obstetrics

19
OBSTETRICS Hubungan antara Persalinan Preterm dan C-reactive Protein: Sebuah Penelitian Kohort Retrospektif. Claire E. Hastie, PhD; Gordon C. S. Smith, PhD; Daniel F. Mackay, PhD; Jill P. Pell, MD TUJUAN : Kami mencari untuk menentukan apakah persalinan preterm berhubungan dengan kenaikan C-reactive protein (CRP) di kehidupan mendatang. Dan apakah hubungan tersebut spesifik untuk persalinan preterm terindikasi maupun persalinan preterm spontan. DESAIN PENELITIAN : Ini adalah sebuah penelitian kohort retrospektif Skotlandia yang luas pada 1124 wanita yang mengalami kehamilan pertama, janin tunggal, janin hidup yang dilahirkan di antara usia kehamilan 24-43 minggu. Analisis regresi linear digunakan untuk menguji hubungan antara persalinan preterm dengan akibat yang ditimbulkannya, yaitu konsentrasi CRP. HASIL : Perbedaan CRP antara wanita dengan persalinan aterm dan preterm tidak signifikan secara analisis univariat (koefisien beta 0.04, P = .18) namun secara statistik menunjukkan hasil yang signifikan, diikuti penyesuian pada potensial faktor perancu (koefisien beta 0.05 , P < .05). Pada analisis subgrup, hubungan

Upload: gabriel-arnie

Post on 07-Dec-2015

2 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

obstetri

TRANSCRIPT

Page 1: Obstetrics

OBSTETRICS

Hubungan antara Persalinan Preterm dan C-reactive

Protein: Sebuah Penelitian Kohort Retrospektif.

Claire E. Hastie, PhD; Gordon C. S. Smith, PhD; Daniel F.

Mackay, PhD; Jill P. Pell, MD

TUJUAN : Kami mencari untuk menentukan apakah persalinan

preterm berhubungan dengan kenaikan C-reactive protein (CRP)

di kehidupan mendatang. Dan apakah hubungan tersebut

spesifik untuk persalinan preterm terindikasi maupun persalinan

preterm spontan.

DESAIN PENELITIAN : Ini adalah sebuah penelitian kohort

retrospektif Skotlandia yang luas pada 1124 wanita yang

mengalami kehamilan pertama, janin tunggal, janin hidup yang

dilahirkan di antara usia kehamilan 24-43 minggu. Analisis

regresi linear digunakan untuk menguji hubungan antara

persalinan preterm dengan akibat yang ditimbulkannya, yaitu

konsentrasi CRP.

HASIL : Perbedaan CRP antara wanita dengan persalinan aterm

dan preterm tidak signifikan secara analisis univariat (koefisien

beta 0.04, P = .18) namun secara statistik menunjukkan hasil

yang signifikan, diikuti penyesuian pada potensial faktor perancu

(koefisien beta 0.05 , P < .05). Pada analisis subgrup, hubungan

tersebut spesifik untuk wanita dengan persalinan preterm

(koefisien beta unadjust 0.09, P < .01; koefisien beta adjust 0.09,

P < .01)

Page 2: Obstetrics

KESIMPULAN : Wanita yang sedang mengalami persalinan

preterm menaikkan risiko peningkatan CRP di kemudian hari.

Kata kunci : prediksi risiko kardiovaskular, inflamasi, kelahiran

preterm

Kutipan : Hastie CE, Smith GCS, Mackay DF, et al. Association between preterm delivery and subsequent C-reactive protein: a retrospective cohort study.Am J Obstet Gynecol 2011;205:556.e1-4.

