overview perkembangan ekonomi internasional

40
1 Overview Perkembangan Ekonomi Internasional Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012 OUTLOOK EKONOMI GLOBAL Pertumbuhan output ekonomi global melambat tipis pada bulan Mei 2012. Menurut data terakhir Purchasing Manager Index (PMI) yang dihasilkan dari survei di seluruh dunia, output ekonomi global turun selama 3 bulan berturut-turut ke posisi terendah dalam 6 bulan terakhir. Survei yang dilakukan menunjukkan pertumbuhan PDB dunia mencapai sebesar 2% per tahun di Quartal II, atau jauh di bawah kondisi yang terlihat di tahun-tahun sebelum krisis keuangan 2008. Indeks Output Semua Industri yang dirilis JP Morgan (The JPMorgan All-Industry Output Index) menunjukkan indeks berada di posisi 52,1 pada bulan Mei, atau mengalami penurunan tipis dari posisi bulan April yang sebesar 52, 3. Sumber: Markit, ISM, JPMorgan, HSBC, Ecowin, CIPS, JMMA Di antara negara-negara ekonomi utama, AS mengalami pertumbuhan yang begitu cepat, di saat Euro Area justru mengalami penurunan yang lebih tajam. Sementara itu Jepang mengalami perlambatan pertumbuhan atau bahkan cenderung berhenti, sedangkan China dan Inggris mengalami pelemahan ekonomi. Dari sisi pertumbuhan PMI, India menduduki posisi tertinggi dalam pertumbuhan PMI Manufaktur, sedangkan Yunani menduduki posisi paling bawah. Tabel PMI Manufaktur menyoroti adanya penyimpangan pertumbuhan secara luas. Dari negara-negara maju, AS dan Kanada muncul sebagai negara yang tercatat mengalami pertumbuhan yang kuat secara rata-rata selama 5 bulan pertama tahun 2012. Sementara itu posisi terendah dalam tabel PMI Manufaktur diduduki oleh negara-negara Euro Area, dengan Yunani, Spanyol, dan Italia menjadi negara-negara yang mengalami penurunan ekonomi paling tajam. China dan Australia juga menjadi negara-negara yang berada di posisi yang tidak begitu baik yaitu di posisi tengah ke bawah dari tabel PMI manufaktur. Sumber: Markit, ISM, JPMorgan, HSBC, Ecowin, CIPS, JMMA Nasib kawasan Euro Area terus mendominasi pasar pemberitaan di bulan Mei 2012. Ketidakpastian seputar pemilu ulang Yunani pada tanggal 17 Juni 2012, potensi “Grexit” atau keluarnya Yunani dari Uni Eropa sebagai akibat dari kemenangan pihak- pihak yang anti penghematan (anti-austerity parties), serta tanda-tanda semakin cepatnya kemerosotan ekonomi di Spanyol dan Italia menjadi headline berita yang memunculkan kekhawatiran banyak pihak terkait potensi pemulihan ekonomi dunia. Data PMI menunjukkan bahwa PDB Spanyol I. OVERVIEW PERKEMBANGAN EKONOMI INTERNASIONAL Pertumbuhan Ekonomi Global PMI Persen Perubahan PDB Tahunan 2,0% 52,1 Indekx Output PMI Global PDB Global Pertumbuhan PMI Manufaktur Inggris Euro Area AS Jepang China

Upload: others

Post on 19-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

1

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

• OUTLOOK EKONOMI GLOBAL

Pertumbuhan output ekonomi global melambat

tipis pada bulan Mei 2012. Menurut data terakhir

Purchasing Manager Index (PMI) yang dihasilkan

dari survei di seluruh dunia, output ekonomi global

turun selama 3 bulan berturut-turut ke posisi

terendah dalam 6 bulan terakhir. Survei yang

dilakukan menunjukkan pertumbuhan PDB dunia

mencapai sebesar 2% per tahun di Quartal II, atau

jauh di bawah kondisi yang terlihat di tahun-tahun

sebelum krisis keuangan 2008. Indeks Output

Semua Industri yang dirilis JP Morgan (The

JPMorgan All-Industry Output Index) menunjukkan

indeks berada di posisi 52,1 pada bulan Mei, atau

mengalami penurunan tipis dari posisi bulan April

yang sebesar 52, 3.

Sumber: Markit, ISM, JPMorgan, HSBC, Ecowin, CIPS, JMMA

Di antara negara-negara ekonomi utama, AS

mengalami pertumbuhan yang begitu cepat, di saat

Euro Area justru mengalami penurunan yang lebih

tajam. Sementara itu Jepang mengalami

perlambatan pertumbuhan atau bahkan cenderung

berhenti, sedangkan China dan Inggris mengalami

pelemahan ekonomi.

Dari sisi pertumbuhan PMI, India menduduki posisi

tertinggi dalam pertumbuhan PMI Manufaktur,

sedangkan Yunani menduduki posisi paling bawah.

Tabel PMI Manufaktur menyoroti adanya

penyimpangan pertumbuhan secara luas. Dari

negara-negara maju, AS dan Kanada muncul sebagai

negara yang tercatat mengalami pertumbuhan yang

kuat secara rata-rata selama 5 bulan pertama tahun

2012. Sementara itu posisi terendah dalam tabel

PMI Manufaktur diduduki oleh negara-negara Euro

Area, dengan Yunani, Spanyol, dan Italia menjadi

negara-negara yang mengalami penurunan ekonomi

paling tajam. China dan Australia juga menjadi

negara-negara yang berada di posisi yang tidak

begitu baik yaitu di posisi tengah ke bawah dari

tabel PMI manufaktur.

Sumber: Markit, ISM, JPMorgan, HSBC, Ecowin, CIPS, JMMA

Nasib kawasan Euro Area terus mendominasi pasar

pemberitaan di bulan Mei 2012. Ketidakpastian

seputar pemilu ulang Yunani pada tanggal 17 Juni

2012, potensi “Grexit” atau keluarnya Yunani dari

Uni Eropa sebagai akibat dari kemenangan pihak-

pihak yang anti penghematan (anti-austerity

parties), serta tanda-tanda semakin cepatnya

kemerosotan ekonomi di Spanyol dan Italia menjadi

headline berita yang memunculkan kekhawatiran

banyak pihak terkait potensi pemulihan ekonomi

dunia. Data PMI menunjukkan bahwa PDB Spanyol

I. OVERVIEW PERKEMBANGAN

EKONOMI INTERNASIONAL

Pertumbuhan Ekonomi Global PMI Persen Perubahan

PDB Tahunan

2,0%

52,1

Indekx Output PMI Global

PDB Global

Pertumbuhan PMI Manufaktur

Inggris

Euro Area

AS

Jepang

China

Page 2: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

2

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

dapat turun 0,5% di Q2, sementara Italia

kemungkinan besar akan mengalami penurunan

PDB sebesar 1,0%. Kondisi ini dikhawatirkan

mengancam rencana pengurangan defisit yang akan

dilakukan oleh pemerintah negara-negara Euro

Area.

Sumber: Markit, Ecowin

Bailout 100 miliar Euro untuk bank-bank di Spanyol

mendapat tanda “jempol ke bawah” atau

memperoleh kritik dari pasar. Kondisi tersebut

membuat imbal hasil obligasi Pemerintah Spanyol

mendekati level yang memicu Pemerintah Euro Area

untuk memberikan bailout kepada Yunani, Portugal,

dan Irlandia.

Bailout yang diberikan kepada bank-bank Spanyol

dipandang oleh banyak pihak hanya sebagai

pinjaman yang akan menambah tumpukan utang

pemerintah Spanyol, yang hingga bulan Mei terlihat

tidak dapat lagi melayani masyarakatnya

dikarenakan resesi berkepanjangan yang melanda

negara tersebut dan tingginya biaya pinjaman. Di

sisi lain, Imbal hasil obligasi Italia juga merayap lebih

tinggi dan memunculkan kekhawatiran bahwa Italia

akan mengalami nasib yang kurang lebih sama

dengan Spanyol.

Sumber: Ecowin

Dengan pelemahan yang semakin menyebar dari

kawasan periferi ke kawasan inti Euro Area, PMI

Euro Area jatuh mendekati posisi terendahnya

dalam 3 tahun terakhir yaitu sebesar 0,5%. Situasi

ini sejalan dengan penurunan PDB rata-rata

quartalan yang terjadi di Quartal II 2012. Survei PMI

Bisnis Inggris sementara itu menunjukkan tanda

yang beragam. Pertumbuhan manufaktur menurun

secara jelas seperti halnya yang terjadi di Euro Area,

namun sektor jasa dan konstruksi menunjukkan

pertumbuhan yang berkelanjutan meski dengan

level pertumbuhan sedang.

Sumber: Markit

Sementara itu, untuk AS, data PMI Manufaktur AS

yang baru diluncurkan Markit menunjukkan adanya

pengurangan dalam pertumbuhan produksi di bulan

Mei 2012 ke posisi terendah dalam 3 bulan terakhir.

Kondisi ini terjadi sebagian besar disebabkan oleh

Perekonomian Spanyol

Perekonomian Italia

Imbal Hasil Surat Utang Pemerintah 10 Tahun (dalam persen)

Jerman

Spanyol

Italia

Pertumbuhan Ekonomi Euro Area (PMI Euro Area) (Persen Perubahan PDB)

-1,0%

-0,5%

-0,5%

Page 3: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

3

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

stagnasi dalam pesanan ekspor selama 2 bulan

berturut-turut.

Sumber: Markit, Ecowin

Pertumbuhan yang lebih lambat tampaknya telah

memukul proses perekrutan tenaga kerja.

Pertumbuhan lapangan kerja di sektor non-

pertanian misalnya, hanya menunjukkan kenaikan

tipis selama 1 tahun di bulan Mei 2012. Situasi ini

menambah kekhawatiran publik mengenai

perlambatan yang terjadi dalam perekonomian AS.

Sumber: Markit, Ecowin

Inflasi harga input manufaktur mereda pada bulan

Mei, kontras dengan kenaikan yang kuat yang

terjadi beberapa bulan sebelumnya. Penurunan

tersebut mencerminkan harga komoditas yang lebih

rendah dan pemotongan harga yang dilakukan oleh

para pemasok yang sering terjebak dengan

tingginya tingkat stok atas barang-barang mereka

tidak terjual karena lemahnya permintaan. Inflasi

harga konsumen juga menurun di AS, Euro Area,

Inggris dan Cina.

Sumber: Markit, JPMorgan, Ecowin

Terkait dengan tingkat suku bunga, China

memotong tingkat suku bunganya dalam rangka

membantu meningkatkan pertumbuhannya.

Sementara itu, AS, Inggris, dan Euro Area tetap pada

kebijakannya mempertahankan tingkat suku bunga.

Bagaimanapun, masih lemahnya data-data ekonomi

yang terjadi hingga akhir Mei dan krisis

berkepanjangan di Euro Area telah meningkatkan

harapan bagi adanya stimulus lebih lanjut dalam

beberapa waktu ke depan.

Sumber: Markit, ISM, ECB, US Fed, Bank of England

• KONDISI PEREKONOMIAN AS

Memasuki bulan Mei, kondisi yang berbeda begitu

tampak dalam perekonomian AS. Apabila di bulan

April banyak pengamat yang menyatakan bahwa

kondisi perekonomian AS di permulaan Quartal II

2012 memberikan harapan baru dengan berjalan ke

arah yang tepat pasca krisis ekonomi, di bulan Mei,

sebaliknya banyak pengamat yang menyuarakan

Pertumbuhan Manufaktur AS (Indeks Output PMI) (Produksi Manufaktur %)

Lapangan Kerja di AS (Lap. Kerja dalam Juta) (Perubahan Bulanan dalam ribuan)

Indeks Output

Output Manufaktur

Perubahan

bulanan

Level

Inflasi Harga Konsumen (dalam persen)

AS

Inggris

Euro Area

Jepang

China

Tingkat Suku Bunga AS, Inggris, dan Euro Area (% Perubahan) (% Perubahan) (% Perubahan)

Target

the

Fed

Suku

Bunga

Dasar

BoE

Suku

Bunga

Dasar

ECB

Page 4: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

4

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

nada yang kurang optimis terhadap perkembangan

perekonomian AS. Kondisi demikian terjadi

terutama disebabkan oleh data PDB terkini AS untuk

Quartal I 2012 yang baru dirilis oleh Biro Analisis

Ekonomi AS berdasarkan perkiraan “ketiga” (the

third estimate). Berdasarkan data tersebut, PDB Riil

AS meningkat rata-rata tahunan sebesar 1,9%, atau

lebih rendah dari 2,2% yang sebelumnya

diperkirakan pada perkiraan “kedua”, atau lebih

rendah lagi dari 3,0% yang diperkirakan pemerintah

pada Quartal IV 2011.

Dari peningkatan PDB Riil sebesar 1,9% tersebut,

Output kendaraan bermotor menambah 1,16% poin

terhadap perubahan PDB Riil di Quartal I setelah

menambah 0,47% poin terhadap perubahan PDB Riil

di Quartal IV 2011. Penjualan akhir komputer turun

0,05% poin terhadap perubahan PDB Riil di Quartal I

setelah menambah 0,12% poin terhadap perubahan

PDB di Quartal IV 2011.

Sementara itu belanja konsumsi pribadi riil (real

personal consumption expenditure) meningkat

sebesar 2,5% di Quartal I 2012 atau 0,4% lebih tinggi

dibandingkan peningkatan sebesar 2,1% yang

terjadi di Quartal I 2011. Penjualan barang tahan

lama (durable goods) meningkat sebesar 13,7%,

atau turun 2,4% dibandingkan dengan peningkatan

sebesar 16,1% yang terjadi di Quartal IV 2011.

Sementara itu, barang tidak tahan lama (non-

durable goods) meningkat sebesar 2,1%, atau 0,3%

lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan

sebesar 0,8% yang terjadi di Quartal IV 2011.

Menurut salah seorang pengamat, angka PDB bukan

merupakan sesuatu yang luar biasa. Meski

demikian, apabila angka tersebut berada di bawah

2%, maka perekonomian AS harus bersiap untuk

kembali menghadapi resesi. Pembacaan final (final

reading) terhadap PDB akan menjadi lebih penting,

karena hal tersebut akan menggambarkan kondisi

perekonomian saat ini yang tidak terlihat begitu

baik.

Banyak dari revisi turun terhadap PDB merupakan

hasil penurunan tajam dalam pengeluaran/belanja

pemerintah, yang hingga saat ini mengalami

penurunan sebesar 3,9% rata-rata tahunan, atau

lebih tajam dari 3,0% seperti yang dilaporkan

sebelumnya. Akibat hal tersebut, perekonomian AS

melambat lebih cepat di Quartal I 2012 dari

perkiraan sebelumnya. Penghematan ala Eropa

telah mulai melanda perekonomian AS.

Meski demikian, di sektor perdagangan, tanda-

tanda perlambatan masih belum memberikan

dampak yang begitu berarti. Sektor ini, berdasarkan

data yang dirilis oleh Biro Sensus AS dan Biro

Analisis Ekonomi AS, menunjukkan kinerja yang

masih cukup baik. Terbukti total ekspor bulan Mei

untuk perdagangan barang dan jasa mencapai

sebesar 183,1 miliar dolar, atau lebih besar 0,4

miliar dolar dibandingkan ekspor bulan April yang

sebesar 182,7 miliar dolar. Sedangkan impor

mencapai sebesar 231,8 miliar dolar, atau 1,6 miliar

dolar lebih kecil dibandingkan impor bulan April

yang sebesar 233,3 miliar dolar.

Sumber: Biro Sensus AS; Biro Analisis Ekonomi AS;

www.tradingeconomics.com

Dari total tersebut, defisit perdagangan barang dan

jasa di bulan Mei mencapai sebesar 48,7 miliar

dolar, atau mengalami penurunan dari 50,6 miliar

dolar yang terjadi di bulan April 2012. Secara lebih

detil, di bulan Mei, defisit perdagangan barang

mengalami penurunan sebesar 1,6 miliar dolar

menjadi 63,5 miliar dolar dibandingkan posisi bulan

April yang sebesar 65,1 miliar dolar.

Ekspor AS

Impor AS

183,1 M

dolar

231,8 M

dolar

Page 5: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

5

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

Sementara itu surplus perdagangan jasa di bulan

Mei meningkat 0,3 miliar dolar dibandingkan bulan

April menjadi 14,8 miliar dolar. Ekspor barang di

bulan Mei tidak berubah tetap berada di posisi

130,7 miliar dolar, sedangkan impor barang

mengalami penurunan 1,6 miliar dolar menjadi

194,3 miliar dolar. Sementara itu ekspor jasa

meningkat 0,3 miliar dolar menjadi 52,4 miliar dolar,

sedangkan impor jasa turun 0,1 miliar dolar menjadi

37,5 miliar dolar.

Sumber: Biro Sensus AS; Biro Analisis Ekonomi AS;

www.tradingeconomics.com

Berdasarkan basis tahunan, defisit perdagangan

barang dan jasa meningkat 1,0 miliar dolar dari

bulan Mei 2011 hingga bulan Mei 2012. ekspor naik

7,4 miliar dolar, atau 4,2%, sedangkan impor naik

8,4 miliar dolar, atau turun 3,8%.

Peningkatan ekspor barang di bulan Mei

merefleksikan peningkatan dalam ekspor makanan,

bahan pangan dan minuman (+0,9 miliar dolar),

serta barang modal (+0,7 miliar dolar). Sementara

penurunan terjadi dalam suplai industri dan

material (-0,8 miliar dolar), barang konsumsi (-0,2

miliar dolar), serta kendaraan otomotif, bagian-

bagiannya dan mesin (-0,1 miliar dolar). Barang-

barang lain relatif tidak mengalami perubahan.

Sementara itu, penurunan impor barang di bulan

Mei menggambarkan penurunan dalam suplai

industri dan material (-3,6 miliar dolar), barang

konsumsi (-0,4 miliar dolar), serta makanan, bahan

pangan dan minuman (0,1 miliar dolar). Peningkatan

impor terjadi untuk barang modal (1,4 miliar dolar),

serta kendaraan otomotif, bagian-bagiannya dan

mesin (0,7 miliar dolar). Barang-barang lain

mengalami peningkatan impor sebesar 0,3 miliar

dolar.

Beralih ke sektor tenaga kerja. Di sektor ini, jumlah

orang Amerika yang mencari tunjangan

pengangguran baru di awal bulan Mei mengalami

penurunan dibandingkan bulan April 2012. Di

minggu pertama bulan Mei yang berakhir pada

tanggal 5 Mei, klaim pengangguran (initial claims)

berdasarkan penyesuaian musiman sebesar

367.000, atau terjadi penurunan 1.000 klaim dari

minggu sebelumnya yang sebesar 368.000 klaim.

Rata-rata pergerakan klaim selama 4 minggu di awal

bulan Mei adalah 379.000 klaim, atau mengalami

penurunan sebesar 5.250 klaim dibandingkan

dengan minggu terakhir bulan April yang sebesar

384.250 klaim.

Sementara itu di minggu terakhir bulan Mei yang

berakhir pada tanggal 26 Mei 2012, klaim

pengangguran berdasarkan penyesuaian musiman

sebesar 383.000 klaim, atau terjadi peningkatan

sebesar 10.000 klaim dari minggu sebelumnya

(berakhir tanggal 19 Mei) yang sebesar 373.000

klaim. Rata-rata pergerakan klaim selama 4 minggu

di akhir bulan Mei adalah 374.500 klaim, atau naik

3.750 klaim dibandingkan dengan minggu ketiga

bulan Mei yang sebesar 370.750 klaim

pengangguran.

Minggu

Berakhir

Mei. 5

(lebih

awal)

Apr. 28 Berubah Apr. 21 Thn

Sblmnya

Klaim

Pengangguran

(SA)

367.000 368.000 -1.000 392.000 430,000

Klaim

Pengangguran

(NSA) 338.418 333.476 +4.942 370.632 397.737

Pergerakan

Rata-rata

4 Minggu

(SA) 379.000 384.250 -5.250 382.750 433.500

Minggu

Berakhir

Mei. 26

(lebih

awal)

Mei. 19

Berubah Mei. 12

Thn

Sblmnya

Klaim

Pengangguran

(SA)

383.000 373.000 +10.000 372.000 424.000

Klaim

Pengangguran

(NSA)

341.167 330.431 +10.736 325.094 381.497

Pergerakan

Rata-rata

4 Minggu

(SA)

374.500 370.750 +3.750 375.500 424.000

Sumber: Biro Statistik Tenaga Kerja, Departemen Tenaga Kerja AS

Neraca Perdagangan AS

48,7 M

dolar

Data Asuransi Tenaga Kerja

Page 6: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

6

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

Pada bulan Mei 2012, tercatat jumlah orang yang

tidak bekerja (unemployed persons) sebesar 12,7

juta orang, atau mengalami peningkatan sebesar

200.000 orang dibandingkan bulan April. Tingkat

pengangguran di AS berdasarkan data yang dirilis

oleh the U.S. Bureau of Labor Statistics sedikit

mengalami perubahan yakni menjadi 8,2% atau naik

0,1% dari posisi bulan April yang sebesar 8,1%.

