outlook perekonomian dan respons kebijakan moneter · 2016-03-09 · minyak dan komoditas turun...
TRANSCRIPT
Outlook Perekonomiandan Respons Kebijakan MoneterJuda Agung, PhD
Direktur EksekutifDepartemen Kebijakan Ekonomi dan MoneterBank Indonesia
Jakarta, November 2015
2State of the Economy
Capital inflows msh berlangsung
Harga minyak dan komoditas
turun
Global growth masih
terbatas
CAD 2015 menurun
Inflasi 2015 membaik, di bawah target
Nilai tukar menguat, namun
volatilitas meningkat
Pertumbuhan masih didorong pemerintah, swasta masih lemah
Perekonomian Global
Risiko Stabilitas makroekonomi mereda
Pertumbuhan ekonomi masih sluggish
RESPONS BAURAN KEBIJAKAN
Perekonomian Domestik
Global Financial Risk
Global Growth Risk
Kenaikan FFR Dec’15
Downside Risks
perlambatan ekon.China
3
PERKEMBANGAN DAN OUTLOOK PEREKONOMIAN
4
AS tumbuh moderat didukung
domestik, TK terus membaik
EU tumbuh gradual krn domestik,
kembali deflasi, unemployment trs
turun
Tiongkok msh melambat,
rebalancing berlanjut, eksternal
turun
Jepang msh
lemah
India tetap kuat krn domestik, external msh
lemah
US:Tightening FFR
Hike (Dec 17?)
EU: QE extension
(Dec 3?)
Tiongkok: Monetary Easing
Jepang: More QE?
IHEx terus turun
Harga minyak
masih turun
Monetary Policy Divergence
Kinerja Ekspor
Indonesia msh lemah
WTVmelemah
PDB Dunia Belum Kuat dan Tidak Merata
Capital Flows
Volatilities
Ekonomi dunia belum kuat, rencana kenaikan FFR menguat …
!
!
5Global Economic Outlook: Lebih Lemah……
6Harga komoditas ekspor masih dlm tren melemah...Turunnya harga komoditas global dipengaruhi oleh rendahnya permintaan dunia, sejalandg ekonomi yg makin bergantung pada konsumsi domestik.
Harga Minyak BrentPerkembangan Harga Bbrp Komoditas Logam
Perkembangan Harga Batubara
7Outlook Harga Komoditas EksporTurunnya harga komoditas global dipengaruhi oleh rendahnya permintaan dunia, sejalandg ekonomi yg makin bergantung pada konsumsi domestik.
• Penurunan harga diperkirakan terjadi di seluruh komoditas utama, dengan penurunan terbesar pada batubara, nikel, timah, dan tembaga. Hal ini terutama karena faktor ekspektasi demand yang masih rendah, terutama dari Tiongkok.
Pertumbuhan IHKEI 2015 s.d. 2016
Q1'15 Q2'15 Q3'15 Q4'15 2015 2016 2017
Tembaga USD/Metric Ton -17.1 -10.6 -24.4 -21.2 -18.3 -15.9 0.7
Batubara USD/Metric Ton -22.9 -21.5 -25.3 -28.7 -24.6 -23.0 0.0
Palm Oil MYR/Metric Ton -15.6 -14.6 -6.3 3.6 -8.2 -1.0 2.3
Karet USD/kg -24.9 -17.2 -18.3 -8.7 -17.3 -1.9 -12.3
Nikel USD/Metric Ton -1.8 -29.4 -43.1 -36.0 -27.6 -20.2 1.0
Timah USD/Metric Ton -18.6 -32.5 -31.2 -23.2 -26.4 -18.3 0.0
Alumunium USD/Metric Ton 3.4 -2.7 -19.2 -25.5 -11.0 -13.3 3.8
Kopi USD/Pound -2.2 -27.5 -34.9 -39.2 -25.9 -10.1 0.0
Others -7.1 -6.0 -3.2 -2.4 -4.7 -1.6 -0.3
IHKEI NM 8 -18.2 -18.6 -20.3 -17.4 -18.6 -13.2 -0.6
IHKEI NM Total -15.1 -15.0 -15.5 -13.1 -14.7 -9.9 -0.5
Perkiraan Harga (Berdasarkan Futures)Komoditas SatuanHarga Minyak Brent
8Kinerja Ekspor Riil masih terkontraksi...
