pancasila dasar negara kesatuan republik indonesia (dalam konteks ketatanegaraan republik indonesia)

Upload: risma

Post on 19-Feb-2018

244 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    1/103

    MAKALAH

    PANCASILA DASAR NEGARA KESATUAN REPUBLIK

    INDONESIA (DALAM KORTEKS KETATANEGARAAN

    REPUBLIK INDONESIA)

    A.UUD dan Konstitusi

    Konstitusiatau Undang-undang Dasa(bahasa Latin: constitutio)

    dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan

    pada pemerintahan negara - biasanya dikodifkasikan sebagai dokumen

    tertulis - Dalam kasus bentukan negara, konstitusi memuat aturan dan

    prinsip-prinsip entitas politik dan hukum, istilah ini merujuk secara khusus

    untuk menetapkan konstitusi nasional sebagai prinsip-prinsip dasar politik,

    prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam bentukan struktur, prosedur,

    wewenang dan kewajiban pemerintahan negara pada umumnya,

    Konstitusi umumnya merujuk pada penjaminan hak kepada warga

    masyarakatnya !stilah konstitusi dapat diterapkan kepada seluruh hukum

    yang mendefnisikan "ungsi pemerintahan negara Dalam bentukan

    organisasi konstitusi menjelaskan bentuk, struktur, akti#itas, karakter, dan

    aturan dasar organisasi tersebut

    P!ng!tian "onstitusi

    Konstitusi pada umumnya bersi"at kodifkasi yaitu sebuah dokumen

    yang berisian aturan-aturan untuk menjalankan suatu organisasi

    pemerintahan negara, namun dalam pengertian ini, konstitusi harus

    diartikan dalam artian tidak semuanya berupa dokumen tertulis ("ormal)

    namun menurut para ahli ilmu hukum maupun ilmu politik konstitusi harus

    diterjemahkan termasuk kesepakatan politik, negara, kekuasaan,

    http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Latinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Latin
  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    2/103

    pengambilan keputusan, kebijakan dan distibusi maupun alokasi $%&,

    Konstitusibagi organisasi pemerintahan negara yang dimaksud terdapat

    beragam bentuk dan kompleksitas strukturnya, terdapat konstitusi politik

    atau hukum akan tetapi mengandung pula arti konstitusi ekonomi

    $'&

    Dewasa ini, istilah konstitusi sering di identikkan dengan suatu

    kodifkasi atas dokumen yang tertulis dan di !nggrismemiliki konstitusi

    tidak dalam bentuk kodifkasi akan tetapi berdasarkan pada yurisprudensi

    dalam ketatanegaraan negara !nggris dan mana pula juga

    !stilah konstitusi berasal dari bahasa inggris yaitu onstitution* dan

    berasal dari bahasa belanda constitue* dalam bahasa latin

    (contitutio,constituere) dalam bahasa prancis yaitu constiture* dalam

    bahsa jerman #ertassung* dalam ketatanegaraan +! diartikan sama

    dengan ndang undang dasar Konstitusi . D dapat diartikan

    peraturan dasar dan yang memuat ketentuan ketentuan pokok dan

    menjadi satu sumber perundang- undangan Konstitusi adalah

    keseluruhan peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang

    mengatur secara mengikat cara suatu pemerintahan diselenggarakandalam suatu masyarakat negara

    P!ng!tian "onstitusi #!nuut $aa a%&i

    % K. C. Wheare, konstitusi adalah keseluruhan sistem

    ketatanegaraaan suatu negara yang berupa kumpulan

    peraturan yang membentuk mengatur .memerintah dalam

    pemerintahan suatu negara

    ' Herman heller, konstitusi mempunyai arti luas daripada

    D Konstitusi tidak hanya bersi"at yuridis tetapi juga

    sosiologis dan politis

    / Lasalle, konstitusi adalah hubungan antara kekuasaaan yang

    terdapat di dalam masyarakat seperti golongan yang

    mempunyai kedudukan nyata di dalam masyarakat misalnya

    kepala negara angkatan perang, partai politik, dsb

    http://id.wikipedia.org/wiki/Konstitusi#cite_note-1http://id.wikipedia.org/wiki/Konstitusi#cite_note-2http://id.wikipedia.org/wiki/Inggrishttp://id.wikipedia.org/wiki/Konstitusi#cite_note-1http://id.wikipedia.org/wiki/Konstitusi#cite_note-2http://id.wikipedia.org/wiki/Inggris
  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    3/103

    0 L.J Van Apeldoorn, konstitusi memuat baik peraturan tertulis

    maupun peraturan tak tertulis

    1 Koernimanto Soetopawiro, istilah konstitusi berasal dari

    bahasa latin cismeyang berarti bersama dengan dan statuteyang berarti membuat sesuatu agar berdiri 2adi konstitusi

    berarti menetapkan secara bersama

    Konstitusi da&a# ati a'so&ut #!#$unai su'

    $!ng!tian aitu*

    % Konstitusi sebagai kesatuan organisasi yang mencakup hukum

    dan semua organisasi yang ada di dalam negara

    ' Konstitusi sebagai bentuk negara/ Konstitusi sebagai "aktor integrasi

    0 Konstitusi sebagai sistem tertutup dari norma hukum yang

    tertinggi di dalam negara

    Konstitusi dalam arti relati" dibagi menjadi ' pengertian yaitu

    konstitusi sebagai tuntutan dari golongan borjuis agar haknya dapat

    dijamin oleh penguasa dan konstitusi sebagai sebuah konstitusi dalam arti

    "ormil (konstitusi dapat berupa tertulis) dan konstitusi dalam arti materiil

    (konstitusi yang dilihat dari segi isinya) konstitusi dalam arti positi"

    adalah sebagai sebuah keputusan politik yang tertinggi sehingga mampu

    mengubah tatanan kehidupan kenegaraankonstitusi dalam arti ideal yaitu

    konstitusi yang memuat adanya jaminan atas hak asasi serta

    perlindungannya

    Tu+uan "onstitusi aitu,

    % 3embatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang wenang maksudnya tanpa membatasi kekuasaan penguasa,

    konstitusi tidak akan berjalan dengan baik dan bisa saja kekuasaan

    penguasa akan merajalela Dan bisa merugikan rakyat banyak

    ' 3elindungi 453 maksudnya setiap penguasa berhak menghormati

    453 orang lain dan hak memperoleh perlindungan hukum dalam

    hal melaksanakan haknya

    / 6edoman penyelenggaraan negara maksudnya tanpa adanyapedoman konstitusi negara kita tidak akan berdiri dengan kokoh

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    4/103

    Ni&ai "onstitusi aitu,

    % Ni&ai no#atiadalah suatu konstitusi yang resmi diterima oleh

    suatu bangsa dan bagi mereka konstitusi itu tidak hanya berlaku

    dalam arti hukum (legal), tetapi juga nyata berlaku dalam

    masyarakat dalam arti berlaku e"ekti" dan dilaksanakan secara

    murni dan konsekuen

    ' Ni&ai no#ina&adalah suatu konstitusi yang menurut hukum

    berlaku, tetapi tidak sempurna Ketidaksempurnaan itu disebabkan

    pasal pasal tertentu tidak berlaku . tidsak seluruh pasal pasal

    yang terdapat dalam D itu berlaku bagi seluruh wilayah negara

    / Ni&ai s!#anti"adalah suatu konstitusi yang berlaku hanya untukkepentingan penguasa saja Dalam memobilisasi kekuasaan,

    penguasa menggunakan konstitusi sebagai alat untuk

    melaksanakan kekuasaan politik

    Maa# / #aa# "onstitusi

    % 3enurut CF. Strongkonstitusi terdiri dari:

    Konstitusi tertulis (dokumentary constiutution . writen

    constitution) adalah aturan aturan pokok dasar negara ,

    bangunan negara dan tata negara, demikian juga aturan

    dasar lainnya yang mengatur perikehidupan suatu bangsa di

    dalam persekutuan hukum negara

    Konstitusi tidak tertulis . kon#ensi (nondokumentary

    constitution) adalah berupa kebiasaan ketatanegaraan yang

    sering timbul7

    Ada$un saat / saat "on0!nsi ada&a%,

    % Diakui dan dipergunakan berulang ulang dalam praktik

    penyelenggaraan negara

    ' 8idak bertentangan dengan D %901

    / 3emperhatikan pelaksanaan D %901

    S!aa t!oitis "onstitusi di'!da"an #!n+adi,

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    5/103

    Konstitusi politik adalah berisi tentang norma- norma dalam

    penyelenggaraan negara, hubungan rakyat dengan pemerintah,

    hubuyngan antar lembaga negara Konstitusi sosial adalah konstitusi yang mengandung cita cita

    sosial bangsa, rumusan flosofs negara, sistem sosial, sistem

    ekonomi, dan sistem politik yang ingin dikembangkan bangsa itu

    B!dasa"an siat dai "onstitusi aitu,

    % leksibel . luwes apabila konstitusi . undang undang dasar

    memungkinkan untuk berubah sesuai dengan perkembangan' +igid . kaku apabila konstitusi . undang undang dasar jika sulit untuk

    diubah

    Unsu 1su'stansi s!'ua% "onstitusi aitu,

    Menurut Sri Sumantri konstitusi berisi 3 hal pokok yaitu

    2aminan terhadap 4am dan warga negara

    ;usunan ketatanegaraan yang bersi"at "undamental

    6embagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan

    Menurut Miriam udiar!o" konstitusi memuat tentan#

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    6/103

    K!dudu"an "onstitusi1UUD aitu,

    % Dengan adanya D baik penguasa dapat mengetahui aturan .

    ketentuan pokok mendasar mengenai ketatanegaraan

    ' ;ebagai hukum dasar/ ;ebagai hukum yang tertinggi

    P!u'a%an "onstitusi1UUD aitu,

    ;ecara re#olusi, pemerintahan baru terbentuk sebagai hasil re#olusi

    ini yang kadang kadang membuat sesuatu D yang kemudian

    mendapat persetujuan rakyat ;ecara e#olusi, D.konstitusi berubahsecara berangsur angsur yang dapat menimbulkan suatu D, secara

    otomatis D yang sama tidak berlaku lagi

    K!t!"aitan antaa dasa n!gaa d!ngan "onstitusi

    aitu,

    Keterkaitan antara dasar negara dengan konstitusi nampak pada

    gagasan dasar, cita cita dan tujuan negara yang tertuang dalam

    pembukaan D suatu negara Dasar negara sebagai pedoaman

    penyelenggaraan negara secara tertulis termuat dalam konstitusi suatu

    negara

    K!t!"aitan "onstitusi d!ngan UUD aitu,

    Konstitusi adalah hukum dasar tertulis dan tidak ter tulis sedangkanD adalah hukum dasar tertulis D memiliki si"at mengikat oleh

    karenanya makin elastik si"atnya aturan itui makin baik, konstitusi

    menyangkut cara suatu pemerintahan diselenggarakan

    = 2ungsi Undang-Undang Dasa 345

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    7/103

    D %901 sebagai sumber pokok sistem pemerintahan +!, terdiri

    atas:4ukum Dasar 8ertulis : D %901 (6embukaan, =atang 8ubuh

    dan 6enjelasan) 4ukum Dasar 8idak 8ertulis:

    ndang-ndang Dasar suatu negara merupakan 4ukum Dasar yang

    tertinggi dalam negara tersebut ndang-ndang Dasar ini dapat

    tertulis maupun tidak tertulis ndang- ndang Dasar adalah

    merupakan program yang sengaja dibuat yang memuat segala hal

    yang diaggap menjadi asas "undamental dari negara waktu itu,

    sehingga ndang- ndang Dasar tertulis menjamin kepastian

    hukum ndang-ndang Dasar biasanya mengandung :

    %Ketentuan-ketentuan tentang

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    8/103

    diwujudkan melalui mekanisme bernegara yang terkandung didalam

    pasal-pasalnya

    ;elama ini peranan D 01 sangat penting :

