oleh : sri esti wulandari...
TRANSCRIPT
i
Halaman Judul
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE KUNJUNGAN PERTAMA
(K1) PADA IBU HAMIL
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PISANGAN
KOTA TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh :
Sri Esti Wulandari
1112104000018
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 Keperawatan di Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya
cantumkan sesuai dengam ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, Juni 2016
Sri Esti Wulandar
iii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, Juni 2016
Sri Esti Wulandari , NIM: 1112104000018
Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Antenatal Care
Kunjungan Pertama (K1) Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas
Pisangan Kota Tangerang Selatan
xviii + 68 halaman + 10 tabel + 2 bagan + 6 lampiran
ABSTRAK
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan perempuan. AKI sudah mengalami penurunan, namun masih jauh dari
target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015. Kondisi ini
kemungkinan disebabkan oleh antara lain kualitas pelayanan kesehatan ibu yang
belum memadai, kondisi ibu hamil yang tidak sehat dan faktor determinan
lainnya. Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Develompment Goals
(SDGs) merupakan langkah lanjutan dan perkembangan dari MDGs. Salah satu
tujuan dari SDGs yakni pada tujuan ketiga adalah memastikan kehidupan yang
sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua untuk semua usia dengan
mengurangi rasio angka kematian ibu menjadi kurang dari 70/100.000 kelahiran
hidup sampai tahun 2030. Berdasarkan Rencana Startegis (Renstra) Kementrian
Kesehatan tahun 2015-2019 Pembangunan Kesehatan status awal Angka
Kematian Ibu adalah 346/100.000 kelahiran hidup dimana target yang diharapkan
di tahun 2019 adalah 306/100.000 kelahiran hidup. WHO merangkum beberapa
faktor yang dapat mencegah ibu dalam menerima atau mencari perawatan selama
kehamilannya maupun saat persalinannya. Kasus kematian pada ibu dapat dicegah
melalui pemeriksaan kehamilan secara rutin dan efektif (Antenatal Care) serta
melakukan persalinan ke pelayanan kesehatan.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional.
Sampel penelitian adalah seluruh ibu hamil yang berkunjung di Puskesmas
Pisangan yang berjumlah 50 orang dengan cara purposive sampling. Alat
pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji Chi
square dan uji Fisher. Hasil analisis menunjukkan (variabel dependent)
kunjungan pertama pemeriksaan kehamilan tidak berhubungan dengan (variabel
independent) pendidikan (p=0,377), pekerjaan (p=0,767), pengetahuan (p=0,5333)
dan dukungan keluarga (p=0,757).
Kata Kunci : Antenatal Care, Kunjungan Pertama.
Daftar Bacaan : 65 (2001-2015)
iv
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
SCHOOL OF NURSING
SYARIF HIDAYATULLAH ISLAMIC STATE UNIVERSITY OF
JAKARTA
Undergraduate Thesis, Juny 2016
Sri Esti Wulandari, NIM: 1112104000018
xviii + 68 pages + 10 tables + 2 schemes + 6 attachments
Factors Associated With Antenatal Care First Visit (K1) On Pregnant
Women In Working Area of Health Center Pisangan City South Tangerang
ABSTRACT
Maternal Mortality Rate (MMR) is one of the indicator to see women’s health
status review. The MMR has fallen but still far from the MDGs targets in year
2015. This condition probably caused by inadequate quality of maternal health
services, unhealthy pregnancy mother and other determinant factors. Sustainable
Develompment Goals (SDGs) is continue program and development of MDGs.
One of the purpose of SDGs that on the 3rd purpose is ensure healthy life and
promote well-being for all at all ages by reduce maternal mortality rasio less than
70.000/100.000 live births until 2030. According to the development of Health
conducted by the Ministry of Health in 2015, initial status on Maternal Mortality
Rate ( MMR) was 346 / 100,000 live births, and the expected target in 2019 is 306
/ 100,000 live births. WHO summarize some factors that can make mothers avoid
in receiving or searching for health care wether during their pregnancy or during
giving birth. The maternal mortality can be prevent by doing an effective antenatal
care continuously and doing giving birth at health care services.
This research was an analytic research with cross sectional approach. The samples
were all pregnant women who visited the health center Pisangan, total sample was
50 people, obtained by purposive sampling techniques. Tool data collection using
questionnaires. Data analysis using Chi -square and Fisher's exact test . The
analysis result ( the dependent variable ) first antenatal visits was not related with
( independent variable ) education ( p = 0.377 ) , occupation ( p = 0.767 ) ,
knowledge ( p = 0.5333 ) and family support ( p = 0.757 ).
Keywords : Antenatal Care, First Visit.
Refrence : 65 (2001-2015)
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul
Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Antenatal Care
Kunjungan Pertama Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan
Kota Tangerang Selatan
Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skripsi
Program Studi Ilmu Keparawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh
Sri Esti Wulandari
1112104000018
Pembimbing I Pembimbing II
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/ 2016
Puspita Palupi, M. Kep, Ns. Sp. Kep. Mat
NIP. 19801119 201101 2 006
Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep., M.KM
NIP. 19790520 200901 1 012
vi
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul
Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Antenatal Care
Kunjungan Pertama Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan
Kota Tangerang Selatan
Telah disetujui dan dipertahankan dihadapan penguji oleh:
SRI ESTI WULANDARI
NIM: 1112104000018
Pembimbing I Pembimbing II
Penguji I Penguji II
Penguji III Penguji IV
Puspita Palupi, M. Kep, Ns. Sp. Kep. Mat
NIP. 19801119 201101 2 006
Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep., M.KM
NIP. 19790520 200901 1 012
Karyadi, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB, Ph.D
NIP. 19710903 200501 1 007
Yenita Agus, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat, PhD
NIP. 19720608 2000604 2 001
Puspita Palupi, M. Kep, Ns. Sp. Kep. Mat
NIP. 19801119 201101 2 006
Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep., M.KM
NIP. 19790520 200901 1 012
vii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul
Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Antenatal Care
Kunjungan Pertama Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan
Kota Tangerang Selatan
Disusun oleh :
Sri Esti Wulandari
1112104000018
Jakarta, Juni 2016
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Maulina Handayani, S.Kp., MSc
NIP. 19790210 200501 2 002
Prof. Dr. H. Arif Sumantri, SKM, M. Kes
NIP. 19650808 198803 1 002
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Sri Esti Wulandari
Tempat lahir : Jakarta
Tanggal lahir : 09 Mei 1995
Agama : Islam
Status : Belum menikah
Alamat : Jalan pahlawan komarudin No. 62 Rt 007/002 Cakung,
Jakarta Timur 13910
Anak ke : 1 dari 2 bersaudara
Telepon : 085716139529
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
1. Sekolah Dasar Negeri 07 Jakarta (2000 – 2006)
2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 168 Jakarta (2006 – 2009)
3. Sekolah Menengah Atas Negeri 76 Jakarta (2009 – 2012)
4. S1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Ilmu
Keperawatan Program Strata Pertama (2012 – 2017)
Pengalaman Organisasi :
1. Anggota PRAMUKA Aktif Periode 2005 - 2009
2. Anggota OSIS SMP N 168 JAKARTA Periode 2007-2009
3. Ketua Paduan Suara SMA N 76 JAKARTA Periode 2009-2011
4. Sekretaris Karya Ilmiah Remaja SMA N 76 JAKARTA Periode 2010 –
2011
5. Pengurus Ikatan Alumni SMA N 76 JAKARTA Periode 2013- Sekarang
6. Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa FKIK UIN JAKARTA Periode
2012-2014
7. Pengurus Paduan Suara Mahasiswa Periode 2012 – Sekarang
8. Pengurus Posyandu dan Posbindu Wilayah Cakung , Jakarta Timur
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah
SWT yang telah memberikan segala nikmat dan karunia-Nya kepada peneliti,
sehingga penyusun dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Faktor
– Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Antenatal Care Kunjungan
Pertama (K1) Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota
Tanggerang Selatan”.
Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna
mencapai gelar sarjana keperawatan (S.Kep), untuk menerapkan dan
mengembangkan teori-teori yang peneliti peroleh selama kuliah
Peneliti menyadari bahwa penyajian karya tulis ilmiah ini jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu peneliti mengharapkan kritikan dan saran yang
bertujuan untuk perbaikan karya tulis ilmiah ini.
Karya tulis ilmiah ini tentunya tidak akan selesai, tanpa bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Arif Sumantri, SKM, M. Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Maulina Handayani, S.Kp.,MSc selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan yang telah membimbing dan memberikan motivasi.
3. Ernawati, S.Kp., M.Kep., Sp.KMB selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Keperawatan yang telah membimbing dan memberikan motivasi.
4. Ns.Waras Budi Utomo, S.Kep., MKM selaku dosen pembimbing I, yang
telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan masukan kepada
peneliti.
5. Ns. Puspita Palupi. S.Kep., Sp.Kmat selaku dosen pembimbing II, yang
telah memberikan bimbingan kepada peneliti.
6. Bapak dan ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah
mengajarkan dan membimbing peneliti, serta staff akademik atas
bantuannya yang telah memudahkan dalam proses birokrasi.
x
7. Orang tua tercinta (Ibu Sri Sundari dan Bapak Sugiyono) atas kasih
sayang, do’a dan dukungannya baik secara material dan spiritual yang
telah diberikan kepada peneliti selama ini. Semoga kebaikan dan
pengorbanan kalian tidak akan sia-sia dan akan dibalas oleh Allah SWT.
Semoga peneliti dapat menjadi seperti apa yang kalian harapkan. Amin.
8. Orang terdekat (Yogi Suprapto) yang selalu memberikan dukungan dan
doa serta semangat untuk peneliti. Semoga kebaikan dan pengorbanan mu
tidak akan sia-sia dan akan dibalas oleh Allah SWT. Amin.
9. Teman-teman PSIK 2012 yang tercinta yang telah memberikan masukan,
bantuan serta telah bersama-sama dalam menyelesaikan proses penelitian
ini.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan skripsi ini,
yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih untuk semuanya.
Peneliti menyadari dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu peneliti mengaharapkan saran dari berbagai pihak
semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca dan penyusunan
khususnya.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Jakarta, Juni 2016
Sri Esti Wulandari
xi
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ..................................................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................................ ii
ABSTRAK ......................................................................................................................... iii
ABSTRACT ....................................................................................................................... iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................................................... v
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................... vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP......................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... xi
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. xv
DAFTAR BAGAN .......................................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 7
C. Pertanyaan Penelitian ............................................................................................. 8
D. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 9
E. Manfaat Penelitian ................................................................................................. 9
F. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................................... 10
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................................... 11
A. Konsep Kehamilan ............................................................................................... 11
1. Pengertian kehamilan ........................................................................................ 11
2. Perubahan fisik pada saat kehamilan. ............................................................... 12
B. Konsep Antenatal Care ........................................................................................ 12
1. Pelayanan Antenatal .......................................................................................... 12
a. Pengertian Pelayanan Antenatal...................................................................... 12
b. Tujuan Antenatal Care (ANC) ........................................................................ 13
2. Kunjungan Antenatal Care ............................................................................... 14
3. Standar Pelayanan Antenatal ............................................................................ 15
C. Teori Perilaku ....................................................................................................... 18
xii
D. Teori Precede and Proceed .................................................................................. 21
E. Penelitian Terkait ................................................................................................. 22
F. Faktor – faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Antenatal Care ............ 23
1. Pekerjaan Ibu .................................................................................................. 23
2. Pendidikan....................................................................................................... 24
3. Pengetahuan .................................................................................................... 25
4. Dukungan Keluarga ........................................................................................ 26
G. Kerangka Teori .................................................................................................... 28
BAB III KERANGKA TEORI DAN DEFINISI OPERASIONAL ............................ 29
A. Kerangka Konsep ................................................................................................. 29
B. Hipotesis ............................................................................................................... 30
C. Definisi Operasional............................................................................................. 31
BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................................ 33
A. Desain Penelitan ................................................................................................... 33
B. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................................... 33
C. Populasi dan Sampel ............................................................................................ 33
D. Pengumpulan Data ............................................................................................... 36
E. Instrumen Penelitian............................................................................................. 37
F. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ...................................................................... 38
G. Etika Penelitian .................................................................................................... 40
H. Prosedur Pengolahan Data ................................................................................... 41
I. Teknik Analisa Data ............................................................................................. 43
BAB VHASIL PENELITIAN ........................................................................................ 44
A. Hasil Analisis Univariat ....................................................................................... 44
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...................................................... 44
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ........................................... 44
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ............................................. 45
4. Gambaran Pengetahuan..................................................................................... 45
5. Gambaran Dukungan Keluarga ......................................................................... 46
6. Gambaran Kunjungan ANC K1 ........................................................................ 46
7. Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Tidak Melakukan ANC K1 .................. 47
8. Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Melakukan ANC K1 ............................ 48
xiii
B. Hasil Analisis Bivariat ......................................................................................... 50
1. Hubungan Pendidikan Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC .................... 50
2. Hubungan Pekerjaan Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC ...................... 51
3. Hubungan Pengetahuan Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC .................. 52
4. Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC ...... 53
BAB VI PEMBAHASAN ............................................................................................... 54
A. Analisis Univariat ................................................................................................ 54
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...................................................... 54
2. Gambaran Reponden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................................... 55
3. Gambaran Responden Berdasarkan Pekerjaan .................................................. 55
4. Gambaran Responden Berdasarkan Pengetahuan ............................................. 56
5. Gambaran Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga ................................. 56
6. Gambaran Kunjungan ANC K1 ........................................................................ 57
7. Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Tidak Melakukan ANC K1 .................. 57
B. Analisis Bivariat ................................................................................................... 58
1. Hubungan Pendidikan Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC .................... 58
2. Hubungan Pekerjaan Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC ...................... 60
3. Hubungan Pengetahuan Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC .................. 61
4. Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC ...... 62
C. Keterbatasan Penelitian ........................................................................................ 63
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 65
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 65
B. Saran..................................................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
xiv
DAFTAR SINGKATAN
ANC : Antenatal Care
BPS : Badan Pusat Statistik
Depkes : Departemen Kesehatan
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
Litbangkes : Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
MDGs : Millenium Development Goals
SDGs : Sustainable Development Goals
Posyandu : Pos Pelayanan Terpadu
Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat
WHO : World Health Organization
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 : Definisi Operasional 31
Tabel 5.1 : Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 44
Tabel 5.2 : Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan 44
Tabel 5.3 : Karateristik Responden Berdasarkan Pekerjaan 45
Tabel 5.4 : Gambaran Pengetahuan 45
Tabel 5.5 : Gambaran Dukungan Keluarga 46
Tabel 5.6 : Gambaran Kunjungan ANC 46
Tabel 5.7 : Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Tidak Melakukan 47
ANC Berdasarkan Paritas
Tabel 5.7.1 : Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Tidak Melakukan 47
ANC Berdasarkan Usia Hamil
Tabel 5.8 : Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Melakukan 48
ANC Berdasarkan Paritas
Tabel 5.8.1 : Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Melakukan 49
ANC Berdasarkan Usia Hamil
Tabel 5.9 : Hubungan Faktor Pendidikan Terhadap 50
Kunjungan Pertama (K1) ANC
Tabel 5.10 : Hubungan Faktor Pekerjaan Terhadap 51
Kunjungan Pertama (K1) ANC
Tabel 5.11 : Hubungan Faktor Pengetahuan Terhadap 52
Kunjungan Pertama (K1) ANC
Tabel 5.12 : Hubungan Faktor Dukungan Keluarga Tehadap 53
Kunjungan Pertama (K1) ANC
xvi
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 : Kerangka Teori............................................................................... 20
Bagan 3.1 : Kerangka Konsep........................................................................... 28
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 2. Kuisioner Penelitian.
Lampiran 3. Hasil Uji Validitas
Lampiran 4. Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 5. Hasil Olahan SPSS Univariat
Lampiran 6. Hasil Olahan SPSS Bivariat
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sehat menurut World Heatlh Organization (WHO) adalah suatu keadaan
konsisi fisik, mental, dan kesejahteraan sosial yang merupakan satu kesatuan dan
bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu
target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke
5 yakni meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai
tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ risiko jumlah kematian ibu (Amiruddin,
2014).