1. Minyak Nabati 13.7 13.5 9.2 -12.6 6.0 -24.3 -11.0 -13.3 -16.7 -28.0 11.5 11.1 36.2 -1.2 20.0 10.7 9.2 -15.8 -2.1 -21.2 -22.4 -23.4 -25.9 -21.7 -23.7 -14.5
2. Batubara 14.2 12.2 -14.5 -17.7 -24.9 -25.1 -20.0 -29.4 -24.9 -19.1 -14.3 -7.0 -12.6 -13.4 -6.7 -18.8 -13.2 -9.5 -0.3 -11.6 -14.1 -13.4 -14.2 -13.0 -13.6 -10.6
3. Tekstil dan Produk Tekstil 8.8 9.2 0.6 -2.6 -2.7 -13.5 4.1 -7.1 -5.8 -8.1 2.1 2.0 2.9 -9.5 10.7 -1.2 -0.4 -3.0 -1.5 -4.5 -5.5 -4.4 -5.9 -5.9 -5.4 -5.3
4. Alat Listrik, Ukur, Fotografi, dll 6.9 6.6 -5.7 -12.1 -11.8 -17.9 -14.4 -10.4 -14.1 -13.4 0.0 -5.9 -4.6 -11.1 -6.1 -6.5 -7.8 -8.0 -5.6 -6.5 -7.5 -7.7 -8.8 -4.1 -6.9 -5.8
5. Barang dari Logam tdk Mulia 6.2 5.8 5.5 -3.7 -16.1 -9.2 -27.1 -23.0 -20.0 -29.3 3.7 1.9 -8.5 6.2 -9.4 -4.0 -2.6 -12.2 1.7 -5.4 -8.2 -14.5 -19.5 -19.8 -17.9 -19.5
6. Makanan Olahan 4.3 4.6 17.8 3.5 -0.4 -13.4 -1.2 -6.7 -6.9 -2.9 12.1 3.4 -0.4 -6.1 10.4 7.3 4.2 7.0 5.1 0.1 -0.1 -7.8 -10.5 -13.0 -10.5 -9.3
7. Karet Olahan 4.8 4.5 -24.5 -31.7 -13.2 -5.3 1.8 -15.4 -6.6 -13.2 -16.4 -23.8 -4.0 8.9 30.2 12.2 17.2 12.0 -9.7 -10.4 -9.5 -13.0 -21.8 -24.6 -19.8 -22.5
8. Kendaraan dan Bagiannya 3.6 4.2 14.8 9.4 20.5 -3.1 6.0 6.8 3.8 -9.1 12.3 3.0 14.1 -5.5 3.1 3.9 1.1 -12.9 2.2 6.2 5.5 2.6 2.8 2.8 2.7 4.3
9. Mesin-mesin/pesawat mekanik 4.1 3.9 6.0 -15.8 -13.4 -19.6 10.8 -17.7 -9.1 -31.8 6.5 -14.8 -12.4 -19.1 11.5 -17.1 -8.5 -31.5 -0.4 -1.3 -1.1 -0.7 -0.6 -0.6 -0.6 -0.4
10. Kayu Olahan 2.7 2.9 11.3 -2.2 0.4 -13.0 9.7 -9.6 -4.7 -5.0 10.1 12.8 31.9 21.3 54.3 27.5 33.9 37.0 1.1 -13.3 -23.9 -28.3 -28.9 -29.1 -28.8 -30.7
Total 10 Komoditas 69.3 67.5 -1.8 -11.0 -8.1 -17.7 -8.2 -14.8 -13.7 -18.7 -0.6 -2.6 2.9 -5.2 8.8 0.1 1.1 -6.4 -1.2 -8.6 -10.6 -13.2 -15.7 -15.0 -14.6 -13.1
*angka sementara **angka sangat sementara
Sept*Juli* Juli* Juli*Sept*Sept*
2014*
TOTAL
Komoditas
(by HS)2014*
Pangsa(%)
2015**Tw. II*Tw. II* Tw. I*Tw. I* Tw. I*
Nominal
2015
Okt**
Riil
2015
Okt**
Pertumbuhan (%,yoy)
Indeks Harga
2015
Okt**Aug* Tw. III*Tw. III*Aug* Aug* Tw. III*
2014*
TOTAL
2014*
TOTAL Tw. II*
Memburuknya pertumbuhan komoditas utama juga disebabkan memburuknya ekspor riil...
