observasi dan wawancarafpsi.upiyptk.ac.id/filedokumen/materi/observasi dan... · ·...
TRANSCRIPT
OBSERVASI DAN WAWANCARAOBSERVASI DAN WAWANCARA
Herio Rizki Dewinda, M.Psi, Psikolog
PERATURAN MAHASISWA UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA “YPTK” PADANG
3. Waktu keterlambatan Mak. 15 Menit setelah perkuliahaan berlangsung.
2. Tidak diperbolehkan masuk kuliah yang berambut gondrong, rambut dicat warna dan memakai anting bagi laki-laki, bagi wanita di larang mengenakanan pakaian ketat/rok diatas lutut.
1. Tidak diperbolehkan masuk kuliah yang memakai kaos oblong atau sandal atau dan sepatu sandal.
4. Selama perkuliahaan berlangsung tidak diperbolehkan keluar masuk
5. Kehadiran min. 75%, mak. Tidak hadir 4x pertemuan termasuk alpha, sakit dan izin)
2. Nilai Ujian Semester, Nilai ujian suatu mata kuliah dinyatakan dengan huruf: 80 – 100 A sangat baik bobot kredit = 4 65 – 79 B baik bobot kredit = 3 55 – 64 C cukup bobot kredit = 2 40 – 54 D kurang bobot kredit = 1 0 – 39 E jelek bobot kredit = 0
SISTEM PENILAIAN1. UTS : 40% (termasuk kuis,
tugas, pr, UAS : 60% latihan, dan
lainnya)2. Nilai Ujian Semester, Nilai ujian suatu mata kuliah dinyatakan dengan huruf: 80 – 100 A sangat baik bobot kredit = 4 65 – 79 B baik bobot kredit = 3 55 – 64 C cukup bobot kredit = 2 40 – 54 D kurang bobot kredit = 1 0 – 39 E jelek bobot kredit = 0
1. UTS : 40% (termasuk kuis, tugas, pr,
UAS : 60% latihan, dan lainnya)
Topik Bahasan (Silabus)• Pengertian, tujuan dan manfaat observasi• Observasi sebagai metode ilmiah• Jenis observasi dan tahapan observasi• Model dan teknik pencatatan data• Tahapan pengambilan data dan kesimpulan• Validitas, reliabilitas observasi perilaku dan
etika dalam melakukan observasi.• Arti gerak tubuh manusia• Persiapan, pengambilan dan laporan data
observasi
Referensi
• Developing Observation Skill: Cartwright and Cartwright
•Metodologi Penelitian: Sutrisno Hadi• Basic Interviewing Skills: Raymond L.
Gorden• Interviewing Principles and Practices:
Charles J. Stewart & William B. Cash.
OBSERVASI ?
WAWANCARA?
PENGANTAR OBSERVASI & WAWANCARA
• OW sbg salah satu metode psikodiagnosis memiliki
kedudukan penting krn salah satu alat utama bagi ahli psikologi dlm melakukan tugasnya/prakteknya
• OW merupakan salah satu metode utk membuat diagnosis psikologis kebutuhan utk membuat diagnosis timbul dlm berbagai bidang karena manusia memegang peran penting dlm berbagai segi kehidupan tujuan dilakukannya OW adalah agar dapat memperlakukan manusia dengan lebih tepat.
• Tujuan psikodiagnostik menjawab permasalahan
• Ada beberapa metode dalam psikodiagnostika, yaitu:1. Observasi2. Wawancara3. Tes Psikologi (intelegensi, bakat
minat, kepribadian)4. Analisa Dokumen & Riwayat
Hidup
• Sbg salah satu metode psikodiagnostik, OW memiliki komponen2 :
1. The information gathering
2. The understanding of the information
3. The integration of the information
4. The intervention to solve the problem
Salah satu usahanya adPada dasarnya sebelum memberikan suatu intervensi diperlukan adanya usaha-usaha untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin.Setelah informasi sudah terkumpul banyak, informasi-informasi tersebut perlu dipahami sedemikian rupa.Tujuan memahami informasi adalah diciptakannya atau ditemukannya suatu pokok permasalahan shg dpt dilakukan pengujian hipotesis
Setelah dilakukan pengujian hipotesis, perlu adanya penarikan kesimpulan utk menentukan intervensi apa yg sesuai atau yg dibutuhkanJika masih didapati kesalahan hipotesa, atau hipotesa tdk terbukti, maka siklus hrs terjadi Jika intervensi yg dilakukan tdk memberikan hasil seperti yg diharapkan maka dilakukan siklus pd tahap ketigaSetelah dilakukan intervensi, utk mengontrol bhw intervensi yg dilakukan sdh tepat sasaran maka perlu dilakukan evaluasi
The information gathering
Contoh
The integration of the information
Contoh
Observasi dan wawancara memiliki beberapa fungsi yaitu :
1.Sebagai metode menetapkan kelainan psikis tujuan: memberikan pertolongan scr tepat & akurat
2.Sebagai metode membuat diagnosa psikologis tujuan: memperlakukan manusia dg tepat, dg memperhatikan individual differences
3.Sebagai salah satu modal untuk pelayanan terhadap klien
4.Menunjukkan bahwa psikologi merupakan kajian yang sistematis (reliabel & valid) triangulasi, key person
Hubungan observasi & wawancara
• observasi & wawancara bersifat saling melengkapi, khususnya utk mengambil data dr perilaku yg kompleks
• observasi & wawancara scr bersama dpt membantu dlm proses pengambilan keputusan
• observasi & wawancara scr bersama dpt digunakan sbg sarana utk memberikan umpan balik maupun support pd proses on-going evaluasi maupun performance
• scr sistematis digunakan utk membantu dlm merancang suatu intervensi
• Peta konsep
OBSERVASI & WAWANCARAOBSERVASI & WAWANCARA
Memahami observasiMemahami observasi
Mengetahui metode observasiMengetahui metode observasi
Record KeepingRecord Keeping
Mengimplementasikan metode observasi
(pengambilan data & laporan analisis)
Mengimplementasikan metode observasi
(pengambilan data & laporan analisis)
Memahami wawancaraMemahami wawancara
Memahami proses wawancaraMemahami proses wawancara
Structuring The Interview
Structuring The Interview
Pertanyaan & fungsinya
Pertanyaan & fungsinya
Model wawancaraModel wawancara
Mengimplementasikan metode wawancara
(pengambilan data & laporan analisis)
Mengimplementasikan metode wawancara
(pengambilan data & laporan analisis)
Integrasi Data
Behavior Tallying and Charting, Checklists,
Participation Chart, Rating Scales, and Anecdotal Records
Behavior Tallying and Charting, Checklists,
Participation Chart, Rating Scales, and Anecdotal Records
PETA KONSEP
Exercise
OBSERVASI DAN WAWANCARAPengertian , Tujuan dan Manfaat Observasi
OBSERVASI DAN WAWANCARAPengertian , Tujuan dan Manfaat Observasi
Herio Rizki Dewinda, M.Psi, Psikolog
Pengertian Observasi
• Observasi merupakan metode penelitian sistematis, sengaja, dengan indera dapat menangkap kejadian yang sedang berlangsung (Hadi, 2000).
