panduan pelatihan manajemen stres · 2020. 7. 4. · panduan pelatihan manajemen stres i kata...
TRANSCRIPT
MANAJEMENSTRES
PANDUAN PELATIHAN
Judul Buku:Panduan Pelatihan – MANAJEMEN STRES
Penyusun:Palang Merah Indonesia (PMI)
Editor:Palang Merah Indonesia (PMI)
Penerbit:
Markas Pusat Palang Merah Indonesia Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 96, JakartaEmail : pmi.or.id Laman : www.pmi.or.idTwitter : @palangmerahFacebook : Palang Merah IndonesiaYoutube : Palang Merah Indonesia
Design Sampul, Illustrasi & Tata LetakeLBe Creative | [email protected]
Copyright@2015
Cetakan Pertama, Februari 2015
ISBN 978-979-3575-83-4
Panduan Pelatihan | MANAJEMEN STRES
I
KATA PENGANTAR Peran serta dan kontribusi masyarakat khususnya kelompok lembaga usaha (perusahaan) di bidang kemanusiaan semakin bertambah di berbagai bidang melalui sarana lembaga sosial dan kemanusiaan yang ada. Mitra perusahaan dengan sumber daya manusia dan sumber dayanya sangat berpotensi melakukan kegiatan kemanusiaan membantu sesama. Palang Merah Indonesia (PMI) sebagai satu-satunya perhimpunan nasional organisasi palang merah, tumbuh dan berkembang bersama komponen masyarakat telah secara bersama memberikan pelayanan kepada sesama di saat darurat maupun dalam situasi normal.
Tegas tercantum dalam amanat UU no. 24 tahun 2007 bahwa lembaga usaha bersama lembaga internasional berkesempatan berperan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. PMI sebagai wadah bagi sukarelawan bidang kemanusiaan, membuatkan secara khusus sistim bagi mitra perusahaan untuk bersama-sama melakukan kegiatan kemanusiaan.
Tersedianya buku ini diharap mampu menambah keterampilan bagi pembelajar dari mitra perusahaan dan tentunya meningkatkan rasa kesukarelawanan dalam memberikan pelayanan kemanusiaan bersama PMI. Kebutuhan-kebutuhan terkini serta situasi kondisi di bidang kemanusiaan yang terus berkembang tentunya dapat menambah khasanah dan konten buku selanjutnya.
Kelengkapan pelatihan mitra ini terdiri atas 7 (tujuh) buku yakni Basic Training, Emergency Assessment, Relief Distribution, Disaster Risk Reduction, Hygiene Promotion in Emergency, Stress Management dan Kurikulum Pelatihan Mitra berisikan materi pengenalan terhadap perhimpunan nasional Palang Merah Indonesia serta keterampilan di bidang penanggulangan bencana dan kesehatan. Buku panduan pelatihan diperuntukkan bagi pembelajar sebagai pegangan dalam proses pelatihan sedangkan buku kurikulum menjadi panduan tim pelatih dan penyelenggara pelatihan dalam pelaksanaannya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan buku ini, semoga menjadi acuan bagi peningkatan keterampilan sumber daya manusia pihak mitra perusahaan dalam semangat kesukarelawanan bersama PMI.
Jakarta, 11 Februari 2015
Panduan Pelatihan | MANAJEMEN STRES
II
DAFTAR ISIKATA PENGANTAR ISTRES 1PERBEDAAN STRESS DAN TRAUMA 4SUMBER STRES (STRESSOR) 5REAKSI STRES 5REAKSI TRAUMA 6MENGENAL GEJALA-GEJALA KELELAHAN MENTAL DAN KEJENUHAN DALAM PEKERJAAN (BURN OUT) 7TRAUMA SEKUNDER 8• Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Munculnya Trauma Sekunder 8• Gejala-Gejala Trauma Sekunder 9
MANAJEMEN STRES 10• Mengelola Stres 10
RELAKSASI 21
Panduan Pelatihan | MANAJEMEN STRES
1
I. STRES
Stres merupakan bagian yang normal dari kehidupan kita
sehari-hari dan dibutuhkan sebagai dorongan agar kita dapat
menjalankan kegiatan-kegiatan. Contoh stres dalam kehidupan
sehari-hari misalnya orang dewasa dituntut untuk bekerja dan
menghidupi diri dan keluarganya, orangtua dituntut untuk
mengasuh dan memelihara anaknya, anak-anak dituntut untuk
mengerjakan tugasnya, dan sebagainya. Segala sesuatu yang
dapat menghasilkan stres disebut sebagai stressor. Contoh
stressor adalah kantor dan pekerjaan, keluarga dan pasangan,
sekolah, kondisi kesehatan, kondisi keuangan, lalu lintas,
keadaan cuaca dan sebagainya.
