panduan standar teknis - gedung
DESCRIPTION
gbrTRANSCRIPT
Panduan Stándar Teknis - BANG. GEDUNG Halaman 1 dari 15
PANDUAN STANDAR TEKNISBANGUNAN GEDUNG
BAB. I. PENDAHULUAN
I.1. MAKSUD dan TUJUANBangunan Gedung di desa pada umumnya dalam bentuk Gedung Sekolah TK dan Polindes, di mana jenis sarana dan prasarana
perdesaaan ini digunakan untuk peningkatan kualitas masyarakat dalam kegiatan pendidikan dan kesehatan. Yang menjadi persyaratan di dalam pembangunannya adalah kebutuhan layanan pendidikan dan kesehatan masyarakat.Pembangunan gedung tersebut dapat ditinjau dari empat hal utama, yaitu :1. Potensi dan Lokasi (Site plan) Gedung.2. Calon Pemanfaat dan Kebutuhan Luas Bangunan Gedung.3. Kebutuhan Sarana Penunjang/Pelengkap.4. Tata Ruang /Konstruksi dan landscape bangunan.
I.2. RUANG LINGKUPRuang lingkup panduan standar teknis pembangunan Bangunan Gedung ini meliputi:
a. Pembangunan Gedung sekolah yang memenuhi persyaratan keamanan dan kenyamanan bagi pemanfaat.b. Komponen yang tercakup dalam petunjuk ini adalah:
Pemilihan lokasi Bentuk dan persyaratan bangunan Keamanan dan keandalan bangunan Penyediaan dan sarana bangunan Penyediaan utilitas bangunan
Panduan Stándar Teknis - BANG. GEDUNG Halaman 2 dari 15
Contoh : Bangunan Gedung Polindes
Contoh : Bangunan Gedung TK
BAB. II. KETENTUAN UMUMII.1. Ketentuan Pembangunan Gedung
Pembangunan gedung harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam KEPMEN no. 441/KPTS/1998, tentang persyaratan teknis bangunan gedung, yaitu: perletakan dan intensitas, arsitektur dan lingkungan, struktur bangunan dan keamanan bangunan, kenyamanan bangunan, prasarana dan utilitas bangunan dengan tetap mengikuti prinsip-prinsip kemudahan dalam pelaksanaan, mudah dalam pengoperasian dan pemeliharaannya dan seoptimal mungkin menggunakan bahan lokal.
Panduan Stándar Teknis - BANG. GEDUNG Halaman 3 dari 15
a. Perletakan bangunan Bangunan harus terletak pada lokasi yang sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan/disyahkan. Lokasi yang dipilih pada daerah strategis dengan pencapaian yang mudah dari fungsi-fungsi lain yang berkaitan erat. Lokasi yang dipilih pada daerah yang terhindar dari bencana (banjir,daerah gempa,tanah labil). Harus memperhatikan ketentuan kepadatan bangunan (KDB). Lokasi harus disepakati oleh masyarakat dan disyahkan oleh yang berwenang. Lokasi sedapat mungkin menggunakan lahan yang kurang produktif. Staus lahan harus jelas kepemilikannya dan didukung dokumen yang syah
b. Arsitektur dan Lingkungan Penempatan bangunan tidak boleh mengganggu fngsi-fungsi lain seperti, lalu lintas dan ketertiban umum. Penampilan bangunan sedapat mungkin disesuaikan dengan karakteristik bangunan setempat dan memenuhi syarat keindahan
dan keserasian. Hindarkan kelengkapan-kelengkapan (acesoris) yang tidak fungsional (sesederhana mungkin). Upayakan bangunan semurah mungkin, namun tetap memperhatikan factor-faktor keamanan dan kenyamanan. Bangunan harus dirancang agar setiap ruang dapat menggunakan pencahayaan dan penghawaan alami. Tinggi ruang disesuaikan dengan fungsi ruang secara optimal. Bangunan harus dilengkapi dengan bangunan-bangunan atau fungsi-fungsi penunjang seperti KM/WC umum, air bersih,
gudang, tempat ibadah, dll. Penambahan fungsi bangunan harus tetap memperhatikan bentuk-bentuk arsitektur dan keselamatan bangunan. Penggunaan bahan bangunan sedapat mungkin mempertimbangkan keindahan, kekuatan, mudah dan murah dalam perawatan
bangunan. Sedapat mungkin tetap memperhatikan lansekap/ruang hijau untuk kepentingan ekologi.