    - ;ebagai simbol kemerdekaan dan perlawanan terhadap penjajah- ;ebagai lambang kesetiaan kepada >K+! dan lambang persatuan

    dan kesatuan bangsa

    - ;ebagai lambang perlawanan dalam menegakkan kebenaran dan

    keadilan

    Undang-Undang Dasa N!gaa R!$u'&i" Indon!sia

    Ta%un 345

    Undang-Undang Dasa N!gaa R!$u'&i" Indon!sia Ta%un 345,

    atau disingkat UUD 345atau UUD 65, adalah hukum dasar tertulis

    (basic law), konstitusipemerintahan negara +epublik !ndonesiasaat ini $%&

    D %901 disahkan sebagai undang-undang dasar negara oleh 66K!

    pada tanggal %A 5gustus%901 ;ejak tanggal 'B Desember%909, di

    !ndonesia berlaku Konstitusi +!;, dan sejak tanggal %B 5gustus%91Cdi

    !ndonesia berlaku D; %91C Dekrit 6residen1 2uli%919kembali

    memberlakukan D %901, dengan dikukuhkan secara aklamasi oleh D6+

    pada tanggal '' 2uli%919

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hukum_dasar_tertulis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Konstitusihttp://id.wikipedia.org/wiki/Republik_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Undang-Undang_Dasar_Negara_Republik_Indonesia_Tahun_1945#cite_note-1http://id.wikipedia.org/wiki/PPKIhttp://id.wikipedia.org/wiki/18_Agustushttp://id.wikipedia.org/wiki/1945http://id.wikipedia.org/wiki/27_Desemberhttp://id.wikipedia.org/wiki/1949http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Konstitusi_Sementara_Republik_Indonesia_Serikat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/17_Agustushttp://id.wikipedia.org/wiki/1950http://id.wikipedia.org/wiki/Undang-Undang_Dasar_Sementara_Republik_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Dekrit_Presiden_1959http://id.wikipedia.org/wiki/5_Julihttp://id.wikipedia.org/wiki/1959http://id.wikipedia.org/wiki/Dewan_Perwakilan_Rakyathttp://id.wikipedia.org/wiki/22_Julihttp://id.wikipedia.org/wiki/1959http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hukum_dasar_tertulis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Konstitusihttp://id.wikipedia.org/wiki/Republik_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Undang-Undang_Dasar_Negara_Republik_Indonesia_Tahun_1945#cite_note-1http://id.wikipedia.org/wiki/PPKIhttp://id.wikipedia.org/wiki/18_Agustushttp://id.wikipedia.org/wiki/1945http://id.wikipedia.org/wiki/27_Desemberhttp://id.wikipedia.org/wiki/1949http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Konstitusi_Sementara_Republik_Indonesia_Serikat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/17_Agustushttp://id.wikipedia.org/wiki/1950http://id.wikipedia.org/wiki/Undang-Undang_Dasar_Sementara_Republik_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Dekrit_Presiden_1959http://id.wikipedia.org/wiki/5_Julihttp://id.wikipedia.org/wiki/1959http://id.wikipedia.org/wiki/Dewan_Perwakilan_Rakyathttp://id.wikipedia.org/wiki/22_Julihttp://id.wikipedia.org/wiki/1959
  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    9/103

    6ada kurun waktu tahun %999-'CC', D %901 mengalami 0 kali

    perubahan (amandemen), yang mengubah susunan lembaga-lembaga

    dalam sistem ketatanegaraan +epublik !ndonesia

    Nas"a% Undang-Undang Dasa 345

    ;ebelum dilakukan 6erubahan, D %901 terdiri atas 6embukaan,

    =atang 8ubuh (% bab, /B pasal, 1 ayat (% ayat berasal dari % pasal

    yang hanya terdiri dari % ayat dan 09 ayat berasal dari '% pasal yang

    terdiri dari ' ayat atau lebih), 0 pasal 5turan 6eralihan, dan ' ayat 5turan8ambahan), serta 6enjelasan

    ;etelah dilakukan 0 kali perubahan, D %901 memiliki 'C bab, /B

    pasal, %90 ayat, / pasal 5turan 6eralihan, dan ' pasal 5turan 8ambahan

    Dalam +isalah ;idang 8ahunan 36+ 8ahun 'CC', diterbitkan

    Undang-Undang Dasa N!gaa R!$u'&i" Indon!sia Ta%un 345

    Da&a# Satu Nas"a%, ;ebagai >askah 6erbantuan dan Kompilasi 8anpa

    5da

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    10/103

    dan dihapuskan agar semua bangsa di dunia ini dapat menjalankan hak

    kemerdekaanya

    ' 3engandung sutau pernytaan subjekti" yaitu aspirasi bangsa !ndonesia

    untuk membebaskan diri dari penjajahan

    Makna Ainea Kedua

    % =ahwa perjuangan pergerakan bangsa !ndonesia telah smapai pada

    tngkat yang menentukan

    ' =ahwa momentum yang telah tercapai tersebut harus diman"aatkan

    untuk menyatakan kemerdekaan

    / =ahwa kemerdekaan tersebut bukan tujuan akhir tetapi masih harus

    diisisi dengan mewujudkan negara yang merdeka, bersatu , dan adil

    Makna Ainea Ke!iga

    1. !engandung makna keyakinan bangsa atas "ahmat #uhan Yang !aha $sa

    2. %anya karena rahmat dan berkah&'Y( bangs )ndonesia mampu merdeka dan

    mempertahankannya

    ". !engandung motivasi spiritula, religius untuk berjuang dan merdeka

    Makna Ainea Keem#a!

    1 !erumuskan tujuan negara *

    a !elindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah )ndonesia

    b !emajukkan kesejahteraan umum

    c !encerdaskan kehidupan bangsa

    d )kut melaksanakan ketertiban dunia , berdasarkan kemerdekaan , perdamaian abadi, dan

    keadilan sosial

    + enegasan adanya ketentuan UUD

    - !enyatakan asas politik negara * 'egara "epublik )ndonesia yang berkedaulatanrakyat

    4 !emuat rumusan dasarrohaniah negara , yaitu 6ancasila

    ". Pokok Pokok Pikiran Daam Pembukaan UUD 1945

    Pokok Pikiran Per!ama.

    'egara melindungi segenap bangsa )ndonesia dan seluruh tumpah darah

    )ndonesia dengan berdasar atas persatuan, dengan mewujudkan keadilan sosial bagi

    seluruh rakyat )ndonesia %al ini menunjukkan pokok pikiran persatuan Dengan

    pengertian yang la.im, negara penyelenggara negara dan setiap warga negara wajib

    mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan golongan ataupun perorangan

    Pokok Pikiran Kedua.

    'egara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat )ndonesia

    okok pikiran ini menempatkan suatu tujuan atau cita&cita yang ingin dicapai dalam

    embukaan, dan merupakan suatu kausa /inalis 0sebab tujuan )ni merupakan pokok

    pikiran keadilan sosial yang didasarkan pada kesadaran bahwa manusia mempunyai

    hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan

    masyarakat

    Pokok Pikiran Ke!iga

    'egara yang berkedaulatan rakyat,berdasarkan atas kerakyatan danpermusyawaratan 2 perwakilan okok pikiran ini dalam embukaan mengandung

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    11/103

    konsekuensi logis bahwa sistem negara yang terbentuk dalam Undang&Undang Dasar

    harus berdasarkan atas kedaulatan rakyat dan berdasarkan permusyawaratan 2

    perwakilan )ni adalah pokok pikiran kedaulatan rakyat yang menyatakan bahwa

    kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh !ajelis ermusyawaratan

    "akyat 0!" Pokok Pikiran Keem#a!

    'egara berdasarkan atas 3etuhanan Yang !aha $sa menurut dasar

    kemanusiaan yang adil dan beradab okok pikiran keempat dalam embukaan ini

    mengandung konsekuensi logis bahwa Undang&Undang Dasar harus mengandung isi

    yang mewajibkan pemerintah dan lain&lain penyelenggara negara untuk memelihara

    budi pekerti kemanusiaan yang luhur

    4. Hubungan An!ara Pan$asia Dengan Pembukaan UUD 1945

    Hubungan Formal

    ancasila merupakan norma dasar hukum yang positi/ Dengan demikian tata

    kehidupan bernegara tidak hanya bertopang pada asas&asas sosial, politik dan ekonomi saja,akan tetapi juga perpaduan asas&asas kultural, religius dan kenegaraan yang unsurnya terdapat

    dalam ancasila

    Hubungan Secara Material

    embukaan UUD 1945 adalah tertib hukum yang tertinggi, yang bersumber dari

    ancasila Deengan kata lain ancasila merupakan sumber tertib hukum )ndonesia ecara

    material tertib hukum )ndonesia adalah dijabarkan dari nilai&nilai yang terkandung dalam

    ancasila

    5. Hubungan Pembukaan UUD 1945 Dengan Prokamasi 1% Agus!us 1945

    roklamasi kemerdekaan mempunyai hubungan yang erat,tidak dapat di pisahkan danmerupakan satu kesatuan dengan Undang&Undang Dasar 1945,terutama bagian pembukaan

    Undang&Undang Dasar 1945,yang di dalam pembukaan Undang&Undang Dasar 1945 memuat

    prinsip&prinsip,asas&asas, dan tujuan dari pada bangsa )ndonesia yang akan di wujudkan

    dengan jalan bernegara

    &. Pasa' #asa UUD 1945

    ecara rinci, pasal pasal dalam UUD 1945 (dalah sbb *

    ( ) *

    entuk dan kedaulatan 'egeri terdiri, 1 pasal - ayat

    ( )) *

    !ajelis ermusyawaratan "akyat0!", terdiri + pasal 6 ayat

    ( ))) *

    3ekuasaan pemerintahan negara, terdiri 17 pasal -8 ayat

    ( ) *

    Dewan ertimbnagan (gung0D( telah dihapuskan

    ( *

    3ementrian 'egara terdiri dari 1 pasal 4 ayat

    ( ) *

    emerintahan Daerah, terdiri - pasal 11 ayat

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    12/103

    ( )) *

    Dewan erwakilan "akyat0D", #$"D)") 7 ((: 18 (Y(#

    ( ))( *

    Dewan erwakilan Daerah0DD, terdiri + pasal 8 ayat

    ( ))emilihan Umum 0emilu, terdiri 1 pasal 6 ayat

    ( )))

    %al 3euangan, terdiri 5 pasal 7 ayat

    ( )))(

    adan emeriksa 3euangan03, terdiri - pasal 7 ayat

    ( );

    3ekuasaan 3ehakiman, terdiri 5 pasal 7 ayat

    ( );(

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    13/103

    undang Komitmen mereka dalam melakukan amandemen D %901

    adalah:

    8idak mengubah 6embukaan ndang-ndang Dasar%901,

    sistematika, aspek kesejarahan dan orisinalitasnya 8etap mempertahankan >egara Kesatuan +epublik!ndonesia (>K+!)