99
Barang Konsumsi
Nominal 8.5 8.5 4.8 -8.8 -7.6 -10.3 -6.1 -8.8 -15.8 -2.3 -9.1 -9.3 -11.6 -6.8 -25.6 -14.9 -20.2
Riil 7.4 7.2 -2.6 -17.6 -14.5 -13.7 -13.1 -7.7 -13.1 -0.6 -6.8 -7.1 -9.4 -5.0 -23.7 -12.9 -19.2
Indeks Harga - - 7.6 10.7 8.0 3.9 8.1 -1.2 -3.2 -1.7 -2.4 -2.4 -2.5 -1.9 -2.4 -2.3 -1.3
Bahan Baku
Nominal 69.4 70.1 -6.2 -4.8 -0.8 -1.7 -3.4 -1.7 -16.2 -13.1 -16.0 -15.2 -25.4 -10.2 -18.2 -17.7 -20.4
Riil 78.3 81.4 -1.7 -2.2 0.3 2.9 -0.8 5.2 -9.8 -5.2 -8.6 -8.0 -19.8 -0.9 -10.6 -10.3 -12.8
Indeks Harga - - -4.7 -2.6 -1.0 -4.5 -2.7 -6.6 -7.1 -8.4 -8.2 -7.9 -6.9 -9.3 -8.5 -8.2 -8.7
Barang Modal
Nominal 21.8 20.9 -7.1 -0.8 -7.1 -4.0 -4.7 -8.7 -23.3 -25.6 -16.1 -21.7 -22.1 -17.5 -22.1 -20.5 -25.4
Riil 14.4 11.5 -17.7 -11.0 -19.8 -19.0 -15.5 -21.5 -33.7 -37.2 -27.3 -32.8 -30.9 -27.4 -29.3 -29.1 -31.1
Indeks Harga - - 12.8 11.6 15.8 18.5 12.8 16.3 15.8 18.4 15.3 16.5 12.7 13.8 10.2 12.2 8.2
Total
Nominal 100.0 100.0 -5.6 -4.2 -2.9 -3.1 -3.9 -3.9 -17.8 -15.4 -15.6 -16.3 -21.7 -10.9 -19.8 -17.3 -21.5
Riil 100.0 100.0 -6.1 -6.9 -7.6 -6.3 -6.6 -4.7 -18.1 -15.8 -15.3 -16.4 -21.5 -9.7 -18.3 -16.4 -19.6
Indeks Harga - - 0.6 3.0 5.1 3.4 2.8 0.8 0.3 0.5 -0.3 0.2 -0.2 -1.3 -1.9 -1.1 -2.3**) angka sangat sementara
*angka sementara **angka sangat sementara
Sept*Jul*TotalTw. III Tw. IVTw. IITw. I
Rincian
(by BEC)
Pangsa (%)
2015**2014*
2014*
Aug* Tw. III* Okt**
Pertumbuhan (% yoy)
2015
JunMei Tw. II*AprTw. I*
Impor nonmigas Okt’15 kembali turun akibat turunnya volume impor yang terjadi pada ketiga
kelompok barang dan koreksi harga yg terjadi pd brg konsumsi dan bhn baku.
