panduan_mini_pkm_gt_undiksha_2015.pdf
DESCRIPTION
panduan pkm-gt 2015TRANSCRIPT
PANDUAN MINI PKM – GT UNDIKSHA 2015
Disadur dari Berbagai Sumber
Oleh: POKJA KIM UNDIKSHA
Universitas Pendidikan Ganesha
Tahun 2015
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 1
PKM – GT
Program Kreativitas Mahasiswa – Gagasan Tertulis (PKM
GT) merupakan wahana bagi mahasiswa dalam berlatih
menuliskan ide-ide kreatif sebagai respons intelektual atas
persoalan-persoalan aktual yang dihadapi masyarakat. Ide
tersebut seyogyanya unik, kreatif dan bermanfaat sehingga
idealisasi kampus sebagai pusat solusi dapat menjadi
kenyataan. Sebagai intelektual muda, mahasiswa umumnya
cenderung pandai mengungkapkan fakta-fakta sosial, namun
melalui PKM GT, level nalar mahasiswa tidak hanya dituntut
sampai sebatas mengekspos fakta tetapi justru harus mampu
memberi atau menawarkan solusi. Beda PKM GT dengan
PKM Hibah terletak pada perealisasian ide. Pada PKM Hibah,
pengusul yang PKM-nya lolos akan melaksanakan ide PKM
tersebut sesuai jadwal kegiatan yang telah dirancang,
sedangkan pada PKM-GT hal itu tidak ada. Pengusul PKM
GT yang dinyatakan lolos akan memperoleh hadiah uang
tunai senilai Rp 3.000.000,- tanpa harus melaksanakan
apapun. Tujuan dari kegiatan PKM GT adalah untuk
menumbuhkembangkan karya tulis mahasiswa dalam bentuk
penuangan gagasan atau ide kreatif.
Kriteria Penulisan PKM – GT
1) Pengusul PKM-GT adalah kelompok mahasiswa yang
sedang aktif dan terdaftar mengikuti program pendidikan
S-1 atau Diploma;
2) Anggota kelompok pengusul berjumlah 3 orang;
3) Nama-nama pengusul (ketua dan anggota) harus ditulis
lengkap dan tidak boleh disingkat;
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 2
4) Seorang mahasiswa hanya boleh mengusulkan satu judul
kegiatan sebagai ketua;
5) PKM diketik pada kertas ukuran A4, margin kiri 4 cm,
margin kanan, atas, dan bawah masing-masing 3 cm,
dengan menggunakan jenis huruf Times New Roman
ukuran 12.
6) Ringkasan di ketik dengan spasi 1.
7) Isi PKM diketik maksimal 10 halaman dengan spasi 1,15.
8) Seorang dosen diperkenankan membimbing maksimum
sepuluh kelompok (untuk seluruh bidang kegiatan
PKM).
9) Mahasiswa pengusul dapat berasal dari berbagai program
studi yang berbeda atau dari satu program studi yang
sama, namun masih dalam satu perguruan tinggi yang
sama;
10) Keanggotaan setiap kelompok PKM-GT disarankan
berasal dari minimal dua angkatan yang berbeda;
11) Seorang mahasiswa diperkenankan masuk ke dalam dua
kelompok pengusul PKM-GT yang berbeda, yaitu satu
sebagai ketua dan satu sebagai anggota, atau kedua-
duanya sebagai anggota kelompok; dan
12) Keseluruhanusulan disimpan dalam satu file format PDF
dengan ukuran file maksimum 5 MB dan diberi nama
Nama Ketua Peneliti_Nama PT_PKM GT.pdf, contoh: I
Gede Dana Santika_Universitas Pendidikan
Ganesha_PKM GT.pdf, kemudian diunggah ke SIM-
LITABMAS. Hardcopy dikumpulkan di perguruan tinggi
masing-masing.
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 3
Tips Agar PKM – GT Lolos
Tabel berikut merupakan kriteria penilaian PKM GT. Bobot
setiap penilaian berbeda-beda sesuai dengan prioritas kriteria
penilaian yang disusun oleh tim reviewer. Agar PKM GT mu
lolos, maka Kamu harus memperhatikan bobot setiap kriteria
penilaian dan memaksimalkannya.
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 4
Materi PKM – GT
Materi yang ditulis tidak harus sejalan dengan bidang ilmu
yang sedang ditekuni oleh penulis. Kesempatan ini diberikan
kepada mahasiswa yang memiliki ide kreatif dan mampu
menuangkannya dalam bentuk tulisan, walau yang
bersangkutan tidak sedang belajar secara formal di bidang
tersebut. Materi karya tulis merupakan isu/permasalahan
mutakhir atau aktual yang berkembang di masyarakat dan
belum ditemukan solusinya.
Berikut merupakan beberapa bidang ilmu yang dapat
dipilih.
