panduan membangun hunian sementara (rangka … · jenis material volume sat harga jumlah harga ......
TRANSCRIPT
I
1 Ukuran bangunan : 3,6m x 6m
2 Biaya (material & tenaga) : 22.361.000Rp
PANDUAN MEMBANGUN HUNIAN SEMENTARA (RANGKA GALVALUME, DINDING KALSIBOARD , ATAP ZINCALUME) uk
3,6M X 6M
2 Biaya (material & tenaga) : 22.361.000Rp
3 Spesifikasi Umum Bangunan Ketrangan Material Biaya Material Lama Pengerjaan (hr) Jumlah pekerja Jadwal Pengerjaan (H)
Pondasi & lantai rabat : Pondasi setempat sumuran
& lantai rabat beton
Rp 2.649.450 2 4 H1 - H4
Rangka struktur bangunan : Galvalume Rp 4.875.000 2 4 H3 - H6
Penutup dinding : Kalsiboard 6mm Rp 2.018.000 2 4 H7 - H8
Penutup atap : Seng / Zyncalume Rp 3.560.000 2 4 H5 - H6
: Kayu meranti, aksesoris
merk local
Rp 2.725.000 2 4 H7 - H8
Elektrikal : Broco atau setara 640.100Rp 1 2 H9
Kamar mandi WC : plumbing maspion atau
setara, sanitair air atau
setara
Rp 1.963.450 2 2 H9 - H10
Pintu & Jendela, kunci handle engsel &
penggantung
PANDUAN MEMBANGUN HUNIAN SEMENTARA (RANGKA GALVALUME, DINDING KALSIBOARD , ATAP ZINCALUME) uk
3,6M X 6M
4 Kebutuhan material
Jenis material volume sat harga jumlah harga
Pasir Beton 2 m3 187.500 375.000Rp
Pasir Pasang 1 m3 93.750 93.750Rp
Pasir Urug 6 m3 46.500 279.000Rp
Semen 6 zak 60.000 360.000Rp
Kerikil 2 m3 438.750 877.500Rp
Batu Kali 1 m3 166.500 166.500Rp
Besi 8 7 lj 71.100 497.700Rp
Galvalume C 52 lj 93.750 4.875.000Rp
paku usuk 3 lj 31.250 93.750Rp
multipleks 9mm 3 lj 137.500 412.500Rp
skrup drilling 1" 743 bh 500 371.500Rp
dinding kalsiboard 24 lbr 81.250 1.950.000Rp
kayu 5/7 (klas III) 1 lj 68.000 68.000Rp kayu 5/7 (klas III) 1 lj 68.000 68.000Rp
atap zincalume 40 lbr 68.000 2.720.000Rp
wuwung 7 m 120.000 840.000Rp
daun pintu +acs 2 unit 714.750 1.429.500Rp
pintu pvc 1 unit 335.500 335.500Rp
daun jendela+acs 2 unit 480.000 960.000Rp
NYM 3x2,5 15 m 12.000 180.000Rp
NYM 2x1,5 9 m 6.700 60.300Rp
pipa paralon 8 m 6.000 48.000Rp
isolator 9 bh 5.000 45.000Rp
t dos 9 bh 2.700 24.300Rp
saklar 3 bh 12.500 37.500Rp
stop kontak 3 bh 15.000 45.000Rp
lampu 5 bh 25.000 125.000Rp
MCB 6A 1 bh 75.000 75.000Rp
Pipa 3" 1 lj 51.300 51.300Rp
Pipa 3/4" 2 lj 17.200 34.400Rp
closet jongkok 1 bh 150.000 150.000Rp
kran 2 bh 45.000 90.000Rp
septic tank 1 unit 750.000 750.000Rp
avour 1 bh 10.000 10.000Rp avour 1 bh 10.000 10.000Rp
JUMLAH TOTAL 18.431.000Rp
PANDUAN MEMBANGUN HUNIAN SEMENTARA (RANGKA GALVALUME, DINDING KALSIBOARD , ATAP ZINCALUME) uk
3,6M X 6M
5 Waktu pengerjaan : 10 hr
6 Jumlah Tenag Kerja
Tukang/ahli : 1 127.500 1.275.000
Kuli : 3 88.500 2.655.000
JUMLAH TOTAL 3.930.000Rp
7 ALAT YANG DIBUTUHKAN
Jenis alat
Gancu 2 bh
Cangkul 2 bh
sekop 2 bh
Circle/ alat potong besi 1 bhCircle/ alat potong besi 1 bh
Alat pembengkok besi 1 bh
catut 2 bh
gergaji 2 bh
palu 2 bh
timba cor 2 bh
tank 2 bh
cutter 1 bh
obeng taspen 1 bh
cetok 2 bh
TAMPAK PRESPEKTIF (3,6 x 6)NTS
TAMPAK PRESPEKTIF (4 x 6)NTS
Ø 600
150
SKALA NTS
DETAIL A
SKALA NTS
DETAIL B
SKALA NTS
DETAIL C
SKALA NTS
DETAIL D
NB : JARAK MINIMAL BAUT (SCREW)JARAK ANTAR BAUT 3D = 3X8 = 25 MMJARAK BAUT DENGAN TEPI = 1.5D = 1.5X8 = 12 MM
SKALA 1:20
DETAIL PONDASI
480
120
600
DENAH (3,6x 6)SKALA 1:50
600
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
60 84 37 60 60 60
360
60 60 60 37 84 60
120 240
360
108
108
120 240
360
50
100
300
100
100
480
600
300 30040 40
680
480
120
600
SKALA 1:50
600
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
60 60 60 60 60 60
360
60 60 60 60 60 60
120 240
360
120
265
POTONGAN A-ASKALA 1:50
POTONGAN B-BSKALA 1:50
DENAH BALOK ELV. +3.00
30
100
300
100
100
30
480
120
600
600
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
60 60 80 80
400
60 60 80 80 60
120 280
400
60
6060
480
120
600
600
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
60 60 80 80
400
60 60 80 80 60
120 280
400
60
6060
DENAH (4x 6)SKALA 1:50 SKALA 1:50
DENAH BALOK ELV. +3.00
120 280
400
240
POTONGAN A-ASKALA 1:50
100
300
100
100
30
120
120
50
240120
120
50
100
300
100
100
480
600
300 30040 40
680
120
POTONGAN B-BSKALA 1:50
30
Ø 600
150
SKALA NTS
DETAIL A
SKALA NTS
DETAIL B
SKALA NTS
DETAIL C
SKALA NTS
DETAIL D
NB : JARAK MINIMAL BAUT (SCREW)JARAK ANTAR BAUT 3D = 3X8 = 25 MMJARAK BAUT DENGAN TEPI = 1.5D = 1.5X8 = 12 MM
SKALA 1:20
DETAIL PONDASI
108
108
120 240
360
50
100
300
100
100
480
600
300 30040 40
680
480
120
600
SKALA 1:50
600
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
60 60 60 60 60 60
360
60 60 60 60 60 60
120 240
360
120
265
POTONGAN A-ASKALA 1:50
POTONGAN B-BSKALA 1:50