• Observasi adalah pengumpulan informasi yang dilakukan secara sistematis mengenai suatu perilaku (aksi & reaksi) dengan menggunakan instrumen khusus atau berdasarkan kesan profesional (Warner & Maurer, dalam Summerhill & Taylor 1992).
Pengertian Observasi
• Observasi adalah proses pengamatan dan pencatatan informasi tentang perilaku secara sistematis untuk tujuan membuat keputusan (Cartwright & Cartwright, 1984).
• KESIMPULANObservasi adalah suatu kegiatan pengamatan yang dilakukan dengan sengaja, dilakukan secara sistematis terhadap suatu objek tertentu.
Observasi perlu dilakukan karena beberapa alasan, yaitu:
1. Memungkinan untuk mengukur banyak perilaku yang tidak dapat diukur dengan menggunakan alat ukur psikologis yang lain (alat tes). Hal ini banyak terjadi pada anak-anak.
2. Prosedur Testing Formal seringkali tidak ditanggapi serius oleh anak-anak sebagaimana orang dewasa, sehingga sering observasi menjadi metode pengukur utama.
3. Observasi dirasakan lebih mudah daripada cara pengumpulan data yang lain. Pada anak-anak observasi menghasilkan informasi yang lebih akurat daripada orang dewasa. Sebab, orang dewasa akan memperlihatkan perilaku yang dibuat-buat bila merasa sedang diobservasi.
Tujuan observasi bagi seorang psikolog pada dasarnya adalah sebagai berikut :
1. Untuk keperluan asesmen awal dilakukan di luar ruang konseling, misalnya: ruang tunggu, halaman, kelas, ruang bermain.
2. Sebagai dasar/titik awal dari kemajuan klien. Dari beberapa kali pertemuan psikolog akan mengetahui kemajuan yang dicapai klien.
3. Bagi anak-anak, untuk mengetahui perkembangan anak-anak pada tahap tertentu.
4. Digunakan dalam memberi laporan pada orangtua, guru, dokter, dan lain-lain.
5. Sebagai informasi status anak/remaja di sekolah untuk keperluan bimbingan dan konseling.
Manfaat Observasi
Menemukan
observasi
Kelebihan dan Kekurangan ObservasiKelebihan Kekurangan
1. Murah dan mudah2. Waktu fleksibel untuk
observee yang sibuk3. Dapat memperoleh data
peristiwa psikis, yang tidak terungkap dari wawancara dan self rapport.
4. Memungkinkan pencatatan secara bersamaan dg berlangsungnya suatu peristiwa.
5. Ada hal-hal yang sangat penting yang kadang dianggap remeh oleh subjek jika dikemukakan dalam interview atau kuisioner.
1. Tidak bisa mengungkap kehidupan rahasia/ privasi
2. Adanya social approval3. Muncul peristiwa yang
tidak selalu dapat diramalkan.
4. Observasi dapat saja terganggu sesaat, ex : hujan.
5. Tergantung pada lama peristiwa berlangsung. Bisa bertahun-tahun, bisa sangat pendek atau serempak dalam beberapa tempat.
Exercise :Penerapan Metode Observasi
1. Bidang Sosial
2. Bidang Pendidikan
3. Bidang Industri
4. Bidang Klinis
5. Bidang Perkembangan
OBSERVASI DAN WAWANCARAObservasi Sebagai Metode Ilmiah &
Validitas Reliabilitas Observasi
OBSERVASI DAN WAWANCARAObservasi Sebagai Metode Ilmiah &
Validitas Reliabilitas Observasi
Herio Rizki Dewinda, M.Psi, Psikolog
Observasi sebagai metode ilmiah• JEHODA dkk (dalam Hadi, 1991),
observasi dikatakan ilmiah jika :
– Observasi mengacu tujuan-tujuan yang telah dirumuskan
– Observasi direncanakan secara sistematis
– Data-data yang disajikan dari hasil observasi dapat dicek atau dikontrol validitas, reliabilitas, dan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian agar datanya dapat dipertanggungjawabkan.