Angka Kematian Ibu sudah mengalami penurunan, namun masih jauh dari
target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 meskipun jumlah
persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan mengalami peningkatan. Kondisi
ini kemungkinan disebabkan oleh antara lain kualitas pelayanan kesehatan ibu
yang belum memadai, kondisi ibu hamil yang tidak sehat dan faktor determinan
lainnya. Penyebab utama kematian ibu yaitu hipertensi dalam kehamilan dan
perdarahan post partum. Penyebab ini dapat diminimalisir apabila kualitas
Antenatal Care dilaksanakan dengan baik (Depkes RI, 2015).
Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Develompment Goals
(SDGs) merupakan pembangunan berkelanjutan dan merupakan langkah lanjutan
dan perkembangan dari MDGs yang disepakati oleh negara-negara anggota PBB
2
(United Nations). Salah satu tujuan dari SDGs yakni pada tujuan ketiga adalah
memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua
untuk semua usia dengan mengurangi rasio angka kematian ibu menjadi kurang
dari 70/100.000 kelahiran hidup sampai tahun 2030. Target tersebut merupakan
target yang menjadi tantangan bagi Indonesia untuk ikut serta mengurangi AKI di
Indonesia ( Infid, 2015).
Berdasarkan Rencana Startegis (Renstra) Kementrian Kesehatan tahun
2015-2019 Pembangunan Kesehatan status awal Angka Kematian Ibu adalah
346/100.000 kelahiran hidup dimana target yang diharapkan di tahun 2019 adalah
306/100.000 kelahiran hidup. Target tersebut menjadi motivasi tersendiri bagi
Indonesia dalam mengurangi Angka Kematian Ibu dalam mengurangi AKI
dengan target oleh SGDs yakni 70/100.000 kelahiran hidup hingga tahun 2030
(Depkes RI, 2015).
Jumlah Kematian Ibu di Provinsi Banten pada tahun 2011 adalah 168,8
/100.000 kelahiran hidup. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan angka
kematian ibu di tahun 2010 yang mencapai 191/100.000 kelahiran hidup (Depkes,
2011). Penurunan angka ini masih belum bisa untuk mengurangi AKI di kota
Tangerang Selatan dengan jumlah kematian ibu hamil paling banyak dari pada
wilayah lain di provinsi Banten yakni mencapai 511 orang di tahun 2012 dengan
jumlah kematian terbanyak pada ibu hamil di usia kurang dari 20 tahun sedangkan
di kabupaten lain di wilayah provinsi Banten jumlah kematian ibu kurang dari 30
org di tahun 2012 (Profil Kesehatan Banten, 2012).
Menurut Kemenkes RI tahun 2015, cakupan Kunjungan Pertama kali ibu
hamil (K1) pada tahun 2014 di wilayah Tangerang Selatan mengalami penurunan
3
pada tahun 2013, cakupan K1 di wilayah Tangerang Selatan yakni yakni 99,21 %
dan ditahun 2014 cakupan K1 di wilayah Tangerang Selatan menjadi 98,95%.
Penyebab dari kematian maternal dapat dibagi dalam beberapa masalah,
antara lain masalah reproduksi, komplikasi obstetric, pelayanan kesehatan, sosial
ekonomi dan budaya dan sebagainya. Tingkat pendidikan dari ibu yang rendah
dapat menyebabkan kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan termasuk di
dalamnya tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan. Demikian juga dengan ibu
hamil yang tidak mengalami atau memperoleh pendidikan akan berakibat pada
kurangnya pengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kehamilannya
tersebut (Manuaba, 2012).
Beberapa kemungkinan penyebab ibu tidak memeriksakan kesehatan
kehamilannya : (1) ibu sering tidak berhak memutuskan sesuatu, karena hal itu
hak suami atau mertua, sementara mereka tidak mengetahui perlunya
memeriksakan kehamilan dan hanya mengandalkan cara-cara tradisional, (2)
fasilitas untuk pelayanan antenatal tidak memadai, tidak berfungsi sebagaimana
mestinya, tidak memungkinkan kerahasiaan, harus menunggu lama atau perlakuan
petugas yang kurang memuaskan, (3) beberapa ibu tidak mengetahui mereka
harus memeriksakan kehamilannya, sehingga ibu tidak melakukannya, (4)
transportasi yang sulit, baik bagi ibu untuk memeriksakan kehamilan maupun bagi
bidan untuk mendatangi mereka, (5) kurangnya dukungan tradisi dan keluarga
yang tidak mengizinkan seorang wanita meninggalkan rumah untuk
memeriksakan kehamilannya, (6) takhayul dan keraguan untuk memeriksa
kehamilan kepada petugas kesehatan (terlebih jika petugasnya laki-laki), (7)
ketidakpercayaan atau ketidaksenangan pada tenaga kesehatan secara umum,
4
beberapa anggota masyarakat tidak mempercayai semua petugas kesehatan
pemerintah, (8) ibu dan/atau anggota keluarga tidak mampu membayar atau tidak
mempunyai waktu untuk memeriksakan kehamilan (Depkes RI, 2005b).
WHO merangkum beberapa faktor yang dapat mencegah ibu dalam
menerima atau mencari perawatan selama kehamilannya maupun saat
persalinannya, yakni kemiskinan, kurangnya informasi, pelayanan inadekuat, serta
budaya (WHO, 2012). Jika dilakukan penelusuran lebih dalam, etiologi lain yang
menyebabkan kematian ibu secara tidak langsung yakni rendahnya status gizi dan
kesehatan ibu hamil, akibat masih adanya hambatan informasi, hambatan sosial-
budaya, hambatan ekonomi dan hambatan geografis dalam menjaga kesehatan ibu
hamil. Dengan dilakukannya kunjungan pelayanan antenatal yang berkualitas,
komplikasi kehamilan dapat diketahui secara dini sehingga dapat langsung
ditangani (Depkes RI, 2007).
Upaya Safe Motherhood merupakan salah satu upaya untuk
menyelamatkan wanita agar kehamilan dan persalinan dapat dilalui dengan sehat
dan aman, serta menghasilkan bayi yang sehat. Safe Motherhood di Indonesia
diterjemahkan sebagai upaya kesejahteraan/keselamatan ibu. Safe Motherhood
memiliki Empat Pilar utama yaitu: 1) Keluarga Berencana, 2) Pelayanan
Antenatal Care (ANC), 3) persalinan yang aman, 4) Pelayanan obstetric
essensi/emergensi. Pilar yang kedua yaitu pelayanan antenatal care yang bertujuan
utamanya mencegah komplikasi obstetric dan memastikan bahwa komplikasi
dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai (Prawiharjo, 2010).
Kasus kematian pada ibu dapat dicegah melalui pemeriksaan kehamilan
secara rutin dan efektif (Antenatal Care) serta melakukan persalinan ke pelayanan
5
kesehatan. Pelayanan antenatal terpadu atau dengan istilah Antenatal Care (ANC)
adalah pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada
semua ibu hamil yang bertujuan untuk mendeteksi sedini mungkin
kelainan/gangguan/penyakit yang diderita oleh ibu hamil (Kemenkes RI, 2007).
WHO mencetuskan bahwa pemeriksaan kehamilan merupakan faktor
terpenting didalam pelayanan kesehatan ibu dan direkomendasikan untuk masuk
sebagai komponen penting pada program kesehatan masyarakat, khususnya
program kesehatan ibu dan anak di berbagai Negara. WHO juga menyatakan
bahwa pemeriksaan kehamilan mempunyai peranan penting dalam upaya
pencegahan karena merupakan momentum paling tepat untuk mendeteksi secara
dini kelainan atau penyakit oleh ibu hamil ataupun janinnya sehingga intervensi
berupa tindakan pencegahan dan pengobatan dapat dilakukan seawal mungkin.
Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan melalui dokter kandungan atau
bidan dengan minimal pemeriksaan 4 kali selama kehamilan yaitu satu kali
kunjungan pada saat usia kehamilan memasuki trimester pertama, satu kali
kunjungan pada trimester kedua, dan dua kali kunjungan pada saat memasuki
trimester ketiga dengan catatan kehamilan berlangsung normal (Salmah, dkk,
2006). Pelayanan antenatal dapat diperoleh pada waktu pelaksanaan posyandu
oleh bidan, ditempat dokter atau bidan praktek swasta, dirumah bersalin dan di
poliklinik KIA rumah sakit (RISKESDAS, 2013).
K1 atau ANC minimal 1 kali adalah proporsi kelahiran yang mendapat
pelayanan kesehatan ibu hamil minimal 1 kali tanpa memperhitungkan periode
waktu pemeriksaan. K1 ideal adalah proporsi kelahiran yang mendapat pelayanan
kesehatan ibu hamil pertama kali pada trimester 1 (RISKESDAS, 2013).
6
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti di wilayah
kerja Puskesmas Pisangan dengan melalui wawancara kepada 10 ibu hamil
didapatkan bahwa angka kesadaran ibu hamil untuk melakukan kunjungan ANC
K1 sudah cukup baik, dan 6 dari 10 ibu hamil yang artinya sama dengan 60% ibu
mengatakan tidak melakukan pemeriksaan pada saat trimester pertama
dikarenakan ketidaktahuannya akan gejala-gejala yang muncul ketika seorang
wanita sedang hamil, 20% ibu dengan suami yang memberi dukungan masih
belum memanfaatkan pemeriksaan antenatal pada trimester pertama, dan 7 dari 10
ibu hamil mengatakan belum mengetahui apa saja komplikasi yang dapat terjadi
apabila ibu tidak melakukan pemeriksaan antenatal trimester pertama sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Adapun ada berbagai faktor yang
mempengaruhi ibu dalam melakukan kunjungan ANC, yaitu faktor pekerjaan ibu,
tingkat pendidikan, pengetahuan ibu dan keluarga.
Berdasarkan berbagai fakta yang telah dipaparkan mengenai manfaat
pemeriksaan ANC serta faktor-faktor yang mempengaruhi status kelengkapan
diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam mengenai “Faktor - Faktor
yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Antenatal Kunjungan Pertama (K1) Pada
Ibu Hamil”.
Mengingat banyaknya faktor yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan
antenatal care maka penelitian ini hanya melihat pada pengaruh faktor
predisposisi (pendidikan dan pengetahuan) dan faktor penguat (dukungan
keluarga) terhadap pemanfaatan pemeriksaan antenatal di wilayah kerja
Puskesmas Pisangan.
7
B. Rumusan Masalah
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
derajat kesehatan perempuan. Angka Kematian Ibu sudah mengalami penurunan,
namun masih jauh dari target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015
meskipun jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan mengalami
peningkatan. Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh antara lain kualitas
pelayanan kesehatan ibu yang belum memadai, kondisi ibu hamil yang tidak sehat
dan faktor determinan lainnya. Penyebab utama kematian ibu yaitu hipertensi
dalam kehamilan dan perdarahan post partum. Penyebab ini dapat diminimalisir
apabila kualitas Antenatal Care dilaksanakan dengan baik (Depkes RI, 2015).
Salah satu tujuan dari SDGs yakni pada tujuan ketiga adalah memastikan
kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua untuk semua usia
dengan mengurangi rasio angka kematian ibu menjadi kurang dari 70/100.000
kelahiran hidup sampai tahun 2030. Target tersebut merupakan target yang
menjadi tantangan bagi Indonesia untuk ikut serta mengurangi AKI di Indonesia
( Infid, 2015).
WHO merangkum beberapa faktor yang dapat mencegah ibu dalam
menerima atau mencari perawatan selama kehamilannya maupun saat
persalinannya. Dengan dilakukannya kunjungan pelayanan antenatal yang
berkualitas, komplikasi kehamilan dapat diketahui secara dini sehingga dapat
langsung ditangani (WHO, 2012). Tingkat pendidikan dari ibu yang rendah dapat
menyebabkan kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan termasuk di
dalamnya tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan. Demikian juga dengan ibu
hamil yang tidak mengalami atau memperoleh pendidikan akan berakibat pada
8
kurangnya pengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kehamilannya
tersebut (Manuaba, 2012).
Kasus kematian pada ibu dapat dicegah melalui pemeriksaan kehamilan
secara rutin dan efektif (Antenatal Care) serta melakukan persalinan ke pelayanan
kesehatan. Pelayanan antenatal terpadu atau dengan istilah Antenatal Care (ANC)
adalah pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada
semua ibu hamil yang bertujuan untuk mendeteksi sedini mungkin
kelainan/gangguan/penyakit yang diderita oleh ibu hamil (Kemenkes RI, 2007).
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk
meneliti lebih dalam mengenai “Faktor - Faktor yang Berhubungan Dengan
Pemeriksaan Antenatal Care Kunjungan Pertama Pada Ibu Hamil”.
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran karakteristik responden di wilayah kerja Puskesmas
Pisangan?
2. Bagaimana gambaran kunjungan pemeriksaan kehamilan K1 di wilayah kerja
Puskesmas Pisangan?
3. Bagaimana gambaran pekerjaan ibu, pendidikan, pengetahuan, dukungan
keluarga terhadap pemeriksaan kehamilan K1 di wilayah kerja Puskesmas
Pisangan?
4. Apakah ada hubungan antara pekerjaan ibu, pendidikan, pengetahuan dan
dukungan keluarga terhadap pemeriksaan kehamilan K1 di wilayah kerja
Puskesmas Pisangan?
9
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan pemeriksaan antenatal care kunjungan pertama pada ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran karakteristik responden di wilayah kerja Puskesmas
Pisangan?
b. Mengetahui gambaran kunjungan pemeriksaan kehamilan K1 di wilayah
kerja Puskesmas Pisangan?
c. Mengetahui gambaran pekerjaan ibu, pendidikan, pengetahuan, dan
dukungan keluarga terhadap pemeriksaan kehamilan K1 di wilayah kerja
Puskesmas Pisangan?
d. Mengetahui hubungan antara pekerjaan ibu, pendidikan, pengetahuan dan
dukungan keluarga terhadap pemeriksaan kehamilan K1 di wilayah kerja
Puskesmas Pisangan?
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat ilmiah
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan informasi bagi
penelitian selanjutnya, serta memberikan informasi dan wawasan mengenai
pentingnya pemeriksaan antenatal care K1 pada ibu hamil dalam
melaksanakan pelayanan antenatal yang sesuai dengan pedoman serta faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi pemeriksaan antenatal care K1.
10
2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Sebagai bahan masukan bagi puskesmas dalam rangka meningkatkan
kesehatan ibu dalam kesehatan maternal, resiko bahaya kehamilan persalinan
dan meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan terutama terkait
kelengkapan pemeriksaan antenatal care.
3. Bagi tenaga keperawatan dan pelaksana antenatal
Sebagai bahan masukan bagi profesi keperawatan dalam mengembangkan
perencanaan keperawatan maternitas dan komunitas tentang pemeriksaan
kehamilan yakni antenatal care serta faktor-faktor yang mempengaruhi
pemeriksaan tersebut
F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja faktor - faktor yang
berhubungan dengan pemeriksaan antenatal care kunjungan pertama pada ibu
hamil. Lokasi penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pisangan Kota
Tangerang Selatan. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.
Desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional, menggunakan peralatan
kuesioner dan cara wawancara.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Kehamilan
1. Pengertian kehamilan
Kehamilan adalah merupakan suatu proses merantai yang
berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi
spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi)
pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi
sampai aterm (Manuaba, 2010)
Kehamilan merupakan merupakan suatu perubahan dalam rangka
melanjutkan keturunan yang trjadi secara alami, menghasilkan janin yang
tumbuh di dalam rahim ibu, dan selanjutnya dapat dijelaskan tingkat
pertumbuhan dan besarnya janin sesuai usia kehamilan, pada setiap dilakukan
pemeriksaan kehamilan (Muhimah dan Safe’I, 2010).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari
haid pertama hari terakhir (Sarwono, 2002). Kehamilan dibagi dalam 3
triwulan pertama dimulai dari hasil konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua
dimulai dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan
ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2008; p 89).
