orto siska

30
STATUS PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTHODONTI NOMOR MODEL : 03 NAMA PASIEN : SISKA ANGGRAINI NAMA OPERATOR: MIRANTI UTAMI PUTRI, S.KG NO.MHS : 04074881316028 PEMBIMBING : drg. EMILIA CH PRASETYANTI., Sp.Ort

Upload: miranti-utami-putri

Post on 14-Jul-2016

119 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Laporan pemeriksaan orthodontik beserta rencana perwatannya

TRANSCRIPT

Page 1: Orto Siska

STATUS PEMERIKSAAN

DAN PERAWATAN ORTHODONTI

NOMOR MODEL :

03

NAMA PASIEN : SISKA ANGGRAINI

NAMA OPERATOR: MIRANTI UTAMI PUTRI, S.KG

NO.MHS : 04074881316028

PEMBIMBING : drg. EMILIA CH PRASETYANTI., Sp.Ort

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2016

Page 2: Orto Siska

STATUS PEMERIKSAAN

DAN PERAWATAN ORTHODONTI

Operator : Miranti Utami Putri,S.Kg

No.Mhs : 04074881316028

Pembimbing : Drg. Emilia CH Prasetyanti., Sp.Ort

No. Kartu : 883028

No. Model : 03

I. IDENTITAS

Nama pasien : Siska Anggraini

Umur : 16 Tahun

Suku : Melayu

Jenis kelamin : Perempuan

Status Kawin : Belum menikah

Alamat : jl. Kopral Ramin RT 012 RW 003

Telepon : -

Pekerjaan : Pelajar

Rujukan dari : -

Nama Ayah : Sarmin

Suku : Jawa

Umur : 52 Tahun

Pekerjaan orang tua : Buruh

Nama Ibu : Siti Nurbaya

Suku : Melayu

Umur : 50

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat orang tua : jl. Kopral Ramin RT 012 RW 003

Page 3: Orto Siska

II. WAKTU PERAWATAN

Pendaftaran : Tgl. 14 Januari 2016

Pencetakan : Tgl. 14 Januari 2016

Pemasangan alat : Tgl. -

Retainer : Tgl. -

III. PEMERIKSAAN KLINIS

A. Pemeriksaan Subjektif ( Anamnesis )

a. Keluhan Utama :

Pasien mengeluh gigi depan atasnya terlihat miring dan berjejal daripada gigi

depan bawah sejak ± 2 tahun yang lalu, Hal tersebut mengganggu

penampilan anaknya sehingga pasien ingin gigi nya dirawat.

Riwayat Kesehatan :

Kelahiran : Normal

Urutan kelahiran : Anak Ke 4 dari 5 anak

Nutrisi : ASI 2 tahun

Penyakit berat yang pernah diderita : -

Kelainan Kongenital : Tidak ada

Lain-lain : -

b. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan gigi geligi :

a. Gigi Decidui :

Gigi sulung yang pertama kali erupsi umur 6 bulan. Pada usia dibawah 6

tahun. Pasien pernah mempunyai riwayat trauma yaitu jatuh mengenai

gigi depan pada usia 5-6 tahun. Tidak terdapat riwayat karies rampan

gigi rahang atas dan bawahnya, pasien tidak pernah ke dokter gigi.

b. Gigi Bercampur :

Erupsi gigi seri dan molar permanen pertama rahang bawah pada usia 6

tahun. Gigi seri permanen atas tumbuh disaat gigi anterior atas sulung

pasien masih ada. Gigi anterior permanen atas posisi miring dan berjejal

dibandingkan gigi anterior bawah.

Page 4: Orto Siska

c. Gigi Permanen :

Gigi anterior permanen atas lebih mundur dibandingkan gigi anterior

bawah. Gigi permanen sudah ada yang dicabut yaitu gigi molar pertama

rahang atas sebelah kiri dikarenakan karies meluas pada bagian

oklusalnya. Gigi molar tiga partial eruption.

