osteoarthritis (handout)

14
TUGAS BEDAH ORTHOPEDI MAKALAH OSTEOARTHRITIS Disusun oleh : Kelompok 5 1. Atika Nurmalitasari 22010110130162 2. Danisa Diandra S. 22010110130163 3. Aulia Dian A. 22010110130165 4. Donny Aditana 22010110130166 5. Prianka Bayu 22010110130167 6. Hendy Pratamaputra 22010110130168 7. Ginarsih Hutami 22010110130169 8. Khaliza Cita K. 22010110130170 9. Adinda Larastiti 22010110130171 10. Fachri Setiawan 22010110130172 11. Tirta Kusuma 22010110130173 12. Atika Nithasari 22010110130174 13. Daniel D. Ranggadwipa 22010110130175 14. Sutriono 22010110130176 15. Cut Mirna A. 22010110130177 16. Onne Firsthya 22010110130178 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 1

Upload: anggit-pudjiastuti

Post on 09-Feb-2016

57 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

handout kuliah bedah osteoarthritis

TRANSCRIPT

Page 1: Osteoarthritis (Handout)

TUGAS BEDAH ORTHOPEDI

MAKALAH OSTEOARTHRITIS

Disusun oleh : Kelompok 5

1. Atika Nurmalitasari 220101101301622. Danisa Diandra S. 220101101301633. Aulia Dian A. 220101101301654. Donny Aditana 220101101301665. Prianka Bayu 220101101301676. Hendy Pratamaputra 220101101301687. Ginarsih Hutami 220101101301698. Khaliza Cita K. 220101101301709. Adinda Larastiti 2201011013017110. Fachri Setiawan 2201011013017211. Tirta Kusuma 2201011013017312. Atika Nithasari 2201011013017413. Daniel D. Ranggadwipa 2201011013017514. Sutriono 2201011013017615. Cut Mirna A. 2201011013017716. Onne Firsthya 22010110130178

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013

1

Page 2: Osteoarthritis (Handout)

OSTEOARTHRITIS

A. DEFINISI

Osteoarthritis adalah penyakit degeneratif tulang rawan sendi dan tulang,

mencermikan kegagalan sendi diartrodial (dapat digerakkan, dilapisi oleh sinovium).

Penyakit ini terutama mengenai sendi-sendi besar, sering hanya 1 sendi dan tidak

menimbulkan Penyakit ini terutama mengenai sendi-sendi besar, sering hanya 1 sendi

dan tidak menimbulkan gejala umum. Terkadang dapat mengenai sendi-sendi kecil pada

tangan dan kaki, sehingga buku-buku sangat membengkak dab bertonjolan. Pada wanita

lebih sering ditemukan Heberder, yaitu pertumbuhan tulang kecil pada sendi phalanx

terminal.

B. INSIDENSI

Angka insidensi osteoarthritis simptomatik menurut umur dan jenis kelamin :

- Osteoarthritis tangan : 100 per 100.000 orang tiap tahun

- Osteoarthritis panggul : 88 per 100.000 orang tiap tahun

- Osteoarthritis lutut : 240 per 100.000 orang tiap tahun

- Wanita :

o Insiden osteoarthritis lutut radiografik 2% tiap tahun

o Insiden osteoarthritis lutut simptomatik 1% tiap tahun

o Osteoarthritis lutut progresif 4% tiap tahun

Angka insidensi meningkat seiring usia, dan tidak meningkat pada sekitar usia 80

tahun.

Wanita memiliki resiko lebih tinggi daripada pria, terutama setelah usia 50 tahun.

- Pria memiliki 45% resiko insidensi lebih rendah pada osteoarthritis lutut dan

36% lebih rendah pada osteoarthritis panggul daripada wanita.

- Prevalensi osteoarthritis lutut (tapi tidak pada osteoarthritis panggul atau

tangan) secara signifikan lebih berat pada wanita daripada pria.

C. DISTRIBUSI SKELET

Pada osteoartritis sendi yang sering terkena adalah persendian yang berguna untuk

menopag berat tubuh, misal sendi panggul, sendi lutut, sendi vertebra servikal dan

2

Page 3: Osteoarthritis (Handout)

lumbosacral serta sendi kaki. Persendian lain yang dapat terkena antara lain sendi jari

interfalangeal proksimal dan distal, sendi karpometakarpal I, dan tarsometatarsal I pada

kaki.

