panduan penyusunan studi kasus2011

Upload: iqbal-muhammad

Post on 15-Jul-2015

174 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PANDUAN PENYUSUNAN STUDI KASUS JURUSAN TEKNIK SIPIL 2011

Pendahuluan Umum Sesuai dengan Undang-Undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PP no. 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi. Politeknik adalah penyelenggara pendidikan profesional dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus. Politeknik memiliki tujuan menghasilkan lulusan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan industri akan tenaga kerja yang profesional. Sesuai dengan kurikulum Program Diploma IV Perancangan Jalan dan Jembatan-Kerjasama Polban Departemen Pekerjaan Umum tahun 2001, pada akhir masa pendidikan program Diploma IV ini, mahasiswa diwajibkan membuat karya tulis ilmiah yang berupa Studi Kasus (SK) pada semester terakhir pendidikannya.

Pengertian Istilah Berikut adalah beberapa istilah yang perlu diketahui, a. Studi Kasus (SK), adalah salah satu mata kuliah yang merupakan penerapan materi kuliah (dalam bentuk teori, kemampuan analisa dan sintesa terapan) ke dalam bentuk pembelajaran berbasis Problem Base Learning yang difokuskan pada proses perancangan alternatif solusi dari kasus nyata di lapangan. Kajian dilakukan dalam bentuk Karya Tulis dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah dalam forum akademik. b. Jurusan, adalah Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung. c. Ketua Jurusan, adalah pejabat Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung. d. Ketua Satuan Tugas, adalah Pejabat Ketua Satuan Tugas Program Diploma 4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung. e. Koordinator, adalah Staf Pengajar yang ditugaskan oleh Ketua Jurusan sebagai penanggung jawab pelaksanaan SK pada periode tertentu. f. Mahasiswa Studi Kasus, adalah mahasiswa semester akhir yang dinyatakan secara akademik dan tertib administratif berhak mengikuti Studi Kasus.

1

g. Dosen Pembimbing, adalah Staf Pengajar di lingkungan Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung yang telah memenuhi kualifikasi untuk membimbing kegiatan Studi Kasus menurut persyaratan yang ditentukan oleh KaSatGas dan Koordinator D4 TPJJ (kriteria secara umum adalah minimal jenjang Strata 2 (S2) dibidang Teknik Perancangan Jalan dan atau Jembatan, atau jenjang Strata 1 (S1) dengan minimal 5 tahun pengalaman di bidang konstruksi Jalan dan atau Jembatan). h. Tim Penguji, adalah kelompok Staf pengajar, yang terdiri dari Staf di lingkungan Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung yang ditugaskan oleh Ketua Jurusan Teknik Sipil Polban untuk menguji dan mengevaluasi pencapaian peserta pada akhir pelaksanaan Studi Kasus. i. Proposal, adalah usulan pelaksanaan Studi Kasus yang dibuat dan diajukan oleh peserta Studi Kasus yang telah disetujui oleh Dosen Pembimbing, lalu dipresentasikan di hadapan Tim Penguji atau Penilai dalam forum akademis dalam bentuk Sidang terbuka . Proposal yang telah direvisi harus disahkan kembali oleh Pembimbing. j. Seminar Proposal Studi Kasus, adalah kegiatan presentasi proposal Studi Kasus yang dilakukan oleh peserta Studi Kasus di hadapan Dosen Pembimbing dan Tim Penguji dalam bentuk Sidang Terbuka sebagai salah satu usaha penyamaan persepsi dan metodologi yang akan dilakukan selama proses penyusunan Studi Kasus. k. Sidang Studi Kasus, adalah forum untuk evaluasi tahap akhir (kondisi 100%) dari kegiatan Studi Kasus yang dilakukan dalam Sidang Tertutup di hadapan Tim Penguji. l. Sidang Terbuka, bentuk pelaksanaan sidang dimana dihadiri oleh Mahasiswa Studi Kasus, Dosen Pembimbing, Dosen Penguji dan mahasiswa lain. m. Sidang Tertutup, bentuk pelaksanaan sidang dimana dihadiri hanya oleh Mahasiswa Studi Kasus, Dosen Pembimbing dan Dosen Penguji saja.

Status Studi Kasus Kegiatan Studi Kasus (SK) di Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung, merupakan kegiatan kurikuler yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Diploma 4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan. Dalam kurikulum, mata kuliah Studi Kasus mempunyai bobot 3 Satuan Kredit Semester yang pelaksanaannya dilakukan pada Semester 7 dari Program Pendidikan Diploma 4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan.

2

Tujuan Studi Kasus Studi Kasus mahasiswa Program Diploma 4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan adalah merupakan salah satu persyaratan penyelesaian pendidikan dan memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Melatih kemahiran dalam mencari dan menetapkan kajian dari permasalahan nyata di lapangan, berdasarkan studi referensi, data base instansi dan data proyek baik data primer maupun data sekunder. 2. Melatih kemampuan dalam melakukan rincian identifikasi dan merumuskan masalah dalam prasarana jalan dan jembatan. 3. Melakukan analisa dan sintesa dari permasalahan yang diangkat dengan melakukan kajian aspek perancangan yang terkait seperti teknik perancangan jalan dan jembatan, rekayasa geoteknik, sistem manajemen jalan dan jembatan, ekonomi jalan raya, teknik dan manajemen lalu lintas, teknik lingkungan, konstruksi jembatan baja dan beton, regulasi, dan aspek-aspek lain yang mendukung. 4. Melakukan perancangan alternatif penanganan masalah dan menetapkan alternatif solusi terpilih yang tepat guna dan mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan juga teknologi yang berkembang saat ini. 5. Penetapan atau penentuan alternatif solusi harus terukur, untuk itu dapat menggunakan instrumen yang umumnya digunakan di proses perancangan jalan dan jembatan misalnya SWOT, Rangking, Rating, AHP (Analytical Hierarchy Process), Stated Preferences Method dan lain sebagainya yang relevan dengan kajian yang dilakukan. 6. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk membuat karya ilmiah serta mempertahankannya di depan forum akademis.

