othello syndrome (sindrom othello)journal.unair.ac.id/download-fullpapers-pjsd3d084cd06full.pdf ·...
TRANSCRIPT
Othello Syndrome
1
OTHELLO SYNDROME
(SINDROM OTHELLO)
Oleh: Hesty Novitasari1, Marlina S. Mahajudin
2
1 Dokter umum, peserta PPDS I Ilmu Kedokteran Jiwa Depatemen/SMF Ilmu Penyakit Jiwa FK Universitas
Airlangga/RSUD Dr. Soetomo Surabaya. 2 Guru Besar, Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa/Psikiater (Konsultan), Staf pengajar pada Depatemen/SMF Ilmu
Penyakit Jiwa FK Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Othello Syndrome
2
ABSTRAK
Othello syndrome didefinisikan sebagai waham dari ketidaksetiaan pasangan, lebih banyak pada laki-laki,
jarang pada wanita. Bentuk psikopatologi yang paling umum adalah waham, obsesi dan ide-ide
berlebihan. Gangguan waham tipe cemburu merupakan waham mengenai perselingkuhan pasangan.
Diagnosis Othello syndrome harus ada anamnesis tentang morbid jealousy, perasaan cemburu yang jelas
atau tidak jelas, terdapat usaha pencarian bukti-bukti yang melelahkan dan sangat mengganggu
kenyamanan pasangan. Terapi kognitif efektif pada Othello syndrome, sedang couple therapy dan
individual dynamic psychotherapy merupakan terapi pendukung yang lain, karena banyak pasien dengan
Othello syndrome mengalami gangguan kepribadian borderline dan ciri-ciri paranoid.
Kata kunci: Othello syndrome, morbid jealousy, couple therapy, borderline personality
ABSTRACT
Othello syndrome was defined as delusions of infidelity of a spouse or partner, more in males, rarely in
females. The most common forms of psychopathology are delusions, obsessions and exaggerated ideas.
Jealousy type of delusional disorder is about the partner affair. The diagnose of Othello syndrome should
be done by history taking about morbid Jealousy, factual or imaginative jealousy.
There is a tiring effort to search for evidence and it is very disturbing for the couple. Cognitive therapy is
effective for Othello syndrome, as well as dynamic couple therapy and individual psychotherapy which
are other supportive therapies, because many patients with Othello syndrome suffered of borderline
personality disorder and paranoid traits.
Keywords: Othello syndrome, morbid jealousy, couple therapy, borderline personality.
Othello Syndrome
3
PENDAHULUAN
Awal mula Othello syndrome dipublikasikan pada tahun 1955 oleh seorang psikiater
berkebangsaan Inggris John Todd bersama dengan teman yang membantu publikasinya yaitu K.
Dewhurst dalam tulisannya yang berjudul “The Othello syndrome: A Study in the psychopathology of
Sexual Jealousy”. Rasa cemburu merupakan suatu perasaan emosi yang umum dan rumit. Menurut The
Oxford English Dictionary, cemburu adalah perasaan yang menunjukkan rasa marah/ dendam terhadap
seseorang yang dianggap sebagai rival, dan hal ini mengindikasikan bahwa keyakinan akan adanya rival
merupakan poin utama. Rasa cemburu dalam sebuah hubungan seksual merupakan sebuah perilaku
posesif terhadap pasangan dihadapan rivalnya, namun ketika keyakinan tersebut salah, banyak waktu dan
usaha yang mungkin telah terbuang dalam upaya menyingkirkan hal yang dianggap sebagai ancaman
(Chiu 2012).
Orang normal hanya akan menjadi cemburu apabila ada bukti yang kuat untuk itu, mereka
memiliki kemampuan untuk memodifikasi keyakinan dan reaksi mereka terhadap informasi baru saat
dihadapkan pada saingan. Sebaliknya, individu dengan kecemburuan yang tidak wajar, mempersepsi
kejadian yang tidak relevan atau tidak berkaitan sebagai ketidak setiaan, menolak untuk mengubah
keyakinan mereka, walaupun diberikan informasi yang bertentangan dengan bukti-bukti yang ada dan
cenderung menuduh pasangan berselingkuh dengan beberapa orang (Kingham & Gordon 2004).