12
2. Perubahan fisik pada saat kehamilan.
Perubahan pada tubuh ibu hamil di bagi berdasarkan trimester (Depkes,
2007) yaitu :
a. Trimester pertama
Tanda-tanda fisik yang kadang terjadi pada ibu hamil adalah perdarahan
sedikit (spoting) sekitar 11 hari dengan merasa lelah, sering kencing,
mual muntah serta kenaikan berat badan.
b. Trimester kedua
Uterus akan terus membesar, payudara akan mulai mengeluarkan
kolostrum, mulai merasakan gerakan janin, dan tampak perubahan pada
kulit seperti cloasma atau linea nigra.
c. Trimester ketiga
Pembesaran uterus bertambah, payudara terasa penuh dan lunak, sering
kencing, tidur terasa sulit dan mulai terasa his palsu.
B. Konsep Antenatal Care
1. Pelayanan Antenatal
a. Pengertian Pelayanan Antenatal
Antenatal care adalah merupakan cara penting untuk
memonitoring dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan
mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu hamil sebaiknya
dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia
13
merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal
(Prawiharjo,2006).
Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi anamnesis,
pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium
rutin dan khusus, serta intervensi umum dan khusus (sesuai risiko yang
ditemukan dalam pemeriksaan). Dalam penerapannya antenatal dikenal
dengan 7T (Depkes RI, 2007) yang terdiri atas :
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Ukur tekanan darah
3. Ukur tinggi fundus uteri
4. Pemberian imunisasi tetanus
5. Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan
6. Tes terhadap Penyakit Menular Seksual
7. Temu wicara (konseling)
b. Tujuan Antenatal Care (ANC)
Menurut Depkes (2007) tujuan antenatal care adalah memantau
kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,
mental dan sosial ibu, mengenali dan mengurangi secara dini adanya
penyulit-penyulit atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,
termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan,
mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman
dengan trauma seminimal mungkin, mempersiapkan ibu agar dapat
14
memberikan ASI secara eksklusif, mempersiapkan peran ibu dan
keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang
secara normal, mengurangi bayi lahir prematur, kelahiran mati dan
kematian neonatal, mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin,
pelayanan antenatal lengkap.
2. Kunjungan Antenatal Care
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kontak ibu hamil dengan
pemberi perawatan atau asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan
kesejahteraan bayi serta kesempatan untuk memperoleh infomrasi dan
memberi informasi bagi ibu dan petugas kesehatan (Henderson, 2006).
Kunjungan baru ibu hamil (K1) adalah kontak ibu hamil yang pertama
kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan antenatal
standart, dalam pengelolaan program KIA disepakati bahwa kunjungan ibu
hamil yang keempat (K4) adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih
dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan antenatal
(Depkes, 2007).
Istilah kunjungan disini tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil
yang berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi adalah setiap kontak tenaga
kesehatan baik di posyandu,pondok bersalin desa,kunjungan rumah dengan
ibu hamil memberikan pelayanan antenatal sesuai dengan standar dapat
dianggap sebagai kunjungan ibu hamil (Depkes, 2009):
a. Minimal satu kali pada trimester pertama (K1) hingga usia kehamilan
14 minggu untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan, perencanaan
persalinan dan pelayanan kesehatan trimester I
15
b. Minimal satu kali pada trimester kedua (K2) saat usia kandungan 14
sampai 28 minggu untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai
standar selama satu periode berlangsung.
c. Minimal dua kali pada trimester ketiga (K3 dan K4) saat usia
kandungan 28 sampai 36 minggu dan setelah 36 minggu sampai lahir
untuk memantapkan rencana persalinan dan mengenali tanda-tanda
persalinan.
Pemeriksaan pertama sebaiknya dilakukan segera setelah diketahui
terlambat haid dan pemeriksaan khusus dilakukan jika terdapat keluhan-
keluhan tertentu.
3. Standar Pelayanan Antenatal
Menurut Clinical Practice Guidelines yang dikutip oleh Nurmawati
(2010) standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan
sempurna sebagai batas penerimaan minimal.
Menurut Kemenkes RI (2011), pemeriksaan antenatal dilakukan
dengan standar pelayanan antenatal dimulai dengan pengukuran tinggi badan,
timbang berat badan dan Lingkar Lengan Atas (LILA), pengukuran tekanan
darah, pengukuran tinggi fundus uteri (TFU), imunisasi Tetatnus Toxoid
(TT), pemberian tablet besi (fe) dan tanya/temu wicara.
Ruang lingkup standar pelayanan kebidanan meliputi 25 standar yang
dikelompokkan sebagai berikut : standar pelayanan umum (2 standar), standar
pertolongan persalinan terdapat ( 4 standar), standar pelayanan nifas terdiri
dari (3 standar), standar penanganan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal
sebanyak (10 standar) (Depkes, 2000).
16
a. Standar pelayanan umum terdiri dari dua standar yaitu :
Standar 1 : Persiapan untuk Kehidupan Keluarga Sehat
Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat pada perorangan, keluarga
dan masyarakat terhadap segala hal yang berkaitan dengan kehamilan,
termasuk penyuluhan kesehatan umum,gizi, keluarga berencana,
kesiapan dalam menghadapi kehamilan dan menjadi calon orangtua,
menghindari kebiasaan yang tidak baik dan mendukung kebiasaan yang
baik.
Standar 2 : Pencatatan
Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang dialkukannya, yaitu
registrasi semua ibu hamil di wilayah kerja, rincian pelayanan yang
diberikan kepada setiap ibu hamil/bersalin/nifas dan bayi baru lahir,
semua kunjungan rumah dan penyuluhan kepada masyarakat. Disamping
itu bidan hendaknya mengikutsertakan kader untuk mencatat semua ibu
hamil dan meninjau upaya masyarakat yang berkaitan dengan ibu dan
bayi baru lahir. Bidan meninjau secara teratur catatan tersebut untuk
menilai kinerja dan penyusunan rencana kegiatan untuk meningkatkan
pelayanannya.
b. Standar pelayanan Antenatal terdiri dari enam standar
Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat
secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu untuk
memeriksakan kehamilannya
17
Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal pemeriksaan
meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk
menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus
mengenal kehamilan risiko tinggi/kelainan, khususnya anemia, kurang
gizi, hipertensi, penyakit menular seksual/infeski HIV, memberikan
pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas
terkait lainnya yang diberikan oleh Puskesmas, mereka harus mencatat
data yang tepat pada setiap kunjungan, bila ditemukan kelainan mereka
harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuk untuk
tindakan selanjutnya.
Standar 5 : Palpasi Abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdomen secara seksama dan melakukan
palpasi untuk pemeriksaan usia kehamilan, serta bial umur kehamilan
bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya
kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta
melakukan rujukan tepat waktu.
Standar 6 : Pengelolaan anemia pada kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan,penemuan,penanganan dan atau
rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
18
Standar 7 : Pengelolaan dini Hipertensi pada kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada
kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsi lainnya, serta
mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
Standar 8 : Persiapan Persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta
keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan
persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan
direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya
untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan
hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini (Depkes RI,2000,
p. 4-6).
C. Teori Perilaku
Menurut Green (2005), bahwa faktor yang mempengaruhi perilaku
seseorang atau suatu kelompok terdiri dari :
1. Faktor yang mempengaruhi (predisposing factor)
2. Faktor pemungkin (enabling factor)
3. Faktor penguat (reinforcing factor)
Ketiga faktor diatas merupakan suatu faktor yang dibutuhkan dalam suatu
kombinasi untuk memotivasi, memfasilitasi, dan menjaga perubahan pada
lingkungan, tetapi perubahan lingkungan dapat didukung dan dijaga melalui
faktor yang memfasilitasi secara langsung yang berhubungan dengan lingkungan.
19
a. Faktor yang mempengaruhi (predisposing factor)
Faktor predisposi merupakan suatu faktor yang melatarbelakangi perubahan
perilaku yang memberikan pemikiran rasional atau motivasi terhadap suatu
kegiatan, juga sebagai faktor yang mempermudah terjadinya perilaku
seseorang antara lain : pengetahuan, sikap, keyakinan, kepecarayaan, nilai-
nilai, tradisi, dan lain-lain yang berkenan dengan motivasi seseorang atau
kelompok untuk bertindak. Faktor ini mungkin mendukung atau menghambat
perilaku sehat, dan faktor demografis meliputi : umur, jenis kelamin, ras, dan
sebagainya berperan sebagai faktor predisposisi.
b. Faktor pemungkin (enabling factor)
Faktor pemungkin merupakan suatu faktor yang memfasilitasi penampilan
dari suatu aksi atau tindakan individu atau organisasi. Faktor ini hakikatnya
mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku sehat, maka faktor ini
disebut faktor pemungkin atau pendukung. Faktor ini meliputi : ketersediaan
sumber daya, keterjangkauan pelayanan kesehatan, pengetahuan dan
keterampilan petugas kesehatan, dan komitmen masyarakat/pemerintah.
c. Faktor penguat (reinforcing factors)
Faktor penguat merupakan suatau faktor yang mengikuti suatu perilaku yang
memberikan pemasukan secara berkala untuk pengulangan perilaku. Faktor
ini meliputi : keluarga, guru, petugas kesehatan, tokoh masyarakat, para
pembuat keputusan/undang-undang dan peraturan.
Ketiga faktor yang memberikan kontribusi atas perilaku sehat dapat dilihat
pada gambar berikut :
20
Gambar 2.1
Bagan Precede – Proceed
Sumber : Lawrence W. Green and M.W. Kreuter, Health Program Planning An
Education And Ecological Approarch, fourth edition, 2005,p 149.
Faktor yang mempengaruhi :
Pendidikan
Pengetahuan
Kepercayaan
Nilai
Sikap
Keyakinan
Kapasitas
Hereditas
Kesehatan Perilaku individu
atau masyarakat
Lingkungan
Faktor penguat :
Keluarga
Teman Sebaya
Guru
Pemimpin
Petugas Kesehatan
Tokoh Masyarakat
Pembuat Keputusan
Faktor pemungkin :
Ketersediaan pelayanan
kesehatan
Keterjangkauan pelayanan
kesehatan
Peraturan
pemerintah/masyarakat
prioritas dan komitmen
terhadap kesehatan
21
D. Teori Precede and Proceed
Precede and Proceed model merupakan suatu model pendekatan yang
dapat digunakan untuk membuat perencanaan kesehatan yang dikenal dengan
kerangka kerja “Precede and Proceed”. Kerangka Precede mempertimbangkan
berbagai faktor yang membentuk status kesehatan. Precede juga menghasilkan
sasaran khusus dan ukuran untuk intervensi. Kerangkan Proceed menyediakan
langkah tambahan untuk mengembangkan kebijakan dan memulai proses
implementasi dan evaluasi.
Precede dan Proceed bekerjasama secara erat, menyediakan suatu
rangkaian langkah yang berlanjut atau menggunakan secara bertahap perencanaan,
implementasi dan proses evaluasi. Identifikasi prioritas dan penetapan sasaran
dalam tahap Precede menyediakan objek dan kriteria untuk kebijakan,
implementasi dan evaluasi dalam tahap Proceed.
Green (1980) telah mengembangkan suatu model pendekatan yang dapat
digunakan untuk membuat perencanaan dan evaluasi kesehatan yang dikenal
sebagai kerangka Precede. Precede (Predisposing, Reinforcing and Enabling
Cuses in Educational Diagnosis and Evaluation). Precede memberikan langkah
yang dapat membantu untuk mengenal masalah mulai dari kebutuhan pendidikan
hingga pengembangan program untuk memenuhi kebutuhan. Green
menyempurnakan kerangka tersebut di tahun 1998 menjadi Precede-Proceed
(Policy, Regulatory, Organizational Construct in Educational and Enviromental
Development). Precede-Proceed harus dilakukan secara bersama-sama dalam
proses perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Precede digunakan pada fase
diagnosis masalah, penetapan prioritas masalah dan tujuan program. Sedangkan
22
Proceed digunakan untuk menetapkan sasaran dan kriteria kebijakan serta
implementasi dan evaluasi.
Bagian paling penting dari perencanaan program adalah analisis komunitas
atau yang biasa dikenal dengan analisis kebutuhan (need assesment). Keberhasilan
program promosi kesehatan tergantung dari data yang didapat tentang individu,
kelompok atau sistem yang akan menjadi focus dari program. Berdasarkan data
tersebut perencana program dappat memahami masalah kesehatan yang perlu
diatasi dan sumber daya yang tersedia. Model Precede dan Proceed juga berperan
penting dalam perencanaan pendidikan dan promosi kesehatan karena
menyediakan bentuk untuk mengidentifikasi factor-faktor yang berkaitan dengan
masalah kesehatan, perilaku dan pelaksanaan program (Green, 2005).
E. Penelitian Terkait
Berikut adalah peneltian – penelitian terkait dengan faktor – faktor yang
berhubungan dengan kunjungan antenatal care :
1. Penelitian oleh Eka Vitriyani (2012) pada 80 responden ibu hamil didapatkan
hasil bahwa ibu hamil dengan pekerjaan formal sebanyak 10 orang (2,5%)
melakukan pemeriksaan ANC K1, sebaliknya ibu hamil dengan pekerjaan
tidak formal sebanyak 53 orang (84,4%) melakukan pemeriksaan ANC K1
ibu hamil dengan pengetahuan ANC baik sebanyak 43 orang (84,3%)
melakukan pemeriksaan kehamilan, sedangkan untuk ibu hamil dengan
pengetahuan ANC tidak baik sebanyak 21 orang (72,4%) melakukan
pemeriksaan kehamilan.Ibu hamil dengan dukungan suami tidak baik,
melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 16 orang (72,7%), sedangkan
23
untuk ibu hamil dengan dukungan suami baik, melakukan pemeriksaan
kehamilan sebanyak 48 orang (82,8%).
2. Penelitian oleh Fahmi dkk. (2015) pada 225 orang ibu hamil di dapatkan hasil
bahwa dari 142 responden yang dilakukan penelitian, 31 ibu (47,7%) yang
berpengetahuan kurang dan kurang juga dalam melakukan tindakan antenatal
care. Berdasarkan hasil penelitian tersebut nilai P = 0,000 yang artinya ada
hubungan yang sangat bermakna antara pengetahuan dengan tindakan
melakukan antenatal care. Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan nilai P =
0,442 yang artinya tidak ada hubungan antara paritas dengan tindakan
melakukan antenatal care. Dari 142 responden yang diwawancarai di
dapatkan hasil bahwa yang mendapat pelayanan petugas kesehatan kurang 28
ibu (46,7%0 dan kurang dalam melakukan tindakan antenatal care, yang baik
13 ibu (15,9%) dan baik juga dalam melakukan tindakan antenatal care.
Berdasarakan hasil penelitian didapatkan nilai P = 0,220 yang artinya tidak
ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tindakan melakukan
antenatal care. Pada uji regresi logistic yang telah dilakukan didapatkan dua
variabel yang secara signifikan berhubungan dengan tindakan melakukan
antenatal care yakni pengethuan dan pelayanan petugas kesehatan.
F. Faktor – faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Antenatal Care
1. Pekerjaan Ibu
Yang dimaksud dengan pekerjaan adalah apabila ibu beraktifitas ke luar
rumah maupun di dalam rumah kecuali pekerjaan rutin rumah tangga. Pusat
Peneliti Kesehatan (1994) dalam Adawiyah (2001) mengatakan bahwa ibu
hamil yang bekerja merupakan sebab mendasar yang mempengaruhi
24
frekuensi pemeriksaan kehamilan sehubungan dengan ada tidaknya waktu
untuk kunjungan pemeriksaan kehamilan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Eka (2012), ibu yang
mempunyai pekerjaan formal maupun tidak formal, tetap melakukan
pemeriksaan kehamilan meskipun ibu dengan pekerjaan tidak formal selalu
melakukan pemeriksaan sesuai jadwal pemeriksaan yang dianjurkan oleh
bidan jika dibandingkan dengan ibu yang memiliki pekerjaan formal.