STRES• Stres adalah TEKANAN• Hal-hal yang bisa menyebabkan stres atau
sumber stres disebut STRESSOR, bisa berasal baik dari dalam diri sendiri ataupun dari luar (lingkungan)
• Reaksi tubuh terhadap stres disebut Stress Response
• Kondisi penuh tekanan baik yang berasal dari luar maupun dalam diri individu yang mengakibatkan terganggunya keseimbangan hidup, sehingga menuntut individu melakukan penyesuaian secara fisik dan psikologis
Panduan Pelatihan | MANAJEMEN STRES
2
Stres bisa menganggu kesehatan fisik maupun mental jika melebihi
kemampuan seseorang dalam menghadapinya. Kondisi di mana
beban stres sudah terlampau besar disebut sebagai distress.
Seseorang bisa mengalami distress secara bertahap atau tiba-tiba.
Distress bertahap terjadi akibat beban-beban yang menumpuk
tanpa diimbangi dengan bertambahnya kekuatan seseorang untuk
menghadapi atau menyelesaikan masalah. Sementara Distress
tiba-tiba terjadi karena adanya suatu peristiwa luar biasa yang
melebihi batas kemampuan seseorang untuk menghadapinya.
Contoh peristiwa luar biasa adalah bencana, meninggalnya orang
terdekat, penyakit yang serius dan sebagainya. Penyintas bencana
umumnya mengalami distress secara tiba-tiba, sementara pekerja
cenderung untuk mengalami distress secara bertahap.
TRAUMA• Istilah ‘trauma’ pada awalnya digunakan dalam
bidang kedokteran untuk menggambarkan luka akibat suatu benturan.
• Sederhananya, trauma merupakan luka yang sangat menyakitkan atau dapat juga dikatakan sebagai suatu kekagetan (shock).
• Dalam bidang psikologi, trauma merupakan suatu pengalaman mental yang luar biasa menyakitkan karena melampaui batas kemampuan individu untuk menanggungnya. Trauma bersumber pada pengalaman traumatik.
Panduan Pelatihan | MANAJEMEN STRES
3
Panduan Pelatihan | MANAJEMEN STRES
4
PERBEDAAN STRES DAN TRAUMA
STRES TRAUMA
Tidakdidahuluperistiwatraumatis
Didahuluiperistiwatraumatis
Bertahap,menumpuk,sedikit demi
sedikit
Mendadak
Dampakhilang ketika
stressor hilang
Umumnyaberdampak
jangka panjang
Pengaruh stresberbeda untuk
setiap seseorang
Pengaruh traumaumumnya sama untuk
setiap orang, yaitu menakutkan
Panduan Pelatihan | MANAJEMEN STRES
5
SUMBER STRES (STRESSOR)
• Sangat subyektif (berbeda-beda pada masing-masing orang).
• Tergantung penghayatan/pemaknaan yang diberikan seseorang
kepada hal tersebut.
• Stressor dapat dimodifikasi/diubah, baik secara langsung melalui
tindakan nyata atau dengan mengelola pikiran dan emosi.
REAKSI STRESS
PIKIRAN
• “Hidup saya sengsara”
• “Semua orang membenci saya”
• “Tidak ada gunanya lagi berusaha”
• “Saya harus menyenangkan semua orang”
• “Saya harus mendapatkan semua keinginan saya”
PERASAAN
• Malu• Bersalah• Cemas• Sedih• Putus asa• Jengkel
SENSASI FISIK
• Jantung berdebar-debar
• Keringat dingin• Mual• Pusing• Nyeri-nyeri
PERILAKU
• Gangguan Tidur• Gangguan pola
makan (kurang atau berlebih)
• Produktivitas kerja rendah
• Pengaturan waktu buruk (telat, menunda pekerjaan)
• Kurang rapi dan teliti
• Tergesa-gesa
Reaksi – reaksi yang muncul tersebut merupakan reaksi yang NORMAL dalam situasi yang TIDAK NORMAL.
