ok sige nasi

Upload: indah-rosita-syafruddin

Post on 13-Oct-2015

52 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

A SISTEM KARDIOVASKULAROksigen bagi manusia merupakan kebutuhan dasar yang harus terpenuhi setiap detiknya. Bila dalam beberapa detik saja tubuh tidak mendapatkan oksigen secara adekuat, maka manusia tersebut dapat meninggal.

1. Gambarkan struktur dan fungsi dari organ pernapasan

a. Laring/tenggorokan

Pembentukan suara/vokalisasi

Proteksi jalan napas bawah dari benda asing

Memudahkan batuk

b. Trakea/batang tenggorok

Saluran udara masuk dan keluar

Sel silianya untuk mengeluarkan benda asing yang masuk bersama udara

c. Bronkus kanan dan bronkus kiri

Belahan dari trakea

Fungsi: menyediakan tempat laluan jalannya udara yang dibawa masuk ke dalam paru-paru dan untuk mengeluarkan udara Di dalam bronkeolus terdapat membran mukosa untuk menangkap partikel asing dalam mekanisme pertahanan pernapasan sehingga bisa membantu melembabkan saluran system respirasi

d. Lobus kanan bawah dan lobus kiri bawah

Setiap paru-paru dibagi menjadi lobus-lobus. Paru kiri terdiri atas lobus bawah dan atas, sementara paru kanan mempunyai lobus atas, tengah, dan bawah. Setiap lobus dibagi lagi menjadi dua segmen yang dipisahkan oleh fisura oblikus yang merupakan perluasan pleura.

a. Kavum nasalis/rongga hidung

Sebagai jalan napas

Indra pencium

Resonator suara

Penyaring udara yang masuk oleh bulu-bulu di vestibulum

Melembabkan udara oleh sel goblet dan kelenjar serous

Menghangatkan udara oleh pembuluh darah

b. Nostril anterior/lubang hidung

Tempat berbagai kelenjar yang bermuara di rongga hidung. Saluran tersebut bermuara di vestibulum/rongga hidung.

c. Gigi

Untuk mengunyah makanan.d. Lidah

Mengatur makanan dalam mulut.

Indra perasa.

Membentuk suara.

Membantu menelan.

e. Laring/tenggorokan

Pembentukan suara/vokalisasi

Proteksi jalan napas bawah dari benda asing

Memudahkan batuk

f. Konka nasalis/turbinasi/karang hidungfaring/tekak

Meningkatkan permukaan membrane mukosa saluran hidung.

Untuk sedikit menghambat aliran udara yang melaluinya.

g. Epiglottis

Katup kartilago yang menutup saat menelan.

h. Esophagus

Jalan penghubung antara mulut dan lambung sebagai jalannya makanan.2. Bagaimana mekanisme proses pernapasan secara normal? a. Inspirasi

Gambar 1 / mekanisme inspirasi

Inspirasi = Merupakan Proses aktif kontraksi ototPernapasan dada

Pernapasan perut

b. Ekspirasi

Gambar 2 / mekanisme ekspirasi

Pernapasan dada

Pernapasan perut

Keadekuatan oksigenasi pada jaringan tergantung pada proses difusi yang merupakan mekanisme vital dalam respirasi. Difusi adalah pergerakan gas dari area yang bertekanan tinggi ke area yang bertekanan rendah. Oksigen bergerak dari alveolar ke darah arteri sedangkan karbondioksida bergerak dari darah arteri ke alveolar. Ada 4 faktor yang mempengaruhi proses difusi di membran kapiler-alveolar. 3. Sebutkan 4 faktor yang mempengaruhi proses difusi dan jelaskan.

Empat faktor yang memengaruhi proses difusi

a. Ketebalan membran

Semakin tebal membran alveolus, maka proses difusi semakin sulit. Tebalnya membrane alveolus misalnya oleh karena edema paru. Akibatnya gas-gas pernapasan harus berdifusi tidak hanya melalui membran alveolus, melainkan melalui cairan tersebut. Faktor apapun yang meningkatkan tebal membran lebih dari pada dua sampai tiga kali diatas normal dapat sangat mengangu pertukaran gas respirasi yang normal.b. Luas permukaan membrane alveolus

Penurunan luas permukaan paru-paru akan mengakibatkan kemampuan paru-paru untuk berdifusi pun menurun. Hal tersebut berarti semakin luas permukaan membrane alveolus maka akan semakin banyak gas-gas pernapasan yang berdifusi dan begitu pula sebaliknya. Penurunan luas permukaan paru akan mengganggu pertukaran gas pernafasan.

c. Perbedaan tekanan antara kedua sisi membran

Perbedaan tekanan antara kedua sisi membrane merupakan perbedaan antara tekanan parsial gas dalam alveolus lebih besar daripada tekanan gas dalam darah. Bila tekanan gas dalam alveolus lebih besar daripada tekanan gas dalam darah, maka terjadi difusi alveolus ke dalam darah dan begitu sebaliknya. Tekanan gas yang tinggi dalam alveolus adalah tekanan oksigen sedangkan tekanan yang tinggi pada kapiler darah adalah tekanan karbondioksida. Hal tersebut akan mengakibatkan oksigen berdifusi ke kapiler darah dan karbondioksida berdifusi ke alveolus.

d. Koefisien difusi gas

Koefisien difusi untuk membedakan masing-masing gas melalui membran respirasi bergantung pada peralihannya dalam membrane dan berbanding terbalik dengan akar pangkat 2 dari berat molekulnya. Kecepatan difusi dalam membrane respirasi hampir sama dalam air. Oleh karena itu, pada berbagai tekanan, kecepatan difusi karbondioksida melalui membrane kira-kira 20 x kecepatan oksigen. Koefisien difusi semakin tinggi = difusi semakin cepat. Adekuat tidaknya status oksigenasi dapat diketahui dengan mengukur tekanan partial oksigen (PaO2) dan Saturasi oksigen (SaO2).

4. Jelaskan perbedaan antara PaO2 dan SaO2 serta sebutkan nilai rentang normal masing-masing. Jika nilai SaO2 90%, apa artinya

Perbedaan PaO2 dan SaO2

a. PaO2 : tekanan oksigen dalam darah arteri, nilai normal 85-100 mmHgb. SaO2 : persentasi oksigen yang diikat hemoglobin, nilai normal 95-100 %c. SaO2 90% artinya adalah kurang dari rentang nilai normal jaringan, tidak mendapat cukup suplai oksigen sehingga pasien menderita hipoksemia ringan (PaO2 60-79 mmHg dan SaO2 90-94%). Hipoksemia adalah keadaan dimana terjadi penurunan konsentrasi oksigen dalam darah arteri. SaO2 90% = 90% Hb mengikat oksigen dan 10% tidak mengikat oksigen

Seorang laki-laki bernama Tn. K berusia 30 tahun, menaiki tangga hingga. di lantai 3 Tn.K merasa terengahengah, kemudian Tn.K beristirahat sejenak hingga terengah-engahnya berangsur menghilang

5. Apa yang terjadi pada Tn. K? Jelaskan proses terjadinya.

Tuan K mengalami gangguan saluran pernapasan yang berhubungan dengan tingkat aktifitas. Di tandai dengan napas yang tersengal-sengal.

6. Bagaimana proses yang terjadi sehingga Tn. K menjadi terengah-engah?Aktivitas berat tidak dapat menghirup oksigen dengan normal Pernapasan aerob

pernapasan anaerob Tn. K terengah-engah.Hasil energi respirasi aerob (memerlukan O2) jauh lebih banyak dari respirasi anaerob (tidak memerlukan O2). Jadi ketika Tn.K melakukan aktivitas berat (naik tangga) maka pernapasan aerob berubah menjadi anaerob, dimana pernapasan aerob tidak menghasilkan energi yang banyak untuk melakukan aktivitas sehingga Tn.K menjadi terengah-engah.

a. Aerob: C6H12O6

6 CO2 + 6 H2O + 38 ATP b. Anaerob : C6H12O6

2 C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP c. ATP merupakan senyawa utama yang mengandung energi tinggi.Mekanisme kontrol dan pertahanan respirasi Pusat respirasi terletak pada batang otak tepatnya di medula oblongata dan berespon terhadap signal kimia dan mekanik dari tubuh. Impuls dikirim dari medulla ke otot pernafasan melalui spinal cord dan saraf phrenic.

Gambar 3Gambar 4

7. Jelaskan mekanisme kontrol respirasi pada Gbr. 3 dan Gbr.4

Pusat pernapasan adalah sekelompok neuron yang tersebar luas dan terletak bilateral(di kiri dan kanan) medula oblongata dan pons. Dibagi menjadi 3 kelompok neuron utama:

a. Kelompok pernapasan dorsal, terletak di bagian dorsal medula, yang menyebabkan inspirasi.

b. Kelompok pernapasan ventral yang terletak di ventrolateral medula, yang dapat menyebabkan inspirasi atau ekspirasi tergantung pada kelompok neuron yang di rangsang.

c. Pusat pnemotaksik, terletak di bagian superior belakang pons, yang membantu kecepatan dan pola pernapasan.

Batang otak tersusun dari pons, medula oblangata, dan mensesefalon (otak tngah). Di batang otak terdapat sel yang mengontrol fungsi sistem kardiovaskuler dan pernapasan. Mekanisme kontrol pernafasan diatur dan dikendalikan oleh 2 faktor:

a. Faktor kimiawi

b. Faktor mekanik

Impuls disalurkan dari medula oblongata (pusat pernapasan) ke spinal cord (sumsum ulang belakang) impuls itu berjalan di daerah dada melalui saraf interkostalis. saraf interkostalis yang mendorong atau menjadikan terjadinya proses inspirasi dan ekspirasi.

8. Isi dan jelaskan bagan 1 dibawah ini!1) Gambar 3 : Perubahan aliran darah dan transport O2 pada level lokal.

Pengaturan aliran darah erat kaitannya dengan tekanan parsial O2. Bila PO2 rendah maka pembuluh kapiler alveolar akan mengalami vasokontriksi. Bila PO2 tinggi, pembuluh kapiler berdilatasi sehingga banyak O2 yang diabsorbsi oleh darah. Mekanisme itu diatur oleh aktivitas polos bronkiolus ( sangat sensitif terhadap tekanan parsial CO2 di udara). Kadar CO2 yang tidak sesuai akan dikenali otot polos dan memeberi respon berupa brokokontruksi. Bila PCO2 rendah, bronkiolus akan berkonstruksi, sedangkan bila PCO2 tinggi akan terjadi bronkodilatasi. Mekanisme terjadi merupakan reaksi otomatis terhadap pengaruh system saraf pusat.2) Gambar 4 : Laju respirasi dibawah kontrol pusat respirasi otak.Diatur oleh komponen involunter dan volunter. Pusat involunter diotak mengatur kerja otot respirasi dan ventilor pulmoner. Sedangkan pusat volunter mengatur output respirasi melalui kontrol pusat pernapasan di medulla oblongata atau paru dan neuron motorik.pada sumsum tulang belakang yang mengatur otot respirasi motorik neuron pada STP berperan dalam reflek respirasi, namun dapat juga diatur secara volunter melalui jalan kortikospiral.Mekanisme pertahanan respirasi bermanfaat untuk melindungi paru-paru dari partikel-partikel yang terhirup, mikroorganisme dan gas racun. Mekanisme pertahanan ini terdiri dari filtrasi udara, mucociliary clearance system, reflek batuk, reflek bronchokonstriksi dan makrofag alveolar.a. Mekanisme pengaturan kimiawi akan menyesuaikan ventilasi sedemikian rupa sehingga PCO2 alveolus dipertahankan konstan pada keadaan normal.

b. Efek kelebihan H+ di dalam darah akan dilawan, dan PO2 menurun ke tingkat yang dapat membahayakan.