DENAH BALOK ELV. +3.00
30
100
300
100
100
30
480
120
600
600
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
60 60 80 80
400
60 60 80 80 60
120 280
400
60
6060
SKALA 1:50
DENAH BALOK ELV. +3.00
120 280
400
240
POTONGAN A-ASKALA 1:50
100
300
100
100
30
120
120
50
240120
120
50
100
300
100
100
480
600
300 30040 40
680
120
POTONGAN B-BSKALA 1:50
30
TAMPAK PRESPEKTIF (3,6 x 6)NTS
480
120
600
DENAH (3,6x 6)SKALA 1:50
600
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
60 84 37 60 60 60
360
60 60 60 37 84 60
120 240
360
108
108
120 240
360
50
100
300
100
100
480
600
300 30040 40
680
480
120
600
SKALA 1:50
600
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
60 60 60 60 60 60
360
60 60 60 60 60 60
120 240
360
120
265
POTONGAN A-ASKALA 1:50
POTONGAN B-BSKALA 1:50
DENAH BALOK ELV. +3.00
30
100
300
100
100
30
480
120
600
600
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
60 60 80 80
400
60 60 80 80 60
120 280
400
60
6060
480
120
600
600
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
60 60 80 80
400
60 60 80 80 60
120 280
400
60
6060
DENAH (4x 6)SKALA 1:50 SKALA 1:50
DENAH BALOK ELV. +3.00
120 280
400
240
POTONGAN A-ASKALA 1:50
100
300
100
100
30
120
120
50
240120
120
50
100
300
100
100
480
600
300 30040 40
680
120
POTONGAN B-BSKALA 1:50
30
TAMPAK PRESPEKTIF (4 x 6)NTS
Ø 600
150
SKALA NTS
DETAIL A
SKALA NTS
DETAIL B
SKALA NTS
DETAIL C
SKALA NTS
DETAIL D
NB : JARAK MINIMAL BAUT (SCREW)JARAK ANTAR BAUT 3D = 3X8 = 25 MMJARAK BAUT DENGAN TEPI = 1.5D = 1.5X8 = 12 MM
SKALA 1:20
DETAIL PONDASI
DENAH (3,6x 6)SKALA 1:50
360
SKALA 1:50
360
DENAH BALOK ELV. +3.00
480
120
600
600
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
60 60 80 80
400
60 60 80 80 60
120 280
400
60
6060
480
120
600
600
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
6060
60 60 80 80
400
60 60 80 80 60
120 280
400
60
6060
DENAH (4x 6)SKALA 1:50 SKALA 1:50
DENAH BALOK ELV. +3.00
120 280
400
240
POTONGAN A-ASKALA 1:50
100
300
100
100
30
120
120
50
240120
120
50
100
300
100
100
480
600
300 30040 40
680
120
POTONGAN B-BSKALA 1:50
30
TAMPAK PRESPEKTIF (4 x 6)NTS
PERHITUNGAN DAN ANALISA STRUKTUR
A KRITERIA DESAIN
- Peraturan dan Standard
a) SNI 2847:2013 : “Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung”;
b) SNI 1729:2015 : “Spesifikasi untuk bangunan gedung baja struktural”;
c) SNI 1726:2012: “Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan
non gedung”;
d) SNI 1727:2013 : “Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lain”;
- Material
Berikut adalah spesifikasi material yang digunakan dalam perencanaan.
a. Baja Ringan
Struktur baja harus sesuai dengan ASTM A-36 atau JIS G3101 Grade SS400.
Tegangan leleh minimum, fy = 240 MPa
Tegangan putus minimum, fu = 370 MPa
Modulus Elastisitas, E = 200000 MPa
Berat jenis baja, gs = 7850 kg/m3
b. Screw
SELF DRILING ASTM A-36
Tegangan leleh, fy = 240 MPa
Tegangan putus, fu = 370 MPa
c. Besi Tulangan
Untuk struktural harus digunakan tipe ulir sesuai dengan SNI 07-2052-2014 BJTD 40 atau
JIS G3112 atau ASTM A 615 Grade 60.
Tegangan leleh, fy = 390 MPa
Tegangan tarik putus, fu = 560 MPa
Untuk non-struktural struktural harus digunakan tipe polos sesuai dengan SNI 07-2052-2014
BJTP 24 atau JIS G3112.
Tegangan leleh, fy = 235 MPa
Tegangan tarik putus, fu = 380 MPa
Page 1 of 27
- Konsep Perhitungan
a) Struktur baja akan dianalisa dan dimodelkan menggunakan program analisa struktur SAP2000
sebagai sistem 3 dimensi dan menggunakan program bantu Microsoft Excel.
b) Struktur kolom pedestal, pelat lantai dan tie beam akan dianalisa dan dimodelkan menggunakan
program analisa struktur SAP2000 sebagai sistem 3 dimensi dan menggunakan program bantu
Microsoft Excel.
c) Sambungan antara pelat tumpuan kolom dengan pedestal adalah fixed restraints .
d) Tipe pondasi yang akan digunakan adalah pondasi footing.
e) Konsep perhitungan struktur baja menggunakan LRFD.
- Struktur Atas
Struktur atas dianalisis menggunakan kriteria sebagai berikut.
a) Desain penulangan menggunakan kombinasi pembebanan Ultimate Strength Design .
b) Steel Stress Ratio menggunakan kombinasi pembebanan Elastic Design dengan kondisi:
- Konstruksi : 1.33
- Tes : 1.33
- Normal : 1.00
c) Rasio kelangsingan
- Komponen struktur tarik : L/r ≤ 300
- Komponen struktur tekan : KL/r ≤ 200
d) Lendutan
- Beban tetap : L/480 (material beton), SNI 2847 2013 pasal 9.5.3.1
- Beban tetap : L/240 (material baja), ANSI-AISC 360-10 Chapter L.
e) Simpangan : H/150 (material baja), ANSI-AISC 360-10 Chapter L.