    3empertegas ;istem 6emerintahan 6residensial

    6enjelasan D %901 ditiadakan serta hal-halnormati" dalam

    penjelasan dimasukkan dalam pasal-pasal

    6erubahan dilakukan dengan cara adendum*

    4ingga saat ini D %901 telah mengalami 5mandemen sebanyak !G kali

    =erikut dibawah 5mandemen D %901 dari pertama hingga ke-!G :

    Nas"a% UUD 345 S!'!&u# dan S!suda% A#and!#!n

    Amandemen $

    3elalui: ; 36+ tangga %0-'% o#ember 'CC%

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    14/103

    6erubahan: / =ab dan '' 6asal: (6s%H 6s/H 6sH 6s5H 6sB5H 6sB=H

    6sB H 6sAH 6s%%H 6s%B, =ab G!!5, 6s''H 6s''DH =ab G!!=, 6s''@H

    6s'/H 6s'/5H 6s'/H =ab G!!!5, 6s'/@H 6s'/H 6s'/H 6s'0H 6s'05H

    6s'0=H dan 6s'0)!nti 6erubahan: =entuk dan Kedaulatan >egara, Kewenangan 36+,

    Kepresidenan, !mpeachment, Keuangan >egara, Kekuasaan Kehakiman

    Amandemen $V

    3elalui: ;8 36+ %-%% 5gustus 'CC', oleh 1C orang 6anitia 5d 4oc

    6engesahan: %C 5gustus 'CC'

    6erubahan: ' =ab dan %/ 6asal: (6s'H 6s5H 6sAH 6s%%H 6s%H 6s'/=H

    6s'/DH 6s'0H 6s/%H 6s/'H =ab J!G, 6s//H 6s/0H dan 6s/B)

    !nti 6erubahan: D6D sebagai bagian 36+, 6enggantian 6residen,

    pernyataan perang, perdamaian dan perjanjian, mata uang, bank sentral,

    pendidikandan kebudayaan, perekonomian nasional dan kesejahteraan

    sosial, perubahan D

    Komposisi 6erbahan terdiri dari: '1 butir tidak diubah, 0 butir

    diubah.ditambah dengan ketentuan lainnya sehingga seluruhnya

    berjumlah %99 butir ketentuan, %B0 ketentuan baru (/CCM isi D %901)

    (. )is!em Pemerin!a*an +egara Menuru! UUD 1945

    Berdasarkan undang , undang dasar 1945 sis!em #emerin!a*an +egara

    -e#ubik Indonesia adaa* sebagai beriku!

    1 'egara )ndonesia berdasarkan atas hukum, tidak berdasarkan kekuasaan belaka

    + emerintahan berdasarkan atas sistem konstitusi 0hukum dasar tidak bersi/at

    absolutisme 0kekuasaan yang tidak terbatas- 3ekuasaan 'egara yang tertinggi berada di tangan majelis permusyawaratan rakyat

    residen adalah penyelenggara pemerintah 'egara yang tertinggi dibawah !"

    Dalam menjalankan pemerintahan 'egara kekuasaan dan tanggung jawab adalah

    ditangan prsiden5 residen tidak bertanggung jawab kepada D" residen harus

    mendapat persetujuan dewan perwakilan rakyat dalam membentuk undang > undang

    dan untuk menetapkan anggaran dan belanja 'egara 6 !enteri 'egara adalah

    pembantu presiden yang mengangkat dan memberhentikan mentri 'egara !enteri

    'egara tidak bertanggung jawab kepada D"

    7 3ekuasaan kepala 'egara tidak terbatas presiden harus memperhatikan dengan

    sungguh > sungguh usaha D"

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    15/103

    Kekuasaan #emerin!a*an +egara Indonesia menuru! undang,undang dasar 1

    sam#ai dengan #asa 1/. #asa 19 sam#ai dengan #asa 2" a0a! 1 dan a0a! 53

    ser!a #asa 24 adaa*

    1 3ekuasaan menjalan perundang > undangan 'egara atau kekuasaan eksekuti/ yang

    dilakukan oleh pemerintah

    + 3ekuasaan memberikan pertimbangan kenegaraan kepada pemerintah atau kekuasaan

    konsultati/ yang dilakukan oleh D(

    - 3ekuasaan membentuk perundang > undang 'egara atau kekuasaan legislati/ yang

    dilakukan oleh D"

    4 3ekuasaan mengadakan pemeriksaan keuangan 'egara atau kekuasaan eksaminati/

    atau kekuasaan inspekti/ yang dilakukan oleh 3

    3ekuasaan mempertahankan perundang > undangan 'egara atau kekuasaan yudikati/

    yang dilakukan oleh !(

    Berdasarkan ke!e!a#an MP- nomor III MP-19% !en!ang kedudukan dan

    *ubungan !a!a kerja embaga !er!inggi +egara dengan a!au an!ara Lembaga ,

    embaga 6inggi +egara iaa* sebagai beriku!

    1 :embaga tertinggi 'egara adalah majelis permusyawaratan rakyat !" sebagai

    pemegang kekuasaan tertinggi dalam 'egara dengan pelaksana kedaulatan rakyat

    memilih dan mengangkat presiden atau mandataris dan wakil presiden untuk

    melaksanakan garis > garis esar %aluan 'egara 0?%' dan putusan > putusan

    !" lainnya

    :embaga>lembaga tinggi 'egara sesuai dengan urutan yang terdapat dalam UUD

    1945 ialah presiden 0pasal 4 > 15, D( 0pasal 16, D" 0pasal 19&++, 3 0pasal

    +-, dan !( 0pasal +4

    G.K!&!#'agaan N!gaa M!nuut UUD 345

    Nang dimaksud dengan Lembaga-Lembaga >egara adalah alat

    perlengkapan >egara sebagaimana dimaksudkan oleh ndang-undang

    Dasar %901, sebagai berikut:

    Ma+!&is P!#usa7aatan Ra"at (MPR)

    3ajelis 6ermusyawaratan +akyat adalah salah satu lembaga negara

    dalam sistem ketatanegaraan !ndonesia, yang terdiri atas anggota

    Dewan 6erwakilan +akyat dan anggotaDewan 6erwakilan Daerah

    Dahulu sebelum+e"ormasi 36+ merupakan Lembaga >egara 8ertinggi,

    yang terdiri dari anggota Dewan 6erwakilan +akyat, tusan Daerah,

    dan tusan olongan

    2umlah anggota 36+ periode 'CC9'C%0 adalah 9' orang, terdiri atas

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    16/103

    1C 5nggota D6+ dan %/' anggota D6D 3asa jabatan anggota 36+

    adalah 1 tahun, dan berakhir bersamaan pada saat anggota 36+ yang

    baru mengucapkan sumpah.janji%u#as dan Wewenan# M&'

    3engubah dan menetapkan (ndang-ndang Dasar +epublik !ndonesia

    %901), (ndang-ndang Dasar)

    3elantik 6residen dan Fakil 6residen berdasarkan hasil pemilihan

    umum

    3emutuskan usul D6+ berdasarkan putusan (3ahkamah Konstitusi)

    untuk memberhentikan 6residen.Fakil 6residen dalam masa

    jabatannya

    3elantik Fakil 6residen menjadi 6residen apabila 6residen mangkat,

    berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya

    dalam masa jabatannya

    3emilih Fakil 6residen dari ' calon yang diajukan 6residen apabila

    terjadi kekosongan jabatan Fakil 6residen dalam masa jabatannya

    3emilih 6residen dan Fakil 6residen apabila keduanya berhenti secara

    bersamaan dalam masa jabatannya

    5nggota 36+ memiliki hak mengajukan usul perubahan pasal-pasal

    D, menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan putusan, hak

    imunitas, dan hak protokoler ;etelah ;idang 36+ 'CC/, 6residen dan

    wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat tidak lagi oleh 36+ 36+

    bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibukota negara

    ;idang 36+ sah apabila dihadiri:

    sekurang-kurangnya /.0 dari jumlah 5nggota 36+ untuk memutus usul

    D6+ untuk memberhentikan 6residen.Fakil 6residen

    sekurang-kurangnya './ dari jumlah 5nggota 36+ untuk mengubah

    dan menetapkan D

    sekurang-kurangnya 1CMO% dari jumlah 5nggota 36+ sidang-sidang

    lainnya

    6utusan 36+ sah apabila disetujui:

    sekurang-kurangnya './ dari jumlah 5nggota 36+ yang hadir untuk

    memutus usul D6+ untuk memberhentikan 6residen.Fakil 6residen

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    17/103

    sekurang-kurangnya 1CMO% dari seluruh jumlah 5nggota 36+ untuk

    memutus perkara lainnya

    ;ebelum mengambil putusan dengan suara yang terbanyak, terlebih

    dahulu diupayakan pengambilan putusan dengan musyawarah untukmencapai mu"akat

    P!sid!n dan 8a"i& P!sid!n

    6residen memegang kekuasaan pemerintahan menurut D, dan

    dalam melakukan kewajibannya dibantu oleh Fakil 6residen (6asal 0)

    6residen berhak mengajukan +, dan menetapkan 6eraturan

    6emerintah untuk menjalankan (6asal 1)%u#as dan Wewenan# &residen

    3emegang kekuasaan tertinggi atas 5D, 5L dan 5 (6asal %C)

    3enyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan

    >egara lain dengan persetujuan D6+, terutama yang menimbulkan

    akibat yang luas dan mendasar bagi >egara (6asal %%)

    3enyatakan keadaan bahaya, yang syarat dan akibatnya ditetapkan

    dengan (6asal %')

    3engangkat dan menerima duta dan konsul dengan memperhatikan

    pertimbangan D6+ (6asal %/)

    6residen memberikan grasi dengan pertimbangan 35, dan

    memberikan amnesty dan abolisi dengan pertimbangan D6+ (6asal

    %0)

    6residen memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan

    menurut (6asal %1)

    6residen membentuk dewan pertimbangan yang bertugas memberi

    nasehat dan pertimbangan kepada 6residen (6asal %)

    6residen juga berhak mengangkat menteri-menteri sebagai pembantu

    6residen (6asal %B) D!7an P!7a"i&an Ra"at (DPR)

    Dewan 6erwakilan +akyat adalah lembaga tinggi negara dalam sistem

    ketatanegaraan!ndonesia yang merupakan lembaga perwakilan rakyat

    dan memegang kekuasaan membentuk ndang-ndang D6+ memiliki

    "ungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan D6+ terdiri atas anggota

    partai politik peserta pemilihan umum, yang dipilih berdasarkan hasil

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    18/103

    6emilihan mum 3asa jabatan anggota D6+ adalah 1 tahun, dan

    berakhir bersamaan pada saat anggota D6+ yang baru mengucapkan

    sumpah.janji

    %u#as dan Wewenan# (&'3embentuk ndang-ndang yang dibahas dengan 6residen untuk

    mendapat persetujuan bersama

    3embahas dan memberikan persetujuan 6eraturan 6emerintah

    6engganti ndang-ndang

    3enerima dan membahas usulan + yang diajukan D6D yang

    berkaitan dengan bidang tertentu dan mengikutsertakannya dalam

    pembahasan

    3enetapkan 56=> bersama 6residen dengan memperhatikan

    pertimbangan D6D

    3elaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan , 56=>, serta

    kebijakan pemerintah

    3emilih anggota =adan 6emeriksa Keuangan dengan memperhatikan

    pertimbangan D6D

    3embahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas

    pertanggungjawaban keuangan negara yang disampaikan oleh =adan

    6emeriksa KeuanganH

    3emberikan persetujuan kepada 6residen atas pengangkatan dan

    pemberhentian anggota Komisi Nudisial

    3emberikan persetujuan calon hakim agung yang diusulkan Komisi

    Nudisial untuk ditetapkan sebagai hakim agung oleh 6residen

    3emilih tiga orang calon anggota hakim konstitusi dan mengajukannya

    kepada 6residen untuk ditetapkanH

    3emberikan pertimbangan kepada 6residen untuk mengangkat duta,

    menerima penempatan duta negara lain, dan memberikan

    pertimbangan dalam pemberian amnesti dan abolisi

    3emberikan persetujuan kepada 6residen untuk menyatakan perang,

    membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain

    3enyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi

    masyarakat

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    19/103

    3emperhatikan pertimbangan D6D atas rancangan undang-undang

    56=> dan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak,

    pendidikan, dan agamaH

    3embahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang diajukan olehD6D terhadap pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah,

    pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat

    dan daerah, sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,

    pelaksanaan 56=>, pajak, pendidikan, dan agama

    6ada anggota D6+ melekat hak ajudikasi dan legislasi yakni berupa hak

    interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat 5nggota D6+

    juga memiliki hak mengajukan +, mengajukan pertanyaan,

    menyampaikan usul dan pendapat, membela diri, hak imunitas, serta

    hak protokoler

    3enurut ndang-ndang >omor 'B 8ahun 'CC9 tentang 36+, D6+,

    D6D, dan D6+D, dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, D6+

    berhak meminta pejabat negara, pejabat pemerintah, badan hukum,

    atau warga masyarakat untuk memberikan keterangan 2ika

    permintaan ini tidak dipatuhi, maka dapat dikenakan panggilan paksa

    (sesuai dengan peraturan perundang-undangan) 2ika panggilan paksa

    ini tidak dipenuhi tanpa alasan yang sah, yang bersangkutan dapat

    disandera paling lama %1 hari (sesuai dengan peraturan perundang-

    undangan)

