p a p e r p r e -c a s e e c o n o m i c s b u s i n e s s ......p e r a t ur a n p e m e r int a h...
TRANSCRIPT
PAPER PRE-CASE ECONOMICS BUSINESS CASE COMPETITION 2019
FEB UGM STRATEGI TOKOPEDIA UNTUK MELINDUNGI PENJUAL KECIL, MEMPERTAHANKAN KEPUASAN KONSUMEN,
DAN MONETISASI LAYANAN
Disusun Oleh :
DZIKY DZULFIKAR RASYID ENRICO ARDHANA PUTRA
HASNA HANANSARI
LUMOS
Universitas Gadjah Mada 2019
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ……………………………………………………………………… 3
I.I Latar Belakang ………………………………………………………………...…… 3
I.II Rumusan Masalah …………………………………………………………...…… 4
II. PEMBAHASAN ……………………………………………………………….……… 5
II.I Analisis (External & Internal Analysis) ………………………………….…....… 5
II.II Rekomendasi ……………………...……………………………………………… 7
II.III Implementasi …………….………………………………………………….…… 8
II.IV Impact …………………...…………………………………………………….…. 9
III. PENUTUP ………………………………………………………………………….... 10
III.I Kesimpulan ………………………………………………………………..……… 10
Lampiran……………………………………………………………………………………11
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………...16
2
I. PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Tokopedia.com adalah situs e-commerce atau pasar daring yang telah berhasil
mendominasi kue e-commerce di Indonesia.[1] Memiliki tujuan untuk menciptakan
perekonomian demokratis atau bisa diakses oleh siapapun, Tokopedia memiliki visi yang
berbunyi “Membangun Sebuah Ekosistem di mana Siapa pun Bisa Memulai dan Menemukan
Apapun”. Visi ini memiliki arti bahwa Tokopedia berkomitmen untuk menciptakan wadah di
mana setiap orang dapat meraih kesempatan yang sama untuk sukses. Untuk mewujudkan hal
tersebut, Tokopedia tidak memungut biaya kepada penjual dan pembeli untuk menggunakan
jasanya. Selain menyediakan platform jual-beli, Tokopedia juga menyediakan layanan yang
beragam antara lain, produk digital yang terdiri dari transaksi pulsa, paket data, air PDAM,
listrik PLN, Telkom, tiket kereta-api, dan lain-lain.
Terlepas dari tidak dipungutnya biaya penjualan dan pembelian, Tokopedia memiliki
beberapa stream of revenues. Pendapatan utama Tokopedia adalah melalui pembelian TopAds
dan akun premium penjual yang dinamakan gold merchant. Disamping itu, Tokopedia juga
agresif untuk mencari suntikan dana. Tokopedia juga memiliki kategori Official Store di
mana member yang bergabung juga memberi komisi 1% kepada Tokopedia. Belakangan ini,
Tokopedia mendapat dana dengan nilai total 1,1 miliar dollar AS atau setara Rp 16 triliun
dari Softbank dan Alibaba pada tahun 2018. [2]
Di dalam pasar daring Tokopedia, terdapat ribuan pedagang yang menjual produk
yang identik dengan selisih harga yang tidak jauh berbeda. Motif utama dari penurunan harga
tersebut bukanlah untuk mencari untung, tetapi untuk lebih banyak menjual produk agar
mendapat feedback dari konsumen dan menaikkan rating. Hal ini terkadang menyebabkan
terjadinya perang harga dan membuat pedagang kecil kesulitan berkompetisi. [3]
Di sisi lainnya, Tokopedia belum dapat dikatakan untung. [4] Hal ini dikarenakan
Tokopedia belum bisa melakukan monetisasi karena ia harus menghadapi kemungkinan
trade-off antara monetisasi dan memperoleh profit tetapi pelanggan menurun atau tidak
monetisasi dan pelanggan menetap tetapi menambah risiko untuk investor.
3
I.II Rumusan Masalah
1. Apa kebijakan yang harus diambil oleh Tokopedia untuk mengatasi isu perang harga
antar penjual? Apakah hal tersebut dapat berpengaruh terhadap kepuasan konsumen?
2. Bagaimana strategi monetisasi yang harus dilakukan oleh Tokopedia tanpa berpotensi
untuk mengurangi customer?
4
II. PEMBAHASAN
II.I Analisis (External and Internal Analysis)
Analisis yang kami gunakan adalah metode Top Down Analysis (Macro Environment →
Industry → Company) untuk menganalisis keseluruhan perusahaan Tokopedia.