1. Bidang Kesehatan, yang meliputi: farmasi, gizi, kebidanan,
kedokteran, kedokteran gigi, keperawatan, kesehatan
masyarakat, psikologi
2. Bidang Pertanian, yang meliputi: kedokteran hewan,
kehutanan, kelautan, perikanan, pertanian, peternakan,
teknologi pertanian
3. Bidang MIPA, yang meliputi: astronomi, biologi, geografi,
fisika, kimia, matematika
4. Bidang Teknologi dan Rekayasa, yang meliputi:
informatika, teknik, teknologi pertanian
5. Bidang Sosial Ekonomi, yang meliputi : agrobisnis
(pertanian), ekonomi, ilmu sosial dan ilmu politik ,
6. Bidang Humaniora, yang meliputi : agama, bahasa,
budaya, filsafat, hukum, sastra, seni
7. Bidang Pendidikan, yang meliputi program studi ilmu-ilmu
pendidikan di bawah fakultas kependidikan.
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 5
Tips menemukan ide PKM – GT
Contoh alur berpikir penulis PKM –GT
Diketahui:
1) Stroke iskemik merupakan salah satu penyakit berbahaya
dan mahal pengobatannya.
2) Sifat-sifat lintah menurut berbagai rujukan menunjukkan
potensi sebagai bahan alternatif pengobatan stroke
iskemik.
3) Beberapa hasil penelitian dasar menunjukkan adanya
bahan aktif dalam lintah yang mampu memberikan efek
pengenceran darah.
4) Keberadaan lintah sebagai sumber bahan alternatif
melimpah.
Perumusan ide:
Mengingat mahalnya pengobatan bagi penyakit stroke
iskemik, maka perlu dilakukan pengobatan dengan bahan
alternatif alamiah yang murah dan bisa dipertanggung-
jawabkan secara medis. Merujuk pada berbagai pustaka, baik
teori maupun hasil2 riset yang pernah dilakukan, ekstrak
bahan aktif dalam lintah dapat diolah menjadi bahan untuk
pengobatan stroke iskemik yang murah namun dapat
dipertanggungjawabkan secara medis. Ide ini menghasilkan
gagasan mengembangkan obat stroke iskemik yg murah dan
efektif berbahan dasar lintah.
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 6
Contoh-contoh Judul PKM GT Lolos PIMNAS
Penerapan Green Accounting Sebagai Informasi
Pertanggungjawaban Sosial terhadap Lingkungan di Rumah
Sakit
Inovasi Strategi Pengembangan Pendidikan Karakter Nasional
untuk Membentuk Generasi Unggul Bangsa
Kawasan Ekonomi Terpadu (Integrated Economic Region)
untuk Mempercepat Perkembangan Wilayah Perbatasan.
Using the Social Capital: Salah Satu Solusi Meningkatkan
Keberhasilan Program Ketahanan Pangan
Green Contitutional Konstitusionalisasi Lingkungan Hidup
sebagai Upaya Perubahan Paradigma Berwawasan
Lingkungan di Indonesia
Solusi-Solusi Alternatif Pencapaian Program Swasembada
Gula Tahun 2013 di Provinsi Jawa Tengah
Restorasi Pesantren dengan Konsepsi Iqra: Langkah Strategis
Membangun Pesantren Sebagai Pusat Peradaban Islam di
Indonesia
Penerapan Sistem Automatic Bluetooth Timer untuk
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Bis Kota di DKI Jakarta
Museum Terapung, Solusi Pemanfaatan Potensi Perairan
Sungai Musi sebagai Wisata Sejarah di Sumatera Selatan
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 7
Inovasi Internal Fire Safety Ship Strategy pada Kapal Ferry
Jenis Roll On Roll Off (Roro): Upaya Mitigasi Kebakaran
Kapal di Indonesia
Pemanfaatan Citizen Intelligence Board sebagai Upaya
Kreatif Pemberantasan Perilaku Negatif Polisi demi
Terwujudnya Citra Aparat Kepolisian yang Ideal
Menggagas Ragi sebagai Alat Kontrasepsi untuk
Memperlancar Program KB di Indonesia
Konversi Sawit ke Model Agroforestry Agrowood Bernilai
Tinggi sebagai Upaya Merekonstruksi Heart of Borneo
(HOB)
KPK: Komisi Penegak Kejujuran? Berantas Korupsi
Berlandaskan “The Law Of Attracton”
Revitalisasi Puskesmas Melalui Model “PUBLIC SAFETY
CENTER” sebagai Strategi Starta Pertama Penanggulangan
Bencana
Orphaneur Development Strategy: Optimalisasi Peran
BAZNAS Sebagai Social Enterpeneur dalam Penerapan
Strategi Pengembangan Panti Asuhan Mandiri
Nursing Health Center: Solusi Permasalahan Kesehatan 121
Negara dalam Komitmen Millenium Development Goals
(Mdgs) dengan Meningkatkan Pemerataan Akses Layanan
Kesehatan yang Efektif dan Efisien
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 8
Smart Flying Float Pelampung Terbang Penyelamat pada
Penumpang Kecelakaan Pesawat Terbang yang Jatuh di Air
