pakan ayam proglin
TRANSCRIPT
APLIKASI PROGRAM LINIER
MENINGKATKAN PRODUKSI TELUR DAN
MEMINIMALKAN BIAYA PRODUKSI PAKAN AYAM
Oleh :
I Gusti Bagus Arya Adi Suastika
0905021024
IIIa
JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2010
PENDAHULUAN
Peternak ayam merupakan salah satu usaha kecil-kecilan yang mempunyai
pengaruh yang sangat besar sebagai pemenuh kebutuhan pokok bagi manusia
pada khususnya, mampu membuat tubuh sehat dan bugar sehingga dapat
menjalankan aktivistas sehari-hari dengan baik. Untuk mengetahui cara
meningkatkan produksi telur dan memilimalkan biaya yang dikeluarkan peternak
ayam perlu menggunakan program linier sebagai salah satu solusi matematika
yang dapat digunakan untuk memecahkan suatu masalah yang rumit dengan
metode-metode yang telah ada yaitu dengan metode grafik sehingga peternak
maupun petugas ternak memperoleh gambaran dapat melakukan analisis dengan
lebih mudah walaupun hanya dengan mereka-reka dan memperoleh hasil yang
optimal. Selain itu juga, mampu menyeimbangkan harga telur dipasaran.
Berdasarkan hal-hal di atas, maka terdapat permasalahan-permasalahan
yang ada yaitu jenis-jenis ayam buras, cara pemberian pakan, jenis-jenis bahan
pakan ayam, cara meningkatkan produksi telur dan meminimalkan biaya pakan
ayam dengan dengan menggunakan metode grafik pada aplikasi program linier.
Tujuan yang ingin dicapai dari permasalahan di atas untuk mengetahui
jenis-jenis pakan ayam dan pakan ayam itu sendiri, memahami cara meningkatkan
produksi telur dengan biaya pakan ayam yang minim, dan melalukan penyelesaian
masalah dengan program linier.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh yaitu dapat menambah wawasan
tentang pemeliharaan ternak ayam untuk dapat meningkatkan produksi telur
dengan biaya yang paling minim.
PEMBAHASAN
Ayam memiliki jenis yang berbeda dengan yang lainnya, misalnya jenis
Ayam buras atau ayam kampung. Jenis-jenis ayam buras diambil berdasarkan asal
daerah ayam, ukuran dan bentuknya, meliputi : ayam kedu, ayam pelung, ayam
nunukan dan ayam buras biasa. Pemberian makan ayam dapat dilakukan
berdasarkan :
- tradisional, membiarkan ayam mencari makan dengan sendirinya.
- semi insentif, peternak memberi pakan ayam secara komersial atau buatan
sendiri dan melepaskan ayam untuk mencari pakan sendiri.
- insentif, peternak memberi pakan ayam secara komersial atau buatan sendiri,
tetapi tidak membebaskan ayam untuk mencari pakannya sendiri.
Pemberian pakan harus dilakukan setiap hari dengan rutin oleh peternak
yang berfungsi agar ayam cepat besar, mampu bertahan hidup dan diproduksi
sebagai usaha bagi peternak.
1. Jenis-jenis bahan pakan Ayam
Terdiri dari tiga jenis-jenis bahan pakan ayam, yaitu :
a. Bahan pakan nabati
Bahan pakan ini merupakan bahan pakan yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan dan pada umumnya mempunyai kandungan serat kasar tinggi,
misalnya dedak dan daun-daunan yang suka dimakan oleh ayam buras.
Disamping itu bahan pakan nabati banyak pula yang mempunyai kandungan
protein tinggi. Contoh dari pakan nabati sebagai berikut.