D. ETIOLOGI

Stres harian yang dialami oleh sendi, terutama sendi penumpu berat/weight-bearing

joint (seperti lutut, pergelangan kaki, dan panggul) mempunyai peran yang penting

dalam perkembagan osteoarthritis. Banyak peneliti mempercayai bahwa perubahan

degeneratif pada osteoarthritis utamanya dimulai dari kartilago articular, yang mana akan

menyebabkan kelebihan beban pada sendi sehat atau beban yang relatif normal pada

sendi yang sebelumnya terganggu. Tekanan dari luar mempercepat efek katabolik dari

kondrosit dan lebih lanjut menyebabkan gangguan pada matriks kartilago.

Faktor resiko osteoarthritis, antara lain :

- Usia

- Obesitas

- Trauma

- Genetik (Riwayat keluarga)

- Penurunan level hormon sex

- Lemah otot (muscle weakness)

- Penggunaan secara berulang (misalnya pekerjaan mengangkut benda berat)

- Infeksi

- Crystal deposition

- Acromegaly

- Inflamasi arthritis sebelumnya (misal burnt-out rheumatoid arthritis)

- Penyebab metabolik herediter (misal alkaptonuria, hemochromatosis, penyakit

Wilson)

- Hemoglobinopathies (misal sickle cell disease dan thalasemia)

- Penyakit neuropatik yang menyebabkan charcot joint (misal syringomyelia,

tabes dorsalis, dan diabetes)

- Faktor resiko morfologi yang membawahi (misal dislokasi kongenital sendi

panggul dan slipped femoral capital epiphysis)

- Penyakit tulang (misal penyakit Paget dan nekrosis avaskular)

3

Page 4: Osteoarthritis (Handout)

- Prosedur operasi sebelumnya (misal meniscectomy)

E. KLASIFIKASI

Osteoarthritis dapat dibedakan menjadi osteoarthritis primer dan osteoarthritis

sekunder. Osteoarthritis primer merupakan fenomena idiopatik yang terjadi pada sendi

yang masih baik dan tak memiliki faktor inisiasi. Tipe ini berhubungan dengan proses

penuaan dan biasanya terjadi pada individu usia lanjut.Sementara osteoarthritis sekunder

disebabkan oleh penyakit pada sendi synovial yang berhubungan dengan kondisi

predisposisi yang menyebabkan perubahan jaringan sendi (misal trauma pada cartilago

articular atau tulang subchondral). Tipe ini biasanya terjadi pada individu yang lebih

muda.

F. STAGING

Etiopatogenesis dari osteoarthritis dibagi menjadi 3 stage :

Stage 1

Pada stage 1, pemecahan proteolitik dari kartilago terjadi. Metabolisme kondrosit

dipengaruhi, menyebbakan peningkatan produksi enzim, termasuk metalloproteinase

(misalnya kolagenase, stromelysin) yang dapat menghancurkan matriks kartilago.

Kondrosit juga memproduksi protease inhibitor, termasuk tissue inhibitorof

metalloproteinases (TIMP) 1 dan 2, tapi dalam jumlah yang kurang mencukupi untuk

melawan efek proteolitik.

Stage 2

Stage 2 meliputi fibrilasi dan erosi dari permukaan kartilago, dengan pelepasan

proteoglikan dan fragmen kolagen kedalam cairan sinovial.

Stage 3

Dalam stage 3, produk pemecahan kartilago menginduksi respon inflamasi kronik

pada synovium. Produksi makrofag synovial dari metalloproteinase seperti sitokin antara

lain interleukin (IL) 1, tumor necrosis factor (TNF)-alpha terjadi. Hasil produksi ini

dapat berdifusi kembali ke dalam kartilago dan secara langsung menghancurkan jaringan

atau menstimulasi kondrosit untuk memproduksi metalloproteinase lebih banyak.

Molekul proinflamasi yang lain (misal nitrit oxide (NO), yang merupakan radikal bebas

anorganik) dapat menjadi faktor dalam stage 3.

4

Page 5: Osteoarthritis (Handout)

Pada akhirnya, semua stage diatas menyebabkan perubahan struktur sendi dan

kompensasi pertumbuhan tulang berlebih yang merupakan usaha untuk menstabilkan

sendi. Oleh karena struktur sendi berubah dan terjadi stres inflamasi dan mekanikal lebih

lanjut akan mempengaruhi permukaan sendi sehingga perkembangan penyakit tak dapat

dipantau.

