panduan praktikum ilmu dasar keperawatan iiners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/ilmu dasar... ·...

36
PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN II PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER 2017

Upload: others

Post on 02-Aug-2021

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN IIners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Ilmu Dasar... · 2020. 11. 30. · 1. Anamnesis tanda peradangan 2. Pengukuran tanda-tanda vital

PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN II

PROGRAM STUDI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2017

Page 2: PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN IIners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Ilmu Dasar... · 2020. 11. 30. · 1. Anamnesis tanda peradangan 2. Pengukuran tanda-tanda vital

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN II

No. 0080117211

Status Dokumen : Master Salinan No. Nomor Revisi : 00 Tanggal Terbit : 12 Agustus 2017 Jumlah Halaman :

Dibuat oleh : Diperiksa oleh:

Nama Ns. Susi Wahyuning Asih, M.Kep.

Nama Ns. Susi Wahyuning A, M.Kep.

Jabatan PJMK Jabatan Ka Prodi Profesi Ners

Tanggal 6 Agustus 2017 Tanggal 9 Agustus 2017

Disetujui oleh:

Nama Ns. Awatiful Azza, M.Kep., Sp.Kep.Mat Jabatan Dekan Tanggal 10 Agustus 2017

Isi dokumen ini sepenuhnya merupakan rahasia Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember dan tidak boleh diperbanyak, baik sebagian maupun seluruhnya kepada pihak lain tanpa ijin tertulis dari Rektor Universitas Muhammadiyah Jember.

Kode Dokumen: 0080117111

Page 3: PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN IIners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Ilmu Dasar... · 2020. 11. 30. · 1. Anamnesis tanda peradangan 2. Pengukuran tanda-tanda vital

DAFTAR REVISI

No.Rev Tanggal Halaman Tertulis Revisi

Page 4: PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN IIners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Ilmu Dasar... · 2020. 11. 30. · 1. Anamnesis tanda peradangan 2. Pengukuran tanda-tanda vital

DAFTAR ISI

Halaman Judul dan Persetujuan

……………………………………………………………. 1

Daftar Revisi

……………………………………………………………. 2

Daftar Isi

Visi dan Misi Kemampuan Akhir Yang

Diharapkan

…………………………………………………………….

……………………………………………………………. …………………………………………………………….

3

4 5

Deskripsi Mata Kuliah

Isi Modul

…………………………………………………………….

…………………………………………………………….

6

7

Page 5: PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN IIners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Ilmu Dasar... · 2020. 11. 30. · 1. Anamnesis tanda peradangan 2. Pengukuran tanda-tanda vital

VISI MISI PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

VISI PROGRAM STUDI NERS Menjadi program studi unggul dalam pendidikan profesi keperawatan yang berjiwa

entrepreneur di tingkat Asia Tenggara berdasarkan nilai-nilai ke-Islaman tahun 2030

MISI PROGRAM STUDI NERS

1. Menyelenggarakan pendidikan keperawatan yang profesional, berkualitas, dan bermartabat serta menghasilkan lulusan berdaya saing di tingkat Asia Tenggara.

2. Menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat berdasarkan nilai-nilai ke-islaman yang berkonsentrasi kepada pengembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi bidang keperawatan.

3. Menyelenggarakan dan mengembangkan atmosfir akademik yang kondusif, dan berfikir kritis guna menghasilkan lulusan sebagai tenaga keperawatan profesional yang berjiwa entrepreneurship mengedepankan nilai nilai keislaman.

4. Menyelengarakan sistem manajemen kinerja berbasis standar mutu pendidikan tinggi

5. Menyelenggarakan kerjasama kemitraan lintas program dan lintas sektoral dalam upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang keperawatan.

TUJUAN PROGRAM STUDI NERS

1. Menghasilkan lulusan perawat profesional yang kreatif, kompetetif, bermoral,

berwawasan luas, dan mampu beradaptasi dengan lingkungannya, dan mampu

bersaing di tingkat Asia Tenggara.

2. Menghasilkan lulusan yang berjiwa entrepeneur yang berpegang teguh pada nilai-nilai

Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.

3. Menghasilkan penelitian secara aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, serta keterampilan keperawatan.

4. Menghasilkan kegiatan pengabmas yang secara dinamis mampu menyelesaikan

masalah-masalah kesehatan dan atau keperawatan yang dihadapi masyarakat sebagai

upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

5. Terwujudnya atmosfir akademik yang kondusif berbasis budaya akademik islami

(BUDAI).

6. Menghasilkan sistem manajemen kinerja berbasis standar akreditasi

7. Terjalinnya kerjasama lintas program dan lintas sektoral dalam bidang kesehatan dan keperawatan

Mengetahui

Ns. Awatiful Azza, M.Kep., Sp.Kep.Mat.

Page 6: PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN IIners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Ilmu Dasar... · 2020. 11. 30. · 1. Anamnesis tanda peradangan 2. Pengukuran tanda-tanda vital

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIRENCANAKAN

Kemampuan Akhir

yang direncanakan

Indikator Isi Modul

1. Menjelaskan konsep

dasar keperawatan

yang berlandaskan

nilai-nilai Islam

1.1. Menguraikan paradigma

Keperawatan dalam Islam

1.2. Menyimpulkan komponen-

komponen Paradigma

Keperawatan dalam Islam

1.3. Mengurutkan prinsip-

prinsip Islam dalam

Kesehatan.

1.4. Menguraikan peran

Keperawatan dalam Islam

Bab 1: Konsep dasar

keperawatan yang

berlandaskan nilai-nilai

Islam

A. Pendahuluan

1. Paradigma

Keperawatan dalam

Islam

2. Komponen-

komponen

Paradigma

Keperawatan dalam

Islam

3. Prinsip-prinsip Islam

dalam Kesehatan.

4. Peran Keperawatan

dalam Islam

B. Kesimpulan

C. Latihan soal

D. Daftar Pustaka

2. Menjelaskan konsep

pengkajian

keperawatan secara

komprehensif yang

mencakup

Peradangan (PP4,

PP7)

2.1 Membedakan auto

anamnesis dan allo

anamnesis

Bab 2: Konsep

pengkajian keperawatan

A. Pendahuluan

1. Anamnesis tanda

peradangan

2. Pengukuran tanda-

tanda vital dalam

peradangan

3. Pengukuran

kesadaran yg sesuai

4. Pengukuran

produksi urin

5. Pengkajian tanda

radang

6. Pemeriksaan fisik

tanda radang

B. Kesimpulan

C. Latihan soal

D. Daftar pustaka

2.2 Mengklasifikasi pengukuran

suhu

2.3 Mempolakan pengukuran

frekuensi, irama, denyut dan

tekanan nadi sesuai dengan

peradangan

2.4 Mengkategorikan konsep

penghitungan respirasi

(irama, kedalaman,

frekuensi, jenis), penilaian

tanda radang

2.5 Mengklasifikasi dan

menghitung pengukuran

tekanan darah (sistole,

diastole, MAP)

2.6 Menyimpulkan peradangan

(kualitatif, kuantitatif)

JUDUL MODUL: DASAR KEPERAWATAN2

Page 7: PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN IIners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Ilmu Dasar... · 2020. 11. 30. · 1. Anamnesis tanda peradangan 2. Pengukuran tanda-tanda vital

2.7 Menentukan pengukuran produksi urine(kualitatif,

kuantitatif)

2.8 Membedakan pengukuran

peradangan

2.9 Menyimpulkan pemeriksaan

fisik kepala, leher, dada,

abdomen, ekstremitas dan

genetalia

3. Menjelaskan konsep

prosedur intervensi

dalam pemberian

medikasi oral,

parenteral, topikal

dan suppositori

dengan menerapkan

prinsip benar (PP4,

PP7)

3.1. Mengurutkan prinsip

pemberian medikasi 5W

dan 1 T

Bab 3 konsep pemberian

obat

A. Pendahuluan

1. Prinsip pemberian

obat

2. Pemberian obat oral

3. Pemberian obat

parenteral

4. Pemberian obat

topical

5. Pemberian obat

suppositoria

B. Kesimpulan

C. Latihan soal

D. Daftar pustaka

3.2. Membedakan prosedur

pemberian medikasi

parenteral (IV, IM, SC, IC)

3.3. Membandingkan prosedur

pemberian medikasi oral

dan sublingual

3.4. Menyimpulkan prosedur

pemberian medikasi

topikal dan suppositoria

4. Menjelaskan konsep

prosedur intervensi

perawatan luka

sederhana dan

hecting (PP4, PP7)

4.1. Membedakan tahapan

penyembuhan luka Bab 4 konsep perawatan

luka dan hecting

A. Pendahuluan

1. Tahapan

penyembuhan luka

2. Konsep perawatan

luka sederhana

3. Prinsip hecting

B. Kesimpulan

C. Latihan soal

D. Daftar pustaka

4.2. Membedakan prinsip

perawatan luka

4.3. Menguraikan konsep

hecting

Page 8: PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN IIners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Ilmu Dasar... · 2020. 11. 30. · 1. Anamnesis tanda peradangan 2. Pengukuran tanda-tanda vital

DESKRIPSI MATA KULIAH

Ilmu Dasar keperawatan II (MJU.KEP-45)

1. Tinjauan Mata Kuliah :

a. Diskripsi singkat (abstraksi) mata kuliah secara keseluruhan.

