osteo carcinoma

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anjing merupakan hewan yang banyak disukai untuk dijadikan hewan kesayangan karena kecerdasannya, sifatnya yang setia, serta kemampuannya untuk berkomunikasi dengan pemiliknya. Salah satu ras anjing yang diminati sebagai hewan kesayangan adalah German Shepherd. Penyakit yang paling mematikan bagi ras ini adalah tumor ganas atau kanker. Tumor atau neoplasma merupakan pertumbuhan sel yang tidak terkontrol serta bersifat merugikan bagi penderitanya. Tumor merupakan penyakit yang berbahaya dan dapat menyebabkan kematian bagi penderitanya karena pertumbuhannya yang terus-menerus dan bersaing dengan sel normal dalam memperoleh nutrisi sehingga lambat laun jaringan normal akan mengalami kematian. Osteosarcoma adalah jenis tumor ganas pada tulang, disebut appendicular osteosarcoma jika kejadiannya menyerang tulang kaki dan disebut axial osteosarcoma jika kejadiannya menyerang tulang lainnya. Osteosarcoma awalnya tumbuh pada bagian paling dalam tulang dan makin lama akan menyebabkan rasa nyeri seiring berkembangnya sel tumor

Upload: dita-julia-ningsih

Post on 28-Jan-2016

282 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

OSTEOCARCINOMA

TRANSCRIPT

Page 1: Osteo Carcinoma

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Anjing merupakan hewan yang banyak disukai untuk dijadikan hewan

kesayangan karena kecerdasannya, sifatnya yang setia, serta kemampuannya untuk

berkomunikasi dengan pemiliknya. Salah satu ras anjing yang diminati sebagai hewan

kesayangan adalah German Shepherd. Penyakit yang paling mematikan bagi ras ini

adalah tumor ganas atau kanker.

Tumor atau neoplasma merupakan pertumbuhan sel yang tidak terkontrol

serta bersifat merugikan bagi penderitanya. Tumor merupakan penyakit yang

berbahaya dan dapat menyebabkan kematian bagi penderitanya karena

pertumbuhannya yang terus-menerus dan bersaing dengan sel normal dalam

memperoleh nutrisi sehingga lambat laun jaringan normal akan mengalami kematian.

Osteosarcoma adalah jenis tumor ganas pada tulang, disebut appendicular

osteosarcoma jika kejadiannya menyerang tulang kaki dan disebut axial

osteosarcoma jika kejadiannya menyerang tulang lainnya. Osteosarcoma awalnya

tumbuh pada bagian paling dalam tulang dan makin lama akan menyebabkan rasa

nyeri seiring berkembangnya sel tumor dan tulang akan menjadi hancur. Biasanya

osteosarcoma terjadi di tulang panjang seperti humerus dan radius-ulna pada kaki

depan, femur dan tibia-fibula pada kaki belakang.

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Tujuan

Page 2: Osteo Carcinoma

BAB II

STUDI KASUS

Osteosarcoma adalah tumor ganas pada jaringan tulang dengan tingkat

metastasis yang lebih tinggi. Secara histologis osteosarcoma dikelompokkan ke

dalam: osteosarcoma dengan perbedaan fibroblastik, osteosarcoma dengan perbedaan

condroblastic, dan osteosarcoma dengan perbedaan fibroblastik dan telangiectatic.

Jika mempertimbangkan aspek radiografi, pengelompokkan osteosarcoma meliputi:

sarkoma osteoklastik (perusak), osteogenik (produktif) atau gabungan keduanya. Dan

berdasarkan tempat osteosarcoma berkembang, mereka dikelompokkan menjadi:

osteosarcoma skeletal dan osteosarcoma ekstraskeletal.

Osteosarcoma ekstraskeletal merupakan entitas histologis yang umumnya

mempengaruhi hewan berusia tua (usia menengahnya adalah 10,6-11,5 tahun).

Osteosarcoma skeletal sering terjadi pada breed tertentu yang memiliki keistimewaan

yang sering mempengaruhi anjing ukuran besar. Sedangkan, osteosarcoma

ekstraskeletal dapat ditemukan pada anjing ukuran kecil. Dari sudut pandang

histologis, osteosarcoma ekstraskeletal adalah pembentukan neoplasma tulang. Secara

sitologi, mereka dapat dianggap dalam bentuk murni yaitu terdiri dari jenis sel-sel

tulang saja, atau pun campuran yang terdiri dari sel tulang, kondrosit, fibrocytes dan

adiposit.

