optimasi formula serbuk...

15
OPTIMASI FORMULA EMULGEL SERBUK KASAR PAP Moch. Futuchul Arifin, Syarmalen4 Diana Serlahv,aty, Shafa Nabilah, Dida }laulid" Hshah, Hifziel Azhar. Fakultas Farmasi Universitas Pancasila ABSTRAK Serbuk kasar papain sangai iritatif dan tidak stabil, unhrk itu diformulasi dalam sediaan emulgel menggunakan rancangan faktorial 23. Tujuan penelitian adalah mengkaji efek gelling ag-ent (IIPMC 2,5yo, Carbomer 940 l%o), fase minyak (parafin cair 5 - 7,5yo), emulgator (Tween 80- Span 80 1,5 -2,5yo) dan menentukan formula optimum. Viskositas, kemudahan sebar, aktivitas proteolitik dan aktivitas antimikroba papain sediaan emulgel digunakan sebagai parameter optimasi formula. Masing-masing parameter mempunyai contour plot dan dengan superimposed countor plot dapat ditenhrkan daerah arsiran yang merupakan daerah formula optimum. Hasil analisis efek fa*tor dan interaksinya adalah: gelling agent berpengaruh_ secara signifikan (p < 0,05) dan dominan pada peningkatan viskositas sediaan emulgel, dan aktivitas proteolitik enzim p4pain, namun menyebabkan penurunan daya sebar dan diameter daerah hambat @DfD. Peningkatan konsentrasi parafin cair berefek secara dominan dan signifikan terhadap peningkatan daya sebar sediaan emulgel dan aktivitas proteolitik papain. Peningkatan kombinasi emulgator Tween 80-Span 80, berpengaruh secara dominan dan signifikan terhadap peningkatan viskositas dan penurunan daya sebar, aktivitas proteolitik dan DDH. Dari analisis superirnposed contour plot dan response optimizer, diperoleh susuoan fomrula optimum adalah : gelling agent HMPC 2,5Yo, parafin ceur 6,5Yo dan kombinasi emulgator (Tween 80 - Span 80) sebesar 2,4oh. Kata kunci : emulgel papain, rancangan faktorial, formula optimum. PENDA}IULUAN Kutit axi (stratum corneum) setiap 26 - 42 hari meremajakan diri, sel kulit yang semula bulat berubah menjadi pipih saat naik kepennukaan dan terbentuk sel mati (Baumann Z00Z). Penglupasan sel mati tidak terjadi secffa otomatis, namun dapat dipercepat melalui pengobatan, agar pergantian sel bedangsung cepat sehingga melancarkan aliran darah sebagai sarana penyedia makanan dan nutrisi bagi kulit. Salah satu pengobatannya adalah menggtrnakan sediaan topikal mengandung enzim papain. Papain digunakan dalam indushi kosmetik sebagai sediaan pembersih wajah, dengan melisis sel-sel mati yang melekat parla kulit wajah, noda atau flek, sehingga kulit menjadi halus dan bersih. Telatr dilakukan penelitian (Arifin, Sari 2009) L

Upload: lykhanh

Post on 22-Mar-2018

244 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: OPTIMASI FORMULA SERBUK PAPdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/2095211029141639751119November...Peningkatan konsentrasi parafin cair berefek secara dominan dan signifikan terhadap

OPTIMASI FORMULA EMULGEL SERBUK KASAR PAP

Moch. Futuchul Arifin, Syarmalen4 Diana Serlahv,aty, Shafa Nabilah, Dida }laulid" Hshah,Hifziel Azhar.

Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

ABSTRAK

Serbuk kasar papain sangai iritatif dan tidak stabil, unhrk itu diformulasi dalam sediaan emulgelmenggunakan rancangan faktorial 23. Tujuan penelitian adalah mengkaji efek gelling ag-ent(IIPMC 2,5yo, Carbomer 940 l%o), fase minyak (parafin cair 5 - 7,5yo), emulgator (Tween 80-Span 80 1,5 -2,5yo) dan menentukan formula optimum.

Viskositas, kemudahan sebar, aktivitas proteolitik dan aktivitas antimikroba papain sediaanemulgel digunakan sebagai parameter optimasi formula. Masing-masing parameter mempunyaicontour plot dan dengan superimposed countor plot dapat ditenhrkan daerah arsiran yangmerupakan daerah formula optimum.

Hasil analisis efek fa*tor dan interaksinya adalah: gelling agent berpengaruh_ secara signifikan(p < 0,05) dan dominan pada peningkatan viskositas sediaan emulgel, dan aktivitas proteolitikenzim p4pain, namun menyebabkan penurunan daya sebar dan diameter daerah hambat @DfD.Peningkatan konsentrasi parafin cair berefek secara dominan dan signifikan terhadappeningkatan daya sebar sediaan emulgel dan aktivitas proteolitik papain. Peningkatan kombinasiemulgator Tween 80-Span 80, berpengaruh secara dominan dan signifikan terhadap peningkatanviskositas dan penurunan daya sebar, aktivitas proteolitik dan DDH.

Dari analisis superirnposed contour plot dan response optimizer, diperoleh susuoan fomrulaoptimum adalah : gelling agent HMPC 2,5Yo, parafin ceur 6,5Yo dan kombinasi emulgator(Tween 80 - Span 80) sebesar 2,4oh.