Mata kuliah ini membahas tentang prosedur keperawatan yang menjadi dasar ilmiah

dalam praktik keperawatan yang mencakup pengukuran tanda vital, pengkajian

keperawatan dan pemeriksaan fisik dan prosedur pemberian medikasi. Pengalaman

belajar meliputi pembelajaran di kelas,laboratorium keperawatan, dan klinik.

b. Manfaat mata kuliah bagi mahasiswa (berkaitan dengan profesi kerja, matakuliah

selanjutnya, praktikum, dll).

Perawat sebagai bagian dari integral pelayanan kesehatan, terutama memberikan

pelayanan kesehatan di tatanan rumah sakit atau klinik. Mata kuliah ini akan

memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang dasar keperawatan2 yang mana

mahasiswa akan mampu memenuhi kebutuhan dasar manusia meliputi pemeriksaan

TTV, Pemeriksaan fisik, pemberian medikasi dan perawatan luka dan hecting.

Page 9: PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN IIners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Ilmu Dasar... · 2020. 11. 30. · 1. Anamnesis tanda peradangan 2. Pengukuran tanda-tanda vital

ISI MODUL

Bab 1: Konsep dasar keperawatanyang berlandaskan nilai-nilai Islam

A. Pendahuluan

Islam menetapkan tujuan pokok kehadirannya untuk memelihara agama, jiwa,

akal, jasmani, harta, dan keturunannya. Setidaknya tiga dari yang disebut di atas

berkaitan dengan kesehatan. Tidak heran jika ditemukan bahwa islam amat kaya

tentang tuntunan kesehatan. Kesehatan merupakan unsur yang penting di dalam

kehidupan, islam pun memberikan penjelasan-penjelasan lewat Al-Quran

maupun hadits yang berkaitan tentang pentingnya kesehatan. Firman Allah

berkaitan tentang menjaga kesehatan:

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan

menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222)

Keperawatan merupakan salah satu profesi yang memberikan pelayanan

kesehatan. Keperawatan Islam digali nilai-nilai agama Islam dalam keperawatan

dari sumber yang merupakan keyakinan umat Islam yaitu Alqur’an dan Hadist.

Karena nilai-nilai Islam adalah universal maka untuk dapat mengembangkan

Keperawatan yang Islami harus dimulai pada tataran falsafah atau keyakinan

yang paling tinggi dalam profesi keperawatan yaitu “Paradigma Keperawatan

Islam”. Berkaitan dengan hal tersebut perlunya materi paradigma keperawatan

dalam Islam diberikan pada MK Dasar keperawatan2.

1. Paradigma Keperawatan dalam Islam

Paradigma keperawatan dalam Islam adalah cara pandang, persepsi,

keyakinan, nilai-nilai dan konsep-konsep dalam menyelenggarakan profesi

keperawatan yang melaksanakan sepenuhnya prinsip dan ajaran Islam.

2. Komponen-komponen Paradigma Keperawatan dalam Islam

Paradigma Keperawatan Islam di bangun melalui empat komponen besar,

yaitu: manusia dan kemanusiaan, lingkungan, sehat dan kesehatan serta

keperawatan.

a. Manusia dan Kemanusiaan

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang terbaik dan bentuknya dan

dimulaikan Allah, terdiri atas jasad, nuh dan psikologis, dimana makhluk

lainnya yang berada di langit dan di bumi ditundukkan oleh Allah kepada

Page 10: PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN IIners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Ilmu Dasar... · 2020. 11. 30. · 1. Anamnesis tanda peradangan 2. Pengukuran tanda-tanda vital

manusia kecuali iblis yang menyombongkan diri. Yang terdapat dalam

Surah At-tin (95 : 4)

artinya : “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk

yang sebaik-baiknya”.

(QS. Shaad: 72)

“Maka apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya telah meniupkan

kedalamnya ruh (ciptaanKu) maka tundukklah kamu kepadanya dengan

bersujud”.

Manusia sebagai salah satu mahluk ciptaan Allah terdiri atas beberapa

komponen yang meliputi jasad (fisik), ruh dan nafs (jiwa), berikut

penjelasannya:

1) Jasad (Fisik)

Komponen fisik adalah komponen jasad / bentuk, yang dapat makan dan

minum, berjalan, mendengar, melihat, dan berusaha untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Penyakit jasad : TBC, Pusing, Maag.

2) Ruh

(QS. Shaad 38 : 72)

“Maka apabila telah kusempurnakan kejadiannya (manusia) dan

kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan) Ku; maka hendaklah kamu

(malaikat, jin dan iblis) tunduk dengan bersujud”.

Penyakit ruh: malas, dengki, iri, buruk sangka, bohong, sombong,

dendam.

3) Nafs (Jiwa)

(QS. Ar-Ra’d 13 : 28).

Dalam ayat tersebut jiwa merupakan salah satu komponen yang terdapat

pada manusia dan menjadi tentram jika selalu mengingat Allah. Manusia

dalam siklus hidupnya melalui proses reproduksi hingga regenerasi

meliputi fase : pernikahan, kehamilan, kelahiran, nifas, tumbuh kembang

dan kematian, lebih abadi di alam akhirat. Manusia sebagai makhluk

Allah memiliki peran dan fungsi sebagai khalifah dan hamba Allah.

b. Lingkungan

Unsur lingkungan dibagi dalam lingkungan internal dan lingkungan

eksternal. Lingkungan internal dan eksternal akan mempengaruhi sikap dan

perilaku manusia termasuk persepsinya terhadap sehat sakit. Manusia

Page 11: PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN IIners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Ilmu Dasar... · 2020. 11. 30. · 1. Anamnesis tanda peradangan 2. Pengukuran tanda-tanda vital

sebagai makhluk sosial mempunyai hubungan yang dinamis dengan

lingkungannya serta tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya tersebut.

Lingkungan dibagi menjadi lingkungan internal dan eksternal.

1) Lingkungan Internal

Lingkungan internal meliputi genetika, struktur fungsi tubuh, psikologis

dan internal spiritual yang dimaksud genitika adalah lingkungan dalam

diri manusia yang mempengaruhi unsur-unsur sifat dan struktur fungsi

tubuh. Struktur fungsi tubuh merupakan lingkungan yang berada dalam

diri manusia, didalamnya berisi tulang-belulang, daging, darah dan

sebagainya. Psikologis merupakan lingkungan internal dalam diri

manusia yang memiliki peran penting dalam pengendalian diri manusia,

sehingga manusia senantiasa berada dalam ketaqwaan, ketentraman,

kesucian melalui pendekatan diri kepada Allah SWT. Sedangkan

lingkungan internal spiritual (kesucian hati; bebas dari syirik, tidak

berdusta, bersikap tawadlu) merupakan faktor terpenting dalam

kehidupan manusia karena sebagai modal dasar, keimanan. Fungsi

lingkungan internal spiritual ini memberikan nuansa keimanan dalam

melaksanakan profesi keperawatan.

2) Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal adalah segala sesuatu yang berada di luar diri

manusia yang secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi

pelaksanaan profesi keperawatan, didalamnya terdiri atas: biologis, fisik,

sosial dan spiritual.

c. Sehat dan Kesehatan

Islam mendorong umat manusia yang beriman untuk mencapai sesuatu

yang baik bagi mereka di dunia dan di akhirat untuk mencapai tujuan

tersebut diperlukan ilmu dan amal saleh dan sebagai prasyarat yang harus

dimiliki adalah sehat / kesehatan. Manusia yang sehat adalah manusia yang

sejahtera dan seimbang secara berlanjut dan penuh daya mampu. Dengan

kemampuannya itu ia dapat menumbuhkan dan mengembangkan kualitas

hidupnya seoptimal mungkin. Dalam Islam terdapat 4 faktor yang

mempengaruhi kesehatan yaitu perilaku lingkungan, pelayanan kesehatan

dan keturunan.