Panduan Pelatihan | MANAJEMEN STRES
6
REAKSI TRAUMA
• Secara umum, apapun peristiwa yang menjadi latar belakang-
nya (pemerkosaan, penganiayaan ataupun bencana alam yang
dahsyat) reaksi yang muncul dapat dikelompokkan menjadi 3
hal yaitu:
1. Ingatan yang menganggu
2. Reaksi menghindar
3. Munculnya gangguan fisik
Panduan Pelatihan | MANAJEMEN STRES
7
SUMBER STRES PADA PEKERJA KEMANUSIAAN
a. Diri Sendiri
b. Keluarga
c. Pekerjaan
d. Masyarakat
MENGENALI GEJALA-GEJALA KELELAHAN MENTAL DAN KEJENUHAN DALAM PEKERJAAN (BURN OUT):
• Merasa sangat lelah secara fisik maupun mental
• Kehilangan semangat dalam melakukan aktivitas, merasa jenuh
• Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi
• Sulit tidur
• Sinis
• Tidak efisien dalam menjalankan tugas/pekerjaan
• Tidak mempercayai rekan kerja atau pimpinan
• Penggunaan alkohol berlebih termasuk konsumsi kafein dan
merokok secara berlebih
• Gejala psikosomatik
• Tidak bahagia/sedih
• Hubungan tidak baik dgn orang lain
• Tidak produktif
• Merasa terperangkap
• Tidak memiliki keyakinan/kepercayaan
• Tidak sesuai harapan/cita-cita
• Lelah
• Tidak berdaya Beban kerja terlalu berlebih tidak ada habis-
habisnya
• Merasa takut
• Tidak peduli
Panduan Pelatihan | MANAJEMEN STRES
8
TRAUMA SEKUNDER
Trauma sekunder adalah luka batin (dalam bentuk respon stres
traumatik) yang bisa terjadi karena menyaksikan atau mengetahui
penderitaan atau pengalaman buruk orang lain.
Pekerja kemanusiaan seringkali dihadapkan pada orang-orang
yang terkena dampak bencana secara langsung, sehingga dapat
mengidentifikasikan dirinya seperti mereka.
Respon emosional seperti yang dialami oleh orang-orang yang
terkena dampak langsung dari suatu bencana bisa juga dialami
oleh pekerja kemanusiaan yang tidak mengalami langsung
bencana tersebut.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUNCULNYA TRAUMA SEKUNDER
• Intensitas (kuat-lemah)
Ketika peristiwa tersebut sangat kuat dampaknya sehingga
meningmbulkan ingatan yang kuat pula
• Frekuensi (tingkat keseringan)
Ketika peristiwa tersebut sering terjadi atau pekerja tersebut
sering terpapar dengan peristiwa-peristiwa yang sama
• Identifikasi (kemiripan-kesamaan)
Pekerja mengalami peristiwa yang hampir sama dengan peristi-
wa yang pernah disaksikan
• Daya tahan emosional
Daya tahan emosional seorang pekerja dalam menghadapi suatu
peristiwa, tentunya masing-masing orang akan berbeda-beda
Panduan Pelatihan | MANAJEMEN STRES
9
GEJALA-GEJALA TRAUMA SEKUNDER
• Terlalu memikirkan (“kepikiran”)
• Gelisah, gugup, mudah kaget
• Sulit memisahkan kehidupan pribadi dan pekerjaan
• Terpengaruh kejadian traumatik
• Mudah tersinggung, mudah marah dgn ketidakadilan
• Merasa depresi (sedih, tidak berdaya, tidak berarti)
• Mengalami pengalaman negatif orang lain
• Menghindari kejadian yang mirip dengan korban
• Lupa dengan detail dari trauma penyitas
• Ketakutan
Panduan Pelatihan | MANAJEMEN STRES
10
II. MANAJEMEN STRES
MENGELOLA STRESS
Untuk melakukan pemeliharan dan penguatan diri secara optimal
perhatikan Lima prinsip dasar berikut:
1. Kenali diri sendiri
Mengenali diri sendiri merupakan langkah dasar dan
pertama dalam melakukan pengelolaan stress
yang efektif. Tiap individu unik, memiliki
kekurangan, kelebihan dan batas masing-
masing. Bagaimana cara mengelola dan
Panduan Pelatihan | MANAJEMEN STRES
11
menghadapi stress bersifat sangat individual dan bisa berbeda-
beda antar tiap individu. Seseorang yang tidak atau kurang
mengenal batasan-batasan dirinya bisa diibaratkan seperti
kendaraan tanpa penunjuk isi bahan bakar atau penunjuk
kecepatan, dapat berfungsi namun rawan mengalami kecelakaan
dan kehabisan tenaga tanpa disadari.
