oleh prof. dr. kh. akhmad mujahidin, m.a guru besar ... · ketua desk akreditasi lptnu pbnu asesor...
TRANSCRIPT
OLEH
PROF. Dr. KH. AKHMAD MUJAHIDIN, M.A
Guru Besar Ekonomi Islam UIN Riau
Ketua Desk Akreditasi LPTNU PBNU
Asesor AIPT/APS/NCAAA, Surveilen BAN-PT
JAMBI, 24 MARET 2018
STANDAR, PERINGKAT DAN DAYA SAING
STANDAR
AKREDITASI
SPMI
A
B
C
SPT
SNPT
Tak Terakreditasi
Daya Saing Internasion
al
Daya Saing Nasional
Daya Saing Lokal
Mo
tiva
si/d
oro
nga
n u
tk
me
nin
gkat
kan
day
a sa
ing
Sangat Baik
Baik
Terakre-ditasi
PDPT
3
Klasifikasi Penilaian
400301200 361
C B A
210 280 310 345 365
PROSES AKREDITASI ULANG
MENUJU AKREDITASI BERPERINGKAT A
SKORING ELEMEN BORANGAKREDITASI :
SKOR 4 (Sangat Baik), jika semua kinerja mutu setiap standar atau elemen yang diukur sangat baik
SKOR 3 (Baik), jika semua kinerja mutu setiap standar atau elemen yang diukur baik dan tidak ada kekurangan yang berarti
SKOR 2 (Cukup), jika semua kinerja mutu setiap standar atau elemen yang diukur cukup, namun tidak ada yang menonjol
SKOR 1 (Kurang), jika semua kinerja mutu setiap standar atau elemen yang diukur kurang
SKOR 0 (Sangat Kurang), jika semua kinerja mutu setiap standar atau elemen yang diukur sangat kurang atau tidak ada
MEMPERTAHANKAN AKREDITASI BERPERINGKAT A
BOBOT PENILAIAN DOKUMEN & BORANG
BOBOT PENILAIAN DOKUMEN AKREDITASI:
1. EVAPRODI 10% 2. INSTITUSI 15 % 3. PRODI 75%
BOBOT PENILAIAN STANDAR BORANG:
Standar 1: Visi, Misi dan Tujuan 2,63%
Standar 2: Tata Pamong & Jaminan Mutu 26,32%
Standar 3: Mahasiswa dan Lulusan 13,16%
Standar 4: Sumber Daya Manusia 18,42%
Standar 5: Kurikulum Pembelajaran 7,89%
Standar 6: Pembiayaan dan Sarpras 18,42%
Standar 7: Penelitian dan Pengabdian 13,16%
<< STANDAR 1 >>
KRITERIA PENILAIAN
1.1 Kejelasan, kerealistikan, dan keterkaitan antar visi, misi, tujuan dan sasaran perguruan tinggi, dan pemangku
kepentingan yang terlibat.
Visi, misi dan sasaran mutu harus jelas dan terukur
Disusun oleh stakeholders
Visi dijadikan acuan dalam merancang sasaran mutu dan kurikulum
1.1 KEJELASAN, KEREALISTIKAN, DAN KETERKAITAN ANTAR VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PERGURUAN TINGGI, DAN PEMANGKU KEPENTINGAN YANG TERLIBAT
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Point (4)
Visi, misi, tujuan dan sasaran yang:
(1) Sangat jelas.
(2) Sangat realistik.
(3) Saling terkait satu sama lain.
(4) Melibatkan dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan, alumni
dan masyarakat.
Point (3)
Visi, misi, tujuan dan sasaran yang:
(1) Jelas.
(2) Realistik.
(3) Saling terkait satu sama lain.
(4) Melibatkan dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan dan
alumni.
1.1 Kejelasan, kerealistikan, dan keterkaitan antar visi, misi, tujuan dan sasaran perguruan tinggi, dan pemangku
kepentingan yang terlibat.
Visi, misi dan sasaran mutu harus jelas dan terukur
Disusun oleh stakeholders
Visi dijadikan acuan dalam merancang sasaran mutu dan kurikulum
1.1 KEJELASAN, KEREALISTIKAN, DAN KETERKAITAN ANTAR VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PERGURUAN TINGGI, DAN PEMANGKU KEPENTINGAN YANG TERLIBAT
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Point (2)
Visi, misi, tujuan dan sasaran yang:
(1) Cukup jelas.
(2) Cukup realistik.
(3) Kurang terkait satu sama lain.
(4) Melibatkan dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan.
Point (1)
Visi, misi, tujuan dan sasaran yang:
(1) Tidak jelas.
(2) Tidak realistik.
(3) Tidak terkait satu sama lain.
(4) Hanya melibatkan unsur pimpinan atau yayasan.
1.1 Kejelasan, kerealistikan, dan keterkaitan antar visi, misi, tujuan dan sasaran perguruan tinggi, dan pemangku
kepentingan yang terlibat.
Adanya RencanaIndukPengembangan(RIP).
Adanya renstra di tingkat Universitas dan Fakultas
Adanya RKAT ditingkat prodisampai universitas
RKAT di audit secara berkala
KetercapaianRenstra dan RKAT serta evaluasi
1.2 PERGURUAN TINGGI MENETAPKAN TONGGAK-TONGGAK CAPAIAN (MILESTONES) TUJUAN SEBAGAI PENJABARAN ATAU PELAKSANAAN RENSTRA, SERTA MEKANISME KONTROL KETERCAPAIANNYA
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Point (4)
Dokumen formal berisi:
(1) Rumusan tujuan bertahap yang akan dicapai pada kurun
waktu tertentu
(2) Tonggak-tonggak capaian tujuan dalam setiap periode
kepemimpinan perguruan tinggi
(3) Mekanisme kontrol ketercapaian dan tindakan perbaikan
untuk menjamin pelaksanaan tahap-tahap pencapaian
tujuan.
Point (3)
Dokumen formal berisi:
(1) Rumusan tujuan bertahap yang akan dicapai pada kurun
waktu tertentu
(2) Tonggak-tonggak capaian tujuan dalam setiap periode
kepemimpinan perguruan tinggi
(3) Mekanisme kontrol ketercapaian dan tindakan perbaikan
untuk menjamin pelaksanaan tahap-tahap pencapaian tujuan
kurang efektif.
1.1 Kejelasan, kerealistikan, dan keterkaitan antar visi, misi, tujuan dan sasaran perguruan tinggi, dan pemangku
kepentingan yang terlibat.
Adanya RencanaIndukPengembangan(RIP).
Adanya renstra di tingkat Universitas dan Fakultas
Adanya RKAT ditingkat prodisampai universitas
RKAT di audit secara berkala
KetercapaianRenstra dan RKAT serta evaluasi
1.2 PERGURUAN TINGGI MENETAPKAN TONGGAK-TONGGAK CAPAIAN (MILESTONES) TUJUAN SEBAGAI PENJABARAN ATAU PELAKSANAAN RENSTRA, SERTA MEKANISME KONTROL KETERCAPAIANNYA
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Point (2)
Dokumen formal yang bersifat parsial pada aspek-aspek berikut:
(1) Rumusan tujuan bertahap yang akan dicapai pada kurun
waktu tertentu
(2) Tonggak-tonggak capaian tujuan dalam setiap periode
kepemimpinan perguruan tinggi
(3) Mekanisme kontrol ketercapaian dan tindakan perbaikan
untuk menjamin pelaksanaan tahap-tahap pencapaian tujuan
Point (1)
Tidak ditemukan dokumen formal berisi tujuan bertahap,
tonggak-tonggak capaian (milestones) tujuan, dan mekanisme
kontrol serta tindakan perbaikannya sebagai penjabaran atau
pelaksanaan renstra.
1.1 Kejelasan, kerealistikan, dan keterkaitan antar visi, misi, tujuan dan sasaran perguruan tinggi, dan pemangku
kepentingan yang terlibat.
Sosialisasi : dipasang didinding, dicantumkan dlm kalender, buku agenda, website, kartu mahasiswa
1.3.1 SOSIALISASI VISI DAN MISI PERGURUAN TINGGI DILAKSANAKAN SECARA SISTEMATIS DAN BERKELANJUTAN KEPADA PEMANGKU KEPENTINGAN
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Point (4)
Visi dan misi perguruan tinggi disosialisasikan secara sistematis
dan berkelanjutan kepada semua pemangku kepentingan,
internal maupun eksternal.
.
Point (3)
Visi dan misi perguruan tinggi disosialisasikan secara sistematis
dan berkelanjutan kepada semua pemangku kepentingan
internal.
Point (2)
Visi dan misi perguruan tinggi disosialisasikan hanya kepada
jajaran pimpinan unit-unit organisasi di dalam perguruan tinggi.
Point (4)
Visi dan misi perguruan tinggi tidak disosialisasikan
1.1 Kejelasan, kerealistikan, dan keterkaitan antar visi, misi, tujuan dan sasaran perguruan tinggi, dan pemangku
kepentingan yang terlibat.
Visi dan misi dijadikan acuan dalam menyusun renstra universitas dan fakultas dandiatur dalam statuta.
Renstra mendapat persetujuan rapat senat
1.3.2 VISI DAN MISI PERGURUAN TINGGI DIJADIKAN PEDOMAN, PANDUAN, DAN RAMBU-RAMBU BAGI SEMUA PEMANGKU KEPENTINGAN INTERNAL SERTA DIJADIKAN ACUAN PELAKSANAAN RENSTRA, KETERWUJUDAN VISI, KETERLAKSANAAN MISI, KETERCAPAIAN TUJUAN MELALUI STRATEGI-STRATEGI YANG DIKEMBANGKAN
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Point (4)
Visi dan misi dipahami dengan baik dan dijadikan acuan
penjabaran renstra pada semua tingkat unit kerja.
Point (3)
Visi dan misi dipahami dengan baik dan dijadikan acuan
penjabaran renstra pada sebagian besar unit kerja
Point (2)
Visi dan misi dipahami dengan baik dan dijadikan acuan
penjabaran renstra pada sebagian sebagian kecil unit kerja
Point (1)
Visi dan misi tidak dipahami dan atau tidak dijadikan acuan
penjabaran renstra maupun pedoman bagi semua pemangku
kepentingan internal.
KRITERIA PENILAIAN AIPT
<< STANDAR 2 >>
2.1.1 PERGURUAN TINGGI MEMILIKI TATA PAMONG YANG MEMUNGKINKAN TERLAKSANANYA SECARA KONSISTEN PRINSIP-PRINSIP TATA PAMONG, TERUTAMA YANG TERKAIT DENGAN PELAKU TATA PAMONG (AKTOR) DAN SISTEM KETATAPAMONGAN YANG BAIK (KELEMBAGAAN, INSTRUMEN, PERANGKAT PENDUKUNG, KEBIJAKAN DAN PERATURAN, SERTA KODE ETIK)
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Peraturan/pedoman/acuan terkait tata pamong
Kredibel : adanya legalitas lembaga serta WT, mekanisme pemilihan yang demokratis, adanya mekanisme yang jelas dalam penentuan kebijakan mutu, sasaran mutu, renstra dan RKAT
Transparasi : keterbukaan dan mekanisme komunikasi
Akuntabilitas : dokumen dan informasi yang dapat diakses, adanya audit internal dan eksternal
Tanggung jawab : pertanggung jawaban dalam forum resmi (rapat tahunan)
Keadilan : Terbukanya kesempatan
Point (4)Dokumen, data dan informasi yang sahih dan andal bahwa sistem tata pamong menjamin terwujudnya visi, terlaksananya misi, tercapainya tujuan, berhasilnya strategi yang digunakan, memenuhi lima pilar berikut:(1) kredibel(2) transparan(3) akuntabel(4) bertanggung jawab(5) adil
Point (3)Dokumen, data dan informasi yang sahih dan andal bahwa sistem tata pamong menjamin terwujudnya visi, terlaksananya misi, tercapainya tujuan, berhasilnya strategi yang digunakan, memenuhi empat dari lima pilar berikut:(1) kredibel(2) transparan(3) akuntabel(4) bertanggung jawab(5) adil
2.1.1 PERGURUAN TINGGI MEMILIKI TATA PAMONG YANG MEMUNGKINKAN TERLAKSANANYA SECARA KONSISTEN PRINSIP-PRINSIP TATA PAMONG, TERUTAMA YANG TERKAIT DENGAN PELAKU TATA PAMONG (AKTOR) DAN SISTEM KETATAPAMONGAN YANG BAIK (KELEMBAGAAN, INSTRUMEN, PERANGKAT PENDUKUNG, KEBIJAKAN DAN PERATURAN, SERTA KODE ETIK)
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Peraturan/pedoman/acuan terkait tata pamong
Kredibel : adanya legalitas lembaga serta WT, mekanisme pemilihan yang demokratis, adanya mekanisme yang jelas dalam penentuan kebijakan mutu, sasaran mutu, renstra dan RKAT
Transparasi : keterbukaan dan mekanisme komunikasi
Akuntabilitas : dokumen dan informasi yang dapat diakses, adanya audit internal dan eksternal
Tanggung jawab : pertanggung jawaban dalam forum resmi (rapat tahunan)
Keadilan : Terbukanya kesempatan
Point (2)Dokumen, data dan informasi yang sahih dan andal bahwa sistem tata pamong menjamin terwujudnya visi, terlaksananya misi, tercapainya tujuan, berhasilnya strategi yang digunakan, memenuhi tiga dari lima pilar berikut:(1) kredibel(2) transparan(3) akuntabel(4) bertanggung jawab (5) adil
Point (1)Dokumen, data dan informasi yang sahih dan andal bahwa sistem tata pamong menjamin terwujudnya visi, terlaksananya misi, tercapainya tujuan, berhasilnya strategi yang digunakan, memenuhi 1 s.d. 2 dari lima pilar berikut:(1) kredibel(2) transparan(3) akuntabel(4) bertanggung jawab(5) adil
2.1.2 KELENGKAPAN DAN KEEFEKTIFAN STRUKTUR ORGANISASI YANG DISESUAIKAN DENGAN KEBUTUHAN PENYELENGGARAAN DAN PENGEMBANGAN PERGURUAN TINGGI YANG BERMUTU
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Struktur organisasi mengacu dalam 8 organ :1) Pimpinan 2) Senat 3) Dewan pengawas4) Dewan
pertimbangan5) Pelaksana
kegiatan akademik
6) Pelaksana administrasi, pelayanan dan pendukung
7) Pelaksana penjaminan mutu
8) Unit perencana dan pengembangan tri dharma
Point (4)
Kelengkapan dan keefektifan, serta dokumentasi struktur organisasi yang meliputi delapan organ dan dilengkapi dengandeskripsi tertulis yang jelas tentang tugas, fungsi, wewenang, dan tanggung jawab.
Point (3)Kelengkapan dan keefektifan, serta dokumentasi struktur organisasi yang hanya meliputi enam organ pertama dan satu dari dua organ lainnya, dilengkapi dengan deskripsi tertulis yang jelas tentang tugas, fungsi, wewenang, dan tanggung jawab.
Point (2)Kelengkapan dan keefektifan, serta dokumentasi struktur organisasi yang hanya meliputi enam organ pertama dilengkapi dengan deskripsi tertulis yang jelas tentang tugas, fungsi, wewenang, dan tanggung jawab.
Point (1)Lima organ pertama dalam struktur organisasi tidak lengkap
2.1.3 KEBERADAAN LEMBAGA, MUTU, SOP, DAN EFEKTIFITAS PELAKSANAAN KODE ETIK
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Badan Etika dan Hukum (BEH) Dewan
petimbangan pegawai
Dewan Etika dosen
Pedoman yang digunakan BEH adalah kode etik dosen, kode etik tenaga kependidikan, peraturan disiplin mahasiswa
Point (4)
Pelaksanaan kode etik sangat lengkap, meliputi:
(1) Lembaga tersendiri,
(2) Mencakup masalah akademik (termasuk penelitian dan
karya ilmiah), dan non-akademik,
(3) SOP sangat lengkap dan jelas,
(4) SOP dilaksanakan secara efektif.
Point (3)
Pelaksanaan kode etik, meliputi:
(1) Komisi ad hoc,
(2) Mencakup masalah akademik (termasuk penelitian dan
karya ilmiah), dan non-akademik,
(3) SOP lengkap dan jelas,
(4) SOP dilaksanakan secara efektif.
2.1.3 KEBERADAAN LEMBAGA, MUTU, SOP, DAN EFEKTIFITAS PELAKSANAAN KODE ETIK
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Badan Etika dan Hukum (BEH) Dewan
petimbangan pegawai
Dewan Etika dosen
Pedoman yang digunakan BEH adalah kode etik dosen, kode etik tenaga kependidikan, peraturan disiplin mahasiswa
Point (2)
Pelaksanaan kode etik:
(1) Komisi ad hoc,
(2) Hanya mencakup masalah akademik (termasuk penelitian
dan karya ilmiah),
(3) SOP cukup lengkap dan jelas,
(4) SOP dilaksanakan kurang efektif.
Point (1)
Pelaksanaan kode etik:
(1) Tidak ada lembaga khusus,
(2) Mencakup masalah akademik (termasuk penelitian dan
karya ilmiah), disiplin,
(3) SOP tidak ada.
2.2 KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF DALAM KEPEMIMPINAN OPERASIONAL, KEPEMIMPINAN ORGANISASI, DAN KEPEMIMPINAN PUBLIK
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Kepemimpinan operasional : kemampuan menjabarkan visi, misi dan tujuan strategis dalam renstra dan RKAT
Kepemimpinan organisasional : pemahaman tata kerja unit dalam organisasi (WT, tata kerja organisasi, mekanisme/prosedur kerja)
Kepemimpinan publik : kiprah pimpinan di masyarakat
Point (4)
Kepemimpinan perguruan tinggi memiliki karakteristik:
(1) kepemimpinan operasional,
(2) kepemimpinan organisasi,
(3) kepemimpinan publik
Point (3)
Kepemimpinan perguruan tinggi memiliki dua dari karakteristik
berikut:
(1) kepemimpinan operasional,
(2) kepemimpinan organisasi,
(3) kepemimpinan publik
2.2 KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF DALAM KEPEMIMPINAN OPERASIONAL, KEPEMIMPINAN ORGANISASI, DAN KEPEMIMPINAN PUBLIK
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Kepemimpinan operasional : kemampuan menjabarkan visi, misi dan tujuan strategis dalam renstra dan RKAT
Kepemimpinan organisasional : pemahaman tata kerja unit dalam organisasi (WT, tata kerja organisasi, mekanisme/prosedur kerja)
Kepemimpinan publik : kiprah pimpinan di masyarakat
Point (2)
Kepemimpinan perguruan tinggi memiliki satu dari karakteristik
berikut:
(1) kepemimpinan operasional,
(2) kepemimpinan organisasi,
(3) kepemimpinan publik
Point (1)
Kepemimpinan perguruan tinggi tidak memiliki karakteristik
berikut:
(1) kepemimpinan operasional,
(2) kepemimpinan organisasi,
(3) kepemimpinan publik
2.3.1 SISTEM PENGELOLAAN FUNGSIONAL DAN OPERASIONAL PERGURUAN TINGGI MENCAKUP FUNGSI PENGELOLAAN (PLANNING, ORGANIZING, STAFFING, LEADING, DAN CONTROLLING), YANG DILAKSANAKAN SECARA EFEKTIF UNTUK MEWUJUDKAN VISI DAN MELAKSANAKAN MISI PERGURUAN TINGGI
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Planning : perencanaan dilakukan secara terstruktur oleh rektor
Organizing : rektor dibantu oleh WR1, WR2, WR3 mengelola aktivitas, proses dan sumber daya yang dibutuhkan untuk meningkatkan efektivitas kinerja institusi.
Staffing : penempatan dan pengembangan personil mengacu pada struktur organisasi.
Leading : Rektor menjalankan tugasnya sesuai dengan WT
Controlling : Melaksanakan fungsi pengendalian implementasi semua aktivitas
Point (4)
Sistem pengelolaan fungsional dan operasional perguruan tinggi
mencakup semua (lima) fungsi pengelolaan yang dilaksanakan
secara efektif.
Point (3)
Sistem pengelolaan fungsional dan operasional perguruan tinggi
mencakup empat dari lima fungsi pengelolaan yang
dilaksanakan secara efektif.
Point (2)
Sistem pengelolaan fungsional dan operasional perguruan tinggi
mencakup tiga dari lima fungsi pengelolaan yang dilaksanakan
secara efektif.