Page 12: PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN IIners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Ilmu Dasar... · 2020. 11. 30. · 1. Anamnesis tanda peradangan 2. Pengukuran tanda-tanda vital

Upaya Kesehatan dalam Al-Qur’an maupun hadits, telah diperingatkan

akan pentingnya memperhatikan kesehatan baik dalam konteks upaya

promotfi, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

d. Keperawatan

Keperawatan adalah suatu manifesatikan dari ibadah yang berbentuk

pelayanan profesional dan merupakan bagian integral dari pelayanan

kesehatan yang didasarkan pada keimanan, keilmuan, dan amal serta kiat

keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-kultural-spiritual yang

komprehensif, ditunjukkan kepada individu keluarga dan masyarakat, baik

sehat maupun sakit yang mencakup seluruh siklus kehidupan manusia.

Keperawatan Islam tidak dapat dipisahkan dari ajaran Islam secara

keseluruhan. Berbagai dalil dalam Al-Qur’an dan Hadits juga Tarikh Islam

diyakini bahwa keperawatan Islam ada sejak jaman nabi Adam. Untuk

dapat memberikan asuhan keperawatan kepada klien, perawat dituntut

memiliki keterampilan intelektual, interpersonal, tehnikal serta memiliki

kemampuan berdakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar.

3. Prinsip-prinsip Islam dalam Kesehatan

Islam pun mengajarkan beberapa prinsip tentang kesehatan. Prinsip-prinsip

ini adalah sebagai berikut:

1. Agama Islam bertujuan memelihara agama, jiwa, akal, kesehatan dan

harta benda umat manusia

2. Anggota badan dan jiwa manusia merupakan milik Allah

3. Justice

4. Mengutamakan peluang hidup yang lebih tinggi

4. Peran Keperawatan dalam Islam

a. Mengintegrasikan Nilai-nilai Keislaman dalam Ilmu Keperawatan

Islam mengajarkan kita beberapa aspek nilai-nilai yang dapat menjadikan

manusia itu terlihat baik disisi Allah SWT. Oleh karena itu nilai-nilai

keislaman perlu di integrasikan terhadap ilmu keperawatan yang

berkembang pada saat ini. Adanya pengintegrasian ini dimaksudkan akan

terciptanya seorang perawat yang bercirikan agama Islam.

b. Mengaplikasikan Nilai-nilai Keislaman dalam Ilmu Keperawatan

Setelah adanya pengintegrasian maka perlu adanya realisasi dari pada nilai-

nilai tersebut untuk diaplikasikan terhadap praktik keperawatan, misalnya

Page 13: PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN IIners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Ilmu Dasar... · 2020. 11. 30. · 1. Anamnesis tanda peradangan 2. Pengukuran tanda-tanda vital

ketika seorang perawat mendapati pasien yang beragama islam, dan pasien

tersebut memiliki penyakit yang apabila terkena air maka penyakit tersebut

bertambah. Maka seorang perawat tersebut perlu untuk mengajarkan

bertayamum kepada pasien/klien agar klien tidak bertambah sakitnya,

namun tidak pula meninggalkan ibadahnya.

B. Kesimpulan

Islam telah mengajarkan tentang keperawatan yang memberikan pelayanan

komprehensif, baik bio-psiko, sosio-kultural yang ditunjukkan kepada indivivu

maupun masyarakat. Manusia sebagai perawat adalah ciptaan Allah yang paling

mulia dan sempurna terdiri dari jasad, ruh, dan nafs, dan memiliki iman, ilmu dan

mempunyai kewajiban untuk mengamalkannya demi kemaslahatan umat. Untuk

dapat memberikan asuhan keperawatan kepada klien, perawat dituntut memiliki

keterampilan intelektual, interpersonal, teknikal serta memiliki kemampuan

berdakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar.

C. Latihan soal

1) Keyakinan perawat terhadap nilai-nilai keperawatan yang menjadi pedoman

dalam memberikan asuhan keperawatan, baik kepada individu, keluarga,

kelompok maupun masyarakat disebut ….

A. Teori keperawatan

B. Paradigma keperawatan

C. Falsafah keperawatan

D. Model keperawatan

2) Cara pandang secara global yang dianut atau dipakai oleh mayoritas kelompok

keperawatan atau menghubungkan berbagai teori yang membentuk suatu

susunan yang mengatur hubungan diantara teori guna mengembangkan model

konseptual dan teori-teori keperawatan sebagai kerangka kerja keperawatan

adalah ….

A. Teori Keperawatan

B. Paradigma keperawatan

C. falsafah keperawatan

D. Model Keperawatan

3) Unsur atau elemen yang bukan membentuk paradigma keperawatan adalah

A. Kesehatan

B. Manusia

Page 14: PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN IIners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Ilmu Dasar... · 2020. 11. 30. · 1. Anamnesis tanda peradangan 2. Pengukuran tanda-tanda vital

C. Sehat-sakit

D. Lingkungan

4) Unsur keempat dalam paradigma, yaitu suatu agregata dari seluruh kondisi dan

pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu

organisme yang disebut sebagai ….

A. Keperawatan

B. Manusia

C. Sehat-sakit

D. Lingkungan

5) Manusia dalam konsep paradigma keperawatan, dipandang sebagai individu

yang utuh dan kompleks, dimana manusia merupakan sekumpulan oragan

tubuh yang mempunyai fungsi yang terintegrasi, merupakan ciri manusia

dilihat sebagai makhluk….

A. hidup

B. psiko

C. sosial

D. spiritual

6) Manusia dalam konsep paradigma keperawatan, dipandang sebagai individu

yang utuh dan kompleks, dimana manusia mempunyai sifat-sifat yang tidak

dimiliki oleh makhluk lain, merupakan ciri manusia dilihat sebagai makhluk

A. hidup

B. psiko

C. sosial

D. spiritual

7) Manusia dalam konsep paradigma keperawatan, dipandang sebagai individu

yang utuh dan kompleks, dimana manusia mempunyai hubungan dengan

kekuatan di luar dirinya hubungan dengan Tuhannya dan mempunyai

keyakinan dalam hidupnya, merupakan ciri manusia dilihat sebagai makhluk

A. hidup

B. psiko

C. sosial

D. spiritual

Page 15: PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN IIners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Ilmu Dasar... · 2020. 11. 30. · 1. Anamnesis tanda peradangan 2. Pengukuran tanda-tanda vital
Page 16: PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN IIners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Ilmu Dasar... · 2020. 11. 30. · 1. Anamnesis tanda peradangan 2. Pengukuran tanda-tanda vital

D. Daftar Pustaka

1. Departemen Agama RI. 2005. AL-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: PT

Syamil Media Cipta

2. Sumijatun, (2010). Konsep Dasar menuju Keperawatan Profesional.Trans

Info Media. Jakarta.

3. Hidayat, A., 2009, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Salemba Medika,

Jakarta

4. Ali, Z., 2001, Dasar-dasar Keperawatan Profesional, Widya Medika, Jakarta

5. Gaffar, J., 1999, Pengantar Keperawatan Profesional, Buku Kedokteran

EGC, Jakarta

6. Asmadi, 2008, Konsep Dasar Keperawatan, Buku Kedokteran EGC, Jakarta

7. Simamora, R., 2009, Buku Ajar Pendidikan Dalam Keperawatan, Buku

Kedokteran EGC, Jakarta

8. Kustanto, 2004, Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional,

Buku Kedokteran EGC, Jakarta

9. Budiono, Sumirah Budi P. (2015). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:

Bumi Medika.

10. Kozier,Erb,Berman,& Snyder. (2011). Buku Ajar Fundamental

Keperawatan:Konsep, Proses & Praktik,ed.7.Vol.1. Jakarta: EGC.

Page 17: PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN IIners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Ilmu Dasar... · 2020. 11. 30. · 1. Anamnesis tanda peradangan 2. Pengukuran tanda-tanda vital

Bab 2: Konsep pengkajian keperawatan

A. Pendahuluan

Perawat dalam menegakkan diagnosis keperawatan pada pasien harus menguasai

teknik dalam anamnesis dan pemeriksaan fisik. Ketrampilan dalam melakukan

anamnesis telah dibahas dalam skills lab sebelumnya, selanjutnya mahasiswa

dituntut untuk dapat melakukan pemeriksaan fisik yang baik. Pemeriksaan fisik

meliputi menilai kesan umum, tanda vital dan sistem organ secara sistematis.