- Desain Pondasi
Analisis perhitungan pondasi berdasarkan kriteria sebagai berikut.
a) Desain pondasi menggunakan kombinasi beban Elastic Design .
b) Safety Factor kapasitas daya dukung.
Normal Condition : SF = 3.0
Temporary Condition : SF = 2.0
Page 2 of 27
c) Safety Factor
Overturning : SF = 2.0
Sliding : SF = 2.0
Buoyancy : SF = 1.5
d) Settlement
Maksimal : 25 mm
B PERENCANAAN STRUKTUR ATAS
- Model 3 Dimensi
Pemodelan struktur dilakukan dengan menggunakan program analisis struktur SAP2000.
Gambar Steel Ratio
Gambar Model 3D
Page 3 of 27
Gambar Model Gempa arah Y
Gambar Model Gempa arah X
Gambar Model Pengaruh Angin
Page 4 of 27
- Perhitungan Beban
- Beban Mati (D)
Beban mati adalah beban sendiri struktur yang dimodelkan dan dihitung otomatis oleh SAP2000
dengan perintah "Self Weight Multiplier = 1".
- Beban Mati Tambahan (SD)
a) Berat penutup atap
Berat zincalume (brosur zincalume) t = 0.45 mm, wpa = 10 kg/m2
Jarak antar rafter, l = 1,2 m
Sudut kemiringan atap, a = 35 o
Berat penutup atap per m', qpa = wpa * l = 12 kg/m
b) Berat penutup dinding (Kalsiboard 6mm) w = 8 kg/m2Gambar Beban Penutup Atap
Page 5 of 27
- Beban Hidup (L)
Beban Hidup Pekerja = 100 kg
Beban Hidup Angin
Beban Angin Rencana = 40 kg/m2
Tekanan Angin Sebesar = 25 Kg/m2
Koefisien Angin Tekan Dinding = -0,9 Kg/m2
Koefisien Angin Hisap Dinding = -0,4 Kg/m2
Koefisien Angin Tekan Atap = 0,3 Kg/m2
Koefisien Angin Hisap Atap = -0,4 Kg/m2
Dinding
ω Tekan = -56,25 Kg/m
ω Hisap = -25 Kg/m
Atap
ω Tekan = 13,5 Kg/m
ω Hisap = -18 Kg/m
- Beban Gempa (E)
Beban gempa dihitung berdasarkan SNI-1726-2012 dengan metode analisis spektrum respons yang
akan dihitung pada program analisis struktur SAP2000.
a) Kategori risiko bangunan
Kategori Risiko
Gedung dan non gedung yang memiliki risiko rendah terhadap jiwa manusia pada saat terjadi kegagalan,
termasuk, tapi tidak dibatasi untuk, antara lain:
- Fasilitas pertanian, perkebunan,perternakan, dan perikanan
- Fasilitas sementara
- Gudang penyimpanan
Jenis Pemanfaatan
Tabel Kategori Risiko Bangunan Gedung dan Non Gedung untuk Beban Gempa
I
Page 6 of 27
- Rumah jaga dan struktur kecil lainnya
Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk dalam kategori risiko I,III,IV, termasuk, tapi tidak dibatasi
untuk:
- Perumahan
- Rumah toko dan rumah kantor
- Pasar
- Gedung perkantoran
- Gedung apartemen/ rumah susun
- Pusat perbelanjaan/ mall
- Bangunan industri
- Fasilitas manufaktur
- Pabrik
Gedung dan non gedung yang memiliki risiko tinggi terhadap jiwa manusia pada saat terjadi kegagalan,
termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Bioskop
- Gedung pertemuan
- Stadion
- Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki unit bedah dan unit gawat darurat
Kategori Risiko
- Fasilitas penitipan anak
- Penjara
- Bangunan untuk orang jompo
Gedung dan non gedung, tidak termasuk kedalam kategori risiko IV, yang memiliki potensi untuk menyebabkan
dampak ekonomi yang besar dan/atau gangguan massal terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari bila
terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Pusat pembangkit listrik biasa
- Fasilitas penanganan air
- Fasilitas penanganan limbah
- Pusat telekomunikasi
Gedung dan non gedung yang tidak termasuk dalam kategori risiko IV, (termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk
fasilitas manufaktur, proses, penanganan, penyimpanan, penggunaan atau tempat pembuangan bahan bakar
berbahaya, bahan kimia berbahaya, limbah berbahaya, atau bahan yang mudah meledak) yang mengandung
bahan beracun atau peledak di mana jumlah kandungan bahannya melebihi nilai batas yang disyaratkan oleh
instansi yang berwenang dan cukup menimbulkan bahaya bagi masyarakat jika terjadi kebocoran.
Tabel Kategori Risiko Bangunan Gedung dan Non Gedung untuk Beban Gempa (lanjutan)
II
Jenis Pemanfaatan
III
III
Page 7 of 27
Gedung dan non gedung yang ditunjukkan sebagaifasilitas yang penting, termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk:
- Bangunan-bangunan monumental
- Gedung sekolah dan fasilitas pendidikan
- Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang memiliki fasilitas bedah dan unit gawat darurat
- Fasilitas pemadam kebakaran, ambulans, dan kantor polisi, serta garasi kendaraan darurat
- Tempat perlindungan terhadap gempa bumi, angin badai, dan tempat perlindungan darurat lainnya
- Fasilitas kesiapan darurat, komunikasi, pusat operasi dan fasilitas lainnya untuk tanggap darurat
- Pusat pembangkit energi dan fasilitas publik lainnya yang dibutuhkan pada saat keadaan darurat
- Struktur tambahan (termasuk menara telekomunikasi, tangki penyimpanan bahan bakar, menara pendingin,
struktur stasiun listrik, tangki air pemadam kebakaran atau struktur rumah atau struktur pendukung air
atau material atau peralatan pemadam kebakaran ) yang disyaratkan untuk beroperasi pada saat keadaan
darurat.
Gedung dan non gedung yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi struktur bangunan lain yang masuk
ke dalam kategori risiko IV.