Point (1)
Sistem pengelolaan fungsional dan operasional perguruan tinggi
kurang (kurang atau sama dengan dua yang efektif).
2.3.2 PERGURUAN TINGGI MEMILIKI ANALISIS JABATAN, DESKRIPSI TUGAS, PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI MANAJERIAL YANG MENJAMIN TERJADINYA PROSES PENGELOLAAN YANG EFEKTIF DAN EFISIEN DI SETIAP UNIT KERJA
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Desain struktur organisasi
Deskripsi tugas tingkat universitas dan fakultas
Wewenang dan Tugas (WT)
Konsep yang dijalankan adalah Plan-Do-Check-Action.
Program kompetensi manajerial dilakukan secara berkala (pelatihan dosen, karyawan danpimpinan)
Point (4)
Perguruan tinggi memiliki:
(1) rancangan dan analisis jabatan,
(2) uraian tugas,
(3) prosedur kerja,
(4) program peningkatan kompetensi manajerial yang
sistematis untuk pengelola unit kerja,
yang menggambarkan keefektifan dan efisiensi manajemen operasi di setiap unit kerja.
Point (3)
Perguruan tinggi memiliki:
(1) rancangan dan analisis jabatan,
(2) uraian tugas,
(3) prosedur kerja,
yang menggambarkan keefektifan dan efisiensi manajemen
operasi di setiap unit kerja, tetapi tidak ada program
peningkatan kompetensi manajerial perguruan tinggi.
2.3.2 PERGURUAN TINGGI MEMILIKI ANALISIS JABATAN, DESKRIPSI TUGAS, PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI MANAJERIAL YANG MENJAMIN TERJADINYA PROSES PENGELOLAAN YANG EFEKTIF DAN EFISIEN DI SETIAP UNIT KERJA
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Desain struktur organisasi
Deskripsi tugas tingkat universitas dan fakultas
Wewenang dan Tugas (WT)
Konsep yang dijalankan adalah Plan-Do-Check-Action.
Program kompetensi manajerial dilakukan secara berkala (pelatihan karyawan,dosen, pimpinan)
Point (2)
Perguruan tinggi memiliki:
(1) rancangan dan analisis jabatan,
(2) uraian tugas,
(3) prosedur kerja,
tetapi tidak menggambarkan keefektifan dan efisiensi manajemen operasi di setiap unit kerja
Point (1)
Perguruan tinggi tidak memiliki:
(1) rancangan dan analisis jabatan,
(2) uraian tugas,
(3) prosedur kerja,
(4) program peningkatan kompetensi manajerial yang
sistematis untuk pengelola unit kerja.
2.3.3 DISEMINASI HASIL KERJA PERGURUAN TINGGI SEBAGAI AKUNTABILITAS PUBLIK, SERTA KEBERKALAANNYA
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Laporan Rektor
Laporan tahunan kinerja unit
Website
Point (4)
Perguruan tinggi secara bertanggung jawab menyebarluaskan hasil
kinerjanya secara berkala kepada semua stakeholders, minimal setiap tahun.
Point (3)
Perguruan tinggi secara bertanggung jawab menyebarluaskan hasil kinerjanya secara berkala, tetapi hanya untuk internal stakeholders.
Point (2)
Perguruan tinggi secara bertanggung jawab menyebarluaskan hasil
kinerjanya kepada internal stakeholders, tetapi tidak dilakukan secara berkala.
Point (1)
Perguruan tinggi tidak menyebarluas-kan hasil kinerjanya kepada stakeholders.
2.3.4 KEBERADAAN DAN KEEFEKTIFAN SISTEM AUDIT INTERNAL, DILENGKAPI DENGAN KRITERIA DAN INSTRUMEN PENILAIAN SERTA MENGGUNAKANNYA UNTUK MENGUKUR KINERJA SETIAP UNIT KERJA, SERTA DISEMINASI HASILNYA
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Audit MutuInternal :• Prosedur Mutu
Audit Internal• Panduan Audit :
Jadwal, agenda, lingkup, tugasauditor danauditee
• Kode EtikAuditor
Diseminasi dalamRapat TinjauanManajemen (RTM).
Point (4)Perguruan tinggi memiliki kriteria dan instrumen penilaian, menggunakannya untuk mengukur kinerja setiap unit, dan hasil pengukurannya digunakan serta didiseminasikan dengan baik.
Point (3)Perguruan tinggi memiliki kriteria dan instrumen penilaian, menggunakannya untuk mengukur kinerja tiap unit, dan hasilnya digunakan tetapi tidak didiseminasikan.
Point (2)Perguruan tinggi memiliki kriteria dan instrumen penilaian, menggunakannya untuk mengukur kinerja tiap unit tetapi hasilnya tidak digunakan serta tidak didiseminasikan.
Point (1)Perguruan tinggi tidak memiliki kriteria dan instrumen penilaian untuk mengukur kinerja unit kerjanya.
2.3.5 KEBERADAAN DAN KEEFEKTIFAN SISTEM AUDIT EKSTERNAL, DILENGKAPI DENGAN KRITERIA DAN INSTRUMEN PENILAIAN SERTA MENGGUNAKANNYA UNTUK MENGUKUR KINERJA PERGURUAN TINGGI
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
TUV Rheinland
ISO 17025
Akuntan Publik
Diseminasi dalamRapat RTM.
Point (4)
Lembaga audit eksternal kredibel dan hasil auditnya digunakan
serta didiseminasikan dengan baik.
Point (3)
Lembaga audit eksternal kredibel namun hasil auditnya tidak
digunakan dengan baik atau tidak didiseminasikan dengan baik.
Point (2)
Lembaga audit eksternal kredibel, namun hasilnya sama sekali
tidak ditindaklanjuti.
Point (1)
Tidak meggunakan lembaga audit eksternal.
2.4.1 PERGURUAN TINGGI MENJALANKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU YANG DIDUKUNG DENGAN ADANYA BUKTI-BUKTI BERUPA MANUAL MUTU, DAN PELAKSANAANNYA
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Point (4)
Manual Mutu yang lengkap meliputi:
(1) Pernyataan Mutu
(2) Kebijakan Mutu
(3) Unit Pelaksana
(4) Standar Mutu
(5) Prosedur Mutu
(6) Instruksi Kerja
(7) Pentahapan Sasaran Mutu
dan terintegrasi dalam suatu sistem dokumen.
Point (3)
Manual Mutu yang lengkap, meliputi:
(1) Pernyataan Mutu
(2) Kebijakan Mutu
(3) Unit Pelaksana
(4) Standar Mutu
(5) Prosedur Mutu
(6) Instruksi Kerja
(7) Pentahapan Sasaran Mutu
tetapi tidak terintegrasi dalam suatu sistem dokumen.
2.4.1 PERGURUAN TINGGI MENJALANKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU YANG DIDUKUNG DENGAN ADANYA BUKTI-BUKTI BERUPA MANUAL MUTU, DAN PELAKSANAANNYA
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Point (2)
Manual Mutu yang hanya meliputi:
(1) Pernyataan Mutu
(2) Kebijakan mutu
(3) Unit Pelaksana
(4) Standar Mutu
(5) Prosedur Mutu
(6) Instruksi Kerja
Point (1)
Tidak ada manual mutu.
2.4.2 IMPLEMENTASI PENJAMINAN MUTU
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
• PenetapanNorma,Standar,Program, Peraturan, manual
• Penyusunanperangkat sistem
• Implementasi• Monitoring• Pengukuran• Audit mutu internal• RTM dan Tindak
lanjut
Point (4)
Penjaminan mutu sudah berjalan di seluruh unit kerja yang
mencakup siklus perencanaan, pelaksanaan, analisis dan
evaluasi, tindakan perbaikan yang dibuktikan dalam bentuk laporan monev dan audit.
Point (3)
Penjaminan mutu sudah berjalan tetapi tidak di seluruh unit kerja
yang mencakup siklus perencanaan, pelaksanaan, analisis dan
evaluasi, tindakan perbaikan yang dibuktikan dalam bentuk laporan monev dan audit.
Point (2)
Penjaminan mutu sudah berjalan yang mencakup siklus
perencanaan, pelaksanaan, analisis dan evaluasi, tindakan
perbaikan tetapi tidak ada bukti dalam bentuk laporan monev dan
audit.
Point (1)
Tidak ada pelaksanaan penjaminan mutu.
2.4. 3 MONITORING DAN EVALUASI HASIL PENJAMINAN MUTU DI BIDANG PENDIDIKAN, PENELITIAN, PELAYANAN/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, SARANA PRASARANA, KEUANGAN, MANAJEMEN, SERTA TINDAK LANJUTNYA
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
• PendidikanPenelitian, PkMdan Manajemendilakukan lewatAudit MutuInternal
• Sarana Prasaranadan Keuanganmelalui Audit Mutu Internal danYayasan
Point (4)
Pelaksanaan dan pencapaian sasaran penjaminan mutu di bidang
(1) pendidikan
(2) penelitian
(3) PkM
(4) sarana prasarana,
(5) keuangan,
(6) manajemen
yang terdokumentasi dan disosialisasikan dengan baik, serta ditindaklanjuti.
Point (3)
Pelaksanaan dan pencapaian sasaran penjaminan mutu minimal di
bidang
(1) pendidikan
(2) penelitian
(3) PkM
yang terdokumentasi dan disosialisasikan dengan baik, serta
ditindaklanjuti.
2.4. 3 MONITORING DAN EVALUASI HASIL PENJAMINAN MUTU DI BIDANG PENDIDIKAN, PENELITIAN, PELAYANAN/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, SARANA PRASARANA, KEUANGAN, MANAJEMEN, SERTA TINDAK LANJUTNYA
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Point (2)
Pelaksanaan dan pencapaian sasaran penjaminan mutu minimal
di bidang
(1) pendidikan
(2) penelitian
(3) PkM
terdokumentasi tetapi tidak disosialisasikan dengan baik.
Point (1)
Pelaksanaan dan pencapaian sasaran penjaminan mutu di
bidang
(1) pendidikan
tetapi tidak ada di bidang penelitian atau PkM
2.4.4 PERGURUAN TINGGI MEMILIKI SISTEM PEMBINAAN PROGRAM STUDI YANG MENCAKUP: (1) PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI, (2) PENYUSUNAN DOKUMEN AKREDITASI DALAM BENTUK PELATIHAN, DANA, DAN INFORMASI
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
BPA bertugas pengembangan konsep dan desain pendidikan/akademik.
Program BPM adalah membangun, implementasi, evaluasi dan pengembangan SPM terkait denganakreditasi
Hibah prodi untuk peningkatan akreditasi
Point (4)
Perguruan tinggi memberikan pembinaan sangat baik dalam:
(1) pengembangan program studi,
(2) penyusunan dokumen akreditasi dalam bentuk pelatihan, dana, dan informasi.
Point (3)
Perguruan tinggi memberikan pembinaan baik dalam:
(1) pengembangan program studi,
(2) penyusunan dokumen akreditasi dalam bentuk pelatihan, dana, dan informasi.
Point (2)
Perguruan tinggi memberikan pembinaan cukup dalam:
(1) pengembangan program studi,
(2) penyusunan dokumen akreditasi dalam bentuk pelatihan, dana, dan informasi.
Point (1)
Perguruan tinggi memberikan pembinaan kurang dalam:
(1) pengembangan program studi,
(2) penyusunan dokumen akreditasi dalam bentuk pelatihan, dana, dan
informasi.
2.4.5 KELENGKAPAN DAN AKSESIBILITAS SISTEM BASIS DATA INSTITUSI YANG MENDUKUNG PENYUSUNAN EVALUASI DIRI INSTITUSI DAN PROGRAM STUDI
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Sistem informasi• Sistem informasi
akademik
• Sistem informasikeuangan
• Sistem informasiperpustakaan
• Sistem informasiakuntansi
• SIM SDM
• SIM AMI ( didesainuntuk akreditasi)
Point (4)
Basis data lengkap mencakup informasi tentang tujuh standar
akreditasi untuk penyusunan dokumen evaluasi diri institusi
maupun program studi, dan dapat diakses dengan mudah.
Point (3)
Basis data lengkap mencakup informasi tentang tujuh standar
akreditasi, untuk penyusunan dokumen evaluasi diri institusi
maupun program studi, namun kurang mudah diakses.
Point (2)
Basis data lengkap mencakup informasi tentang tujuh standar
akreditasi, untuk penyusunan dokumen evaluasi diri institusi
maupun program studi, namun sulit diakses.
Point (1)
Basis data kurang lengkap.
2.4.6 STATUS AKREDITASI BAN-PT UNTUK SELURUH PROGRAM STUDI DALAM PERGURUAN TINGGI
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
NA = Jumlah program studi dengan status akreditasi A
NB = Jumlah program studi dengan status akreditasi B
NC = Jumlah program studi dengan status akreditasi C
NK = Jumlah program studi yang status akreditasinya kadaluwarsa
NO = Jumlah program studi yang belum terakreditasi
N = Jumlah seluruh program studi
= NA + NB + NC + NK + NO
Catatan: Program studi yang dihitung adalah yang sudah memiliki izin operasional lebih dari dua tahun, dan sudah ada sistem akreditasi BAN-PT.
RumusSkor = (4 x NA + 3 x NB + 2 x NC + NK + NO) /
N.
KRITERIA PENILAIAN
AIPT
<< STANDAR 3 >>
3.1.1 SISTEM PENERIMAAN MAHASISWA BARU DISUSUN SECARA LENGKAP (KEBIJAKAN, KRITERIA, PROSEDUR, INSTRUMEN, SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN) DAN KONSISTENSI PELAKSANAANNYA
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Kebijakan penerimaan mahasiswa baru dituangkan dalamPeraturan rektor
Buku panduan
Pola seleksi
Pengambilan keputusan berdasarkan pada rapat PanitiaPenerimaanMahasiswa Baru(PMB)
Point (4)
Dokumen mutu penerimaan mahasiswa baru yang memuat unsur-
unsur berikut:
(1) Kebijakan/ pendekatan penerimaan mahasiswa baru
(2) kriteria penerimaan mahasiswa baru
(3) prosedur penerimaan mahasiswa baru
(4) instrumen; penerimaan mahasiswa baru
(5) sistem pengambilan keputusan
dan dilaksanakan dengan konsisten.
Point (3)
Dokumen mutu penerimaan mahasiswa baru yang memuat unsur-
unsur berikut:
(1) Kebijakan/ pendekatan penerimaan mahasiswa baru
(2) kriteria penerimaan mahasiswa baru
(3) prosedur penerimaan mahasiswa baru
(4) instrumen penerimaan mahasiswa baru
(5) sistem pengambilan keputusan
tetapi hanya empat diantaranya yang dilaksanakan secara
konsisten.
3.1.1 SISTEM PENERIMAAN MAHASISWA BARU DISUSUN SECARA LENGKAP (KEBIJAKAN, KRITERIA, PROSEDUR, INSTRUMEN, SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN) DAN KONSISTENSI PELAKSANAANNYA
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Kebijakan penerimaan mahasiswa baru dituangkan dalamPeraturan rektor
Buku panduan
Pola seleksi
Pengambilan keputusan berdasarkan pada rapat PanitiaPenerimaanMahasiswa Baru(PMB)
Point (2)
Dokumen mutu penerimaan mahasiswa baru yang memuat unsur-
unsur berikut:
(1) Kebijakan/ pendekatan penerimaan mahasiswa baru
(2) kriteria penerimaan mahasiswa baru
(3) prosedur penerimaan mahasiswa baru
(4) instrumen penerimaan mahasiswa baru
(5) sistem pengambilan keputusantetapi hanya tiga yang dilaksanakan secara konsisten.
Point (1)
Dokumen mutu penerimaan mahasiswa baru yang memuat unsur-
unsur berikut:
(1) Kebijakan/ pendekatan penerimaan mahasiswa baru
(2) kriteria penerimaan mahasiswa baru
(3) prosedur penerimaan mahasiswa baru
(4) instrumen penerimaan mahasiswa baru
(5) sistem pengambilan keputusan
tetapi kurang atau sama dengan dua yang dilaksanakan dengan
konsisten.
3.1.2 SISTEM PENERIMAAN MAHASISWA BARU YANG MEMBERIKAN PELUANG DAN MENERIMA MAHASISWA YANG MEMILIKI POTENSI AKADEMIK NAMUN KURANG MAMPU SECARA EKONOMI DAN/ATAU CACAT FISIK DISERTAI BUKTI IMPLEMENTASI SISTEM TSB BERUPA KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Kebijakan penerimaan mahasiswa barutidak mampuekonomi dan cacatfisik
Beasiswa bagiekonomi lemah(internal ataueksternal)
Menyediakanfasilitas untuk paradifabel
Point (4)Dokumen sistem untuk memberikan peluang dan menerima mahasiswa yang memiliki potensi akademik tetapi tidak mampu secara ekonomi dan cacat fisik dan bukti implementasi sistem tsb. yang ditunjang oleh fasilitas yang sangat lengkap
Point (3)Dokumen sistem untuk memberikan peluang dan menerima mahasiswa yang memiliki potensi akademik tetapi tidak mampu secara ekonomi atau cacat fisik dan bukti implementasi sistem tsb. yang ditunjang oleh fasilitas yang lengkap
Point (2)Dokumen sistem untuk memberikan peluang dan menerima mahasiswa yang memiliki potensi akademik tetapi tidak mampu secara ekonomi atau cacat fisik dan bukti implementasi sistem tsb. yang ditunjang oleh fasilitas yang cukup
Point (1)Tidak ditemukan sistem untuk memberikan peluang dan menerima mahasiswa yang memiliki potensi akademik tetapi tidak mampu secara ekonomi atau cacat fisik.
3.1.3 SISTEM PENERIMAAN MAHASISWA BARU YANG MENERAPKAN PRINSIP-PRINSIP EKUITAS
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Kebijakan dituangkan dalam surat keputusan rektor
Panduan admisimahasiswa baruterhadap prinsipekuitas.
Point (4)
Dokumen kebijakan yang sesuai dengan prinsip ekuitas yang
diterapkan secara konsisten
Point (3)
Dokumen kebijakan yang sesuai dengan prinsip ekuitas yang
kurang diterapkan secara konsisten
Point (2)
Dokumen kebijakan yang sesuai dengan prinsip ekuitas yang
tidak diterapkan secara konsisten
Point (1)
Dokumen kebijakan yang sesuai dengan prinsip ekuitas tetapi
tidak diterapkan
3.1.4 SISTEM PENERIMAAN MAHASISWA BARU MENERAPKAN PRINSIP PEMERATAAN WILAYAH ASAL MAHASISWA
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Kebijakan dituangkan dalam surat keputusan rektor
Point (4)
Jika NP ≥ 7
Point (3), Point (2), dan Point (1)
Jika NP < 7 maka skor = (5 + NP) / 3.
NP = Jumlah propinsi asal mahasiswa
3.1.5.1 RASIO JUMLAH CALON MAHASISWA YANG IKUT SELEKSI TERHADAP JUMLAH CALON MAHASISWA YANG LULUS SELEKSI
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
NB = Jumlah calon mahasiswa dari semua jenjang pendidikan yang lulus seleksi
NA = Jumlah calon mahasiswa dari semua jenjang pendidikan yang ikut seleksi
Rasio = (NA / NB)
Point (4)
Jika Rasio ≥ 5
maka skor = 4.
Point (3) dan Point (2)
Jika 1 < Rasio < 5
maka skor = (3 + Rasio) / 2.
Point (1)
Jika Rasio ≤ 1
maka skor = 2 x Rasio.
3.1.5.2 RASIO JUMLAH MAHASISWA YANG MENDAFTAR ULANG TERHADAP JUMLAH MAHASISWA YANG LULUS SELEKSI
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
NB = Jumlah mahasiswa dari semua jenjang pendidikan yang lulus seleksi
NC = Jumlah mahasiswa baru bukan transfer dari semua jenjang pendidikan
Rasio = (NC/NB) x 100%
Point (4)
Jika Rasio ≥ 95%maka skor = 4
Point (3), Point (2), dan Point (1)
Jika 25% < Rasio < 95%maka skor = ((40 x Rasio)–10)/7
Jika Rasio ≤ 25%maka skor = 0
3.1.5.3 RASIO JUMLAH MAHASISWA BARU TRANSFER TERHADAP JUMLAH MAHASISWA BARU BUKAN TRANSFER
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
NC = Jumlah mahasiswa baru bukan transfer dari semua jenjang pendidikan
ND = Jumlah mahasiswa baru transfer dari semua jenjang pendidikan
Rasio = (ND/NC)
Point (4)
Jika Rasio ≤ 0.25maka skor = 4.
