paham kekuasaan dan teori

9
Paham Kekuasaan dan Teori Geopolitik 21MEI 1. Penjelasan tentang Paham Kekuasaan dan Teori-teori mengenai paham kekuasaan menurut para ahli Paham kekuasaan yang kita kenal selama ini memberikan suatu impuls untuk menciptakan suatu formula pengaturan kenegaraan yang sejatinya membutuhkan koreksi di berbagai sisi. Perumusan wawan nasional lahir berdasarkan pertimangan dan pemikiran mengenai sejauh mana konep operasionalnya dapat diwujudkan dan dipertanggungjawabkan. Karena itu, dibutuhkan landasan teori yang dapat mendukung rumusan Wawasan Nasional. Teori-teori menurut para ahli yang dapat mendukung rumusan tersebut antara lain: A. Paham Machiavelli (Abad XVII) Gerakan pembaharuan (renaissance) yang dipicu oleh masuknya ajaran islam diEropa Barat sekitar abad VII telah membuka dan mengembangkan cara pandang bangsa-bangsa Eropa Barat sehingga menghasilkan peradaban barat modern seperti sekarang. Dalam bukunya tentang politik yang diterjemahkan ke dalam bahasa inggris dengan judul “The Prince”, Machiavelli memberikan pesa tentang cara membentuk kekuatan politik yang besar agar sebuah negara dapat berdiri dengan kokoh. Menurut Machiavelli, sebuah negara akan bertahan apabila menerapkan dalil- dalil seperti berikut ini: 1. Segala cara dihalalkan dalam merebut dan mempertahankan kekuasaan. 2. untuk menjaga kekuasaan rezim, politik adu domba disah kan. 3. dalam dunia politik yang kuat pasti dapat bertahan dan menang. Sesama hidupnya buku”The Prince”tidak boleh beredar. Tetapi setelah Machiavelli meninggal,bukunya menjadi saat laku dan dipelajari oleh orang- orang. dijadikan pedoman oleh banyak kalangan politisi dan para kalangan elite politik. Gerakan pembaharuan yang dipicu oleh masuknya ajaran islam di eropa barat sekitar abad VII telah mambuka dan mengembangkan cara pandang bangsa-bangsa di eropa baratsehingga menghasilkan peradaban barat modern seperti sekarang di

Upload: rio-setyayudha-lore

Post on 10-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

kewarganegaraan

TRANSCRIPT

Paham Kekuasaan dan Teori Geopolitik

21MEI

 

1.            Penjelasan tentang Paham Kekuasaan dan Teori-teori mengenai paham kekuasaan

menurut para ahli

Paham kekuasaan yang kita kenal selama ini memberikan suatu impuls untuk menciptakan suatu formula

pengaturan kenegaraan yang sejatinya membutuhkan  koreksi di berbagai sisi. Perumusan wawan

nasional lahir berdasarkan pertimangan dan pemikiran mengenai sejauh mana konep operasionalnya

dapat diwujudkan dan dipertanggungjawabkan. Karena itu, dibutuhkan landasan teori yang dapat

mendukung rumusan Wawasan Nasional. Teori-teori menurut para ahli yang dapat mendukung rumusan

tersebut antara lain:

A.      Paham Machiavelli (Abad XVII)

Gerakan pembaharuan (renaissance) yang dipicu oleh masuknya ajaran islam diEropa Barat sekitar abad

VII telah membuka dan mengembangkan cara pandang bangsa-bangsa Eropa Barat sehingga

menghasilkan peradaban barat modern seperti sekarang.

Dalam bukunya tentang politik yang diterjemahkan ke dalam bahasa inggris dengan judul “The Prince”,

Machiavelli memberikan pesa tentang cara membentuk kekuatan politik yang besar agar sebuah negara

dapat berdiri dengan kokoh.

Menurut Machiavelli, sebuah negara akan bertahan apabila menerapkan dalil-dalil seperti berikut ini: 1.

Segala cara dihalalkan dalam merebut dan mempertahankan kekuasaan.

       2. untuk menjaga kekuasaan rezim, politik adu domba disah kan.

       3. dalam dunia politik yang kuat pasti dapat bertahan dan menang.