Kesimpulan : riwayat pada gigi bercampur mempunyai kontribusi

menyebabkan gigi malposisi.

Kebiasaan Buruk (berkaitan dengan keluhan pasien): Tongue thrusting

Riwayat Keluarga (berkaitan dengan keluhan pasien): ada

Kelainan rahang dan gigi pada:

Ayah : Susunan gigi tampak berjejal dahulu, sekarang banyak

gigi yang hilang dikarenakan karies besar dan faktor

usia.

Ibu : Gigi normal, susunan rapi dan hubungan rahangnya

orthognati.

Saudara : Gigi rahang atas tampak berjejal dan hubungan

rahangnya orthognati.

Keterangan: dari riwayat keluarga, maka didapat tanda-tanda genetik yang

berkaitan dengan keluhan pasien.

B. Pemeriksaan Objektif

1. Umum :

Jasmani : Baik , Ket : pasien datang dalam keadaan sehat

Mental : Baik, Ket : pasien kooperatif saat komunikasi

Status gizi : normal

Tinggi badan (TB) : 157 cm

Berat badan (BB) : 50 kg

Indeks masa tubuh (IMT) = BB( kg ) = 50

TB² (m) (1.57)²

= 20,32 ( baik)

Page 5: Orto Siska

2. Lokal

a. Ekstra Oral

Wajah Depan

Indeks kepala : Lebar kepala _ X 100 = 11,2 X 100 = 82,96 %

Panjang kepala 13,5

Bentuk kepala : : Dolikosefali Mesosefali Brakisefali

Indeks muka : Jarak N – GN X 100 = 12,8 X 100 = 84,76 %

Lbr Bizigomatic 15,1

Bentuk muka : Hipereuriprosop Euriprosop Leptoprosop

Mesoprosop Hiperleptoprosop

Simetri : Simetris / Tidak simetris

Proporsi : Normal / Tidak normal

Tonus otot mastikasi : Normal / Tidak normal

Tonus otot bibir : Normal / Tidak normal

Posisi bibir waktu istirahat : Tertutup / Terbuka

Wajah Samping

Profil muka : Lurus Cekung Cembung

b. Intra Oral

Jaringan Lunak

Gingiva : Normal / Tidak normal

Mukosa : Normal / Tidak normal

Lidah : Normal / Tidak normal

Tonsil : Normal / Tidak normal

Palatum : Tinggi / Normal / Rendah

Frenulum : Fren. Labii Superior : Tinggi / Normal / Rendah

Fren. Labii Inferior : Tinggi / Normal / Rendah

Fren. Labii Lingualis : Tinggi / Normal / Rendah

Page 6: Orto Siska

Hygiene mulut : OHI-S : 1,33 Sedang

Pemeriksaan Gigi :

X

V VI III II I I II III IV V

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

V VI III II I I II III IV V

Keterangan :

K : Karies R : Radiks T : Tambalan

I : Inlay X : Telah dicabut P : Persistensi

Im : Impaksi J : Jaket O : Belum Erupsi

Ag : Agenesis B : Bridge En : Prwtn endodontik

Analisa Fungsi

Penelanan : Normal / Tidak normal

Bicara : Lidah normal / Lidah terletak di antara gigi

Penutupan mulut : Normal / Tidak normal

Pernapasan : Mulut tertutup / Mulut terbuka

Senyum : Gusi terlihat / Normal

Kelainan TMJ : Tidak ada kelainan

Page 7: Orto Siska

Trichion

Glabella

menton

IV. ANALISIS FOTOGRAFI

A. Analisa Foto Wajah

Ls

Li

Tampak Depan Tampak samping

Bentuk wajah : Oval / Bulat / Persegi /Segitiga (tapered)

