orasi lingkungan hidup 2

6
ORASI LINGKUNGAN HIDUP “Berteman Dengan Sampah” Disusun O L E H Nama : Wahyu Rahyuni Butar-Butar

Upload: hsimaremare

Post on 13-Jun-2015

1.160 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: ORASI LINGKUNGAN HIDUP 2

ORASI LINGKUNGAN HIDUP

“Berteman Dengan Sampah”

Disusun

O

L

E

H

Nama : Wahyu Rahyuni Butar-Butar

Asal sekolah : SMA N2 Soposurung,Balige.

Page 2: ORASI LINGKUNGAN HIDUP 2

Kabupaten : Toba Samosir

Berteman Dengan Sampah

HORAS…! HORAS…! HORAS…!

Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita sekalian.

Salam hormat saya kepada dewan juri dan juga kepada bapak dan ibu sekalian,serta

salam sahabat kepada teman-teman saya pecinta lingkungan yang telah hadir saat ini.

Sebelum saya menyampaikan topik sederhana saya yang tentunya sangat berkenan dengan

kehidupan kita,ada baiknya kita terlebih dahulu memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan

Yang Maha Esa,Karena tidak bisa dipungkiri bahwa kita dapat berkumpul ditempat ini hanya atas

kasih dan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa.

Adapun topik yang akan saya sampaikan tersebut adalah mengenai bagaimana kita dapat

“Berteman Dengan Sampah”.

“SAMPAH!”

Apa yang anda fikirkan saat satu kata ini terdengar oleh telinga anda?

Satu kata ini memeng merupakan satu kata yang sensitive ditelinga masyarakat.

Bagaimana tidak? Kata “SAMPAH” merupakan kata yang menggambarkan sesuatu yang memang

sudah tidak berguna lagi,bahkan tidak hanya itu,kata ini juga mampu menggambarkan sesuatu

yang menjadi kegelisahan dalam kehidupan masyarakat.

Sampah menjadi masalah yang serius. Bahkan di wilayah yang seharusnya belum menjadi

masalah pun telah menjadi masalah. Mengapa? Karena sampah tidak dikelola dengan baik, dan

yang lebih serius lagi adalah ketika sampah itu bercampur aduk tidak karuan. Ada sampah daun

dan sayur, kertas, plastik, seng, besi, aluminium, jarum suntik, obat-obatan, baterai dll. Satu

dengan lain akan bereaksi dan membentuk senyawa yang lebih berbahaya.

Sebenarnya,saat ini sampah sudah menjadi bagian dari kehidupan kita. Hampir semua

kegiatan yang kita lakukan pada akhirnya menghasilkan sampah.Dari kalangan anak-

anak,remaja,hingga orang dewasa merupakan aktor pendonor sampah dilingkungan tempat

tinggal kita.namun yang menjadi pertanyaan adalah “apakah semua kalangan tersebut

bertanggung jawab dalam penanggulan sampah?” Saya rasa tidak.Kesadaran masyarakat dalam

menanggulangi sampah masih sangat minim.dan inilah yang menjadi dasar dalam permasalah

kehidupan yang sangat krusial dalam masyarakat.tidak jarang kita membaca disurat kabar bahwa

Page 3: ORASI LINGKUNGAN HIDUP 2

diberbagai daerah di Indonesia telah terjadi bencana-bencana alam yang diakibatkan oleh

sampah.

Pada kesempatan yang membanggakan ini,ijinkanlah saya untuk memaparkan sedikit

banyaknya yang saya ketahui tentang bagaimana kita dapat “berteman dengan sampah.”

Dalam menangani masalah yang sangat sensitif ini, sudah saatnya kita secara bersama-

sama mengubah pola pikir yang lebih bernuansa lingkungan, secara terpadu dengan

meminimalisasi sampah serta memaksimalkan daur ulang dan pengomposan.

Berbicara mengenai pengomposan.Pada dasarnya,sampah dapat dibedakan menjadi dua

jenis,yakni Sampah organik dan sampah non-organik.Pemilahan sampah menjadi sesuatu yang

harus segera dilaksanakan oleh semua unsur masyarakat pada semua aktivitas.Yang

pertama,Sampah Organik yakni merupakan sampah yang masih dapat didaur ulang,misalnya

dedaunan.Bagaimana cara kita dalam memanfaatkan sampah organik ini?

Sampah jenis ini dapat kita olah menjadi sesuatu yang bermanfaat yang kita kenal dengan

sebuatan”pupuk kompos.”.Prosedur kerja yang lebih dulu kita lakukan adalah mengumpulkan

sampah dedaunan yang kemudian kita tanam dalam sebuah lubang yang telah kita sediakan

terlebih dahulu.kemudian dedaunan tersebut kita tutup dan kita tunggu hingga membusuk dan

terurai.Dalam pembuatan pupuk kompos ini memang dibutuhkan waktu yang cukup lama.Untuk itu

saat ini juga telah dikenal sebuah bahan yang aktif dalam pembusukan sampah yang disebut

dengan Efektif Mikroorganisme.Efektif Mikroorganisme ini merupakan bakteri yang dapat

mempercepat proses pembusukan sehingga waktu yang dibutuhkan tidak terlalu lama.Dan bakteri

ini tidak mempengaruhi keunggulan pupuk kompos yang dihasilkan.Mengapa saya bisa berkata

demikian? Sebab saya sendiri bersama dengan teman-teman saya di SMA N2 Soposurung,Balige

telah melakukan hal ini. Dan kami dapat memanfaatkannya dalam bidang agronomi.

