oleh: fajar wahyudi nim:...
TRANSCRIPT
EVALUASI PROGRAM BEASISWA PENDIDIKAN DALAM UPAYA
OPTIMALISASI PENDAYAGUNAAN DANA ZIS PADA
LAZNAS PKPU DAN BAZIS DKI JAKARTA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Syari’ah (S.E.Sy)
Oleh:
FAJAR WAHYUDI
NIM: 108046300005
KONSENTRASI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF
P R O G R A M S T U D I M U A M A L A T
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
J A K A R T A
1435 H/2014 M
v
ABSTRAKSI
Fajar Wahyudi. Evaluasi Program Beasiswa Pendidikan Dalam
Upaya Optimalisasi Pendayagunaan Dana ZIS pada Laznas PKPU dan
BAZIS DKI Jakarta. Skripsi Program Studi Muamalat, Konsentrasi
Manajemen Zakat dan Wakaf, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Skripsi ini bertujuan untuk meneliti Evaluasi program beasiswa
pendidikan pada Laznas PKPU dan BAZIS DKI Jakarta, Dimana program ini
diperuntukan bagi mereka yang kurang mampu untuk membiayai biaya oprasional
pendidikan.
Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian Deskritif Kualitatif, Dengan
mengunakan bahan pustaka dan wawancara terhadap lembaga terkait.
Pendayagunaan Dana ZIS yang di lakukan LAZNAS PKPU dalam program
pendidikan Laznas PKPU melakukan kerjasama kepada yayasan dan mitra PKPU
untuk pemberian beasiswa, sehingga mempermudah dalam penyaluran dan
penseleksian terhadap calon penerima beasiswa, pendayagunaan dana untuk
program beasiswa terbatasi, dikarnakan PKPU tidak berfokus untuk program ini
saja akan tetapi terbagi-bagi oleh program lainya. Sedangkan BAZIS DKI
melakukan pemberian beasiswa dengan cara menginformasikan ke setiap
kotamadya, sehingga masyarakat harus aktif dalam mencari info beasiswa
tersebut, dalam segi pendayagunaan dana untuk beasiswa BAZIS DKI amat baik,
dikarnakan program yang ada pada BAZIS DKI lebih dominan untuk pendidikan
diantaranya beasiswa
Dari evaluasi program beasiswa pendidikan pada Laznas PKPU dan BAZIS DKI
Jakarta, jumlah penerima beasiswa pada Laznas PKPU sebanyak 281 penerima
denga total penyaluran dana sebersar Rp. 720.438.000, sedangkan pada BAZIS
vi
DKI Jakarta total penerima beasiswa pendidikan sebanyak 31.910 penerima
dengan total penyaluran dana sebesar Rp. 17.589.500.000. sedangkan pada tahun
2013 PKPU mengalami jumlah penerima beasiswa yang cukup signifikan dengan
total penerima sebanyak 657 penerima dengan jumlah sebesar Rp.
1.827.981.000, sedangkan pada BAZIS DKI Jakarta jumlah penerima beasiswa
mengalami penurunan yang sangat drastis dengan total penerima beasiswa sebesar
9.354 penerima dengan total penyaluran dana sebesar Rp. 13.465.500.000, dan
pada bulan Febuari tahun 2014 jumlah penerima beasiswa pada BAZIS DKI
sebnyak 5.685 penerimadengan total dana yang dikeluarkan sebesar
Rp.21.143.803.365.
Kata kunci: Evaluasi Program Beasiswa Pendidikan Dalam Upaya Optimalisasi
Pemberdayaan Dana ZIS Pada Laznas PKPU dan BAZIS DKI Jakarta.
Pembimbing: Asep Saepuddin jahar, MA, Ph,D
vii
KATA PENGANTAR
Degan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
kemudahan yang diberikan oleh-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, kepada sahabat serta pengikutnya yang selalu istiqomah
mengikuti ajarannya.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak sedikit
hambatan serta kesulitan yang dihadapi. Namun berkat kesungguhan hati dan
kerja keras, serta support dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung, sehingga membuat penulis tetap bersemangat dalam
menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. JM Muslimin, MA, selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Program Studi Muamalat dan
Bapak Mukmin Rauf, M.Ag, selaku Sekretaris Porgram Studi Muamalat
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Asep Saeppudin Jahar,MA, Ph.D selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang dengan sabar telah memberikan banyak masukan, arahan, saran-saran,
serta motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.
4. Kepada seluruh Dosen dan Karyawan Akademik Fakultas Syariah dan
viii
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang
telah memberikan pengetahuan dan bantuannya kepada penulis. Serta para
pengurus Perpustakaan yang senantiasa memberikan pelayanan kepada para
mahasiswa.
5. Kedua orang tuaku, Bapak Munadih,SE. dan Ibu Atikah yang dengan tulus
selalu mendoakan, memberi dukungan baik materil maupun nonmateril, dan
telah sabar menunggu penulis menyelesaikan skripsi ini dan menjadi sarjana.
Saya ucapkan terimakasi juga untuk kaka dan adik saya, shendy, fickri, yazid
dan anisa Semoga Allah selalu memberikan berkah, rahmat, dan perlindungan
untuk Ibu dan Ayah serta saudara saya.aamiin
6. Kepada Pihak PKPU dan BAZIS DKI Jakarta yang telah membantu dalam
data dan wawancara.
7. Kepada teman-teman seperjuangan yang telah membantu saya selama ini,
Hadi, Reza, Irwan. Dan adik kelas yang telah membantu selama pengerjaan
skripsi ini, Uci, Ica, Feny dan Ayu. Keluarga beasar ZISWAF terimakasi,
kalian luar biasa
Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat menambah khazanah
keilmuan dan bermanfaat bagi banyak pihak. Penulis sadar bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan skripsi ini, sehingga penulis berharap peneliti-
peneliti selanjutnya dapat menyempurnakan dan melakukan perbaikan.
Penulis, 5 Mei 2014
Fajar wahyudi
ix
DAFTAR ISI
JUDUL .......................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .............................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................... iv
ABSTRAKSI ................................................................................................. v
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 5
D. Metode Penelitian..................................................................... 7
E. Kajian Pustaka .......................................................................... 9
F. Sistematika Penulisan .............................................................. 13
BAB II LANDASAN TEORI
A. EVALUASI
1. Pengertian Evaluasi ............................................................ 15
2. Fungsi Evaluasi .................................................................. 16
3. Prosedur Evaluasi ............................................................... 17
4. Jenis Evaluasi Program ...................................................... 18
x
B. BEASISWA
1. Pengertian Beasiswa ........................................................... 20
C. PENDIDIKAN
1. Pengertian Pendidikan ........................................................ 22
D. TEORI PENDAYAGUNAAN
1. Pengertian Pendayagunaan ................................................ 23
2. Pola Pendayagunaan .......................................................... 24
3. Manfaat Pendayagunaan Zakat .......................................... 25
E. TEORI ZAKAT, INFAK,SHADAQAH
1. Pengertian Zakat ................................................................ 26
2. Pengertian Infaq ................................................................. 27
3. Pengertian Shadaqah .......................................................... 28
4. Persamaan dan Perbedaan ZIS ........................................... 29
5. Hikmah dan Manfaat Zakat ............................................... 30
6. Tujuan dan Manfaat Zakat ................................................. 31
7. Mustahik Zakat .................................................................. 32
8. Pendayagunaan Dana ZIS sebagai Dana Sosial ................. 32
BAB III SEKILAS PROFIL LEMBAGA YANG DI TELITI
A. LAZNAS PKPU
1. Profil .................................................................................. 35
2. Visi Misi ............................................................................ 36
3. Struktur Organisasi ............................................................ 37
4. Program Pemberdayaan pendidikan .................................. 38
xi
5. Penghimpunan Laz PKPU ................................................. 39
B. BAZIS DKI JAKARTA
1. Profil .................................................................................. 41
2. Visi Misi ............................................................................ 42
3. Struktur Organisasi ............................................................ 44
4. Program Pemberdayaan Pendidikan .................................. 45
5. Penghimpunan BAZIS DKI ............................................... 46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pendayagunaan Dana Zis Untuk Program Beasiswa Pendidikan
Pada Bazis DKI Dan Laznas PKPU ......................................... 49
B. Evaluasi Program Beasiswa Pendidikan Pada Bazis DKI Dan
Laznas PKPU ........................................................................... 55
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 72
B. Saran-saran ............................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 74
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan ZIS .......................................29
Tabel 3.1 Jumlah Penerimaan Zakat PKPU.....................................41
Tabel 3.2 Jumlah Penghimpunan BAZIS DKI ................................48
Tabel 4.1 Perbandingan Pendayagunaan ZIS untuk Beasiswa .......54
Tabel 4.2 Pendayagunaan Pendidikan BAZIS Th. 2012 .................56
Tabel 4.3 Pendayagunaan Pendidikan BAZIS Th 2013...................58
Tabel 4.4 Pendayagunaan Pendidikan BAZIS th 2014.....................60
Tabel 4.5 Pendayagunaan Pendidikan BAZIS th 2012-2014...........61
Tabel 4.6 Pendayagunaan Pendidikan PKPU th 2012......................65
Tabel 4.7 Pendayagunaan Pendidikan PKPU th 2013.......................66
Tabel 4.8 Pendayagunaan Pendidikan PKPU th 2012-2013............67
Tabel 4.9 Jumlah Penerima Beasiswa PKPU dan BAZIS.................69
Tabel 4.10 Jumlah Penerima Beasiswa PKPU dan BAZIS...............70
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Zakat menurut bahasa berarti tumbuh (numuww) dan bertambah (ziyadah).
Jika di ucapkan, zaka al-zar’, artinya adalah tanaman itu tumbuh dan bertambah.1
Sedangkan zakat Menurut terminologi syariat adalah nama bagi sejumlah harta
tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan oleh Allah Swt
untuk di keluarkan dan di berikan kepada yang berhak menerimanya dengan
persyaratan tertentu pula.2
Dengan begitu zakat berarti menumbuhkan dan mengembangkan martabat
manusia. Batasan ini, menegaskan keharusan zakat sebagai pemberdayaan kaum
lemah, Zakat harus menjadi kekuatan pendorong, perbaikan dan peningkatan
keadaan penerimanya (mustahik), sebagai gerakan terorganisasi pendayagunaan
zakat bertujuan memberikan dampak pada kehidupan kemasyarakatan secara
luas.3
Sejak beberapa tahun terakhir, kesadaran masyarakat untuk berzakat di
tanah air kita cukup tinggi. Hal itu antara lain ditunjukkan dengan meningkatnya
penerimaan dana zakat, infaq dan shadaqah yang dihimpun dari masyarakat pada
hampir semua lembaga zakat. Jika kesadaran tersebut, baik di level perorangan
1 Wahbah Al-Zuhayly ,Zakat Kajian Berbagai Mazhab, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya 2008), h. 82
2 Didin hafidhuddin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak dan Shedekah, Jakarta: Gema
Insani Press, 2002, h.13
3 Noor Aflah, Strategi Pengelolaan Zakat Di Indonesia, (Jakarta: FOZ, 2011), h.3
1
2
maupun institusi/perusahaan (korporasi) terus tumbuh untuk menunaikan zakat,
maka output yang dicapai insya Allah akan lebih signifikan. Artinya, kontribusi
zakat dalam mengatasi masalah kemiskinan dan problema sosial lainnya di negara
kita, seperti sering terungkap melalui berbagai hasil penelitian dan kajian, akan
terwujud sebagaimana diharapkan.4
Dalam pendayagunaan, ada beberapa kegiatan yang dapat dikembangkan
oleh Lembaga Amil Zakat ataupun Badan Amil Zakat. Kegiatan tersebut
diantaranya yaitu pengembangan ekonomi, pembinaan sumber daya manusia
(SDM), dan bantuan yang sifatnya sosial semata.5
Pendayagunaan zakat adalah inti dari seluruh kegiatan pengumpulan dana
zakat. Di dalam mengoptimalkan fungsi zakat sebagai amal ibadah sosial yang
mengharuskan pendayagunaan zakat diarahkan pada model produktif dari pada
model komsumtif seperti ketentuan yang tercantum dalam UU No. 23 Tahun 2011
tentang pengelolaan zakat.6
Zakat sangat erat kaitannya dengan masalah bidang sosial dan ekonomi
dimana zakat mengikis sifat ketamakan dan keserakahan si kaya. Masalah bidang
sosial bertindak sebagai alat yang diberikan Islam untuk menghapuskan
kemiskinan dari masyarakat dengan menyadarkan si kaya akan tanggung jawab
4http://www.baznas.or.id/berita-artikel/membangun-komunitas-zakat-untuk-kesejahteraan-
masyarakat/diakses pada 25/09/12 pkl 10.10
5 Eri Sudewo. Manajemen Zakat (Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip Dasar)
Institut Manajemen Zakat, (Jakarta: Institut Manajemen Zakat 2004), h.226
6 UU No 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolahan Zakat Pasal 27.
3
sosial yang mereka miliki, sedangkan dalam bidang ekonomi zakat mencegah
penumpukan kekayaan dalam tangan seorang.7
Pendidikan adalah hak seluruh warga masyarakat, mulai lapisan paling atas
hingga lapisan paling bawah, masyarakat menengah keatas dengan kondisi sosial
ekonomi yang mendukung, tentunya tidak akan mengalami kesulitan untuk
menjangkau pendidikan sampai tingkat atas, namun tidak demikian halnya dengan
masyarakat menengah kebawah. untuk inilah perlu adanya pemerataan
kesempatan memperoleh layanan pendidikan.8
Tingkat kemiskinan menyebabkan masyarakat miskin tidak mampu
memenuhi kebutuhan akan pelayanan pendidikan yang tergolong mahal. Jika
tidak segera diatasi, kondisi tersebut akan memperparah kondisi masyarakat
Indonesia, karena krisis ekonomi telah meningkatkan jumlah masyarakat miskin
dan mengakibatkan naiknya biaya, sehingga semakin menekan akses mereka
karena biaya yang semakin tak terjangkau.
Menurut data yang dihimpun dari 34 kantor komnas perlindungan anak di
33 provinsi saja ada 10,2 juta siswa wajib belajar (SD dan SMP) tidak dapat
menyelesaikan wajib belajar Sembilan bulan. Sedangkan sebanyak 3,8 juta tidak
dapat melanjutkan ke tingkat SMU.
Menurut sekjen komnas perlindungan anak, kasus putus sekolah yang paling
menonjol terjadi di tingkat SMP, yaitu 48%, adapun tingkat SD tercatat 23%,
kalau di gabungkan kelompok puberitas, yaitu anak SMP dan SMA, jumlahnya
7 Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, (Jakarta, PT. Grasindo,
2007),h..2. 8 IMZ, Zakat dan Empowering, Jurnal Pemikiran dan Gagasan, 2009, h. 68
4
mencapai 77% dengan kata lain jumlah anak usia remaja yang putus sekolah tak
kurang dari 8 juta orang.
