oleh: tarsoen waryono - puspijak.orgpuspijak.org/uploads/paparan_hutan_kota_dr_tarsoen.pdf ·...
TRANSCRIPT
POTENSI KWSN HIJAU SEBAGAI
PENYANGGA WIL. PERKOTAAN
SEMAKIN TERDESAK
UU 26/2007
Penataan Ruang
MAKNA KESEIMBANGAN LINGKUNGAN WIL. PERKOTAAN BAGI KEHIDUPAN
PERLU
KESEIMBANGAN
Penyerasian
Lingkungan
PP (No. 63 Tahun 2002
Tentang Hutan Kota
Kepmenhut P.71/Kpts-II/2009
Tentang Hutan Kota
Dinas Teknis
Pengelola RTH
Pemerintah Daerah
(Provinsi/Kab/Kota)
Undang-undang No. 41/1999
Tentang Kehutanan
Pola dan Struktur Ruang
PengembanganWilayah Perkotaan Ramah Lingkungan
Pembangunan
Hutan Kota
Undang-undang No. 26/2007
(Penataan Ruang)
Terciptanya Alokasi Ruang
Dalam Pengembangan
Wilayah yang ditunjang oleh
Kawasan Hijau Hutan Kota
Penurunan E.GRK
1. RTRW
(Prov/Kab/Kota)
2. RAD
LINGKUNGAN FISIK KRITIS PERKOTAAN
1. PERTUMBUHAN KOTA
2. ALIH FUNGSI LAHAN
3. AIR TANAH
4. PERSAMPAHAN
5. BANGUNAN BETON
6. PERMUKIMAN PADAT
7. RTH TERANCAM
8. ORNAMEN KOTA
FENOMENA LINGKUNGAN WIL. PERKOTAAN
Pengisian RTH (HK) Dalam Pola dan Struktur Ruang
KENDALI DAN MEWUJUDKAN KOTA SEHAT
RAMAH LINGKUNGAN
LINGKUNGAN FISIK KRITIS PERKOTAAN
1. PERTUMBUHAN KOTA
2. ALIH FUNGSI LAHAN
3. AIR TANAH
4. PERSAMPAHAN
5. BANGUNAN BETON/ASPAL
6. PERMUKIMAN PADAT
7. RTH TERANCAM
8. ORNAMEN KOTA
FENOMENA LINGKUNGAN WIL. PERKOTAAN
Pengisian RTH (HK) Dalam Pola dan Struktur Ruang
KENDALI DAN MEWUJUDKAN KOTA SEHAT
RAMAH LINGKUNGAN
KONSEP KENDALI1. Pemulihan Mintakat Hunian
2. Pelestarian Daerah Resapan
3. Pemberdayaan Kawasan Hijau
4. Sosialisasi Degradasi Lingkungan
5. Kerjasama Kemitraan
ANCAMAN
(Jkt, Bdng, Smr, Sby, Medn)1. IPR Tinggi > 80%
2. Pencemaran Udara Tinggi
3. Sampah 50% Belum Teratasi
4. Air PDAM < 40%
5. Ancaman Genangan 40% Area
6. RTH < 20%
1. Provinsi2. Kabupaten3. Kota
BAPPEDA RPJMD
RTRW
KONSEP KENDALI ANCAMAN
(Jkt, Bdng, Smr, Sby, Medn)
1. Provinsi2. Kabupaten3. Kota
KOTA SEHAT
RAMAH LINGKUNGAN
1. Kpdtn Penduduk 30 jiwa/ha
2. Panjang Jln 200 mt/ha
3. Pencemaran Udara < 2 %
4. Sampah Teratasi (98%/hari)
5. 80% Air PDAM
6. Saluran Drainase Baik
7. Bebas Genangan
(Singapore, 2003)
KOTA RAMAH
LINGKUNGANSemua Degradasi
Lingkungan
Di bawah Ambang
Batas
2. LFK JAKARTA
Sumber polutan
46.5, 46%
6.6, 7%8.4, 8%
3.5, 4%
35, 35%
Transport Generator Home Industri Industri Sampah/limbah
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
Cox Pbx Kebisingan Kadar Debu
PERUBAHAN POLUTAN 2002-2007
2002
2007(A)
(B). Bangunan beton & aspal 1.879,5 ha (2,8%)
meningkatnya laju air limpasan (87,2%),
laju erosi (152,7 ton/ha/tahun), dan wilayah
kumuh 1.340 ha (29,8%).
(C). Bangunan dinding kaca 4.061 ha (8,6%)
meningkatnya suhu udara rata-rata dari 28,20C menjadi 30,10C.