1. Macro Environment (External Analysis)
Kami menggunakan analisis PESTLE di mana data yang kami dapatkan adalah:
● Politics : Pemerintah sangat mendukung pertumbuhan e-commerce di Indonesia.
Menkominfo mengatakan bahwa e-commerce di Indonesia memang sudah
berkembang maju akan tetapi, harus lebih mendorong lagi e-Commerce dengan
melibatkan juga dukungan para player seperti asosiasi atau kah individu. [5]
● Economy : Indonesia diprediksi menjadi salah satu powerhouse perekonomian dunia.
Tahun lalu, firma konsultan global Price Waterhouse Cooper (PwC) menerbitkan
laporan komprehensif berjudul “The Long View: How will the global economic order
change by 2050?”. Dalam analisis ini, Indonesia pada 2050 diproyeksikan naik
menjadi peringkat ke-4, setelah Tiongkok, India dan Amerika Serikat. [6]
● Social : Perkembangan belanja online melalui platform digital (e-commerce) dalam
beberapa tahun terakhir cukup pesat. Hal ini juga didukung oleh semakin gemarnya
masyarakat Indonesia untuk berbelanja di e-commerce, terutama oleh kalangan
milenial. Selain itu, 64 persen masyarakat yang berbelanja di e-commerce berasal dari
kalangan milenial, dengan 37 persen berdomisili di Pulau Jawa. [7]
● Technology : Lembaga riset asal Inggris, Merchant Machine, merilis daftar sepuluh
negara dengan pertumbuhan e-commerce tercepat di dunia. Indonesia memimpin
jajaran negara-negara tersebut dengan pertumbuhan 78% pada 2018. Jumlah
pengguna internet di Indonesia yang lebih dari 100 juta pengguna menjadi salah satu
kekuatan yang mendorong pertumbuhan e-commerce . Rata-rata uang yang
dibelanjakan masyarakat Indonesia di situs belanja daring mencapai US$ 228 per
orang atau sekitar Rp 3,19 juta per orang. Hal ini sudah menjadi sasaran pasar
Tokopedia. [8]
● Legal : Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mengatakan
perlindungan konsumen dalam transaksi digital telah diatur dalam Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE ) dan
5
Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan
Transaksi Elektronik (PP PSTE). [9]
● Environment : Kondisi fisik Indonesia yang berupa archipelago atau kepulauan
membuat jasa pasar daring, seperti Tokopedia, sangat diminati untuk memenuhi
kebutuhan atau untuk memulai usaha. Selain itu, seperti yang kita ketahui saat ini
terutama di kota–kota besar di Indonesia, bahwa kondisi lingkungannya kerap kali
terjadi kemacetan yang sangat parah, hujan, dan faktor-faktor lainnya. Hal ini
menyebabkan perilaku konsumen saat ini lebih gemar menggunakan sesuatu yang
praktis, tanpa harus datang ke toko fisik tetapi dapat mendapatkan barang yang
diinginkan. Dilihat dari perilaku saat ini maka bisnis online merupakan salah satu
bisnis yang menjanjikan.
2. Industry (External Analysis)
● Porter’s Five Forces
Pada tahap industri ini kami menggunakan Porter’s Five Forces dimana data
yang kami analisis adalah Tokopedia memiliki High Threat of New Entrants, High
Threat of Substitute Product, High Bargaining Power of Buyer, Low Bargaining
Power of Supplier, High Threat of Rivalry. Untuk analisis lebih lengkap dapat dilihat
di bagian lampiran . [Lampiran 1 Porter’s Five Forces]
● Fishbone
Pada bagian ini, kami menganalisis mengapa tokopedia belum bisa
menghasilkan profit yaitu dikarenakan oleh prinsip Tokopedia,
kompetitor,pengeluaran, dan metode yang menghambat untuk menghasilkan profit.