c. Volume pernafasan semenit berbanding lurus dengan laju metabolisme, namun penghubung antar metabolisme dan ventilasi adalah CO2 bukan O2. Jika suatu campuran gas yang mengandung CO2 dihirup, PCO2 alveolus akan meningkat, yang menaikkan PCO2 darah arteri dan merangsang pernapasan segera setelah darah yang mengandung lebih banyak CO2 mencapai medula oblongata. Reseptor di glomus karotikus dan aortakus terangsang oleh peningkatan PCO2 atau peningkatan konsentrasi H+ darah arteri atau oleh penurunan O2. d. Setelah kemoreseptor karotikus mengalami denervasi (pemutusan pasokan saraf), respon terhadap penurunan PO2 akan hilang; efek utama hipoksia setelah denervasi glomus karotikus adalah penekanan langsung pada pusat pernapasan. Respon terhadap perubahan konsentrasi H+ darah arteri pada kisaran pH 7,3-7,5 juga hilang, meskipun perubahan yang lebih besar masih dapat menimbulkan efek. Di pihak lain, respon terhadap perubahan pCO2 hanya sedikit terpengaruh; dengan penurunan yang tidak melebihi 30-35% . e. Kemoreseptor memantau konsentrasi H+ dalam CSS (cairan serebropinalis), termasuk cairan interstisium otak. CO2 dengan mudah dapat menembus membran, termasuk sawor darah otak, sedangkan H+ dan HCO3- lebih lambat menembusnya. CO2 yang masuk ke otak dan CSS segera berikatan dengan air. H2CO3 berdisosiasi sehinga konsentrasi H+ lokal meningkat. Konsentrasi H+ pada cairan interstisium otak setara dengan PCO2 darah arteri. Pada percobaan yang mengubah PCO2 dalam CSS, perubahan pada pernapasan hanya sedikit dan bervariasi, selama konsentrasi H+ dipertahankan konstan. f. Sedikit peningkatan konsentrasi H+ dalam cairan spinal sudah dapat merangsang pernapasan. Penurunan konsentrasi H+ cenderung menghambat pernafasan. Besar perangsangan tersebut sebanding dengan peningkatan konsentrasi H+. Jadi, efek CO2 terhadap pernapasan terutama adalah akibat pergerakannya ke dalam CSS dan cairan interstisium otak sehingga terjadi peningkatan konsentrasi H+ yang akan merangsang reseptor yang peka terhadap H+. (Ganong hal; 696)

9. Jelaskan mekanisme dari 5 mekanisme pertahanan respirasi tersebut diatas.

Mekanisme Pertahanan Respirasia. Filtasi udara: penyaringan udara dengan melalui bulu hidung. Sebagai batang pertahanan1. Bulu hidung menyaring partikel berukuran > 5 mikron sehingga tidak dapat mencapai alveoli.

Ukuran-ukuran vartikel dalam hembusan udara:

5-7 mikron :bertahan di orofaring

0,5-5 mikron:masuk ke paru-paru

Berdiameter 0,5 mikron, masuk alveoli, akan keluar dengan sukresi

b. Murcociliary clarence System :

Partikel yang masuk diperangkap dengan mukus lendir-lendir pada hidung dan faring. Akibat gaya momentumnya, partikel ini tidak mengikuti aliran udara saat udara membelok ke arah bawah ke dalam paru-paru. Partikel tersebut akan tertumbuk di atau dekat tonsil dan adenoid., yaitu kumpulan besar jaringan limfoid di bagian belakang faring yang memiliki keaktifan imunologik. Partikel tersebut ditolak melalui silia ke luar.

c. Reflek batuk

Refleks batuk penting untuk kehidupan, karena batuk merupakan cara jalan ke paru dipertahankan bebas dari benda asing. Bronkus dan trakea begitu sensitif sehingga tiap benda asing atau penyebab iritasi lain memulai refleks batuk. Impuls aferen berasal dari jalan pernapasan, terutama melalui nervus vagus ke medula oblongata. Di sana rangkaian kejadian automatis dicetuskan oleh sirkuit neuron medula oblongata, menyebabkan efek berikut:

Masuknya udara glottis menutup tekanan paru naik glories membuka secara tiba-tiba ekspirasi udara dengan kecepatan tertentu

1) sekitar 2,5 liter udara diinspirasikan.

2) Epligotis menutup dan pita suara menutup rapat untuk menjebak udara di dalam paru-paru.

3) otot-otot perut berkontraksi kuat. akibatnya tekanan di dalam paru-paru meningkat setinggi 100 mm.Hg.

4) pita suara dan epligotis tiba-tiba terbuka lebar sehingga udara yang tertekan di dalam paru-paru meledak keluar. Kadang-kadang udara dihembuskan pada kecepatan 75-100 mil/jam.

Mekanisme batuk ada 3 fase : inspirasi, kompresi, ekspirasi.1) Fase inspirasi inspirasi tepat, singkat, dari sejumlah besar udara, glotis terbuka secara reflek

2) Fase kompresi glotis menutup 0,2 detik tekanan paru abdomen meningkat 50-100 mmHg

3) Fase ekspirasi udara yang keluar dan menggetarkan jaringan saluran napas sehingga menimbulkan suara batukd. Reflek Bronchokonstriksi

Respon untuk mencegah iritan (mikroorganisme) terinhalasi dalam jumlah besar (contoh : debu, aerosol). Terjadi pada asma (mengecilnya bronkus)

e. Makrofag Alveolar

1) sistem imun yang ditemukan di semua organ / jaringan ikat. Karena di alveoli disebut makrofag alveoli, bersifat fagositosis (menghancurkan sel lain dengan memakannya).

2) Dapat membersihkan paru-paru dari bakteri yang masuk melalui inspirasi dengan kecepatan yang menakjubkan. (ganong, 688)Setelah Oksigen masuk kedalam tubuh manusia melalui saluran pernapasan, oksigen akan diseluruh organ tubuh untuk terjadinya metabolism. Oksigen akan beredar/bersirkulasi ke seluruh tubuh membutuhkan pompa jantung berserta pembuluh darah sehingga oksiegen akan terdistribusi ke seluruh tubuh dengan adekuat. 10. Gambarkan struktur dan fungsi dari sistem kardivaskulerSTRUKTURFUNGSI

Ventrikel kiriMemompa darah ke sirkulasi sistematik yang menyediakan oksigen dan nutrient ke jaringan dan membuang sampah dari tubuh. Ventrikel kiri memompa darah ke seluruh bagian tubuh

PerikardiumMembungkus jantung, yang terdiri dari dua lapisan, yaitu pericardium visceral dan pericardium perietal. Ruang pemisah yang terbentuk berisi cairan bening licin, agar jantung mudah bergerak saat pemompaan darah.

Kerangka jantungSebagai tempat pertautan langsung otot ventrikel atau atrium, katup, tricuspid dan mitral.

Atrium kananMenampung darah vena dari seluruh tubuh selama fase systole ventrikel. Kemudian selama fase diastole, darah dalam atrium kanan, mengalir ke ventrikel kanan melewati katup tricuspid (darah yang kaya akan karbondioksida dari pembuluh vena cava yaitu vena cava inferior atau posterior dan vena cava superior/vena cava anterior)

Ventrikel kananMemompa darah melalui sirkulasi pulmonal. Ventrikel kanan memompa darah ke paru-paru

Atrium kiriMenampung darah yang datang di vena cava superior dan bertindak sebagai tempat penimbuanan sementara sebelum darah kemudian dikosongkan ke ventrikel kanan (darah yang kaya oksigen dari pulmo melalui pembuluh vena pulmonalis sinister dan darah tersebut kemudian disalurkan ke ventrikel sinister melalui valvula bikuspidalis/valvula mitral).

Katup JantungMemungkinkan darah mengalir hanya ke satu arah dalam jantung. Agar darah tidak tercampur, menjaga darah sehingga tidak kembali di atrium atau ventrikel. Di bagian kanan jantung, ada katup trikupidal dan di bagian kiri jantung ada katup bikuspidal

Arteri koronaria Pembuluh yang menyuplai otot jantung yang memiliki kebutuhan metabolisme tinggi terhadap oksigen dan nutrisi.

Sekat JantungMemisahkan ruang antar jantung

1. Septum Atriorum Sekat ini memisahkan ruang antara atrium dexter dan atrium sinister

2. Septum InterventrikularisSekat ini memisahkan ruang antara ventrikel dexter dan sinister.

3. Septum AtrioventrikularisSekat ini memisahkan ruang antara atrium dan ventrikel baik itu antara atrium dexter dengan ventrikel dexter dan antara atrium sinister dengan ventrikel sinister.

Arteri koronaria adalah pembuluh yang menyuplai otot jantung. Arteri koronaria muncul dari aorta dekat hulunya di ventrikel kiri. Dinding sisi kiri jantung disuplai dengan bagian lebih banyak melalui arteri koronaria utama kiri, yang kemudian terpecah menjadi dua cabang besar ke bawah (arteri desendens anterior sinistra) dan melintang (arteri sirkumfleksa) sisi kiri jantung. Jantung kanan dipasok seperti itu pula dari arteri koronaria dekstra. Tidak seperti arteri lain, arteri koronaria diperfusi (pengaliran cairan lewat pemuluh darah organ khusus; jantung) selama diastolik.

Arteri koroner kanan, atrium kanan, ventrikel kanan anterior menyuplai: aspek posterior septum (90 % populasi), otot papilar posterior, sinus dan nodus AV (80-90 % populasi), aspek inferior ventrikel kiri.

Arteri koroner kiri, desendens anterior kanan menyuplai : dinding ventrikuler kiri anterior, septum interventrikuler anterior (cabang septum menyuplai sistem konduksi, berkas Hils da cabang berkas), otot papilar anterior, apeks ventrikuler kiri. Sirkumfleks menyuplai : atrium kiri, permukaan posterior ventrikel kiri, Aspek posterior septum11. Jelaskan lapisan otot jantung

Otot jantung = jaringan otot khusus yang menyusun dinding jantung. Secara mikrokopis, otot jantung mirip otot serat lurik (skelet), berada di bawah kontrol kesadaran. Secara fungsional menyerupai otot polos karena sifatnya volunter. Serat otot jantung tersusun secara interkoneksi (sinstium) yang dapat berkontraksi dan relaksasi tiap-tiap serabut otot akan memastikan kelekukan ritmik otot jantung sebagai satu keseluruhan dan memungkinkan berfungsinya sebagai pompa. Otot jantung itu sendiri dinamakan miokardium.

a. Pericardium

Merupakan kantong fibrosa yang menutupi seluruh bagian jantung. Tersusun atas 2 sacs (kantong), outer sacs terdiri atas jaringan fibrosa dan bagian dalam dari double layer dari membran serosa. Fibrosa luar sacs bersambungan dengan tunica adventisiadari pembuluh darah besar di bawahnya. Lapisan luar dari membran serosa disebut parietal pericardium, membatasi fibrous sacs, inner layer, visceral pericardium (epicardium), adherent dengan otot jantung. Membran serosa mengandung sel epitelial flattened. Mengsekresikan cairan serosa ke rongga antara lapisan viseral dan parietal, yang mana dapat menghasilkan pergesekan antara rongga ketika jantung berdenyut.

Pericardium merupakan kantong dengan lapisan ganda : kedua lapisan tersebut dihubungkan dan dapat bergerak luwes satu diatas yang lainnya dengan bantuan cairan yang disekresi dan melembabkan permukannya. Jumlah normal cairan yang terdapat adalah berkisar 20 ml. pada akar dari jantung (di mana pembuluh besar, limpatik dan persarafan masuk kedalmnya) kedua lapisan berlanjut. Terdapat lapisan lemak di antara miokardium dan lapisan perikardium di atasnya.b. Miokardium

Membentuk sebagian besar dari dinding jantung dan hanya ada di jantung. Bekerja tidak di bawah control seperti otot. Tiap sel memiliki nuckleus dan cabang-cabang. Ujung-ujung sel dan cabang-cabang berhubungan sangat dekat dengan ujung dan cabang dari adjacent cell. Myocardium lebih tebal pada bagian apex dan semakin tipis pada bagian base. Hal ini menggambarkan jumlah beban kerja pada tiap bilik terhadap kontribusinnya dalam memompa darah. Myocardium paling tebal terdapat pada ventrikel kiri yang mempunyai beban kerja paling tinggi.

Miokardium membentuk serat otot jantung, yang merupakan otot lurik dan berhubungan satu dengan yang lainnya oleh percabangan otot. Serat tersebut sudah mulai berkontraksi pada masa embrio sebelum satu sarafpun mencapai serat tersebut dan berlanjut untuk berkontraksi walaupun terjadi gangguan jaringan penunjang halus dan berkilatan suplai sarafc. Endokardium

Bagian tipis, halus, glistening membrane yang membuat aliran darah mulus masuk ke dalam jantung. Mengandung epithelial sel datar, dan bersambungan dengan garis endhotelium pada pembuluh darah.