Dua kasus klinis, dievaluasi secara radiologis dan histopatologi di Klinik

Fakultas Kedokteran Hewan Bucharest: anjing jantan jenis German Shepherd berusia

enam tahun, dan anjing betina tua jenis Teckel berusia tiga belas tahun. Pemeriksaan

radiologi dilakukan dalam insidensi lateralis. Lalu untuk uji histologis, sampel

dielevasi dari jaringan termodifikasi dan disimpan dalam parafin. Bagian 4-6μ

diambil dan diwarnai dengan metode pewarnaan metil-blue hematoxilineeozine.

Kasus nomor satu: anjing German Shepherd jantan, berusia enam tahun

dengan tumor di bagian ketiga depan dan tengah daerah vertebral servikalis. Pada

Page 3: Osteo Carcinoma

anamnesis hewan dimengalami disfagia faring dan dyspnea pernapasan. Saat

dilakukan palpasi, sensitivitas tinggi dan terjadi kekakukan pada daerah yang diduga

tumor. Pemeriksaan radiografi menunjukkan adanya peritracheal radioopaque di

bagian ujung dan tengah ventral daerah vertebral servikalis.

Kemudian atas permintaan pemiliknya, anjing tersebut dieutanasi dan diikuti

dengan nekropsi dan pemeriksaan histologis untuk sertifikasi diagnosis. Banyak

osteoklas dan condrocytes yang meluas ditemukan secara histologis di tumoral

stroma. Sehingga diagnosis kasus ini dapat dinyatakan sebagai osteosarcoma dan

osteoblastik ekstraskeletal.

Kasus nomor dua: Teckel betina, berusia tiga belas tahun, menderita tumor

pada tingkat M2, M3 dan M4 dari baris mamae sebelah kiri. Zona Miller dengan

radiopacity tertinggi berada pada masa tumor di tingkat baris mamae sebelah kiri.

Page 4: Osteo Carcinoma

Atas permintaan pemilik, massa tumor diangkat dan sampel diambil untuk uji

histologis untuk kepastian diagnosis. Secara histologi ditemukan, dinding tulang

bercelah dan osteosit berganti dengan daerah hiperplasia sel epitel dengan

anisocitosis. Diagnosanya adalah osteosarkoma ekstraskeletal pada tingkat kelenjar

susu.

Page 5: Osteo Carcinoma

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Tumor

Tumor atau neoplasma adalah pertumbuhan sel yang berproliferasi tanpa

terkontrol, memiliki kecenderungan untuk mengganggu sel yang normal, tidak

memiliki struktur yang teratur, dan tidak memiliki fungsi (Smith & Jones 1961).

Pertumbuhan tumor akan menimbulkan beberapa efek pada penderita. Massa tumor

yang tumbuh akan menyebabkan penekanan pada jaringan di sekitarnya, seperti

pembuluh darah, saluran viseral, dan syaraf. Penekanan pada pembuluh darah dan

saluran viseral akan menyebabkan penyumbatan yang berlanjut dengan edema,

iskhemia dan nekrosa. Penekanan pada syaraf akan mengakibatkan rasa sakit pada

penderita. Pada umumnya, penderita tumor ganas mengalami kaheksia, kelemahan,

dan anemia. Hal tersebut disebabkan oleh persaingan antara sel normal dengan sel

tumor dalam mendapatkan suplai darah dan nutrisi (Tjarta 2002). Faktor-faktor yang

meningkatkan resiko terjadinya tumor adalah imunosupresi, keturunan, kelainan

genetik, defek kongenital, terkena penyakit infeksi yang menginduksi terjadinya

tumor, dan ma kanan yang mengandung zat karsinogenik.

Karsinogenesis

Agen penyebab tumor disebut karsinogen. Menurut Underwood (1992),

karsinogen dapat dikelompokkan menjadi karsinogen kimia (vinyl klorida,

obatobatan kemoterapi), virus onkogenik (hepatitis B, virus papilloma), radiasi

(ultraviolet, x ray), dan agen biologis (aflatoxin, hormon, parasit). Tahap-tahap

pembentukan tumor (karsinogenesis) adalah inisiasi, promosi, dan progresi.