Kondisi seperti ini menimbulkan dampak sosial yang tidak kecil, salah
satunya adalah semakin banyak anak-anak yang berkeliaran di jalan, selanjutnya
anak-anak tersebut terdesak untuk membantu ekonomi keluarga dan akhirnya
bekerja sebelum waktunya.
Kondisi ini tidak boleh di biarkan, anak-anak usia berkembang seharusnya
mendapatkan pendidikan yang baik, pendidikan merupakan hak dasar setiap
manusia. Pendidikan juga menentukan tingginya peradapan manusia. Hanya saja
keterbatasan ekonomi memang menjdai alas an kenapa angka putus sekolah terus
meningkat setiap tahun.
Oleh karna itu PKPU dan BAZIS DKI mengeluarkan program beasiswa
untuk siswa yang kurang mampuh untuk melanjutkan jenjang pendidikan dari
tingkat SLTA sampai Perguruan tinggi.
Dari kasus diatas penulis beranggapan bahwa Lembaga Amil Zakat PKPU
dan BAZIS DKI memiliki peranan penting dalam mengelola dana Zakat, Infaq
dan Shodaqoh sehingga dapat membantu kesejahteraan masyarakat khususnya
bidang pendidikan. Untuk itu penulis tertarik untuk menyusun skripsi ini dengan
judul “EVALUASI PROGRAM BEASISWA PENDIDIKAN DALAM
UPAYA OPTIMALISASI PENDAYAGUNAAN DANA ZIS PADA
LAZNAS PKPU DAN BAZIS DKI”
5
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Melihat aspek yang begitu luas, agar penelitian ini lebih terarah kepada
permasalahan yang dimaksud, penulis dalam peneltian ini hanya memfokuskan
pada pembahasan Pendayagunaan Dana ZIS untuk pendidikan pada LAZNAS
PKPU dan BAZIS dari tahun 2012-2013.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada pembatasan penelitian di atas, maka untuk mempermudah
pembahasan, penulis merumuskan masalahnya sebagai berikut:
a. Bagaimana pendayagunaan Dana ZIS yang di lakukan LAZNAS PKPU dan
BAZIS DKI melalui Program Pendidikan?
b. Bagaimana evaluasi Program beasiswa pendidikan pada Laznas PKPU dan
BAZIS DKI Jakarta?
B. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Secara garis besar tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh
jawaban dari pokok permasalahan di atas, akan tetapi secara spesifik (khusus)
akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dari penulisan skripsi ini adalah:
a. Untuk mengetahui pendayagunaan Dana ZIS yang di lakukan LAZNAS
PKPU dan BAZIS DKI melalui Program Pendidikan
b. Untuk mengetahui evaluasi Program beasiswa pendidikan pada Laznas PKPU
dan BAZIS DKI Jakarta.
6
2. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan pencerahan
dan daya guna bagi pihak-pihak terkait, yakni sebagai berikut:
a. Bagi Akademisi
Memperkaya bahan kajian pustaka bagi peminat studi manajemen serta
memberikan masukan pada mahasiswa/i tentang pengelolaan dan penyaluran dana
Zakat, Infaq dan Shadaqah serta dapat menjadi refrensi bagi peneliti selanjutnya.
b. Bagi Praktisi
Menambah sumbangan wacana pemikiran serta motivasi kepada LAZNAS
PKPU dan BAZIS DKI dalam melakukan pengembangan penghimpunan dan
pengelolaan Zakat, Infaq dan Shadaqah.
c. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat memberikan tambahan nilai kesejahteraan agar selalu
menyadari arti penting kewajiban untuk mengeluarkan zakat dari harta yang kita
dapatkan. Sehingga kesejahteraan dalam masyarakat tercapai.
Harapan utama penulis dengan adanya penulisan ini, dapat memperkaya
wawasan dan wacana dalam ekonomi Islam pada umumnya dan khususnya
memperoleh bukti yang sangat signifikan terhadap masalah yang diteliti serta
memperoleh pengetahuan mengenai perkembangan pengelolaan dana zakat, infaq
dan shadaqah.
7
C. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan
1. Jenis Penelitian dan Sumber Data
a. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan perpaduan antara kualitatif. Dari segi data yang
dikumpulkan, diolah dan dianalisis, penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif, karena mengandalkan hasil wawancara pada LAZNAS PKPU
dan BAZIS DKI, studi dokumentasi pada arsip-arsip berupa laporan kerja
serta dokumentasi lain yang terkait dengan permasalahan ini. Adapun data
kualitatif inilah sebagai pendukung dalam analisis.
b. Sumber data penelitian ini yaitu:
1) Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari beberapa
pihak LAZNAS PKPU dan BAZIS DKI langsung melalui
instrument wawancara yang secara terstruktur.
2) Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari berbagai literature
dan referensi lain seperti buku, majalah, serta annual report
LAZNAS PKPU dan BAZIS DKI tahun 2012-2013 dan setiap
artikel yang mengandung informasi berkaitan dengan masalah yang
dibahas, dihimpun dari berbagai tempat mulai dari perpustakaan
hingga situs internet.
8
2. Lokasi Penelitian
Adapun dalam penentuan lokasi, menjadi objek penelitian ini adalah di
LAZNAS PKPU dan BAZIS DKI.
3. Teknik Pengumpulan data
Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan dua metode sebagai
berikut:
a. Penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian dilakukan dengan
melihat objek langsung di lapangan, dalam hal ini adalah LAZNAS
PKPU dan BAZIS DKI.
1) Wawancara (Interview), adalah salah satu cara mendapatkan data
dengan bertanya dalam bentuk komunikasi verbal atau wawancara
guna mendapatkan informasi dari responden dalam hal ini adalah
pihak manajemen lembaga yang diperlukan informasinya dalam
mendukung penulisan skripsi ini.
2) Studi Dokumenter, digunakan untuk melengkapi data yang dijaring
melalui teknik wawancara. Data yang dihimpun melalui teknik studi
dokumenter ini adalah data perkembangan penghimpunan dan
pengelolaan Dana Zakat, Infaq dan Shodaqoh.
b. Studi kepustakaan (library research), yaitu buku-buku di perpustakaan
dengan pengumpulan data dari buku-buku yang relevan dengan studi ini.
Dan juga dengan cara mengumpulkan data yang terkait dengan masalah
penelitian ini.
9
4. Metode pengolahan dan analisis data
Adapun teknik pengolahan data pada penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif, analisis data yang dilakukan secara bersamaan dengan
pengumpulan data. Proses analisis bersifat induktif, yaitu mengumpulkan
informasi-informasi khusus menjadi satu kesatuan dengan jalan
mengumpulkan data, Menyusun dan mengklasifikasinya dan menganalisa
berhasilnya pengimpunan dan pengelolaan zakat, infaq dan shodaqoh pada
LAZNAS PKPU dan BAZIS DKI.
5. Teknik Penulisan Skripsi
Teknik penulisan skripsi ini berpedoman kepada buku “pedoman penulisan
skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2012”, yang merupakan sandaran dari penulisan karya
ilmiah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada umumnya,
khususnya mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum.
D. Kajian Pustaka
Untuk menghindari penelitian dengan objek yang sama, maka diperluka
kajian terdahulu. Sebelum membuat skripsi ini penulis melakukan kajian pustaka
yang berupa judul-judul skripsi yang telah ada sebagai pembanding dari skripsi
ini, antara lain sebagai berikut:
No Aspek
Perbandingan
Study Terdahulu Perbedaan
1. a. Judul Dini Nuraini
(104053002012) :
“Strategi pendayagunaan
dana zakat BMH melalui
Evaluasi program bea
siswa pendidikan dalam
upaya optimalisasi
pemberdayaan dana Zis
10
program kuliah dai
mandiri”
pada Laznas PKPU dan
BAZIS DKI
b. Pendekatan
Teori
Pengertian strategi,proses
strategi,factor strategi,teori
pendayagunaan,sasaran
pendayagunaan,bentuk dan
sifat pendayagunaan,teori
zakat,pengertian dan
landasan hukum
zakat,objek dan bentuk
zakat yang di zakati.
Kajian Teori zakat:
Pengertian zakat, tujuan
dan Manfaat zakat,
Hikmah dan Keutamaan
zakat, Mustahik zakat.
Model pendayagunaan
zakat Pengertian
evaluasi, faktor-faktor
evaluasi, teori
pendayagunaan,bentuk
dan sifat pendayagunaan,
pengertian pendidikan,
c. Focus Proses pemberian bea
siswa untuk program
kuliah dai mandiri untuk
para dai dinilai sangat baik
dari cara penyaluran
sampai model pemberian
bea siswa.
Membandingkan model
bea siswa yang di
berikan antara LAZ
PKPU dan BAZIS DKI
dan untuk mengetahui
kelebihan dan
kekurangan program
tersebut
d. Metode
penulisan
Sifat penelitiannya
kualitatif-deskriptif.
Kualitatif - Deskriptip,
yakni melalui data
wawancara dan
kepustakaan.
e. Waktu dan
Tempat
Tahun 2008, baitul maal
Hidayatullah Jakarta
Timur.
Tahun 2014, PKPU dan
BAZIS DKI.
. f. Hasil
penelitian
Pengelolaan dan
penyaluran dana zis untuk
program kuliah dai
mandiri di nilai sangat
baik, karna melalui
sekolah dai yang terdapat
di Jakarta timur hingga
pemberian bea siswa
kepada dai pelosok
pedalaman yang
berdomisili di wilayah
muslim minoritas.
2 a. judul Nurul Fajriah: “pola
pendistribusian dana zakat
Evaluasi program bea
siswa pendidikan dalam
11
pada badan amil zakat
daerah(BAZDA) kota
tangerang dalam upaya
peningkatkan mutu
pendidikan”
upaya optimalisasi
pemberdayaan dana Zis
pada Laznas PKPU dan
BAZIS DKI.
b. Pendekatan
teori
Teori
pendistribusian,pengertian
pendistribusian,teori zakat,
hokum-hukum zakat,
orang-orang yang berhak
menerima zakat,.macam-
macam zakat, teori
pendayagunaan.
Kajian Teori zakat:
Pengertian zakat, tujuan
dan Manfaat zakat,
Hikmah dan Keutamaan
zakat, Mustahik zakat.
Model pendayagunaan
zakat Pengertian
evaluasi, faktor-faktor
evaluasi, teori
pendayagunaan,bentuk
dan sifat pendayagunaan,
pengertian pendidikan
c. Focus Pemberian dana bea siswa
untuk pelajar yang kurang
mampu dan berprestasi di
wilayah pemkot tangerang
Membandingkan model
bea siswa yang di
berikan antara LAZ
PKPU dan BAZIS DKI
dan untuk mengetahui
kelebihan dan
kekurangan program
tersebut
d. Metode
Penulisan
bersifat penelitiannya
kualitatif-deskriptif
Kualitatif - Deskriptip,
yakni melalui data
wawancara dan
kepustakaan
e. Waktu dan
Tempat
Tahun 2006, BAZDA kota
tangerang
Tahun 2014, PKPU dan
BAZIS DKI.
f. Hasil
penelitian
Pengelolaan dan
pendistribusian dana zakat
untuk beasiswa kepada
pelajar di daerah kota
tangerang di nilai sangat
baik di karnakan pola
pendistribusianya yang
baik dan ter organisir
dengan rapi.
3. a. Judul Mila Sartika
“Pengaruh Pendayagunaan
Zakat Produktif terhadap
Pemberdayaan Mustahiq
pada LAZ Yayasan Solo
Evaluasi program bea
siswa pendidikan dalam
upaya optimalisasi
pemberdayaan dana Zis
pada Laznas PKPU dan
12
Peduli Surakarta”
La_Riba-Jurnal Ekonomi
Islam, 2008
BAAZIS DKI.
b. Pendekatan
Teori
Pengertian zakat, tujuan
zakat, golongan yang
berhak menerima zakat
(mustahik), Organisasi
Pengelola Zakat:
Pengertian Organisasi
Pengelola Zakat, Fungsi
Organisasi Pengelola
Zakat. Zakat dalam
Perspektif Sosial
Ekonomi, Zakat untuk
Usaha Produktif, Pengaruh
Zakat terhadap
Perekonomian
Kajian Teori zakat:
Pengertian zakat, tujuan
dan Manfaat zakat,
Hikmah dan Keutamaan
zakat, Mustahik zakat.
Model pendayagunaan
zakat Pengertian
evaluasi, faktor-faktor
evaluasi, teori
pendayagunaan,bentuk
dan sifat pendayagunaan,
pengertian pendidikan
c. Focus Pembahasan akan menitik
beratkan pada bagaimana
pengaruh jumlah dana
zakat yang disalurkan
untuk kegiatan produktif
di LAZ Yayasan Solo
Peduli terhadap jumlah
pendapatan yang diperoleh
Mustahiq pada periode
2007.
Membandingkan model
bea siswa yang di
berikan antara LAZ
PKPU dan BAZIS DKI
dan untuk mengetahui
kelebihan dan
kekurangan program
tersebut
d. Metode
Penulisan
Penelitian yang dilakukan
ini adalah penelitian
lapangan (field research),
dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif
Kualitatif - Deskriptip,
yakni melalui data
wawancara dan
kepustakaan
e. Waktu dan
Tempat
Tahun 2008, LAZ
Yayasan Solo Peduli
Surakarta.
Tahun 2014,PKPU dan
BAZIS DKI.
f. Hasil
penelitian
Pembahasan akan menitik
beratkan pada bagaimana
pengaruh jumlah dana
zakat yang disalurkan
untuk kegiatan produktif
di LAZ Yayasan Solo
Peduli terhadap jumlah
pendapatan yang diperoleh
Mustahiq pada periode
13
2007.
Sementara itu, penelitian yang ingin penulis bahas yaitu tentang “Evaluasi
Program Beasiswa Pendidikan Dalam Optimalisasi Pendayagunaan Dana Zis
Pada Laznas PKPU dan BAZIS DKI”. Dalam penelitian ini difokuskan
mengenai Pola penyaluran Dana ZIS yang di lakukan LAZNAS PKPU (Pos
Keadilan Peduli Umat) DAN BAZIS DKI (Badan Amil Zakat Pemda DKI
Jakartal) dalam Pendayagunaan Bidang Pendidikan dan Evaluasi Program
Pendidikan Pada Laznas PKPU dan BAZIS DKI Jakarta dalam peningkatan
kesejahteraan Pendidikan masyarakat dengan menggunakan metode Kualitatif dan
pendekatan Deskriptif.