C-reactive protein (CRP) adalah marker inflamasi yang non

spesifik. CRP meningkat akut saat infeksi dan penyakit akut.1

Kenaikan level CRP secara kronik memperkirakan kejadian

penyakit kardiovaskular. 2,3 Kenaikan CRP ibu pada kehamilan

awal yang diikuti dengan persalinan preterm, 4-6 dan wanita yang

melahirkan pada usia kehamilan preterm akan berakibat pada

peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. 7-9

Kelahiran preterm mungkin terjadi sebagai hasil dari

persalinan preterm spontan. Hal ini dapat dicetuskan oleh

adanya infeksi. 10,11 namun lebih sering idiopatik. Sebaliknya,

pada kondisi kehamilan dengan komplikasi seperti preeklampsia

dan intrauterine growth restriction, persalinan induksi atau sectio

caesaria mungkin digunakan untuk melahirkan janin preterm.12

Faktor risiko

berbeda-beda untuk persalinan preterm spontan dan persalinan

preterm terindikasi. Persalinan preterm spontan dihubungkan

dengan usia ibu yang terlalu muda, paritas rendah atau tinggi,

riwayat aborsi sebelumnya, dan ibu yang merokok. 13 Hal-hal

yang dikaitkan dengan persalinan preterm terindikasi termasuk

usia ibu yang terlalu tua, kelahiran mati sebelumnya,

bakteruria,13 dan riwayat kelahiran preterm sebelumnya,

hipertensi kronis, atau penyakit paru. 14 Indeks massa tubuh

Page 3: Obstetrics

yang lebih tinggi dihubungkan dengan penurunan risiko

persalinan preterm spontan namun meningkatkan risiko

persalinan spintan terindikasi. 15,16 Dalam penelitian ini kami

mencari hubungan antara persalinan preterm dan CRP maternal

di kehidupan mendatang, dan menguji apakah hubungan

tersebut divariasikan oleh persalinan preterm spontan dan

persalinan preterm terindikasi.

MATERI DAN METODE

Sumber Data

Survei Kesehatan Skotlandia (The Scottish Health Survey (SHS))

dikerjakan secara periodik untuk memonitor populasi warga

Skotlandia yang sehat dan sehat berisiko. Dan yang menjadi

fokus utama merupakan populasi dengan penyakit

kadiovaskular. Survei tersebut menggunakan banyak tingkatan,

pembagian sampel secara acak (random) untuk menghasilkan

sampel yang representatif dari populasi warga Skotlandia, dan

mendapatkan peserta yang berbeda di setiap survei,

memungkinkan hasil dari survei individu dapat dikombikasikan.

Sebagai tambahan untuk wawancara face to face dan penilaian

fisik, peserta menyediakn sampel darah untuk diperiksa.

Konsentrasi serum SCR diukur menggunakan N Latex

monoimmunoassay dalam Behring Nephelometer II Analyzer

(CSL Behring UK Ltd, West Sussex, UK)

The Scottish Morbidity Record 2 (SMR2) adalah database

administratif di Skotlandia yang secara luas mengumpulkan

informasi semua data kehamilan, termasuk karakteristik

maternal, obstetrik, dan janin. Pengumpulan data dimulai pada

tahun 1961, dan penaksiran data yang berkualitas serta terbaru

dilakukan pada tahun 2008 hingga 2009. 17 Pengumpulan data

Page 4: Obstetrics

tersebut disamakan dengan informasi database yang dilengkapi

dengan catatan medis, dan ditemukan bahwa variabel yang

diinginkan pada penelitian ini sesuai hingga ≥ 90% dari data

yang ada. Lebih spesifik lagi, 93% data sesuai pada persalinan

dengan induksi, 92% sesuai pada perkiraan usia kehamilan, dan

87% sesuai pada cara kelahiran.

Penelitian ini merupakan penelitian yang penerimaannya

dibebaskan dari pemeriksaan institusional, karena merupakan

analisis retrospektif yang secara rutin dikumpulkan. Penelitian ini

menggunakan data yang anonim

Kriteria inklusi dan eksklusi

Kami menghubungkan data wanita yang menjadi peserta pada

SHSs paling baru yaitu tahun 1998 dan 2003 dengan catatan

kehamilan mereka. Penelitian ini terbatas pada wanita yang

berumur antara 15-71 tahun ketika mereka menjadi peserta di

SHS, dan wanita yang hamil mendahului survei, mengandung

janin hidup, janin tunggal dengan kelahiran pada usia kehamilan

24-43 minggu. Kriteria eksklusi di antaranya kelahiran mati,

wanita hamil atau menderita penyakit akut saat pengukuran

CRP.

