oryn - selulit
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam perjalanan sejarahnya sejak semula obat dan kosmetik merupakan
kesatuan yang erat terlihat dalam tindakan yang dilakukan oleh para tabib (ahli
pengobatan) di zaman Mesir kuno 3500 SM. Namun keterikatan tersebut mulai
menjauh setelah obat menemukan fungsinya sebagai bahan yang diperlukan untuk
menjaga kesehatan dan mengobati penyakit sedangkan kosmetik tetap menjadi suatu
bahan yang lebih aman, lebih mudah, lebih murah dan lebih ringan karena tidak
mempengaruhi struktur dan faal kulit khususnya dan tubuh umumnya. Jadi tidaklah
mengherankan apabila pada awal ke 20 saat dunia kedokteran menemukan berbagai
obat vital; antibiotik, kortikosteroid, kosmetik menjadi sesuatu yang ditempatkan
dibelakang dan hanya mendapat sedikit perhatian. Kosmetik saat itu diduga tidak
akan mempengaruhi kesehatan sebab kulit merupakan barier sempurna bagi zat yang
diaplikasikan ke kulit.1
Dalam budaya global saat ini, kesejahteraan fisik, termasuk perawatan penampilan,
sangat bernilai tinggi. Dari perspektif ini, sangat penting untuk mengevaluasi dampak pada
Quality of Life (QOL) masalah kosmetik seperti selulit, keriput, dan penuaan. Fakta ini
berdampak pada QOL yang secara tidak langsung ditunjukkan oleh meningkatnya minat
dalam penelitian dan pengobatan masalah ini, yang sampai saat ini dianggap menjadi
kepentingan minor. Studi baru yang melibatkan QOL akan menguntungkan semua orang
yang menderita untuk tingkat yang lebih besar atau lebih kecil dari masalah ini, dan akan
menjadi nilai besar dalam menilai kebutuhan untuk penelitian ilmiah baru dalam penanganan
masalah ini.2
3
4
Selulit (cellulite, adiposis edematosa, dermopanniculosis, gynoid lipodystrofi) adalah
kelainan struktural jaringan adiposis di tempat predileksi yang banyak mengandung sel
lemak. Selulit sudah lama lebih dikenal dalam bidang ilmu kecantikan atau kosmetologi
(cosmetology) sebagai sejenis kegemukan yang terjadi pada wanita usia dewasa dan lanjut
dibagian tubuh tertentu yang menyebabkan penurunan nilai estetis penderita. Berbeda
dengan obesitas yang mengenai seluruh bagian tubuh manusia, selulit hanya terjadi
dilokalisasi kulit tertentu, meskipun tidak terbatas kemungkinan akan terlihat disekitarnya.1
Selulit mengacu pada perubahan lokal dari relief kulit yang menyerupai kulit jeruk,
atau tampak seperti kasur. Penampakan kulit jeruk merupaka hasil penonjolan dari lobulus
lemak keluar dari jaringan ikatnya, ke dalam dermis. Fenomena ini paling sering terlihat di
pinggul, pantat, dan paha, tetapi juga bisa mengenai daerah-daerah lain, termasuk perut.
Sampai dengan 90% wanita, lebih dari umur 20 tahun yang mengalami selulit pada berbagai
derajat, dibandingkan laki-laki hanya 2%. Selulit dipandang sebagai kondisi normal oleh
komunitas medis, tetapi merupakan masalah kosmetik yang serius bagi sebagian besar
perempuan yang terkena dampaknya.3
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Selulit
Selulit adalah perubahan topografi yang sangat umum di mana kulit
menyerupai kulit jeruk atau penampakan seperti kasur. Pada kondisi ini, perubahan
terjadi pada jaringan adiposa dan sirkulasi mikro yang disebabkan dari gangguan
darah dan limfatik menyebabkan fibrosclerosis pada jaringan ikat. Hal ini dianggap
sebuah fenomena degenerasi non-inflamasi yang memprovokasi perubahan terhadap
hipodermis menghasilkan penonjolan yang tidak teratur pada daerah lapisan kulit
yang terkena.2
B. Epidemiologi
Selulit lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria serta pada mereka
yang berumur diatas tiga puluhan. Mengapa hal tersebut terjadi berhubungan dengan
faktor penyebab dan mekanisme terjadinya kelainan kulit pada selulit.1 Hingga 90%
wanita lebih dari umur 20 tahun yang mengalami selulit pada berbagai derajat,
dibandingkan laki-laki hanya 2%.3
C. Etiologi
Etiologi pasti selulit masih diperdebatkan, tetapi kebanyakan ilmuwan setuju
pada keterlibatan berkurangnya mikrosirkulasi, infiltrasi cairan interstitial (edema),
hipertrofi lokal dari adiposit, stres oksidatif, dan peradangan tingkat rendah yang
6
terus-menerus dikombinasikan dengan perubahan matriks ekstraseluler.