Hal-hal mendasar yang perlu dikenali dari dalam sendiri:
• Hal-hal apa yang paling disukai (menimbulkan emosi positif)
• Hal-hal apa yang paling tidak disukai (menimbulkan emosi negatif)
• Hal-hal apa yang dianggap sebagai kekuatan
• Hal-hal apa yang dianggap kelemahan
• Hal-hal apa yang dianggap paling penting dalam hidup
Pengetahuan akan diri sendiri berfungsi sebagai “peta” dalam
diri, sehingga dapat diketahui mana area yang perlu didekati dan
mana area yang perlu dihindari. Dalam hidup tidak terhindarkan
ada saat-saatnya memasuki bagian dari “peta” yang tidak disukai,
namun dengan mengenali diri dan tujuan diri maka kita tidak
akan terperangkap dan tersesat di area negatif dan dapat menuju
tempat yang kita inginkan dalam hidup.
2. Peduli diri sendiri
Setelah sudah mengenali diri sendiri, langkah selanjutnya adalah
memenuhi kebutuhan-kebutuhan diri sendiri atau peduli terhadap
diri sendiri. Peduli diri sendiri berarti menghargai dan menjaga
keselamatan dan kesehatan diri, juga memenuhi kebutuhan-
kebutuhan yang kita miliki agar dapat berfungsi dengan baik
dan optimal. Seringkali kali peduli diri sendiri juga memerlukan
kedisiplinan karena walau kita sudah menyadari batasan-batasan
dan kebutuhan-kebutuhan yang ada namun kita cenderung
mengabaikannya. Pekerja-pekerja kemanusiaan juga sering
Panduan Pelatihan | MANAJEMEN STRES
12
“mengalahkan” diri sendiri dalam proses menolong orang lain.
Hal tersebut salah karena prinsip dasarnya adalah kita perlu
peduli terhadap diri sendiri dulu baru bisa menolong orang lain.
Ibaratnya sebuah kendaraan, jika tidak diisi bensin terlebih
dahulu apakah dapat mengangkut penumpang? Tentu tidak.
Berikut adalah sebagian cara-cara umum untuk peduli terhadap
diri sendiri:
1. Cukup makan, tidur dan istirahat
2. Selingi waktu kerja dengan aktifitas yang menyenangkan
3. Bersosialisasi secara baik dengan orang lain, miliki teman berbagi
4. Temukan sesuatu yang bisa membuat anda tertawa
5. Terima emosi-emosi diri sendiri, izinkan diri untuk menangis
kalau perlu
6. Luangkan waktu untuk refleksi diri dan pengalaman-pengalaman
yang sudah terjadi
7. Lakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan
yang anda miliki
8. Kembangkan pengetahuan diri, pelajari hal-hal baru yang anda
anggap menarik
9. Miliki dan jalani sebuah atau beberapa hobi
10. Rencanakan hidup anda secara baik dan realistis
11. Beri penghargaan untuk diri anda sendiri, tidak ada salahnya
memanjakan diri anda sesekali seperti mengambil liburan,
membeli barang-barang hiburan yang anda sukai dan
sebagainya
12. Sadari bahwa kita memang tidak mampu melakukan segalanya,
bantulah sesuai kemampuan kita
Hal-hal berikut perlu dihindari sebagai cara untuk mengatasi
stress terutama oleh pekerja kemanusiaan:
1. Menggunakan obat terlarang, terlalu banyak merokok, atau
Panduan Pelatihan | MANAJEMEN STRES
13
minum minuman keras untuk melupakan masalah,
2. Memikirkan masalah terus-menerus,
3. Mengkritik orang lain, merendahkan orang lain,
4. Membawa ketegangan dalam pekerjaan ke rumah atau sebaliknya,
5. Melampiaskan kemarahan atau kekesalan secara berlebih atau
terlalu sering pada orang lain,
6. Lari dari masalah,
7. Berusaha untuk selalu menyenangkan semua orang meski kondisi
tidak memungkinkan merupakan suatu beban/sumber stress
pekerja kemanusiaan. Belajarlah untuk mengatakan “tidak”
ketika kita memang tidak mau, atau tidak mampu melakukan
apa yang diminta orang lain pada kita.