Kategori risiko bangunan (pabrik) : II
b) Faktor keutamaan gempa
Faktor keutamaan gempa : 1.0
Tabel Faktor Keutamaan Gempa
1,25
1,5
IV
1
IV
Kategori Risiko
I atau II
Faktor Keutamaan Gempa, I e
III
Page 8 of 27
c) Peta zona gempa
d) Klasifikasi situs
Nilai Kelas Situs yang Digunakan dalam perhitungan ini adalah kelas situs tanah Lunak
atau
SD (tanah sedang)
2. Kadar air, w ≥ 40 %
3. Kuat geser niralir < 25 kPa
SB (batuan)
SC (tanah keras, sangat padat dan batuan lunak)
SA (batuan keras)
(m/detik)
Tabel Klasifikasi Situs
(kPa)
< 15
>1500 N/A
750 sampai 1500
350 sampai 750
175 sampai 350
< 175
≥ 100
50 sampai 100
> 50
15 sampai 50
Atau setiap profil tanah yang mengandung lebih dari 3 m tanah dengan karakteristik sebagai berikut:
1. Indeks plastisitas, PI > 20
< 50SE (tanah lunak)
Gambar Pata MCER S1
Kelas situs sv N chN us
us
Page 9 of 27
e) Parameter spektrum respons desain
Nilai untuk parameter spektrum respons desain diambil dari website Desain Spektra Indonesia
(PUSKIM) http://puskim.pu.go.id/aplikasi/desain_spektra_indonesia_2011
Variabel Nilai T (detik) SA (g) T (detik) SA (g)
PGA (g) 0,444 0 0,241 TS+1.4 0,253
SS (g) 1,005 T0 0,603 TS+1.5 0,244
S1 (g) 0,409 TS 0,603 TS+1.6 0,235
CRS 1,065 TS+0 0,552 TS+1.7 0,227
CR1 0,949 TS+0.1 0,509 TS+1.8 0,219
FPGA 0,9 TS+0.2 0,473 TS+1.9 0,212
FA 0,9 TS+0.3 0,441 TS+2 0,206
FV 2,4 TS+0.4 0,413 TS+2.1 0,199
PSA (g) 0,399 TS+0.5 0,388 TS+2.2 0,193
SMS (g) 0,905 TS+0.6 0,367 TS+2.3 0,188
SM1 (g) 0,982 TS+0.7 0,347 TS+2.4 0,183
SDS (g) 0,603 TS+0.8 0,33 TS+2.5 0,178
SD1 (g) 0,655 TS+0.9 0,314 TS+2.6 0,173
T0 (detik) 0,217 TS+1 0,3 TS+2.7 0,168
TS (detik) 1,085 TS+1.1 0,286 TS+2.8 0,164
TS+1.2 0,274 4 0,164
TS+1.3 0,263
f) Pemilihan sistem struktur
Tabel Data Parameter Spektrum Respons Desain
Gambar pektrum Respons Desain
Page 10 of 27
Faktor keutamaan gempa I = 1
Koefisien modifikasi respons, R = 8
Faktor skala untuk spektrum respons arah X (RSPX)
- Untuk arah x, SF = I / R * g * 100% = 1,226
- Untuk arah y, SF = I / R * g * 30% = 0,368
Faktor skala untuk spektrum respons arah Y (RSPY)
- Untuk arah x, SF = I / R * g * 30% = 0,368
- Untuk arah y, SF = I / R * g * 100% = 1,226
Tabel Faktor R, Cd dan Ω untuk Sistem Penahan Gaya Gempa
Page 11 of 27
- Kombinasi Pembebanan
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Keterangan:
D = Beban Mati
L = Beban Hidup
R = Beban Hujan
W = Beban Angin
Q = Beban Gempa
1.2D + 1QX + 1L
1.2D + 1QY + 1L
0,9D + 1W
0,9D + 1QY
1.4D
1.2D + 1.6L
1.2D + 1.6L + 0,5W
Kombinasi Pembebanan
0,9D + 1QX
Kondisi Pembebanan
1D + 1L
1.2D + 1W + 1L
Konstruksi SNI 1727-2013
Reference
Tabel 3.11 Kombinasi Beban untuk Desain Struktur Beton dan Baja dengan Ultimate Strength Design
Page 12 of 27
- Perhitungan Elemen Struktur Balok Sesuai Metode LRFD
A. DATA BAHAN
Tegangan leleh baja (yield stress ), fy = 240 MPa
Tegangan sisa (residual stress ), fr = 70 MPa
Modulus elastik baja (modulus of elasticity ), E = 200000 MPa
Angka Poisson (Poisson's ratio ), u = 0,3
B. DATA PROFIL BAJA
Profil : C 75 45 15 2,3
h = 75 mm
b = 35 mm
tw = 1 mm
tf = 1 mm
r = 2 mm
A = 149 mm2
Ix = 135235 mm4
Iy = 22139 mm4
rx = 30 mm
ry = 12 mm
Sx = 3606 mm3
Sy = 893 mm3
BALOK TANPA PENGAKU BADAN
C. DATA PROFIL
Panjang elemen thd.sb. x, Lx = 1000 mm
Panjang elemen thd.sb. y ( jarak dukungan lateral ), Ly = 1000 mm
Momen maksimum akibat beban terfaktor, Mu = 127521,1 Nmm
Momen pada 1/4 bentang, MA = 49680,3 Nmm
Momen di tengah bentang, MB = 63760,6 Nmm
Momen pada 3/4 bentang, MC = 47893,4 Nmm
Gaya geser akibat beban terfaktor, Vu = 306,4 N
Page 13 of 27
Gaya aksial akibat beban terfaktor, Nu = 1620,4 N
Faktor reduksi kekuatan untuk lentur, fb = 0,90
Faktor reduksi kekuatan untuk geser, ff = 0,75
D. PROFIL MATERIAL
G = E / [ 2 *( 1 + u ) ] = 76923 MPa
h1 = tf + r = 3,00 mm
h2 = ht - 2 * h1 = 69,00 mm
h = ht - tf = 74,00 mm
J = S [ b * t3/3 ] = 2 * 1/3 * bf * tf3 + 1/3 * (ht - 2 * tf) * tw
3 = 47,7 mm4
Iw = Iy * h2 / 4 = 3,031E+07 mm6