Profil muka : Cembung / Lurus / Cekung

Simetri : Simetris / Tidak simetris

Proporsi : Normal / Tidak normal

Garis Orbita : Sejajar / Tidak sejajar

B. Analisa Model Studi

1. Rahang Atas

i. Arah Sagital

Inklinasi gigi insisivus : Normal / Tidak normal

- Gigi 21 mesiopalatoversi

- Gigi 11 mesiopalatoversi

- Gigi 22 dan 12 palatoversi

Malposisi gigi posterior : Normal

Kurva spee : Normal/Tidak normal

Tricion

Glabella

Subnasal

Menton

Page 8: Orto Siska

ii. Arah Transversal

Midline : Segaris / Tidak segaris

iii. Arah Vertikal

Infra versi : gigi 12 dan 22

Supra versi : Ada / Tidak ada

2. Rahang Bawah

i. Arah Sagital

Inklinasi gigi insisivus : Normal / Tidak Normal

- Gigi 31 linguoversi

- Gigi 32 distolabioversi

- Gigi 41 distolinguoversi

- Gigi 42 distolabioversi

ii. Arah Transversal

Midline : Segaris / Tidak segaris

iii. Arah Vertikal

Infra versi : Ada / Tidak ada

Supra versi : Ada / Tidak ada

Lebar Mesiodistal Gigi ( mm )

RAHANG ATAS RAHANG BAWAH

Gigi Kanan Kiri Normal Ket Kanan Kiri Normal Ket

1 8,9 8,9 7.40-9.75 N 5,2 5,4 4.97-6.60 N

2 6,4 6,3 6.05-8.10 N 6,2 6,2 5.45-6.85 N

3 7,4 7,4 7.05-9.32 N 6,6 6,68 6.15-8.15 N

4 7,1 7,2 6.75-9.00 N 6,7 6,8 6.35-8.75 N

5 7,0 7,0 6.00-8.10 N 7,3 7,2 6.80-9.55 N

6 11 - 9.95-12.10 N 11,0 10,7 10.62-13.05 N

7 9,8 10 8.75-10.87 N 10,4 10,5 8.90-11.37 N

Kesimpulan : Semua gigi dalam ukuran lebar mesiodistal yang normal.

Page 9: Orto Siska

Model Dalam Keadaan Oklusi

Arah Sagital

Overjet : 11 : 4,0 mm 21 : 5 mm

41 31

Relasi Kaninus : Kanan : I Kiri : I

Relasi M1 permanen : Kanan : I Kiri : I

Cross bite anterior : ada

Arah Transversal

Garis Median : Segaris / Tidak Segaris

Arah Vertikal

Overbite : 11 : 1,6 mm 21 : 1,8 mm

41 31

Open bite : ada

C. Skema Gigi-Gigi Dari Oklusal

Rahang Atas

Gigi 21 mesiopalatoversi

Gigi 11 mesiopalatoversi

Gigi 12 palatoversi

Gigi 22 palatoversi

Page 10: Orto Siska

Rahang Bawah

D. Skema Gigi-Gigi Dalam Keadaan Oklusi

Arah Anterior

Arah Kanan

Malposisi : Gigi 31 linguoversi

Gigi 32 distolabioversi

Gigi 41 distolinguoversi

Gigi 42 distolabioversi

Midline :RAMidline segaris

RBMidline segaris

Relasi Kaninus : klas 1

Relasi Molar : klas 1

Overjet 11 : 4,0 mm 41

Overbite 11 : 1,6 mm 41

Relasi Molar Kanan ( 16 ) : klas 1 46

Page 11: Orto Siska

Arah Kiri

E. Perhitungan

Metode Pont RA

Jumlah mesio distal 12 11 21 22 : 30,5 mm

Jarak P1-P1 Pengukuran : 36 mm

Jarak P1-P1 Penghitungan : Σ md I X 100

80

=30 ,5×100

80

=−38 ,125 mm

Diskrepansi = -2,125 mm kontraksi / distraksi

Keterangan :

Pertumbuhan lengkung gigi pada regio inter P ( metode Pont )

mengalami kontraksi sebesar 2,125 mm. termasuk dalam kategori derajat

ringan ( mild degree )

Pertumbuhan lengkung gigi pada regio inter M ( metode Pont ) tidak

dapat dilakukan perhitungan dikarenakan gigi molar satu (26) dicabut.

