 gram, herba meniran 7 gram, rimpang kunyit 1 5 gram, biji adas 3
gram, daun kumis kucing 5 gram, herba rumput bolong 5 gram. Dari hasil penelitian pada
29 subyek OA mampu memberikan perbaikan gejala klinis subjektif yaitu pengurangan nyeri
sendi, bengkak sendi, gangguan gerak:an dan kesemutan . Dari 29 subyek yang diberikan
jamu, semua subyek mengalami penurunan skor VAS yang bila dibandingkan dengan skor
VAS pada hari ke 0 dan hari ke 28, skor VAS menurun secara bermak:na dengan p<0,001.
Derajat kesukaran untuk melakukan aktivitas dan derajat ketergantungan seseorang dalam
beraktivitas hari ke 56 juga menurun secara bennakna dengan p<0,001 bila dibandingkan
pada hari 0 dan hari ke 28.Dari segi keamanan, tidak mengganggu fungsi faal hati dan faal
ginjal.
Kata Kunci : Saintifikasi Jamu, observasi klinik, osteoartliritis genu
iv
Daftar Anggota Tim Peneliti
Susunan personalia penelitian sesuai Surat Keputusan Kepala BaJai Besar Peneleitian
dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional nomorHK.. 03.07/3/242d/2011
tentang OBSERVASI KLINIS FORMULA JAMU UNTUK OSTEOARTHRITIS GENU
(SENDI LUTUT) tanggal 8 Februari 201 1 adalah :
JPengarah : Kepala Balai Besar Peneleitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan
Obat Tradisional
Ketua pelaksana : Dr. Danang Ardiyanto
Nara sumber : DR.dr. Nyoman Kertia, SpPD
Peneliti
1. Dr. Sunu Pamadyo TI
2. Dr. Zuraida Zulkarnanin .
3. Dr. I Dewa Putu, Sp.PD
Pembantu Peneliti
1. Rocmiatun, Amd.
2. Sarwono
3. Umi Barokah, Amd.
4. Santoso, Amd.
=o ��� -�-
�-� - -� -- - . ··--=-- -�-=�-:::-�=-- - - ---- - -�---------
v
--'="=.�--=--���- ===--==--==-===-=�-=-=-----=-=--.---=--- ,-- ----==--=-- -�- -:£_:.i::=::.:.-=�--M�--�M -::.!:--·� =--===----=-=�--=--- - --- � � __::' '::'-=- ----- -
Bab
Daftar lsi Hal.
Kata Pengantar ...................................................................................................... .
Ringkasan Eksekutif................................................................................................... ii Abstrak ...................................................................................... �......... ... .................... iv
Daftar Anggota Tim Peneliti............... ........................... ........................ ................... v Daftar isi .. ... .... .... ... .. .... .... . .. ... ...... ... ........ .. ... .... ...... .... ............. ..... .... ... ..... .. ... .. vi Daftar Bagan............................................................................................................... vii Daftar Grafik..................................................................................................... viii Daftar Lampi ran ......... .... ...... .... ............. ............... ................ .... ...... .......... ...... .. ix
I. PENDAHULUAN 1
Latar Belakang .......................................................................................................... 1
II. Tujuan .............................................................................................................. 5
Ill. Manfaat ................................. .......................................................................... 5 IV. Metode Penelitian ......... .................................................. ................................ 6
a. Kerangka Pikir .. ............................ ........................................................ ........ 6 b. Alur Kegiatan................................................................................................ 7 c. Desain Penelitian .... . ........... ......... .... .... ........ ........................ ............ ............ 8 d. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 8 e. Rancangan dan Jen is Penelitian ........................................................... ....... 8 f. Sampel dan Besar Sampel .................................. ............. ............. ................ 8 g. Kriteria inklusi dan eksklusi .. ....... .... ................................... ......................... 9
h. Bahan dan Formula Jamu ........................... ............................... ................ ........ 9
i. Cara Kerja............................... ......................................................................... 10
j. Definisi Operasional........ ..... ........... .......... ................................ ............. ... .... 12
V. Pertimllangan Etik Penelitian............................................................................ 13
VI. Hasil Penelitian...... ........................................................................................... 14
a. Karakteristik subyek................................................ ................................. ....... 14
b. Efektifitas Jamu............................ .................................... ................ ..... ....... 18 c. Keamanan Jamu........................................................................................... 22
VII. Pembahasan... .................... ............................................................................ 25
VIII. Kesimpulan dan Saran .................................................................................... 29
IX. Ucapan Terima Kasih.............................................................................................. 30
Daftar Pustaka .................... ... ............................. ..................................... ... .. .. 31
Lampiran .... .......................... ............. .......... ............. ... ......... .... ....... ............ .... 32
vi
Bagan 1.
Bagan 2.
Daftar Bagan
Kerangka Pikir .............................................................................................................. .
Alur Kerja ....................................... ....................................... ...................................... .
Hal.
6
7
vii
Daftar Tabel
Hal. Tab el 1 . Dis trib usi s ubj ek m en ur ut j enis k elamin 1 4
Tab el 2. Dis trib usi s ubj ek m en ur ut ti ngka t p endi dikan 14
Ta bel 3. Dis trib usi s ubj ek m en ur ut p ek erjaan 15
Ta bel 4. Dis trib usi s ubj ek menuru t um ur 15
Ta bel 5. K eluh an U tama S ubj ek 16
Ta bet 6. K el uh an Bulan k e-0 1 7
Ta bel 7 . K el uhan S etelah p em berian Jam u Bulan k e-1 1 7
Ta bel 8. K el uhan S etelah p em berian Jam u Bulan k e- 2 1 8
Ta bel 9. Rata-rata s ekor VAS pa da h ari p eng uk uran 1 9
Ta bel 10. P eng uk uran Kem amp uan F ungsiona l dalam Derajat nyeri 20
Ta bel 1 1 . P ep.g uk uran K emamp ua n Fungsional dalam Derajat k es uka ran un tuk 21 m elak ukan aktivi tas
Ta bel 12. P en guk uran K em amp uan F ungsional dala m d er aja t k etergan tungan s es eoran g 21 unt uk m ela kukan aktivi tas
Ta bel 13. P erbedaan Ra ta-rata Kadar S GOT dan S GP T m en ur ut Faa l Ha ti S uby ek 23
Os teo arthritis s ebelum dan S es udah Int erv ensi P emb erian Jam u Tah un 201 1
Ta bel 14. Gam baran P er ubahan Faal Ha ti S uby ek Os teo arthritis S etelah In ter vensi 23
P em berian Ja mu Tah un 2011
Tab et 15. P er bedaan Ra ta-rata Kadar Ureum dan Kr eatinin m en ur ut Faal Ginja l 24 S uby ek Os teo arthritis s eb el um dan S es udah Int erv ensi P emb erian Jam u Tah un 2011
viii
Daftar Lampiran
Hal.
1. Persetujuan Etik /Ethical Approval ......................... .................................. . ..... 33
2. Investigation Brochure ............................................................................................ 34
3. Lem bar penjelasan............................................................................................. .... 40
4. Persetujuan setelah penjelasan ........................... ...... ...................................... 42 5. CRF..................................................................................................................... 43
6. Formulir rekam medis subyek penelitian (catatan medik) ... .... ...................... 45
ix
I. LATAR BELAKANG
Osteoartritis mempakan penyakit sendi yang paling banyak dijumpai di masyarakat.
Peoyakit ini merupakan penyebab utama gangguan muskuloskeletal di seluruh dunia dan
menjadi penyebab ketidakmampuan fisik terbesar kedua setelah penyakit jantung iskemik
untuk usia diatas 50 tahun. Penyakit ini menyebabkan hilangnya jam ke1ja yang besar serta
biaya pengobatan yang tinggi (Berenbaum, 2001; Dieppe, 2000). World Health Organization
WHO) memperkirakan 400 per seribu populasi dunia yang berusia di atas 70 tahun
menderita OA dan 800 per seribu pasien OA mempunyai keterbatasan gerak derajat ringan
sampai berat yang mengurangi kualitas hidup mereka
Diagnosis osteoartritis lutut ditegakkan berdasarkan klasifikasi dari American College
of Rheumatology (ACR) (Ratiner et al., 2001) yaitu:
1. Nyeri sendi lutut.
2. Secara radiologis tampak gambaran osteofit pada sendi yang terserang.
3. Disertai paling sedikit 1 dari 3 keadaan berikut: Usia lebih dari 50 tahun, kekakuan sendi
pagi hari kurang dari 30 menit atau krepitasi tulang pada pergerakan sendi.
Sendi yang paling sering terserang osteoartritis adalah sendi peoyangga berat badan
seperti sendi lutut dan sendi panggul. Data menunjukkan bahwa sendi-sendi interfalang distal
pada tangan juga sering terkena osteoartritis. Secara umum gejala klinis osteoartritis adalah
nyeri sendi saat aktivitas, nyeri sendi malam hari, kaku sendi dan kadang terjadi
pembengkakan sendi yang terserang. Berbeda dengan artritis reumatoid (AR) yang
merupakan penyakit autoimun, osteoartri tis bukanlah penyakit autoimun sehingga jarang
menyerang sendi-sendi kecil dan jarang menunjukkan penampakan klinis yang simetris pada
awal pe1:jalanan penyakitnya (Kertia, 2005a).
Nyeri merupakan gejala utama pada osteoartritis yang dimediasi oleh berbagai faktor.
Terdapat tidaknya sinovitis merupakan prediktor independen dari rasa nyeri pada
osteoartritis. Nyeri merupakan hasil interaksi antara inflamasi dan berbagai faktor seperti
keparahan penyakit secara radiologis, persarafan artikular, sensitisasi perifer dan sentral serta
faktor psikologis. Kontribusi inflamasi terhadap nyeri pada osteoartritis bervariasi dari waktu
ke waktu dan antara pasien satu dengan pasien lainnya (Kertia, 2005b ).
1
Penilaian derajat nyeri untuk pasien lansia dengan kemampuan kognitif yang masih
:uh dapat mempergunakan faces of pain scales yang memperlihatkan serial ekspresi wajah
sehingga memungkinkan pasien untuk memilih ekspresi wajah yang sesuai dengan derajat
�-eri yang sedang diderita. Cara lain yang juga baik adaJah dengan menggunakan visual
analogue scale (Isbagio, 2003c).
Sampai saat ini masih belum ditemuk:an ob at yang dapat menyembuhkan 0 A hi ngga
:untas. Pengobatan yang diberikan dokter dalam penatalaksanaan OA umumnya ditujukan
ire'rhadap dua haJ, yaitu mengatasi gejala dan memperbaiki aktivitas sehari-hari (symptom
-wdifying effect) serta pencegahan dan perbaikan kerusakan struktur rawan sendi (structure
-zodifying effect).
Rekomendasi yang diberikan para ahli dalam penanganan OA meliputi terapi
farmakologis dan terapi non-farmakologis (seperti penurunan berat badan, olahraga, edukasi).
Obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS) merupakan salah satu terapi farmakologis yang
paling sering digunakan untuk mengatasi nyeri dan peradangan yang terjadi pada pasien OA.
�amun, penggunaan obat-obatan tersebut sering kali memberikan efek samping yang cukup
serius, seperti perdarahan saJuran cerna, erosi lambung, hingga kerusakan hati dan ginjal.
Beratnya efek samping yang ditimbulkan karena penggunaan jangka panjang OAINS ini
membuat para ahli terus mencari altematif terapi OA yang efektif dan aman.
Penggunaan obat bahan alam untuk mengobati penyakit sudah ribuan tahun diterapkan
oleh rnasyarakat luas, baik di Indonesia maupun di negara lain. Jamu atau obat
uadisional Indonesia merupakan warisan turun-temurun sehingga memiliki ikekhasan
tersendiri dibanding obat tradisional asing yang lain. Berbeda dengan obat tradisional Cina
(fCM) yang memiliki filosofi keseimbangan Yin-Yang, atau Ayurvedha di India yang
mendasari pengobatannya dengan empat unsur alam, Jamu memiliki dasar filosofi
pendekatan holistik. Pengertian holistik dapat bersifat urnum dan bersifat khusus untuk
penyusunan formula jamu. Pengertian holistik secara umum meliputi berbagai aspek
pendekatan yang mempengaruhi keberhasilan penggunaan jamu diantaranya aspek riwayat
kesehatan, psikologi, sosial, budaya dan ekonomi.