Sars (System of Animals Rescue) Sebuah Sistem Evakuasi dan
Rehabilitasi Ternak Ruminansia Pra Hingga Pasca Bencana
Pendirian ASYAPADA (Asuransi Berbasis Syariah bagi
Pahlawan Devisa) dengan Sistem Takaful Berakad
Mudharabah sebagai Perwujudan Kepedulian Pemerintah
Terhadap Kesejahteraan TKI Di Luar Negeri
Jalan Apung Atasi Masalah Akses Jalan Akibat ROB di
Daerah Pesisir
Sistem Terpadu Peringatan Dini Bencana Kelautan Di Pesisir
Selatan Jawa Barat
Sangkuriang: Sarana Angkutan Massal Ramah Lingkungan
Kota Bandung
Inovasi Proses Produksi Garam Untuk Kemandirian Indonesia
Zakat Pembangunan Pertanian: Solusi Alternatif Mengatasi
Masalah Pertanian Melalui Mekanisme Trickle Down Effect
dari Sektor Industri ke Sektor Pertanian
Agroindustri Kreatif sebagai Pembangun Ekonomi Berdaya
Saing dan Solusi Ketersediaan Lapangan Pekerjaan
Panen Energi Listrik dari Rail Base dengan Memanfaatkan
Piezoelektrik
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 9
Jakarta Mangrove Waterfront City (JMWFC): Konsep Kota
Terapung dengan Branding Image Mrac (Mangrove
Rhizophorachitecture) sebagai Kota Alternatif Hijau Masa
Depan
Green Village Effect sebagai Solusi dari Greenhouse Effect
Fla-Mos: Konsep Inovasi Flashdisc dengan Gelombang
Ultrasonik Pembasmi Nyamuk
Culturepreneurship sebagai Paradigma Baru Pelestarian
Budaya Indonesia
Batechsant (Battery Technology Of Sound Power Plant):
Inovasi Teknologi Baterai Pembangkit Listrik Masa Depan
Melalui Pemanfaatan Energi Suara pada Mesin Induk Kapal
Bajaj E-Lith (Green Mobile untuk Angkutan Umum Masa
Depan)
Atlantis The Underwater City: Artificial Reef Hasil
Pemanfaatan Anjungan Lepas Pantai Pasca Produksi sebagai
Upaya Penyelamatan Ekosistem Terumbu Karang di
Indonesia
Sistem Ranjau Laut Berbasis Sensor Hall sebagai Pertahanan
Laut Nasional
Pemberlakuan Restorative Justice Terhadap Whistle Blower
dalam Tindak Pidana Korupsi
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 10
Integrasi Aeromodelling dengan Geotagging Berbasis Sistem
Informasi Geografis untuk Strategi Evakuasi Korban Bencana
Inovasi Teknologi untuk Membantu Kepolisian Mendapatkan
Informasi Status Keamanan pada Bank Secara Real Time
Menggunakan Konsep D-Bonet
Green Deep: Solusi Alternatif Eliminasi Penggunaan Mesin
Sirkulasi Udara di Area Lahan Parkir Bawah Tanah Basement
Disaster Management System for Animal Sebuah Upaya
Mengurangi Risiko Bencana Merapi Terhadap Hewan Ternak
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 11
Sistematika Penulisan PKM – GT
Usulan PKM-GT ditulis dengan menggunakan huruf Times
New Roman ukuran 12 dengan spasi 1,15 kecuali ringkasan (1
spasi) dan ukuran kertas A-4, margin kiri 4 cm, margin kanan,
atas, dan bawah masing-masing 3 cm, serta mengikuti
sistematika penulisan sebagai berikut.
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI
RINGKASAN
PENDAHULUAN
GAGASAN
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Penyusun
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan
Pembagian Tugas
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Pengusul
Format Cover PKM GT yang Benar
- Margin: kiri = 4 cm; atas, kanan, bawah = 3 cm.
- Lambang UNDIKSHA terbaru dan transparan, ukuran 5
cm x 5 cm
- Keanggotaan pengusul minimal berasal dari dua angkatan
berbeda.
- Semua font di ketik kapital dengan font berjenis Times
New Roman
- Semua font berukuran 12
- Semua font berspasi 1,15
8 – 10 halaman
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 12
- Semua font di-bold
- Kata-kata yang merupakan istilah dalam judul, di-italic
- Terhitung bernomor halaman (i), namun tidak
dicantumkan.
Contoh Cover PKM GT Mahasiswa UNDIKSHA
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 13
Format Halaman Pengesahan yang Benar
Harus 1 halaman. Font: Times New Roman. Size: 12. Spasi:
1,15. Penomoran halaman: pojok kanan bawah (romawi).
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 14
Kata Pengantar
Contoh:
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 15
Daftar Isi
Contoh:
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 16
Daftar Gambar
Daftar gambar dicantumkan hanya jika di dalam isi PKM
terdapat gambar.