Peningkatan lapangan kerja terjadi di sektor

pelayanan kesehatan, transportasi, pergudangan,

dan retail. Sedangkan di sektor konstruksi terjadi

penurunan jumlah lapangan kerja.

Sumber: Biro Statistik Tenaga Kerja, Departemen Tenaga Kerja AS

Di antara kelompok angkatan utama, tingkat

pengangguran untuk laki-laki dewasa tercatat

sebesar 7,8%, wanita dewasa 7,4%, remaja 24,6%,

kulit putih 7,4%, keturunan Hispanic 11,0%, dan

kulit hitam 13,6%. Tingkat pengangguran untuk

orang Asia sebesar 5,2%, tidak disesuaikan secara

musiman.

Sumber: Biro Statistik Tenaga Kerja, Departemen Tenaga Kerja AS

Jumlah pengangguran jangka panjang (yang tidak

bekerja selama lebih dari 27 minggu) di bulan Mei

mengalami kenaikan menjadi 5,4 juta orang

dibandingkan 5,1 juta orang di bulan April. Jumlah

ini tercatat mencapai sebesar 42,8% dari total

pengangguran yang ada.

Tingkat partisipasi tenaga kerja sipil di bulan Mei

meningkat 0,2% poin menjadi menjadi 63,8% dari

63,6% di bulan April. Sedangkan rasio populasi

lapangan kerja sebesar juga naik 0,2% poin menjadi

58,6% dari 58,4% di bulan April. Jumlah orang yang

bekerja paruh waktu untuk alasan ekonomi di bulan

April naik tipis menjadi sebesar 8,1 juta orang.

Mereka melakukan kerja paruh waktu dikarenakan

jumlah jam kerja mereka dipotong atau karena

mereka tidak mendapatkan pekerjaan full time.

Sementara itu lapangan kerja di sektor non-

pertanian di AS mengalami peningkatan tipis

sebesar 69.000 pekerjaan di bulan Mei. Peningkatan

ini terjadi mengikuti pertumbuhan lapangan kerja

sebesar 77.000 yang terjadi di bulan April. Sebagai

perbandingan, rata-rata pertumbuhan bulanan di

Quartal I 2012 adalah sebesar 226.000 lapangan

kerja.

Sumber: Biro Statistik Tenaga Kerja, Departemen Tenaga Kerja AS

Beralih ke produksi industri (industrial production).

Memasuki bulan Mei 2012, produksi industri AS

mengalami penurunan tipis sebesar 0,1% setelah

sebelumnya tumbuh 1,0% di bulan April. Penurunan

tersebut terutama disebabkan oleh penurunan

produksi di sektor manufaktur yang mencapai 0,4%.

Di luar manufaktur, output pertambangan

meningkat 0,9%, sedangkan output

utilitas/pemanfaatan tumbuh sebesar 0,8%. Dengan

Pekerja Sektor Non-Pertanian (dalam ribu)

69.000

Mei-10 Agt-10 Nov-10 Feb-11 Mei-11 Agt-11 Nov-11 Feb-12 Mei-12

Mei-10 Agt-10 Nov-10 Feb-11 Mei-11 Agt-11 Nov-11 Feb-12 Mei-12

Tingkat Pengangguran di AS (Dalam Persen)

8,2%

Pria

Dewasa

Wanita

Dewasa

Remaja Kulit

Putih

Kulit

Hitam

Hispanic

Tingkat Pengangguran Berdasarkan

Kelompok Demografi

Page 7: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

7

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

pertumbuhan sebesar 97,3% dari rata-rata tahun

2007, total produksi industri pada bulan Mei

tercatat sebesar 4,7% lebih tinggi di atas level tahun

sebelumnya.

Sumber: US Federal Reserves

Sumber: US Federal Reserves

Kapasitas pemanfaatan untuk total industri juga

mengalami penurunan menjadi 79,0%, atau 0,2%

poin di atas level tahun sebelumnya, tetapi 1,3%

poin di bawah rata-rata jangka panjang (1972-2011).

Sumber: US Federal Reserves

Pada bulan Mei, produksi barang-barang konsumsi

mengalami penurunan sebesar 0,2% setelah

meningkat 1,4% di bulan April. Indeks barang-

barang konsumen tahan lama juga mengalami

penurunan sebesar 1,3%. Tercatat tidak ada barang-

barang dalam kategori utama yang mengalami

kenaikan. Produksi otomotif mengalami penurunan

sebesar 1,9%; output peralatan, perabotan dan

karpet turun 0,5%; sedangkan indeks barang

konsumen lainnya mengalami penurunan sebesar

0,4%.

Output barang konsumsi tidak tahan lama naik tipis

sebesar 0,1%. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan

yang terjadi dalam kategori energi diimbangi oleh

penurunan yang terjadi dalam barang konsumsi

non-energi tidak tahan lama. Peningkatan untuk

indeks konsumsi energi mencerminkan penjualan

listrik yang lebih kuat untuk rumah tangga dan

output yang lebih tinggi untuk bahan bakar.

Sementara itu produksi barang non-energi tidak

tahan lama mengalami penurunan sebesar 0,2%.

Hal tersebut terutama disebabkan oleh penurunan

yang besar dalam produk kertas dan penurunan

tipis produk makanan dan tembakau diimbangi oleh

peningkatan yang besar dalam produk pakaian dan

peningkatan yang kecil dalam produk kimia. Selama

lebih dari 12 bulan terakhir, indeks barang konsumsi

telah meningkat sebesar 2,3%, dengan produksi

barang konsumsi tahan lama meningkat 11,7% dan

output barang produksi tidak tahan lama turun

0,4%.

Di sektor manufaktur, output sektor ini mengalami

penurunan sebesar 0,4% pada bulan Mei setelah

mengalami peningkatan sebesar 0,7% di bulan April.

Indeks manufaktur di bulan Mei sebesar 5,2% di

atas rata-rata tahun sebelumnya. Tingkat operasi

pabrik turun 0,4% poin menjadi 77,6%, atau 1,2%

poin di bawah rata-rata jangka panjangnya.

Output barang tahan lama mengalami penurunan

sebesar 0,5% setelah mengalami peningkatan

sebesar 1,4% di bulan April. Sedangkan Produksi

barang tidak tahan lama kembali mengalami

penurunan sebesar 0,2% di bulan Mei, yang

merupakan penurunan ketiga kalinya berturut-turut

tanpa adanya pertumbuhan.

Untuk sektor pertambangan, output sektor ini

mengalami peningkatan sebesar 0,9% di bulan Mei.

Peningkatan tersebut didukung oleh pertumbuhan

dalam ekstraksi minyak mentah dan pertambangan

batubara. Kapasitas pemanfaatan sektor

pertambangan naik 0,7% menjadi 89,2% atau

meningkat 1,9% poin di atas rata-rata jangka

Des Jan Feb Mar Apr Mei Des Jan Feb Mar Apr Mei

Total Indeks 95,9 96,5 97,0 96,4 97,4 97,3 0,9 0,6 0,4 -0,5 1,0 -0,1 4,7

Estimasi sebelumnya 95,9 96,5 96,9 96,4 97,4 0,8 0,6 0,4 -0,6 1,1

Produksi Industri

2007=100 Persen Perubahan

Apr '11 s.d Apr '122011 2012 2011 2012

Pemanfaatan 79,0%

----- Total

----- Manufaktur

Skala Rasio, 2007 output=100

Kapasitas

Produksi

97,3%

Produksi Industri dan Kapasitas AS

Persen kapasitas

Kapasitas Pemanfaatan AS

Page 8: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

8

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

panjangnya. Output pemanfaatan naik 4,5%, setelah

mengalami pelonjakan 5,3% di bulan April. Tingkat

operasi untuk utilitas di bulan Mei naik 0,5% poin

menjadi 76,5%, atau 9,8% di bawah rata-rata jangka

panjangnya.

Berikutnya terkait dengan Indeks Keyakinan

Konsumen (Consumer Confidence Index/CCI). Indeks

yang mengalami penurunan tipis di bulan April

turun lebih jauh di bulan Mei. Indeks saat ini berada

di posisi 64,9 atau menurun cukup jauh dari posisi

bulan April sebesar 68,7. Indeks Situasi Terkini (The

Present Situation Index) juga mengalami penurunan

dari 51,2 menjadi 45,9, demikian pula dengan

Indeks Harapan (The Expectations Index) yang turun

menjadi 77,6 dari sebelumnya 80,4 di bulan April

2012.

Sumber: US Conference Board; www.tradingeconomics.com

Direktur Pusat Penelitian Konsumen, US Conference

Board, Lynn Franco, menyampaikan bahwa di bulan

April, penilaian konsumen kurang positif terhadap

kondisi bisnis terkini dan pasar tenaga kerja.

Konsumen juga lebih pesimis mengenai kondisi

perekonomian jangka pendek. Meski demikian,

konsumen merasa lebih optimis dengan prospek

pendapatan mereka, yang akan membantu

mempertahankan tingkat pengeluaran. Secara

keseluruhan, jeda yang terjadi dalam Indeks Situasi

Terkini dan pelunakan dalam harapan konsumen

menunjukkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi di

beberapa bulan ke depan akan berlangsung

moderat.

Penilaian konsumen terhadap kondisi

perekonomian terkini di bulan Mei semakin

menurun. Mereka yang mengklaim bahwa kondisi

bisnis saat ini adalah “baik” turun menjadi 13,6%

dari 15,5%. Sementara mereka yang mengklaim

kondisi bisnis saat ini “buruk” naik menjadi 34,3%

dari 33,2%. Penilaian konsumen terhadap pasar

tenaga kerja kurang menguntungkan. Mereka yang

mengklaim bahwa lapangan kerja masih “banyak”

turun menjadi 7,9% dari 8,4% di bulan April.

Sementara mereka yang menilai bahwa lapangan

kerja “sulit untuk didapatkan” meningkat menjadi

41,0% dari sebelumnya 38,1%.

Konsumen juga sedikit kurang optimis mengenai

prospek perekonomian jangka pendek. Mereka yang

mengharapkan kondisi lapangan usaha membaik

dalam 6 bulan mendatang turun menjadi 16,6% dari

18,5%. Meski demikian, mereka yang

memperkirakan kondisi lapangan usaha akan

memburuk juga turun dari 14,2% menjadi 13,1%.

Outlook konsumen untuk pasar tenaga kerja juga

tidak terlalu positif. Mereka yang memprediksi lebih

banyak lapangan kerja di bulan depan turun

menjadi 15,8% dari 16,9%, sementara mereka yang

memprediksi bahwa lapangan kerja lebih sedikit

meningkat menjadi 21,0% dari sebelumnya 18,4%.

Proporsi konsumen yang mengharapkan adanya

perbaikan dalam pendapatan mereka naik dari

13,9% menjadi 15,2%.

Sejalan dengan Indeks Keyakinan Konsumen yang

mengalami penurunan di bulan Mei, Indeks

Keyakinan Bisnis (the Purchasing Manager

Index/PMI) juga mengalami penurunan. PMI

tercatat sebesar 53,5%, atau mengalami penurunan

tipis sebesar 1,3% poin dari PMI bulan April yang

sebesar 54,8%. Meskipun turun, PMI masih berada

di atas level 50 yang mengindikasikan adanya

ekspansi di sektor manufaktur selama 34 bulan

berturut-turut.

Bulan PMI Bulan PMI

May 2012 53,5 Nov 2011 52,2

Apr 2012 54,8 Okt 2011 51,8

Mar 2012 53,4 Sept 2011 52,5

Feb 2011 52,4 Agt 2011 52,5

Jan 2011 54,1 Jul 2011 51,4

Des 2011 53,1 Jun 2011 55,8

Rata-rata 12 bulan – 53,1

Tertinggi – 55,8

Terendah – 51.4

Indeks Keyakinan Konsumen (CCI)

64,9

Indeks Keyakinan Bisnis (PMI)

Page 9: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

9

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

Dari 18 industri manufaktur, 13 industri dilaporkan

mengalami pertumbuhan di bulan Mei, yaitu:

1. produk mineral non-logam;

2. produk furnitur dan produk yang terkait;

3. produk pakaian, kulit, dan produk yang terkait;

4. produk manufaktur lain-lain;

5. produk logam utama;

6. produk peralatan, perlengkapan, dan

komponen listrik;

7. produk logam fabrikasi;

8. produk mesin;

9. produk tekstil;

10. produk kertas;

11. produk komputer dan elektronik;

12. produk percetakan dan aktifitas pendukung;

13. produk kimia.

Sementara itu 4 industri dilaporkan mengalami

kontraksi pada bulan Mei, yaitu:

1. produk plastik dan karet;

2. produk minyak dan batubara;

3. produk makanan, minuman, dan tembakau; dan

4. produk peralatan transportasi.

Indeks Harga untuk bahan mentah mengalami

penurunan menjadi 47,5 di bulan Mei, atau turun

13,5% poin dibandingkan posisi bulan April yang

sebesar 60,1. Kondisi tersebut mengindikasikan

harga yang lebih rendah untuk pertama kalinya

sejak bulan Desember 2011. Indeks Pesanan Baru

(the New Orders Index) melanjutkan tren

pertumbuhannya untuk 37 bulan berturut-turut

dengan mencatatkan pertumbuhan sebesar 60,1%

di bulan Mei. Hal ini menunjukkan adanya

peningkatan sebesar 1,9% poin dari bulan April yang

sebesar 58,2%, dan juga merupakan rekor tertinggi

sejak April 2011.

MANUFAKTUR AS

Maret 2012

Indeks

Seri

Indeks

Mei

Seri

Indeks

April

Persen

Poin

Prbhan

Arahan Tingkat

Prbhan

Tren

(Bln)

PMI 53,5 54,8 -1,3 Tumbuh Lebih

lambat

34

Pesanan

Baru

60,1 58,2 +1,9 Tumbuh Lebih

cepat

37

Produksi 55,6 61,0 -5.4 Tumbuh Lebih

lambat

36

Tenaga

Kerja

56,9 57,3 -0,4 Tumbuh Lebih

lambat 32

Pemasok Pengiriman

48,7 49,2 -0,5 Lebih

cepat

Lebih

cepat

4

Persediaan 46,0 48,5 -2,5 Kontraksi Lebih

cepat

2

Persediaan

Konsumen

43,5 45,5 -2,0 Terlalu

Rendah

Lebih

cepat 6

Harga 47,5 61,0 -13,5 Menurun Dari

naik 1

Backlog

Pesanan

47,0 49,5 -2.5 Kontraksi Lebih

cepat

2

Ekspor 53,5 59,0 -5,5 Tumbuh Lebih

lambat

7

Impor 53,5 53,5 0,0 Tumbuh sama 6

Ekonomi Keseluruhan Tumbuh Lebih

lambat

36

Sektor Manufaktur Tumbuh Lebih

lambat

34

Sumber: Institute for Supply Management

Hal lain yang juga perlu mendapat perhatian adalah

mengenai inflasi. Berdasarkan data yang dirilis Biro

Statistik Tenaga Kerja AS, tingkat inflasi di AS pada

bulan Mei menurut penyesuaian musiman

mengalami penurunan sebesar 0,3%. Selama lebih

dari 12 bulan, indeks semua barang meningkat

sebesar 1,7% sebelum penyesuaian musiman.

Indeks bahan bakar turun 6,8% di bulan Mei yang

menyebabkan penurunan tajam pada indeks energi

dan penurunan pada indeks semua barang. Indeks-

indeks untuk gas alam dan minyak bakar juga

menurun, meskipun indeks listrik meningkat. Indeks

makanan tidak berubah, dengan adanya penurunan

tipis pada indeks makanan rumah tangga yang

mengimbangi peningkatan pada indeks makanan di

luar rumah.

Indeks semua barang dikurangi makanan dan

energi, naik 0,2% pada bulan Mei, yang merupakan

kenaikan ke-3 kalinya berturut-turut. Indeks yang

berkontribusi terhadap peningkatan sebagian besar

hampir sama dengan bulan April, yaitu: perumahan,

perawatan kesehatan, mobil dan truk bekas, tiket

pesawat, dan kendaraan baru. Sedangkan indeks

yang mengalami penurunan yaitu indeks perabotan

rumah tangga dan operasi serta indeks rokok.

Page 10: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

10

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

Sumber: Biro Statistik Tenaga Kerja, Departemen Tenaga Kerja AS

• KONDISI PEREKONOMIAN EURO AREA

Perekonomian Euro Area di bulan Mei 2012

mengalami situasi yang tidak jauh berbeda dengan

bulan sebelumnya. Secara umum pertumbuhan

ekonomi masih stagnan seperti yang terjadi di

Quartal I 2012. Tanda-tanda pelemahan masih terus

terlihat meskipun diharapkan tidak terus meluas

dari wilayah periferi ke wilayah inti Euro Area.

Berdasarkan data statistik resmi kedua (second

estimates) yang dirilis Eurostat, PDB Euro Area dan

EU27 relatif stabil dan tidak berubah selama 3 bulan

pertama 2012, dimana pada quartal sebelumnya

terjadi penurunan sebesar -0,3. Dibandingkan

dengan quartal yang sama tahun 2011, PDB Quartal

I 2012 berdasarkan penyesuaian musiman turun

0,1% di Euro Area dan mengalami kenaikan sebesar

0,1% di EU27.

Sumber: Eurostat

Meski terlihat stabil, tidak berubahnya PDB bisa

diartikan bahwa kawasan ini tidak mengalami

pertumbuhan sama sekali, dan itu bukan

merupakan sesuatu yang baik. Terhadap hal ini,

Bank Sentral Eropa berada di bawah tekanan untuk

merangsang kembali perekonomian kawasan ini.

Sumber: Eurostat, Markit

Serangkaian survey yang dilakukan menunjukkan

bahwa meskipun stabil, perekonomian Euro Area

terus mengalami penyusutan. Spanyol bahkan telah

mengakui untuk pertama kalinya bahwa mereka

membutuhkan dana untuk melakukan rekapitalisasi

terhadap bank-bank mereka, meskipun masih

menolak untuk mencari bantuan bail-out secara

formal. Selain itu, data yang dikeluarkan Markit

menunjukkan bahwa output dari perekonomian

swasta di Eropa menyusut pada laju tercepat dalam

hampir 3 tahun terakhir di bulan Mei.

Belanja ritel di seluruh Euro Area juga mengalami

kejatuhan secara jauh lebih cepat dari perkiraan,

dengan penjualan mengalami penurunan sebesar

1,0% pada bulan April 2012 dibandingkan dengan

Maret. Untuk EU27, penjualan turun sebesar 1,1%.

Sumber: Eurostat

2012 2012

Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

EA17 0,1 0,1 -0,3 0,0 1,6 1,3 0,7 -0,1

EU27 0,2 0,2 -0,3 0,0 1,7 1,4 0,8 0,1

Persen perubahan dibandingkan

quartal sblmnya

Persen perubahan dibandingkan

quartal yang sama tahun sebelumnya

2011 2011

0,0%

Tingkat Inflasi di AS

PDB Euro Area

Volume Perdagangan Retail Euro Area

Euro Area

EU27

Page 11: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

11

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

Berdasarkan basis tahunan, indeks penjualan ritel

mengalami penurunan sebesar 2,5% lebih rendah

dibandingkan periode yang sama tahun

sebelumnya. Pesanan industri Jerman turun 1,9%

pada bulan April, yang terutama didorong oleh

penurunan pada bisnis luar negeri.

Para ekonom mengatakan data yang ada

menunjukkan bahwa PDB Euro Area diperkirakan

akan turun 0,5% di Quartal II 2012, setelah stagnan

di Quartal I 2012. Ekonom Markit, Chris Williamson,

menyampaikan banyak perusahaan yang

melaporkan bahwa aktifitas bisnis mereka telah

terkena dampak dari ketidakpastian ekonomi dan

politik yang tinggi di Euro Area, yang diperburuk

dengan melemahnya permintaan baik dari dalam

kawasan maupun dari luar kawasan.