c. Struktur Bangunan Struktur bangunan harus dipilih yang mudah dilaksanakan oleh tukang/tenaga ahli setempat. Struktur bangunan harus dipilih yang dapat menahan beban-beban tetap dan beban tidak tetap. Struktur bangunan harus tetap memenuhi syarat keamanan dan keselamatan bagi pengguna bangunan. Disain struktur harus disesuaikan dengan penggunaan dan kemampuan bahan bangunan setempat. Perhitungan stuktur harus dilakukan oleh ahlinya. Struktur yang dipilih harus diperhatikan dengan daya dukung tanah yang ada. Perhitungan-perhitungan struktur harus mengacu pada peraturan dan perundangan yang berlaku.
Panduan Stándar Teknis - BANG. GEDUNG Halaman 4 dari 15
d. Keamanan Bangunan Keamanan bangunan terhadap gaya-gaya dan beban di luar dan di dalam bangunan dipengaruhi oleh pemilihan struktur
penggunaan konstruksi, penggunaan bahan bangunan dan cara pelaksanaan konstruksi yang memacu pada ketentuan yang berlaku.
Pengawasan konstruksi harus dilakukan oleh ahlinya. Pengamanan bangunan terhadap bahaya kebakaran dipengaruhi oleh bahan bangunan, jarak bangunan terhadap bangunan
lain, kelengkapan bangunan.
e. Kenyamanan Bangunan Penghawaan alami ditentukan oleh ketinggian bangunan bukan ruang/sirkulasi, volume udara di dalam ruang, jumlah barang,
dan manusia di dalam ruang. Untuk mendapatkan penghawaan alami yang optimal perlu diperhitungkan kemungkinan-kemungkinan perubahan situasi
yang ada. Apabila tidak dapat digunakan penghawaan alami secara optimal perlu dibuatkan penghawaan buatan dengan memanfaatkan
sumber daya yang ada, seperti listrik, dsb. Disain bangunan diupayakan agar seluruh ruang mendapat cahaya alami. Pencahayaan alami ditenukan oleh ketinggian bangunan, bukan ruang, jarak bangunan. Apabila factor jarak bangunan tidak dapat dipenuhi, pencahayaan alami dapat dilakukan melalui bukaan atap/genting kaca.
f. Prasarana pendukung Bangunan Gedung harus mempunyai jalan akses untuk memudahkan pencapaian. Pembuatan jalan akses mengikuti ketentuan dan perundangan yang ada. Sedapat mungkin disiapkan tempat parkir kendaraan. Bangunan gedung harus dilengkapi air bersih. Bangunan gedung harus dilengkapi penguasaan air limbah. Bangunan gedung harus dilengkapi system drainase dan pembuangan air hujan.
g. Sarana penunjang Sebaiknya tidak mengganggu fungsi dan kegiatan Bangunan Gedung. Yang dimaksud sarana penunjang adalah KM/WC, gudang, perpustakaan.
h. Utilitas
Panduan Stándar Teknis - BANG. GEDUNG Halaman 5 dari 15
Apabila telah tersedia fasilitas listrik, pemasangan instansi listrik harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang berlaku dan memperhatikan faktor-faktor keindahan.
Apabila telah tersedia layanan telepon, perlu disediakan fasilitas telepon umum.
BAB. III. PROSEDUR DAN TATA CARA PELAKSANAAN1. Pemilihan Lokasi
Perlu diperhatikan aspek-aspek:
a. Administrasi Pemilihan lokasi berdasarkan pada musyawarah warga desa dan perangkat. Lokasi yang telah disepakati disatuskan melalui peruntukan tata ruang dan disertifikatkan.
b. Teknis Luas tanah yang diperlukan diperhitungkan terhadap perkembangan yang akan datang. Diupayakan pada tanah yang relatif datar. Dalam hal tidak didapat tanah yang relative datar, dapat dilakukan pemotongan (cut & fill) dengantetap mempertimbangkan
dampak lingkungan. Untuk mengetahui lokasi tidak terkena banjir atau longsor dapat diketahui dari informasi dari masyarakat sekitar. Untuk mengetahui daya dukung tanah dan jenis tanah yang ada, dengan mengetahui konsekuansi bangunan yang telah ada
di sekitar atau dapat diketahui dari instansi yang terkait dengan maalah geologi tanah.