3. Perhatikan Keseimbangan
Kebutuhan-kebutuhan yang kita miliki tidak terdiri dari satu
jenis saja, melainkan terdiri dari beragam. Oleh karena itu dalam
melakukan pemeliharaan dan penguatan diri tidak cukup me-
menuhi satu aspek kebutuhan saja namun harus memperhatikan
keseimbangan. Bisa dibayangkan misalnya apa yang terjadi ketika
seseorang hanya memenuhi kebutuhan akan makan saja secara
berlebih namun tidak pernah olahraga atau istirahat yang cukup,
apakah akan sehat? Tentu tidak.
Berikut adalah lima aspek pemeliharaan diri yang perlu dipenuhi
secara seimbang:
A. Aspek Mental Emosional
Terkait dengan perasaan kita secara umum sehari-hari, baik terhadap
diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Seseorang yang cukup
terpenuhi kebutuhan mental emosionalnya akan terlihat senang,
percaya diri dan tenang dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.
Aspek mental emosional dapat dipenuhi antara lain dengan memiliki
Panduan Pelatihan | MANAJEMEN STRES
14
hubungan sosial yang baik, teman berbagi atau tempat untuk
menyalurkan emosinya secara sehat (misalnya mampu menangis
ataupun tertawa secara lepas tanpa merasa dinilai/dihakimi).
B. Aspek Intelektual
Terkait kebutuhan kita untuk berpikir, belajar hal-hal baru,
berkembang dan berkarya. Seseorang yang kurang terpenuhi
aspek intelektualnya akan mudah merasa jenuh dan bosan, dalam
jangka tertentu bisa menyebabkan rasa frustasi dan meningkat-
nya stress. Aspek intelektual dapat dipenuhi antara lain dengan
membaca, berdiskusi dengan orang lain, menonton berita, belajar
ketrampilan baru dan sebagainya.
C. Aspek Fisik
Terkait kesehatan dan kebugaran fisik. Fisik dan mental sangat
terkait satu sama lain. Tubuh yang sehat akan mendukung
terbentuknya jiwa sehat yang memiliki daya tahan yang kuat
terhadap stress. Aspek fisik dapat terpenuhi antara lain dengan
beragam kegiatan olahraga, makan makanan yang sehat dan
berimbang dan sertaistirahat yang cukup.
D. Aspek Spiritual
Terkait bagaimana hubungan kita dengan Tuhan dan juga alam
semesta, bagaimana kita menyikapi hal-hal di luar batas
pemikiran manusia dan mencapai kedamaian jiwa. Seseorang
yang terpenuhi kebutuhan spiritualnya akan dapat lebih mudah
bersyukur, pasrah, tabah, dan juga sabar. Aspek spiritual dapat
dipenuhi antara lain dengan melakukan kegiatan ibadah, meditasi,
perenungan, menikmati dan mensyukuri keindahan alam dan
sebagainya.
Panduan Pelatihan | MANAJEMEN STRES
15
E. Aspek Rekreasional
Terkait dengan aspek hiburan dan pemenuhan kebutuhan untuk
bersenang-senang. Seseorang yang cukup terpenuhi aspek
rekreasionalnya akan lebih bersemangat, ceria dan relaks dalam
menjalani kehidupan sehari-hari. Aspek ini dapat dipenuhi antara
lain dengan mengambil liburan, melakukan hobby, melakukan
permainan dan sebagainya.
Panduan Pelatihan | MANAJEMEN STRES
16
Gambar di atas merupakan ilustrasi dari diri manusia dengan
kebutuhan-kebutuhannya. Bayangkan diri manusia ibarat sebuah
pohon, di bagian akarnya terdapat hal-hal dasar manusia yang
terbentuk dari kecil atau bahkan dibawa dari lahir. Kegiatan-
kegiatan peduli dan pemeliharaan diri dapat diibaratkan
menyiram pohon tersebut sehingga tumbuh dan berkembang
menjadi sehat dan kuat. Individu yang sehat kemudian memiliki
lima aspek kebutuhan yang juga terus harus dipelihara agar tetap
sehat.