Kata kunci : emulgel papain, rancangan faktorial, formula optimum.

PENDA}IULUAN

Kutit axi (stratum corneum) setiap 26 - 42 hari meremajakan diri, sel kulit yang semula bulat

berubah menjadi pipih saat naik kepennukaan dan terbentuk sel mati (Baumann Z00Z).

Penglupasan sel mati tidak terjadi secffa otomatis, namun dapat dipercepat melalui pengobatan,

agar pergantian sel bedangsung cepat sehingga melancarkan aliran darah sebagai sarana

penyedia makanan dan nutrisi bagi kulit. Salah satu pengobatannya adalah menggtrnakan

sediaan topikal mengandung enzim papain. Papain digunakan dalam indushi kosmetik sebagai

sediaan pembersih wajah, dengan melisis sel-sel mati yang melekat parla kulit wajah, noda atau

flek, sehingga kulit menjadi halus dan bersih. Telatr dilakukan penelitian (Arifin, Sari 2009)

L

Page 2: OPTIMASI FORMULA SERBUK PAPdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/2095211029141639751119November...Peningkatan konsentrasi parafin cair berefek secara dominan dan signifikan terhadap
Page 3: OPTIMASI FORMULA SERBUK PAPdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/2095211029141639751119November...Peningkatan konsentrasi parafin cair berefek secara dominan dan signifikan terhadap

(ERWEKA DT-60); pH meter (Meterlab PHM201), Mikroskop (Olympus tipe CH-2),

Spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu tipe W 1601), homogenizer, LAF (Lominar Air Flow).

Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Farmasi, Kimia Arralisis, Mikrobiologi dan

Biokima Fakultas Farmasi Universitas Pancasila.

METODE.

Penyadapan buah papaya dan Pembuatan serbak kasar popoir. Buah pepaya benrmur 2,5 - 3

bulan, disadap pada pagi hari (05.30 - 08.00 WIB) atau sore hari (17.3C - 18.30 WIB)

menggunakan pisau saCap dengan kedalaman l-2mm, paling banyak 5 garis torehan pada setiap

buahnya dari pangkal hingga ujung buah, jarak antara torehan l-2 cm. Getah ditampung pada

rurmpan yang dilapisi plastik, ditambahkan 0.7Yo lanfian natrium metabisulfit dengan

perbandingan 2 kali jumlah getah (l:2), diaduk merata sehingga terbentuk suspensi getah

berwama putih susu yang agak kental. Suspensi getah dikeringkan dengan alat semprot kering

(spray dryer) pada suhu inlet 170"C dan suhu outlet 60-70C sehingga diperoleh serbuk kasar

popain.

Karakterisasi serbuk hasar papain. Serbuk kasar papain (serbuk lmsar papain) hasil

pengeringan semprot dikarakterisasi meliputi: bentuk, wama ras4 bau, kadar air, tata-rata

diameter serbuk, randemen dan kadar abu. Distribusi ukuran partikel ditentukan dengan metode

mikroskop optik, serbuk disuspensikan dalam parafin cair, ditempatkan pada objek glas dan

diperiksa di mikroskop. Kadar air ditetapkan dengan alat moisturemeter Kwl Fischer dengan

menimbang seksama 3-5mg menggunakan timbangan microbalance. Kadar abu ditetapkan

dengan menimbang saksama *.2-39 serbuk knsar papalz, digerus, dimasukkan dalam krus silikat

yang telah ditara, dipijarkan perlatran-lahan hingga arang habis, didinginkan, dan ditimbang.

Dihitung Yokadar abu dengan rumus - Qcrus+abu)- (krus kosons) x !00o/a.

bobot sqmpel

Pengukuran Aktivitas Serbuk Kasar Papain.

Satu gram kasein, didispersikan dalarn 50mL natrium tbsfat 0,05 M, dipanaskan dalam penangas

air mendidih selama 30 menit sambil sering diaduk, didinginkan sampai suhu kamar, untuk

mencegah pengendapan kasein ditambahkan asam siirat 0,05 M hingga pH 6,0 * 0,1, diencerkan

dengan air hingga 100,0mL (iarutan A). Sejumlah 3,559 dinatrium fosfat anhidrat P dinnasukkan

dalam labu ukur 500mL, dilmu&an dalam 400mL air ditambahkm 7g dinatrium edetat P dan

3,059 sistein HCI monohidrat P, diahr hingga pH 6,0 + 0,1 dengan HCI I N atau NaOH I N,

diencerkan dengan air hingga 500,0 mL (larutan B). Ditimbang seksama *100mg serbuk kasar

Page 4: OPTIMASI FORMULA SERBUK PAPdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/2095211029141639751119November...Peningkatan konsentrasi parafin cair berefek secara dominan dan signifikan terhadap

papain, dilarutkan dalam larutan B hingga 100,0mL. Sejumlah 2 mL larutan drprpet ke dalam

labu ukur 50 mL. diencerkan dengan larutan B hingga 50,0 mL (larutan C). Disiapkan 3 tabung

reaksi dan diberi tanda Sl, 52 dan B. Lima mL larutan A dimasukkan ke dalam tabung Sl dan

52, dipanaskan di atas penangas air pada suhu 40oC selama 10 menit. Ditambahkan 1 mL larutan

C dan I mL larutan B , dipanaskan selama l jarn, ditambahkan 3 mL larutan TCA, dikccok kuat.