2. Arsitektur BangunanPerlu dipertimbangkan aspek-aspek:
a. Administrasi Sedapat mungkin bentuk-bentuk arsitektur dituangkan dalam gambar (as built drawing) yang telah disyahkan oleh yang
berwenang. Disain bangunan disesuaikan dengan luas tanah dan daya dukung tanah. Disain bangunan sebaiknya dilakukan oleh ahlinya. Sebelum dibangun sebaiknya diasin bangunan disosialisasikan kepada masyarakat untuk mendapatkan tangapan. Untuk mendapatkan struktur dan konstruksi yang aman dipilih bahan bangunan yang aman dipilih bahan bangunan yang
lazim digunakan setempat.b. Teknis
Kebutuhan ruang
Panduan Stándar Teknis - BANG. GEDUNG Halaman 6 dari 15
Gedung Sekolah.- Ruang Belajar- Ruang Guru- Ruang perpustakaan - Ruang bermain- Halaman - Fasilitas penunjang ( Toilet, Tempat Ibadah, Bak Sampah)
3. Bentuk Bangunan Pada prinsipnya disesuaikan dengan fungsi, sehingga harus ada atap, lantai, ventilasi. Bentuk atap dan dinding dapat disesuaikan dengan masyarakat desa setempat atau dapat mencerminkan budaya
setempat/arsitektur setempat.
4. Konstruksi Jenis struktur pendukung yang lazim dikenal adalah dinding pemikul atau rangka. Konstruksi lantai dapat disesuaikan dengan kondisi setempat, dapat dibuat lantai panggung. Konstruksi yang lazim dikenal : Konstruksi kayu, beton, dan batu bata.
5. Harga Bangunan Harga bangunan sangat dipengaruhi oleh penggunaan dan kesederhanaan system struktur dan bahan bangunan. Harga bangunan juga dipengauhi oleh penggunaan asesoris bangunan, misalnya ukiran, komponen hiasan lainnya, dll. Perkiraan harga bangunan dilakukan oleh estimasi direkomendasi. Jenis struktur pendukung yang lazim dikenal adalah dinding pemikul atau rangka.
6. Lingkungan Bentuk-bentuk arsitektur hendaknya menyesuaikan dengan bentuk-bentuk yang ada (tidak eksklusif). Agar tidak sampai menjadi sumber pencemaran lingkungan.
A A
B
B
Pas Batu Kali (1:5)
60
10
40 Ø Tul Utama
20
10
Sloof 15/20 (1:2:3)4Ø10Sengk. P8 - 250
Lapisan Pasir Bawah Pondasi
Kolom 15/15 (1:2:3)4Ø10Sengk. P8 - 250
Tanah Urug
Panduan Stándar Teknis - BANG. GEDUNG Halaman 7 dari 15
Gambar I. Contoh Desain Detail Pondasi Tampak Atas Gambar II. Contoh Desain Detail Pondasi Tampak Samping
Gambar III. Contoh Desain Detail Atap & Kuda-Kuda
Wuwungan
Kuda-Kuda (5/10)Nok (5/10)
Gording 5/7
Blk Tembok 5/10
Ring Balok 15/15
Panduan Stándar Teknis - BANG. GEDUNG Halaman 8
dari 15BAB. IV. PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG
Jenis pemeliharaan pasar dibedakan dalam tiga macam, yang terdiri dari :
1. Pemeliharaan rutin
2. Pemeliharaan berkala
3. Pemeliharaan darurat
1. Pemeliharaan Rutin
Pada dasarnya pemeliharaan rutin bersifat pekerjaan pencegahan dan
umumnya terdiri dari tugas yang berulang-ulang dengan teknik yang sederhana.