Pemeriksaan tanda vital terdiri dari pemeriksaan tekanan darah, nadi, laju

pernafasan (respiratory rate) dan suhu. Kemampuan yang diharapkan untuk

dikuasai setelah pembelajaran adalah mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan

tekanan darah, nadi, laju pernafasandan suhudengan baik, terstruktur dan benar

serta mampu menginterpretasikan data yang didapat untuk membuat langkah

diagnostik selanjutnya mampu.

1. Anamnesis

Anamnesis adalah suatu kegiatan wawancara antara pasien/keluarga pasien

dan dokter atau tenaga kesehatan lainnya yang berwenang untuk memperoleh

keterangan-keterangan tentang keluhan dan penyakit yang diderita pasien

Anamnesa dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

a. Auto-anamnesa yaitu kegiatan wawancara langsung kepada pasien karena

pasien dianggap mampu tanya jawab

b. Allo-anamnesa yaitu kegiatan wawancara secara tidak langsung atau

dilakukan wawancara/tanya jawab pada keluarga pasien atau yang

mengetahui tentang pasien.

c. Allo-anamnesa dilakukan karena;

1) Pasien belum dewasa (anak-anak yang belum dapat mengemukakan

pendapat terhadap apa yang dirasakan)

2) Pasien dalam keadaan tidak sadar karena sesuatu

3) Pasien tidak dapat berkomunikasi

4) Pasien dalam keadaan gangguan jiwa

Page 18: PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN IIners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Ilmu Dasar... · 2020. 11. 30. · 1. Anamnesis tanda peradangan 2. Pengukuran tanda-tanda vital

2. Pengukuran tanda-tanda vital

Pemeriksaan tanda vital terdiri dari pemeriksaan: tekanan darah, frekuensi

nadi,respirasi dan suhu, yang secara lengkap diuraikan di bawah ini:

a. Pemeriksaan Tekanan darah

Metode klasik memeriksa tekanan ialah dengan menentukan tinggi kolom

cairan yang memproduksi tekanan yang setara dengan tekanan yang diukur.

Alat yang mengukur tekanan dengan metode ini disebut manometer. Alat

klinis yang biasa digunakan dalam mengukur tekanan adalah

sphygmomanometer, yang mengukur tekanan darah. Dua tipe tekanan

gauge dipergunakan dalam sphygmomanometer. Pada manometermerkuri,

tekanan diindikasikan dengan tinggi kolom merkuri dalam tabung kaca.

Pada manometer aneroid, tekanan mengubah bentuk tabung fleksibel

tertutup, yang mengakibatkan jarum bergerak ke angka.

Penilaian tekanan darah berdasarkan The Joint National Committe VII

(JNC-VII) adalah:

b. Pemeriksaan nadi/arteri

Jantung bekerja memompa darah ke sirkulasi tubuh (dari ventrikel kiri) dan

ke paru (dari ventrikel kanan). Melalui ventrikel kiri, darah disemburkan

melalui aorta dan kemudian diteruskan ke arteri di seluruh tubuh. Sebagai

akibatnya, timbullah suatu gelombang tekanan yang bergerak cepat pada

arteri dan dapat dirasakan sebagai denyut nadi. Dengan menghitung

frekuensi denyut nadi, dapat diketahui frekuensi denyut jantung dalam 1

menit.

Hasil pemeriksaan nadi/arteri:

1) Jumlah frekuensi nadi per menit (Normal pada dewasa: 60-100

kali/menit)

2) Takikardia bila frekuensi nadi > 100 kali/menit, sedangkan bradikardia

bila frekuensi

Page 19: PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN IIners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Ilmu Dasar... · 2020. 11. 30. · 1. Anamnesis tanda peradangan 2. Pengukuran tanda-tanda vital

3) nadi< 60 kali/menit

4) Irama nadi: Normal irama teratur

5) Pengisian: tidak teraba, lemah, cukup (normal), kuat, sangat kuat

6) Kelenturan dinding arteri: elastis dan kaku

7) Perbandingan nadi/arteri kanan dan kiri (Normal: nadi kanan dan kiri

sama)

8) Perbandingan antara frekuensi nadi/arteri dengan frekuensi denyut

jantung (Normal: tidak ada perbedaan).\

c. Pemeriksaan Pernapasan

Bernafas adalah suatu tindakan involunter (tidak disadari), diatur oleh

batang otak dan dilakukan dengan bantuan otot-otot pernafasan, Saat

inspirasi, diafragma dan otot-otot interkostalis berkontraksi, memperluas

kavum thoraks dan mengembangkan paru-paru. Dinding dada akan

bergerak ke atas, ke depan dan ke lateral, sedangkan diafragma terdorong

ke bawah. Saat inspirasi berhenti, paru-paru kembali mengempis,

diafragma naik secara pasif dan dinding dada kembali ke posisi semula.

Interpretasi pemeriksaan frekuensi dan irama pernapasan:

1) Frekuensi: Hitung frekuensi pernafasan selama 1 menit dengan

inspeksi. Pemeriksa juga dapat melakukan konfirmasi pemeriksaan

dengan cara palpasi atau menggunakan stetoskop. Gerakan naik

(inhalasi) dan turun (ekshalasi) dihitung 1 frekuensi napas.

Normalnya frekuensi nafas orang dewasa sekitar 14 – 20 kali per

menit dengan pola nafas yang teratur dan tenang.

2) Irama pernapasan : reguler atau ireguler

d. Pemeriksaan Suhu Tubuh

Suhu merupakan gambaran hasil metabolisme tubuh.Termogenesis

(produksi panas tubuh) dan termolisis (panas yang hilang) secara normal

diatur oleh pusat thermoregulatory hipothalamus. Pemeriksaan suhu dapat

dilakukan di mulut, aksila atau rektal, dan ditunggu selama 3–5 menit.

Pemeriksaan suhu dilakukan denganmenggunakan termometer baik dengan

glass thermometer atau electronic thermometer. Bila menggunakan glass

thermometer, sebelum digunakan air raksa pada termometer harus dibuat

sampai menunjuk angka 35 C atau di bawahnya.

Page 20: PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN IIners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Ilmu Dasar... · 2020. 11. 30. · 1. Anamnesis tanda peradangan 2. Pengukuran tanda-tanda vital

Pengukuran suhu oral biasanya lebih mudah dan hasilnya lebih tepat, tetapi

termometer 0 air raksa dengan kaca tidak seyogyanya dipakai untuk

pengukuran suhu oral, yaitu pada penderita yang tidak sadar, gelisah atau

tidak kooperatif, tidak dapat menutup mulutnya atau pada bayi dan orang

tua.

3. Pengukuran kesadaran

Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang

terhadap rangsangan dari lingkungan, tingkat kesadarankesadaran dibedakan

menjadi:

a. Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya,

dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya..

b. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan

sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.

c. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak,

berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.

d. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon

psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila

dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi

jawaban verbal.

e. Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon

terhadap peradangan.

f. Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap

rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah,

mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya).

Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesadaran dengan hasil seobjektif

mungkin adalah menggunakan GCS (Glasgow Coma Scale). GCS dipakai

untuk menentukan derajat cidera kepala. Reflek membuka mata, respon verbal,

dan motorik diukur dan hasil pengukuran dijumlahkan jika kurang dari 13,

makan dikatakan seseorang mengalami cidera kepala, yang menunjukan

adanya penurunan kesadaran.

Page 21: PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN IIners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Ilmu Dasar... · 2020. 11. 30. · 1. Anamnesis tanda peradangan 2. Pengukuran tanda-tanda vital

GCS (Glasgow Coma Scale) yaitu skala yang digunakan untuk menilai tingkat

kesadaran pasien, (apakah pasien dalam kondisi koma atau tidak) dengan

menilai respon pasien terhadap rangsangan yang diberikan. Respon pasien

yang perlu diperhatikan mencakup 3 hal yaitu reaksi membuka mata , bicara

dan motorik. Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam derajat (score) dengan

rentang angka 1 – 6 tergantung responnya.

Eye (respon membuka mata) :

(4) : spontan

(3) : dengan rangsang suara (suruh pasien membuka mata).

(2) : dengan rangsang peradangan (berikan rangsangan peradangan, misalnya

menekan kuku jari)

(1) : tidak ada respon

Verbal (respon verbal):

(5) : orientasi baik

(4) : bingung, berbicara mengacau ( sering bertanya berulang-ulang )

disorientasi tempat dan waktu.

(3) : kata-kata saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih jelas, namun

tidak dalam satu kalimat. Misalnya “aduh…, bapak…”)

(2) : suara tanpa arti (mengerang)

(1) : tidak ada respon

Motor (respon motorik) :

(6) : mengikuti perintah

(5) : melokalisir peradangan (menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberi

rangsang peradangan)

(4) : withdraws (menghindar / menarik extremitas atau tubuh menjauhi

stimulus saat diberi rangsang peradangan)

(3) : flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada &

kaki extensi saat diberi rangsang peradangan).