Spanyol dan Italia, dua negara yang tengah

berjuang untuk mempertahankan kepercayaan

pasar keuangan, mengalami penurunan terbesar

dalam output sektor swasta. Kondisi tersebut

muncul diakibatkan oleh program penghematan

mereka yang terus menekan pertumbuhan

ekonomi. Jeremy Cook, Kepala Ekonom pada World

First mengatakan bahwa data-data PMI di Eropa

menjelaskan sesuatu yang sangat jelas akhir-akhir

ini, yaitu bahwa situasi di Eropa akan lebih buruk

sebelum menjadi lebih baik.

Apa yang disampaikan para ekonom di atas

sesungguhnya menggambarkan kondisi umum

perekonomian Euro Area di Quartal II 2012. Namun

demikian, yang menarik ialah data-data

perdagangan sepertinya memberikan gambaran

yang berbeda dengan apa yang disampaikan oleh

para ekonom tersebut.

Memasuki bulan Mei, berdasarkan estimasi awal

yang dirilis Eurostat, untuk kawasan Euro Area

(EA17) di bulan Mei 2012, perdagangan barang

Euro Area dengan negara-negara lain di dunia

tercatat mengalami surplus sebesar 6,9 miliar Euro.

Capain ini jauh lebih baik dibandingkan dengan

defisit 1,2 miliar Euro yang dicatatkan pada bulan

Mei 2011. Nilai surplus ini juga lebih baik

dibandingkan dengan surplus sebesar 3,7 miliar

Euro yang terjadi pada bulan April 2012. Di bulan

Mei 2012 dibandingkan dengan April 2012, ekspor

berdasarkan penyesuaian musiman mengalami

peningkatan sebesar 0,3%, sedangkan impor turun

sebesar 0,9%.

Sumber: Eurostat

Untuk EU27, estimasi awal yang dirilis Eurostat

menyatakan bahwa neraca perdagangan barang

kawasan ini mengalami defisit sebesar 3,8 miliar

Euro di bulan Mei 2012, atau jauh lebih baik

dibandingkan dengan defisit 14,5 miliar Euro yang

terjadi di bulan Mei 2011. Angka ini juga jauh lebih

baik dari kondisi bulan April 2012 dimana defisit

mencapai -12,6 miliar Euro (-17,1 miliar Euro di

bulan April 2011). Di bulan Mei 2012 dibandingkan

dengan April 2012, ekspor berdasarkan

penyesuaian musiman mengalami peningkatan

sebesar 1,7%, sedangkan impor turun sebesar 1,7%.

Sumber: Eurostat

Neraca Perdagangan Euro Area (Mei 2012)

Neraca perdagangan

Impor

Ekspor

Neraca Perdagangan EU27

Neraca perdagangan

Impor

Ekspor

Ekspor 157,6

M Euro

Impor 150,7

M Euro

Surplus 6,9 M Euro

Defisit -3,8 M Euro

Page 12: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

12

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

Sumber: Eurostat

Beralih ke sektor tenaga kerja. Untuk sektor ini, data

berdasarkan penyesuaian musiman yang

dikeluarkan oleh Eurostat mencatat bahwa tingkat

pengangguran di Euro Area pada bulan Mei

mencapai sebesar 11,1%, atau naik 0,1%

dibandingkan bulan April 2012 yang sebesar 11,0%.

Dibandingkan bulan Mei 2011, angka tersebut lebih

tinggi dimana pada bulan tersebut, tingkat

pengangguran tercatat sebesar 10,0%.

Untuk EU27, tingkat pengangguran mencapai 10,3%

di bulan Mei 2012, atau mengalami kenaikan

sebesar 0,1% dibandingkan bulan April 2012 yang

sebesar 10,2%.. Namun dibandingkan dengan bulan

Mei 2011, tingkat pengangguran lebih tinggi karena

di bulan Mei 2011, tingkat pengangguran hanya

sebesar 9,5%.

Sumber: Eurostat

Sumber: Eurostat

Eurostat memperkirakan bahwa sebanyak

24.868.000 laki-laki dan perempuan di EU27,

diantaranya 17.561.000 berada di kawasan Euro

Area, dalam kondisi tidak mempunyai pekerjaan

pada bulan Mei 2012. Dibandingkan dengan April

2012, jumlah pengangguran mengalami

peningkatan sebesar 151.000 orang di EU27 dan

88.000 orang di Euro Area. Dibandingkan dengan

bulan Mei 2011, jumlah pengangguran naik

1.952.000 orang di EU27 dan 1.820.000 orang di

Euro Area.

Di antara negara-negara anggota, tingkat

pengangguran terendah tercatat di Austria (4,1%),

Belanda (5,1%), Luksemburg (5,4%), dan Jerman

(5,6%). Sementara yang tertinggi terjadi di Spanyol

(24,6%), dan Yunani (21,9% pada Maret 2012).

Sumber: Eurostat

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tingkat

pengangguran turun di 8 negara anggota,

meningkat di 18 negara anggota, dan stabil di

Hungaria. Penurunan terbesar tercatat terjadi di

Estonia (13,6% menjadi 10,9% antara Q1-2011 dan

Q1-2012), Lithuania (15,7% menjadi 13,7%), dan

Latvia (17,1% menjadi 15,3% antara Q1-2011 dan

Q1-2012). Sementara itu kenaikan tertinggi tercatat

di Yunani (15,7% menjadi 21,9% antara Maret 2011-

Maret 2012), Spanyol (20,9% menjadi 24,6%), dan

Siprus (7,5% menjadi 10,8%).

Mei '11 Nov '11 Des '11 Jan '11 Feb '12 Mar '12 Apr '12 Mei '12

EA17 10 10,6 10,7 10,8 10,8 11 11,0 11,1

EU27 9,5 10 10,0 10,1 10,1 10,2 10,2 10,3

Perdagangan Euro Area dan EU27

Perdagangan EA17 (data non-penyesuaian musiman) Miliar Euro

Ekspor Ekstra-EA17

Impor Ekstra-EA17

Neraca Ekstra-EA17

Intra-EA17

Ekspor Ekstra-EA17

Impor Ekstra-EA17

Neraca Ekstra-EA17

Intra-EA17

Tingkat Pengangguran Euro Area dan EU27

11,1%

10,3%

EU27

Euro Area

Tingkat Pengangguran di Euro Area (per negara) April 2012

Perdagangan EU27 (data non-penyesuaian musiman) Miliar Euro

Page 13: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

13

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

Antara Mei 2011 dan Mei 2012, tingkat

pengangguran untuk laki-laki naik dari 9,8% menjadi

10,9% di Euro Area dan naik dari 9,5% menjadi

10,3% di EU27. Tingkat pengangguran wanita juga

naik dari 10,3% menjadi 11,3% di Euro Area dan dari

9,6% menjadi 10,4% di EU27.

Berikutnya terkait dengan produksi industri

(industrial production). Berdasarkan data resmi yang

dirilis oleh Eurostat, produksi industri Euro Area

menurut penyesuaian musiman turun 1,1% di bulan

April 2012. Sedangkan untuk EU27, produksi

industri turun 0,7%. Di bulan Maret 2012, produksi

turun 0,1% di EA17 dan 0,2% di EU27. Pada April

2012, dibandingkan dengan periode yang sama

tahun 2011, produksi industri turun 2,3% di Euro

Area dan 1,7% di EU27.

Menginjak bulan Mei 2012, Eurostat merilis data

produksi industri berdasarkan penyesuaian

musiman, dimana pada bulan tersebut, produksi

industri Euro Area tumbuh sebesar 0,6%. Sedangkan

untuk EU27, produksi industri juga tumbuh sebesar

0,5%. Kondisi ini menunjukkan adanya perbaikan

setelah di bulan April 2012, produksi turun sebesar

1,1% di EA17 dan 0,7% di EU27. Pada Mei 2012,

dibandingkan dengan periode yang sama tahun

2011, produksi industri turun 2,8% di Euro Area dan

2,3% di EU27.

Sumber: Eurostat

Pertumbuhan sebesar 0,6% tersebut sesungguhnya

jauh lebih kuat dari yang diperkirakan, namun itu

hanya membalikkan sebagian dari penurunan 1,1%

yang terjadi di bulan April 2012. Pada akhirnya,

kondisi tersebut membuat output menjadi 0,5%

lebih rendah dibandingkan akhir Quartal I 2012.

Selain itu, peningkatan yang terjadi pada bulan Mei

hanya peningkatan ke-2 yang terlihat sepanjang 9

bulan terakhir. Hal itu berarti bahwa produksi saat

ini masih 2,8% lebih rendah dibandingkan tahun

lalu, atau merupakan penurunan rata-rata tahun

tertajam yang terjadi sejak tahun 2009.

Meskipun menunjukkan pertumbuhan, namun

pertumbuhan produksi industri, menurut Markit,

terlihat terlalu kecil untuk dapat mencegah sektor

ini menjadi penghambat bagi pertumbuhan

ekonomi sepanjang Quartal II 2012 secara

keseluruhan. Terlebih berdasarkan hasil survei

bisnis untuk bulan Juni 2012, produksi industri

menunjukkan adanya pelemahan baru.

Di bulan Juni, berdasarkan hasil survei bisnis seperti

PMI, tantangan di sektor manufaktur masih begitu

besar. Produksi kembali dikurangi secara tajam

dalam rangka merespon turunnya pesanan. Sektor

ini terlihat akan mengalami kontraksi pada tingkat

yang paling tajam dalam tiga tahun terakhir di

sepanjang Quartal II. Dengan sektor jasa/pelayanan

juga dilaporkan mengalami penurunan tajam dalam

kegiatannya selama kuartal kedua, banyak

pengamat memperkirakan bahwa PDB Euro Area

kemungkinan akan turun sebesar -0,6% dalam tiga

bulan hingga bulan Juni 2012.

Terhadap kondisi tersebut, anggapan yang yang

berkembang ialah bahwa penurunan akan bertahan

selama beberapa waktu. Pemotongan terakhir suku

bunga oleh Bank Sentral Eropa diharapkan akan

dapat membantu meningkatkan bisnis dan

kepercayaan konsumen serta pinjaman dalam

memasuki Quartal II tahun 2012.

Namun demikian, terdapat kemungkinan bahwa

faktor terbesar yang menghambat pengeluaran

perusahaan dan rumah tangga, serta investasi

khususnya, adalah tingkat ketidakpastian yang tinggi

yang sedang berlangsung terkait dengan krisis utang

di kawasan tersebut. Sampai ketidakpastian ini

hilang, tampaknya tidak akan ada pertumbuhan

yang dapat didorong untuk mengimbangi efek

negatif dari penghematan. Situasi ini menunjukkan

bahwa wilayah Euro Area kemungkinan akan

Des '11 Jan '11 Feb '12 Mar '12 Apr '12 Mei '12

Total Industri -0,8 -0,2 0,7 -0,1 1,1 0,6

Total Industri -0,6 -0,1 0,3 -0,2 -0,7 0,5

EA17

EU27

Produksi Industri Euro Area dan EU27

Markit Indeks Output PMI % Perubahan Tahunan Eurostat

Markit Indeks Output PMI EA

Produksi Industri Eurostat

0,6%

Page 14: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

14

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

mengalami kontraksi lagi setidaknya di Quartal III

2012.

Kenaikan produksi industri di bulan Mei 2012

sejalan dengan naiknya derajat optimisme

konsumen di Eropa terhadap kondisi perekonomian

kawasan tersebut dan kondisi keuangan mereka

secara keseluruhan, meskipun tidak secara penuh.

Hal tersebut juga diperkuat dengan kenaikan Indeks

Keyakinan Konsumen (Consumer Confidence

Index/CCI).

Menurut data yang dirilis oleh Komisi Eropa, Indeks

Keyakinan Konsumen di bulan Mei 2012 untuk EU27

meningkat menjadi -19,4 dari -20,2 di bulan April

2012. Sedangkan untuk Euro Area meningkat

menjadi -19,3 dari -19,9. Angka ini masih di atas

prediksi para ekonom yang sebelumnya

memperkirakan bahwa penurunan Indeks

Kepercayaan Konsumen hanya akan sampai ke level

-19.

Sumber: Komisi Eropa

Berbanding terbalik dengan Indeks Keyakinan

Konsumen, Indeks Keyakinan Bisnis (the Purchasing

Manager Index/PMI) di Euro Area mengalami

penurunan, bahkan lebih buruk dari bulan April

2012. Berdasarkan penyesuaian musiman, Indeks

Manufaktur PMI Euro Area yang dirilis Markit untuk

bulan Mei menyatakan bahwa PMI jatuh ke posisi

45,1 dari 45,9 di bulan April, yang merupakan posisi

terendah dalam 3 tahun terakhir dan terlihat

terakhir kali di pertengahan tahun 2009. Indeks ini

hanya sedikit berbeda dari estimasi awal sebesar

45,0. Headline PMI telah memberi sinyal bahwa

output dan pesanan baru telah turun semakin tajam

dan berpotensi terhadap hilangnya jumlah

pekerjaan di waktu yang akan datang.

Selain itu, PMI di bulan Mei juga mengindikasikan

bahwa pelemahan di sektor manufaktur yang

disebabkan oleh melemahnya output, permintaan

dan tenaga kerja tidak lagi hanya terbatas pada

kawasan periferi tetapi sudah menyebar ke kawasan

inti Euro Area.

Sumber: Markit

Sebagai contoh, PMI Jerman, Perancis dan Spanyol

semua turun ke posisi terendah sejak pertengahan

2009. Sedangkan Belanda, PMI-nya juga

berkontraksi pada tingkat yang lebih cepat dalam 5

bulan terakhir. Tingkat kontraksi sedikit melonggar

di negara-negara bukan inti (non-core), seperti Italia

dan Yunani, namun tetap lebih tajam dibanding

rata-rata Euro Area. Yunani keluar dari dasar tabel

PMI Eropa untuk pertama kali sejak Januari 2008,

dan posisinya digantikan oleh Spanyol. Hanya PMI

Irlandia yang bisa berekspansi meskipun tipis di

bulan Mei. Sedangkan Austria PMI-nya tergelincir

mendekati stagnan dan semua negara yang

tercakup dalam survei, PMI-nya mengalami

kontraksi.

Indeks Keyakinan Bisnis Euro Area

Irlandia 51,2 tertinggi dalam 2 bulan

Austria 50,2 terendah dalam 2 bulan

Belanda 47,6 terendah dalam 5 bulan

Jerman 45,2 terendah dalam 35 bulan

Italia 44,8 tertinggi dalam 2 bulan

Perancis 44,7 terendah dalam 36 bulan

Yunani 43,1 tertinggi dalam 8 bulan

Spanyol 42,0 terendah dalam 36 bulan Sumber: Markit

Terkait situasi ini, produsen manufaktur melaporkan

melemahnya permintaan baik itu dari domestik

Indeks Keyakinan Konsumen Euro Area dan EU27

-19,4

-19,3

Keseimbangan %

Rata-rata jangka

panjang EU

PMI Manufaktur Euro Area

45,1

Page 15: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

15

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

maupun luar negeri. Pesanan ekspor baru (new

export orders) turun pada tingkat yang terbesar

sejak November 2011, mencerminkan pertumbuhan

ekonomi global yang lebih lambat dan sangat

mempengaruhi volume perdagangan intra-Euro

Area. Jerman, Spanyol, dan Yunani semuanya

melaporkan penurunan spesifik dalam Pesanan

ekspor baru mereka. Irlandia menjadi satu-satunya

negara yang melaporkan adanya peningkatan dalam

total pesanan dan bisnis ekspor baru (new export

business).

Sumber: Eurostat; Markit

Terakhir terkait dengan inflasi. Inflasi tahunan Euro

Area di bulan Mei tercatat sebesar 2,4% atau turun

dari posisi bulan April yang sebesar 2,6%. Pada

tahun sebelumnya, inflasi tercatat sebesar 2,7%.

Inflasi bulanan tercatat sebesar -0,1% di bulan Mei

2012. Inflasi tahunan EU27 sebesar 2,6% di bulan

Mei, atau turun dari posisi bulan April sebesar 2,7%.

Pada tahun sebelumnya, inflasi tercatat sebesar

3,2%.

Di negara-negara anggota UE, inflasi terendah pada

bulan Mei terjadi di Swedia dan Yunani (masing-

masing 1,5%), serta Bulgaria (1,8%). Sementara

inflasi tertinggi tercatat di Hungaria (5,4%), Estonia

(4,1%), serta Siprus dan Malta (3,7%). Dibandingkan

dengan bulan April 2012, inflasi tahunan turun di 20

negara anggota, stabil di 3 negara dan naik di 3

negara anggota. Sedangkan inflasi rata-rata

terendah selama 12 bulan hingga Mei 2012 tercatat

di Swedia (1,1%), Irlandia (1,5%), dan Yunani (2,1%).

Sementara inflasi tertinggi dialami oleh Estonia

(4,7%), Hungaria (4,5%) dan Slovakia (4,1%).

Untuk Auro Area, komponen utama inflasi dengan

rata-rata tahunan tertinggi di bulan April 2012

adalah alkohol dan tembakau (4,7%), perumahan

(4,0%), dan transportasi (3,7%). Sedangkan rata-rata

tahunan terendah yaitu komunikasi (-3,3%),

pendidikan (0,7%), dan rekreasi dan budaya (1,3%).

Sumber: Eurostat

Untuk sub indeksnya, bahan bakar untuk

transportasi (+0,22% poin), gas (+0,12%), serta

tembakau dan listrik (+0,09%) merupakan

komponen yang memiliki kontribusi paling tinggi

terhadap inflasi. Sedangkan yang paling rendah

kontribusinya adalah telekomunikasi (-0,19%), serta

peralatan audiovisual, mobil dan persewaan sebesar

-0,06%.

Komponen utama inflasi dengan rata-rata bulanan

tertinggi di bulan Mei yaitu alkohol dan tembakau

(0,4%), dan peralatan rumah tangga serta hotel dan

restoran (0,2%). Sedangkan yang terendah yaitu

transportasi (-1,0%), dan komunikasi (-0,6%). Untuk

sub indeksnya, buah-buahan (+0,03% poin), serta

restoran, cafe dan listrik (+0,02%) merupakan

komponen yang memberikan kontribusi paling

tinggi terhadap inflasi. Sebaliknya, bahan bakar

transportasi (-0,15%), transportasi udara, minyak

pemanas, sayuran dan paket liburan (masing-

masing sebesar -0,02 menjadi komponen yang

memberikan kontribusi terendah terhadap inflasi.

• KONDISI PEREKONOMIAN CHINA

Melanjutkan koreksi tajam yang terjadi pada

perekonomian China di bulan April 2012, memasuki

bulan Mei, data-data ekonomi yang dirilis

memberikan gambaran bahwa perekonomian China

masih melambat. Hanya saja data di bulan Mei

ternyata belum menjadi bencana seperti yang

diperkirakan sebelumnya oleh pasar, terutama

Inflasi Tahunan (%) Euro Area Mei 2012

Negara Anggota EU di luar Euro Area Output Manufaktur Euro Area

Page 16: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

16

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

setelah Pemerintah China secara mengejutkan

menurunkan tingkat suku bunganya.

Banyak pengamat yang sebelumnya memperkirakan

bahwa China kembali akan melakukan pelonggaran

secara masif dan memberlakukan kembali stimulus

fiskal. Namun pada kenyataannya, berdasarkan apa

yang disampaikan oleh salah satu pejabat

Pemerintah China, hal tersebut tidak akan terjadi.

Di saat ekonomi masih lemah, menurut pejabat

tersebut, pelonggaran lebih lanjut terutama yang

bersifat masif dalam kondisi saat ini bukanlah solusi

yang tepat dan sudah seharusnya tidak

dipertimbangkan lagi.

Apa yang disampaikan oleh pejabat pemerintah

China tersebut sejalan dengan pandangan beberapa

pengamat ekonomi China. Menurut mereka, masih

melambatnya perekonomian China – yang mungkin

juga bisa dikatakan sudah mengalami hard landing –

tidak akan secara otomatis membuat Pemerintah

China memberlakukan kembali pelonggaran

ekonomi dan stimulus fiskal. Di bulan Mei, laju

perlambatan ekonomi tampaknya sudah mulai

berkurang atau telah dimoderasi. Selain itu, China

juga tampaknya telah belajar dari dampak-dampak

yang timbul dari pelonggaran sebelumnya,

terutama dalam hal kredit. Kalaupun akan ada

pelonggaran dan stimulus fiskal lagi, pertanyaannya

adalah seberapa besar, seberapa efektif dan kapan

kedua hal tersebut akan dilaksanakan.