Koordinator Studi Kasus Pelaksanaan Studi Kasus (SK) ini akan dilakukan secara individual (perseorangan). Untuk itu dalam implementasinya, koordinasi pelaksanaan SK dilakukan oleh Koordinator SK. Bila dipandang perlu Koordinator SK dapat dibantu oleh seorang atau lebih Wakil Koordinator yang ditugaskan oleh Ketua Jurusan. Adapun tugas Koordinator SK adalah : 1. Memberikan pengarahan kepada calon peserta SK 2. Menetapkan kedalaman dan ruang lingkup sesuai kompetensi D4 3. Mengkoordinasikan dan memantau pelaksanaan SK 4. Mengatur jadwal pelaksanaan, seminar proposal SK dan sidang SK 5. Mengatur distribusi Pembimbing SK dan Penguji SK 3

6. Menyusun rekapitulasi hasil (nilai) SK untuk diserahkan pada KaSatgas Program D4 TPJJ.

Koordinator Studi Kasus 2011: Yusmiati Kusuma, SST., MT (197701022002122005)

Waktu Pelaksanaan Studi Kasus Sesuai dengan kurikulum Program Diploma 4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan, maka SK akan dilaksanakan pada semester 7, selama waktu efektif pelaksanaan 12 minggu. Mengingat waktu penyelesaian yang sangat terbatas tersebut, mahasiswa diwajibkan mengejar target penyelesaian dengan pelaksanaan SK dibagi dalam 5 (lima) tahap utama, sebagai berikut : a. Tahap I : Pengajuan topik, penyusunan proposal dan penentuan calon dosen pembimbing (1 minggu) b. Tahap II c. Tahap III : Pelaksanaan seminar proposal SK (2 minggu) : Pengerjaan SK selama 9 minggu disamping kegiatan mandiri. Pada waktu tersebut harus dipergunakan untuk penyusunan, studi referensi, konsultasi dan asistensi pada Dosen pembimbing yang bersangkutan d. Tahap IV : Sidang SK, yang dilanjutkan dengan revisi bila diperlukan (maksimal 1 minggu). Bila dinyatakan lulus dapat dilanjutkan dengan penggandaan dan penjilidan berkas.

4

No 1

Kegiatan Penetapan topik dan dosen pembimbing

September

Oktober

November

Desember

Januari

M3 M4 M5 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M5 M1 M2 M3

2 3 4 5 6 7

Penyusunan Proposal SK Seminar proposal SK Penyusunan dan bimbingan SK Sidang SK Revisi laporan SK Pengumpulan laporan dan kelengkapan SK

Ket: Libur natal & Tahun Baru 2012

5

Topik Studi Kasus Mahasiswa dapat memilih topik SK yang sesuai dengan jenjang pendidikan yaitu Program Diploma 4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan. Dalam memilih dan menentukan usulan topik Studi Kasus, mahasiswa dapat melakukan konsultasi dengan Koordinator SK dan atau Calon Pembimbing. Topik Studi Kasus adalah merupakan topik penting untuk diteliti dan dikaji secara ilmiah. Topik yang dapat dianggap penting apabila : a. b. c. d. Memberikan sumbangan yang berarti kepada ilmu pengetahuan Bukan duplikasi/plagiator terhadap hasil karya ilmiah terdahulu Pengembangan atau pemutakhiran hasil perencanaan/perancangan terdahulu Academic interest

Sebagai pedoman umum, topik yang dapat dipilih antara lain berupa : a. Kasus Perencanaan, analisa dari kemungkinan atau sudut pandang lain dari hasil perencanaan konstruksi jalan dan atau jembatan (tergantung dari skala dan tingkat kesulitan) b. Kasus Pelaksanaan, meliputi kasus yang terjadi setelah hasil perancangan konstruksi jalan dan atau jembatan beroperasi c. Kasus Khusus, contoh seperti kasus cacat dan kegagalan konstruksi jalan dan atau jembatan

Produk Studi Kasus Diploma 4 TPJJ Sesuai dengan tingkat jenjang studi yaitu Diploma 4, maka hasil perancangan SK berupa perancangan dan penentuan alternatif solusi meliputi : a. Pengambilan permasalahan nyata di lapangan (real problem base learning) b. Pendekatan dan penetapan inti permasalahan (kasus) c. Penetapan kriteria perancangan d. Metodologi perancangan studi kasus e. Proses penentuan dan pengambilan data (primer dan sekunder) yang sesuai NSPM atau aturan lain yang berlaku f. Analisa data (statistik) dan presentasi data (tabulasi dan grafik) g. Perancangan alternatif solusi sesuai kriteria perancangan yang ditetapkan h. Penentuan solusi terpilih yang terukur, tepat guna dan berhasil guna

6

Dokumen pelengkap laporan seperti Hitungan, Spesifikasi produk yang akan digunakan (minimal tabel spesifikasi), Gambar standar A3 atau A2 (minimal Denah dan Potongan), draft RAB, dll.

Prosedur Pelaksanaan SK 1. Mengikuti Pengarahan dari coordinator SK 2. Mahasiswa mencari dan menentukan Topik SK beserta calon Pembimbingnya. Topik SK dapat diusulkan oleh mahasiswa atau calon pembimbing. 3. Mahasiswa yang sudah mendapatkan Topik SK dan Calon Pembimbing, segera melapor kepada koordinator SK. Selanjutnya Koordinator SK menetapkan Pembimbing yang bersangkutan (satu pembimbing dapat membimbing maksimal tiga mahasiswa). 4. Sesuai dengan Jadwal Akademik dan pelaksanaan SK, mahasiswa segera memulai pelaksanaan kegiatan SK dibawah bimbingan Pembimbing masing-masing dan dituangkan dalam bentuk Karya Ilmiah. 5. Melaksanakan Seminar 6. Apabila sudah selesai dan dinyatakan secara tertulis oleh Pembimbing, mahasiswa berhak menempuh Sidang SK, dihadapan Tim Penguji yang diatur oleh Panitia SK. 7. Dijilid rapih dan diserahkan Kepada Sekretariat Jurusan melalui Perpustakaan Jurusan.