Lalu kita juga melakukan analisis tentang bagaimana perang harga dapat
memengaruhi kepuasan konsumen karena kualitas setara dengan harganya yang relatif
murah terkadang mengecewakan ekspektasi para customer. Analisis lebih lanjut dapat
dilihat pada lampiran. [ Lampiran 2 Fishbone]
● Issue Tree
Analisis ini membahas tentang bagaimana langkah mengatasi isu perang harga
yang mempengaruhi kepuasan konsumen. Faktor yang mempengaruhi kepuasaan
konsumen adalah kualitas produk, emosi, kualitas pelayanan, harga, dan biaya. Lalu
langkah kita mengatasi isu-isu tersebut yaitu dengan meningkatkan variasi produk dengan
6
mengadakan workshop berbayar kepada penjual. Lalu meningkatkan performa bisnis penjual
dengan menyediakan jasa laporan keuangan dan menyediakan jasa pembuat konten dari mitra
tokopedia. Lalu meningkatkan kualitas pelayanan dengan membuat consulting center yang
bekerjasama dengan consultant firm yang berfokus pada e-commerce. Hal ini bisa
dimanfaatkan tokopedia untuk strategi monetisasi dan feedback plus yang diberikan kepada
mitra perusahaan adalah exposure. Analisis lengkap dapat dilihat pada lampiran. [Lampiran 3
Issue Tree]
3. Company (Internal Analysis)
● SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threat)
Pada analisis ini, kami melihat dari kekuatan Tokopedia adalah layanan
marketplace yang diberikan dapat diakses secara gratis oleh siapa pun. Berdasarkan
data iPrice , pada kuartal 1 2019, Tokopedia menguasai pasar dengan pengunjung web
bulanan sebanyak 137.200.900 pengunjung. Hingga saat ini, Tokopedia telah menjadi
marketplace yang paling banyak dikunjungi oleh masyarakat Indonesia. Hal ini
memungkinkan Tokopedia untuk menambah pasar agar menarik banyak pelanggan.
Ditinjau dari segi peluang, e-commerce yang menawarkan layanan jasa masih jarang.
Tokopedia juga menjadi perusahaan teknologi pertama di Indonesia yang
memperkenalkan pengentaran instan melalui kemitraan dengan perusahaan
transportasi daring. Hal ini memungkinkan konsumen untuk mendapatkan barang
dengan cepat. Analisis lengkap dapat dilihat pada lampiran. [Lampiran 4 SWOT]
II.II Rekomendasi
Untuk menjawab pertanyaan nomor 1 dan nomor 2, dari pengidentifikasian masalah
dan analisis, kami menemukan korelasi untuk mengatasi perang harga dan strategi
monetisasi. Sejalan dengan misi “Pemerataan ekonomi secara digital”, Tokopedia membantu
penjual untuk meningkatkan inovasi dan insight dengan memberikan fitur “Tokopedia
Learning Center” yang ditujukan untuk penjual, khususnya penjual pemula. Hal ini juga bisa
Tokopedia manfaatkan untuk monetisasi dari fitur tersebut. Dengan menjalin mitra dengan
perusahaan-perusahaan dan sebagai gantinya adalah exposure.
7
Tokopedia Learning Center adalah sebuah platform yang disediakan Tokopedia
untuk mengembangkan daya saing seller dengan cara menyediakan layanan-layanan
penopang seperti Service Seller, Enhancement Program, dan Consulting Center.
Service seller menyediakan layanan jasa dari mitra-mitra Tokopedia yang bisa
digunakan untuk mengembangkan bisnis seperti peningkatan akurasi laporan keuangan dan
pembuatan konten
Enhancement Program berisi program-program yang dapat meningkatkan daya saing
penjual melalui pengembangan soft skill yang didapat dari workshop bersertifikat, seminar,
dan talkshow yang diadakan oleh Tokopedia secara online maupun offline.
Consulting center merupakan layanan di mana seller bisa berkonsultasi tentang tujuan
bisnisnya dan ingin mengetahui langkah apa yang seharusnya dilakukan untuk meraih
tujuannya itu.
Untuk gambaran analisis kami akan menggunakan framework concept map dapat
dilihat pada lampiran [Lampiran 5 Concept Map]
II.III Implementasi
Implementasi dari strategi di atas kami menggunakan framework business model
canvas.
8
Timeline
Hambatan:
- Consultant service di bidang e-commerce belum terlalu banyak
- Workshop karena di suatu tempat maka terbatas, lalu masih ada kompetitor workshop
lainnya.
II.IV Impact
Dampak penerapan strategi pada bagian rekomendasi bagi penjual :
1. Terjadinya perang harga menurun karena meningkatnya variasi produk yang
diakibatkan oleh pelatihan penjual melalui workshop, talkshow, training, dan
konsultasi yang diadakan.
2. Kualitas produk akan meningkat karena training, workshop, dan talkshow.
3. Penjual mempunyai ilmu dalam menjalankan bisnis sehingga mengurangi tingkat
kebangkrutan dan meningkatkan daya saing.