Baru-baru ini tampaknya ada sebuah konsensus

menarik yang muncul yang memperkirakan bahwa

stimulus berikutnya (apabila ada) akan lebih kecil

dari stimulus yang terakhir. Setelah semua yang

terjadi, banyak permasalahan yang dihadapi

ekonomi Cina saat ini merupakan akibat langsung

dari stimulus, atau diperburuk oleh stimulus yang

terakhir.

Salah satu konsekuensi yang tidak diinginkan, tentu

saja, adalah gelembung real estat. Dalam pikiran

banyak orang, satu putaran 4 triliun Renminbi

stimulus akan memicu putaran lain inflasi dan

reflasi gelembung real estat. Dengan demikian, tak

seorang pun mengharapkan jumlah stimulus yang

sama mendekati 4 triliun Renminbi. Pada

kenyataannya, bahkan Pemerintah China

tampaknya tidak memiliki rencana terkait dengan

pelonggaran dan stimulus fiskal.

Data-data ekonomi yang rilis di bulan Mei terlihat

tidak cukup buruk meskipun masih menunjukkan

tanda-tanda pelemahan. Penjualan ritel dan

produksi industri keduanya memang agak

mengecewakan, namun tidak jauh lebih buruk dari

yang diperkirakan pasar. Investasi aset tetap

tumbuh sejalan dengan ekspektasi pasar. Di sisi lain,

data perdagangan justru menghadirkan kejutan

berupa peningkatan, dengan ekspor dan impor

tumbuh melebihi perkiraan.

Pasar tenaga kerja China begitu ketat disebabkan

oleh banyak perusahaan berjuang untuk mengisi

pos-pos yang kosong dalam perusahaannya. Kredit

macet perbankan sekitar 1,1%, masih jauh di bawah

rata-rata internasional. Ada ruang bagi Bank Sentral

untuk memotong bunga pinjaman untuk

berkompromi dengan pertumbuhan dan

keuntungan perusahaan. Namun disampaikan oleh

Pemerintah China, aksi kebijakan yang berlebihan

seharusnya dihindari.

Meskipun demikian, bukan berarti tidak akan ada

stimulus sama sekali. Para ekonom memprediksikan

jika sama sekali tidak ada stimulus, dengan rencana

keluarnya Yunani dari Uni Eropa (Greexit) di depan

mata, pertumbuhan ekonomi China diprediksikan

akan turun hingga mencapai 6,4% YoY. Angka ini

pun masih merupakan angka yang terlalu optimis.

Dengan ketergantungan yang besar terhadap

investasi aset tetap sebagai pendorong

pertumbuhan, melambatnya pertumbuhan

investasi aset tetap dapat dengan mudah

memperlambat perekonomian secara keseluruhan

hingga di bawah level 7%. Belum lagi dengan tingkat

pembangunan ekonomi yang berlebih, dimana ada

kemungkinan investasi aset tetap terus menurun,

kondisi tersebut dapat berarti pertumbuhan negatif

bagi perekonomian China jika tidak ada stimulus.

Dari sisi pertumbuhan ekonomi, secara riil, seperti

yang telah dilaporkan oleh Biro Statistik Nasional

China, PDB China di Quartal II 2012 tumbuh sebesar

7,6% YoY, dan merupakan kecepatan yang paling

lambat dalam 3 tahun terakhir. Kondisi ini

mengkonfirmasikan perkiraan sebelumnya yang

memperkirakan bahwa perekonomian China sedang

mengalami lintasan menurun dan meninggalkan

tahun-tahun penuh pertumbuhan. PDB tersebut

menandai penurunan pertumbuhan ekonomi secara

quartalan selama 6 kali berturut-turut. Para analis

mulai menilai apakah data yang dirilis di Quartal II

2012 merupakan data terendah atau hanya

kelanjutan dari siklus penurunan ekonomi.

Page 17: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

17

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

Sumber: Biro Statistik Nasional China

Lintasan ekonomi merupakan hal yang sangat

penting bagi para investor dalam menghadapi

perlambatan ekonomi yang terjadi tidak hanya di

China, namun juga di seluruh kelompok BRIC (Brazil,

India, Rusia, dan China). Kelompok BRIC,

sebagaimana diketahui, apabila digabungkan

kekuatan ekonominya akan menjadi generator

terbesar pembangunan ekonomi dunia.

Seorang ekonom pada IHS Global Insight di Beijing,

Xianfang Ren, mengemukakan bahwa kondisi saat

ini merupakan soft landing bagi perekonomian

China. Namun demikian, meskipun baru soft

landing, perekonomian China sudah mengalami

penurunan/perlambatan yang serius. Masih

menurut Ren, perekonomian China diyakini akan

pulih dan kembali naik di Quartal III 2012, karena

telah mengalami perlambatan selama 6 kuartal

berturut-turut. Meski demikian, apabila

perekonomian China tidak menunjukkan tanda-

tanda perbaikan dalam beberapa bulan ke depan,

maka tidak dapat dihindari lagi pabrik-pabrik

kemungkinan harus memberhentikan pekerjanya

dan hal tersebut akan memukul kondisi tenaga

kerja di China.

Investasi aset tetap (fixed investment assets)

tumbuh 20,1% YoY di bulan Mei 2012, atau masih

lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 20,0% dan

lebih kecil dibandingkan dengan posisi bulan April

2012 yang sebesar dari 20,2% YoY. Pertumbuhan

investasi real estat semakin turun dari 18,7% di

bulan April menjadi 18,5%. Berdasarkan catatan,

pertumbuhan investasi real estat yang berada di

bawah 20% terakhir terjadi di bulan Desember

2009.

Sumber: Biro Statistik Nasional China

Berikutnya terkait dengan penjualan ritel. Total

penjualan ritel barang konsumsi di bulan Mei

meleset dari perkiraan. Penjualan ritel secara

nominal tercatat mengalami peningkatan sebesar

13,8% YoY, atau masih di bawah konsensus pasar

sebesar 14,2% YoY. Sementara secara riil mengalami

pertumbuhan tipis dari 10,7% menjadi 11,0% YoY.

Berdasarkan basis bulanan (tidak ada penyesuaian

musiman) penjualan ritel meningkat sebesar 0,84%

di bulan Mei, atau turun dari 1,13% di bulan April

2012. Setelah penyesuaian musiman, pertumbuhan

bulanan di bulan Mei turun dari 0,96% menjadi

0,84%, dengan tren perlambatan terus terjadi.

Sumber: Biro Statistik Nasional China

20,1%

Pertumbuhan Investasi Aset Tetap (YoY)

18,5%

Investasi Aset tetap

BUMN Real Estat

Tingkat Pertumbuhan Total Penjualan Ritel (%)

Pertumbuhan PDB Riil China

7,6%

13,8%

Page 18: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

18

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

Dari sektor perdagangan, data yang dirilis oleh

Administrasi Umum Bea Cukai China (China’s

General Administration of Customs) untuk bulan

Mei 2012 menunjukkan adanya perbaikan di sektor

ini. Tercatat pertumbuhan ekspor di bulan Mei

mencapai 181,141 miliar dolar atau meningkat

15,3% dibandingkan tahun lalu. Angka ini melebihi

perkiraan peningkatan sebesar 7,1% YoY dan naik

dari posisi bulan April sebesar 4,9% YoY.

Sementara itu pertumbuhan impor mencapai

sebesar 12,7% YoY dibandingkan tahun 2011,

melebih perkiraan sebelumnya sebesar 5,5% YoY

dan maingkat dari bulan April yang sebesar 0,3%

YoY. Dibandingkan dengan data bulan April 2012,

tanpa penyesuaian musiman, ekspor meningkat

sebesar 10,9% MoM di bulan April, sedangkan

impor turun 12,2%. Menurut penyesuaian musiman,

ekspor meningkat 1,4%, sedangkan impor turun

1,1%

Sumber: Administrasi Umum Bea Cukai China

Sumber: Administrasi Umum Bea Cukai China

Secara keseluruhan, neraca perdagangan China

masih mengalami surplus sebesar 18,7 miliar dolar

di bulan Mei, atau di atas konsensus pasar yang

sebesar 16,4 miliar dolar, dan sedikit lebih tinggi

dari surplus bulan April yang sebesar 18,43 miliar

dolar. Kondisi ini disebabkan oleh kinerja ekspor dan

impor yang lebih baik. Namun demikian, meski

masih mengalami surplus, kondisi ini menurut para

pengamat bukanlah tolok ukur utama bagi ekonomi

China. Pemerintah harus terus mewaspadai tren

perlambatan dan penurunan ekonomi China agar

tidak terus berlanjut di Quartal III dan IV 2012.

Berikutnya terkait dengan produksi industri.

Berdasarkan data terakhir yang dirilis Biro Statistik

Nasional China untuk bulan Mei 2012, produksi

industri China sedikit membaik. Di bulan Mei, total

nilai tambah perusahaan industri tercatat sebesar

9,6% YoY, atau mengalami kenaikan 0,3%

dibandingkan bulan April yang sebesar 9,3%.

Berdasarkan data bulanan, terjadi kenaikan 0,89%.

Dari bulan Januari hingga April, total nilai tambah

perusahaan industri meningkat sebesar 10,7%.

Sumber: Biro Statistik Nasional China

Berdasarkan hasil analisis terhadap berbagai jenis

perusahaan, di bulan Mei pertumbuhan nilai

tambah perusahaan milik negara dan perusahaan

yang dikuasai negara naik 6,6%; perusahaan kolektif

naik 6,4%; perusahaan milik bersama naik 11,0%;

dan perusahaan yang didanai oleh investor asing

atau yang berasal dari Hong Kong, Macau atau

Taiwan naik 6,7%. Pada bulan Mei, pertumbuhan

YoY industri berat meningkat 9,8%, sedangkan

untuk industri ringan naik 9,1%.

Berdasarkan pada kelompok sektor, 40 industri dari

41 divisi industri mengalami pertumbuhan YoY di

Surplus 18,7 miliar

USD

Penyebaran Ekspor Impor

Pertumbuhan Ekspor Impor China (Mei 2012)

12,7%

15,3%

Produksi Industri China (April 2012) (Persen perubahan YoY)

15,3%

Neraca Perdagangan China (juta dolar)

Page 19: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

19

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

bulan Mei. Dari total ini, industri tekstil tumbuh

11,9%; manufaktur bahan kimia mentah dan produk

kimia tumbuh 10,2%; manufaktur produk mineral

non-logam tumbuh 9,6%; peleburan dan penekanan

logam besi tumbuh 8,5%, serta mesin umum

tumbuh 7,8%.

Sedangkan industri automobil tumbuh 16,4%;

industri kereta api, perkapalan, kedirgantaraan dan

peralatan transportasi lain tumbuh 4,8%; mesin dan

peralatan listrik tumbuh 9,7%; industri peralatan

komunikasi, komputer, dan peralatan elektronik

lainnya tumbuh 13,3%; serta terakhir produksi dan

suplai listrik, gas dan air tumbuh 4,5%.

Beralih ke Indeks Keyakinan Konsumen Bankcard

(BCCI). Konsumen China secara umum

mengkonsumsi lebih sedikit di bulan Mei. Kondisi ini

terkait dengan perhatian masyarakat China

terhadap perlambatan ekonomi di negara mereka.

Dikarenakan hal tersebut, indeks yang disusun oleh

Kantor Berita Xinhua dan China Union Pay ini

diberitakan mengalami penurunan tipis pada bulan

Mei menjadi 86,53 atau turun 0,12% poin

dibandingkan bulan April 2012. Berdasarkan basis

tahunan, Indeks BCCI masih tumbuh sebesar 0,42%

poin dibandingkan periode yang sama tahun 2011.

Penurunan indeks sebagian besar disebabkan oleh

konsumen yang menggunakan kartu kredit

berbelanja lebih sedikit pada barang dan jasa yang

kurang penting seperti liburan dan perumahan.

Semenjak Pemerintah China memperpanjang

pengetatan sektor properti dan menghentikan

subsidi untuk konsumsi peralatan rumah tangga,

permintaan untuk peralatan rumah tangga merosot

tajam sepanjang bulan Mei 2012.

Data yang dirilis Asosiasi Perhotelan China

menunjukkan bahwa hotel-hotel bintang 5 di negara

tersebut mencatatkan rasio hunian rata-rata

sebesar 53,7% di Quartal I 2012, atau turun

berdasarkan basis bulan maupun tahunan.

Sejalan dengan melunaknya inflasi di bulan Mei

menjadi 3 persen atau terendah dalam 23 bulan

terakhir, laporan terkait hal tersebut

memproyeksikan bahwa kepercayaan konsumen

akan menguat dalam beberapa bulan mendatang.

Pemerintah China telah berupaya mengadopsi

langkah-langkah seperti memberikan subsidi untuk

produk konsumsi yang energy-eficient dan

melakukan penyesuaian kebijakan moneter untuk

menstabilkan pertumbuhan dan mendorong

konsumsi.

Berikutnya terkait dengan Indeks Keyakinan Bisnis.

Senada dengan Indeks Keyakinan Konsumen yang

mengalami penurunan, Indeks Keyakinan Bisnis

(Purchasing Manager Index/PMI) juga mengalami

penurunan sebesar 2,9% poin di bulan Mei 2012

dari sebelumnya 53,3% di bulan April menjadi

50,4%.

Sumber: Biro Statistik Nasional China

Berdasarkan ukuran perusahaan, PMI perusahaan

besar dan menengah mencapai 50,8% dan 51,1%,

atau turun masing-masing 2,6% poin dan 2,7% poin

MoM. PMI perusahaan-perusahaan ini tetap berada

di atas threshold dan merupakan faktor yang secara

signifikan mempengaruhi pertumbuhan PMI

manufaktur. Sementara itu, PMI perusahaan kecil

mencapai sebesar 45,2%, atau turun 3,9% poin

MoM dibandingkan bulan April 2012.

Di bulan Mei, dari 5 sub-indeks yang membentuk

PMI, semuanya mengalami penurunan. Indeks

Produksi (production index) turun 4,3% poin

menjadi 52,9%, namun tetap di atas threshold 50%..

Penurunan tersebut merupakan penurunan

terendah sejak Desember 2011. Kondisi tersebut

mengindikasikan bahwa pertumbuhan produksi

manufaktur telah melambat secara signifikan.

Sementara itu Indeks Pesanan Baru (the new orders

index) mengalami penurunan sebesar 4,7% poin

MoM menjadi 49,8%, atau di bawah threshold

setelah berada di atas threshold selama 4 bulan

berturut-turut. Kondisi ini mengindikasikan bahwa

pesanan baru untuk perusahaan manufaktur juga

menunjukkan tanda-tanda penurunan.

Indeks Persediaan Bahan Baku Utama (main raw

materials inventory index) mencapai sebesar 45,1%,

Indeks Keyakinan Bisnis China (Persen perubahan YoY)

Page 20: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

20

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

atau turun 3,4% poin MoM dibandingkan bulan

April 2012. Indeks ini juga turun di bawah threshold

dan mencapai titik terendahnya sejak Februari

2009. Hal ini mengindikasikan bahwa persediaan

bahan baku utama untuk industri manufaktur terus

mengalami penurunan. Indeks Pekerjaan mencapai

sebesar 50,5%, atau mengalami penurunan sebesar

0,5% poin MoM dibandingkan dengan posisi bulan

April, namun masih tetap berada di atas threshold

selama 2 bulan berturut-turut. Kondisi ini

menunjukkan pertumbuhan permintaan pekerja di

sektor manufaktur sedikit mengalami perlambatan.

Terakhir untuk Indeks Waktu Pengiriman Supplier

(Supplier delivery time index), indeks tercatat

sebesar 49,0%, atau 0,6% poin lebih rendah

dibandingkan bulan April, dan tetap berada di

bawah threshold untuk 3 bulan berturut-turut.

Situasi ini menunjukkan bahwa waktu pengiriman

supplier manufaktur juga semakin melambat.

Sumber: Biro Statistik Nasional China

Selanjutnya mengenai perkembangan inflasi. Data

terbaru yang dirilis Biro Statistik Nasional China

menunjukkan bahwa Indeks Harga Konsumen (CPI)

pada bulan Mei sebesar 3,0% YoY, atau turun 0,4%

poin dari posisi bulan April yang sebesar 3,4%.

Angka ini dibawah perkiraan pasar yang sebesar

3,2%. Berdasarkan basis bulanan, indeks harga

konsumen turun sebesar -0,3% di bulan Mei, atau

lebih turun lagi dari -0,1% di bulan April 2012.

Harga-harga di perkotaan tumbuh 3,0% YoY,

sedangkan di wilayah pedesaan tumbuh 2,9%. Harga

pangan naik 6,4%, sementara harga non-pangan

naik 1,4%. Harga barang konsumsi naik 3,6% dan

harga layanan/jasa naik 1,7%. Apabila dirata-rata

dari bulan Januari hingga mei, maka terjadi kenaikan

harga konsumen sebesar 3,5% dibandingkan

periode yang sama tahun 2011.

Sumber: Biro Statistik Nasional China: www.alsosprachanalyst.com

Sumber: Biro Statistik Nasional China

Berdasarkan basis bulanan, harga konsumen turun

0,3%. Harga-harga di perkotaan dan di pedesaan

turun 0,3%. Harga pangan turun 0,8%, sedangkan

harga non-pangan tetap. Harga barang konsumsi

turun 0,4%, sementara harga layanan/jasa

meningkat 0,1%.

• KONDISI PEREKONOMIAN JEPANG

Setelah mengalami pertumbuhan ekonomi yang

cukup baik di awal tahun 2012, memasuki Quartal II

Pemerintah Jepang diharapkan untuk lebih berhati-

hati. Hal tersebut didasari oleh fakta bahwa di

Quartal II, PDB Jepang hanya tumbuh 0,3%, atau

turun dari 1,0% dibandingkan Quartal I 2012.

Indeks

Produksi

Indeks

Pesanan

Baru

Indeks

Persediaan

Bahan

baku

Utama

Indeks

Pekerjaan

Indeks

Waktu

Pengiriman

Supplier

Januari 50.5 53.6 50.4 49.7 47.1 49.7

Februari 51.0 53.8 51.0 48.8 49.5 50.3

Maret 53.1 55.2 55.1 49.5 51.0 48.9

April 53.3 57.2 54.5 48.5 51.0 49.6

Mei 50.4 52.9 49.8 45.1 50.5 49.0

PMI

Unit: %

2012

Indeks Keyakinan Bisnis China

Tingkat Inflasi di China (Persen perubahan)

Pangan

Tembakau

&

Minuman

Keras

Pakaian

Fasilitas RT,

Artikel dan

Jasa

Pemeliharaan

Layanan

Kesehatan

dan

Layanan

Personal

Transportasi

dan

Komunikasi

Rekreasi,

Pendidikan,

Budaya dan

Jasa

Rumah

Harga Konsumen YoY (Berbagai Tipe)

Page 21: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

21

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

Melambatnya pertumbuhan ekonomi Jepang di

Quartal II disebabkan oleh masih berlanjutnya krisis

di Euro Area yang sangat mempengaruhi ekspor

sementara konsumsi domestik masih belum stabil.

Para analis memperingatkan bahwa pertumbuhan

ekonomi Jepang dapat melambat lebih lanjut dalam

beberapa bulan mendatang di tengah iklim ekonomi

global yang masih tidak menentu. Permintaan

domestik kehilangan momentum dan ekspor

kemungkinan akan melemah karena masalah

hutang Eropa. Selalu ada kemungkinan bahwa

Jepang akan kembali ke periode jeda ekonomi

seperti yang terjadi pada periode Juli-September

2011.

Beberapa faktor yang diperkirakan akan

menghambat pertumbuhan ekonomi Jepang di

Quartal II yaitu sebagai berikut:

1. Pemulihan ekonomi yang berlangsung di AS

masih rapuh, sementara Euro Area masih terlilit

krisis hutang yang begitu besar;

2. Menguatnya mata uang Jepang telah membuat

segala sesuatunya menjadi lebih sulit bagi para

eksortir Jepang karena membuat harga barang-

barang mereka menjadi lebih mahal dan

keuntungan yang diperoleh lebih sedikit;

3. Berdasarkan data terbaru, jatuhnya permintaan

eksternal telah memotong 0,1% poin dari PDB

Jepang selama Quartal II 2012;

4. Pada saat yang sama, para pembuat kebijakan

menyadari bahwa suatu hal yang sulit untuk

meningkatkan konsumsi dalam negeri untuk

mengimbangi penurunan dalam penjualan luar

negeri; dan

5. Belanja rumah tangga dan konsumsi swasta

hanya tumbuh 0,1% sepanjang Quartal II, atau

turun dari 1,2% pertumbuhan yang terjadi di

Quartal I 2012.