Dedak halus, merupakan limbah penggilingan padi yang sangat mudah
diperoleh di Indonesia dan murah harganya. Dedak halus dibedakan
antara dedak halus pabrik dan dedak halus kampung. Dedak halus
kampung mengandung lebih banyak serat kasar dibandingkan dedak
halus pabrik, serta kandungan proteinnya hanya 10,1%, sedangkan dedak
halus pabrik mengandung protein 13,6%. Sedangkan kandungan
lemaknya tinggi, sekitar 13%, demikian juga serat kasarnya kurang lebih
12%. Oleh karena itu penggunaan dedak halus dalam pakan ayam buras
sebaiknya tidak melebihi 45%. Bila beras yang sudah putih digiling
kembali, maka akan didapatkan limbah berupa bekatul dengan
kandungan proteinnya 10,8%, ini dapat juga digunakan sebagai bahan
pakan ayam buras.
Jagung, mengandung protein agak rendah (sekitar 9,4%), tetapi
kandungan energi metabolismenya tinggi (3430 kkal/kg) dan kandungan
serat kasarnya rendah (sekitar 2%), sehingga memungkinkan jagung
dapat digunakan dalam tingkat yang lebih tinggi. Selain itu juga, jagung
kuning mengandung pigmen karoten yang disebut “xanthophyl” yang
dapat memberi warna kuning telur yang bagus dan daging yang menarik,
tidak pucat. Sehingga sangat diperlukan dalam pakan ayam.
Bungkil Kelapa, merupakan limbah dari pembuatan minyak kelapa yang
dapat digunakan sebagai pakan yang mengandung lemak. Di dalam
bungkil kelapa banyak tersedia kandungan protein yang cukup tinggi
sekitar 21,6% dan energi metabolisme sekitar 1540 - 1745 Kkal/Kg.
Tetapi bungkil kelapa ini miskin akan Cysine dan Histidin serta
kandungan lemaknya tinggi sekitar 15%. Secara umum bungkil kelapa
berwarna coklat, tetapi ada yang coklat tua dan ada yang coklat muda
(coklat terang). Oleh karena itu, sebaiknya dipilih bungkil kelapa yang
berwarna coklat muda atau coklat terang inilah yang kita pilih. Bungkil
Kelapa mudah dirusak oleh jamur dan mudah tengik, sehingga harus hati-
hati dalam menyimpannya.
Singkong/ketela pohon, parutan singkong mentah dapat dijadikan bahan
pakan pokok ayam buras yang dipelihara secara intensif. Singkong dapat
diberikan dalam bentuk mentah (segar) ataupun setelah melalui
pengolahan misalnya gaplek atau aci. Penggunaan tepung gaplek dalam
ransum tidak lebih dari 40%. Dalam bentuk mentah, singkong sebaiknya
digunakan dalam tempo 24 jam setelah masa panennya. Lebih dari tempo
itu maka nilai gizinya akan menurun (rusak). Selain umbinya, daun
singkong juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ayam buras, baik
dalam bentuk tepung ataupun dalam bentuk segar (sebagai hijauan).
Tepung daun singkong ini dapat menggantikan kacang hijau dan kedelai
sampai jumlah 8%.
Bungkil Kedelai Kacang kedelai mentah tidak dianjurkan untuk
dipergunakan sebagai pakan ayam karena kacang kedelai mentah
mengandung beberapa trypsin, yang tidak tahan terhadap panas, karena
itu sebaiknya kacang kedelai diolah lebih dahulu. Bungkil kedelai
merupakan limbah pembuatan minyak kedelai, mempunyai
kandungan protein ± 42,7% dengan kandungan energi metabolisme
sekitar 2240 Kkal/Kg, kandungan serat kasar rendah, sekitar 6%. Tetapi
kandungan methionisne rendah. Penggunaan bungkil kedelai dalam
ransum ayam dianjurkan tidak melebihi 40%, sedang kekurangan
methionisme dapat dipenuhi demi tepung ikan atau methionisme buatan
pabrik.
Daun lamtoro, pemberian daun lamtoro mesti hati-hati karena daun
lamtoro mengandung alkoloid yang beracun dengan nama mimosin.
Pemberian tepung daun lamtoro dalam jumlah yang banyak akan
mengakibatkan ayam berhenti bertelur. Karena itu, kendatipun
kandungan protein daun lamtoro cukup tinggi (22,30%), dalam
penggunaannya dianjurkan tidak melebihi dari 5% dalam pakan ayam.