Pada tabung B (blanko) dilakukan proses seperti di atas. Seluruh tabung (S1, 52, B) dipanaskan

pada suhu 40oC selama 30 menif disaring dengan kertas Whatmann No.40. Masing-masing

filtrat diukur serapannya dengan spektrofotometer UV-VIS pada panjang gelombang maksimum

275,0nm. Resapan hasil pengukuran diplotkan dalam persamaan kurva baku yang dibuat dari

suatu seri tirosin dengan kadar 25 - 85 ppm, sehingga diperoleh nilai aktivitas dalam satuan

tyrosine unit (TUlmg).

Penentuan KHM Serbuk Kasar Papain. Uji KHM (konsentrasi hambat minimum) untuk

mengetahui dosis terendah serbuk kasar papain (1, 5 dan l0% blb) yang masih mampu

mengharnbat pertumbuhan rnikroba uji yang digunakan. Uji KHM dilakukan dengan metode

pengencemn seri kaldu pepton menggunakan 12 enceran konsentrasi papain hasil semprot

kering. Sebagai kontrol positif digunakan sediaan antijerawat komersial yang telah beredar di

pasaran, dan Tween 80 - Span 80 sebagai kontrol negatif. Mikroba uji yang digrurakan adalah

Streptococctts oureus dan Propionic acne yang telah diremajakan (umur 2a jar.r) dengan

kerapatan 25 % transmitan yang kemudian diencerkan (1 : 1000) dilalqftan pra inkubasi selama

2 jarrrt pada suhu kamm. Setelah diinkubasi pada suhu 350C selama lE-24jam, akan terlihat

konsentrasi terendah serbuk kasar papain yang masih berpotensi menghambat pertumbuhan

mikroba uji. Nilai KHM dijadikan dasar dosis papain sediaan emulgel, yaitu 4 sampai l0 KHM

(Harnita, Radji 2008).

X'ormula Emulgel Serbuk Kasar Papain. Dengan rancangan faklorial 23 maka ada delapan

formula emulgel papain seperti terlihat pada tabel 1, hasil dari 3 faktor pada level rendah dan

tinggi. Ketiga faktor tersebut adalah batran pembentuk gel (Carbomer 934 dan HMPQ,

emulgator (Span 80 dan Tween 80) dan parafin cair.

Tabel 1 Formula Emulgel serbukkasarpapain dengan rancangan faktoriat 23

BAIIAN T.ORMULA(%)FI FII rIIII FIY FV rvl F'VII F"YIII

Serbuk kasarrranain 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 t,2 1,2 1,2

HPMC 2.5 2.5 2.5 2.5Ca$omer 934 I I I I

Page 5: OPTIMASI FORMULA SERBUK PAPdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/2095211029141639751119November...Peningkatan konsentrasi parafin cair berefek secara dominan dan signifikan terhadap

Parafiin Cair 5 7.5 S 7.5 f, 7.5 5 7.5Soan 80 0.9 0.9 1.5 1.5 0-9 0.9 1.5 1.5TVeen 80 0.6 0.6 I I 0.6 0.6 IPropilen Glikol 5 5 5 5 5 5 5 5Prooil Paraben 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03Metil Paraben 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01Air Murni 100 100 t00 100 100 r00 100 100

Pembuatan Emulgel Papain. Formula Fl s/d F4, dibuat dengan mengembangkan HPMC

dalam air panas (80"C), didinginkan dan dibiarkan selama 24 jam. Formula F5 s/d F8 dibuat

mengembangkan carbomer 934 dalam air mumi, dihomogenkan dengan stirer pada kecepatan

sedang (300 rpm), pH gel dibuat menjadi 6-6,5 menggunakan trietanolamin (TEA). Emulsi (krim

tipe m/a) dibuat dengan mencarnpur Span 80 dengan parafln cair (fase minyak), sedang Tween

80 ditarnbah air (l:l) sebagai fase air. Propil dan metil paraben dilarutkan dalam propilen glikol,

ditambahkan dalam fase air. Kedua fase (minyak dan air) dipanaskan pada suhu 70-80"C,

dicampur dengan stirer pada kecepatan 300 tpm surmpai terbenhrk krim, setelah suhunya

mendel<ati suhu kamar (28-30"C), ditambahkan serbuk kasar papain. Emulgel dibuat dengan

mencampurkan emulsi (krim m/a) dengan gel (HPMC, Carbomer 934)padakecepatan 300 rpm,

pH sediaan emulgel diatur antara 6,3-6,5 urtuk menghindari iritasi kulit (Lucero, Vigo, Leon

1994).