Terhadap hal-hal tersebut, Hiroshi Miyazaki, Kepala

Ekonom pada Asset Management Company

memperkirakan bahwa permintaan eksternal akan

semakin melemah, sementara konsumsi dan

investasi swasta dipandang tidak cukup kuat untuk

mendukung pertumbuhan. Oleh karena itu,

Pemerintah Jepang kiranya perlu

mempertimbangkan berbagai kemungkinan untuk

memperkenalkan langkah-langkah baru dalam

rangka mendorong pertumbuhan.

Langkah-langkah tersebut, menurut para analis,

dibutuhkan karena dampak positif dari kegiatan

rekonstruksi di area-area yang terkena gempa bumi

dan tsunami tahun 2011 pada dasarnya juga akan

melambat di Semester II 2012. Belanja pekerjaan

umum untuk proyek-proyek rekonstruksi memang

masih akan terjadi, namun pertumbuhannya tidak

akan secepat yang terjadi di Quartal I. Rekonstruksi

memang merupakan kunci bagi pertumbuhan

ekonomi Jepang di Quartal I 2012.

Di sektor perdagangan, berdasarkan data yang dirilis

Kementerian Keuangan Jepang, neraca perdagangan

Jepang di bulan Mei mengalami defisit lebih besar

dari yang diperkirakan yaitu mencapai sebesar 907,3

miliar Yen atau 11,5 miliar dolar. Meningkatnya

defisit tersebut disebabkan oleh melonjaknya biaya

energi dan melemahnya permintaan dari Eropa.

Angka tersebut juga menggambarkan bahwa Jepang

mengalami defisit bulanan pertamanya dengan Uni

Eropa sejak perdagangan antar kedua wilayah

tersebut dimulai pada tahun 1979. Tercatat di bulan

Mei Jepang mengalami defisit sebesar 11,1 miliar

Yen dari perdagangannya dengan Uni Eropa.

Secara keseluruhan, defisit perdagangan Jepang di

bulan Mei mencatat rekor bulanan yang selama ini

terjadi. Angka ini juga 5,4% lebih tinggi

dibandingkan dengan defisit perdagangan Jepang di

periode yang sama tahun 2011 yang sebesar 860,7

miliar Yen. Selain itu, defisit tersebut juga lebih

besar dari perkiraan defisit yang dibuat para

ekonom yang sebesar 520 miliar Yen.

Permintaan dari Eropa, yang merupakan pasar

utama bagi produk Jepang, terus menurun. Kondisi

ini berbanding terbalik dengan tahun sebelumnya

dimana perdagangan Jepang mengalami surplus

sebesar 25,6 miliar dolar. Penyebab utama dari

defisit tersebut adalah anjloknya ekspor microchips

dan komponen elektronik lainnya.

Meningkatnya defisit perdagangan pada

kenyataannya kontras dengan total ekspor Jepang

yang justru mengalami peningkatan sebesar 10,0%

menjadi 5,23 triliun Yen. Peningkatan dalam ekspor

utamanya disebabkan oleh melonjaknya pengiriman

mobil beserta suku cadangnya yang didorong oleh

permintaan dari AS.

Sementara itu impor meningkat 9,3% dibandingkan

tahun 2011 menjadi 6,14 triliun Yen. Peningkatan

dalam impor utamanya disebabkan oleh

Page 22: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

22

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

peningkatan dalam pembelian minyak dan gas dari

luar negeri.

Sumber: Kementerian Keuangan Jepang

Saat ini, Jepang tengah berjuang memenuhi

kebutuhan energinya dan beralih ke alternatif

bahan bakar fosil yang mahal setelah reaktor

nuklirnya dihentikan pasca krisis atom yang terjadi

di Fukushima tahun 2011. Menurut Satoshi Osanai,

ekonom pada Daiwa Institute of Research,

meningkatnya volume dan nilai impor dikarenakan

pembelian bahan bakar oleh perusahaan-

perusahaan energi meningkat untuk mengantisipasi

permintaan yang tinggi pada musim panas. Karena

hal tersebut, defisit kemudian terjadi lebih besar

dari yang diperkirakan. Namun mengingat lonjakan

tersebut hanya bersifat musiman, Onasai

menyatakan bahwa pemerintah dan masyarakat

Jepang tidak perlu terlalu pesimis dengan nasib

ekonomi Jepang.

Sementara menurut ekonom lainnya, Norio

Miyagama dari Mizuho Research and Consulting,

neraca perdagangan kemungkinan akan tetap defisit

setidaknya untuk sisa tahun fiskal yang akan

berakhir pada Maret 2013. Impor akan tetap tinggi

sehubungan dengan adanya kebutuhan terhadap

energi, sedangkan perbaikan ekspor harus tetap

tenang karena perekonomian Asian dan Eropa tidak

begitu kuat.

Dari sisi tenaga kerja, berdasarkan data yang dirilis

Kementerian Hubungan Internal dan Komunikasi

Jepang, situasi pasar tenaga kerja sedikit mengalami

perbaikan. Meskipun banyak pekerjaan yang hilang,

tingkat pengangguran sedikit turun hingga

mencapai 4,4%, atau turun 0,2% dari 4,6% di bulan

April 2012.

Di bulan Mei, jumlah orang yang bekerja bertambah

100.000 orang dibandingkan dengan 200.000 orang

yang meninggalkan lapangan kerja. Rasio jumlah

orang yang melamar pekerjaan dengan jumlah

pekerjaan yang tersedia meningkat menjadi 0,81,

yang berarti ada 81 pekerjaan dari 100 pelamar.

Situasi ini memberi tanda bahwa kondisi di pasar

tenaga kerja sedikit membaik.

Pertumbuhan pekerjaan dilaporkan terjadi di sektor

konstruksi, pelayanan kesehatan, dan

pemerintahan. Sebaliknya, pekerjaan yang hilang

terjadi di sektor perdagangan grosir dan ritel,

transpirtasi, informasi dan telekomunikasi. Selain

itu, di sektor manufaktur juga sedang terjadi tren

penurunan pekerjaan. Kondisi tersebut terjadi

karena para pengusaha tengah dalam proses

reorganisasi basis produksi mereka sebagai respons

terhadap apresiasi Yen. Hal yang sama juga

dirasakan oleh subkontraktor.

Situasi ketenagakerjaan diperkirakan dapat

memburuk pada semester kedua tahun ini. Secara

khusus, sektor manufaktur diperkirakan akan

kehilangan lebih banyak pekerjaan. Sebaliknya,

tawaran pekerjaan diharapkan akan tetap banyak di

sektor perawatan kesehatan.

Meski demikian, karena angkatan kerja terus

menyusut, tingkat pengangguran diprediksikan bisa

turun di bawah angka 4% selama 2013. Pengetatan

pasar tenaga kerja dapat mendorong pemberian

upah yang lebih tinggi. Sejak Februari, perubahan

tahunan pendapatan masyarakat telah berada di

wilayah yang positif.

Pasar Tenaga Kerja Jepang

Maret ‘12 April ‘12 Mei ‘12

Angkatan

Kerja (%, y/y) 0,1 0,1 0,0

Tenaga Kerja

(%, y/y) 0,3 0,3 0,3

Tingkat

Pengangguran

(%)

4,5 4,6 4,4

Rasio

Pekerjaan-

Pelamar

0,76 0,79 0,81

Sumber: Kementerian Hubungan Internal dan Komunikasi Jepang

Defisit Mei 2012:

907,3 miliar Yen

Neraca Perdagangan Jepang (April-dalam miliar Yen)

Page 23: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

23

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

Sumber: Kementerian Hubungan Internal dan Komunikasi Jepang

Beralih ke produksi industri. Di bulan Mei, produksi

industri Jepang mengalami penurunan sebesar 3,1%

dibandingkan bulan April, yang menunjukkan

penurunan kedua kalinya berturut-turut dalam dua

bulan terakhir. Namun dibandingkan periode yang

sama tahun sebelumnya, terjadi kenaikan sebesar

6,2%. Indeks produksi pada bulan Mei sebesar 92,4

berdasarkan penyesuaian musiman atau yang

terendah sejak bulan Mei tahun lalu yang sebesar

89,4.

Kementerian Ekonomi, Industri dan Perdagangan

menyatakan bahwa melambatnya ekspor kendaraan

ke Eropa menjadi penyebab utama penurunan.

Sementara itu para operator pabrik

memproyeksikan bahwa rebound dalam produksi

akan dipimpin oleh produksi chips dan mesin umum

di tengah rentannya pemulihan ekonomi yang di

didukung oleh permintaan domestik. Selain itu,

penurunan juga disebabkan oleh penurunan

produksi di pabrik-pabrik dan sektor pertambangan.

Gambaran produksi bulan Mei pada dasarnya

sejalan dengan titik tengah perkiraan penurunan

sebesar 3,0% berdasarkan survei ekonom MNI, dan

hampir cocok dengan perkiraan penurunan 3,2%

dalam laporan METI sebelumnya. Berdasarkan

survei terakhir METI terhadap perusahaan-

perusahaan di Jepang, produksi secara keseluruhan

diperkirakan akan meningkat 2,7% MoM di bulan

Juni (revisi dari peningkatan 2,4% pada survei

sebelumnya) sebelum meningkat 2,4% di bulan Juli.

Industri yang terutama berkontribusi terhadap

penurunan produksi yaitu: 1) peralatan transportasi;

2) kimia (kecuali obat-obatan); dan 3) mesin umum.

Peralatan transportasi, terutama mobil mengalami

penurunan 11,1% dibandingkan bulan April, yang

merupakan penurunan pertama dalam 3 bulan

terakhir. Sebelumnya output peralatan transportasi

meningkat 6,1% di bulan April. Peningkatan ini

sebagai dampak positif dari dihidupkannya kembali

subsidi pemerintah untuk membeli kendaraan

rendah emisi. Pejabat METI mengatakan bahwa

produksi kendaraan berkontribusi terhadap

penurunan sekitar 70% dari produksi industri di

bulan Mei, yang sebagian disebabkan oleh

penurunan ekspor ke Eropa yang terkena krisis.

Sementara itu komoditi yang berkontribusi utama

terhadap penurunan produksi yaitu mobil

berpenumpang besar, truk besar, dan mobil

berpenumpang kecil.

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, produksi

di bulan Mei tumbuh 6,2%. Data lain di bulan Mei

menunjukkan bahwa pengiriman/pengapalan turun

1,5% MoM, persediaan turun 0,6% MoM,

sedangkan rasio persediaan juga turun 3,7%. Secara

keseluruhan, pertumbuhan di sektor industri bulan

Mei lebih buruk dibandingkan bulan April 2012.

Indeks Penyesuaian

Musiman Indeks Orisinal

Indeks

% perubahan

dari bulan

sblmnya

Indeks

% perubahan

dari tahun

sblmnya

Produksi 92.4 -3.1 88.8 6.2

Pengapalan 95.0 -1.5 88.8 11.6

Persediaan 108.9 -0.6 107.8 4.8

Rasio

Persediaan

118.7 -3.7 126.4 -2.3

Sumber: Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI)

Berikutnya terkait dengan Indeks Keyakinan

Konsumen (Consumer Confidence Index/CCI). Sedikit

berbeda dengan produksi industri, memasuki bulan

Mei atau di pertengahan Quartal II 2012, Indeks

Keyakinan Konsumen Jepang sedikit mengalami

perbaikan. Berdasarkan data yang dirilis oleh Kantor

Kabinet Jepang, kondisi ini terjadi utamanya

disebabkan oleh semakin banyaknya orang yang

percaya akan keamanan pekerjaan, pertumbuhan

pendapatan dan kondisi ekonomi mereka secara

keseluruhan dalam 6 bulan ke depan. Peningkatan

dalam indeks terjadi setelah indeks mengalami

penurunan pertama kalinya secara MoM dalam 12

bulan terakhir di bulan April 2012.

4,4%

Tingkat Pengangguran di Jepang (dalam persen)

Page 24: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

24

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

Tercatat Indeks Keyakinan Konsumen meningkat

menjadi 40,7 dari 40,0 di bulan April 2012. Indeks di

bulan Mei merupakan yang tertinggi sejak Februari

2011 dimana indeks pada saat itu sebesar 41,2

sebelum bencana gempa bumi menyebabkan indeks

turun. Dari 4 (empat) komponen sub-indeks yang di

survei, 4 sub-indeks yang mencakup mata

pencaharian, kondisi lapangan kerja, dan keinginan

untuk membeli barang tahan lama semuanya

menunjukkan adanya perbaikan dari bulan

sebelumnya. Survei yang terakhir dilakukan pada

tanggal 15 Maret mencakup 6.720 rumah tangga

dengan 5.034 diantaranya sebagai responden.

Sumber: Kantor Kabinet Jepang; Institut Penelitian Ekonomi dan Sosial

(Economic and Social Research Institute/ESRI)

Sumber: Kantor Kabinet Jepang; Institut Penelitian Ekonomi dan Sosial

(Economic and Social Research Institute/ESRI)

Keterangan

IKK : Indeks Keyakinan Konsumen

MPK : Mata Pencaharian Keseluruhan

PP : Pertumbuhan Pendapatan

Pek : Pekerjaan

KMBTL : Keinginan untuk Membeli BarangTahan Lama

Terakhir terkait dengan perkembangan inflasi.

Inflasi harga konsumen di Jepang pada bulan Mei

turun menjadi 0,2% dari 0,5% di bulan April. Tidak

termasuk makanan segar, inflasi bahkan jatuh tepat

di bawah nol. lebih jauh lagi, dengan mengecualikan

makanan dan energi, inflasi turun menjadi -0,6%.

Penurunan harga dapat dikaitkan dengan dua alasan

utama. Pertama, inflasi energi harga turun di bulan

Mei menjadi 3,7% dari 5,4% di bulan sebelumnya.

Selain itu, harga barang-barang rumah tangga juga

mengalami tren yang menurun. Pada bulan Mei,

harga barang-barang tersebut 11% lebih rendah

dibandingkan tahun 2011. Kondisi ini terjadi

sebagian disebabkan oleh perkembangan teknologi.

Inflasi diperkirakan akan meningkat secara bertahap

karena meningkatnya biaya tenaga kerja dan yang

lebih penting lagi meningkatnya harga komoditas.

inflasi tidak termasuk makanan segar diperkirakan

akan segera kembali ke wilayah positif dan tetap

ada sampai akhir tahun 2013, meskipun masih di

bawah target Bank of Japan yang sebesar 1%

Sumber: Kementerian Hubungan Internal dan Komunikasi Jepang;

Inflasi Bulanan

Periode Inflasi

Mei 2012 0.200 %

April 2012 0.501 %

Maret 2012 0.501 %

Februari 2012 0.301 %

Januari 2012 0.100 %

Desember 2011 -0.201 %

November 2011 -0.501 %

Oktober 2011 -0.200 %

September 2011 0.000 %

Sumber: global-rates.com

IKK MPK PP Pek KMBTL

2011.Jan 41,1 42,7 41,0 38,6 41,9

Feb 40,6 41,5 40,6 38,8 41,5

Mar 38,3 38,3 39,5 36,4 38,8

Apr 33,4 34,9 36,9 28,1 33,5

Mei 34,8 36,5 37,5 28,7 36,4

Jun 36,2 37,7 37,7 31,0 38,4

Jul 37,7 39,1 38,3 33,4 39,9

Agt 37,4 39,1 38,9 32,6 39,1

Sep 38,5 40,1 39,8 34,4 39,7

Okt 38,6 39,9 39,3 34,8 40,5

Nov 37,5 39,1 38,5 33,1 39,4

Des 38,1 39,4 38,0 34,5 40,6

2012.Jan 39,6 40,6 39,3 36,6 41,7

Feb 39,1 40,4 38,7 36,2 41,2

Mar 40,1 40,7 39,3 38,0 42,2

Apr 40,1 40,2 39,5 38,5 42,0

Mei 40,7 41,2 40,1 39,0 42,6

Tingkat Inflasi di Jepang

0,200%

Indeks Kepercayaan Konsumen Jepang

40,7

Page 25: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

25

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

• PENGARUHNYA TERHADAP INDONESIA

Memasuki pertengahan Quartal II 2012 atau di

bulan Mei, outlook ekonomi jangka pendek

Indonesia masih dipengaruhi oleh berbagai gejolak

dan perkembangan yang terjadi di dunia

internasional. Yang membedakan hanyalah

fokusnya yang telah sedikit bergeser. Di akhir tahun

2011, outlook pasar keuangan dan ekonomi dunia

yang terus mengalami penurunan dan ancaman

ketidakpastian ekonomi dunia mendominasi dan

mempengaruhi perekonomian Indonesia. Berbagai

bukti berlanjutnya pelemahan ekonomi global terus

bermunculan seiring dengan ditemuinya berbagai

sinyal positif pemulihan ekonomi.

Triwulan I 2012 mencatatkan beberapa

pertumbuhan positif dalam pasar keuangan dunia.

Meski demikian, sensitifitasnya masih tetap tinggi

karena perkembangan di zona Eropa dan

pengumuman data ekonomi makro masih sangat

mempengaruhi. Terlebih, peningkatan harga

minyak yang begitu tajam menghadirkan dimensi

baru yang sangat membutuhkan perhatian. Terus

berlanjutnya peningkatan harga minyak dunia tidak

dipungkiri akan berdampak negatif terhadap

outlook pertumbuhan. Untuk Indonesia, risiko fiskal

dalam kaitannya dengan subsidi BBM Indonesia

berpotensi meningkat tajam apabila krisis harga

minyak terus terjadi. Oleh karena itu, penting bagi

pemerintah untuk melakukan perubahan dalam

Anggaran Pemerintah tahun 2012 dalam rangka

mengantisipasi kenaikan harga BBM bersubsidi

sesuai ketentuan yang berlaku.

Hal lain yang juga berpengaruh terhadap outlook

ekonomi jangka pendek Indonesia adalah

meningkatnya harga komoditas non-energi

internasional dan rencana restrukturisasi hutang

Yunani serta upaya-upaya kebijakan lain di Zona

Eropa. Terkait restrukturisasi hutang Yunani, Fauzi

Ichsan, Kepala Ekonom Standard Chartered Bank,

mengatakan bahwa sedikitnya ada tiga skenario

yang mungkin terjadi di wilayah Eropa terkait

dengan penentuan rakyat Yunani terhadap

kebijakan negerinya.

Skenario pertama mengasumsikan rakyat Yunani

memilih partai politik yang mendukung program

IMF. Apabila hal ini terjadi, maka Yunani akan tetap

berada di zona Euro dan meneruskan

keanggotaannya di EU. Konsekuensinya, Yunani

harus mau melakukan program pengetatan yang

dipersyaratkan oleh IMF. Melalui skenario ini,

ekonomi Eropa diprediksikan akan berkontraksi

0,8%, sedangkan ekonomi Indonesia diperkirakan

masih akan mengalami pertumbuhan 6%. Rupiah

diperkirakan akan kembali menguat ke level

Rp9.000 per dolar AS pada akhir tahun.

Skenario kedua mengandaikan rakyat Yunani

menjatuhkan pilihannya pada partai politik yang

tidak tunduk terhadap program IMF dan Uni Eropa

meskipun harus menanggung konsekuensi tidak jadi

dicairkannya dana bantuan untuk negara mereka

pada bulan Juli. Pilihan tersebut akan memposisikan

Yunani sebagai negara yang kehabisan uang

sehingga tidak bisa membayar utang dan memenuhi

kewajibannya membayar gaji PNS, pegawai BUMN,

dan para pensiunan.

Dampak dari pilihan ini ialah IMF maupun Uni Eropa

akan bertindak cepat untuk meredam krisis

keuangan yang parah ini. Mereka diperkirakan akan

menggelontorkan likuiditas untuk perbankan di

Eropa dan menyuntikkan dana segar dalam rangka

menjaga agar kontraksi ekonomi Eropa tidak terlalu

dalam, dan tetap berada di kisaran 2%-3%. Dari

situasi ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia

diprediksikan akan tumbuh 5,8% dengan Rupiah

diperkirakan akan melemah ke posisi Rp9.900 per

dolar AS, meskipun akan kembali ke posisi Rp9.200

di akhir tahun 2012.