Ekstensibilitas, elastisitas, dan ketahanan kulit juga abnormal.3
Beberapa faktor pencetus terjadinya selulit:2
Obesitas dan kelebihan berat badan: Semua bentuk kelebihan berat badan yang
ditandai dengan peningkatan lemak dalam jaringan subkutan. Pada pertukaran
cairan interstitial dan mikrosirkulasi normal, sel adiposa mengganggu air,
oksigen, dan ion protein, merupakan proses yang mengubah pelepasan
interstitium karena hiperinsulinemia.
Asupan hormon: Estro-progestagen khususnya, umumnya semua hormon
terdapat dalam makanan, umumnya dapat berhubungan baik di tingkat umpan
balik endokrin-hypophyseal, maupun tingkat reseptor perifer, sehingga
menimbulkan berbagai fenomena seperti lipogenesis, lipedema, dan
hilangannya kalsium pada dinding vena dan limfatik, dengan seiring
bertambahnya permeabilitas kapiler, dan perubahan dalam reaksi oxyreduksi
jaringan.
Perubahan Anatomi: Perubahan postural dan gangguan gait mengganggu
metabolisme normal dan proses mikrosirkulasi.
Kekurangan Nutrisi: Diet rendah protein, vitamin, dan serat sering dikaitkan
dengan perubahan pada flora usus, hasilnya dapat dilihat pada feses dan dilatasi
ampula rekti, serta kompresi vena iliaka dan selanjutnya menghambat aliran
limfatik di tungkai bawah.
Perubahan Metabolik: Perubahan metabolik pada tingkat matriks interstisial
masih lebih penting.
7
D. Patogenesis
Secara anatomis, perubahan kulit yang ditemukan pada selulit sebagian besar
disebabkan oleh fibrosis dari jaringan ikat hadir di lapisan dermis dan / atau dalam
jaringan subkutan. Jaringan ikat dermis reticular terhubung ke fasia profunda pada
trabecula interlobular (septum fibrosa) dari jaringan adiposa. Lobulus lemak pada
subkutan dipisahkan satu sama lain oleh ini tipis ini, jaringan ikat tipis kaku ini
biasanya melintasi lapisan lemak dan menghubungkan dermis ke fasia profunda.
Jaringan tipis ini menstabilkan subcutis dan membagi lemak. Pemendekan septa ini
karena fibrosis memprovokasi retraksi pada titik insersi trabekula, sehingga
menyebabkan depresi yang merupakan ciri khas dari selulit.2
Kondisi ini juga dapat akibat aktivasi hormon yang diinduksi matriks-
metaloproteinase (MMPs), yang melemahkan dinding kapiler dan menarik keutuhan
ekstraseluler matriks. Akibatnya, kebocoran cairan keluar dari pembuluh darah, dan
sel-sel inflamasi direkrut dalam jaringan di mana mereka menghasilkan peradangan
dan melepaskan MMP tambahan. Dalam upaya untuk menyembuhkan, matriks rusak
septa menjadi fibrosclerotic. Sementara itu, hormon juga dapat merangsang aktivitas
metabolisme sel lemak, yang meningkatkan volumenya. Lobulus lemak yang
hypertrofi cenderung memberikan tekanan pada kapiler sekitarnya, sehingga
menambah kerapuhan mereka dan menghambat sirkulasi.3
8
Gambar 1. Mekanisme utama yang terlibat dalam selulit3
E. Gejala Klinis
Ada 4 stadium selulit, yaitu sebagai berikut:
Stadium 0
Tahap pertama tahap awal (stadium nol) pada saat mulai timbulnya sel lemak
di daerah kulit paha, pantat, lengan atas, bahu dan punggung bagian atas. Kulit mulai
membulat dan mengencang namun belum terlihat adanya benjolan kecil baik berdiri
dan tidur pada saat kulitnya dicubit. Umumnya penderita belum jadi masalah atau
barangkali malah gembira karena tubuhnya sudah mulai seksi.1
Stadium 1
Pada tahap kemudia (stadium satu) meskipun permukaan kulit masih rata baik
dalam posisi tidur maupun berdiri namun kalau kita lakukan tes cubit agak keras
sudah mulai terlihat kulit yang berbenjol seperti kulit jeruk, jadi tes cubit sudah
positif. Postur tubuh penderita juga sudah mulai membulat dengan bagian tertentu