Melapisi sebelah dalam dari bilik jantung dan menutupi katup pada kedua sisinya. Endokardium terdiri dari lapissan sel-sel endothelial, dibawahnya terdapat lapisan jaringan penunjang halus dan berkilat13. Apabila Tn. K melanjutkan/memaksakan tetap menaiki tangga hingga beberapa lantai lagi, apa yang dapat terjadi padaTn.K ?Jelaskan prosesnya. Apabila Tn. K melanjutkan/memaksakan tetap menaiki tangga hingga beberapa lantai lagi, apa yang dapat terjadi padaTn.K ?Jelaskan prosesnya

Mr K bernafas pendek karena ia memaksakan diri untuk tetap menaiki tangga. Hal tersebut menyebabkan kenaikan O2 yang diperlukan untuk meningkatkan metabolisme tubuh untuk menghasilkan energi dalam tubuh. Metabolisme yang terjadi dalam kasus ini adalah anaerob. Melalui metabolisme ini, CO2 juga meningkat, yang juga merupakan hasil asam laktat untuk mengarbsorbi O2 menjadi asam piruvat. CO2 yang berlebih di otak bereaksi dengan H2O dan dari H+ dan HCO3-, sehingga terjadi hiperventilasi paru-paru. Bila terjadi hal ini dapat menyebabkan pasokan O2 ke otak berkurang karena O2 terkonsentrasi untuk membentuk asam piruvat.14. Jelaskan perubahan fungsi jantung pada setiap tahapan usiaPerubahan Fungsi Jantung pada Setiap Tahapan Usia

a. fungsi jantung embrioSirkulasi darah dari jantung kiri bisa masuk ke jantung kanan karena tidak ada pembatas yang memisah dua bagian. sehingga darah bersih dan darah kotor tercampur. Embrio mendapatkan darah dan O2 dari ibu melalui plasentab. Bayi baru lahirDenyut jantung neonatus secara bertahap menurun dari denyut jantung janin 130 sampai 160 kali per menit turun menjadi 120 sampai 140 kali per menit. Sistole dan diastole dalam keadaan durasi yang lebih pendek, intensitas lebih besar dan bunyi yang lebih tinggi. Rata-rata tekanan darah adalah 74/46 mmHg. Gerak pernapasan bayi baru lahir terutama dengan perut dan bervariasi dalam waktu dan iramanya, tetapi rata-rata waktu pernapasan adalah 30-50 kali per menit.

c. Pada akhir tahun pertamaFungsi fisiologis stabil, denyut jantung 80-130 kali per menit, tekanan darah 72 sampai 110/38 sampai 72 mmHg.d. Masa todlerMendekati usia 12 sampai 36 bulan. Sistem jantung paru menjadi stabil pada masa todler. Sistem jantung dan paru menjadi stabil, rata-rata denyut jantung 110 kali per menit dan 25 kali pernapasan per menit, secara berurutan dan tekanan darah bervariasi, rendah pada masa bayi dan peningkatan sedikit pada diastolik. Rentang normal dari tekanan darah adalah sistolik 70-110 dan diastolik 40-70.e. Tahun PrasekolahWaktu rata-rata denyut jantung dan pernapasan menurun hanya sedikit mendekati 90 kali per menit dan 22 sampai 24 kali pernapasan per menit. Tekanan darah meningkat sedikit ke nilai rata-rata 95/58 mmHg.f. Anak usia sekolahFungsi kardiovaskular baik dan stabil selama tahun usia sekolah. Denyut jantung rata-rata 70-90 denyut per menit, tekanan darah normal kira-kira 110/70 mmHg dan frekuensi pernapasan stabil 19-21. Pertumbuhan paru minimal dan pernapasan menjadi lebih lambat, lebih dalam, dan lebih teratur. Akan tetapi pada akhir periode ini, jantung 6 kali ukurannya saat lahir dan umumnya sudah mencapai ukuran dewasanya.g. DewasaPerubahan fisiologis utama terjadi antara usia 40 sampai 65. Suara jantung normal, sistole : S1 lebih kecil dari S2 pada basal, diastole : S1 lebih besar dari S2 pada apeks, titik nadi maksimal : pada daerah interkosta kelima pada garis midklavikula dan diameternya 2cm atau kurang, tekanan darah : 95-140/60-90 mmHg.h. LansiaPeningkatan signifikan pada tekanan sistolik dengan peningkatan ringan pada tekanan diastolik, biasanya terjadi perubahan yang tidak signifikan pada denyut jantung saat istirahat, murmur diastolik umum, nadi perifer mudah dipalpasi, nadi kaki lebih lemah dan ekstremitas bawah lebih dingin terutama pada malam hari.15. Identifikasikan pembuluh darah yang ada pada gambar beserta arah alirannya.

Pembuluh Darah Beserta Alirannya

Jantung mempunyai pace maker (SA node, AV Node, bundel His dan serabut purkinje) sehingga jantung dapat melakukan aktivitas listriknya.

16. Jelaskan pace maker tersebut Sebagian besar sel otot jantung memiliki kapasitas untuk membangkitkan potensial aksi secara mandiri. Akan tetapi, sel-sel tertentu lebih permeable terhadap ion natrium dibandingkan dengan sel lain, sehingga lebih bermuatan positif dari pada sel-sel lain. Sel yang sedikit terdepolarisasi ini mencapai ambang dan mencetuskan potensial aksi lebih awal dibandingkan sel lain. Sel yang cepat membangkitkan potensial aksi ini mudah untuk menyalurkan eksitasinya ke sel lain karena setiap sel otot jantung saling berhubungan satu sama lainnya. Sel yang terdepolarisasi paling cepat pada jantung mengendalikan kecepatan (pace) kontraksi. Sel yang secara normal mengalami depolarisasi paling cepat adalah sel nodus SA. Nodus SA, yang terletak di dinding atrium kanan, adalah pacemaker ( pemacu ) utama jantung.

a. Nodus sinus (S-A)

Terletak pada dinding atrium dextrum di bagian atas sulcus terminalis, tepat di sebelah kanan muara vena cava superior. Merupakan asal impuls ritmik elektronik yang secara spontan disebarkan ke seluruh otot-otot jantung atrium dan menyebabkan otot-otot ini berkontraksi.2 Nodus sinus merupakan bagian otot jantung yang khusus, berukuran kecil, tipis dan berbentuk elips, dengan lebar kira-kira 3 milimeter, panjang 15 milimeter, dan tebal 1 milimeter. Nodus tersebut terletak di dalam dinding postero-laterral dan atrium kanan tepat di bawah dan sedikit lateral dari lubang vena cava superior. Serabut-serabut nodus ini hampir tidak memiliki filamen otot kontraktil dan masing-masing hanya berdiameter 3-5 mikrometer; yang sangat berbeda dengan diameter serabut-serabut otot yang terdapat di sekeliling atrium yang besarnya 10-15 mikrometer. Namun, serabut-serabut nodus sinus secara langsung behubungan dengan serabut-serabut otot atrium, sehingga setiap potensial aksi yang dimulai di dalam nodus sinus akan segera menyebar ke dalam dinding otot atrium.1

b. Nodus atrioventricular (A-V)Terletak pada bagian bawah septum interatriale tepat di atas tempat perlekatan cuspis valve tricuspidalis. Dari sini, impuls jantung dikirim ke ventrikel oleh fasciculus atrioventricular. AV node distimulasi oleh gelombang eksitasi pada waktu gelombang ini melalui myocardium atrium. Kecepatan konduksinya sekitar 0,11 detik, memberikan waktu yang cukup untuk atrium mengosongkan darahnya ke dalam ventrikel sebelum ventrikel kembali berkontraksi.2c. Fasciculus atrioventricularis (bundle His)Merupakan satu-satunya jalur serabut otot jantung yang menghubungkan myocardium atrium dan myocardium ventriculus, oleh karena itu fasciculus ini merupakan satu- satunya jalan yang dipergunakan oleh impuls jantung dari atrium ke ventrikel. Berkas his berjalan turun melalui rangkan fibrosa jantung.Kemudian berjalan turun di belakang cuspis septalis valve tricuspidalis untuk mencapai pinggir inferior pars membranacea septum interventricular. Pada pinggir pars muscularis septum, berkas his terbelah menjadi dua cabang, satu cabang untuk setiap ventrikel. Cabang berkas kanan berjalan turun pada sisi kanan septum interventriculare untuk mencapai trabecula septomarginalis, tempat cabang ini menyilang dinding anterior ventriculus dexter. Di sini cabang tersebut berlanjut sebagai plexus Purkinje.Cabang berkas kiri menembus septum dan berjalan turun pada sisi kiri di bawah endocardium. Biasanya cabang ini bercabang dua (anterior dan posterior), yang akhirnya melanjutkan diri sebagai serabut-serabut plexus Purkinje ventriculus sinister. Aktivitas system konduksi/penghantar dapat dipengaruhi oleh saraf otonom yang menyarafi jantung. Saraf parasimpatis memperlambat irama dan menggunakan kecepatan penghantaran impuls; saraf simpatis mempunyai efek yang berlawanan.2d. Jalur Konduksi Internodus Jalur internodus anterior berjalan meninggalkan ujung anterior nodus anterior sinuatrialis dan berjalan ke anterior menuju ke muara vena cava superior. Jalur ini berjalan turun pada septum atrium dan berakhir pada nodus atrioventricularis. Jalur internodus medius meninggalkan ujung posterior SA node dan berjalan ke posterior menuju muara vena cava superior. Jalur ini turun ke bawah pada septum atrium menuju ke AV node. Jalur internodus posterior meninggalkan bagian posterior SA node dan turun melalui crista terminalis dan valve vena cava inferior menuju ke AV node.2

17. Jelaskan sistem konduksi elektrikal /aktifitas listrik di jantung a. Jalur internodus dan Penjalaran Impuls Melalui Atrium

Ujung serabut-serabut nodus sinus berhubungan langsung dengan serabut-serabut otot atrium di sekelilingnya. Oleh karena itu, potensial aksi yang berasal dari nodus sinus akan menjalar keluar dan masuk ke dalam serabut-serabut otot atrium. Dengan cara inilah potensial aksi menyebar ke seluruh massa otot atrium dan akhirnya, ke nodus A-V.1b. Nodus A-V (Atrioventrikular), dan Penundaan Konduksi Impuls dari Atrium ke Ventrikel

Nodus ini terletak pada dinding posterior atrium kanan, tepat di belakang katup trikuspid. Setelah berjalan melalui jalur-jalur internodus, impuls akan mencapai nodus A-V kira-kira 0,03 detik sesudah keluar dari asalnya yakni dari nodus sinus. Kemudian penundaan lain terjadi selama 0,09 detik di dalam nodus A-V sendiri sebelum impuls masuk ke bagian penembusan dari berkas A-V (penetrating portion), tempat impuls memasuki ventrikel. Penundaan terakhir selama 0,04 detik terjadi terutama dalam bagian penembusan di berkas A-V ini, yang terdiri atas fasikulus kecil multiple yang melewati jaringan fibrosa yang memisahkan atrium dari ventrikel.1c. Penjalaran Cepat di dalam Sistem Purkinje Ventrikel

Serabut purkinje khusus berjalan dari nodus A-V dan masuk ke dalam ventrikel. Kecuali untuk bagian awal serabut ini yang menembus sawar fibrosa A-V, serabut purkinje memiliki karakteristik fungsional yang berlawanan dengan fungsi serabut nodus A-V. Serabut purkinje merupakan serabut yang sangat besar, bahkan lebih besar daripada serabut otot ventrikel normal, dan serabut ini menjalarkan potensial aksi dengan kecepatan 1,5 sampai 4,0 m/detik, yang kira-kira 6 kali kecepatan dalam otot ventrikel biasanya, dan 150 kali kecepatan dalam serabut nodus A-V. keadaan ini memungkinkan penjalaran impuls jantung secara cepat ke seluruh otot ventrikel yang tersisa.1

d. Penjalaran Impuls Jantung di dalam Ventrikel

Sekali impuls mencapai ujung serabut purkinje, impuls akan dihantarkan ke massa otot ventrikel oleh serabut-serabut oto ventrikel itu sendiri. Kecepatan penjalaran itu sekarang hanya 0.3 sampai 0,5 m/detik, yakni seperenam dari kecepatan dalam serabut Purkinje.Otot jantung membungkus sekeliling jantung dalam suatu spiral ganda, disertau septa fibrosa di antara lapisan-lapisan berspiral; oleh karena itu, impuls jantung tidak perlu langsung menjalar keluar menuju ke permukaan jantung tetapi sebaliknya berbelok menuju ke permukaan di sepanjang spiral-spiral tersebut. Oleh karena hal ini, penjalaran dari permukaan endokardium ke permukaan epikardium dari ventrikel membutuhkan waktu sebanyak 0,03 detik, kira-kira hampir sama dengan waktu yang dibutuhkan untuk penjalaran ke seluruh bagian ventrikel system purkinje. Sehingga, jumlah total waktu yang dibutuhkan untuk penjalaran impuls jantung dari tempat awal di cabang berkas hingga ke bagian akhir dari serabut otot ventrikel pada jantung yang normal adalah kira-kira 0,06 detik.1

18. Berikut adalah gambaran elektro kardio gram (EKG), jelaskan proses terjadinya EKG dan jelaskan setiap segmen pada gambar tersebut.PR Q S

QRS QT

PP

Proses terjadinya EKG dapat disimpulkan sbb:

Aktifitas listrik jantung dapat dilihat dengan alat Elektro kardio Gram. Setiap fase siklus jantung dicerminkan oleh gelombang tertentu yang direkam dan dicatat pada lembar ketas EKG, aktifitas llisrik jantung disaadap oleh seperangkat lead atau elektroda yang deletakkan pada 12 titik Lead. Saat elektoroda ditempatkan pada permukaan kkulit yang datar dan anatomis standar, perlekatan antara kulit dan elektroda dapat terjalin smepurna ketika elektroda dilekatkan pada pemukaan kulit yang datar yakni dipergelangan tangan dan tumit. Apabila keempat elektroda ekstrimitas sudah terpasang maka ke 6 lead yang pertama dapat dicatat.: lead I,II,II dan AVR,AVL,AVF. Keenam lead prekordial atau lead V dilekatkan dengan cara yang sama.(brunner & suddath, 2002)

Elektrokardiogram(EKG) rekamaman potensial listrik yang timbul sebagai akibat aktivitas jantung.Yang dapat direkam adalah aktivitas listrik yang timbul pada waktu otot otot jantung berkontraksi .Sedangkan potensial aksi pada sistem konduksi jantung tak terukur dari luar karena terlalu kecil.