Panduan Pelatihan | MANAJEMEN STRES
17
4. Bersikap Proaktif dalam Mencegah Gangguan Stress
Mencegah tentu lebih daripada mengobati atau memperbaiki.
Walau langkah 1 sampai dengan 3 dapat dilakukan ketika masalah
atau beban stress berlebih sudah dialami, namun akan jauh lebih
efektif dilakukan pada saat hal tersebut belum muncul. Proaktif
dapat diartikan memulai mengambil tindakan terlebih dahulu atas
dasar kesadaran dan kemauan diri sendiri, dalam hal ini berarti
rutin dan berkelanjutan melakukan kegiatan-kegiatan merawat
diri sendiri.
5. Sinergi
Sinergi berarti menyatukan dan bekerja sama. Pemeliharaan dan
penguatan diri terbaik dapat dicapai apabila:
A. Kelima langkah yang ada dilakukan secara berurutan dan terpadu.
B. Dilakukan secara bersama-sama oleh kumpulan individu yang
memiliki kesadaran dan kemauan bersama untuk melakukan
pemeliharaan dan penguatan diri sehingga bisa saling men-
dukung dan mengingatkan.
COPING STRESSUsaha individu untuk melalui pengalaman pahit, mengurangi reaksi negatif stres dan mencegah munculnya masalah yang lebih serius. Masing-masing individu adalah unik, sehingga masing-masing individu memiliki coping stress yang berbeda-beda.
Panduan Pelatihan | MANAJEMEN STRESPanduan Pelatihan | MANAJEMEN STRES
18
MENOLONG ORANG LAIN
PERTOLONGAN PERTAMA PSIKOLOGIS (PFA)
Selain mengelola stres pada diri sendiri, kita juga bisa membantu
teman atau orang lain dalam mengelola stres mereka, yaitu
melalui Pertolongan Pertama Psikologis. Apa itu pertolongan
pertama psikologis dan bagaimana melakukannya, kita lihat
keterangan selanjutnya.
Apa yang Dimaksud PFA?
PFA merupakan tindakan pertama yang dilakukan dalam durasi
singkat kepada seseorang yang baru saja mengalami situasi krisis
untuk membantu keadaan pada saat itu.
Siapa Saja yang dapat memberikan PFA?
Pertolongan Pertama Psikologis dapat dipelajari dan dilakukan
oleh siapa saja, karena bersifat umum dan sederhana, dan bukan
merupakan tindakan penanganan profesional.
Tujuan dan Manfaat PFA
PFA bertujuan untuk, mengurangi tingkat stres yang dialami,
dan memperkuat daya adaptasi alami, sehingga bisa mencegah
dampak gangguan yang lebih parah dan membantu proses
pemulihan alami.
5 Langkah Memberikan PFA:
1. Penuhi Kebutuhan Yang Mendesak
2. Mendengarkan
3. Terima segala bentuk perasaan yang ditumpahkan
Panduan Pelatihan | MANAJEMEN STRES
19
4. Bantu dengan langkah lebih lanjut
5. Arahkan dan tindak lanjuti
1. Penuhi Kebutuhan Yang Mendesak
Kebutuhan mendesak adalah hal-hal yang dibutuhkan penyintas
saat itu juga, biasanya bersifat sederhana, dan dapat disadari
ataupun tidak disadari oleh penyintas yang bersangkutan.
Hal-hal yang termasuk kebutuhan mendesak; Makanan, air,
pakaian, Kebutuhan akan keamanan secara fisik, informasi,
dan lain-lain.
2. Mendengarkan. Cara menjadi pendengar yang baik:
• Tidak menyela pembicaraan. Hindari terlalu banyak bicara,
beri kesempatan orang untuk bicara.
• Menunda memberikan penilaian, kritik, nasehat.
• Menunjukkan perhatian yang tulus dan penuh, pandangi orang
yang anda dengarkan dengan lembut, jangan sibuk sendiri
(misalnya mempergunakan telepon seluler anda).
• Bersikap tenang dan berempati terhadap pemberi pesan.
Berempati adalah turut merasakan seperti seakan-akan
berada dalam posisi orang yang kita dengarkan.