G. PATOFISIOLOGI

Pada awal osteoarthritis terjadi pembengkakan (swelling) dari jaringan kartilago

karena terjadi peningkatan sintesis proteoglycan. Hal ini merupakan usaha dari kondrosit

untuk memperbaiki jaringan kartilago yang rusak. Stage ini dapat bertahan selama

bertahun-tahun dan ditandai dengan perbaikan hipertropi dari kartilago articular.

Selama osteoarthritis berkembang, level proteoglycan turun sangat rendah, sehingga

menyebabkan kartilago menjadi lebih lembut dan kehilangan elastisitasnya, yang

selanjutnya menurunkan integritas permukaan sendi. Secara mikroskopik, flaking dan

fibrilasi (vertical cleft) berkembang bersama kartilago articular halus yang normal pada

permukaan sendi yang osteoarthritis. Semakin lama, hilangnya kartilago menyebabkan

hilangnya ruang sendi.

Pada sendi tumpuan berat badan (weight-bearing joints) yang mengalami

osteoarthritis, hilangnya ruang sendi lebih besar pada area yang paling berat menumpu.

Erosi dari kartilago yang rusak karena osteoarthritis, terus terjadi sampai tulang

dibawahnya terkena. Tulang yang terkikis dengan kartilago pelindungnya terus bergerah

dengan permukaan yang berlawanan. Pada akhirnya, stres yang menekan melebihi

kekuatan biomekanikal dari tulang. Tulang subchondral merespon dengan invasi vaskular

dan peningkatan selularitas sehingga menjadi tebal dan padat pada arean yang tertekan.

H. TANDA DAN GEJALA

Nyeri Sendi

Hambatan pergerakan sendi

Kekakuan sendi setelah sendi tersebut digerakan stelah beberapa lama

Pembesaran sendi (deformitas)

Krepitasi

I. PEMERIKSAAN FISIK

5

Page 6: Osteoarthritis (Handout)

Pemeriksaan fisik pasien osteoarthritis pada umumnya terbatas pada sendi yang

terlibat. Penurunan jangkauan gerak dan krepitasi Malalignment dengan pembesaran

tulang dapat diterjadi. Pada sebagian besar kasus osteoarthritis tidak termasuk erythema

atau peningkatan suhu pada sendi yang terlibat, akan tetapi efusi lemah dapat ditemukan.

Pembatasan gerak sendi atau atrofi otot pada sekita otot yang terlibat dapat terjadi juga.

Osteoarthritis pada tangan seringkali mempengaruhi sendi interphalangeal distal

(DIP) tapi juga secara tipikal dapat melibatkan sendi interphalangeal proksimal (PIP) dan

sendi pada basis ibu jari. Heberden nodes, yang menggambarkan osteophyte yang dapat

dipalpasi di sendi DIP, merupakan ciri khas pada wanita daripada pria. Perubahan

inflamasi secara tipikal tidak ada atau sedikit ditemukan.

J. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium digunakan untuk menyingkirkan diagnosis banding OA

degeneratif dan OA lainnya.Pemeriksaannya antara lain : pemeriksaan darah tepi, CRP,

ASTO, RA factors, uric acids.

Pemeriksaan Pencitraan

• Penyempitan celah sendi yang sering kali asimetris

• Peningkatan densitas tulang subkondral

• Kista pada tulang

• Osteofit pada pinggir sendi

• Perubahan struktur anatomi sendi

K. TATA LAKSANA

Penatalaksanaan osteoarthritis berdasarkan atas distribusinya (sendi mana yang

terkena) dan berat ringannya sendi yang terkena.

Terapi non-farmakologis:

Tujuannya untuk meningkatkan kualitas hidup dan mencegah kekambuhan. Edukasi

atau penerangan, Maksud dari penerangan adalah agar pasien mengetahui sedikit seluk-

beluk tentang penyakitnya, bagaimana menjaganya agar penyakitnya tidak bertambah

parah serta persendiannya tetap dapat dipakai.

Terapi fisik dan rehabilitasi :

6

Page 7: Osteoarthritis (Handout)

Tujuannya untuk mengurangi rasa nyeri. Terapi ini untuk melatih pasien agar

persendiannya tetap dapat dipakai dan melatih pasien untuk melindungi sendi yang sakit.

Penurunan berat badan :

Berat badan yang berlebihan ternyata merupakan faktor yang akan memperberat

osteoarthritis. Oleh karenanya berat badan harus selalu dijaga agar tidak berlebihan.