Contoh:
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 17
Daftar Tabel
Daftar tabel dicantumkan hanya jika di dalam isi PKM
terdapat tabel.
Contoh:
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 18
Apa yang harus saya tulis di Ringkasan?
Ringkasan (bukan abstrak) disusun maksimum 1 (satu)
halaman yang mencerminkan isi keseluruhan gagasan, mulai
dari latar belakang, tujuan, landasan teori yang mendukung,
metoda penulisan, pembahasan, kesimpulan dan rekomendasi.
Font: Times New Roman. Size: 12. Spasi: 1. Penomoran
halaman: pojok kanan bawah. Berikut merupakan contoh
ringkasan PKM – GT.
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 19
Apa yang harus saya tulis di Pendahuluan?
Bagian Pendahuluan berisi latar belakang, tujuan, dan manfaat
yang ingin dicapai. Latar belakang yang bagus memaparkan
hal-hal berikut secara berurut: 1) harapan/kondisi yang ideal
yang harusnya terjadi; 2) kenyataan/fakta atau permasalahan
yang terjadi di lapangan; 3) ketidaksesuaian antara harapan
dan kenyataan; 4) pemaparan singkat solusi yang akan
ditawarkan. Font: Times New Roman. Size: 12. Spasi: 1,15.
Penomoran halaman: pojok kanan atas.
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 20
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 21
Apa yang harus saya tulis di Gagasan?
Font: Times New Roman. Size: 12. Spasi: 1,15. Penomoran
halaman: pojok kanan atas. Bagian gagasan berisi uraian
tentang:
1) Kondisi kekinian pencetus gagasan (diperoleh dari bahan
bacaan, wawancara, observasi, imajinasi yang relevan);
2) Solusi yang pernah ditawarkan atau diterapkan
sebelumnya untuk mem-perbaiki keadaan pencetus
gagasan;
3) Seberapa jauh kondisi kekinian pencetus gagasan dapat
diperbaiki melalui gagasan yang diajukan;
4) Pihak-pihak yang dipertimbangkan dapat membantu
mengimplementasikan gagasan dan uraian peran atau
kontribusi masing-masingnya; dan
5) Langkah-langkah strategis yang harus dilakukan untuk
mengimplementasikan gagasan sehingga tujuan atau
perbaikan yang diharapkan dapat tercapai.
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 22
Contoh:
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 23
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 24
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 25
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 26
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 27
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 28
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 29
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 30
Fokus contoh ini adalah ke isi, PKM tetap maksimal 10 halaman
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 31
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 32
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 33
Apa yang harus saya tulis di Kesimpulan?
Kesimpulan merupakan bagian akhir tulisan yang membawa
pembaca keluar dari pembahasan. Secara umum kesimpulan
mengungkapgagasan yang diajukan, teknik implementasi
yang akan dilakukan, dan prediksi hasil yang akan diperoleh
(manfaat dan dampak gagasan). Font: Times New Roman.
Size: 12. Spasi: 1,15. Penomoran halaman: pojok kanan atas.
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 34
NB: fokus contoh hanya ke konten, jumlah halaman tetap 8 -
10 halaman.
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 35
Apa yang harus saya tulis di Daftar Pustaka?
Daftar Pustaka ditulis untuk memberi informasi sehingga
pembaca dapat dengan mudah menemukan sumber yang
disebutkan. Format perujukan pustaka mengikuti Harvard
style. Untuk setiap pustaka yang dirujuk dalam naskah harus
muncul dalam daftar pustaka, begitu juga sebaliknya, setiap
pustaka yg muncul dalam daftar pustaka harus pernah dirujuk
dalam tubuh tulisan. Font: Times New Roman. Size: 12.
Spasi: 1,15. Penomoran halaman: tidak berisi nomor halaman.
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 36
Apa yang harus saya tulis di Lampiran?
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Penyusun
Contoh:
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 37
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 38
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan
Pembagian Tugas
Contoh:
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 39
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Pengusul
Contoh:
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 40
Kutipan dan Daftar Pustaka (Disadur dari Dibia, I Ketut dan I Putu Mas Dewantara. 2013. Bahasa Indonesia
Keilmuan. Singaraja: Undiksha.)
Pengantar
Dalam membuat sebuah karya ilmiah, penulis tentunya akan
meramu pendapat dari berbagai ahli untuk menunjang,
memperkuat, dan membandingkan pendapat-pendapat yang
ada. Proses pemindahan pendapat dari sebuah buku, jurnal,
atau karya lain diajukan oleh seseorang ke dalam sebuah
tulisan inilah yang dinamakan pengutipan. Pengutipan bisa
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Untuk
mengetahui dan sebagai pertanggungjawaban atas pengutipan
yang dilakukan, seorang penulis membuat sebuah daftar
identitas dimana kutipan tersebut diperoleh. Daftar itu
setidaknya memuat nama penulis kutipan, tahun, udul, dan
identitas penerbitan. Daftar identitas inilah yang disebut
dengan daftar pustaka.