Metoda Pelaksanaan TA Pada dasarnya mata kuliah SK memiliki status yang sama dengan mata kuliah lainnya dalam kurikulum pendidikan Diploma 4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan. Tetapi dalam pelaksanaannya, dilakukan secara individual. Perlu diingat dalam hal ini, keberhasilan pelaksanaan SK lebih ditekankan pada strategi, kinerja, efisiensi kerja, motivasi dan inisiatif dari mahasiswa yang bersangkutan. Pada proses pembuatan SK, mahasiswa akan dibimbing oleh dosen Pembimbing dari Jurusan Teknik Sipil Polban. Hal penting yang wajib diperhatikan oleh mahasiswa selama pengerjaan SK adalah : 1. Diawal pelaksanaan SK, mahasiswa diwajibkan mengikuti pengarahan dari Koordinator SK 2. 3. mahasiswa harus memahami benar alur kerja SK ! mahasiswa wajib untuk mencari dan menentukan sendiri topik SK serta menentukan ruang lingkup dari topik SK yang akan diangkat (perhatikan bahwa bobot kedalaman dan keluasan kajian akademik mahasiswa adalah kompetensi Diploma 4). Disini mahasiswa harus memahami benar kualitas topik yang akan diangkat menjadi topik SK. 7

4.

Bila mahasiswa mengalami kesulitan dalam mencari Topik SK, dapat berkonsultasi dengan Koordinator SK tentang perkiraan topik yang layak diangkat menjadi topik SK.

5.

Kemudian mahasiswa wajib membuat Proposal Topik SK dan usulan Calon Dosen Pembimbingnya kemudian diajukan kepada Koordinator SK untuk diberi Surat Pengantar pada Calon Dosen Pembimbing.

6.

Koordinator SK dan Mahasiswa harus memperhatikan daftar dosen pembimbing dan spesialisasi bidang keahliannya, khususnya terhadap relevansi pada usulan topik SK yang akan diajukan.

7.

Setelah memperoleh persetujuan tentang Topik, kedalaman dan keluasan kajian dari Calon Dosen Pembimbing, mahasiswa harus segera melapor kepada Koordinator SK. Selanjutnya Koordinator SK akan menetapkan Dosen Pembimbing yang bersangkutan.

8.

Mahasiswa mempersiapkan naskah seminar Proposal SK (lihat Bab Proposal SK)

Penyusunan

9.

Mahasiswa melaksanakan seminar Proposal SK dalam bentuk Sidang Terbuka (dihadiri oleh peserta umum), seluruh mahasiswa wajib mengikuti seminar proposal SK minimal tiga kali

10. Bila seminar proposal dinyatakan lulus dan topik dinyatakan layak untuk diangkat sebagai Topik SK, maka sesuai dengan jadwal akademik dan jadwal pelaksanaan SK, mahasiswa dapat segera memulai pelaksanaan SK dibawah bimbingan dosen Pembimbing masing-masing dan hasilnya dituangkan dalam bentuk karya ilmiah. 11. Jadwal Asistensi meliputi waktu, tempat, rencana bab dan sub bab, harus diberikan satu copy-nya kepada Koordinator SK, setelah ditanda tangani oleh Dosen pembimbing dan mahasiswa yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan agar memudahkan proses kontrol dari akademik tentang proses penyusunan Studi Kasus 12. Pada proses pembuatan dokumen SK mahasiswa harus memiliki pemahaman dasar teori, menganalisa, sintesa dan menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh di bangku kuliah dalam usaha menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. 13. Mahasiswa harus berkonsultasi secara intensif dengan Pembimbing, persyaratan utama minimal 2 (dua) kali bimbingan untuk setiap Bab (disarankan). 14. Bila penyusunan SK sudah selesai dan sesuai dengan batas minimum kompetensi D4 TPJJ dengan seluruh kelengkapan laporannya, dan setelah dinyatakan layak secara tertulis oleh Dosen Pembimbing, maka mahasiswa yang bersangkutan berhak mengajukan permohonan pada Koordinator untuk menempuh Sidang SK.

8

15. Koordinator akan memeriksa berkas laporan sidang SK untuk memastikan kelayakan dan sebagai kontrol atas kualitas dan kompetensi program studi D4 TPJJ 16. Setelah dilakukan pemeriksaan atas berkas laporan maka Koordinator akan memberikan Surat Undangan Sidang SK kepada para Dosen Pembimbing dan Penguji sesuai periode jadwal sidang studi kasus yang telah ditetapkan. 17. Sidang SK dilakukan dihadapan Tim Penguji dalam bentuk Sidang Tertutup yang pelaksanaannya diatur oleh Koordinator SK dan dipimpin oleh Ketua Sidang (Dosen Pembimbing). 18. Pelaksanaan perbaikan atau revisi SK (bila diperlukan) dilakukan atas kesepakatan antara Dosen Penguji dan Dosen Pembimbing. Mahasiswa harus melakukan asistensi kembali kepada para Dosen Penguji terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan akhir selesainya SK, setelah itu baru kepada Dosen Pembimbing. 19. Dalam hal pengesahan tahap ini, tidak diperkenankan meminta persetujuan terlebih dahulu kepada Dosen Pembimbing sebelum kepada Dosen Penguji. 20. Maksimal waktu yang diberikan untuk perbaikan adalah 1 (satu) minggu dari pelaksanaan Sidang SK. 21. Berkas SK dijilid rapi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, diserahkan kepada Sekretariat D4 TPJJ melalui Koordinator SK dengan jumlah penggandaan sebanyak minimal 3 (tiga) eksemplar (masing-masing untuk Perpustakaan Pusat Polban, Perpustakaan Jurusan Teknik Sipil, Pembimbing) . 22. Mahasiswa diwajibkan membuat Jurnal SK (sesuai ketentuan terlampir) dan melampirkan 2 (dua) copy Lembar Judul, Lembar Pengesahan, Abstrak, Daftar Isi dan daftar Pustaka dari SK masing-masing (termasuk pada Ketentuan Surat Bebas Masalah Jurusan. 23. Untuk keperluan referensi dan perpustakaan Program Studi Diploma 4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan, mahasiswa harus menyerahkan copy file SK lengkap dengan lampirannya dalam bentuk CD kepada Koordinator SK (Setiap angkatan akan memiliki 1 buah CD berisi SK dan SK proses ini dikoordinir oleh KM atau Ketua Angkatan). 24. Bila dalam sidang mahasiswa dinyatakan gagal, maka mahasiswa tersebut akan diberi waktu tambahan penyelesaian maksimal 1 (satu) minggu atau sesuai arahan dari Dosen Pembimbing untuk segera mengajukan Sidang Ulang ke satu.