E. Sistematika penulisan
Untuk keserasian dan ketertiban pembahasan serta untuk mempermudah
analisa materi dan penulisan skripsi ini, maka penulis menjelaskan dalam
sistematika penulisan. Secara garis besar, skripsi ini terdiri dari lima bab yang di
bagi dalam sub bab dan setiap sub bab mempunyai pembatasan masing-masing
yang akan saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yatitu sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini, penulis menguraikan hal-hal yang terkait dengan latar belakang
masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metode penelitian dan teknik penulisan, kajian pustaka, sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
14
Bab ini membahas mengenai penjelasan teoritis tentang Pendayagunaan yang di
dalamnya membahas mengenai: pengertian evaluasi, fungsi evaluasi, prosedur
evaluasi, jenis evaluasi program, pengertian beasiswa,pengertian pendidikan,
pengertian pendayagunaan, pola pendayagunaan, pengertian zakat, infaq dan
shodaqoh, hikmah dan manfaat zakat, mustahik zakat, pendayagunaan dana Zis
sebagai dana sosial.
BAB III OBJEK PENELITIAN
Pada bab ketiga ini akan dijelaskan gambaran umum tentang Lembaga Amil
Zakat PKPU dan BAZIS DKI yang meliputi: sejarah singkat LAZ, legal formal
LAZ, Program penghimpunan dan pengelolaan LAZ dan stuktur organisasi LAZ
PKPU dan BAZIS DKI.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini isi pembahasannya bagaimana penyaluran zakat, infaq dan
shadaqah pada program Beasiswa Pendidikan di LAZ PKPU dan BAZIS DKI
serta Bagaimana evaluasi program beasiswa pendidikan pada Laznas PKPU dan
BAZIS DKI Jakarta.
BAB V PENUTUP
Bab penutup berisi kesimpulan dan saran atas penelitian yang dilakukan oleh
penulis.
15
BAB II
A. EVALUASI
1. Pengertian Evaluasi
Ada beberapa definisi tentang evaluasi seperti yang dikekukakan para ahli
dalam tulisan yang mereka buat. Menurut Tayibnapis evaluasi didefenisikan
sebagai:
“Suatu proses untuk menyediakan informasi sejauh mana suatu kegiatan
tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar
tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya, serta bagaimna
manfaat yang telah di kerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan
yang ingin diperoleh”. 9
Sedangkan Evaluasi secara etimologi adalah penaksiran, perkiraan keadaan
dan penentuan nilai.sedangkan berdasarkan pengertian evaluasi adalah mengkritisi
suatu program dengan melihat kekurangan dan kelebihan pada kontek, input, dan
produk proses pada suatu program.10
Dari keterangan diatas penulis menyimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu
cara atau metode untuk mengetahui sejauh mana program yang dilakukan berhasil
atau tidak, dengan cara melihat dampak dan hasil dari program tersebut.
9 Husein Umar, Evaluasi Kinerja Prusahaan, (Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama 2003),
h.36 10
Nurul Hidayati, Metodologi Penelitian Dakwah: Dengan Pendekatan
Kualitatif,(Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Jakarta.Desember 2006), h.124
15
16
Melalui bagan yang penulis sajikan seperti di bawah ini, model evaluasi
dapat dijelaskan sebagai berikut:
B D G I
A gap F
C E H
A : factor yang akan dievaluasi
AB : apa yang diharapkan dari factor A
BD : rentetasn mengenai harapan-harapan atas factor A, jika ada
AC : fakta-fakta mengenai A
CE : proses analisis data AC sehingga menghasilkan nilai E
DE : adalah gap, yaitu besar perbedaan antara harapan (D) dan kenyatan (E)
F : suatu tolak ukur menilai gap
G : adalah hasil evaluasi menggunakan tolak ukur F, bahwa factor A memenag
bermaslah
H : adalah hasil evaluasi menggunakan tolak ukur F, bahwa factor A tidak
bersalah
GI : tindak lanjut hasil evaluasi
2. Fungsi Evaluasi
17
Secara umum, Evaluasi sebagai suatu tindakan atau prosesmemiliki tiga
macam fungsi pokok, yaitu:11
a. Mengukur Kemajuan
b. Menunjang Penyusunan Rencana
c. Memperbaiki dan Melakukan penyempurnaan kembali
3. Prosedur Evaluasi
Proses suatu evaluasi pada umumnya memiliki tahapan-tahapanya sendiri.
Walaupun tidak selalu sama, tetapi yang lebih pentiang adalah bahwa prosenya
sejalan dengan fungsi evaluasi itu sendiri. Berikut ini dipaparkan salahsatu
tahapan evaluasi yang sifat umum digunakan:12
a. Menentukan apa yang akan dievaluasi. Dalam hal ini, apa saja yang dapat
di evaluasi, dapat mengacu pada program kerja perusahaan. di sana banyak
terdapat aspek-aspek yang kiranya dapat dan perlu di evaluasi.
b. Merancang kegiatan evaluasi. Sebelum evaluasi dilakukan, tentukan
dahulu disain evaluasinya agar data apa saja yang dibutuhkan, tahapan-
tahapan apa saja yang akan dilalui, siapa saja yang akan dilibatkan, serta
apa saja yang akan dihasilkan menjadi jelas.
11
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja grafindo Persada,
2011) cet. Ke-10, h.8. 12
Ibid
18
c. Pengumpulan data. Berdasarkan desain yang telah disiapkan,
pengumpulan data dapat dilakukan secara efektif dan efesien, yaitu sesuai
dengan kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku dan sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan.
d. Pengelolaan dan analisis data. Setelah data terkumpul, data tersebut diolah
untuk dikelompokan agar mudah dianalisis dengan mengunakan alat-alat
analisis yang sesuai, sehingga dapat menghasilkan fakta yang dapat
dipercaya. Selanjutya, dibandingkan antara fakta dan harapan/ rencana
untuk menghasilkan gap, bear gap akan disesuaikan dengan tolak ukur
tertentu sabagai hasil evaluasi.
e. Pelapor hasil evaluasi agar hasil evaluasi dapat dimanfaaatkan bagi pihak-
pihak yang berkepentingan, hendaknya hasil evaluasi didokumentasikan
secara tertulis dan diinformasikan baik secara lisan maupun tulisan.
f. Tindakan lanjut hasil evaluasi. Evaluasi merupakan salah satu bagian dari
manajemen. Oleh karena itu, hasil evaluasi hendaknya dimanfaatkan oleh
menejemen untuk mengambil keputusan dalam rangka mengatasi masalah
menejemen, baik di tingkat strategi maupu ditingkat implementasi
strategi.13
4. Jenis Evaluasi Program
13
Ibid h.8.
19
Menurut sriven dalam konteks umum evaluasi di bedakan atas evaluasi
formatif (Formatife Evaluation dan evaluasi surmatif (summative evaluation)
dengan pengertian sebagai berikut:14
a) Evaluasi Formatif , evaluasi ini dilakukan pada implementasi program
berjalan dan bertujuan pada peningkatkan kinerja program yang
dievaluasi, melalui pembelajaran dan pengalaman yang di peroleh.pada
kebanyakan program,evalusi ini lebih substansial diarahkan pada
perubahan terjandinya diantara disain program dan implementasi,
validasi atau penilaian awal terhadap relevansi, efektifitas dan efensiensi.
Evalusi ini juga bermanfaat untuk menilai adanya tanda-tanda kegagalan
dan keberhasilan suatu pelaksanaan program, evalusi formatif sering kali
diacu sebagai „reviews;terhadap suatu program.
b) Evaluasi Sumatif, evaluasi ini dilakukan setelah implementasi program
selesai. Tujuan utamanya adalah untuk menilai keberhasilan suatu
program, dari sisi desain, manajemen, output, efektivitas, dampak.
Temuan-temuanya bisa digunakan untuk pembelajaran dalam prencanaan
dan implementasi program lainya yang sejenis. Pada saat ini evaluasi
sumatif lebih diutamaka untuk menilai akuntabilitas prencanaan
program.
14
Fuat iskandar “evaluasi pelaksanaan program pendamping penyelengaraan pendidikan
kejuruan direktorat pembinaan SMK (studi kasus di universitas sebelas maret),” (tesis S2 Fakultas
Ilmu Sosisal danIlmu Politik, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, 2012). h.12
20
Dalam hal ini penulis menggunakan metode evaluasi sumatif dimana
evaluasi dilakukan setelah program selesai, dengan tujuan utamanya untuk
mengetahui keberhasilan program yang akan dievaluasi dilihat dari dampak yang
dihasilkan oleh program tersebut.
B. PENGERTIAN BEASISWA
Beasiswa adalah bantuan untuk membantu orang terutama yang masih
sekolah atau kuliah agar merekadapat menyelesaikan tugasnya dalam rangka
mencari ilmu pengetahuan hingga selesai. bantuan ini biasanya berbentuk dana
atau menunjang biaya atau ongkos yang harus dikeluarkan oleh anak sekolah atau
mahasiswa selama menempuh masa pendidikan ditempat belajar yang di
inginkan.15
Beasiswa dapat diberikan oleh lembaga pemerintah, perusahaan ataupun
yayasan. Pemberian beasiswa dapat dikategorikan pada pemberian cuma-cuma
ataupun pemberian dengan ikatan kerja (biasa disebut ikatan dinas) setelah
selesainya pendidikan. Lama ikatan dinas ini berbeda-beda, tergantung pada
lembaga yang memberikan beasiswa tersebut. beasiswa juga banyak diberikan
kepada perkelompok (group) misalnya ketika ada event perlombaan yang
diadakan oleh lembaga pendidikan, dan salah satu hadiahnya adalah beasiswa.
Menurut Murniasih, ada beberapa jenis beasiswa yaitu:
1. Beasiswa Penghargaan
15
Anne Ahira,”Beasiswa,Arti,Tujuan dan syarat”‟, Artikel Diakses Pada Tangal 22
agustus 2013 dari http://www.anneahira.com/beasiswa.htm
21
Beasiswa ini biasanya diberikan kepada kandidat yang memiliki
keunggulan akademik. Beasiswa ini diberikan berdasarkan prestasi
akademik mereka secara keseluruhan. Misalnya, dalam bentuk Indeks
Prestasi Kumulatif (IPK). Meski sangat kompetitif, beasiswa ini ada dalam
berbagai bentuk.
2. Beasiswa Bantuan
Jenis beasiswa ini adalah untuk mendanai kegiatan akademik para
mahasiswa/pelajar yang kurang beruntung, tetapi memiliki prestasi.
Komite beasiswa biasanya memberikan beberapa penilaian pada kesulitan
ini, misalnya, seperti pendapatan orangtua, jumlah saudara kandung yang
sama-sama tengah menempuh studi, pengeluaran, biaya hidup, dan lain-
lain.
3. Beasiswa Atletit
Universitas biasanya merekrut atlet populer untuk diberikan beasiswa dan
dijadikan tim atletik perguruan tinggi mereka. Banyak atlet menyelesaikan
pendidikan mereka secara gratis, tetapi membayarnya dengan prestasi
olahraga. Beasiswa seperti ini biasanya tidak perlu dikejar, karena akan
diberikan keada mereka yang memiliki prestasi.
4. Beasiswa Penuh
Banyak orang menilai bahwa beasiswa diberikan kepada penerimanya
untuk menutupi keperluan akademik secara keseluruhan. Jika Anda benar-
benar beruntung, tentunya Anda akan mendapatkan beasiwa seperti ini.
Beasiswa akan diberikan untuk menutupi kebutuhan hidup, buku, dan
22
biaya pendidikan. Namun, banyak beasiswa lainnya meng-cover biaya
hidup, buku, atau sebagian dari uang sekolah.16
Dari penjelasan tentang beasiswa diatas dapat disimpulkan beasiswa
adalah suatu bantuan yang diberikan untuk biaya pendidikan baik dalam bidang
akademik ataupun olahraga, beasiswa dapat diberikan oleh lembaga pemerintahan
ataupun perusahaan.
C. PENGERTIAN PENDIDIKAN
Pendidikan berasal dari dua istilah, yaitu paedagogie dan paedagogiek.
Paedagogie artinya pendidikan, sedangkan paedagogiek berarti ilmu pendidikan.
Definisi pendidikan itu sendiri adalah proses pengubahan sikap dan
tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik.17
Sedangkan menurut kamus Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal
kata „didik‟ dan mendapat imbuhan „pe‟ dan akhiran „an‟, maka kata ini
mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi
pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan.
16
sinyo khay,”beasiswa, pengertian dan jenis”, artikel diakses pada 22 agustus 2013 dari
http://sinyokhay02.blogspot.com/2013/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html 17
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (. 2002 : 263)
23
Menurut Ki Hajar Dewantara menjelaskan tentang pengertian pendidikan
yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun
maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.18
Seperti yang tertera dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang
pendidikan Nasional, pasal 1 yang berbunyi :19
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”
Dari penjelasan tentang pendidikan diatas, penulis dapat menyimpulkan
bahwa pendidikan itu adalah suatu proses perubahan sikap atau prilaku seseorang
maupun kelompok untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya untuk
meningkatkan kualitas hidupnya dengan cara pendidikan ataupun pembelajaran.
D. TEORI PENDAYAGUNAAN
1 Pengertian Pendayagunaan
Pendayagunaan berasal dari kata “guna” yang berarti manfaat, adapun
pengertian pendayagunaan sendiri menurut kamus besar bahasa Indonesia :
a. Pengusahaan agar mampu mendatangkan hasil manfaat.
18
http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-menurut-ahli/ 19
UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1.
24
b. Pengusahaan (tenaga dan sebagainya) agar mampu menjalankan tugas
dengan baik.20
Sedangkan pendayagunaan sendiri menurut istilah adalah suatu pekerjaan
yang memberi pengaruh serta dapat mendatangkan perubahan yang berarti.21
Maka dapat disimpulkan pendayagunaan adalah suatu proses untuk
mencapai suatu tujuan dengan pengusahan agar dapat mencapai hasil yang baik
untuk mendapatkan perubahan yang berarti.