Daun turi, tepung daun turi sudah biasa dipergunakan dalam pakan ayam.
Daun turi yang berbunga merah mengandung kadar protein sekitar
31,68%, sedangkan daun turi yang berbunga putih mengandung kadar
protein 40,62%.
b. Bahan pakan hewani
Umumnya merupakan bahan pakan yang berasal dari limbah industri
hewan. Contoh dari bahan pakan hewani adalah sebagai berikut.
Tepung ikan, merupakan bahan pakan yang sangat terkenal sebagai
sumber protein yang tinggi. Tetapi perlu diketahui bahwa kandungan gizi
tepung ikan ini berbeda, sesuai dengan jenis ikannya. Disamping jenis
ikan, proses pengeringan ikan juga mempengaruhi kualitas tepung ikan
tersebut. Ada beberapa macam proses pengeringan, yaitu pengeringan
matahari, pengeringan vacum, pengeringan dengan uap panas dan
pengeringan dengan pijar api sesaat. Pengeringan matahari merupakan
proses termudah dan termurah, tetapi juga rendah kadar proteinnya.
Tepung ikan lokal yang bersumber dari sisa industri ikan kalengan atau
limbah tangkapan nelayan dan hanya dijemur dengan panas matahari
mempunyai kandungan protein kasar hanya 51-55%. Selain sebagai
sumber protein dengan asam amino yang baik, tepung ikan juga
merupakan sumber mineral dan vitamin. Dengan kandungan gizi yang
sangat baik ini maka tak heran bila harganyapun mahal. Oleh karena itu,
untuk menekan harga ransum, pengguna tepung ikan dibatasi dibawah
8%. Di Indonesia, tepung ikan ada beberapa macam baik produk lokal
maupun import dengan kualitas yang beragam. Dengan kondisi ini
peternak disarankan membeli tepung ikan dari penjual yang terpercaya
dan sudah biasa menjual tepung ikan yang baik.
Tepung udang, berasal dari limbah industri udang, sehingga kualitas
gizinya tergantung dari bagian yang ikut tergiling. Apabila bagian kepala
dan kaki ikut tergiling tentu kualitasnya lebih baik daripada hanya kulit
udangnya saja. Kandungan protein tepung udang berkisar antara 43 -
47%. Tepung udang merupakan bahan pakan alternatif sebagai sumber
protein, karena tidak semua tempat tepung udang ini dapat diperoleh.
Tepung tulang, digunakan sebagai sumber mineral. Tepung tulang
umumnya mengandung Calcium antara 24 - 25% dan Phospor antara 12-
15%. Karena sifatnya sebagai pelengkap, pemakaian tepung tulang hanya
sedikit.
Tepung Kerang, merupakan sumber Calcium, karena mengandung
Calcium hampir 36%. Dengan berkembangnya mineral dan vitamin
buatan pabrik, bahan pakan alami sudah banyak ditinggalkan. Tetapi
apabila harganya murah dan kesediaannya terjamin, peternak dapat
memanfaatkan tepung kerang ini sebagai sumber Calcium untuk ransum
ayam burasnya.
Bekicot, merupakan bahan pakan yang murah sekali karena kita dapat
dengan mudah memperolehnya disekitar lingkungan hidup dan mudah
pula membudidayakannya. Hampir 95% dari tubuh bekicot dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pakan ayam, yang terbuang hanyalah kotoran
dan lendirnya. Cara memanfaatkannya adalah sebagai berikut :
- 60 gr bekicot dipuasakan selama 2 hari agar kotorannya habis
- Rendamlah dalam air garam dengan perbandingan 1 liter air dengan
50 gr garam dapur, kemudian diaduk selama 15 – 20 menit.
- Daging bekicot dicuci kemudian masukkan ke dalam air mendidih
selama 10 menit (sampai masak).