(2) : extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh,

dengan jari mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang peradangan).

(1) : tidak ada respon

Page 22: PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN IIners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Ilmu Dasar... · 2020. 11. 30. · 1. Anamnesis tanda peradangan 2. Pengukuran tanda-tanda vital

Hasil pemeriksaan tingkat kesadaran berdasarkan GCS disajikan dalam

simbol EVM, Selanjutnya nilai-nilai dijumlahkan. Nilai GCS yang tertinggi

adalah 15 yaitu E4V5M6 dan terendah adalah 3 yaitu E1V1M1.

4. Pengukuran produksi urin

Proses pembentukan urine terjadi di ginjal dan dikeluarkan melalui vesika

urinaria (kandung kemih). Proses ini merupakan proses pengeluaran cairan

tubuh (output) yang utama. Cairan dalam ginjal disaring pada glomerulus dan

dalam tubulus ginjal untuk kemudian diserap kembali ke dalam aliran darah.

Hasil ekskresi terakhir proses ini adalah urine.

Jika terjadi penurunan volume dalam sirkulasi darah, reseptor atrium jantung

kiri dan kanan akan mengirimkan impuls ke otak, kemudian otak akan

mengirimkan impuls kembali ke ginjal dan memproduksi ADH sehingga

memengaruhi pengeluaran urine, dalam kondisi normal output urine sekitar

0,5-1 cc/KgBB/Jam pada orang dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan

produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat

meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap

mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.

5. Pengkajian peradangan

Menurut International Association for Study of Pain (IASP), peradangan

adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang

didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau

menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.

Teori Specificity “suggest” menyatakan bahwa peradangan adalah sensori

spesifik yang muncul karena adanya injury dan informasi ini didapat melalui

sistem saraf perifer dan sentral melalui reseptor peradangan di saraf

peradangan perifer dan spesifik di spinal cord, secara umum keperawatan

mendefinisikan peradangan sebagai apapun yg menyakitkan tubuh yg

dikatakan individu yg mengalaminya, yg ada kapanpun individu

mengatakannya

Pengkajian peradangan yang factual dan akurat dibutuhkan untuk:

a. Menetapkan data dasar

b. Menegakkan diagnosis keperawatan yang tepat

Page 23: PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN IIners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Ilmu Dasar... · 2020. 11. 30. · 1. Anamnesis tanda peradangan 2. Pengukuran tanda-tanda vital

c. Menyeleksi terapi yang cocok

d. Mengevaluasi respon klien terhadap terapi yang diberikan

Perawat harus menggali pengalaman peradangan dari sudut pandang klien.

Keuntungan pengkajian peradangan bagi klien adalah bahwa peradangan

diidentifikasi, dikenali sebagai sesuatu yang nyata, dapat diukur, dapat

djelaskan, serta digunakan untuk mengevaluasi perawatan.

Hal-hal yang perlu dikaji adalah sebagai berikut:

a. Ekspresi klien terhadap peradangan

b. Klasifikasi pengalaman peradangan

c. Karakteristik peradangan (onset dan durasi, lokasi, skala peradangan dan

keparahan)

6. Pemeriksaan fisik head to toe

Dalam pemeriksaan fisik, terdapat beberapa komponen yang perlu dilakukan,

yaitu inspeksi, perkusi, palpasi dan auskultasi. Adapun cara melakukannya

bisa secara sequential dan dapat pula dengan proper expose.

a. Sequential : per bagian, secara urut dan sistematis dilakukan dengan urutan

dari kepala sampai dengan kaki. Kepala, leher, dada, abdomen/ perut,

tulang belakang, anggota gerak, anal/ anus, alat genital dan sistem saraf.

Penderita akan cepat lelah jika diminta untuk berganti-ganti posisi yaitu

duduk, berbaring, berbalik ke sisi kiri dan seterusnya.

b. Proper Expose / hanya menampakkan atau menyingkapkan bagian yang

tepat/ bagian tertentu saja (bagian yang akan diperiksa), tanpa

mempertunjukkan daerah/ area lainnya. Ketika memeriksa payudara

seorang wanita, perlu untuk memeriksa adanya asimetri dengan melihat

kedua payudara pada saat yang bersamaan. Setelah inspeksi dilaksanakan

dengan lengkap, perawat harus memakaikan pakaian milik pasien untuk

menutupi payudara yang tidak diperiksa. Hal ini untuk menjaga privasi

untuk jangka lama, dalam mempertahankan hubungan yang baik antara

perawat dan pasien.

B. Kesimpulan

Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis

untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang di

hadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan. Jenis

Page 24: PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN IIners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Ilmu Dasar... · 2020. 11. 30. · 1. Anamnesis tanda peradangan 2. Pengukuran tanda-tanda vital

pengkajian diantaranya data subjektif dan objektif, sedangkan untuk sumber data

diantaranya adalah sumber data primer, data sekunder, dan data lainnya

contohnya cacatan medis, konsultan, dan riwayat penyakit. Dalam pengkajian

terdapat area pengkajian yaitu terdapat enam area salah satunya identifikasi

informasi yaitu mengidentifikasi yang bersifat biodata seperti nama, usia,

pekerjaan dan sebagianya. Teknik pengumpulan data dalam pengkajian terdapat

empat teknik, teknik yang pertama adalah wawancara, observasi (pengamatan),

pemeriksaan fisik dan dokumentasi data.

C. Latihan soal

01. Pola pernafasan dengan gambaran pernafasan sangat dalam yang berangsur-

angsur menjadi dangkal dan berhenti sama sekali ( apnoe ) selama beberapa

detik kemudian menjadi dalam lagi disebut ….

A. Biot D. Cheyne stokes

B. Kusmaull E. takhypnoe

C. Bradypnea

02. Bila paru terisi penuh oleh cairan / nanah , maka saat perkusi akan

didapatkan suara:

A. Resonan D. pekak

B. Hipersonan E. hipersonor

C. Sonor

03. Perkusi abdomen pada daerah hati , limfa dan kandung kemih akan

menghasilkan bunyi

A. Timpany D. Flat

B. Dullness E. Resonance

C. Hyperresonance

04. Pengkajian adalah

a. Pengumpulan data

b. Observasi dan pemeriksaan fisik

c. Langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan

d. Menghimpun masalah keperawatan dari pasien

e. Inspeksi, palapasi, perkusi, dan auskultasi

05. Peradangan merupakan data

a. Subyektif

b. Obyektif

c. Primer

d. Sekunder

e. Tersier

06. Seseorang yang mengetahui keadaan klien merupakan sumber data

a. Primer

b. Sekunder

c. Tersier

d. Kuarter

e. Langsung

07. Saat diperiksa didapatkan pembuka mata dengan rangsangan peradangan,

bereaksi fleksi siku pada rangsangan peradangan dan respon verbalnya hanya

merintih. GCS pasien memiliki nilai ….

Page 25: PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN IIners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Ilmu Dasar... · 2020. 11. 30. · 1. Anamnesis tanda peradangan 2. Pengukuran tanda-tanda vital

A. 5 D. 8

B. 6 E. 9

C. 7

D. Daftar pustaka

1. Bate’s Guide To Physical Examination And History Taking, electronic

version

2. Cameron J.R., Skofronick J.G., Grant R.M. 2006. Fisika Tubuh Manusia. Ed.

2. Jakarta :

3. Sagung Seto, pp : 124-125

4. Guyton and Hall. 2007. Fisiologi kedokteran. Ed. 9. Jakarta : EGC, pp : 221-

222

5. Robert M. S., William J. R., and Karen S. Q. Pshychophysiological

recording, electronic version

6. Potter & Perry . 2010. Fundamental Keperawatan. Vol: 2. Jakarta : EGC

Bab 3: Konsep pemberian obat

A. Pendahuluan

Peran perawat dalam pemberian obat dan pengobatan telah berkembang dengan

cepat dan luas seiring dengan perkembangan pelayanan kesehatan. Perawat

diharapkan terampil dan tepat saat melakukan pemberian obat. Tugas perawat

tidak sekedar memberikan pil untuk diminum atau injeksi obat melalui pembuluh

darah, namun juga mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat tersebut.

Oleh karena itu, pengetahuan tentang manfaat dan efek samping obat sangat

penting untuk dimiliki perawat.

Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan mempertahankan

dengan mendorong klien untuk proaktif jika membutuhkan pengobatan. Dengan

demikian, perawat membantu klien membangun pengertian yang benar dan jelas

tentang pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan, dan turut

bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan tentang pengobatan bersama

tenaga kesehatan lainnya.

1. Prinsip pemberian obat

Prosedur yang sesuai dan aman, ingat prinsip 5 benar dalam pengobatan.

Setelah memvalidasi dan menghitung dosis obat dengan benar, pemberian obat

dengan akurat dapat dilakukan berdasarkan prinsip 5 benar, yaitu:

a. Benar Klien

Page 26: PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN IIners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Ilmu Dasar... · 2020. 11. 30. · 1. Anamnesis tanda peradangan 2. Pengukuran tanda-tanda vital

Benar klien berarti bahwa obat yang diberikan memang benar dan sudah

dipastikan harus diberikan kepada klien yang bersangkutan. Kesalahan

identifikasi klien dapat terjadi jika terdapat 2 orang klien dengan nama yang

sama atau mirip berada pada satu ruangan atau unit. Untuk menghindari

kesalahan pemberian, cocokkan selalu nama klien pada papan nama di

tempat tidur klien dengan catatan rekam medik

b. Benar Obat

Benar yang kedua adalah benar obat, yang berarti obat yang diberikan

adalah obat yang memeng diminta untuk diberikan kepada klien tersebut

sesuai dengan dosis yang diinginkan tim medis. Perawat memberikan obat

yang tidak dipersiapkan oleh perawat sendiri. Perawat salah

mengidentifikasi obat untuk mengurangi kesalahan pemberian obat dapat

digunakan sistem “dosis obat per unit”, yaitu pemberian obat yang telah

dipersiapkan dan diberikan label oleh perawat atau apoteker yang

bersangkutan, memeriksa kembali label obat yang akan diberikan dengan

catatan pemberian obat, mengetahui nama generic atau merk dagang obat

serta manfaat obat tersebut diberikan kepada klien, dan mendengarkan

dengan teliti komentar klien tentang obat yang diberikan, misalnya “ ini

tidak seperti obat yang kemarin saya minum.” Bila mendengar hal

demikian, segera tarik obat yang akan diberikan dan cocokkan dengan

catatan pemberian obat atau order obat.

c. Benar Dosis Obat

Benar dosis obat berarti obat yang diberikan memang dosis yang diinginkan

oleh tim medis dan dosis tersebut telah sesuai untuk klien. Kesalahan dosis

obat dapat terjadi bila tim medis memberikan obat yang tidak sesuai dengan

klien, apoteker salah mengeluarkan jumlah obat, perawat salah memberikan

dosis obat, perawat atau asisten perawat salah menuliskan kembali obat-

obatan yang diresepkan oleh tim medis.

d. Benar Waktu Pemberian

Benar yang keempat adalah benar waktu pemberian, artinya adalah

memberikan obat sesuai dengan frekuensi dan waktu yang sudah

ditetapkan. Pembeagian obat yang dilakukan secara rutin sangant bervariasi

pada setiap institusi, misalnya : untuk pemberian obat pagi, diberikan pada

pukul 07.30, 08.00, atau 09.00. Atau waktu pemberian obat dibuat

Page 27: PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN IIners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Ilmu Dasar... · 2020. 11. 30. · 1. Anamnesis tanda peradangan 2. Pengukuran tanda-tanda vital

berdasarkan frekuensi, misalnya : untuk obat yang diberikan 4 kali sehari;

waktu yang digunakan adalah pukul 09.00, 13.00, 17.00, dan 21.00, atau

beberapa institusi menetapkan 08.00, 12.00, 16.00, dan 20.00. Masalah

ketepatan waktu juga sangat berbeda pada beberapa institusi, misalnya ada

institusi yang menganggap pemberian obat setengah jam sampai 1 jam

sebelum atau sesudah waktu yang seharusnya sebagai “tepat waktu”.

e. Benar Cara Pemberian

Benar yang terakhir adalah benar cara pemberian, artinya adalah

memberikan obat sesuai dengan pesanan medis dan cara tersebut aman dan

sesuai untuk klien. Tim medis dalam menuliskan resep atau instruksi harus

menjelaskan cara pemberian obat dengan spesifik. Bila cara pemberian

dinilai kurang tidak atau kurang cocok dengan kondisi klien, segera lakukan

klarifikasi dengan tim medis atau pemberi instruksi tersebut. Untuk

memastikan obat diberikan melalui cara yang sesuai, perawat harus

mengetahui cara pemberian obat yang biasa digunakan dan cara pemberian

obat yang aman bila harus sesuai dengan instruksi yang diberikan. Lakukan

validasi ulang terhadap obat sebelum melakukan pemberian obat.

Dokumentasikan pemberian obat sesuai dengan standar prosedur yang berlaku

di rumah sakit. Pendokumentasian pemberian obat termasuk didalamnya

adalah waktu, cara, dosis, dan area pemberian (intradermal, SC, atau IM).

Dokumentasi yang detail dibutuhkan bila ternyata perawat tidak memberikan

obat tersebut pada waktu seperti biasanya, harus tercantum alasan mengapa

perawat tidak memberikan obat dengan cara semestinya, misalnya ada

perubahan cara pemberian dari IM ke PO, sehingga klien tidak perlu diinjeksi.

2. Pemberian obat oral

Memberikan suatu obat melalui muut adalah cara pemberian obat yang paling

umum tetapi paling bervariasidan memerlukan jalan yang paling rumit untuk

mencapai jaringan. Beberapa obat diabsorbsi di lambung; namun, duodenum

sering merupakan jalan masuk utama ke sirkulasi sistemik karena permukaan

absorbsinya yang lebih besar. Kebanyakan obat diabsorbsi dari saluran cerna

dan masuk ke ahti sebelum disebarkan ke sirkulasi umum. Metabolisme

langakah pertama oleh usus atau hati membatasi efikasi banyak obat ketika

diminum per oral. Minum obat bersamaan dengan makanan dapat

mempengaruhi absorbsi. Keberadaan makanan dalam lambung memperlambat

Page 28: PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN IIners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Ilmu Dasar... · 2020. 11. 30. · 1. Anamnesis tanda peradangan 2. Pengukuran tanda-tanda vital

waktu pengosongan lambung sehingga obat yang tidak tahan asam,

misalnya penisilin menjadi rusak atau tidak diabsorbsi. Oleh karena

itu, penisilin ata obat yang tidak tahan asam lainnya dapat dibuat sebagai salut

enterik yang dapat melindungi obat dari lingkungan asam dan bisa mencegah

iritasi lambung. Hal ini tergantung pada formulasi, pelepasan obat bisa

diperpanjang, sehingga menghasilkan preparat lepas lambat.

3. Pemberian obat parenteral

Penggunaan parenteral digunakan untuk obat yang absorbsinya buruk melalui

saluran cerna, dan untuk obat seperti insulin yang tidak stabil dalam saluran

cerna. Pemberian parenteral juga digunakan untuk pengobatan pasien yang

tidak sadar dan dalam keadaan yang memerlukan kerja obat yang cepat.

Pemberian parenteral memberikan kontrol paling baik terhadap dosis yang

sesungguhnya dimasukkan kedalam tubuh, jenisnya adalah:

a. Intravena (IV): suntikan intravena adalah cara pemberian obat parenteral

yan sering dilakukan. Untuk obat yang tidak diabsorbsi secara oral, sering

tidak ada pilihan. Dengan pemberian IV, obat menghindari saluran cerna

dan oleh karena itu menghindari metabolisme first pass oleh hati. Rute ini

memberikan suatu efek yang cepat dan kontrol yang baik sekali atas kadar

obat dalam sirkulasi. Namun, berbeda dari obat yang terdapat dalam saluran

cerna, obat-obat yang disuntukkan tidak dapat diambil kembali seperti

emesis atau pengikatan dengan activated charcoal. Suntikan intravena

beberapa obat dapat memasukkan bakteri melalui kontaminasi,

menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan karena pemberian terlalu cepat

obat konsentrasi tinggi ke dalam plasma dan jaringan-jaringan. Oleh karena

it, kecepatan infus harus dikontrol dengan hati-hati. Perhatiab yang sama

juga harus berlaku untuk obat-obat yang disuntikkan secara intra-arteri.

b. Intramuskular (IM): obat-obat yang diberikan secara intramuskular dapat

berupa larutan dalam air atau preparat depo khusus sering berpa suspensi

obat dalam vehikulum non aqua seperti etilenglikol. Absorbsi obat dalam

larutan cepat sedangkan absorbsi preparat-preparat depo berlangsung

lambat. Setelah vehikulum berdifusi keluar dari otot, obat tersebut

mengendap pada tempat suntikan. Kemudian obat melarut perlahan-lahan

memberikansuatu dosis sedikit demi sedikit untuk waktu yang lebih lama

dengan efek terapetik yang panjang.