Observasi sebagai metode ilmiah
• Good (Hadi, 1991) menyatakan ciri-ciri observasi sebagai metode ilmiah adalah :– Mempunyai arah pengamatan khusus,
– Sistematik,
– Dapat dikuantitatifkan
– Saat observasi dilakukan pencatatan sesegera mungkin
– Membutuhkan keahlian observer Video\Cara Mendeteksi Kebohongan Dalam 20 Detik - YouTube.MP4
– Dapat dibuktikan dapat menjamin validitas reliabilitas
Validitas Data Hasil Observasi
• Validitas (ketepatan/ keakuratan)
benar-benar mengukur apa yg ingin diukur (kuantitatif/ alat tes)
tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan observer dengan
apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diobservasi.
Step 1Step 2Step 3Step 1
Menjaga validitas hasil observasi
Contoh :
Subjek
Aspek/ Ciri Ahmad Husin Hani
Terlambat
Mencatat
Bertanya
Menjawab Pertanyaan
Partisipasi dalam Diskusi
Berbicara dengan Teman di Dalam Kelas
Kebiasaan Dalam Perkuliahan (Check List)
Contoh :
Subjek
Kebiasaan Dalam Perkuliahan (Rating Scale)
AhmadSangat Sering
SeringKadang-Kadang
Tidak Pernah
Terlambat
Mencatat
Bertanya
Menjawab Pertanyaan
Partisipasi dalam Diskusi
Berbicara dengan Teman di Dalam Kelas
Reliabilitas Data Hasil Observasi
• Reliabilitas (Ajeg/Kredibel/Dapat dipercaya) observasi yang dilakukan oleh orang lain dalam kondisi yang sama, akan menunjukkan hasil yang sama
Menjaga reliabilitas hasil observasi
Cara 1: Interrater (melibatkan observer lebih dari satu)
Cara 2: Mencari objek observasi sejenis yang lebih banyak.
Exercise
Menjaga Validitas Observasi
Subjek
Temukan :1. Subjek observasi2. Target perilaku yang diobservasi3. Aspek observasi4. Guide observasi
Aspek/ Ciri Nama1 Nama2 Nama3
………
………
………
Guide berbentuk check list
Aspek/ Ciri
Sangat Sering
Sering
Kadang-
Kadang
Tidak Perna
h
..........
..........
..........
Guide berbentuk rating scale
OBSERVASI DAN WAWANCARAJenis dan Teknik Observasi
OBSERVASI DAN WAWANCARAJenis dan Teknik Observasi
Herio Rizki Dewinda, M.Psi, Psikolog
Jenis Observasi
Berdasarkan prosedur pelaksanaannya, Pauline Young membagi observasi :a. Controlled observation (observasi
terstruktur)Yaitu observasi yang prosedur dan pelaksanaannya sangat ketat dan biasanya dibantu dengan alat-alat yang peka dan dalam lembar observasinya dilakukan proses kontrol yang memungkinkan observasi untuk dilakukan kembali.
Controlled observation (observasi terstruktur)
• prosedur serta pelaksanaan sangat ketat
• biasanya dibantu dengan alat-alat yang peka, didalam lembar observasinya dipergunakan proses kontrol yang memungkinkan observasi diulang
• lembar observasi itu sendiri sangat terperinci dan rancangannya sangat kompleks
• sebelum observasi dilakukan, dipelajari secara teliti gejala yang akan diobservasi (diadakan simulasi-simulasi)
Jenis Observasi
b. Uncontrolled observation (observasi tidak terstruktur)Yaitu observasi yang dilakukan secara spontan terhadap suatu gejala tertentu tanpa mempergunakan alat-alat yang peka atau pengontrolan kembali atas ketajaman hasil observasi tadi
Uncontrolled observation (observasi tidak terstruktur)
• Lembar observasi sebagai pedoman pelaksanaan sangat sederhana, berisi garis besar pedoman saja tanpa suatu rancangan yang kompleks
• Dalam penelitian sosial observasi ini biasanya dilakukan untuk mengamati gejala-gejala sosial, seperti suasana kerja di pabrik/perusahaan, gerakan yg menyangkut tingkah laku manusia, upacara keagamaan yg sangat suci
• Biasanya dikenakan pada gejala sosial yg sangat kompleks & di dalam melaksanakannya tanpa bantuan alat-alat yg peka
(Lincoln & Guba, 1981)
Non Partisipan : observer tidak terlibatDimensi derajat interaksi dengan subjek
Partisipan : observer terlibat
Non Partisipan : observer tidak terlibatPartisipan : observer terlibat
Dimensi derajat interaksi dengan subjek
Bentuk Observasi
Teknik ObservasiSecara umum setiap observasi yang dilakukan tercakup dalam tiga dimensi, yaitu:1. Partisipan dan Nonpartisipan (derajat
interaksi dengan subjek)a. Observasi partisipan, observer terlibat
dengan situasi/lingkungan dimana gejala terjadi. Jadi, tidak ada jarak antara observer dengan gejala yang diobservasi.•. Observer sbg pelaku atau peserta. •. Umumnya digunakan untuk penelitian
yang bersifat eksploratif. Untuk menyelidiki satuan-satuan sosial yang besar seperti masyarakat suku bangsa
•. Bentuk ini pada dasarnya timbul sebagai usaha untuk mengatasi kelemahan dari observasi non-partisipan.