Hasil yang sama dijelaskan pula oleh Apong (2009), tidak terdapat
perbedaan proporsi yang signifikan antara ibu yang berstatus tidak bekerja
dengan bekerja dalam melakukan pemeriksaan kehamilannya.
2. Pendidikan
Green (2005) menyatakan pendidikan merupakan faktor predisposisi yang
cukup penting dalam mempengaruhi perilaku seseorang. Pendidikan adalah
suatu kemahiran menyerap pengetahuan. Sesuai dengan meningkatnya
pendidikan seseorang, kemahiran ini sangat berhubungan erat dengan sikap
pengetahuan seseorang terhadap pengetahuan yang diserapnya. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pendidikan adalah proses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, perbuatan dan tata
cara mendidik (Diknas, 2002).
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia yang sangat penting
untuk mengembangkan diri, dengan pendidikan yang tinggi seseorang dapat
memiliki pengetahuan yang tinggi pula. Ibu dengan tingkat pendidikan
25
rendah lebih bersifat pasrah dan menyerah pada keadaan tanpa ada dorongan
untuk memperbaiki nasib dan kedaannya.
Pendidikan seseorang sangat berpengaruh terhadap perilaku individu
dalam mengambil setiap keputusan dan sikapnya dan berpedoman dari apa
yang telah mereka dapatkan melalui proses belajar serta pengalaman yang
telah diterimanya. Menurut Khalimah (2007) pendidikan ibu merupakan salah
satu faktor yang penting dalam menentukan perilaku kesehatan, karena
dengan pendidikan yang baik dapat menerima segala informasi dari luar
terutama mengenai kehamilan yang dialaminya dengan baik.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Lian Laminullah dkk
(2015), didapatkan hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,197 > 0,05 hal
ini berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan terhadap
kunjungan antenatal care K4.
3. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting membentuk tindakan
seseorang (over behaviour) dan pengetahuan memegang penting dalam
penetuan sikap, karena itu pengetahuan yang dimilki ibu mempunyai
pengaruh terhadap tindakan pemeriksaan kehamilan (Notoatmodjo, 2005).
Berdasarkan hasil penelitian Fahmi (2015) didapatkan bahwa ada
hubungan yang sangat bermakna antara pengetahuan dengan tindakan
melakukan antenatal care. Diketahui pula bahwa pengetahuan yang baik
akan memberikan penguatan terhadap individu atau ibu hamil dalam setiap
mengambil keputusan dalam berperilaku. Dalam hal ini yang dimaksud
dengan pengetahuan adalah informasi mengenai manfaat kehamilan dan
26
manfaat dilakukannya tindakan antenatal care atau pemeriksaan kehamilan.
Hal ini terjadi, karena selain pengetahuan, banyak faktor lain yang
mempengaruhi pemanfaatan kesehatan. Beberapa alasan diantaranya adalah
tingkat kebutuhan yang dirasakan atau sikap dan keyakinan menyangkut
pelayanan kesehatan (Andersen, 2005).
Pada umumnya orang yang merasa sakit datang memanfaatkan pelayanan
kesehatan dan sebaliknya orang yang sebenarnya membutuhkan pelayanan
kesehatan tetapi merasa sehat tidak akan datang memanfaatkan pelayanan
kesehatan. Sikap atau keyakinan mengenai pelayanan kehamilan juga
mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan (Notoatmodjo, 2010). Jika
responden tidak mengetahui manfaat dilakukannya tindakan antenatal
tersebut, maka akan berdampak pada motivasi responden untuk datang dan
menfaatkan pelayanan kesehatan termasuk dalam menghadapi persalinan.
4. Dukungan Keluarga
Peran keluarga dalam pelayanan antenatal sangat penting, keluarga sebagai
orang-orang yang paling dekat dengan ibu hamil yang harus memotivasi ibu
hamil untuk memeriksakan kehamilannya serta mendukung ibu hamil bak
secara moril maupun materil sehingga ibu dapat melalui kehamilannya
dengan baik. Hasil penelitian yg dilakukan oleh Nur (2013) menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan pemanfaatan
pelayanan antenatal care oleh ibu hamil dengan kekuatan hubungan lemah.
Dukungan keluarga berkontribusi sebesar 36% terhadap pemanfaatan
antenatal care.
27
Dukungan keluarga terhadap ibu hamil ditunjukkan dengan selalu
mengingatkan jadwal pemeriksaan kehamilan, mengantar ibu untuk
memeriksakan kandungannya, mengingatkan ibu untuk mengonsumsi
makanan bergizi dan tablet Fe, serta menyiapkan biaya bagi ibu hamil untuk
memeriksakan kandungannya.
Hasil penelitian Mulyono (2004), menyebutkan bahwa ibu yang mendapat
dukungan dari keluarga mempunyai peluang untuk melakukan kunjungan
antenatal berkualitas sebesar (69,8%) dibandingkan ibu yang tidak
mendapatkan dukungan sebesar (33,3%) serta terdapat hubungan antara
dkungan keluarga dan suami dalam emndorong ibu untuk memanfaatkan
pelayanan ANC. Dukungan keluarga dapat berperan penting terhadap sikap
ibu untuk menentukan status kesehatan ibu dan pemanfaatan pelayanan
kesehatan (Afriliyanti, 2008).
Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Surniati (2013) hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden
mendapatkan dukungan yang positif dari keluarga. Responden dengan
dukungan keluarga yang positif lebih banyak yang memanfaatkan pelayanan
antenatal care secara teratur, sedangkan responden dengan dukungan
keluarga negatif lebih banyak yang tidak memanfaatkan pelayanan secara
teratur. Secara statistik tidak terdapat hubungan yang bermaknaa antara
dukungan keluarga dengan keteraturan pemanfaatan antenatal care
(p=0,422).
28
G. Kerangka Teori
Bagan 2. 1 Kerangka Teori
Dimodifikasi dari :
Health Belief Model (Lein, 1970), dan Health Planing Program (Green ,2005).
Faktor – faktor presdisposisi
(predisposing factor) yang terwujud
dalam :
Pendidikan
Pengetahuan
Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Antenatal Care Kunjungan Pertama
Faktor penguat atau pendorong
(reinforcing factor)
Keluarga
Pekerjaan
Perilaku individu, Kesehatan
Pemeriksaan Antenatal Care
Kunjungan Pertama (K1)
29
1. Pekerjaan
2. Pendidikan
3. Pengetahuan
4. Dukungan Keluarga
Pemeriksaan ANC K1
BAB III
KERANGKA KONSEP , HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti 5 (lima) variabel, yakni
variabel pekerjaan, pendidikan, pengetahuan, dan dukungan keluarga sebagai
variabel independen yang merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel dependen (Hidayat, 2008). Sedangkan variabel frekuensi
antenatal care (ANC) sebagai variabel dependen atau terikat yang dipengaruhi
oleh variabel independen (Hidayat, 2008). Adapun kerangka konsep antara
keenam variabel tersebut, sebagai berikut :
Bagan kerangka konsep faktor yang berhubungan antara variabel
pekerjaan, pendidikan, pengetahuan, dukungan keluarga serta pelayanan tenaga
kesehatan (Bebas) dan variabel kelengkapan ANC (Terikat)
Variabel Independent Variabel Dependent
30
B. Hipotesis
Berdasarkan kerangka konsep penelitian sebelumnya, peneliti menentukan
hipotesis, yaitu :
1. Ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan status kelengkapan antenatal
care, di Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan
2. Ada hubungan antara pendidikan ibu dengan status kelengkapan
antenatal care, di Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan
3. Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan status kelengkapan
antenatal care, di Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan
4. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan status kelengkapan
antenatal care, di Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan.
31
C. Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Operasional Alat ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Variabel Dependent
Pemeriksaan ANC K1 Kunjungan ibu hamil yang pertama kali
di pelayanan kesehatan
Kuesioner 1 = Melakukan
pemeriksaan
0 = Tidak
melakukan
pemeriksaan
(Depkes RI, 2001)
Ordinal
Variabel Independent
1. Pekerjaan ibu Jenis kegiatan mencari nafkah yang
dilakukan oleh responden
Kuesioner 1 = Bekerja
0 = Tidak bekerja
Nominal
2. Pendidikan Pendidikan formal terakhir responden Kuesioner 1 = Pendidikan
dasar
2 = Pendidikan
menengah
3 = Pendidikan
Tinggi (PT)
(UU Nomor 20
tahun 2003) Pasal
17 dalam
Kemendikbud
(2012)
Ordinal
3. Pengetahuan ibu Tingkat pemahaman ibu tentang
pelayanan antenatal yang diukur
berdasarkan kemampuan ibu hamil
Kuesioner Pengetahuan baik
(76-100%)
Pengetahuan
Ordinal
32
menjawab pertanyaan cukup (< 75%)
Pengetahuan
kurang (< 55%)
(Notoadtmojo,
2010)
4. Dukungan Keluarga Merupakan dukungan anggota keluarga
terhadap responden dalam menemani
kunjungan ANC
Kuesioner 1 = Dukungan baik
(> mean)
0 = Dukungan
kurang (< mean)
(Sumiati, 2012)
Ordinal
33
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitan
Desain Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang akan
digunakan dalam melakukan prosedur penelitian. Penelitian ini menggunakan
pendekatan studi analitik kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Desain
penelitian cross sectional adalah penelitian pada beberapa variabel yang diamati
pada waktu yang sama (Hidayat, 2008). Tujuannya untuk mengetahui faktor –
faktor apa saja yang berhubungan dengan pemeriksaan antenatal care kunjungan
pertama pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang
Selatan dengan cara memberikan pertanyaan tertutup melalui kuesioner yang akan
diisi oleh responden penelitian.
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota
Tanggerang Selatan dan waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Febuari -
Maret 2016.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas obyek atau subjek
yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sujarweni, 2015).
34
Populasi dari penelitian ini adalah komunitas ibu hamil trimester II di wilayah
kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi yang digunakan untuk penelitian. Bila populasi besar, peneliti tidak
mungkin mengambil semua untuk penelitian misal karena terbatasnya dana,
tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil
dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan dapat
diberlakukan untuk populasi. (Sujarweni, 2015). Sampel penelitian ini adalah
komunitas ibu hamil trimester II di wilayah kerja Puskesmas Pisangan Kota
Tangerang Selatan yang terpilih sebagai sampel diambil secara “Purpossive
Sampling” dimana sampel yang diambil berdasarkan kriteria yang masuk
didalam penelitian yang akan dilaksanakan.
Sampel penelitian ini ditentukan oleh beberapa kriteria inkulusi di bawah
ini.
Kriteria inklusi:
1. Ibu hamil trimester II di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota
Tanggerang Selatan.
2. Ibu yang memiliki buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
3. Bersedia menjadi responden
4. Ibu yang dapat membaca dan menulis
35
3. Besar Sampel
Besar sampel dihitung menggunakan rumus uji hipotesis beda
proporsi dua sisi (Ariawan, 1998) :
Keterangan :
n = jumlah sampel
1- α = (derajat kemaknaan 95% CI/Confidence Interval dengan
α sebesar 5%)
1- β = Kekuatan uji 90%
P1 = Proporsi ibu yang melakukan kunjungan pemeriksaan
kehamilan yaitu sebesar 63,6% berdasarkan penelitian
sebelumnya di Puskesmas IV Koto Mudik Kabupaten
Pesisir Selatan tahun 2011 (Yanita, 2011)
P2 = Proporsi ibu yang tidak melakukan kunjungan
pemeriksaan kehamilan 36,4% (Yanita, 2011)
P = (P1+P2)/2
Dari rumus di atas sampel minimal yang dibutuhkan untuk
penelitian ini adalah sebanyak 50 orang.
36
D. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengisi data
demografi yang ada pada kuesioner yang terdiri dari nama orang tua, umur dan
pendidikan terakhir dan kemudian mengisi kuesioner terkait sumber informasi
serta kuesioner tentang penanganan demam, sebelumnya peneliti melakukan
prosedur dibawah ini:
1. Setelah proposal mendapatkan persetujuan dari pembimbing akademik,
peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari PSIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang ditujukan kepada Dinas Kesehatan Kota
Tanggerang Selatan dan membuat surat permohonan izin dari PSIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang ditujukan kepada Puskesmas Pisangan Kota
Tanggerang Selatan.
2. Setelah mendapatkan persetujuan dari Dinas Kesehatan Kota Tanggerang
Selatan dan mendapatkan izin dari Puskesmas Pisangan Kota Tanggerang
Selatan. Peneliti kemudian melakukan uji validitas dan uji reliabilitas.
3. Setelah instrument dinyatakan valid dan reliabel, peneliti menyeleksi calon
responden sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.
4. Peneliti menggunakan teknik total sampling yakni dimana semua populasi
dijadikan sampel penelitian.
5. Pengambilan data dilakukan oleh peneliti sendiri.
6. Peneliti kemudian menjelaskan maksud dan tujuan peneliti kepada responden
terkait penelitian, serta meminta persetujuan responden.
37
7. Waktu pengisian kuesioner selama kurang lebih 15-20 menit untuk masing-
masing responden. Responden diharapkan menjawab semua pernyataan yang
ada di lembar kuesioner kemudian di kembalikan kepada peneliti.
8. Selanjutnya peneliti mengobservasi buku KIA milik responden untuk
memvalidasi data kunjungan antenatal care (ANC) apakah sama atau tidak
dengan keterangan yang diisi oleh responden di kuisioner.
9. Lembar kuisioner diambil kembali oleh peneliti ketika responden telah selesai
mengisi kuisioner.
10. Setelah hasil penelitian terkumpul, peneliti mulai melakukan pengolahan data
dan menyimpulkan hasil pengumpulan data.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah suatu alat yang dipergunakan sebagai alat untuk
mengukur suatu objek ukur atau mengumpulkan data dari suatu variabel
(Matondang, 2009). Adapun alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner dengan beberapa pertanyaan, alat ukur ini digunakan bila responden
jumlahnya besar dan tidak buta huruf (Hidayat, 2008). Instrumen ini terdiri dari 3
bagian. Bagian pertama berisi data demografi, bagian kedua berisi tentang faktor –
faktor yang mempengaruhi pemeriksaan ANC yang dimodifikasi dari kuesioner
yang dibuat oleh Riskesda (2013) dan Sumiati (2012), dan bagian ketiga berisi
tentang lembar observasi buku KIA yang dimodifikasi dari kuesioner yang dibuat
oleh Dewi (2014).
Berdasarkan sumber data yang digunakan, instrumen dalam penelitian ini
terbagi menjadi 2 (dua) macam instrumen, yaitu instrumen data primer dan
instrumen data sekunder. Data primer meliputi semua jawaban yang diberikan
38
responden terhadap pertanyaan yang ada pada kuesioner dengan cara mengisi
kuesioner dengan jumlah pertanyaan 16 pertanyaan dan data sekunder yaitu
lembar observasi yang akan diisi oleh peneliti. Adapun yang diobservasi adalah
buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) milik responden hanya apabila responden
memilikinya dan fungsi lembar observasi ini hanya bersifat sebagai pelengkap
data, namun data utama yang digunakan tetap berdasarkan instrumen data primer,
dan data ini tidak akan mempengaruhi data primer.
F. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar
adalah alat ukur yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas data (Hidayat,
2008).
1. Hasil Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat
mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas digunakan untuk mengetahui
kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan
suatu variabel. Daftar pertanyaan ini umumnya mendukung suatu kelompok
variabel tertentu. Uji validitas sebaiknya dilakukan pada setiap butir
pertanyaan di uji validitasnya. Adapun uji validitas instrumen penelitian ini
akan dilaksanakan di wilayah Puskesmas Ciputat dengan menggunakan
rumus Pearson Product Moment. Hasil r hitung kita bandingkan dengan r
tabel dimana df = n-2 dengan sig 5%. Dengan menggunakan jumlah
responden sebanyak 30 maka nilai r tabel dapat diperoleh melalui tabel r
dengan df (degree of freedom) = n-2, jadi df 30–2= 28, maka nilai r tabel =
39
0,312. Jika nilai r hitung > r tabel berarti valid dan sebaliknya jika r hitung < r
tabel berarti instrumen tidak valid (Sujarweni, 2015).