Evaluasi Sifat Fisika Emulgel. Evaiuasi sifat fisika dilakukan terhadap emulgel yang disimpan

pada suhu kamar selama 3 bulan, meliputi : uji organoleptik, uji daya sebar, uji viskositas dan

reologi. Emulgel dioleskan di atas kaca objek kemudian dikatupkan dengan kaca objek yang lain,

lalu diamati homogenitas krim tersebut. Tipe emulgel diperiksa menggunakan zat warna yang

larut dalam air (biru metilen) danzatwaflur yang larut dalann minyak (sudan III). Uji daya sebar,

dilakukan dengan mengoleskan emulgel pada cincin teflon berdiame.ter luar 55 mm, tebal 3 mm

dan diameter dalam 15 mm dengan beralaskan kaca, sampai didapat olesan krim dengan

diameter 14 mm dan ketebalan 13 mm. Olesan krim ditutup dengan lempeng kaca berdiameter 8

cm, bobot 20 gram, ditekan dengan beban 200 gram, didiamkan selama 3 menit, diukur diameter

permukaan krim yang melebar dengan jangka sorong, dihitung dengan rumus S = *f ' dalam

safuan gram.cm/ detik (S: kemudahan sebar, M: bobot beban, L: panjang sebaran emulgel dan

T= waktu dalam detik) (Jarn et al 2011). Uji ukuran partikel fase dalam dilakukan dengan

menggunakan mikroskop elektron, tiap sarnpel diukur seban-vak 300-500 buah partikel. Ujiviskositas dan reologi, ditenttrkan menggunakan viskometer Brookfield tipe RV , viskositas

Page 6: OPTIMASI FORMULA SERBUK PAPdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/2095211029141639751119November...Peningkatan konsentrasi parafin cair berefek secara dominan dan signifikan terhadap

semua formula ditentukan viskositasnyapada suhu kamar (25-28"C) dari rpm 0,3 sampai dengan

rpm tertinggi menggunakan spindel yang sesuai. Skala yang terbaca harus lebih dari 10 dan

kurang dari 100 dengan interval pengukuran 10 menit. Dibuat reogftrm dengan mengeplotkan

antara rpm (sumbu Y) dengan F (sumbu X). F merupakan hasil kali skala yang terbaca dikali

dengan Kv, tetapan alat Brookfield. Dari grafik dapat ditentukan reologi emulgel dan

viskositasnya pada nilai rpm tertentu.

Evaluasi Kimia Emulgel. Evaluasi mutu emulgel secara kimia dilakukan dengan menentukan

pH sediaan emulgel menggunakan pH meter dan uji pelepasan papain rnenggunakan alat sel

difusi Franz. pH meter dikaliberasi dengan larutan dapar fosfat ekimolal dan kalium biftalat lalu

dig'unakan untuk menentukan pH l% emulgel masing-masing formula. Uji pelepasan papain dari

sediaan emulgel dilakukan dengan menimbang 1,0 gram emulgel, dimasukkan dalam sel difusi

Frara (pada kompartemen donor), setelah alat dijalankan 30 menit dilakukan pengambilan

cuplikan pada kompartemen akseptor, dianalisis menggunakan spknofotometer IIVA/IS pada

panjang gelombang maksimum, Imaks :255nm, dan kadar/ aktivitas papain dapat ditentukan

menggunakan kurva baku tirosin atau melalui persamuum regresi liniemya. Uji pelepasan dan

penetapan aktivitas papain sebagai gambaran kemampuannya melisis sel-sel mati,

Evaluasi Mikrobiologi Bmulgel. Uji Aktivitas antibakteri (antijerawat) dilalrukan menggunakan

metode difusi agar, cuplikan emulgel yang mengandung papain akan berdifusi dari pencadang ke

medium agar. Emulgel adalah sediaan setengah padat sehingga digunakan kertas cakram untuk

memudahkan proses difusi tersebut (Lennette 1974). Biakan bakteri staphylococcus epidermidis

dan Propionic acne disuspensikan dengan larutan fisiologis NaCI. Medium Glukosa Nutrien

Agar (NGA) sebanyak 15ml dituang dalam piring pehi dan dibiarkan memadat, disebarkan

0,1m1 suspensi bakteri dan diratakan. Kertas cakram (diameter: 6mm) direndam dalam emulgel

selama lSmenit, dikeringkan pada suhu 40"C. Kertas cakram diletakkan di atas medium agar,

dibiarkan sekitar 2jam agar terjadi difusi, diinkubasi pada suhu 37oC selama 24jam, diukur

diameter daerah hambatnya (DDH).

Analisis Data dan Optimasi Formula, Data hasil pengukuran dalam rancangan faktorial

merupakan respon : yaitu untuk uji sifat fisika sediaan emulgel, responnya adalah viskositas dan

reologi emulgel, kemudahan sebar; respon uji kirnia adalah pH dan aktivitas papain serta respon

uji mikrobiologi adalah nilai DDI{. Masing-masing respon mempunyai pers:rmaan polinomial.

Dari persamaan tersebut dapat dilihat pengaruh utama serta interaksi ketiga faktor terhadap sifat

Page 7: OPTIMASI FORMULA SERBUK PAPdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/2095211029141639751119November...Peningkatan konsentrasi parafin cair berefek secara dominan dan signifikan terhadap

fisika kimia dan mikobiologi sediaan emulgel. Anatisis rancangan faktorial berikutnya adalah

membuat plot kontur (contour plot ) dari masing'masing respon kemudian ditumpangtindihkan

(superimposed contour plol.Daerah arsiran hasil tumpangtindih plot kontur adalah daerah

komposisi optimum formula emulgel papain.