Observasi Partisipan
Partisipasi
secara
lengkap
Peneliti menjadi anggota penuh dari kelompok yang
diamati sehingga peneliti mengetahui dan
menghayati secara utuh dan mendalam
sebagaimana yang dialami subjek yang diteliti
lainnya.
Partisipasi
secara
Fungsional
Maksudnya peneliti sebenarnya bukan anggota asli
kelompok yang diteliti, melainkan dalam peristiwa –
peristiwa tertentu bergabung dan berpartisipasi
dengan subjek yang diteliti dalam kapasitas sebagai
pengamat.
Partisipasi
sebagai
Pengamat
Peneliti ikut berpartisipasi dengan kelompok subjek
yang diteliti, tetapi hubungan antara peneliti dan
subjek yang diteliti bersifat terbuka, tahu sama
tahu, akrab, bahkan subjek yang diteliti sebagai
sponsor penelitian itu sendiri. Kepentingan
penelitian tidak hanya bagi peneliti, melainkan juga
bagi subjek yang diteliti.
Teknik Observasi
b. Observasi nonpartisipan, observer memperlakukan dan mempersiapkan dirinya sedemikian rupa sehingga dirinya benar-benar berada “di luar” atau tidak terlibat dalam situasi, lingkungan, dan gejala yang diamati•. Observer berlaku sebagai penonton.•. Kelemahannya : observee akan bertingkah laku
tidak wajar/dibuat-buat jika tahu bahwa dirinya sdg di observasi
•. Cara mengatasinya adalah hendaknya observer dapat mengatur sedemikian rupa, sehingga observasi itu berlangsung secara tidak formal, seakan-akan tanpa kesengajaan.
Teknik Observasi
2. Overt dan Covert (Dimensi Kesadaran Subjek)
a. Observasi Overt, merupakan suatu keadaan dimana subjek dalam observasi mengetahui bahwa ia sedang diobservasi.
b. Observasi Covert, merupakan suatu keadaan dimana subjek dalam observasi tidak mengetahui bahwa ia sedang diobservasi.
Teknik Observasi
3. Alamiah dan Buatan (Dimensi Situasi)a. Observasi Alamiah, merupakan teknik
observasi dimana observer tidak mengendalikan situasi saat melakukan observasi.
b. Observasi Buatan, dimana observer dengan sengaja menciptakan pengendalian situasi saat melakukan observasi.
Apabila ketiga dimensi tersebut dikombinasikan, terdapat
delapan jenis observasi :
a.Observasi Covert - Partisipan – Alami
b.Observasi Covert - Partisipan – Contrived
c.Observasi Covert - Non Partisipan - Alami
d.Observasi Covert - Non Partisipan - Contrived
e.Observasi Overt - Partisipan – Alami
f.Observasi Overt - Partisipan – Contrived
g.Observasi Overt - Non Partisipan – Alami
h.Observasi Overt - Non Partisipan - Contrived
Kombinasi Tiga Dimensi Observasi
1. Perilaku lekat pada anak yang kedua orangtuanya
bekerja
2. Perilaku kepemimpinan anak TK CERIA
3. Kekerasan dalam rumah tangga di daerah “X”
4. Pelayanan akademik di Bagian Pelayanan
sekretariat UPI “YPTK”
5. Penyesuaian diri pada waria
6. Perilaku kedisiplinan berlalu lintas pada remaja
7. Perilaku ngamen anak jalanan di traffic-light
8. Agresivitas mahasiswa dalam demonstrasi
DISKUSIIdentifikasilah Bentuk Observasinya!
OBSERVASI DAN WAWANCARATahapan-Tahapan Observasi
OBSERVASI DAN WAWANCARATahapan-Tahapan Observasi
Herio Rizki Dewinda, M.Psi, Psikolog
TahapTahap-Tahap Pelaksanaan Observasi :
Tahap PersiapanAda 6 pertanyaan yang harus ditentukan pra-observasi :
1. Why : Tujuan
2. What : Apa yang akan diamati (definisi operasional)
3. Who : Siapa yang akan diobservasi
4. Where : Setting dimana observasi akan berlangsung
5. When : Waktu observasi berlangsung & pencatatan
hasil
6. How : Bagaimana data/gejala diperoleh
Langkah-langkah Mengobservasi1. Tentukan Tujuan Observasi (WHY), misal: Observasi
terhadap Perilaku Agresivitas
2. Tentukan Subjek observasi (WHO), misal: Anak di
daerah Kumuh (Slum Area)
3. Menjawab pertanyaan: WHERE, WHAT, HOW, WHEN
Where: Dimana dilakukan observasi.
- Natural: home visit (interaksi keluarga), kelas
(aktivitas murid), klinik (aktivitas pasien),dll tempat
tidak direkayasa.
- Terkontrol: Laboratorium, Biro konsultasi tempat
diatur agar jauh dari gangguan
What : apa yang diobservasi
DISIPLIN KERJA PNS :• Pemahaman peraturan?• Semangat kerja?• Penggunaan alat kantor?• Datang dan pulang?• Kualitas kerja?
KEKERASAN DALAM PACARAN• Kekerasan fisik• Kekerasan mental/
psikis• Kekerasan seksual• Kekerasan ekonomi
• How: Bagaimana cara melakukan observasi.
– Event sampling (sekelompok perilaku khusus
misalnya: agresif diamati dlm peristiwa ‘keroyokan’)
– Time sampling (observasi selama rentang waktu
tertentu, misalnya mengamati perilaku tiap 5’,tak
hanya agresifnya maka termasuk diam,memukul,
kooperatif)
How?
HOW???
• How: partisipan/non, pakai kamera/handicam/ catatan lapangan?