    A&at K!&!ng"a$an DPR

    Pi#$inan

    Kedudukan 6impinan dalam D6+ dapat dikatakan sebagai 2uru =icara

    6arlemen ungsi pokoknya secara umum adalah mewakili D6+ secara

    simbolis dalam berhubungan dengan lembaga eksekuti", lembaga-

    lembaga tinggi negara lain, dan lembaga-lembaga internasional, serta

    memimpin jalannya administrati" kelembagaan secara umum,

    termasuk memimpin rapat-rapat paripurna dan menetapkan sanksi

    atau rehabilitasi 6impinan D6+ bersi"at kolekti" kolegial, terdiri dari

    seorang ketua dan 0 orang wakil ketua yang dipilih dari dan oleh

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    20/103

    5nggota D6+ dalam ;idang 6aripurna D6+

    Ko#isi

    Komisi adalah unit kerja utama di dalam D6+ 4ampir seluruh akti#itasyang berkaitan dengan "ungsi-"ungsi D6+, substansinya dikerjakan di

    dalam komisi ;etiap anggota D6+ (kecuali pimpinan) harus menjadi

    anggota salah satu komisi 6ada umumnya, pengisian keanggotan

    komisi terkait erat dengan latar belakang keilmuan atau penguasaan

    anggota terhadap masalah dan substansi pokok yang digeluti oleh

    komisi

    6ada periode 'CC9-'C%0, D6+ mempunyai %% komisi dengan ruang

    lingkup tugas dan pasangan kerja masing-masing:

    Komisi !, membidangi pertahanan, luar negeri, dan in"ormasi

    Komisi !!, membidangi pemerintahan dalam negeri, otonomi daerah,

    aparatur negara, dan agraria

    Komisi !!!, membidangi hukum dan perundang-undangan, hak asasi

    manusia, dan keamanan

    Komisi !G, membidangi pertanian, perkebunan, kehutanan, kelautan,

    perikanan, dan pangan

    Komisi G, membidangi perhubungan, telekomunikasi, pekerjaan umum,

    perumahan rakyat, pembangunan pedesaan dan kawasan tertinggal

    Komisi G!, membidangi perdagangan, perindustrian, in#estasi, koperasi,

    usaha kecil dan menengah), dan badan usaha milik negara

    Komisi G!!, membidangi energi, sumber daya mineral, riset dan

    teknologi, dan lingkungan

    Komisi G!!!, membidangi agama, sosial dan pemberdayaan perempuan

    Komisi !J, membidangi kependudukan, kesehatan, tenaga kerja dan

    transmigrasi

    Komisi J, membidangi pendidikan, pemuda, olahraga, pariwisata,

    kesenian, dan kebudayaan

    Komisi J!, membidangi keuangan, perencanaan pembangunan

    nasional, perbankan, dan lembaga keuangan bukan bank

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    21/103

    Badan Musa7aa%

    =amus merupakan miniatur D6+ ;ebagian besar keputusan penting

    D6+ digodok terlebih dahulu di =amus, sebelum dibahas dalam +apat

    6aripurna sebagai "orum tertinggi di D6+ yang dapat mengubahputusan =amus =amus antara lain memiliki tugas menetapkan acara

    D6+, termasuk mengenai perkiraan waktu penyelesaian suatu

    masalah, serta jangka waktu penyelesaian dan prioritas +)

    6embentukan =amus sendiri dilakukan oleh D6+ melalui +apat

    6aripurna pada permulaan masa keanggotaan D6+ 5nggota =amus

    berjumlah sebanyak-banyaknya sepersepuluh dari anggota D6+,

    berdasarkan perimbangan jumlah anggota tiap-tiap raksi 6impinan

    =amus langsung dipegang oleh 6impinan D6+

    Badan Anggaan

    =adan 5nggaran D6+ dibentuk oleh D6+ dan merupakan alat

    kelengkapan D6+ yang bersi"at tetap yang memiliki tugas pokok

    melakukan pembahasan 5nggaran 6endapatan dan =elanja >egara

    ;usunan keanggotaan =adan 5nggaran ditetapkan pada permulaan

    masa keanggotaan D6+ ;usunan keanggotaan =adan 5nggaran terdiri

    atas anggota-anggota seluruh unsur Komisi dengan memperhatikan

    perimbangan jumlah anggota raksi

    Badan K!%o#atan

    =adan Kehormatan (=K) D6+ merupakan alat kelengkapan paling muda

    saat ini di D6+ =K merupakan salah satu alat kelengkapan yang

    bersi"at sementara 6embentukan DK di D6+ merupakan respon atas

    sorotan publik terhadap kinerja sebagian anggota dewan yang buruk,

    misalnya dalam hal rendahnya tingkat kehadiran dan konPik

    kepentingan

    =K D6+ melakukan penelitian dan pemeriksaan terhadap dugaan

    pelanggaran yang dilakukan oleh 5nggota D6+, dan pada akhirnya

    memberikan laporan akhir berupa rekomendasi kepada 6impinan D6+

    sebagai bahan pertimbangan untuk menjatuhkan sanksi atau

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    22/103

    merehabilitasi nama baik 5nggota +apat-rapat Dewan Kehormatan

    bersi"at tertutup 8ugas Dewan Kehormatan dianggap selesai setelah

    menyampaikan rekomendasi kepada 6impinan D6+

    Badan L!gis&asi

    =adan Legislasi (=aleg) merupakan alat kelengkapan D6+ yang lahir

    pasca 6erubahan 6ertama D %901, dan dibentuk pada tahun 'CCC

    8ugas pokok =aleg antara lain: merencanakan dan menyusun program

    serta urutan prioritas pembahasan + untuk satu masa keanggotaan

    D6+ dan setiap tahun anggaran =aleg juga melakukan e#aluasi dan

    penyempurnaan tata tertib D6+ dan kode etik anggota D6+

    =adan Legislasi dibentuk D6+ dalam +apat paripurna, dan susunan

    keanggotaannya ditetapkan pada permulaan masa keanggotaan D6+

    berdasarkan perimbangan jumlah anggota tiap-tiap raksi

    Keanggotaan =adan Legislasi tidak dapat dirangkap dengan

    keanggotaan 6impinan Komisi, keanggotaan =adan rusan +umah

    8angga (=+8), dan keanggotaan =adan Kerjasama 5ntar 6arlemen

    (=K;56)

    Badan Uusan Ru#a% Tangga

    =adan rusan +umah 8angga (=+8) D6+ bertugas menentukan

    kebijakan kerumahtanggaan D6+ ;alah satu tugasnya yang berkaitan

    bidang keuangan.administrati" anggota dewan adalah membantu

    pimpinan D6+ dalam menentukan kebijakan kerumahtanggaan D6+,

    termasuk kesejahteraan 5nggota dan 6egawai ;ekretariat 2enderal D6+

    berdasarkan hasil rapat =adan 3usyawarah

    Badan K!+a Sa#a Anta-Pa&!#!n

    =adan Kerja ;ama 5ntar-6arlemen, yang selanjutnya disingkat =K;56,

    dibentuk oleh D6+ dan merupakan alat kelengkapan D6+ yang bersi"at

    tetap D6+ menetapkan susunan dan keanggotaan =K;56 pada

    permulaan masa keanggotaan D6+ dan permulaan tahun sidang

    2umlah anggota =K;56 ditetapkan dalam rapat paripurna menurut

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    23/103

    perimbangan dan pemerataan jumlah anggota tiap-tiap "raksi pada

    permulaan masa keanggotaan D6+ dan pada permulaan tahun sidang

    6impinan =K;56 merupakan satu kesatuan pimpinan yang bersi"at

    kolekti" dan kolegial, yang terdiri atas % (satu) orang ketua dan palingbanyak / (tiga) orang wakil ketua, yang dipilih dari dan oleh anggota

    =K;56 berdasarkan prinsip musyawarah untuk mu"akat dan

    proporsional dengan memperhatikan keterwakilan perempuan menurut

    perimbangan jumlah anggota tiap-tiap "raksi

    =K;56 bertugas: 3embina, mengembangkan, dan meningkatkan

    hubungan persahabatan dan kerja sama antara D6+ dan parlemen

    negara lain, baik secara bilateral maupun multilateral, termasuk

    organisasi internasional yang menghimpun parlemen dan.atau a

    nggota parlemen negara lainH

    3enerima kunjungan delegasi parlemen negara lain yang menjadi

    tamu D6+H

    3engoordinasikan kunjungan kerja alat kelengkapan D6+ ke luar

    negeriH

    3emberikan saran atau usul kepada pimpinan D6+ tentang masalah

    kerja sama antarparlemen

    Panitia K%usus

    2ika dipandang perlu, D6+ (atau alat kelengkapan D6+) dapat

    membentuk panitia yang bersi"at sementara yang disebut 6anitia

    Khusus (6ansus) Komposisi keanggotaan 6ansus ditetapkan oleh rapat

    paripurna berdasarkan perimbangan jumlah anggota tiap-tiap "raksi

    6ansus bertugas melaksanakan tugas tertentu yang ditetapkan oleh

    rapat paripurna, dan dibubarkan setelah jangka waktu penugasannya

    berakhir atau karena tugasnya dinyatakan selesai 6ansus

    mempertanggungjawabkan kinerjanya untuk selanjutnya dibahas

    dalam rapat paripurna

    D6+ dalam permulaan masa keanggotaan dan permulaan tahun sidang

    D6+ membuat susunan dan keanggotaan =adan 5kuntabilitas

    Keuangan >egara (=5K>) yang beranggotakan paling sedikit tujuh

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    24/103

    orang dan paling banyak sembilan orang atas usul dari "raksi-"raksi

    D6+ yang selanjutnya akan ditetapkan dalam rapat paripurna dengan

    tugas untuk penelaahan setiap temuan hasil pemeriksaan =adan

    6emeriksaan Keuangan (=6K)D6+ memiliki "ungsi legislasi, anggaran dan pengawasan Dan untuk itu

    D6+ diberikan hak-hak interpelasi, angket, menyatakan pendapat,

    mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul, dan pendapat serta

    imunitas (6asal 'C) ungsi D6+ adalah sebagai berikut:

    ungsi legislasi berkaitan dengan wewenang D6+ dalam pembentukan

    undang-undang

    ungsi anggaran, berwenang menyusun dan menetapkan +56=>

    bersama presiden

    ungsi pengawasan, melakukan pengawasan terhadap pemerintah

    D6+ diberikan hak-hak yang diatur dalam pasal-pasal D %901,

    antara lain:

    4ak interpelasi, hak D6+ untuk meminta keterangan pada presiden

    4ak angket, hak D6+ untuk mengadakan penyelidikan atas suatu

    kebijakan 6residen. 6emerintah

    4ak menyampaikan pendapat

    4ak mengajukan pertanyaan

    4ak !munitas, hak D6+ untuk tidak dituntut dalam pengadilan

    4ak mengajukan usul +

    5nggota D6+ berhak mengajukan usul + (6asal '%) Dalam hal

    kegentingan yang memaksa, 6residen berhak menetapkan 6erpu, dan

    pada masa persidangan D6+ berikutnya 6erpu tersebut harus

    dimintakan persetujuan D6+ 5pabila D6+ tidak menyetujuinya maka

    6erpu harus dicabut(6asal '') 5nggota D6+ dapat diberhentikan dari

    jabatannya, dengan syarat-syarat dan tata cara yang diatur dengan

    undang-undang (6asal ''=)

    D!7an P!7a"i&an Da!a% (DPD)