Sesama hidupnya buku”The Prince”tidak boleh beredar. Tetapi setelah Machiavelli meninggal,bukunya

menjadi saat laku dan dipelajari oleh orang-orang. dijadikan pedoman oleh banyak kalangan politisi dan

para kalangan elite politik.

Gerakan pembaharuan yang dipicu oleh masuknya ajaran islam di eropa barat sekitar abad VII telah

mambuka dan mengembangkan cara pandang bangsa-bangsa di eropa baratsehingga menghasilkan

peradaban barat modern seperti sekarang di bidang politik dan kenegaraan atau sumber pemikiran

sebuah Negara kecil di italia.

 

B.  Paham Kaisar Napoleon Bonaparte (abad XVIII)

Kaisar Napoleon merupakan tokoh revolusioner di bidang cara pandang, selain penganut baik dari

Machiavelli. Napoleon berpendapat bahwa perang di masa depan akan merupakan perang total yang

mengerahkan segala upaya dan kekuatan nasional. Kekuatan ini juga perlu didukung oleh kondisi sosial

budaya berupa ilmu pengetahuan teknologi demi terbentuknya kekuatan hankam untuk menduduki dan

menjajah negara-negara disekitar Prancis. Ketiga postulat Machiavelli telah diimplementasikan dengan

sempurna oleh Napoleon, namun menjadi bumerang bagi dirinya sendiri sehingg akhir kariernya dibuang

ke Pulau Elba.

 

C.   Paham Jenderal Clausewitz (Abad XVIII)

(lahir 1 Juli 1780 – meninggal 16 November 1831 pada umur 51 tahun; lebih dikenal dengan nama Carl

von Clausewitz) adalah seorang tentara Rusia dan intelektual. Ia menjabat sebagai prajurit lapangan

praktis (dengan luas pengalaman tempur melawan pasukan Revolusi Perancis), sebagai perwira staf

dengan politik/militer Prusia, dan sebagai pendidik militer terkemuka. Clausewitz pertama kali memasuki

pertempuran sebagai kadet pada usia 13 tahun, naik pangkat Mayor Jenderal di usia 38, menikah

dengan bangsawan tinggi, Countess Marie von Brühl, bergerak di kalangan intelektual langka di Berlin,

dan menulis sebuah buku “On War” (terjemahan dari “Vom Kriege”) yang telah menjadi karya paling

berpengaruh terhadap filsafat militer di dunia Barat. Buku tersebut telah diterjemahkan ke hampir semua

bahasa dan berpengaruh pada strategi modern di berbagai bidang.

Pada era Napoleon, jenderal Clausewitz sempat terusir olh tentara Napoleon dari negaranya sampai ke

Rusia. Clausewitz akhirnya menjadi penasihat militer Staf UmumTentara kekaisaran Rusia. Menurut

Clausewitz, perang adalah kelanjutan Politik dengan cara lain. Peperangan adalah sah-sah saja untuk

mencapai tujuan nasional bangsa . pemikiran inilah yang membenarkan Prusia sehingga menimbulkan

perang Dunia Pertama dengan kekalahan pihak Prusia.

D.   Paham Feuerbach dan Hegel

Paham materialisme Feuerbach dan teori sintesis Hegel menimbulkan dua aliran besar Barat yang

berkembang didunia, yaitu kapitalisme di satu pihak dan komunisme di pihak yang lain. Pada abad XVII

paham perdagangan bebas yang merupakan nenek moyang liberalisme sedang marak. Saat itu orang-

orang berpendapat bahwa ukuran keberhasilan ekonomi suatu negara adalah seberapa besar surplus

ekonominya, terutama diukur dengan emas. Paham ini memicu nafsu kolonialisme negara Eropa Barat

dalam mencari emas ke tempat yang lain. Inilah yang memotivasi Columbus untuk mencari daerah baru,

kemudian Magellan, dan lain-lainnya. Paham ini juga yang mendorong Belanda untuk melakukan

perdagangan (VOC) dan pada akhirnya menjajah Nusantara selama 3,5 abad.