2. Pola Pendayagunaan
Dilihat dari segi pemanfaatan dana ZIS, maka pendayagunaan dana zis di
indonesia terbagi menjadi empat sektor, diantaranya:22
a. Bantuan melalui kelompok binan yang dimaksud kelompok binaan adalah
bantuan usaha yang diberikan bagi kelompok yang mempunyai usaha/hasil
usaha sebagai mata pencarian hidup. Baik bagi diri sendiri, keluarga atau
kelompok usaha.
b. Pembardayaan ekonomi dalam melakukan pemberdayaan ekonomi, ada
beberapa kegiatana yang bisa dilakukan oleh lembaga Zakat, misalkan
pemberian modal usaha oleh masyarakat untuk mengembangkan usahanya,
20
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta
:Balai Pustaka, 1997) h.189. 21
Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen, (Jakarta :Pustaka Amani,
2005), h.116 22
Kementrian Agama RI Direktorat Pemberdayaan Zakat, Petunjuk Pelaksanaan
Kemitraan dalam Pengelolaan Zakat,( Jakarta: Kementrian Agama RI Direktorat Pemberdayan
Zakat, 2011) h.10
25
dan memamerkan hasil karya atau produk yang dihasilkan masyarakat
agak dapat di kenal.
c. Pendidikan dalam hal pendidikan ada empat hal yang dapat dilakukan,
yang pertama, dengan pemberian beasiswa pendidikan bagi
masyarakat/siswa yang kurang mampu. kedua, dengan adanya program
orang tua asuh. Ketiga, mendirikan program pendidikan swadaya
masyarakat. Keempat, melakukan pembangunan fisik sarana pendidikan
atau renovasi sarana pendidikan.
d. Layanan Sosial yang dimaksud dengan layanan sosial adalah layanan yang
diberikan kepada mustahik untuk memenihi kebutuhan hidup
mereka,misalkan kebutuhan makan dan layanan kesehatan bagi mereka.
3. Manfaat Pendayagunaan Zakat
Pemanfaatan dan pendayagunaan alokasi dana zakat dapat digolongkan
sebagai berikut23
:
a) Konsumtif tradisional, zakat dimanfaatkan dan digunakan langsung oleh
mustahik, untuk pemenuhan kebutuhan hidup.
b) Konsumtif kreatif, yaitu zakat yang diwujudkan dalam bentuk lain jenis
barang semula, misalnya beasiswa.
c) Produktif tradisional yaitu zakat yang diberikan dalam bentuk barang-
barang produksi, seperti sapi, mesin jahit.
23
Muhammad Zen,dkk, Zakat dan Wirausaha (Jakarta : CED, 2005),h.34
26
d) Produktif kreatif yaitu perndayagunaan zakat diwujudkan dalam bentuk
modal, baik untuk pembangunan suatu proyek sosial maupun menambah
modal pedagang untuk berwirausaha.
Maka dapat disimpulkan bahwa manfaat pendayagunaan zakat ialah zakat
dapat digunakan untuk memberdayakan mustahik, baik dalam bentuk barang
maupun hal yang bersifat produktif.
E. TEORI ZAKAT INFAK DAN SHADAQAH
1. Pengertian Zakat
Zakat secara bahasa berarti suci, tumbuh dan berkembang, keberkahan dan
baik. Sedangkan dalam rumusan fikih, zakat di artikan sebagai “sejumlah harta
tertentu yang diwajibkan allah untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak
menerimanya dengan syarat tertentu”.
Rumusan definisi tersebut bila dihubungkan dengen pengertian secara
kebahasaan menunjukan bahwa harta yang dikeluarkan untuk berzakat akan
menjadi berkah, tumbuh, berkembang dan bertambah suci dan baik. Hal ini
sebagaimana dinyatakan dalam Al-Quran surat At-Taubah ayat 103.24
Artinya:”Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya
doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar
lagi Maha Mengetahui”.(Q.S. At-Taubah: 103)
24
Masdar F. Mas‟udi, Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS, (Jakarta: Piramedia, 2004) h. 6
27
Sedangkan menurut istilah, zakat adalah sejumlah harta tertentu yang
wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan kepada
golongan yang berhak menerimanya menurut ketentuan yang ditetapkan oleh
syarak.25
Dari segi syar‟i zakat merupakan sebagian harta yang telah diwajibkan
Allah SWT untuk diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya
sebagaimana yang telah dinyatakan dalam Al-Quran atau juga boleh diartikan
dengan kadar tertentu atas harta tertentu yang diberikan kepada golongan tertentu
yang dikeluarkan dari orang yang telah dikenai kewajiban untuk mengeluarkan
zakat.26
Maka dapat di tarik kesimpulan zakat adalah sejumlah harta yang wajib
dikeluarkan dan diberikan kepada mereka yang berhak menerimanya apabila telah
mencapai nishab tertentu dengan syarat-syarat tertentu pula.
2. Pengertian Infak
Infak berasal dari kata “anfaqa” yang berarti mengeluarkan sesuatu (harta)
untuk kepentingan member pertolongan demi menciptakan tegak dan syi‟arnya
agama islam dan membentengi dari segala hal yang memusuhinya serta untuk
menciptakan kemaslahatan bersama.27
Sedangkan menurut terminologi infak berarti mengeluarkan sebagian harta
atau pendapatan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam. zakat
ada nisbahnya,sedangkan dalam infak tidak mengenal istilah nisbah.
25
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet.IV, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), h.369.
26 Syaikh Muhammad Abdul Malik Ar-Rahman, Zakat: 1001 Masalah dan Solusinya,
(Jakarta: Pustaka Cerdas, 2000), h.2. 27
Yusuf Qardawi, Fikih Zakat, (Bairut: Muassasah Al-Risalah, 1994). Juz II, h.654
28
Jika zakat diberikan kepada mustahik tertentu maka infak boleh diberikan
kepada siapapun juga, misalnya untuk kedua orang tua, kerabat dan lain
sebagainya.28
Hal ini dijelaskan dalam firman allah pada surat Al-Baqarah ayat
215.
Artinya:” Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja
harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-
anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." dan
apa saja kebaikan yang kamu buat, Maka Sesungguhnya Allah Maha
mengetahuinya.”(Q.S. Al-Baqarah 215)
Dapat disimpulkan bahwa infak adalah mengelurkan sebagian harta yang
dimiliki tanpa mengenal batas waktu dan nisabnya, untuk suatu kepentingan yang
diperintahkan ajaran agama islam.
3. Pengertian Shadaqah
Shadaqah sering disebut dalam Al-Quran yang dimaksudkan darinya adalah
Zakat, sehingga Yusuf Qardawi mengutip pendapatnya Mawardi yang
mengatakan bahwa “shadaqah itu adalah zakat dan zakat itu adalah shadaqah,
berbeda nama tapi arti sama”.29
Seperti pada Firman Allah dalam surat At-Taubah
ayat 58.
28
Didin hafiduddin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak, Sedekah, (Jakarta: PT. Gema
Insani Press, 1998), h. 14-15. 29
Yusuf Qardawi, hukum Zakat: Studi Komparatif Mengenai Status dan Filsafat Zakat
Berdasarkan Qur’an dan Hadist, h. 36
29
Artinya:”Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu tentang (distribusi) zakat;
jika mereka diberi sebahagian dari padanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka
tidak diberi sebahagian dari padanya, dengan serta merta mereka menjadi marah.”(At-
Taubah 58)
Pengertian shadaqah hampir sama dengan pengertian infak, termasuk juga
dalam hukum ketentuan-ketentuanya, hanya saja jika infak berkaitan dengan
materi, sedekah memiliki arti lebih luas, menyangkut sifat nonmaterial. Hadist
riwayat imam muslim dari Abu Dzar, Rasullullah menyatakan bahwa jika tidak
mampu bersedekah dengan harta maka membaca tasbih, membaca takbir, tahmid
,tahlil dan berhubungan suami-istri dan melakukan kegiatan amar ma’ruf nahi
munkar adalah temasuk sedekah.30
4. Persamaan dan Perbedaan Zakat, Infaq, Shadaqah.
Tabel berikut ini menjelaskan tentang persamaan dan perbedaan anatara
Zakat, Infaq dan Shadaqah:
Tabel 2.1
No Aspek
Perbandingan Persamaan Perbedaan
1 Zakat
Sama-sama
memberikan
bantuan atau
sumbangan dari
harta pribadi, untuk
kaum yang
membutuhkan
Zakat harus di
keluarkan ketika
telah mencapai
nishabnya.
terdapat ketentuan
waktu dalam
mengeluarkan zakat.
Zakat hanya
diperuntukan oleh 8
ashnaf saja.
2 Infaq Sama-sama Tidak ada kadar
30
Didin hafiduddin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak, Sedekah, (Jakarta: PT. Gema
Insani Press, 1998), h. 15.
30
memberikan
bantuan atau
sumbangan dari
harta pribadi, untuk
kaum yang
membutuhkan
nishab dalam
mengelurkan infaq.
Tidak ada
kententuan waktu
untuk mengeluarkan
infaq dan infaq
dapat diperuntukan
oleh siapa saja.
3 Shadaqah
Sama-sama
memberikan
bantuan atau
sumbangan dari
harta pribadi, untuk
kaum yang
membutuhkan
Shadaqah tidak
hanya berupa materi
saja akan tetapi jasa
pun bisa dibilang
shadaqah, seperti
halnya infaq shadaq
bisa diberikan untuk
siapa saja termasuk
keluarga.
Dilihat dari tabel diatas persamaan dan perbedaan anatara zakat, infaq dan
shadaqh sangat jelas, dimana zakat hanya di peruntukan oleh 8 ashnaf yang tertera
dalam surat At-Taubah ayat 60, dan terdapat nishab dan waktu pengeluaranya,
sedangkan infaq dan shadaqah tidak ada nishab dan waktu pengeluaranya, dan
infaq dan shadaqah dapat diberikan untuk siapa saja termasuk keluarga dan orang
tua.
5. Hikmah dan Manfaat Zakat
Adapun hikmah zakat itu adalah sebagai berikut:31
a) Pertama, zakat menjaga dan memelihara harta dari incaran mata dan
tangan para pendosa dan pencuri.
b) Kedua, zakat merupakan pertolongan bagi orang-orang fakir dan orang-
orang yang sangat memerlukan bantuan, zakat bisa mendorong mereka
31
Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya
2008,) h. 85.
31
untuk bekerja dengan semangat, ketika mereka mampu melakukanya dan
bisa mendorong mereka untuk meraih kehidupan yang layak.
c) Ketiga, zakat menyucikan jiwa dari penyakit kikir dan bakhil, ia juga
melatih seorang mukmin untuk bersifat pemberi dan dermawan.
d) Keempat, zakat diwajibkan untuk ungkapan syukur atas nikmat harta yang
telah dititipkan kepada seseorang, dengan ini dinamakan zakat mal(zakat
harta kekayaan).
6. Tujuan Dan Manfaat Zakat
Zakat merupakan ibadah yang mengandung dua dimensi, ialah dimensi
hablum minallah dan dimensi minannas. Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai
oleh Islam di balik kewajiban zakat adalah sebagai berikut:32
a) Mengangkat derajat fakir miskin dan membantunya keluar dari kesulitan
hidup serta penderitaan.
b) Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para mustahiq
(penerima zakat).
c) Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat Islam dan
manusia pada umumnya.
d) Menghilangkan sifat kikir dan atau loba pemilik harta kekayaan.
e) Membersihkan sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial) dari hati orang-
orang miskin.
32
Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, (Jakarta: PT. Grasindo, 2007),
h.12-13.
32
f) Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin
dalam suatu masyarakat.
g) Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang, terutama
pada mereka yang punya harta.
h) Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan
menyerahkan hak orang lain yang ada padanya.
i) Sarana pemerataan pendapatan untuk mencapai keadilan sosial.
7. Mustahik Zakat
Seperti yang tertera dalam Al- quran surat at-taubah ayat 60 mustahik zakat
terbagi menjadi delapan golongan, yang berhak atas hasil zakat terbagi menjadi
dua bagian, diantaranya:
a) Golongan yang mengambil hak zakat untuk memenuhi kebutuhan mereka,
seperti: fakir, miskin, hamba sahaya dan ibn sabil.
b) Golongan yangmengambilhak zakat untuk memanfaatkan harta tersebut,
seperti pegawai zakat (amil), nuallaf, orangyang mempunyai banyak hutang
untuk kepentingan yang berpiutang dan orang yangberperang di jalan allah.33
8. Pendayagunaan Dana ZIS sebagai Dana sosial
Pembicaraan tentang system pemberdayaan zakat berarti membicarakan
beberapa usaha atau kegiatan yang saling berkaitan dalam menciptakan tujuan
tertentu dari penggunaan hasil zakat secara baik, tepat terarah sesuai dengan
tujuan zakat itu. Dalam pemdekatan fikih, pendayagunaan zakat umumnya
didasarkan pada surah At-Taubah ayat 60 sebagai berikut:
33
Dr. Abdul Al-Hamid Mahmud Al-Ba‟ly, ekonomi zakat, (Jakarta:PT. Raja Grafindo
Persada 2006),h. 68.
33
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan)
budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang
dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana”.
Ayat ini menjelaskan tentang peruntukan kepada siapa zakat itu diberikan.
Para ahli tafsir menguraikan kedudukan ayat tersebut dalam uraian yang beragam,
baik terhadap kualitas, kuantitas dan priotas.
Misalnya penafsiran kata fi sabilillah dan ibn sabil, secara priodik dan
kondisional selalu berkembang sesuai kondisi. Pada waktu perang fisabilillah
yang secara harfiah berarti jalan allah adalah berperang melawan orang kafir,
definisi tersebut sekarang sudah berarti tidak hanya itu, karena keadaan sudah
berubah dan jauh lebih kompleks. Penyelengaraan system pemerintah atau
kenegaraan yang mengabdi kepada kepentingan rakyat: melindungi keamanan
warga Negara dari kekuatan-kekuatan destruktif yang bertentangan dengan hak-
hak anusia, merupakan bagian dari maksud fi sabilillah.
Begitupun dengan pengertian ibn sabil, yang secara bahasa berarti anak
jalanan atau musafir yang kehabisan bekal, untuk selanjutnya juga mengalami
perkembangan makna. Kata ibn sabil dapat diartikan bukan saja untuk keperluan
musafir yang kehabisan bekal , tetapi juga untuk keperluan pengungsi, bencana
alam, termasuk beasiswa dan sebagainya.34
34
Masdar F. Mas‟udi, Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS, (Jakarta: Piramedia, 2004) h. 8
34
Dengan demikian bahwa pengunakan dana zakat untuk kepentingan sosial
dan kemaslahatan umat sangatlah besar dampaknya bagi perkembangan
masyarakat. Asalkan tidak menyimpang dari delapan asnaf yang telah di tentukan,
adapun pada saat ini delapan asnaf telah berkembang seperti halnya fi sabilillah
dan ibn sabil. Karana mengikuti perkembangan zaman pada era sekarang.
Menurut Masdar F. Masudi dalam kontek kehidupan sosial sekarang, dana
zakat utuk sector fakir miskin bias mencangkup:
a) Pembangunan sarana dan prasarana pertanian, pembangunan sector
industry yang secara langsung berorientasi pada peningkatan kesejahteraan
rakyat.
b) Penyelengaraan sentra-sentra pendidikan, keterampilan untuk mengatasi
penganguran.
c) Pembangunan pemukiman rakyat tunawisma.