Sekitar 70% dari jamu di Indonesia menggunakan bahan dasar yang diekstrak dari rimpang kurkuma seperti k:unyit dan temu lawak (Sampurno, 2004). Kunyit (Curcuma
domestica Val.) adalah tumbuhan asli Asia yang utamanya digunakan untuk mengurangi
2
peradangan. Selain untuk mengurangi peradangan juga digunakan untuk mempertahankan
esegaran tubuh, untuk bumbu, sebagai pewarna makanan pada kari dan untuk pewarna kulit
pada upacara adat (Funk et al., 2006). Di dalam rimpang kunyit terkandung antara lain
rurkuminoid sebanyak 3-4% (terdiri dari kurkumin, desmetoksi kurkumin dan bisdesmetoksi
kurkumin), minyak atsiri sebanyak 2-5% (terdiri dari seskujterpen dan turunan fenilpropana),
arabinosa, fruktosa, glukosa, pati, tanin serta mineral yaitu magnesium, mangan, besi,
rembaga, kalsium, natrium, kalium, timbal, seng, kobal, aluminium dan bismut (Sudarsono et
al., 1996).
Kurkumin mempunyai aktivitas anti-inflamasi (Joe et al., 2004), mencegah dan
mengobati ulkus lambLU1g (Santoso et al., 1991; Pramono, 1993), anti hepatotoksis dan
koJagogurn (Santosa et al., 1995; Hadi, 1996) serta anti tumor (Huang et al., 1995; Joe et al.,
2004).
Pada penelitian terdahulu selama 2 tahun (tahun 1998-2000) dengan melakukan analisis
klinis serta pemeriksaan darah dan cairan sinovia penderita osteoartritis, didapatkan bahwa
kombinasi 15 mg kurkuminoid ekstrak rimpang kunyit dan 100 mg minyak atsiri rimpang
temulawak diminum 2 kali sehari selama 2 minggu temyata mampu mengimbangi obat anti
inflarnasi piroksikam untuk pengobatan pasien berpenyakit osteoartritis dengan menurunkan
kadar MDA cairan sinovia dan memperbaiki gejala klinis penderita osteoartritis (Kertia et al.,
2002). Keuntungan lain dari kombinasi kurk:uminoid ekstrak rimpang kunyit dan minyak atsiri
ekstrak rimpang temulawak adalah lebih murah, lebih efektif dalam memperbaiki keadaan
fisik, cenderung memperbaiki fungsi hati, ginjal dan saluran cerna, sedangkan piroksikam
memperburuk fungsinya (Kertia et al., 2000).
Penelitian kurkuminoid ekstrak rimpang kunyit ( Curcuma domestica Val.) pada hewan
coba rnembuktikan bahwa sampai dosis terbesar yang secara teknis masih dapat diberikan
pada hewan coba yrutu 483,84 mg/kg BB atau 128 kali dosis lazim untuk manusia, tidak
menimbulkan gejala keracunan maupun kematian pada tikus putih (wistar). Hasil
pemeriksaan histopatologi hati, ginjal, lambung, jantung, paru, pankreas, otak, limfa, ovarium
dan testis tidak menunjukkan tanda-tanda patologis setelah pemberian kurkuminoid dosis
120,96 mg/kg BB dan dosis 483,84 mg/kg BB (Mustofa et al., 2004).
Pegagan (Centella asiatica L. Urban) merupakan salah satu tanaman obat yang telah
dima nfaa tkan sebagai bahan ramuan obat tradisional bilk di Indonesia maupun negara
3
-
-
---=
--=-- - � ----= :=: - -=:-§"�
-�--= - --
--
lainnya. Pegagan mengandung asiaticoside yang berkhasiat sebagai obat. Pegagan banyak
dimanfaatkan sebagai bahan ramuan untuk obat melancarkan peredaran darah, peluruh air
seni, penurun panas, meningkatkan syaraf ingatan, tonik untuk mengutakan tubuh, anti
inflamasi, penurun tekanan darah, obat Iuka, tbc, lepra, mencegah pikun, meningkatkan
ketahanan tumbuh, meregenerasi sel sehingga menghambat penuaan dini.
Rumput bolong juga banyak dipakai di masyarakat Jawa untuk mengurangi gejaJa nyeri
sendi. Dalam ruput bolong terkandung senyanya kimia berupa asam kersik, asam oksalat,
asam malat, asam akonitat (equisetic acid), asam tanat, kalium, natrium, thiaminase dan
saponin yang memiliki aktivitas anti radang.
Kumis kucing dikenal memiliki sifat farmakologis manis sedikit pahit, sejuk, anti
inflammatory (anti radang), peluruh air seni (diuretic), menghancurkan batu saluran kencing.
Kandungan kimianya terdiri at.as orthosiphon glikosida, zat samak, minyak atsiri, minyak
emak, saponin, sapofonin, garam kalium, myoinositol.
Jika ramuan dibuat rebusan atau seduhan untuk diminum, rasanya tidak enak, agak pahit.
Oleh sebab itu dalam khasanah ramuan jamu sering ditemukan penambahan beberapa
simplisia yang tidak ada kaitan langsung dengan khasiat tetapi berperan dalam membuat
sediaan lebih dapat diterima oleh konsumen atau pasien dan disebut bahan tambahan, aditif
atau korigen. Adas berperan sebagai korigen, memiliki buah masak bau aromatik, rasa
sedikit manis, pedas, hangat, masuk meridian hati, ginjal, limpa, dan lambung. Adas
mengandung minyak asiri (Oleum Foeniculi) I - 6%, mengandung 50 - 60% anetol, lebih
lrurang 20% fenkon, pinen, limonen, dipenten, felandren, metilchavikol, anisaldehid, asam
anisat, dan 12% minyak lemak.
Ada beberapa penelitian yang mirip namun tidak sama dengan penelitian ini yaitu:
a) Chainani (2003) melalui meta-analisis melaporkan bahwa pada penderita artritis
reumatoid kurkurnin mengurangi kak:u, pembengkakan sendi dan walking time.
Kurkumin juga mampu menekan inflamasi post operasi. Belurn ada Iaporan kemampuan
kurkurninoid ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) dalam mengurangi kaku,
pem bengkakan sendi dan walking time.
) Kertia et al. (2004b) dengan desain penelitian prospective randomized open end blinded
evaluation melaporkan bahwa kemampuan kombinasi kurkuminoid ekstrak nmpang
__ --- -��-� �- -��-- ;;:;::�� - - ��---=---- -
- - - - - --------- -· ·--� - - - - ----
-
-·
4
kunyit (Curcuma domestica Val.) dan rninyak atsiri rirnpang temulawak (Curcuma
xanthorrhiza Roxb.) sebanding dengan piroksikam dalam rnengurangi gejala klinis
osteoartritis.
Sehubungan dengan hal diatas maka dilakukan penelitian observasi klinik formula
tanaman obat untuk osteoarthritis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengbasilkan
formula yang terbukti aman dan berkhasiat mengurangi gejala klinis osteoartritis sehingga
bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, dan pelayanan kesehatan formal.
Il. MANFAAT PENELITIAN
Secara keilrnuan penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam menjelaskan
kemampuan efektivitas jamu dalarn mengurangi rasa nyeri sendi penderita osteoartritis.
Bagi masyarakat penelitian ini bermanfaat dimana masyarakat bisa diberikan petunjuk
yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah tentang manfaat jamu untuk
pengobatan penyakit osteoartritis . .
Penelitian ini juga bermanfaat sebagai dasar dari penelitian selanjutnya dalam
pengembangan j amu sebagfil anti-inflarnasi.
ID. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Mendapatkan formula jarnu untuk osteoarthritis yang terbukti secara ilmiah arnan
dan berkhasiat meringankan gejala klinis osteoarthritis genu yang dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat dan pelayanan kesehatan formal.
2. Tujuan Khusus
a. Membuktikan manfaat rarnuan Temulawak, kunyit, pegagan? rumput bolong,
kumis kucing, atlas dan meniran untuk meringankan gejala klinis osteoarthritis
b. Memastikan kearnanan penggunaan rarnuan TemuJawak, kunyit, pegagan,
kumis kucing rumput bolong, adas dan meniran
5
- �-::-_::--==--� � �-� _ : __ ��= � � ���-=--��--�� -� =-=---=-= -- --_;: ---- - - - -=- -----= �:: __ ::_----==--�� - �- - -- - -
___ -------
,,
IV. METODE PENELITIAN
a. Kerangka Pikir
Temulawak, kunyit, pegagan,
rumput bolong, adas, kumis kucing
dan meniran secara empiris
berkhasiat untuk osteoarthritis
Temulawak, kunyit, pegagan,
rumput bolong, kumis kucing
adas dan meniran berkhasiat
berkhasiat untuk osteoarthritis
,. Perlu Saintifikasi formula
Temulawak, kunyit, pegagan,
rumput bolong, adas dan meniran
berkhasiat berkhasiat untuk
osteoarthritis
Ir Observasi klinis formula
Temulawak, kunyit, pegagan,
rumput bolong, adas dan meniran
berkhasiat untuk osteoarthritis.
Pemanfaatan Formula
Temulawak, kunyit, pegagan,
rumput bolong, adas dan
meniran berkhasiat untuk
osteoarthritis dalam pelayanan
kesehatan formal
-- - - - ----- --- - - - - - - - - - - - -� ------��--� -- --�- -----�-
-_---
_
-=-�- � - ����-�-:= - ��-�- _-==��-- -- ------ - - --�--�-� _;::-_ - - - �-==--- - -
6
b. Alur Kegiatan
Subyek baru (eligible)
dengan klinis: +
- Konfirmasi gejala klinis OA
- Konfirmasi penyakit sendi
lain
!Uiteria lnklusi dan
ekslusi
Pem Lab. (HO) :Darah
Rutin, Fungsi Hati, Fungsi
Ginial
"::formed !::on sent
--------·
um Jamu
Observasi Manfaat dan Kejadian sampingan jamu
(H7, 14, 21)
Bulan 1
Membaik Menetap
Bulan 2
Membaik Menetap
Pem Lab: Darah Rutin,
Fungsi Hati, Fungsi Ginjal
Subyek baru
rawatjalan
Tidak
eligible
Tidak Eligible
Pengobatan
Konvensional
Memburuk
7
c. Tempat dan Waktu Penelitian
PeneJitian ini dilakukan di Klinik Saintifikasi Jamu Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional dari bulan Maret sampai
Desember 2011.
d. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah observasi klinis.
e. Disain Penelitian
D esain penelitian quasi eksperimental pre dan post test desaign.
f. Populasi dan Sampel
Subyek pada observasi klinis ini adalah pasien osteoarthritis yang datang berobat di
Klinik Saintifikasi Jamu Hortus Medicus Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Obat dan Obat Tradisional.
Besamya sampel dihitung menggunakan rumus :
? ( Z l _...(,_I 2 + Z 1-B ) 2 (T 2 n = -------------------------------
(Ul - U2) 2
n =
menggunakan tingkat kemaknaan 95 % atau = 0,05, dan tingkat kuasalpower 90 %
atau B=0,10, serta kesudahan (outcome) yang diamati adalah skor yang ditetapkan
memiliki nilai asumsi SD=55 estimasi selisih antara nilai mean kesudahan (outcome)
skor kuantitatif (UO - Ul) sebesar 50, maka perhitungan jumlah minimal sampel yang
dibutuhkan adalah:
n= 2( 1,96+ 1,28)2 .(55)2
(50) 2
= 25,4 dibulatkan menjadi 26 orang
8
- -=-- -=--=-=-----=----=- ==-=--� :: --==· -=---�--==- - ---- -
-- - =--==-= --� -= - : - =
..=. -=--
=--=----= -::::-=---=-==-::;= -- - - - - - - - - ---- - --- - - - -- --�- -=-----=-- --=-_---
---=---= -. -= =--====--==---=- _-----=--=-=--------==-=--- .. . . . . ------- .......... .
dengan perkiraan drop out atau lost of follow sebesar 10% maka jumlah sampel
ditambah 2,6 orang dibulatkan menjadi 3 orang sehingga jumlah sampel menjadi 29
orang
g. Variabel
Variabel bebas : Formula rimpang temulawak 15 gram, herba meniran 7 gram, rimpang kunyit 15 gram, biji adas 3 gram, daun kumis kucing 5 gram, herba rumput
bolong 5 gram.
Variabel tergantung : skor VAS, kemampuan fungsional, serta gejala klinis
Efek samping formula : gejala klinis, Hasil pemeriksaan darah : SGOT, SGPT,
U reum, Creatinin.
h. Kriteria inklusi dan ekslusi
Kriteria inklusi:
i. Pasien ditegakkan diagnosisinya dengan kriteria dari American College of
Rheumatology (ACR)
1. Nyeri sendi lutut.
2. Secara radiologis tampak gambaran osteofit pada sendi yang terserang.
3. Disertai paling sedikit I dari 3 keadaan berikut: Usia lebih dari 50 tahun, kekakuan
sendi pagi hari kurang dari 30 menit atau krepitasi tulang pada pergerakan sendi.