Point (3), Point (2), dan Point (1)
Jika 0.25 < Rasio < 1.25
maka skor = 5 – (4 x Rasio)
Jika Rasio ≥ 1.25maka skor = 0.
3.1.6 INSTRUMEN DAN TATA CARA PENGUKURAN KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP LAYANAN KEMAHASISWAAN
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Kuesioner di ujiterlebih dahulu
Dilakukan dengan menyebarkan kuesioner.
Dilakukan secara on-line .
Point (4)
Instrumen pengukuran kepuasan mahasiswa terhadap layanan
kemahasiswaan yang
(1) sahih,
(2) andal,
(3) mudah digunakan,
(4) dilaksanakan secara berkala setiap semester
Point (3)
Instrumen pengukuran kepuasan mahasiswa terhadap layanan
kemahasiswaan yang
(1) sahih,
(2) andal, namun tidak mudah digunakan,
(3) dilaksanakan secara berkala minimal setiap tahun
3.1.6 INSTRUMEN DAN TATA CARA PENGUKURAN KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP LAYANAN KEMAHASISWAAN
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Kuesioner di ujiterlebih dahulu
Dilakukan dengan menyebarkan kuesioner.
Dilakukan secara on-line
Point (2)
Instrumen untuk mengukur kepuasan mahasiswa terhadap
layanan kemahasiswaan, yang sahih, tetapi kurang andal atau
tidak berkala.
Point (1)
Tidak memiliki instrumen untuk mengukur kepuasan mahasiswa
terhadap layanan kemahasiswaan.
3.1.7 HASIL PELAKSANAAN SURVEI KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP LAYANAN KEGIATAN KEMAHASISWAAN, DAN TINDAK LANJUTNYA
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Kepuasaan mahasiswaNilai Kinerja DosenPelayanan kepada
mahasiswaKepuasan mahasiswa
untuk softskill
Kuesioner diuji (Validitas dan reabilitas)
Hasil survey disampaikan dalam Rapat Tinjauan Mutu untuk tindak lanjut
Point (4)
Laporan tentang hasil survei kepuasan mahasiswa terhadap
layanan kegiatan kemahasiswaan yang:
(1) komprehensif,
(2) dianalisis dengan metode yang tepat,
(3) disimpulkan dengan baik,
(4) digunakan untuk perbaikan sistem manajemen layanan
kegiatan kemahasiswaan,
(5) mudah diakses oleh pemangku kepentingan.
Point (3)
Laporan tentang hasil survei kepuasan mahasiswa terhadap
layanan kegiatan kemahasiswaan yang:
(1) komprehensif,
(2) dianalisis dengan metode yang tepat,
(3) disimpulkan dengan baik,
(4) digunakan untuk perbaikan sistem manajemen layanan
kegiatan kemahasiswaan,
tetapi tidak mudah diakses oleh pemangku kepentingan.
3.1.7 HASIL PELAKSANAAN SURVEI KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP LAYANAN KEGIATAN KEMAHASISWAAN, DAN TINDAK LANJUTNYA
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Kepuasaan mahasiswaNilai Kinerja DosenPelayanan kepada
mahasiswaKepuasan mahasiswa
untuk softskill
Kuesioner diuji (Validitas dan reabilitas)
Hasil survey disampaikan dalam Rapat Tinjauan Mutu untuk tindak lanjut
Point (2)
Laporan tentang hasil survei kepuasan mahasiswa terhadap
layanan kegiatan kemahasiswaan yang: komprehensif, tetapi
tidak:
(1) dianalisis dengan metode yang tepat,
(2) disimpulkan dengan baik,
(3) digunakan untuk perbaikan sistem manajemen layanan
kegiatan kemahasiswaan,
dan tidak mudah diakses oleh pemangku kepentingan.
Point (1)
Tidak ditemukan laporan tentang hasil survei kepuasan
mahasiswa terhadap layanan kegiatan kemahasiswaan.
3.1.8 LAYANAN KEPADA MAHASISWA DALAM BIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING, MINAT DAN BAKAT, PEMBINAAN SOFT SKILLS, BEASISWA, DAN KESEHATAN
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Tim bimbingan dan konseling diangkat berdasarkan surat keputusan rektor
Tempat yang memadai
Ada personel yang memilikikompetensi
Point (4)
Aksesibilitas dan layanan unit pembinaan dan pengembangan
bidang:
(1) bimbingan dan konseling
(2) minat dan bakat
(3) pembinaan soft skills
(4) beasiswa
(5) kesehatan
Point (3)
Aksesibilitas dan layanan sebanyak empat unit pembinaan dan
pengembangan bidang:
(1) bimbingan dan konseling
(2) minat dan bakat
(3) pembinaan soft skills
(4) beasiswa
(5) kesehatan
3.1.8 LAYANAN KEPADA MAHASISWA DALAM BIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING, MINAT DAN BAKAT, PEMBINAAN SOFT SKILLS, BEASISWA, DAN KESEHATAN
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Tim bimbingan dan konseling diangkat berdasarkan surat keputusan rektor
Tempat yang memadai
Ada personel yang memilikikompetensi
Point (2)
Aksesibilitas dan layanan sebanyak 2 s.d. 3 unit pembinaan dan
pengembangan bidang:
(1) bimbingan dan konseling
(2) minat dan bakat
(3) pembinaan soft skills
(4) beasiswa
(5) kesehatan
Point (1)
Aksesibilitas dan layanan minimal satu unit pembinaan dan
pengembangan bidang:
(1) bimbingan dan konseling
(2) minat dan bakat
(3) pembinaan soft skills
(4) beasiswa
(5) kesehatan
3.1.8 LAYANAN KEPADA MAHASISWA DALAM BIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING, MINAT DAN BAKAT, PEMBINAAN SOFT SKILLS, BEASISWA, DAN KESEHATAN
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
No.Jenis Pelayanan kepada
MahasiswaUraian Kegiatan
Frekuensi
Pelaksanaan
Jumlah
Mahasiswa
1 Bimbingan dan konseling 1. Sosialisasi Konseling 1 bln Seluruh mahasiswa UII melalui
website dan jejaring sosial
internet.
2. Bimbingan Konseling 1 thn 10 Orang
2 Minat dan bakat (ekstra
kurikuler)
1. Workshop PKM 1 thn 98 Orang
2. PIMNAS 1 thn 2 Orang
3. MTQ UII 1 thn 115 Orang
4. MTQ Nasional 2 thn 13 Orang
3 Pembinaan soft skills 1. Wokshop ICB 1 thn 25 Orang
2.Workshop Dunia Kerja 1 thn 150 Orang
3.Workshop Kewirausahaan 1 thn 80 Orang
4 Beasiswa 1. AKMS, 1 thn 19 orang
2. IPK Tertinggi 1 thn 20 orang
3. PPA, 1 thn 266 orang
4. BBM, 1 thn 415 orang
5. Dikpora 1 thn 1 orang
6. Bank Permata, Insidental 20 orang
7. BRI Insidental 25 orang
5 Kesehatan 1. Asuransi Kecelakaan Insidental 10 Orang
3.1.9 PEMILIKAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KARIR DAN INFORMASI KERJA BAGI MAHASISWA DAN LULUSAN
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Program masukdalam RKAT
Point (4)
Dokumen formal kebijakan dan program terjadual tentang
pemberian layanan bimbingan karir dan informasi kerja bagi
mahasiswa serta lulusan, yang mencakup:
(1) penyebaran informasi kerja
(2) penyelenggaraan bursa kerja secara berkala
(3) perencanaan karir
(4) pelatihan melamar kerja
(5) layanan penempatan kerja
Point (3)
Dokumen formal kebijakan dan program terjadwal tentang
pemberian layanan bimbingan karir dan informasi kerja bagi
mahasiswa serta lulusan, yang mencakup:
(1) penyebaran informasi kerja
(2) penyelenggaraan bursa kerja secara berkala
(3) perencanaan karir
3.1.9 PEMILIKAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KARIR DAN INFORMASI KERJA BAGI MAHASISWA DAN LULUSAN
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Program masukdalam RKAT
Point (2)
Dokumen formal kebijakan dan program terjadwal tentang
pemberian layanan bimbingan karir dan informasi kerja bagi
mahasiswa serta lulusan, yang mencakup:
(1) penyebaran informasi kerja
(2) penyelenggaraan bursa kerja secara berkala
Point (1)
Tidak ditemukan dokumen formal kebijakan dan pelaksanaan
layanan bimbingan karir dan informasi kerja bagi mahasiswa
serta lulusan
3.1.9 PEMILIKAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KARIR DAN INFORMASI KERJA BAGI MAHASISWA DAN LULUSAN
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
No JENIS KEGIATAN
1 TAHUN
I II III IV V VI VII VII IX X XI XII
1 Penyebaran informasi kerja.
Informasi Lowongan Pekerjaan
2 Penyelenggaraan bursa kerja
Job Fair/Career Day
Job On-line
3 Perencanaan karir
Career Meeting
Intrepreneurship Workshop
3 Pelatihan melamar kerja
JobSeeker Workshop
Seminar
4 Layanan penempatan kerja
On Campus Recruitment
3.1.10 PELAKSANAAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KARIR DAN INFORMASI KERJA BAGI MAHASISWA DAN LULUSAN, SERTA HASILNYA
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
ACC UII menyelenggarakan bursa kerja bekerjasama dengan perusahaan (Job Offer) untuk melaksanakan rekruitmen melalui program On Campus Recruitment (OCR) dan Walk-in Interviewyang dilaksanakan minimal satu bulan sekali.
ACC menyelenggarakan Job Fair/Career Dayyang diselenggarakan setahun sekali.
Point (4)
Pelaksanaan program layanan bimbingan karir dan informasi
kerja bagi mahasiswa dan lulusan yang menghasilkan
kemudahan bagi mahasiswa dan lulusan untuk:
(1) memperoleh informasi yang komprehensif tentang pasar
kerja,
(2) merencanakan karir yang realistik,
(3) mengajukan lamaran kerja dengan baik.
Point (3)
Pelaksanaan program layanan bimbingan karir dan informasi
kerja bagi mahasiswa dan lulusan yang menghasilkan
kemudahan bagi mahasiswa dan lulusan untuk:
(1) memperoleh informasi yang komprehensif tentang pasar
kerja,
(2) merencanakan karir yang realistik,
tanpa kemudahan untuk mengajukan lamaran kerja.
3.1.10 PELAKSANAAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KARIR DAN INFORMASI KERJA BAGI MAHASISWA DAN LULUSAN, SERTA HASILNYA
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
ACC UII menyelenggarakan bursa kerja bekerjasama dengan perusahaan (Job Offer) untuk melaksanakan rekruitmen melalui program On Campus Recruitment (OCR) dan Walk-in Interviewyang dilaksanakan minimal satu bulan sekali.
ACC menyelenggarakan Job Fair/Career Dayyang diselenggarakan setahun sekali.
Point (2)
Pelaksanaan program layanan bimbingan karir dan informasi
kerja bagi mahasiswa dan lulusan yang menghasilkan
kemudahan bagi mahasiswa dan lulusan untuk memperoleh
informasi yang komprehensif tentang pasar kerja,tanpa
kemudahan untuk merencanakan karir dan melamar kerja.
Point (1)
Tidak ditemukan pelaksanaan program layanan bimbingan karir
dan informasi kerja bagi mahasiswa dan lulusan.
3.1.11 PENCAPAIAN PRESTASI MAHASISWA DI TINGKAT PROPINSI/ WILAYAH, NASIONAL, DAN INTERNASIONAL
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
NA = Jumlah penghargaan tingkat propinsi/wilayah
NB = Jumlah penghargaan tingkat nasional
NC = Jumlah penghargaan tingkat internasional
N = Jumlah semua program studi.
NPMHS = (2 x NA + 3 x NB + 4 x NC) / N
Point (4)
Jika NPMHS ≥ 4,
maka skor = 4.
Point (3), Point (2), dan Point (1)
Jika NPMHS < 4,
maka skor = NPMHS.
3.1.12 UPAYA INSTITUSI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI MAHASISWA DALAM BIDANG AKADEMIK DAN NON-AKADEMIK
AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI
(AIPT)
Peningkatan prestasi mahasiswa di bidang akademik dan non-akademik dituangkan dalamRencana Strategis (Renstra).
Bagian kemahasiswaan melakukan upaya peningkatan prestasi mahasiswa yang dituangkan dalam RKAT.
Program peningkatan prestasi dilakukan secara rutin melalui workshop penulisan karya ilmiah mahasiswa.
Peningkatan prestasi mahasiswa yang bersifat non-akademik dilakukan melalui menyediakan fasilitas-fasilitas yang menunjang peningkatan prestasi mahasiswa di bidang olahraga dan seni.
Point (4)
Ketiga upaya berikut:
(1) Bimbingan peningkatan prestasi
(2) Penyediaan dana
(3) Pemberian kesempatan untuk berpartisipasi
dilakukan secara terprogram.
Point (3)
Dua dari tiga upaya berikut.
(1) Bimbingan peningkatan prestasi
(2) Penyediaan dana
(3) Pemberian kesempatan untuk berpartisipasi
dilakukan secara terprogram.
3.1.12 UPAYA INSTITUSI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI MAHASISWA DALAM BIDANG AKADEMIK DAN NON-AKADEMIK
AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI
(AIPT)
Peningkatan prestasi mahasiswa di bidang akademik dan non-akademik dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra).
Bagian kemahasiswaan melakukan upaya peningkatan prestasi mahasiswa yang dituangkan dalam RKAT.
Program peningkatan prestasi dilakukan secara rutin melalui workshop penulisan karya ilmiah mahasiswa.
Peningkatan prestasi mahasiswa yang bersifat non-akademik dilakukan melalui menyediakan fasilitas-fasilitas yang menunjang peningkatan prestasi mahasiswa di bidang olahraga dan seni.
Point (2)
Satu dari tiga upaya berikut.
(1) Bimbingan peningkatan prestasi
(2) Penyediaan dana
(3) Pemberian kesempatan untuk berpartisipasi
dilakukan secara terprogram.
Point (1)
Ada upaya, tetapi tidak terprogram.
3.2.1.1 PERSENTASE MAHASISWA DO ATAU MENGUNDURKAN DIRI UNTUK SEMUA PROGRAM STUDI
AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI
(AIPT)
Keterangan:(a) = (a1) + ... + (a7)(b) = (b1) + ... + (b7)(c) = (c1) + ... + (c7)MDO = (a) – (b) – (c) x 100%
(a)
Point (4)
Jika MDO ≤ 6%
maka skor = 4.
Point (3), Point (2), dan Point (1)
Jika 6% < MDO < 45%
maka skor = [180 – (400 x MDO)] / 39
Jika MDO ≥ 45%
maka skor = 0.
3.2.1.2 PERSENTASE KELULUSAN TEPAT WAKTU UNTUK SEMUA PROGRAM STUDI
AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI
(AIPT)
Keterangan(d) = (d1) + ... + (d7)(f) = (f1) + ... + (f7)KTW = [(f) / (d)] x 100%
Point (4)
Jika KTW ≥ 50%
maka skor = 4.
Point (3), Point (2), dan Point (1)
Jika 0 < KTW < 50%
maka skor = 1 + (6 x KTW)
Jika KTW = 0
maka skor = 0.
3.2.2.1 RATA-RATA LAMA STUDI LULUSAN DALAM TIGA TAHUN TERAKHIR
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Untuk program doktor
RS3 = Rata-rata masa studi program doktor.
Jika tidak ada program doktor, maka SS3 = 0, dan IS3 = 0.
Jika ada program doktor, maka IS3 = 1, dan SS3 dihitung dengan
cara berikut:
Jika RS3 ≤ 3.5 tahun, maka SS3 = 4; Jika 3.5 < RS3 < 7, maka SS3
= 8 – (8 x RS3) / 7 ; Jika RS3 ≥ 7, maka SS3 = 0.
Untuk program magister
RS2 = Rata-rata masa studi program magister.
Jika tidak ada program magister, maka SS2 = 0, dan IS2 = 0.
Jika ada program magister, maka IS2 = 1, dan SS2 dihitung
dengan cara berikut:
Jika RS2 ≤ 2 tahun, maka SS2 = 4; Jika 2 < RS2 < 4, maka SS2 = 8
– (2 x RS2) ;
Jika RS2 ≥ 4, maka SS2 = 0.
3.2.2.1 RATA-RATA LAMA STUDI LULUSAN DALAM TIGA TAHUN TERAKHIR
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Untuk program sarjana
RS1 = Rata-rata masa studi program sarjana.
Jika tidak ada program sarjana, maka SS1 = 0, dan IS1 = 0.
Jika ada program sarjana, maka IS1 = 1, dan SS1 dihitung dengan
cara berikut:
Jika RS1 ≤ 4 tahun, maka SS1 = 4; Jika 4 < RS1 < 7, maka SS1 =[
28 – (4 x RS1) ] / 3; Jika RS1 ≥ 7, maka SS1 = 0.
Untuk program diploma IV
RD4 = Rata-rata masa studi program diploma IV.
Jika tidak ada program diploma IV, maka SD4 = 0, dan ID4 = 0.
Jika ada program diploma IV, maka ID4 = 1, dan SD4 dihitung
dengan cara berikut:
Jika RD4 ≤ 4 tahun, maka SD4 = 4; Jika 4 < RD4 < 7, maka SD4 =[
28 – (4 x RD4) ] / 3; Jika RD4 ≥ 7, maka SD4 = 0.
3.2.2.1 RATA-RATA LAMA STUDI LULUSAN DALAM TIGA TAHUN TERAKHIR
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Untuk program diploma III
RD3 = Rata-rata masa studi program diploma III
Jika tidak ada program diploma III, maka SD3 = 0, dan ID3 = 0.
Jika ada program diploma III, maka ID3 = 1, dan SD3 dihitung
dengan cara berikut:
Jika RD3 ≤ 3 tahun, maka SD3 = 4; Jika 3 < RD3 < 5, maka SD3 =10
– (2 x RD3) ; Jika RD4 ≥ 5, maka SD3 = 0.
Untuk program diploma II
RD2 = Rata-rata masa studi program diploma II.
Jika tidak ada program diploma II, maka SD2 = 0, dan ID2 = 0.
Jika ada program diploma II, maka ID2 = 1, dan SD2 dihitung
dengan cara berikut:
Jika RD2 ≤ 2 tahun, maka SD2 = 4; Jika 2 < RD2 < 3, maka SD2 =12
– (4 x RD2) ; Jika RD2 ≥ 3, maka SD2 = 0.
3.2.2.1 RATA-RATA LAMA STUDI LULUSAN DALAM TIGA TAHUN TERAKHIR
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Untuk program diploma I
RD1 = Rata-rata masa studi program diploma I.
Jika tidak ada program diploma I, maka SD1 = 0, dan ID1 = 0.
Jika ada program diploma I, maka ID1 = 1, dan SD1 dihitung
dengan cara berikut:
Jika RD1 ≤ 1 tahun, maka SD1 = 4; Jika 1 < RD1< 2, maka SD1 =8 –
(4 x RD1) ; Jika RD1 ≥ 2, maka SD2 = 0.
Skor akhir = (SS3 + SS2 + SS1 + SD4 + SD3 + SD2 + SD1) / (IS3 + IS2 + IS1
+ ID4 + ID3 + ID2 + ID1)
3.2.2.2 RATA-RATA IPK LULUSAN DALAM TIGA TAHUN TERAKHIR
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Untuk program doktor
IPKS3 = Rata-rata IPK program doktor.
Jika tidak ada program doktor, maka SS3 = 0, dan IS3 = 0.
Jika ada program doktor, maka IS3 = 1, dan SS3 dihitung dengan
cara berikut:
Jika IPKS3 ≥ 3.8, maka SS3 = 4; Jika 3 < IPKS3 < 3.8, maka SS3 =
(2.5 x IPKS3) – 5.5 ; Jika IPKS3 ≤ 3, maka SS3 = 2.
Untuk program magister
IPKS2 = Rata-rata IPK program magister.
Jika tidak ada program magister, maka SS2 = 0, dan IS2 = 0.
Jika ada program magister, maka IS2 = 1, dan SS2 dihitung
dengan cara berikut:
Jika IPKS2 ≥ 3.5, maka SS2 = 4; Jika 3 < IPKS2 < 3.5, maka SS2 =
(4 x IPKS2) - 10 ; Jika IPKS2 ≤ 3, maka SS2 = 2.