Rekaman EKG biasanya di buat pada kertas yang berjalan dengan kecepatan baku 25 mm/detik dan defleksi 10 mm sesuai engan potensial 1 mV .Gambaran EKG yang normal menunjukan sbb:

a. Gelombang P. Gelombang ini umumnya berukuran kecil dan merupakan hasil depolarisasi atrium kanan dan kiri .b. Segmen PR. Segmen ini merupakan garis isoelektrik yang menghubungkan gelombang P dan gelombang QRS .c. Gelombang komplek QRS. Gelombang QRS adalah suatu kelompok yang merupakan hasil depolarisasi ventrikel kanan dan kiri .Gelombang kompleks QRS pada umumnya terdiri dari gelombang Q yang merupakan gelombang ke bawah yang pertama ,gelombang R yang merupakan gelombang ke atas yang pertama ,dan gelombang S yang merupakan gelombang ke bawah pertama setelah gelombang R.d. Segmen ST. Segmen ini merupakan garis isoelektrik yang menghubungkan kompleks QRS dan gelombang T .e. Gelombang T. Gelombang T merupakan potensial repolarisasi ventrikel kanan dan kiri f. Gelombang U. Gelombang ini berukuran kecil dan sering tidak ada.Asal gelombang ini masih belum jelas.Gelombang yang merupakan hasil repolarisasi atrium sering tak dapat di kenali karena berukuran kecil dan biasanya terbenam dalam gelombang QRS .Kadang kadang gelombang repolarisasi atriumini bisa terlihat jelas pada segmen PR atau ST , dan di sebut gelombang Ta.

Kebutuhan oksigenasi di mulai dari proses ventilasi dan kemudian proses transportaqsi .Dalam system transportasi kita mengenal istilah sirkulasi yaitu proses distribusi oksigen dari jantung ke seluruh tubuh yang melibatkan berbagai organ .

19. Apa yang dimaksud dengan sirkulasi sistemik dan pulmonal, jelaskan a. Sistem Sirkulasi Sistematik Sirkulasi sistematik dimulai pada arteri dan vena yang mengantarkan nutrient dan oksigen kejaringan dan membuang sampah dari jaringan.Ventrikel kiri memompakan darah masuk ke aorta.Dari aorta darah di salurkan masuk kedalam aliran yang terpisah secara progressive memasuki arteri sistemik yang membawa darah tersebut ke organ ke seluruh tubuh kecuali sakus udara (Alveoli) paru-paru yang disuplay oleh sirkulasi pulmonal. Sirkulasi sistemik1) Mengalirkan darah ke berbagi organ2) Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda3) Memerlukan tekanan permulaan yang besar4) Banyak mengalami tahanan5) Kolom hidrostatik panjangSirkulasi sistemik dapat dibagi menjadi lima :1) ArteriDinding aorta dan arteri besar mengandung banyak jaringan elastis dan sebagian otot polos. Jaringan arteria ini terisi sekitar 15% dari volume total darah. Karena itu sistem arteria dianggap sebagai sirkuit yang rendah volumenya tetapi tinggi tekanannya. Karena sifat dan tekanan ini maka cabang-cabang arteri disebut sirkui tresistensi. 2) ArteriolaDinding arteriola terdiri dari otot polos dengan sedikit serabut elastis yang sangat peka dan dapat berdilatasi atau berkontraksi untuk mengatur aliran darah ke jaringan kapiler. Arteriola menjadi tempat resistensi utama aliran darah dari seluruh percabangan arteria. Akibatnya tekanan pada kapiler akan turun mendadak dan aliran berubah dari berdenyut menjadi aliran tenang, sehingga memudahkan pertukaran nutrient pada tingkat kapiler. Pada persambungan antara arteriola dan kapiler terdapat sfingter prekapiler yang berada di bawah pengaturan fisiologis yang cukup rumit.3) KapilerDinding pembuluh kapiler sangat tipis, terdiri dari satu lapis sel endotel. Melalui membran yang tipis dan semipermeabel inilah nutrisi dan metabolit berdifusi dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke konsentrasinya rendah.4) VenulaVenula berfungsi sebagai saluran pengumpul dengan dinding otot yang relative lemah namun peka. Pada pertemuan antara kapiler dan venula terdapat sfingter postkapiler.5) VenaVena adalah saluran yang berdinding relative tipis dan berfungsi menyalurkan darah dari jaringan kapiler melalui sistem vena, masuk ke atrium kanan. Pembuluh vena dapat menampung darah dalam jumlah banyak dengan tekanan relatif rendah. Karena sifat aliran vena yang bertekanan rendah-bervolume tinggi, maka sistem vena disebut sistem kapasitas.. kira-kira 65% dari volume darah terdapat dalam sistem vena.b. Sirkulasi Pulmonal Sirkulasi pulmonal dimulai pada arterri pulmonal yang menerima darah vena yang membawa campuran oksigen dari ventrikel kanan,Dari jantung kanan darah dipompakan ke sirkulasi pulmonal.Jantung kanan menerima darah yang miskin oksigen dari sirkulasi sistemik.Darah di pompakan dari ventrikel kanan ke pulmonal trunk yang mana cabang arteri pulmonary membawa darah ke paru-paru kanan dan kiri.Pada kapiler pulmonal darah melepaskan CO2 yang di ekshalasi dan mengambil O2.Darah yang teroksigenasi kemudian mengalir ke vena pulmonal dan kembali ke atrium kiri.Tekanan berbagai sirkulasi karena jantung memompa darah secara berulang ke dalam aorta.Tekanan diaorta menjadi tinggi rata-rata 100 mmHg,karena pemompaan oleh jantung bersifat pulsatif,tekanan arteri berfluktuasi antara systole 120 mmHg dan diastole 80 mmHg. Sirkulasi Pulmonal1) Hanya mengalirkan darah ke paru 2) Hanya berfungsi untuk paru3) Mempunyai tekanan permulaan yang rendah4) Hanya sedikit mengalai tahanan5) Kolom hidrostatik pendek20. Jelaskan pengaturan pada sistem kardiovaskuler (Sistem saraf autonom, `Baroreseptor dan kemoreseptor)a. Sistem saraf otonom adalah serabut-serabut yang mempersarafi sitem krdiovaskuler. Terdiri dari dua bagian, yaitu sistem parasimpatis dan simpatis dengan efek saling berlawanan dan bekerja bertolak belankang untuk mempengaruhi perubahan pada denyut jantung.b. Baroreseptor merupakan salah satu sensor utama yang merupakan komponen-komponen system saraf otonom, terletak dilengkung aorta dan sinus karotikus. Reseptor ini peka terhadap peregangan atau perubahan bentuk dinding pembuluh darah akibat tekanan arteria. Simulasi reseptor ini pada peningkatan tekanan areria memberi aba-aba pada pusat pengaturan jantung untuk menghambat kegiatan jantung sebaliknya pengurangan tekanan arteria memulai refleks kegiatan jantung.c. Kemoreseptor merupakan bagian dari dua sensor utama selain baroreseptor, terletak didalam badan karotis dan lengkung aorta. Reseptor ini terangsang oleh penurunan kadar oksigen dalam arteri peningkatan tekanan karbondioksida dan peningkatan kadar-kadar ion hidrogen. Pengaktifan kemoreseptor akan merangsang pusat pengaturan jantung untuk meningkatkan kegiatan jantung. (Sylvia A.Price & Lorraine M.Wilson, 2006)21. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi cardiak output jantung Cardiac output atau bisa juga disebut curah jantung adalah jumlah darah yang dipompa oleh ventrikel selama satu satuan waktu. Curah jantung pada orang dewasa sehat dengan berat 70 kg normalnya sekitar 4-6 L/ menit. Namun sangatg bervariasi, tergantung kebuttuhan metabolism tubuh. Misalnya : pada saat latihan, kehamilan, dan demam curah jantung meningkat, tetapi ketika tidur, curah jantung menurun. Faktor yang mempengaruhi cardiac output jantung adalah sebagai berikut :a. Frekuensi jantung (HR)

1) SSO2) HORMONb. Volume Sekuncup (SV)1) EDV= end diastolic volume

2) ESV= end sistolic volume

c. Preload yaitu tenaga yang menyebabkan otot ventrikel meregang sebelum menjalani eksitasi dan kontriksi.d. Kontraktilitas intrinsik yaitu tenaga yang di bangkitkan oleh kontraksi miokardium pada kondisi itu.e. Afterload yaitu tekanan yang harus dilawan ventrikel untuk menyemburkan darahPenurunan curah jantung disebabkan oleh faktor-faktor jantung.

a. Tamponade jantung

b. Penyakit katup jantung yang berat

c. Miokarditis

d. Kekacauan metabolisme jantung

Penurunan curah jantung oleh faktor perifer di luar jantung penurunan aliran balik vena.

a. Penurunan volume darah

b. Dilatasi vena akut

c. Penyumbatan vena besar

d. Berkurangnya massa jaringan, terutama berkurangnya massa otot rangka.

Curah jantung tinggi, akibat dari penurunan tahanan perifer total yang kronis.

a. Beriberi

b. Fistula arteriovenosa

c. Hipertirodisme

d. Anemia

22. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi sistem Kardiovaskulera. Faktor yang tidak dapat di ubah:

1) Hereditas (keturunan)

2) Usia

3) Jenis kelamin

b. Faktor yang bisa diubah

1) Perubahan lipid serum

2) Merokok

3) DM

4) Obesitas

5) Gaya hidup

6) Silklus Kesehatan

7) Stress & koping8) Perubahan level hemocystein.23. Bagaimana proses terjadinya tekanan darah dan nadi / heart rate.

a. Nadi

Nadi adalah gelombang yang dikirimkan melalui arteri sebagai respon terhadap dorongan darah dari jantung menuju aorta. Hal ini tidak berhubungan dengan lewatnya darah di sepanjang arteri. Aliran darah mengaliri tubuh dalam sirkuit yang kontinu. Implus elektris berasal dari nodus sinoatrial (AV) berjalan melalui otot jantung untuk menstimulasi kontraksi jantung. Pada setiap kontraksi vertikel, darah yang masuk ke aorta sekitar 60-70 ml (volume sekuncup). Pada setiap ejeksi volume sekuncup, dinding aorta berdistensi, menciptakan gelombang denyut yang dengan cepat berjalan melaui bagian akhir arteri. Gelombang denyut bergerak 15 kali lebih cepat melalui aorta dan 100 kali lebih cepat melalui arteri kecil daripada volume darah yang diejeksikan (Guyton, 1991). Pada saat nadi mencapai arteri perifer, dapat dirasakan dengan mempalpasi arteri .Volume darah yang dipompa oleh jantung dalam 1 menit adalah curah jantung, hasil dari frekuensi jantung memompa 5 L darah per menitFactor mekanis, neural dan kimia meregulasi kekuatan kontraksi jantung dan volume secukupnya. Tetapi factor mekanis, neural dan kimia tidak dapat mengubah volume sekuncup, perubahan frekuensi jantung akan mengakibatkan perubahan pada tekanan darah. Jika frekuensi jantung meningkat, waktu yang dibutuhkan untuk mengisi jantung menjadi lebih sedikit. Jika frekuensi jantung meningkat tanpa ada perubahan pada volume sekuncup, tekanan darah akan menurun. Jika frekuensi jantung perlahan, waktu pengisian ditingkatkan dan tekanan darah meningkat. Ketidakmampuan tekanan darah berespon terhadap peningkatan dan penurunan frekuensi jantung dapat mengidentifikasikan deviasi kesehatan dan dilaporkan pada dokter.Penyebab nadi yang menjadi lambab, cepat atau tidak regular secara normal dapat mengubah curah jantung. (fundamental keperawatan vol 1)

b. Tekanan Darah

Tekanan darah menggambarkan interelasi dari curah jantung, tahanan vaskuler perifer, volume darah, viskositas darah dan elastisitas arteri. (fundamental keperawatan vol 1). Tekanan darah adalah tekanan desakan darah pada pembuluh darah. (anatomi dan fisiologi modern)Tekanan darah terbesar pada aorta selanjutnya menghilang bersama mengalirnya darah. Mengalami peningkatan pada keadaan emosional dan latihan dan menurun selama tidur. Dua cara pengukuran yang digunakan adalah tahanan sistolik dan diastolic.