yang lebih menggelembung dari bagian lainnya, perut membuncit, pantat dan pinggul
membesar, paha dan lengan atas membengkak dan membulat serta pinggang tidak
lagi ramping. Penderita mulai mengeluh adanya kegemukan yang menyebabkan
9
pergerakannya mulai lambat, jalan mulai berat dengan kelebihan berat badan yang
mulai mengkhawatirkan.1
Gambar 2. Selulit stadium satu 2
Stadium 2
Pada tahap lebih lanjut (stadium dua), meskipun permukaan kulit masih rata
pada posisi berbaring namun pada posisi berdiri sudah terlihat adanya fenomena
matras walau tanpa dilakukan tes cubit. Kelebihan berat badan yang sudah jauh lebih
banyak akan menyebabkan penderita merasa tidak nyaman lagi untuk bergerak
secara cepat dan lincah. Kulit mulai teraba kering dan dingin serta terlihat berbenjol-
benjol dan pucat.1
10
Gambar 3. Selulit stadium dua 2
Stadium 3
Tahap akhir (stadium tiga), yang memperlihatkan adanya fenomena matras
baik pada posisi berdiri maupun posisi berbaring. Tahap lanjut ini diserta dengan
berbagai keluhan yang lebih nyata dari segi estetik maupun dari segi kenyamanan
hidup. Kulit penderita akan terlihat jelas sangat berbenjol-benjol, pada bagian paha
dan pantat terlihat mirip batang pohon buah berenuk (jodhpur thigs and buttocks).
Dan penampakan disertai warna kulit yang pucat, terasa dingin dan kering.1
11
Gambar 4. Selulit stadium 3 2
F. Pemeriksaan Penunjang
Penilaian Phlebolymphologic
Cara ini merupakan penilaian manual dan instrumental sederhana. Pada
penyakit penyakit varises, kondisi kulit harus dinilai dengan mendeteksi tanda-tanda
indikasi seperti dyschromia, dysthermia, telangiektasis, dan edema. Jika pemeriksaan
instrumental diperlukan, kondisi dari sistem vena dangkal dan dalam harus dapat
dinilai, untuk maslah yang berhubungan dengan penyakit varises, pasien harus
menjalani pemeriksaan Doppler dan Echodoppler. Doppler harus digunakan sebagai
standar diagnosa untuk kelainan aliran arteri dan vena. Kapanpun jika ditemukan
adanya perubahan vaskuler, sebuah pemeriksaan khusus menggunakan echodoppler
atau echodoppler warna harus dilakukan, bahkan hal ini dianjurkan untuk
penegakkan diagnosa patologi selulit.2
12
Gambar 5. Gambaran lapisan kulit dan pembuluh darah
menggunakan Doppler2
Gambar 6. Gambaran lapisan kulit dan pembuluh darah
menggunakan Echodoppler2
Echography Jaringan Adiposa
Pengukuran harus mencakup ketebalan dermal antara garis hyperechogenic
epidermal dan garis kulit dalam, dan ketebalan jaringan adiposa antara garis
hyperechogenic dermal dan fasia otot hyperechogenic. Berdasarkan hasil studi
Ceccarelli ini telah terbukti, pemeriksaan ini tidak hanya menunjukkan perbedaan
13
antara adipositas lokal dan panniculopathy lipodystrophic, tetapi juga menunjukkan
tahapan penyakit dan membantu kontrol penyakit. Oleh karena itu, ini adalah
prosedur yang tepat untuk memilih strategi terapeutik terbaik. Selain itu, ini juga
dapat membantu dokter menentukan prognosis ketika dilakukan dengan 7,5 atau 8
MHz transduser.2
Gambar 7. Perubahan lapisan fasia mengguanakn Echography2
Pemeriksaan Laboratorium
Sebagai aturan, dianjurkan untuk mengetahui kondisi umum pasien, bahkan
dari perspektif hematokimia, parameter dasar yang dperiksa adalah sebagai berikut:2
o Glikemia
o Lipid serum
o Fungsi hepar
o Fungsi renal
14
o Elektrolit serum
o Hemogram dengan jumlah sel darah
o Proteingram
Pada kebanyakan kasus obesitas atau lipedema rekuren, anjuran pemeriksaan
meliputi:2
o Pemeriksaan fungsi tiroid
o Penilaian urin 24 jam untuk pemeriksaan keseimbangan hormon
progesteron untuk periode siklus menstruasi, deteksi ketosteroid dan
hormon follicle-stimulating.