Nah,bagaimana dengan Sampah non-organik? Dalam hal ini kita dapat memanfaatkannya

sebagai bahan pembuatan kerajinan.Kita dapat mendaur ulang sampah-sampah tersebut

sehingga dihasilkan barang-barang yang mampu menarik perhatian konsumen untuk membeli

kerajinan tersebut.dan hasilnya? Ya! Kita memperoleh keuntungan dalam usaha ini.Memang tidak

bisa kita pungkiri bahwa secara insidentil masih ditemukan kurangnya ketersediaan sarana dan

prasarana dalam mengatasi permasalahan sampah tersebut, namun penyebab utama bukan

karena ketersediaan fasilitas yang tidak ada tetapi karena masih sedikitnya kesadaran masyarakat

atas keperdulian melestarikan lingkungan disekitarnya.Untuk itu,mari

secara perlahan dan pasti bersama – sama kita tinggalkan paradigma lama tentang penanganan

sampah kota, yang menitikberatkan hanya pada pengangkutan dan pembuangan akhir.

Upaya kebersihan lingkungan yang berbasis masyarakat ini, juga mengacu pada slogan

yang berlaku umum, yaitu 3R: reduce (mengurangi), reuse (pemakaian kembali), dan recycle (daur

ulang). Program 3R ini hanya dapat terwujud dengan baik jika disadari sebagai tanggung

jawab bersama baik antara pemerintah dengan masyarakat.

Ini berarti pembiasaan dan pendisiplinan untuk membereskan sampah harus dimulai dari diri

Page 4: ORASI LINGKUNGAN HIDUP 2

sendiri dan dari tingkat rumah tangga. Masyarakat bertanggung jawab terhadap pengelolaan

sampah di lingkungan mereka sendiri. Tak hanya membuang sampah pada tempatnya, tetapi

juga mengolah habis sampah hingga tuntas.

Jika pengolahan sampah - sampah dilakukan dengan baik, sampah bukanlah merupakan sebuah

masalah karena pengolahan sampah bisa dilakukan dengan relatif aman.

Disini,saya juga mengajak hadirin sekalian untuk memandang jauh kemasa lalu kita.

Bagaimana orang dulu mampu memanfaatkan alam kita sebagai bahan utama dalam menjalani

hidup tanpa harus menyisakan kegelisahan akan sampah.Kita mulai dari hal kecil saja,saat

mereka memanfaatkan daun pisang sebagai pembungkus makanan sehingga sampah yang

dihasilkan adalah sampah yang ramah lingkungan. contoh ini sangat sederhana,namun sangat

efisien dalam kehidupan kita.Bagaimana dengan kita saat ini? Kita menggunakan bahan-bahan

plastik sebagai pembungkus makanan kita.Dan apa yang dihasilkan? Ya! Pada akhirnya adalah

justru menambah sampah dilingkungan kita,apalagi sampah plastik merupakan jenis sampah yang

sangat sulit diuraikan.

Sangat banyak hal-hal kecil dalam kegiatan kita sehari-hari yang justru mampu

mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan oleh siapapun.

Contoh lain adalah kita sering menggunakan tissue dalam keseharian kita.sadarkah kita bahwa

sapu tngan jauh lebih efisien dibandingkan dengan tissue?

Sahabat-sahabatku,sebenarnya kita mampu meminimalisasi produksi sampah dilingkunan

kita.Bagi orang-orang pelajar seperti saya,kita mungkin sering membeli makanan yang dibungkus

dengan bahan yang pada akhirnya akan menjadi sampah.Saran saya,lebih baik kita membawa

makanan dari rumah kita sendiri dengan mengunakan bahan yang bisa dipakai berkali-kali seperti

Tupperware.bahkan sadarkah kalian bahwa makanan yang kita bawa dari rumah itu justru jauh

lebih steril dan lebih terjamin.

Kita yang tinggal di alam kita ini dan kita jugalah yang menjaga dan melesatrikan

lingkungan kita.Suatu kota yang bersih akan menjadi kesukaan semua orang apalagi para

wisatawan.Seperti Danau Toba yang dikenal dengan keindahannya mampu menarik perhatian

banyak orang untuk datang ketempat itu. Dan hal itu juga tidak terlepas dari bagaimana

masyarakat sekitar untuk menjaga kebersihan danau tersebut.

Mulailah semua itu dari sekarang. Ketahuilah bahwa anda juga merupakan bangsa

Indonesia yang harus bertanggung jawab dalam menjaga dan melestarikan semua potensi alam di

Indonesia kita ini.Tidak ada kata terlambat untuk memulai semua ini.”There is a will,there is a

way!” Mulailah dari diri sendiri dan yang paling penting adalah mulailah dari sekarang! “What we

see from the outside is start from the inside.”

Demikianlah yang dapat saya sampaikan kepada hadirin sekalian. Besar harapan saya

bahwa apa yang telah saya sampaikan dapat kita terima dan kita laksanakan dalam kehidupan

Page 5: ORASI LINGKUNGAN HIDUP 2

kita.Jika ada yang kurang berkenan lewat perkataan ataupun perbuatan saya,mohon untuk

dimaklumi. Akhir kata saya ucapkan terimakasih.

Selamat pagi.

HORAS…! HORAS…! HORAS…!