Skenario ketiga atau yang lebih ekstrim ialah Yunani

memutuskan untuk keluar dari zona Eropa,

sedangkan IMF maupun Uni Eropa dan Bank Sentral

Eropa tidak memiliki waktu yang cukup untuk

meredam krisis akibat keputusan tersebut, sehingga

krisis menjalar ke seluruh daratan Eropa. Akibat

keputusan ini, ekonomi Eropa diperkirakan akan

mengalami kontraksi sebesar 5,8%. Dampaknya

terhadap Indonesia, pertumbuhan ekonomi

Indonesia diperkirakan akan ikut tertekan ke level

4,8% dengan Rupiah akan menembus level

Rp10.000 per dolar AS, dan kembali menguat ke

level Rp9.300-9.400 di akhir tahun.

Dari tiga skenario di atas, Fauzi Ichsan

mengungkapkan bahwa peluang terjadinya skenario

ketiga hanya 10% dan skenario dua 50%. Namun

harapan masyarakat internasional adalah kedua

skenario tersebut tidak terjadi dan Yunani mau

mengikuti skenario pertama. Terkait hal tersebut,

Fauzi menegaskan yang perlu dilakukan pemerintah

dalam mengantisipasi dampak terburuk adalah

merealisasikan program Masterplan Percepatan

Page 26: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

26

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

(MP3EI) sesuai dengan rencana. Sedangkan dari sisi

Bank Indonesia, lembaga ini harus melakukan

intervensi di pasar valuta asing, bahkan apabila

diperlukan bisa menaikkan suku bunga.

Selain meningkatnya harga komoditas non-energi

internasional dan rencana restrukturisasi hutang

Yunani, pasar ekuitas dan obligasi pemerintah juga

masih mungkin terpengaruh. Hal tersebut

dikarenakan investor asing masih rentan terhadap

perubahan-perubahan yang terjadi di kedua pasar

ini. Untuk mengantisipasinya, yang harus dilakukan

pemerintah adalah memperkuat manajemen dan

melakukan persiapan dalam menghadapi krisis.

Sehubungan dengan kondisi-kondisi di atas,

menarik untuk menyimak pendapat berbagai pihak

terkait dengan kondisi perekonomian Indonesia.

Mike Smith, CEO ANZ Group misalnya,

mengemukakan bahwa Indonesia merupakan salah

satu negara yang dianggap siap apabila

perekonomian global sewaktu-waktu berubah dan

keluar dari skenario terburuk yang telah ditetapkan.

Dengan krisis yang tengah terjadi dalam

perekonomian global, tidak ada negara yang kebal

terhadap krisis tersebut. Indonesia dalam hal ini

juga akan terkena dampaknya. Namun Smith

menegaskan bahwa dampaknya diperkirakan masih

cukup kecil bagi Indonesia. Indonesia dipandang

memiliki peralatan yang cukup untuk menghadapi

dampak dari krisis global yang bisa masuk kapanpun

ke Indonesia.

Senada dengan Smith, Bank Dunia juga telah

mengeluarkan laporan yang salah satunya

menyampaikan bahwa Indonesia merupakan

negara yang dianggap mampu melewati krisis yang

terjadi di Eropa dan AS, dengan tingkat

pertumbuhan diprediksi masih akan berada di

kisaran 6%. Meski demikian, kondisi ini hendaknya

tidak membuat Indonesia terlena, malah sebaliknya

Indonesia harus tetap meningkatkan kesiagaannya

guna menghindari dampak jang panjang dari krisis

tersebut.

Sebagai negara berkembang, Indonesia bisa

dikatakan lebih kuat dibandingkan negara

berkembang lainnya. Namun seperti yang

disampaikan oleh Smith, Indonesia juga tidak akan

bisa sepenuhnya menghindar dari dampak

penurunan ekonomi global. Stefan Koeberle, Kepala

Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia,

mengungkapkan bahwa gejolak yang sempat terjadi

dalam aliran modal portoflio Indonesia dan pasar

saham dalam negeri menunjukkan dengan jelas

bahwa ekonomi Indonesia tidak kebal dari

ketidakpastian yang melanda zona Eropa.

Banyaknya investor asing yang menarik keluar aliran

dananya dan kepemilikan asetnya dari Indonesia

guna menghindari tingginya risiko internasional juga

menjadi bukti kuat bahwa Indonesia pun rentan

terkena pengaruh dari krisis ekonomi global. Aliran

keluar portofolio, neraca perdagangan yang

melemah, rupiah yang terus tertekan dan

terdepresiasi terhadap Dolar AS, serta pengetatan

likuiditas Dolar AS di dalam negeri menjadi

indikator-indikator yang harus diwaspadai oleh

pemerintah dalam rangka menjaga perekonomian

Indonesia tetap tumbuh.

Selain itu, hal lain yang juga perlu diwaspadai

menurut Koeberle yaitu penurunan ekspor utama

Indonesia. Dengan masih belum jelasnya

penyelesaian krisis Eropa dan potensi yang masih

berlanjut terhadap tekanan lain yang dapat

menurunkan proyeksi global seperti China atau

negara berkembang lainnya, kemungkinan lebih

buruk bagi lingkungan eksternal jangka pendek

Indonesia masih mungkin terjadi.

Mendukung apa yang disampaikan oleh Koeberle,

Sri Mulyani Indrawati, mantan Menteri Keuangan

Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Managing

Director di Bank Dunia juga yakin bahwa Indonesia

dan Asia Tenggara pada umumnya, akan bisa

bertahan dari dampak buruk krisis hutang Eropa.

Disampaikan oleh Sri Mulyani bahwa negara-negara

di Asia Tenggara memiliki modal yang relatif tidak

banyak dimiliki oleh negara-negara di wilayah lain

Asia.

Modal tersebut berupa kemampuan melakukan

manuver dari ruang kebijakannya, baik dari sisi fiskal

maupun moneter. Meski demikian, Sri Mulyani

mengingatkan agar para pemimpin ASEAN tidak

boleh sekalipun menganggap remeh dampak krisis

Eropa tersebut. Hal itu dikarenakan pada saat yang

sama perekonomian China sedang mengalami

penyesuaian.

Memperhatikan apa yang disampaikan oleh pihak-

pihak di atas, hal tersebut kiranya masih sesuai

dengan perkembangan yang terjadi dalam

perekonomian Indonesia. Berdasarkan data terbaru

dirilis BPS pada bulan Juni 2012, PDB Indonesia

tercatat mengalami pertumbuhan 6,3% YoY pada

Page 27: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

27

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

Quartal I 2012, dibandingkan PDB Quartal I 2011.

Semua sektor berkontribusi terhadap pertumbuhan

ini, dengan pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh

sektor pengangkutan dan komunikasi yaitu sebesar

10,3%.

Sumber: BPS, diolah

Tercatat perekonomian Indonesia pada Quartal I

2012 mencapai Rp1.972,4 triliun (atas dasar harga

berlaku). Sedangkan bila diukur atas dasar harga

konstan 2000, PDB Indonesia mencapai Rp632,8

triliun.

Sumber: BPS, diolah

Secara quartalan, data yang dirilis BPS mencatat

pertumbuhan ekonomi Indonesia di Quartal I 2012

naik 1,4% dibandingkan Quartal IV 2011. Sektor

pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan;

pengangkutan dan komunikasi; serta sektor

keuangan, real estat, dan jasa perusahaan

berkontribusi terhadap peningkatan PDB Indonesia

di Quartal I 2012.

Sumber: BPS, diolah

Dengan 20,9% pertumbuhan, sektor pertanian,

peternakan, kehutanan, dan perikanan menjadi

sektor dengan pertumbuhan tertinggi. Musim

panen menjadi faktor pendukung tingginya

pertumbuhan sektor-sektor ini dibanding sektor

lain.

Memperhatikan sisi pengeluaran, beberapa faktor

yang mendorong pertumbuhan PBD Quartal I 2012

dibandingkan dengan Quartal I 2011, yaitu sebagai

berikut:

1. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)

tumbuh 9,9%;

2. Konsumsi Pemerintah mengalami kenaikan

sebesar 5,9%;

3. Konsumsi Rumah Tangga naik sebesar 4,9%;

4. Ekspor Barang dan Jasa naik sebesar 7,8%; dan

5. Impor Barang dan Jasa naik 8,2%.

Sumber: BPS, diolah

Lapangan Usaha Q1-2011 Q4-2011 Q1-2012 Q1-2011 Q4-2011 Q1-2012

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 274.8 241.8 300.2 79.0 67.9 82.1

2. Pertambangan dan Penggalian 208.8 239.9 251.0 46.9 47.9 48.2

3. Industri Pengolahan 422.7 470.6 465.8 152.0 163.9 160.6

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 13.1 14.6 14.8 4.5 4.9 4.8

5. Konstruksi 173.8 204.3 198.5 37.8 42.2 40.5

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 237.5 268.2 266.5 103.2 114.1 112.0

7. Pengangkutan dan Komunikasi 116.9 129.3 130.2 57.9 63.0 63.9

8. Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 128.7 139.0 143.4 57.9 60.2 61.6

9. Jasa-Jasa 174.6 213.9 202.0 56.0 59.9 59.1

PDB 1.750,9 1.921,6 1.972,4 595,2 624,0 632,8

PDB Tanpa Migas 1.603,9 1.765,5 1.807,9 560,1 589,1 597,8

Harga Berlaku Harga Konstan 2000

Q1 2012 Q1 2012 Sumber

terhadap terhadap Pertumbuhan

Q4 2011 Q4 2011 Quartal I 2012 (%)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 0,5 4,9 2,8

2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah -45,1 5,9 0,4

3. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) -4,8 9,9 2,3

4. Ekspor Barang dan Jasa -7,2 7,8 3,7

5. Dikurangi Impor Barang dan Jasa -6,2 8,2 3

PDB 1,4 6,3 6,3

PDB Indonesia Quartal 1 2012 (Nominal)

PDB Indonesia Quartal 1 2012 (Persen)

Laju Pertumbuhan PDB Indonesia

Menurut Lap Usaha (%)

Page 28: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

28

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

Sumber: BPS, diolah

Cukup baiknya pertumbuhan PDB Indonesia di

Quartal I 2012 didukung oleh data yang dirilis BPS

untuk sektor perdagangan yang menggambarkan

pertumbuhan sektor ini di bulan Mei 2012.

Memasuki pertengahan Quartal II 2012, nilai ekspor

Indonesia secara umum mengalami kenaikan 3,41%

dibandingkan ekspor bulan April 2012, dengan nilai

ekspor mencapai 16,72 miliar dolar. Namun

dibandingkan dengan bulan Mei 2011, nilai ekspor

Indonesia mengalami penurunan sebesar 8,55%.

Sumber: BPS

Sumber: BPS, diolah

Nilai ekspor non-migas Indonesia di bulan Mei 2012

mengalami kenaikan sebesar 4,00% dibandingkan

ekspor non-migas bulan April 2012, mencapai 13,12

miliar dolar. Dibandingkan bulan yang sama tahun

2011, nilai ekspor non-migas Indonesia di bulan April

2012 turun 7,72%. Sementara itu ekspor migas

Indonesia di bulan Mei juga naik 1,33% dibandingkan

bulan April 2012, mencapai 3,61 miliar dolar.

Sumber: BPS, diolah

Kondisi yang sama juga dialami oleh impor yang

mengalami kenaikan. Di bulan Mei 2012, impor

Indonesia mengalami kenaikan sebesar 1,61%

dibandingkan impor bulan April 2012, mencapai

17,21 miliar dolar dari sebelumnya 16,94 miliar

dolar. Sedangkan bila dibandingkan dengan bulan

yang sama tahun 2011 (14,83 miliar dolar), terjadi

kenaikan cukup tajam sebesar 16,09%.

Dari total impor, impor non-migas di bulan Mei naik

sebesar 6,13% (0,78 miliar dolar) menjadi 13,60

miliar dolar dibandingkan bulan April yang sebesar

12,82 miliar dolar. Untuk periode Januari-Mei 2012,

impor non-migas mencapai 61,65 miliar dolar atau

mengalami kenaikan sebesar 17,39% dibandingkan

periode yang sama tahun 2011 (52,51 miliar dolar).

Sementara itu impor migas Indonesia di bulan Mei

2012 mengalami penurunan sebesar 12,44% (0,51

miliar dolar) menjadi 3,61 miliar dolar dari

sebelumnya 4,12 miliar dolar di bulan April 2012.

Untuk periode Januari-Mei 2012, impor migas

mencapai 18,25 miliar dolar atau meningkat sebesar

14,09% dibandingkan periode yang sama tahun

2011 (16,00 miliar dolar).

Apr-12 Mei -12 Jan-Mei 2011 Jan-Mei 2012

Tota l Ekspor 16.173,2 16.724,8 80.229,2 81.415,0 3,41 1,48

Migas 3.560,7 3.608,2 15.990,5 17.153,1 1,33 7,27

Nonmigas 12.612,5 13.116,6 64.238,7 64.261,9 4,00 0,04

Ni l a i FOB (Juta US$)Ura ian

% Perubahan

Mei -12 thd

Apr-12

% Perubahan

Jan-Mei 2012

thd 2011

Pertumbuhan Komponen PDB Pengeluaran (%)

Perkembangan Nilai Ekspor Indonesia

16,72 M dolar

13,12 M dolar

3,61 M dolar

Ringkasan Perkembangan Ekspor

(Januari-Mei 2012)

Page 29: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

29

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

Sumber: BPS, diolah

Beralih ke Indeks Keyakinan Konsumen (IKK).

Berdasarkan survei yang dilakukan Bank Indonesia,

keyakinan konsumen di Indonesia sedikit membaik.

Setelah mengalami penurunan sejak bulan Februari

hingga April 2012 pasca ditundanya kenaikan harga

BBL bersubsidi pada bulan April, IKK di bulan Mei

mulai kembali menunjukkan peningkatan, ditandai

dengan kenaikan IKK dari 102,5 di bulan April

menjadi 109,0 atau naik 6,5 poin.

Sumber: Bank Indonesia

Yang mendorong terjadinya kenaikan tersebut

adalah peningkatan pada dua komponen indeks

pembentuk IKK yaitu Indeks Keyakinan Konsumen

terhadap Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) serta

peningkatan Indeks Ekspektasi Konsumen terhadap

Perekonomian 6 bulan mendatang (IEK). Kedua

indeks tercatat mengalami peningkatan 6,3 poin (

dari 97,6 menjadi 103,8) dan 6,7 poin (dari 107,5

menjadi 114,3).

Bank Indonesia telah melakukan survei IKK di 18

kota. Dari 18 kota tersebut, 13 kota mengalami

peningkatan IKK pada bulan Mei 2012. Makassar

menjadi kota dengan peningkatan IKK terbesar

mencapai 18,7 poin, diikuti oleh Bandung dan

Padang yang masing-masing mengalami

peningkatan IKK sebesar 10,1 poin dan 9,8 poin.

Berdasarkan tingkat pengeluaran, kelompok

responden yang memiliki pengeluaran 5 juta atau

lebih per bulannya mengalami kenaikan IKK

tertinggi. Sedangkan berdasarkan tingkat

pendidikan, responden dengan pendidikan

pascasarjana mengalami peningkatan IKK terbesar.

Masih berdasarkan survei BI, Indeks Kondisi

Ekonomi (IKE) saat ini tercatat mengalami

penurunan sebesar 4,9 poin menjadi 97,6 dari

sebelumnya 102,4. Sementara Indeks Ekspektasi

Konsumen (IEK) di bulan April juga mengalami

penurunan 4,6 poin dari 112,1 menjadi 107,5.

Melemahnya persepsi masyarakat pada bulan April

lebih disebabkan oleh ekspektasi melambatnya

kondisi perekonomian, tingginya tingkat inflasi, dan

menurunnya omset usaha.

Terakhir terkait dengan inflasi. Menurut data

bulanan sosial ekonomi Indonesia yang dikeluarkan

BPS, inflasi pada bulan Mei tercatat sebesar 0,07%.,

sedangkan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar

131,41. Tiga puluh tujuh kota mengalami inflasi

sedangkan 29 kota mengalami deflasi dari 66 kota

yang disurvei.

Pontianak tercatat sebagai kota dengan inflasi dan

IHK tertinggi sebesar masing-masing 0,93% dan

142,11. Sementara itu Balikpapan menjadi kota

dengan inflasi dan IHK terendah yaitu masing-

masing sebesar 0,04% dan 139,17. Pangkal Pinang

menjadi kota dengan tingkat deflasi tertinggi yaitu

sebesar 1,15%, dengan IHK-nya mencapai 143,41.

Sedangkan Bogor menjadi kota dengan deflasi

terendah yaitu sebesar 0,03% dengan IHK 130,35.

Apr-12 Mei-12 Jan-Mei 2011 Jan-Mei 2012

Total Impor 16.937,9 17.210,8 68.508,9 62.369,2 1,82 16,18

Migas 4.120,4 3.608,1 15.995,5 14.506,1 -0,59 17,48

Nonmigas 12.817,5 13.602,7 52.513,7 47.863,1 2,60 15,79

UraianNilai CIF (Juta US$)

%

Perubahan

Mei-12 thd

% Perubahan

Jan-Mei 2012

thd Jan-Mei

Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia

(Mei 2012)

Perkembangan Impor Indonesia

(Januari-Mei 2012)

109,0

Page 30: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

30

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

Berdasarkan jenis pengeluaran rumah tangga,

kenaikan harga menjadi penyebab utama inflasi

umum (headline inflation). Data yang dirilis BPS

mencatat bahwa indeks kelompok makanan jadi,

minuman, rokok, dan tembakau (0,40%);

perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar

(0,18%); kesehatan (0,18%); pendidikan, rekreasi

dan olahraga (0,02%); serta transportasi,

komunikasi, dan jasa keuangan (0,07%) semuanya

mengalami kenaikan. Sedangkan penurunan harga

terjadi pada kelompok bahan makanan (0,12%) dan

sandang sebesar 0,22%.

Laju Inflasi Bulan ke Bulan, Tahun Kalender

dan Year on Year, Gabungan 66 Kota,

2010-2012

Sumber: BPS

Inflasi yang terjadi pada bulan Mei 2012 (0,07%)

lebih rendah dibandingkan dengan bulan Mei 2011

dimana terjadi inflasi sebesar 0,12%. Sementara itu

inflasi tahun kalender 2012 sebesar 1,15%,

sedangkan inflasi YoY (Mei 2012 terhadap Mei

2011) sebesar 4,45%.

Secara umum menjelang akhir Quartal II 2012,

outlook ekonomi jangka pendek Indonesia masih

dipengaruhi oleh berbagai gejolak dan

perkembangan yang terjadi di dunia internasional.

Terus menurunnya outlook pasar keuangan dan

ekonomi dunia serta ancaman ketidakpastian yang

melanda ekonomi masih cukup mempengaruhi

perekonomian Indonesia.

Meskipun beberapa pihak seperti ANZ, Bank Dunia

hingga prediksi dari mantan Menteri Keuangan Sri

Mulyani masih memprediksikan Indonesia sebagai

negara yang dianggap mampu melewati krisis yang

terjadi di Eropa dan AS, kondisi ini hendaknya tidak

membuat Indonesia terlena. Sebaliknya, Indonesia

seharusnya bersiaga agar dampak jang panjang dari

krisis tersebut tidak melanda Indonesia di masa

yang akan datang.

Sebagai negara yang tidak akan bisa sepenuhnya

menghindar dari dampak penurunan ekonomi

global, Indonesia pun rentan terkena pengaruh dari

krisis ekonomi global. Oleh karena, kesiapan

Pemerintah dan seluruh elemen yang terlibat dalam

pembangunan ekonomi nasional harus terus dijaga

dan dipertahankan sehingga Indonesia dapat

mempertahankan pertumbuhan ekonominya di

kisaran 6% seperti yang telah ditetapkan oleh

pemerintah.

• KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-

NEGARA ASEAN DAN ASIA TIMUR

LAINNYA

1. Thailand

Inflasi Thailand di bulan Mei mengalami kenaikan

sebesar 2,53% dibandingkan bulan yang sama tahun

lalu, atau naik sebesar 0,39% dibandingkan bulan

April 2012. Kenaikan ini secara umum disebabkan

oleh kenaikan harga makanan dan minuman serta

penurunan kuantitas produksi pada sektor

pertanian yang disebabkan oleh kemarau yang

berkepanjangan.

Inflasi Thailand

Sumber : Bloomberg

Inflasi bulan Mei mencerminkan tren yang stabil

dengan indikasi harga-harga yang meningkat

dengan indeks yang stabil. Mengingat tahun lalu

kenaikan harga-harga cukup signifikan dalam

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

5

Feb-1

1

Mar-

11

Ap

r-11

May-1

1

Jun

-11

Jul-1

1

Au

g-1

1

Se

p-1

1

Oct-

11

Nov-1

1

Dec-1

1

Jan

-12

Feb-1

2

Mar-

12

Ap

r-12

May-1

2

2,53%

Page 31: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

31

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

periode sama. Dengan trend yang ada, dapat

disimpulkan bahwa keadaan ekonomi Thailand

dalam taraf stabil dan aman.