HASIL DAN PEMBAHASAI\I

Karakterisasi Serbuk Kasar Papain. Hasil karakterisasi serbuk kasar papain semprot kering

adalah : kadar ur 9,603Yo; kadar abu l5,54Yo * 0,328; rata-rata diameter 21,53pm. Aktivitas

proteolitik serbuk kasar papain hasil semprot kering menggunakan activator sistein dan sebagai

substrahrya adalah kasein. Hasil reaksi enzimatik terhadap substrat kasein adalah tirosin. Panjang

gelombang maksimum tirosin pada 275,0nm, sedangkan kuna baku tirosin dibuat dengan

konsentrasi 25 - 85 ppm dan dihsilkan persaminn regresi linier Y = -0,0050 + 0,0091X .

Persamaan ini digunakan untuk menghitung aktivitas proteolitik serbuk kasar papoin. Diperoleh

aktivitas proteolitik serbuk kasar papain sebesar 19,26 TU/mg + 0,49. Pengukuran aktivitas

proteolitik papain ini dilahlkan untuk mengetahui ahivitas proteolitik serbuh kasar paparn hasil

semprot kering sebelum diformulasikan dalam sediaan emulgel.

Penenluan Dosis Serbuk Kasar Papain dalam EmuIgeI. Dosis papain dalam sediaan emulgel

ditetapkan berdasar uji KHM (konsentasi hambat minimum) dengan mikroba uji Streptococcus

aureus dan Propionic acne yang telah diremajakan (urnur 24 jan), dengan kerapatan 25 %

tansmitan. Dalam uji ini digunakan kadar serbuk kasar papain lyo, syo dan l0% b/b. Uji KHM

dilakukan dengan metode pengenceran seri kaldu pepton menggunakan 12 enceran konsentrasi

papain hasil semprot kering. Sebagai kontrol positif digunakan sediaan antijerawat komersial

yang telah beredar di pasaran, dan Tween 80 - Span 80 sebagai kontrol negatif.

Tabel 2. Hasil pengukuran KHM serbuk kasar papain dengan bakteri uji Propionibocterium ocneKonsentrasi sertukkasarpapain (o/-o)

' PertumbuhanKonsentasi serbuk

kasarpapain (%)Hasil

0,1 + 0,7

o12 + 0r8

0,3 + 0,9

014 1,0

0,5 1.1

Page 8: OPTIMASI FORMULA SERBUK PAPdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/2095211029141639751119November...Peningkatan konsentrasi parafin cair berefek secara dominan dan signifikan terhadap

0,6 1,2

Keterangan: positif (+) = terdapat pertumbuhan

negatif (-) = tidak terdapat pertumbuhan

Tabel 3. Hasil pengukuran KHM serbuk kasar papain dengan bakteri uji Stophytacoccus oureusKonsentrasi serbuk

kasar papain (%)Pertumbuhan

Konsentrasi serbuk

kasar papain (%)Hasil

0,1 + o,7

o,2 + 0,8

0r3 + o,9

4,4 + 1,0

0,5 + 117

0r5 1,2

Keterangan: positif (+) = terdapat pertumbuhan

negatif (-) = tidak terdapat pertumbuhan

Dapat disimpulkan bahwa papain pada konsentffasi O,4yo dart 0,6Yo masing-masing merupakankonsentrasi serbuk kasar papain yang dapat menghambat bakteri Propionibacterium acne dartStaphylococcus oureus Selanjutnya untuk penentu{m dosis ditentukan 2x KHM, darikonsentrasi serbuk kasar papain tertinggi yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Jadidosis unfuk sediaan emulgel yang akan dibuat y-aitu 2x0,6Vo: l,2yo.Optimasi Kecepatan dan Waktu Pembuatan Emulgel. Untuk menjamin reprodusibilitas danstabilitas sediaan maka dilahrkan optimasi kecepatan dan waktu pengadukan untukmemfonnulasi sediaan emulgel. Formula I - tV menggunakan gelling ogent 2,5o/o I*MC danForrrula V - VIII menggunakan tYo Carbomer 934, perbedaan jenis dan konsentrasinyaberpengaruh terhadap homogenitas dan kekentalan. Waktu pengadukan emulgel, F I - F IV padamenit ke15 pada 100 rpm. Formula V - F VIII menit ke 10 dengan kecepatan pengadukan 150rpm.

Hasil Uji Sifat Fisika Sediaan Emulgel

Sediaan emulgel serbuk kasar papain dievaluasi setelah didiamkan selama 3 hari

berkesetimbangan pada suhu kamar (25"C) setelah proses pernbuatan. Evaluasi sediaan emulgel

serbuk kasar papain meliputi organoleptik, homogenitas, uji tipe emulsi, viskositas dan sifat alir,

kemudahan sebar dan ukuran diameter fase dalam. Formula I - VIU, merupakan sediaan emulgel

berwarna putih, homogen, berbau khas papain, trpe m/a, diameter ruta-ratafase dalam l1g,24 -

I

Page 9: OPTIMASI FORMULA SERBUK PAPdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/2095211029141639751119November...Peningkatan konsentrasi parafin cair berefek secara dominan dan signifikan terhadap

214,48pm, viskositas pada rpm 2,5 adalah 160 - 1900 dPa.S, sifat alir plastis dan daya sebar

4,740 - 7,500 g.cm/det.