Dampak penerapan strategi bagi pembeli :
1. Tingkat kepuasan meningkat.
2. Produk semakin bervariasi.
Dampak penerapan strategi bagi Tokopedia :
1. Mendapatkan monetisasi dari pemungutan biaya workshop, talkshow, training, dan
komisi dari mitra perusahaan.
2. Menambah mitra perusahaan.
9
III. PENUTUP
III.I Kesimpulan
Tokopedia merupakan salah satu e-commerce yang belum bisa melakukan monetisasi
atas jasa yang ditawarkan. Hal ini dapat menjadi masalah karena kepercayaan investor akan
berkurang jika sekiranya dalam jangka panjang Tokopedia masih dalam kondisi yang sama.
Selain itu, masalah perang harga juga dapat mengancam misi Tokopedia untuk menyediakan
wadah bagi semua orang untuk aktivitas jual beli. Untuk mengatasi masalah-masalah
tersebut, maka diperlukan sebuah platform tambahan berupa Tokopedia Learning Center
yang dapat digunakan untuk menambah stream of revenues Tokopedia, meningkatkan daya
saing penjual kecil, dan menciptakan variasi produk untuk mempertahankan atau
meningkatkan kepuasan konsumen.
P
LAMPIRAN LAMPIRAN 1 PORTER’S FIVE FORCES
10
1. Threat of New Entrants.
Dimana tinggi atau rendahnya kemungkinan untuk kompetitor baru bersaing di dalam
industri ini. Menurut kami di dalam industri ini ancaman dari kompetitor baru dinilai cukup
tinggi (High). Berikut hal – hal yang membuat orang berminat untuk membangun bisnis
seperti ini adalah sebagai berikut :
● Karena dalam industri ini berbasis teknologi dan fitur yang ditawarkan, maka
kemungkinan untuk kompetitor membuat bisnis model yang sama seperti ini tidaklah
sulit, terlebih lagi kompetitor yang sudah terlebih dahulu ada di dalam bisnis ini,
mereka hanya perlu menambahkan layanan yang sama.
● Modal yang diinvestasikan dalam bisnis ini kurang lebih sama dengan modal yang
dibutuhkan untuk membuat marketplace jual – beli lainnya. Saat ini juga banyak
sekali investor marketplace dari negara lain yang sudah besar dan menanamkan
modalnya di berbagai marketplace yang potensial di Indonesia, sehingga untuk
masalah modal dalam bisnis ini tidaklah terlalu sulit untuk mendapatkan investor.
2. Threat of Substitute Product
11
Dimana tinggi atau rendahnya produk yang dapat menjadi alternatif produk yang
sudah ada. Ancaman produk atau jasa pengganti dalam industri ini dinilai cukup tinggi
(High), karena adanya produk lain yang menawarkan konsep jual – beli yang sudah lebih
terlebih dahulu menguasai pasar marketplace seperti OLX, Shopee, Bukalapak, dan Lazada
serta berbagai macam sosial media. Karena itu produk lain yang dapat menjadi threat of
substitute untuk bisnis ini adalah marketplace jual beli dan sosial media. Seperti yang kita
ketahui saat ini marketplace jual – beli ini bermacam – macam dan menawarkan berbagai
macam fitur dan juga promonya masing – masing untuk menarik konsumen.
3. Bargaining Power of Buyer
Analisis ini untuk mengetahui tinggi atau rendahnya kekuatan konsumen kepada
seller atau perusahaan. Bargaining Power of Buyer pada Tokopedia adalah tinggi. Hal
tersebut dipengaruhi oleh banyaknya produk identik yang tersedia, informasi produk yang
mudah didapatkan oleh konsumen sehingga harga antar penjual dapat dibandingkan, tidak
adanya switching cost, dan kurangnya brand loyalty/platform loyalty terhadap Tokopedia.
4. Bargaining Power of Supplier
Dalam industri e-commerce, daya tawar pemasok umumnya rendah hingga sedang. Alasannya adalah aturan yang ditetapkan oleh pedagang dan pemasok harus mengikuti kode perilaku yang ditetapkan oleh mereka sendiri. Sebagian besar e-commerce sangat berhati-hati mengenai hubungan pemasok mereka dan menetapkan kode etik yang terkait dengan kualitas, tenaga kerja dan upah serta keberlanjutan atau sustainability. Meskipun jumlah pemain dalam industri ini telah bertambah, pemasok tidak memiliki terlalu banyak opsi dan oleh karenanya terikat oleh aturan yang telah ditetapkan oleh merek.