11. Tidak sedang mendapatkan pengobatan obat anlgetik sekurang-kurangnya 2 minggu
sebelum penelitian (washed out)
111. Setuju mengikuti penelitian dengan menanda tangani informed consent
Kriteria eksklusi:
I. Mempunyai penyakit artritis selain osteoartritis, melalui pemeriksaan laboratorium
�am urat darah, pemeriksaan foto rontgen sendi lutut
ii. Mempunyai kelainan fungsi hati, ginjal dengan pemeriksaan tes fungsi hati ( SGOT,
SGPT) dan fungsi ginjal ( ureum dan kreatinin)
iii. Mempunyai riwayat penyakit gastritis, ulkus peptikum atau ulkus duodenum
1v. Hipersensitifterhadap kurkuma dari pengakuan subyek 9
v. Menggunakan obat anti koagulan atau obat anti-inflamasi lain.
vi. Subjek mengalami komplikasi arteriosklerosis, penyakit jantung koroner, stroke.
vn. Hamil dari pengakuan subyek
i. Dahan dan Prosedur Kerja
1). Dahan
Bahan baku yang digunakan akan dipakai sebagai simplisia diambil dari daerah
Bantul Yogyakarta dan Wonogiri. Sebelum diberikan ke pasien terlebih dahulu
dikontrol kualitasnya dengan pemeriksaan mikrobiologi, angka jamur dan angka
Iempeng total di Laboratorium terpadu B2P2T02T Tawangmangu.
2). Cara kerja :
1. Determinasi tanaman, pengumpulan dan pengeringan bahan.
Deterrninasi dan pengelolaan simplisia dilakukan di Balai Besar Litbang
Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Tawangmangu.
BaJ-ian dicuci dengan air yang mengalir untuk menghilangkan kotoran yang
menempel, kemudian diangin-anginkan dilanjutkan pengeringan di dalam oven
suhu so0c. Di1akukan pengemasan dengan dosis yang sesuai yaitu dalam satu
kemasan untuk sehari terrdiri atas : rimpang temulawak 1 5 gram, herba meniran
7 gram, rimpang kunyit 1 5 gram, biji adas 3 gram, daun kurnis kucing 5 gram,
herba rumput belong 5 gram.
11. Perlakuan Subyek Penelitian
a) Sebelum dilakukan observasi, dilakukan pemeriksaan foto rontgen sendi lutut,
darah rutin, fungsi hati (SGOT, SGPT) dan fungsi ginjal (Ureum, Creatinin)
yang dipergunakan sebagai data awal kondisi kedua organ, agar dapat
memonitor jika ada efek samping pada kedua organ tersebut. Pemeriksaan
fungsi hati dan fungsi ginjal dilakukan pada awal observasi klinis, pada
pertengahan observasi dan pada akhir observasi klinis, yaitu pada minggu ke 1,
minggu ke 6 dan pada minggu ke 12.
10
Untuk pemeriksaan fungsi hati dan fungsi ginjal dibutuhkan darah subyek
sebanyak kurang-lebih 3 ml yang diambil dari darah vena, di fossa cubiti (vena
mediana cubiti).
Cara pengambilan darah vena yaitu sebagai berikut:
- Siapkan peralatan yang dibutuhkan seperti kapas alkohol, spuit, botol
penampung darah, plester
- Pasang tomiquet pada lengan bagian atas
- Mintalah pasien untuk mengepal dan membuka tangannya berkali-kali agar
vena kelihatan. Raba letak vena yang akan ditusuk
- Bersihkan tempat yang akan ditusuk dengan kapas alkohol, biarkan sampai
kering
- Tusuk kulit dengan jarum pada posisi membentuk sudut 45 derajat dengan
kulit dan semprit ada ditangan kanan
- Hisap darah setelah kelihatan darah masuk dalam jarum sesuai kebutuhan, jika
pemeriksaan profil lemak 2 ml, dan jika disertai pemeriksaan fungsi hati dan
fungsi ginjal 3 ml. .
- Lepaskan pembedungannya, letakkan kapas diatas jarum dan tarik jarum
keluar
- Tekan beberapa saat (sekitar 3 detik) kemudian selanjutnya minta pasien untuk
menekan kapas tersebut .
- Pasanglah plester pada kapas tersebut
- Lepaskan jarum dari semprit dan masukkan darah dalam penampung dengan
pelan-pelan
b) Pada hari ke pertama observasi subyek penelitian dilakukan pemeriksaan foto
Rontgen genu posisi AP dan Lateral, pengukuran visual analog scale, Lingkup
Gerak Sendi, Kemampuan Fungsional.
c) Mulai hari pe11ama subyek penelitian diberi ramuan simplisia ( sediaan kering)
formula anti osteoarthritis yang telah dikemas dan disertai aturan merebus dan
minum jamu, pagi direbus dengan lima gelas air, hingga air yang tersisa kira kira
tiga gelas untuk diminum 3x sehari satu gelas selama 2 (dua) bulan.
--=-��---- --=----- ------=- -- �· - --=---=:' �� ==-=--==�--=-�= =---= ��--=--=-:::____---=. -=-=--- - ----= = - --
11
-- -- -------"- ---- ----,,---
.---
.,---� --- - -------- ' -
d) Simplisia kering diberikan untuk minum selama 1 (satu) minggu, dan pasien
diminta datang lagi ke klinik saintifikasi jamu setiap satu minggu selama tiga
bulan, untuk diberikan simplisia kering lagi untuk diminum selama satu minggu
dan dilakukan observasi (klinis dan laboratorium)
e) Setiap subyek penelitian yang datang kontrol untuk kunjungan ulang pada
kunjungan minggu kedua dan selanjutnya ke klinik saintifikasi jamu dilakukan
anamnese tentang perkembangan penyakit dan keluhan keluhan, serta dilakukan
pemeriksaan fisik diagnostik yang diperlukan, pengukuran visual analog scale,
Kemampuan Fungsional sendi lutut.
f) Untuk memantau kepatuhan minum jamu, setiap subyek penelitian diberikan
kartu control minum jamu, dengan memberikan tanda pada kartu kontrol setiap
minum jamu atau bila terlewat minum jamu.
j. Definisi Operasional
Visual Analogue Scale (VAS)
Pengukuran tingkat nyeri dimana penderita diminta untuk memberi tanda garis tegak
( I ) pada garis visual analogu,e scale (VAS), sesuai dengan derajat nyeri yang
dirasakan. Ujung paling kiri menunjukkan "tidak nyeri" dan ujung paling kanan
menunjukkan "sangat nyeri".
0 10 20 30 40 50 60 70 90 100
Tidak nyeri Sangat nyeri
O mm lOO mm
Kemampuan Fungsional
adalah suatu proses untuk mengetahui kemampuan pasien melukukan aktivitas
spesifik dalam hubungan dengan rutinitas kehidupan sehari-hari. Pada penderita
osteoarthritis kemampuan fungsional dapat diukur dengan skalajette.
Indeks ini pertama kali digunakan dalam The Pilot Geriatric Arthritis 12
-: - � -� -
-�- ��--_-f:_- �=------:�--- - - �=-:__=;-==:-� -----�_-= __ -===� =-�- ·-- _-_
Program, Wilconsm USA tahun 1977 berdasarkan indeks ini, status fungsional
mempunyai 3 dimensi yang saling berkaitan yaitu:
a) nyeri, derajat nyeri saat melakukan aktivitas terdiri dari tidak nyeri, 2 = nyeri, 3 =
nyeri sedang, 4 = sangat nyeri;
b) kesulitan, derajat kesukaran untuk melakukan aktivitas, terdiri dari 1 = sangat
mudah, 2 = agak mudah, 3 = tidak mudah tetapi juga tidak sulit, 4 = agak sulit, 5 =
sangat sulit;
c) ketergantungan, derajat ketergantungan seseorang untuk melakukan aktivitas terdiri
dari 1 = tanpa bantuan, 2 = butuh bantuan alat, 3 = butuh bantuan orang, 4 = butuh
bantuan alat dan orang, 5 = tidak dapat melakukan aktivitas
V. Pertimbangan Etik Penelitian.
Oleh karena menggunakan subyek penelitian manusia (pasien) sebagai responden
maka diperlukan Persetujuan Etik yang akan dimintakan dari Kornite Etik Badan
Litbangkes di Jakarta. Pada penelitian ini subyek akan diobservasi secara klinik
kemanfaatan dan keamanan penggunaan jamu untulc mengobati keluhan penyakitnya,
serta diwawancarai untuk mengetahui persepsi subyek tentang jamu yang
digunakan/diberikan. Persetujuan etik penelitian didapatkan dari Komite Etik Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
13
-- =-- � --- --- I "°' --- _---" ---:::- -- - - --�- -_ ---
� :--� := -=� - - --= --- - -� -
VI. HASIL
Pengwnpulan data telah dilakukan di klinik Hortus Medicus B2P2TOOT selarna
bulan Maret sampai D esernber 2011. Setelah diagnosis ditegakkan, subyek diberi formula
jamu yang diminum setiap hari (3 kati/hari) selama 2 bulan. Subyek penelitian kontrol ke
dokter peneliti setiap rninggu sekali untuk diperiksa fisiknya dan diberikan bahan jarnu
untuk: dikonsumsi setiap harinya.
1. Gambaran Umum Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini berjumlah 29 orang. Karakteristik subjek penelitian ini meliputi
jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan umur. Subjek penelitian adalah
penderita osteoarthritis genu yang berobat rawat jalan di Klinik Saintifikasi Jamu Hortus
Medicus Balai Besar Penelitian dan Pengernbangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
Tawangmangu.
Tabel 1. Distribusi subjek menurut jenis kelamin
No Jenis Kelamin F %
1 Laki-laki 9 31
2 Perempuan 20 69 Jumlah 29 100
D ari tabel 1 terlihat bahwa kebanyakan subjek adalah wanita, mencapai 69 %. D ata .
ini sesuai dengan data epidemiologi penyakit osteoartritis yang rnenunjukkan bahwa
prevalensi osteoartritis lebih tinggi pada wanita dibandingkan pria.
Tabel 2. Distribusi subjek menurut tingkat pendidikan
No Tingkat Pendidikan F %
1 Tidak sekolah 1 3,33
2 SD 1 2 40
3 SMP 5 1 6,65 4 SMA 5 19,98 5 D3 4 13,32
6 PT 2 6,66 Jumlah 29 100
14
Dari tabel di atas dapat di simpulkan bahwa tingkat pendidikan responden sebagaian
besar berpendidikan dasar yaitu 12orang ( 40% ).
Tabel 3. Distribusi subjek menurut pekerjaan
No Pekerjaan F % .
1 Pedagang 1 2 40
2 Petani 6 19,98
3 Buruh 3 10, 1 5
4 Karyawan Swasta 3 13,32
5 PNS 5 16,65
Jumlah 29 1 00
Dari tabel di atas dapat di simpulkan bahwa pekerjaan responden sebagaian besar
berprofesi sebagai pedagang yaitu 1 2 orang ( 40% ).
Tabel 4. Distribusi sujek menurut umur
No Umur F %
1 20 - 30 tahun 0 0
2 31 - 40 tahun 2 7 3 4 1 - 50 tahun 8 28
4 >51 tahun 19 65
Jumlah 29 100
Dari tabel di atas dapat di simpulkan bahwa wnur responden sebagaian besar lebih
dari 50 tahun yaitu 19 orang ( 65% ). Ini sesuai dengan data dernografik bahwa
osteoarthritis banyak ditemukan pada usia lanjut usia.
2. Deskripsi Klinis Subyek Penelitian
Pada observasi klinis ini ada beberapa gambaran klinis yang diobservasi, yaitu
subjektif yang diperoleh dari hasil anamnesis pasien dan objektif dari hasil pemerik:saan
fisik dan pemeriksaan penunjang.
15
Gambaran objektif pasien dapat dilihat dengan Foto Rontgen yang dilak:ukan pada
lutut pasien. Foto Rontgen dilakukan pada dua posisi yaitu Antero Posterior dan Lateral
dilakukan di Rumah Sakit. Dari 29 subyek memberikan gambaran osteofit pada sendi
lutut yang sesuai dengan gambaran osteoarthritis. Pada kenyataan bahwa OA
menyebabkan degradasi dan kehilangan jaringan kartilago artikular yang diikuti oleh
remodeling tulang subkondral, pembentukan osteofit dan inflamasi membran sinovial.
Gambaran kJinis subjektif pasien diperoleh melalui anamnesis yaitu wawancara
terhadap subjek penelitian yang telah memenuhi kriteria inklusi observasi klinis.