G. Diagnosis Banding
Liposuction Sequelae
Perubahan permukaan kutaneus yang disebabkan liposuksi selalu muncul
lambat, tiga bulan hingga setahun setelah pembedahan. Bisa muncul dalam keadaan
ringan, sedang bahkan buruk, dan selalu muncul pada lokasi pembedahan
sebelumnya. Like Cellulite merupakan gejala sisa yang disebabka luposuksi akibat
depresi jaringan subkutan.
15
Gambar 5. “Cellulite-like” Liposuction Sequelae pada abdomen,
setahun setelah pembedahan2
Lipomatosis atau Localized adiposity
Terdapat pada jaringan subkutan atau diantara fasia superfisia.
Gambar 7. Lipomatosis2
H. Diagnosis
Mengambil riwayat pasien adalah bagian paling penting dari wawancara pasien
awal, yang pengakuan tanda-tanda kecil penting dalam pengumpulan data untuk
melacak etiologi signifikan dan tahap patofisiologis penyakitnya. Sebuah riwayat
16
pasien yang akurat juga memungkinkan deteksi kemungkinan patologi
komplementer. Informasi penting meliputi:2
Riwayat medis dan keluarga
Obesitas/ diet
Diabetes
Hepatitis
Lipid dan perubahan endokrin
Kebiasaan dan kondisi pencernaan
Periode menstruasi dan terapi estro-progesteron
Patah tulang
Penyakit sistemik
Riwayat pembedahan
Alergi obat dan makanan
Penggunaan rokok dan alkohol
Terapi sebelumnya
Pemeriksaan klinis harus dilakukan, dipandu oleh riwayat pasien dan maju dari
keprihatinan umum untuk pertanyaan tertentu. Ini harus mencakup:2
Pemeriksaan struktur tubuh dan postur
17
Gambar 8. Pemeriksaan klinis: struktur dan postur tubuh pasien2
Memeriksa posisi berubah karena scoliosis dan rotasi, yang dapat
menyebabkan
gangguan fungsional ginjal dan hati, dalam hal estetika, dapat menyebabkan
berbeda distribusi adipositas trokanterika atau selulit di bagian belakang paha.
Studi kaki statis dan dinamis
Memeriksa struktur visera dan palpasi perubahan perut
Pemeriksaan sistem jantung-paru-paru dan pembuluh darah pulsa
Pemeriksaan kondisi sistem veno-limfatik
Memeriksa kelebihan berat badan dan obesitas
Setelah pemeriksaan umum selesai, pemeriksaan lokal daerah selulit dilakukan
dengan cara:2
Inspeksi: Inspeksi memungkinkan penilaian peningkatan volumetrik lokal,
aspek dan warna kulit, varises vena, telangiectasia atau edema, dan, terutama,
asimetri dan kondisi unaesthetik Pengamatan tersebut harus dikaitkan dengan
riwayat pasien. Pada saat pemeriksaan adalah dilakukan, dokter harus sudah
memiliki gagasan tentang kemungkinan diagnosis
Palpasi: selulit dapat lebih mudah di temukan dengan melakukan tes cubit pada
area kulit, pemeriksa mencubit menggunakan ibu jari dan jari telunjuk agar
18
terbentuk lipatan dan diukur menggunakan Skinfold Plicometry atau
mengkontraksikan otot pada daerah yang diperiksa. Palpasi juga
memungkinkan kita untuk menentukan derajat edema, elastisitas, dan
biomekanik kulit kemampuan, dan juga adanya lipomatosis dan adipositas,
nodul lipodystrophic, dan lipolymphoedema. Hal ini juga membantu untuk
mengevaluasi distribusi dan tipe selulit.