3.2.2.2 RATA-RATA IPK LULUSAN DALAM TIGA TAHUN TERAKHIR
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Untuk program sarjana
IPKS1 = Rata-rata IPK program sarjana.
Jika tidak ada program sarjana, maka SS1 = 0, dan IS1 = 0.
Jika ada program sarjana, maka IS1 = 1, dan SS1 dihitung dengan
cara berikut:
Jika IPKS1 ≥ 3, maka SS1 = 4; Jika 2.75 < IPKS1 < 3, maka SS1 =
(4 x IPKS1) - 8; Jika 2 ≤ IPKS1 ≤ 2.75, maka SS1 = [(4 x IPKS1) – 2]
/ 3.
Untuk program diploma IV
IPKD4 = Rata-rata IPK program diploma IV.
Jika tidak ada program diploma IV, maka SD4 = 0, dan ID4 = 0.
Jika ada program diploma IV, maka ID4 = 1, dan SD4 dihitung
dengan cara berikut:
Jika IPKD4 ≥ 3, maka SD4 = 4; Jika 2.75 < IPKD4 < 3, maka SD4 =
(4 x IPKD4) - 8; Jika 2 ≤ IPKD4 ≤ 2.75, maka SD4 = [(4 x IPKD4) – 2]
/ 3.
3.2.2.2 RATA-RATA IPK LULUSAN DALAM TIGA TAHUN TERAKHIR
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Untuk program diploma III
IPKD3 = Rata-rata IPK program diploma III
Jika tidak ada program diploma III, maka SD3 = 0, dan ID3 = 0.
Jika ada program diploma III, maka ID3 = 1, dan SD3 dihitung dengan
cara berikut:
Jika IPKD3 ≥ 3, maka SD3 = 4; Jika 2.75 < IPKD3 < 3, maka SD3 = (4 x
IPKD3) - 8; Jika 2 ≤ IPKD3 ≤ 2.75, maka SD3 = [(4 x IPKD3) – 2] / 3.
Untuk program diploma II
IPKD2 = Rata-rata IPK program diploma II.
Jika tidak ada program diploma II, maka SD2 = 0, dan ID2 = 0.
Jika ada program diploma II, maka ID2 = 1, dan SD2 dihitung dengan
cara berikut:
Jika IPKD2 ≥ 3, maka SD2 = 4; Jika 2.75 < IPKD2 < 3, maka SD2 = (4 x
IPKD2) - 8; Jika 2 ≤ IPKD2 ≤ 2.75, maka SD2 = [(4 x IPKD2) – 2] / 3.
3.2.2.2 RATA-RATA IPK LULUSAN DALAM TIGA TAHUN TERAKHIR
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Untuk program diploma I
IPKD1 = Rata-rata IPK program diploma I.
Jika tidak ada program diploma I, maka SD1 = 0, dan ID1 = 0.
Jika ada program diploma I, maka ID1 = 1, dan SD1 dihitung
dengan cara berikut:
Jika IPKD1 ≥ 3, maka SD1 = 4; Jika 2.75 < IPKD1 < 3, maka SD4 =
(4 x IPKD1) - 8; Jika 2 ≤ IPKD1 ≤ 2.75, maka SD1 = [(4 x IPKD1) – 2]
/ 3.
Skor akhir = (SS3 + SS2 + SS1 + SD4 + SD3 + SD2 + SD1) / (IS3 + IS2 + IS1
+ ID4 + ID3 + ID2 + ID1)
3.2.3 SISTEM EVALUASI LULUSAN YANG EFEKTIF, MENCAKUP KEBIJAKAN DAN STRATEGI, KEBERADAAN INSTRUMEN, MONITORING DAN EVALUASI, SERTA TINDAK LANJUTNYA
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Berdasarkan Surat Keputusan Rektor
Strategi lewat wawancara langsung, mengirimkan emailatau melalui website
Instrumen berupa kuesioner
Point (4)
Sistem evaluasi yang efektif yang mencakup:
(1) Kebijakan dan strategi dan komitmen institusi untuk mendorong
seluruh program studi melakukan proses pelacakan dan evaluasi lulusan
(2) Instrumen yang sahih dan andal disesuaikan dengan kondisi
perguruan tinggi
(3) Monitoring dan evaluasi keefektifan proses pelacakan dan
pemberdayaan lulusan,
(4) Tindak lanjut untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.
Point (3)
Sistem evaluasi yang efektif yang mencakup:
(1) Kebijakan dan strategi dan komitmen institusi untuk mendorong
seluruh program studi melakukan proses pelacakan dan evaluasi lulusan
(2) Instrumen yang sahih dan andal disesuaikan dengan kondisi
perguruan tinggi
(3) Monitoring dan evaluasi keefektifan proses pelacakan dan
pemberdayaan lulusan,
tetapi tidak ada tindak lanjut untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.
3.2.3 SISTEM EVALUASI LULUSAN YANG EFEKTIF, MENCAKUP KEBIJAKAN DAN STRATEGI, KEBERADAAN INSTRUMEN, MONITORING DAN EVALUASI, SERTA TINDAK LANJUTNYA
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Berdasarkan Surat Keputusan Rektor
Strategi lewat wawancara langsung, mengirimkan emailatau melalui website
Instrumen berupa kuesioner
Point (2)
Sistem evaluasinya hanya parsial atau hanya mencakup satu
atau dua diantara elemen berikut:
(1) Kebijakan dan strategi dan komitmen institusi untuk
mendorong seluruh program studi melakukan proses pelacakan
dan evaluasi lulusan
(2) Instrumen yang sahih dan andal disesuaikan dengan kondisi
perguruan tinggi
(3) Monitoring dan evaluasi keefektifan proses pelacakan dan
pemberdayaan lulusan,
(4) Tindak lanjut untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.
Point (1)
Tidak ada sistem evaluasi angka efisiensi edukasi yang efektif.
3.2.4 RASIO ALUMNI DALAM LIMA TAHUN TERAKHIR YANG MEMBERIKAN RESPONS TERHADAP STUDI PELACAKAN
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
NA = Banyaknya alumni tiga tahun terakhir yang memberikan respon
N = Banyaknyaalumni dalam tiga tahun terakhirRasio = (NA / N) x 100%
Point (4)
Jika Rasio ≥ 20%
maka skor = 4.
Point (3), Point (2), dan Point (1)
Jika Rasio < 20%
maka skor = (20 x Rasio).
3.2.5 PARTISIPASI ALUMNI DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN PERGURUAN TINGGI DALAM BENTUK: SUMBANGAN DANA, SUMBANGAN FASILITAS, MASUKAN UNTUK PERBAIKAN PROSES PEMBELAJARAN, DAN PENGEMBANGAN JEJARING
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Point (4)
Semua bentuk partisipasi dilakukan oleh alumni.
Point (3)
Tiga bentuk partisipasi dilakukan oleh alumni.
Point (2)
Hanya dua bentuk partisipasi yang dilakukan oleh alumni.
Point (1)
Hanya satu bentuk partisipasi saja yang dilakukan oleh alumni.
KRITERIA PENILAIAN AIPT
<< STANDAR 4 >>
Point (4)
Dokumen formal sistem pengelolaan sumber daya manusia
yang mencakup:
(1) perencanaan,
(2) rekrutmen, seleksi, dan pemberhentian pegawai
(3) orientasi dan penempatan pegawai,
(4) pengembangan karir,
(5) remunerasi, penghargaan, dan sanksi,
yang transparan dan akuntabel berbasis pada meritokrasi.
Point (3)
Dokumen formal sistem pengelolaan sumber daya manusia
yang mencakup:
(1) perencanaan,
(2) rekrutmen, seleksi, dan pemberhentian pegawai
(3) orientasi dan penempatan pegawai,
(4) pengembangan karir,
(5) remunerasi, penghargaan, dan sanksi,
yang berbasis pada meritokrasi, tetapi tidak transparan dan
akuntabel.
4.1 SISTEM PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG LENGKAP, TRANSPARAN, DAN AKUNTABEL, MENCAKUP: PERENCANAAN, REKRUTMEN, SELEKSI, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI, ORIENTASI DAN PENEMPATAN PEGAWAI, PENGEMBANGAN KARIR, REMUNERASI, PENGHARGAAN, DAN SANKSI
AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI
(AIPT)
Perencanaan dan Pengembangan Dosen: Peta Potensi, Tantangan Dosen dan Tenaga Kependidikan
Rekruitmen, seleksi, dan pemberhentian pegawaiberpedoman pada Peraturan Yayasan; Peraturan Universitas; SK Rektor
Orientasi dan penempatan pegawaiberpedoman pada Peraturan Yayasan ; Peraturan Universitas .
Pengembangan karir : karir jabatan struktural dan fungsional yang berpedoman pada: Peraturan Yayasan dan Peraturan Universitas
Remunerasi, penghargaan, dan sanksi, yang dilaksanakan berdasarkan Peraturan Yayasan dan Peraturan Universitas
Point (2)
Dokumen formal sistem pengelolaan sumber daya
manusia yang mencakup:
(1) perencanaan,
(2) rekrutmen, seleksi, dan pemberhentian pegawai
(3) orientasi dan penempatan pegawai,
(4) pengembangan karir,
(5) remunerasi, penghargaan, dan sanksi,
tetapi tidak transparan dan akuntabel serta tidak
berbasis pada meritokrasi.
Point (1)
Tidak ada dokumen formal sistem pengelolaan sumber
daya manusia
4.1 SISTEM PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG LENGKAP, TRANSPARAN, DAN AKUNTABEL, MENCAKUP: PERENCANAAN, REKRUTMEN, SELEKSI, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI, ORIENTASI DAN PENEMPATAN PEGAWAI, PENGEMBANGAN KARIR, REMUNERASI, PENGHARGAAN, DAN SANKSI
AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI
(AIPT)
Perencanaan dan Pengembangan Dosen: Peta Potensi, Tantangan Dosen dan Tenaga Kependidikan
Rekruitmen, seleksi, dan pemberhentian pegawaiberpedoman pada Peraturan Yayasan; Peraturan Universitas; SK Rektor
Orientasi dan penempatan pegawaiberpedoman pada Peraturan Yayasan ; Peraturan Universitas .
Pengembangan karir : karir jabatan struktural dan fungsional yang berpedoman pada: Peraturan Yayasan dan Peraturan Universitas
Remunerasi, penghargaan, dan sanksi, yang dilaksanakan berdasarkan Peraturan Yayasan dan Peraturan Universitas
Point (4)
Pedoman formal yang lengkap; dan ada bukti
dilaksanakan secara konsisten.
Point (3)
Pedoman formal yang lengkap; dan ada bukti tidak
dilaksanakan secara konsisten.
Point (2)
Pedoman formal yang lengkap; tetapi tidak dilaksanakan.
Point (1)
Pedoman formal tidak lengkap dan tidak dilaksanakan.
4.2.1 PEDOMAN FORMAL TENTANG SISTEM MONITORING DAN EVALUASI, SERTA REKAM JEJAK KINERJA DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN.
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Dosen Monitoring dan evaluasi
Nilai Kinerja Dosen (NKD) yang dilakukan setiap semester
Laporan Kinerja Dosen (LKD)
Monitoring dan Evaluasi juga dilakukan melalui Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SIMSDM).
Karyawan Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan (DP3)
Kehadiran, kemampuan, kepribadian
Point (4)
Monev kinerja dosen di bidang:
(1) pendidikan
(2) penelitian
(3) pelayanan/ pengabdian kepada masyarakat
yang terdokumentasi dengan baik.
Point (3)
Monev tentang kinerja dosen di bidang:
(1) pendidikan
(2) penelitian
(3) pelayanan/ pengabdian kepada masyarakat
tetapi tidak terdokumentasi dengan baik.
4.2.2 PELAKSANAAN MONITORING DAN EVALUASI (MONEV) KINERJA DOSEN DI BIDANG PENDIDIKAN, PENELITIAN, PELAYANAN/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Point (2)
Monev kinerja dosen di bidang pendidikan yang
terdokumentasikan dengan baik tetapi tidak ada bukti di bidang
penelitian atau pelayanan/ pengabdian kepada masyarakat.
Point (1)
Monev kinerja dosen di bidang pendidikan tetapi tidak
terdokumentasikan dengan baik serta tidak ada bukti di bidang
penelitian atau pelayanan/ pengabdian kepada masyarakat.
4.2.2 PELAKSANAAN MONITORING DAN EVALUASI (MONEV) KINERJA DOSEN DI BIDANG PENDIDIKAN, PENELITIAN, PELAYANAN/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
4.2.2 PELAKSANAAN MONITORING DAN EVALUASI (MONEV) KINERJA DOSEN DI BIDANG PENDIDIKAN, PENELITIAN, PELAYANAN/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Fakultas
Semester Genap
2010/2011
Semester Ganjil
2011/2012
Keterangan
Memenuhi Tidak Memenuhi Memenuhi Tidak Memenuhi
FE % % % %
Prosentase laporan per semester
berdasarkan jumlah dosen pada
masing-masing unit yang melaporkan
kinerjanya terhadap jumlah dosen yang
berkewajiban membuat laporan
semesteran
FH % % % %
FTSP % % % %
FTI % % % %
FPSB % % % %
FMIPA % % % %
FK % % % %
FIAI % % % %
% % % %
Lain-lain % % % %Pejabat Negara/Sedang studi/tidak
membuat LKD
Point (4)
Jika Rasio ≤ 30, maka skor = 4.
Point (3), Point (2), dan Point (1)
Jika 30 < Rasio < 50Maka skor = 10 – (Rasio / 5).
Jika Rasio ≥ 50,maka skor = 0.
4.3.1.1 RASIO JUMLAH MAHASISWA TERHADAP JUMLAH DOSEN TETAP
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
NMHS = Jumlah mahasiswa pada TS
= NMR + NMT (Lihat Tabel 3.1.5 yaitu = NMR + NMT)
NDT = Jumlah dosen tetap
Rasio = NMHS/NDT
NMR = Jumlah mahasiswa reguler
NMT = Jumlah mahasiswa transfer
Point (4)
Jika NDTS3 ≥ 50%
maka skor = 4.
Point (3), Point (2), dan Point (1)
Jika NDTS3 < 50%
maka skor = 2 + (4 x NDT S2S3)
(Tidak ada skor di bawah 2)
4.3.1.2 PERSENTASE DOSEN TETAP BERPENDIDIKAN DOKTOR/SP-2
AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI
(AIPT)
NDTS3 = persentase dosen tetap berpendidikan doktor/Sp-2
UNTUK INSTITUT, UNIVERSITAS, DAN SEKOLAH
TINGGI Point (4)
Jika Pprof ≥ 30%
maka skor = 4.
Point (3) dan Point (2)
Jika Pprof < 30%
maka skor = 2 + (20 x Pprof) / 3.
(Tidak ada skor di bawah 2)
UNTUK AKADEMI DAN POLITEKNIK Point (4)
Jika PLK ≥ 50%
maka skor = 4.
Point (3), Point (2), dan Point (1)
Jika PLK < 50%
maka skor = 1 + (6 x P ).
4.3.1.3 PERSENTASE DOSEN TETAP DENGAN JABATAN GURU BESAR (UNTUK INSTITUT, UNIVERSITAS, DAN SEKOLAH TINGGI) DAN LEKTOR KEPALA (UNTUK AKADEMI DAN POLITEKNIK).
AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI
(AIPT)
Pprof = Persentase dosen dengan jabatan guru besar
PLK = Persentase dosen dengan jabatan lektor kepala
NB: (untuk institut, universitas, dan sekolah tinggi)
Point (4)
Jika PDTT ≤ 10%
maka skor = 4.
Point (3), Point (2), dan Point (1)
Jika 10% < PDTT < 50%
maka skor = 10 x (50% - PDTT).
Jika PDTT ≥ 50%
maka skor = 0.
4.3.2 PERSENTASE JUMLAH DOSEN TIDAK TETAP TERHADAP JUMLAH SELURUH DOSEN
AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI
(AIPT)
PDTT = Persentase jumlah dosen tidak tetap terhadap jumlah seluruh dosen.
Jika persentase dosen bergelar doktor/Sp-2 ≥ 50%, maka skor =
4.
Jika tidak, gunakan aturan berikut.
SP = (0.25 NPL + 0.75 NS2 + 1.25 NS3) / NPS
dimana:
NPL = Banyaknya dosen yang mengikuti pendidikan tanpa gelar
NS2 = Banyaknya dosen yang mengikuti pendidikan S2/Sp-1
NS3 = Banyaknya dosen yang mengikuti pendidikan S3/Sp-2
NPS = Banyaknya program studi (Tabel 2.9.3)
Point (4)
Jika SP ≥ 4
maka skor = 4.
Point (3), Point (2), dan Point (1)
Jika SP < 4
maka skor = SP.
4.4 PERSENTASE DOSEN TETAP YANG MENJALANI PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI MELALUI TUGAS BELAJAR
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Point (4)
Jika A ≥ 4
maka skor = 4.
Point (3), Point (2), dan Point (1)
Jika A < 4
maka skor = A.
4.5.1.1 PUSTAKAWAN DAN KUALIFIKASINYA
AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Catatan: nilai dihitung dengan rumus berikut:
A = (4 X1 + 3 X2 + 2 X3)/4
X1 = jumlah pustakawan yang berpendidikan S2/S3/Special Librarian.
X2 = jumlah pustakawan yang berpendidikan D4 atau S1.
X3 = jumlah pustaka-wan yang berpendidik-an D1, D2, atau D3.
Point (4)
Jumlah cukup dan sangat baik kegiatannya.
Point (3)
Jumlah cukup dan memadai kegiatannya.
Point (2)
Cukup dalam jumlah dan kualifikasi tetapi mutu kerjanya
sedang-sedang saja.
Point (1)
Kurang dalam jumlah atau terlalu banyak sehingga kurang
kegiatannya.
4.5.1.2 LABORAN, TEKNISI, ANALIS, OPERATOR, DAN PROGRAMER
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
4.5.1.2 LABORAN, TEKNISI, ANALIS, OPERATOR, DAN PROGRAMER
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
NoJenjang Jabatan
Laboran
Jabatan
FungsionalPendidikan
Angka
KreditJumlah
1 Laboran Tingkat AhliLaboran
PertamaS1 100 7
2Laboran Tingkat
Terampil
Laboran
PelaksanaD3 60 17
3Laboran Tingkat
Terampil
Laboran
Pelaksana
SLTA ditambah
pendidikan/pelati
han kompetensi
sesuai
penugasan
laboratorium
30 15
Laboran Dengan Jabatan Fungsional
Point (4)
Jumlah cukup dan sangat baik kegiatannya.
Point (3)
Jumlah cukup dan memadai kegiatannya.
Point (2)
Cukup dalam jumlah dan kualifikasi tetapi mutu kerjanya
sedang-sedang saja.
Point (1)
Kurang dalam jumlah atau terlalu banyak sehingga kurang
kegiatannya.
4.5.1.3 TENAGA ADMINISTRASI: JUMLAH, KUALIFIKASI, DAN MUTU KERJANYA
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Point (4)
Jika PTKS ≥ 70%
maka skor = 4.
Point (3), Point (2), dan Point (1)
Jika PTKS < 70%
maka skor = (40 x PTKS) / 7.
4.5.1.4 PERSENTASE LABORAN/TEKNISI/ANALIS/OPERATOR/PROGRAMER YANG MEMILIKI SERTIFIKAT KOMPETENSI
AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI
(AIPT)
PTKS = persentase tenaga laboran/ teknisi/analis/operator/programer yang memiliki sertifikat kompetensi.
Point (4)
Semua empat upaya berikut:
(1) kesempatan belajar/ pelatihan
(2) pemberian fasilitas termasuk dana
(3) jenjang karir yang jelas
(4) studi banding
dilaksanakan dengan baik sehingga dapat meningkatkan
kualifikasi dan kompetensi tenaga kependidikan.
Point (3)
Tiga dari empat upaya berikut:
(1) kesempatan belajar/ pelatihan
(2) pemberian fasilitas termasuk dana
(3) jenjang karir yang jelas
(4) studi banding
dilaksanakan dengan baik sehingga dapat meningkatkan
kualifikasi dan kompetensi tenaga kependidikan.