9

25. Bila dalam sidang tersebut, mahasiswa masih dinyatakan gagal maka mahasiswa yang bersangkutan sidang berikutnya maksimum ditunda selama 1 bulan (4 minggu) untuk kemudian mengajukan Sidang Ulang untuk kedua kalinya. 26. Maksimum batasan Sidang adalah 3 kali. Bila dalam Sidang ke tiga tersebut masih dinyatakan tidak lulus, maka mahasiswa tersebut harus menunggu sampai masa Studi Kasus angkatan di bawahnya atau mengajukan permohonan untuk merubah topik SK, dengan catatan kembali mengikuti prosedur SK dari awal seperti dituliskan sebelumnya. 27. Selesai

10

MULAI

Persiapan: Pemahaman Pedoman SK Pemilihan Topik dan Pembimbing Penyusunan Proposal SK

Proses Administrasi: Pengajuan Topik dan Pembimbing Pengajuan Proposal SK YA Seminar Proposal Perbaikan? TDK Persetujuan: Penguji Pembimbing

Persetujuan Pembimbing

Seminar Proposal SK

Revisi? TDK Penyusunan SK

YA

Perbaikan Proposal SK

Sidang SK

Persetujuan Pembimbing TDK

Lulus? YA Revisi? YA Perbaikan SK

Perbaikan SK

TDK

Persetujuan Pembimbing dan Penguji

Pengesahan Laporan SK

Penyelesaian Laporan SK: Penggandaan dan Penjilidan

Penyerahan Laporan SK ke Panitia (Hard & Soft Copy)

SELESAI Gambar 1. Alur Pelaksanaan Studi Kasus

11

Bimbingan Dalam pembuatan dan proses penyusunan SK, ketentuan umum yang harus diperhatikan oleh mahasiswa adalah sebagai berikut: a. Selama pelaksanaan SK mahasiswa dibimbing oleh Pembimbing SK. b. Mahasiswa dapat mengajukan sendiri Calon Pembimbing yang diinginkan sesuai dengan prosedur, atau jika tidak, dapat mengajukan, ditentukan oleh Panitia SK. c. Persyaratan atau kriteria dosen pembimbing diatur oleh Ka SatGas dan Ketua Jurusan Teknik Sipil Polban sesuai dengan Daftar Spesialisasi Bidang Keahlian Dosen. d. Selama kegiatan SK, mahasiswa diwajibkan berkonsultasi secara intensif dengan Pembimbing. e. Mahasiswa dapat dibimbing oleh satu Pembimbing. Apabila dipandang perlu dapat diajukan Pembimbing pendamping (tergantung dari topik dan permasalahan dalam menyelesaikan SK), pembimbing utama disebut Pembimbing I dan Pembimbing pendamping sebagai Pembimbing II. Pembimbing II hanya bertanggungjawab terhadap bagian SK yang dimintakan bantuan bimbingannya, sedangkan tanggungjawab secara keseluruhan tetap pada Pembimbing I. Penunjukkan pembimbing II atas persetujuan pembimbing I. f. Pembimbing SK bertugas dan berkewajiban mengarahkan, membimbing, memantau (kemajuan) pelaksanaan SK dan mengevaluasi mahasiswa bimbingannya. Secara tidak langsung Pembimbing juga ikut bertanggungjawab terhadap kelayakan dan kebenaran isi SK. g. Tanpa alasan yang jelas, tidak diperkenankan berganti Pembimbing. Dalam kasus khusus, pergantian Pembimbing hanya dapat dilakukan atas permintan Pembimbing dan Mahasiswa bersangkutan, dengan persetujuan Panitia SK setelah mempertimbangkan dengan seksama alasan yang diajukan. h. Mahasiswa harus memberikan jadwal bimbingan (hari, tanggal, tempat , waktu dan Bab) kepada Dosen Pembimbing dan Koordinator SK. Sehingga Koordinator dapat melakukan monitoring terhadap keaktifan kegiatan SK antara mahasiswa dan para Dosen Pembimbing

PROPOSAL Dalam pelaksanaan SK, mahasiswa diwajibkan membuat proposal sesuai dengan topik yang akan diangkat menjadi topik SK. Proposal tersebut akan menjadi pegangan bersama, baik mahasiswa, Dosen Pembimbing SK maupun Koordinator SK selama masa pembuatan 12