Anamnesis dilakukan pada saat pasien diperiksa oleh dokter. Pada anamnesis su�jek
ditanyakan mengenai keluhan utama yaitu keluhan yang membawa subjek untuk datang
berobat dan menjadi keluhan yang paling dirasakan menggangu. Selain keluhan utama,
subjek juga digali keluhan tambahan sebagai penyerta keluhan utama yang dirasakan.
Tabel S. Keluhan Utama Subjek
No Keluhan F %
1 Nyeri Sendi Lutut 1 2 42
2 Bengkak sendi 8 28
3 Kesulitan Bergerak 6 2 1
4 Kesemutan 4 14
Jumlah 29 100
Keluhan utama sebagai pendorong subjek datang ke Klinik Saintifikasi Jamu
diidentifikasi pada saat anamnesis oleh dokter pemeriksaa saat pertama kali subjek
datang ke Klinik Saintifikasi Jamu Hortus Medicus. Sejumlah 12 orang (42%) subjek
datang dengan keluhan utama nyeri sendi, terdapat 8 orang yang datang dengan
keluhan utama bengkak di sendi. Terdapat pula keluhan utama kesulitan bergerak
yang dialami oleh 6 orang dan kesemutan yang dikeluhkan oleh 4 orang.
Dari tabel di atas terlihat bahwa ada 26 orang yang memberikan keluhan
utama berkaitan dengan sendi lutut. Keluhan di sendi dapat berupa nyeri sendi,
bengkak di sendi, dan kesulitan bergerak.
Selain keluhan utama, subjek juga memberikan keluhan tambahan pada saat
diperiksa. Keluhan tambahan di sini merupakan keluhan yang berkaitan dengan
keluhan utama. Keluhan tambahan dapat berbeda antara satu subjek dengan subjek
16
---
-=-----
-� - -- ---=---=--=� --_-- ---=--.;__ - -_____:--=---
- --= ----- -- -
yang lain. Keluhan utama seorang subjek dapat dirasakan sebagi keluhan tambahan
bagi subjek lain demikian pula sebaliknya, keluhan tambahan seorang subjek dapat
dirasakan sebagai keluhan utama subjek lain.
Pada observasi klinik ini dilakukan pemeriksaan terhadap setiap keluhan yang
timbul dan dicatat frekuensi keluhan itu setelah pemberian jamu formula anti . osteoarthritis. Penilaian terhadap keJuhan ini dilakukan setiap minggu pada saat
subjek kontrol sekaligus memberikan jamu osteoarthritis. Keluhan yang paling sering
dirasakan adalah nyeri sendi, bengkak atau kemerahan di sendi, kesulitan bergerak,
kesemutan.
Tabel 6. Keluhan Bulan ke-0
No Keluhan F
1 Nyeri Sendi Lutut 30
2 Kesulitan Bergerak 24
3 Bengkak sendi 20
4 Kesemutan 1 8
5 . Lain-lain 4 .
Pada saat pertama kali datang, semua subjek 30 orang ( 1 00% ) memiliki
keluhan nyeri sendi. Sebagian besar subjek, yaitu 24 orang juga mengalami kesulitan
bergerak akibat gangguan sendinya. Terdapat pula 20 orang yang mengalami bengkak
atau kemerahan di sendi, dan 18 orang merasakan kesemutan.
Tabet 7. Keluhan Setelah pemberian Jamu Bulan ke-1
No Keluhan F
1 Nyeri Sendi 1 8
2 Kesulitan Bergerak 1 6
3 Bengkak sendi 1 4
4 Kesemutan 12
5. Lain-lain 2
17
Subjek kontrol setiap minggu I kali dan diberikan ramuan Jamu untuk
osteoartritis dengan selalu dievaluasi keluhan yang dirasakan setelah meminum jamu.
Pada akhir bulan pertama setelah minum jamu, subjek yang mengalami gejala nyeri
sendi berkurang jumlahnya menjadi 18 orang, terjadi penurunan dibandingkan saat
pemberian jamu pertama kali datang, yaitu semua subjek 30 orang ( 100% ) memiliki
keluhan nyeri sendi.
Sebagian besar subjek, yaitu 24 orang juga mengalami kesulitan bergerak
akibat gangguan sendinya pada saat pertama kali datang, berkurang menjadi 16 orang
setelah minum jamu 1 bulan. Kejadian bengkak atau kemerahan sendi juga menurun,
dari 20 orang pada saat datang pertama menjadi 14 orang pada akhir bulan pertama.
Sedangkan 18 orang yang merasakan kesemutan saat datng berkurang jumlahnya
menjadi 12 orang.
Tabel 8. Keluhan Setelah pemberian Jamu Bulan ke-2
No Keluhan F
l Nyeri Sendi 4
2 Kesulitan Bergerak 4 . 3 Bengkak sendi 5
4 Kesemutan 4
5. Keluar batu saat BAK 0
6. Lain-lain 0
Setelah pemberian jamu sampai 2 bulan, perbaikan klinis yang dirasakan
pasien terlihat pada tabel. Nyeri sendi yang dirasakan oleh semua subjek sebelum
mendapatkan terapi jamu, pada akhir bulan ke 2 ini berkurang menjadi 4 orang yang
masih mengaJami rasa nyeri sendi. Dari 24 kejadian kesulitan bergerak sebelum
pemberian jamu, tersisa 4 orang yang merasakan gejala yang sama Bengkak atau
kemerahan sendi berkurang 75% dari 20 orang tersisa 5 orang. Pada akhir bulan
kedua gejala kesemutan juga berkurang menjadi 4 orang
3. Kemanfaatan Jamu
Kemanfaatan jamu didasarkan atas adanya perbaikan parameter klinis dan
laboratorium sebelum dan sesudah pemberian jamu yang diuk:ur setiap pas1en
berkunjung untuk control. 18
1. Skor Visual analogue scale
Pada observasi klinik ini dinilai derajat nyeri yang dirasakan oleh pasien. Derajat nyeri
sendi bisa dinilai dengan sekor visual analogue scale. Nyeri derajat ringan ditunjukkan oleh
sekor VAS antara 0 mm - <40 mm, derajat sedang 40 mm - <70 mm dan derajat berat 70 .
mm - IOO mm.
Rerata sekor VAS pada saat permulaan penelitian 67,7±6,4 mm. Kondisi ini justru bail<
dalam penelitian ini sebab jika pasien dalam kondisi nyeri berat maka risiko drop-out akan
besar, sedangkan jika pasien dalam kondisi nyeri ringan maka efektivitas terapi akan sulit
dinilai.
Tabel 9. Rata-rata sekor VAS pada hari pengukuran
Skor VAS N Mean Sd Hasil Uji Hari ke 0 29 67,7 6,4
Hari ke 28 29 50,3 9,9 0,000*
Hari ke 56 29 33,27 8,1 0,000*
*uji T membandingkan setiap pengukuran dengan VAS awal (hari ke-0)
Dari 29 subyek yang diberikan jamu, semua subyek mengalami penurunan skor VAS
pada saat pengukuran hari ke 28 setelah pemberian jamu. Rata-rata skor VAS pada hari ke
28 adalah 50,3 dengan standar deviasi 9,9. Dengan menggunakan uji T, skor VAS menurun
bermakna dengan p<0,001 pada saat hari ke 28 bila dibandingkan dengan hari ke 0.
Pada pengukuran hari ke 56 rata-rata skor VAS adalah 33, 27 dengan standar deviasi
8,1. Bila dibandingkan dengan skor VAS pada hari ke 0 dan hari ke 28, skor VAS menurun
secara berrnakna dengan p<0,00 1 .
2. Kemampuan Fungsional Sendi
Kemampuan Fungsional Sendi dalah suatu proses untuk mengetahui kemampuan
pasien melukukan aktivitas spesifik dalam hubungan dengan rutinitas kehidupan sehari-
19
hari. Pada penderita osteoarthritis kemampuan fungsional dapat diukur dengan ska./ajette.
Indeks ini pertama kali digunakan dalam The Pilot Geriatric Arthritis Program, Wilconsm
USA tahun 1977 berdasarkan indeks ini, status fungsionalmempunyai 3 dimensi yang
saling berkaitan yaitu:
a) nyeri, derajat nyeri saat melakukan aktivitas terdiri dari 1 = tidak nyeri, 2 = nyeri, 3 = nyeri
sedang, 4 = sangat nyeri; b) kesulitan, derajat kesukaran untuk melakukan aktivitas, terdiri
dari 1 = sangat mudah, 2 = agak mudah, 3 = tidak mudah tetapi juga tidak sulit, 4 = agak
sulit, 5 = sangat sulit; c) ketergantungan, derajat ketergantungan seseorang untuk melakukan
aktivitas terdiri dari 1 = tanpa bantuan, 2 = butuh bantuan alat, 3 = butuh bantuan orang, 4 =
butuh bantuan alat dan orang, 5 = tidak dapat melakukan aktivitas
Tabel . 10 Pengukuran Kemampuan Fungsional dalam Dcrajat nyeri
nyen Hari 0 'Hari 28 Hari 56 Hasil uji .
tidak nyeri 0 0 21
nyen 0 16 8 0,000*
nyeri sedang 24 9 0 0,000*
sangat nyeri 5 0 0 0,000*
*uji T membandingkan setiap pengukuran dengan derajat nyeri di awal (hari ke-0)
Dari tabel terlihat bahwa intensitas nyeri pada awal sebelum pemberian jamu sesuai
dengan skor VAS , kebanyakan subyek yaitu 24 orang mengalami nyeri sedang. Pada
akhir hari ke 28, intensitas nyeri berkurang. Pada pengukuran hari ke 56, 21 orang
sudah tidak merasakan nyeri. Dengan uji T, bila dibandingkan dengan hari ke 0 dan hari
ke 28, intensitas nyeri menurun secara bermakna dengan dengan p<0,001 . Demikian
pula derajat nyeri hari ke 56 juga menurun secara bermakna dengan dengan p<0,001
bila dibandingkan dengan derajat nyeri hari ke 0 dan hari ke 28.
20
= - - -_ - =--- � � = --_7 _:--= - --=
--
��-- --
-- - -=- =--- ---=--- -- �
-=- __::::----------===-==- - ----=- -
Tabel . 11 Pengukuran Kemampuan Fungsional dalam Derajat kesukaran untuk melakukan aktivitas
kesukaran untuk melakukan aktivitas Hari 0 'Hari 28 Hari 56 Hasil uji
sangat mudah 0 0 12 . tidak mudah tetapi
juga tidak sulit 10 9 17 0,000*
agak sulit 17 19 0 0,000*
sangat sulit 2 1 0 0,000*
*uji T membandingkan setiap pengukuran dengan derajat kesukaran untuk melakukan aktivitas di
awal (hari ke-0)
Dari tabel terlihat bahwa derajat kesukaran untuk melakukan aktivitas pada awal,
kebanyakan subyek yaitu 17 orang mengalami agak sulit untuk melakukan aktivitas . Pada
pengukuran hari ke 56, 12 orang sudah sangat mudah untuk melakukan aktivitas. Dengan
uji T, bila dibandingkan dengan hari ke 0 dan hari ke 28, derajat kesukaran untuk
melakukan aktivitas menurun secara bermakna dengan dengan p<0,001 . Demikian pula
derajat kesukaran untuk melakukan aktivitas hari ke 56 juga menurun secara bermakna
dengan p<0,001 bila dibandingkan dengan derajat derajat kesukaran untuk melakukan
aktivitas ke 0 dan hari ke 28.
Tabel . 12 Pengukuran Kemampuan Fungsional dalam derajat ketergantungan seseorang untuk melakukan aktivitas
derajat ketergantungan Hari 0 'Hari 28 Hari 56 Hasil uji
tanpa bantuan 3 15 25
butuh bantuan alat 14 12 4 0,000*
butuh bantuan orang 14 2 0 0,000*
butuh bantuan alat dan orang 0 0 0 0,000*
tidak dapat melakukan 0 0 0 0,000* aktivitas
21
*uji T membandingkan setiap pengukuran dengan derajat ketergantungan seseorang dalam
beraktivitas di awal (hari ke-0)
Dari tabel terlihat bahwa derajat ketergantungan seseorang dalam beraktivitas
pada awal hari ke 0, 14 orang membutubkan bantuan orang dalam melakukan aktivitas
dan 14 orang lainnya membutuhkan bantuan aJat dalain beraktivitas . Pada
pengukuran hari ke 56, 25 orang sudah tanpa bantuan dalam melakukan aktivitas.