35
BAB III
SEKILAS TENTANG PROFIL LEMBAGA YANG DI TELITI
A. LAZNAS PKPU
1. Sejarah Berdirinya Laznas PKPU
Krisis yang terjadi pada 1997 mempengaruhi kondisi perekonomian
bangsa dan rakyat Indonesia. Menyikapi krisis yang berkembang, 17 September
1998, sejumlah anak-anak muda mereka kemudian menggagas entitas kepedulian
publik yang bisa bergerak secara sistematis. Maka pada 10 Desember 1999
lahirlah lembaga sosial yang bernama Pos Keadilan Peduli Ummat.
Dalam perkembangannya, PKPU menyadari bahwa potensi dana ummat
yang berasal dari Zakat, Infaq dan Shadaqah sangat besar. Sebagai negara
berpenduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia bisa mengoptimalkan dana ZIS-
nya untuk memberdayakan masyarakat miskin, 8 Oktober 2001, PKPU mendapat
pengukuhan sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional sesuai dengan SK. Menteri
Agama RI No 441. Hal itu membuktikan bahwa kepercayaan masyarakat kepada
PKPU semakin besar.35
Pada hari Selasa, 22 Juli 2008, Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU
telah memperoleh register di PBB sebagai lembaga dengan status “Special
Consultative Status” dari Economic and Social Council (Ecosoc).
35
http://www.pkpu.or.id diakses pada tanggal 28 februari 2014
35
36
PKPU berkomitmen dalam rangka memfasilitasi antara dermawan
(agniya) disatu pihak dengan fakir miskin (dhuafa) dilain pihak, kerja yang
amanah dan profesional merupakan keharusan bahkan tuntutan yang kami
wujudkan dalam kultur dan etos kerja.
Lembaga menunaikan dan menyampaikan kewajiban serta hak sesuai
dengan amanah secara profesional, adil dan transparan hingga kepercayaan
donatur dan bantuan yang diberikan pada dhuafa meningkatkan menjadi harapan
kami.36
2. Visi Dan Misi
Visi
Menjadi Lembaga Terpercaya Dalam Membangun Kemandirian.
Misi
Misi Kemanusiaan yang kami lakukan meliputi kegiatan :
a. Mendayagunakan program rescue, rehabilitasi dan pemberdayaan untuk
mengembangkan kemandirian.
b. Mengembangkan kemitraan dengan masyarakat, perusahaan, pemerintah,
dan lembaga swadaya masyarakat dalam dan luar negeri.
c. Memberikan pelayanan informasi, edukasi dan advokasi kepada
masyarakat penerima manfaat (beneficiaries).
36
http://www.pkpu.or.id diakses pada tanggal 28 februari 2014
37
3. Struktur Organisasi
Secara umum struktur oraganisasi LAZ PKPU sebagai berikut:
Sumber : Deputi Humas dan Sumber Daya LAZ PKPU
Dewan Pembina:
Ketua : Agus Nurhadi
Anggota : Abdul Hasib Hasan
Achmad Satori Ismail
Naharus Surur
Salim Segaf Al Jufri
Dewan Pengawas:
Ketua : Surahman Hidayat
Anggota : - Achmad Zaki
- Hardiono
Dewan Pengurus:
Ketua : Suryama Madjana Sastra
Ketua Umum : Sahabudin
Sekretaris : Agung Notowiguno
Bendahara : Dedi Sularso
Dewan Direksi:
Presiden Direktur : Agung Notowiguno
Managing Director : Wildhan Dewayana
Deputi Humas dan Sumber Daya : Tomy Hendrajati
Deputi Jaringan dan Aliansi Strategis : Sri Adi Bramasetia
Direktur Keuangan dan Akuntansi : Eddy Nursantio
Direktur Kemitraan : Nana Sudiana
Direktur Pendayagunaan : Rully Barlian Thamrin
Biro Pengawas Syariah : - M. Suharsono
- Agus Setiawan
38
Disamping itu, PKPU didukung pula dengan relawan yang cepat dalam kerja
serta tanggap dalam merespon tuntutan lapangan.
4. Program Pemberdayaan Pendidikan LAZ PKPU
a. Wisata Kemah yatim, wisata kemah yatim merupakan edukasi alam
dimana anak yatim di ajak untuk berinteraksi langsung kepada alama
seperti melakukan pertanian, perternakan.
b. Kafalah Yatim, merupakan program penanganan, pembinanaan dan
pengasuhan anak-anak yatim piatu dengan multi pendekatan, demham cara
pendekatan personal anak, keluarga dan struktural.
c. Beasiswa Pendidikan, beasiswa pendidikan ini di tujukan bagi anak yang
kurang mampu dari tingkat SLTP sampai perguruan tinggi, tidak hanya
yang berprestasi saja tapi yang kurang brprestasi juga aslkan dia
mempunyai keinginan yang kuat untuk bersekolah.
d. Mobil Pintar, mobil pintar ini adalah perpusatakaan keliling yang
merupakan bantuan sarana belajar, yang terdiri dari buku pelajaran dan
mainan edukatif di dalamnya.
e. Rumah Guru Indonesia, rumah guru indonesia merupakan program
komprehensif yang di peruntukan untuk peningkatkan kualitas guru-guru
honorer di daerah-daerah.
39
5. Penghimpunan LAZ PKPU
Pada saat ini berbagai terobosan yang dilakukan dalam kegiatan
pernghimpunan hingga tahap pengelolaan dan penyaluran yang dijalankan
lembaga-lembaga sosial umat Islam sudah masuk dalam langkah reformatif.
Dahulu pengumpulan ZIS hanya bersifat pasif dan pengelolaannya pun terkesan
bergerak hati-hati. Hal tersebut yang membuat pengelolaan ZIS kurang Optimal.37
Akan tetapi pada saat ini hampir seluruh lembaga sosial umat Islam
melakukan inovasi dalam tahap pengumpulan hingga tahap pengelolaan dana ZIS
tersebut, sehingga mampu memberdayakan masyarakat Islam kearah yang lebih
sejahtera dan memberikan hak-hak mereka sebagaimana mestinya.
PKPU adalah salah satu lembaga sosial Islam yang melakukan inovasi
dalam penggalangan hingga pengelolaan dan ZIS secara professional dan inovatif.
Seperti layaknya lembaga filantrofi modern, PKPU menggunakan strategi direct
mail, media campaign, membership, special event, dan strategi modern lainnya
dalam penggalangan dana Zakat, Infaq, Shadaqah, wakaf dan Qurban.
Menghimpun dana adalah merupakan tujuan fundraising yang paling
mendasar. Termasuk dalam pengertian dana adalah barang atau jasa yang
memiliki nilai material. Tujuan inilah yang paling pertama dan utama dalam
pengelolaan zakat dan ini pula yang menyebabkan mengapa dalam pengelolaan
zakat fundraising harus dilakukan.38
37
Direktorat Pemberdayaan Zakat, Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam
Departemen Agama RI Manajemen Pengelolaan Zakat, h.66 38
Ibid, h.66
40
Dalam rangka fundraising maka organisasi pengelola zakat harus terus
melakukan edukasi, sosialisasi, promosi dan transfer informasi sehingga
menciptakan kesadaran dan kebutuhan pada masyarakat donatur (Muzakki) untuk
melakukan donasi harta sesuai tuntutan ajaran Islam.39
Program penghimpunan LAZ PKPU adalah suatu bentuk metode
fundraising yang dilakukan untuk menghimpun dana Zakat, Infak dan Shadaqah
dari para Donatur (Muzakki). Selain itu, adapula bentuk lain seperti Iklan melalui
media massa, Televisi, dan Spanduk. Walaupun fundraising yang dilakukan
seperti ini membutuhkan dana yang cukup besar, tetapi iklan seperti ini memiliki
keuntungan dimana sasaran yang dituju dapat dipilih berdasarkan pada pembaca
surat kabar atau majalah tersebut, serta mendapat liputan editorial maka akan
diperoleh simpati dari masyakat yang luas.40
Adapun untuk model donatur LAZ PKPU adalah sebagai berikut:
1. Ritel
2. Kemitraan
3. Tabung Peduli
4. CSR
Dari metode fundraising yang dilakukan oleh LAZ PKPU untuk
menghimpun dana Zakat, Infak dan Shadaqah dari para Donatur (Muzakki) trus
meningkat setiap tahunnya. Berikut jumlah penerimaan dana yang didapat:
39
Direktorat Pemberdayaan Zakat, Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam
Departemen Agama RI Manajemen Pengelolaan Zakat, h.66-67 40
Hasil wawancara Penghimpunan Zakat Center LAZ PKPU Jakarta, pada hari Kamis,
14 Februari 2014
41
Tabel 3.1. Jumlah Penerimaan Zakat tahun 2010 – 2012
Tahun Jumlah Penghimpunan
Zakat
2010 Rp. 78.345.085.840,-
2011 Rp. 79.629.758.552,-
2012 Rp. 107.721.000.948,-
Sumber: Laporan keuangan LAZ PKPU
Dari data penghimpunan diatas bahwa dana ZIS yang dihimpun LAZ
PKPU pada tahun 2009 -2012 mengalami peningkatan karena banyak program
yang berjalan dengan baik sehingga banyak donatur tertarik dengan program-
program yang dijalankan. Terlebih di tahun 2012 mengalami peningkatan yang
signifikan yakni mencapai kenaikan sebesar 35 %.
B. BAZIS DKI JAKARTA
1. Sejarah Berdirinya Bazis DKI Jakarta.
Bazis provinsi DKI Jakarta merupakan sebuah badan pengelola zakat
resmi yang dibentuk Pemerintah Prov. DKI Jakarta. Badan ini berdiri secara resmi
pada tahun 1968 sejak dikeluarkannya Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI
Jakarta (ketika itu dijabat oleh Ali Sadikin) No. Cb. 14/8/18/68 tertanggal 5
Desember 1968 Tentang Pembentukan Badan Amil Zakat, berdasarkan syariat
Islam dalam wilayah DKI Jakarta.Menjelang berdirinya BAZIS Prov. DKI
Jakarta, wacana tentang perlunya pengelolaan zakat secara kelembagaan dan
professional terus bergelora di kalangan masyarakat muslim.
Pada tanggal 24 September 1968, sebelas ulama berkumpul di Jakarta
yang terdiri dari: Prof. Dr. Hamka, KH. Ahmad Azhari, KH. Moh. Syukri
42
Ghazali, Moh. Sodry, KH. Taufiqurrahman, KH. Moh. Soleh Su‟aidi, M. Ali Al
Hamidy, Mukhtar Luthfy, KH. A. Malik Ahmad, Abdul Kadir, dan KH. M.A.
Zawawy.
Pertemuan ini menghasilkan rekomendasi, yaitu: Perlunya pengelola zakat
dengan system administrasi dan tata usaha yang baik sehingga bisa
dipertanggungjawabkan pengumpulan dan pendayagunaannya kepada masyarakat.
Bahwa zakat merupakan potensi umat yang sangat besar yang belum
dilaksanakan secara maksimal. Karenanya, diperlukan efektivitas pengumpulan
zakat sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan.
Melihat peran zakat yang sangat strategis ini, maka pada acara Isra‟
Mi‟raj di Istana Negara, Presiden Soeharto ketika itu menyerukan secara langsung
pelaksanaan zakat untuk menunjang pembangunan. Pada saat yang sama, ia juga
menyatakan kesediannya untuk menjadi amil tingkat nasional.41
Sebagai tindak lanjut dari seruan itu, Presiden Soeharto mengeluarkan
Surat Perintah No. 07/POIN/10/1968 tanggal 31 Oktober 1968 kepada Mayjen
Alamsyah Ratu Prawiranegara, Kol. Inf. Drs. Azwar Hamid, dan Kol. Inf. Ali
Afandi untuk membantu Presiden dalam proses administrasi dan tata usaha
penerimaan zakat secara nasional.
Untuk lebih memperkuat hal tersebut, Presiden mengeluarakan Surat
Edaran No. B. 133/PRES/11/1968 yang menyerukan kepada pejabat/instansi
untuk membantu dan berusaha ke arah terlaksananya seruan presiden dalam
41
Manajemen ZIS BAZIS DKI,(Jakarta:Institut Manajemen Zakat, 2006)h.3
43
wilayah atau lingkup kerja masing-masing. Seruan Presiden ini kemudian
ditindaklanjuti oleh Gubernur Prov. DKI Jakarta, Ali Sadikin dengan
mengeluarkan Surat Keputusan Gubernur No. Cb. 14/8/18/68 tertanggal 5
Desember 1968 Tentang Pembentukan Badan Amil Zakat, berdasarkan syariat
Islam dalam wilayah DKI Jakarta. Akhirnya, BAZ Prov. DKI Jakarta secara resmi
berdiri.
Sejak berdirinya BAZIS tahun 1968, perkembangan zakat masih dirasakan
belum optimal. Hal ini dilihat dari hasil pengumpulan yang secara kuantitas
maupun kualitas masih sangat kecil dibandingkan dari potensi zakat yang sangat
besar, khusunya di DKI Jakarta.
memperluas sasaran operasional dank arena semakin kompleknya
permasalahan zakat di Jakarta, maka pada tahun 1973 Gubernur Prov. DKI Jakarta
melalui Surat Keputusan No. D.III/B/14/6/73 tertanggal 22 Desember 1973
menyempurnakan BAZ ini menjadi Badan Amil Zakat dan Infaq/Shadaqah yang
kini popular dengan sebutan BAZIS.42
BAZIS DKI JAKARTA.
2. Visi Dan Misi
Visi
Menjadi Badan Pengelola ZIS yang unggul dan terpercaya
Misi
42
www.bazisdki.go.id
44
Mewujudkan Optimalisasi Pengelolaan ZIS yang amanah, profesional,
transparan, akuntabel, dan mandiri menuju masyarakat yang bertaqwa,
sejahtera dan berdaya.
3. Stuktur Organisasi
Dewan Pertimbangan Periode 2012 - 2015
Ketua : Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta
Ketua Harian : Asisten Kesejahteraan Masyarakat Sekda Provinsi DKI
Jakarta
Sekretaris Merangkap Anggota : Kepala Biro Pendidikan dan Mental Spritual
Setda Provinsi DKI Jakarta43
Anggota :
1. Kepala Kanwil Kementerian Agama Republik Indonesia
2. Ketua MUI Provinsi DKI Jakarta
3.Prof.KH Ali Mustofa Ya'kub MA
4.Prof. Dr. KH. Muh. Amin Suma, SH, MA
5.KH.M.Siddiq Fauzie
6.HM.Subki,Lc
7.KH.Saifuddin Amsir,MA
8.KH.Syarifuddin A Ghani
Komisi Pengawas Periode 2012 - 2015
Ketua : Drs. H.Syarief Mustafa
Ketua Harian : Dr.Lutfi Fatullah
43
www.bazisdki.go.id
45
Sekretaris :Ka Biro Dikmental Setda Provinsi DKI
Jakarta
Wakil Sekretaris : Kepala Bidang Penyelenggara Haji, Zakat dan Wakaf
Kanwil Kementerian Agama Republik Indonesia.