Kutipan
Apabila kita perhatikan makalah ataupun jenis karya ilmiah
yang lain, penulis karya ilmiah tersebut mengemukakan
pendapat orang lain yang berasal dari buku atau sumber lain
seperti artikel, laporan penelitian, dan sebagainya. Pendapat
oranglain itu ditandai dengan adanya keterangan dalam tanda
kurung, seperti (Prayitno, 2000). Pendapat orang lain itu
memperkuat pendapat yang dikemukakan oleh penulis karya
ilmiah tersebut. Pendapat yang dikutip itu disebut kutipan.
Prabawa (2000) menyatakan bahwa kutipan adalah pinjaman
kalimat atau pendapat seorang pengarang atau ucapan orang
terkenal yang terdapat dalam buku, majalah, jurnal, surat
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 41
kabar, antologi, hasil penelitian, dan penerbitan-penerbitan
lain. Lebih jauh dari itu, Prabawa (2000) menyatakan bahwa
tujuan membuat kutipan, yaitu:
a. Sebagai barang bukti untuk menunjang pendapat penulis
b. Sebagai bahan bukti untuk membedakan dengan
pendapat penulis
c. Sebagai bahan bukti untuk perbandingan dengan
pendapat penulis
d. Sebagai bahan bukti yang disanggah penulis
Kutipan dibedakan antara kutipan langsung dan kutipan tidak
langsung. Kutipan langsung adalah kutipan yang langsung
mengambil dari sumber asli tanpa mengubah bahasanya.
Sementara itu, kutipan tidak langsung adalah kutipan yang
hanya mengambil intisarinya saja, bahasa yang dituangkan
dalam kutipan menggunakan bahasa penulis karya ilmiah itu
sendiri. Untuk memperjelas pemahaman mengenai kutipan
langsung dan tidak langsung dapat diperhatikan dari uraian
berikut.
a. Kutipan langsung
Kutipan langsung dapat diartikan sebagai cara meminjam
pendapat para ahli secara utuh atau lengkap baik itu
berupa frase atau kalimat. Kutipan langsung dapat
dibedakan pula atas:
(1) Kutipan langsung yang kurang atau sama dengan
empat baris (kutipan langsung pendek).
(2) Kutipan langsung yang lebih dari empat baris
(kutipan langsung panjang).
Teknik penulisan kutipan langsung pendek.
(1) Kutipan ditulis serangkai dengan teks;
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 42
(2) Spasi kutipan menyesuaikan dengan teks;
(3) Memakai tanda petik dua di awal dan ai akhir
kutipan;
(4) Menuliskan nama belakang pengarang, tahun terbit,
dan halaman tempat mengutip; penulisan nama
pengarang dapat di awal kutipan atau di belakang
kutipan.
Contoh:
…... (teks) …… King (2007) berpendapat bahwa
“berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang
paling mendasar, yang membedakan kita sebagai suatu
spesies”. …… (teks) …….
Atau
…... (teks) …… “berbicara merupakan bentuk
komunikasi manusia yang paling mendasar, yang
membedakan kita sebagai suatu spesies” King (2007).
…… (teks) …….
Teknik penulisan kutipan langsung panjang
(1) Dipisahhkan dari teks;
(2) Spasi dalam kutipan adalah 1 spasi
(3) Dapat menggunakan tanda petik dua atau tidak
(opsional)
(4) Menuliskan nama belakang pengarang, tahun terbit,
dan halaman tempat mengutip; penulisan nama
pengarang dapat di awal kutipan atau di belakang
kutipan.
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 43
Contoh:
…… (teks) ….. Lebih luas dari itu, Tarigan dan
Suhender (1986) menyatakan sebagai berikut.
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan
pikiran, gagasan, dan perasaan. Berbicara lebih dari
sekadar menucapkan bunyi-bunyi atau kata-kata. Berbicara untuk mengomunikasikan gagasan yang
disusun serta dikembangkansesuai dengan kebutuhan
pendengar. …… (teks) …..
b. Kutipan tidak Langsung
Kutipan tidak langsung dapat diartikan sebagai cara
meminjam pendapat para ahli tidak secara utuh. Penulis
mengambil intinya atau topiknya saja, lalu
dikembangkan dengan pendapat penulis (tak terdapat
perbedaan).
Teknik penulisan kutipan tidak langsung
(1) Kutipan disatukan dengan teks;
(2) Spasi kutipan menyesuaikan dengan teks;
(3) Tanpa tanda petik dua;
(4) Mencantumkan nama belakang pengarang, tahun,
dan halaman.
Contoh:
……………… (teks)………………… Berbicara adalah
suatu keterampilan menyampaiakan pesan secara lisan
(Wendra, 2006). ……………. (teks) ………………..