Indeks Harga Konsumen Thailand

Sumber: Bloomberg

Secara umum, pertumbuhan ekonomi Thailand

diproyeksikan oleh Bank Dunia akan mencapai 4,5%

pada tahun ini, yang merupakan kenaikan cukup

signifikan apabila dibandingkan tahun lalu yang

hanya 0,1%. Program rehabilitasi pasca banjir dari

pemerintah sebesar 1,5 triliun Baht diperkirakan

akan menyokong pertumbuhan ekonomi sebesar

1,5% sendiri. Sektor industri juga diharapkan bisa

kembali pulih dari efek banjir pada kuartal kedua

tahun ini.

Bank Dunia juga mengkritisi beberapa kebijakan

yang menyedot penggunaan APBN cukup signifikan

yang tidak bermanfaat secara langsung untuk

produktivitas ekonomi, beberapa diantaranya

adalah: (i) 300 milyar Baht untuk rice mortgage

scheme serta pengurangan pajak perusahaan dan

cukai minyak yang menyebabkan berkurangnya

pendapatan negara masing-masing sebesar 52

milyar Baht dan 9 Milyar Baht; dan (ii) program satu

anak satu komputer tablet yang menyebabkan

kerugian 1.8 milyar Baht. Semua kebijakan tersebut

diperkirakan berpengaruh terhadap berkurangnya

potensi pendapatan Negara hingga sebesar 1.5%

dari GDP 2012.

Gairah perekonomian Thailand juga ditunjukkan

dengan meningkatnya Indeks Sentimen Industri

Thailand. Angka bulan Mei mencapai 106 poin,

meningkat 2 poin dari bulan April. Hal ini

menunjukkan gairah produksi sektor industri yang

meningkat dan lepas dari bayang-bayang banjir dan

tingkat percaya diri tinggi dari para pelaku bisnis

dengan keadaan ekonomi Thailand yang sudah

mendekati kestabilan pasca banjir. Optimisme ini

menumbuhkan kepercayaan bahwa target

pertumbuhan ekspor sebesar 15% dapat dicapai

dengan pertimbangan lain Thailand adalah salah

satu negara yang relatif tidak terlalu terpengaruh

krisis eropa dan gejolak timur tengah karena

kualitas produk ekspor dan barang yang diproduksi

adalah barang yang memang dibutuhkan.

Ekspor Impor Thailand (US$)

Sumber : Bloomberg

Target ekspor tahun ini yang mencapai 15% menjadi

tantangan besar pemerintah Thailand. Meskipun

begitu,Perkembangan nilai ekspor bulan ini menjadi

harapan tercapainya target tersebut. Nilai ekspor

bulan ini tercatat sebesar USD 20.9 Milyar atau

meningkat 7.7% dibandingkan bulan yang sama

tahun lalu. Jauh diatas angka bulan April yaitu 3.7%.

Deputi Kementerian Perdagangan Poom Sarapol

mengatakan bahwa meningkatnya intensitas ekspor

dikarenakan kenaikan produksi barang elektronik

dan otomotif.

2. Vietnam

Pada tahun 2011, Pemerintah Vietnam

berkomitmen untuk menurunkan inflasi. Pada awal

2012, masyarakat bisa bernapas lega dengan

tingkatan inflasi yang terbilang rendah. Inflasi yang

rendah mencerminkan keadaan ekonomi yang lebih

rileks setelah cukup lama berkontraksi hingga

puncaknya mencapai 23% pada bulan Agustus 2011

dan baru menyentuh satu digit pada bulan Mei

2012.

Meskipun begitu, rendahnya Inflasi yang terus

terjadi berturut-turut menimbulkan sedikit

106

107

108

109

110

111

112

113

114

115

116

Jan

-11

Feb-1

1

Mar-

11

Ap

r-11

May-1

1

Jun

-11

Jul-1

1

Au

g-1

1

Se

p-1

1

Oct-

11

Nov-1

1

Dec-1

1

Jan

-12

Feb-1

2

Mar-

12

Ap

r-12

May-1

2

0

5000

10000

15000

20000

25000

ekspor impor

Page 32: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

32

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

kekhawatiran. Inflasi pada bulan Mei tetap

mengikuti trend berada di tingkat rendah dengan

kenaikan 0.18% dibandingkan bulan April atau

8.34% year-on-year. Target inflasi satu digit pada

tahun 2012 memungkinkan untuk dicapai apabila

menilik tingkat inflasi pada awal tahun ini

Inflasi Vietnam YoY

Indeks Harga Konsumen Vietnam

Sumber : Bloomberg

Yang harus diperhatikan bukan berapa tingkat inflasi

yang terjadi, melainkan penyebabnya. Vietnam

pada tahun 2008 pernah mengalami perubahan

tingkat inflasi yang cukup tajam, yaitu selama 3

bulan berturut-turut berada di tingkat rendah

setelah 10 bulan sebelumnya meroket. Skenario

tersebut cukup mirip dengan yang terjadi saat ini.

Tetapi penyebab pergolakan inflasi pada kedua

periode tersebut berbeda.

Pada tahun 2008, Penyebab inflasi adalah ekspor

yang menurun sebagai akibat dari krisis global,

namun di sisi lain permintaan domestik ternyata

mampu menyerap barang-barang yang diproduksi.

Sedangkan pada tahun ini, tidak hanya ekspor yang

terbatas karena (lagi-lagi) krisis global, tetapi juga

permintaan dalam negeri menurun tajam sehingga

produk-produk tidak laku.

Pada awal Mei, Lembaga Survey Nielsen Vietnam

melaporkan survei Kepercayaan Konsumen yang

menunjukkan hasil yang cukup kontras antara

masyarakat Vietnam dan global. Indeks kepercayaan

konsumen masyarakat global naik 5 poin pada

Quartal I 2012, sedangkan di Vietnam justru turun 5

poin pada periode yang sama. Sekitar 68%

penduduk Vietnam tidak yakin Vietnam bisa lolos

dari krisis dalam 12 bulan ke depan. Angka ini

meningkat sebesar 3% dari kuartal terakhir 2011.

Kantor Statistik Vietnam mengumumkan

perdagangan Vietnam pada bulan Mei mencatat

defisit sebesar 700 juta dolar, dengan impor

sebesar 9.8 milyar dolar pada bulan Mei, atau

meningkat 1.5% dari 8,96 milyar dolar pada bulan

sebelumnya. Sementara ekspor sebesar 9,1 milyar

dolar, atau naik dari angka sebelumnya sebesar 8,96

milyar dolar. Sementara secara akumulasi untuk

periode Januari-Mei, defisit tercatat sebesar 622

juta dolar dengan rincian, akumulasi impor sebesar

43,48 milyar dolar dan ekspor sebesar 42,86 milyar

dolar.

Kantor Statistik Vietnam juga mengatakan

akumulasi defisit pada periode Januari-Mei

menunjukkan peningkatan cukup tinggi

dibandingkan pada periode Januari-April. Produk-

produk bahan mentah merupakan komoditas impor

yang paling dominan. Hal ini mengindikasikan

pulihnya produksi di tingkat domestik. Meskipun

begitu, jika dibandingkan dengan periode yang sama

tahun lalu, impor bahan mentah mengalami

penurunan yang cukup besar dengan rincian, impor

kapas menurun sebesar 33,8%, fiber menurun

sebesar 14,2%, spare-parts kendaraan menurun

sebesar 37,8%, dan pupuk sebesar 13,6%. Bahan

bakar dan oli juga mengalami penurunan sebesar

13,3%.

Ekspor Impor akumulasi (US$)

Sumber : Bloomberg

0

5

10

15

20

25

Jan

-11

Feb-1

1

Mar-

11

Ap

r-11

May-1

1

Jun

-11

Jul-1

1

Au

g-1

1

Se

p-1

1

Oct-

11

Nov-1

1

Dec-1

1

Jan

-12

Feb-1

2

Mar-

12

Ap

r-12

May-1

2

105

110

115

120

125

130

135

140

145

0

50000

100000

150000

ekspor impor

Page 33: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

33

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

Impor cukup lemah bila dibandingkan dengan tahun

lalu, tetapi dengan indikasi yang sedang naik bulan

ini, maka ke depan bisa lebih baik, dan defisit bukan

masalah dengan catatan masih bisa ditutupi aliran

modal, dalam hal ini Vietnam dalam taraf aman.

Daya beli masyarakat pada bulan Mei menunjukkan

sedikit peningkatan yang ditunjukkan dengan

peningkatan 0.6% mom dari total penjualan barang

dan jasa. Dalam lima bulan pertama di tahun 2012,

total perdagangan barang dan jasa mencapai

US$45.34 milyar, dengan didominasi oleh penjualan

barang-barang hasil industri sebesar 77% dari total

perdagangan tersebut.

3. Malaysia

Departemen Statistik Malaysia mengungkapkan

inflasi Malaysia pada bulan Mei tercatat sebesar

1,7% YoY dan 0,2% MoM. Peningkatan ini terutama

dikarenakan harga makanan dan minuman yang

naik serta komoditas bukan makanan. Indeks harga

makanan dan minuman serta non-makanan

meningkat masing-masing 3% dan 1,2% YoY.

Indeks Harga Konsumen Malaysia

Sumber : Bloomberg

Kantor Statistik Malaysia menyatakan untuk periode

Januari-Mei, inflasi berada di angka 2,1%

dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu,

dan indeks harga bahan makanan minuman serta

bukan minuman masing-masing meningkat sebesar

3,2% dan 1,5%. Inflasi bulan Mei berada di bawah

ekspektasi para ekonom yang sebelumnya

mentargetkan sebesar 1,8% dan di bawah bulan

sebelumnya yang mencapai 1,9%.

Inflasi Malaysia

Sumber : Bloomberg

Ada sedikit resiko bahwa ekonomi Malaysia dapat

terpengaruh kondisi perekonomian dunia yang tidak

stabil, meskipun konsumsi dalam negeri mampu

menutupi kegamangan tersebut. Bank Negara

Malaysia selaku bank sentral cenderung

mempertahankan kebijakan suku bunga untuk tidak

berubah, meskipun inflasi yang terkendali

memberikan ruang untuk menurunkan suku bunga.

Suku bunga dipertahankan sebesar 3% dengan

pertimbangan apabila diturunkan bisa berdampak

pada memburuknya rasio debt-to-GDP yang sudah

tinggi.

Kementerian Perdagangan dan Industri Malaysia

pada bulan Mei mencatat ekspor sebesar 58,78

milyar RM atau naik 6,7% dibandingkan bulan yang

sama tahun sebelumnya. Komponen elektrik dan

barang elektronik menjadi komoditas ekspor utama

dengan persentase hingga 32,8% atau dengan nilai

19,29 milyar RM. Sedangkan dengan berdasarkan

basisi bulanan, ekspor tercatat mengalami kenaikan

sebesar 1,8% dari 57,57 milyar RM di bulan April

2012.

Negara ASEAN, Cina, Jepang dan Amerika Serikat

menjadi negara tujuan ekspor yang nilai ekspornya

meningkat pada bulan ini, kontras dengan negara-

negara Eropa yang nilai ekspornya menurun.

Singapura menjadi negara tujuan ekspor terbesar

disusul China dan Jepang. Ekspor ke negara-negara

ASEAN meningkat sebesar 19,7% menjadi 16,1

triliun RM sejak bulan Mei 2011, sedangkan ekspor

ke China pada periode sama meningkat 1,4%

menjadi 7.1 triliun RM.

100100.5

101101.5

102102.5

103103.5

104104.5

105

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

Jan

-11

Feb-1

1

Mar-

11

Ap

r-11

May-1

1

Jun

-11

Jul-1

1

Au

g-1

1

Se

p-1

1

Oct-

11

Nov-1

1

Dec-1

1

Jan

-12

Feb-1

2

Mar-

12

Ap

r-12

May-1

2

Page 34: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

34

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

Impor Malaysia YoY

Total Ekspor Impor (dalam RM)

Sumber : Bloomberg

Setelah sempat menurun selama dua bulan, ekspor

pada bulan Mei, yang melebihi ekspektasi para

ekonom, cukup memberi ruang kepada Bank Sentral

untuk menjaga suku bunga. Pertumbuhan ekspor

diperkirakan akan tetap menghadapi tantangan

rendahnya permintaan dan harga komoditas yang

cenderung naik pada bulan-bukan kedepan,

meskipun begitu suku bunga akan tetap berada

dalam tingkat aman dan tidak berubah kecuali ada

factor eksternal yang cukup mempengaruhi.

Sementara dalam impor, peningkatan terlihat cukup

besar dengan total impor 54,14 milyar RM, atau

meningkat sebesar 16,2%. Bahan setengah jadi

mendominasi total impor dengan persentase 62,4%

atau 33,8 milyar RM, atau mencatat kenaikan

sebesar 6,6% dari bulan Mei 2011. Barang modal

meningkat sebesar 41,9% menjadi 8,87 milyar RM,

sementara barang konsumsi meningkat sebesar

14,9% menjadi 3,8 milyar RM. China menjadi negara

sumber impor terbesar dengan persentase 15,9 %

dari total impor atau 8,4 milyar RM. Singapura di

posisi kedua dengan 7,68 milyar RM, disusul Jepang

(5,07 milyar RM), AS (4,27 milyar RM) dan Thailand

(3,25 milyar RM).

4. Singapura

Pada bulan Mei, Monetary Authority of Singapore

(MAS) mengumumkan bahwa inflasi bulan ini

mengalami penurunan menjadi 5,0% dari

sebelumnya 5,4% di bulan April 2012. Para ekonom

sebelumnya memperkirakan inflasi akan berada di

kisaran 5,1%. Penyebab utamanya adalah tingkat

harga perumahan dan harga minyak serta

turunannya yang cenderung naik tetapi tidak terlalu

besar.

Indeks Harga Konsumen Singapura

Sumber : Bloomberg

Tingkat harga komoditas minyak dan turunannya

pada bulan Mei berada di kisaran 7,8% YoY setelah

pada bulan April sempat menyentuh 8,9%.

Sedangkan tingkat harga akomodasi di Singapura

pada bulan April berada sebesar 12,7%, dan pada

bulan ini turun menjadi 9,0%. Harga komoditas jasa

dan makanan sama-sama meningkat sebesar 0,1%

menjadi 2,9% dan 2,5%. Biaya transportasi pribadi

naik dari 8,2% menjadi 10% setelah ada kenaikan

COE (Certificate of Entitlement) Premium yang ikut

menaikkan harga mobil. COE Premium adalah

sertifikat kepemilikan kendaraan sebagai syarat atas

kepemilikan kendaraan pribadi.

Dengan trend saat ini, diperkirakan inflasi tidak akan

turun pada bulan depan, tetapi kemungkinan akan

turun pada kuartal ketiga. Pada bulan Juni, ada

kemungkinan akan naik menjadi 5,2-5,4%

Sementara itu, ekspor pada bulan ini menunjukkan

kenaikan. Persentase kenaikan ekspor YoY tercatat

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20Jan

-11

Feb-1

1

Mar-

11

Ap

r-11

May-1

1

Jun

-11

Jul-1

1

Au

g-1

1

Se

p-1

1

Oct-

11

Nov-1

1

Dec-1

1

Jan

-12

Feb-1

2

Mar-

12

Ap

r-12

May-1

2

ekspor impor yoy

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

ekspor impor

0

1

2

3

4

5

6

Jan

-11

Feb-1

1

Mar-

11

Ap

r-11

May-1

1

Jun

-11

Jul-1

1

Au

g-1

1

Se

p-1

1

Oct-

11

Nov-1

1

Dec-1

1

Jan

-12

Feb-1

2

Mar-

12

Ap

r-12

May-1

2

Page 35: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

35

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

berada di posisi 3,2% dibandingkan bulan April 2012

dan melebihi angka ekspektasi para ekonom yaitu

sekitar 3%. Pada bulan April sendiri ada revisi atas

persentase kenaikan ekspor setelah sebelumnya

cukup tinggi yaitu sebesar 8,3% menjadi 1,7% yang

cukup mengejutkan banyak pihak. Sementara

berdasarkan basisi bulanan, ekspor mengalami

penurunan menjadi 2,1% setelah pada bulan April

sebesar 6,4%. Hal yang menarik ditemukan pada

ekspor obat obatan yang meningkat hanya 0,3%

YoY. Pada bulan sebelumnya sempat diumumkan

mencapai 38,4% tetapi direvisi cukup tajam menjadi

7,1%.

Ekspor atas barang elektronik pada bulan Mei

meningkat sebesar 3,9% YoY setelah hanya tumbuh

1% pada bulan sebelumnya. Sementara ekspor atas

barang-barang non-elektronik tercatat 2,8%, atau

naik dari bulan April yaitu 2,1%. Ekspor berdasarkan

tujuan tetap didominasi oleh Uni Eropa yang

mencatat kenaikan sebesar 1,5% pada bulan Mei,

kemudian ke AS yang turun 11,4%, dan ke Cina yang

juga turun 0,8%.

Data diatas menunjukkan bahwa pertumbuhan

ekonomi di Singapura yang sangat tergantung

dengan ekspor akan relatif lambat. Perdana Menteri

Lee Hsien Loong mengatakan bahwa Singapura

kemungkinan tidak bisa melanjutkan pertumbuhan

GDP yang ekspansif seperti tahun-tahun

sebelumnya yang sempat menyentuh angka 14,8%

pada tahun 2010. Tahun ini diperkirakan hanya

berkisar antara 1%-3%. Sementara perkembangan

terakhir pada kuartal pertama 2012 menunjukkan

pertumbuhan ekonomi sebesar 1,6%.

Total impor pada bulan Mei mencatat kenaikan

sebesar 6,0%, cukup tinggi dibandingkan 1,5% pada

bulan sebelumnya. Berdasarkan basis bulanan, total

impor mencatat kenaikan sebesar 4,7%, atau cukup

moderat dibandingkan bulan sebelumnya yang

sebesar 3,5%.

5. Filipina

Tingkat inflasi Filipina pada bulan Mei menyentuh

angka 2,9%, atau sedikit dibawah bulan April yang

sebesar 3%, namun masih dalam batas ekspektasi

Bank Sentral yang berada di kisaran 2,5%-3,4%.

Inflasi inti yang tidak mengikutsertakan komoditas

volatile, tercatat pada angka 3,7% atau sedikit naik

dibanding bulan April yang sebesar 3,6%.

Indeks Harga Konsumen Filipina

Sumber : Bloomberg

Inflasi bulan Mei yang sedikit turun dibandingkan

bulan sebelumnya dikarenakan relatif stagnannya

tingkat harga pada komoditas non-makanan, seperti

perumahan, air, listrik, gas, dan transportasi.

Penurunan tarif listrik rumah tangga dan penurunan

harga bahan bakar seperti LPG, kerosin, premium

dan diesel berpengaruh kepada inflasi non-makanan

yang turun. Inflasi selama lima bulan terakhir tetap

berada di angka 3% dan masih dalam target inflasi

tahun ini yaitu antara 3%-5%. Bank sentral

kemungkinan akan mempertahankan suku bunga

pada angka 4% hingga kuartal pertama 2013.

Ekspor Filipina pada bulan Mei mencatat kenaikan

sebesar 6,4% MoM dari bulan April menjadi 4.93

milyar dolar. Total akumulasi ekspor selama lima

bulan terakhir tercatat sebesar 22,44 milyar dolar,

atau naik sebesar 8,4% dibandingkan periode yang

sama di bulan April 2012.

Ekspor Impor Filipina (US$)

Sumber:Bloomberg

0

1

2

3

4

5

6

Jan

-11

Feb-1

1

Mar-

11

Ap

r-11

May-1

1

Jun

-11

Jul-1

1

Au

g-1

1

Se

p-1

1

Oct-

11

Nov-1

1

Dec-1

1

Jan

-12

Feb-1

2

Mar-

12

Ap

r-12

May-1

2

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

Jan

-11

Feb-1

1

Mar-

11

Ap

r-11

May-1

1

Jun

-11

Jul-1

1

Au

g-1

1

Se

p-1

1

Oct-

11

Nov-1

1

Dec-1

1

Jan

-12

Feb-1

2

Mar-

12

Ap

r-12

May-1

2

ekspor impor

Page 36: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

36

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

Komoditas ekspor terbesar adalah produk elektronik

yang menguasai 38% dari seluruh ekspor dengan

nilai 1,87 milyar dolar, atau naik 14,5% MoM dari

bulan sebelumnya yang sebesar 1,635 milyar dolar.