Anggota :
1. HM.Ashraf Ali,B,Ac, SH
2. Drs. H. Hendarin Ono Saleh, M.Si
3. K.H. Muhyiddin Naim, MA
4. Drs.H.Beky Mardani
5. KH Agus Darmawan
6. H. Firdaus
Badan Pelaksana
Kepala Bazis : Drs. H. Ale Abdullah
Wakil Ketua : Drs. HM Zainuddin Yusuf
Kepala Sekretariat : H. Embai Suhaimi, SE
Kepala Bid. Pengumpulan : H. R. Djumhana, SE
Kepala Bid. Pendayagunaan : Muh. Chabib
Kepala Bid. Dana : H. Wahyu Hermana, SE
4. Program Pemberdayaan Pendidikan BAZIS DKI Jakarta
A. Beasiswa Madrasah Aliyah/SLTA Swasta dan Mahasiswa , yaitu beasiswa
yang di berikan Bazis Dki Jakarta untuk siswa/i Aliyah/SLTA Swasta yang
berada di wilayah DKI Jakarta, beasiswa ini di berikan untuk membantu
46
biaya oprasional pendidikan bagi siswa yang kurang mampu, beasiswa ini
bersifat berlanjut, beasiswa ini di mulai dari tingkat SLTA klas 2
,sedangkan Mahasiswa smester 2.
B. Beasiswa santri, sama seperti halnya beasiswa SLTA, beasiswa santri ini
di peruntukan untuk para santri yang yang berada di wilayah Jakarta ,
beasiswa ini meliputi pembinaan Qari/i dan Tahfiz Al-quran.
C. Bantuan guru PAUD, beasiswa ini di peruntukan bagi guru paud untuk
melanjutkan study kuliah hingga jengjang S1.
D. Pondok Dhuafa, Pondok dhuafa ini bertujuan sebagai tempat bagi para
santri yang kurang mampu, dimana pondok dhuafa ini sebagai asrama bagi
mereka dengan fasilitas yang memadai.
5. Penghimpunan Bazis DKI
Kebijakan di Bidang Penghimpunan pada Bazis Dki Jakarta Terbagi
Menjadi:
A. Sasaran
Sasaran penghimpunan ZIS adalah seluruh warga muslim ibukota, yang
dikelompokan ke dalam:
1) Masyarakat umum yang di koordinasikan oleh kepala kelurahan dan di
bantu oleh ketua RT/RW serta tokoh agama setempat.
2) Karyawan/pegawai yang di koordinasikan oleh kelurahan, kecamatan,
kotamadya dan bazis unit satuan kerja.
3) Para pengusaha nasional yang berkoordinasi langsung oleh BAZIS DKI
jakarta atas nama Gubernur.
47
4) Infaq dan shodaqoh lewat SMS.
5) Nasabah Bank
6) Jamaah Calon Haji dan Umroh.
B. Program Sosialisasi.
Memberikan pemahaman ZIS kepada masyarakat bukanlah sesuatu yang
mudah. Karna penyadaran ini bukan hanya terhenti pada kemauan masyarakat
untuk menunaikanya, tetapi di harapkan juga masyarakat mampu menjadikanya
sebagai gerakan yang menyeluruh dan mampu menggerakan masyarakat lain
untuk menunaikanya juga.44
Bagi sebagian masyarakat, menunaikan ZIS masih menghadapi kendala,
karena diantara merka masih belum mengetahui hukum ZIS, Peran ZIS dan fungsi
BAZIS, siapa termasuk muzakki, munfiq dan mutashaddiq, bagaimana membayar
ZIS dan harus kemana membayarnya.
Sebagai implementasi tugas dan fungsinya, BAZIS DKI jakarta
melaksanakan langkah-langkah sosialisasi yang secara umum adalah:
1) Mengadakan kerjasama secara teknis dengan lembaga/instasi lain dalam
hal penyuluhan dan penghimpunan ZIS.
2) Mengadakan koordinasi, integrasidan sinkronisasi yang bersifat teknis
dengan semua pihak, agar penghimpunan ZIS optimal.
3) Mengadakan kerjasama dengan lembaga profesi sejenisnya sebagai mitra
atau sinergi dalam penyuluhan zakat, infaq dan shodaqoh.
Adapun kegiatan sosialisai yang dilakukan BAZIS DKI Jakarta antaranya:
44
BAZIS DKI,Manajeman ZIS,(Jakarta,BAZIS DKI,2006),h.69
48
1) Menyediakan sarana internet dengan situs homepage:http://www.bazis
dki.go.id,yang memuatkebutuhan informaasi tentang BAZIS DKI secra
lengkap yang di butuhkanmasyarakat.
2) Bagi yangingin berhubungan langsung dengan kantor BAZIS, di sediakan
saluran telpon dengan nomor: 021-3144023.
3) Selain itu penyebaran informasi dengan media dakwah, cetak, elektronik,
majalah dll.
4) BAZIS DKI juga menitipkan pesan dakwah untuk menunaikan ZIS pada
para dai dan khotib jumat agar masyarakat lebih paham tentang ZIS dan
sadar untuk menunaikanya
Tabel 3.2
Tahun Jumlah Penghimpunan
2011 Rp.64.780.812.886,49
2012 Rp.81.453.310,876,97
2013 Rp. 83.820.559.130,67
Hasil pengumpulan Zakat Infaq Shadaqah ( ZIS) Tahun 2011 sebesar
Rp.64.780.812.886,49.Mengalami kenaikan bila dibanding dengan hasil
pengumpulan Tahun 2012 Rp.81.453.310,876,97 yang perolehannya. Tahun 2013
Rp. 83.820.559.130,67
49
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pendayagunaan Dana ZIS Untuk Program Beasiswa Pendidikan Pada
BAZIS DKI Dan Laznas PKPU
Dalam pembahasan ini penulis akan memaparkan tentang mekanisme yang
digunakan oleh BAZIS DKI dan LAZ PKPU dalam mendayagunakan dana ZIS
untuk disalurkan pada program Beasiswa Pendidikan. Sebagaimana yang telah
dijelaskan sebelumnya bahwa dana zakat, infak dan shadaqah tidak hanya bersifat
konsumtif tetapi juga harus bersifat produktif, bukan untuk saat ini saja tetapi
untuk jangka yang panjang.
1. Mekanisme Pendayagunaan dana ZIS BAZIS DKI Pada Beasiswa
Pendidikan
Prosedur untuk mendapatkan bantuan pada BAZIS DKI Jakarta untuk
program Beasiswa Pendidikan Pada SLTA dan Mahasiswa (S1) sebagai berikut:45
a. Tahap Pertama, pendaftaran yang di mulai pada bulan juni dengan
menyeleksi dan membawa persyaratan sebagai berikut:
1) Permohonan tertulis dari yang bersangkutan kepada BAZIS DKI Jakarta.
2) Salinan fotocopy Ijasah terakhir yang dilegalisir:
Ijasah SLTP/Madrasah Tsanawiyah bagi pemohon siswa SLTA Swasta.
45
Hasil wawancara dengan HM Zainuddin Yusuf sebagai Wakil Ketua Bazis DKI
Jakarta,pada hari rabu, 19 maret 2014
49
50
Ijasah SLTA/Madrasah Aliyah bagi pemohon Mahasiswa.
Fotocopy Raport/Daftar Nilai IP.
3) Surat Keterangan dari Kepala Sekolah/Rektor menyatakan:
sebagai siswa SLTA/Mahasiswa.
Berkelakuan baik.
Belum pernah menerima beasiswa/Kartu Jakarta Pintar
4) Surat dari kelurahan yang menyatakan:
Berdomisili di Jakarta minimal 3 tahun.
Keluarga tidak mampu.
Belum menikah.
5) Surat pernyataan tertulis dari Siswa/Mahasiswa yang bersangkutan di atas
materai Rp.6000 yang menyatakan kesanggupan dan bersedia untuk
mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh BAZIS Provinsi DKI Jakarta.
6) Surat persetujuan dari Orang Tua/Wali Siswa/Mahasiswa yang
bersangkutan untuk mendapatkan beasiswa dari BAZIS DKI Jakarta.
7) Pas Foto berwarna ukuran 2x3 sebanyak 1 lembar.
8) Fotocopy Kartu Tanda Pendudukan (KTP). Kartu Keluarga (KK)dan Kartu
Pelajar/Kartu Mahasiswa.
51
9) Bantuan biaya pendidikan (Beasiswa) diperuntukan bagi Siswa
SLTA/M.A Swasta yang telah duduk di Kelas II dan Mahasiswa minimal
telah duduk di smester II.
Apabila calon penerima bantuan diatas memenuhi persyaratan maka
panitia penyelengara akan memberikan formulir untuk diwawancarai seminggu
setelah penyeleksian tersebut.
b. Tahap kedua, ketika formulir sudah di serahkan, Bazis DKI Jakarta melalui
tim survei terjun langsung untuk mensurvei dan mendata apakah mustahik
tersebut sudah memenuhi kriteria yang berhak mendapatkan bantuan
tersebut.
c. Tahap Ketiga. ketika tim survei menyatakan penerima tersebut berhak
menerima dana beasiswa pendidikan, akan di lakukan tahap selanjutnya
dengan mendata langsung di kantor pusat BAZIS DKI Jakarta, untuk di
berikan pengarahan dan mengikuti pembinaan agar lebih mengetahui
maksud program yang di terapkan BAZIS DKI.
Dari kesimpulaan pembahasan diatas BAZIS DKI Jakarta dalam
melakukan penyaluran dana beasiswa pendidikan melalui Tiga tahapan, tahap
pertama dengan mengisi formulir dan menyertakan beberapa persyaratan seperti
yang tercantum diatas. tahap kedua,melakukan pendataan dan survei terhadap
calon penerima beasiswa. dan tahap ketiga, dengan wawancara dan melakukan
pengarahan terhadap calon penerima beasiswa.
52
2. Mekanisme Pendayagunaan dana ZIS Pada LAZNAS PKPU Pada
Beasiswa Pendidikan
Dalam melakukan penyaluran adapun mekanisme yang dilakukan Laznas
PKPU melalui beberapa tahap yaitu:46
a. Tahap Pertama, PKPU membuat perencanaan program yang matang,
sehingga ketika program itu di buat, dapat menghasilkan sesuatu yang
positif dan tidak sia-sia dalam masyarakat.
b. Tahap kedua. dari segi prosedeur dan pendataan, apakah penerima
manfaat memiliki kriteria seorang mustahik atau tidak. Hal ini guna
memberika peninjauan dengan sistem pendataan bagi dhuafa. Dengan
harapan agar dana ZIS yang disalurkan melalui LAZ PKPU dapat
disampaikan kepada orang yang berhak menerimanya. Dalam hal
kepesertaan Program beasiswa pendidikan PKPU mempunyai prosedur
sistem kepesertaan, yakni meliputi Adminitrasi yang lengkap seperti:
1) Menggisi formulir di Web PKPU.
2) Fotocopy KTP, KK, Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM)
3) Fotocopy Transkip Nilai dari Smester 1 sampai terakhir
4) Foto 3x4 Lima Lembar
5) Menulis Essay dengan tema”Peran Mahasiswa Dalam Membangun
Negeri” Maksimal 3 Halaman.
Sedangkan untuk Persyarat penerima Beasiswa pada Laznas PKPU adalah
sebagai berikut:.
46
Hasil wawancara bersamai ibu osy utami, bidang pendidikan, jumat 21 maret 2014.
53
1) Mahasiswa muslim aktif Program S-1 Minimal semester 4 di
Universitas Indonesia dan Institute Pertanian Bogor.
2) Aktif di Lembaga/Organisasi yang bergerak di bidang pendidikan,
kemahasiswaan, atau sosial masyarakat IPK Minimal 2.75
3) Tidak sedang menerima beasiswa sejenis
4) Berasal dari keluarga tidak mampu dan melampirkan surat keterangan
tidak mampu.
5) Siap untuk mengikuti semua program pembinaan.
Sedangkan untuk tingkat SLTP dan SLTA Laznas PKPU bekerjasama
dengan mitra mereka yang meliputi yayasan dan lembaga sosial lainya untuk
mendata calon penerima beasiswa pendidikan minimal orangtuanya memiliki
penghasilan <Rp. 500.000,-/bulan dan sesuai dengan program PKPU. Selain itu
LAZ PKPU pun tidak ingin mempersulit para mustahik yang akan dibantu.
Mereka melihat dari kebutuhan yang sifatnya mendesak dan penting.
c. Tahap ketiga, pendataan dan pensurveian, PKPU melalui tim
pendataan melakukan survei kepada mustahik calon penerima
beasiswa, apabila mustahik tersebut memenuhi keriteria calon
penerima bantuan, maka akan dilakukan tahap selanjutnya untuk
mewawancari dan melakukan pengarahan selama seminggu untuk
memberikan pemahaman program yang akan di berikan.
Dari kesimpulan diatas PKPU dalam melakukan penyaluran program
beasiswa pendidikan melalui beberapa tahap, untuk melakukan penyaluran
54
beasiswa PKPU bekerja sama dengan mitra mereka dan yayasan yang sudah
terjalin untuk memudahkan melakukan penyaluran dana beasiswa tersebut.
Dari data hasil wawancara diatas, penulis dapat membandingkan
pendayagunaan ZIS untuk penyaluran dana program beasiswa antara Laz PKPU
dan BAZIS DKI Jakarta, seperti pada tabel ini:
Tabel 4.1
No Nama Lembaga Perbandingan
1 Laznas PKPU Laznas PKPU melakukan kerjasama
kepada yayasan dan mitra PKPU untuk
pemberian beasiswa, sehingga
mempermudah dalam penyaluran dan
penseleksian terhadap calon penerima
beasiswa, pendayagunaan dana untuk
program beasiswa terbatasi, dikarnakan
PKPU tidak berfokus untuk program ini
saja akan tetapi terbagi-bagi oleh program
lainya.
2 BAZIS DKI Jakarta BAZIS DKI dalam melakukan pemberian
beasiswa dengan cara menginformasikan
ke setiap kotamadya, sehingga
masyarakat harus aktif dalam mencari
info beasiswa tersebut, dalam segi
pendayagunaan dana untuk beasiswa
,BAZIS DKI amat baik, dikarnakan
program yang ada pada BAZIS DKI lebih
dominan untuk pendidikan diantaranya
beasiswa.
55
B. Evaluasi Program Beasiswa Pendidikan Pada Bazis DKI Dan Laznas
PKPU
Setiap kegiatan atau program akan mempunyai hasil yang ingin dicapai,
hasil tersebut bisa berdampak positif maupun negatif. Tetapi pada umumnya
dampak yang diinginkan dari setiap kegiatan mempunyai dampak yang positif
karena tujuan yang direncanakan berhasil atau berjalan sesuai dengan rencana.