Rasa cemburu yang tidak wajar menggambarkan berbagai pikiran dan emosi yang tidak rasional,
disertai perilaku ekstrim yang tidak dapat diterima, di mana tema utama adalah preokupasi bahwa
pasangannya tidak setia, dan hal ini tidak terbukti. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa individu
tersebut merasa tidak nyaman dengan perasaan cemburu tidak wajar yang mereka rasakan dengan bukti
yang tidak benar dan biasanya mereka berespon secara tidak wajar atau berlebihan (Easton, Shackelford
& Schipper 2008).
Rasa cemburu yang tidak wajar dikenal juga dengan nama “Othello syndrome”, mengacu pada
kecemburuan irasional Othello dari karya Shakespeare (Chiu 2012). Hal ini sebenarnya menyesatkan,
karena menunjukkan rasa cemburu yang tidak wajar sebagai suatu sindrom, padahal seharusnya dianggap
sebagai hasil dari sejumlah psikopatologi dalam diagnosis psikiatri yang terpisah (Berks 2009).
Othello Syndrome
4
PEMBAHASAN
1. Definisi
Othello Syndrome didefinisikan sebagai waham dari ketidak setiaan pasangan. Waham dari
ketidak setiaan disebut juga delusion of infidelity, conjugal paranoia, morbid jealousy, delusional
jealousy, sexual jealousy, erotic jealousy syndrome, psychotic jealousy dan pathologic jealousy.
Othello syndrome lebih banyak pada laki-laki, jarang pada wanita. Manifestasi klinis adalah tuduhan
perselingkuhan yang berulang, mencari bukti, interogasi berulang pada pasangan, tes-tes
perselingkuhan pasangan dan kadang-kadang menguntit. Sindroma ini dapat muncul dengan sendiri
atau merupakan perjalanan penyakit dari skizofrenia paranoid, ketergantungan alkohol atau kokain.
Seperti dalam Othello, lakon dalam Shakespeare, sindroma ini bisa sangat berbahaya yang berakibat
hancurnya perkawinan, terjadinya pembunuhan dan bunuh diri (Chiu 2012; Leong et al. 1994;
Famuyiwa & Ekpo 1983).
2. Epidemiologi
Pada 20 kasus waham cemburu yang diteliti di California, ditemukan bahwa usia rata-rata onset
psikotik adalah 28 tahun dan rata-rata 10 tahun kemudian dapat berkembang menjadi waham
cemburu, dengan pasien tertua berusia 77 tahun. Dari 20 kasus tersebut didapatkan 19 orang laki-laki,
yang delapan puluh persennya telah menikah dan hidup dengan pasangannya (Coltheart, Langdon &
Mckay 2011).
3. Etiologi: (1) Psikologi, pada pasien ini, dibawah alam tak sadar dapat dirubah sebagai suatu
daya ingat atau perilaku sehingga menginterpretasi secara salah perilaku pasangan, (2)
Kepribadian, pola asuh insecure attachment berhubungan erat dengan kelompok kepribadian
borderline, (3) Gangguan otak organik, (4) Lingkungan (Kingham & Gordon 2004).
4. Psikopatologi dan diagnosis
Othello syndrome terkait dengan empat ciri (1) gangguan mental yang mendasari
munculnya sebelum atau bersamaan dengan cemburu, (2) ciri-ciri yang mendasari gangguan
selalu berdampingan dengan cemburu, (3) perjalanan penyakit Othello syndrome
berhubungan erat dengan gangguan yang mendasarinya, dan (4) kecemburuan tidak memiliki
dasar nyata. Dalam Othello syndrome, isi dari pengalaman psikopatologi adalah preokupasi
dengan perselingkuhan pasangan seksualnya. Bentuk psikopatologi yang paling umum
adalah waham, obsesi dan ide-ide berlebihan (Kingham & Gordon 2004).
5. Teori terbentuknya OTHELLO SYNDROME
5.1.Psikodinamik
Othello Syndrome
5
Individu yang tumbuh dengan perasaan insecure, terutama mereka yang mempunyai tipe
preokupasi dan penuh ketakutan terhadap penolakan dan pengkhianatan, beresiko menjadi cemas
akan adanya kemungkinan kelekatan partner mereka terhadap dirinya. Model kelekatan yang insecure
ini terkait erat dengan kepribadian borderline (Agrawal et al. 2004).