5. Threat of Rivalry
Analisis ini untuk mengetahui kuatnya persaingan diantara pemain. Di dalam industri
ini Threat of Rivalrynya dapat dikatakan High, karena adanya pesaing langsung di dalam
industri ini. Tidak hanya dalam ruang lingkup nasional, pesaing internasional, seperti
Amazon pun sudah mulai berencana untuk melebarkan sayapnya di Indonesia. Selain itu,
terdapat sosial media yang masih digunakan untuk melakukan transaksi daring karena dirasa
lebih praktis.
12
LAMPIRAN 2 FISHBONE
LAMPIRAN 3 ISSUE TREE
13
LAMPIRAN 4 SWOT
STRENGTH (S)
1. Memiliki layanan gratis
2. Marketplace paling banyak
dikunjungi di Indonesia
3. Banyak pasar yang bervariasi
WEAKNESS (W)
1. Belum melakukan monetisasi
2. Terjadinya perang harga antar penjual
yang membuat penjual kecil sulit
berkompetisi
OPPORTUNITY (O)
1. E-commerce yang menjual
layanan jasa masih sedikit
2. Marketplace pertama di
Indonesia yang menerapkan
sistem escrow atau rekening
bersama.
3. Perusahaan teknologi pertama
di Indonesia yang mengenalkan
pengantaran instan melalui
kemitraan dengan perusahaan
transportasi daring.
STRATEGI SO
1. Memperkuat kualitas
pelayanan.
2. Memperkuat dan memperluas
jaringan kemitraan perusahaan
transportasi.
STRATEGI WO
1. Melakukan monetisasi dalam bentuk
jasa membuat konten sebagai strategi
marketing untuk menyelamatkan
penjual kecil dalam perang harga
2. Melakukan workshop berbayar sebagai
bentuk monetisasi dan juga
meningkatkan inovasi pada penjual
kecil untuk bersaing dengan penjual
lain
3. Membuat consulting center untuk
wadah konsultasi para penjual
mengenai bisnisnya
THREAT (T)
1. E-commerce pesaing.
2. Investor kabur
STRATEGI ST
1. Menstabilkan performa
tokopedia di Indonesia
STRATEGI WT
1. Memberikan insentif yang menarik
untuk para investor dan mitra
14
2. Melakukan ekspansi ke Asia
Tenggara dan sekitarnya
3. Melakukan kontrak berjangka
panjang dengan para investor
dan meningkatkan daya tarik
kepada para investor.
2. Melakukan monetisasi untuk
meningkat performa Tokopedia dan
mampu menjadi perusahaan
independen tanpa ketergantungan
dengan investor
LAMPIRAN 5 CONCEPT MAP
DAFTAR PUSTAKA
1. https://id.techinasia.com/peta-ecommerce-indonesia-q1-2019 Diakses pada 27 September 2019
15
2. https://www.cnbcindonesia.com/tech/20181212124534-37-46022/9-tahun-berdiri-tokopedia-sudah-sedot-dana-investor-rp493-t Diakses pada 27 September 2019
3. https://marketing.co.id/perang-harga-ecommerce-shopee-dan-tokopedia-bersaing/ Diakses pada 27 September 2019
4. https://www.cnbcindonesia.com/tech/20190221184953-37-56984/startup-unicorn-rugi-tapi-disuntik-investor-ini-yang-dilihat Diakses pada 27 September 2019
5. https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/6020/Menkominfo%3A+Pemerintah+Dorong+Pertumbuhan+e-Commerce+Indonesia/0/berita_satker Diakses pada 28 September 2019
6. Indonesia diprediksi menjadi salah satu powerhouse perekonomian dunia. Tahun lalu, firma konsultan global Price Waterhouse Cooper (PwC) menerbitkan laporan komprehensif berjudul “The Long View: How will the global economic order change by2050?” Diakses pada 28 September 2019
7. https://www.msn.com/id-id/ekonomi/ekonomidanbisnis/belanja-e-commerce-didominasi-milenial/ar-BBQ707A Diakses pada 28 September 2019
8. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/04/25/indonesia-jadi-negara-dengan-pertumbuhan-e-commerce-tercepat-di-dunia Diakses pada 28 September 2019
9. https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20181213200948-185-353530/kominfo-perlindungan-konsumen-e-commerce-telah-diatur-uu-ite Diakses pada 28 September 2019
16