Definisi

SHS memberikan informasi jumlah potensial faktor perancu,

seperti status perokok, umur, tinggi badan, indeks massa tubuh,

dan hipertensi esensial. Kodepos dari tempat tinggal diperlukan

untuk memperoleh status sosioekonomi secara statistik dengan

menggunakan Castairs index. 18 Informasi yang digunakan

dikumpulkan pada sensus tahun 2001 yang ditentukan

berdasarkan 4 parameter (kelas sosial, kepemilikan mobil,

Page 5: Obstetrics

pengangguran, pemukiman yang padat) hingga wilayah tempat

tinggal berdasarkan kode pos (rerata populasi 5698). SMR2

memberikan informasi dalam usia maternal, usia kehamilan dan

berat lahir saat persalinan, preeklampsia, dan riwayat abortus

spontan. Database tersebut juga memberikan informasi

mengenai total paritas yang sebelum pengukuran CRP.

Persalinan preterm didefinisikan sebagai usia kehamilan <37

minggu, dan persalinan aterm yaitu usia kehamilan ≥37 minggu.

Persalinan terindikasi didefinisikan sebagai kelahiran pervaginam

atau sectio caesaria tanpa onset kelahiran. Persalinan spontan

didefinisikan juga sebagai sectio caesaria yang diikuti onset

kelahiran atau persalinan per vaginam tanpa induksi. Kasus

persalinan preterm yang diikuti ketuban pecah dini didefinisikan

sebagai persalinan preterm spontan. Berat badan bayi, jenis

kelamin, dan usia kehamilan sebaiknya digunakan untuk

melampirkan jenis kelamin dan usia kehamilan secara spesifik

yang diperoleh dari seluruh kelahiran di Skotlandia selama

penelitian ini berlangsung.

Analisis spesifik

Varibel kategorikal diringkas menggunakan persentase dan

perbandingan kelompok menggunakan uji X2. Variabel kontinu

diringkas menggunakan range median dan interquartil serta

perbandingan kelompok menggunakan uji Mann-Whitney U

(MWU). Hubungan antara persalinan preterm dan CRP diperiksa

menggunakan regresi linear uniariat dan multivariat. Di semua

analisis, konsentrasi CRP diubah menjadi log2 untuk normalisasi

pendistribusian dari residu. Kovariat uji tersebut termasuk dalam

analisis multivariat termasuk di dalamnya indeks massa tubuh,

merokok, status, usia, paritas, tinggi badan, dan sosial ekonomi

Page 6: Obstetrics

yang rendah pada saat pengukuran CRP, kelahiran hidup, riwayat

abortus spontan, hipertensi esensial, dan preeklampsia selama

kehamilan.

HASIL

Dari 13,217 wanita yang menjadi peserta SHSs tahun 1998 dan

2003, 8996 orang di antaranya berusia 15-71 tahun saat

pendaftaran. Dari data tersebut, 3403 orang dapat terhubung

setidaknya 1 SMR2, dan 2046 orang telah mengalami kehamilan

pertama sebelum menjadi peserta SHS dengan kelahiran hidup,

janin tunggal dan lahir sekitar 24-43 minggu usia kehamilan.

Secara keseluruhan, 65 dari wanita tersebut tidak terpilih, karena

mereka hamil saat pengukuran CRP dan 347 orang lainnya

menderita penyakit akut. Dari 1994 orang wanita yang terpilih,

dieksklusikan sebanyak 31 orang (1.6%). Mereka dieksklusi

karena mengaku tidak merokok namun konsentrasi cotinine

dalam saliva > 15 ng/mL. Dan sebanyak 839 orang (42%)

dieksklusi karena data mereka tidak lengkap ≥ 1 kovariat. Oleh

karena itu, analisis ini menyisakan 1124 wanita peserta.