Page 6: Osteo Carcinoma

Seperti pada Gambar 1, tahap inisiasi dimulai dari paparan karsinogen

terhadap sel normal sehingga berubah menjadi sel dengan kerusakan Asam

Deoksiribonukleat (ADN) permanen. Promosi adalah tahap proliferasi sel yang

berlebihan. Sel-sel tumor yang tumbuh memiliki ketidakstabilan genetik sehingga

mudah untuk mengalami mutasi tambahan yang menyebabkan heterogenitas tumor.

Hal tersebut dinamakan progresi.

Klasifikasi Tumor

Page 7: Osteo Carcinoma

Menurut sifat pertumbuhannya, tumor terbagi atas dua macam, yaitu tumor

jinak (benign) dan tumor ganas (malignant). Perbedaan antara tumor jinak dan tumor

ganas disajikan pada Tabel 1.

Tidak semua tumor ganas dapat membentuk metastasis, namun semua tumor

yang membentuk metastasis adalah tumor yang ganas (Dunstan 1998). Tumor jinak

memiliki sifat pertumbuhan yang ekspansif, yaitu mendesak jaringan sehat di

sekitarnya dan memiliki kapsula yang membatasi antara jaringan tumor dengan

jaringan yang sehat. Sebaliknya, tumor ganas memiliki pertumbuhan yang infiltratif,

yaitu tumbuh bercabang-cabang ke dalam jaringan sehat di sekitarnya menyerupai

jari-jari kepiting sehingga seringkali disebut kanker (cancer). Tumor jinak akan

memiliki morfologi sel yang mirip dengan jaringan asalnya. Tumor ganas memiliki

laju pertumbuhan yang cepat sehingga ukuran massa tumor cepat membesar dan

apabila dilihat secara mikroskopis banyak ditemukan figur mitotik (Spector &

Spector 1993).

Tatanama pada tumor disusun berdasarkan asal jaringan serta keganasan

tumor tersebut. Jaringan asal tumor terbagi atas jaringan mesenkim dan jaringan

epitel. Jaringan mesenkim meliputi jaringan ikat, otot bergaris melintang, otot polos,

sel-sel darah, sel endotel, meningen, synovium, dan mesothelium. Jaringan epitel

termasuk epitel pada kulit, saluran pernapasan, saluran pencernaan, saluran kemih,

saluran reproduksi, kelenjar, dan sel yang berasal dari neuroektoderm seperti

Page 8: Osteo Carcinoma

melanosit. Tumor yang berasal dari jaringan mesenkim diberi akhiran – oma apabila

jinak, dan –sarkoma apabila ganas. Tumor jinak yang berasal dari jaringan epitel

diberi akhiran –papiloma, sedangkan akhiran -karsinoma diberikan apabila tumor

tersebut ganas. Tumor yang terdapat pada kelenjar diberi akhiran – adenoma jika

jinak dan –adenokarsinoma jika ganas (Cullen et al. 2002).

Proses Penyebaran Tumor

Spector dan Spector (1993) menjelaskan bahwa tumor dapat bermetastasis

dengan tiga cara, yaitu melalui pembuluh limfatik, pembuluh darah, dan transplantasi

langsung (transcoelomic). Tiga faktor penting yang menentukan kecenderungan

penyebaran sekunder tumor adalah sifat sel tumor itu sendiri, daya tahan hospes, dan

kerentanan organ terhadap sel tumor. Penyebaran tumor melalui pembuluh limfatik

disebut juga penyebaran limfogen. Pembuluh limfatik memiliki membrana basalis

yang tipis sehingga mudah untuk ditembus oleh sel tumor (Cullen et al. 2002). Sel

tumor yang telah menembus pembuluh limfe diangkut oleh cairan getah bening

sebagai embolus, kemudian sel tumor tersebut akan tersangkut pada kelenjar getah

bening regional. Biasanya, tumor yang menyebar melalui pembuluh limfatik adalah

tumor jenis karsinoma (Tjarta 2002).

Tumor jenis sarkoma biasanya menyebar melalui pembuluh darah karena sel-

sel tersebut biasanya memiliki laju proliferasi sel yang tinggi dan memiliki adhesi

yang rendah satu sama lain. Mula-mula, tumor primer akan menyebar melalui vena

cava atau vena porta. Sel tumor akan terperangkap dalam pembuluh kapiler pertama

yang dilaluinya. Filter kapiler pertama pada drainase vena cava adalah paru-paru,

sedangkan hati adalah daerah mikrovaskuler pertama yang menerima darah dari vena

porta. Dari daerah tersebut, tumor dapat menyebar ke pembuluh darah lainnya

(Cullen et al. 2002).