Daging bekicot dapat diberikan sebagai pakan ayam, baik dalam
bentuk basah (segar), kering ataupun, dalam bentuk tepung, dengan
kandungan protein untuk masing-masingnya adalah sebagai berikut :
a) Dalam bentuk basah (segar) 54,29%
b) Dalam bentuk kering 64,13 %
c) Dalam bentuk tepung 24,80%
Meskipun kandungan protein tepung bekicot tinggi, tetapi
pemakaiannya tidak boleh melebihi 10%. Cangkang bekicot dapat
digunakan sebagai pakan tambahan menggantikan tepung kapur dan grit.
merupakan bahan pakan yang murah sekali karena kita dapat dengan
mudah memperolehnya di sekitar lingkungan hidup dan mudah pula
membudidayakannya. Hampir 95% dari tubuh bekicot dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pakan ayam, yang terbuang hanyalah kotoran
dan lendirnya.
c. Bahan pakan pelengkap/suplemen
Bahan pakan pelengkap ini merupakan bahan buatan pabrik dan
diproduksi untuk melengkapi zat-zat gizi yang biasanya kurang banyak atau
kurang lengkap dikandung oleh bahan pakan alami seperti vitamin, mineral,
Lysine dan Methionine, serta probiotik.
2. Aplikasi peningkatan produksi telur melalui pakan ayam dengan biaya
produksi yang minimum
Peningkatan produksi telur pada ayam dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu lingkungan, pakan, dan pengolahan usaha peternakan. Di mana yang
menjadi faktor utama dalam peningkatan produksi telur adalah pakan. Perpaduan
antara ketiga bahan pakan di atas sering dikenal dengan istilah ransum yang
mengandung zat gizi, yaitu protein, vitamin, energi yang mencangkup karbohidrat
dan lemak, mineral dan Air. Pada air minum memiliki fungsi untuk membantu
proses transportasi zat-zat gizi serta sisa pembakaran di dalam tubuh.
Tabel 01 Berikut contoh bahan pakan yang dicampur menjadi ransum untuk
pakan ayam :
No Nama bahan Jumlah Protein ME(kkal/Kg) Ca (% )
1 Bekatul 50 5,6 1050 0,04
2 Jagung 20 1,7 703 0,01
3 Menir 10 1,0 309 0,01
4 Tepung ikan 3,9 2,15 120 0,20
5 Bungkil sawit 16,1 3,54 3,54 0,03
Jumlah 100 13,99 2474 0,29
Berdasarkan tabel di atas aturan pakan terbagi menjadi 3 periode yaitu :
1. Pakan starter, yaitu pakan yang diberikan untuk DOC hingga berumur 8
minggu dan dalam bentuk remahan (mash).
2. Pakan grower, yaitu diberikan kepada ayam berumur 8 – 20 minggu
atau hingga mulai bertelur.
3. Pakan layer, yaitu diberikan untuk ayam periode bertelur.
Ransum memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan dan peningkatan
produksi telur, tanpa pakan tersebut hasil dari kualitas produksi telur tidak
memiliki kualitas baik bahkan kemungkinan besar peternak akan merugi. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut peternak harus bisa mengolah komposisi pakan
dengan baik dengan menggunakan biaya yang sedikit dengan hasil produksi yang
berkualitas, maka diperlukan aplikasi program linier dengan metode grafik.
Untuk memperjelas cara menggunakan program linier dalam
meminimalkan biaya produksi pakan dan meningkatkan produksi telur dapat
dilihat dari contoh permasalahan di bawah ini :
1) Suatu perusahaan ternak ayam berupaya untuk menjual dua produk telur
ayam kampung yaitu telur ayam kedu dan ayam pelung. Untuk menproduksi
telur tersebut dibutuhkan pakan ayam yang terdiri dari pakan nabati dan
pakan hewani. Untuk produksi telur ayam kedu, ayam memerlukan pakan
nabati sebesar 10 %/hari dan pakan hewani sebesar 20%/hari, sedangkan telur
ayam pelung, ayam membutuhkan ransum sebesar 20%/hari dan air putih
sebesar 20%/hari. Untuk pemberian pakan ayam diperlukan pakan nabati
maksimal adalah 40%/hari sedangkan pakan hewani 60%/hari. Dan
perusahaan tersebut memproduksi telur ayam kedu sebanyak 40 butir per-hari
dan telur ayam pelung sebanyak 55 butir per-hari. Berapa jumlah pakan ayam
yang diberikan agar telur yang dihasilkan bisa mencapai maksimal?