5.2.Kognitif
Agrawal et al. (2004) melihat adanya perasaan yang inadequate, sensitif berlebihan dan
insecure sebagai faktor predisposisi utama dalam perkembangan Othello syndrome. Dalam formulasi
kognitif gangguan pasien Othello syndrome, orang dengan karakteristik tersebut, cenderung
mengalami distorsi yang sistematik, salah persepsi, dan salah dalam menginterpretasikan suatu
kejadian dan informasi, sehingga suatu kejadian pencetus dapat menimbulkan asumsi yang salah dan
memicu timbulnya Othello syndrome (Kingham & Gordon 2004).
5.3.Disfungsi seksual
Othello syndrome dapat terjadi sebagai respon dari berkurangnya fungsi seksual. Diduga
bahwa hypophallism baik yang nyata atau imajiner dapat menimbulkan perasaan rendah diri yang
mengarah pada terbentuknya Othello syndrome (Kingham & Gordon 2004).
5.4.Perkawinan dan faktor-faktor sosial
Tabel: Kontribusi orang cemburu dan pasangannya pada jealous interaction (Crowe 1995)
Cemburu Pasangan
Dependen
Mengharapkan hubungan eksklusif
Insecure
Interogasi
“Mematai-matai”
Kekerasan
Gangguan psikiatri (contoh: ide-ide paranoid, depresi,
alkoholik)
Ramah dan independen
Kurang berkomitmen
Merasa tidak menarik
Menolak tetapi membatasi aktifitas
Benci
Depresi sekunder
Ciri kepribadian (suka menggoda atau
provokatif)
5.5.Terkait alkohol dan penggunaan obat
Othello syndrome terkait erat dengan penyalahgunaan alkohol. Penggunaan amfetamin dan
kokain dapat menimbulkan waham perselingkuhan yang persisten setelah intoksikasi berhenti. Pada
sebuah laporan kasus digambarkan seorang pria yang menggunakan dexamphetamine untuk
gangguan ADHD dewasa, dapat berkembang menjadi Othello syndrome. Ada yang berpendapat
bahwa Othello syndrome dapat muncul akibat intoksikasi alkohol. Individu yang kembali
menggunakan narkoba akan dapat mengalami gejala Othello syndrome lagi, yang mungkin
berkomorbid dengan kepribadian borderline atau paranoid (McCann & Ricurte 2009).
6. Penyakit terkait dengan OTHELLO SYNDROME
Othello Syndrome
6
Adrenocortical suppression, cerebrovascular infarction, chronic alcoholism, epilepsy,
hyperthyreoidism, Normal Pressure Hydrocephalus (NPH), parkinson’s disease, senile dementia.
7. Diagnosis
Diagnosis Othello syndrome harus ada anamnesis tentang morbid jealousy, perasaan cemburu
yang jelas atau tidak jelas, terdapat usaha pencarian bukti-bukti yang melelahkan dan sangat
mengganggu kenyamanan pasangan.
8. Penatalaksanaan
8.1. Pengobatan
Prinsip penanganan pada Othello syndrome yaitu mengobati gangguan mental dan menangani
resiko. Apabila gangguan waham merupakan kondisi yang berdiri sendiri atau sebagai manifestasi
dari gejala skizofrenia, maka waham perselingkuhan tersebut biasanya berespon dengan obat
antipsikotik. Pada cemburu yang obsesif, diteliti lebih dahulu apakah merupakan bagian dari
gangguan depresi atau tidak, yang biasanya berespon baik dengan pemberian serotonin reuptake
inhibitor (Stein, Hollander & Josephson 1994).
8.2.Intervensi Psikososial
Terapi kognitif efektif pada Othello syndrome. Terapi pendukung yang lain adalah couple
therapy dan individual dynamic psychotherapy.
Terdapat hirarki dari alternate levels of intervention (ALI) yang memudahkan terapis untuk
memutuskan tipe-tipe variasi intervensi yang digunakan pada pasangan dalam merespon jenis
masalah atau interaksi yang akan ditampilkan dalam sesi tersebut.