SK. Pengajuan proposal merupakan tahapan paling awal dalam pelaksanaan SK. Setelah mendapat persetujuan dari calon Dosen Pembimbing, salinan proposal diserahkan kepada Koordinator SK. Komponen dasar proposal SK adalah sebagai berikut: 1. Halaman Judul 2. Halaman Pengesahan 3. Latar Belakang Masalah yang berisi dasar pemikiran permasalahan 4. Lokasi Pengamatan 5. Tujuan 6. Ruang Lingkup 7. Tinjauan Pustaka 8. Kebutuhan data primer dan sekunder 9. Metodologi pengumpulan dan analisa data 10. Metodologi dan alur penyelesaian masalah 11. Jadwal Pelaksanaan 12. Daftar Pustaka 13. Lampiran (gambar-gambar, kebutuhan perkiraan biaya, dsb)

Penjelasan Komponen 1. Judul SK Sri Harto, 1998 menyebutkan bahwa judul merupakan ekspresi yang tegas, jelas dan singkat yang dapat menunjukkan dengan tepat masalah yang akan diteliti dan tidak memberikan peluang penafsiran yang berbeda Pembatasan daerah generalisasi tidak harus ditempatkan dalam judul, akan tetapi dapat dinyatakan secara eksplisit dalam Bab Pendahuluan. Hal ini sangat penting agar hasil perancangan tidak disalahtafsirkan oleh pembaca atau pemakai. Sifat judul SK yang baik adalah : 1. Ringkas, judul yang ringkas lebih baik karena dengan cepat dapat

mengkomunikasikan topik dan jangan menggunakan pernyataan yang membuat rumit. Maksimum kata yang digunakan sebaiknya tidak lebih dari 20 kata. 2. Kata pertama menyatakan kategori proposal studi kasus. Hal ini penting karena kata pertama akan memberikan kategori. Judul juga harus dapat membedakan rencana studi kasus yang akan diajukan dengan rencana strudi kasus yang lain. 3. Menarik, judul harus sedemikian menarik minat pembaca dan mewakili inti rencana studi kasus. 13

4.

Informatif, yaitu tanpa membaca abstrak ataupun beberapa halaman dari proposal, judul harus sudah dapat mewakili materi kasus yang akan dibahas.

2. Abstrak Sri Harto, 1998 menyebutkan bahwa abstrak sebuah laporan ilmiah pada dasarnya harus memuat keterangan yang sangat ringkas dan tepat yang menjawab 3 (tiga) pertanyaan yaitu MENGAPA, BAGAIMANA DAN HASIL GUNA. Dengan demikian , abstrak cukup dituliskan dalam 3 (tiga) alinea saja yang biasanya terdiri atas 150-250 kata. Tidak dibenarkan dalam abstrak memuat tabel, gambar dan yang sejenis. Rumus masih dimungkinkan kalau dengan sangat terpaksa perlu menjelaskan sebuah rumus penting. Abstrak bukan tempat untuk merujuk semua studi literatur secara lengkap. Yang perlu dikemukakan adalah tujuan penelitian, metoda dan hasil perancangan atau penelitian. Selain itu juga harus disampaikan hubungan antara perancangan dan tujuan perancangan di kemudian hari. Dengan membaca abstrak yang baik, pembaca sudah dapat memahami permasalahan dan pemecahan yang dilakukan dalam sebuah karya ilmiah (studi kasus).

3. Latar Belakang Sri Harto, 1998 menyebutkan bahwa latar belakang akan memuat alasan-alasan ilmiah yang mendasari pentingnya topik tersebut diangkat. Jawaban atas pertanyaan seperti mengapa penting dilakukan, apa sebabnya dilakukan dan relevansi terhadap teori-teori perancangan terdekat yang pernah ada, kelemahan dan kekuatannya ada dimana, haruslah dimunculkan secara tegas dan jelas. Pertanyaan terakhir sangat perlu karena mengingat perkembangan ilmu yang telah berkembang pesat, maka akan ada teori, rumusan, konsep ataupun model yang dekat atau sejalan dengan masalah yang akan diteliti.

4. Tujuan SK Sri Harto, 1998 menyebutkan bahwa tujuan harus ditunjukkan dengan jelas karena tidak jarang masalah dihadapi dalam Studi Kasus sebenarnya merupakan sebagian kecil dari masalah yang jauh lebih luas. Tujuan harus memuat pernyataan akan hasil dari

perancangan, sehingga akan jelas masalah yang akan diselesaikan dan bagaimana metodologi perancangan yang akan diterapkan di lapangan nantinya. Pernyataan

tersebut bukanlah hipotesa dan tidak teruji serta bukan metoda untuk mencapai tujuan.

14

5. Ruang Lingkup Perancangan Sri Harto, 1998 menyebutkan bahwa sekecil apapun topik sebuah karya ilmiah tetapi hasilnya akan merupakan sumbangan bagi ilmu pengetahuan yang sangat baik. Umumnya sebuah hasil karya ilmiah merupakan satu mata rantai penelitian yang panjang di bidangnya. Untuk itu untuk mempertegas dan mempertajam pembahasan perlu dilakukan pembatasan masalah dalam bentuk ruang lingkup bidang perancangan sesuai dengan bobot akademik yang ditetapkan (dalam hal ini adalah kompetensi Program Diploma 4 TPJJ). 6. Tinjauan Pustaka Sri Harto, 1998 menyebutkan bahwa Tinjauan Pustaka merupakan uji awal atas gagasan awalnya, atas formulasi awalnya, atau metoda perancangannya untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Pada saat ini, hampir tidak mungkin ada satu masalah dalam cabang ilmu tertentu yang belum pernah diteliti atau dikaji sama sekali. Selalu akan dijumpai penelitian atau kajian sejenis yang relevan, sejalan atau dekat dengan topik yang diangkat. Oleh sebab itu mahasiswa harus sangat hati-hati menempatkan karya ilmiahnya pada jalur yang tepat sehingga tidak terjadi duplikasi. Tinjauan pustaka merupakan uraian sistimatik semua keterangan yang diperoleh dari pusataka atau referensi. Hal yang sangat penting adalah PENDAPAT PRIBADI tidak boleh diikutkan dalam tinjauan pustaka, terkecuali kalau pendapat tersebut diacu dari penelitian terdahulu oleh orang yang sama. Sistimatika dilakukan dengan mengelompokkan materi yang diacu sehingga dapat

memberikan kenyamanan dalam melakukan telaah dan memudahkan untuk mengikuti perkembangan suatu teori atau konsep meskipun nama penulis akan muncul berkali-kali di bagian yang sama. Sumber harus ditunjukkan dengan jelas agar tercermin KEJUJURAN penulis untuk mengakui PENDAPAT ORANG LAIN BUKAN SEBAGAI PENDAPAT PRIBADI.