WHEN???When: Kapan waktu pencatatan dilakukan
o Immediate recording (dicatat segera
setelah melakukan observasi untuk
menghindari lupa)
o Retrospective recording (dicatat setelah
memberi kesimpulan terhadap hasil tes
atau interview atau penggunaan rating
scale dan lembar kerja) contoh: Ketika Tes
Binet, anda diminta memberi observasi
pada akhir tes - ada di lembar kerja.
• Metode pencatatan harus disiapkan, agar data/informasi yang
terkumpul tidak tergesa-gesa diinterpretasi.
• Pencatatan terhadap objek observasi harus spesifik, akurat
dan sesuai kenyataan lapangan, Contoh:
a. Ali terlihat sedang melompat (ini kurang baik)
b. Ali terlihat melompat paling tidak dua meter dari tempatnya
berdiri dan mendarat dengan kedua kakinya tanpa jatuh
(catatan lebih baik)
METODE PENCATATAN
Ahmad berbagi mainan (catatan yg kurang baik)
Saat Ahmad sedang bermain, ada anak lain yang
mendekat untuk meminjam mainannya,
kemudian Ahmad memberikan mainan tersebut
(catatan yg lebih baik)
Tips dalam Observasi♣ Tuliskan tujuan dan prosedur yang digunakan dalam observasi.
♣ Pastikan mendapat ijin dari yg berwenang
♣ Pilih metode yang tidak merugikan subjek
♣ Pilihlah tempat observasi yang tidak menarik perhatian orang
♣ Jaga kerahasiaan dan hargailah subjek
♣ Tulis dan amati secara verbatim, termasuk body language
♣ Usahakan seobjektif mungkin. Ada 3 hambatan: kita melihat apa yang ingin kita lihat, terbiasa melihat sesuatu shg langsung menyimpulkan, menganggap orang lain seperti kita.
♣ Hindari perasaan atau penilaian anda pada subjek krn akan mempengaruhi hasil observasi
♣ Selalu tuliskan beberapa informasi berikut: identitas observer, deskripsi subjek, tanggal dan waktu observasi, setting atau lokasi observasi
Buatlah sebuah Rancangan Observasi
• Tema observasi• 5 W 1HWhy : Tujuan
Who : Siapa yang akan diobservasi
What : Apa yang akan diamati (definisi operasional)
Where : Setting dimana observasi akan berlangsung
When : Waktu observasi berlangsung
How : Bagaimana data/gejala diperoleh
(partisipan/non, overt/covert, alami/buatan)
Lakukan pencatatan secara detail dari hasil observasi anda terhadap gambar berikut:
OBSERVASI DAN WAWANCARAObserver
OBSERVASI DAN WAWANCARAObserver
Herio Rizki Dewinda, M.Psi, Psikolog
Peran Observer dalam Metode Observasi
Spradley (1980) menyebutkan bahwa peran observer dalam metode observasi adalah:1. Observer tidak berperan sama sekaliDalam observasi observer tidak berperan, kehadiran dalam area penelitian hanya untuk melakukan observasi tetapi tidak diketahui oleh subyek yang diamati.
Ex : menggunakan one way mirror, teropong, rekaman video
Peran Observer dalam Metode Observasi
2. Observer berperan pasif• Dalam jenis ini observer mendatangi peristiwa, akan
tetapi kehadirannya di lapangan menunjukkan peran yang paling pasif.
• Kehadirannya sebagai orang asing diketahui oleh orang yang diamati, dan bagaimanapun hal ini membawa pengaruh.
• Agar kehadiran peneliti tidak mempengaruhi sifat alamiah subjek, sebaiknya peneliti tidak membuat catatan selama penelitian, kecuali mungkin dengan menggunakan perekaman secara tersembunyi. Tetapi setelah selesai melakukan pengamatan, peneliti harus segera membuat catatannya secepatnya sebelum tertumpuk oleh informasi lainnya.
Peran Observer dalam Metode Observasi
3. Observer berperan aktif• Dalam observasi ini peneliti dapat memainkan
berbagai peran yang dimungkinkan dalam suatu situasi sesuai dengan kondisi subjek yang diamati.
• Cara ini dilakukan semata untuk dapat mengakses data yang diperlukan bagi penelitian.
• Keberadaan peneliti sebenarnya diketahui oleh subjek yang diteliti, tetapi peneliti telah dianggap sebagai bagian dari mereka dan kehadirannya tidak mengganggu atau mempengaruhi sifat naturalistik. Apa yang dilakukan tidak ubahnya sebagaimana yang dilakukan subjek yang diteliti.
Peran Observer dalam Metode Observasi
4. Observer berperan penuh• Pada observasi ini peneliti bisa jadi sebagai
anggota resmi dari kelompok yang diamati atau sebagai orang dalam atau orang luar tetapi telah dianggap sebagai orang dalam.
• Peran peneliti dalam observasi terlibat penuh, bukan sekedar partisipasi aktif dalam kegiatan subjek yang diteliti, tetapi juga bisa lebih menjadi pengarah acara sebuah peristiwa terarah dengan skenario peneliti agar kedalaman dan keutuhan datanya tercapai.
Hal-hal yang mempengaruhi kecermatan dalam observasi :
• Prasangka-prasangka dan keinginan-keinginan dari observer.
• Keterbatasan panca indra, kemampuan pengamatan, dan ingatan manusia.
• Keterbatasan wilayah pandang.• Ketangkasan menggunakan alat-alat pencatatan.• Ketelitian pencatatan hasil-hasil observasi• Ketepatan alat dalam observasi. • Pengertian observer tentang gejala yang diobservasi.• Kemampuan menangkap hubungan sebab akibat
tergantung pada keadaan mental, indra pada suatu waktu.