Grafik: Hirarki dari alternate levels of intervention (ALI): Prinsip-prinsip umum (Crowe & Ridley 1990)
7. Use other forms of treatment
6. Adjust to symptom
5. Paradox
4. Timetables and tasks
3. Arguments, sculpting or role-play in session
2. Communication training
1. Reciprocity negotiation
More symtoms
Individual focus
Rigidity of system
Couple characteristics
Greater need for therapist ingenuity
Therapist response Less reliance on couple‟s stated goals
Othello Syndrome
7
Selain couple teraphy diatas, juga dipertimbangkan kerangka konsep dan klinis dalam usaha
untuk membantu pasangan dalam menghadapi kecemburuan: (Scheinkman & Werneck 2010)
1. Tugas yang bertujuan menciptakan “harmoni kehidupan perkawinan” diantara pasangan
2. Konsep siklus kerentanan yang menjelaskan proses derailment/ penggelinciran
3. Skema perjalanan klinis ini menuntun terapis bagaimana proses, tahap demi tahap,
mengembalikan pasangan yang tergelincir (derailment) untuk mengatasi ketidak amanan dan
kecemburuan dalam sebuah hubungan dengan cara yang lebih efektif.
Dalam menangani masalah cemburu harus dipertimbangkan 4 tahap pengertian dan intervensi:
interaksional, kontekstual/ struktural, intrapsikis, dan intergenerasi. Pada tiap tahap, kecemburuan
digunakan sebagai penuntun terapis untuk mengeksplorasi satu dimensi dari sebuah hubungan dengan
mempertimbangkan pengertian, perubahan, dan negoisasi diantara pasangan.
Motivational interviewing therapy adalah salah satu metode untuk GMO dan penyalah
gunaan zat yang cemburu. Intervensi untuk perbaikan fungsi kognitif pada pasien Alzheimer’s
Disease dan demensia yang lain yaitu CBT (Cognitive Behaviour therapy) dan pendekatan
psikoterapi suportif. Apabila pasien tidak gelisah/ tidak agresif dan gejala psikotik yang menyebabkan
distress minimal, dilakukan intervensi nonfarmakologi, meliputi reassurance dan redirection yang
perlu dipertimbangkan sebelum tindakan medis (Yusim et al. 2008).
8.3.Perawatan di Rumah Sakit
Perawatan rumah sakit diperlukan untuk pasien Othello syndrome apabila terjadi tekanan
yang cukup besar, atau tidak membaik dengan pengobatan rawat jalan. Jika Othello syndrome
refrakter terhadap pengobatan, diupayakan untuk memisahkan pasien dari pasangannya, namun
kemungkinan untuk kembali kambuh dapat terjadi sesudah keluar dari rumah sakit (Kingham &
Gordon 2004).
9. Prognosis
Pada umumnya prognosis untuk Othello syndrome tergantung pada fenomenologi yang
mendasari, keberadaan komorbiditas gangguan mental, dan respon terhadap terapi. Langfeldt (1961)
dan Mooney (1965) mengemukakan bahwa sepertiga dari pasien Othello syndrome mengalami
perbaikan yang signifikan, namun apabila disertai gangguan psikotik, maka prognosisnya lebih buruk.
Diperlukan pemantauan yang hati-hati terhadap pasien Othello syndrome karena besar kemungkinan
untuk terjadi kekambuhan.
Othello Syndrome
8
KESIMPULAN
Individu dengan Othello syndrome memiliki kecemburuan yang berlebihan terhadap pasangan.
Mereka mempersepsi kejadian yang tidak relevan atau tidak berkaitan sebagai ketidak setiaan, dan
menolak untuk mengubah keyakinan mereka, walaupun diberikan informasi yang bertentangan dengan
bukti-bukti yang ada. Mereka cenderung menuduh pasangan berselingkuh dengan beberapa orang. Rasa
cemburu yang tidak wajar menggambarkan berbagai pikiran dan emosi yang tidak rasional, disertai
perilaku ekstrim yang tidak dapat diterima, di mana tema utama adalah preokupasi bahwa pasangannya
tidak setia, dan hal ini tidak terbukti.