7. Metodologi Merupakan penjabaran dari urutan kerja dalam penyusunan studi kasus, penggunaan bahan, informasi, teori, NSPM, referensi, data, variabel, parameter dan alat yang digunakan selama proses penyusunan karya ilmiah. Diuraikan dalam bab ini secara jelas adalah cara analisa dan sintesa. Bahan dan alat yang digunakan, spesifikasi, jangkauan, kemampuan, ciri-ciri khusus, jika perlu sertakan skemanya dan perlu diterangkan secara

15

jelas. Sehingga secara nyata tampak mendukung urutan jalannya perancangan dengan rinci.

8. Jadwal Pelaksanaan Jadwal pelaksanaan merupakan penjabaran kemampuan mahasiswa dalam

menyelesaikan Studi Kasus dalam jangka waktu 9 minggu efektif.

Jadwal harus

menunjukkan minimal 3 (tiga) hal yaitu tahap perancangan, perincian kegiatan dan jangka waktu penyelesaian. Jadwal ini tidak mudah untuk disusun, karena harus benarbenar mencerminkan LAJU PELAKSANAAN SK untuk setiap tahapnya. Hal ini dapat dilakukan bila mahasiswa dan setiap dosen pembimbing : a. Memahami benar kemampuannya b. Memahami benar beban, volume dan kecepatan penyelesaian tiap tahap kajian perancangan SK c. Memahami benar faktor luar yang berpengaruh d. Disiplin, konsisten dan motivasi yang tinggi

Jadwal dapat dibuat dalam bentuk BAR CHART, yang dapat diturunkan dalam bentuk CRITICAL PATH METHOD (CPM) yang rinci untuk tiap tahapannya. Bagian terpenting dalam penyusunan jadwal ini adalah : a. Memperkirakan load (volume) untuk masing-masing kegiatan b. Memahami kemampuan penyelesaian setiap unit kegiatan c. Perhatikan ketergantungan antara satu unit dengan unit lainnya d. Perlu dibangun alat kontrol dan juga untuk kemudahan dosen pembimbing yang menunjukkan target waktu (misalnya dalam bentuk blok) dalam satuan minggu dimana kegiatan tertentu harus sudah selesai. e. Harus ada jawaban yang JUJUR tentang seberapa besar kemampuan mahasiswa untuk menyelesaikan setiap kegiatan agar dapat disusun Jaringan Kerja (CPM) yang lebih realistik.

9. Daftar Pustaka Sri Harto, 1998 menyebutkan bahwa pada dasarnya daftar pustaka memuat semua sumber referensi ataupun bacaan yang diacu dalam laporan Studi Kasus agar para pembaca yang ingin mendapatkan kejelasan lebih jauh dapat dengan mudah melacak sumber tersebut. Dengan demikian jelas bahwa mengapa setiap sumber yang ada dalam 16

isi laporan harus ada dalam daftar pustaka.

Perlu diingat bahwa kondisi sebaliknya,

tidak semua sumber yang terdapat dalam daftar pustaka harus diacu dalam isi Studi Kasus. Hal terakhir ini harus dilakukan dengan arif, dengan arti tidak dengan alasan agar tampak yang dibaca banyak lalu sebanyak mungkin ditampilkan dalam daftar pustaka. Hal terakhir itu hendaknya diartikan sebagai satu dukungan bahwa seseorang dapat menyusun pernyataan atau argumen tertentu, sering diilhami oleh banyak sumber terkait, tetapi tidak spesifik dari satu sumber saja. Dalam prakteknya penyusunan daftar pustaka dilakukan sebagai berikut : 1. 2. Dengan penyusunan ke bawah sesuai dengan abjad nama akhir penulis pertama. Dengan penyusunan kekanan Untuk majalah : nama penulis, tahun terbit, judul tulisan, nama majalah (dengan singkatan resminya), jilid, nomor halaman. Untuk buku : nama penulis, tahun terbit, judul buku, jilid, nomor terbitan (kalau ada), nama penerbit, kota penerbitan.

Evaluasi SK Sistim penilaian SK terdiri dari 2 (dua) komponen, yaitu Penilaian Bimbingan dan Penilaian Sidang SK. Masing-masing memiliki bobot yang berbeda. Penentuan nilai mata kuliah SK, dilakukan dengan menggabungkan dua komponen tersebut pada saat Sidang SK selesai dilaksanakan.

Evaluasi Bimbingan Studi Kasus Bimbingan SK merupakan sarana penilaian selama proses pelaksanaan SK berjalan secara menyeluruh dari awal sampai akhir. Komponen penilaian pelaksanaan SK terdiri dari : a. Perencanaan, aspek penilaian meliputi penguasaan materi dan usaha pengembangan konsep atau dasar teori dari permasalahan yang diajukan b. c. Pelaksanaan, aspek yang dinilai adalah motivasi, disiplin, sikap kritis dan kreatifitas. Laporan SK, aspek yang dinilai meliputi substansi, kualitas tata tulis laporan , kedalaman pembahasan, kualitas alternatif solusi, dan keandalan solusi terpilih.