Pemeliharaan rutin dilaksanakan setiap hari oleh petugas pemeliharaan di bawah
tanggung jawab Kepala sekolah untuk TK atau Bidan untuk Polindes, sedangkan
pembiayaan harus diatur.
Lingkup pekerjaan pemeliharaan rutin adalah sebagai berikut :
1. Pembersihan halaman, lantai, dan kamar mandi (MCK)
2. Pembersihan dinding-dinding gedung atau MCK
3. Pembersihan saluran-saluran pembuangan agar tidak terjadi penyumbatan
4. Mengontrol talang dari sumbatan sampah
5. Memperbaiki kebocoran pipa air bersih
2. Pemeliharaan Berkala
Adalah pemeliharaan yang dilaksanakan dalam waktu bulanan, triwulan atau
tahunan yang berskala lebih besar, seperti retaknya atap bangunan, macetnya kran
sehingga sulit dioperasikan atau membersihkan lumut.
Bobot pekerjaan ini biasanya lebih besar dari pada pemeliharaan rutin dan juga
memerlukan biaya yang khusus.
a. Pemeliharaan Darurat atau Biasa Disebut Perbaikan Darurat
Adalah pekerjaan yang disebabkan oleh terjadinya kerusakan yang terjadi secara
tiba-tiba dan tidak terduga, seperti gempa bumi, banjir, angin (badai) atau
kecelakaan kecil yang menimpa bangunan, misalnya bila bangunan tertimpa pohon
sekitar lokasi akibat angin kencang, perpipaan jebol karena roda kendaraan, tanah
longsor di lokasi pasar dan lain sebagainya yang menyebabkan pelayanan tidak
berfungsi dengan baik.
b. Pengelompokkan Fungsi Pemeliharaan
Panduan Stándar Teknis - BANG. GEDUNG Halaman 9
dari 15Hal-hal yang perlu dipelihara dikelompokan menjadi empat bagian menurut
fungsi, adalah sebagai berikut :
1) Bangunan pelayanan (MCK,)
2) Toilet (MCK) dan sumber air
3) Bangunan bawah
4) Halaman parker
3. Bangunan Pelayanan (MCK)
Bagian atas bangunan yang harus selalu dipelihara adalah bagian atap,
rangka atap, plafon (ruang belajar, MCK). Penyebab kerusakan biasanya
berasal dari kualitas bahan yang kurang baik, cara pengerjaan yang salah,
modal rangka yang tidak sesuai, rangka plafon yang lapuk akibat atap bocor
serta rangka plafon kurang kuat memakunya. Akibatnya rangka atap roboh,
runtuh, atap menjadi bocor, plafon menjadi ambruk. Cara mengatasi, perlu
mengganti dengan bahan yang kualtasnya lebih baik.
Kerusakan dinding biasanya retak-retak karena penurunan setempat
dari pondasi, kualitas campuran adukan kurang baik atau tidak adanya ring
balok (balok yang dipasang di atas ponsdasi). Akibat kerusakan-kerusakan
tersebut terasa tidak nyaman di pandang, dinding bisa runtuh, MCK tidak bisa
lagi digunakan. Untuk mengatasinya terlebih dahulu harus membongkar
seluruh bagian dinding yang retak dan diplester kembali dengan adukan yang
sempurna dengancampuran 1 : 4 (semen : pasir).
Jendela dan pintu pada MCK, perlu adanya pengamanan. Karena sarana
ini merupakan sarana umum dan akan digunakan orang banyak, maka kualitas
bahan (seperti engsel berkarat atau patah) harus diperhatikan. Jika terjadi
kerusakan maka untuk memperbaikinya, daun pintu atau jendela diganti,
engsel yang rusak juga diganti dengan kualitas yang lebih baik. Sedangkan
daun pintu yang menyentuh lantai di ketam hingga tidak menyentuh lantai lagi.
Kemudian untuk pintu kamar mandi atau WC harus dilapisi dengan tripleks
atau alumunium. Jika kusen keropos, maka harus diganti demikian pula dengan
kunci pintu yang rusak harus diadakan penggantian.