Hal-hal yang harus diperhatikan sebagai seorang observer
1. Mengerti latar belakang tentang materi yang akan diobservasi• Untuk mengobservasi tentang perkembangan anak maka seorang
observer harus menguasai teori tentang perkembangan yang harus dilalui oleh setiap anak.
2. Mampu memahami kode-kode / tanda-tanda tingkah laku untuk membedakan tingkah laku yang satu dengan yang lain.
• Seorang observer hendaknya mempunyai kemampuan untuk membedakan tanda-tanda tingkah laku agar dapat membedakan tingkah laku yang satu dengan yang lainnya. Juga perlu mengetahui perbedaan mengekspresikan emosi ke dalam perilaku bagi masing-masing kelompok masyarakat.
3. Membagi perhatian• Seorang observer harus mampu membagi perhatiannya antara
mengamati tindakan yang dilakukan oleh observee dan mencatat perilaku tersebut.
Hal-hal yang harus diperhatikan sebagai seorang observer
4. Dapat melihat hal-hal yang detail• Seorang observer harus mampu mengamati perilaku observee
sampai pada perilaku yang sekecil-kecilnya, karena bisa saja perilaku yang dianggap tidak penting justru merupakan perilaku yang sangat penting.
5. Dapat mereaksi dengan cepat dan menerangkan contoh-contoh tingkah laku secara verbal/non verbal.
• Seorang observer harus bisa memahami dengan cepat perilaku yang ditunjukkan oleh observee dan bagaimana respon yang harus diberikan.
6. Menjaga hubungan antara observer dan observee• Kemampuan menjalin hubungan baik dengan observe merupakan
faktor yang sangat penting dalam observasi.
Hal-hal yang diobservasi• Penampilan fisik : yang meliputi kondisi fisik observe,
misalnya tinggi badan, berat badan, warna kulit, dan lain-lain.
• Gerakan tubuh / penggunaan anggota tubuh. Misalnya: bagaimana postur tubuh observe, bagian tubuh mana yang sering digunakan dan bagian mana yang kurang banyak gerakan (misalnya observe selalu menggerak-gerakkan tengan ketika berbicara, dsb).
• Ekspresi wajah : Bagaimana ekspresi wajah observe ketika sedang berbicara.
• Pembicaraan : yaitu bagaimana isi pembicaraan yang dilakukan.
Hal-hal yang diobservasi• Reaksi emosi : yaitu bagaimana reaksi emosi
observe. Dalam penelitian seorang observer perlu memperhatikan bagaimana reaksi emosi observe terhadap suatu masalah yang ingin diteliti.
• Aktivitas yang dilakukan : Misalnya jenisnya, lamanya, dengan siapa, dimana dan sebagainya.
• Dan beberapa hal yang perlu diobservasi. Hal ini sesuai dengan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan.
Game Tebak Rasa.pptx
APA YANG DIOBSERVASI ??No. Materi Observasi Contoh
1 Perilaku Verbal Dialek, volume, intonasi, salah ucap, content, gagap, cadel
2 Perilaku Non-verbal Ekspresi wajah, bahasa tubuh
3 Peristiwa / kejadian Banjir, kebakaran, upacara pernikahan, wisuda
4 Setting & Lingkungan alam
Setting tempat : dirumah, dikampus, dipasarSetting waktu : pagi, siang, saat matahari terbenam, jam ... WIBLingk. Fisik : warna cat, pintu, jendela, lampu, hiasan dinding, marka jalanLingk. Sosial : jumlah siswa, interaksi yg tjd
5 Interaksi objek & lingkungan
Cara pedagang melayani pembeliSikap ramah, kedisiplinan
• Berdasarkan tujuan / variabel yang menjadi target : Ekspresi verbal, non verbal, respons verbal/non verbal/perilaku terhadap stimulus, atau kemunculan indikator khusus
• Level observasi : bisa aspek khusus dari perilaku individu, kelompok, dan situasi/proses
• Waktu (kapan, kecepatan, durasi), lokasi (tempat), penampakan eksterior (cara jalan, berpakaian), gaya bahasa (intonasi, pilihan kata)
APA YANG DIOBSERVASI ??APA YANG DIOBSERVASI ??
Webb dkk (1966) & Denzin (1970) Yang diobservasi :
• Exterior physical signs : pakaian, gaya rambut, sepatu, tato, rumah, perhiasan
• Expressive movements : gerakan-gerakan tubuh seperti gerakan mata, wajah, postur, lengan, senyum, kerutan dahi dll
• Physical location : perhatikan personal space dan lingkungan fisik
• Body Language behaviour : menyilangkan kaki dll
• Time duration
OBSERVASI DAN WAWANCARAPencatatan Data Observasi
OBSERVASI DAN WAWANCARAPencatatan Data Observasi
Herio Rizki Dewinda, M.Psi, Psikolog
Cara Pencatatano Pencatatan dilakukan
sesegera mungkin, asal tidak diketahui oleh subjek yang kita amati (Immmediate recording)
o Pencatatan dilakukan dengan menggunakan kata‑kata kunci (key words) untuk membantu mengingat
o Pencatatan dilakukan setelah keluar dari situasi observasi (retrospective recording)
Immediate Recording (Pencatatan Langsung) VS Retrospective Recording (Penundaan Pencatatan)
Kelebihan & kekurangan???