Impor non migas turun lebih dalam...
10
Defisit TB Tw.III’15 lebih rendah
dibanding Tw.II’15 didukung surplus
neraca barang yang terjaga dan
menurunnya defisit neraca jasa.
o Penurunan defisit terutama didorong
oleh penurunan Impor sejalan dengan
masih lemahnya pertumbuhan ekonomi
domestik.
Transaksi Berjalan
Neraca JasaNeraca Barang
Transaksi Berjalan Membaik …
11
Apre/Depre YTD-15 NT PeersPerkembangan Nilai Tukar USD/IDR
Volatilitas Rupiah Volatilitas Mata Uang Peers Bulanan
Periode apresiasi
Periode apresiasi
Periode apresiasi
NT menguat, meski volatilitas meningkat …Sejak Okt’15, Rp menguat akibat repricing level nilai tukar dan dipicu oleh perbaikan sentimen thd EMpaska FOMC yg sempat dovish. Namun di sisi lain, volatilitas rupiah meningkat...
• Apresiasi didorong oleh net supply pelaku Nonresiden
12Apresiasi didorong oleh Capital InflowsInvestor NR kembali mengakumulasi aset rupiah sejak Oktober 2015...
Di aset Rupiah, net beli asing di Okt 15 tercatat USD445jt setelah mengalami net jual USD538 juta pd Sep-15. Akumulasi kepemilikan terjadi di SUN dan saham masing2 USD424 juta dan USD21 juta.
Pasokan NR mengurangi net demand di pasar spot valas domestik menjadi USD188jt, turun dr USD3,4 miliar pd Sep-15. Sejak minggu II-Okt’15 pasar mencatat net supply USD328 jt.
Q1-15 Q2-15 Jul-15 Agt-15 Sep-15 Q3-15 Oct-15 12-Nov YTD-15
Stock 433 -1,252 10 -712 -499 -1,201 21 -117 -2,117
SUN 3,203 2,260 -91 -330 -33 -453 424 210 5,645
SBI -125 181 -142 -44 -7 -193 0 49 -87
Total 3,512 1,189 -223 -1,085 -538 -1,847 445 142 3,441
Q1-15 Q2-15 Jul-15 Aug-15 Sep-15 Q3-15 Oct-15 12-Nov YTD-15
Net S(+)/D(-) of Res -5,920 -2,686 291 -2,583 -2,950 -5,243 -1,576 -775 -16,199
Net S(+)/D(-) of NR 3,391 1,071 -368 -1,413 -475 -2,256 1,388 631 4,224
Net S(+)/D(-) Total -2,528 -1,615 -78 -3,996 -3,425 -7,499 -188 -145 -11,975
Net SDV Bulanan (Spot)Aliran Dana Nonresiden - Bulanan
13
• Pertumbuhan Tw III’15 naik menjadi 4,73% dibandingkan Tw II’15 4,67%.• Kenaikan PDB ditopang peningkatan belanja pemerintah, a.l. belanja infrastrukur,
sedangkan peran sektor swasta dan ekspor masih lemah. • Seluruh komponen permintaan domestik Tw III’15 meningkat. • Penggunaan inventory untuk memenuhi kenaikan permintaan domestik.
o Perkembangan yang sama juga terlihat tahun 2009 saat GFC
PDB mulai membaik didorong permintaan domestik...
Kontributor PDB Sisi Pengluaran
14Jawa tumbuh tinggi sedangkan Sumatera masih terbatas...KTI kembali tumbuh melambat, bahkan Kalimantan mencatat pertumbuhan negatif untukpertamakalinya dalam 10 tahun terakhir...
Peta PDRB Tw III 2015 (%, yoy)
15Inflasi 2015 melambat…
Inflasi di akhir 2015 diperkirakan pada batas bawah kisaran target 4±1%...
16Inflasi di Kalimantan dan beberapa daerah di KTI meningkat... Kenaikan inflasi di KTI dipicu oleh naiknya harga komoditas sayuran terutama karena mulaiberkurangnya pasokan produksi lokal dan pengiriman dari Jawa, serta kenaikan tarifangkutan udara...