• Memberikan reaksi-reaksi singkat saat mendengarkan seperti
menganggukkan kepala, mengatakan kata-kata singkat yang
menunjukkan bahwa anda mendengarkan seperti “iya”,
“oh..”, “baiklah” dan sebagainya.
3. Terima segala bentuk perasaan yang ditumpahkanKenapa penting untuk menerima segala bentuk perasaan yang ditumpahkan penyintas tanpa kecuali? Karena ketika seorang mengalami situasi krisis, reaksi yang normal terjadi adalah meningkatnya perasaan negatif (cemas, rasa bersalah, marah, sedih, depresi, dan sebagainya). Namun para individu seringkali merasa/ memandang reaksi ini sebagai hal yang sangat menekan. Cara terbaik untuk mengatasinya adalah melalui psikoedukasi (penyuluhan psikologis) dan penerimaan orang lain
Panduan Pelatihan | MANAJEMEN STRESPanduan Pelatihan | MANAJEMEN STRES
20
atas emosi mereka. Yakinkan para penyintas bahwa respon negatif mereka bukanlah sebuah tanda bahwa mereka ‘gila’. Mereka juga perlu memahami bahwa tidak semua orang mengalami gejala yang sama.
4. Bantu Dengan Langkah Lebih Lanjut• Petakan kebutuhan selanjutnya yang diperlukan: peralatan
kesehatan, penghidupan, kerumahtanggaan, kebutuhan emosional.
• Berdasarkan kebutuhan yang ada, rencanakan sebuah aktivitas untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sediakan informasi yang dibutuhkan untuk memberi masukan pada individu. Bangun juga jalinan kerja sama dengan lembaga lain yang sekiranya bisa membantu memenuhi kebutuhan penyintas.
• Bantu mereka untuk menyadari bahwa dengan bekerja dan memiliki rutinitas lagi akan mempercepat proses pemulihan.
• Jika memungkinkan, minta individu untuk segera memulai kembali tugas dan kegiatan hidup mereka sehari-hari.
• Tanyakan, siapakah yang akan menjaga mereka• Berikan informasi yang faktual mengenai di mana dan
bagaimana mereka dapat memperoleh apa yang mereka butuhkan
• Biarkan orang yang selamat menilai potensi yang ada pada dirinya dan mengembangkan rasa percaya dirinya
5. Arahkan dan Tindak Lanjuti• Identifikasi, temu-kenali penyintas yang sekiranya
membutuhkan pertolongan atau dukungan psikologis lebih lanjut.
• Arahkan mereka ke tempat yang banyak tersedia dukungan bagi mereka
• Fasilitasi penyintas agar dapat kembali ke rutinitas mereka seperti sebelum terjadinya bencana.
• Evaluasi dan lihat apa ada kemajuan dalam hidup para survivor.
Panduan Pelatihan | MANAJEMEN STRES
21
III. RELAKSASI
RELAKSASI DAN PEREGANGAN
Beberapa contoh yang bisa dilakukan dalam mengurangi ketegangan
adalah sebagai berikut:
1. Latihan Mengatur Pernafasan
Instruksi:
Sebelum kita memulai sesi relaksasi ini, Saya
minta Anda untuk duduk tegak dengan posisi
senyaman dan serileks mungkin. Pusatkan
perhatian Anda pada apa yang saya sampaikan
dan abaikan hal lain yang ada di sekitar Anda.
Sekarang pejamkan mata Anda dan ikuti apa
yang Saya instruksikan. Kita akan melakukan
relaksasi dengan cara mengatur pernafasan
kita. Kita akan menarik nafas dalam tiga hitungan,
menahan nafas dan menghembuskannya dalam
lima hitungan. Sekarang silakan tarik nafas
Anda, perlahan-lahan......1...2...3..., tahan
nafas Anda, 1..2...3...4...5, hembuskan
perlahan...1...2...3...4...5...ulangi selama
3 kali.
Panduan Pelatihan | MANAJEMEN STRES
22
2. Latihan Peregangan (Relaksasi Otot)
Instruksi:
Dalam kondisi tertekan, tubuh memberikan respon terhadap apa
yang kita pikirkan. Reaksi fisik dapat muncul berupa sakit dibagian
punggung, kaku pada leher, dan sakit persendian, dan lain-lain.