4.5.2 UPAYA PERGURUAN TINGGI DALAM MENINGKATKAN KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Program studilanjut dan dana
Tes kompetensijenjang karir
Program studibanding secararutin
Point (2)
Dua dari empat upaya berikut:
(1) kesempatan belajar/ pelatihan
(2) pemberian fasilitas termasuk dana
(3) jenjang karir yang jelas
(4) studi banding
dilaksanakan dengan baik sehingga cukup dapat meningkatkan
kualifikasi dan kompetensi tenaga kependidikan.
Point (1)
Dua dari upaya berikut:
(1) kesempatan belajar/ pelatihan
(2) pemberian fasilitas termasuk dana
(3) jenjang karir yang jelas
(4) studi banding
dilaksanakan dengan baik namun kurang dapat meningkatkan
kualifikasi dan kompetensi tenaga kependidikan.
4.5.2 UPAYA PERGURUAN TINGGI DALAM MENINGKATKAN KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Program studilanjut dan dana
Tes kompetensijenjang karir
Program studibanding secararutin
Point (4)
Instrumen untuk mengukur kepuasan dosen, pustakawan,
laboran, teknisi, dan tenaga administrasi, terhadap sistem
pengelolaan sumber daya manusia, yang memiliki:
(1) validitas,
(2) reliabilitas, dan
(3) mudah digunakan.
Point (3)
Instrumen untuk mengukur kepuasan dosen, pustakawan,
laboran, teknisi, dan tenaga administrasi terhadap sistem
pengelolaan sumber daya manusia, yang memiliki:
(1) validitas,
(2) reliabilitas, tetapi tidak mudah digunakan.
4.6.1 INSTRUMEN SURVEI KEPUASAN DOSEN, PUSTAKAWAN, LABORAN, TEKNISI, DAN TENAGA ADMINISTRASI TERHADAP SISTEM PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Point (2)
Instrumen untuk mengukur kepuasan dosen, pustakawan,
laboran, teknisi, dan tenaga administrasi terhadap sistem
pengelolaan sumber daya manusia, yang memiliki validitas,
tetapi tidak ada bukti tentang reliabilitas, dan tidak mudah
digunakan.
Point (1)
Tidak ada instrumen untuk mengukur kepuasan dosen,
pustakawan, laboran, teknisi, dan tenaga administrasi, terhadap
sistem pengelolaan sumber daya manusia.
4.6.1 INSTRUMEN SURVEI KEPUASAN DOSEN, PUSTAKAWAN, LABORAN, TEKNISI, DAN TENAGA ADMINISTRASI TERHADAP SISTEM PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Point (4)
Hasil survei kepuasan dosen, pustakawan, laboran, teknisi, dan
tenaga administrasi terhadap sistem pengelolaan sumber-daya
manusia yang:
(1) jelas,
(2) komprehensif,
(3) mudah diakses oleh pemangku kepentingan.
Point (3)
Hasil survei kepuasan dosen, pustakawan, laboran, teknisi, dan
tenaga administrasi terhadap sistem pengelolaan sumber-daya
manusia yang:
(1) jelas,
(2) komprehensif,
tetapi tidak mudah diakses oleh pemangku kepentingan.
4.6.2 PELAKSANAAN SURVEI KEPUASAN DOSEN, PUSTAKAWAN, LABORAN, TEKNISI, TENAGA ADMINISTRASI, DAN TENAGA PENDUKUNG TERHADAP SISTEM PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Point (2)
Hasil survei kepuasan dosen, pustakawan, laboran, teknisi, dan
tenaga administrasi terhadap sistem pengelolaan sumber-daya
manusia yang jelas, tetapi tidak komprehensif dan tidak mudah
diakses oleh pemangku kepentingan.
Point (1)
Tidak ada hasil survei kepuasan dosen, pustakawan, laboran,
teknisi, dan tenaga administrasi terhadap sistem pengelolaan
sumber daya manusia.
4.6.2 PELAKSANAAN SURVEI KEPUASAN DOSEN, PUSTAKAWAN, LABORAN, TEKNISI, TENAGA ADMINISTRASI, DAN TENAGA PENDUKUNG TERHADAP SISTEM PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Point (4)
Pemanfaatan hasil survei dalam perbaikan yang berkelanjutan
untuk mutu:
(1) pengelolaan sumber daya manusia,
(2) instrumen pengukuran kepuasan dosen, pustakawan,
laboran, teknisi, tenaga administrasi, dan tenaga pendukung,
(3) analisis hasil survei kepuasan dosen, pustakawan, laboran,
teknisi, tenaga administrasi, dan tenaga pendukung
Point (3)
Pemanfaatan hasil survei dalam perbaikan yang berkelanjutan
untuk mutu dua dari tiga aspek berikut.
(1) pengelolaan sumber daya manusia
(2) instrumen untuk mengukur kepuasan dosen, pustakawan,
laboran, teknisi, dan tenaga administrasi
(3) analisis hasil survei kepuasan dosen, pustakawan, laboran,
teknisi, tenaga administrasi, dan tenaga pendukung
4.6.3 PEMANFAATAN HASIL SURVEI KEPUASAN DOSEN, PUSTAKAWAN, LABORAN, TEKNISI, DAN TENAGA ADMINISTRASI TERHADAP SISTEM PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Point (2)
Pemanfaatan hasil survei dalam perbaikan yang berkelanjutan
untuk mutu satu dari tiga aspek berikut.
(1) pengelolaan sumber daya manusia,
(2) instrumen untuk mengukur kepuasan dosen, pustakawan,
laboran, teknisi, dan tenaga administrasi \
(3) analisis hasil survei kepuasan dosen, pustakawan, laboran,
teknisi, tenaga administrasi, dan tenaga pendukung,
Point (1)
Tidak ada pemanfaatan hasil survei.
4.6.3 PEMANFAATAN HASIL SURVEI KEPUASAN DOSEN, PUSTAKAWAN, LABORAN, TEKNISI, DAN TENAGA ADMINISTRASI TERHADAP SISTEM PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
<< STANDAR 5 >>
KRITERIA PENILAIAN AIPT
Point (4)
Dokumen formal yang mencakup :
(1) kebijakan,
(2) peraturan,
(3) pedoman atau buku panduan
yang memfasilitasi program studi untuk melakukan
perencanaan, pengembangan, dan pemutakhiran kurikulum
secara berkala.
Point (3)
Dokumen formal yang mencakup :
(1) kebijakan,
(2) peraturan,
(3) tetapi tidak ada pedoman atau buku panduan
yang memfasilitasi program studi untuk melakukan
perencanaan, pengembangan, dan pemutakhiran kurikulum
secara berkala.
5.1.1 DOKUMEN KEBIJAKAN TENTANG PENGEMBANGAN KURIKULUM YANG LENGKAP
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
SK rektor tentang kebijakan pengembangan dan pemutakhiran kurikum
Peraturan universitas tentang kompetensi
Road map pengembangan akademik sebagai bagian dari upaya sasaran mutu
Pedoman perencanaan, pengembangananpemutakhiran.
Point (2)
Dukumen formal tentang kebijakan, tetapi tidak ada,
(1) peraturan,
(2) pedoman atau buku panduan
yang memfasilitasi program studi untuk melakukan
perencanaan, pengembangan, dan pemutakhiran
kurikulum secara berkala.
Point (1)
Tidak ada dokumen formal yang memfasilitasi program
studi untuk melakukan perencanaan, pengembangan, dan
pemutakhiran kurikulum secara berkala.
5.1.1 DOKUMEN KEBIJAKAN TENTANG PENGEMBANGAN KURIKULUM YANG LENGKAP
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
SK rektor tentang kebijakan pengembangan dan pemutakhiran kurikum
Peraturan universitas tentang kompetensi
Road map pengembangan akademik sebagai bagian dari upaya sasaran mutu
Pedoman perencanaan, pengembangananpemutakhiran.
Point (4)
Dokumen analisis dan evaluasi pemutakhiran kurikulum
program studi yang ditindaklanjuti untuk penjaminan mutu
secara berkesinambungan.
Point (3)
Dokumen analisis dan evaluasi pemutakhiran kurikulum
program studi tetapi tidak ditindaklanjuti.
Point (2)
Dokumen pemutakhiran kurikulum program studi tetapi
tidak dianalisis dan dievaluasi.
Point (1)
Tidak ada bukti dokumen analisis dan evaluasi
pemutakhiran kurikulum program studi.
5.1.2 MONITORING DAN EVALUASI PENGEMBANGAN KURIKULUM PROGRAM STUDI
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Adanya dokumen analisis dan pemutakhiran kurikulum
Monitoring dan evalusi dilalukan dua sisi yaitu : Evaluasi pengembangan kurikulum dilakukan oleh BPA dan implementasi dilakukan oleh Badan penjaminan mutu
Aturan perubahan, review dan penyusunan dokumen dirumuskan dalam SK Rektor
Point (4)
Unit atau lembaga yang khusus berfungsi untuk mengkaji dan mengembangkan sistem serta mutu pembelajaran, melaksanakan fungsinya dengan baik serta hasilnya dimanfaatkan oleh institusi.
Point (3)Tidak memiliki unit atau lembaga yang khusus berfungsi untuk mengkaji dan mengembangkan sistem serta mutu pembelajaran tetapi fungsinya dilaksana-kan oleh unit/lembaga yang sudah ada serta hasilnya dimanfaatkan oleh institusi.
Point (2)Mengkaji dan mengembangkan sistem serta mutu pembelajaran, dilaksanakan oleh unit/lembaga yang sudah ada tetapi hasilnya tidak dimanfaatkan oleh institusi.
Point (1)Tidak memiliki unit pengkajian dan tidak melakukan pengkajian maupun pengembangan sistem dan mutu pembelajaran.
5.2.1 UNIT PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM DAN MUTU PEMBELAJARAN MENDORONG MAHASISWA UNTUK BERFIKIR KRITIS, BEREKSPLORASI, BEREKSPRESI, BEREKSPERIMEN DENGAN MEMANFAATKAN ANEKA SUMBER YANG HASILNYA DIMANFAATKAN OLEH INSTITUSI
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Unit pengkajian dan pengambangan dilakukan oleh Badan Pengembangan Akademik (BPA)
Hasil kajian digunakan untuk menyelenggarakan hibah kompetensi peningkatan penyelenggaraan pendidikan.
Point (4)
Sistem yang menjamin terselenggaranya proses pembelajaran
yang efektif berpusat kepada pebelajar dengan memanfaatkan
beragam sumber belajar minimal mencakup :
(1) pendekatan sistem pembelajaran dan pengajaran
(2) perencanaan dan sumber daya pembelajaran
(3) syarat kelulusan
dan dilaksanakan secara konsisten, dimonitor serta dievaluasi
secara berkala.
Point (3)
Sistem yang menjamin terselenggaranya proses pembelajaran
yang efektif berpusat kepada pebelajar dengan memanfaatkan
beragam sumber belajar minimal mencakup :
(1) pendekatan sistem pembelajaran dan pengajaran
(2) perencanaan dan sumber daya pembelajaran
(3) syarat kelulusan
dan dilaksanakan secara konsisten, tetapi tidak dimonitor serta
dievaluasi secara berkala.
5.2.2 SISTEM PENGENDALIAN MUTU PEMBELAJARAN DITERAPKAN INSTITUSI TERMASUK PROSES MONITORING, EVALUASI, DAN PEMANFAATANNYA
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Pendekatan Student-centered learning dituangkan dalam peraturan rektor.
E-learning dituangkan dalam peraturan rektor
Perencanaan dilakukan secara bertingkat Course outline dan SAP
dievaluasi pada awal semester
Evaluasi kompetensi dosen
Evaluasi penyelenggaraan perkuliahan
Kelulusan diatur oleh Peraturan Rektor
Point (2)
Sistem yang menjamin terselenggaranya proses
pembelajaran yang efektif berpusat kepada pebelajar dengan
memanfaatkan aneka sumber belajar minimal mencakup :
(1) pendekatan sistem pembelajaran dan pengajaran
(2) perencanaan dan sumber daya pembelajaran
(3) syarat kelulusan
tetapi pelaksanaannya tidak konsisten dan tidak dimonitor
serta dievaluasi secara berkala.
Point (1)
Tidak ada sistem pengendalian mutu pembelajaran yang
menjamin penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik
5.2.2 SISTEM PENGENDALIAN MUTU PEMBELAJARAN DITERAPKAN INSTITUSI TERMASUK PROSES MONITORING, EVALUASI, DAN PEMANFAATANNYA
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Pendekatan Student-centered learning dituangkan dalam peraturan rektor.
E-learning dituangkan dalam peraturan rektor
Perencanaan dilakukan secara bertingkat Course outline dan SAP
dievaluasi pada awal semester
Evaluasi kompetensi dosen
Evaluasi penyelenggaraan perkuliahan
Kelulusan diatur oleh Peraturan Rektor
Point (4)
Pedoman dijadikan acuan unit pelaksana yang mewajibkan
pengintegrasian hasil penelitian dan PkM ke dalam proses pembelajaran, serta dilaksanakan secara konsisten.
Point (3)
Pedoman dijadikan acuan unit pelaksana yang mewajibkan
pengintegrasian hasil penelitian dan PkM ke dalam proses pembelajaran, namun pelaksanaannya masih belum konsisten.
Point (2)
Pedoman yang dijadikan acuan unit pelaksana tetapi tidak
mewajibkan pengintegrasian hasil penelitian dan PkM ke dalam proses pembelajaran.
Point (1)
Tidak memiliki pedoman pelaksanaan tridarma perguruan tinggi
5.2.3 PEDOMAN PELAKSANAAN TRIDARMA PERGURUAN TINGGI YANG DIGUNAKAN SEBAGAI ACUAN BAGI PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM TRIDARMA UNIT DI BAWAHNYA, MENJAMIN TERINTEGRASINYA KEGIATAN PENELITIAN DAN PKM KE DALAM PROSES PEMBELAJARAN
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Rencana Induk Pengembangan
Rencana Induk penelitian
Hibah Peningkatan kualitas pembelajaran dengan tema local genius
Materi ajar danbuku daripenelitian
Point (4)
Dokumen formal yang lengkap mencakup informasi tentang
otonomi keilmuan, kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, serta dilaksanakan secara konsisten.
Point (3)
Dokumen yang lengkap mencakup informasi tentang
otonomi keilmuan, kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik tetapi tidak dilaksanakan secara konsisten.
Point (2)Dokumen kurang lengkap.
Point (1)
Tidak ada dokumen kebijakan tentang otonomi keilmuan, kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik
5.3.1 DOKUMEN FORMAL TENTANG KEBEBASAN AKADEMIK, KEBEBASAN MIMBAR AKADEMIK, DAN OTONOMI KEILMUAN, SERTA KONSISTENSI PELAKSANAANNYA
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik dan otonomi keilmuan tercantum dalam statuta
Pelaksanaannya dirumuskan dalam Peraturan Universitas
Point (4)
Dalam bentuk:
(1) kebijakan dan strategi
(2) program implementasi yang terjadwal
(3) pengerahan sumber daya
(4) monitoring dan evaluasi
(5) tindak lanjut untuk langkah perbaikan secara
berkelanjutan.
Point (3)
Sistem pengembangan suasana akademik dalam bentuk:
(1) adanya kebijakan dan strategi
(2) program implementasi yang terjadwal
(3) pengerahan sumber daya
(4) monitoring dan evaluasi
tetapi tidak ada tindak lanjut untuk langkah perbaikan secara
berkelanjutan.
5.3.2 SISTEM PENGEMBANGAN SUASANA AKADEMIK YANG KONDUSIF BAGI PEBELAJAR UNTUK MERAIH PRESTASI AKADEMIK YANG MAKSIMAL
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Kebijakan dan strategidituangkan dalamperaturan universitas.
Program kurikuler danekstra kurikuler.
Pengembangan forum ilmiah bagi dosen dan mahasiswa
Pengembangan ekstrakurikuler oleh bidang 3
Pengembangan kemampuan mahasiswa secara terpaduOrientasi Nilai Dasar
Islam (ONDI)Latihan
kepemimpinan
Point (2)
Sistem pengembangan suasana akademik masih parsial
dalam:
(1) kebijakan dan strategi
(2) program implementasi yang terjadwal
(3) pengerahan sumber daya
(4) monitoring dan evaluasi
(5) tindak lanjut untuk langkah perbaikan secara
berkelanjutan.
Point (1)
Tidak ada sistem pengembangan suasana akademik
5.3.2 SISTEM PENGEMBANGAN SUASANA AKADEMIK YANG KONDUSIF BAGI PEBELAJAR UNTUK MERAIH PRESTASI AKADEMIK YANG MAKSIMAL
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Kebijakan dan strategidituangkan dalamperaturan universitas.
Program kurikuler danekstra kurikuler.
Pengembangan forum ilmiah bagi dosen dan mahasiswa
Pengembangan ekstrakurikuler oleh bidang 3
Pengembangan kemampuan mahasiswa secara terpaduOrientasi Nilai Dasar
Islam (ONDI)Latihan kepemimpinan
KRITERIA PENILAIAN AIPT
<< STANDAR 6 >>
Point (4)
Dokumen yang lengkap yang mencakup:
(1) perencanaan penerimaan dan pengalokasian dana
(2) pelaporan
(3) audit
(4) monitoring dan evaluasi(5) pertanggung jawaban kepada pemangku kepentingan
Point (3)
Dokumen yang mencakup empat dari hal berikut:
(1) perencanaan penerimaan dan pengalokasian dana
(2) pelaporan
(3) audit
(4) monitoring dan evaluasi
(5) pertanggung jawaban kepada pemangku kepentingan
6.1.1 DOKUMEN PENGELOLAAN DANA YANG MENCAKUP PERENCANAAN PENERIMAAN, PENGALOKASIAN, PELAPORAN, AUDIT, MONITORING DAN EVALUASI, SERTA PERTANGGUNGJAWABAN KEPADA PEMANGKU KEPENTINGAN
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB) disusun oleh program studi dan fakultas sesuai dengan prediksi penerimaan dan program.
RAPB rektorat disesuaikan dengan RAPB program studi Program Studi
RAPB disahkan senat universitas diajukan ke Yayasan.
Pelaporan keuangan di dokumentasikan dengan baik dan dapat dilihat secara real time melalui sistem
Audit dilakukan oleh Yayasan dan eksternal
Point (2)
Dokumen yang mencakup dua s.d. tiga dari hal berikut:
(1) perencanaan penerimaan dan pengalokasian dana
(2) pelaporan
(3) audit
(4) monitoring dan evaluasi
(5) pertanggung jawaban kepada pemangku kepentingan
Point (1)
Dokumen yang mencakup hanya satu dari hal berikut:
(1) perencanaan penerimaan dan pengalokasian dana
(2) pelaporan
(3) audit
(4) monitoring dan evaluasi(5) pertanggung jawaban kepada pemangku kepentingan
6.1.1 DOKUMEN PENGELOLAAN DANA YANG MENCAKUP PERENCANAAN PENERIMAAN, PENGALOKASIAN, PELAPORAN, AUDIT, MONITORING DAN EVALUASI, SERTA PERTANGGUNGJAWABAN KEPADA PEMANGKU KEPENTINGAN
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB) disusun oleh program studi dan fakultas sesuai dengan prediksi penerimaan dan program.
RAPB rektorat disesuaikan dengan RAPB program studi Program Studi
RAPB disahkan senat universitas diajukan ke Yayasan.
Pelaporan keuangan di dokumentasikan dengan baik dan dapat dilihat secara real time melalui sistem
Audit dilakukan oleh Yayasan dan eksternal
Point (4)
Mekanisme yang terdokumentasi tentang penetapan biaya
pendidikan yang dibebankan pada mahasiswa berdasarkan
hasil analisis kebutuhan yang mengikutsertakan semua
pemangku kepentingan internal
Point (3)
Mekanisme yang terdokumentasi tentang penetapan biaya
pendidikan yang dibebankan pada mahasiswa, tetapi tidak
berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang mengikutsertakan
semua pemangku kepentingan internal
Point (2)
Ada mekanisme tentang penetapan biaya pendidikan yang
dibebankan pada mahasiswa, tetapi tidak terdokumentasi.
Point (1)
Tidak ada mekanisme tentang penetapan biaya pendidikan
yang dibebankan pada mahasiswa.