Peta Inflasi Daerah Oktober 2015 (%, yoy)
17Pertumbuhan kredit masih lemah, NPL naik… Pertumbuhan kredit hingga triwulan III-2015 membaik menjadi 11,10% (YoY), dibandingkan10,4% di triwulan sebelumnya. Sementara, risiko kredit meningkat meskipun masih padabatas aman. Risiko kredit hingga Sep’15 sedikit meningkat hingga mencapai 2,71%.
Pertumbuhan Kredit per Sektor (yoy)
• Berdasarkan sektoral, pertumbuhan kredit khususnya disumbang oleh sektor perdagangan dan industri.
• Tingginya NPL khususnya terjadi di sektor konstruksi, perdagangan, dan pengangkutan.
NPL Gross per Sektor Ekonomi
Dec-13 Dec-14 Jun-15 Sep-15
Perdagangan 2,34% 3,02% 3,57% 3,95% 0,38%
Lain-lain 1,45% 1,42% 1,69% 1,71% 0,02%
Industri 1,73% 1,86% 2,26% 2,62% 0,36%
Pengangkutan 1,96% 3,21% 3,46% 3,81% 0,35%
Konstruksi 4,09% 4,61% 5,43% 4,91% -0,53%
Pertanian 1,49% 1,83% 2,12% 2,06% -0,06%
Jasa Dunia Usaha 1,13% 1,49% 1,68% 1,52% -0,16%
Jasa Sosial 1,76% 2,25% 2,86% 3,34% 0,48%
Pertambangan 1,51% 2,52% 3,38% 3,20% -0,18%
Listrik 0,74% 1,91% 1,59% 2,24% 0,64%
Total 1,77% 2,16% 2,56% 2,71% 0,15%
Sektor EkonomiNPL Gross
∆ QtQ
18Risiko Yang Perlu Terus Diwaspadai
Pelemahan Ekonomi
China
Kenaikan FFR
Penurunan Harga
Komoditas
Risiko
Kenaikan administered prices yang tidak terkelola
19Risiko #1: Rencana kenaikan Fed Fund Rate pada Des 2015
Current Implied Probs: FFR Survey Bloomberg: FFR (per 13 Nov 2015)
Kenaikan FFR dapat memberikan gejolak pada pasar keuangan global dan dampaknya padaaliran modal asing perlu diwaspadai.
20
Barclays survei: Sebagian besar investor global (36%) memandang risiko pelemahan ekonomi Tiongkok sebagai risiko utama yang dapat terjadi di pasar…
Risiko Pasar Terbesar Satu Tahun Kedepan
Sumber: Barclays 3 November 2015
Tingginya risiko Tiongkok berpengaruh pada:
• Penurunan harga komoditas di jk pendek.
• Penurunan pasar saham secara global
Risiko #2: Pelemahan Ekonomi Tiongkok
2121Risiko #2: Dampak Pelemahan Ekonomi TiongkokPenurunan 1 pct PDB Tiongkok berpotensi menekan ekspor Indonesia ke Tiongkoksebesar 10,2 pct..• Dengan memperhitungkan porsi ekspor ke Tiongkok terhadap total ekspor dan porsi ekspor dalam PDB,
penurunan 1 pct PDB Tiongkok berisiko menurunkan PDB Indonesia sebesar 0,6 pct• Dg asumsi PDB Tiongkok turun 0,3 pct (deviasi dg high estimates CF), ekspor Indonesia ke Tiongkok akan
turun 3,1pct. Dg asumsi share ekspor ke Tiongkok sekitar 11%, maka ekspor Indonesia akan turun 0,34pct. Dg pangsa ekspor sekitar 24%, PDB Indonesia berpotensi turun sebesar 0,08 pct
22
No Kenaikan Administered Price 2016 Dampak Probabilitas Waktu
1 Penyesuaian Tarif Listrik RT 1300VA dan 2200VA sesuai Harga Keekonomiannya yg semula direncanakan 2015
0,16 High Januari
2 Penurunan Gas Industri (dari USD 8 MMBTU menjadi USD 7 MMBTU)
-0,01 High Januari
3 Penyesuaian harga LPG 3 kg sebesar Rp1000,-/kg (termasuk dampak lanjutan ke kelompok inti)
0,44 High April
4 Pengalihan pelanggan listrik dg daya 900VA ke daya 1300VA*)
0,93 High Juli
Risiko #3: Rencana Kenaikan Administered Prices 2016Kenaikan inflasi kelompok barang administered dipengaruhi rencana beberapa kebijakan ygdirencanakan akan diterapkan pada 2016...