Diagnosis Othello syndrome harus ada anamnesis tentang morbid jealousy, perasaan cemburu
yang jelas atau tidak jelas, terdapat usaha pencarian bukti-bukti yang melelahkan dan sangat mengganggu
kenyamanan pasangan. Diagnosis juga dilakukan dengan menggali riwayat psikiatri yang menyeluruh,
melakukan pemeriksaan status mental, dan melakukan penilaian perilaku yang beresiko bagi kedua
pasangan, yaitu: perilaku bunuh diri, riwayat kekerasan dalam rumah tangga, riwayat kekerasan
interpersonal, termasuk pihak ketiga dan resiko yang bakal terjadi pada anak-anak.
Dalam Othello syndrome, isi dari pengalaman psikopatologi adalah preokupasi tentang
perselingkuhan pasangan seksualnya. Bentuk psikopatologi yang paling umum adalah waham, obsesi dan
ide-ide berlebihan. Pada gangguan waham tipe cemburu, harus ada waham mengenai perselingkuhan
pasangannya. Karena itu, pasien yang mengalami gangguan cemburu, tetapi tidak mempunyai
pengalaman waham tidak akan sesuai dengan kriteria diagnostik. Othello syndrome seringkali menjadi
bagian dari gangguan jiwa yang lain.
Penatalaksanaan Othello syndrome terdiri dari pengobatan gangguan mental dan penanganan
resiko. Apabila gangguan waham sebagai manifestasi dari gejala Skizofrenia, biasanya berespon dengan
obat antipsikotik. Pada cemburu yang obsesif, diteliti lebih dahulu apakah merupakan bagian dari
gangguan depresi atau tidak, yang biasanya berespon baik dengan pemberian serotonin reuptake
inhibitor. Terapi kognitif biasanya efektif pada Othello syndrome, terutama pada yang dominan gejala
obsesi. Terapi pendukung yang lain adalah couple therapy dan individual dynamic psychotherapy. Terapi
dengan conjoint session dan individual session sangat diperlukan untuk mengetahui psikodinamika dan
akar masalah awal terjadinya cemburu yang berlebihan. Dari sini kedua pasangan tersebut harus secara
eksplisit membuat batasan/ boundaries sebagai komitmen bersama.
Terapis harus memiliki wawasan yang luas untuk melakukan pendekatan sosial, mengetahui
secara jelas psikodinamika dan memberi obat yang diperlukan agar prognosis tidak menjadi buruk.
Mengingat potensi dari konsekuensi tragis yang mungkin terjadi, Othello syndrome adalah kumpulan
gejala yang harus diobati dengan sungguh-sungguh.
Othello Syndrome
9
DAFTAR PUSTAKA
Agrawal, HR, Gunderson, J, Holmes, BM & Lyons-Ruth, K 2004, „Attachment Studies with Borderline
Patients: A Review‟, Harvard Review Psychiatry, vol. 12, no. 2, pp. 94-104, viewed 18 Januari
2013, <http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15204804>.
Berks, J 2009, Crazy in Love, Concepts of Morbid Love in Western medicine from 1951 to the Present,
pp. 1-187, viewed 24 November 2012,
Chiu, CJ 2012, Freud on Shakespeare: An Approach to Psychopathetic Characters, Chang Gung Journal
of Humanities and Social Sciences, vol. 5, no. 1, pp. 48-49, viewed 24 November 2012
Coltheart, M, Langdon, R & McKay, R 2011, Delusional Belief, pp. 1-56, Macquarie Centre for
Cognitive Science Macquarie University Sydney NSW Australia and Centre for Anthropology and
Mind University of Oxford 51-53 Banbury Road Oxford United Kingdom, viewed 10 desember
2012, <http://pure.rhul.ac.uk/portal/files/1383127/Coltheartatal2011.pdf>.
Crowe, M 1995, „Management of Jealousy in Couples‟, Advances in Psychiatric Treatment, published by
The Royal College of Psychiatrist, vol. 1, no. 3, pp. 71-77, viewed 28 Januari 2013,
<http://apt.rcpsych.org/content/1/3/71.full.pdf>.