Seperti halnya program pendayagunaan zakat, infaq dan shadaqah pada
peningkatan taraf pendidikan masyarakat yang dilaksanakan oleh BAZIS DKI
Jakarta dan LAZ PKPU mempunyai dampak yang baik di dalam masyarakat.
Dalam hal ini saya akan menguraikan hasil wawancara dengan Staf bidang
pendidikan pada Laznas PKPU dan wakil ketua Bazis DKI Jakarta untuk
membahas mengenai hasil evaluasi program pendayagunaan zakat, infaq dan
shadaqah pada peningkatan pendidikan masyarakat. Selain itu data dampak
program ini didapatkan dari manajemen pendayagunaan LAZ PKPU dan
Pendayagunaan BAZIS DKI Jakarta terkait program Beasiswa Pendidikan yang
dijalankan, serta dari penerima manfaat program tersebut.
Dalam hal ini penulis menggunakan cara evaluasi dengan membandingkan
antara realisaidan target.
1. BAZIS DKI JAKARTA.
BAZIS DKI Jakarta mempunyai beberapa program bantuan beasiswa
pendidikan, diantara program-program tersebut meliputi:47
47
Hasil wawancara bersama bapak agam staf bidang pendayagunaan BAZIS DKI Jakarta,
Rabu 19 Maret 2014.
56
a. Beasiswa Madrasah Aliyah/SLTA Swasta dan Mahasiswa , yaitu beasiswa
yang di berikan Bazis Dki Jakarta untuk siswa/i Aliyah/SLTA Swasta yang
berada di wilayah DKI Jakarta, beasiswa ini di berikan untuk membantu
biaya oprasional pendidikan bagi siswa yang kurang mampu, beasiswa ini
bersifat berlanjut, beasiswa ini di mulai dari tingkat SLTA kelas 2,
sedangkan Mahasiswa semester 2.
b. Beasiswa santri, sama seperti halnya beasiswa SLTA, beasiswa santri ini
di peruntukan untuk para santri yang yang berada di wilayah Jakarta ,
beasiswa ini meliputi pembinaan Qari/i dan Tahfiz Al-quran.
c. Bantuan guru PAUD, beasiswa ini di peruntukan bagi guru paud untuk
melanjutkan study kuliah hingga jenjang S1.
d. Pondok Dhuafa, Pondok dhuafa ini bertujuan sebagai tempat bagi para
santri yang kurang mampu, dimana pondok dhuafa ini sebagai asrama bagi
mereka dengan fasilitas yang memadai.
Pada program beasiswa pendidikan BAZIS DKI Jakarta telah
memberikan banatuan dana sebesar:
Tabel 4.2
Pemberdayaan Bidang Pendidikan Tahun 2012.
PROGRAM KEGIATAN HASIL ANGGARAN
57
Beasiswa
MI/SDI
Bantuan
Pendidikan Untuk
13.125 siswa
MI/SDI swasta
Rp. 3.937.500.000
Beasiswa
Tingkat MTS
Swasta
Bantuan
Pendidikan Untuk
10.675 siswa
Rp. 4.483.500.000
Beasiswa
Tingkat
MA/SLTA
Bantuan
Pendidikan Untuk
2.270 Siswa
Rp. 2.043.000.000
Bantuan Tingkat
Mahasiswa,
Januari-Juli
Program
Th.2011
Bantuan
Pendidikan Untuk
1.420 Mahasiswa
Rp. 1.704.000.000
Oprasional Beasiswa
Tingkat
MA/SLTA, Juli-
Desember
Program
Th.2012
Bantuan
Pendidikan Untuk
2.555 Siswa
Rp. 2.299.500.000
Tingkat
Mahasiswa,
Juli-Desember
Program
Th.2012
Bantuan
Pendidikan Untuk
1.535 Mahasiswa
Rp. .1.842.000.000
Beasiswa Santri Bantuan
Pendidikan Untuk
30 Santri
Rp. 180.000.000
Beasiswa Guru
PAUD
Bantuan
Pendidikan Untuk
250 Guru PAUD
Rp. 850.000.000
Pondok Dhuafa Pondok Gratis
Untuk 50 Santri
Rp.250.000.000
Total Rp. 17.589.500.000
Sumber: Pendayagunaan BAZIS DKI
58
Dilihat dari jumlah penerimaan dan penyaluran pada tahun 2012 bazis
DKI jakarta mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dimana pada tahun
2012 penerima beasiswa pada tingkat madrasah Ibtidaiah sebanyak 13.125 siswa
dan MTS Swasta sebanyak 10.675, tingkat Aliyah sebanyak 2.270 dan tingkat
perguruan tinggi sebanyak 1.420 untuk mahasiswa program Januari-Juli tahun
2011, kemudian untuk tingkat Aliyah/SLTA untu program 2012 pada Juli-
Desember sebanyak 2.555 dan Tingkat perguruan tinggi untuk program Julu-
Desember tahun 2012 sebanyak 1.535
Dan pada tahun 2013 BAZIS DKI Jakarta telah memberikan bantuan
beasiswa pendidikan sebanyak:
Tabel 4.3
Pemberdayaan Bidang Pendidikan Tahun 2013.
PROGRAM KEGIATAN HASIL ANGGARAN
Beasiswa
Tingkat
MA/SLTA
,Januari-
JuniProgram
Th.2013
Bantuan
Pendidikan Untuk
2.555 Siswa
Rp. 2.299.500.000
Bantuan Tingkat
Mahasiswa,
Januari-Juni
Program
Th.2013
Bantuan
Pendidikan Untuk
1.545 Mahasiswa
Rp. 1.854.000.000
Oprasional Beasiswa
Tingkat
MA/SLTA,Ju
li-Desember
Bantuan
Pendidikan Untuk
2.430 Siswa
Rp. 2.916.000.000
59
Program
Th.2013
Tingkat
Mahasiswa,
Juli-
Desember
Program
Th.2013
Bantuan
Pendidikan Untuk
2.200 Mahasiswa
Rp. .3.000.000.000
Beasiswa
Santri
Bantuan
Pendidikan Untuk
150 Santri
Rp. 900.000.000
Beasiswa
Guru PAUD
Bantuan
Pendidikan Untuk
455 Guru PAUD
Rp. 2.246.000.000
Pondok
Dhuafa
Pondok Gratis
Untuk 60 Santri
Rp.250.000.000
Total Rp. 13.465.500.000
Sumber: Pendayagunaan BAZIS DKI Jakarta
Sedangkan pada tahun 2013 terdapat perubahan untuk penerima beasiswa,
dimana beasiswa hanya di berikan untuk tingkat Madrasah Aliyah/SLTA kelas
dua dan Mahasiswa saja, dengan penerima tingkat Aliyah sebanyak 2.555 untuk
bulan Januari-Juni Program Tahun 2013, Tingkat Perguruan Tinggi sebanyak
1.545 untuk bulan Januari-Juni Program Tahun 2013, dan Tingkat Aliyah/SLTA
pada Juli-Desember Program Tahun 2013 sebanyak 2.430 dan Tingkat Perguruan
Tinggi sebanyak 2.200 pada bulan Juli-Desember Program Tahun 2013 dan
Tingkat kondisi ini dikarenakan penyesuaian kondisi penerima beasiswa yang
setiap tahun mengalami perubahan.
Untuk pemberdayaan dana pendidikan Bazis DKI Jakarta mengucurkan
dana sebanyak:
60
Tabel 4.4
Pemberdayaan Bidang Pendidikan 12 Juni 2013-25 Februari 2014.
PROGRAM KEGIATAN HASIL ANGGARAN
Beasiswa
SLTA
Bantuan
Pendidikan Untuk
2.400 siswa SLTA
swasta
Rp.5.760.000.000
Beasiswa S1 BantuanPendidikan
Untuk 2.205
Mahasiswa
Rp.6.615.000.000
Beasiswa
Santri
Bantuan
Pendidikan Untuk
230 Santri
Rp. 1.170.000.000
Bantuan Pondok
Dhuafa
Program pondok
gratis untuk santri
Rp. 250.000.000
Oprasional Beasiswa
Guru PAUD
Bantuan hingga
lulus S1 untuk 600
Guru PAUD
Rp. 1.940.000.000
Biaya
Tunggakan
Skolah
Siswa dengan
tunggakan sekolah
terbantu
Rp..1.315.000.000
Beasiswa
Kaderisasi
Ulama &
Mubalig
Pendidikan 250
kader mubaligh
dan ulama
Rp.792.000.000
Pembinaan
Qari
Lahirnya
Qari/Qariah DKI
Jakarta
Rp.330.000.000
Bantuan S2
dan S3
Penulisan tesis dan
disertasi
Rp.240.000.000
Bantuan
Fisik
Bantuan
Lembaga
Pendidikan
Bangunan
Pendidikan yang
layak
Rp.2.731.803.365
61
Total Rp.21.143.803..365
Sumber: Pendayagunaan BAZIS DKI Jakarta
Sedangkan untuk program beasiswa pendidikan pada tahun 2014,
beasiswa hanya di berikan untuk madrasah Aliyah dan perguruan tinggi saja,
dengan penerima beasiswa madrasah Aliyah sebanyak 2.400 siswa/i dan tingkat
perguruan tinggi sebanyak 2.205, beasiswa santri sebanyak 230, beasiswa guru
PAUD sebanyak 600 dan kaderisasi ulama sebnyak 250, hal ini dikarenakan
setiap tahun bazis DKI jakarta melakukan evaluasi program dan merancang
program sesuai kebutuah yang ada pada masyarakat.
Dilihat dari data tahun 2012- febuari 2014, BAZIS DKI telah memberikan
bantuan beasiswa sebanyak:
Tabel 4.5
No Kegiatan Anggaran tahun
2012
Anggaran Tahun
2013
Anggaran per
Febuari 2014
Presen
1 Beasiswa
MI/SDI
Rp.3.937.500.000 - - -
2 Beasiswa
MTS
Rp.4.483.500.000 - - -
3 Beasiswa
MA/SLTA
Rp.2.043.000.000 Rp.2.299.500.000 Rp.2.880.000.000 20,4 %
4 Beasiswa
Mahasiswa
Januari-
Juli
Rp.1.704.000.000 Rp.1.854.000.000 Rp.3.307.500.000 17,3 %
62
5 Beasiswa
MA/SLTA
Juli-
Desemeber
Rp.2.299.500.000 Rp.2.916.000.000 Rp.2.880.000.000 23 %
6 Beasiswa
Mahasiswa
Juli-
Desember
Rp.1.842.000.000 Rp.3.300.000.000 Rp.3.307.500.000 18, 4 %
7 Beaiswa
Santri
Rp.180.000.000 Rp.900.000.000 Rp.1.170.000.000 26, 9 %
8 Beasiswa
Guru
PAUD
Rp.850.000.000 Rp.2.246.000.000 Rp.1.945.000.000 8, 49 %
9 Pondok
Dhuafa
Rp.250.000.000 Rp.250.000.000 Rp.250.000.000 -
10 Biaya
Tungakan
skolah
- - Rp.1.515.000.000 -
11 Beasiswa
Kaderisasi
ulama
- - Rp.792.000.000 -
12 Pembinaan
Qari
- - Rp.330.000.000 -
13 Bantuan
S2 dan S3
- - Rp.240.000.000 -
14 Bantuan
Lembaga
Pendidikan
- - Rp.2.731.803.365 -
Pada Program Beasiswa Pendidikan Pada BAZIS DKI Jakarta, memlikiki
beberapa kelebihan diantaranya:
63
1) Dana keuangan yang baik.
2) Adanya campur tangan pemerintah provinsi DKI Jakarta, sehingga
mempermudah untuk menjalankan oprasional program yang sudah ada.
3) Mudah melakukan alokasi dana karena bekerja sama di tiap kotamadya
sampai tingkat kelurahan.
4) Beasiswa berlanjut karna tidak hanya sekali pemberian saja.
5) Beasiswa diberikan dari Tingkat SLTA hingga Perguruan Tinggi strata 2
(S2)
6) Transparansi data yang baik, sehingga masyarakat sangat mudah untuk
mendapatkan data tentang perkembangan yang dilakukan Bazis DKI
Jakarta.
Namuan Bazis DKI Jakarta juga memiliki kekurangan dalam segi program
beasiswa pendidikan, seperti:
1) Bazis DKI hanya bisa memberikan dana beasiswa untuk warga yang
mempunyai KTP DKI Jakarta saja, yang sudah menetap minimal 3 tahun.
2) Tidak adanya pemberian/pelatihan skill untuk penerima beasiswa.
3) Penerima beasiswa dibatasi hanya untuk yang memiliki nilai yang sudah di
standarisasikan oleh BAZIS DKI Jakarta.
2. LAZNAS PKPU
64
Sedangkan pada Laznas PKPU memalui program beasiswa pendidikan
yang meliputi:48
a. Wisata Kemah yatim, wisata kemah yatim merupakan edukasi alam
dimana anak yatim di ajak untuk berinteraksi langsung kepada alama
seperti melakukan pertanian, perternakan.
b. Kafalah Yatim, merupakan program penanganan, pembinanaan dan
pengasuhan anak-anak yatim piatu dengan multi pendekatan, dengan cara
pendekatan personal anak, keluarga dan struktural.
c. Beasiswa Pendidikan, beasiswa pendidikan ini di tujukan bagi anak yang
kurang mampu dari tingkat SLTP sampai perguruan tinggi, tidak hanya
yang berprestasi saja tapi yang kurang brprestasi juga aslkan dia
mempunyai keinginan yang kuat untuk bersekolah.
d. Mobil Pintar, mobil pintar ini adalah perpusatakaan keliling yang
merupakan bantuan sarana belajar, yang terdiri dari buku pelajaran dan
mainan edukatif di dalamnya.
e. Rumah Guru Indonesia, rumah guru indonesia merupakan program
komprehensif yang di peruntukan untuk peningkatkan kualitas guru-guru
honorer di daerah-daerah.
Pada program beasiswa pendidikan laznas PKPU telah menberikan
bantuan sebesar:
48
Hasil wawancara besama Ibu Osy Utami, Staf Bidang Pendidikan Laznas PKPU, Jumat
21 maret 2014.
65
Tabel 4.6
Penyaluran dana Zis Untuk Program Pendidikan Pada Tahun 2012
Program Kegiatan Jumlah Penerima Dana yang
disalurkan
Wisata
Kemah
Yatim
50 Anak Rp. 35.000.000
Pendidikan Kafalah
Yatim
231 Anak Rp. 63.525.000
Beasiswa
Pendidikan
Tingkat SD
Tingkat SLTP
Tingkat SLTA
Rp. 65.097.000
Rp. 103.500.000 Rp.173.300.000
Mobil Pintar Tiap 1 Priode/1
daerah
Rp.280.016.000
Total Rp. 720.438.000
Sumber: Pendayagunaan :Laznas PKPU
Dilihat dari penerimaan dan penyaluran pada program beasiswa
pendidikan tahun 2012 pekapu menyalurkan dana sebesar 35.000.000 untuk
program wisata kemah yatim dan untuk kafalah yatim sebesar Rp. 63.525.000 ,
untuk beasiswa masing tingkatan sebesar Rp. 65.097.000 untuk SD, dan Rp.