(D). Alih fungsi tanah 5.765 ha terganggunya sistem tata air tanah
(hidrologis), intrusi air laut 7.210 ha (11%).
Pemanfaatan
Ruang
Pengembangan Wilayah
Perkotaan Ramah Lingkungan
(IPR = 70% & RTH 30%)
Bang Fisik S/P Pengb.
Wil Perkotaan
Kawasan Hijau
(RTH)
Pengisian
Ruang
Hutan
Kota
(a).Representatif Hutan Kota memiliki ciri obyek spesifik
yang erat kaitannya dengan pohon inti, sebagai tatanan
tujuan misional.
(b).Rekreatif dan dinamis Hutan Kota, mencerminkan
perbedaan berdasarkan tujuan misional atas dasar
peranan fungsi Jenis pepohonan yang bermanfaat bagi
kepentingan masyarakat.
(c).Komunikatif Hutan Kota yang dirancang, merupakan
bagian dari kawasan hijau asli, dan membentuk satu
kesatuan ekosistem penyeimbang Wilayah Perkotaan
ramah lingkungan.
(d).Keseimbangan ekosistem Hutan Kota merupakan
bagian dari pelestarian biodiversitas yang erat kaitannya
dengan flora dan fauna spesifik asli daerah.
(e).Fleksibel Hutan Kota yang dibangun memiliki
keluwesan dalam perencanaan dan pembangunannya,
karena memerlukan sarana dan fasilitas pendukung.
(f). Kesan pandang (universal) Hutan Kota dapat dinikmati
oleh semua golongan (umur, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, tingkat ekonomi, dan tata nilai kehidupannya).
Kelembaban rendah (<
60%)
Kelembaban sedang (60-
80%)
Kelembaban tinggi (>80%)
Kecepatan
angin
relatif
rendah
Kecepa
tan
angin
tinggi
1. Ameliorasi iklim
2. Penangkal padatan debu
3. Penangkal polusi gas
3. Ventilasi kota
4. Pengendali silau cahaya
5. Paru-paru kota
6. Penangkal kebisingan
7. Pengendali air limbah
8. Pengendali erosi
9. Mengurangi stress
10. Pelestarian plasma nutfah
11. Habitat kehidupan satwa liar
12. Mengatasi intrusi air laut
13. Meningkatkan keindahan kota
BIOMAS DAN JERAPAN KARBON DKI JKT
(1). Realisasi RTH DKI Jakarta 2010 8.219,38 ha(2). Total biomas pada kondisi potensi RTH 37,36% 356.667,20 m3.(3). Total stok karbon (standing stoc) 178.333,60 m3.(4). Potensi RTH terhadap penjerapan karbon 469.268,93 Ton/tahun
*) Data Tabel Potensi biomas RTH Pertamanan**) Total Karbon stoc (0,5)(100.805,49) = 50.402,74 m3.
***) Potensi Penjerapan Karbon (50.402,74)(3,6667)/1.000 = 184.81 ton/tahun.Total C02 yang dijerap = total karbon x 3,6667 (IPCC, 1997 dan CFS, 2000).
No. Uraian RTHLuas
(ha)
Total Biomasa
(m3)
Total Karbon
Stock
(m3)
Potensi
Penjerapan
C02
(Ton/ha/thn)
1. Pertamanan 3.095,14 100.805,49 *) 50.402,74 **) 184.81 ***)
2.Budidaya
Pertanian2.813,29 131.217,30 65.608,65 240.567.27
3. Kehutanan 2.310,95 124.644,41 62.322,21 228.516.85
Potensi (37,36%) 8.219,38 356.667,20 178.333,60 469.268.93
Potensi (70,0%) 15.400,0 713.334.40 356.667.2 938.537.86
1. Salah satu masalah penting di lingkungan perkotaan
adalah berkurangnya rasa kenyamanan, karena
meningkatnya suhu udara, polusi dll, akibat dari
gejolak perubahan iklim.
2. Pulau-pulau habitat hutan kota di wilayah perkotaan,
pada hakekatnya merupakan pengisian ruang dalam
pengembangan wilayah perkotaan.
3. Tumbuh berkembangnya wilayah perkotaan, yang
diiringi oleh pengisian kawasan hijau hutan kota,
bukan saja meningkatkan nilai estetikanya, akan tetapi
memiliki peran dalam penjerapan CO2 dalam penurunan
emisi GRK, menghasilkan O2, serta memiliki nilai-nilai baik
tangeble maupun intangible