17

Seminar Proposal Dalam pelaksanaan proposal SK, mahasiswa wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Mendaftar kepada Koordinator SK untuk meminta jadwal seminar Proposal setelah memperoleh persetujuan tertulis dari dosen pembimbing. b. Seminar proposal dilaksanakan dalam bentuk sidang terbuka, dipimpin oleh Ketua Sidang (Dosen Pembimbing) merangkap sebagai anggota Tim Penguji dan beberapa anggota (dihadiri oleh peserta lain dan staff pengajar). Dalam seminar proposal mahasiswa lainnya, khususnya yang satu angkatan wajib hadir mengikuti seminar sebagai pengembangan wacana. c. Waktu yang disediakan untuk setiap seminar proposal adalah 60 menit. Terbagi menjadi 3 (tiga) sesi, yaitu sesi 1 (15 menit) untuk presentasi, sesi 2 (40 menit) untuk diskusi atau tanya jawab dan sesi 3 (5 menit) untuk penentuan kelayakan proposal SK. d. Pada kesempatan ini, mahasiswa minimal harus mempresentasikan latar belakang, tujuan, pembatasan masalah, kebutuhan data (primer dan sekunder), analisa data, metoda perancangan, perkiraan hasil yang akan dicapai dan jadwal rinci pelaksanaan SK. e. Mekanisme pengaturan presentasi dan diskusi sepenuhnya diserahkan kepada Ketua Sidang dengan memperhatikan waktu yang disediakan. f. Dalam sesi diskusi, seluruh peserta diwajibkan terlibat aktif untuk memberikan pertanyaan dan masukan yang sifatnya membangun. g. Dalam kondisi khusus, Seminar tetap dapat berjalan dengan formasi 1 (satu) orang Dosen Pembimbing dan minimal 1 (satu) orang Dosen Penguji hadir. Setelah sidang diselenggarakan, mahasiswa harus menghadap kepada Dosen Penguji yang tidak hadir (pada saat itu) untuk memberikan Laporan jalannya sidang dan memberikan copy formulir revisi dari Dosen yang hadir pada Dosen tersebut .

Evaluasi Sidang Studi Kasus Dalam tahap ini, sidang SK merupakan sarana penilaian akhir dan sifatnya menyeluruh (komprehensif) terhadap pelaksanaan SK oleh mahasiswa yang bersangkutan. Ketentuan dan persyaratan sidang SK sebagai berikut : a. Bila SK yang bersangkutan telah dinyatakan selesai oleh Dosen dan dapat disidangkan. Maka Dosen Pembimbing akan menandatangani Formulir Pernyataan Selesai SK secara tertulis yang ditujukan kepada Koordinator SK. 18

b. Mahasiswa membawa Formulir tersebut dan segera mendaftar kepada Koordinator SK untuk selanjutnya mengikuti sidang SK seperti jadwal yang ditentukan. c. Sidang SK akan dilaksanakan dalam bentuk Sidang Tertutup, dipimpin oleh Ketua Sidang merangkap sebagai anggota dan para Tim Penguji. Dalam hal ini, dosen pembimbing akan bertindak sebagai Ketua Sidang. d. Waktu yang disediakan adalah maksimal 120 menit terbagi dalam 3 (tiga) sesi, yaitu 15 - 20 menit untuk presentasi oral, 90 menit untuk tanya jawab dan 10 menit untuk rapat penetapan atau keputusan hasil sidang SK. Pada sesi terakhir, mahasiswa akan dipersilahkan menunggu sejenak di luar ruang sidang, setelah itu mahasiswa akan dipanggil untuk mengetahui keputusan hasil rapat penetapan kelulusan sidang SK. e. Mekanisme dan pengaturan tertib presentasi dan tanya jawab sepenuhnya diserahkan pada Ketua Sidang sesuai dengan waktu yang ditetapkan. f. Nilai komponen sidang ditentukan dari nilai rata-rata masing-masing anggota tim penguji. Masing-masing anggota tim penguji harus membuat penilaian pada lembar terpisah yang selanjutnya diserahkan pada Ketua Sidang untuk direkapitulasi menjadi Nilai Sidang SK. g. Dalam rapat penentuan hasil sidang, nilai tersebut akan digabungkan dengan nilai bimbingan yang sudah tersedia sebelumnya, sesuai dengan bobot (persentase) masingmasing. Selanjutnya nilai tersebut akan dikonversikan kedalam bentuk nilai huruf (A, B, C, D atau Gagal). h. Dalam kondisi khusus, Sidang tetap dapat berjalan dengan formasi minimal 1 orang Dosen Pembimbing dan 2 orang Dosen Penguji hadir. Setelah sidang diselenggarakan, mahasiswa harus menghadap kepada Dosen Pembimbing yang tidak hadir (pada saat itu) untuk Sidang Susulan dalam waktu sesingkat-singkatnya. i. Nilai Sidang dari dosen tersebut harus disampaikan oleh Dosen Pembimbing kepada Koordinator. Tidak diperkenankan menitipkan kepada mahasiswa untuk

disampaikan pada Koordinator SK.

Jadwal Evaluasi Studi Kasus Koordinator SK akan mengatur jadwal pelaksanaan seminar evaluasi dan sidang SK setiap tahunnya, termasuk waktu pelaksanaan sidang yang secara umum harus diikuti oleh setiap mahasiswa SK dan Tim Penguji.