Tabel 4. Hasil pemeriksaan viskositas sediaan emulgel Tabel 5. Hasil pemeriksaan daya sebar sediaan emulgel

Formula

Viskositas (dPa.S)

I tl ltl

FI 552,00 s4&00 546,40

Fil 763,20 163,20 164,00

FIII 726,40 728,OO 778,O0

FIV 4U,OO 460,00 456,00

FV 995,20 993,60 974,4O

FVI 96480 968,00 968,00

FVII 1900,00 1900,o0 1880,00

FVIlI 920,00 916,80 920,00

Hasil Uji Sifat Kimia Sediaan Emulgel

Evaluasi kimia dari sediaan emulgel serbukkasar papain meliputi uji pH dan uji aktivitas papain

melalui uji pelepasan. Evaluasi dilakukan setelah sediaan berkesetimbangan 3x24 jampada suhu

25"C. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa nilai pH FI - F IV (basis HPMC) mempunyai pH

lebih tinggi dibandingkan dengan basis Carbomer 934. Nilai pH FI-FIV pada suhu kamar antara

pH 6,18-6,45, sedangkan FV-FVIII rnemiliki pH antara 5,35-5,48. Allivitas proteolitik serbuk

kasar papain ditentukan dengan mengukur kemampuan papain menghidrolisis kasein sehigga

dihasilkan tirosin. Dalam penelitian ini, papain diformulasikan dalam sediaan emulgel dengan

gelling agent bersifat hidrofrlik, yaitu TIPMC dan Carbomer 934 sehingga laju penentu besamya

aktivitas papain ini adalah lepasnya serbuk kasar papain dari sediaan emulgel.

Tabel 6. Hasil Evaluasi Aktivitas ProteolitikPapain dalam Sediaan F1-F8

'',,,2s'

F1150 0,6050 t 0,0026

F2150 L7,6797 t 0,0000

Formula

Kemampuan sebar(e.cmldet)

lt illFI 5,611 5,687 5,662

Fil 7,24O 7,182 7,tz0Fm 5,329 5,336 5,333

FIV 6,336 6,331 6,344

FV 4,891 4,884 4,889

FVI 5,220 5,231 5,2L7

FVII 4,749 4,756 4,758

FVIII 5,100 5,173 5,107

I

Page 10: OPTIMASI FORMULA SERBUK PAPdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/2095211029141639751119November...Peningkatan konsentrasi parafin cair berefek secara dominan dan signifikan terhadap

F3150 o,4o52tO,OO77

F4150 o,7747 t 0,0025

F5150 6,5178 r 0.0118

F6150 9,6644 r 0,0117

F7150 2,7034 i 0,0351

F8150 2,5869 !0,0117

Uji Cemaran dan l)iameter Daerah Hambat

Sesuai Keputusan Drjen POM No. 289411994 Tentang persyaratan Cemaran Mikroba pada

Kosmetik, sediaan losio anti jerawat harus bebas dari Staphyloeoccus aureus, Pseudomonas

aeruginosa, dan Candida albicans, serta memiliki junlah koloni bakteri tiap gramnya ( 1,0 x

105 koloni/gram. Hasil pengujian terhadap sampel sediaan emulgel serbuk kasar papain

menunjukkan bahwa sediaan yang diuji bebas dari ke-3 bakteri yang dipersyaratkan, serta

memiliki jumlah kandungan mikroba antara 27-240 koloni ba}$eri per gram. Dapat disimpulkan

bahwa emulgel serbuk kasar papain memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Formula I - IV memiliki diameter daya hambat yang lebih besar dibandrngkan dengan formula V

- Vm. Hal ini dikarenakan selain afinitas, pelepasan zat aktif dari bentuk sediaannya dipengaruhi

pula oleh viskositas, ini berdasarkan persam&m Stokes-Einstein:

RTn--6r4rN

Artinya semakin tinggi viskositas (q) maka tahanan semakin besar dan koefisien difusi (D)

semakin kecil. Menurunnya koefisien difusi diikuti dengan penunrnan kecepatan pelepasan zat

aktif sehingga pelepasannya lebih lambat. Formula I - IV memiliki viskositas yang lebih rendah

dibandingkan formula V-VI[, sehingga papain lebih mudah dilepaskan dari bentuk sediaannya

maka DDH yang diperolehpun menjadi lebih besar.

Tabel 7. Hasil ujidiameter daya hambat (DDH)

Formula Diameter Dava Hambat {mmlt 2 3

FI 15,0 15,0 L4,9

FII t5,4 t4,6 L5.7

10

Page 11: OPTIMASI FORMULA SERBUK PAPdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/2095211029141639751119November...Peningkatan konsentrasi parafin cair berefek secara dominan dan signifikan terhadap

Filt 13,s 13,0 1.4,4

FIV L6,2 14,3 15,1FV lL,1 L2,5 71,L

FVI 12,3 13,0 L2,O

FVII 11,5 71,2 11,5

FVIII 12,5 12,4 12,5

Analisis Efek Faktor dan Interaksinya terhadap Respon Lrji

Dilakukan analisis data respon uji meliputi : viskositas, daya sebar, aktivitas proteolitik, diameter

daerah hambat @DfD dan pH sediaan emulgel, menggunakan disain faktorial 23 program

Minitab 16.

Tabel 8. Hasil analisis efek faktor dan interaksinya terhadap respon uji.