E.  Paham Lenin (XIX)

Lenin telah memodifikasi paham Clausewitz. Menurutnya, perang adalah kelanjutan politik dengan cara

kekerasan. Bagi Leninisme/komunisme, perang atau pertumpahan darah atau revolusi di seluruh dunia

adalah sah dalam kerangka mengkomuniskan seluruh bangsa di dunia. Karena itu, selama perang dingin,

baik Uni Soviet maupun RRC berlomba-lomba untuk mengekspor paham komunis ke seluruh dunia.

G.30.S/PKI adalah salah satu komoditi ekspor RRC pada tahun 1965. Sejarah selanjutnya menunjukkan

bahwa paham komunisme ternyata berakhir secara tragis seperti runtuhnya Uni Soviet.

F.  Paham Lucian W.Pye dan Sidney

Dalam buku Political Culture and Political Development (Princeton University Press, 1972 ), mereka

mengatakan :”The political culture of society consist of the system of empirical believe expressive symbol

and values which devidens the situation in political action can take place, it provides the subjective

orientation to politics…..The political culture of society is highly significant aspec of the political system”.

Para ahli tersebut menjelaskan adanya unsur-unsur sebyektivitas dan psikologis dalam tatanan dinamika

kehidupan politik suatu bangsa, kemantapan suatu sistem politik dapat dicapai apabila sistem tersebut

berakar pada kebudayaan politik bangsa yang bersangkutan.

 

2.     Penjelasan tentang  Teori Geopolitik dan Teori-teorinya menurut para ahli

 

Teori–Teori Geopolitik (ilmu bumi politik)

Geopolitik adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala politik dari aspek geografi. Arti geopolitik secara

harfiah adalah geo asal dari geografi dan politik artinya pemerintahan jadi geopolitik artinya cara

menyelenggarakan suatu pemerintahan yang disesuaikan /ditentukan oleh kondisi/konfigurasi

geografinya (contoh NKRI memilih Negara Kesatuan karena kondisi/konfigurasi geografinya berupa

Negara Kepulauan).

 

 

1.      Frederick Ratzel (Teori Ruang ; 1897)

Ratsel menyatakan bahwa negara dalam hal-hal tertentu dapat disamakan dengan organism, yaitu

mengalami fase kehidupan dalam kombinasi dua atau lebih antara lahir,  tumbuh, berkembang, mencapai

puncak, surut dan mati. Inti ajaran Ratzel adalah teori ruang yang ditempati oleh kelompok-kelompok

politik (negara-negara) yang mengembangkan hukum ekspansionisme baik di bidang gagasan, perutusan

maupun produk.

Untuk membuktikan keunggulan yakni negara harus mengambil dan menguasai satuan-satuan politik

yang berkaitan terutama yang bernilai strategis dan ekonomis. Ratzel memprediksi bahwa pada akhirnya

di dunia ini hanya tinggal negara unggul bisa bertahan hidup dan menjamin kelangsungan hidupnya.

Pertumbuhan negara dapat dianalogikan (disamakan/mirip) dengan pertumbuhan organisme (mahluk

hidup) yang memerlukan ruang hidup, melalui proses,lahir, tumbuh,berkembang, mempertahankan hidup

tetapi dapat juga menyusut dan mati.

                  Negara identik dengan suatu ruang yang ditempati oleh kelompok politik dalam arti kekuatan.

Makin luas potensi ruang makin memungkinkan kelompok politik itu tumbuh (teori ruang). Suatu bangsa

dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari hukum alam. Hanya bangsa yang

unggul yang dapat bertahan hidup terus dan langgeng. Semakin tinggi budaya bangsa semakin besar

kebutuhan atau dukungan sumber daya alam. Apabila tidak terpenuhi maka bangsa tsb akan mencari

pemenuhan kebutuhan kekayaan alam diluar wilayahnya (ekspansi).

 

2.      Rudolf Kjellen (Teori Kekuatan)

Kjellen mengembangkan teori ruang Ratzel dengan menganggap bahwa negara sebagai organism

dirumuskan ke dalam sistem politik/pemerintahan melalui 5 pembidangan yaitu : (a) kratopolitik (politik

pemerintahan), (b) Ekono-politik, (c) Sosiopolitik, (d) Demopolitik dan (e) Geopolitik. Inti ajaran Kjellen

adalah tiap negara di samping berupaya untuk menjaga kelangsungan hidupnya, juga mewajibkan

bangsanya untuk berswasembada mengembangkan kekuatan nasionalnya secara terusa menerus.