Dengan uji T, bila dibandingkan dengan hru.i ke 0 dan hari ke 28, derajat
ketergantungan seseorang dalam beraktivitas menurun secara bermakna dengan
dengan p<0,001. Demikian pula derajat ketergantungan seseorang dalam beraktivitas
hari ke 56 juga menurun secara bermakna dengan dengan p<0,00 1 bila dibandingkan
dengan derajat derajat kesukaran untuk melakukan aktivitas ke 0 dan hari ke 28.
4. Keamanan Jamu
Untuk melihat perbedaan faal hati dan faal ginjal antara sebelum dan sesudah
diintervensi dengan pemberian jamu, dilakukan dengan analisis t test untuk sampel
yang berpasangan (membandingkan hasil pengukuran pada H-28 dan H-56
dibandingkan dengan H-0)
1) Faal Hati
a. SGOT
Rata-rata kadar SOOT subyek Osteoarthritis sebelum diintervensi jamu
sebesar 19,75 U/l dengan standar deviasi sebesar 3,8 U/l. Rata-rata kadar SOOT
subyek Osteoarthritis setelah diintervensi jamu pada H-28 sebesar 1 7,65 U/l dengan
standar deviasi 2,95 U/l. Pada H-56 ra ta-rata kadar SGOT menjadi 16,17 u/l dengan
standar deviasi 2,49 U/l.
Hasil uj i t antara kadar SGOT pada H-0 dan H-28, nilai p = 0,821 (> 0,05)
sehingga dapat disimpulkan tidak ada perbedaan yang bermakna. Hasil uji t antara
kadar SOOT pada HO dan H-56, nilai p = 0,610 (> 0,05) sehingga dapat disimpulkan
tidak ada perbedaan yang bermakna rata-rata kadar SOOT subyek osteoarthritis
sebelum dan sesudah intervensi pemberian jamu.
22
- = �� --=- --=---� �- �= ----=--.
--- - ------ ---
b. SGPT
Rata-rata kadar SGPT subyek osteoarthritis sebelum diintervensi jamu sebesar
19,24 U/l dengan standard deviasi sebesar 3,37 U/l. Rata-rata kadar SGPT subyek
Osteoarthritis setelah diintervensi jarnu pada H-28 sebesar 17,96 U/l dengan standar
deviasi 3,21 U/l. Pada H-56 rata-rata kadar SGPT menjadi 17,06 u/l dengan standar .
deviasi 3,01 U/l.
Hasil uji t antara kadar SGPT pada H-0 dan H-28, nilai p = 0,900 (> 0,05)
sehingga dapat disimpulkan tidak ada perbedaan yang bermakna. Hasil uji t antara
kadar SGPT pada HO dan H-56, nilai p = 0,878 (> 0,05) sehingga dapat disimpulkan
tidak ada perbedaan yang bermakna rata-rata kadar SGOT subyek osteoarthritis
sebelum dan sesudah intervensi pemberianjamu.
Tabel 13. Perbedaan Rata-rata Kadar SGOT dan SGPT menurut Faal Hati Subyek Osteoarthritis sebelum dan Sesudah lntervensi Pemberian Jamu Tahon
2011
Sebelum Sesudah Nilai P Faal Hati
Mean Sd Mean Sd .
SOOT 19.7586 3.87902 16.1724 3.37697 0,610*)
SOPT 19.2414 3.37697 19.2414 3.17278 0,878*)
*) Uji t sampel berpasangan
Tabet 14. Gambaran Perubahan Faal Hati Subyek Osteoarthritis Setelah
lntervensi Pemberian Jamu Tahon 2011
Faal Hati
SOOT
SOPT
2) Faal Ginjal (ureum kreatinin)
a) Ureum
Turun
25
27
Perubahan
Naik Tetap
1 3
0 2
Rata-rata kadar ureum subyek osteoarthritis sebelum diintervensi jamu sebesar
24,6897 U/l dengan standard deviasi sebesar 5.56843 U/l. Rata-rata kadar ureum
23
-
subyek osteoarthritis setelah diintervensi jamu pada H-28 sebesar 23,03 U/l dengan
standar deviasi 5,67 U/l. Pada H-56 rata-rata kadar ureum menjadi 21,86 U/l dengan
standar deviasi 4,875 U/l.
Hasil uji t antara kadar ureum pada H-0 dan H-28, nilai p = 0,976 (> 0,05)
sehingga dapat disimpulkan tidak ada perbedaan yang bermakna. Hasil uji t antara
kadar ureum pada HO dan H-56, nilai p = 0,955 (> 0,05) sehingga dapat disimpulkan
tidak ada perbedaan · yang bermakna rata-rata kadar ureum subyek osteoarthritis
sebelum dan sesudah intervensi pemberian jamu.
b) Kreatinine
Rata-rata kadar kreatinin subyek osteoarthritis sebelum diintervensi jamu
sebesar 0,7552U/l dengan standard deviasi sebesar 0,2 1 3 1 2 U/l. Rata-rata kadar
kreatinin subyek osteoarthritis setelah diintervensi jamu pada H-28 sebesar 0, 7250 U/l
dengan standar deviasi 0,288 U/l. Pada H-56 rata-rata kadar kreatinin menjadi 0,6786
u/l dengan standar deviasi 0,266 U/L
Hasil uji t antara kadar kreatinin pada H-0 dan H-28, nilai p = 1,03 (> 0,05)
sehingga dapat disimpulkan tidak ada perbedaan yang bermakna. Hasil uji t antara
kadar kreatinin pada HO dan H-56, nilai p = 0,90 (> 0,05) sehingga dapat disimpulkan
tidak ada perbedaan yang bermakna rata-rata kadar kreatinin subyek osteoarthritis
sebelum dan sesudah intervensi pemberian jamu.
Tabel 15. Perbedaan Rata-rata Kadar Ureum dan Kreatinin menurut Faal
Ginjal Subyek Osteoarthritis sebelum dan Sesudah Intcrvensi Pemberiao Jamu
Tahon 201 1
FaaJ Sebelum Sesudah Nilai P
Ginjal Mean Sd Mean Sd
Ureum 24,6897 5,56843 21 ,86 4,875 0,976*)
Kreatinin 0,7552 0,2 1 3 1 2 0,6786 0,266 0,900*)
*) Uji t sampel berpasangan
24
----=- -_ �-=--_-----=� � -=-�� -
_
_ __ -=--
�--=-- ----=- -
-=-
VIT. PEMBAHASAN
Osteoartritis merupakan penyakit sencli yang paling banyak dijumpai di masyarakat.
Penyakit inj mempakan penyebab utama gangguan muskuloskeletal di seluruh dunia dan
meajadi penyebab ketidakmampuan :fisik terbesar kedua setelah P.enyakit jantung iskemik
untuk usia diatas 50 tahun. Penyakit ini menyebabkan hilangnya jam kerja yang besar serta
biaya pengobatan yang tinggi (Dieppe, 2000). Pada penelitian ini 29 subjek dilakukan foto
rontgen yang memberikan gambaran osteoarthritis genu, yaitu dijumpai osteofit pada
sendi lutut. Sesuai demografi sendi yang paling sering terserang osteoartritis adalah sendi
penyangga berat badan yaitu sendi lutut. Awal mulai penyakit, pasien akan mengalami
kekakuan dan nyeri terlokalisir pada sendi yang terkena yang hilang dengan istirahat.
Keadaan yang lebih parah nyeri akan terasa meskipun saat istirahat.
Terlihat bahwa kebanyakan subjek adalah wamta, mencapai 69 %. Data ini sesuai
dengan data epidemiologi penyakit osteoartritis yang menunjukkan bahwa prevalensi
osteoartritis lebih tinggi pada wanita dibandingkan pria.
Nyeri merupakan gejala utama pada osteoartritis dimana merupakan multidimensi
perjalanan alaminya dan dimediasi melalui berbagai faktor. Terdapat tidaknya sinovitis
dapat sebagai prediktor independen gejala osteoartrtitis. Nyeri merupakan hasil interaksi
antara inflamasi dan bentuk lain penyakit termasuk keparahan secara radiologis,
persarafan artikular, sensitisasi perifer dan sentral serta faktor psikologis. Kontribusi
inflamasi terhadap nyeri pada osteoartritis bervariasi dari waktu ke waktu dan dari pasien
ke pasien.
Visual analogue scale sering dipergunakan dalam studi epidemiologi dan riset klinis
untuk mengukur intensitas dari berbagai simtom penyakit, khususnya nyeri. Visual
analogue scale lebih sensitif untuk mengetahui perubahan yang kecil dibandingkan dengan 25
skala ordinal. Visual analogue scale yang paling sederhana adalah yang merupakan garis
lurus dengan panjang 100 mm, dimana titik 0 menunjukk:an kondisi tidak ada rasa nyeri
sama sekali sedangkan titik 100 menunjukk:an kondisi nyeri yang paling berat.
PatofisioJogi penyakit OA adalah campuran antara proses degenerasi dan inflamasi,
hal tersebut dibuk:tikan dengan adanya degenerasi tulang rawan yang disertai dengan
peningkatan angka leukosit dan sitokin proinflamasi di dalam cairan sinovia sendi yang
terserang OA (Klippel, 2001; Pelletier et al., 2001). Bukti dari penelitian menunjukk:an
bahwa semakin berat peradangan sendi yang terserang OA maka semakin tinggi nilai VAS,
demikian pula sebaliknya semakin ringan peradangan sendi maka nilai VAS semakin
menurun (Sturmer et al., 2004).
Rerata sekor VAS pada saat permulaan penelitian 67, 7±6,4 mm. Kondisi ini justru baik
dalam penelitian ini sebab jika pasien dalam kondisi nyeri berat maka risiko drop-out akan
besar, sedangkan jika pasien dalam kondisi nyeri ringan maka efektivitas terapi akan sulit
dinilai.
Dari 29 subyek yang diberikan jamu, semua subyek mengalami penurunan skor VAS
pada saat pengukuran hari ke 28 setelah pemberian jamu. Rata-rata skor VAS pada hari ke
28 adalah 50,3 dengan standar deviasi 9,9. Dengan menggunakan uji T, skor VAS
menurun bermalcna dengan p<0,001 pada saat hari ke 28 bila dibandingkan dengan hari ke
0. Pada pengukuran hari ke 56 rata-rata skor VAS adalah 33, 27 dengan standar deviasi 8, 1 .
Bila dibandingkan dengan skor VAS pada hari ke 0 dan hari ke 28, skor VAS menurun
secara bermakna dengan p<0,001 .
Chainani (2003) melalui meta-analisis melaporkan bahwa pada penderita artritis
reumatoid kurkumin mengurangi kaku, pembengkakan sendi dan walking time. Kertia et
al. (2004b) dengan desain penelitian prospective randomized open end blinded evaluation
melaporkan bahwa kemampuan kombinasi ekstrak Curcuma domestica Val. dan minyak
atsiri Curcuma xanthorrhiza Roxb. sebanding dengan piroksikam dalam mengurangi
gejala klinis osteoartritis.
26
Patofisiologi penyakit OA adalah campuran antara proses degenerasi dan inflamasi,
hal tersebut dibuktikan dengan adanya degenerasi tulang rawan yang disertai dengan
peningkatan angka leukosit dan sitokin proinflamasi di dalam cairan sinovia sendi yang
terserang OA (Klippel, 2001; Pelletier et al., 2001). Bukti dari_penelitian menunjukkan
bahwa semakin berat peradangan sendi yang terserang OA maka semakin tinggi nilai VAS,
demikian pula sebaliknya semakin ringan peradangan sendi maka nilai VAS semakin
menurun (Sturmer et al., 2004).
Pemberian jamu selama 8 mmggu terbukti dapat menurunkan nyeri sendi yang
tercermin dari penurunan skor VAS secara bermakna pada saat pengukuran hari ke 28 dan 56.
Di dalam formula jamu untuk: OA ini terdapat kombinasi kunyit dan temu lawak.
Kurkuminoid merupakan zat aktif yang terdapat di dalam rimpang kunyit dan temulawak,
yaitu jenis kurkuma yang telah dimanfaatkan masyarakat sebagai bumbu dan komponen
jamu. Khasiatnya beraneka ragam sehingga bisa dipergunakan untuk mengobati berbagai
penyakit, termasuk penyakit reumatik. Aktivitas anti-inflamasi kurkumin melalui tiga jalur
yaitu menekan aktivitas enzim sikloksigenase, enzim lipoksigenase dan sebagai pembersih
radikal bebas. Pada formula jamu untuk OA ini juga terdapat rumput bolong, yang mana
terkandung senyanya k.imia berupa asam kersik, asam oksalat, asam malat, asam akonitat
( equisetic acid), asam tanat, kalium, natrium, thiaminase dan saponin yang memiliki
aktivitas anti radang. Di dalam formula juga terkandung pegagan yang mengandung
asiaticoside yang berkhasiat melancarkan peredaran darah. Sedangkan meniran berperan
dalam meningkatkan daya tahan tubuh.