Untuk mengatasi hal ini kita dapat melakukan teknik peregangan
otot yang sederhana:
Peregangan Bagian Atas:
Kepala dimiringkan ke kanan, tarik ke arah bahu (sedekat yang
anda mampu), tahan beberapa detik, lalu kembali ke tengah
perlahan-lahan. Lakukan sebanyak 3x dan ke arah sebaliknya.
Kepala ditarik ke arah dada (sedekat yang anda mampu), tahan
beberapa detik, lalu kembali ke tengah perlahan-lahan. Lakukan
sebanyak 3x.
Dari posisi tegak, kepala di arahkan ke belakang, tengadahkan
sejauh yang anda mampu, tahan beberapa detik, lalu kembali ke
tengah perlahan-lahan. Lakukan sebanyak 3x.
Anda dapat merasakan dari otot-otot yang semula dirasa kaku/
tegang, perlahan berangsur lebih rileks.
Panduan Pelatihan | MANAJEMEN STRES
23
DAFTAR PUSTAKA- Asesmen Psikososial, Palang Merah Indonesia, 2014
- Bahan Bacaan Manual Dukungan Psikososial, Palang Merah Indonesia, 2014
- Modul Pelatihan Psikososial, Palang Merah Indonesia, 2014
- Petunjuk Pelaksanaan Tentang Pelayanan Kesehatan Pada Saat Darurat,
Palang Merah Indonesia, 2012
- Petunjuk Teknis Tentang Program DukunganPsikososial, Palang Merah Indonesia,
2012
Panduan Pelatihan | MANAJEMEN STRES
1. KEMANUSIAAN
Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah didirikan berdasarkan keinginan memberi pertolongan tanpa membedakan korban yang terluka di dalam
pertempuran, mencegah dan mengatasi penderitaan sesama manusia yang terjadi di mana pun. Tujuan gerakan adalah melindungi hidup dan kesehatan serta menjamin penghargaan
kepada umat manusia. Gerakan menumbuhkan saling pengertian, persahabatan, kerja sama dan perdamaian abadi bagi sesama manusia.
2. KESAMAAN
Gerakan ini tidak membuat perbedaan atas dasar kebangsaan, ras, agama,atau pandangan politik. Tujuannya semata-mata mengurangi penderitaan manusia
sesuai dengan kebutuhannya dan mendahulukan keadaan yang paling parah.
3. KENETRALAN
Agar senantiasa mendapat kepercayaan dari semua pihak, gerakan ini tidak boleh memihak atau melibatkan diri dalam pertentangan
politik, ras, agama, atau ideologi.
4. KEMANDIRIAN
Gerakan ini bersifat mandiri. Perhimpunan Nasional di samping membantu pemerintahnya dalam bidang kemanusiaan, juga harus menaati peraturan negaranya, harus selalu menjaga
otonominya sehingga dapat bertindak sejalan dengan prinsip-prinsip gerakan ini.
5. KESUKARELAAN
Gerakan ini adalah gerakan pemberi bantuan sukarela yang tidak didasari oleh keinginan untuk mencari keuntungan apapun.
6. KESATUAN
Di dalam satu negara hanya ada satu perhimpunan Palang Merah yang terbuka untuk semua orang dan melaksanakan
tugas kemanusiaan di seluruh wilayah.
7. KESEMESTAAN
Gerakan internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah bersifat semesta. Setiap perhimpunan nasional mempunyai status yang sederajat serta berbagi hak
dan tanggung jawab dalam menolong sesama manusia.
7 PRINSIP DASAR GERAKANDalam rangka usaha menjalin kasih sayang terhadap sesama manusia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan turut memelihara budi pekerti yang luhur menuju ke arah terwujudnya masyarakat yang berkeadilan sosial dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk menjalankan misinya, Perhimpunan Palang Merah Indonesia berpegang teguh pada Prinsip-Prinsip Dasar yaitu:
Panduan Pelatihan | MANAJEMEN STRES
NOTE:
MANAJEMENSTRES
PANDUAN PELATIHAN
Panduan Pelatihan | MANAJEMEN STRES
NOTE:
MANAJEMENSTRES
PANDUAN PELATIHAN
Panduan Pelatihan | MANAJEMEN STRES
NOTE:
MANAJEMENSTRES
PANDUAN PELATIHAN