Page 29: PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN IIners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Ilmu Dasar... · 2020. 11. 30. · 1. Anamnesis tanda peradangan 2. Pengukuran tanda-tanda vital

c. Subkutan: suntikan subkutan mengurangi resiko yang berhubungan

dengan suntikan intravaskular. Contohnya pada sejumlah

kecil epinefrin kadang-kadang dikombinasikan dengan suatu obat untuk

membatasi area kerjanya. Epinefrin bekerja sebagai vasokonstriktor lokal

dan mengurangi pembuangan obat seperti lidokain, dari tempat pemberian.

Contoh-contoh lain pemberian obat subkutan meliputi bahan-bahan padat

seperti kapsul silastik yang berisikan kontrasepsi levonergestrel yang

diimplantasi unutk jangka yang sangat panjang.

4. Pemberian obat topical

Pemberian secara topikal digunakan bila suatu efek lokal obat diinginkan

untuk pengobatan. Misalnya, klortrimazol diberikan dalam bentuk krem

secara langsung pada kulit dalam pengobatan dermatofitosis dan atropin

diteteskan langsung ke dalam mata untuk mendilatasi pupil dan memudahkan

pengukuran kelainan refraksi.

5. Pemberian obat suppositoria

50% aliran darah dari bagian rektum memintas sirkulasi portal; jadi,

biotransformasi obat oleh hati dikurangi. Rute sublingual dan rektal

mempunyai keuntungan tambahan, yaitu mencegah penghancuran obat oleh

enzim usus atau pH rendah di dalam lambung. Rute rektal tersebut juga

berguna jika obat menginduksi muntah ketika diberikan secara oral atau jika

penderita sering muntah-muntah.

B. Kesimpulan

Proses pengobatan untuk mencapai tujuan kesembuhan mempunyai cara

pemberian obat yang beragam. Pemilihan rute pemberian obat tentu didasakan

beberapa alasan yang berkaitan dengan tujuan pengobatan tersebut. Terkadang

pertanyaan tentang Rute pemberian obat mana yang lebih cepat memberikan

kesembuhan, bagaimana jalur obat masuk kedalam tubuh sering didengar oleh

petugas kesehatan. Tentu maksud mereka bertanya untuk mengetahui cara

pengobatan yang paling bagus ketika mereka sedang menggunakan obat.

Memang benar bahwa obat masuk kedalam tubuh mempunyai banyak rute/jalur,

namun tujuannya sama yaitu untuk pencegahan, meredakan, atau menyembuhkan

penyakit. Pemilihan rute obat tidak boleh ditentukan oleh pasien meskipun

mereka menginginkan rute pemberian obat tertentu. Sebab menentukannya harus

didasarkan oleh banyak pertimbangan.

Page 30: PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN IIners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Ilmu Dasar... · 2020. 11. 30. · 1. Anamnesis tanda peradangan 2. Pengukuran tanda-tanda vital

C. Latihan soal

1. Perawat Rima lapor ke DPJP via telpon tentang kondisi pasien Balita BB : 20

Kg karena kejang. Terdengar jawaban dokter “berikan Diazepam 10 mg “,

Apakah rute yang paling tepat diberikan perawat Rima agar kejang anak Amir

segera teratasi ?

a. Injeksi secara IV c. Injaeksi secara SC e. Secara oral

b. Injeksi secara IM d. Injeksi secara IC

2. Pasien laki-laki umur 25 tahun berobat di IGD dengan keluhan panas sudah 1

minggu, atas advis dokter pasien mendapat terapi Clroramphenicol 3 x 1 gram.

Dari hasil anamnesa, sebelumnya pasien belum pernah mendapat obat

chloramphenicol dan tidak punya riwayat alergi

Apakah yang dilakukan perawat untuk mencegah terjadinya side effect syock

anafilatik ?

a. Memastikan dengan Tes hipersensitif secara IC sebelum obat dimasukkan

b. Diberikan secara IM karena side effect relatif paling kecil

c. Memberikan obat dengan sangat pelan secara bolus

d. Melakukan oplos obat 2x pengenceran

e. Memberikan obat dengan syringe pump

3. Pukul 10.00 pasien Balita mendapat jadwal pemberian 2 Antibiotik yaitu

Cefotaxim dan Gentamicine

Apakah yang harus dilakukan perawat Ike agar tidak terjadi presipitat akibat

pemberian obat kombinasi ?

a. Flush dengan PZ : sebelum obat masuk, antara pemberian 2 macam obat,

dan sesudah obat masuk

b. Satu jenis obat diberikan secara bolus, satunya didrip pada cairan infus

c. Satu jenis obat diberikan secara IV satunya diberikan secara IM

d. Membuat jarak antara pemberian obat antibiotik sekitar ¼ jam

e. Membuat 2 jalur IV line

4. Perawat Ani, di ruang bangsal anak akan memberikan injeksi Streptomicine

secara IM pada pasien yang dirawat dengan Meningiis TBC

Apakah yang harus dilakukan perawat Ani untuk memastikan bahwa rute

injeksi benar

a. Posisi jarum suntik 90 °, sebelum obat disuntikkan waktu diaspirasi tidak

keluar darah

b. Posisi jarum suntik 15 °, sebelum obat disuntikkan waktu diaspirasi tidak

keluar darah

c. Posisi jarum suntik 45 °, sebelum obat disuntikkan waktu diaspirasi tidak

keluar darah

d. Posisi jarum suntik 45 °, sebelum obat disuntikkan waktu diaspirasi keluar

darah

e. Posisi jarum suntik 90 °, sebelum obat disuntikkan waktu diaspirasi keluar

darah

Page 31: PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN IIners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Ilmu Dasar... · 2020. 11. 30. · 1. Anamnesis tanda peradangan 2. Pengukuran tanda-tanda vital

5. Perawat Eni, di bangsal Bedah sedang menyiapkan Disinfectant keperluan

untuk injeksi,

Apakah disinfektant yang dipilih perawat Ani untuk melakukan disinfeksi

kulit pasien sebelum melakukan injeksi ?

a. Salep Gentamicine 0.3 % d. Povidon 10 %

b. Alkohol 70 % e. Alkohol 90 %

c. Lysol 50 %

D. Daftar pustaka

1. Daniels. 2010. Nursing Fundamental: Caring & Clinical Decision Making.

New York: Delmar Cengage Learning

2. Derrickson B. 2013. Essentials of Anotomy Physiology. Singapore. John

Willey & Sons, Inc.

3. Hall A. 2010. Basic Nursing Seventh Edition. .Missouri: Mosby Elsever

4. Kozier, Barbara. 2008. Fundamentals of Nursing: Concepts, Process and

Practice. New Jersey. Pearson Education

5. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of

Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.

6. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter

Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.

7. Potter, P.A. & Perry,A.G. (2009). Fundamentals of Nursing. 7th Edition.

Singapore:Elsevier Pte.Ltd.

8. Perry AN. 2010. Basic Nursing Seventh Edition.Missouri. Mosby Elsever

9. Perry AG. .2010. Clinical Nursing Skills and Techniques. Missouri. Mosby

Elsever

10. Potter, Patricia Ann et al. 2011. Basic Nursing (7th Ed). Missouri. Mosby

Elsevier

Page 32: PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN IIners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Ilmu Dasar... · 2020. 11. 30. · 1. Anamnesis tanda peradangan 2. Pengukuran tanda-tanda vital

Bab 4 Konsep perawatan luka dan hecting

A. Pendahuluan

Saat iniperawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat pesat

terutama dalam dua dekade terakhir ini. Teknologi dalam bidang kesehatan juga

memberikan kontribusi yang sangat untuk menunjang praktek perawatan luka ini.

Disamping itu pula, isu terkini yang berkait dengan manajemen perawatan luka

ini berkaitan dengan perubahan profil pasien, dimana pasien dengan kondisi

penyakit degeneratif dan kelainan metabolik semakin banyak ditemukan.

Kondisi tersebut biasanya sering menyertai kekompleksan suatu luka dimana

perawatan yang tepat diperlukan agar proses penyembuhan bisa tercapai dengan

optimal. Dengan demikian, perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan

keterampilan yang adekuat terkait dengan proses perawatan luka yang dimulai

dari pengkajian yang komprehensif, perencanaan intervensi yang tepat,

implementasi tindakan, evaluasi hasil yang ditemukan selama perawatan serta

dokumentasi hasil yang sistematis.