27
Dari segi keamanan Formula rim.pang temulawak 15 gram, herba meniran 7 gram,
rimpang kunyit 15 gram, biji adas 3 gram, daun kumis kucing 5 gram, herba rumput
bolong 5 gram terbukti tidak mempengaruhi fungsi hati dan ginjal pada pemakain 2 bulan
berturut-turut.
Hal yang menarik terjadi pada perubahan kadar SGOT dan SGPT akibat pemberian
jamu. Pada pemberian jamu setelah hari ke 28 dan 56 sebagian besar subyek terdapat
penurunan kadar SGOT dan SGPT meskipun secara statistik tidak bermakna. Suatu
penelitian membuktikan bahwa kombinasi kurkuminoid ekstrak rimpang kunyit den.gan
rninyak atsiri rimpang temu lawak mampu memperbaik.i fungsi liver. Pada formula jamu
osteoarthritis mengandung rimpang temulawak dan kunyit. Aktivitas hepatoprotektor dari
kurkumin telah banyak dibuktikan.
28
----=-=- --- ------= -= _:: - - ---��=� _--- - -_::= -===--= ;;...�-- "'---�� -
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari penelitian ini dapat ditarik beberapa kesirnpulan:
1 . Efektivitas formula
Formula rimpang temulawak J 5 gram, herba meniran 7 gram, rimpang kunyjt 15
gram, biji atlas 3 gram, daun kumis kucing 5 gram, herba rumput bolong 5 gram
terbukti efektif untuk gejala klinis osteoarthritis dengan menurunkan nyeri,
meningkatkan lingkup gerak sendi dan kemampuan fungsional sendi lutut.
2. Pengalaman subjek selama menjalani terapi
Formula rimpang temulawak 1 5 gram, herba meniran 7 gram, rimpang kunyit 1 5
gram, biji adas 3 gram, daun kurnis kucing 5 gram, herba rumput bolong 5 gram
mampu memberikan perbaikan gejala klinis subjektif yaitu pengurangan nyeri
sendi, bengkak sendi, gangguan gerakan dan kesemutan.
3. Keamanan formula
B. Saran
Formula rimpang temulawak 1 5 gram, herba meniran 7 gram, rimpang kunyit 1 5
gram, biji adas 3 gram, daun kumis kucing 5 gram, herba rumput bolong 5 gram
terbukti tidak mempengaruhi fungsi hati dan ginjal pada pemakain 2 bulan berturut
turut.
Beberapa saran yang diajukan adalah:
1. Berhubung dalam penelitian ini terbukti bahwa Formula rimpang temulawak 15
gram, herba meniran 7 gram, rimpang kunyit 1 5 gram, biji adas 3 gram, daun
kumis kucing 5 gram, herba rumput bolong 5 gram berkasiat dan aman terbadap
fungsi hati, ginjal maka formula ini bisa dijadikan suatu pilihan dalam pengobatan
osteoarthritis genu.
2. Perlu diteliti lebih lanjut mekanisme formula sampai ke tingkat reseptor yang akan memberikan bukti yang kuat tentang mekanisme tersebut.
29
--=-- =---=- -- ----;- - __ ;:-_ - -----� -� --
-
----- -= -- ---- - - = - --
--
----=---
3. Nilai keefektivan biaya terapi formula anti osteoarthritis genu dan obat
konvensional juga perlu diteliti lebih lanjut.
IX. UCAP AN TERIMA KASIH
Kami menyadari bahwa terlaksananya penelitian ini karena bantuan dan
kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu Tim Peneliti mengucapkan
terimakasih dan penghargaan kepada Kepala Badan Litbangkes RI, Tim Komnas
Saintifikasi Jamu, Kepala Balai Besar Tanaman Obat dan Obat Tradisional, PPI Balai
Besar Tanaman Obat dan Obat Tradisional yang telah memberikan kesempatan dan
melancarkan jalannya kegiatan penelitian sampai dengan selesai.
Kami ucapkan terima kasih pula kepada semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.
Semoga upaya penelitian ini dapat memajukan program Saintifikasi Jamu dan hasil
penelitian ini dapat bermanfaat untuk kemajuan bangsa. Amin.
30
IX. DAFT AR KEPUSTAKAAN
Anonirn, 1 989, Materia Med.ilea Indonesia,Jilid V, Departemen Kesehatan RI. Jakarta
Anonim, Fannak:ope Indonesia Ed JV, Dep Kes RI, 1995
Anonirn, 1 99 1 , Prosedur Operasional Baku Uji Toksisitas, PPOM, Ditjen POM Jakarta
Anonirn I, 2003. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Tanaman Obat.
Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Hal 8-9.
Anonim I, 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Departemen
Kesehatan RI, Jakarta.
Arief M.T.Q.2004, Pengantar Metodologi Penelitian Untulc Ilmu Kesehatan,CSGF,
Surakarta
Berenbaum, F., 2001 Osteoarthritis: Epidemiology, Pathology and Pathogenesis in
Klippel, J.H (ed) Primer on the Rheumatic Diseases, l ih ed. pp. 285-89. Arthritis
Foundation, Georgia.
Breedveld, F.C., 2004 Osteoarthritis the Impact of a Serious Disease. Rheumatol.
43(Suppl. 1):14-18
Chainani, N., 2003 Safety and Anti-inflammatory Activity ofCurcumin: A Component
of Turmeric (Curcuma /onga). J Comp/ Med 9(1):161-68.
Gad S.C. 2002, Drug Safety Evaluation, Wiley-Interscience, New York
Dieppe, P.A., 2000 Towards a Better Understanding of Osteoarthritis of the Knee Joint. Knee 7: 1 35-37.
Felson, D.T., Lawrence, R.C., Dieppe, P.A., 2000a. Osteoarthritis: New Insights. Part
l . The Disease and Its Risk Factors. Ann. Intern. Med. 133 :635-46.
Harrison Principles of Internal Medicine, 200 1 . 1 5 th edition, Mc Grow Hill, New York
Isbagio, H., 2003b Nyeri pada Penyakit Reumatik ( Pentingnya Pengkajian dan
Pengobatan Awai) da/am Setiyohadi, B., Kasjmir, Y.I. (eds) Naskah Lengkap Temu
J/miah Reumato/ogi, hal. 225. Pusat Informasi dan Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FK-UI, Jakarta. 31
Kertia, N., 2005a Manifestasi Klinis dan Penanganan Artritis Reumatoid dalam Kalim,
H., Suryana, B.P., (eds) Naskah Lengkap Course in Basic and Clinical Aspect of
Autoimmune Diseases, pp. 1- 10. Kongres Nasional V Perhimpunan Alergi Imunologi
Indonesia, Y ogyakarta.
Kertia, N., 2005b Patogenesis dan Penilaian Nyeri Dalarn Bidan.g Reumatologi dalam
Makalab Workshop Manajemen Nyeri, hal 1-5. Kongres Nasional Ikatan Reumatologi
Indonesia VI, Y ogyakarta.
Mc.Gilvery, R.W.and Golstein, G.W.,1996, Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional,
Edisi ketiga, Airlangga University Press, Jakarta.
Montgomery, R., Robert, L. D., Thomas W.C., and Arthur, A.S.,1 993, Biokimia
Berorientasi kasus, Alih Bahasa M.lsmadi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Naghawi, M., 2003. Vurarable Patient A Call for New Definition, and A Risk
Assegment Strategi.
Pudjiastuti dkk, 2006, Hasil Penelitian Tanaman Obat Pusat Penelitian dan
Pengembangan Biomedis dan Farmasi 1997-2002, Balitbangkes, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta
Ratiner, B,, Gramas, D.A., Lane, N.E., 2001 Osteoarthritis in Weisman, M.H.,
Weintblatt, Louie, J.S. (eds) Treatment of the Rehumatic Diseases, pp. 461-7 1 . W.B.
Sauders Company, Philadelphia.
Soedibyo, Mooryati.1998. Alam Sumber Kesehatan: Manfaat dan Kegu,naan. Jakarta:
Balai Pustaka, 357.
Vogel.H.G. 2002, Drug Discovery and Evaluation Pharmacilogical Assay,2 rd Edition,
Springer Verlag , Berlin Heidelberg Jerman
32
KIL '.ffi_;-T£RL-L� KESEHATAN BADA.."\ P£\'"Ei.ITL�- �-�- PENGEMBANGAN KESEHATAN
Jalan Percetakan Negara �o. 29 Jakarta I 0560 Kotak Pos 1226 Telepon: (021) 4261088 Faksimile: (021) 4243933
E-mail: [email protected], Website: http://www.litbang.depkes.go.id
PERSETUJUAN ETIK (ETHICAL APPROVAL ) Nomor :Ke..o � . o g !Ee 1�55 /:::lOI\
Yang bertanda tangan di bawah ini, Ketua Komisi Etik Penelitian Kesehatan Badan Litbang �esehatan, setelah dilaksanakan pembahasan dan penilaian, dengan ini memutuskan protQkol -penelitian yang berjudul :
"Observasi Klinis Formula Jamu Untuk Osteoartritis Genu (Sendi Lutut) "
yang mengikutsertakan manusia sebagai subyek penelitian, dengan Ketua Pelaksana I Peneliti Utama :
dr. Danang Ardiyanto
dapat disetujui pelaksanaannya. Persetujuan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan batas waktu pelaksanaan penelitian seperti tertera dalam protokol.
Pada akhir penelitian, laporan pelaksanaan penelitian harus diserahkan kepada KEPKBPPK Jika ada perubahan protokol dan I atau perpanjangan penelitian, harus mengajukan kembali permohonan kajian etik penelitian (amandemen protokol).
Jakarta, 11 �s-tvs ::i.o\\
Prof. Or. M. Sudomo
Lampiran 2. Investigator's brochure
• Dosis bahan uji Jamu
Formula rimpang temulawak 15 gram, herba meniran 7 gram, rimpang kunyit 15 gram, biji
adas 3 gram, daun kumis kucing 5 gram, herba rumput belong 5 gram.·
• Frekuensi pemberian Jamu
formula anti osteoarthritis yang telah dikemas dan disertai aturan merebus dan minum jamu, pagi direbus dengan lima gelas air, hingga air yang tersisa kira kira tiga gelas untuk diminurn 3x sehari satu gelas selama 2 (dua) bulan.
Rirnpang Kunyit ( Curcuma domestica Valeton)
Di dalam rimpang kunyit terkandung antara lain kurkuminoid sebanyak 3-4% (terdiri
dari kur� demetoksi kurkumin dan bisdemetoksi kurkumin), minyak atsiri sebanyak 2-
5% (terdiri dari seskuiterpen dan turunan fenilpropana), arabinosa, fruktosa, glukosa, pati, tanin serta mineral yaitu magnesium, mangan, besi, tembaga, kalsium, natrium, kal'ium,
timbal, seng, kobal, aluminium dan bismut (Sudarsono et al., 1996).
Aktivitas anti-inflamasi kurkumin meliputi penghambatan sikloksigenase, penghambatan
lipoksigenase dan antioksidan (Timmerman, 1995). Kurkumin juga mampu mencegah dan mengobati ulkus lam bung (Pramono, 1993; Santoso et al. , 1991 ), antihepatotoiksis dan
kolagogum (Hadi, 1996; Santosa et al. , 1 995) serta antitumor (Huang et al. , 199 5). Pada
penderita dengan artritis reumatoid kurkumin mengurangi kaku, pembengkakan sendi dan
walking time. Kurkuminjuga mampu menekan inflamasi pascaoperasi (Chainani, 2003).
Penelitian in vitro membuktikan bahwa kurkumin mampu menghambat produksi tumor necrosis factor-alpha (TNF-a) dan interleukin-I (IL-1) oleh monosit manusia yang
dirangsang dengan lipopolisakarida (Chan, 1995). Ekstrak Curcuma zedoaria menghambat makrofag dalam memproduksi TNF-a (Jang et al., 2001). Secara invitro kurkumin menghrunbat &ktivitas fpsfolipase, Hp�ksigen�e, sikloksigenase-2, kolagenase, elastase dan byaluronidase (Chainani, 2003). Ekspresi leukocyte adhesion proteins YflOg dirangsang oleh
TNF-a seperti intercel/11lar aqhesiarz molecule-] OCAM-1), vascular cell adhesion molecule
] (VCAM-1) dan E-sele�tin terbukti lebih re�dah pada sel yang diinkubasi dengao kurkumin 34
- - -= -- ::: __ -- - - - - _=-
---:::: --- ', � __ -.=__ -- -
-- ----=--- - - ---=
_-=---
-- -
-�--
- --
(Ghosh & Gupta 1999). Kurkumin terbukti mampu menghambat aktivitas enzim
sikloksigenase dan lipoksigenase sehingga produksi prostaglandin E2 serta leukotrin B4 dan
C4 terhambat (Huang et al., 1995). Heng et al. (2000) mernbuktikan bahwa kurkumin adalah
penghambat spesifik terhadap Phosphorylase kinase (PhK) yang menyebabkan terhambatnya
proliferasi dan migrasi sel radang.