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 44
Kutipan tidak langsung untuk kutipan yang
bersumber dari kutipan lain
Seorang penulis kadangkala mengutip pendapat ahli dari
buku ataupun teks lain karena tidak menemukan sumber
asli dari pendapat ahli tersebut. Jika demikian, penulis
haruslah mengemukakan tempat dimana ia memperoleh
kutipan tersebut. Berikut adalah contoh kutipan yang
dikutip dari kutipan lain.
…………….. (teks)…………….. Thompson (dalam
Mudini & Purba, 2009) menyatakan bahwa komunikasi
merupakan fitur mendasar dari kehidupan social dan
bahasa merupakan komponen utamanya. …...
(teks)……..
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 45
Daftar Pustaka Daftar pustaka adalah daftar yang ada dalam karya ilmiah
yang berisikan identitas sumber kutipan yang disusun berurut
secara alfabetis. Daftar pustaka memiliki sejumlah fungsi
sebagai berikut.
1. Menunjukkan bahwa tulisan itu ilmiah
2. Menginformasikan bahwa karya ilmiah itu memiliki
referensi dan akumulasi dari karya ilmiah terdahulu
3. Merupakan alat control pada landasan teori atau tinjauan
pustaka
Daftar pustaka berisi data sebagai berikut.
1. Nama pengarang yang dibalik dan dipisahkan tanda
koma. Gelar akademik tidak ditulis.
2. Tahun terbit.
3. Judul.
4. Tempat terbit.
5. Nama penerbit.
Contoh:
Penulis satu orang
Badudu, J. S. 1989. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar III.
Jakarta: PT Gramedia.
Penulis dua orang
Djamarah, S. B. & Aswan Z. 2002. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Keterangan:
Nama penulis kedua ditulis biasa, tanpa adanya pembalikan
nama.
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 46
Penulis tiga orang atau lebih
Isjoni, H., dkk. 2007. Pembelajaran Visioner: Perpaduan
Indonesia-Malaysia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Keterangan:
Hanya nama penulis pertama yang dicantumkan. Nama-nama
penulis lainnya diganti dengan et al. atau dkk.
Terdapat beberapa cara penulisan daftar pustaka sesuai
dengan jenis sumbernya (buku, artikel, jurnal, internet, dll).
Sumber Kutipan dari Buku
Teknik penulisan daftar pustaka yang bersumber dari buku
menggunakan teknik sebagaimana yang telah dipaparkan pada
bagian sebelumnya, baik buku yang ditulis oleh satu orang
pengarang, dua orang pengarang, maupun tiga orang
pengarang atau lebih. Jika pengarangnya memiliki dua buku
yang diterbitkan dalam tahun yang sama dengan judul buku
yang berbeda, maka teknik yang digunakan adalah dengan
menambahkan huruf (a,b) di belakang tahunterbit buku
tersebut.
Contoh:
Djamarah, S. B. 2002a. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Djamarah, S. B. 2002b. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sumber berupa buku terjemahan memiliki teknik penulisan
yang berbeda. Dalam hal ini, nama pengarang yang
disebutkan adalah nama pengarang asli, tahun terbitnya adalah
tahun terbit naskah terjemahan, ditambahkan kata terjemahan
diikuti kata penerjemah serta judul naskah asli dan tahun
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 47
terbitnya, terakhir adalah kota penerbit dan penerbit
penerjemahan.
Contoh:
Gagne, R. M. 1990. Kondisi Belajar dan Teori Pembelajaran.
Terjemahan Munandir, disunting oleh Handy
Kartawirata. The Condition of Learning and Theory of
Instruction (Fourth Edition). 1997. Jakarta: Antar
Universitas/iUC (Bank Dunia XVII).
Sumber Kutipan dari Artikel
Sebuah artikel bisa terdapat dalam buku kumpulan karangan
ilmiah atau bisa juga dalam jurnal, makalah, bulletin, dan
koran. Dalam hal ini, judul artikel ditempatkan diantara tanda
petik dua (“…..”), hurufnya dicetak biasa.
Contoh:
Sumber Artikel dari Jurnal
Dantes, N. 2007. Pengembangan materi dan model pendidikan
multikultur dalam pembelajaran IPS SMP. Jurnal
Pendidikan dan Humaniora. 2(1): 12-25. Singaraja:
Lembaga Penelitian Undiksha.
Sumber Artikel dari Majalah/Bulletin
Lasmawan, W., dkk. 2009. Vonis mati terhadap mayat:
Rekonstruksi pemakaian adat istiadat pada
masyarakat Hindu Bali”. Media Komunikasi Ilmu
Sosial, 3(17): 75-79.
Sumber Artikel dari Koran
Wibisono, E. 2009. Meretas nilai-nilai demokrasi dalam
praktek pendidikan di era otonomi”. Pikiran Rakyat,
21 Januari 2009, halaman 5, kolom 2-6.
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 48
Sumber Kutipan dari Makalah
Dantes, N. 2009. Penelitian kuantitatif. Makalah. Disajikan
pada Workshop Penelitian Bagi Dosen UNHI Bali,
tanggal 23-24 Oktober 2009.