Kemudian komoditas ekspor terbanyak kedua

adalah kerajinan kayu dan furniture dengan total

nilai 175,67 juta dolar, atau menurun 5,7%

dibanding tahun sebelumnya. Di tempat ketiga

adalah pakaian dan aksesoris dengan total ekspor

sebesar 150,46 juta dolar atau turun sebesar 5,9%

YoY.

Jepang menjadi negara tujuan ekspor utama dengan

total persentase dari seluruh ekspor mencapai 23%

dan mencatat keuntungan sebesar 1,33 milyar

dolar, atau naik 81,5% dari 624,26 juta dolar. Di

tempat kedua adalah AS dengan persentase 14,5%

atau 714,06 juta dolar, naik sedikit dari 702,56 juta

dolar atau 1,6%. Kemudian diikuti Thailand, China

dan Hongkong. Sedangkan ekspor menurut regional,

nilai terbesar dipegang oleh Asia Timur (China,

Hongkong, Taiwan, Jepang, Makau, Mongolia, Korea

Selatan dan Utara, serta Taiwan) dengan persentasi

47,2% dari total ekspor dengan nilai sebesar 2.325

milyar dolar, atau mengalami kenaikan sebesar

256%. Regional kedua ditempati Uni Eropa dengan

persentase 9,8% bernilai 481,2 juta dolar.

Sementara neraca pembayaran Filipina tercatat

mengalami defisit sebesar 513 juta dolar, atau lebih

baik dibandingkan bulan April yang mencapai 846

juta dolar. Seiring dengan hal tersebut, Filipina juga

mengumumkan total impor pada bulan Mei naik

dari 4.441 juta dolar menjadi 4.753,4 juta dolar.

6. Laos

Pada tahun 2012, perekonomian Laos diprediksi

akan tumbuh sebesar 8,3%. Menurut World Bank,

sektor pertambangan, konstruksi, jasa, agrikultur

dan manufaktur akan menjadi motor pertumbuhan

ekonomi Laos pada tahun ini. Sektor pertambangan

akan berkontribusi melalui beberapa proyek baru.

Sektor konstruksi akan berkembang seiring akan

diadakannya 9th

Asia-Europe Meeting (ASEM) yang

membutuhkan banyak konstruksi baru. Kemudian

sektor jasa akan didorong oleh pariwisata,

transportasi dan telekomunikasi yang diprediksi

akan terus berkembang. Terakhir, sektor agrikultur

diproyeksikan akan kembali pulih setelah sempat

terpukul pada tahun 2011. Sebagai efek dari

berkembangnya keempat sektor diatas, sektor

manufaktur akan ikut terkena dampaknya sebagai

penyokong materi seperti bahan-bahan konstruksi,

makanan dan minuman. Meskipun begitu, proyeksi

perekonomian ini tetap harus mempertimbangan

ancaman dari ketidakstabilan harga, krisis Eropa dan

perlambatan ekonomi China.

Pada bulan Mei pemerintah Laos mencatat sedikit

penurunan pada Indeks Harga Konsumen, yaitu

sebesar 0,38% MoM. CPI air, listrik dan LPG

mencatat kenaikan sebesar 1,48% setelah

pemerintah menaikkan tarif listrik pada bulan

Maret, yang mengakibatkan pengeluaran lebih

besar bagi konsumen.

CPI beberapa komoditas hanya berubah sedikit

yaitu dengan kisaran perubahan sebesar 0-0,75%.

Sementara untuk minuman alkohol dan rokok,

barang-barang rumah tangga dan jasa transportasi

mengalami penurunan sebesar masing-masing

0,34%, 0,01% dan 0,17%. Tingkat perubahan CPI

MoM yang relatif kecil ini berpengaruh pada inflasi

yang tercatat sebesar 3,77%, atau mengalami

penurunan berturut-turut dari bulan April, Maret,

Februari, dan Januari masing-masing sebesar 4,4%,

5,33%, 6,11% dan 6.69%.

Biro Statistik melalui situs resminya menyatakan

bahwa inflasi bulan Mei cenderung rendah karena

inflasi bahan makanan dan jasa, termasuk makanan

dan minuman non-alkohol serta transportasi juga

relatif rendah. Penurunan inflasi ini juga sebagai

efek dari kebijakan pemerintah yang membatasi

ekspor beras karena dikhawatirkan permintaan

dalam negeri akan meningkat sehingga butuh

pasokan lebih banyak. Apabila permintaan tersebut

tidak dapat dipenuhi karena tingginya jumlah beras

yang diekspor, hal tersebut bisa mengakibatkan

harga-harga melonjak naik. Beberapa perhatian lain

yang muncul adalah harga bahan bakar di dunia

yang turun dan tarif listrik yang naik. Harga bahan

bakar dunia yang turun menjaga inflasi tetap rendah

sementara tarif listrik yang naik akan menjadi

hambatan dalam mengendalikan inflasi, dimana

para perusahaan akan terpengaruh dan mau tidak

mau akan menaikkan harga jual produk mereka.

7. Kamboja

Menurut Institut Statistik Nasional Kamboja, inflasi

pada bulan Mei tercatat turun menjadi 3,7% dari

48% di bulan April dan 5,4% di bulan Maret 2012.

Dari bulan April hinggal Mei, harga makanan, beras,

Page 37: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

37

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

dan ikan segar dan seafood mengalami penurunan

masing-masing sebesar 0,8%, 1,5% dan 3,3%. Harga

daging babi dan buah-buahan juga turun sebesar

1,7%, sementara harga bahan bakar turun sebesar

5%.

Harga bahan bakar di Kamboja tercatat pada level

1,25 dolar per liter atau turun 11% dari 1,41 dolar di

awal bulan Mei. Bagi para pelaku bisnis dan

konsumen, penurunan inflasi menjadi kelegaan

tersendiri setelah sebelumnya dipukul oleh tingkat

inflasi yang tinggi, bahkan komoditas tertentu

seperti daging babi sempat mencapai 18% pada

bulan Februari dan Maret.

Di bulan Mei ini, inflasi cukup rendah karena ada

perbaikan suplai barang terhadap permintaan,

sehingga beberapa produk cenderung menurunkan

harga dan beberapa lain stabil. Harga bahan bakar

yang turun juga berpengaruh signifikan dan pada

saat yang sama, kurs mata uang juga stabil. Di sisi

lain pemerintah Kamboja sedang mendorong

rakyatnya untuk menambah suplai daging karena

masih dirasa belum cukup, tetapi dengan inflasi

yang berada di bawah 5%, yang berarti sudah cukup

bagus. Proyeksi inflasi pada bulan Juni tidak akan

jauh berbeda dengan bulan Mei, yaitu berkisar

antara 2-3%.

Biro Perdagangan Luar Negeri Jepang melaporkan

perdagangan bilateral antara Kamboja dan Jepang

pada 5 bulan pertama 2012 mencapai 207 juta

dolar, atau naik 3% dari 201 juta dolar pada periode

yang sama 2011. Selama periode tersebut, ekspor

Kamboja ke Jepang mencapai 136 juta dolar, atau

mengalami kenaikan sebesar 18% dari 115 juta

dolar pada periode yang sama tahun 2011.

Sementara ekspor Jepang ke Kamboja tercatat

sebesar 71 juta dolar, atau turun 17% dari 86 juta

dolar.

Produk ekspor utama dari Kambjoa adalah garmen,

sepatu, gula, ikan, dan makanan laut sedangkan

impor Kamboja dari Jepang adalah permesinan,

modil, produk elektronik, daging, besi dan baja serta

obat-obatan.

8. Myanmar

Ekonomi Myanmar diproyeksikan akan bergerak

cukup ekspansif pada tahun 2012 meskipun inflasi,

pembangunan infrasruktur, dan stabilitas politik

tetap berpeluang menjadi hambatan. Economist

Intelligence Unit (EIU), salah satu lembaga riset

ekonomi dan bisnis, mengungkapkan hal tersebut

dalam laporan perkembangan Myanmar, sekaligus

menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi akan

berada di kisaran 5,2% pada tahun 2012-2013 dan

inflasi akan berada di angka 6%.

Lembaga riset asal Inggris Raya ini juga berpendapat

impor akan meningkat seiring dengan masuknya

perusahaan asing ke dalam negeri akibat dari

melonggarnya sanksi perdagangan yang diderita

Myanmar. Ekspor akan ikut naik sebagai efek dari

meningkatnya kapasitas produksi yang ditimbulkan

dari bertambahnya investasi. Permintaan yang

tinggi atas komoditas ekspor Myanmar terbesar-gas

alam dan permata- akan menjadi tulang punggung

penerimaan ekspor tahun 2012 seperti yang

dilaporkan harian.

Pendapatan dari penjualan gas alam diproyeksikan

meningkat cukup tajam pada 2013 ketika beberapa

sumber gas baru dapat dieksplorasi. Pendapatan

dari komoditas lain, seperti kayu, diperkirakan akan

naik juga sejalan dengan permintaan yang meninggi.

Meskipun begitu, ada catatan penting atas

kecemasan akibat pergantian rezim ke rezim Aung

San Suu Kyi yang bersama partainya, National

League for Democracy, memenangi 43 dari 45 kursi

parlemen.

Sementara itu, meskipun turunnya harga makanan

di tingkat dunia berpeluang mengakibatkan inflasi

Myanmar etap bertahan di titik rendah, tetapi

kenaikan harga bahan bakar, ditambah kenaikan

tariff listrik akan menjaga inflasi tetap berada di

angka 5,7% pada 2012.

9. Brunei Darussalam

Perekonomian Brunei diperkirakan akan tumbuh

sebesar 3,2% pada tahun ini, yang ditunjang dengan

prediksi kenaikan harga berdasarkan kondisi

geopolotikal. Hal ini diungkapkan dalam analisis

APEC yang mengungkapkan bahwa hanya ada 3 dari

16 negara emerging dan development yang

diprediksi akan menanjak perekonomiannya, yaitu

Brunei, Thailand, dan Filipina. Meskipun begitu

Brunei yang tergantung dengan Eropa dalam

pembiayaan kredit domestik berpeluang terkena

imbas kebijakan pengetatan syarat pinjaman oleh

bank-bank Uni Eropa.

Page 38: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

38

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

Pertumbuhan ekonomi Brunei pada tahun 2012

yang mencapai 32% tersebut lebih tinggi dari

capaian tahun 2011 dan 2012 yang masing-masing

mencatatkan pertumbuhan sebesar 1,9% dan 2,6%.

Prediksi untuk tahun 2013, pertumbuhan Brunei

akan turun cukup drastis menjadi 1,6%..

Pada bulan Mei, Brunei Darussalam mencatat

peningkatan CPI sebesar 0,2% MoM sebagai

dampak dari kenaikan harga perbaikan dan

perawatan kendaraan, tiket pesawat, dan

perlengkapan rumah tangga. Penurunan harga

terjadi di komoditas makanan dan minuman non-

alkohol. Sedangkan berdasarkan basis tahunan, CPI

tercatat meningkat 0,1%, yang utamanya

disebabkan oleh naiknya indeks harga makanan dan

minuman non-alkohol serta biaya rekreasi

10. Selandia Baru

Di bulan Mei, Selandia Baru mencatat surplus yang

menurun dibanding bulan sebelumnya, seiring

dengan meningkatnya impor. Menurut Biro Statistik

Selandia Baru, surplus bulan Mei tercatat sebesar

301 juta dolar, atau mengalami penurunan

dibandingkan bulan April yang sebesar 335 juta

dolar sejalan dengan prediksi dari Reuters.

Komoditas ekspor nomor satu Selandia Baru yaitu

produk peternakan dan daging mengalami

penurunan seiring dengan melemahnya harga

produk peternakan di dunia.

Ekspor turun menjadi 4,42 milyar dolar NZ di bulan

Mei dari 4,62 milyar dolar NZ di bulan Mei tahun

lalu, sementara impor naik dari 4,07 milyar dolar NZ

menjadi 4,11 milyar dolar NZ. Tetapi apabila

dibandingkan dengan bulan sebelumnya, ekspor

mencatat kenaikan dari 3,89 milyar dolar NZ dan

impor juga mencatat kenaikan dari 3,53 milyar dolar

NZ.

Ekspor Impor New Zealand (NZD)

Sumber: Bloomberg

Ekspor daging menunjukkan penurunan terbesar,

yaitu turun 13% YoY. Susu bubuk, mentega dan keju

turun 6.2% dan produk kehutanan mengalami

sebesar 19%, sementara minyak mentah turun 20%.

Berdasarkan negara tujuan ekspor, Australia sebagai

negara tujuan ekspor terbesar mengalami

penurunan 11%, sementara ekspor ke china dan ke

AS mengalami kenaikan masing-masing sebesar

7,1% dan 7,7%.

11. India

Inflasi India di bulan Mei tercatat cukup tinggi

sebesar 7,55% YoY, sehingga mengakibatkan

semakin sempitnya ruang bagi bank sentral untuk

memulihkan pertumbuhan ekonomi negara

tersebut setelah mencapai 7,69% dan 7,23%

masing-masing pada bulan Maret dan April 2012.

Tetapi dengan inflasi inti yang berkisar di bawah 5%,

masih ada ruang untuk Reserve Bank of India (RBI)

untuk menurunkan suku bunga. Suku bunga India

sudah diturunkan sebesar 0,5% pada bulan April dan

merupakan penurunan pertama dalam tiga tahun.

Inflasi bulan Mei dipengaruhi terutama oleh

kenaikan harga-harga makanan seperti teh, gandum

dan kentang, harga bahan bakar dan produk-produk

manufaktur. Bahkan setelah data inflasi yang

diprediksi sekitar 7% pada bulan Mei ternyata keliru,

rupee, saham, dan obligasi nilainya ikut jatuh.

Tingginya inflasi ditambah melemahnya aktivitas

finansial dikhawatirkan akan menimbulkan stagflasi.

Seolah melengkapi inflasi, ekspor India pada bulan

ini juga turun sebesar 4,2% menjadi 25,7 milyar

dolar YoY. Penyebab turunnya ekspor adalah

perekonomian Uni Eropa yang masih tidak stabil.

Ekspor yang turun selain diakibatkan oleh lemahnya

ekonomi Uni Eropa, juga karena perlambatan dalam

produksi domestik. Pun tidak terkecuali negara-

negara lain juga punya masalah yang sama.

Selama periode April-Mei, tercatat ekspor India

mengalami penurunan 0,69% menjadi 50,13 milyar

dolar dari sebelumnya 50,48 milyar dolar. Dari sisi

komoditas, komoditas ekspor utama seperti bahan

bakar, mesin-mesin, perhiasan dan garmen tercatat

komoditas yang mengalami penurunan terbesar,

masing-masing 26%, 15,67%, 9%, dan 15,82%.

0

1000

2000

3000

4000

5000

export impor

Page 39: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

39

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

Ekspor Impor India YoY

Sumber: Bloomberg

Impor tercatat mengalami penurunan 7% menjadi

41,9 milyar dolar, dengan impor atas minyak

mentah naik 14% menjadi sebesar 14,98 milyar

dolar dan impor atas emas dan perak turun tajam

hingga 52% menjadi 4,3 milyar dolar. Turunnya

ekspor dan impor apabila diakumulasikan

menghasilkan defisit sebesar 16,3 milyar dolar.

12. Korea Selatan

Pemerintah Korea Selatan diwakili Biro Statistik

setempat mengeluarkan data Inflasi dan bulan Mei

dan terlihat sedikit penurunan dibandingkan bulan

April.Inflasi pada bulan Mei tercatat 4.1% year-on-

year atau turun 0.1%. Data tersebut menunjukkan

selama lima bulan berturut-turut inflasi berada di

atas target Bank of Korea sebesar 2%-4%. Inflasi inti

berada di 3.5% year-on-year setelah bulan

sebelumnya pada 3.2%. Bank of Korea dalam

pernyataannya menegaskan perekonomian Korea

Selatan cukup solid dan cukup percaya diri dengan

perekonomian sekarang, meskipun tetap memberi

perhatian terhadap gejolak politik di Timur Tengah

dan Afrika Utara yang bisa memperngaruhi harga

minyak dan krisis Uni Eropa.

Inflasi Korea Selatan YoY

Sumber: Bloomberg

Ekspor Korea Selatan menurun untuk yang ketiga

kalinya berturut-turut, setelah pada bulan ini

mencatat penurunan 0.8% year-on-year menjadi

US$46.9 milyar.

Ekspor Impor Korea YoY

Sumber: Bloomberg

Nilai Impor Korea Selatan tercatat turun akibat

turunnya harga minyak mentah dan bahan

bakar.Impor turun 1.2% menjadi US$44.8 milyar.

13. Australia

Inflasi di Australia terbilang cukup terkendali pada

bulan Mei, sehingga memberikan keleluasaan pada

Bank Sentral untuk menurunkan suku bunga. TD

Securities-Melbourne Institute mengatakan indeks

inflasi pada bulan Mei tidak mengalami perubahan

pada angka 131,54 dibandingkan bulan April,

sedangkan berdasarkan basis tahunan, di bulan mei

ini tercatat mengalami kenaikan 1,8%. Inflasi berada

di level aman dan Bank Sentral menargetkan inflasi

sebesar 2-3%.

Perdagangan Australia diluar dugaan mengalami

defisit lebih rendah dari perkiraan pada bulan Mei

ini, diiringi dengan rekor dalam ekspor ke

China.Fakta ini menunjukkan tren positif

menghadapi krisis global. Pemerintah

mengumumkan pada bulan Mei, defisit tercatat

pada 285 juta dolar AU, jauh dibawah perkiraan

yaitu sebesar 500 juta dolar AU. Ekspor ke China

meningkat cukup signifikan dengan kenaikan

sebesar 14% dengan nilai ekspor sebesar 7,3 milyar

dolar AU, yang langsung memecahkan rekor nilai

terbesar sebelumnya pada bulan Oktober 2011.

Dalam bulan-bulan kedepan, para ekonom optimis

defisit akan berganti menjadi surplus karena

perekonomian Asia yng mulai menggeliat.

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

Jan

-11

Feb-1

1

Mar-

11

Ap

r-11

May-1

1

Jun

-11

Jul-1

1

Au

g-1

1

Se

p-1

1

Oct-

11

Nov-1

1

Dec-1

1

Jan

-12

Feb-1

2

Mar-

12

Ap

r-12

May-1

2

export yoy import yoy

012345

Jan

-11

Feb-1

1

Mar-

11

Ap

r-11

May-1

1

Jun

-11

Jul-1

1

Au

g-1

1

Se

p-1

1

Oct-

11

Nov-1

1

Dec-1

1

Jan

-12

Feb-1

2

Mar-

12

Ap

r-12

May-1

2

-10

0

10

20

30

40

50

Jan

-11

Feb-1

1

Mar-

11

Ap

r-11

May-1

1

Jun

-11

Jul-1

1

Au

g-1

1

Se

p-1

1

Oct-

11

Nov-1

1

Dec-1

1

Jan

-12

Feb-1

2

Mar-

12

Ap

r-12

May-1

2

export yoy import yoy

Page 40: Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

40

Overview Perkembangan Ekonomi Internasional

Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012

Ekspor Impor Australia

Sumber: Bloomberg

Ekspor Australia pada bulan Mei meningkat sebesar

2,2% menjadi 26,8 milyar dolar AU, terbesar dalam

lima bulan ini. Ekspor terbesar adalah komoditas

logam dan bijih besi, dengan pengiriman bijih besi

ke China naik hingga 17%. Ekspor bijih besi dan

Batubara pada kuartal pertama sebenarnya tidak

memuaskan karena cuaca buruk mengakibatkan

suplai tersendat. Sektor pertambangan masih

memproyeksikan permintaan dari Cina dan India

akan tetap tinggi dalam dekade mendatang, dan

kebutuhan mereka akan barang tambang dan gas

alam sangat tinggi.

Di sisi impor, Australia mencatat kenaikan sebesar

3,2% menjadi 27 Milyar dolar AU, dengan komoditas

impor terbesar adalah bahan bakar. Impor barang

modal naik 3% dengan komoditas utama yaitu alat

transport untuk industri pertambangan.

---oOo---

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

Jan

-11

Feb-1

1

Mar-

11

Ap

r-11

May-1

1

Jun

-11

Jul-1

1

Au

g-1

1

Se

p-1

1

Oct-

11

Nov-1

1

Dec-1

1

Jan

-12

Feb-1

2

Mar-

12

Ap

r-12

May-1

2

export import