1) Diastole

a) Darah berasal dari vena memasuki atrium kanan melalui vena kava superior dan inferior.

b) Darah yang teroksigenisasi mengalir kedalam atrium kiri melalui vena pulmonalis

c) Kedua katub antriovaskuler (AV) (tricuspid dan mitral) tertutup dan darah ditahan masuk dari atrium ke dalam ventrikel

d) Katub pulmonalis dan aorta tertutup, mencegah darah kembali dari arteria pulmonalis ke dalam ventrikel kanan dan dari aorta ke dalam ventrikel kiri

e) Karena darah lebih banyak memasuki atrium, tekanan di atrium meningkat, katub AV terbuka dan darah mulai mengalir dari atrium ke dalam ventrikel

2) Sistole

a) Distimulasi oleh nodus sino atrial, dinding atrium berkontraksi, mendorong seluruh darah dari atrium ke dalam ventrikel.

b) Dinding ventrikel melebar untuk menampung darah tersebut dari arteri dan di mulai untuk berkontraksi

c) Karena tekanan di dalam ventrikel lebih besar dari tekanan di atrium, katub AV tertutup. Korda tendinae mencegah katub terdorong kedalam atrium.

d) Ventrikel terus berkontraksi. Katup pulmonalis dan katup aorta terbuka dengan peningkatan tersebut

e) Darah di alirkan dari ventrikel kanan ke dalam arteria pulmonalis dan darah dari ventrikel kiri di alirkan ke dalam aorta.

f) Kontraksi otot jantung kemudian berhenti , dan dengan terjadinya relaksasi otot jantung siklus baru di mulai kembali

B STRUKTUR PEMBULUH DARAH

Sebutkan dan jelaskan pembuluh darah yang membawa darah keluar dari jantung:1. Pembuluh Darah yang Membawa Darah Keluar dari Jantung

a. Arteri merupakan pembuluh yang bertugas membawa darah menjauhi jantung. Tujuannya adalah sistemik tubuh, kecuali a.pulmonalis yang membawa darah menuju paru untuk dibersihkan dan mengikat oksigen. 1) Arteri coronaria dextra

Arteri coronaria dextra berasal dari sinus anterior aortae dan berjalan ke depan di antara trunkus pulmonalis dan aurikula dextra. Arteri ini berjalan turun hamper vertical didalam sulcus antrioventriculare dextra, dan pada pinggi inferior jantung pembuluh ini melanjut ke posterior sepanjang sulcus antrioventricularis untuk beranastomosis dengan arteria coronaria sinistra di dalam sulcus interventricularis posterior. Cabang-cabang arteri coronaria dextra berikut ini mendarahi atrium dextrum dan ventriculus dexter, sebagian dari atrium sinistru dan ventriculus sinister, dan septum antrioventriculare.

2) Arteri coronaria sinistra

Arteri coronaria sinistra biasanya lebih besar dibandingkan dengan arteri coronaria dextra. Mendarahi sebagian besar jantung termasuk sebagian besar atrium sinister, ventriculus sinister, dan septum ventriculare. Arteria ini berasal dari posterior kiri sinus aortae ascenden dan berjalan ke depan diantara trunkus pulmonalis dan auricular sinistra kemudian pembuluh ini berjalan di sulcus atrioventricularis dan bercabang dua menjadi ramus interventricularis anterior dan ramus circumflexus. Arteria coronaria sinistra mendarahi hamper semua ventriculus sinister, sebagian kecil ventriculus dexter sebelah kanan sulcus interventricularis, 2/3 anterior septum ventriculare, hamper seluruh atriumkiri, cabang berkas kanan dan cabang berkas kiri vasciculus atrioventricularis.

Arteri terbesar yang ada dalam tubuh adalah aorta, yang keluar langsung dari ventrikel kiri jantung.Arteri ini mempunyai dinding yang kuat dan tebal tetapi sifatnya elastis dan terdiri dari tiga lapisan yaitu :

1) Tunika intima ( interna ).

Yaitu lapisan yang paling dalam sekali yang berhubungan darah dan terdiri dari jaringan endotel

2) Tunika media

Yaitu lapisan tengah yang terdiri dari jaringan otot yang sifatnya elastis dan termasuk otot polos.3) Tunika eksterna ( adventisima )Yaitu lapisan yang paling luar sekali terdiri dari jaringan ikat gembur yang berguna menguatkan dinding arteri.

b. Aorta

Pembuluh nadi besar disebut juga aorta. Pembuluh ini berhubungan langsung dengan bilik kiri, sehingga membawa darah kaya O2 yang akan dibawa ke seluruh tubuh, bagian kepala maupun bagian bawah dari organ tubuh. Pembuluh nadi lain yang berhubungan dengan bilik kanan adalah arteri pulmonales, yaitu mengangkut darah yang kaya CO2 . Pembuluh ini menghubungkan darah menuju organ paru-paru kiri dan kanan. Gas CO2 di dalam paru-paru akan dilepaskan dan diganti dengan O2 yang kemudian dibawa menuju jantung.

c. Arteriola

Pembuluh ini merupakan cabang arteri yang berhubungan langsung dengan kapiler. Pada kapiler ini akan terjadi pertukaran gas, kemudian dari kapiler ini darah akan kembali ke jantung melalui venula dan dibawa ke pembuluh balik (vena).

d. Kapiler

1) Tempat pertukaran zat antara darah dan jaringan.

2) Pertukaran zat di kapiler terjadi scr difusi.

3) Dinding kapiler yg hanya selapis endotel memungkinkan terjadinya pertukaran zat.

4) Rangkaian arteriol-kapiler-venula: mikrosirkulasi/ terminal vascular bed5) Aliran darah di kapiler paling lambat karena total luas penampang kapiler paling besar

Sebutkan bagian-bagian struktur pembuluh darah diatas:Sebutkan dan jelaskan pembuluh darah yang membawa darah masuk ke jantung:

Vena adalah saluran saluran yang berdinding relative tipis dan berfungsi menyalurkan darah dari jaringan kapiler melalui system vena masuk ke atrium kanan. Vena merupakan pembuluh pada sirkulasi sitemik yang paling dapat meregang sekitar 64% volume darah total terdapat dalam system vena.

Vena-vena besar thorax

a. V.BrachiocephalicaV.Brachiocephalica dextra dibentuk pada pangkal leher oleh gabungan vena subclavia dextra dan vena jugularis interna dextra. V.Brachiocephalica simistra mempunyai asal yang sama. V.Brachiocephalica simistra berjalang miring kebawah dan kanan dibelakang manubrium sternum dan didepan cabang-cabang besar arcus aorta dan bergabung dengan vena Brachiocephalica dextra untuk membentuk vena cava superior

b. Vena cava superior

Merupakan vena besar yang menerima darah dari bagian atas leher dan kepala yang dibentuk dibentuk oleh persatuan dua vena Brachiocephalica yang masuk ke dalam atrium dextra. Vena azigos bersatu pada permukaan posterior vena kava superior sebelum masuk ke pericardiumc. Vena-vena azygos

Terdiri atas vena Azygos utama, vena Hemiazygos, dan Vena hemiazygos accesoria. Pembulu-pembuluh ini mengalirkan darah dari bagian-bagian posterior spatium intercostale, dinding posterior abdomen, pericardium, diaphragma, bronchi, dan oesopagus.

1) Vena Azygos

Pembuluh ini naik keatas melalui hiatus aorticus pada diafragma pada sisi kanan aorta samapi setinggi veterbra toracica V. Disini pembuluh ini melengkung kedepan diatas radixpulmonalis dan bermuara kedalam permukaan posterior vena cava superior.

2) Vena Hemiazygos

Vena ini naik keatas melalui crus simistrum diafragma, dan kira-kira setinggi vertebra thoracica VIII membelok kekanan dan bergabung dengan vena azygos. Vena ini menerima darah dari beberapa venae intercostales sinistra dan venae mediastinales.3) Vena Hemiazygos accessoria

vena ini dibentuk oleh gabungan dari empat sampai delapan venae intercostales. Dan bergabung dengan vena azygos setinggi vertebra thoracica VII.

d. Vena cava inferior

Vena cava inferior (pembuluh balik besar bawah) adalah pembuluh darah yang menerima darah dari badan dan kedua kaki. Darah yang dibawa oleh pembuluh darah jenis ini mengandung banyak CO2.

e. Vena pumonalis.

Dua vena pulmonalis yang meninggalkan paru-paru membawa darah teroksigenasi (banyak mengandung oksigen) dan masuk keatrium sinistra jantung.

f. Venula

Berfungsi sebagai saluran pengumpul dan terdiri dari sel-sel endotel dan jaringan fibrosa.

g. Sinus coronaries

Sinus coronaries adalah vena utama jantung. Merupakan pipa vena yang lebar, berjalan dari kiri ke kanan di dalam pars posterior sulkus koronarius. Sinus koronarius menerima vena cordis magna pada pada ujung kirinya dan vena cordis media serta vena cordis parva pada ujung kanannya. Sinus coronaria juga menerima muara vena posterior ventrikel sinistra dan vena marginal sinistra.

h. Vena cordis magna

Adalah anak cabang utama sinus koronarius. Bagian pertamanya adalah vena interventrikel anterior yang berasal dari dekat apek cordis, lalu berjalan asendens bersama ramus interventrikel anterior cabang arteri koronaria sinistra. Pada ulkus coronarius vena ini membelok ke kiri, dan bagian keduanya ini berjalan mengitari sisi kiri jantung bersama dengan ramus sirkumfleksus arteri coronaria sinistra untuk kemudian mencapai sinus koronarius. Dengan demikian aliran darah vena dan aliran darah arteria menjadi searah. Vena cordis magna mengalirkan darah vena yang berasal dari daerah-daerah jantung yang dipasok oleh arteri coronaria sinistra.

i. Vena cordis parva

Vena cordis parva merupakan vena jantung yang yang mengikuti perjalanan ramus marginal dextra dari arteri coronaria dextra. Vv. cordis media dan parva membawa darah venosa yang berasal dari hampir semua daera jantung yang biasanya dipasok oleh arteria coronaria dextra.

j. Vena cordis media ( vena interventrikuler posterior )

Vena cordi media adalah vena jantung yang mengikuti ramus interventrikel posterior.

k. Vena obligua atrii sinistri ( vena marshall )

Vena ini berjalan desendens pada dinding posterior atrium sinistra lalu bergabung dengan vena cordis magna membentuk bagian awal sinus koronarius. Vena marshall adalah sisa embrionaldari vena kardinalis komunis sinistra, yang biasanya mengalami atrofi pada masa fetal, tapi kadang-kadang masih dijumpai juga pada masa dewasa.