Hasil uji valid instrumen kuisioner yang telah dilakukan dari 19
pertanyaan terdapat 3 pertanyaan yang tidak valid yakni 3 pertanyaan dari
variabel pengetahuan dan 3 pertanyaan yang tidak valid tersebut kemudian
oleh peneliti tidak digunakan saat pengambilan data penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Setelah mengukur validitas, maka perlu dilakukan pengukran reliabilitas
data, apakah alat ukur dapat digunakan atau tidak (Hidayat, 2008).
Reliabilitas berasal dari kata reliability berarti sejauh mana suatu pengukuran
dapat dipercaya (Matondang, 2009). Suatu tes dikatakan reliable jika
memberikan hasil yang sama bila di teskan pada kelompok yang sama pada
waktu atau kesempatan yang berbeda (Arifin, 1991, dalam Matondang,
2009). Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh
butir pertanyaan. Adapun uji reliabilitas instrumen penelitian ini
menggunakan rumus Alpha Cronbach . Jika nilai Alpha > 0.60 maka reliabel.
Dari hasil uji reliabel di dapatkan hasil bahwa 16 pertanyaan yang sudah valid
adalah reliabel karena nilai Aplha > 0.60.
40
G. Etika Penelitian
Notoatmodjo (2010) mengungkapkan masalah etika yang harus diperhatikan
dalam melakukan penelitian antara lain, sebagai berikut :
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity).
Peneliti menjelaskan maksud, tujuan dan manfaat penelitian ini kepada
partisipan dan melakukan informed consent, setelah pertisipan bersedia maka
partisipan harus menandatangani lembar persetujuan sebagai bukti kesediaan
menjadi partisipan. Partisipan yang menolak untuk di teliti maka peneliti
tidak memaksa dan tetap menghormati hak partisipan untuk menolak.
2. Mengormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for privacy
and confidentiality).
Untuk menjaga kerahasiaan identitas partisipan, peneliti tidak akan
mencantumkan nama partisipan dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan
kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan
disajikan.
3. Keadilan dan inklusivitas (respect forjustice/inclusiveness).
Peneliti menjaga prinsip keadilan dengan memberikan perlakuan yang
sama pada setiap partisipan dan tidak membeda – bedakan ras, agama, dan
sebagainya.
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harm
and benefits).
41
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang optimal bagi
masyarakat maupun partisipan sendiri. Peneliti juga perlu berusaha untuk
meminimalkan dampak yang merugikan.
H. Prosedur Pengolahan Data
Dalam melakukan analisis, data terlebh dahulu harus diolah dengan tujuan
mengubah data menjadi informasi. Dalam statistik, informasi yang diperoleh
dipergunakan untuk proses pengambilan keputusan, terutama dalam pengujian
hipotesis (Hidayat, 2008). Penelitian ini dalam proses pengolahan datanya
memiliki langkah-langkah yang harus ditempuh, sebagaimana menurut Hidayat
(2008), sebagai berikut :
1. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Setelah peneliti menerima
kuesioner yang telah diisi oleh responden kemudian kuesioner tersebut di
periksa kembali apakah sudah semua pertanyaan di jawab oleh responden.
2. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data
yang terdiri dari atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting
bila pengolahan data analisis data mengunakan komputer. Biasanya dalam
pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code
book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari
suatu variabel. Setelah semua kuesioner sudah terkumpul dan terisi kemudian
peneliti melakukan coding atau pemberian kode numerik (angka) untuk
42
mempermudah dalam menganalisa data. Untuk variabel pemeriksaan
Antenatal Care diberi kode 1 untuk responden yang sudah melakukan
pemeriksaan dan kode 0 untuk responden yang tidak melakukan pemeriksaan
Antenatal Care. Variabel pekerjaan diberi kode 1 untuk responden yang
bekerja dan 0 untuk responden yang tidak bekerja. Variabel pendidikan diberi
kode 1 untuk pendidikan dasar, kode 2 untuk pendidikan menengah dan kode
3 untuk pendidikan tinggi. Variabel pengetahuan responden dengan
pengetahuan baik diberi kode 2, pengetahuan cukup diberi kode 1 dan dengan
pengetahuan kurang diberi kode 0 dan terakhir variabel dukungan keluarga
dengan dukungan keluarga baik diberi kode 1 dan dukungan keluarga kurang
di beri kode 0. Pemberian kode menggunakan software SPSS 21.
3. Data Entry
Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke
dalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi
frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontigensi. Setelah
data sudah terkumpul dalam bentuk kode numeric (angka) kemudian data
dimasukkan ke dalam database komputer, dan membuat distribusi frekuensi
sederhana.
4. Melakukan teknik analisis
Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian akan
menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang
hendak dianalisis. Apabila penelitiannya deskriptif, makan akan
menggunakan statistik deskriptif. Sedangkan analisis analitik akan
menggunakan statistika inferensial. Statistika inferensial (menarik
43
kesimpulan) adalah statistika yang digunakan untuk menyimpulkan parameter
populasi) berdasarkan statistik (sampel) atau lebih dikenal dengan proses
generalisasi dan inferensial. Setelah data sudah dimasukkan dalam bentuk
database distribusi frekuensi, data kemudian diolah dan dianalisa dengan
menggunakan bantuan software SPSS 21.
I. Teknik Analisa Data
1. Analisa Univariat
Analisa univariat adalah analisa yang diperlukan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan data secara sederhana (Budiharto, 2006). Analisis data
secara univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi
variabel dependen dan masing – masing variabel independen.
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat adalah analisis yang diperlukan untuk menjelaskan
hubungan dua variabel yaitu antara variabel bebas dengan variabel terikat
(Budiharto, 2006). Dalam penelitian ini analisis bivariat yakni untuk
menjelaskan lima variabel, yakni variabel pekerjaan ibu, pendidikan,
pengetahuan, dukungan keluarga dan sikap pelayanan petugas kesehatan
sebagai variabel independen/bebas dengan variabel pemeriksaan antenatal
care K1 sebagai variabel dependent/terikat. Analisi bivariat ini menggunakan
uji Chi Square yakni apabila p value < 0.05 maka Ho ditolak, dan jika p value
> 0.05 maka Ho diterima (Dahlan. 2011).
44
BAB V
HASIL PENELITIAN
Bab ini merupakan pemaparan mengenai hasil penelitian yang dilakukan
oleh peneliti yang dijelaskan melalui hasil analisa univariat dan bivariat.
A. Hasil Analisis Univariat
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 5.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia (Tahun) Frekuensi (n) Persentase (%)
< 20 2 4 %
20 – 30 21 42 %
> 30 27 54 %
Total 50 100%
Tabel 5.1 memaparkan bahwa responden berusia 20 – 30 tahun yakni
sebanyak 21 (42 %), sedangkan responden berusia < 20 tahun yakni 2 orang (4%)
dan mayoritas responden berusia > 30 tahun sebanyak 27 orang (54 %).
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Tingkat Frekuensi (n) Persentase (%)
Pendidikan Dasar 19 38 %
Pendidikan Menengah 23 46 %
Pendidikan Tinggi 8 16 %
Total 50 100%
Dari tabel diatas, bisa dilihat bahwa responden merupakan lulusan
setingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama sebanyak 19 (38%)
45
responden. Sedangkan mayoritas responden sebanyak 23 (46%) dengan
pendidikan menengah dan lulusan setingkat Akademik/Pendidikan Tinggi
sebanyak 8 orang (16%).
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 5.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Jenis Pekerjaan Frekuensi (n) Persentase (%)
Tidak bekerja 27 54 %
Bekerja 23 46 %
Total 50 100%
Jika dilihat dari tabel diatas, mayoritas responden penelitian tidak bekerja
atau menjadi ibu rumah tangga, yakni sebanyak 27 orang (54%). Sedangkan
sisanya sebanyak 23 (46%) responden memilih untuk bekerja.
4. Gambaran Pengetahuan
Tabel 5.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan
Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)
Kurang 8 16 %
Cukup 29 58 %
Baik 13 26 %
Total 50 100%
Mayoritas responden mempunyai pengetahuan yang cukup terhadap ANC
K1 dengan jumlah responden 29 (58%), responden dengan pengetahuan baik
tentang ANC K1 sebanyak 13 (26%) responden sisanya 8 (16%) responden
dengan pengetahuan kurang tentang ANC K1.
46
5. Gambaran Dukungan Keluarga
Tabel 5.5.Gambaran Dukungan Keluarga
Dukungan Keluarga Frekuensi (n) Persentase (%)
Kurang Baik 18 36 %
Baik 32 64 %
Total 50 100%
Berdasarkan tabel diatas responden dengan dukungan kurang baik lebih
sedikit yakni sebanyak 18 orang (36%) sedangkan responden dengan dukungan
keluarga baik sebanyak 32 orang (64%).
6. Gambaran Kunjungan ANC K1
Tabel 5.6. Gambaran Kunjungan ANC K1
ANC Frekuensi (n) Persentase (%)
Tidak melakukan 17 34 %
Sudah melakukan 33 66 %
Total 50 100%
Dapat dilihat dari tabel diatas, sebagian besar responden sudah melakukan
ANC (K1) kunjungan pertama yakni sebanyak 33 responden (66%), sisanya
sebanyak 17 orang (34 %) responden belum melakukan ANC (K1) kunjungan
pertama.
47
7. Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Tidak Melakukan ANC K1
Tabel 5.7. Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Tidak Melakukan
ANC Berdasarkan Paritas
Keterangan Frekuensi (n) Persentase (%)
Gestasi ke- 1 5 29.4%
2 6 35.3%
3 6 35.3%
Total 17 100%
Dari tabel 5.7 dapat dilihat bahwa dari 17 orang ibu hamil yang tidak
melakukan pemeriksan ANC K1 masing – masing ada 6 (35.3%) orang responden
yang tidak melakukan pemeriksaan ANC K1 pada gestasi ketiga dan kedua.
Sisanya terdapat 5 (29,4%) orang responden tidak melakukan pemeriksaan ANC
K1 pada gestasi pertama.
Tabel 5.7.1 Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Tidak
Melakukan ANC Berdasarkan Usia
Keterangan Minggu Frekuensi (n) Persentase (%)
Usia
Kandungan
Saat K1
13 3 17.6%
14 2 11.8%
15 3 17.6%
16 4 23.5%
20 5 29.4%
Total 17 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa 5 (29.4%) responden yang
usia gestasi nya 20 minggu tidak melakukan pemeriksaan ANC K1. Sekitar 4
(23.5%) responden dengan usia gestasi 16 minggu tidak melakukan pemeriksaan
ANC K1. Dengan usia gestasi 13 minggu terdapat 3 (17.6%) orang responden
tidak melakukan pemeriksaan ANC K1, sedangkan dengan usia gestasi 15 minggu
48
ada 3 (17.6%) orang responden tidak melakukan pemeriksaan ANC K1 dan
sisanya 2 (11.8%) orang responden dengan usia gestasi 14 minggu tidak
melakukan pemeriksaan ANC K1.
8. Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Melakukan ANC K1
Tabel 5.8. Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Melakukan ANC
Berdasarkan Paritas
Keterangan Frekuensi (n) Persentase (%)
Gestasi ke- 1 11 33.3%
2 13 39.4%
3 8 24.2%
4 1 3.0%
Total 33 100%
Dari tabel 5.8 dapat dilihat bahwa dari 33 orang ibu hamil dengan gestasi
pertama yang telah melakukan pemeriksan ANC K1 ada 11 (33.3%) orang
responden. Mayoritas dengan gestasi kedua yakni sebesar 13 (39.4%) telah
melakukan pemeriksaan kehamilan kunjungan pertama di Puskesmas Pisangan.
49
Tabel 5.8.1 Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Melakukan ANC
Berdasarkan Usia
Keterangan Minggu Frekuensi (n) Persentase (%)
Usia
Kandungan
Saat K1
3 1 3.0%
4 8 24.2%
5 2 6.1%
6 2 6.1%
7 1 3.0%
8 7 21.2%
9 1 3.0%
10 1 3.0%
11 1 3.0%
12 9 27.3%
Total 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden
dengan usia gestasi 12 minggu telah melakukan kunjungan pertama ANC
sebanyak 9 orang atau sebesar (27.3%). Sebanyak 8 orang atau sebesar (24.2%) di
usia gestasi 4 minggu atau 1 bulan pertama telah melakukan kunjungan pertama
ANC.
50
B. Hasil Analisis Bivariat
1. Hubungan Pendidikan Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC
Analisa hubungan antara faktor hubungan pendidikan dengan kunjungan
pertama ANC dapat dilihat pada tabel 5.9.
Tabel 5.9 Hubungan Faktor Pendidikan dengan K1 ANC
Kunjungan Pertama ANC
Pendidikan Tidak
Melakukan
Sudah
Melakukan
Total P
value
0,614 N % n % n %
Dasar 8 (16%) 11
(22%) 19 (38%)
Menengah 7
(14%) 16
(32%) 23 (46%)
Tinggi 2
(4%) 6
(12%) 8 (16%)
Total 17
(34%) 33
(66%) 50 (100%)
Berdasarkan tabel 5.9. dapat dilihat hasil hubungan antara kedua variabel,
yakni pendidikan dan kunjungan pertama (K1) ANC. Sebanyak 8 (16%) orang
responden dengan pendidikan dasar tidak melakukan kunjungan pertama (K1) dan
11 (22%) orang responden sudah melakukan kunjungan pertama (K1). Responden
dengan pendidikan menengah ada 7 (14%) orang responden yang tidak melakukan
K1 tetapi 16 (32%) orang responden sudah melakukan kunjungan pertama (K1).
Sisanya 2 (4%) orang responden dengan pendidikan akademik tidak melakukan
kunjungan pertama (K1) dan 6 (12%) orang responden sudah melakukan
kunjungan pertama (K1). Uji statistik menggunakan uji Chi Square terlihat nilai
P = 0,614 (sig 2 tailed >0,05) yang berarti H0 diterima atau tidak terdapat
hubungan antara pendidikan dengan kunjungan pertama ANC.
51
2. Hubungan Pekerjaan Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC
Analisa hubungan antara faktor hubungan pekerjaan dengan kunjungan
pertama ANC dapat dilihat pada tabel 5.10.
Tabel 5.10. Hubungan Faktor Pekerjaan dengan K1 ANC
Kunjungan Pertama ANC
Pekerjaan Tidak
Melakukan
Sudah
Melakukan
Total P
value
0,767 n % n % n %
Tidak
Bekerja
10 (20%) 17
(34%) 27 (54%)
Bekerja 7
(14%) 16
(32%) 23 (46%)
Total 17
(34%) 33
(66%) 50 (100%)
Dari tabel diatas dapat dilihat ada 10 (20%) responden yang tidak bekerja
tidak melakukan kunjungan pertama (K1) ANC dan 17 orang responden (34%)
yang sudah melakukan kunjungan pertama (K1) ANC. Sedangkan responden yang
bekerja sebanyak 16 orang responden (32%) sudah melakukan kunjungan pertama
(K1) dan sisanya 7 (14%) responden tidak melakukan kunjungan pertama (K1)
ANC. Hasil analisis diatas menggunakan Uji Fisher dengan P = 0,767 (sig 2 tailed
>0,05) yang berarti H0 diterima atau tidak terdapat hubungan antara pekerjaan
dengan kunjungan pertama ANC.
52
3. Hubungan Pengetahuan Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC
Analisa hubungan antara faktor hubungan pengetahuan dengan kunjungan
pertama ANC dapat dilihat pada tabel 5.11.