Jawaban :
a. Tabel data
Jenis
Pakan
Ayam Kedu
(x)
Ayam Pelung
(y)
Kapasitas
Nabati 1 %/hari 5 %/hari 40 %/kg
Hewani 10 %/hari 5 %/hari 67 %/kg
Banyak telur 40 butir 55 butir
b. Variabel
Nabati = x
Hewni = y
c. Menentukan fungsi tujuan
= 4.000x + 5.500y
d. Menentukan fungsi kendala
Nabati : x + 5y ≥ 40
Hewani : 10x + 5y ≥ 67
e. Mencari titik
Pakan nabati : x + 5y = 40
Jika x = 0 → 0 + 5y = 40
y = 8
pakan hewani : 10x + 5y = 67
Jika x = 0 → 0 + 5y = 67
y = 13,4
Jika y = 0 → x + 0 = 40
x = 40
Jika y = 0 → 10x + 0 = 67
x = 6,7
f. Membuat Grafik
(3,(7,4)) (0,8)
(6,0)
= 4.000x + 5.500y
Mencari titik A (0,6) = 4.000 (0) + 5.500 (6)
= Rp 33.000,-
Mencari titik B (8,0) = 4.000 (8) + 5.500 (0)
= Rp 32.000,-
Mencari titik C
Mencari x dengan metode eliminasi
x + 5y = 40
10x + 5y = 67
9x = 27
x = 3
Mencari y dengan metode subtitusi, dimana x = 3
x + 5y = 40
3 + 5y = 40
5y = 37
y = 7,4
dati titik C (3,(7,4)) = 40 (3) + 55 (7,4)
= 527 butir
Jadi untuk menghasilkan produksi telur yang maksimal maka perusahaan
tersebut harus menyediakan 3% pakan nabati per-hari dan 7,4% pakan
hewani per-hari.
40
y
x
12C
A
B
8
2) Seorang peternak ingin memproduksi 2 jenis ransum dengan komposisi yang
berbeda. Untuk ransum A dengan komposisi 1%/kg daun lamtoro dan 6%/kg
tepung daun nuri, sedangkan ransum B dengan komposisi 3%/kg daun
lamtoro dan 2% /kg tepung daun nuri. Peternak tersebut membutuhkan
minimal 4% /kg daun lamtoro dan 8%/kg tepung daun nuri untuk membuat 2
produk ransum. Biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi kedua ransum itu
adalah Rp 2.000 dan Rp 3.500. Berapa jumlah komposisi yang dibutuhkan
untuk meminimalkan biaya produksi?