    5nggota D6D dipilih dari setiap pro#insi melalui pemilu, setiap pro#insi

    jumlahnya sama dan jumlah seluruh anggta D6D tidak lebih dari %./

    jumlah anggota D6+ D6D bersidang sedikitnya sekali dalam setahun

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    25/103

    (6asal '')

    D6D berhak mengajukan + kepada D6+ dan ikut membahasnya

    yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat-daerah,

    pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah,pengelolaan ;D5 dan ;D@ serta yang berkaitan dengan perimbangan

    keuangan pusat-daerah, serta memberi pertimbangan atas + 56=>

    yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama (6asal ''D) D6D

    dapat melakukan pengawasan terhadap yang usulan dan

    pembahasannya dimiliki oleh D6D

    ;esuai dengan ketentuan 6asal 09 dan 1C ndang-ndang >omor ''

    8ahun 'CC/ tentang ;usunan dan Kedudukan 36+, D6+, D6D, dan

    D6+D bahwa 5nggota D6D mempunyai hak dan kewajiban sebagai

    berikut:

    9a"

    3enyampaikan usul dan pendapatH

    3emilih dan dipilihH

    3embela diriH

    !munitasH

    6rotokolerH

    Keuangan dan administrati"

    3engamalkan 6ancasilaH

    3elaksanakan ndang-ndang Dasar >egara +epublik !ndonesia 8ahun

    %901 dan menaati segala peraturan perundang-undanganH

    3elaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan

    pemerintahanH

    3empertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan

    negara kesatuan +epublik !ndonesiaH

    3emperhatikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyatH

    3enyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi

    masyarakat dan daerahH

    3endahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok,

    dan golonganH

    3emberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada pemilih

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    26/103

    dan daerah pemilihannyaH

    3enaati kode etik dan 6eraturan 8ata 8ertib D6DH dan

    3enjaga etika dan norma adat daerah yang diwakilinya

    K!7a+i'an

    =erkenaan dengan kewajiban tersebut, hal itu mempertegas "ungsi politik

    legislati" 5nggota D6D +! yang meliputi representasi, legislasi dan

    pengawasan yang dicirikan oleh si"at kekuatan mandatnya dari rakyat

    pemilih yaitu si"at otoritati"* atau mandat rakyat kepada 5nggotaH di

    samping itu ciri si"at ikatan atau binding* yaitu ciri melekatnya pemikiran

    dan langkah kerja 5nggota D6D +! yang semata-mata didasarkan pada

    kepentingan dan keberpihakan pada rakyat daerah

    Ko#isi P!#i&i%an U#u# (KPU)

    Dalam rangka pelaksanaan 6emilu agar terselenggara sesuai asas

    (!uberjudil), maka dibentuklah sebuah komisi pemilihan umum yang

    bersi"at nasional, tetap, dan mandiri (6asal ''@) K6 selain ada ditingkat

    pusat, juga terdapat K6 daerah baik di pro#insi maupun kabupaten.kota

    Ban" S!nta&

    >egara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan,

    kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan

    (6asal '/D)

    BADAN PEMERIKSA KEUANGAN (BPK)

    6asal '/ ayat (1) D 8ahun %901 menetapkan bahwa untuk memeriksa

    tanggung jawab tentang Keuangan >egara diadakan suatu =adan

    6emeriksa Keuangan yang peraturannya ditetapkan dengan ndang-

    ndang 4asil pemeriksaan itu disampaikan kepada Dewan 6erwakilan

    +akyat

    =erdasarkan amanat D 8ahun %901 tersebut telah dikeluarkan ;urat

    6enetapan 6emerintah >o%%.

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    27/103

    yang berkedudukan sementara dikota 3agelang 6ada waktu itu =adan

    6emeriksa Keuangan hanya mempunyai 9 orang pegawai dan sebagai

    Ketua =adan 6emeriksa Keuangan pertama adalah + ;oerasno ntuk

    memulai tugasnya, =adan 6emeriksa Keuangan dengan suratnya tanggal%' 5pril %90B >o90-% telah mengumumkan kepada semua instansi di

    Filayah +epublik !ndonesia mengenai tugas dan kewajibannya dalam

    memeriksa tanggung jawab tentang Keuangan >egara, untuk sementara

    masih menggunakan peraturan perundang-undangan yang dulu berlaku

    bagi pelaksanaan tugas 5lgemene +ekenkamer (=adan 6emeriksa

    Keuangan 4india =elanda), yaitu !F dan !5+

    Dalam 6enetapan 6emerintah >o.%90A tanggal >opember %90A

    tempat kedudukan =adan 6emeriksa Keuangan dipindahkan dari

    3agelang ke Nogyakarta >egara +epublik !ndonesia yang ibukotanya di

    Nogyakarta tetap mempunyai =adan 6emeriksa Keuangan sesuai pasal '/

    ayat (1) D 8ahun %901H Ketuanya diwakili oleh + Kasirman yang

    diangkat berdasarkan ;K 6residen +! tanggal /% 2anuari %91C

    >o%/.5.%91C terhitung mulai % 5gustus %909

    Dengan dibentuknya >egara Kesatuan +epublik !ndonesia ;erikat (+!;)

    berdasarkan 6iagam Konstitusi +!; tanggal %0 Desember %909, maka

    dibentuk Dewan 6engawas Keuangan (berkedudukan di =ogor) yang

    merupakan salah satu alat perlengkapan negara +!;, sebagai Ketua

    diangkat + ;oerasno mulai tanggal /% Desember %909, yang sebelumnya

    menjabat sebagai Ketua =adan 6emeriksa Keuangan di Nogyakarta Dewan

    6engawas Keuangan +!; berkantor di =ogor menempati bekas kantor

    5lgemene +ekenkamer pada masa pemerintah >etherland !ndies i#il

    5dministration (>!5)

    Dengan terbentuknya >egara Kesatuan +epublik !ndonesia pada tanggal

    %B 5gustus %91C, maka Dewan 6engawas Keuangan +!; yang berada di

    =ogor sejak tanggal %

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    28/103

    6ada 8anggal 1 2uli %919 dikeluarkan Dekrit 6residen +! yang menyatakan

    berlakunya kembali D 8ahun %901 Dengan demikian Dewan 6engawas

    Keuangan berdasarkan D %91C kembali menjadi =adan 6emeriksa

    Keuangan berdasarkan 6asal '/ (1) D 8ahun %9013eskipun =adan 6emeriksa Keuangan berubah-ubah menjadi Dewan

    6engawas Keuangan +!; berdasarkan konstitusi +!; Dewan 6engawas

    Keuangan +! (D; %91C), kemudian kembali menjadi =adan 6emeriksa

    Keuangan berdasarkan D 8ahun %901, namun landasan pelaksanaan

    kegiatannya masih tetap menggunakan !F dan !5+

    Dalam amanat-amanat 6residen yaitu Deklarasi @konomi dan 5mbeg

    6arama 5rta, dan di dalam Ketetapan 36+; >o %%.36+;.%9C serta

    resolusi 36+; >o %.+es.36+;.%9/ telah dikemukakan keinginan-

    keinginan untuk menyempurnakan =adan 6emeriksa Keuangan, sehingga

    dapat menjadi alat kontrol yang e"ekti" ntuk mencapai tujuan itu maka

    pada tanggal %' o B 8ahun %9/ (L> >o %91

    8ahun %9/) yang kemudian diganti dengan ndang-ndang (6@+6) >o

    8ahun %90 tentang =adan 6emeriksa Keuangan aya =aru

    ntuk mengganti 6@+6 tersebut, dikeluarkanlah >o %B 8ahun %91

    yang antara lain menetapkan bahwa 6residen, sebagai 6emimpin =esar

    +e#olusi pemegang kekuasaan pemeriksaan dan penelitian tertinggi atas

    penyusunan dan pengurusan Keuangan >egara Ketua dan Fakil Ketua

    =6K +! berkedudukan masing-masing sebagai 3enteri Koordinator dan

    3enteri

    5khirnya oleh 36+; dengan Ketetapan >oJ.36+;.%9 Kedudukan =6K

    +! dikembalikan pada posisi dan "ungsi semula sebagai Lembaga 8inggi

    >egara ;ehingga yang mendasari tugas =6K +! perlu diubah dan

    akhirnya baru direalisasikan pada 8ahun %9B/ dengan >o 1 8ahun

    %9B/ 8entang =adan 6emeriksa Keuangan

    Dalam era +e"ormasi sekarang ini, =adan 6emeriksa Keuangan telah

    mendapatkan dukungan konstitusional dari 36+ +! dalam ;idang 8ahunan

    8ahun 'CC' yang memperkuat kedudukan =6K +! sebagai lembaga

    pemeriksa eksternal di bidang Keuangan >egara, yaitu dengan

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    29/103

    dikeluarkannya 856 36+ >oG!.36+.'CC' yang antara lain menegaskan

    kembali kedudukan =adan 6emeriksa Keuangan sebagai satu-satunya

    lembaga pemeriksa eksternal keuangan negara dan peranannya perlu

    lebih dimantapkan sebagai lembaga yang independen dan pro"esionalntuk lebih memantapkan tugas =6K +!, ketentuan yang mengatur =6K +!

    dalam D 8ahun %901 telah diamandemen ;ebelum amandemen =6K +!

    hanya diatur dalam satu ayat (pasal '/ ayat 1) kemudian

    dalam6erubahan Ketiga D %901 dikembangkan menjadi satu bab

    tersendiri (=ab G!!! 5) dengan tiga pasal ('/@, '/, dan '/) dan tujuh

    ayat

    ntuk menunjang tugasnya, =6K +! didukung dengan seperangkat

    ndang-ndang di bidang Keuangan >egara, yaituH

    >o%B 8ahun 'CC/ 8entang keuangan >egara

    >o% 8ahun 'CC0 8entang 6erbendaharaan >egara

    >o %1 8ahun 'CC0 8entang 6emeriksaan 6engelolaan dan 8anggung

    2awab Keuangan >egara

    Ma%"a#a% Agung (MA)

    3ahkamah 5gung adalah lembaga tinggi negara dalam sistem

    ketatanegaraan !ndonesia yang merupakan pemegang kekuasaan

    kehakiman bersama-sama dengan 3ahkamah Konstitusi

    3ahkamah 5gung membawahi badan peradilan dalam lingkungan :

    6eradilan mum pada tingkat pertama dilakukan oleh 6engadilan >egeri,

    pada tingkat banding dilakukan oleh6engadilan 8inggi dan pada tingkat

    kasasi dilakukan oleh 3ahkamah 5gung

    6eradilan 5gama pada tingkat pertama dilakukan oleh 6engadilan 5gama,

    pada tingkat banding dilakukan oleh6engadilan 8inggi 5gama dan pada

    tingkat kasasi dilakukan oleh 3ahkamah 5gung

    6eradilan 3iliter pada tingkat pertama dilakukan oleh 6engadilan 3iliter,

    pada tingkat banding dilakukan oleh6engadilan 8inggi 3iliter dan pada

    tingkat kasasi dilakukan oleh 3ahkamah 5gung

    6eradilan 8ata saha negara pada tingkat pertama dilakukan oleh

    6engadilan 8ata saha negara, pada tingkat banding dilakukan oleh

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    30/103

    6engadilan 8inggi 8ata saha >egara dan pada tingkat kasasi dilakukan

    oleh 3ahkamah 5gung

    3enurut ndang-ndang Dasar %901, kewajiban dan wewenang 35

    adalah:=erwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-

    undangan di bawah ndang-ndang, dan mempunyai wewenang lainnya

    yang diberikan oleh ndang-ndang

    3engajukan / orang anggota 4akim Konstitusi

    3emberikan pertimbangan dalam hal 6residen member grasi dan

    rehabilitasi

    3ahkamah 5gung dipimpin oleh seorang ketua Ketua 3ahkamah 5gung

    dipilih dari dan oleh hakim agung, dan diangkat oleh 6residen Ketuanya

    sejak %1 2anuari 'CC9 adalah 4arifn 5 8umpa

    6ada 3ahkamah 5gung terdapat hakim agung sebanyak maksimal C

    orang 4akim agung dapat berasal dari sistem karier (hakim), atau tidak

    berdasarkan sistem karier dari kalangan pro"esi atau akademisi

    alon hakim agung diusulkan oleh Komisi Nudisial kepada Dewan

    6erwakilan +akyat, untuk kemudian mendapat persetujuan dan ditetapkan

    sebagai hakim agung oleh 6residen

    Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk

    menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan, dan

    dilakukan oleh sebuah 35 dan badan peradilan yang ada dibawahnya

    dalam lingkungan peradilan umum, agama, militer, tata usaha >egara,

    dan sebuah 3ahkamah Konstitusi (6asal '0) 35 berwenang mengadili

    pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan dibawah

    terhadap 4akim 5gung harus memiliki integritas dan kepribadian

    yang tidak tercela, adil, pro"essional, dan berpengalaman di bidang

    hukum alon 4akim 5gung diusulkan komisi yudisial kepada D6+ untuk

    mendapat persetujuan dan ditetapkan oleh 6residen Ketua dan Fakil 35

    dipilih dari dan oleh 4akim 5gung (6asal '05)