X1 = p / Sx * √ [ E * G * J * A / 2 ] = 6439,5 MPa
X2 = 4 * [ Sx / (G * J) ]2 * Iw / Iy = 0,0052963 mm2/N2
Zx = tw * ht2 / 4 + ( bf - tw ) * ( ht - tf ) * tf = 3922,3 mm3
Zy = tf * bf2 / 2 + ( ht - 2 * tf ) * tw
2 / 4 = 630,8 mm3
G = modulus geser,
J = Konstanta puntir torsi,
Iw = konstanta putir lengkung,
X1 = koefisien momen tekuk torsi lateral - 1,
X2 = koefisien momen tekuk torsi lateral - 2,
Zx = modulus penampang plastis thd. sb. x,
Zy = modulus penampang plastis thd. sb. y,
- PERHITUNGAN KEKUATAN
1. MOMEN NOMINAL PENGARUH LOCAL BUCKLING
Kelangsingan penampang sayap, l = bf / tf = 35,000
Batas kelangsingan maksimum untuk penampang compact ,
lp = 170 / √ fy = 10,973
Batas kelangsingan maksimum untuk penampang non-compact ,
lr = 370 / √ ( fy - fr ) = 28,378
Momen plastis, Mp = fy * Zx = 941340 Nmm
Momen batas tekuk, Mr = Sx * ( fy - fr ) = 613020 Nmm
Page 14 of 27
Momen nominal penampang untuk :a. Penampang compact : l lp
→ Mn = Mp
b. Penampang non-compact : lp < l lr
→ Mn = Mp - (Mp - Mr) * ( l - lp) / ( lr - lp)
c. Penampang langsing : l > lr
→ Mn = Mr * ( lr / l )2
l > lp dan l > lr
Berdasarkan nilai kelangsingan sayap, maka termasuk penampang langsing
Momen nominal penampang dihitung sebagai berikut :
compact : Mn = Mp = - Nmm
non-compact : Mn = Mp - (Mp - Mr) * ( l - lp) / ( lr - lp) = - Nmm
langsing : Mn = Mr * ( lr / l )2 = 402989 Nmm
Momen nominal untuk penampang : langsing Mn = 402989 Nmm
2. MOMEN NOMINAL BALOK PLAT BERDINDING PENUH
Kelangsingan penampang badan, l = h / tw = 74,000
Untuk penampang yang mempunyai ukuran : h / tw > lr
maka momen nominal komponen struktur, harus dihitung dengan rumus :
Mn = Kg * S * fcr
dengan, Kg = 1 - [ ar / (1200 + 300 * ar) ] * [ h / tw - 2550 / fcr ]
a. Untuk kelangsingan : lG ≤ lp → fcr = fy
b. Untuk kelangsingan : lp < lG ≤ lr
→ fcr = Cb * fy * [ 1 - ( lG - lp ) / ( 2 * ( lr - lp ) ) ] ≤ fy
c. Untuk kelangsingan : lG > lr → fcr = fc * ( lr / lG )2 ≤ fy
Untuk tekuk torsi lateral : → fc = Cb * fy / 2 ≤ fy
Untuk tekuk lokal : → fc = fy / 2
Koefisien momen tekuk torsi lateral,
Cb = 12.5 * Mu / ( 2.5 * Mu + 3 * MA + 4 * MB + 3 * MC ) = 1,84 < 2.3
diambil, Cb = 1,84
Perbandingan luas plat badan terhadap luas plat sayap,
ar = h * tw / ( bf * tf ) = 2,114
Momen inersia, I1 = Iy / 2 - 1/12 * tw3 * 1/3 * h2 = 11068 mm4
Luas penampang, A1 = A / 2 - 1/3 * tw * h2 = 52 mm2
Jari-jari girasi daerah plat sayap ditambah sepertiga bagian plat badan yang mengalami
tekan, r1 = ( I1 / A1 ) = 15 mm
Page 15 of 27
2.1. Momen nominal berdasarkan tekuk torsi lateral
Jarak antara pengekang lateral, L = Ly = 1000 mm
Angka kelangsingan, lG = L / r1 = 68,215
Batas kelangsingan maksimum untuk penampang compact ,
lp = 1.76 * √ ( E / fy ) = 50,807
Batas kelangsingan maksimum untuk penampang non-compact ,
lr = 4.40 * √ ( E / fy ) = 127,017
Tegangan acuan untuk momen kritis tekuk torsi lateral,
fc = Cb * fy / 2 = 220,74 MPa
fc < fy maka diambil, fc = 220,74 MPa
lG > lp dan lG < lr
Tegangan kritis penampang dihitung sebagai berikut :
lG ≤ lp fcr = fy = - MPa
lp ≤ lG ≤ lr fcr = Cb* fy* [ 1 - ( lG - lp) / ( 2*( lr - lp) ) ] = 391,05 MPa
lG > lr fcr = fc * ( lr / lG )2 = - MPa
fcr = 391,05 MPa
fcr > fy maka diambil, fcr = 240,00 MPa
Modulus penampang elastis, S = Sx = 3606 mm3
Koefisien balok plat berdinding penuh,
Kg = 1 - [ ar / (1200 + 300 * ar) ] * [ h / tw - 2550 / fcr ] = 1,104
Momen nominal penampang, Mn = Kg * S * fcr = 955820 Nmm
2.2. Momen nominal berdasarkan local buckling pada sayap
Faktor kelangsingan plat badan, ke = 4 / ( h / tw ) = 0,465 < 0.763
diambil, ke = 0,465
Kelangsingan penampang sayap, lG = bf / ( 2 * tf ) = 17,50
Page 16 of 27
Batas kelangsingan maksimum untuk penampang compact ,
lp = 0.38 * √ ( E / fy ) = 10,97
Batas kelangsingan maksimum untuk penampang non-compact ,
lr = 1.35 * √ ( ke * E / fy ) = 26,57
Tegangan acuan untuk momen kritis tekuk lokal, fc = fy / 2 = 120,00 MPa
lG > lp dan lG < lr
Berdasarkan nilai kelangsingan sayap, maka termasuk penampang non-compact