Sumber Kutipan dari Internet
Estherlydia. 2011. Hubungan guru dan murid. Dalam
http://hal 022-049 Faktor-faktor Kesulitan Belajar
Akuntansi Siswa IPS SMAK BPK PENABUR
Sukabumi. Diunduh 4 Januari 2012.
Sumber Kutipan dari Undang-undang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2009
tentang Tata Cara Pengelolaan Keuangan Negara.
2009. Jakarta: Kementerian Keuangan RI.
Sumber Kutipan dari Skripsi, Tesis, dan atau Disertasi
Atmadja, INB. 1998. Memudarnya demokrasi desa. Disertasi
(tidak diterbitkan). Jakarta: Program Pascasarjana
Universitas Indonesia.
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 49
Tabel dan Gambar Dalam penulisan PKM, adakalanya Kita menambahkan tabel
atau gambar tertentu untuk mendukung gagasan Kita. Berikut
merupakan teknis penambahan tabel dan gambar pada isi
PKM.
a. Tabel
Judul tabel diberikan nomor terurut sesuai dengan
kemunculan tabel dalam isi PKM. Judul tabel ditulis rata
tengah di atas table dilengkapi sumber pengutipan gambar.
Jika table dibuat sendiri, tidak usah diisi sumber.
Contoh:
PANDUAN MINI PKM GT UNDIKSHA 2015 – POKJA KIM UNDIKSHA 50
b. Gambar
Judul gambar diberikan nomor terurut sesuai dengan
kemunculan gambar dalam isi PKM. Judul gambar ditulis
rata tengah di bawah gambar dilengkapi sumber
pengutipan gambar.
Contoh:
BERIKUT CONTOH PKM-GT
UNDIKSHA LOLOS PIMNAS
TAHUN 2014
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
SINGARAJA MEFLOPORT: BANDARA MASA DEPAN DENGAN
KONSEP MEGAFLOAT SEBAGAI SOLUSI
PEMERATAAN PEMBANGUNAN DI KAWASAN BALI UTARA
BIDANG KEGIATAN:
PKM-GAGASAN ILMIAH
OLEH:
I Nengah Adi Mahendra 1213011037 Angkatan 2012
Bagus Ngurah Alit Putra Wiryawan 1013021005 Angkatan 2010
I Gusti Ngurah Bayu Sucitra 1213031022 Angkatan 2012
Gde Parie Perdana 1113021059 Angkatan 2011
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2014
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ iv
RINGKASAN ........................................................................................... v
PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................................... 1
Tujuan ........................................................................................................ 1
Manfaat ...................................................................................................... 2
GAGASAN
Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan ......................................................... 2
Solusi yang Pernah Ditawarkan ................................................................. 3
Gagasan Baru yang Ditawarkan ................................................................. 3
Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Gagasan Singaraja Mefloport . 8
KESIMPULAN
Konsep Singaraja Mefloport ...................................................................... 8
Langkah-langkah Strategis Implementasi Gagasan ................................... 9
Prediksi Keberhasilan Gagasan Singaraja Mefloport ................................. 9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kelemahan solusi yang pernah ditawarkan .................................. 4
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Jumlah Penumpang Bandara Ngurah Rai Periode 2008-2012 .. 2
Gambar 2. Indeks Gini Ratio Provinsi Bali dengan Kabupaten Buleleng .. 3
Gambar 3. Airview Desain Singaraja Mefloport ....................................... 4
Gambar 4. Struktur Pondasi Singaraja Mefloport ..................................... 4
Gambar 5. Struktur Modul Floating ........................................................... 5
Gambar 6. Lokasi Pembangunan Singaraja Mefloport .............................. Lamp
Gambar 7. Desain Runway Singaraja Mefloport ....................................... Lamp
Gambar 8. Desain Singaraja Mefloport ...................................................... Lamp
Gambar 9a. Desain Struktur Concrete Modules ......................................... Lamp
Gambar 9b. Desain Penampang Concrete Modules .................................... Lamp
Ga,bar 10. Konsep Floating Pembangkit Listrik Tenaga Angin ................ Lamp
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua,Anggota Kelompok, Dosen Pembimbing
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim
Lampiran 4. Desain dan Struktur Singaraja Mefloport
v
RINGKASAN
Pertumbuhan penumpang bandara berdampak pula terhadap pertumbuhan
perekonomian Bali. Ngurah Rai International Airport adalah pintu gerbang
kegiatan ekonomi utama pariwisata di Indonesia. Kondisi ideal yang diharapkan
adalah Bali memiliki bandara yang mampu menampung 25 juta penumpang per
tahun. Tahun 2011, Bandara Ngurah Rai menerima 12,7 juta penumpang melebihi
42,81% dari kapasitas terminal. Selama tahun 2011-2012, pertumbuhan
penumpang naik 15,5%.Pengembangan kegiatan ekonomi di Bali perlu dilakukan
melalui peningkatan pelayanan bandara. Hal ini dilakukan untuk membagi beban
lalu lintas penumpang Bandara Ngurah Rai dan peningkatan perekonomian di
wilayah Bali Utara. Ketimpangan ekonomi Bali terhadap wilayah Kabupaten
Buleleng dinyatakan dengan indeks nilai gini ratio. Bali memiliki gini ratio
0,4017 sedangkan Buleleng sebesar 0,330. Rencana pemerataan perekonomian
melalui pembangunan bandara merupakan solusi yang direncanakan pemerintah
Bali, namun saat ini belum ada kepastian pembangunan. Kendala yang dihadapi
adalah wilayah Bali Utara yang berada dibalik perbukitan, sehingga tidak
memenuhi standar pembangunan bandara. Selain itu, pemerintah berencana untuk
membangun bandara dengan mereklamasi pantai utara Bali, sehingga ini akan
memberikan dampak buruk bagi lingkungan.