Cahaya yang kurang baik akibat ventilasi atau lubang angin yang
terlalu kecil atau kurang banyak jumlahnya. Akibat ruangan tidak nyaman
Panduan Stándar Teknis - BANG. GEDUNG Halaman 10
dari 15digunakan, pengap dan tidak sehat terutama pada MCK. Perbaikan yang
diperlukan adalah mengganti ventilasi dengan yanglebih besar atau menambah
lubang angina serta ,ubang cahaya.
Tiang kayu penyangga atap yang keropos bisa menyebabkan robohnya
atap bangunan. Ini disebabkan karena kualitas kayu jelek atau rayap yang
sering kali menjadi penyebab keroposnya tiang penyangga. Jadi kayu harus
diganti dengan jenis yang mempunyai kualitas baik, serta diberi obat
pembasmi rayap pada kayu dengan cara dilaburkan pada seluruh batang
penyangga.
Lantai retak, pecah, licin dan tidak kedap air sering terjadi, yang
menyebabkan lantai ambles dan sulit untuk dibersihkan. Biasanya hal tersebut
terjadi karena kualitas bahan campuran yang jelek, pemadatan pada dasar
lantai yang kurang serta permukaan lantai yang terlalu harus yang
menyebabkan licin. Upaya perbaikan yang harus dilakukan adalah
membongkar lantai, tanah dasar diperbaiki dengan cara dipadatkan lalu
memasang tegel kembali atau memasang tegel baru, bil ategel sudah terlalu
licin. Sedangkan untuk lantai yang retak, lantai di tambal dan diparuti agar
kasar dan dibuat kemiringan kearah pembuangan air kemudian dibersihkan
dengan cara menyikat.
Lampu penerangan yang mati, kabel yang rusak yang menyebabkan
ruangan menjadi gelap atau di malam hari mengurangi kemanan pasar.
Kerusakan kabel bisa menyebabkan korsleting yang mengakibatkan terjadinya
kebakaran. Ini disebabkan kabel pada stop kontak longgar, kabel di makan
rayap / tikus atau air hujan akibat atap bocor yang tepat mengenai kabel.
Perbaikan yang harus dilakukan adalah mengganti lampu, hubungan antara
kabel dan stop kontak diperkuat, penggantian kabel yang sudah tidak bisa
digunakan lagi sampai pada perbaikan atap yang bocor.
4. Toliet dan Sumber Air
Kloset yang rusak atau tersumbat akibat dari mutu kloset yang rendah dan
campuran saat pemasangan yang tidak tepat, kemiringan pipa pembuangan
yang kurang, pipa lobang udara ada septic tank dan tidak ada, adanya sampah
yang masuk ke kloset. Akibatnya koset menjadi tersumbat, pecah dan tidak
Panduan Stándar Teknis - BANG. GEDUNG Halaman 11
dari 15berfungsi lagi. Penggantian harus dilakukan dengan bahan yang lebih baik dan
memasangnya menggunakan campuran yang tepat yaitu perbandingan antara
1 : 3 (semen : pasir). Sedangkan pipa pembungan harus diletakan pada
kemiringan antara 2 – 3%
Keretakan bak air yang disebabkan kualitas campuran yang kurang baik saat
pembuatan bak, bak air terlalu sering kering dan tidak pernah dibersihkan.
Cara perbaikan yang harus dilakukan adalah membersihkan bagian yang bocor
kemudian menambalnya dengan campuran 1 : 3 (semen : pasir) dan bak harus
secara dibersihkan)
Kualitas air sumur kurang baik disebabkan pencemaran dosekitar lokasi
sumur itu sendiri akibat limbah kotoran atau jarak lokasi sumur terhadap
resapan terlalu dekat yang seharusnya minimal 10 meter. Akibat pencemaran
tersebut air tidak bisa digunakan, mengandung racun atau menimbulkan
penyakit. Perbaikan harus dilaksanakan dengan cara membuat saluran
pembuangan yang lancar ke sumur resapan agar tidak terjadi pencemaran di
sekitar lokasi sumur dan sumur resapan dibuat dengan jarak minimal 10 meter
dari lokasi sumur. Septik tank yang memenuhi syarat harus segera dibuatkan
dengan jarak yang sama.