Penyebaran sel tumor melalui transplantasi langsung biasanya terjadi pada

tumor yang terletak pada rongga serosa seperti rongga perut dan rongga pleura.

Contohnya pada tumor ganas lambung, sel-selnya akan menembus serosa. Gaya berat

Page 9: Osteo Carcinoma

akan menyebabkan sel tumor jatuh ke dalam rongga pelvis, kemudian sel tumor akan

menempel pada serosa ovarium atau rektum dan membentuk metastasis (Tjarta 2002).

Derajat Keganasan Tumor

Menurut Tjarta (2002), derajat keganasan tumor dapat ditentukan dengan dua

cara yaitu secara makroskopis (staging) dan mikroskopis (grading). Penentuan derajat

keganasan tumor secara makroskopis yang umum digunakan adalah berdasarkan

sistem Tumor-Nodus-Metastasis (TNM). T menunjukkan ukuran dari tumor primer,

N adalah keterlibatan kelenjar getah bening, dan M berarti metastasis. Cullen et al.

(2002) menjelaskan bahwa sistem TNM pada hewan digunakan berdasarkan sistem

yang dikembangkan oleh World Health Organization (WHO).

Page 10: Osteo Carcinoma

Tumor primer diklasifikasikan menjadi T1 hingga T4, sesuai peningkatan

ukurannya. Ketika tidak ada limfonodus yang terlibat, maka dinyatakan sebagai No.

Keterlibatan limfonodus yang progresif dilaporkan sebagai N1 sampai N2. Adanya

metastasis dilaporkan dengan skala M1 atau M2. Apabila tidak terdapat metastasis,

maka dilaporkan sebagai Mo.

Penentuan derajat keganasan tumor secara mikroskopis dinamakan grading.

Pada tumor jenis sarkoma, grade tumor sangat berhubungan dengan kemampuannya

bermetastasis, sehingga grade tumor jenis ini disebut juga potensial metastatik. Setiap

tumor terdiri atas subklonal sel tumor yang memiliki potensial metastatik yang

Page 11: Osteo Carcinoma

berbeda (Tjarta 2002). Potensial metastatik dapat ditentukan melalui pengukuran laju

proliferasi sel. Salah satu cara untuk mengetahui laju proliferasi sel adalah dengan

menghitung indeks mitotik. Indeks mitotik pada sel tumor tergantung dari

karakteristik sel tumor itu sendiri, seperti panjang siklus sel, daya tahan sel, dan lama

hidup sel. Indeks mitotik pada umumnya ditentukan menggunakan metode

penghitungan figur mitotik pada perbesaran objektif 10 atau 40x dan menetapkan

rataan hitungnya (Cullen et al. 2002). Pewarnaan untuk penghitungan figur mitotik

dapat menggunakan Hematoksilin Eosin atau imunohistokimia seperti PCNA

(Proliferating Cell Nuclear Antigen) dan Ki-67 (Handharyani et al. 1999). Menurut

Romansik et al. (2007), indeks mitotik merupakan perbandingan antara jumlah sel

yang sedang melakukan pembelahan dan jumlah sel secara keseluruhan. Francken et

al. (2003) menjelaskan bahwa tinggi rendahnya indeks mitotik merupakan indikator

penting yang menentukan keganasan suatu kejadian tumor dan berguna untuk

menentukan prognosa terhadap pasien. Penentuan indeks mitotik suatu tumor juga

bermanfaat untuk pengobatan karena sel-sel yang sedang melakukan pembelahan

sangat sensitif terhadap obat-obatan antitumor dan penyinaran (Kintzios 2004).

Pendekatan Diagnosis Tumor pada Hewan

Pendekatan diagnosis tumor dapat diperoleh melalui pemeriksaan klinis

maupun laboratoris. Beberapa gambaran klinis yang menunjukkan kecurigaan

diagnosis tumor ganas adalah badan lemah, anoreksi, dan berat badan turun.