Jawaban :
a. Tabel data
Jenis
Bahan
Ransum A
(x)
Ransum B
(y)
Komposisi
Maksimum
Daun lamtoro 1 %/kg 3 %/kg 4 %/kg
Tepung daun nuri 6 %/kg 2 %/kg 8 %/kg
Harga Rp 2.000,- Rp 3.500,-
b. Variabel
Ransum A = x
Ransum B = y
c. Menentukan fungsi tujuan
= 2.000x+ 3.500y
d. Menentukan fungsi kendala
Daun lamtoro : x + 3y ≥ 4
Tepung daun nuri : 6x + 2y ≥ 8
e. Mencari titik
Daun lamtoro : x + 3y = 4
Jika x = 0 → 0 + 3y= 4
y = 4/3
Jika y = 0 → x + 0 = 4
x = 4
Tepung : 6x + 2 y = 8
Jika x = 0 → 0 + 2y = 8
y = 4
Jika y = 0 → 6x + 0 = 8
x = 8/6
x = 4/3
f. Membuat Grafik
(0,4)
(1,1)
(4,0)
= 2.000x + 5.500y
Mencari titik A (0,4) = 2.000 (0) + 3.500 (4)
= Rp 140.000,-
Mencari titik B (4,0) = 2.000 (4) + 3.500 (0)
= Rp 8.000,-
Mencari titik C
Mencari y dengan metode eliminasi
x + 3y = 4 x 6 6x + 18y = 24
6x + 2y = 8 x 1 6x + 2y = 8
16y = 16
y = 1
Mencari x dengan metode subtitusi, dimana y = 1
x + 3y = 4
x + 3(1) = 4
x = 4 -3
x = 1
4
y
x
34
4
34
C
A
B
dati titik C (1,1) = 2.000 (1) + 3.500 (1)
= Rp 5.500,-
Jadi untuk meminimalkan biaya produksi pakan ayam maka peternak ayam
harus menyediakan 1%/kg daun lamtoro dan 1% tepung daun nuri dengan
biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 115.000,-
PENUTUP
Simpulan
Jenis-jenis ayam buras diambil berdasarkan asal daerah ayam, ukuran dan
bentuknya. Dalam pemberian pakannya dilakukan secara tradisional, semi insentif
dan insentif. Pakan ayam terdiri dari 3 jenis yaitu bahan pakan nabati seperti
jagung, singkong, dedak halus, bungkil kelapa, bungkil keledai, dan daun turi,
bahan pakan hewani seperti bekicot, tepung udang, tepung ikan, tepung tulang,
dan tepung kerang, dan bahan pakan pelengkap/suplemen seperti vitamin,
probiotik, lysine dan methionine. Dari ketiga bahan-bahan pakan tersebut
dibuatlah ransum yang diolah menjadi satu sehingga memiliki kandungan nutrisi
yang bagus dalam meningkatkan produksi telur. Selain itu juga, pemberian air
minum digunakan untuk media transportasi zat-zat gizi dan sisa pembakaran
tubuh ayam.
Setelah mengetahui pakan ayam, peternak harus mampu mengolah
ternaknya untuk dapat memaksimalkan produksi telur, tetapi dengan biaya
produksi yang sedikit yaitu dengan menggunakan aplikasi program linier dengan
metode grafik yang memberikan gambaran bagi peternak untuk mengatasi
permasalahan produksi dan meningkatkan produksi telur ayam.
DAFTAR PUSTAKA
S, Imam, 2009. Peningkatan Produksi Telur Ayam Nunukan, http://kaltim.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=50:peningkatan-produksi-telur-ayam-nunukan&catid=39:story&Itemid=44 diakses tanggal 16 Oktober 2010 pukul 21:23.
Shiddieqy, M – Ikhsan, 2010. Komputerisasi Formulasi Pakan, http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/pikiranrakyat-20100204-komputerisasiformulasipakan.pdf diakses tanggal 20 Oktober 2010 pukul 21:13.
Anonim, 2010. Budidaya Ayam Petelur atau Ayam, http://budidaya-di.blogspot.com/2010/03/budidaya-ayam-petelur-atau-ayam.html diakses tanggal 20 Oktober 2010 pukul 22:04.
Anonim, 1996. Pakan Ayam Buras, http://www.pustaka-deptan.go.id/agritek/dkij0110.pdf diakses tanggal 20 Oktober 2010 pukul 22:19.
Anonim, 2010. Sistem Ternak, http://www.idepfoundation.org/download_files/permakultur/MOD10-sistemternak.pdf diakses tanggal 210 Oktober 2010 pukul 9:04.
Anonim, 2010. Pengelolaan Produksi Telur, http://www.docstoc.com/docs/21257672/PENGELOLAAN-PRODUKSI-TELUR-BAB-1dri-jrngan diakses tanggal 22 Oktober 2010 pukul 15.45.
martsiano, 2008. Ransum Ayam Kampung, http://martsiano.wordpress.com/2008/06/27/ransum-ayam-kampung/ diakses tanggal 22 Oktober 2010 pukul 20:28.