Tegangan kritis penampang dihitung sebagai berikut :
lG ≤ lp fcr = fy = - MPa
lp ≤ lG ≤ lr fcr = Cb* fy* [ 1 - ( lG - lp) / ( 2*( lr - lp) ) ] = 349,10 MPa
lG > lr fcr = fc * ( lr / lG )2 = - MPa
Tegangan kritis penampang, fcr = 349,10 MPa
fcr > fy maka diambil, fcr = 240,00 MPa
Modulus penampang elastis, S = Sx = 3606 mm3
Koefisien balok plat berdinding penuh,
Kg = 1 - [ ar / (1200 + 300 * ar) ] * [ h / tw - 2550 / fcr ] = 1,104
Momen nominal penampang, Mn = Kg * S * fcr = 955820 Nmm
3. MOMEN NOMINAL PENGARUH LATERAL BUCKLING
Momen nominal komponen struktur dengan pengaruh tekuk lateral, untuk :
a. Bentang pendek : L Lp
→ Mn = Mp = fy * Zx
b. Bentang sedang : Lp < L Lr
→ Mn = Cb * [ Mr + ( Mp - Mr ) * ( Lr - L ) / ( Lr - Lp ) ] Mp
c. Bentang panjang : L > Lr
→ Mn = Cb * p / L*√ [ E * Iy * G * J + ( p * E / L )2 * Iy * Iw ] Mp
Panjang bentang maksimum balok yang mampu menahan momen plastis,
Lp = 1.76 * ry * √ ( E / fy ) = 610 mm
fL = fy - fr = 170 MPa
Panjang bentang minimum balok yang tahanannya ditentukan oleh momen kritis tekuk
torsi lateral, Lr = ry * X1 / fL * √ [ 1 + √ ( 1 + X2 * fL2 ) ] = 1665 mm
Page 17 of 27
Koefisien momen tekuk torsi lateral,
Cb = 12.5 * Mu / ( 2.5*Mu + 3*MA + 4*MB + 3*MC ) = 1,84
Momen plastis, Mp = fy * Zx = 941340 Nmm
Momen batas tekuk, Mr = Sx * ( fy - fr ) = 613020 Nmm
Panjang bentang thd.sb. y (jarak dukungan lateral), L = Ly = 1000 mm
L > Lp dan L < Lr
Termasuk kategori : bentang sedang
Momen nominal dihitung sebagai berikut :
Mn = Mp = fy * Zx = - Nmm
Mn = Cb * [ Mr + ( Mp - Mr ) * ( Lr - L ) / ( Lr - Lp ) ] = 1508125 Nmm
Mn = Cb * p / L*√ [ E * Iy * G * J + ( p * E / L )2 * Iy * Iw ] = - Nmm
Momen nominal untuk kategori : bentang sedang Mn = 1508125 Nmm
Mn > Mp
Momen nominal yang digunakan, Mn = 941340 Nmm
4. TAHANAN MOMEN LENTUR
a. Momen nominal berdasarkan pengaruh local buckling , Mn = 941340 Nmm
b. Momen nominal balok plat berdinding penuh :
Momen nominal berdasarkan tekuk torsi lateral, Mn = 955820 Nmm
Momen nominal berdasarkan local buckling pd. sayap, Mn = 955820 Nmm
c. Momen nominal berdasarkan pengaruh lateral buckling , Mn = 941340 Nmm
Momen nominal (terkecil) yang menentukan, Mn = 941340 Nmm
Tahanan momen lentur, fb * Mn = 847206 Nmm
Momen akibat beban terfaktor, Mu = 127521,11 Nmm
Syarat yg harus dipenuhi : Mu fb * Mn
127521 < 847206 AMAN (OK)
Mu / ( fb * Mn ) = 0,1505 < 1.0 (OK)
5. TAHANAN GESER
Kontrol tahanan geser nominal plat badan tanpa pengaku :
Ketebalan plat badan tanpa pengaku harus memenuhi syarat,
h2 / tw 6.36 * ( E / fy )
69 < 183,60 Plat badan memenuhi syarat (OK)
Gaya geser akibat beban terfaktor, Vu = 306,44 N
Page 18 of 27
Luas penampang badan, Aw = tw * ht = 75 mm2
Tahanan gaya geser nominal, Vn = 0.60 * fy * Aw = 10800 N
Tahanan gaya geser, ff * Vn = 8100 N
Syarat yg harus dipenuhi : Vu ff * Vn
306,44 < 8100 AMAN (OK)
Vu / ( ff * Vn ) = 0,0378 < 1.0 (OK)
6. INTERAKSI GESER DAN LENTUR
Elemen yang memikul kombinasi geser dan lentur harus dilakukan kontrol sbb. :
Syarat yang harus dipenuhi untuk interaksi geser dan lentur :
Mu / ( fb * Mn ) + 0.625 * Vu / ( ff * Vn ) 1,375
Mu / ( fb * Mn ) = 0,1505
Vu / ( ff * Vn ) = 0,0378
Mu / ( fb * Mn ) + 0.625 * Vu / ( ff * Vn ) = 0,1742
< 1.375 AMAN (OK)
7. INTERAKSI AKSIAL TEKAN DAN MOMEN LENTUR
Gaya aksial akibat beban terfaktor, Nu = 1620,39 N
Momen akibat beban terfaktor, Mux = 127521,11 Nmm
Tahanan aksial tekan, fn * Nn = 205222 N
Tahanan momen lentur thd.sb. x, fb * Mnx = 847206 Nmm
Kolom yang menahan gaya aksial tekan dan momen lentur harus memenuhi
Untuk nilai : Nu / ( fn * Nn ) = 0,0079 < 0,20
Nu / ( fn * Nn ) + 8/9*[ Mux / ( fb * Mnx ) + Muy / ( fb * Mny ) ] = -
Nu / ( 2 * fn * Nn ) + [ Mux / ( fb * Mnx ) + Muy / ( fb * Mny ) ] = 0,1545
Nilai interaksi aksial tekan dan momen lentur = 0,1545
0,1545 < 1,0 AMAN (OK)
Page 19 of 27
- PERHITUNGAN SAMBUNGAN
Joint forces hasil analisis SAP2000 akibat kombinasi beban paling kritis ditunjukkan pada tabel berikut.