Kurkumin mempakan pigrnen makanan yang tidak beracun dan marnpu menghambat
transkripsi faktor NF-kB pada beberapa tipe sel. Studi lain menunjukkan bahwa kurkumin
mengharnbat kaskade asam arakidonat (COX-2 dan LOX) dengan mengharnbat aktivitas
katalitik fosfolipase A2, Cyl dan D pada berbagai garis sel. Pada kondrosit manusia,
kurkumin secara signifikan menghambat ekspresi gen MMP-3 and MMP-13 dengan
menghambat jalur JNK, AP-1 dan NF-kB. Studi lain menunjukkan kurkumin memblok LPS
dan mempengaruhi produksi NO dan TNF-a secara in vitro dengan menghambat aktivasi NF
kB dan AP-I. Kurkumin juga mengharnbat penggabungan asam arakidonat ke dalam lipid
membrane, produksi PGE2, sintesis leukotrien B4 dan leukotrien C4, juga pada sekresi
kolagenase, estalase, dan hyaluronidaseoleh makrofag. Lebih lanjut IL-1 � yang menginduksi
upregulasi MMP-3 akan dihambat oleh kurkumin berdasarkan waktu. Interleukin-I� akan
menurunkan sintesis kolagen tipe II yang juga akan diblok oleh terapi kurkumin. Dapat
disimpulkan bahwa kurkumin mempunyai efek antagonis yang penting pada katabolik signal
IL-1 P yang berkontribusi pada patogenesis osteoarthritis (Ahmed et al. , 2005).
Kurkumin mampu menghambat aktivitas enzim nitric oxide synthase (NOS) dari
makrofag (Brouet & Ohshima, 1995). Kurkumin mampu menekan produksi NO dan 02-oleh mukosa kolon yang mengalami kolitis akibat rangsangan asam trinitrobenzen
sulfonat (Ukil et al., 2003). Kurkumin menghambat ekspresi Reactive Oxygen Intermediates
(ROI) oleh sel-sel fibroblas gusi dan karsinoma kelenjar submandibula manusia (Atsumi et
al., 2005). Kurkumin menghambat formasi ROI pada sel hepatorna yang dirangsang dengan
methylglyoxal (Chan et al., 2005). Aktivitas anti oksidan kurkumin mampu melindungi
keratinosit manusia dari kerusakan akibat aktivitas enzim xanthine oxidase (Bonte et al.,
1 997). Diet kurkumin yang diberikan pada tikus mampu melindungi sel-sel ginjal dan saraf
terhadap stres oksidatif (Cohly et al., 1998).
Kombinasi kurkuminoid ekstrak rimpang kunyit clan minyak atsiri rimpang temu
lawak terbukti marnpu menurunkan angka leukosit, menurunkan prosentase polimorfonuklear
35
dan mak:rofag serta konsetrasi malondialdehyde cairan sendi yang terserang osteoartritis
dengan kekuatan yang sebanding dengan piroksikam (Kertia et al., 1998; Kertia et al.,
2000; Rahardjo et al., 1996). Kombinasi kurkuminoid ekstrak rimpang kunyit dengan minyak
atsiri rimpang temu lawak mampu memperbaiki fungsi liver sedangkan piroksikam
memperburuk fungsinya (Kertia & Nurdjanah, 2004b).
Rimpang Temulawak (Curcuma xantllorrlliza Roxb.)
Rimpang temulawak mengandung minyak atsiri (sikloisoprenmirsen, p
tolilmetilkarbinol, kamfer), kurkumin, xantorizol. Kurkuminoid, minyak atsiri dengan
komponen xanthorrhizol; a-kurkumen, germakran, ar-turmeron, P-atlantanton, d-kamfor.
Penelitian histopatologi mengenai aktivitas hepatoprotektor ekstrak temu lawak yang
mengandung 5% kurkumin menggunakan hewan percobaan yang diinduksi hepatotooksik
dengan paraswtamol dosis tinggi (2500 mg/kg BB). Dosis ekstrak temu lawak yang
digunakan pada penelitian ini terdiri dari atas dosis rendah (50 mg/kg BB) dan dosis tinggi
(250 dan 1000 mg/kg BB). Dengan menggunakan N-asetilsistein sebagai pembanding,
disimpulkan b�wa ekstrak temu lawak dosis rendah tidak memberikan aktivitas
hepatoprotektor, tetapi pada dosis tinggi dapat menurunkan kadar SOOT dan SGPT, serta
menunjukkan perbaikan gambaran histologi yang sama baik dengan N-asetilsistein.
Aktivitas hepatoprotektor sediaan galenik yang mengandung kurkuminoid kunyit dan
minyak atsiri temu lawak telah pada mencit yang diinduksi hepatotoksik dengan karbon
tetraklorida. Hewan percobaan diberi sediaan "Curcuma complex" yang terbukti dapat
manghambat pertanaman jamur Microsporum canis, dan Trichophyton violaceum, sedangkan
Microsporum gypseum memerlukan kadar ekstrak yang lebih tinggi, yaitu 7 mg/mL.
Penelitian dengan metode cakrarn kertas menunjukkan basil bahwa akr\tivitas
penghambatan terhadap jamur Microsporum gypseum yang dihasilkan oleh ekstrak dengan
kadar 20,12 mg/mL adalah setara dengan aktivitas 0,37 mg Cotrimazol, sedangkan untuk
jamur Trichophyton violaceum, aktivitas 28,22 mg ekstrak temu lawak setara dengan
aktivitas 0,45 mg Cotrimazol.
Herba Pegagan (Centella asiatica)
Pegagan yang simplisianya dikenal dengan sebutan Centella Herba memiliki
kandungan asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside, brahmic
36
acid, brahminoside, madasiatic acid, meso-inosito/, centelloside, carotenoids, hydrocoty/in,
vellarine, tanin serta garam mineral seperti kalium, natrium, magnesium, kalsium dan besi.
Diduga glikosida triterpenoida yang disebut asiaticoside merupakan antilepra dan
penyembuh Iuka yang sangat luar biasa. Zat vellarine yang ada rnernberikan rasa pahit.
Pegagan berasa rnanis, bersifat mendinginkan, memiliki fungsi rnembersihkan darah, melancarkan peredaran darah, pelwuh kencing (diuretika), penurun panas (antipiretika),
menghentikan pendarahan (haemostatika), meningkatkan syaraf mernori, anti bakteri, tonik,
antispasma, antiinflamasi, hipotensif, insektisida, antialergi dan stimulan. Saponin yang ada
menghambat produksi jaringan bekas luka yang berlebihan (mengharnbat terjadinya keloid)
Manfaat pegagan lairmya yaitu meningkatkan sirkulasi darah pada lengan dan kaki;
mencegah varises dan salah urat; meningkatkan daya ingat, mental dan stamina tubuh; serta
menurun.kan gejala stres dan depresi. pegagan pada penelitian di rsu dr.soetorno surabaya
dapat dipakai untuk rnenurunkan tekanan darah,Penurunan tidak drastis, jadi cocok untuk
penderita usia lanjut.
Pernberian ekstrak pegagan hingga dosis 2000 mg/kg BB pada mencit secara per oral,
menunjukkan tidak ada satupun hewan uji yang rnati. Pada uji toksikologi, asiatikoside
( senyawa aktif tlalarn pegagan), pada pemberian per oral, tidak mernperlihatkan efek toksik
hingga dosis 1 g/kg, sedangkan dosis toksik pemberian intramuscular pada rnencit dan kelinci
adalah 40 dan 50 g/kg. Herba pegagan menyebabkan 20% kernatian pada dosis I 0 g/kg BB.
Uji teratogenik pada kelinci, menunjukkan tidak ada efek teratogenik pada ekstrak pegagan.
Dann Kumis kucing (Orthosiphon spicatus (Thunb.) B.B.S. non Bth.)
Bagian tanarnan di atas tanah mengandung diterpen tipe-isopimarana (ortosifol F - J)
dan dua senyawa diterpen lain yang disebut tipe-starninana (starninol A dan staminol B), serta
senyawa yang teroksigenasi tinggi dari tipe ini (staminolakton A, starninolakton B, dan
norstaminol A. Di sarnping itu juga ditemukan senyawa golongan flavonoid (7,3',4'-tri-0-metilluteolin, eupatorin, sinensetin, 5, hidroksi-6,7,3',4'-tetrarnetoksiflavon, salvigenin,
ladanein, tetrametilskutelarein, 6-hidroksi-5, 7 ,4' -trimetoksiflavon), dan vornifoliol,
aurantiamida asetat, asarn rosmarinat, asarn kafeat, asam oleanolat, asarn ursolat, asarn
betulinat, dan �-sitosterol.
Hasil uji klinis carnpuran daun kurnis kucing dan sledri membuktikan efektivitasnya
dalam melawan hipertensi. Sledri berefek seperti calcium antagonis, yaitu beraktivitas pada
37
reseptor pembuluh darah dan akan memberi efek relaksasi. Naiknya tekanan darah pada
penderita hipertensi menyebabkan pengencangan pembuluh darah. Sledri bersifat
menghambat pengencangan tersebut sedangkan daun kumis kucing bekerja sebagai beta
blocker yang berpengaruh terhadap tekanan darah dan serangan jantung.
Adas (Foeniculum vulgare Mill.)
Buah adas mengandung minyak atsiri adas mengandung 2-6% (mengandung trans
anetol 50-82%, (+)-fenchon (6-27%), limonene (2-13%), p-anisaldehide (6-27%), 0-pinene
( 1 -5%), 0-phelandren (0,1-19,8%). Biji mengandung minyak atsiri (2,5-5%), tergantung dari
varitasnya, dan tempat tumbuh kandungan minyak atsiri berkisar antara 2 -12,6%. Minyak
atsiri terdiri paling sedikit 1 2 komponen dengan komponen utama berturut-turut anetol,
fenkon, estragol, dan limonene. Kandungan anetol yang menyebabkan adas mengeluarkan
aroma yang khas dan bersifat karminatif
Pemberian per oral 500 mg/kg BB ekstrak etanol 95% buah adas pada mencit,
dapat menurunkan rasa nyeri yang diukur dengan uji hot-plate test. Pemberian 500 mg/kg BB
ekstrak etanol buah adas pada mencit yang diinduksi demam dengan yeast, dapat
menurunkan suJm rectal dari 36,5°C menjadi 34,7°C setelah beberapa menit pemberian.
lnfusa buah adas dosis 910 mg /kg bb pada mencit jantan memberi efek analgesik yang setara
denganparasetamol dosis 145 mg/kg bb.
Uji toksisitas akut ekstrak alkohol 95% buah adas secara per oral pada tikus dengan
dosis 3 gl kg bb yang tidak menyebabkan kematian namun terjadi penurunan aktifitas
lokomotor dan piloereksion. LD50 minyak atsiri buah adas secara peroral pada tikus adalah
1 326 mg/kg BB . LD5o Anethole pada tikus per oral adalah 3,8 mg/kg bb .
Herba Meniran (Phyllanthus niruri)
Akar dan daun meniran kaya akan senyawa flavonoid antara lain filantin, hipofilantin,
quercetrin, isoquercetrin, astragalin dan rutin. Minyak bijinya mengandung beberapa asam
lemak, yaitu asam risinoleat, asam linoleat dan asam linolenat. Kandungan senyawa lain pada
herba meniran diantaranya nirantin, nirtetrali, nirurin, nirurinetin, norsecurinine, filantenol,
filanteol, fillnirurin, filtetrin, quersitrin dan quercetin.Filatin, hipolantin, kalium, damar dan
tanin.
38
- - ,. �:__ - -= '" ::-:: .:_ ;--- --
-�-:: -- - - -- - - � --- -:::_;:�=- _=:· -=;-
=--= - - - - ----:;;;;;;;- - - - - - -- - -- -�
Sediaan ekstrak Phyllathus niruri tidak menimbulkan toksisitas pada hati dan tidak
menimbulkan kerusakan sel hati secara permanen serta dapat dikatagorikan relatif tidak
berbahaya.
Produk ekstrak Phyllathus niruri relatif tidak berbahaya terhadap ginjal tikus putih.