Rerata periode antara indeks persalinan dengan

pengukuran CRP adalah selama 13 tahun (dengan rentang

selama 1-29 tahun). Dalam perbandingannya dengan persalinan

aterm, wanita yang mengalami persalinan preterm terindikasi

dan memiliki usia lebih tua saat bersalin (MWU, P = .015), lebih

sering mengalami preeklampsia (uji X2, P < .001), dan lebih

sering mengalami hipertensi ( uji X2, P = .017) (Tabel 1). Wanita

yang telah mengalami persalinan preterm terindikasi, secara

signifikan memiliki konsentrasi CRP yang lebih tinggi dibanding

wanita dengan persalinan aterm (MWU, P =.004) maupun wanita

Page 7: Obstetrics

dengan persalinan preterm spontan (MWU, P = .004) (Tabel 1

dan Gambar).

Ketika dibandingkan dengan wanita yang telah mengalami

persalinan aterm, wanita dengan persalinan preterm terindikasi

secara signifikan memiliki konsentrasi CRP yang lebih tinggi

(koefisien beta 0.088, P = .004) dan tidak menjadi lemah jika

disesuaikan dengan faktor perancu potensial ( koefisien beta

0.089, P = .001) (Tabel 2). Sebaliknya, konsentrasi CRP antara

wanita yang mengalami persalinan preterm spontan tidak

berbeda secara signifikan dengan wanita yang mengalami

persalinan aterm baik secara analisis univariat (koefisien beta -

0.015, P = .63) maupun analisis multivariat (koefisien beta

0.001, P = .97) (Tabel 2).

Analisis tersebut diulangi, mengeksklusi 6 orang wanita

yang dilaporkan menderita penyakit jantung koroner saat

pengukuran CRP. Hal tersebut berdampak minimal terhadap hasil

analisis. Konsentrasi CRP baik secara analisis univariat (koefisian

beta 0.080, P = .008) maupun analisis multivariat (koefisien beta

0.085, P = .002) masih lebih tinggi secara signifikan pada wanita

dengan persalinan preterm terindikasi. Sedangkan konsentrasi

CRP tidak lebih tinggi secara signifikan pada wanita yang telah

mengalami persalinan preterm spontan baik secara analisis

univariat (koefisisn beta -0.014, P = .64) maupun analisis

multivariat (koefisien beta 0.001, P = .96).

PEMBAHASAN

Penelitian kami mendemonstrasikan sebuah hubungan yang

signifikan antara persalinan preterm dengan akibatnya terhadap

konsentrasi CRP. Penemuan ini konsisten dengan penelitian-

penelitian sebelumnya yang mendemonstrasikan hubungan

Page 8: Obstetrics

antara persalinan preterm dan kejadian penyakit

kardiovaskular.2,3 Namun, kami juga menunjukkan bahwa

hubungan tersebut spesifik terhadap persalinan preterm

terindikasi. Tidak ada peningkatan konsentrasi CRP di antara

wanita yang sebelumnya mengalami persalinan preterm

spontan. Oleh karena itu, hubungan tersebut cenderung mungkin

terjadi secara spesifik pada persalinan preterm terindikasi,

dibanding persalinan preterm itu sendiri.

Penelitian kami menggunakan data rutin yang diperoleh

dari SMR2. Database ini mencakup semua kehamilan di

Skotlandia, memeriksa kualitas asuransi regular yang sedang

berjalan, dan memiliki level keakuratan yang tinggi. SMR2 tidak

mencatat sebab dasar untuk persalinan preterm terindikasi.

Sehingga hal tersebut tidak dapat diperiksa. Kelahiran mati

dieksklusikan karena kesepakatan mengenai sistem

klasifikasinya masih kurang. Dan ketidakmampuan kami untuk

memperhitungkan banyaknya sebab yang mendasari, termasuk

pertumbuhan terhambat (growth restriction), abnormalitas

congenital, penyakit maternal, dan kasus-kasus yang tidak dapat

dijeaskan. Perhitungan hanya untuk persentase kecil dari

kelahiran preterm. Oleh karena itu, kriteria inklusi tidak mungkin

mengubah hasil yang ada. Keterkaitan terhadap SHS tidak hanya

Tabel 1. Karakteristik wanita yang mengalami persalinan aterm

dan preterm

KarakteristikAtermn=1072n (%)