103.500.000 Untuk SLTAp, dan sebesar Rp. 173.300.000 Untuk Tingkat SLTA.
Sedangkan untuk tahun 2013 BAZIS DKI Jakarta menyalurkana dana untuk
program pendidikan sebsesar:
66
Tabel 4.7
Penyaluran dana Zis Untuk Program Pendidikan Pada Tahun 2013
Program Kegiatan Jumlah Penerima Dana yang
disalurkan
Wisata
Kemah
Yatim
50 Anak Rp. 35.000.000
Pendidikan Kafalah
Yatim
286 Anak Rp. 78.650.000
Beasiswa
Pendidikan
Tingkat SD
Tingkat SLTP
Tingkat SLTA
Tingkat Perguruan
Tinggi
Rp. 97.075.000
Rp. 137.500.000 Rp.193.600.000 Rp.538.200.000
Mobil Pintar Tiap 1 Priode/1
daerah
Rp.280.016.000
Rumah Guru
Indonesia
120 guru honorer Rp.467.940.000
Total Rp. 1.827.981.000
Sumber: Pendayagunaan Laznas PKPU
Dilihat dari penerimaan dan penyaluran dana Zis untuk Program Beasiswa
Pendidikan, pada tahun 2013 terlihat kenaikan angka yang signifikan dimana
jumlah penerima beasiswa mengalami penaikan untuk tingkat SD sebesar Rp.
67
97.075.000, dan Tingkat SLTP sebesar Rp.137.500.000 dan tingkat SLTA sebesar
Rp.193.600.000 dan Tingkat perguruan tingi sebesar Rp. 538.200.000
Dilihat dari data tahun 2012- 2013, Laznas PKPU telah memberikan
bantuan beasiswa sebanyak:
Tabel 4.8
No Kegiatan Dana yang
disalaurkan tahun
2012
Dana yang
disalurkan tahun
2013
Presentase
1 Wisata Kemah
Yatim
Rp. 35.000.000 Rp. 35.000.000 -
2 Kafalah Yatim Rp. 63.525.000 Rp. 78.650.000 23, 89 %
3 Beasiswa SD Rp. 65.097.00 Rp. 97.075.000 49, 12 %
4 Beasiswa SLTP Rp.103.500.000 Rp. 137.500.000 32, 85 %
5 Beasiswa SLTA Rp. 173.300.000 Rp.193.600.000 11, 71 %
6 Beasiswa Tingkat
Perguruan Tinggi
- Rp. 538.200.000 -
7 Mobil Pintar Rp.280.016.000 Rp.280.016.000 -
8 Rumah Guru
Indonesia
- Rp. 467.940.000 -
Sumber: Pendayagunaan LAZ PKPU
Dari hasil evaluasi yang melalui wawancara serta data yang diterima Pada
program Beasiswa pendidikan yang diberikan oleh Laznas PKPU , dalam hal ini
ada beberapa kelebihan yang dimiliki oleh Laznas ini diantaranya:
1) Mudahnya melakukan penyaluran, karna Laznas PKPU bekerjasma
dengan mitra dan yayasan yang sudah terjalin untuk menyalurkan dan
mendata calon penerima beasiswa.
68
2) Adanya pelatihan skill untuk anak asuh dan penerima beasiswa.
3) Adanya pengarahan untuk orang tua penerima beasiswa agar dapat
memahami program yang di berikan.
4) Jangkauan penerima yang luas karena tidak terpatok pada domisili
penerima calon beasiswa.
5) Untuk memberikan dana beasiswa PKPU tidak mematok nilai akhir
sebagai persyaratan penerima.
Akan tetapi pada program beasiswa pendidikan pada Laznas PKPU juga
memiliki kekurangan dalam pelaksanaanya, diantaranya:
1) Dana alokasi untuk beasiswa pendidikan terbatas dikarnakan pkpu
memiliki beberapa program lain.
2) Untuk beasiswa tingkat perguruan tinggi dibatasi hanya untuk UI dan IPB
saja.
3) Kurangnya pengetahuan masyarakat dalam informasi, dikarnakan pkpu
hanya terbatas di lingkungan yayasan dan mitra mereka saja.
Dampak dari penerimaan beaasiswa pendidikan pada BAZIS DKI Jakarta
dan LAZ PKPU terhadap peningkatan kualitas pendidikan masyarakat adalah:
1. Peningkatan angka putus sekolah menjadi berkurang, di karenakan
masyarakat mendapat bantuan oprasional sekolah untuk melanjutkan study
hingga jenjang perguruan tinggi.
69
2. Peningkatkan kualitas siswa/siswi penerima beasiswa dalam bidang
akademik menjadi lebih baik.
3. Adanya pengarahan kepada orang tua penerima program beasiswa,
sehingga orang tua bisa menjadi motivator untuk anaknya agar tetap terus
melanjutkan pendidikan hingga akhir.
4. Adanya harapan bagi siswa/i yang berprestasi tapi kurang mampu untuk
melanjutkan hingga tingkat perguruan tinggi.
5. Adanya tanggung jawab pendidikan terhadap anaknya, sehingga tingkat
pendidikan anak dapat terpenuhi dan impian anak tercapai.
3. Hasil evaluasi program beasiswa pendidikan pada Laznas PKPU dan
BAZIS DKI Jakarta.
Dari rangkaian data di atas , penulis menyimpulkan data- data yang
terhimpun dari Laznas PKPU dan BAZIS DKI Jakarta sebagai berikut:
Jumlah Penerima Beasiswa Pada PKPU dan BAZIS DKI Tahun 2012
Tabel 4.9
Nama Lembaga Realisasi Penerima 2012
70
Laznas PKPU 281 penerima
BAZIS DKI 31.910 Penerima
Dari data tabel diatas jumlah penerima beasiswa pada Laznas PKPU
sebanyak 281 penerima denga total penyaluran dana sebersar Rp. 720.438.000,
sedangkan pada BAZIS DKI Jakarta total penerima beasiswa pendidikan
sebanyak 31.910 penerima dengan totalpenyaluran dana sebesar Rp.
17.589.500.000.
Sementara pada tahun 2013 jumlah penerima beasiswa pendidikan pada
Laznas PKPU dan BAZIS DKI Jakarta sebagai berikut:
Tabel 4.10
Nama
Lembaga
Realisasi
Penerima 2013
Realisasi
Penerima 2014
Laznas PKPU 657 penerima -
BAZIS DKI 9.354 Penerima 5.685 Penerima
Dari tabel diatas PKPU mengalami jumlah penerima beasiswa yang cukup
signifikan dengan total penerima sebanyak 657 penerima dengan jumlah
penyalurandana sebesar Rp. 1.827.981.000,sedangkan pada BAZIS DKI Jakarta
jumlah penerima beasiswa mengalami penurunan yang sangat drastis dengan total
71
penerima beasiswa sebesar 9.354 penerima dengan total penyaluran dana sebesar
Rp. 13.465.500.000, dan pada bulan febuari tahun 2014 jumlah penerima
beasiswa pada BAZIS DKI sebnyak 5.685 penerimadengan total dana yang
dikeluarkan sebesar Rp.21.143.803.365.
Dari data diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa evaluasi program
pada Laznas PKPU mengalami kenaikan pertahunya sedangkan pada BAZIS DKI
Jakarta mengalami penurunan, penurunan pada BAZIS DKI Jakarta disebabkan
keadaan dan kebutuhan kondisi dalam masyarakat peraturan BAZIS DKI Jakarta.
72
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pendayagunaan Dana ZIS yang di lakukan LAZNAS PKPU dalam program
pendidikan Laznas PKPU melakukan kerjasama kepada yayasan dan mitra
PKPU untuk pemberian beasiswa, sehingga mempermudah dalam
penyaluran dan penseleksian terhadap calon penerima beasiswa,
pendayagunaan dana untuk program beasiswa terbatasi, dikarnakan PKPU
tidak berfokus untuk program ini saja akan tetapi terbagi-bagi oleh program
lainya. Sedangkan BAZIS DKI melakukan pemberian beasiswa dengan
cara menginformasikan ke setiap kotamadya, sehingga masyarakat harus
aktif dalam mencari info beasiswa tersebut, dalam segi pendayagunaan dana
untuk beasiswa BAZIS DKI amat baik, dikarnakan program yang ada pada
BAZIS DKI lebih dominan untuk pendidikan diantaranya beasiswa.
2. Dalam melakukan evaluasi program beasiswa pendidikan pada Laznas
PKPU dan BAZIS DKI Jakarta, jumlah penerima beasiswa pada Laznas
PKPU sebanyak 281 penerima denga total penyaluran dana sebersar Rp.
720.438.000, sedangkan pada BAZIS DKI Jakarta total penerima beasiswa
pendidikan sebanyak 31.910 penerima dengan total penyaluran dana sebesar
Rp. 17.589.500.000. sedangkan pada tahun 2013 PKPU mengalami jumlah
penerima beasiswa yang cukup signifikan dengan total penerima sebanyak
657 penerima dengan jumlah sebesar Rp. 1.827.981.000, sedangkan pada
72
73
BAZIS DKI Jakarta jumlah penerima beasiswa mengalami penurunan yang
sangat drastis dengan total penerima beasiswa sebesar 9.354 penerima
dengan total penyaluran dana sebesar Rp. 13.465.500.000, dan pada bulan
Febuari tahun 2014 jumlah penerima beasiswa pada BAZIS DKI sebnyak
5.685 penerimadengan total dana yang dikeluarkan sebesar
Rp.21.143.803.365.
B. SARAN
1. Untuk BAZIS DKI Jakarta, diharapkan dapat memberikan beasiswa
pendidikan tidak hanya bagi mereka yang memiliki KTP DKI Jakarta saja,
karna tidak semua penduduk yang menetap mempunyai KTP DKI, dari segi
jaringan diharapkan BAZIS Melakukan kerja sama dengan LAZ yang ada
agar tidak hanya membantu di DKI saja tapi bisa membantu bagi wilayah-
wilayah pelosok daerah, harus di adakan program pelatihan skill bagi
mereka yang mendapat beasiswa pendidikan.
2. Untuk Laznas PKPU, lebih bisa menginformasikan beasiswa pendidikan,
tidak hanya di lingkungan yayasan dan mitra mereka saja, akan tetapi di
masyarakat luas, dari segi jaringan harus di perluas lagi, tidak hanya
berpatok di wilajah JABODETABEK akan tetapi bisa menjangkau wilayah
Timur sekalipun.
74
DAFTAR PUSTAKA
Aflah, Noor. Strategi Pengelolaan Zakat Di Indonesia. Jakarta:FOZ. 2011.
Ahira, Anne.”Beasiswa,Arti,Tujuan dan syarat”‟, Artikel Diakses Pada Tangal 22
agustus 2013 dari http://www.anneahira.com/beasiswa.htm
Al-Ba‟ly, Abdul Al-Hamid Mahmud. Ekonomi Zakat. Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada. 2006.
Al-Zuhayly, Wahbah. Zakat Kajian Berbagai Mazhab. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.2008
BAZIS DKI. Manajeman ZIS. Jakarta:BAZIS DKI. 2006
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama. 2008.
Eri, Sudewo. Manajemen Zakat (Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip
Dasar) Institut Manajemen Zakat. Jakarta: Institut Manajemen Zakat, 2004.
Hafidhuddin, Didin. Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak dan Shedekah.
Jakarta: Gema Insani Press.2002.
Hasil wawancara Penghimpunan Zakat Center LAZ PKPU Jakarta, pada hari
Kamis, 14 Februari 2014
Hasil wawancara bersama bapak agam staf bidang pendayagunaan BAZIS DKI
Jakarta, Rabu 19 Maret 2014.
Hasil wawancara bersamai ibu osy utami, bidang pendidikan, jumat 21 maret
2014.
Hasil wawancara besama Ibu Osy Utami, Staf Bidang Pendidikan Laznas PKPU,
Jumat 21 maret 2014.
Hasil wawancara dengan Drs. HM Zainuddin Yusuf sebagai wakil ketua bazis
dki jakarta,pada hari rabu, 19 maret 2014
Hidayati, Nurul. Metodologi Penelitian Dakwah: Dengan Pendekatan Kualitatif.
Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Jakarta
http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-menurut-ahli/
75
http://www.baznas.or.id/berita-artikel/membangun-komunitas-zakat-untuk-
kesejahteraan-masyarakat/ 25/09/12 pkl 10.10
http://www.pkpu.or.id diakses pada tanggal 30 februari 2014
Iskandar, Fuat. “evaluasi pelaksanaan program pendamping penyelengaraan
pendidikan kejuruan direktorat pembinaan SMK (studi kasus di universitas
sebelas maret),” Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosisal danIlmu Politik,
Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, 2012.
Kartika Sari, Elsi. Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf. Jakarta :PT. Grasindo.
2007
Kementrian Agama RI Direktorat Pemberdayaan Zakat. Petunjuk Pelaksanaan
Kemitraan dalam Pengelolaan Zakat. Jakarta: Kementrian Agama RI
Direktorat Pemberdayan Zakat, 2011.
Mas‟udi, Masdar F. Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS. Jakarta: Piramedia. 2004
Qardawi, Yusuf. Fikih Zakat. Bairut: Muassasah Al-Risalah. 1994. Juz II,
Qardawi, Yusuf. Hukum Zakat: Studi Komparatif Mengenai Status dan Filsafat
Zakat Berdasarkan Qur’an dan Hadist
Riza, Risyanti dan Roesmidi. Pemberdayaan Masyarakat. Sumedang: Al Qaprint
Jatinangor. 2006.
Saikh Muhammad Abdul Malik Ar-Rahman, Zakat: 1001 Masalah dan Solusinya.
Jakarta: Pustaka Cerdas. 2000.
sinyo khay,”beasiswa, pengertian dan jenis”, artikel diakses pada 22 agustus
2013 dari http://sinyokhay02.blogspot.com/2013/05/normal-0-false-false-
false-en-us-x-none.html
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada. 2011
Umar, Husein. Evaluasi Kinerja Prusahaan. Jakarta:Pt.Gramedia Pustaka Utama
UU No 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolahan Zakat, Bab III ( Pendayagunaan
Zakat) Pasal 27
UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1
www.bazisdki.go.id
Zen, Muhannad dkk, Zakat dan Wirausaha Jakarta : CED, 2005