Metode Pont RB

Jumlah mesio distal 12 11 21 22 : 23 mm

Jarak P1-P1 Pengukuran : 30 mm

Jarak P1-P1 Penghitungan : Σ md I X 100

Relasi Kaninus : klas 1

Relasi Molar : klas 1

Overjet 21 : 5,0 mm 31

Overbite 21 : 1,8 mm 31

Relasi Molar Kiri ( 26 ) klas 1 36

Page 12: Orto Siska

80

=30×100

80

=28 ,75 mm

Diskrepansi = 1,25 mm kontraksi / distraksi

Jarak M1-M1 Pengukuran = 41 mm

Jarak M1-M1 Penghitungan =23×100

64

= 34,68

Diskrepansi = 4,72 mm kontraksi / distraksi

Keterangan :

Pertumbuhan lengkung gigi pada regio inter P ( metode Pont )

mengalami pelebaran ruang sebesar 1,25 mm. termasuk dalam kategori

derajat ringan ( mild degree )

Pertumbuhan lengkung gigi pada regio inter M ( metode Pont )

mengalami pelebaran ruang sebesar 4,72 mm. termasuk dalam kategori

derajat ringan ( mild degree )

Metode Howes RA

Jarak inter tonjol P1-P1 = 41 mm

Jarak basis apikal ( interfossa canina ) = 44 mm

Jumlah mesio distal M1-M1 = 84,6 mm

Inter P1 : Jarak Inter P1-P1 X 100 %

Σ Md M1-M1

=

4184 ,6

x 100 % = 48,46 %

Keterangan : Karena jarak inter P1 sebesar 43,56 % yang menyatakan inter P1

lebih besar dari 43 %, maka lengkung gigi dapat menampung

gigi-gigi dalam lengkungnya secara teratur.

Page 13: Orto Siska

Jarak Interfossa kanina = 44 mm

Indeks Howes = Lebar Interfossa canina x 100% = 44 x 100%

Jumlah mesialdistal M1-M1 84,6

= 52 %

Lengkung basal mampu menampung gigi- giginya dalam lengkungnya secara

teratur.

Metode KORKHAUS

∑ Insisivus rahang atas = 30,5 mm

Jarak antara 2 gigi insisivus satu maksila ke titik tengah garis interpremolar

pada model gigi = 15,5 mm

Tabel KORKHAUS = 17,8 mm

Diskrepansi = 2,3 mm

Keterangan: Dari perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa

pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah anteriorposterior

mengalami retraksi.

V. ANALISIS RADIOGRAFI

Jenis Foto : Panoramik

Tulang kortikal pada mandibula terlihat radiopak, tidak ada gambaran

radiolusen yang patologis

Semua gigi terlihat vital, tidak ada gambaran radiolusen di bawah akar

gigi

Page 14: Orto Siska

VI. DIAGNOSA ORTHODONTI

Maloklusi Angle Kelas I tipe dental dengan gigi anterior maksila

crowding disertai open bite anterior dimana malposisi gigi individual:

Gigi 21 mesiopalatoversi Gigi 22 palatoversi

Gigi 11 mesiopalatoversi Gigi 31 linguoversi

Gigi 12 palatoversi Gigi 41 distolinguoversi

Gigi 32 distolabioversi Gigi 42 distolabioversi

Overjet : 11 : 4,0 mm 21 : 5,0 mm

41 31

Overbite : 11 : 1,6 mm 21 : 1,8 mm

41 31

Kelas I = 1 6 , kelas I = 26

46 36

Midline rahang bawah: segaris

Midline rahang atas : segaris

VII. ETIOLOGI

1. Faktor umum: -

2. Faktor lokal: Pada periode gigi bercampur, Gigi anterior sulung persistensi

dibandingkan gigi anterior permanen

Determinansi Lengkung

Page 15: Orto Siska

Rahang atas:

Panjang lengkung ideal : Kanan : 49 mm, Kiri: 39,6 mm

∑ Mesio distal gigi I1-M1 : Kanan : 47,8 mm, Kiri: 36,8 mm

Diskrepansi : Kanan: 1,2 mm, Kiri: 2,8 mm

Rahang bawah:

Panjang lengkung ideal : Kanan: 45 mm, Kiri: 44 mm

∑ Mesio distal gigi I1-M1 : Kanan: 43 mm, Kiri: 42,98 mm

Diskrepansi : Kanan: 2 mm, Kiri: 1,02 mm

Overjet awal : 11 : 4,0 mm 21 : 5,0 mm

41 31

Overjet akhir: 11 : 3,0 mm 21 : 3,5 mm

41 31

Overbite awal : 11 : 1,6 mm 21 : 1,8 mm

41 31

Overbite akhir : 11 : 2,0 mm 21 : 2,5 mm

41 31

VIII. RENCANA PERAWATAN

Tujuan Perawatan:

Page 16: Orto Siska

1. Menghilangkan kebiasaan buruk

Dengan cara mengedukasi pasien dan orang tuanya mengenai kebiasaan

buruk tersebut.

2. Mengoreksi overjet

Dilakukan dengan cara meretraksi gigi anterior rahang atas

3. Mengoreksi overbite

Dilakukan dengan cara mengintrusi gigi anterior rahang bawah dan

mengekstrusi gigi posterior rahang bawah

4. Memperbaiki maloklusi gigi individual

Mengoreksi malposisi gigi 31,32,33,42 dan 43

Jalannya Perawatan :

a. Penjelasan dan edukasi tentang perawatan ortodontik

Pasien diberi penjelasan tentang prosedur perawatan, biaya, kemungkinan

lama perawatan, bnyaknya kunjungan, cara pemakaian, dan kemungkinan yang

terjadi selama perawatan dan hal hal lain yang mempengaruhi perawatan serta

memberikan pengertian tentang penyebab dari malposisi gigi geliginya.

b. Memberikan penjelasan tentang akibat kebiasaan buruk

Pasien dan orang tuanya diberikan penjelasan tentang akibat yang terjadi

apabila kebiasaan buruknya masih tetap dilakukan dan memberitahukan untuk

segera menghentikan kebiasaan buruk tersebut.

c. Analisis, distribusi, dan pencarian ruang

Setelah hubungan rahang terkoreksi maka dilakukan perawatan tahap

selanjutnya dengan menggunakan plat aktif. Berdasarkan perhitungan metode

Pont, perkembangan lengkung gigi ke arah lateral pada regio premolar

mengalami kontraksi sebesar 2,125 mm. Berdasarkan perhitungan metode

korkhaus pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah anteroposterior

mengalami retraksi sebesar 2,3 mm.

Page 17: Orto Siska

Rahang atas

Pada rahang atas tidak perlu dilakukan pencarian ruang karena lengkung

rahang dapat menampung gigi geligi secara teratur sehingga perawatan

selanjutnya akan dilakukan dengan memanfaatkan ruang yang ada.

Rahang bawah

Pada rahang atas tidak perlu dilakukan pencarian ruang karena lengkung

rahang dapat menampung gigi geligi secara teratur sehingga perawatan

selanjutnya akan dilakukan dengan memanfaatkan ruang yang ada.

d. Mengoreksi overjet, overbite dan malposisi gigi individual

Rahang Atas

Plat aktif yang dilengkapi :

- Adam’s klamer dibuat dari kawat diameter 0,7 mm pada gigi 16 dan 27

sebagai penjangkar

- Labial bow dibuat dari kawat diameter 0,7 mm dengan U loop dari 14-

24 untuk mempertahankan lengkung gigi – gigi anterior ke dalam

lengkung ideal.