Preterm keseluruhan

n=52n (%)

Nilai Pa

Preterm spontan

n=30n (%)

Nilai Pa

Preterm terindikasi

n=21n (%)

Nilai Pa

Perokok356

(33.2)13 (25.0) .218 7 (23.3) .256 6 (28.6) .655

Sosial ekonomi

rendah (most deprived

187 (17.4)

7 (13.5) .636 3 (10.0) .720 4 (19.0) .416

Page 9: Obstetrics

quintile)Hipertensi esensial

124 (11.6)

8 (15.4) .404 2 (6.7) .405 6 (28.6) .017

Preeklampsia 64 (6.0) 11 (21.2)< .00

12 (6.7) .874 8 (38.1)

< .001

Riwayat abortus spontan

108 (10.1)

10 (19.2) .035 5 (16.7) .240 5 (23.8) .040

Paritas ≥ 3327

(30.5)15 (28.8) .623 9 (30.0) .886 6 (28.6) .531

Median (IQR)

Median (IQR)

Median (IQR)

Median (IQR)

Umur saat ini (thn)

38 (32-43)

39 (32-44) .69838 (31-

44).969 40 (32-44) .501

Umur maternal (thn)

25 (22-28)

26 (24-29) .02726 (23-

28).364 28 (25-32) .015

Indeks massa tubuh (kg/m2)

25 (23-29)

25 (23-27) .78824 (23-

27).375 26 (24-28) .473

Tinggi (cm)162

(159-166)

162 (159-166)

.779160

(157-167)

.748163 (160-

167).507

Berat lahir (dalam nilai persepuluh)

5 (3-8) 6 (3-8) .787 7 (4-8) .227 4 (2-8) .409

CRP (mg/mL)1.1

(0.5-2.9)

1.3 (0.7-3.4) .1581.1 (0.5-

1.9).730

2.3 (1.2-7.8)

.004

IQR, interquartile rangeaUji X2 untuk variabel katagorikal, uji Mann-Whitney U untuk variabel kontinu, semua mengacu pada masa persalinan.

Hastie. Preterm delivery and CRP. Am J Obstet Gynecol 2011.

menyediakan pengukuran CRP, namun juga memberikan

informasi mengenai beberapa faktor perancu potensial yang

tidak didapatkan dari SMR2. Akan tetapi, SHS hanya diambil

berdasarkan sampel acak di pemukiman warga Skotlandia

sehingga menurunkan ukuran penelitian. CRP tidak diukur secara

rutin selama kehamilan. Sehingga kami tidak dapat mengakses

informasi dan menentukan dengan luas korelasi CRP pada awal

kehamilan dan CRP pada kehamilan tingkat lanjut. Persalinan

preterm di Skotlandia lebih jarang ditemukan dibanding di United

Page 10: Obstetrics

State. Hal ini dimungkinkan karena perbedaan populasi, seperti

campuran etnis, atau perawatan kesehatan. Walaupun hal ini

dapat mempengaruhi perkiraan risiko absolut dan risiko

berdasarkan sifat populasi, tidak terdapat alasan yang diduga

mempengaruhi perkiraan risiko relatif. Sehingga diharapkan hasil

penelitian ini dapat di generalisasikan.

Indikasi yang paling umum untuk persalinan preterm

terindikasi adalah preeklampsia dan intrauterine growth

restriction. Konsentrasi CRP merupakan marker inflamasi non

spesifik dan prediktor kejadian penyakit kardiovaskular. Kami

memiliki hipotesis bahwa preeklampsia dan intrauterine growth

restriction merupakan faktor predisposisi terhadap penyakit

jantung iskemia, yang memiliki kecenderungan terhadap

keadaan proinflamasi. Hipotesis ini didukung oleh penelitian

sebelumnya yang menunjukkan bahwa wanita dengan eklampsia

secara signifikan memiliki konsentrasi CRP lebih tinggi pada 30

tahun kemudian.19

Gambar Konsentrasi C-reactive protein berdasarkan tipe

persalinan

Diagram batang menunjukkan 95% confidence intervals. Nilai P berdasarkan pada masa

Hastie. Preterm delivery and CRP. Am J Obstet Gynecol 2011.