Digunakan Carbomer 940 dan TIPMC sebagai faktor gelling agent, forrnula FI, FIII, FV dan

FVII digunakan Carbomer 940 dan IIPMC pada FII, FIV, FVI dan FVI[. Carbomer 940 1%

memberikan nilai viskositas yang lebih tinggi (552,00 - 1900,00 dPa.S) dibandingkan bila

digunakan HPMC 2,5yo (163,20 - 961,80 dPa.S). Gelling agent berpengaruh secara signifikan (p

< 0,05) dan dominan pada peningkatan viskositas sediaan emulgel , dan aktivitas proteolitik

enzim papain, namun menyebabkan penuruftm daya sebar sebesar -1,1335 dan DDH sebesar -

2,792. Dalam hal ini, peningkatan viskositas berpengaruh negatif terhadap daya sebar dan difusi

enzim papain.

t"

Page 12: OPTIMASI FORMULA SERBUK PAPdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/2095211029141639751119November...Peningkatan konsentrasi parafin cair berefek secara dominan dan signifikan terhadap

Gambar 1. Grafik efek fuctor dan interakinya terhadap viskositas Gambar 2. Plot Kontur viskositas sediaan emulgel

Peningkatan konsenhasi paraffin cair berefek secara dominan dan signifikan (p < 0,05) terhadap

peningkatan daya sebar sediaan emulgel dan aktivitas proteolitik papain. Sediaan menfadi kurang

viskus sehingga memperbesar daya sebarnya dan memudahkan difusi enzim papain dari sediaan

sehingga memperbesar diameter daerah hambat sebagai uji aktivitas terhadap mikroba penyebab

jerawat.

€A'PC'EM

9C'EM

6A'EM

GA'PC

IM

PC

6A

6(} -,lq) -2fl, 0 2{D 4m 6(E m

GA'PCiEM

PC'[M

GA'EM

GA'rc

TM

PC

GA,r-It35

-{r.il517

{.3!t5

-a5 -l {.5 0 (,'5 1

Gambar 3. Efek Faktor Parafin cair dan interaksinya terhadap daya sebar Gambar4. Kontur Plot Daya Sebar

Gambar 5. Efek Faktor Parafin cair dan interaksinya Gambar 6. Kontur Plct Aktivitas Proteolitik terhadap aktivitasproteolitik papain

r-ffi-lh <& IIID- - |lrr- o Illo- s Ill!- o I

lco- D I

l! 'p If-EG-llumrl

Tn\ffiil--lh .o I

Irs- s I

lrs- @ I

ll@- 6 I116- @ I

llo- G IllG- ro Ill ,zo I

Tffi-lletxgrrl

GA'FC'tM

pc.[u 4.s4

GA'IM

EM.C'1

PC

m

GA.PC -3.ffi

{{-4-to246 60 65Iffifr

L2

Page 13: OPTIMASI FORMULA SERBUK PAPdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/2095211029141639751119November...Peningkatan konsentrasi parafin cair berefek secara dominan dan signifikan terhadap

GA'PC'EM

PC'TM

A'EM

6t.nc

€M

PC

GA

-3-2-10t2

Gambar 7. Efek Faktor Parafin cair dan interakinya Gambar 8. Plot Kontur diameter daerah hambat (DDH)

terhadap diameter daerah hambat (DDH)

Padapenelitian ini, formulasi sediaan emulgel menggunakan kombinasi emulgator T.areen 80 dan

Span 80. Peningkatan kombinasi emulgator tersebut berpengaruh secara dominan dan signifikan

O < 0,05) terhadap peningkatan viskositas dan penurunan daya sebar, aktivitas proteolitik dan

diameter daerah hambat.

OPTIMASI FORMULA

Optimasi formula emulgel serbuk kasar papain dilakukan dengan menumpangtindihkan plotkontur semua respon (contourplot superimposed). Sebagai batasan masing-masing respon dalampenelitian ini adalah : nilai viskositas sediaan berdasarkan viskositas sediaan emulgel di pasman

(dai 2 pabrik) yaitu 300 - 600 dPa.S, daya sebar antara 5,5 * 7,0mm, diameter daeratr hambat

antara 14 - l5mm dan aktivitas proteolitik lebih besar dart720 TU/mg.

@tunillEnrsd

Gambar 9. Daerah Formula Optimum Emulgel

serbuk kasar papain

qPTIdHd

otuffsg m HrEn

ffirErg 7.n ZC)FPirc t6.gEI [238a,llfnrc '50- -L$'

AflpfreffiLTm

VEI(ETTagE 35O0y=5,1O4ilX

\ (

- ?;2

DA\ASBTrgc 60v=6m4d=O9951

[[HTa$ r4gly = 1458{2d=AfRl64

>=

Gambar 10. Response Optimizer sediaan Emulgel

serbuk kasar papain

Dari analisis menggunakan tumpangtindih plot kontur (contour plots superimposed) dan

response optimizer, diperoleh susunao fonnula yang optimum adalah : sebagai gelling agentHMPC kadar 2;SYo,kadar pamfin ca$ 6,5yadan kombinasi emulgator (Tween 80 - Span 80)

sebesar 2,4o .