Tabel 5.11. Hubungan Faktor Pengetahuan dengan Kunjungan K1 ANC
Kunjungan
Pertama ANC
Pengetahuan Tidak
Melakukan
Sudah
Melakukan
Total P
value
0,533 N % n % n %
Kurang 2 (4%) 6
(12%) 8 (16%)
Cukup 9
(18%) 20
(40%) 29 (58%)
Baik 6
(12%) 7
(14%) 13 (26%)
Total 17
(34%) 33
(66%) 50 (100%)
Dari pemaparan tabel yang terlihat diatas dapat kita lihat terdapat 6 (12%)
responden dengan pengetahuan kurang sudah melakukan kunjungan pertama (K1)
ANC dan 2 (4%) dengan pengetahuan kurang tidak melakukan kunjungan
pertama (K1) ANC. Sedangkan responden dengan pengetahuan cukup sebanyak 9
(18%) orang responden tidak melakukan kunjungan pertama (K1) ANC tetapi 20
(40%) responden dengan pengetahuan cukup sudah melakukan kunjungan
pertama (K1) ANC. Sisanya 6 (12%) responden dengan pengetahuan baik tidak
melakukan kunjungan pertama (K1) ANC dan 7 (14%) responden dengan
pengetahuan baik sudah melakukan kunjungan pertama (K1) ANC. Hasil analisis
diatas menggunakan Uji Chi Square dengan P = 0,533 (sig 2 tailed >0,05) yang
berarti H0 diterima atau tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan
kunjungan pertama ANC.
53
4. Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Pertama (K1)
ANC
Analisa hubungan antara faktor hubungan dukungan keluarga dengan
kunjungan pertama ANC dapat dilihat pada tabel 5.11.
Tabel 5.11. Hubungan Faktor Dukungan Keluarga dengan
Kunjungan K1 ANC
Kunjungan
Pertama ANC
Pendidikan Tidak
Melakukan
Sudah
Melakukan
Total P
value
0,757 n % n % n %
Kurang
Baik
7 (14%) 10
(20%) 17 (34%)
Baik 11
(22%) 22
(44%) 33 (66%)
Total 17
(34%) 33
(66%) 50 (100%)
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa responden dengan
dukungan keluarga kurang baik 7 (14%) orang responden tidak melakukan
kunjungan pertama (K1) ANC dan sebanyak 10 (20%) responden dengan
dukungan keluarga kurang baik sudah melakukan kunjungan pertama (K1) ANC.
Untuk responden dengan dukungan keluarga baik sebanyak 22 (44%) orang
responden sudah melakukan kunjungan pertama (K1) ANC dan sebanyak 11
(22%) responden tidak melakukan kunjungan pertama (K1) ANC. Hasil analisis
diatas menggunakan Uji Fisher dengan P = 0,757 (sig 2 tailed >0,05) yang berarti
H0 diterima atau tidak terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan
kunjungan pertama ANC.
54
BAB VI
PEMBAHASAN
Pada bab ini, peneliti akan menjelaskan secara mendalam dan memberikan
intrepretasi mengenai analisi univariat dan analisis bivariat yang telah dipaparkan
pada bab sebelumnya, serta keterbatasan penelitian.
A. Analisis Univariat
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia merupakan salah satu variabel yang digunakan sebagai
ukuran mutlak atau indikator fisiologis untuk mengukur perbedaan
derajat kesehatan, derajat kesakitan, dan penggunaan pelayanan
kesehatan (Notoadmojo, 2010). Terdapat pembagian tiga kategori usia
dalam tabel hasil penelitian, dimana kategori yang pertama adalah
rentang usia < 20 tahun, kategori yang kedua adalah rentang usia 20 –
30 tahun, dan kategori usia yang ketiga yaitu usia > 30 tahun. Dalam
kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk gestasi dan
persalinan adalah 20 – 30 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil
dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih
tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20 – 29
tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah usia 30-35
tahun (Wiknjosastro, 2007). Wanita melahirkan anak pada usia <20
tahun atau >35 tahun merupakan factor risiko terjadinya perdarahan
pasca persalinan yang dapat mengakibatkan kematian maternal. Hal ini
dikarenakan pada usia di bawah 20 tahun, fungsi reproduksi seorang
55
wanita belum berkembang dengan sempurna. Sedangkan pada usia
>35 tahun fungsi reproduksi seorang wanita sudah mengalami
penurunan dibandingkan fungsi reproduksi normal sehingga
kemungkinan untuk terjadinya komplikasi pasca persalinan terutama
perdarahan akan lebih besar (Siswosudarmo, 2008). Hasil penelitian
didapatkan bahwa responden berusia 20-30 tahun sebanyak 21 orang
(42%) dan >30 tahun sebanyak 27 orang (54%). Berdasarkan data ini
dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menjalani
kehamilannya pada usia yang tidak ideal, yakni pada usia > 30 tahun.
2. Gambaran Reponden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berdasarkan data hasil penelitian, tingkat pendidikan
responden sebagian besar merupakan lulusan pendidikan menengah
yakni sebanyak 36 orang (72%). Data ini menggambarkan bahwa
tingkat pendidikan responden di wilayah kerja puskesmas pisangan
sudah cukup baik karena sebagian besar responden berpendidikan
menengah. Hal ini sesuai dengan teori yang dijelaskan oleh Khalimah
(2007) bahwa salah satu faktor yang penting dalam menentukan
perilaku kesehatan, karena dengan pendidikan yang baik dapat
menerima segala informasi dari luar terutama mengenai kehamilan
yang dialaminya dengan baik.
3. Gambaran Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan serta tugas sosial lainnya merupakan salah satu variabel
yang menetukan perilaku kesehatan, factor pekerjaan juga merupakan
salah satu penentu seseorang dalam menyikapi masalah kesehatannya
56
(Abraham & Eamon Shanley Mechanic 1978 dalam Sudarma 2008).
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebanyak 27 responden
(54%) tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga. Ini berarti bahwa
sumber pendapatan keluarga mayoritas hanya berasal dari pendapatan
suami atau orang tua. Ibu yang tidak bekerja atau sebagai ibu rumah
tangga selalu melakukan pemeriksaan kehamilannya sesuai jadwal
pemeriksaan yang dianjurkan bidan, sebagaimana hasil penelitian yang
dilakukan oleh Eka (2012).
4. Gambaran Responden Berdasarkan Pengetahuan
Pengetahuan mempunyai peranan sebagai motivasi awal bagi
seseorang dalam berperilaku. Green (2005) menyebutkan pengetahuan
merupakan salah satu factor predisposing terhadap pembentukan
perilaku seseorang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 29 reponden
(58%) memiliki pengetahuan yang cukup baik terhadap pemeriksaan
K1. Menurut Notoadmojo (2003), pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang.
5. Gambaran Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga
Dukungan sosial keluarga adalah sebagai suatu proses hubungan
antara keluarga dengan lingkungan sosial. Dukungan sosial keluarga
menjadikan keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian
dan akal, sehingga akan meningkatkan kesehatan dan adaptasi mereka
dalam kehidupan. Dukungan dari suami atau istri, dari saudara
kandung atau dukungan dari anak merupakan dukungan sosial
57
keluarga internal (Friedmen 1998, dalam Harnilawati 2013). Hasil
penelitian menyatakan bahwa sebagian besar (64%) responden
memiliki dukungan keluarga yang baik. Hasil persentase ini
membuktikan bahwa secara umum gambaran dukungan keluarga yang
dimilki oleh responden selama kehamilan mayoritas sudah baik karena
dukungan keluarga dapat berperan penting terhadap sikap ibu untuk
menentukan status kesehatan ibu dan pemanfaatan pelayanan
kesehatan (Afriliyanti, 2008).
6. Gambaran Kunjungan ANC K1
Hasil penelitian pemaparkan bahwa sebanyak 33 orang responden
(66%) melakukan kunjungan ANC Kunjungan pertama. Secara umum,
table distribusi frekuensi ini menggambarkan bahwa angka cakupan
K1 (Kunjungan pertama) di wilayah kerja puskesmas Pisangan sudah
baik dan sudah sesuai dengan rekomendasi yang disarankan oleh
Departemen Kesehatan (2007) bagi ibu hamil yang telah memasuki
trimester pertama untuk melakukan K1 (Kunjungan pertama) selama
masa kehamilan.
7. Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Tidak Melakukan ANC K1
Dari hasil penelitian pada tabel 5.7 dan tabel 5.7.1 dapat dilihat
bahwa ada sekitar 17 orang responden yang tidak melakukan ANC K1.
Dari angka ini 17 orang ibu hamil tidak melakukan ANC K1 di
Puskesmas Pisangan, beberapa ibu mengatakan ada yang sudah
melakukan kunjungan pertama di bawah usia 12 minggu atau saat
trimester pertama di pelayanan kesehatan lain selain di puskesmas
58
Pisangan, tetapi hal tersebut belum bisa dibenarkan karena terkadang
ibu yang memeriksakan kehamilannya selain di puskemas belum
mempunyai buku Kesehatan Ibu dan Anak.
8. Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Telah Melakukan ANC K1
Dalam tabel 5.8 yang sudah di jabarkan dapat diketahui bahwa dari
hasil penelitian ada 33 orang responden yang sudah melakukan ANC
K1. Ibu yang sudah melakukan kunjungan pertama ANC
memeriksakan kehamilannya di trimester pertama. Mayoritas ibu
melakukan pemeriksaan K1 pada saat usia kehamilan memasuki 12
minggu atau pada saat usia kehamilan 3 bulan. Ibu yang memeriksakan
kehamilannya tepat pada waktunya atau K1 ideal mengatakan bahwa
pemeriksaan kehamilan itu penting untuk dilakukan pada waktunya
untuk mencegah komplikasi kehamilan dan mengetahui kesehatan dan
perkembangan janin.
B. Analisis Bivariat
1. Hubungan Pendidikan Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC
Peranan pendidikan terhadap kunjungan pertama sangat besar
dalam hal kesehatan reproduksi, ibu berpendidikan tinggi cenderung
akan mempunyai suatu pemikiran yang lebih baik untuk peningkatan
kesehatan sedangkan ibu yang berpendidikan rendah mempunyai
pengetahuan yang kurang tentang kesehatannya dan lebih bersifat
pasrah. Selain itu, ibu yang berpendidikan tinggi akan senantiasa
menentukan keputusannya lebih rasional dalam hal ini perilaku
pemeriksaan kehamilannya. Mengacu pada hasil uji tersebut dapat
59
dijelaskan bahwa meskipun pendidikan ibu hamil tinggi tetapi ibu
hamil banyak yang tidak memeriksakan kehamilannya secara rutin
disebabkan karena ibu memiliki pandangan bahwa walaupun ibu
mengalami keluhan selama masa kehamilan tetapi jika keluhan
tersebut tidak menghambat aktifitas sehari-hari maka tidak perlu
dilakukan pemeriksaan kehamilan dan hal ini dapat menyebabkan
rendahnya pemanfaatan ANC nya. Pendidikan dan penghasilan
merupakan factor prediktif untuk melakukan pemeriksaan fisik
sedangkan penghasilan prediktif untuk melakukan kunjungan ke
pelayanan kesehatan (Hershey (1975) dalam Sigalingging (2011)).
Newman dalam Andersen (1975) dalam Wibowo (1992) menyatakan
bahwa pendidikan seseorang secara tidak langsung memengaruhi
pemanfaatan pelayanan kesehatan. Pendidikan merupakan dasar
terjadinya variasi dalam pengetahuan, sikap dan nilai-nilai terhadap
suatu pelayanan kesehatan. Selanjutnya variasi tersebut membawa
dampak terhadap variasi pemanfaatan pelayanan kesehatan. Hasil
penelitian oleh Lian (2015) dijelaskan bahwa tidak terdapat hubungan
yang bermakna antara pendidikan terhadap kunjungan pertama ANC.
Menurut Sedarmayanti (2001) yang dikutip oleh Hardywinoto (2007),
pendidikan akan mendorong individu dan merupakan salah satu unsur
penting yang dapat memengaruhi keadaan seseorang dengan tingkat
pendidikan yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan atau informasi
tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan akan lebih baik.
Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku seseorang
60
sebagai hasil jangka menengah dari pendidikan yang diperoleh.
Perilaku kesehatan akan berpengaruh pada meningkatnya indicator
kesehatan masyarakat sebagai hasil dari pendidikan kesehatan.
Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan
kehamilan berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan
kehamilannya pada petugas kesehatan (Depkes RI, 2008).
2. Hubungan Pekerjaan Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC
Mengacu pada hasil penelitian bahwa tidak terdapat hubungan
antara pekerjaan terhadap kunjungan pertama ANC di wilayah
Puskesmas Pisangan. Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan
bahwa ibu dengan pekerjaan yang formal tetap melakukan K1 ANC
sebanyak 16 orang dan untuk ibu yang tidak bekerja namun tidak
melakukan K1 ANC sebanyak 17 orang dari 50 orang responden, hasil
tersebut menunjukkan bahwa ibu dengan bekerja/tidak bekerja tidak
mempengaruhi ibu untuk melakukan kunjungan pertama ANC.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Eka
(2012), ibu yang mempunyai pekerjaan formal maupun tidak formal,
tetap melakukan pemeriksaan kehamilan meskipun ibu dengan
pekerjaan tidak formal selalu melakukan pemeriksaan sesuai jadwal
pemeriksaan yang dianjurkan oleh bidan jika dibandingkan dengan ibu
yang memiliki pekerjaan formal. Kesadaran akan pentingnya menjaga
kehatan kehamilan dapat memberikan motivasi tersendiri pada ibu
hamil yang bekerja untuk melakukan pemeriksaan ANC. Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Haryanti (2003)
61
yang menyatakan bahwa status pekerjaan tidak berhubungan dengan
ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan kehamilannya.
3. Hubungan Pengetahuan Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC
Dari hasil statistik didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan
antara pengetahuan terhadap kunjungan pertama ANC di wilayah
Puskesmas Pisangan. Ibu dengan pengetahuan baik masih ada yang
belum melakukan pemeriksaan K1 ANC. Mayoritas ibu dengan
pengetahuan cukup yang sudah memeriksakan kehamilannya tepat
pada waktunya. Pengetahuan yang cukup mengenai pentingnya
pemeriksaan ANC kunjungan pertama perlu ditingkatkan kembali
mengingat masih ada ibu dengan pengetahuan kurang dan tidak
melakukan K1 ANC, sedangkan utnuk ibu yang pengetahuannya sudah
baik mengenai pemeriksaan K1 ANC perlu tingkatkan kembali
motivasi nya untuk dapat melakukan K1 ANC.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Zulhaerani (2009) hasil penelitiannya menunjukkan tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan
kepatuhan dalam kunjungan ANC.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nuraijah (2013) di wilayah
Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas didapatkan bahwa
variable pengetahuan ibu hamilmenunjukkan hasil pengetahuan baik
dengan proporsi memanfaatkan ANC sebesar 53.5%. uji statistik
diperoleh bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan
pemnafaatan ANC. Mengacu pada hasil tersebut dapat dijelaskan
62
bahwa semakin baik pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan
kehamilan maka akan terjadi peningkatan dalam pemanfaatan ANC.
4. Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Pertama
(K1) ANC
Keluarga merupakan faktor yang tidak berpengaruh secara
langsung terhadap individu. Keluarga merupakan komponen eksternal
yang membentuk perilaku, sedangkan faktor internal atau yang
berpengaruh secara langsung adalah sikap dan niat individu
(Notoadmodjo, 2002). Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa
dukungan dari anggota keluarga tidak berpengaruh terhadap responden
untuk datang serta memeriksakan kehamilannya di pelayanan
kesehatan salah satunya adalah di Puskesmas Pisangan Kota
Tangerang Selatan. Dukungan keluarga dalam hal ini adalah tingkat
pengetahuan dan kepercayaan orang tua atau orang terdekat di
lingkungan sekitar ibu hamil yang masih belum banyak mengetahui
tentang manfaat pemeriksaan ANC kunjungan pertama (K1) serta
komplikasi yang akan terjadi apabila tidak terdeteksi secara dini.