- Simple spring dibuat dari kawat diameter 0,6 mm pada gigi 12, 11 21 dan

22 untuk mengoreksi mesio linguoversi pada gigi 11 dan 21 serta

palatoversi gigi 22 dan 12.

Rahang bawah

Plat aktif yang dilengkapi :

1. Simple spring dibuat dari kawat diameter 0,6 mm diantara gigi 31,41,

32 dan 42 mengoreksi Gigi 31 linguoversi Gigi 32 distolabioversi Gigi

41 distolinguoversi dan Gigi 42 distolabioversi.

2. Adam’s klamer dibuat dari kawat diameter 0,7 mm pada gigi 16, 27, 36

dan 46 sebagai penjangkar.

3. Labial bow dengan U loop dri p-p diameter 0,7 mm untuk meretraksi

gigi – gigi anterior ke dalam lengkung ideal.

Page 18: Orto Siska

e. Penyesuaian Oklusi

Pasien diinstruksikan untuk menggigit articulating paper berwarna merah

dalam posisi sentrik, kemudian pasien diinstruksikan untuk melakukan gerakan

mastikasi. Sesudah itu, dilakukan pemeriksaan tonjol-tonjol oklusal dan sisi

mesial gigi, apabila berwarna merah menandakan adanya traumatik oklusi

sehingga perlu dilakukan grinding pada gigi tersebut sampai warna merah

seimbang pada semua sisi insisal dan semua tonjol.

f. Pemakaian Retainer

Pemakaian retainer bertujuan untuk mempertahankan lengkung gigi yang

telah terkoreksi sampai terjadi kestabilan dalam lengkung gigi yang baru serta

mencegah agar gigi-gigi tidak relaps. Alat terdiri dari labial bow diameter 0,7

mm dan adam’s klamer diameter 0,7 mm pada gigi molar pertama.

IX. SKETSA PESAWAT ORTODONTI

TAHAP 1

Rahang Atas Keterangan

Rahang Bawah Keterangan

Alat-alat yang digunakan :

Adam’s klamer pada gigi 16 dan 27

Labial bow dengan U loop pada 14-24

Simple spring diantara gigi 11, 21, 12

dan 22

Alat-alat yang digunakan :

Labial bow dengan U loop dari 34-44

Adam’s klamer pada gigi 36 dan 46

Simple spring diantara gigi 31,41, 42

32

Page 19: Orto Siska

IX. PROGNOSIS

A. Baik

Prognosis baik karena pasien bersikap kooperatif dan riwayat kesehatan

umumnya baik.

Palembang, Februari 2016

Menyetujui,

Pembimbing Operator

drg. Emilia CH Prasetyanti, Sp. Ort Miranti Utami Putri, S.KG

NIP. 195805301985032002 NIM : 04074881316028

LEMBAR PERSETUJUAN PERAWATAN ORTHODONTI

Page 20: Orto Siska

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Nama Pasien : Siska Anggaraini

Umur : 16 Tahun

No. Kartu : 883028

No.Model : 03

Operator : Miranti Utami Putri, S.KG.

Pembimbing : drg. Emilia CH Prasetyanti, Sp.Ort

No Kegiatan Tanggal Paraf Dokter

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Persetujuan pasien

Anamnesia dan pemeriksaan klinis

Mencetak dan mengisi gips

Membuat work model dan

studi model

Diskusi I

Diskusi II

Persetujuan rencana perawatan dan

desain alat

Pembuatan alat

Insersi alat

HALAMAN KONTROL PASIEN

Page 21: Orto Siska

NO TANGGAL JENIS KEGIATAN PARAF DOKTER