Dampak pengembangan kekuatan nasional memberikan dua arti penting, (a) Ke dalam : Menumbuhkan

kesatuan dan persatuan yang harmonis dan (b) Ke luar : Dalam pemekaran wilayah dapat memperoleh

batas-batas yang jelas dengan negara-negara di sekitarnya. Kjellen memprediksi bahwa pergulatan

antara kekuatan kontinental (darat) dengan kekuatan maritime (laut) pada akhirnya akan dimenangkan

oleh kekuatan kontinentak sekaligus menguasai pengawasan di laut.

Negara sebagai satuan biologi, suatu organisme hidup. Untuk mencapai tujuan negara, hanya

dimungkinkan dengan jalan memperoleh ruang (wilayah) yang cukup luas agar memungkinkan

pengembangan secara bebas kemampuan dan kekuatan rakyatnya. Negara merupakan suatu sistem

politik/pemerintahan yang meliputi bidang-bidang: geopolitik,ekonomipolitik, demopolitik,sosialpolitik dan

kratopolitik. Negara tidak harus bergantung pada sumber pembekalan luar, tetapi harus mampu

swasembada serta memanfaatkan kemajuan kebudayaan dan teknologi untuk meningkatkan kekuatan

nasional.

 

3.      Karl Houshoffer (Teori Ekspansionisme : 1896-1946)

Karl Houshoffer mengajarkan faham geopolitik sebagai ajaran ekspansionisme dalam bentuk politik

geografi yang menitikberatkan pada soal-soal strategi perbatasan, ruang hidup bangsa dan tekana rasial,

ekonomi dan sosial sebagai faktor yang mengharuskan pembagian baru kekayaan dunia. Inti faham

geopolitik Houshoffer pada dasarnya adalah penyempurnaan teori Kjellen, yaitu : (a) Kekuasaan

imperium daratan pada akhirnya menguasai imperium lautan (b) Akan timbul negara-negara besar di

Eropa, Asia dan Afrika. Prediksi Houshoffer tersebut, dalam banyak hal telah mendorong lahirnya Nazi

Jerman di bawah Hitler yang bersemboyan Jerman Raya di atas semua Negar,a sedangkan di Asia lahir

chauvinisme Jepang dengan semboyan Hako I Chiu yaitu menjadikan Jepang sebagai pemimpin Asia,

cahaya Asia dan pelopor Asia (Tiga A).

Pandangan Karl Haushofer ini berkembang di Jerman dibawah kekuasan Aldof Hitler, juga dikembangkan

ke Jepang dalam ajaran Hako Ichiu yang dilandasi oleh semangat militerisme dan fasisme. Pokok– pokok

teori Haushofer ini pada dasarnyamenganut teori Kjellen, yaitu sebagai berikut :

Kekuasan imperium daratan yang kompak akan dapat mengejar kekuasan imperium maritim untuk menguasai pengawasan dilaut.

Negara besar didunia akan timbul dan akan menguasai Eropa, Afrika, dan Asia barat (Jerman dan Italia)   serta Jepang di Asia timur raya.

Geopulitik adalah doktrin negara yang menitik beratkan pada soal strategi perbatasan. Geopolitik adalah landasan bagi tindakan politik dalam perjuangan kelangsungan hidup untuk mendapatkan ruang hidup (wilayah).

 

4.      Sir Harold Mackinder (Wawasan Benua)

Mackinder merupakan penganut teori kekuatan, yang mencetuskan wawasan benua sebagai konsep

pengembangan kekuatan darat. Teorinya menyatakan bahwa “barang siapa menguasai daerah jantung

(haertland) yaitu Eropa-Asia akan dapat menguasai pulau-pulau dunia dan akhirnya akan menjadi

penguasa dunia.

 

Teori ahli Geopolitik ini menganut “konsep kekuatan”. Ia mencetuskan wawasan benua yaitu konsep

kekuatan di darat.Ajarannya menyatakan ; barang siapa dapat mengusai “daerah jantung”, yaitu Eropa

dan Asia, akan dapat menguasai “pulau dunia” yaitu Eropa, Asia, Afrika dan akhirnya dapat mengusai

dunia.