23Isu Struktural: Tingkat kecanggihan produk yg rendah
Export Composition Export Sophistication
Sumber: Bank Indonesia
Product sophistication yang rendah tidak hanya berdampak pada nilai tambahekspor yang rendah, namun juga berdampak pada meningkatnya impor utkmemenuhi kebutuhan kelas menengah.
24Isu Struktural: Terjadi deindustrialisasi di tengah permintaan barang yang meningkat dari kelas menengah
Share of Manufacturing in GDP
Sumber: Data BPS
Middle Class Growth 1987 – 2010
25
Nowcasting Pertumbuhan Ekonomi
Outlook: Perbaikan PDB jk pendek diprakirakan berlanjut…Nowcasting mengindikasikan bahwa PDB Tw.IV-2015 akan mencapai 4,8% (yoy) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya…
26Outlook: Ekonomi pulih secara gradual
Kondisi ekonomi diperkirakan membaik pada 2016. Pertumbuhan ekonomidiperkirakan lebih tinggi, inflasi masih berada pada kisaran target, CAD berada padalevel aman dan pertumbuhan kredit meningkat …
INDIKATOR 2015 2016
PertumbuhanEkonomi
4,9%-5,1% 5,2% - 5,6%
Inflasi 4,0% ± 1,0% 4,0% ± 1,0%
Defisit Transaksi Berjalan (% PDB)
<2,5% < 3,0%
Pertumbuhan Kredit 11% - 13% 12% - 14%
27
RESPONS KEBIJAKAN
28Respons Kebijakan Bank Indonesia
Memanfaatkan ruang pelonggaran stance kebijakan moneter dengan hati-hati, memperhitungkan risiko ketidakpastian yang masih tinggi dalam jangka pendek.
Menurunkan GWM Primer Rupiah 50 bps
Menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah sejalan dengan fundamentalnya.
Kebijakan stabilisasi Rupiah, penguatan struktur supply dan demand valas, penguatan cadangan devisa dan pendalaman pasar keuangan
Kebijakan makroprudensial yang akomodatif dalam mendorong pertumbuhan kredit
Pelonggaran LTV, Insentif kredit UMKM, GWM LFR
Penguatan koordinasi dengan Pemerintah terkait pengendalian inflasi dan percepatan reformasi struktural.
TPI/TPID, RTPD, Rakor Pengembangan Ekonomi Regional
1
2
3
4
29
TERIMA KASIH
30
PMI manufaktur masih kontraktif, terutama dipengaruhi penurunan export orders...
Risiko: Pelemahan Ekonomi Tiongkok
Rebalancing ek Tiongkok dari investment-driven menjadi consumption-driven terus berlangsung: (i)porsi industri tersier meningkat, industri sekunder turun; (ii) penurunan investasi (FAI) mulai di-offsetoleh peningkatan penjualan ritel sbg indikator konsumsi.
Ekspor tumbuh negatif akibat perlambatan ek global, meski sedikit membaik akibat devaluasi Yuan.
Impor tumbuh semakin negatif selain dipengaruhi (i) harga relatif, (ii) penurunan domestic demand,juga akibat (iii) terdapat indikasi pergeseran preferensi spending less-import-intensive components.