6.1.2 MEKANISME PENETAPAN BIAYA PENDIDIKAN MAHASISWA DENGAN MENGIKUTSERTAKAN SEMUA PEMANGKU KEPENTINGAN INTERNAL
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
1. Rapat dewan dosen
2. Rapat tingkat fakultas dengan mempertimbangkan rencana pengembangan fisik
3. Ditetapkan dalam rapat fakultas, universitas dan yayasan
Point (4)
Kebijakan mengenai keringanan/ pembebasan biaya untuk mahasiswa
yang berpotensi secara akademik dan kurang mampu secara ekonomi
yang dilaksanakan dengan konsisten serta dapat dibuktikan dengan data
mahasiswa penerima keringanan biaya pendidikan atau dibebaskan
dalam jumlah yang memadai.
Point (3)
Kebijakan mengenai keringanan/ pembebasan biaya untuk mahasiswa
yang berpotensi secara akademik dan kurang mampu secara ekonomi,
namun jumlah mahasiswa yang menerima kurang memadai.
Point (2)
Kebijakan mengenai keringanan/ pembebasan biaya untuk mahasiswa
yang berpotensi secara akademik dan kurang mampu secara ekonomi,
namun kurang jelas pelaksanaannya/ tidak ada bukti yang sahih.
Point (1)
Tidak ada kebijakan mengenai keringanan/ pembebasan biaya untuk
mahasiswa yang berpotensi secara akademik dan kurang mampu secara
ekonomi.
6.1.3 KEBIJAKAN MENGENAI PEMBIAYAAN MAHASISWA YANG BERPOTENSI SECARA AKADEMIK DAN KURANG MAMPU SECARA EKONOMI, SERTA PERSENTASE MAHASISWA YANG MENDAPATKAN KERINGANAN ATAU PEMBEBASAN BIAYA PENDIDIKAN TERHADAP TOTAL MAHASISWA
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Kebijakan berdasarkanpada Peraturan Rektoratau PeraturanUniversitas
6.1.3 KEBIJAKAN MENGENAI PEMBIAYAAN MAHASISWA YANG BERPOTENSI SECARA AKADEMIK DAN KURANG MAMPU SECARA EKONOMI, SERTA PERSENTASE MAHASISWA YANG MENDAPATKAN KERINGANAN ATAU PEMBEBASAN BIAYA PENDIDIKAN TERHADAP TOTAL MAHASISWA
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
No Jenis BeasiswaJumlah Penerima Beasiswa
TS-2 TS-1 TS Total
1 UII Bebas SPP Mhs. Unggulan 71 74 81 226
2 UII Bebas SPP Mhs Teladan Juara I-III 3 3 3 9
3 UII Bebas SPP Tetap Setiap Jurusan 21 21 19 61
4 UII Beasiswa Khusus AK 108 119 133 360
5 UII A. Kahar Muzakir-Sardjito 75 96 72 243
6 UII Beasiswa Daerah Tertinggal 9 15 15 39
7 UII Pengurus Lembaga berprestasi 0 0 25 25
8 Beasiswa Toyota Astra 15 15 15 45
9 Beasiswa Supersemar 5 15 8 28
10 Beasiswa PPA 438 284 452 1.174
11 Beasiswa BBM 517 455 407 1.379
12 Beasiswa Bank Permata Syariah 20 20 20 60
13 Beasiswa Bank Rakyat Indonesia 25 25 25 75
14 Beasiswa BKLN 20 25 45 90
Total
1.318 1.152 1.305 3.775
Jenis Beasiswa dan Jumlah Penerima Beasiswa
Point (4)
Jika PDMHS ≤ 33%,
maka skor = 4.
Point (3), Point (2), dan Point (1)
Jika 33% < PDMHS ≤ 100%,
maka skor = [ 334 - (200 x PDMHS)] / 67.
6.1.4 PERSENTASE DANA PERGURUAN TINGGI YANG BERASAL DARI MAHASISWA (SPP DAN DANA LAINNYA)
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
PDMHS = Persentase dana perguruan tinggi yang berasal dari mahasiswa (SPP dan dana lainnya)
Point (4)
Jika DOM ≥ Rp.18 juta,
maka skor = 4.
Point (3), Point (2), dan Point (1)
Jika DOM < Rp.18 juta
maka skor = DOM / 4.5.
6.1.5 PENGGUNAAN DANA UNTUK OPERASIONAL (PENDIDIKAN, PENELITIAN, PENGABDIAN PADA MASYARAKAT, TERMASUK GAJI DAN UPAH, DAN INVESTASI PRASARANA, SARAN, DAN SDM).
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Jumlah dana operasional/ mahasiswa/tahun (=DOM)
Point (4)
Jika RPD ≥ 3 juta
maka skor = 4.
Point (3), Point (2), dan Point (1)
Jika RPD < 3 juta,
maka skor = (4 x RPD) / 3.
6.1.6 DANA PENELITIAN DALAM TIGA TAHUN TERAKHIR. RATA-RATA DANA PENELITIAN/DOSEN TETAP/TAHUN
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
RPD = Rata-rata dana penelitian/dosen tetap/tahun
Point (4)
Jika RPKM ≥ 1,5 juta
maka skor = 4.
Point (3), Point (2), dan Point (1)
Jika RPKM < 1,5 juta
maka skor = (8 x RPKM) / 3.
6.1.7 DANA YANG DIPEROLEH DALAM RANGKA PELAYANAN/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DALAM TIGA TAHUN TERAKHIR.
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
RPKM = Rata-rata dana pelayanan/pengabdian kepada masyarakat /dosen tetap/tahun.
Point (4)
Sistem monitoring dan evaluasi pendanaan serta kinerja yang
akuntabel yang dilakukan secara berkala, hasilnya
didokumentasikan dan ditindaklanjuti.
Point (3)
Sistem monitoring dan evaluasi pendanaan serta kinerja yang
akuntabel yang, dilakukan secara berkala, hasilnya
didokumentasikan, tetapi tidak ditindaklanjuti.
Point (2)
Sistem monitoring dan evaluasi pendanaan serta kinerja yang
akuntabel yang, dilakukan secara berkala tetapi hasilnya tidak
didokumentasikan atau tidak ditindaklanjuti.
Point (1)
Tidak ada sistem monitoring dan evaluasi pendanaan serta
kinerja.
6.1.8 SISTEM MONITORING DAN EVALUASI PENDANAAN INTERNAL UNTUK PEMANFAATAN DANA YANG LEBIH EFEKTIF, TRANSPARAN DAN MEMENUHI ATURAN KEUANGAN YANG BERLAKU
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
6.1.8 SISTEM MONITORING DAN EVALUASI PENDANAAN INTERNAL UNTUK PEMANFAATAN DANA YANG LEBIH EFEKTIF, TRANSPARAN DAN MEMENUHI ATURAN KEUANGAN YANG BERLAKU
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Impelemntasi
Monitoring
Audit internal (Yayasan)
Rapat laporanhasil
pemeriksaan
Evaluasi dantindak lanjut
Point (4)
Laporan audit keuangan yang dilakukan secara berkala oleh
auditor eksternal yang kompeten dan hasilnya dipublikasikan
serta ditindaklanjuti oleh perguruan tinggi
Point (3)
Laporan audit keuangan yang dilakukan secara berkala oleh
auditor eksternal yang kompeten dan hasilnya dipublikasikan tetapi tidak ditindaklanjuti oleh perguruan tinggi.
Point (2)
Laporan audit keuangan yang dilakukan secara berkala oleh
auditor eksternal yang kompeten tetapi hasilnya tidak dipublikasikan dan tidak ditindaklanjuti oleh perguruan tinggi.
Point (1)
Laporan audit keuangan tidak dilakukan oleh auditor eksternal
secara berkala.
6.1.9 LAPORAN AUDIT KEUANGAN OLEH AUDITOR EKSTERNAL YANG TRANSPARAN DAN DAPAT DIAKSES OLEH SEMUA PEMANGKU KEPENTINGAN
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Diaudit oleh Kantor Akuntan Publik(KAP)
Dipublikasikan dikoran, majalahkampus atau media elektronik (website).
Point (4)
Dokumen pengelolaan prasarana dan sarana yang berisi
kebijakan, peraturan, dan pedoman/panduan untuk semua
aspek berikut.
(1) Pengembangan dan pencatatan
(2) Penetapan penggunaan
(3) Keamanan dan keselamatan penggunaan
(4) Pemeliharaan/ perbaikan/kebersihan
yang diimplementasian
Point (3)
Dokumen pengelolaan prasarana dan sarana yang berisi
kebijakan, peraturan, dan pedoman/panduan untuk dua
sampai tiga aspek berikut.
(1) Pengembangan dan pencatatan
(2) Penetapan penggunaan
(3) Keamanan dan keselamatan penggunaan
(4) Pemeliharaan/ perbaikan/kebersihan
yang diimplementa-sikan
6.2.1 SISTEM PENGELOLAAN PRASARANA DAN SARANA BERUPA KEBIJAKAN, PERATURAN, DAN PEDOMAN/PANDUAN UNTUK ASPEK: PENGEMBANGAN DAN PENCATATAN, PENETAPAN PENGGUNAAN, KEAMANAN DAN KESELAMATAN PENGGUNAAN, PEMELIHARAAN/PERBAIKAN/KEBERSIHAN
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Pengelolaan prasaranadan sarana harus jelas.
Yayasan mengelola ?
Universitasmengelola?
Fakultas mengelola ?
Point (2)
Dokumen pengelolaan prasarana dan sarana yang berisi
kebijakan, peraturan, dan pedoman/panduan untuk satu
aspek berikut.
(1) Pengembangan dan pencatatan
(2) Penetapan penggunaan
(3) Keamanan dan keselamatan penggunaan
(4) Pemeliharaan/ perbaikan/kebersihan
yang diimplementasi-kan
Point (1)
Tidak ada dokumen pengelolaan prasarana dan sarana yang
berisi kebijakan, peraturan, dan pedoman/panduan.
6.2.1 SISTEM PENGELOLAAN PRASARANA DAN SARANA BERUPA KEBIJAKAN, PERATURAN, DAN PEDOMAN/PANDUAN UNTUK ASPEK: PENGEMBANGAN DAN PENCATATAN, PENETAPAN PENGGUNAAN, KEAMANAN DAN KESELAMATAN PENGGUNAAN, PEMELIHARAAN/PERBAIKAN/KEBERSIHAN
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Pengelolaan prasaranadan sarana harus jelas.
Yayasan mengelola ?
Universitasmengelola?
Fakultas mengelola ?
Point (4)
Kepemilikan dan penggunaan lahan:
(1) Lahan milik sendiri
(2) Luas lahan > 5000m2
(3) Lahan digunakan untuk kegiatan kependidikan
Point (3)
Kepemilikan dan penggunaan lahan:
(1) Lahan milik sendiri atau sewa/pinjaman/kerjasama (minimal
20 tahun diikat dengan perjanjian formal)
(2) Luas lahan lahan > 5000m2
(3) Lahan digunakan untuk kegiatan kependidikan
6.2.2 KEPEMILIKAN DAN PENGGUNAAN LAHAN
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Point (2)
Kepemilikan dan penggunaan lahan:
(1) Lahan milik sendiri atau sewa/pinjaman/kerjasama (minimal
20 tahun diikat dengan perjanjian formal)
(2) Luas lahan + 5000m2
(3) Lahan digunakan untuk kegiatan kependidikan
Point (1)
Kepemilikan dan penggunaan lahan:
(1) Lahan milik sendiri atau sewa/pinjaman/kerjasama (minimal
20 tahun diikat dengan perjanjian formal)
(2) Luas lahan < 5000m2
(3) Lahan digunakan untuk kegiatan kependidikan
6.2.2 KEPEMILIKAN DAN PENGGUNAAN LAHAN
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Point (4)
Prasarana sangat lengkap, dibuktikan dengan tersedianya
fasilitas kegiatan akademik dan non-akademik yang sangat memadai.
Point (3)
Prasarana lengkap, dibuktikan dengan tersedianya fasilitas
kegiatan akademik yang memadai, namun fasilitas untuk
kegiatan non-akademik kurang memadai
Point (2)
Prasarana hanya cukup untuk mendukung kegiatan akademik.
Point (1)
Prasarana sangat kurang.
6.2.3 KECUKUPAN DAN MUTU PRASARANA YANG DIKELOLA PERGURUAN TINGGI, UNTUK KEGIATAN AKADEMIK DAN NON-AKADEMIK
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Point (4)
Rencana pengembangan prasarana sangat baik dan
didukung oleh dana yang memadai
Point (3)
Rencana pengembangan prasarana baik dan didukung oleh
dana yang memadai
Point (2)
Rencana pengembangan prasarana baik tetapi kurang
didukung oleh dana yang memadai
Point (1)
Rencana pengembangan prasarana tidak baik dan tidak
didukung oleh dana yang memadai
6.2.4 RENCANA PENGEMBANGAN PRASARANA
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
• Master plan fisik
• Penambahan Fasilitasdalam tiga tahunterakhir
• Jumlah dana danSumber Pendanaan.
6.2.4 RENCANA PENGEMBANGAN PRASARANA
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
No. Jenis Prasarana Tambahan
Investasi
Prasarana
Selama Tiga
Tahun Terakhir
(Juta Rupiah)
Rencana Investasi Prasarana dalam
Lima Tahun Mendatang
Nilai Investasi
(Juta Rupiah)
Sumber Dana
1 Fasilitas Akademik Fakultas Rp YBW
2 Fasilitas Pendukung Rp YBW
3 Perpustakaan Rp YBW
4 Student Centre Rp YBW
5 Pusat Studi Rp YBW
6 Gedung Kuliah Umum Rp YBW
7 Bulevard Kampus Rp YBW
8 Masjid dan Auditorium "KH. Kahar Mudzakkir" Rp YBW
9 Kemahasiswaan Rp YBW
10 Klaster Akademik: Agama dan Kemanusiaan Rp YBW
11 Klaster Akademik: Alam dan Ilmu Hayati Rp YBW
12 Campus Life Facility / Fasilitas Kehidupan Kampus Rp YBW
13 Manajemen Fasilitas Kampus Rp YBW
14 Ruang Terbuk Hijau (RTH) dan Ruang Publik Rp YBW
15 Fasilitas Parkir dan Transportasi Rp YBW
16 Rumah Sakit Pendidikan Rp YBW
TOTAL Rp Rp
Untuk setiap bahan pustaka berikut.
A. Buku teks
B. Jurnal internasional
C. Jurnal nasional terakreditasi
D. Prosiding
Diberi skor dengan aturan:
4 jika sangat memadai
3 jika memadai
2 jika cukup
1 jika kurang
0 jika sangat kurang
Skor akhir = (4 Skor A + 3 Skor B + 2 Skor C + 1 Skor D) / 10.
6.2.5 KECUKUPAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN, AKSESIBILITAS TERMASUK KETERSEDIAAN DAN KEMUDAHAN AKSES E-LIBRARY
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
• Jumlah judul danrencana penambahan
• Jurnal internasional yang dilanggan DIKTI.
• DOAJ, Global Ethics, PubMed, Highwire, e-Resources, Copernicus Office (Gratis).
Point (4)
Perpustakaan dikelola dengan
(1) waktu layanan
(2) mutu layanan
(3) ketersediaan layanan e-library
yang memenuhi kebutuhan pengguna dengan baik dan
dikunjungi oleh > 30% mahasiswa dan dosen
Point (3)
Perpustakaan dikelola dengan dua dari tiga aspek:
(1) waktu layanan
(2) mutu layanan
(3) ketersediaan layanan e-library
yang memenuhi kebutuhan pengguna dengan baik dan
dikunjungi oleh 20%-30% mahasiswa dan dosen
6.2.6 AKSESIBILITAS DAN PEMANFAATAN BAHAN PUSTAKA, MENCAKUP WAKTU LAYANAN, MUTU LAYANAN (KEMUDAHAN MENCARI BAHAN PUSTAKA, KELELUASAAN MEMINJAM, BANTUAN MENCARIKAN BAHAN PUSTAKA DARI PERPUSTAKAAN LAIN), DAN KETERSEDIAAN LAYANAN E-LIBRARY
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
• Melayani pemustakadengan waktu yang memadai.
• Mutu layanan : jumlahpegawai, penelusuransecara online, peminjaman mandiri, bookdrop.
• Survey kepuasanpemustaka
Point (2)
Perpustakaan dikelola dengan satu dari tiga aspek:
(1) waktu layanan
(2) mutu layanan
(3) ketersediaan layanan e-library
yang memenuhi kebutuhan pengguna dengan baik dan
dikunjungi oleh <20% mahasiswa dan dosen
Point (1)
Pelayanan perpustakaan kurang baik.
6.2.6 AKSESIBILITAS DAN PEMANFAATAN BAHAN PUSTAKA, MENCAKUP WAKTU LAYANAN, MUTU LAYANAN (KEMUDAHAN MENCARI BAHAN PUSTAKA, KELELUASAAN MEMINJAM, BANTUAN MENCARIKAN BAHAN PUSTAKA DARI PERPUSTAKAAN LAIN), DAN KETERSEDIAAN LAYANAN E-LIBRARY
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
• Melayani pemustakadengan waktu yang memadai.
• Mutu layanan : jumlahpegawai, penelusuransecara online, peminjaman mandiri, bookdrop.
• Survey kepuasanpemustaka
Point (4)
Prasarana dan sarana pembelajaran (antara lain perpustakaan
dan laboratorium) yang terpusat dan lengkap serta mudah diakses sivitas akademika
Point (3)
Prasarana dan sarana pembelajaran (antara lain perpustakaan
dan laboratorium) yang terpusat dan agak lengkap serta mudah diakses sivitas akademika
Point (2)
Prasarana dan sarana pembelajaran (antara lain perpustakaan
dan laboratorium) yang terpusat tetapi tidak lengkap serta mudah diakses sivitas akademika
Point (1)
Tidak ada prasarana dan sarana pembelajaran terpusat.
6.2.7 PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA PEMBELAJARAN TERPUSAT UNTUK MENDUKUNG INTERAKSI AKADEMIK ANTARA MAHASISWA, DOSEN, PAKAR, DAN NARA SUMBER LAINNYA DALAM KEGIATAN-KEGIATAN PEMBELAJARAN DAN AKSESIBILITASNYA
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Auditorium
Perpustakaanterpadu.
Student Internet Service
Laboratoriumterpadu
Point (4)
Sistem informasi dan fasilitas yang digunakan perguruan tinggi
dalam proses pembelajaran, meliputi semua fasilitas berikut.
(1) komputer yang terhubung dengan jaringan luas/internet,
(2) software yang berlisensi dengan jumlah yang memadai.
(3) fasilitas e-learning yang digunakan secara baik,
(4) akses on-line ke koleksi perpustakaan.
Point (3)
Sistem informasi dan fasilitas yang digunakan perguruan tinggi
dalam proses pembelajaran, meliputi dua sampai tiga dari empat
fasilitas:
(1) komputer yang terhubung dengan jaringan luas/internet,
(2) software yang berlisensi dengan jumlah yang memadai.
(3) fasilitas e-learning yang digunakan secara baik,
(4) akses on-line ke koleksi perpustakaan.
6.3.1 SISTEM INFORMASI DAN FASILITAS YANG DIGUNAKAN PERGURUAN TINGGI DALAM PROSES PEMBELAJARAN (HARDWARE, SOFTWARE, E-LEARNING, E-LIBRARY)
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Point (2)
Sistem informasi dan fasilitas yang digunakan perguruan tinggi
dalam proses pembelajaran, meliputi satu dari empat fasilitas
berikut.
(1) komputer yang terhubung dengan jaringan luas/internet,
(2) software yang berlisensi dengan jumlah yang memadai.
(3) fasilitas e-learning yang digunakan secara baik,
(4) akses on-line ke koleksi perpustakaan.
Point (1)
Tidak ada sistem informasi dan fasilitas yang digunakan
perguruan tinggi dalam proses pembelajaran,
6.3.1 SISTEM INFORMASI DAN FASILITAS YANG DIGUNAKAN PERGURUAN TINGGI DALAM PROSES PEMBELAJARAN (HARDWARE, SOFTWARE, E-LEARNING, E-LIBRARY)
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Point (4)
Sistem informasi dan fasilitas yang digunakan perguruan
tinggi dalam administrasi yang meliputi semua fasilitas
berikut.
(1) Komputer yang terhubung dengan jaringan luas/internet
(2) Software basis data yang memadai.
(3) Akses terhadap data yang relevan sangat cepat.
Point (3)
Sistem informasi dan fasilitas yang digunakan perguruan
tinggi dalam administrasi yang meliputi dua dari tiga fasilitas
berikut.
(1) Komputer yang terhubung dengan jaringan luas/internet
(2) Software basis data yang memadai.