Page 11: Obstetrics

Sebagai tambahan untuk membuktikan bahwa persalinan

preterm dan komplikasi kehamilan yang lain, seperti berat badan

lahir rendah dan preeklampsia,8,20 dihubungkan dengan penyakit

inflamasi dan kardiovaskular yang timbul berikutnya. Juga

terdapat bukti mengenai hubungan yang berlawanan arah

mengenai hal tersebut. CRP yang meningkat di kehamilan awal

dan sindrom metabolik di kehamilan awal memiliki hubungan

dengan preeklampsia,21,22 intrauterine growth restriction,21 dan

persalinan preterm.4-6,23,24 Hubungan dua arah menganjurkan

bahwa sebuah pertalian tersebut tidak mungkin menjadi

hubungan sebab-akibat. Lebih masuk akal bahwa inflamasi,

disfungsi plasenta, dan penyakit kardiovaskular merupakan

faktor umum yang menentukan. Sebagai hasilnya, wanita yang

muncul dengan satu faktor juga memiliki risiko yang meningkat

terhadap faktor yang lain.

Tabel 2. Analisis regresi linear univariat dan multivariate dari

hubungan antara tipe persalinan dan konsentrasi C-reactive

protein

Variabel

Preterm Keseluruhan

n=51Koefisien beta

(nilai P)

Preterm Spontann=30

Koefisien beta (nilai P)

Preterm Terindikasi

n=21Koefisien beta

(nilai P)Univariat 0.040 (.177) -0.015 (.628) 0.088 (.004)

Multivariata 0.053 (.046) 0.001 (.965) 0.089 (.001)

Semua mengacu pada masa persalinanaDisesuaikan berdasarkan indeks massa tubuh, status merokok, sosial ekonomi rendah (deprivation quintile), usia saat ini, usia maternal, tinggi badan, hipertensi, riwayat aborsi spontan, paritas, berat badan lahir, dan preeklampsia

Hastie. Preterm delivery and CRP. Am J Obstet Gynecol 2011.

Page 12: Obstetrics

Dengan cara serupa, intervensi yang menurunkan risiko salah

satu faktor kemungkinan juga menurunkan risiko faktor yang

lain. Hasil yang kami dapatkan menyarankan bahwa wanita yang

memerlukan persalinan preterm terindikasi harus diakui sebagai

kelompok risiko tinggi terhadap penyakit inflamasi kronik dan

kardiovaskular di kehidupan lanjut dan diperlakukan sesuai

dengan risiko tersebut.

REFERENSI

1. Armani A, Becker RC. The biology, utilization, and attenuation of C-reactive

protein in cardiovascular disease: part I. Am Heart J 2005; 149:971-6.

2. Danesh J, Collins R, Appleby P, Peto R. Association of fibrinogen, C-reactive

protein, albumin, or leukocyte count with coronary heart disease: meta-analyses of

prospective studies. JAMA 1998;279:1477-82.

3. Danesh J, Wheeler JG, Hirschfield GM, et al. C-reactive protein and other

circulating markers of inflammation in the prediction of coronary heart disease. N

Engl J Med 2004;350: 1387-97.

4. Lohsoonthorn V, Qiu C, Williams MA. Maternal serum C-reactive protein

concentrations in early pregnancy and subsequent risk of preterm delivery. Clin

Biochem 2007;40:330-5.

5. Pitiphat W, Gillman MW, Joshipura KJ, Williams PL, Douglass CW, Rich-

Edwards JW. Plasma C-reactive protein in early pregnancy and preterm delivery.

Am J Epidemiol 2005; 162:1108-13.

6. Vogel I, Thorsen P, Curry A, Sandager P, Uldbjerg N. Biomarkers for the

prediction of preterm delivery. Acta Obstet Gynecol Scand 2005;84:516-25.

7. Davey Smith G, Whitley E, Gissler M, Hemminki E. Birth dimensions of

offspring, premature birth, and the mortality of mothers. Lancet 2000;356:2066-7.