Immediate RecordingPenundaan Pencatatan
• Kekuatan : Data akurat karena langsung dicatat
• Kelemahan : Kadang mengganggu suasana
• Kekuatan : Tidak mengganggu suasana
• Kelemahan : Lupa dan dapat subjektif
Model Pencatatan
1. Kronologis
o Observer mencatat sesuai dengan urutan perilaku atau urutan kejadian
2. Sistematiso Observer mencatat
dengan menggunakan pedoman tertentu, misalnya dengan kolom.
o Observer mencatat kuantifikasi / frekuensi kemunculan perilaku/kejadian
Contoh Sistematis…TASK YES NO
1.
Can pick out the following shapes as they are named circle square triangle rectangle
____________
____________
2.
Can count from 1 to 10 ___ ___
3.
Can name properly the following shape circle square triangle rectangle
____________
____________
TIPE OBSERVASI
• Secara Umum ada 2 tipe observasi :o Time samplingo Event sampling
Ciri Time Sampling
o Menggunakan observasi untuk mensample, dalam bentuk frekuensi, bukan dalam bentuk deskripsi.
o Perilaku harus sering muncul. Jika perilaku muncul kurang dari sekali dalam 15 menit, tdk bisa gunakan tipe observasi ini.
o Memungkinkan untuk melakukan pengukuran, karena data bersifat frekuensi, atau durasi. Pada jenis tertentu, observer mencatat durasi terjadinya perilaku/peristiwa yang diamati dalam batasan waktu tertentu.
Guidelines untuk Time Sampling1. Cocok untuk perilaku yang sering muncul
2. Cocok untuk perilaku yang mudah diamati
3. Observer perlu menyebutkan definisi operasional perilaku,
sehingga istilah yang ada mudah dipahami orang lain
4. Tujuan observasi perlu ditulis secara jelas.
5. Perlu ada kejelasan mengenai:
a. Jumlah subjek yang diobservasi
b. Apakah observasi difokuskan pada individu atau kelompok
c. Seberapa sering observasi dilakukan agar representatif
Beberapa Hal Terkait Time SamplingUntuk melakukan time sampling diperlukan format pencatatan yang spesifik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Menentukan jenis informasi yang perlu dicatat. Ada beberapa hal yang biasa digunakan, yaitu:
a. Checkmarks, apakah perilaku muncul atau tidak
b. Tallymarks, seberapa sering perilaku muncul
c. Duration, seberapa lama perilaku itu muncul
2. Menentukan interval waktu seperti apa yang akan digunakan, terutama length, spacing, dan number-nya.
Kelebihan Time Sampling1. Lebih terfokus pada perilaku spesifik2. Memberikan gambaran tentang frekuensi munculnya
perilaku, sehingga dapat digunakan untuk mengembangkan alat ukur lain seperti checklist dan rating scale
3. Jumlah subjek banyak dalam waktu singkat, sehingga dapat diperoleh data dari sample yang representatif
4. Lebih efisien dan akurat dibandingkan metode naratif.5. Memungkinkan mencatat dan menyekor tanpa
mengganggu aktivitas subjek, juga tidak memerlukan rapport dengan subjek observasi
6. Menyediakan data kuantitatif, sehingga dapat dianalisis secara statistik.
Kekurangan Time Sampling1. Terbatas pada perilaku yang sering muncul2. Apabila tidak di-coding secara spesifik, data yang ada tidak
banyak memberikan gambaran tentang perilaku tsb3. Sulit mengetahui hubungan antara satu perilaku dengan
perilaku lain, kecuali dipecah-pecah dalam komponen-komponen kecil yang juga diamati
4. Tidak memungkinkan mengamati keseluruhan perilaku5. Tidak ada gambaran tentang situasi atau lingkungan,
kecuali dibuatkan coding-nya6. Memungkinkan terjadinya bias, yaitu mencari-cari perilaku
yang ada dalam coding, sehingga mudah melebih-lebihkan dari kondisi sebenarnya
7. Jarang bisa mengungkapkan hubungan sebab akibat dari suatu perilaku, kecuali dalam modifikasi perilaku
Event Sampling Metode ini menjawab
kebutuhan para eksperimentalist akan obyektifitas, kontrol, dan efisiensi. Metode ini juga memungkinkan peneliti melakukan studi eksperimen baik di laboratorium maupun pada situasi natural.
Event Sampling Secara singkat teknik ini menunggu munculnya suatu
perilaku, begitu perilaku muncul di amati, dan dihentikan begitu perilaku tersebut selesai.
Jadi, yang dijadikan unit pengukuran bukanlah waktu, namun perilaku itu sendiri. Tidak ada batasan waktu, selama perilaku itu masih muncul, maka akan tetap diamati.
Amatan lebih banyak berkaitan dengan menjelaskan suatu karakteristik perilaku tertentu.
Guidelines for Event Sampling1. Identifikasikan dan operasionalisasikan perilaku yang
akan diobservasi.
2. Kenali perilaku!! Agar kita tahu kapan dan dimana kita harus melakukan observasi.
3. Tentukan informasi yang ingin kita catat. Metode event sampling memungkinkan pencatatan dg precoded categories dan narrative descriptions.