(3) Akses terhadap data yang relevan sangat cepat.
6.3.2 SISTEM INFORMASI DAN FASILITAS YANG DIGUNAKAN PERGURUAN TINGGI DALAM ADMINISTRASI (AKADEMIK DAN UMUM)
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
• SIM akademik
• SIM perpustakaan
• SIMSDM
• SIM keuangan
• SIM Mahasiswa danalumni.
Point (2)
Sistem informasi dan fasilitas yang digunakan perguruan
tinggi dalam administrasi yang meliputi satu dari tiga fasilitas
berikut.
(1) Komputer yang terhubung dengan jaringan luas/internet
(2) Software basis data yang memadai.
(3) Akses terhadap data yang relevan sangat cepat.
Point (1)
Perguruan tinggi menggunakan sistem informasi administrasi
manual
6.3.2 SISTEM INFORMASI DAN FASILITAS YANG DIGUNAKAN PERGURUAN TINGGI DALAM ADMINISTRASI (AKADEMIK DAN UMUM)
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
• SIM akademik
• SIM perpustakaan
• SIMSDM
• SIM keuangan
• SIM Mahasiswa danalumni.
Point (4)
Sistem informasi untuk pengelolaan prasarana dan sarana
yang transparan, akurat dan cepat.
Point (3)
Sistem informasi untuk pengelolaan prasarana dan sarana
yang akurat, cepat, tetapi kurang transparan.
Point (2)
Sistem informasi untuk pengelolaan prasarana yang
kurang transparan, akurat dan cepat.
Point (1)
Sistem informasi untuk pengelolaan prasarana dan sarana
tidak transparan, akurat dan cepat.
6.3.3 SISTEM INFORMASI UNTUK PENGELOLAAN PRASARANA DAN SARANA YANG TRANSPARAN, AKURAT DAN CEPAT
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
• SIM Inventaris
• SIM pengelolaanprasarana dansarana
Point (4)
Sistem pendukung pengambilan keputusan yang lengkap,
efektif, dan obyektif.
Point (3)
Sistem pendukung pengambilan keputusan yang memiliki dua
dari tiga unsur berikut.
(1) Lengkap
(2) Efektif
(3) Obyektif.
Point (2)
Sistem pendukung pengambilan keputusan yang memiliki satu
dari tiga unsur berikut.
(1) Lengkap
(2) Efektif
(3) Obyektif.
Point (1)
Tidak ada sistem pendukung pengambilan keputusan.
6.3.4 SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT SYSTEM) YANG LENGKAP, EFEKTIF, DAN OBYEKTIF
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
SIM pengambilankeputusan :
• Level operasionalyang sifatnyamonitoring.
• level strategis untukpengembangan jangkapendek dan jangkapanjang
Point (4)
Sistem informasi yang dikembangkan minimal meliputi:
(1) Website institusi
(2) Fasilitas internet
(3) Jaringan lokal
(4) Jaringan nirkabel
telah dimanfaatkan untuk komunikasi internal dan eksternal kampus
serta memberikan kemudahan akses terhadap sumber informasi
Point (3)
Sistem informasi yang dikembangkan meliputi dua sampai tiga dari
empat komponen:
(1) Website institusi
(2) Fasilitas internet
(3) Jaringan lokal
(4) Jaringan nirkabel
telah dimanfaatkan untuk komunikasi internal dan eksternal kampus
serta memberikan kemudahan akses terhadap sumber informasi
6.3.5 MANFAAT SISTEM INFORMASI UNTUK MAHASISWA DAN DOSEN SERTA AKSES TERHADAP SUMBER INFORMASI
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Point (2)
Sistem informasi yang dikembangkan satu dari empat
komponen:
(1) Website institusi
(2) Fasilitas internet
(3) Jaringan lokal
(4) Jaringan nirkabel
telah dimanfaatkan untuk komunikasi internal dan eksternal
kampus serta memberikan kemudahan akses terhadap sumber
informasi
Point (1)
Tidak ada sistem informasi yang dikembangkan dan
dimanfaatkan.
6.3.5 MANFAAT SISTEM INFORMASI UNTUK MAHASISWA DAN DOSEN SERTA AKSES TERHADAP SUMBER INFORMASI
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Point (4)
Jika KBPM ≥ 0.75
maka skor = 4.
Point (3), Point (2), dan Point (1)
Jika KBPM < 0.75
maka skor = (16 x KBPM) / 3.
6.3.6 PERGURUAN TINGGI MEMILIKI KAPASITAS INTERNET DENGAN RASIO BANDWIDTH PER MAHASISWA YANG MEMADAI.
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
KBPM = Kapasitas bandwidth (dalam Kbps per mahasiswa)
Keterangan
NA = Banyaknya jenis data yang hanya dapat diakses secara
manual.
NB = Banyaknya jenis data yang maksimum dapat diakses dengan
komputer tanpa jaringan.
NC = Banyaknya jenis data yang maksimum dapat diakses dengan
komputer yang terhubung jaringan lokal (intranet).
ND = Banyaknya jenis data yang maksimum dapat diakses dengan
komputer yang terhubung jaringan luas (internet).
Skor akhir = (NA + 2 x NB + 3 x NC + 4 x ND) / 13.
6.3.7 AKSESIBILITAS DATA DALAM SISTEM INFORMASI
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
6.3.7 AKSESIBILITAS DATA DALAM SISTEM INFORMASI
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
No. Jenis Data
Sistem Pengelolaan Data
Secara
Manual
Dengan
Komputer
Tanpa
Jaringan
Dengan
Komputer
Jaringan
Lokal
(Intranet)
Dengan
Komputer
Jaringan
Luas
(Internet)
1 Mahasiswa √
2 Pembayaran SPP √
3 Kartu Rencana Studi (KRS) √
4 Jadwal mata kuliah √
5 Nilai mata kuliah √
6 Transkrip akademik √
7 Lulusan √
8 Tenaga pendidik √
9 Tenaga kependidikan √
10 Tenaga pendukung lainnya √
11 Keuangan √
12 Inventaris √
13 Perpustakaan √
Jumlah tanda √ NA= NB= NC = ND = 13
Point (4)
Blue print pengembangan, pengelolaan, dan pemanfaatan
sistem informasi, yang mencakup:
(1) prasarana dan sarana yang mencukupi
(2) unit pengelola di tingkat institusi
(3) sistem aliran data dan otorisasi akses data,
(4) sistem disaster recovery.
Point (3)
Blue print pengembangan, pengelolaan, dan pemanfaatan
sistem informasi, yang mencakup:
(1) prasarana dan sarana yang mencukupi
(2) unit pengelola di tingkat institusi
(3) sistem aliran data dan otorisasi akses data,
tetapi tidak memilki sistem disaster recovery.
6.3.8 BLUE PRINT PENGEMBANGAN, PENGELOLAAN, DAN PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI YANG LENGKAP
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Point (2)
Blue print pengembangan, pengelolaan, dan pemanfaatan
sistem informasi, yang mencakup:
(1) prasarana dan sarana yang mencukupi
(2) unit pengelola di tingkat institusi
tetapi tidak memiliki sistem aliran data dan otorisasi akses data,
dan sistem disaster recovery.
Point (1)
Tidak memiliki blue print sistem informasi pengembangan,
pengelolaan,dan pemanfaatan sistem informasi.
6.3.8 BLUE PRINT PENGEMBANGAN, PENGELOLAAN, DAN PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI YANG LENGKAP
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
<< STANDAR 7 >>
KRITERIA PENILAIAN AIPT
Point (4)
Dokumen pedoman pengelolaan penelitian yang dikembangkan dan
dipublikasikan oleh institusi, mencakup aspek-aspek:
(1) Kebijakan dasar penelitian yang meliputi antara lain: arah dan fokus,
jenis dan rekam jejak penelitian unggulan, pola kerja sama dengan pihak
luar, pendanaan, sistem kompetisi,
(2) Penanganan plagiasi, paten dan hak atas kekayaan intektual
(3) Rencana dan pelaksanaan penelitian yang mencakup agenda tahunan,
(4) Peraturan pengusulan proposal penelitian dan pelaksanaannya
yang terdokumentasi dengan baik serta mudah diakses oleh semua pihak.
Point (3)
Dokumen pedoman pengelolaan penelitian yang dikembangkan dan
dipublikasikan oleh institusi, mencakup 3 dari aspek-aspek:
(1) Kebijakan dasar penelitian yang meliputi antara lain: arah dan fokus,
jenis dan rekam jejak penelitian unggulan, pola kerja sama dengan pihak
luar, pendanaan, sistem kompetisi,
(2) Penanganan plagiasi, paten dan hak atas kekayaan intektual
(3) Rencana dan pelaksanaan penelitian yang mencakup agenda tahunan,
(4) Peraturan pengusulan proposal penelitian dan pelaksanaannya
yang terdokumentasi dengan baik serta mudah diakses oleh semua pihak.
7.1.1 PEMILIKAN PEDOMAN PENGELOLAAN PENELITIAN YANG LENGKAP, DAN DIKEMBANGKAN SERTA DIPUBLIKASIKAN OLEH INSTITUSI
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
• Lembaga penelitiandan strukturorganisasi
• Rencana IndukPenelitian
• Buku pedomanpenelitian
Point (2)
Dokumen pedoman pengelolaan penelitian yang
dikembangkan dan dipublikasikan oleh institusi, mencakup 1
sampai 2 dari aspek-aspek:
(1) Kebijakan dasar penelitian yang meliputi antara lain:
arah dan fokus, jenis dan rekam jejak penelitian unggulan,
pola kerja sama dengan pihak luar, pendanaan, sistem
kompetisi,
(2) Penanganan plagiasi, paten dan hak atas kekayaan
intektual
(3) Rencana dan pelaksanaan penelitian yang mencakup
agenda tahunan,
(4) Peraturan pengusulan proposal penelitian dan
pelaksanaannya
yang terdokumentasi dengan baik serta mudah diakses oleh
oleh semua pihak.
Point (1)
Tidak ada pedoman pengelolaan penelitian.
7.1.1 PEMILIKAN PEDOMAN PENGELOLAAN PENELITIAN YANG LENGKAP, DAN DIKEMBANGKAN SERTA DIPUBLIKASIKAN OLEH INSTITUSI
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
• Lembaga penelitiandan strukturorganisasi
• Rencana IndukPenelitian
• Buku pedomanpenelitian
Penilaian dilakukan dengan penghitungan berikut:
NK = Nilai kasar =
4xna + 2xnb + nc
f
Point (4)
Jika NK ≥ 2
maka skor = 4.
Point (3), Point (2), dan Point (1)
Jika 0 < NK < 2
maka skor = 1 + (1.5 x NK)
Jika NK = 0,
maka skor = 0.
7.1.2 JUMLAH PENELITIAN DOSEN TETAP SELAMA TIGA TAHUN TERAKHIR
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Keterangan:na = N5=Jumlah penelitian
dengan biaya luar negeri
nb = N3+N4=Jumlah penelitian dengan biaya luar
nc = N1+N2=Jumlah penelitian dengan biaya dari PT atau dosen
f = Jumlah dosen tetap perguruan tinggi
Perhitungan:
NK = Nilai kasar =
Na + 2xNb
f
Point (4)
Jika NK ≥ 1
maka skor = 4.
Point (3), Point (2), dan Point (1)
Jika NK < 1
maka skor = 4 x NK.
7.1.3 JUMLAH ARTIKEL ILMIAH YANG DIHASILKAN OLEH DOSEN TETAP DALAM TIGA TAHUN TERAKHIR
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Keterangan:
f = Jumlah dosen tetap PT
Na = A1 + B1 + C1 + D1
Nb = A2 + B2 + C2 + D2
A1 + B1 + C1 + D1 =Nasional
A2 + B2 + C2 + D2 =Internasional
NK =(NA/f) x 1000
dimana:
NA = Banyaknya artikel ilmiah karya dosen tetap dalam
tiga tahun terakhir yang disitasi
f = Banyaknya dosen tetap perguruan tinggi.
Point (4)
Jika NK ≥ 25
maka skor = 4.
Point (3), Point (2), dan Point (1)
Jika NK < 25
maka skor = 2 + 0.8 x NK.
(Tidak ada skor kurang dari dua)
7.1.4 BANYAKNYA ARTIKEL YANG TERCATAT DALAM LEMBAGA SITASI
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
• Bisa dilacak diScopus
NK = (4 x Na + Nb + 2 x Nc) / NPS
Point (4)
Jika NK ≥ 8maka skor 4.
Point (3), Point (2), dan Point (1)
Jika NK < 8 maka skor = 2 + (NK / 4).
(Tidak ada skor kurang dari dua)
7.1.5 KARYA DOSEN DAN ATAU MAHASISWA YANG BERUPA PATEN/HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL (HAKI)/KARYA YANG MENDAPATKAN PENGHARGAAN TINGKAT NASIONAL/INTERNASIONAL
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Na = Jumlah karya yang memperoleh paten
Nb = Jumlah karya yang memperoleh HaKI
Nc = Jumlah karya yang memperoleh penghargaan dari lembaga nasional atau internasional.
NPS = Jumlah program studi
PT mewajibkan dan mengupayakan semua unit memenuhi aspek
berikut:
Memiliki agenda penelitian jangka panjang.
Tersedianya SDM, prasarana dan sarana yang memungkinkan
terlaksananya penelitian secara berkelanjutan.
Mengembangkan dan membina jejaring penelitian.
Menyediakan atau mencari berbagai sumber dana penelitian
seperti hibah penelitian nasional maupun internasional.
Point (4)
Kebijakan dan upaya untuk ke-empat aspek.
Point (3)
Kebijakan dan upaya untuk tiga dari empat aspek.
Point (2)
Kebijakan dan upaya untuk satu atau dua dari empat aspek.
Point (1)
Tidak ada kebijakan dan upaya.
7.1.6 KEBIJAKAN DAN UPAYA PERGURUAN TINGGI DALAM MENJAMIN KEBERLANJUTAN PENELITIAN
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
• Rencana indukpenelitian
• SDM yang handaldan cukup
• Laboratorium• Kerjasama
penelitian• Jumlah hibah yang
didapat.
Point (4)
Dokumen pedoman pengelolaan pelayanan/pengabdian kepada
masyarakat yang dikembangkan dan dipublikasikan oleh
institusi, mencakup semua aspek.
Point (3)
Dokumen pedoman pengelolaan pelayanan/pengabdian kepada
masyarakat yang dikembangkan dan dipublikasikan oleh
institusi, mencakup tiga dari empat aspek.
Point (2)
Dokumen pedoman pengelolaan pelayanan/pengabdian kepada
masyarakat yang dikembangkan dan dipublikasikan oleh
institusi, mencakup satu atau dua dari empat aspek.
Point (1)
Tidak ditemukan adanya pedoman pengelolaan pelayanan/
pengabdian kepada masyarakat.
7.2.1 PEMILIKAN PEDOMAN PENGELOLAAN PELAYANAN/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT YANG LENGKAP, DAN DIKEMBANGKAN SERTA DIPUBLIKASIKAN OLEH INSTITUSI
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
NK = Nilai kasar =
4xna + 2xnb + nc
f
Point (4)
Jika NK ≥ 1maka skor = 4.
Point (3), Point (2), dan Point (1)
Jika 0 < NK < 1maka skor = 1 + (3 x NK)
Jika NK = 0,
maka skor = 0.
7.2.2 JUMLAH KEGIATAN PKM DOSEN TETAP SELAMA TIGA TAHUN TERAKHIR
AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI
(AIPT)
Keterangan:na = N5=Jumlah PkM dengan
biaya luar negeri
nb = N3+N4=Jumlah PkM dengan biaya luar
nc = N1+N2=Jumlah PkM dengan biaya dari PT atau dosen
f = Jumlah dosen tetap perguruan tinggi
PT mewajibkan dan mengupayakan semua unit memenuhi aspek
berikut:
Memiliki agenda PkM jangka panjang.
Tersedianya SDM, prasarana dan sarana yang memungkinkan
terlaksananya PkM secara berkelanjutan.
Mengembangkan dan membina jejaring PkM.
Mencari berbagai sumber dana PkM.
Point (4)
Kebijakan dan upaya untuk ke-empat aspek.
Point (3)
Kebijakan dan upaya untuk tiga dari empat aspek
Point (2)
Kebijakan dan upaya untuk satu atau dua dari empat aspek.
Point (1)
Tidak ada kebijakan dan upaya.
7.2.3 KEBIJAKAN DAN UPAYA PERGURUAN TINGGI DALAM MENJAMIN KEBERLANJUTAN KEGIATAN PKM
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Point (4)
Kebijakan yang sangat jelas dan upaya (pengelolaan dan
monev) yang efektif untuk menjamin mutu, relevansi,
produktivitas dan keberlanjutan kegiatan kerjasama.
Point (3)
Kebijakan yang jelas, namun upayanya kurang efektif untuk
menjamin mutu, relevansi, produktivitas dan keberlanjutan
kegiatan kerjasama
Point (2)
Kebijakan namun kurang jelas untuk menjamin mutu, relevansi,
produktivitas dan keberlanjutan kegiatan kerjasama.
Point (1)
Tidak ada kebijakan tentang kegiatan kerjasama.
7.3.1 KEBIJAKAN, PENGELOLAAN, DAN MONEV OLEH PERGURUAN TINGGI DALAM KEGIATAN KERJASAMA UNTUK MENJAMIN EMPAT ASPEK: MUTU KEGIATAN KERJASAMA, RELEVANSI KEGIATAN KERJASAMA, PRODUKTIVITAS KEGIATAN KERJASAMA, KEBERLANJUTAN KEGIATAN KERJASAMA
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Point (4)
Kerjasama dengan institusi di dalam negeri, sangat banyak
dalam jumlah. Semuanya relevan dengan bidang keahlian yang
ada di PT.
Point (3)
Kerjasama dengan institusi di dalam negeri, banyak dalam
jumlah. Sebagian besar relevan dengan bidang keahlian PS
Point (2)
Kerjasama dengan institusi di dalam negeri, cukup dalam jumlah.
Sebagian besar relevan dengan bidang keahlian PS.
Point (1)
Sangat sedikit kerjasama dengan lembaga di dalam negeri.
7.3.2 KEGIATAN KERJASAMA DENGAN INSTANSI DI DALAM NEGERI DALAM TIGA TAHUN TERAKHIR
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Point (4)
Kerjasama dengan institusi di luar negeri, banyak dalam jumlah.
Semuanya relevan dengan bidang keahlian yang ada di PT.
Point (3)
Kerjasama dengan institusi di luar negeri, cukup dalam jumlah.
Sebagian besar relevan dengan bidang keahlian PS.
Point (2)
Kerjasama dengan institusi di luar negeri, kurang dalam jumlah.
Sebagian besar relevan dengan bidang keahlian PS.
Point (1)
Sangat sedikit kerjasama dengan lembaga di luar negeri.
7.3.3 KEGIATAN KERJASAMA DENGAN INSTANSI DI LUAR NEGERI DALAM TIGA TAHUN TERAKHIR
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Point (4)
Dokumen rancangan, proses, dan hasil monitoring dan evaluasi
kerjasama secara berkala selama kerja sama berlangsung, yang
dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan.
Point (3)
Dokumen rancangan, proses, dan hasil monitoring dan evaluasi
kerjasama secara berkala selama kerja sama berlangsung, yang
hanya dapat diakses oleh pemangku kepentingan internal.
Point (2)
Dokumen rancangan, proses, dan hasil monitoring dan evaluasi
kerjasama secara berkala selama kerja sama berlangsung, yang
hanya dapat diakses oleh pimpinan perguruan tinggi.
Point (1)
Tidak ditemukan bukti tentang pelaksanaan dan hasil monitoring
kerjasama perguruan tinggi dengan fihak lain.
7.3.4 MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN DAN HASIL KERJA SAMA SECARA BERKALA
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
Point (4)
Manfaat dan kepuasan hasil kerjasama dirasakan sebagai bahan
untuk meningkatkan mutu program, dan pengembangan lembaga,
serta keberlanjutan kerja sama pada kedua mitra yang
bersangkutan.
Point (3)
Manfaat dan kepuasan hasil kerjasama dirasakan sebagai bahan
untuk meningkatkan mutu program, dan pengembangan lembaga
pada kedua mitra yang bersangkutan.
Point (2)
Manfaat dan kepuasan hasil kerjasama dirasakan sebagai bahan
untuk meningkatkan mutu program, pada alah satu mitra yang
bersangkutan.