13

Page 14: OPTIMASI FORMULA SERBUK PAPdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/2095211029141639751119November...Peningkatan konsentrasi parafin cair berefek secara dominan dan signifikan terhadap

DAX'TAR PUSTAKA

[Anonim], Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Pusat Penelitian dan PengembanganHortikultura, 2001, Jurnal Hortikultura, volume II(No. 3), hal. lg2,196-7,203-5.

Agnisezka, C., Guido, S., Cornelus, G,, Kruil D. and velde, FV., 2009, Food hydrocolloids,23:1038-1046

Ardina, Y., 2007, Pengembangan Formulasi Sediaan Gel Antijerawat serta PenentuanKonsentrasi Hambat Minimum Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.), [Abstrak],Perpustakaan Pusat ITB.

Arifin, MF., Nufiidayati, L., 2008, Formulasi Gel Pasta Gigi Serbuk Kasar Papain HasilPengeringan Sernprot Getah Pepaya (Carica papaya Z ) (Optimasi Komposisi Pembentuk GelIota Karaginan -Larutan Sorbitol 70o/o v/v Menggunakan Desain Falctorial 22), PerpustakaanFFUP.

Arifin, MF., Sari, NW., 2009, Oplimasi Krim Pembersih Wajah Getah Pepaya (Carica papayaI.) dengan Rancangan Falrtorial22 (Pengaruh Tween 80 dan Span 80), Perpustakaan FFUP.

Arifin, MF., Suyono, AH., 2008, Optimasi Sediaan Krim Pembersih Wajah Getah Pepaya(Carico papaya Z.) dengan Rancangan Falctoriat 22 @engaruh Trietanolamin- Asam stearat),Perpustakaan }'FUP.

Amrstrong, NA., 2006, Pharmaceutical Experimental Design And Interpretati on, Znd Ed., Taylorand Francis Group, CRC Press.

Baishya, BR., 1996, Ind J dermatologt, venereologt and leprologt,62: 102-3.

Barel, AO., 2009, editors, Handbook of Cosmetic Science and Technology, 3'd ed., Marc paye,

Howard L Maibach, p.233-40.

Baumann, L' 2002, Cosmetic Dermatology, Princples and Practice, The McGraw-HillCompanies, medical Publishing Division, p 3 -27 .

Bolton, 5.,2004, Pharmaceutical Statistics Practical and Clinical Appticatiow, 4h Ed. Revisedand Expanded, New York, Marcel Dekker, p. 506-8.

Harmita, Radji, M., 2008, Buku Ajar Analisis hayati, edisi ke 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC,Jakart4 hal. l-10.

Jain A. Gautam, SP., Gupta, Y., Khambete, H, Jain, S., 2}l1,Development and Chaxacterizationof Ketoconazole Emulgel for Topical Drug Delivery, Pelagia Research Library Der PharrraciaSinica,.l (3):221-31.

Kalie, MB., 1996, Bertanam Pepayq Edisi revisi, Penebar swadaya, hal. 93-8,103-8.

Page 15: OPTIMASI FORMULA SERBUK PAPdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/2095211029141639751119November...Peningkatan konsentrasi parafin cair berefek secara dominan dan signifikan terhadap

Lachman, L., Lieberman, fIA., Kanig, JL., 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri, Edisi II,Vol II, Diterjemahkan oleh Suyatni S. Jakarta: UI Press;. hal. 126-35.

Lennette, E.,lg74,Manual of Clinical MicrobioloEy,2"d ed., Washington DC: hal410-1.

Lucero, MJ., Vigo, J., Leon, MJ., 1994, A study of shear and compression deformations on

hydrophilic gels of tretinoin. Int J Pharm.;106:125-133.

Marayoga, 7.,2011, Polusi Udara di Jakarta : http://www.kabarindonesia.com. [20 April 2011].

Mohamad, K., 18 April 2011, Adakah kebijakan Obat Nasional, Kompas, Jakarta.

Muhidin, D., 1999, Agroindustri Papain dan Pektin, Jakarta, Penebar Swaday4 hal. l-8, l3-5,25-35.

Pakky,8., Kasim, S., Rewa M., Karangan, S., 2009,Uji Aktivitas Enzim Papain Dalam sediaan

Krim Terhadap Stapltylococcus erureus, Majalah Farmasi dan Farmakologi, vol 13, no 1, ISSNl4t0-7031.

Rieger, MM., 2000;,Harry's Cosmeticology, 86 Ed., Chemical Publishing Co., Inc., New York,p 894.

Saifudin, A., Rahayu, V., Teruna, HY., 2011, Standarisasi Bahan Obat Alam, edisi I, Graha

Ilmu, Yogyakarta, hal. 69-85.

Salman, 2009, Pengmbangan Formulasi Krim Papain Dari Carica papayo L. Sebagai

Keratoderm Alamiah, Portal Penelitian Universitas Andalas.

Schrader ,K., Domsch, A., 2005, Cosmetology-Theory and Paractice, Research - Test Methods-Analysis- Formulas, Verlag Fur chemische Industrie,H. Ziolkowsky GmbH, D-86015 Augsburg,p. 99-101.

Smith, JB., Fenske, NA., 1996 : Cutaneous manifestations and consequences of smoking, J.

Am. Acad. Dermatol., 34:717.

Wilkinson, JB., Moore,RJ.,1982, Harry's Cosmeticology, Edisi VII. London, George Godwin.

15