Famuyiwa, O & Ekpo, M 1983, „The Othello Syndrome‟, Journal of the National Medical Association,
vol. 75, no. 2, pp. 207–209, viewed 13 Desember 2012
Georgiev, D, Danieli, A, Ocepek, L, Novak, D, Zupancic-Kriznar, N, Trost, M & Pirtosek, Z 2010,
„Othello Syndrome in patients with Parkinson‟s Disease‟, Psychiatria Danubina, 201, vol. 22, no. 1,
pp. 94–98, viewed 12 Desember 2012,
Goggins, R, Emerson, C & Nowers, M 2004, „Othello syndrome in association with primary
hyperparathyroidism‟, Hernia Repair, www.screeningnsurgery.com, Minimally Invasive sugery and
Colon and rectum surgery, viewed 4 Januari 2013, <http://www.priory.com/psych/othello.htm>.
Hassanyeh, F, Murray, RB & Rodgers, H 1991, „Adrenocortical Suppression Presenting with Agitated
Depression, Morbid Jealousy, and a Dementia-Like State‟, The British Journal of Psychiatry, vol.
159, pp. 870-872, viewed 12 Desember 2012, <http://bjp.rcpsych.org/cgi/eletter-
submit/159/6/870>.
Kingham, M & Gordon, H 2004, „Aspects of morbid jealousy‟, Advances in Psychiatric Treatment, vol.
10, pp. 207-215, viewed 22 November 2012, <http://apt.rcpsych.org/content/10/3/207.full.pdf>.
Leong, GB, Silva, JA, Garza-Trevino, ES, Oliva, D, Ferrari, MM, Komanduri, RV & Caldwell, JCB
1994, „The Dangerousness of Persons with the Othello Syndrome‟, Journal of forensic Sciences,
JFSCA, vol. 39, no. 6, pp. 1445-1454, viewed 10 Desember 2012,
<http://library-resources.cqu.edu.au/JFS/PDF>.
Othello Syndrome
10
Michael, A, Mirza, S, Mirza, KAH, Babu, VS & Vithayathil, E 1995, „Morbid Jealousy in Alcoholism‟,
British Journal of Psychiatry, vol. 167, pp. 668-672, viewed 12 Desember 2012,
<http://bjp.rcpsych.org/content/167/5/668.full.pdf>.
Neetesh, B & Yogaratnam, J 2012, „Organic Othello Syndrome Following a Stroke, A Rare
Complication‟, German Journal of Psychiatry, vol. 15, no. 1, pp. 1-3, viewed 4 Januari 2013,
<http://www.gjpsy.uni-goettingen.de/gjp-article-biswas.pdf>.
Scheinkman, M & Werneck, D 2010, „Disarming Jealousy in Couples Relationships: A Multidimensional
Approach‟, Family Process, vol. 49, no. 4, pp. 486-502, viewed 5 Februari 2013,
<http://michelescheinkman.com/papers_4_2904461789.pdf>.
Stein, D J, Hollander, E & Josephson, SC 1994, „Serotonin uptake blockers for the treatment of
obsessional jealousy‟, Journal of Clinical Psychiatry, vol. 55, no. 1, pp. 30–33, viewed 12
Desember 2012, <http://europepmc.org/abstract/MED/8294389/reloadsessionid>.
Yusim, A, Anbarasan, D, Bernstein, C, Boksay, I, Dulchin, M, Lindenmayer, JP, Saavedra-velez, C ,
Shapiro, M & Sadock, B 2008, „Normal Pressure Hydrocephalus Presenting as Othello Syndrome:
Case Presentation and Review of the Literature, American Journal of Psychiatry, vol. 165, no. 9,
pp. 1119–1125, viewed 12 Desember 2012,
<http://ajp.psychiatryonline.org/data/journals/ajp/3869/08aj1119.pdf>.
Veale, D 2002, „Over-valued ideas: a conceptual analysis‟, Behaviour Research and Therapy, vol. 40, pp.
383–400, viewed 18 Januari 2013, <http://www.veale.co.uk/wp-content/uploads/2010/10/27-
Overvalued-Ideas-2002.pdf>.