8. Smith GC, Pell JP, Walsh D. Pregnancy complications and maternal risk of

ischemic heart disease: a retrospective cohort study of 129,290 births. Lancet

2001;357:2002-6.

Page 13: Obstetrics

9. Nardi O, Zureik M, Courbon D, Ducimetiere P, Clavel-Chapelon F. Preterm

delivery of a first child and subsequent mothers’ risk of ischemic heart disease: a

nested case-control study. Eur J Cardiovasc Prev Rehabil 2006;13:281-3.

10. Gibbs RS, Romero R, Hillier SL, Eschenbach DA, Sweet RL. A review of

premature birth and subclinical infection. Am J Obstet Gynecol 1992;166:1515-

28.

11. Meis PJ, Goldenberg RL, Mercer B, et al. The preterm prediction study:

significance of vaginal infections; National Institute of Child Health and Human

Development Maternal-Fetal Medicine Units Network. Am J Obstet Gynecol

1995;173:1231-5.

12. Hendler I, Goldenberg RL, Mercer BM, et al. The preterm prediction study:

association between maternal body mass index and spontaneous and indicated

preterm birth. Am J Obstet Gynecol 2005;192:882-6.

13. Meis PJ, Michielutte R, Peters TJ, et al. Factors associated with preterm birth

n Cardiff, Wales, II: indicated and spontaneous preterm birth. Am J Obstet

Gynecol 1995;173:597-602.

14. Meis PJ, Goldenberg RL, Mercer BM, et al. The preterm prediction study: risk

factors for indicated preterm births; Maternal-Fetal Medicine Units Network of

the National Institute of Child Health and Human Development. Am J Obstet

Gynecol 1998;178:562-7.

15. Smith GC, Shah I, Pell JP, Crossley JA, Dobbie R. Maternal obesity in early

pregnancy and risk of spontaneous and elective preterm deliveries: a retrospective

cohort study. Am J Public Health 2007;97:157-62.

16. Torloni MR, Betran AP, Daher S, et al. Maternal BMI and preterm birth: a

systematic review of the literature with meta-analysis. J Matern Fetal Neonatal

Med 2009;22:957-70.

17. ISD Scotland. Data quality assurance: assessment of maternity data (SMR02)

2008-2009, Scotland report April 2010. NHS National Services Scotland/Crown

Copyright 2010. Edinburgh; April 2010. Available at: http://www.

isdscotland.org/Health-Topics/Maternity-and- Births/Births/DQA-Assessment-of-

Maternity-Data-SMR02-2008-to-2009.pdf. Accessed Aug. 1, 2011.

Page 14: Obstetrics

18. Carstairs V, Morris R. Deprivation and health in Scotland. Aberdeen:

Aberdeen University Press; 1991.

19. Hubel CA, Powers RW, Snaedal S, et al. C-reactive protein is elevated 30

years after eclamptic pregnancy. Hypertension 2008;51:1499-505.

20. Catov JM, Newman AB, Roberts JM, et al. Association between infant birth

weight and maternal cardiovascular risk factors in the health, aging, and body

composition study. Ann Epidemiol 2007;17:36-43.

21. Tjoa ML, van Vugt JM, Go AT, Blankenstein MA, Oudejans CB, van Wijk IJ.

Elevated C-reactive protein levels during first trimester of pregnancy are

indicative of preeclampsia and intrauterine growth restriction. J Reprod Immunol

2003;59:29-37.

22. Hwang HS, Kwon JY, Kim MA, Park YW, Kim YH. Maternal serum highly

sensitive C-reactive protein in normal pregnancy and preeclampsia. Int J Gynaecol

Obstet 2007;98:105-9.

23. Chatzi L, Plana E, Daraki V, et al. Metabolic syndrome in early pregnancy

and risk of preterm birth. Am J Epidemiol 2009;170:829-36.

24. Catov JM, Bodnar LM, Ness RB, Barron SJ, Roberts JM. Inflammation and

dyslipidemia related to risk of spontaneous preterm birth. Am J Epidemiol

2007;166:1312-9.