Tidak tedapat perbedaan bermakna kadar BUN dan kreatinin antara kelompok uji dengan
kontrol pada pemberian ekstrak Phyllathus niruri dosis 0,125; 0,25; 0,375; 0,5 mg flavonoid
total/200 g bb tikus.
Produk terstandar Phyllanthus niruri memiliki aktivitas antiinflamasi pada dosis
1 3,375 mg/200 g bb yang setara dengan 5 mg flavonoid total; 30,75 mg/200 g bb yang setara
dengan 1 0 mg flavonoid total; 61,5 mg/200 g bb yang setara dengan 20 mg flavonoid total.
Ekstrak etanol Phyllanthus niruri memberikan aktivitas penghambatan enzim xantin oksidase
paling tinggi pada konsentrasi 3 1,25 Og/ml dengan aktivitas penghambatan 97,65%
sedangkan aktivitas penghambatan fraksi n-heksan, etilasetat dan fraksi air masing-masing
49,79% ; 61,32% dan 90,43% Hasil penapisan fitokimia ekstrak etanol menunjukkan adanya
golongan senyawa flavonoid dan polifenol.
39
Lampiran 3. Lembar Penjelasan
PENJELASAN MENGENAI PENELITIAN
OBSERVASI KLINIS FORMULA JAMU
UNTUK OSTEOARTHRITIS GENU ( SENDI LUTUT )
Tim peneliti di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional Tawangrnangu, sedang melakukan penelitian untuk mengetahui apakah
keamanan dan efektivitas ramuan jamu untuk penyakit peradangan dan kekakuan pada sendi
atau dalam kedokteran dikenal dengan istilah osteoarthritis.
Dua puluh sembilan orang dengan diagnosa osteoarthritis akan diikutsertakan dalam
penelitian ini. Anda menderita penyakit osteoarthritis karena itu Anda diminta ikut serta
dalam penelitian ini.
Penelitian pada hewan menunjukan bahwa secara tunggal (masing-masing) tanarnan
obat ini memiliki keamanan dan efektivitas sebagai anti osteoarthritis. Belum diketahui
apakah ramuan yang tanaman obat ini juga efektif untuk mengobati penyakit osteoarthritis
pada manusia.
Bila anda bersedia ikut, dokter akan memberi anda sediaan kering (simplisia) yang
anda rebus dan diminum tiap hari di rumah. Setiap hari anda harus minum air rebusan Gamu)
ini sebanyak 3 (tiga) kali.
Pada awal penelitian, dokter akan melakukan pemeriksaan darah anda dengan cara
mengambil contoh darah anda sebanyak kurang lebih 1 (satu) sendok teh (3 ml) dari
pembuluh darah di lengan anda dengan mengunakan jarum suntik. Pengambilan darah ini akan diulang setiap bulan selama 3 bulan berturut-turut. Tindakan pengambilan contoh darah pada umumnya tidak berbahaya bila dikerjakan oleh tenaga ahli, namun menimbulkan nyeri
ringan, terkadang tindakan ini juga dapat menimbulkan pendarahan dan juga dapat terjadi
bengkak dan warna biru yang baru sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari.
Ramuan tanaman obat ini mungkin bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit anda,
tapi mungkin juga tidak. Anda akan mendapat ramuan tanaman obat serta pemeriksaan
laboratorium secara cuma-cuma Bila timbul efek samping akibat penelitian ini. Anda akan
diberi pertolongan dan dibebaskan dari biaya yang diperlukan untuk itu.
Partisipasi Bapak/Ibu/Sdr/Sdri bersifat sukarela tanpa paksaan dan bila tidak berkenan
dapat menolak. Bila anda telah memutuskan untuk. ikut serta, anda juga bebas untuk
mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun dan tanpa menyebabkan berubahnya
kualitas pelayanan dari dokter Klinik Saintifikasi Jamu. Sebagai penggantian biaya
40
�--� __ - �; ��:__� � =- :
__ _; . -- -___ -.. - --� - -_-- =-- � --- -
-------=====---
transportasi dan penggantian waktu yang tersita anda akan diberikan imbalan. Besar imbalan terse but adalah Rp. 50.000 setiap kali anda datang.
Semua informasi dan basil pemeriksaan kesehatan Bapak/Ibu/Sdr/Sdri akan dijaga kerahasiaannya dan akan disimpan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu dan hanya digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Semua data tidak akan dihubungkan dengan identitas Bapak/Ibu/Sdr/Sdri.
Apabila Bapak/Ibu/Sdr/Sdri memerlukan penjelasan lebih lanjut mengenai penelitian ini, dapat menghubungi :
dr. Danang Ardiyanto
Keprabon RT 03/04 Karangpandan Kah. Karanganyar
Telp : 08122762579, email : [email protected]
dr. Sunu Pamadyo
Kalisoro Tawangmangu
Telp : 08122589073, email : [email protected]
Apabila Bapak/lbu/Sdr/Sdri memerlukan penjelasan atau ingin mengadukan hal-hal yang berhubungan dengan etik penelitian mengenai penelitian ini, dapat menghubungi :
Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
Indah Yuning Prapti, SKM., M.Kes
Jl. Lawu No. 1 1 Tawangmangu
Telp : 0271 -697040 email : [email protected]
41
Lampiran 4. PSP
PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
{INFORMED CONSENT)
Saya, yang bertandatangan dibawah ini :
Nam a
Ala mat
Telpon
Pekerjaan
Pendidikan :
No. CM DD DD DD
Telah mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai hal yang berkaitan dengan penelitian Observasi Klinis Ramuan Tanaman Obat Sebagai Anti Osteoarthritis yang dilaksanakan oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional saya menyatakan setuju untuk berpartisipasi dalam peneltian ini secara sukarela tanpa paksaan. Bila saya inginkan saya dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.
Tawangmangu, .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2011 Nam a Responden : ( . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . .... )
Saks.i 1 : ( . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . • • • . . . . . . . • )
!iCll<si � : ( • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • )
-==--=.-�_::__--..;,__o:o,,_.�-�= - ---,§-� � -==-=3--��-__::___-::__ _____ =-----===-= � ----=----�---=----==_=.--==. - --- - -- ------------ -- -- -------'
- �- - - - -- - - - = =-----=- --- --- - --- - - - - - --
42
Lampiran 5. CRF
CASE REPORT FORM (CRF)
KUNJUNGAN 1
( Hari ke-0, Baseline )
No. Subjek
Initial Subjek
Tanggal Kunjungan :
INFORMED CONSENT
Tanggal ditandatanganinya Informed Consent : 2011
KRITERIA INKLUSI
Apakah subyek memenuhi kriteria inklusi berikut? Ya Tidak
1. Terdiagnosis OA
2. Menandatangani informed consent sebelum segala kegiatan yang berhubungan dengan penelitian dimulai
Investigator's Signatute Date Monitor Checked
43
=�-= ::��==�-==- �---=-�=�=----=-= � � � - -= ---_: ----� --T --� - --= -- --_--_ - ----=---------- --====- --=--- - - - -- ------- - -------
=-==-=- =--------
KRITERIA EKSKLUSI
Apakah subjek memenuhi kriteria eksklusi berikut ? Ya Tidak
1. Subjek mengalami komplikasi arteriosklerosis, penyakit jantung koroner, stroke.
2. Subjek mengalami serangan akut berat .
3. Subjek mengalami kegawatdaruratan lain
4. Hamil
Investigator's Signatute Date Monitor Checked
ADVERSE EVENTS
Apakah Subjek mengalami kejadian yang tidak diharapkan sejak Ya Tidak D kunjungan terakhir ?
PENGEMBALIAN SISA OBAT UJI
Apakah seluruh sisa obat uji telah diserahkan kembali oleh subjek? Ya
D
Tidak
D D
CATATAN HARIAN SUBJEK
Apakah semua catatan harian subjek telah diserahkan kembali oleh
Subjek ?
Ya O Tidak 0
( Jika be/um mintalah Subjek membawa don menyerahkan kembali sesegera mungkin )
44
Lampiran 6. Catatan medis
KLINIK SAINTIFIKASI JAMU "HORTUS MEDICUS" Balai Besar Litbang Tanaman Oba! dan Oba! Tradisional, Sadan Litbangkes Kemenkes Rt
JI. Raya Lawu, Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah, Telp. (0271) 696410, Telp. (0271) 69641 O JI. Raya Lawu No 1 1 , Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah
C A T A T A N M E D IS
Formulir pasien penelitian berbasis pelayanan
(Observasi Klinis Formula Jamu Untuk Osteoarthritis )
1.ldentisitas Pasien Nam a
2. Anamnesis
Jenis kelamin
Umur
Pekerjaan
Ala mat
Suku/ Ras
2.1 Keluhan
a. Keluhan Utama
b. keluhan tambahan
• Nyeri sendiUelaskan letak,lama,sifatl
• Kesulitan bergerak
• Konsumsi makanan pemicu
• Kesemutan
• Lain-lain
2.2 Riwayat Penyakit
a. Riwayat Penyakit Sekarang
b. Riwayat Penyakit Dahulu
c. Riwayat Alergi
d. Riwayat Penyakit Keluarga
2.3 Riwayat Pengobatan
a. Riwayat Pengobatan Seka rang {jelaskanl
• Jamu
No. Subjek :
45
• Obat Kimia
b. Riwayat Pengobatan Dahulu (jelaskan)
• Jamu
• Obat Kimia
2.4 Kebiasaan sehari-hari
• Pola makan
• Pola tidur
• Olahraga
• Merokok
• Minuman alkohol
3. Pemeriksaan fisik :
a. Keadaan umum
b. tanda vital
c. BB/TB
d. Status Lokalis
Kepala
Le her
Thora ks
Abdomen
Ekstremitas atas
Ekstremitas bawah
4. SKOR VAS
5. Lingkup Gerak Sendi
6. Hasil Foto Rontgen
7. Diagnosis
Tek. Darah
Na di
kg/
mmHg Respirasi
x/mnt Suhu
....... cm
x/mnt
oc
46
8. Penyakit Penyerta
9. Terapi :
a. Jamu :R/
b. Terapi Lain
...............................................................................................
9. Anjuran . . ................................................................... . . . . . . . . ...................
Dokter pemeriksa
( dr ........................................ }
47
LEMBAR FOLLOW UP
Bulan 1 Bulan 2
Hari 7 Hari14 Hari 21 Hari 28 Hari 7 Hari14 Hari 21 Hari 28
.
Tanda vital
Tekanan Darah $: S: S: S: $: S: S: $:
(mm Hg) D : D: D: D: D: D: D: D:
Nadi ( .... x/m) .... . ... .... . ... . ... . ... . ... . ...
Pernapasan
( ... x/m) .... .... . ... .... . ... . ... . ... . ...
GEJALA KLINIS
Skor VAS
. LINGKUP GERAK
SENDI
; KEM/llMPUAN
FUNGplONAL
LEMBAR FOLLOW UP
Hari 0 Hari 7 Hari14 Hari 21 Hari 28 Hari 7 Hari14 Hari 21 Hari 28
Kolesterol (mm/di) .
Asam Urat (mg%)
Hemoglobin (g/dL)
Trombosit
Lekosit (per uL)
Neutrophil (%)
Lymphocyte (%)
Monocyte (%)
Eosinophil (%)
Basophil (%)
SGOT •
SGPT
Ureum
Kreatinin
00 N ·;:: ro J:
� -
rl N ·;:: ro J: .
N I J c
I ro :; c:o
<:t rl ·;:: ro J:
f'.. ·;:: ro J:
00 N ·;:: ro :r: .
-
rl N ·;:: ro J:
.-I <:t rl ·;:: c ro ro J: :; c:o
f'.. 0.. ·;:: ro :::> J: �
I 0 z
.....
ct .....
� 0
z u.
ct er:: z al <( ct � z
co I- w w �-- ct ::ii:: -I- ci: V)
w ct w ct -J u Q. Q. I -
LEMBAR PENGESAHAN
Penelitian dengan judul "Observasi Klinis Formula Jamu Untuk Osteoarthritis Genu (Sendi
Lutut)", dinyatakan telah selesai dan telah dibahas Panitia Pembina llmiah Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Bad� Litbang Kesehatan.
Menyetujui
Ketua PPI
Ir. Yuli Widiyastuti, M.P
NIP.197607 171993032002
Tawangmangu, Januari 2012
Ketua Pelaksana
dr. Danang Ardiyanto
NIP. 197905132009121001
-==--=-=--- --- -- ------=- -=---=------ ------===----=----=---- -- -= ---=---- - ---- - - -
:::-=:.. �� -======---��-=-= -_ _=: -== �===- -=--�-- -�--- ---=---�
-- --
--- - -- - --
I
-
__.::_ ..;:..._
===r::r-�- --