Anamnese merupakan langkah awal penentuan diagnosis, hal ini meliputi riwayat

penyakit yang pernah diderita, jenis makanan yang diberikan, serta paparan bahan

kimia pada hewan. Pemeriksaan klinis yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan

fisik, radiologik, dan endoskopi. Pemeriksaan laboratoris dilakukan dengan

pemeriksaan preparat dengan bahan yang diperoleh dari biopsi untuk menentukan

jenis dan sifat keganasan tumor. Pengujian biokimia tidak dapat digunakan untuk

mendiagnosa tumor, namun dapat membantu dalam ketepatan pengobatan (Tjarta

2002).

Page 12: Osteo Carcinoma

Pengobatan Tumor pada Hewan

Menurut Martin (1989), pengobatan tumor pada hewan kecil biasanya

dilakukan dengan pembedahan yang dikombinasikan dengan kemoterapi. Obat-

obatan kemoterapi diantaranya adalah:

Antimetabolit. Obat ini mengganggu sintesis DNA sel.

Pengalkilasi. Sifatnya radiomimetik dan menyerang tahap sintesis DNA

saat interfase. Contohnya adalah nitrogen mustard.

Hormon, khususnya untuk tumor yang pertumbuhannya disebabkan oleh

faktor hormonal seperti tumor pada prostat atau pada payudara.

Antibiotik antitumor, contohnya Doxorubicin.

Radioterapi jarang dilakukan pada hewan karena harganya mahal. Selain itu,

tumor yang bermetastasis secara luas tidak efektif jika diberikan terapi jenis ini

(Thornburg 2000).

3.2. Osteocarcinoma

Osteosarcoma adalah jenis tumor ganas pada tulang, disebut appendicular

osteosarcoma jika kejadiannya menyerang tulang kaki dan disebut axial

osteosarcoma jika kejadiannya menyerang tulang lainnya. Osteosarcoma awalnya

tumbuh pada bagian paling dalam tulang dan makin lama akan menyebabkan rasa

nyeri seiring berkembangnya sel tumor dan tulang akan menjadi hancur. Biasanya

osteosarcoma terjadi di tulang panjang seperti humerus dan radius-ulna pada kaki

depan, femur dan tibia-fibula pada kaki belakang.

Page 13: Osteo Carcinoma

Keterangan gambar:

- Kiri: Hasil foto roentgen kaki belakang anjing, os femur normal.

- Kanan: Hasil foto roentgen kaki belakang anjing, os femur mengalami

osteosarcoma.

Kausa

Osteosarcoma lebih banyak terjadi pada anjing dibandingkan kucing, namun

kausa spesifik dari osteosarcoma masih belum diketahui. Radiasi ion, karsinogen

kimiawi, dan benda asing (termasuk implant metal) juga berkontribusi terhadap

terjadinya osteosarcoma. Juga terdapat korelasi dengan predisposisi genetik pada

garis keturunan anjing tertentu.

Risiko kanker tulang lebih tinggi terjadi pada hewan jantan dibandingkan

hewan betina. Tepatnya, 65% lebih tinggi terjadi pada hewan jantan yang dikastrasi

dan 34% lebih tinggi pada betina yang disteril.

Diagnosa banding

- Osteosarcoma

Page 14: Osteo Carcinoma

- Osteomlyelitis

- Osteoblastoma

- Giant cell tumor

- Aneurysmal bone cyst

- Fibrous dysplasia

Treatment

Treatment osteosarcoma pada anjing bisa dilakukan dengan operasi,

radioterapi, kemoterapi dan meredakan nyeri.

1. Metode Operasi

Jika memungkinkan, tulang yang terkena penyakit ini sebaiknya diamputasi

untuk menghilangkan rasa sakit dan mencegah penyebab kanker. Apabila penyakit

tidak sampai menyerang 50% bagian tulang bisa juga dilakukan limb-sparing, yaitu

menghilangkan bagian tulang yang terserang penyakit dan mengganti bagian tulang

yang dibuang tersebut dengan implant tulang yang sehat. Namun limb-sparing tidak

selalu berhasil dilakukan terutama pada kaki belakang dan humerus, juga bisa terjadi

komplikasi.

2. Radioterapi

Terapi radiasi bisa mengurangi rasa sakit dan sering digunakan sebagai

treatment tambahan terhadap tindakan limb-sparing. Biasanya 3 dosis radiasi

diaplikasikan pada tumor dengan aturan sebagai berikut:

Dosis 1 dan 2 diberikan satu minggu secara terpisah.

Dosis 2 dan 3 diaplikasikan dua minggu secara terpisah.