Dalam hal ini hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Fahmi (2013) hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
sebagian besar responden mendapatkan dukungan yang positif dari
keluarga. Responden dengan dukungan keluarga yang positif lebih
banyak yang memanfaatkan pelayanan antenatal care secara teratur,
sedangkan responden dengan dukungan keluarga negatif lebih banyak
yang tidak memanfaatkan pelayanan secara teratur. Secara statistik
63
tidak terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga
dengan ketraturan pemanfaatan antenatal care.
Ibu yang sudah mengalami proses kehamilan lebih dari satu kali
dengan proses persalinan tanpa masalah kesehatan lebih mandiri dalam
melakukan pemeriksaan kehamilan, dikarenakan ibu sudah mengetahui
hal-hal apa yang pada kehamilan sebelumnya tidak dilakukan atau
belum tepat dapat diperbaiki atau dicegah untuk kehamilannya yang
selanjutnya.
Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Harymawan (2007) dalam Suparyanto (2011) bahwa dukungan sosial
suami yang sangat diharapkan oleh sang istri antara lain suami
mendambakan bayi dalam kandungan istri, suami menunjukkan
kebahagiaan pada kelahiran bayi, memperhatikan kesehatan istri,
mengantar dan memahami istrinya saat hamil, tidak menyakiti istri,
berdoa untuk keselamatan istri dan suami menunggu ketika istri dalam
proses persalinan. Dalam hal ini untuk kesehatan kehamilan istri
sangat dibutuhkan dukungan suami, apabila ada dukungan suami utnuk
melakukan pemeriksaan ANC, maka ibu hamil sering untuk
memanfaatkan pelayanan ANC.
C. Keterbatasan Penelitian
Segala hal yang dipaparkan dalam penelitian ini masih terdapat
banyak sekali kelemahan dan kekurangan. Berikut adalah beberapa poin
kekurangan yang menjadi keterbatasan dari penelitian ini, sebagai berikut:
64
1. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
kelas ibu hamil yang diadakan atas kerjasama puskesmas Pisangan dan
peneliti, namun karena padatnya kegiatan puskesmas Pisangan kelas
ibu hamil hanya di lakukan sebanyak 3 kali dari 3 kali kelas ibu hamil
tersebut jumlah responden yang diperlukan peneliti masih kurang oleh
karena itu peneliti mengikuti jadwal pemeriksaan antenatalcare di
puskesmas Pisangan untuk memenuhi jumlah responden yang
dibutuhkan.
2. Peneliti hanya meneliti 4 variabel yang mempengaruhi kunjungan
pertama ANC, yakni pendidikan, pekerjaan, pengetahuan dan
dukungan keluarga sementara masih banyak variabel lain yang dapat
diteliti dan digali lebih lanjut. Peneliti hanya mengambil 4 faktor
karena keterbatasan waktu yang dimiliki peneliti.
3. Selama pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti, peneliti
mendapatkan sedikit kesulitan ketika ada beberapa ibu hamil yang
menjadi sampel penelitian dan mengaku sudah melakukan
pemeriksaan ANC K1 pada trimester pertama di pelayanan kesehatan
selain di Puskesmas tempat peneliti melakukan penelitian akan tetapi
beberapa responden tersebut tidak mempunyai buku KIA sehingga
peneliti tidak bisa mengetahui apakah responden tersebut sudah
melakukan pemeriksaan ANC K1 sesuai dengan standar atau belum,
karena buku KIA yang dimiliki oleh responden adalah sebagai bukti
bahwa responden sudah melakukan pemeriksaan.
65
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari data demografi didapatkan dari responden adalah responden
yang berusia > 30 tahun 54%, responden dengan pendidikan menengah
sebesar 46%, responden yang tidak bekerja sebanyak 54%, responden
dengan pengetahuan cukup tentang ANC sebanyak 58%, responden
dengan dukungan keluarga baik 64% dan responden yang sudah
melakukan kunjungan pertama (K1) ANC sebanyak 66%. Ibu hamil yang
tidak melakukan ANC K1 berdasarkan paritas yakni dengan kehamilan
kedua dan ketiga sebesar 35.3% dan ibu hamil yang tidak memeriksakan
kehamilannya berdasarkan usia kandungan yakni saat usia kandungan 20
minggu sebesar 29.4%. Ibu hamil yang telah melakukan pemeriksaan
ANC K1 berdasarkan paritas yakni kehamilan kedua sebesar 39.4%,
sedangkan untuk ibu yang telah melakukan pemeriksaan ANC K1
berdasarkan usia kehamilan yakni uisa kehamilan 12 minggu sebesar
27.3%.
Responden dengan pendidikan menengah sebesar 32% telah
melakukan ANC K1. Mayoritas responden dengan tidak bekerja sebanyak
17 orang atau sebesar 34% sudah melakukan ANC K1. Sebagian besar
responden dengan pengetahuan cukup sebesar 40% atau sekitar 20 orang
sudah melakukan ANC K1. Faktor dukungan keluarga dengan dukungan
keluarga baik sebesar 44% sudah melakukan ANC K1.
66
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kunjungan pertama (K1)
ANC tidak dipengaruhi oleh factor pekerjaan, pendidikan, pengetahuan
dan dukungan keluarga. Hasil uji secara statistic menggunakan uji Chi
Square dan uji Fisher didapatkan nilai p value seperti yang dijabarkan
dibawah ini :
1. Hasil analisis menggunakan uji Chi Square terlihat nilai P =
0,614 (sig 2 tailed >0,05) yang berarti H0 diterima atau tidak
terdapat hubungan antara pendidikan dengan kunjungan
pertama ANC.
2. Hasil analisis menggunakan Uji Fisher dengan P = 0,767 (sig 2
tailed >0,05) yang berarti H0 diterima atau tidak terdapat
hubungan antara pekerjaan dengan kunjungan pertama ANC.
3. Hasil analisis menggunakan Uji Chi Square dengan P = 0,533
(sig 2 tailed >0,05) yang berarti H0 diterima atau tidak terdapat
hubungan antara pekerjaan dengan kunjungan pertama ANC.
4. Hasil analisis menggunakan Uji Fisher dengan P = 0,757 (sig 2
tailed >0,05) yang berarti H0 diterima atau tidak terdapat
hubungan antara pekerjaan dengan kunjungan pertama ANC.
67
B. Saran
Berdasarkan pemaparan hasil, pembahasan, serta kesimpulan penelitian,
maka peneliti akan memberikan beberapa saran, sebagai berikut :
1. Bagi Ibu
Ibu hamil yang sudah mengetahui dan memahami pentingnya
melakukan kunjungan pertama (K1) ANC, maka harus
mempertahankan sikap dan perilaku sehatnya selama kehamilan
maupun pada kehamilan selanjutnya.
2. Bagi Puskesmas
Perlu bagi puskesmas untuk meningkatkan kegiatan penyuluhan
tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan kepada masyarakat oleh
bidan, tenaga Promkes, dan gizi sehingga pengetahuan masyarakat
khususnya ibu hamil menjadi meningkat mengenai pentingnya
pemeriksaan kehamilan kunjungan pertama (K1).
3. Bagi Masyarakat
a. Disarankan pada masyarakat agar ikut aktif hadir atau berperan
serta apabila ada kegiatan penyuluhan yang diselenggarakan oleh
tenaga kesehatan dari Puskesmas khusunya penyuluhan tentang
pemeriksaan kehamilan pada kunjungan pertama (K1)
b. Untuk suami atau keluarga agar memberikan dukungan terhadap
ibu yang sedang hamil dengan cara mengantar, mengingatkan, ibu
untuk memeriksakan kehamilannya sampai dengan lengkap serta
menanyakan hasil dari pemeriksaan kehamilannya.
68
4. Bagi Peneliti
a. Melakukan penelitian serupa dengan desain yang berbeda yaitu
kualitatif untuk mengkaji lebih dalam tentang faktor – faktor, dan
alasan – alasan masyarakat dalam menanggapi program Kesehatan
Ibu dan Anak.
b. Melakukan penelitian lanjutan dengan metode yang berbeda dan
tambahan variabel seperti sikap dan perilaku petugas kesehatan dan
mungkin belum ada dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah, Eviati. (2001). Skripsi: Faktor – faktor yang berhubungan dengan
kelangsungan pemeriksaan kehamilan K4 di kabupaten Bogor tahun
2000 Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Afriliyanti. (2008). Tesis: Hubungan kualitas pelayanan Antenatal dengan
keteraturan Ibu hamil dalam melakukan Antenatal di 4 Puskesmas
(Simpur, Korpri, pasar Ambon, Kedaton) kota Bandar Lampung propinsi
Lampung. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Afian, Tina. (2005). Belajar Pengalaman Untuk Memori, Jurnal Anima, Vol 17.
Amiruddin, Ridwan & Hasmi. (2014) . Determinan Kesehatan Ibu dan Anak .
Jakarta : Trans Info Media.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. (2008). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Bobak, Lowdermilk, dan Jensen. (2005). Buku Ajar Keperawatan
Maternitas.ed.4. Jakarta: EGC.
Budiharto. 2006. Metodelogi Penelitian Kesehatan Dengan Contoh Bidang Ilmu
Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC.
Dahlan, M. Sopiyudin. (2011). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi
5. Jakarta: Salemba Medika.
Depkes RI. (2007). Pedoman Pelayanan Antenatal.Jakarta : Direktorat jendral
bina pelayanan medik.
De Porter, Bobbi, dkk. (2000). Quantum Teaching. Bandung: Mizan Psutaka.
Depkes. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta: Depkes RI. 2007-2010.
Depkes, RI. (2015). Rencana Strategis Nasional Making Pregnancy Safer (MPS)
Di Indonesia 2015-2019. Jakarta : Dirjen Binkesmas Depkes RI.
Depkes, RI. (2015). Kesehatan Dalam Kerangka Sustainable Development
Goals (SDGs). Jakarta : Dirjen Bina Gizi KIA Depkes RI.
Dewi, Mutiara Sari. (2014). Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Frekuensi
Kunjungan Antenatal Care Pada Komunitas Ibu Slum Area Kelurahan
Selapajang Jaya Kota Tangerang. Skripsi S1 Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri Jakarta. Jakarta.
Depkes RI. (2002). Standar Pelayanan Kebidanan. Departemen Kesehatan RI,
Jakarta, 1999.
Depkes RI. (2008). Standar Pelayanan Kesehatan Kehamilan. Departemen
Kesehatan RI.
Dinas Kesehatan Provinsi Banten. (2011). Profil Kesehatan Provinsi Banten.
Tangerang Selatan : Dinas Kesehatan Provinsi Banten.
Green, Lawrence, W and Kreauter, Marshall, W. (2005). Health Program
Planning An Education And Ecological Approach.Colombia: My field
Publishing Company.
Hamberg, David M. (2006). Strategi Meningkatkan Kecerdasan, Memori dan
Kreatifitas, terjemahan. Jakarta : Prestasi Pustaka.
Hastono, Sutanto Priyo, dan Luknis Sabri. (2010). Statistik Kesehatan. Rajawali
Pers: Jakarta.
Hidayat, A.Alimul. 2008. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis
Data. Salemba Medika: Jakarta.
International NGO Forum on Indonesia Development. (2015). Dokumen Hasil
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. [Diakses pada 20 Juni 2016].
Available from URL
http://infid.org/wp-content/uploads/2016/01/Outcome-Document-SDGs-
Bahasa-Indonesia.pdf
Jensen, Eric. (2002). Otak Setuja Gigabyte. Bandung: Kaifa.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 2o Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. (2012).
Permendiknas Nomor Jakarta: Kemendiknas [Diakses pada 27 April
2016]. Available from URL : HIPERLINK
http://sdm.data.kemdikbud.go.id/SNP/dokumen/undang-undang-no-20-
tentang-sisdiknas.pdf
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2011 [ Diakses pada 12 April
2016]. Available from URL : HIPERLINK
http://www.depkes.go.id/
Kementrian Kesehatan RI, (2010). Rencana Strategis Kementrian Kesehatan
Tahun 2010 – 2014. Jakarta.
Kementrian Kesehatan RI. (2011). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011.
Jakarta: Departemen Kesehatan ; Republik Indonesia. [Diakses pada 22
April 2016]. Available frim URL HIPERLINK
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PRO
V_2011/P.Prov.Banten_2011.pdf
Kementrian Kesehatan RI. (2015). Profil Kesehatan Banten 2011. Jakarta:
Departemen Kesehatan ; Republik Indonesia. [Diakses pada 22 April
2016]. Available frim URL HIPERLINK
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PRO
VINSI_2012/16_Profil_Kes.Prov.Banten_2012.pdf
Khalimah, Umi (2007). Hubungan Antara Karakteristik dan Sikap Ibu dengan
Pemeriksaan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Sindur,
Bogor. Skripsi UIN.
Laminullah, dkk. (2015). Faktor – Fakotr Yang Berhubungan dengan
Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care K4 di Psukesmas Sipatana Kota
Gorontalo. Skripsi Sam Ratulangi.
Muhimah, N., Safe’i, A. (2010) . Panduan Lengkap Senam Sehat Khusus Ibu
Hamil. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Power Books.
Manuaba. Ida Bagus. (2010). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB
Untuk Pendidikan Bidan. Ed.2. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, Soekidjo, (2003). Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo, (2005). Metodelogi Penelitian Kesehatan, Jakarta :
Rineke Cipta.
Notoadmojo, Soekidjo. (2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta.
Nurmawati. (2010). Mutu Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media.
Prawiroharjo,Sarwono. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo.
Prawiroharjo,Sarwono. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo.
Prawiharjo, Sarwono. (2006). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta YBP – SP.
Puspita, Dita. (2013). Studi Fenomenologi Kualitas Pemeriksaan Antenatal
Dalam Mendeteksi Preeklampsia Di Puskesmas Ciputat Kota Tangerang
Selatan. Skripsi S1 Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Jakarta.
Jakarta.
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007. (2008). Laporan Provinsi Banten.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) (2013). (2015). Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI : Jakarta.
Saefudin, A, (2002). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.
Saifuddin, A. (2008). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Salmah, Rusmiati, Maryanah, Susanti, N.N. (2006). Asuhan Kebidanan
Antental. Jakarta: EGC.
Setiabudhi, Hardywinoto. (2007). Panduan Gerontologi. Jakarta: Pustaka
Umum.
Sigalingging Ganda, (2011). Pengaruh Sosial Budaya dan Sosial Ekonomi
Keluarga Lansia terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah
Kerja Puskesmas Darusalam Medan. Tesis. Program Studi S2 Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara. Medan.
Siregar, Nuraijah. (2013). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan
Pelayanan Antenatal Care (ANC) di Wilayah Kerja Sosopan Kabupaten
Padang Lawas. Skripsi S2 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara. Sumatera Utara
Siswosudarmo, R. (2008). Obstetri Fisiologi. Yogyakarta: Pustaka Cendekia.
Surachman, A. (2008). Determinan Unmet Need Persalinan di Kabupaten Garut
Tahun 2007, FKM-UI, Jakarta, 2008.
Sujarweni, Wiratna. (2015) . Statistik Untuk Kesehatan. Yogyakarta : Gava
Media.
Surachman, A, (2008). Determinan Unmet Need Persalinan di Kabupaten Garut
Tahun 2007, FKM-UI. Jakarta.
Tim Penyusun, Ensiklopedia Nasional Indonesia. (1990). Jakarta: Cipta Adi
Pustaka.
Vitriyani, Eka. (2012). Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) K1 Ibu Hamil Di Kecamatan
Polokarto Kabupaten Sukoharjo. Skripsi. Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Surakarta.
Wiknjosastro, H. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo.
WHO recommendations for prevention and treatment of pre-eclampsia and
eclampsia. World Health Organization 2011 WHO Press, World Health
Organization, 20 Avenue Appia, 1211 Geneva 27, Switzerland.
Lampiran 1
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth.