Gambar Struktur Pembuluh darah

Bagian-bagian struktur pembuluh darah

a. Tunica adventitia

Terdiri atas jaringan ikat yang kebanyakan unsurnya tersusun sejajar sumbu panjang pembuluh (memanjang). Berbatasan dengan tunika media mungkin terdapat tunika elastikan eksterna yang jelas. Tata bangun dan ketebalan relatif dari setiap lapisan tergantung pada jenis dan ukuran pembuluh.

b. Tunica media

Terdiri atas sel otot polos yang tersusun melingkar. Serat-serat elastin dan kolagen dalam jumlah yang beragam terselip di antara sel-sel otot polos.

c. Tunika intima

Lapisan dalam dari pembuluh darah, yang terbentuk dari sel-sel epitel yang dibungkus dengan serat-serat elastik longitudinal dan jaringan penyambung. Terdiri atas selapis sel endotel di sebelah dalam, diluarnya diliputi oleh lapisan subendotel yang merupakan jaringan ikat fibroelastis halus, dan yang paling luar berupa sabuk serat elastis yang disebut membran elastika interna yang mungkin tidak terdapat pada pembuluh darah lain.

d. Connective tissue

Sebagai pengantar darah ke dalam cabang-cabang kecil sistem buluh darah.

e. External elastic lamina

Membran elastik berfenestrasi yang membentuk komponen paling dalam dari tunika adventisia arteri. Memisahkan tunika media dari tunika adventisia atau di luarnya.

f. Internal elastic lamina

Membran elastika berfenestrasi yang membentuk komponen paling luar dari tunika intima arteri. Lamina elastika interna sangat jelas dan membentuk sabuk tebal berjendela yang terdiri atas jalinan padat serat elastin

g. Smooth muscle cells

Mempunyai cabang-cabang sitoplasma dan umumnya tersusun memanjang. Dikelilingi oleh sedikit jaringan ikat yang menyatu dengan jaringan ikat organ disekitarnya

h. Endothelium

Lapisan sel epitel yang melapisi rongga jantung dan pembuluh darah serta limfe dan rongga serosa tubuh. Melapisi lumen dari pembuluh darah dan merupakan bagian utama dindingnya.

STRUKTUR DARAH DAN FUNGSI DARAH BERKAITAN DENGAN OKSIGENASI Darah merupakan jaringan konektif yang memiliki 3 fungsi utama yaitu:

Transportasi, Regulasi dan proteksi. Salah satu zat yang ditransportasikan melalui darah adalah oksigen. Jelaskan mekanisme transportasi oksigen dan peran darah dalam transportasi tersebut. 1. Komponen Darah terdiri dari:

a. Sel darah merah (eritosit)

b. Sel darah putih (leukosit)

c. Keping darah (trombosit)

2. Komponen darah yang berperan dalam transport oksigen

Sel darah merah (eritrosit), merupakan sel yang telah berdiferensiasi jauh dan mempunyai fungsi khusus untuk transpor oksigen. Berbentuk seperti cakram bikonkaf, dan bila di lihat dalam bidang datar bentuknya bundar. Sel darah merah berdiameter sekitar 7,6 mikron atau mikrometer dan tebalnya 1,9 mikrometer.

3. Struktur sel darah merah (eritrosit)

Kandungan eritrosit adalah senyawa kimia terdiri dari suatu lipid dan kompleks protein koloid, terutama hemoglobin, yang tidak hanya menyebabakan warna eritrosit menjadi merah, tetapi ikut menentukan bentuk eritrosit.

a. Pembentukan hemoglobin

Mula- mula suksinil- Ko A yang dibentuk dalam siklus krebs berikatan dengan glisin untuk membentuk molekul pirol . Kemudian 4 pirol bergabung untuk membentuk protoporfirin IX yang kemudian bergabung dengan besi untuk membentuk molekul heme. Akhirnya setiap molekul heme bergabung dengan rantai polipeptida panjang, yaitu globin yang disintesis oleh ribosom, membentuk suatu sub unit hemoglobin yang disebut rantai hemoglobin. 4 rantai hemoglobin ini selanjutnya akan berikatan longgar satu sama lain untuk membentuk molekul hemoglobin yang lengkap.karena setiap rantai hemoglobin mempunyai sebuah gugus prostetik heme yang mengandung satu atom besi, dan karena adanya 4 rantai hemoglobin disetiap molekul hemoglobin, sehingga dapat ditemukan adanya atom besi berjumlah 4 pula.Setiap atom besi ini dapat berikatan longgar dengan satu molekul oksigen sehingga empat molekul oksigen dapat diangkut oleh setiap molekul hemoglobin.

b. Metabolisme HEME

HEME, GUGUS PROSTETIK hemoglobin dan sejumlah protein lain, merupakan anggota kelompok senyawa berwarna yang dinamakan porfirin. Heme merupakan porfirin yang terbanyak pada metabolisme manusia dan satu-satunya porfirin yang fungsinya diketahui.

Biosintesis Heme (Colby;1988):

1) Pembentukan unit pirol monometer

2) Kondensasi 4 unit pirol untuk membentuk polimer siklik

3) Modifikasi rantai samping

4) Oksidasi cincin untuk

c. Oksigenasi hemoglobin disertai dengan perubahan konformasi di dekat gugus Heme

Pada oksigenasi, atom besi dioksihemoglobin bergerak ke dalam bidang cincin heme. Gerakan ini diteruskan kepada bagian proksimal histidin bergerak ke arah bidang cincin tersebut, dan kepada residu asam amino yang melekat pada His F8.

4. Fungsi Sel Darah Merah

Fungsi utama sel darah merah(eritrosit) adalah pengangkutan hemoglobin, yang selanjutnya mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan. Jika hemoglobin terbebas dalam plasma manusia,kira-kira 3% dari hemoglobin tersebut bocor melalui membran glomerulus ginjal masuk ke dalam filtrat glomerulus setiap kali darah melewati kapiler. Oleh karena itu, agar hemoglobin tetap berada dalam aliran darah manusia, hemoglobin harus tetap berada di dalam sel darah merah.

Selain mengangkut hemoglobin, sel darah merah juga mempunyai fungsi lain. Contohnya, sel tersebut mengandung sejumlah besar karbonik anhidrase, suatu enzim yang mengatalisis reaksi reversibel antara karbondioksida (CO2) dan air (H2O) untuk membentuk asam karbonat (H2CO3), yang dapat meningkatkan kecepatan reaksi ini beberapa ribu kali lipat. Cepatnya reaksi ini membuat air dalam darah dapat mengangkut sejumlah besar CO2 dalam bentuk ion bikarbonat (HCO3-) dan jaringan ke paru-paru. Di paru-paru ion tersebut diubah kembali menjadi CO2 dan dikeluarkan ke dalam atmosfer sebagai produk limbah tubuh.

a. Jumlah hemoglobin dalam sel

b. Pembentukan sel darah merah

Proeritroblas( eritroblas basofil(eretroblas polikromatofil(eritroblas ortrokromatik(retikulosit(eritrosit

c. Oksigenasi jaringan

Setiap keadaan yang menyebabkan penurunan transportasi sejumlah oksigen ke jaringan biasanya akan meningkatkan kecepatan produksi sel darah merah. Jadi,bila seseorang menjadi anemis akibat adanya perdarahan atau kondisi lainnya, maka sumsum tulang belakang segera memulai produksi sejumlah besar sel darah merah. Selain itu, bila terjadi kerusakan pada sebagian besar sumsum tulang akibat sebab apapun, terutama oleh terapi dengan sinar-X, akan mengakibatkan hiperplasia sumsum tulang yang tersisa, dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan sel darah merah dalam tubuh.

5. Mekanisme transportasi oksigen:

Sistem pengangkut O2 ditubuh terdiri atas paru dan sistem kardiovaskuler. Pengangkutan O2 menuju jaringan tertentu bergantung pada jumlah O2 yang masuk kedalam paru, adanya pertukaran gas di paru yang adekuat, aliran darah yang menuju jaringan, dan kapasitas darah untuk mengangkut O2. Aliran adarah bergantung pada derajat konstriksi jalinan vaskular di jaringan serta curah jantung. Jumlah O2 didalam darah ditentukan oleh jumlah O2 yang larut, jumlah hemoglobin dalam darah, dan afinitas hemoglobin terhadap O2.

Tekanan Oksigen dan Karbondioksida dalam paru, darah dan jaringan:a. Transpor oksigen dalam darah

b. Difusi oksigen dari kapiler ke dalam cairan interstisial

c. Difusi oksigen dari kapiler ke sel

d. Difusi karbondioksida dari sel jaringan ke dalam kapiler jaringan dan dari kapiler paru ke dalam alveoli

Transpor oksigen dalam darah

a. Emoglobin Gabungan reversibel antara hemoglobin dan oksigen

b. Efek hemoglobin untuk dapar PO2 oksigen jaringan

c. Transpor oksigen dalam keadaan terlarut

Reaksi Hemoglobin dan Oksigen

Dinamika reaksi hemoglobn dengan O2 menjadikannya sebagai pembawa O2 yang sangat tepat. Hemoglobin adalah protein yang dibentuk dari empat sub unit, masing-masing mengandung gugus HEM (Heme) yang melekat pada sebuah rantai polipeptida. Pada orang dewasa, sebagian besar

PPOK1. Jelaskan proses penyakit pada PPOK

Fungsi paru-paru menentukan konsumsi oksigen seseorang, yakni jumlah oksigen yang diikat oleh darah dalam paru-paru untuk digunakan tubuh. Konsumsi oksigen sangat erat hubungannya dengan arus darah ke paru-paru. Berkurangnya fungsi paru-paru juga disebabkan oleh berkurangnya fungsi sistem respirasi seperti fungsi ventilasi paru.

Faktor-faktor risiko tersebut diatas akan mendatangkan proses inflamasi bronkus dan juga menimbulkan kerusakan pada dinding bronkiolus terminalis. Akibat dari kerusakan akan terjadi obstruksi bronkus kecil (bronkiolus terminalis), yang mengalami penutupan atau obstruksi awal fase ekspirasi. Udara yang mudah masuk ke alveoli pada saat inspirasi, pada saat ekspirasi banyak terjebak dalam alveolus dan terjadilah penumpukan udara (air trapping).

Hal inilah yang menyebabkan adanya keluhan sesak napas dengan segala akibatnya. Adanya obstruksi pada awal ekspirasi akan menimbulkan kesulitan ekspirasi dan menimbulkan pemanjangan fase ekspirasi. Fungsi-fungsi paru: ventilasi, distribusi gas, difusi gas, maupun perfusi darah akan mengalami gangguan (Brannon, et al, 1993).

2. Daftar berbagai cara diagnosis PPOK

a. Anamnesis: riwayat penyakit yang ditandai 3 gejala klinis dan factor-faktor penyebab

b. Pemeriksaan fisik:

Pasien biasanya tampak kurus dengan barrel-shaped chest (diameter anteroposterior dada meningkat)

Fremitus taktil dada berkurang atau tidak ada

Perkusi dada hipersonor, peranjakan hati mengecil, batas paru lebih rendah, pekak jantung berkurang

Suara nafas berkurang dengan ekspirasi memanjang

c. Pemeriksaan Radiologi :

Foto torax pada bronkitis kronik memperlihatkan tubular shadow berupa bayangan garis-garis yang pararel keluar dari hilus menuju apeks paru dan corakan paru yang bertambah

Pada emfisema paru, foto torax menunjukkan adanya overinflasi dengan gambaran diafragma yang rendah dan datar, penciutan pembuluh darah pulmonal, dan penambahan corakan ke distal.

c. Pemeriksaan fungsi paru

d. Pemeriksaan gas darah

e. Pemeriksaan EKG

f. Pemeriksaan laboratorium darah : hitung sel darah putih

3. Jelaskan bagaimana tes dilaksanakan

Tes diagnosa yang dilakukan untuk menegakkan diagnosa PPOK meliputi analisa sputum, tes fungsi paru, dan pemeriksaan kadar gas darah arteri

a. Analisa sputum

Jenis sel-sel yang terdapat pada sputum membantu untuk membedakan peradangan alergi saluran nafas , seperti pada asthma bronkial dan peradangan non spesifik seperti pada bronkitis kronik. Pada bronkitis kronik ditemukan leukosit polimorfonuklear (neutrofil). Sputum biasanya mengalami perubahan warna menjadi hijau atau kuning bukan karena infeksi melainkan karena kerja enzimmyeloperoksidase, yang berkaitan dengan pemecahan sel-sel dalam dalam keadaan sekresi yang terhambat

Bahan pemeriksaan sputum harus segar dan dibawa langsung ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan bakteriologis.

b. Tes Fungsi Paru

Pemeriksaan fungsi paru pada pasien bronkitis kronik berupa: kecepatan aliran ekspirasi, kapasitas vital, volume residu, dan kapasitas total paru-paru.