    Ko#isi :udisia& (K:)

    Komisi Nudisial bersi"at mandiri yang berwenang mengusulkan

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    31/103

    pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka

    menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta

    perilaku hakim 5nggota komisi yudisial harus memiliki pengetahuan dan

    pengalaman di bidang hukum serta memiliki integritas dan kepribadianyang tidak tercela 5nggota komisi yudisial diangkat dan diberhentikan

    oleh 6residen dengan persetujuan D6+ (6asal '0=)

    Ma%"a#a% Konstitusi (MK)

    3ahkamah Konstitusi adalah lembaga tinggi negara dalam sistem

    ketatanegaraan !ndonesia yang merupakan pemegang kekuasaan

    kehakiman bersama-sama dengan 3ahkamah 5gung

    ;ejarah berdirinya 3K diawali dengan 6erubahan Ketiga D %901 dalam

    6asal '0 ayat ('), 6asal '0, dan 6asal B= yang disahkan pada 9

    >o#ember 'CC% ;etelah disahkannya 6erubahan Ketiga D %901, maka

    dalam rangka menunggu pembentukan 3ahkamah Konstitusi, 36+

    menetapkan 3ahkamah 5gung menjalankan "ungsi 3K untuk sementara

    sebagaimana diatur dalam 6asal !!! 5turan 6eralihan D %901 hasil

    6erubahan Keempat

    D6+ dan 6emerintah kemudian membuat +ancangan ndang-ndang

    tentang 3ahkamah Konstitusi ;etelah melalui pembahasan mendalam,

    D6+ dan 6emerintah menyetujui secara bersama ndang-ndang >omor

    '0 8ahun 'CC/ tentang 3ahkamah Konstitusi pada %/ 5gustus 'CC/ dan

    disahkan oleh 6residen pada hari itu Dua hari kemudian, pada tanggal %1

    5gustus 'CC/, 6residen mengambil sumpah jabatan para hakim konstitusi

    di !stana >egara pada tanggal % 5gustus 'CC/

    3enurut ndang-ndang Dasar %901, kewajiban dan wewenang 3K

    adalah:

    =erwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya

    bersi"at fnal untuk menguji ndang-ndang terhadap ndang-ndang

    Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang

    kewenangannya diberikan oleh D %901, memutus pembubaran partai

    politik, dan memutus perselisihan tentang hasil 6emilihan mum

    Fajib memberi putusan atas pendapat Dewan 6erwakilan +akyat

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    32/103

    mengenai dugaan pelanggaran oleh6residen dan.atau Fakil 6residen

    menurut D %901

    3K berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang

    putusannya bersi"at fnal untuk menguji terhadap D, memutussengketa kewenangan lembaga >egara yang kewenangannya diberikan

    oleh D, memutus pembubaran parpol dan perselisihan hasil pemilu 3K

    wajib memberi putusan atas pendapat D6+ mengenai dugaan

    pelanggaran oleh 6residen dan atau Fakil menurut D 3K mempunyai

    9 anggota hakim konstitusi yang ditetapkan 6residen masing-masing /

    orang diajukan oleh 35, D6+, dan 6residen Ketua dan wakil ketua 3K

    dipilih dari dan oleh hakim konstitusi 4akim konstitusi harus memiliki

    integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, negarawan, yang

    menguasai konstitusi dan ketatanegaraan, serta tidak merangkap sebagai

    pejabat >egara (6asal '0C) 3K dibentuk selambat-lambatnya pada %B

    5gustus 'CC/ dan sebelum dibentuk segala kewenangannya dilakukan

    oleh 35 (6asal !!! 56)

    ;aat ini masih banyak pihak belum memahami secara utuh tatanan

    kelembagaan negara dalam ndang-ndang Dasar (D) %901 sehingga

    sering timbul perdebatan publik dan masalah hubungan antarlembaga

    negara

    5palagi, lembaga- lembaga negara telah mengalami perubahan mendasar

    hasil D %901 6erubahan yang tentu tidak dapat dipahami berdasarkan

    paradigma D %901 sebelum perubahan 6erubahan mendasar yang

    memengaruhi tatanan kelembagaan negara adalah perubahan 6asal %

    ayat (') D %901 yang menyatakan bahwa kedaulatan berada di tangan

    rakyat dan dilaksanakan menurut D ;ebelum perubahan,kedaulatan

    rakyat dilaksanakan sepenuhnya oleh 36+ 6erubahan tersebut

    mengakibatkan :

    36+ tidak lagi menjadi lembaga negara tertinggi

    Lemmbaga-lembaga negara yang diatur dalam D %901 merupakan

    pelaksana kedaulatan rakyat sesuai dengan kedudukan,tugas,dan "ungsi

    masing- masing4al tersebut mengakibatkan Ketetapan 36+ >omor

    !!!.36+. %9BA tentang Kedudukan dan 4ubungan 8ata Kerja Lembaga

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    33/103

    8ertinggi dengan. atau antar-Lembaga-Lembaga 8inggi >egara tidak

    berlaku lagi Kelembagaan negara berdasarkan D %901 dapat

    diklasifkasikan menjadi beberapa kategori6ertama, lembaga-lembaga

    utama yang melaksanakan cabang kekuasaan tertentu Kedua, lembaga-lembaga negara yang bukan pelaksana salah satu cabang kekuasaan,

    tetapi keberadaannya diperlukan untuk mendukung salah satu lembaga

    pelaksana cabang kekuasaan tertentu

    Lembaga-lembaga yang ditentukan untuk melaksanakan kekuasaan

    tertentu tanpa mengatur nama dan pembentukan lembaganya

    Lembaga yang ditentukan secara umum dan menyerahkan pengaturan

    lebih lanjut kepada undang-undangKelima, lembaga-lembaga yang

    berada di bawah presiden untuk melaksanakan "ungsi-"ungsi

    tertentuKeenam, lembaga- lembaga di tingkat daerah =erdasarkan

    pembagian "ungsi kekuasaan eksekuti", legislati", dan yudikati" dalam D

    %901,dapat diketahui lembaga-lembaga negara yang melaksanakan tiap

    kekuasaan tersebut

    ;ebagai pemegang kekuasaan eksekuti" tertinggi adalah presiden

    6emegang kekuasaan legislati" adalah D6+ntuk kekuasaan yudikati"

    ditentukan pelakunya adalah 35 dan 3K ;elain lembaga-lembaga negara

    tersebut, terdapat lembaga negara lain yang diperlukan dalam

    penyelenggaraan negara dan kedudukannya sederajat Lembaga negara

    lain tersebut adalah 36+ yang memegang kekuasaan mengubah dan

    menetapkan D,=6K sebagai pelaksana kekuasaan auditi" serta D6D

    yang walaupun tidak memegang kekuasaan legislati" memiliki peran

    dalam proses legislasi (co-legislator)

    Dengan demikian lembaga-lembaga itu sesungguhnya adalah bagian dari

    organisasi pemerintahan secara nasional walaupun ada yang menjalankan

    "ungsi legislasi di tingkat daerah 2ika penataan lembaga negara melalui

    ketentuan peraturan perundang undangan telah dilakukan, setiap

    lembaga negara dapat menjalankan wewenang sesuai dengan kedudukan

    masing-masing 4al itu akan mewujudkan kerja sama dan hubungan yang

    harmonis demi pencapaian tujuan nasional dengan tetap saling

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    34/103

    mengawasi dan mengimbangi agar tidak terjadi penyalahgunaan dan

    konsentrasi kekuasaan

    9.P!#!inta% Da!a%

    6emerintahan Daerah menurut Ketentuan 6asal % ayat ' ndang-

    ndang +epublik !ndonesia >omor /' tahun 'CC0 tentang 6emerintahan

    Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh 6emerintah

    Daerah dan Dewan 6erwakilan +akyat Daerah (D6+D)

    egara Kesatuan +epublik !ndonesia

    sebagaimana dimaksud dalam ndang-undang Dasar +epublik !ndonesia

    tahun %901 6emerintah Daerah adalah ubernur, =upati atau Falikota

    dan 6erangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara 6emerintahan

    Daerah

    Asas- Asas P!#!inta% Da!a%

    ;entralisasi yaitu sistem pemerintahan di mana segala kekuasaan

    dipusatkan di pemerintah pusat Desentralisasi yaitu penyerahan

    wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk

    mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem >egara

    Kesatuan +epublik !ndonesia Dekonsentrasi yaitu pelimpahan wewenang

    pemerintahan oleh pemerintah kepada gubernur sebagai wakil

    pemerintah dan.atau kepada instansi #ertikal di wilayah tertentu

    8ugas 6embantuan yaitu penugasan dari pemerintah kepada daerah

    dan.atau desa, dari pemerintah propinsi kepada kabupaten.kota dan.atau

    desa, dari pemerintah kabupaten.kota kepada desa untuk melaksanakan

    tugas tertentu

    Otono#i Da!a%

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    35/103

    setempat menurut aspirasi masyarakat untuk meningkatkan daya guna

    dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan

    terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan

    peraturan perundang-undangan;edangkan yang di maksud egara kesatuan maupun pada >egara "ederasi Di >egara kesatuan

    otonomi daerah lebih terbatas dari pada di >egara yang berbentuk

    "ederasi

    Da#$a" Positi Otono#i Da!a%

    Dampak positi" otonomi daerah adalah memunculkan kesempatan

    identitas lokal yang ada di masyarakat =erkurangnya wewenang dan

    kendali pemerintah pusat mendapatkan respon tinggidari pemerintah

    daerah dalam menghadapi masalah yang berada di daerahnya sendiri

    =ahkan dana yang diperoleh lebih banyak daripada yang didapatkan

    melalui jalur birokrasi dari pemerintah pusat Dana tersebut

    memungkinkan pemerintah lokal mendorong pembangunan daerah serta

    membangun program promosi kebudayaan dan juga pariwisata

    Kebijakan-kebijakan pemerintah daerah juga akan lebih tepat sasaran dan

    tidak membutuhkan waktu yang lama sehingga akan lebih efsien

    Da#$a" N!gati Otono#i Da!a%

    Dampak negati#e dari otonomi daerah adalah munculnya

    kesempatan bagi oknum-oknum di tingkat daerah untuk melakukan

    berbagai pelanggaran, munculnya pertentangan antara pemerintah

    daerah dengan pusat, serta timbulnya kesenjangan antara daerah yang

    pendapatannya tinggi dangan daerah yang masih berkembang

    I. P!#i&u dan Sist!# P!#i&u Di Indon!sia

    D!!nisi P!#i&u

    3enurut)ohlenpemilu adalah satu-satunya metode demokratik* untuk

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    36/103

    memilih wakil rakyat

    3enurutAurel Croissant" dkkmende"enisikan pemilu adalah kondisi

    yang diperlukan bagi demokrasi tetapi pemilu saja tidak menjamin

    demokrasi, karena demokrasi memerlukan lebih dari sekedar pemilupemilu bukan hanya seharusnya mencerminkan kehendak rakyat dan

    mengintegrasikan warga negara kedalam proses politik saja, melainkan

    juga meligitimasi dan mengontrol kekuasaan pemerintahan sarana

    penting untuk mencapai sasaran-sasaran ini ialah siatem pemilu

    ne!uino %heodorememberikan de"enisi sistem pemilihan umum

    sebagai rangkaian atruran yang menurutnya pemilihan mengekperesikan

    pre"erensi politik mereka dan suara dari pemilih diterjemahkan menjadi

    kursi

    Ti$!-Ti$! Sist!# P!#i&u

    menurut *.+ Wolho,terdapat dua sistem.tipe sistem pemilu yaitu:

    % ;istem pemilihan organis adalah melihat sebagai sebuah kelompok

    yang bagi dalam organ-organ idi#idu, kelompok ini bisanya berdasarkan

    genekologis, lapisan masyarakat, organisasi kelembagaan dengan

    demikian pada sistem organik hak suara terletak pada kelompok

    Conto%,indonesia di Eaman orde baru dlam komposisi 36+nya tidak

    hanya berasal dari kalangan partai politik yang di pilih memalui pemilu

    tapi juga ada utusan daerah dan utusan golongan yang mereka itu semua

    diangkat berdasarkan golongan dan wilayahnya begitu juga 5=+! yang

    diangkat untuk mewakili golongan 5=+! (8>!.6olri)

    ' ;istem pemilihan mekanik adalah melihat rakyat terdiri atas !ndi#idu-

    indi#idu dimana hak suara berada pada masing-masing indi#idu ;istem

    pemilihan mekanis biasanya dibagi atas dua sistem yaitu sistem distrik

    dan sistem proporsional

    P!7a"i&an B!i#'ang

    agasan pokok sistem perwakilan berimbang (proporsional representation

    atau yang sering disebut multi- member constituency) ialah bahwa jumlah

    kursi parlemen yang diperoleh suatu golongan atau partai adalah sesuai

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    37/103

    dengan jumlah suara yang diperolehnya dalam masyarakatsistem

    proporsional dapat dilakukan dengan ber#ariasi seperti hare system dan

    list system4are system, dimana pemilih diberi kesempatan untuk memilih

    pilihan pertama, kedua dan seterusnya, dari distrik pemilih yangbersangkutan jumlah imbangan suara yang diperlukan untuk pemilih

    ditentukan dan segera jumlah keutamaan pertma dipenuhi dan apabila

    ada sisa suara, maka kelebihan ini dapat dipindahkan kepada calon

    berikutnya dan seterusnya

    List system, pemilih diminta memilih diantara da"tar calon yang berisi

    sebanyak mungkin nama-nama wakil rakyat yang akan dipilih dalam

    pemilihan umum

    ;istem perwakilan berimbang sering dikombinasikan dengan prosedur lain

    seperti list system sistem perwakilan berimbang dipakai di =elanda,

    ;wedia dan =elgia indonesia memakai sistem perwakilan berimbang

    dikombinasikan dengan sistem terda"tar di Eaman orde baru dan hal ini

    mengalami sedikit perubahan di Eaman era re"omrasi dimana sistem

    peroporsional dengan sistem da"tar terbuka berdasarkan nomor urut,

    suatu sistem yang masih abu-abu dan tidak mencerminkan representasi

    yang sebenarnya karena bisa saja orang yang menempati urutan pertama

    tidak populer dan dapat suara tapi menjadi anggota dewan karena

    berada pada nomor urut satu (2adi), yang ini semua bisa dibuat oleh partai

    politik jadi akan membuat orang menjadi wakil partai bukan wakil rakyat

    K!&!'i%an sist!# $!#i&u $o$osiona&,

    % dari aspek perwakilan politik, untuk sistem ini terdapat lebih dari

    satu wakil dalam setiap daerah pemilihan

    ' demokratis karena setiap suara dihitung dan suara yang hilang

    terbatas

    / sistem ini dianggap representatip karena jumlah suara partai

    diparlemen sesuai dengan suara yang diperolehnya dari masyarakat

    dalam pemilu

    0 sistem proporsional mengarah pada terbentuknya pmerintahan

    koalesi

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    38/103

    1 masyarakat heterogen lebih tertarik pada sistem ini oleh karena

    dianggap mewakili setiap golongan

    wakil rakyat yang dipilih melalui sistem ini diharapkan lebih

    ceenderung untuk mengutamakan kepentingan nasional daripadakepentingan daerahnya

    K!&!#a%anan sst!# $!#i&u $o$osiona&

    % pemilih tidak memiliki-atau hampir tidak memiliki-pengarih atas

    penetapan kandidat, mereka tidak turut menentukan siapa wakil

    mereka

    ' memberikan kedudukan kuat pada pimpinan parai untuk

    menentukan wakilnya di parlemen merlalui stelsel da"tar (list

    system)

    / da"tar calon partai tidak menjamin keterwakilan kelompok

    masyarakat tradisional yang memang kurang terwakili, partai

    berupaya membuat da"tra calon yang sosiodemograds yang

    homogen

    0 sistem ini mempermudah "ragmentasi partrai dan timbulnya

    partai-partai baru

    1 banyak partai mempersukar terbentuknya pemerintahan yang

    stabil, oleh karena harus mendasarkan diri pada koalesi dari dua

    partai atau lebih

    Catatan ta#'a%an,

    ;istem proporsional yang mendasrkan jumlah di =adan 6erwakilan

    +akyat ang dibagi-bagikan kepada partai politik, sesuai dngan

    imbangan jumlah penduduik yang ada pada suatu daerah

    pemilihan, maka daerah duiluar pulau jkawa akan terwakili oleh

    wakil-wakil yang jumlahnya sedikit dari pada dipulau jawa yang

    bisa jadi dalam membuat keputusan-ke$putusan akan lebih banyak

    berdasarkan pertimbangan dari asal dan cara berpikir dari mana

    seorang anggota dewan berasal

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    39/103

    Sist!# Disti"

    Distrik adalah wilayah geografs suatu negara yang batas-batasnya

    melalui suatu pembangian untuk tujuan pemilihan umum dengan

    demikian luas sebuah distrik dapat sama besar dengan besarwilayah administrasi pemerintahan dan dapat pula berbeda yang

    dimasksud dengan besar distrik adalah berapa banyak anggota

    badan perwakilan yang akan dipilih dalam satu distrik pemilihan

    besarna distrik bukabn berarti jumlah pemilih yang ada dalam

    distrik tersebut berdasrkan de"enisi tersebut maka kita

    dapatmembedakan distrik menjadi distrik beranggota tunggal

    (single member distric) dan dstrik beraanggota banyak (multi

    member district)

    ;istem distrik disebutr juga dengan sistem pemilihan mayoritas atau

    singkle member constituency, sistempemilihan dimana suatu

    negara dibagi-bagi dalam suatu distrik yang jumlahnya sama

    dengan wakil diparlemen

    K!&!'i%an sist!# disti",

    % distrik wilayahnya lebih kecil, maka pemilih dapat meneganli

    calon-calon wakil rakyat yang akan dipilih didistrinya terpilih

    sesorang karena kepopulerannya dan pengorbanan dan perjuangan

    terhadap masyarakat

    ' kandidat tidak terlalu tergantung kepada pimpinan partai, dan

    oleh karena itu lebih bebas dalam mengambil keputusan, karena

    tidak perlu masuk dalam da"tar calon partai

    / para pemilih dapat melihat dan menilai penawaran yang

    diberikan kandidat dalam satu distrik pemilihan

    0 lebih mudah bagi satu partai untuk mayoritas dalam parlemen,

    sehingga tidak perlu koalesi dengan partai lain

    1 kecenderungan untuk integrasi partai lebih besar dan

    "ragmentasi partai dan untuk mendirikan partai baru lebih

    tebendung, dan menciptakan kearah penyederhanaan partai

    mempermudah stabilitas politik

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    40/103

    B organisasi dalam penyelenggraan pemilu ini lebih sedrhana, tidak

    perlu memakai banyak orang dalam kepanitiaan dan biaya yang

    lebih murah

    A sederhana dan mudah dilaksanakan

    K!&!#a%an $!#i&u disti".

    % ada *distorsi* sehingga partai yang menang akan memperoleh

    kursi lebih banyak dari persentasi suara yang diperolehnya dari

    masyarakat, sehingga menjadi *o#er represente* seperti partai

    korser#ati" (margaret 8hatcher ) hanya memperoleh suara 0'

    persen dari jumlah suara dalam masyarakat (berarti 1A persen

    memilih partai lain) akan tetapi berhasil menang dibanyak distrik

    sebagai pemenang tungga, maka partai tersebut memperoleh kursi

    /B1 atau 1B persen dari total kursi diparlemen

    ' distorsi kurang menguntungkan partai kecil dan golongan

    minoritas, persentasi kursdi lebih kecil dari persentasi suara

    sehingga *under represented* partai liberal dan partai sosial

    demokrat (aiansi) hanya memperoleh '' kursi atau / persen dari

    jumlah kursi padahal memperoleh suara '' persen dari jumlah

    suara masyarakat

    / sistem ini kurang representati" darri partai yang ada dalam

    lingkungan distriknya

    0 wakil-wakil lebih mementingkan daerahnya daripada kepentingan

    nasional

    1 ketidaktergatungan wakil terhadap pimpinan partai tidak hanya

    sebagai keuntungan tapi juga bisa meimbulkan e"ek negati", bisa

    saja untuk deal dengan pemerintah seseorang bisa membuat

    keputusan diluar partau dan bisa dibeli oleh pemerintah

    kerugian karena susunan parlemen tidak selalu mewakili

    pendapat atau kepentingan rakyat

    B bahwa sistem ini dianggpa kurang mengakomodasi berbagai

    kelompok dalam suatu masyarakat yang heterogen dan pluralis

    si"atnya

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    41/103

    atatan tambahan:

    sistem ini akanmerugikan masyarakay yang $padat penduduknya

    karena jumlah penduduk yang padat, akan diwakili oleh wakil-wakil

    yang jumlahnya sedikit, karena itu pada wakil yang bersal dariyangjumlah penduduknya padat akan susah untuk menyalurkan

    aspirasi karena terdapat aspirasi yang beragam dan susah untuk

    diakomodasi

    Sist!# Ca#$uan

    ;istem ampuranadalah sistem yang mengobinasikan antara

    distrik dan perwakilan berimbang salah satu negara yang

    menggunkan sistem pemilu campuran adalah 2erman

    % pemilihan anggora parlemen 2erman (=undestag) dilakukan

    dengan sistem proporsional yang besi"at personal artinya ada

    perpaduan anatar unsur distrik dan unsur proporsional

    ' unsur distrik terlihat pada sistem pemilihan calon secara

    langsung dimana /'A kursi di =undestag disipakan untukkandidat-

    kandidat yang dipilih secara langsung didalam setiap distrik,

    sedangklan /'A kursi yang tersisa diisi oleh kandidat

    yangmemperolehmandat dari partai melalui sistem perimbangan&

    /jadi setiap pemilih dijerman mempunyai dua hak suara, suara

    pertama digunakan untuk memilih salah satu calon dari wilayah

    pemilihannya menurut sistem mayoritas relati" sehingga calon yang

    mendapat suara terbanyak akan langsung mendapat mandat

    langsung untuk mewakili distriknya di =undestag,

    0 sedangkanm suara kedua digunakan oleh pemilih untuk

    menentukan wakil yang memperoleh mandat di =undestag melalau

    da"tar calon negara bagian (bandesland) yang disusun oleh setiap

    partai peserta pemilu

    1 disrtik diperhitungkan secara proporsional di tingkat nasional

    untuk mengisi /'A kursi yang dipersiapkan melalui mandat partai,

    sehingga antara jumlah suara danmandat yang diterima oleh partai

    yang duduk di =undestag akan relati" berimbang

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    42/103

    ;. 9a& K!uangan

    APBN DAN APBD

    6engertian 56=>dan 5=6D, ungsi, 8ujuan, 3an"aat, ;umber,

    Kebijakan 6emerintah di =idang iskal, 2enis 6endapatan dan 6engeluaran>egara, 5nggaran, @konomi - Dalam usaha meningkatkan pembangunan

    ekonomi, yang biasanya diukur dengan pertambahan pendapatan

    nasional, terdapat beberapa instrumen kebijakan yang dapat digunakan

    ;alah satu instrumen kebijakan tersebut adalah kebijakan fskal yang

    berhubungan erat dengan masalah anggaran penerimaan dan

    pengeluaran yang dilakukan pemerintah 6enerimaan dan pengeluaran

    negara berkaitan dengan masalah keuangan negara, sedangkanpenerimaan dan pengeluaran daerah berkaitan dengan masalah

    keuangan daerah ;eperti halnya keuangan negara yang identik dengan

    56=>, keuangan daerah identik dengan 56=D 3ateri dalam bab ini akan

    di"okuskan pada kebijakan pemerintah dalam mengatur anggaran

    penerimaan dan pengeluaran negara dan daerah yaitu 56=> dan 56=D

    P!ng!tian Anggaan P!nda$atan dan B!&an+a N!gaa(APBN)