Ibu/Saudari responden
Di tempat
Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya Sri Esti Wulandari akan
melakukan penelitian mengenai “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemeriksaan Antenatal Care Kunjungan Pertama (K1) di Wilayah Kerja
Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan”. Adapun tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui apa saja faktor – faktor yang berhubungan dengan
pemeriksaan antenatal care kunjungan pertama , dan untuk keperluan tersebut
saya mohon bersedia/tidak bersedia*) ibu/saudari untuk menjadi responden dalam
penelitian ini, selanjutnya saya mohon Ibu/saudari untuk mengisi kuesioner yang
tersedia sesuai dengan apa adanya sesuai apa yang dialami oleh Ibu/saudari.
Identitas serta jawaban yang dicantumkan sepenuhnya akan dijamin
kerahasiannya oleh peneliti.
Demikian lembar persetujuan ini saya buat. Atas bantuan dan
partisipasinya saya ucapkan terima kasih sebesar – besarnya.
Tangerang, ..... / ........./ ........
Responden Peneliti
( ) Sri Esti Wulandari
Lampiran 2
Kuesioner Penelitian
Tanggal/bulan/tahun : ......./......./ ....... Nomor responden :
Petunjuk Pengisian Kuesioner:
1. Bacalah setiap pertanyaan dibawah ini dengan baik.
2. Pertanyaan dibawah ini mohon diisi semuanya
3. Jika kurang mengerti atau ragu, tanyakan pada peneliti
4. Untuk pilihan jawaban, beri tanda silang ( X ) dan tulis jawaban pada
kotak yang tersedia
5. Nomor responden (diisi oleh peneliti)
6. Isilah titik - titik dibawah ini.
A. Faktor demografi :
1. Nama (inisial) : ....................
2. Usia Ibu : ....................
3. Usia Kehamilan : ……………
4. Kehamilan Ke- : ……………
5. Alamat Lengkap : ......................Rt...............Rw...........No. .....
Kelurahan................
6. Pendidikan Terakhir :
1. Tidak tamat sekolah
2. Tamat SD
3. Tamat SMP atau sederajat
4. Tamat SMA atau sederajat
5. Akademi atau perguruan tinggi
7. Pekerjaan :
1. Tidak bekerja
2. Pedagang/Wiraswasta
3. PNS/Peg.Swasta
4. Lain-lain sebutkan..................
B. Pengetahuan
8. Menurut ibu apa manfaat pemeriksaan kehamilan ?
a. Mengetahui kondisi ibu dan janin
b. Untuk melakukan pemasangan KB
c. Untuk mendapatkan pengobatan penyakit
d. Untuk mendapatkan susu ibu hamil secara gratis
e. Lain – lain yaitu.......
9. Menurut ibu, sebaiknya kapan ibu memeriksakan kehamilan
untuk pertama kalinya
a. Setelah usia kehamilan > 4 bulan
b. Segera setelah ibu telat mendapat menstruasi
c. Bila ada keluhan kehamilan saja
d. Jika sudah ada tanda-tanda akan melahirkan
e. Lain – lain yaitu .......
10. Menurut ibu, paling sedikit berapa kali ibu harus
memeriksakan kehamilan selama kehamilannya
a. Minimal 4 kali, secara teratur selama kehamilan,
yaitu 1 kali pada 3 bulan pertama, 1 kali pada 3
bulan kedua, dan 2 kali pada 3 bulan ketiga
b. Tiap bulan setelah kehamilan ibu > 4 bulan
c. Jika ibu memiliki keluhan/penyakit dan bila obat
yang diberikan bidan telah habis
d. Minimal 3 kali secara teratur selama kehamilan
yaitu, 1 kali pada 3 bulan pertama, 1 kali pada 3
bulan kedua, 1 kali pada 3 bulan ketiga.
e. Lain – lain yaitu...................
11. Menurut ibu, kepada siapa saja ibu dapat memeriksakan
kehamilan
a. Bidan
b. Dukun/paraji
c. Perawat
d. Dokter
e. Lain- lain yaitu ........
12. Menurut ibu, tempat yang dapat melakukan pemeriksaan
kehamilan adalah
a. Rumah dukun / paraji
b. Puskesmas/rumah sakit
c. Posyandu
d. Rumah bidan praktek/ klinik
e. Lain – lain yaitu ........
13. Menurut ibu obat yang perlu ibu dapatkan pada saat
memeriksakan kehamilan adalah
a. Obat – obatan yang diberikan bidan sesuai dengan
sakit ibu. Misal : obat batuk pilek
b. Jamu – jamuan
c. Vitamin tambah darah
d. Tidak tahu, yang penting obat yang diberikan bidan
e. Lain – lain yaitu.....
14. Menurut ibu, manfaat imunisasi TT adalah
a. Menghindari penyakit kurang darah
b. Ibu dapat melahirkan dengan lancar
c. Mencegah penyakit tetanus pada bayi baru lahir
d. Mempersiapkan agar ASI ibu banyak
e. Lain – lain yaitu.........
15. Menurut ibu, apakah manfaat dari mengkonsumsi tablet
tambah darah
a. Untuk meningkatkan napsu makan
b. Untuk meningkatkan tekanan darah
c. Untuk mencegah kurang darah/ anemia
d. Tidak tahu
e. Lain – lain yaitu..........
16. Minimal berapa tablet ibu hamil harus mengkonsumsi tablet
tambah darah selama kehamilan
a. Minimal 90 tablet selama kehamilan
b. Minimal 60 tablet selama kehamilan
c. Minimal 30 tablet selama kehamilan
d. Setiap hari selama kehamilan
C. Dukungan Keluarga
17. Apakah suami/ keluarga mengingatkan ibu untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan
a. Ada
b. Tidak pernah
c. Lain – lain............
18. Apakah suami ibu pernah mengantar ibu untuk memeriksa
kehamilan
a. Pernah
b. Tidak pernah/tidak sempat/tidak mau
19. Apakah suami/ keluarga ibu pernah menanyakan kepada ibu
tentang hasil pemeriksaan kehamilan yang dilakukan ibu
a. Pernah
b. Tidak pernah
20. Apakah suami/ keluarga bu menganggap bahwa pemeriksaan
kehamilan itu tidak perlu dilakukan
a. Ya
b. Tidak
21. Apakah ada dukungan dari suami/ keluarga untuk
memeriksakan kehamilan
a. Ya
b. Tidak
D. Lembar Observasi Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
No. Hal yang diobservasi Hasil Observasi
1. Ibu Memiliki Buku Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA)
a. Ada
b. Tidak ada
2. Tanggal pemeriksaan kehamilan ibu pada
trimester pertama (0-3 bulan)
a. Ada,
tanggal.............
tanggal.............
tanggal.............
b. Tidak ada
Lampiran 3
Hasil Uji Validitas
Hasil Uji Validitas Kuesioner Pendidikan dan Pekerjaan (Pearson Product
Moment)
Correlations
p1 p2 total
p1 Pearson Correlation 1 .338 .814**
Sig. (2-tailed) .068 .000
N 53 30 30
p2 Pearson Correlation .338 1 .822**
Sig. (2-tailed) .068 .000
N 30 30 30
total Pearson Correlation .814** .822
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil Uji Validitas Kuesioner Pengetahuan (Pearson Product Moment)
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11
Tota
l
P1 Pearson
Correlatio
n
1 .197 .102 .183 .256 .363*
.476*
*
.584*
*
.102 .472
*
*
.314 .675
*
*
Sig. (2-
tailed) .287 .584 .325 .164 .044 .007 .001 .584 .007 .085 .000
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
P2 Pearson
Correlatio
n
.197 1 .345 .246 .274 .386* .416
* .361
*
.456*
*
.244 .235 .610
*
*
Sig. (2-
tailed) .287 .057 .181 .135 .032 .020 .046 .010 .185 .203 .000
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
P3 Pearson
Correlatio
n
.102 .345 1 .063 .189 .406* .208 .284 .252 .284 .145
.533*
*
Sig. (2-
tailed) .584 .057 .736 .309 .024 .261 .121 .172 .121 .437 .002
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
P4 Pearson
Correlatio
n
.183 .246 .063 1 .507
*
*
-
.059 .321 .271 .203 .124 .203 .259
Sig. (2-
tailed) .325 .181 .736 .004 .751 .078 .140 .274 .507 .274 .159
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
P5 Pearson
Correlatio
n
.256 .274 .189 .507
*
*
1 .340 .256 .207 .297 .092 .080 .326
Sig. (2-
tailed) .164 .135 .309 .004 .061 .164 .264 .104 .621 .667 .073
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
P6 Pearson
Correlatio
n
.363* .386
* .406
*
-
.059 .340 1 .363
* .321 .297 .207 .297
.644*
*
Sig. (2-
tailed) .044 .032 .024 .751 .061 .044 .078 .104 .264 .104 .000
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
P7 Pearson
Correlatio
n
.476*
*
.416* .208 .321 .256 .363
* 1 .360
* .208 .249 .420
*
.675*
*
Sig. (2-
tailed) .007 .020 .261 .078 .164 .044 .046 .261 .177 .019 .000
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
P8 Pearson
Correlatio
n
.584*
*
.361* .284 .271 .207 .321 .360
* 1 .171
.523*
*
.510*
*
.753*
*
Sig. (2-
tailed) .001 .046 .121 .140 .264 .078 .046 .357 .003 .003 .000
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
P9 Pearson
Correlatio
n
.102 .456
*
*
.252 .203 .297 .297 .208 .171 1 .058 .252 .345
Sig. (2-
tailed) .584 .010 .172 .274 .104 .104 .261 .357 .756 .172 .057
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
P10 Pearson
Correlatio
n
.472*
*
.244 .284 .124 .092 .207 .249 .523
*
*
.058 1 .510
*
*
.665*
*
Sig. (2-
tailed) .007 .185 .121 .507 .621 .264 .177 .003 .756 .003 .000
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
P11 Pearson
Correlatio
n
.314 .235 .145 .203 .080 .297 .420*
.510*
*
.252 .510
*
*
1 .658
*
*
Sig. (2-
tailed) .085 .203 .437 .274 .667 .104 .019 .003 .172 .003 .000
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
Tota
l
Pearson
Correlatio
n
.675*
*
.610*
*
.533*
*
.259 .326 .644
*
*
.675*
*
.753*
*
.345 .665
*
*
.658*
*
1
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .002 .159 .073 .000 .000 .000 .057 .000 .000
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil Uji Validitas Kuesioner Dukungan Keluarga (Pearson Product Moment)
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 Total
P1 Pearson
Correlation 1 .457
* .412
* .389
* .243 .389
* .695
**
Sig. (2-tailed) .011 .024 .034 .196 .034 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
P2 Pearson
Correlation .457
* 1 .280 .389
* .627
** .510
** .789
**
Sig. (2-tailed) .011 .134 .034 .000 .004 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
P3 Pearson
Correlation .412
* .280 1 .447
* .198 .329 .647
**
Sig. (2-tailed) .024 .134 .013 .294 .076 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
P4 Pearson
Correlation .389
* .389
* .447
* 1 .160 .239 .645
**
Sig. (2-tailed) .034 .034 .013 .398 .203 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
P5 Pearson
Correlation .243 .627
** .198 .160 1 .389
* .635
**
Sig. (2-tailed) .196 .000 .294 .398 .034 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
P6 Pearson
Correlation .389
* .510
** .329 .239 .389
* 1 .701
**
Sig. (2-tailed) .034 .004 .076 .203 .034 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
Total Pearson
Correlation .695
** .789
** .647
** .645
** .635
** .701
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 4
Hasil Uji Reliabilitas
Hasil Uji Reliabilitas Pendidikan dan Pekerjaan (Alpha Cronbach)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.839 2
Lampiran 5
Hasil Olahan SPSS Univariat dan Bivariat
Lampiran 5
A. Hasil Olahan Univariat
Frequencies
Kat_Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid <20 tahun 2 4.0 4.0 4.0
20-30 tahun 21 42.0 42.0 46.0
>30 tahun 27 54.0 54.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pend
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Pendidikan dasar 19 38.0 38.0 38.0
Pendidikan menengah 23 46.0 46.0 84.0
Pendidikan tinggi 8 16.0 16.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Kalsifikasi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak bekerja 27 54.0 54.0 54.0
Bekerja 23 46.0 46.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Kat_Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang baik 8 16.0 16.0 16.0
Cukup 29 58.0 58.0 74.0
Baik 13 26.0 26.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Kat_Dukungan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang baik 18 36,0 36,0 36,0
Baik 32 64,0 64,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
ANC
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Melakukan 17 34,0 34,0 34,0
Sudah Melakukan 33 66,0 66,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
paritas
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 11 33.3 33.3 33.3
2 13 39.4 39.4 72.7
3 8 24.2 24.2 97.0
4 1 3.0 3.0 100.0
Total 33 100.0 100.0
usiakandungan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 3 1 3.0 3.0 3.0
4 8 24.2 24.2 27.3
5 2 6.1 6.1 33.3
6 2 6.1 6.1 39.4
7 1 3.0 3.0 42.4
8 7 21.2 21.2 63.6
9 1 3.0 3.0 66.7
10 1 3.0 3.0 69.7
11 1 3.0 3.0 72.7
12 9 27.3 27.3 100.0
Total 33 100.0 100.0
Paritas
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 5 29.4 29.4 29.4
2 6 35.3 35.3 64.7
3 6 35.3 35.3 100.0
Total 17 100.0 100.0
Usiakandungan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 13 3 17.6 17.6 17.6
14 2 11.8 11.8 29.4
15 3 17.6 17.6 47.1
16 4 23.5 23.5 70.6
20 5 29.4 29.4 100.0
Total 17 100.0 100.0
B. Hasil Olahan Bivariat
Crosstabs
Pend * ANC Crosstabulation
ANC
Total
Tidak
Melakukan
Sudah
Melakukan
Pend Pendidikan dasar Count 8 11 19
Expected Count 6.5 12.5 19.0
Pendidikan menengah Count 7 16 23
Expected Count 7.8 15.2 23.0
Pendidikan tinggi Count 2 6 8
Expected Count 2.7 5.3 8.0
Total Count 17 33 50
Expected Count 17.0 33.0 50.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square .975a 2 .614
Likelihood Ratio .975 2 .614
Linear-by-Linear Association .907 1 .341
N of Valid Cases 50
a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 2.72.
Crosstab
Kalsifikasi Total
Tidak bekerja Bekerja
ANC Tidak Melakukan Count 10 7 17
Expected Count 9.2 7.8 17.0
Sudah Melakukan Count 17 16 33
Expected Count 17.8 15.2 33.0
Total Count 27 23 50
Expected Count 27.0 23.0 50.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .241a 1 .623
Continuity Correctionb .037 1 .848
Likelihood Ratio .242 1 .623
Fisher's Exact Test .767 .425
Linear-by-Linear Association .236 1 .627
N of Valid Cases 50
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.82.
b. Computed only for a 2x2 table
ANC * Kat_Pengetahuan Crosstabulation
Kat_Pengetahuan Total
kurang baik Cukup baik
ANC Tidak Melakukan Count 2 9 6 17
Expected Count 2.7 9.9 4.4 17.0
Sudah Melakukan Count 6 20 7 33
Expected Count 5.3 19.1 8.6 33.0
Total Count 8 29 13 50
Expected Count 8.0 29.0 13.0 50.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 1.258a 2 .533
Likelihood Ratio 1.238 2 .539
Linear-by-Linear Association 1.127 1 .288
N of Valid Cases 50
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 2.72.
Crosstab
Kat_Dukungan Total
kurang baik Baik
ANC Tidak Melakukan Count 7 10 17
Expected Count 6,1 10,9 17,0
Sudah Melakukan Count 11 22 33
Expected Count 11,9 21,1 33,0
Total Count 18 32 50
Expected Count 18,0 32,0 50,0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square ,300a 1 ,584
Continuity Correctionb ,056 1 ,813
Likelihood Ratio ,297 1 ,586
Fisher's Exact Test ,757 ,403
Linear-by-Linear
Association ,294 1 ,588
N of Valid Cases 50
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.12.
b. Computed only for a 2x2 table