Apabila berat badan berlebihan, maka harus diusahakan penurunan berat badan, bila

mungkin mendekati berat badan ideal.

Terapi farmakologis:

Analgesik oral non opiat

Analgesik topikal

Obat anti inflamasi non steroid (OAINS). Apabila cara-cara tersebut diatas tidak

berhasil, pada umumnya pasien mulai datang ke dokter. Dalam hal seperti ini kita

pikirkan untuk pemberian OAINS, oleh karena obat golongan ini disamping

mempunyai efek analgetik juga mempunyai efek anti inflamasi. Tetapi penggunaan

obat-obatan ini harus hati-hati, karena dapat menyebabkan efek samping yang serius

seperti perdarahan saluran cerna, kerusakan hati & ginjal.

Chondroprotective agent. Obat-obatan ini dapat menjaga atau merangsang perbaikan

tulang rawan sendi pada pasien osteoarthritis. Sebagian peneliti menggolongkan obat-

obatan tersebut dalam slow acting anti osteoarthritis drugs (SAAODs) atau disease

modifying anti osteoarthtritis drugs (DMAODs). Sampai saat ini yang termasuk

dalam kelompok obat ini adalah: Tetrasiklin dan derivatnya mempunyai kemampuan

untuk menghambat kerja enzim MMP dengan cara menghambatnya. Asam hialuronat

disebut juga sebagai visco supplement oleh karena salah satu manfaat obat ini adalah

dapat memperbaiki viskositas.

L. DIAGNOSA BANDING

Ankylosing Spondylitis

Avascular Necrosis

Fibromyalgia

Gout and Pseudogout

Imaging in Neuropathic Arthropathy (Charcot Joint)

Lyme Disease

7

Page 8: Osteoarthritis (Handout)

Patellofemoral Arthritis

Psoriatic Arthritis

Rheumatoid Arthritis

M. KOMPLIKASI

Efek samping obat yang digunakan untuk pengobatan

Penurunan kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari

Berkurangnya kemampuan untuk berjalan

Komplikasi pembedahan

N. PROGNOSIS

Prognosis pada pasien osteoarthritis bergantung pada sendi yang terlibat dan berat

ringannya kondisi. Belum terbukti adanya obat untuk penyakit atau obat yang bersifat

modifikasi struktur untuk osteoarthritis yang diketahui. Oleh karena itu, penanganan

farmakologi secara langsung adalah meredakan gejala.

Penelitian sistematis menemukan bahwa keadaan klinis berkut memiliki hubungan

dengan kecepatan penyembuhan osteoarthritis pada lutut, yaitu :

- Usia lanjut

- BMI yang tinggi

- Varus deformity

- Multiple involved joints

Pasien osteoarthritis yang telah melalui penggantian sendi memiliki prognosis yang

bagus dengan angka keberhasilan untuk arthroplasty panggul dan lutut lebih dari 90%.

Akan tetapi, prosthesis sendi perlu dikontrol kembali 10-15 tahun setelah penggantian,

tergantung pada level aktivitas pasien. Semakin muda dan semakin aktif pasien akan

lebih membutuhkan pengkontrolan ulang sementara mayoritas pasien usia tua tidak

memerlukan.

8

Page 9: Osteoarthritis (Handout)

REFERENSI

Greenie, Walter B. 2006. Netter’s Orthopaedics. Philadelphia : Saunders Elsevier.

Hadi, Syaiful Anwar. 2002. Kumpulan Makalah Orthopedi dan Traumatologi Prof. dr. H.

Soelarto Reksoprodjo, Sp.B, Sp.OT. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Kapoor, Marsland. 2008. Crash Course 2nd edition : Rheumatology and Orthopaedics.

Philadelphia : Mosby Elsevier.

Kawiyana, Ketut Siki. 2010. Orasi Ilmiah. Mendambakan Tulang Tetap Sehat dan Kuat di

Hari Tua Melalui Pemahaman Osteoporosis dan Penanggulangannya. Badung : Universitas

Udayana.

Lozada, Carlos J. 2013. Osteoarthritis. http://emedicine.medscape.com/article/330487-

overview (online) diakses 13 Juni 2013

Reksoprodjo, Soelarto. 2006. Himpunan Makalah Prof. dr. H. Soelarto Reksoprodjo, Sp.B,

Sp.OT. 2006. Jakarta : Pelangi Warna Kreasindo Printing.

9