4. Buatlah lembar pencatatan anda as easy to use as possible.
Event Sampling
Kelebihan Kelemahan
o Yang diobservasi adalah perilaku atau situasi alamiah
o Ekonomis secara waktu
o Dapat digunakan untuk meneliti perilaku atau kejadian apapun
o Data tidak dapat begitu saja dikuantifikasi, seperti pada time sampling
o Tetap saja tidak mengkaitkan antara suatu perilaku dengan kondisi atau situasi di masa lalu, yang memungkinkan terjadinya perilaku atau kondisi tersebut
OBSERVASI DAN WAWANCARATeknik Pencatatan Data
OBSERVASI DAN WAWANCARATeknik Pencatatan Data
Herio Rizki Dewinda, M.Psi, Psikolog
Teknik pencatatan data• Secara umum teknik pencatatan data observasi
terbagi menjadi 4 macam :– Sistem Kuantitatif
(checklist, rating-scale & participation chart)– Sistem Verbal
(diary record, anecdotal record, specimen record & critical insident technique)
– Sistem Nominal(distinctive features system & category system)
– Mechanical Device
1. Checklist
Kapan kita menggunakan checklist??
SISTEM KUANTITATIFSISTEM KUANTITATIF
Checklist provide an efficient means of recording the PRESENCE or ABSENCE of
specific behaviors in given situation
Guidelines for Developing Checklists
• Format Checklist disiapkan sebelum observasi dilakukan
• Buatlah daftar target perilaku dalam form checklist
• Format checklist haruslah memenuhi tujuan observasi
Macam-macam check list
• Motor Skill Check List Ya Tidak
– Memegang pencil untuk menulis – Memindah objek dari tangan
kanan ke tangan kiri
• Adjective Check List– Tertawa– Tersenyum– Mengedipkan mata
• Behavioral Check ListMisalnya : keterampilan matematika dasar anak kelas dua SD
TASK YES NO
1.
Mempu menyebutkan bentuk lingkaran persegi segitiga
_________
_________
2.
Mampu menghitung 1-20 ___ ___
3.
Mampu melakukan penjumlahan 1 digit (1-9)___ ___
2. Rating Scale
• Teknik ini lebih memberikan cara pencatatan yang mudah dan cepat dalam meringkaskan kesan-kesan hasil pengamatan
• Rating scale adalah perluasan checklist. Perbedaan dengan checklist adalah pada rating scale observer mengindikasikan judgement dalam bentuk frekuensi (misal: selalu, kadang-kadang, tidak pernah) & atau kualitas karakteristik performa (misal: sangat baik, sedang, kurang), sedangkan pd checklist hanya dituliskan hadir tidaknya perilaku.
Jenis Rating Scale
• Ada beberapa jenis skala rating yang dapat digunakan, yaitu :– Skala grafis– Skala numeris– Standard rating– Cumulated points rating– Force choice rating– Semantic differential
Skala Grafis• Menggunakan garis lurus horizontal ataupun
kadang vertikal dalam penyajiannya.• Misalnya :
Skala Numeris• Angka dalam kebanyakan skala rating digunakan
sebagai anchor, tetapi penggunaan angka ini harus didefinisikan secara jelas.
• Misalnya skala empat jenjang utk mengukur kepatuhan siswa saat guru sedang mengajar :
1 = Tidak mendengar penjelasan guru, mengganggu teman2 = Tidak mendengarkan penjelasan guru, tidak tampak perilaku
mengganggu3 = Mendengarkan penjelasan guru, sesekali bercakap-cakap dengan
teman4 = Mendengarkan penjelasan guru, pandangan mengarah ke guru5 = Mendengarkan penjelasan guru, mengikuti instruksi guru
Semantic Differential• Skala ini menggunakan pasangan kata sifat yang
berlawanan dalam memberikan rating.• Secara ringkas penyusunan skala sbb :
– Pilih suatu konsep yang akan diamati– Tentukan pasangan kata sifat yang akan digunakan– Susun kutub pasangan kata tersebut secara
random• Misalnya :
Kelebihan rating scale
• Mudah penggunaannya.• Dapat mengetahui intensitas dan
gambaran keadaan suatu perilaku/kejadian.
• Dapat digunakan untuk mengkonfirmasikan antara realitas dengan persepsi subjektif rater.
Kekurangan Menggunakan Rating Scale
Observer dapat melakukan kesalahan dalam membuat kesimpulan, antara lain :• Error of leniency : terlalu longgar• Error of central tendency : cenderung ke pusat
skala• Hallo effect : terkena “kesan awal”• Error of logic : cenderung sama karena dianggap
berhubungan• Skala rating tidak memberi informasi sebab
terjadinya perilaku
3. PARTICIPATION CHART
• Meskipun mirip dengan checklist dalam hal observer mencatat keberadaan atau ketidakberadaan perilaku tertentu, biasanya teknik ini digunakan ketika ada sejumlah subjek yang sedang diobservasi secara serempak dan jika tujuan observasi adalah untuk melihat partisipasi beberapa subjek dalam suatu aktivitas
Contoh : mengamati partisipasi masing-masing anggota dalam diskusi kelompok berbahasa inggris
Bentuk-bentuk participation chartParticipation Chart A• Aktivitas : Diskusi dlm bahasa Inggris• Tanggal : 3 Maret 2003• Observer : Triman
Nama Memberi Menyanggah Menyetujuipendapat pendapat pendapat
• Hani III I• Richi II II• Billy IIII III• Tuti I I• Jono II II• Mira III I
Participation Chart B• Aktivitas : Permainan komunikasi efektif• Tanggal : 4 April 2004• Observer : Tetra• Observee :
Ani III
II Madi Sani II
IIII Dina Surya I
Bimo I
ExerciseBuatlah guide observasi mengenai
agresivitas seksual.Dengan aspek agresivitas seksual (Baron & Byrne, 2005):1. Agresifitas fisik2. Agresifitas verbal3. Agresifitas pasifVideo\10 Hours of Walking in NYC as a Woman in
Hijab - YouTube.MP4