Meredanya rasa nyeri umumnya bertahan hingga 4 bulan. Jika rasa nyeri

kembali, bisa diberikan treatment lebih dari sebelumnya.

Meskipun demikian, radioterapi tidak selalu berhasil pada semua kasus

osteosarcoma.

Page 15: Osteo Carcinoma

3. Meredakan nyeri

Obat-obatan yang biasanya digunakan yaitu Etodolac, Carprofen,

Butorphanol, Fentanyl patch dan Aspirin.

4. Kemoterapi

Kemoterapi adalah pilihan terbaik untuk memperpanjang hidup anjing dan

mencegah penyebaran kanker tulang. Treatmen kemoterapi diaplikasikan secara

intravena (IV). Obat-obatan yang biasanya digunakan yaitu:

Carboplatin: diberikan setiap 3 sampai 4 minggu untuk 4 kali pengobatan.

Obat ini aman untuk anjing dengan riwayat penyakit ginjal.

Cisplatin: diberikan setiap 3 sampai 4 minggu untuk 3 kali pengobatan. Obat

ini tidak dianjurkan untuk anjing dengan riwayat penyakit ginjal.

Doxorubicin: diberikan setiap 2 minggu untuk total pengobatan 5 kali. Obat

ini tidak dianjurkan untuk anjing dengan masalah jantung.

Koombinasi Doxorubicin dan Cisplatin: diberikan setiap 3 minggu untuk 4

kali pengobatan.

Pencegahan

Tidak ada cara khusus untuk mencegah kejadian osteosarcoma, namun tetap,

hindari trauma terutama pada kaki. Cara lainnya untuk menghindari penyakit dan

agar dapat hidup dengan sehat yaitu memberikan makanan yang sehat dan

berkualitas, selalu menyediakan air minum untuk si anjing dan memeriksakan

kesehatan anjing (check-up dan booster vaksin). Melakukan pemeriksaan darah,

urinalisis dan melakukan pemeriksaan fisik rutin setiap tahun juga dapat membantu

dalam mengenali gangguan kesehatan maupun penyakit. Dengan demikian,

kesempatan untuk mengembalikan kesehatan anjing yang mengalami gangguan

kesehatan akan lebih tinggi dan memungkinkan terjadinya kesembuhan.

Page 16: Osteo Carcinoma

DAFTAR PUSTAKA

Burk, Ronald L., Feeney, Daniel A. 2003. Small Animal Radiology and

Ultrasonography: A Diagnostic Atlas and Text. USA: Elsevier Science.

Coulson, A., Lewis, N. 2008. An Atlas of Interpretative Radiographic Anatomy of the

Dog and Cat. UK: Blackwell Publishing.

Cullen JM et al. 2002. An Overview of Cancer Pathogenesis, Diagnosis, and

Management. Didalam: Tumor in Domestic Animals. Ed ke-4. Iowa:

Blackwell Publishing Company.

Elmslie, R., Statham-Ringen, K. 2010. Osteosarcoma in Dogs.

http://www.vetcancerspecialists.com/resources/osteosarcoma/. Veterinary

Cancer Specialists. Tanggal akses: 29 November 2013.

Fitriani, Hani. 2007. Studi Kasus Leiomiosarkoma Pada Anjing: Potensial Metastatik.

Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.

Gârjoabă, I., N. Tudor, T. Soare, A. Tănase, C. Vlăgioiu. 2009. Extraskeletal

Osteosarcoma in Dogs: Presentation of Two Cases. Faculty of Veterinary

Medicine Bucharest, Splaiul Independentei No.105, Bucharest, Romania.

Lucrări Ştiinłifice Medicină Veterinară Vol. Xlii (2), 2009, Timişoara.

Larkin P, Stockman M. 2001. The Ultimate Encyclopedia of Dogs: Dogs Breeds and

Dogs Care. London: Southwater.

PETWAVE. 2013. Causes and Prevention of Bone Cancer in Dogs.

http://www.petwave.com/Dogs/Health/Osteosarcoma/Causes.aspx. Tanggal

akses: 1 Desember 2013.

Sudjana. 2001. Metoda Statistika. Ed ke-6. Bandung: Penerbit Tarsito.

Warber, Adrienne. 2013. Canine Osteosarcoma Treatment.

http://dogs.lovetoknow.com/wiki/Canine_Osteosarcoma_Treatment.

LoveToKnow Corp. Tanggal akses: 29 November 2013.