 

5.      Sir Walter Raleigh dan Alfred Thayer Mahan (Wawasan Bahari)

Teori Raleigh dan Mahan pada dasarnya adalah teori kekuatan lautan/bahari. Mereka mengatakan

bahwa siapa yang menguasai lautan akan menguasai jalur perdagangan dunia, yang berarti menguasai

kekuatan dunia sehingga akhirnya akan dapat menguasai dunia. Barang siapa menguasai lautan akan

menguasai “perdagangan”. Menguasai perdagangan berarti menguasai “kekayaan dunia” sehinga pada

akhirnya menguasai dunia.

 

6.      W. Michel dan John Frederick Charles Fuller (Wawasan Dirgantara)

Mitchel dan Fuller berpendapat bahwa kekuatan udara merupakan kekuatan yang paling menentukan

penguasaan dunia. Keunggulan yang dimiliki dirgantara adalah pengembangan kekuatan di udara, 

memiliki daya tangkis yang andal dari berbagai ancaman lawan dalam tempo cepat, dasyat dan

dampaknya sangat mengerikan lawan sehingga tidak ada kesempatan bagi lawan untuk bergerak.

Kekuatan di udara justru yang paling menentukan. Kekuatan di udara mempunyai daya tangkis terhadap

ancaman dan dapat melumpuhkan kekuatan lawan dengan penghancuran dikandang lawan itu sendiri

agar tidak mampu lagi bergerak menyerang.

 

7.      Nocholas J. Spykman (Teori Daerah Batas/Rimland)

Teori Spykman juga disebut Wawasan Kombinasi, yaitu teori menghubungkan kekuatan darat, laut dan

udara, yang dalam pelaksanaannya disesuikan kondisi dan kebutuhan. Nocholas mengatakan bahwa

siapa yang mampu mengkombinasi kekuatan darat, laut dan udara akan menguasai daerah batas antar

bangsa secara permanen dan abadi. Teori daerah batas (rimland) yaitu teori wawasan kombinasi,yang

menggabungkan kekuatan darat, laut, udara dan dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan keperluan

dan kondisi suatu negara.

 

3.     Penjelasan tentang  Geopolitik Indonesia dan Paham Kekuasaan Indonesia

 

1.      Geopolitik indonesia

Geographical Politic atau gopolitik diartikan sebagai pertimbangan-pertimbangan dalam menetukan

alternatif kebijakan dasar nasional untuk mewujudkan tujuan tertentu. Dalam pelaksanaanya geopolitik ini

yaitu kebijakan pelaksanaan dalam mentukan tujuan, sarana-sarana serta cara penggunaan sarana

tersebut guna mencapai tujuan nasional dengan memanfaatkan konstelasi geografis suatu negara.

Pemahaman tentang kekuatan dan kekusaan yang dikembangkan di indonesia didasarkan pada

pemahaman tentang paham perang dan damai sejahtra disesuaikan dengan kondisi dan konstelasi

geografi indonesia. Sedangkan pemahaman tentang negara indonesia menganut paham negara

kepulauan. Yaitu paham yang di kembangkan dari asas archipelago yangmemang berbeda dengan

pemahaman archipologi dinegara negara barat pada umumnya.

Salah satu pedoman bangsa Indonesia, adalah wawasan nasional yang berpijak pada wujud wilayah

nusantara, sehingga disebut Wawasan Nusantara. Oleh karena itu wawasan nusantara adalah geopolitik

Indonesia. Hal ini dipahami berdasarkan pengertian bahwa dalam wawasan nusantara konsepsi

geopolitik Indonesia yaitu unsur ruang, yang kini berkembang tidak saja secara fisik geografis, melainkan

dalam pengertian secara keseluruhannya (Suradinata; Sumiarno: 2005).