Penjualan Ritel, IP dan FAIRebalancing Ek Tiongkok menuju C-driven
PMI Manufaktur Ekspor dan Impor
Devaluasi Yuan
31
Pertumbuhan Ekonomi menurut Lapangan Usaha
• Pada triwulan III-2015 terjadi perbaikan pada kinerja sejumlah lapangan usaha termasuk industri pengolahan, konstruksi dan transportasi.
• Dampak countercyclical policy dari pemerintah terlihat dari pertumbuhan sektor konstruksi pada triwulan III-2015.
• Sektor perdagangan masih melambat seiring dengan kegiatan ekonomi yang melambat khususnya ekspor-impor.
Kinerja berbagai sektor beranjak pulih…
32Daya saing secara global perlu ditingkatkan...
Source: WEF Global Competitiveness Report 2015-2016
33…dengan menciptakan iklim usaha yang lebih baik...
Sumber: WEF Global Competitiveness Report 2015-2016
34
Jenis GWM
Beberapa Jenis GWM di IndonesiaSaat ini Bank Indonesia menerapkan 3 jenis kebijakan Giro Wajib Minimum (GWM)sebagai instrumen kebijakan moneter maupun kebijakan makroprudensial.
• Simpanan minimum (rupiah/valas) yang wajib dipelihara oleh bank dalam rekening giro di BI yang besarannya ditetapkan dalam rasio terhadap DPK.
GWM Primer
• Cadangan minimum (rupiah) yang wajib dipelihara oleh bank berupa surat berharga (SBI, SDBI, SBN) dan excess reserve yang besarannya ditetapkan dalam rasio terhadap DPK.
GWM Sekunder
• Simpanan minimum (rupiah) yang wajib dipelihara oleh bank dalam rekening giro di BI sebesar persentase tertentu thd DPK yang dihitung berdasarkan selisih antara realisasi LFR bank dan LFR target yang ditetapkan BI.
GWM-LFR
Definisi Besaran pada Nov’15
Rupiah: 8,0% Valas : 8,0%
Rupiah: 4,0% Valas : tidak ada
Target LFR Rupiah: 78% - 92% Valas : tidak ada
Masing-masing jenis GWM diterapkan untuk tujuan yang berbeda-beda sehingga besaran maupun arah perubahannya dapat berbeda-beda pula
35Dampak Ketentuan Kewajiban Hedging ULN Korporasi
Kepatuhan terhadap ketentuan kewajiban hedging bagi ULN korporasi terus membaik terutama pada industri pengolahan.
Nilai Hedging Per Sektor Tw-II 2015 (triliun Rp)
• Nilai hedging responden industri pengolahan jauh melampaui kewajiban hedgingnya (117,0% dari 74 perusahaan).
Perkembangan Hedging Industri Pengolahan
36
Transaksi valas antar penduduk melalui bank devisa dalam negeri mengalami penurunan pasca-implementasi PBI Kewajiban Rupiah, yang tercermin dari penurunan yang sangat signifikan
• Transaksi valas antar penduduk melalui bank devisa pada Sep-15 turun 54% (yoy) yang diantaranya dipengaruhioleh implementasi PBI Kewajiban Rupiah mulai 1 Juli 2015.
• Transaksi valas antar residen turun menjadi sebesar USD 3,4 miliar jauh di bawah rata-rata ytd sebelumimplementasi kewajiban penggunaan Rupiah yang mencapai USD 6,9 miliar (Jan 14-Jun 15).
Note: Pembayaran transaksi dilakukan melalui perbankan di dalam negeri. Tidak termasuk transaksi dengan bank sentral, perdagangan valas, simpanan, transaksi yang penyelesaiannya dilakukan melalui overbooking, transaksi di bawah threshold (USD10.000) & transaksi yang penerimaan dananya dari OCA
*) Angka sementara **) Angka sangat sementara
Transaksi Valas Antar Penduduk
Sumber data : DSta & DPKL
Dampak Ketentuan Kewajiban Penggunaan Rupiah