19

Pedoman Umum Penilaian Seperti telah dijelaskan bahwa Sistim penilaian SK terdiri dari 2 (dua) komponen, yaitu Penilaian Bimbingan dan Penilaian Sidang SK dan masing-masing memiliki bobot yang berbeda. Penentuan nilai mata kuliah SK, dilakukan dengan menggabungkan dua komponen tersebut pada saat Sidang SK selesai dilaksanakan. Penjelasan rinci sebagai berikut: a. Komponen Nilai Pembimbing, mempunyai bobot 40%, terdiri dari 3 unsur. 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Laporan / Karya Tulis : 30% : 50% : 20%

b. Komponen Nilai Sidang, mempunyai bobot 60%, terdiri dari 3 unsur. 1. Sikap 2. Metoda Presentasi / Efisiensi Waktu 3. Penguasaan Materi / Bobot Ilmiah : 10% : 20% : 70%

Masing-masing unsur diberi nilai dengan skala 1 4, dengan rincian 4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup 1 = kurang

Diakhir sidang SK, nilai tersebut akan langsung dikonversikan dan ditentukan dalam bentuk nilai huruf (A,B,C,D atau Gagal). Sehingga mahasiswa yang bersangkutan akan dapat

dinyatakan LULUS atau TIDAK LULUS untuk mata kuliah Studi Kasus ini pada periode yang sedang berjalan. Rincian konversi nilai dari angka ke huruf adalah sebagai berikut : < A4 dilipat menjadi ukuran A4 atau

ditempatkan pada kotak lampiran gambar 3. Untuk Batas Bab : Jenis Dorslag A4, warna disesuaikan dengan warna cover

21

4. Untuk Cover

: Jenis Sablon, Hard Cover, Logo Warna 2D, warna background biru tua, tulisan warna emas.

5. Untuk Lembar Pengesahan dan Halaman Judul Jenis Kertas Jeruk

B. Standar Huruf 1. Untuk Teks : Karakter yang dipakai Times New Roman (TNR), dengan ukuran 12, jarak antar baris 1,5 spasi, justifikasi kiri dan kanan, margin (kiri:4cm, kanan, atas dan bawah :3cm). 2. Untuk Judul Tabel : Karakter yang dipakai Times New Roman (TNR), dengan ukuran 10, jarak antar baris 1spasi, justifikasi di atas kiri, nomor table berlanjut. 3. Untuk Judul Gambar : Karakter yang dipakai Times New Roman (TNR), dengan ukuran 10, jarak antar baris 1spasi, justifikasi di tengah bawah gambar, nomor gambar berlanjut. 4. Untuk Judul Sub Bab : Karakter yang dipakai Times New Roman (TNR), dengan ukuran 12, cetak tebak dan jarak antar baris dengan judul bab dan teks 3 spasi. 5. Untuk Tulisan kaki : Karakter yang dipakai Times New Roman (TNR), dengan ukuran 10, cetak miring 1 baris dan diberi garis di atas. 6. Untuk halaman isi 7. Untuk header footer : nomor berlanjut : lihat contoh

Susunan Laporan Tugas Akhir 1. Bagian Awal Bagian ini terdiri dari, a. Halaman Judul (dalam bahasa Indonesia dan bahasa inggris) b. Lembar Pengesahan (judul SK dalam bahasa Indonesia dan bahasa inggris) c. Lembar Persembahan (jika diperlukan) d. Abstrak (dalam bahasa Indonesia dan bahasa inggris) e. Kata Pengantar f. Daftar Isi g. Daftar Istilah (jika diperlukan) h. Daftar Notasi (jika diperlukan) 22

i. Daftar Tabel j. Daftar Gambar k. Daftar Lampiran Penomoran halaman pada bagian ini menggunakan angka romawi kecil (i,ii,iii)

2. Bagian Inti 1. Bagian ini merupakan bagian utama/substansi dari pembahasan SK, sehingga struktur dan sistematikanya harus disesuaikan dengan topik pembahasan atau bidang kajian tugas akhir. Secara lebih rinci, pembahasan dan sistematika penulisan SK, mengikuti arahan dari masing-masing pembimbing. 2. Secara garis besar, isi dan pokok bahasan dalam penulisan SK dapat mengikuti sistematika sebagai berikut : Bab pertama : Merupakan bab pendahuluan, menguraikan latar belakang pemilihan topik, perumusan masalah, tujuan umum dan khusus, ruang lingkup penelitian dan pembatasan masalah, lokasi objek SK, garis besar metode penyelesaian masalah, manfaat yang akan didapat, dan sistematika penulisan keseluruhan SK. Bab kedua : Berisi studi pustaka/literatur, memaparkan rangkuman kritis atas pustaka yang menunjang penyusunan/penelitian, meliputi pembahasan tentang topik yang akan dikaji lebih lanjut dalam SK. Bab ketiga : Menguraikan tentang metodologi, yaitu metode yang digunakan untuk

menyelesaiakan masalah/penelitian, meliputi prosedur, pengambilan sampel dan pengumpulan data, pengumpulan data, teknik analisis data atau teknis perancangan. Bab keempat : Berisi analisis data, perhitungan-perhitungan analisis atau perancangan, serta interpretasi dan pembahasan hasil perhitungan. Bab kelima : Berisi kesimpulan dari seluruh analisis data dan pembahasan hasil

perhitungan/penelitian. Isi kesimpulan harus menjawab permasalahan dan tujuan yang telah ditetapkan dalam SK. Serta berisi saran-saran atau opini yang berkaitan dengan SK.

23

3. Penomoran halaman pada bagian inti menggunakan angka arab (1,2,3) dengan nomor yang berlanjut. 3. Bagian Akhir Terdiri dari, a. Daftar Pustaka b. Lampiran c. Riwayat hidup penulis, tanpa foto Contoh penulisan daftar pustaka (menurut Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa) : Budiadi, Andri. 2008. Desain Praktis Beton Prategang. Yogyakarta : Penerbit Andi Hendarsin, Shirley L. 2008. Penuntun Praktis Perencanaan Teknik Jalan Raya. Bandung : Politeknik Negeri Bandung McCormac, Jack C. 2001. Desain Beton Bertulang Jilid 1. (terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga Willard, B.K. 2005. Project Success : Looking Beyond Traditional Project Metrics (online). http://www.maxwideman.com/guest/metrics/ abstract.htm [November 2007] Selanjutnya, mahasiswa diharapkan dapat menerapkan materi kuliah Tata Tulis Laporan yang telah dipelajari pada semester yang lalu.

24