Pada pasien emfisema pulmonum : komplikasi berupa cor pulmonale dan kegagalan pernafasan, kecepatan aliran ekspirasi, khususnya ekspirasi kuat, kapasitas total paru-paru, volume residu, kapasitas volume biasanya normal atau sedikit berkurang sampai stadium lanjut penyakit dan perubahan rasio FEV / VC

Pada pasien asthma bronkial tes fungsi paru dengan spirometri atau pek flow meter untuk menentukan adanya obstruksi jalan napas.

c. Pemeriksaan Gas Darah Arteri

Pemeriksaan ini menentukan Ph darah, tekanan karbondioksida (PaCO2), tekanan oksigen (PaO2), dan presntasi saturasi oksi hemoglobin ( SaO2). Pemeriksaan gas darah dilakukan untuk memeriksa keadekuatan oksegenasi dan ventilasi dan untuk memeriksa keadaan asam-basa. Sampel darah diambil dari arteri radialis, arteri brakhialis dan arteri femoralis dengan menggunakan spuit yang diberi heparin untuk mencegah pembekuan. Spuit kemudian ditutup bilamana sampel telah diperoleh untuk mencegah kontak dengan udara luar dan disimpan dalam suadu wadah berisi es sampai pemeriksaan dilakukan. Dilakukan penekanan pada tempat penusukan selama 5 menit setelah jarum dicabut untuk mencegah pendarahan.

4. Membedakan jenis-jenis PPOK

a. Bronkitis Kronis

Batuk hampir setiap hari disertai pengeluaran dahak, sekurang-kuranganya 3 bulan dalam satu tahun dan terjadi paling sedikit selama 2 tahun berturut-turut.

Etiologi

Terdapat 3 jenis penyebab bronchitis kronik, yaitu :

1. Infeksi : stafilokokus, sterptokokus, pneumokokus, haemophilus influenzae.

2. Alergi

3. Rangsang : misal asap pabrik, asap mobil, asap rokok dll

Patofisiologi

Bronchitis kronis dapat timbul dalam serangan tunggal atau dapat timbul kembali sebagai eksaserbasi akut dari bronchitis kronis. Pada infeksi saluran nafas bagian atas, biasanya virus, seringkali merupakan awal dari serangan bronchitis akut. Dokter akan mendiagnosa bronchitis kronis jika klien mengalami batuk atau produksi sputum selama beberapa hari + 3 bulan dalam 1 tahun dan paling sedikit dalam 2 tahun berturut-turut.

Bronchitis timbul sebagai akibat dari adanya paparan terhadap agent infeksi maupun non-infeksi (terutama rokok tembakau). Iritan akan menyebabkan timbulnya respon inflamasi yang akan menyebabkan vasodilatasi, kongesti, edema mukosa dan bronchospasme.

b. Emfisema pulmonal

suatu perubahan anatomik paru yang ditandai dengan melebarnya secara abnormal saluran udara bagian distal bronkus terminalis, yang disertai kerusakan dinding alveolus.

Patofisiologi

Emfisema merupakan kelainan dimana terjadinya kerusakan pada dinding alveolar, yang mana akan menyebabkan overdistensi permanen ruang udara. Perjalanan udara terganggu akibat dari perubahan ini. Kesulitan selama ekspirasi pada emfisema merupakan akibat dari adanya destruksi dinding (septum) diantara alveoli, kollaps jalan nafas sebagian dan kehilangan elastisitas recoil. Pada saat alveoli dan septa kollaps, udara akan tertahan diantara ruang alveolar (disebut blebs) dan diantara parenkim paru (disebut bullae). Proses ini akan menyebabkan peningkatan ventilatory pada "dead space" atau area yang tidak mengalami pertukaran gas atau darah. Kerja nafas meningkat dikarenakan terjadinya kekurangan fungsi jaringan paru untuk melakukan pertukaran oksigen dan karbon dioksida.

c. Asthma

Asma merupakan suatu penyakit yang dicirikan oleh hipersensitivitas cabang-cabang trakeobronkial terhadap pelbagai jenis rangsangan. Keadaan ini bermanifestasi sebagai penyempitan saluran-saluran napas secara periodic dan reversible akibat bronkospasme

5. Kenali x-ray torax dan perubahan yang dilihat

Foto Thorax (CXR/chest X-Ray) memperlihatkan hiperinflasi paru, diafragma datar, bayangan jantung menyempit, gambaran bullous pada proyeksi frontal, dan peningkatan ruang udara interkostal pada proyeksi lateral. Akan tetapi, foto thorax dapat normal pada stadium awal penyakit ini dan bukan tes yang sensitive untuk diagnosis PPOK. Perubahan emfisematosa lebih mudah terlihat pada CT-Scan thorax namun pemeriksaan ini tidak cost-effective atau modalitas yang direkomendasikan untuk skrining PPOK. Walaupun pencitraan dapat memperlihatkan keberadaan PPOK, hanya spirometri yang merupakan standar kriteria untuk menegakkan diagnosis obstruksi saluran napas.6. Kenali tanda dan gejala PPOK

Tanda dan gejala akan mengarah pada dua tipe pokok:

a. Mempunyai gambaran klinik dominant kearah bronchitis kronis (blue bloater).

b. Mempunyai gambaran klinik kearah emfisema (pink puffers).

Tanda dan gejalanya adalah sebagai berikut:

a. Kelemahan badan

b. Batuk

c. Sesak napas

d. Sesak napas saat aktivitas dan napas berbunyi

e. Mengi atau wheezef. Ekspirasi yang memanjangg. Bentuk dada tong (Barrel Chest) pada penyakit lanjuth. Penggunaan otot bantu pernapasani. Suara napas melemahj. Kadang ditemukan pernapasan paradoksalk. Edema kaki, asites dan jari tabuh

7. Jelaskan farkodinamik dan farkokinetik obat-obat yang digunakan pada pasien PPOK

Bronkodilator

Bronkodilator dapat diklasifikasikan sebagai agen kerja singkat dan kerja panjang dan terbagi lagi menjadi tiga kelas farmakologis utama (Tabel 3). Bronkodilator kerja singkat mungkin satu-satunya merupakan medikasi yang diperlukan untuk meringankan gejala pada pasien dengan penyakit ringan. Dengan meningkatnya keparahan PPOK, bronkodilator kerja panjang mungkin dapat memberikan manfaat simptomatik untuk periode yang lama. Semua pasien simptomatik dengan diagnosis PPOK sebaiknya diberikan inhalasi bronkodilator percobaan, tak peduli apakah hasil spirometri memperlihatkan respon bronkodilator yang bermakna atau tidak.

Antikolinergik dapat digunakan sebagai penanganan lini pertama untuk PPOK. Ipratropium bromide merupakan antikolinergik kerja singkat yang buruk diabsorbsi oleh saluran napas jika diberikan sebagai aerosol dan memiliki sedikit efek terhadap klirens mukosilier. Tiotropium merupakan antikolinergik kerja panjang yang telah terbukti mempertahankan FEV1 yang tinggi. Penggunaan antikolinergik sebagai agen farmakologis pada PPOK tidak seefektif penggunaannya pada asma.

2-agonis diduga menyebabkan bronkodilatasi dengan menstimulasi adenyl cyclase dan meningkatkan cyclic adenosine monophosphat (cAMP) intraseluler. 2-agonis dapat diberikan dengan kombinasi antikolinergik untuk mengoptimalkan efek bronkodilator.

Bronkodilator dapat diberikan dengan inhaler dosis terukur (MDI/meter-dosed inhaler) menggunakan peralatan tertentu atau sebagai inhaler bubuk kering (DPI/dry-powder inhaler), yang memberikan dosis terukur, pemberian ditargetkan pada saluran napas sehingga meminimalisir efek samping sistemik. Nebulizer memberikan dosis yang lebih besar, menggunakan alat yang besar, dan membutuhkan keterampilan dalam perawatan mesin dan penggunaan medikasi. Maka MDI yang digunakan pada spacer device merupakan metode yang lebih dipilih dalam pemberian medikasi inhalasi. Methylxanthines

Theophylline telah menunjukkan meringannya gejala PPOK namun obat ini memiliki masa terapeutik yang singkat. Maka bronkodilator lainnya, jika tersedia, lebih dianjurkan. Theophylline diduga memberikan manfaat dengan inhibisi phosphodiesterase dan meningkatkan kadar cAMP. Obat ini juga diperkirakan meningkatkan kontraktilitas diaphragma dengan meningkatkan aliran darah diaphragma. Efek beneficial pada fungsi diaphragma ini dapat meminimalkan atau mencegah kelelahan diaphragma atau kegagalan respiratorik pada PPOK berat. Monitoring kadar obat secara periodic dan penggunaan preparat lepas-lambat direkomendasikan

Kortikosteroid

Kortikosteroid inhalasi sebaiknya dipertimbangkan pada PPOK kasus berat hingga sangat berat (FEV1 pada pasien asma. Rehabilitasi Pulmoner

Jika ditujukan untuk pasien dengan PPOK (atau gangguan kesulitan pernapasan lainnya) program yang komprehensif pada rehabilitasi pulmoner dapat meningkatkan kapasitas kerja, fungsi psikososial, dan kualitas hidup. Program ini tidak memperpanjang hidup atau fungsi pulmoner, namun telah terbukti mengurangi frekuensi rawat inap.

8. Merekomendasikan diagnosis keperawatan yang tepat dari pasien PPOK untuk pengobatan kronis atau untuk serangan akut

Diagnosa keperawatan utama pasien mencakup berikut ini:

a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan bronkokontriksi, peningkatan produksi sputum, batuk tidak efektif, kelelahan/berkurangnya tenaga dan infeksi bronkopulmonal.

b. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan napas pendek, mucus, bronkokontriksi dan iritan jalan napas.

c. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidaksamaan ventilasi perfusi

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan oksigen.

e. Risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.

f. Ganggua pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan, pengaturan posisi.

g. Kurang perawatan diri berhubungan dengan keletihan sekunder akibat peningkatan upaya pernapasan dan insufisiensi ventilasi dan oksigenasi.

h. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri, ancaman terhadap kematian, keperluan yang tidak terpenuhi.i. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan kurang sosialisasi, ansietas, depresi, tingkat aktivitas rendah dan ketidakmampuan untuk bekerja.j. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi, tidak mengetahui sumber informasi.Masalah kolaboratif/Potensial komplikasi yang dapat terjadi termasuk:

a. Gagal/insufisiensi pernapasan

b. Hipoksemia

c. Atelektasis

d. Pneumonia

e. Pneumotoraks

f. Hipertensi paru

g. Gagal jantung kanan

9. Mengenali tindakan keperawatan umum digunakan

a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan bronkokontriksi peningkatan produksi sputum, batuk tidak efektif, kelelahan/berkurangnya tenaga dan infeksi bronkopulmonal.

1 Tujuan: Pencapaian bersihan jalan napas klien

2 Intervensi keperawatan: Beri pasien 6 sampai 8 gelas cairan/hari kecuali terdapat kor pulmonal.

Ajarkan dan berikan dorongan penggunaan teknik pernapasan diafragmatik dan batuk. Bantu dalam pemberian tindakan nebuliser, inhaler dosis terukur, atau IPPB Lakukan drainage postural dengan perkusi dan vibrasi pada pagi hari dan malam hari sesuai yang diharuskan.

Instruksikan pasien untuk menghindari iritan seperti asap rokok, aerosol, suhu yang ekstrim, dan asap.

Ajarkan tentang tanda-tanda dini infeksi yang harus dilaporkan pada dokter dengan segera: peningkatan sputum, perubahan warna sputum, kekentalan sputum, peningkatan napas pendek, rasa sesak didada, keletihan.

Berikan antibiotik sesuai yang diharuskan.

Berikan dorongan pada pasien untuk melakukan imunisasi terhadap influenzae dan streptococcus pneumoniae.

b. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan napas pendek, mukus, bronkokontriksi dan iritan jalan napas.

1. Tujuan: Perbaikan pola pernapasan klien

2. Intervensi: Ajarkan klien latihan bernapas diafragmatik dan pernapasan bibir dirapatkan.

Berikan dorongan untuk menyelingi aktivitas dengan periode istirahat. Biarkan pasien membuat keputusan tentang perawatannya berdasarkan tingkat toleransi pasien.

Berikan dorongan penggunaan latihan otot-otot pernapasan jika diharuskan.

c. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidaksamaan ventilasi perfusi

1. Tujuan: Perbaikan dalam pertukaran gas2. Intervensi keperawatan: Deteksi bronkospasme saat auskultasi . Pantau klien terhadap dispnea dan hipoksia.

Berikan obat-obatan bronkodialtor dan kortikosteroid dengan tepat dan waspada kemungkinan efek sampingnya.