    5nggaran 6endapatan dan =elanja >egara (56=>) adalah kebijakanfskal dalam konteks pembangunan !ndonesia 5nggaran 6endapatan dan

    =elanja >egara pada hakikatnya merupakan rencana kerja pemerintah

    yang akan dilakukan dalam satu tahun yang dituangkan dalam angka-

    angka rupiah ;ecara singkat, 56=> didefnisikan sebagai da"tar sistematis

    yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu

    tahun yang dinyatakan dalam rupiah 5nggaran mengandung sisi

    penerimaan dan sisi pengeluaran dengan skala yang lebih besar dan jenis

    kegiatan yang rumit

    Landasan hukum 56=>, yaitu 6asal '/ ayat % D %901, yang

    mengatakan 5nggaran 6endapatan dan =elanja >egara sebagai wujud

    dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan

    undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab

    untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat* 2ika D6+ tidak menyetujui

    anggaran yang diusulkan pemerintah, pemerintah memakai anggaran

    tahun lalu ;truktur dasar 56=> terdiri atas sisi penerimaan dan sisi

    http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/05/pengertian-apbn-dan-abpd-fungsi-tujuan.htmlhttp://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/05/pengertian-apbn-dan-abpd-fungsi-tujuan.htmlhttp://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/05/pengertian-apbn-dan-abpd-fungsi-tujuan.htmlhttp://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/05/pengertian-apbn-dan-abpd-fungsi-tujuan.html
  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    43/103

    pengeluaran negara ;isi penerimaan negara terdiri atas penerimaan

    dalam negeri (migas, pajak, dan bukan pajak), dan penerimaan luar

    negeri atau bantuan luar negeri yang disebut juga penerimaan

    pembangunan meliputi bantuan program dan bantuan proyek5dapun sisi pengeluaran negara, terdiri atas pengeluaran rutin

    (antara lain: belanja barang, belanja pegawai, dan subsidi daerah

    otonom), dan pengeluaran pembangunan yang merupakan biaya

    pelaksanaan proyek-proyek pemerintah 6enerimaan pembangunan dalam

    anggaran negara ditujukan untuk menutupi kekurangan penerimaan yang

    lebih kecil

    P!ng!tian Anggaan P!nda$atan dan B!&an+a Da!a% (APBD)

    ;eperti halnya kebijakan fskal dalam 56=>, keuangan daerah yang

    ditunjukkan dalam 56=D juga menggambarkan tentang perkembangan

    kondisi keuangan dari suatu pemerintahan daerah 56=D adalah suatu

    gambaran tentang perencanaan keuangan daerah yang terdiri atas

    proyeksi penerimaan dan pengeluaran suatu pemerintahan daerah dalam

    suatu periode tertentu

    Landasan hukum 56=D adalah ndang-ndang >o '' 8ahun %999,

    tentang 6emerintahan Daerah dalam pasal BA ayat % yang menyatakan

    bahwa penyelenggaraan tugas pemerintah daerah dan D6+D dibiayai dari

    dan atas beban 5nggaran 6endapatan dan =elanja Daerah (56=D)

    2ungsi APBN dan APBD

    56=> dilaksanakan berdasarkan kepercayaan bahwa sektor ekonomi

    pemerintah sangat dibutuhkan untuk melaksanakan 8rilogi 6embangunan:

    pertumbuhan, pemerataan, dan stabilisasi 8rilogi 6embangunan ini

    merupakan realisasi dari teori "ungsi fskal: alokasi barang publik

    (allocation), distribusi pendapatan (distribution), dan stabilisasi

    perekonomian (stabiliEation)

    - /un#si Alokasi

    ungsi alokasi adalah "ungsi dalam penyediaan barang publik

    (seperti jembatan, jalan raya, penerangan, pertahanan, dan keamanan)

    yang diharapkan menghasilkan dampak menguntungkan 3isalnya,

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    44/103

    meningkatnya kegiatan in#estasi yang sangat dibutuhkan untuk memacu

    pertumbuhan ekonomi

    0 /un#si (istribusi

    ungsi distribusi adalah "ungsi dalam rangka mem perbaiki distribusipendapatan masyarakat serta pemerataan pembangunan !nstrumen

    yang digunakan adalah pajak dan subsidi, yang dapat mempengaruhi

    atau mengarahkan keinginan kerja dan konsumsi masyarakat

    3 /un#si Stabilisasi

    ungsi stabilisasi adalah "ungsi dalam rangka men ciptakan

    kestabilan ekonomi, pertahanan keamanan, dan lain-lain ungsi ini

    bersi"at antisiklis 3isalnya, jika negara dalam keadaan resesi

    (pertumbuhan ekonomi menurun), sebaiknya ditempuh kebijakan

    anggaran yang defsit, untuk menstimulus pertumbuhan ekonomi 5dapun

    dalam kondisi perekonomian yang membaik, sebaiknya ditempuh

    kebijakan anggaran surplus untuk menekan laju inPasi

    2ungsi APBD

    ndang-ndang >o '1 8ahun %999 yang telah diubah dengan

    ndang-ndang >o // 8ahun 'CC0, berisi perimbangan keuangan antara

    6emerintah 6usat dan Daerah Dalam ndang-ndang tersebut,

    disebutkan bahwa dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan,

    pelayanan masyarakat, dan pembangunan, 56=D seperti halnya 56=>,

    memiliki tiga "ungsi utama yaitu "ungsi alokasi, "ungsi distribusi, dan

    "ungsi stabilisasi

    ungsi distribusi dan stabilisasi pada umumnya lebih tepat jika

    dilakukan oleh pemerintah pusat 5dapun "ungsi alokasi lebih e"ekti"

    dilaksanakan oleh pemerintah daerah karena daerah lebih mengetahui

    kebutuhan dan standar pelayanan kepada masyarakatnya >amun, dalam

    pelaksanaannya perlu diperhatikan perbedaan situasi dan kondisi daerah

    masing-masing Dengan demikian, pembagian ketiga "ungsi tersebut

    penting sebagai landasan dalam penentuan dasar-dasar perimbangan

    keuangan antara pemerintah pusat dan daerah

    Tu+uan P!nusunan APBN dan APBD

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    45/103

    8ujuan penyusunan 56=> atau 56=D adalah sebagai pedoman

    penerimaan dan pengeluaran negara atau daerah, agar terjadi

    keseimbangan yang dinamis, demi tercapainya peningkatan produksi,

    peningkatan kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi5dapun tujuan akhirnya adalah mencapai masyarakat yang adil dan

    makmur material dan spiritual berdasarkan 6ancasila dan D %901

    =erdasarkan D %901, pemerintah wajib menyusun 56=>

    ;ebelum menjadi 56=>, pemerintah menyusun +ancangan 5nggaran

    6endapatan dan =elanja >egara (+56=>) Di !ndonesia, pihak yang

    bertugas menyusun +56=> adalah pemerintah, dalam hal ini presiden

    dibantu para menterinya =iasanya, presiden menyusun +56=> dalam

    bentuk nota keuangan >ota keuangan tersebut kemudian disampaikan

    kepada Dewan 6erwakilan +akyat (D6+) untuk disidangkan +56=>

    biasanya disampaikan sebelum tahun anggaran yang akan dilaksanakan

    +56=> yang diajukan presiden kepada D6+ akan disidangkan dan dibahas

    kelayakannya oleh D6+

    Pa+a"

    Latar =elakang

    6ajak menurut 6asal % >o'A 8ahun 'CCB tentang Ketentuan umum

    dan tata cara perpajakan adalah Qkontribusi wajib kepada negara yang

    terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersi"at memaksa

    berdasarkan ndang ndang, dengan tidak mendapat timbal balik secara

    langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya

    kemakmuran rakyat Dari pengertian atau "akta diatas mengungkapkan

    bahwa tujuan pajak adalah untuk memakmurkan rakyat atau membuat

    rakyat menjadi sejahtera !deal pemerintah tentang pajak sebagai usaha

    untuk mencapai kemakmuran belum berjalan dengan baik karena didalam

    pelaksanaannya masih banyak terdapat ketimpangan-ketimpangan yang

    menghambat proses tersebut 3enjadi suatu masalah yang besar ketika

    >egara kehilangan kepercayaan dari rakyatnya karena pajak tidak dapat

    mencapai tujuannya 4al itu diakibatkan pengelolaan dan pelaksana

    pengelolaan yang tidak transparaan serta adanya penyelewengan atau

    pelanggaran ditubuh instansi yang mengurus pajak

  • 7/23/2019 Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia)

    46/103

    2ika 6ajak didilihat dari perspekti" ekonomidipahami sebagai beralihnya

    sumber daya darisektor pri#atkepada sektor publik 6emahaman ini

    memberikan gambaran bahwa adanya pajak menyebabkan dua situasi

    menjadi berubah 6ertama, berkurangnya kemampuan indi#idu dalammenguasai sumber daya untuk kepentingan penguasaan barang dan jasa

    Kedua, bertambahnya kemampuan keuangan negara dalam penyediaan

    barang dan jasa publik yang merupakan kebutuhan masyarakat !ni juga

    berarti pemerintah mempunyai kuasa monopoli di dalam perekonomian

    yang tercermin dalam D %901 pasal // ayat ' Nang mana sumber

    ekonomi yang menguasai hajat hidup orang banyak, dikuasai dan dikelola

    oleh >egara 6ajak mempunyai "ungsi ungsi anggaran (budgetair)

    merupakan sumber pendapatan negara, pajak ber"ungsi untuk membiayai

    pengeluaran-pengeluaran negara ntuk menjalankan tugas-tugas rutin

    negara dan melaksanakan pembangunan 6ajak juga ber"ungsi sebagai

    pengatur pertumbuhanekonomidan menjaga stabilitas perekonomian

    dalam hal yang berhubungan dengan stabilitas harga

    sehingga inPasidapat dikendalikan 6ajak mempunyai andil dalam

    pembentukkan harga pasar ontoh dari "ungsi pajak yaitu berkaitan

    dengan harga minyak tanah yang di kendalikan mealalui pajak dan subsidi

    agar menjadi stabil

    Keadaan perpajakkan di !ndonesia tidak begitu baik karena terdapat

    masalah dalam pengelolaan dan pelaksana kegiatan pajak itu sendiri Di

    tubuh instansi pajak terdapat kepincangan berupa penyalahgunaan surat

    pajak atau >6F6 dan surat denda keterlambatan membayar pajak yang

    dipalsukan untuk kepentingan pribadi oknum pajak ontoh kasus ayus

    8ambunan yang sedang hangat di media masa saat ini yang dikenal

    dengan mafa pajak yang melakukan penipuan terhadap surat-surat