Pembangunan geopolitik Indonesia sudah dimulai oleh para pendiri bangsa melalui ikrar sumpah

pemuda, satu nusa yang berarti keutuhan ruang nusantara, satu bangsa yang merupakan landasan

kebangsaan Indonesia, satu bahasa yang merupakan faktor pemersatu seluruh ruang nusantara beserta

isinya. Rasa kebangsaan merupakan perekat persatuan dan kesatuan, baik dalam makna spirit maupun

moral, sehingga membantu meniadakan adanya perbedaan fisik yang disebabkan adanya perbedaan

letak geografi.

Kondisi geografis suatu negara atau wilayah menjadi sangat penting dan menjadi pertimbangan pokok

berbagai kebijakan, termasuk juga dalam merumuskan kebijakan keamanan nasional (national security)

atau keamanan manusia (human security). Berbagai bencana alam yang terjadi seperti : angin puting

beliung, gempa bumi, tsunami adalah beberapa ancaman terhadap manusia yang sebagian besar

diantaranya ditentukan oleh kondisi geografis. Penyebaran konflik komunal tampaknya sedikit terbendung

oleh faktor geografis, sebagaimana terjadi di Afrika, Balkan dan Asia Tengah, dengan demikian posisi

strategis Indonesia juga membawa implikasi geopolitik dan geostrategi tertentu.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembangunan geopolitik hanya efektif apabila dilandasi oleh

wawasan kebangsaan yang mantap. Unsur-unsur dasar Wawasan Nusantara dalam mencapai kesatuan

dan keserasian dapat ditinjau melalui, Satu kesatuan wilayah, Satu kesatuan bangsa, Satu kesatuan

sosial budaya, Satu kesatuan ekonomi, Satu kesatuan pertahanan dan keamanan.

Konsepsi geopolitik khas Indonesia itu kemudian dirumuskan menjadi acuan dasar yang diberi nama

Wawasan Nusantara, berbunyi sebagai berikut:

“Wujud suatu Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai suatu Negara kepulauan yang dalam

kesemestaannya merupakan satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan

untuk mencapai tujuan nasional dan cita-cita perjuangan bangsa melalui pembangunan nasional segenap

potensi darat, laut dan angkasa secara terpadu” .

Implikasi Pembangunan Geopolitik Indonesia. Apabila ditinjau lebih dalam bahwa Implikasi dari pembangunan geopolitik Indonesia masih terjadi berbagai kekurangan antara lain sebagai berikut :

1)    Kurangnya rasa kesadaran bangsa Indonesia terhadap negaranya sebagai negara kepulauan yang

berciri nusantara.

2)    Belum tumbuh dan berkembangnya pemahaman dan rasa bangga terhadap realita “Indonesia

sebagai Negara Kepulauan”.

3)    Banyak proyek-proyek pembangunan infrastruktur dan industri yang tidak memperhatikan tata ruang

dan daya dukung lingkungan.

4)    Banyaknya sejumlah kasus bencana alam yang disebabkan oleh faktor lingkungan dan human error.

5)    Banyaknya pengangguran yang disebabkan pertumbuhan ekonomi yang tidak merata.

B. Permasalahan yang dihadapi.

1)   Kurangnya perhatian terhadap aspek geografi dalam menentukan kebijakan.

2)   Masih lemahnya implementasi peraturan perundang-undangan.

3)   Menurunnya rasa nasionalisme.

4)    Kualitas SDM masih rendah.

 

2.     Paham kekusaan bangsa indonesia

Bangsa Indonesia yang berfalsafah dan berideologi Pancasila menganut paham tentang perang dan

damai berdasarkan : “Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan”. Dengan

demikian wawasan nasional bangsa Indonesia tidak mengembangkan ajaran kekuasaan dan adu

kekuatan karena hal tersebut mengandung persengketaan dan ekspansionisme.

Bangsa Indonesia yang berfalsafah & berideologi Pancasila menganut paham : tentang perang dan

damai berupa, Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan.

wawasan nasional bangsa indonesia tidak mengembangkan ajaean tentang kekuasaaan dan adu

kekuatan, karena hal tersebut mengandung benih benih persengkataan dan ekspansionisme. Ajaran

wawasan nasional bangsa indonesia menyatakan bahwa :ideologi digunakan sebagai landasan idiil

dalam menentukan politik masional, dihadapkan pada kondisi dan konstelasi geogreafi indonesia dengan

segala aspek kehidupan nasionalnya