Berikan terapi aerosol sebelum waktu makan, untuk membantu mengencerkan sekresi sehingga ventilasi paru mengalami perbaikan.

Pantau pemberian oksigen.d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan oksigen.

1. Tujuan: Memperlihatkan kemajuan pada tingkat yang lebih tinggi dari aktivitas yang mungkin.

2. Intervensi keperawatan: Kaji respon individu terhadap aktivitas; nadi, tekanan darah, pernapasan.

Ukur tanda-tanda vital segera setelah aktivitas, istirahatkan klien selama 3 menit kemudian ukur lagi tanda-tanda vital.

Dukung pasien dalam menegakkan latihan teratur dengan menggunakan treadmill dan exercycle, berjalan atau latihan lainnya yang sesuai, seperti berjalan perlahan.

Kaji tingkat fungsi pasien yang terakhir dan kembangkan rencana latihan berdasarkan pada status fungsi dasar.

Sarankan konsultasi dengan ahli terapi fisik untuk menentukan program latihan spesifik terhadap kemampuan pasien. Sediakan oksigen sebagaiman diperlukan sebelum dan selama menjalankan aktivitas untuk berjaga-jaga.

Tingkatkan aktivitas secara bertahap; klien yang sedang atau tirah baring lama mulai melakukan rentang gerak sedikitnya 2 kali sehari.

Tingkatkan toleransi terhadap aktivitas dengan mendorong klien melakukan aktivitas lebih lambat, atau waktu yang lebih singkat, dengan istirahat yang lebih banyak atau dengan banyak bantuan.

Secara bertahap tingkatkan toleransi latihan dengan meningkatkan waktu diluar tempat tidur sampai 15 menit tiap hari sebanyak 3 kali sehari.

e. Risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dispnea, kelamahan, efek samping obat, produksi sputum dan anoreksia, mual muntah.

1. Tujuan: Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.

2. Intervensi keperawatan: Kaji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini. Catat derajat kesulitan makan. Evaluasi berat badan dan ukuran tubuh.

Auskultasi bunyi usus Berikan perawatan oral sering, buang sekret. Dorong periode istirahat I jam sebelum dan sesudah makan.

Pesankan diet lunak, porsi kecil sering, tidak perlu dikunyah lama.

Hindari makanan yang diperkirakan dapat menghasilkan gas.

Timbang berat badan tiap hari sesuai indikasi.

f. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan, pengaturan posisi.

1. Tujuan: Kebutuhan tidur terpenuhi

2. Intervensi keperawatan:

Bantu klien latihan relaksasi ditempat tidur.

Lakukan pengusapan punggung saat hendak tidur dan anjurkan keluarga untuk melakukan tindakan tersebut.

Atur posisi yang nyaman menjelang tidur, biasanya posisi high fowler. Lakukan penjadwalan waktu tidur yang sesuai dengan kebiasaan pasien.

Berikan makanan ringan menjelang tidur jika klien bersedia.

g. Kurang perawatan diri berhubungan dengan keletihan sekunder akibat peningkatan upaya pernapasan dan insufisiensi ventilasi dan oksigenasi.

1. Tujuan: Kemandirian dalam aktivitas perawatan diri

2. Intervensi:

Ajarkan mengkoordinasikan pernapasan diafragmatik dengan aktivitas seperti berjalan, mandi, membungkuk, atau menaiki tangga.

Dorong klien untuk mandi, berpakaian, dan berjalan dalam jarak dekat, istirahat sesuai kebutuhan untuk menghindari keletihan dan dispnea berlebihan. Bahas tindakan penghematan energi.

Ajarkan tentang postural drainage bila memungkinkan.

h. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri, ancaman terhadap kematian, keperluan yang tidak terpenuhi.

1. Tujuan: Klien tidak terjadi kecemasan

2. Intervensi keperawatan:

Bantu klien untuk menceritakan kecemasan dan ketakutannya pada perawat.

Jangan tinggalkan pasien sendirian selama mengalami sesak.

Jelaskan kepada keluarga pentingnya mendampingi klien saat mengalami sesak.

i. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan kurang sosialisasi, ansietas, depresi, tingkat aktivitas rendah dan ketidakmampuan untuk bekerja.

1. Tujuan: Pencapaian tingkat koping yang optimal.

2. Intervensi keperawatan:

Mengadopsi sikap yang penuh harapan dan memberikan semangat yang ditujukan pada pasien.

Dorong aktivitas sampai tingkat toleransi gejala

Ajarkan teknik relaksasi atau berikan rekaman untuk relaksasi bagi pasien.

Daftarkan pasien pada program rehabilitasi pulmonari bila tersedia. Tingkatkan harga diri klien. Rencanakan terapi kelompok untuk menghilangkan kekesalan yang sangat menumpuk.

j. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi, tidak mengetahui sumber informasi. 1. Tujuan: Klien meningkat pengetahuannya.2. Intervensi keperawatan: Bantu pasien mengerti tentang tujuan jangka panjang dan jangka pendek; ajarkan pasien tentang penyakit dan perawatannya.

Diskusikan keperluan untuk berhenti merokok. Berikan informasi tentang sumber-sumber kelompok.10. Legal etik yang diperlukan dalam perawatan pasien PPOK

11. Daftar evaluasi terkait dengan implementasi di PPOK

Evaluasi dilakukan berdasarkan pada hasil yang diperoleh. Pertanyaan yang dapat diajukan meliputi :

a. Apakah pernafasan membaik ?

b. Apakah pasien mampu berbuat banyak tanpa timbul sesak ?

c. Apakah pasien dapat melakukan latihan pernafasan serta latihan relaksasi dan meditasi sendiri ?

d. Apakah pasien mampu memakai pengobatan aerosol sendiri ?

e. Apakah kecemasan pasien berkurang ?

f. Apakah tidur mengalami perbaikan ?

g. Apakah pasien mampu menerangkan rencana diet yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi ?

h. Dapatkah pasien menyebutkan tanda-tanda dan gejala-gejala yang memerlukan penanganan segera oleh petugas kesehatan ?

i. Dapatkah pasien menyebutkan dosis, cara kerja, dan efek samping obat-obatan yang diberikan ?

j. Dapatkah pasien menyatakan rencana untuk tindakan selanjutnya ?

SEVEN JUMP

Case Study - Blunt Chest Trauma Day 1 An 18-year-old male was thrown 20-30 meters from the rearseat of a car when it rolled. On admission approximately 45 minutes later, his Glasgow Coma Scale score was 14, and hewas complaining of right chest pain with dyspnea and hemoptysis. A fractured clavicle and subcutaneous air with decreased breath sounds were noted on the right side. Abdominal tenderness was found. A 32 F intercostal drain was inserted in the right side of the chest to relieve a hemothorax and pneumothorax. W it hin 15 m inut es t he pat ient s condit ion had deteriorated and intubation became necessary. During intubation dark red foam was seen to flow from the larynx. He was manually ventilated with 100% oxygen and 15 cm H2O PEEP with an initial good response. He was subsequently placed on mechanical ventilation with PEEP.

Gangguan Pernafasan Paliatif Gangguan Pernafasan Akut Pengkajian jalan nafas pasien dapat dengan cepat dilakukan dengan pendekatan Look, Listen and Feel. Apabila ada sumbatan pada jalan nafas maka pemeriksaan lebih lanjut harus dilakukan untuk mengatasi sumbatan dan meyakinkan kepatenan dan kebersihan jalan nafas pasien. Ada 3 tehnik dasar yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepatenan jalan nafas bila sumbatan disebabkan oleh lidah jatuh dan struktur saluran pernafasan atas lainnya. 1. Sebutkan 3 teknik dasar membukia jalan napas!

a. Chin lift

Tindakan mengangkat dagu.

b. Head till

Tindakan menekan dahi.

c. Jaw thrust

Tindakan mengangkat sudut rahang bawah.

Tim AYGD 118. Buku Panduan BT-ds. Penerbit : Yayasan Ambulans Gawat Darurat118.

Dari ketiga tehnik diatas, GARIS BAWAHI mana yang seharusnya digunakan pada pasien yang dicurigai atau mengalami cedera cervical.

2. Sebutkan tanda-tanda pasien yang dicurigai mengalami cedra cervical!

a. Ada luka

b. Penyumbatan jalan napas

c. Deviasi perubahan bentuk trakea

d. Sukar bicara

Ketika jalan nafas sudah terbuka, pemakaian airway adjunct sangat bermanfaat untuk menjaga jalan nafas. Ada 2 tipe airway adjunct, yaitu: a Oropharingeal airway ( Guedel )

b Nasopharingeal airway

Kedua tipe airway adjunct diatas memiliki ukuran yang berbeda-beda, oleh karena itu sebelum digunakan harus diukur terlebih dahulu mana yang sesuai dengan pasien. Pemilihan tipe airway yang cocok pada pasien tergantung pada kondisi atau tingkat kesadaran pasien. Pada kondisi tertentu tipe yang satu mungkin lebih baik dibandingkan yang lain.3. Lengkapi tabel di bawah ini untuk meyakinkan bahwa anda mengetahui bagaimana cara menentukan ukuran, indikasi, dan kontra indikasi dari masing-masing tipe airway adjunct!

TipeCara MengukurIndikasiKontra indikasi

OropharingealMengukur dengan cara menghitung jarak dari garis tengah bibir ke sudut rahang dan dari daun telinga ke sudut mulut.Pada pasien tidak sadar tanpa reflek muntah.Obstruksi jalan napas lengkap akan terjadi jika saluran udara terlalu panjang karena dapat menekan kleplekum (epiglotis) terhadap pintu masuk laring.

NasopharingealPanjang tabung harus setara dengan panjang dari ujung hidung ke tragus telinga. Diameter harus sedikit lebih kecil daripada diameter lubang hidung.Pada pasien yang masih memiliki refleks muntah.Distensi lambung dan hipoventilasi akan terjadi jika tabung terlalu panjang dan masuk ke tenggorokan.

http://first-aid.suite101.com/airway-management4. Sebutkan metode pemberian oksigen, persentase oksigen atau flow rate tiap metode, serta keuntungan dan kerugiannya!

MetodeFlow Rate (L/mnt)Persentase O2KeuntunganKerugian

Kanul1-2

3-5

623-30

30-40

42Ringan, nyaman, murah, dapat digunakan saat makan dan aktivitas.Kekeringan mukosa nasal beragam.

Kateter1-623-42Murah. beragam, membutuhkan penggantian yang sering (tiap 8 jam), dapat terjadi distensi lambung.

Masker, simpel6-840-60Mudah untuk digunakan, murah.Tidak terpasang dengan baik, beragam, harus dilepas ketika malam.

Masker, bernapas kembali sebagian8-1150-75Konsentrasi sedang.Hangat, tidak terpasang dengan baik, harus dilepas ketika makan.

Masker, tidak bernapas kembali sama sekali1280-100Konsentrasi tinggi.Tidak terpasang dengan baik.

Masker, venturi4-6

6-824, 26, 28

30, 35, 40Memberikan kadar suplemen rendah. tepat, tersedia humiditas tambahan.Harus dilepas ketika makan.

Masker, aerosol8-1030-100Humiditas baik, akurat.Tidak nyaman untuk beberapa orang.

Kerah trakeostomi8-1030-100Humiditas baik, nyaman cukup tepat.

T-piece, Briggs8-1030-100Sama seperti collar trakeostomi.Berat karena selang.

Face tent8-1030-100Humiditas baik, cukup akurat.Terlalu besar dan tidak praktis.

Brunner & Suddarth.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.vol.1.hal.644.Jkt:EGC.

5. Berapa persentase oksigen yang harus dikeluarkan oleh penolong saat memberikan bantuan napas mouth to mouth?

a. Memberikan hembusan napas sebanyak dua kali hembusan.

b. Tiap kali hembusan adalah 1,5-2 detik.

c. Volume udara yang dihembuskan adalah 700-1000 ml (10 ml/kg) atau sampai dada kanan.

d. Konsentrasi yang diberikan adalah 16-17%.6. Pada kondisi tertentu, bantuan napas mouth to mouth tidak dianjurkan. Jelaskan alasannya mengapa hal tersebut tidak boleh dilakukan!a. Adanya cidera pada tulang rahang dan gigi.b. Adanya cidera pada bibir.c. Adanya luka pada punggung.d. Mulut korban tidak bisa terbuka7. Menurut anda, bag valve mask ventilation paling baik dilakukan oleh satu atau dua orang? Berikan rasional jawaban anda!

Bag valve mask ventilation paling baik dilakukan oleh dua orang dimana satu penyelamat untuk memegang masker untuk wajah pasien