Point (1)
Manfaat dan kepuasan hasil kerjasama dirasakan sebagai bahan
untuk meningkatkan mutu program, pada alah satu mitra yang
bersangkutan.
7.3.5 MANFAAT DAN KEPUASAN MITRA KERJA SAMA.
AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
STANDAR, PERINGKAT DAN DAYA SAING
STANDAR
AKREDITASI
SPMI
A
B
C
SPT
SNPT
Tak Terakreditasi
Daya Saing Internasion
al
Daya Saing Nasional
Daya Saing Lokal
Mo
tiva
si/d
oro
nga
n u
tk
me
nin
gkat
kan
day
a sa
ing
Sangat Baik
Baik
Terakre-ditasi
PDPT
163
163163
Proses Akreditasi PS /INSTITUSI
Persyaratan
Asesemen Kecukupan
Visitasi (Asesemen Lapangan)
Validasi (BAN-PT)
Keputusan Pleno: Nilai dan Peringkat
Pengumuman:SK dan Sertifikat
Usul PT
Banding (Pleno BAN-
PT):Alasan dan
bukti
Surveilen (Ases lapangan)• Keraguan
• Keluhan masy
Keputusan Akhir (Pleno
BAN-PT)
• Ada Prodi/intitusi
Nilai ≥ 201
Institusi: 2-5 Asesor
• ≤ 200 : Tak Terakreditasi
• 201 - 300 : C• 301 - 360 : B• ≥ 361 : A
164
Klasifikasi Penilaian
400301200 361
C B A
210 280 310 345 365
PROSES AKREDITASI ULANG
KELENGKAPAN DOKUMEN AKREDITASI
KELENGKAPAN DOKUMEN
TOR KEGIATAN
SURAT UNDANGAN
ABSENSIMAKALAH NARA
SUMBER
LAPORAN KEGIATAN
KELENGKAPAN SARANA/PRASARANA
AKREDITASI
KELENGKAPAN SARANA/PRASARANA
TKEBERADAAN
DAFTAR INVENTARIS
NILAI /HARGA SATUANFUNGSI/MANFAAT
KENYAMANAN
KEUNGGULAN 1. ADA TANDA SEMANGAT SANGAT SERIUS DALAM
MENYUSUN BORANG 2. ADA INDIKASI DISUSUN BERDASARKAN MATRIK
PENILAIAN BANPT KELEMAHANNYA 1. KEBIJKAN TERTULIS BELUM KONSISTEN 2. BEBERAPA BUTIR NILAI KUANTITATIF DIBAWAH 4 3. TINDAKLANJUT BELUM TEREKAM SOLUSINYA 1. SINKRONISASI DATA 2. TAMPILKAN KEBIJAKAN DAN TINDAKLANJUT 3. KLUSTER SEMUA DOKUMEN DALAM SHAPES
KEUNGGULAN & KELEMAHAN BORANG UNUGIRI
1. PERFORMA PIMPINAN DAN TIM AKREDITASI
2. KESAHIHAHAN DAN KEAKURATAN DATA
3. KELENGKAPAN DATA
4. KECEPATAN DAN KECEPATAN PENYAJIAN DATA
5. HILANGKAN NEGATIVE THINGKING THD ASESOR, INSTROSPEKSI DIRI DG CARA TINGKATKAN KUALITAS BORANG DENGAN BASE ON DATA AND REGULATION
KUNCI SUKSES
KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI
o Anggota tim yang kurang cakap
o Data menyebar, sehingga sulit untuk dikumpulkan
o Data base yang jelek
o Sulit mengumpulkan anggota tim
o Penulisan tidak mengacu pada standar penilaian
SOLUSI
Perlu dibentuk tim yang terdiri dari ketua, koordinator standar dan
satuan tugas unit
Ketua bertugas mengkoordinasi koordinator tiap-tiap standar
Koordinator standar bertanggungjawab sepenuhnya terhadap isian
borang pada standar tersebut
Satuan tugas unit bertugas melacak data-data yang belum
terdokumnetasi
Setiap anggota tim wajib mengkosongkan kegiatan pada hari tertentu
Struktur Tim Akreditasi Perguruan TinggiTAHAP I : DRAF BORANG DAN EVALUASI DIRI
Ketua Borang
Koordinator
Standar1
Koordinator
Standar2
Koordinator
Standar3
Koordinator
Standar4
Koordinator
Standar5
Koordinator
Standar6
Koordinator
Standar7
Koordinator
EvaluasiDiri
Satuan Tugas Unit Tiap Fakultas
JUMLAH ASESOR AIPT:
Jumlah asesor AIPT ditentukan berdasarkan jumlah program studi yang dimiliki oleh institusi ybs.
Jumlah asesor AIPT yang dijalankan mulai akreditasi institusi tahun 2014 sbb:1 s/d 19 prodi sebanyak 3 asesor20 s/d 59 prodi sebanyak 4 asesor60 s/d 99 prodi sebanyak 5 asesor100 s/d 139 prodi sebanyak 6 asesor140 ke atas prodi sebanyak 7 asesor
Tidak ada kewajiban bagi anggota BAN-PT untuk melakukan pendampingan asesor saat visitasi
MENUJU AKREDITASI INSTITUSI BERPERINGKAT A
DOKUMEN AKREDITASI:
DOKUMEN AKREDITASI AIPT:1. Evaluasi Diri (Kualitatif) 10,00%2. Borang (Kualitatif dan kuantitatif) 90,00%
DOKUMEN AKREDITASI PRODI1. Evaluasi Diri Program Studi 10,00%2. Borang Program Studi 75,00%3. Borang Unit Pengelola Prog. Studi 15,00%
MENUJU AKREDITASI INSTITUSI BERPERINGKAT A
SKORING ELEMEN BORANGAKREDITASI INSITUSI:
SKOR 4 (Sangat Baik), jika semua kinerja mutu setiap standar atau elemen yang diukur sangat baik
SKOR 3 (Baik), jika semua kinerja mutu setiap standar atau elemen yang diukur baik dan tidak ada kekurangan yang berarti
SKOR 2 (Cukup), jika semua kinerja mutu setiap standar atau elemen yang diukur cukup, namun tidak ada yang menonjol
SKOR 1 (Kurang), jika semua kinerja mutu setiap standar atau elemen yang diukur kurang
SKOR 0 (Sangat Kurang), jika semua kinerja mutu setiap standar atau elemen yang diukur sangat kurang atau tidak ada
MENUJU AKREDITASI INSTITUSI BERPERINGKAT A
BOBOT PENILAIAN DOKUMEN & BORANG
BOBOT PENILAIAN DOKUMEN AKREDITASI:
1. Evaluasi Diri (Kualitatif) 10,00%
2. Borang (Kualitatif dan kuantitatif) 90,00%
BOBOT PENILAIAN STANDAR BORANG:
Standar 1: Visi, Misi dan Tujuan 2,63%
Standar 2: Tata Pamong & Jaminan Mutu 26,32%
Standar 3: Mahasiswa dan Lulusan 13,16%
Standar 4: Sumber Daya Manusia 18,42%
Standar 5: Kurikulum Pembelajaran 7,89%
Standar 6: Pembiayaan dan Sarpras 18,42%
Standar 7: Penelitian dan Pengabdian 13,16%
MENUJU AKREDITASI INSTITUSI BERPERINGKAT A
BOBOT PENILAIAN BORANG
BOBOT PENILAIAN BUTIR:
No.1, Butir 1.1 : Visi, misi dan tujuan 0,88
No.2, Butir 1.2 : Tonggak capaian tujuan 0,44
No.3, Butir 1.3.1 : Sosialisasi visi dan misi 0,44
No.4, Butir 1.3.2 : Pelaksanaan renstra 0,88
No.5, Butir 2.1.1 : Sistem ketatapamongan 1,48
No.6, Butir 2.1.2 : Struktur organisasi 1,48
No.7, Butir 2.1.3 : Keberadaan lembaga 0,74
... , ... : ... ...
No.101, Butir 7.3.5 : Kepuasan mitra kerja 0,94
_________________________________________ +
J u m l a h 100,00
PENILAIAN EVALUASI-DIRI AIPT
No. Aspek yang Dinilai Bobot
1 Akurasi dan kelengkapan data serta informasiyang digunakan untuk menyusun laporanevaluasi-diri
25
2 Kualitas analisis yang digunakan untukmengidentifikasi dan merumuskan masalahpada semua komponen evaluasi-diri.
30
3 Strategi pengembangan dan perbaikanProgram
20
4 Keterpaduan dan keterkaitan antar komponen evaluasi-diri
25
Total 100
1. Akurasi dan kelengkapan data serta informasi yang digunakan untuk menyusun laporan evaluasi-diri
No. Aspek yang Dinilai Bobot
1a Cara perguruan tinggi mengemukakan faktatentang situasi perguruan tinggi, pada semuakomponen evaluasi-diri, a.l. kelengkapan data, kurun waktu yang cukup, cross-reference.
12,5
1b Pengolahan data menjadi informasi yang bermanfaat, a.l. menggunakan metode-metodekuantitatif yang tepat, serta teknik representasiyang relevan.
12,5
Total 25
2. Kualitas analisis yang digunakan untukmengidentifikasi dan merumuskan masalah pada
semua komponen evaluasi-diri.
No. Aspek yang Dinilai Bobot
2a Identifikasi dan perumusan masalah dilakukan denganbaik.
7,5
2b Ketepatan dalam melakukan appraisal, judgment, evaluasi, asesmen atas fakta tentang situasi diperguruan tinggi.
7,5
2c Permasalahan dan kelemahan yang ada dirumuskandengan baik.
7,5
2d Deskripsi/Analisis SWOT berkenaan denganketepatan penempatan aspek dalam komponen SWOT, tumpuan penekanan analisis.
7,5
Total 30
3. Strategi pengembangan dan perbaikan Program
No. Aspek yang Dinilai Bobot
3a Ketepatan perguruan tinggi memilih/ menentukan rencana perbaikan dari kekurangan yang ada.
10
3b Kejelasan perguruan tinggi menunjukkancara untuk mengatasi masalah yang ada.
5
3c Kelayakan dan kerealistikan strategi dansasaran yang ingin dicapai.
5
Total 20
No. Aspek yang Dinilai Bobot
4a Komprehensif (dalam, luas dan terpadu). 12,5
4b Kejelasan analisis intra dan antarkomponen evaluasi-diri.
12,5
Total 25
PRA PENYUSUNAN1. Keinginan kuat dan komitmen pimpinan2. Memilih task force yang tepat3. Tugaskan sesuai kompetensinya4. Perhatikan chemistry kelompok5. Mengangkat reviewer internal6. Motivasi tim7. Sosialisasi ke semua unit kerja8. Buat jadwal waktu (berhitung mundur 3-7 hari dari
batas akhir)9. Disiplin terhadap jadwal
APA YANG HARUS DILAKUKAN?
SELAMA PENYUSUNAN
1. Pahami setiap standar, deskriptor, dan kriteria penilaian pada borang AIPT
2. Koleksi data sangat krusial, terkadang perlu tekanan dari pimpinan institusi
3. Buat group mailing list
4. Siapkan sekretariat beserta fasilitas pendukungnya
5. Buat group mailing list
6. Disiplin dengan jadwal
7. Supervisi tim
8. Monitoring progress setiap hari
APA YANG HARUS DILAKUKAN?
SELAMA PENYUSUNAN
9. Semua task force bertanggung jawab dan wajib mendiseminasikan setiap perkembangan ke semua tim
10. Pimpinan task force wajib memberikan komentar atas semua perkembangan
11. Jaga suasana kerja yang kondusif dan kebersamaan tim
12. Displin dengan jadwal
13. Lakukan review internal
14. Libatkan semua unit kerja untuk penyediaan data
15. Cek dan recek kebenaran data
16. Susun dokumen secara komprehensif dan terintegrasi
APA YANG HARUS DILAKUKAN?
SELAMA PENYUSUNAN
17. Gunakan tabel-tabel/gambar/grafik
18. Kombinasikan deskripsi kualitatif dan kuantitatif secara mendalam, komprehensif, menyeluruh, dan dinamis,sehingga tidak hanya menyajikan potret sesaat.
19. Jujur
20. Perhatikan kesesuaian antara rencana kerja dan penyelenggaraan program dengan visi dan misi institusi
21. Lakukan analisis cross reference
22. Pastikan semua persyaratan yang diminta BAN-PT lengkap sebelum dokumen dikirimkan
APA YANG HARUS DILAKUKAN?
MENJELANG VISITASI
1. Siapkan semua lampiran pendukung dari standar 1 -7
2. Review sebelum dikirim
3. Diseminasikan ke semua unit kerja
4. Ketika jadwal visitasi sudah diperoleh, pastikan semua task force dan pimpinan unit kerja kunci berada di tempat
5. Rencanakan penjemputan termasuk transport lokal dan penyelenggaraan visitasi secara seksama
6. Pastikan dosen, mahasiswa, alumni, user, dan dosen siap menghadiri visitasi
APA YANG HARUS DILAKUKAN?
PRINSIP KERJA AKREDITASI
•Dokumentasikan setiap kegiatan.
•Kegiatan yang dianggap kecil dan kegiatan yang dianggap besar
TULISLAH YANG
DIKERJAKAN
•Milikilah perencanaan yang baik.
•Laksanakan yang direncanakan.
KERJAKAN YANG
DITULIS
KEBIJAKAN TERTULIS YANG HARUS ADA
Pedoman tertulis tentangsistem seleksi, perekrutan, penempatan,
pengembangan, retensi, dan pemberhentian dosen dan tenaga
kependidikan (PS)
Pedoman tertulis tentang sistem monitoring dan evaluasi serta rekam jejak kinerja dosen dan
tenaga kependidikan (PS)
Kebijakan tertulis tentang suasana akademik (otonomi keilmuan,
kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, kemitraan
dosen-mahasiswa) (PS)
Kebijkan tertulis tentang penerimaan mahasiswa baru
(Lembaga pengelola PS)
KEBIJAKAN TERTULIS YANG
HARUS ADA
JENIS DOKUMEN AKREDITASIYANG PERLU DISIAPKAN
JENIS DOKUMEN
AKREDITASIYANG PERLU DISIAPKAN
Borang Program Studi, 100 Butir (75%)
Evaluasi Diri Program Studi, 11 Butir (10%)
Borang Institusi, 44 Butir (15%)
Lampiran yang Dikirim ke BAN PT
Lampiran yang Disediakan Saat Visitasi
KELENGKAPAN DOKUMEN AKREDITASI
KELENGKAPAN DOKUMEN
TOR KEGIATAN
SURAT UNDANGAN
ABSENSIMAKALAH NARA
SUMBER
LAPORAN KEGIATAN
KELENGKAPAN SARANA/PRASARANA
AKREDITASI
KELENGKAPAN SARANA/PRASARANA
TKEBERADAAN
DAFTAR INVENTARIS
NILAI /HARGA SATUANFUNGSI/MANFAAT
KENYAMANAN
KEBERHASILAN LAPORAN
KEBERHASILAN LAPORAN
APA YANG TERJADI
SIAPA PELAKUNYA
SIAPA OBYEKNYA
BAGAIMANA TERJADI
KAPAN TERJADI
APA BUKTINYA
CONTOH PENILAIAN DESKRIPSI VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, DAN
STRATEGI
(1) Visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategi prodi berada dalam kategori jelas, saling terkait, tetapi kurang realistik. (2) visi tidak membatasi diri dengan tahun pencapaian, sehingga strategi menjadi kurang realistik (3) Pemangku kepentingan internal sivitas akademika terlibat dalam perumusan visi,misi, tujuan, sasaran, dan srategi. (4) Stakeholders (alumni, tokoh masyarakat, dan alumni) juga terlibat dalam perumusan tersebut. Perlu konfirmasi rumusan dan verifikasi bukti-bukti dokumen.
Contoh penilaian efektifitas sosialissi
VMTSS
Usaha-usaha sosialisasi visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategi Prodi kepada civitas akademika telah dilakukan (kepada dosen, mahasiswa) dan tenaga kependidikan. Media yang digunakan adalah buku pedoman akademik, brosur, medsos, banner di ruang prodi, seminar dan lokakarya. Namun, informasi instrumen untuk mengetahui tingkat efektivitas sosialisasi dan efektifitas sosialisasinya tidak ada. Perlu klarifikasi.
APA YANG
DILAPORKAN?
1. Kebijakan tertulis,
2. Panduan dan SOP,
3. Silabus mata kuliah,
4. RPP, notulen kegiatan,
5. Kegiatan-kegiatan ilmiah (seperti seminar, diskusi,lokakarya, pelatihan, dll (dengan mengundang pakardari luar).
“BAGAIMANA
MELAPORKANYA”
Melaporkan “kekayaan” program studi dan fakultas/universitas dalam bentuk borang memerlukan pemahaman yang baik terhadap borang tersebut. Oleh
karena itu, sebelum mengisi borang, pahami dulu maksud setiap butir dalam borang. Setelah paham,
laporkan “kekayaan” tersebut dengan menggunakan standar “tertinggi” (nilai 4) dalam matrik penilaian
(buku VI).
UNTUK MENDAPAT
NILAI MAKSIMAL
Untuk memperoleh nilai maksimal (yaitu A), harus diusahakan agar pada tahap asesmen kecukupan (desk evaluation) borang bernilai sekitar 340 sampai 350.
Nilai batas lolos visitasi 200; Predikat C bernilai 200 -300; predikat B bernilai 301 – 360; dan predikat A bernilai 361 – 400.
PERAN DOSEN
Dosen Di samping sebagai anggota task force persiapanakreditasi program studi, juga berperan memasoksejumlah informasi yang diperlukan dalam borang.
Oleh karena itu, hal pertama yang dilakukan olehdosen adalah mengumpulkan curriculum vitae yanglengkap sesuai dengan tuntutan borang berikut buktikegiatan (laporan penelitian, artikel dalam jurnalilmiah, buku, dll.).
PERAN PENGELOLADi samping harus menguasai “isi dapur” lembaga (fakultas/universitas), pengelola perlu mengelola,
memotivasi, dan membimbing tim (task force) dalam mempersiapkan akreditasi. Keterlibatan pemimpin (baik fisik maupun psikologis) akan memotivasi tim
dalam bekerja.
PERAN STAF
ADMINISTRASI
Sejumlah data yang diperlukan untuk mengisi borang berada di tangan staf administrasi, seperti data tentang
jumlah mahasiswa, nilai mahasiswa, jumlah lulusan, anggaran, dan fasilitas pembelajaran. Partisipasi aktif teman-teman staf administrasi sangat diperlukan. Ini bisa terwujud apabila pemimpin lembaga memainkan
peranan aktif.
WAKTU PERSIAPAN
Dari pengalaman beberapa program studi (dari perguruan tinggi lain) yang berhasil dapat nilai A, persiapan yang diperlukan untuk mengisi borang
minimal 1 tahun.
PENYERAHAN BORANG
KE BAN PT
Idealnya penyerahan borang (borang evaluasi diri PS, borang PS, dan borang fakultas) yang telah tersisi secara lengkap dan baik ke BAN PT dilakukan 6 (enam) bulan
sebelum masa akreditasi sebelumnya habis.
JENIS DOKUMEN
AKREDITASI
YANG PERLU
DISIAPKAN 1. Borang Program Studi, 100 Butir (75%)
2. Evaluasi Diri Program Studi, 11 Butir (10%)
3. Borang Institusi, 44 Butir (15%)
4. Lampiran yang Dikirim ke BAN PT
5. Lampiran yang Disediakan Saat Visitasi
STANDAR PENILAIAN
1. Skor 0: Sangat Kurang
2. Skor 1: Kurang
3. Skor 2: Cukup
4. Skor 3: Baik
5. Skor 4: Sangat Baik
STATUS AKREDITASI
1. A: Sangat Baik (Nilai 361 – 400)
2. B: Baik (Nilai 301 – 360)
3. C: Cukup (Nilai 200 – 300)
4. D: Tidak Terakreditasi (Nilai < 200)
HAL-HAL TEKNIS
TEKNIS PENJILIDAN BORANG
TEKNIS PENGIRIMAN BORANG
TEKNIS MENYAMBUT ASESOR
SETELAH SEMUANYA KITA UPAYAKAN SECARA
MAKSIMAL, KITA HANYA BISA BERDOA KEPADA
TUHAN YANG MAHA ESA AGAR KITA DIBERI KEMUDAHAN DAN
KESUKSESAN.
TERIMA KASIH