Gambar 9. Tes cubit menggunakan alat khusus, Skinfold Plicometry2
19
Gambar 10. Perubahan permukaan kulit saat diregangkan
dalam arah melawan gravitasi2
I. Penatalaksanaan
Ada banyak terapi yang telah dipromosikan dan digunakan untuk 'mengobati'
selulit. Meskipun beberapa modalitas terapi terbaik dengan sedikit bukti ilmiah
bahwa salah satu pengobatan ini menguntungkan. Bahkan, banyak bukti yang
bersifat anekdot, subyektif atau berdasarkan pada penilaian pasien sendiri. Tujuan
dan standar alat terbaik untuk akurasi penilaian terhadap pengobatan selulit adalah
USG dan pencitraan MRI, dan hal ini harus dikembangkan dalam studi akan datang.2
Penanganan secara fisik dan mekanik
o Endermologi
Dasar berbagai teknik massage-suction digunakan untuk penanganan
selulit bertumpu kondisi yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi.
Endermologi ES1 (Sistem LPG, Valence, Prancis), atau memijat kulit,
adalah pengobatan non-farmakologis yang dikembangkan di Perancis pada
1970-an, yang menggunakan metode mekanik untuk memobilisasi lemak
subkutan di daerah yang bermasalah. Teknik menggunakan mesin elektrik
genggam bertenaga, denga tujuan khusus untuk pengurangan selulit dengan
cara memperbaiki disorganisasi dari struktur jaringan subkutan dan
meningkatkan drainase limfatik. Prosedur ini dapat dilakukan dua kali
20
seminggu yang terdiri dari sesi yang berlangsung 10-45 minutes. Meskipun
biaya tinggi Endermologie memiliki sedikit bukti untuk mendukung
kemanjurannya.4
o Liposuction
Liposuction merupakan metode lain untuk penanganan selulit. Meskipun
standar suction lipoplasty telah diakui sebagai sarana yang sangat baik untuk
meningkatkan kontur tubuh. Liposuction tidak lagi dianjurkan untuk
penanganan selulit, mengingat potensi untuk hasil kosmetik yang buruk.4
o Subcision
Subcision adalah metode invasif lain yang digunakan untuk penanganan
selulit. Ini dimaksudkan untuk memperbaiki struktur anatomi lemak
subkutan yang menyebabkan selulit dengan memotong septum lemak.
Dalam Subcision, setelah suntikan anestesi lokal, jarum 16 atau 18-gauge
adalah dimasukkan ke dalam lemak subkutan dan kemudian diarahkan ke
arah sejajar dengan epidermis, hal ini ditujukan untuk menggeser septum
lemak. Efek samping tidak begitu signifikan, yaitu nyeri, memar (3-6
bulan), hiperpgmentasi (2-10 bulan) dan kulit keriput.4
o Phosphatidylcholine
Injeksi phosphatidylcholine telah digunakan untuk penanganan
akumulasi lemak lokal pada kerusakan liphodystrophy HIV dan lipomas.
Tidak ada dasar penelitian yang menunjukkan efikasi phosphatidylcholine
dalam penanganan selulit.4
21
Agen farmakologi
Agen farmakologi yang digunakan untuk penanganan selulit meliputi xantin,
retinoid, asam laktat dan herbal. Meskipun terdapat banyak penanganan topikal yang
dapat diakses di apotik, spa dan lainnya, tidak terdapat bukti studi yang menunjukan
efektivitas dari terapi-terapi tersebut. Hanya dua agen farmakologi aminofilin dan
retinoid yang telah dievalusi efektivitasnya. Aminofilin merupakan golongan xantin,
adalah inhibitor fosfodiesterase yang mana dapat menstimulasi aktivitas reseptor
agonis beta-2. Aminofilin telah direkomendasikan penggunaannya secara topikal
untuk penanganan selulit. Digunakan langsung pada area yang bermasalah, krim
aminofilin akan berpindah ke lemak subkutan dan menyebabkan lipolisis sel adiposit,
sehingga mengurangi ukuran sel lemak yang hipertrofi dan merusak gumpalan sel
adiposa. Passion yang menggunakan tretmen aminofilin menujukan peningkatan
pada 35 kasus dengan penilaian sendiri.4
Tretinoin telah terbukti meningkatkan deposisi kolagen pada dermis rusak dari