A. Data Sambungan
Gaya tarik akibat beban terfaktor, Pu = 1620 N
Gaya geser akibat beban terfaktor, Vu = 306 N
Momen akibat beban terfaktor, Mu = 127521,11 Nmm
1. SCREW
Jenis baut yang digunakan, Tipe screw: BJ 37
Tegangan tarik putus baut, fub = 370 MPa
Tegangan tarik leleh baut, fyb = 240 MPa
Diameter baut d = 6 mm
Jarak antara baut, a = 25 mm
Jumlah baut dalam satu baris, nx = 2 bh
Jumlah baris baut, ny = 1 baris
Faktor reduksi kekuatan tarik baut, ft = 0,75
Faktor reduksi kekuatan geser baut, ff = 0,75
2. Plat Sambung
Tegangan leleh plat, fy = 240 MPa
Tegangan tarik putus plat, fup = 370 MPa
Lebar plat sambung, b = 75 mm
Tebal plat sambung, t = 2,3 mm
Jumlah lubang, nh = 2 bh
Jumlah bidang geser, ns = 1 bh
B. Tegangan yang Terjadi pada Plat
1. Kuat Leleh pada Plat
Gaya tarik akibat beban terfaktor, Pu = 1620 N
Luas bruto penampang plat sambung, Ag = b * t = 173 mm2
Luas netto plat sambung, An = Ag - t * (d + 3.2 mm) * nx = 130 mm2
Kuat ijin leleh plat, ft * Tn = f * fy * Ag = 37260 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Page 20 of 27
Pu f * Tn
1620 < 37260 AMAN (OK)
2. Kuat Putus pada Plat
Gaya tarik akibat beban terfaktor, Pu = 1620 N
Luas bruto penampang plat sambung, Ag = b * t = 173 mm2
Luas netto plat sambung, An = Ag - t * (d + 3.2 mm) * nh = 130 mm2
Kuat ijin putus plat, ft * Tn = ft * fup * An = 36125 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Pu ft * Tn
1620 < 36125 AMAN (OK)
C. Tegangan yang Terjadi pada Baut
1. Gaya Tarik pada Baut
Gaya tarik yang terjadi pada baut, Tu = Pu = 1620 N
Gaya tarik yang ditahan satu baut, Tu1 = Tu / (nx * ny) = 810 N
Luas penampang baut, Ab = p / 4 * d2 = 28 mm2
Tahanan tarik nominal satu baut, Tn = 0.75 * Ab * fub = 7846 N
Tahanan tarik satu baut, Td = ft * Tn = 5885 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Tu1 Td
810 < 5885 AMAN (OK)
2. Gaya Geser pada Baut
Gaya geser yang ditahan oleh satu baut, Vs1 =Pu / (nx * ny) = 810 N
Kondisi sambungan baut geser tunggal, maka nilai m = 1
Faktor pengaruh ulir pada bidang geser, r1 = 0,4
Luas penampang baut, Ab = p / 4 * d2 = 28 mm2
Tahanan geser nominal baut, Vn = r1 * m * Ab * fub = 4185 N
Tahanan geser baut, Vd = ff * Vn = 3138 N
Page 21 of 27
Syarat yang harus dipenuhi :
Vs1 Vd
810 < 3138 AMAN (OK)
3. Gaya Tumpu pada Baut
Gaya tumpu yang ditahan satu baut, Rs1 = Vs1 = 810 N
Diameter baut, d = 6 mm
Tebal plat sambung, t = 2 mm
Tegangan tarik putus plat, fup = 370 MPa
Tahanan tumpu nominal, Rn = 2.4 * d * t * fup = 12254,4 N
Tahanan tumpu, ff * Rn = 9191 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Rs1 ff * Rn
810 < 9191 AMAN (OK)
4. Kombinasi Geser dan Baut
Tegangan geser yang terjadi, fuv = Vu / ( nx * ny * Ab ) = 5,42 MPa
Tahanan geser baut, ff * r1 * m * fub = 111,00 MPa
Syarat yang harus dipenuhi :
fuv = Vu / ( n * Ab ) ff * r1 * m * fub
5,42 < 111,00 AMAN (OK)
Tegangan tarik yang tejadi, fut = Tu1 / Ab = 29 MPa
Tahanan tarik baut, ff * fub = 278 N
Syarat yang harus dipenuhi :
fut ff * f1
29 < 278 AMAN (OK)
Tegangan tarik, ft = 0.75 * fub = 277,50 MPa
Nilai tegangan kombinasi, fR = √ (fut2 + 3 * fuv
2) = 49,93 MPa
Syarat yang harus dipenuhi :
fR ft49,93 < 277,50 AMAN (OK)
Page 22 of 27
- Perhitungan Pondasi
Pondasi yang digunakan pada Extended Sugar House adalah pondasi footing. Perhitungan
kapasitas daya dukung pondasi direncanakan menggunakan metode tegangan ijin dan struktur beton
pondasi direncanakan menggunakan metode ultimit.
Dalam perhitungan pondasi, desain yg disiapkan adalah untuk tanah Lunak dengan kriteria :
- c = 0.24 -16.6 kpa
- φ = 1.36° - 8.8°
- ϒ = 1 - 12 Kn/m3
A. Data Pondasi Foot Plat
Data Tanah
Kedalaman fondasi, Df = 0,60 m
Berat volume tanah, g = 5,50 kN/m3
Sudut gesek dalam, f = 3,72
Kohesi, c = 8,18 kPa
Dimensi Pondasi
Diameter fondasi arah x, Bx = 0,60 m
Diameter fondasi arah y, By = 0,60 m
Tebal fondasi, h = 0,20 m
Lebar kolom arah x, bx = 0,15 m
Lebar kolom arah y, by = 0,15 m
Posisi kolom (dalam = 40, tepi = 30, sudut = 20) as = 40
Bahan Konstruksi
Kuat tekan beton, fc' = 16,6 MPa
Kuat leleh baja tulangan, fy = 240 MPa
Berat beton bertulang, gc = 24 kN/m3
Beban Rencana Pondasi
Gaya aksial akibat beban terfaktor, Pu = 2,654 kN
Momen arah x akibat beban terfaktor, Mux = 0,051 kNm
Momen arah y akibat beban terfaktor, Muy = 0,009 kNm
B. Kapasitas Daya Dukung Tanah
Page 23 of 27
1. Menurut Terzaghi dan Peck (1943)
Kapasitas dukung ultimit tanah menurut Terzaghi dan Peck (1943) :
lingkaran qu = 1,3 * c * Nc * p0 * Nq + 0.3* yB * Ny
c = kohesi tanah (kN/m2) c = 8,18