1. Tahapan penyembuhan luka

Proses penyembuhan luka tergantung pada jenis jaringan yang rusak serta

penyebab luka tersebut. Beberapa Fase penyembuhan luka, antara lain:

a. Fase inflamasi :

1) Hari ke 0-5

2) Respon segera setelah terjadi injuri

3) Pembekuan darah untuk mencegah kehilangan darah

4) Karakteristik : tumor, rubor, dolor, color, functio laesa

5) Fase awal terjadi haemostasis

6) Fase akhir terjadi fagositosis

7) Lama fase ini bisa singkat jika tidak terjadi infeksi

b. Fase proliferasi or epitelisasi

1) Hari 3 – 14

2) Disebut juga dengan fase granulasi adanya pembentukan jaringan

granulasi pada luka

3) Luka nampak merah segar, mengkilat

4) Jaringan granulasi terdiri dari kombinasi : Fibroblasts, sel inflamasi,

pembuluh darah yang baru, fibronectin and hyularonic acid

Page 33: PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN IIners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Ilmu Dasar... · 2020. 11. 30. · 1. Anamnesis tanda peradangan 2. Pengukuran tanda-tanda vital

5) Epitelisasi terjadi pada 24 jam pertama ditandai dengan penebalan

lapisan epidermis pada tepian luka

6) Epitelisasi terjadi pada 48 jam pertama pada luka insisi

c. Fase maturasi atau remodelling

1) Berlangsung dari beberapa minggu sampai dengan 2 tahun

2) Terbentuknya kolagen yang baru yang mengubah bentuk luka serta

peningkatan kekuatan jaringan (tensile strength)

3) Terbentuk jaringan parut (scar tissue)

4) 50-80% sama kuatnya dengan jaringan sebelumnya

5) Terdapat pengurangan secara bertahap pada aktivitas selular dan

vaskularisasi jaringan yang mengalami perbaikan.

2. Konsep perawatan luka sederhana

Perawatan luka bertujuan untuk meningkatkan proses penyembuhan jaringan

juga untuk mencegah infeksi. Luka yang sering ditemui oleh bidan di klinik

atau rumah sakit biasanya luka yang bersih tanpa kontaminasi misal luka

secsio caesaria, dan atau luka operasi lainnya. Perawatan luka harus

memperhatikan teknik steril, karena luka menjadi port de entre nya

mikroorganisme yang dapat menginfeksi luka.

3. Prinsip hecting

Penjahitan merupakan tindakan menghubungkan jaringan yang terputus atau

terpotong untuk mencegah pendarahan dengan menggunakan benang. Berikut

prinsip–prinsip umum yang harus dilaksanakan dalam penjahitan luka laserasi

adalah sebagai berikut:

a. Penyembuhan akan terjadi lebih cepat bila tepi-tepi kulit dirapatkan satu

sama lain dengan hati-hati. Tegangan dari tepi–tepi kulit harus seminimal

mungkin atau kalau mungkin tidak ada sama sekali. Ini dapat dicapai

dengan memotong atau merapikan kulit secara hati–hati sebelum dijahit.

b. Tepi kulit harus ditarik dengan ringan, ini dilakukan dengn memakai traksi

ringan pada tepi–tepi kulit dan lebih rentan lagi pada lapisan dermal

daripada kulit yang dijahit.

c. Setiap ruang mati harus ditutup, baik dengan jahitan subcutaneus yang

dapat diserap atau dengan mengikutsertakan lapisan ini pada waktu

mmenjahit kulit

Page 34: PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN IIners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Ilmu Dasar... · 2020. 11. 30. · 1. Anamnesis tanda peradangan 2. Pengukuran tanda-tanda vital

d. Jahitan halus tetapi banyak yang dijahit pada jarak yang sama lebih disukai

daripada jahitan yang lebih besar dan berjauhan.

e. Setiap jahitan dibiarkan pada tempatnya hanya selama diperlukan. Oleh

karena itu jahitan pada wajah harus dilepas secepat mungkin (48 jam–5

hari), sedangkan jahitan pada dinding abdomen dan kaki harus dibiarkan

selama 10 hari atau lebih.

f. Semua luka harus ditutup sebersih mungkin.

g. Pemakaian forsep dan trauma jaringan diusahakan seminimal mungkin.

B. Kesimpulan

Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya cedera

atau pembedahan. Luka ini bisa diklasifikasikan berdasarkan struktur anatomis,

sifat, proses penyembuhan dan lama penyembuhan. Luka adalah rusaknya

kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan

yang rusak atau hilang sehingga memerlukan perawatan luka dan bahkan

hecting.

C. Latihan soal

1. Laki-laki usia 35 tahun di rawat diruang bedah dengan keluhan peradangan.

Pasien setelah tindakan dengan sengaja melukai jaringan untuk mengeluarkan

benda asing pada luka.

Pertanyaan Soal:

Apakah jenis luka yang terjadi pada pasien di atas?

Pilihan Jawaban

a. Luka insisi

b. Luka memar

c. Luka lecet

d. Luka tusuk

e. Luka gores

2. Laki-laki usia 30 tahun di rawat diruang bedah dengan keluhan peradangan

dan panas pada luka. Riwayat tersiram air panas pada ekstermitas bawah.

Pengkajian luka didapatkan kerusakan epidermis dan luka berair serta berbau.

Pertanyaan Soal:

Apakah jenis luka yang terjadi pada pasien di atas?

A. Luka insisi

B. Luka memar

C. Luka lecet

D. Luka bakar

E. Luka gores

Page 35: PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN IIners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Ilmu Dasar... · 2020. 11. 30. · 1. Anamnesis tanda peradangan 2. Pengukuran tanda-tanda vital

3. Perempuan 45 tahun di rawat diruang bedah dengan keluhan peradangan dan

panas pada luka. Hasil pengkajian didapatkan luka jahitan yang terbuka tidak

dapat menyatu dengan tepi jahitan. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan

berat badan 45 kg, HB 10 gr% dan albumin 2 gr/dl.

Apakah yang mempengaruhi proses penyembuhan luka pada kasus diatas?

Pilihan Jawaban

A. Berat badan

B. Kadar albumin

C. Hemoglobin

D. Perawatan luka

E. Jenis luka

4. Perempuan 45 tahun di rawat diruang bedah dengan keluhan peradangan dan

panas pada luka. Hasil pengkajian pada fase melewati fase penyembuhan

primer. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan berat badan 95 kg

Pertanyaan Soal:

Apakah yang menjadi masalah utama yang mempengaruhi proses

penyembuhan luka pada kasus diatas?

Pilihan Jawaban

A. Hematoma

B. Kekurangan nutrisi

C. Tidak dapat berkatifitas

D. Penurunan oksigenasi jaringan

E. Sedikitnya jumlah pembuluh

5. Laki-laki 50 tahun, di rawat di ruang bedah dengan keluhan terasa gatal pada

luka. Dari pengkajian luka bahwa kejadian adanya luka sudah 7 hari yang lalu,

didapatkan kemerahan pada luka, luka kemerahan dan basah.

Apakah yang menyebabkan ketidaknyaman dari keluhan pasien pada kasus

diatas?

A. Proses pembekuan darah

B. Terdapat fase hemostasis

C. Adanya fase granulasi

D. Terbentuknya kolagen

E. Terbentuk jaringan scar

D. Daftar pustaka

1. Daniels. 2010. Nursing Fundamental: Caring & Clinical Decision Making.

New York: Delmar Cengage Learning

2. Derrickson B. 2013. Essentials of Anotomy Physiology. Singapore. John

Willey & Sons, Inc.

3. Hall A. 2010. Basic Nursing Seventh Edition. .Missouri: Mosby Elsever

4. Kozier, Barbara. 2008. Fundamentals of Nursing: Concepts, Process and

Practice. New Jersey. Pearson Education

5. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of

Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.

6. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter

Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.

Page 36: PANDUAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN IIners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Ilmu Dasar... · 2020. 11. 30. · 1. Anamnesis tanda peradangan 2. Pengukuran tanda-tanda vital

7. Potter, P.A. & Perry,A.G. (2009). Fundamentals of Nursing. 7th Edition.

Singapore:Elsevier Pte.Ltd.

8. Perry AN. 2010. Basic Nursing Seventh Edition.Missouri. Mosby Elsever

9. Perry AG. .2010. Clinical Nursing Skills and Techniques. Missouri. Mosby

Elsever

10. Potter, Patricia Ann et al. 2011. Basic Nursing (7th Ed). Missouri. Mosby

Elsevier