tikus dan manusia. Kligman dan rekan kerja telah melakukan penelitian efek dari
retinol topikal, pada pengobatan selulit pada 20 wanita sehat. Retinol topikal
dioleskan dua kali sehari pada satu paha wanita untuk jangka waktu 6 bulan. Placebo
krim dioleskan pada paha lainnya. Tiga belas dari 19 pasien melaporkan perbaikan
subjektif dari penampakan selulit di paha mereka yang diobati dengan retinol. Pada
penelitian acak selama 6 bulan, studi retinol-terkontrol topikal pengobatan
dibandingkan dengan plasebo untuk selulit pada 15 pasien berusia 26-44 tahun tidak
menunjukkan kemanjuran klinis dalam mengobati selulit yang lama, tetapi
menunjukkan beberapa perbaikan pada pasien dengan selulit baru. Sebuah
22
pergeseran fenotip jaringan ikat sel pada pasien yang diobati dengan retinol itu
dibuktikan dengan dua sampai lima kali lipat peningkatan dalam faktor XIIIAz
dendrocyt di dermis dan untaian fibrosa dari hypodermis. Namun, tanpa sarana
obyektif untuk mengukur perbaikan klinis yaitu penggunaan MRI dan USG, sulit
untuk merekomendasikan retinoid sebagai pengobatan yang efektif untuk selulit.4
Cellasene adalah produk herbal yang mengandung Gingko biloba, semanggi
manis, rumput laut, minyak biji anggur, lesitin dan evening primerose oil, telah
dipasarkan internasional sebagai 'obat ajaib' untuk selulit. Sebuah parallel studi klinis
terkontrol plasebo membandingkan efek Cellasene dengan krim kontrol pada
penampakan selulit pada 24 wanita berusia 25-45 tahun gagal mengungkapkan
perubahan signifikan setelah 2 bulan. Dari catatan, 7 dari 11 wanita yang
menggunakan krim uji bertambah berat badan. Penting untuk dicatat bahwa banyak
bahan dalam pengobatan topikal yang tidak dikenal dengan risiko efek samping
ditimbulkan.4
Laser
Salah satu sistem ini adalah sistem VelaSmooth (Syneron Inc, Richmond Hill,
Ontario, Canada). Sistem ini menggabungkan cahara infra merah pada panjang
gelombang 700 nm frekuensi gelombang radio dan sedot mekanik.
Direkomndeasikan perawatan dua kali seminggu. Untuk perawatan total 8 sampai 10
kali sesi. Tidak ada skala studi besar yang menujukan kemanjurannya. The TriActive
Laserdermology (Cysnosure Inc, Chelmsford, MA, USA) adalah sistem lain yang
disetujui FDA untuk pengobatan selulit. Sistem ini menggabungkan enam diode laser
infra merah pada panjang gelombang 810 nm. Perwatan 3 kali seminggu selama 2
23
minggu dan kemudian setiap dua minggu. Sekali lagi, tidak ada data yang
mendukung kemanjurannya terhdapa penanganan selulit. Namun, terapi laser dapat
menjajikan efektivitas untuk pengobatan selulit.4
Timbulnya selulit adalah suatu kondisi normal yang terjadi pada sebagian besar
wanita dan pria dengan supresi androgen. Diet dan olahraga dapat membantu namun
tidak menghilangkan selulit. Selulit bahakan muncul pada wanita kurus.5
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Wasitaatmanja, SM. Dermatologi Kosmetik Penuntun Ilmu Kosmetik
Medik Edisi Kedua. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta. 2012: 1, 253-256
2. Goldman MP, Bacci PA, Leibaschoff G, Hexsel D, & Angelini F. Cellulite
Pathophysiology and Treatment. Informa Taylor & Francis Group. New
York. 2006: 1, 7, 8, 14-16, 49, 75, 76, 78
3. Avram MM. Cellulite a Review of Its Physiology and Treatment. Taylor &
Francis Health Science. 2005: 182-184
4. Dupont E, Journet M, Oula ML, Gomez J, LeveilleC, Loing E & Bilodeau
D. An Integral Topical Gel for Cellulite Reduction: Result from Double-
blind, Randomized, Placebo-controlled Evaluation of Efficacy. Dove
Medical Press. Canada. 2014: 73, 74
5. Panizzon R. Radiotheraphy dalam Fritzpatrick’s Dermatology in General
Medicine Seventh Edition. McGraw Hill. New York. 2008; 2279