Kualitas pompa kurang baik yang menjadi penyebab adalah mutu
pompa itu sendiri, sehingga pompa tidak bisa dipakai. Langkah perbaikan yang
dilakukan denganmengganti karet klep pompa secara rutin atau mengganti
kelengkapan lainnya. Jika rusaknya secara keseluruhan pompa diganti dengan
pompa yang lebih berkualitas.
Kerusakan pipa (bocor) yang terjadi penyebabnya adalah kualitas
pompa jelek, pipa tidak ditanam, pipa pecah terlindas atau terinjak atau terkena
benturan, bangunan lepas tekan tidak berfungsi atau tidak ada bangunan
pelepas tekan, sehingga menyebabkan air tidak bisa mengalir ke lokasi atau air
terbuang percuma. Langkah perbaikan yang harus diambil adalah dengan cara
menambal bagian pipa yang bocor atau diganti, dibuatkan pelindung pipa, jika
lokasi bisa di gali, sebaiknya digali sedalam 40 centimeter atau diganti dengan
pipa galvanis.
5. Bangunan Bawah
Panduan Stándar Teknis - BANG. GEDUNG Halaman 12
dari 15Pipa ke septic tank tersumbat diakibatkan diameter terlalu kecil,
kemiringan pipa kurang dan buangan jarang disiram. Akibatnya pipa tidak
berfungsi dengan baik dan air dalam kloset tidak bisa mengalir. Cara perbaikan
yang akan dilakukan adalah dengan mengganti pipa yang mempunyai diameter
lebih besar dan pipa dirojok agar air mengalir atau letak kloset harus lebih
ditinggikan.
Septic tank cepat penuh akibat dari ukuran septic tank yang terlalu
kecil, konstruksi tidak ada pemisah, jumlah pemakai terlalu banyak dan
resapan yang tidak berfungsi. Hal tersebut menyebabkan kotoran meluap /
tidak bisa masuk ke septic tank, diberi penyekak dan dibangun resapan baru
atau jika memungkin dibuat septic tank baru yang lebih besar lagi.
Penyebab kurang fungsinya resapan adalah saluran pembuangan dari
septic tank tersumbat, pipa buang dari septic tank tidak diberi lubang-lubang
akibatnya septic tank menjadi cepat penuh dan air resapan masih mengandung
bakteri. Upaya yang dilakukan adalah mempercepat saluran dengan cara
bidang resapan digali sampai pipa resapan, kemudian pipa di rojok sampai
lancar, kemudian saringan harus diganti dengan yang baik.
6. Halaman
Kerusakan pada jalan masuk atau perpakiran sering disebabkan karena
ketebalan permukaan jalan kurang memenuhi syarat, kualitas konstruksi yang
jelek, pemadatan yang kurang, kendaraan yang keluar / ,asuk melebihi beban
yang disyaratkan atau mengenang karena titik tersalurkan. Akibat jalan keluar /
masuk (halaman) menjadi rusak, becek serta mengurangi fungsi, perbaikan
yang harus dilakukan adalah pemadatan badan jalan, pemasangan batu dengan
berdiri dan dikunci. Perbaikan kemiringan permukaan jalan sapi agar hujan
cepat disalurkan ke drainase / saluran dan yang lebih penting lagi adalah harus
ada pembatsan tonase kendaraan yang masuk
Pembuangan air hujan yang tidak benar disebabkan tidak adanya
saluran pembuangan air hujan ke tepi jalan, sal;uran macet, tidak ada saluran
tepi jalan atau saluran terlalu kecil. Hal ini bisa mengakibatkan becek. Bahkan
jika hujan sangat deras pada musin penghujan dapat mengakibatkan air
halaman masuk keruangan gedung. Perbaikan yang perlu untuk dilakukan,
Panduan Stándar Teknis - BANG. GEDUNG Halaman 13
dari 15yaitu dengan membuat atau memperbaiki saluran yang rusak. Bila sudah ada
saluran, perlu pembersihan secara rutin agar tidak terjadi penyumbatan.