Df = Kedalaman fondasi (m) Df = 0,60 m
g = berat volume tanah (kN/m3) g = 5,50 kN/m3
B = lebar fondasi (m) B = Bx = 0,60 m
L = panjang fondasi (m) L = By = 0,60 m
Sudut gesek dalam, f = 3,72
f = f / 180 * p = 0,06492625 rad
a = e(3*p / 4 - f/2)*tan f = 1,16309379
Kpg = 3 * tan2 [ 45 + 1/2*( f + 33) ] = 11,9218462
Faktor kapasitas dukung tanah menurut Terzaghi :
Nc = 1/ tan f * [ a2 / (2 * cos2 (45 + f/2) - 1 ] = 6,870
Nq = a2 / [ (2 * cos2 (45 + f/2) ] = Nc * tan f + 1 = 1,447
Ng = 1/2 * tan f * [ Kpg / cos2 f - 1 ] = 0,357
Kapasitas dukung ultimit tanah menurut Terzaghi :
qu = c*Nc*(1+0.3*B/L) + Df*g*Nq + 0.5*B*Ng*(1-0.2*B/L) = 78,18 kN/m2
Kapasitas dukung tanah, qa = qu / 3 = 26,06 kN/m2
C. Kontrol Tegangan Tanah
Luas dasar foot plat, A = Bx * By = 0,3600 m2
Tahanan momen arah x, Wx = 1/6 * By * Bx2 = 0,0360 m3
Page 24 of 27
Tahanan momen arah y, Wy = 1/6 * Bx * By2 = 0,0360 m3
Tinggi tanah di atas foot plat, z = Df - h = 0,40 m
Tekanan akibat berat foot plat dan tanah, q = h * gc + z * g = 7,000 kN/m2
Eksentrisitas pada fondasi :
ex = Mux / Pu = 0,0193 m < Bx / 6 = 0,1000 m (OK)
ey = Muy / Pu = 0,0035 m < By / 6 = 0,1000 m (OK)
Tegangan tanah maksimum yang terjadi pada dasar fondasi :
qmax = Pu / A + Mux / Wx + Muy / Wy + q = 16,047 kN/m2
Tegangan tanah minimum yang terjadi pada dasar fondasi :
qmin = Pu / A - Mux / Wx - Muy / Wy + q = 12,697 kN/m2
qmin > 0 tak terjadi teg.tarik (OK)
D. Gaya Geser pada Foot Plat
1. Tinjauan Geser Arah X
Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0,07 m
Tebal efektif foot plat, d = h - d' = 0,130 m
Jarak bid. kritis terhadap sisi luar foot plat, ax = ( Bx - bx - d ) / 2 = 0,160 m
Tegangan tanah pada bidang kritis geser arah x,
qx = qmin + (Bx - ax) / Bx * (qmax - qmin) = 15,154 kN/m2
Gaya geser arah x, Vux = [ qx + ( qmax - qx ) / 2 - q ] * ax * By = 0,826 kN
Lebar bidang geser untuk tinjauan arah x, b = By = 600 mm
Tebal efektif footplat, d = 130 mm
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, bc = bx / by = 1,0000
Page 25 of 27
Kuat geser foot plat arah x, diambil nilai terkecil dari Vc yang diperoleh dari pers.sbb. :
Vc = [ 1 + 2 / bc ] * √ fc' * b * d / 6 * 10-3 = 158,898 kN
Vc = [ as * d / b + 2 ] * √ fc' * b * d / 12 * 10-3 = 282,485 kN
Vc = 1 / 3 * √ fc' * b * d * 10-3 = 105,932 kN
Diambil, kuat geser foot plat, Vc = 105,932 kN
Faktor reduksi kekuatan geser, f = 0,75
Kuat geser foot plat, f * Vc = 79,449 kN
Syarat yang harus dipenuhi,
f * Vc ≥ Vux
79,449 > 0,826 AMAN (OK)
2. Tinjauan Geser Arah Y
Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0,08 m
Tebal efektif foot plat, d = h - d' = 0,120 m
Jarak bid. kritis terhadap sisi luar foot plat, ay = ( By - by - d ) / 2 = 0,165 m
Tegangan tanah pada bidang kritis geser arah y,
qy = qmin + (By - ay) / By * (qmax - qmin) = 15,126 kN/m2
Gaya geser arah y, Vuy = [ qy + ( qmax - qy ) / 2 - q ] * ay * Bx = 0,850 kN
Lebar bidang geser untuk tinjauan arah y, b = Bx = 600 mm
Tebal efektif footplat, d = 120 mm
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, bc = bx / by = 1,0000
Kuat geser foot plat arah y, diambil nilai terkecil dari Vc yang diperoleh dari pers.sbb. :
Vc = [ 1 + 2 / bc ] * √ fc' * b * d / 6 * 10-3 = 146,675 kN
Vc = [ as * d / b + 2 ] * √ fc' * b * d / 12 * 10-3 = 244,459 kN
Vc = 1 / 3 * √ fc' * b * d * 10-3 = 97,783 kN
Diambil, kuat geser foot plat, Vc = 97,783 kN
Page 26 of 27
Faktor reduksi kekuatan geser, f = 0,75
Kuat geser foot plat, f * Vc = 73,338 kN
Syarat yang harus dipenuhi,
f * Vc ≥ Vux
73,338 > 0,850 AMAN (OK)
3. Tinjauan Geser Dua Arah (Pons)
Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0,08 m
Tebal efektif foot plat, d = h - d' = 0,12 m
Lebar bidang geser pons arah x, cx = bx + 2 * d = 0,270 m
Lebar bidang geser pons arah y, cy = by + 2 * d = 0,270 m
Gaya geser pons yang terjadi,
Vup = ( Bx * By - cx * cy ) * [ ( qmax + qmin ) / 2 - q ] = 2,117 kN
Luas bidang geser pons, Ap = 2 * ( cx + cy ) * d = 0,130 m2
Lebar bidang geser pons, bp = 2 * ( cx + cy ) = 1,080 m
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, bc = bx / by = 1,0000
Tegangan geser pons, diambil nilai terkecil dari fp yang diperoleh dari pers.sbb. :
fp = [ 1 + 2 / bc ] * √ fc' / 6 = 2,037 MPa
fp = [ as * d / bp + 2 ] * √ fc' / 12 = 2,188 MPa
fp = 1 / 3 * √ fc' = 1,358 MPa
Tegangan geser pons yang disyaratkan, fp = 1,358 MPa
Faktor reduksi kekuatan geser pons, f = 0,75
Kuat geser pons, f * Vnp = f * Ap * fp * 103 = 132,01 kN
Syarat : f * Vnp ≥ Vup
132,008 > 2,117 AMAN (OK)
f * Vnp ≥ Pu
132,008 > 2,654 AMAN (OK)
Page 27 of 27