Singaraja Mefloport merupakan konsep bandara dengan desain terapung.
Megaproyek struktur terapung ini merupakan suatu konsep yang saat ini memiliki
keunggulan modern dan ramah lingkungan. Konsep ini sangat layak
dikembangkan di Bali Utara karena (1) tidak memerlukan pembebasan lahan di
daratan, (2) tidak terhalangi oleh perbukitan Bali Utara, dan (3) tidak berdampak
pada lingkungan. Bentuk desain terminal bandara disesuaikan seperti di Bandara
Ngurah Rai yang memiliki ciri arsitektur Bali. Struktur Singaraja Mefloport
Singaraja Mefloport terdiri atas 4 komponen yaitu (1) struktur poonton
terapung yang luas, (2) pondasi penguat, (3) jembatan pengakses dari darat ke
wilayah terapung, dan (4) pemecah gelombang. Modul beton (concrete modules)
melibatkan platform besar dengan udara yang terjebak di dalam silinder beton
berongga. Pneumatic stabilized platforms dirancang untuk melawan kekuatan
gerakan gelombang. Sistemnya adalah silinder beton terbuka di bagian bawah,
tapi udara yang terjebak di dalam kolom membuat terapung. Platform ini
menghubungkan silinder dengan memberikan stabilitas. Komponen-komponen
utama dari struktur terapung antara lain: (1) Precast slab dengan pelindung, slab
berfungsi untuk mengirimkan beban ke bagian pendukung dan bertindak sebagai
flange kompresi baja komposit. Momen lentur maksimum adalah k.ft./ft., (2) Deck
framing yang terdiri dari grid baja struktural, (3) Kolom dan diagonal yang
berfungsi mendukung struktur deck dan mengirimkan beban ke dalam ruang
apung, (4) Ruang buoyancy sebagai kontinuitas elastis ynag mendukung kolom,
(5) Sistem anchorage yaitu sistem pelabuhan yang terdiri dari kabel mooring dan
jangkar massa yang berfungsi untuk struktur baik secara vertikal dan horizontal.
Konsep Singaraja Mefloport ini untuk mengantisipasi meningkatnya penumpang
transportasi udara yang tidak mampu dilayani di Bandara Ngurah Rai akibat
perkembangan pariwisata dan mengantisipasi kesenjangan pembangunan Bali
Utara dengan Bali Selatan. Pembangunan bandara terapung ini diharapkan tetap
dapat melindungi biota laut dan ekosistemnya serta melalui rekayasa teknik
mampu menciptakan bandara yang nyaman dan ramah lingkungan.
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertumbuhan penumpang bandara berdampak pula terhadap pertumbuhan
perekonomian Bali. Ngurah Rai International Airport adalah pintu gerbang
kegiatan ekonomi utama pariwisata di Indonesia. Pertumbuhan pariwisata tahun
2010, hampir 40% melalui Bali (MP3EI, 2012). Bandara tersibuk ini memiliki
kelebihan kapasitas terminal penumpang. Bandara Ngurah Rai sebelumnya
memiliki kapasitas penumpang 7 juta per tahun, dan setelah dilakukan renovasi
hanya memiliki kapasitas 14 juta per tahun (Angkasa Pura, 2013). Kondisi ideal
yang diharapkan adalah Bali memiliki bandara yang mampu menampung 25 juta
penumpang per tahun. Tahun 2011, Bandara Ngurah Rai menerima 12,7 juta
penumpang melebihi 42,81% dari kapasitas terminal. Selama tahun 2011-2012,
pertumbuhan penumpang naik 15,5% (Tempo, 2012).
Pengembangan kegiatan ekonomi di Bali perlu dilakukan melalui
peningkatan pelayanan bandara. Hal ini dilakukan untuk membagi beban lalu
lintas penumpang Bandara Ngurah Rai dan peningkatan perekonomian di wilayah
Bali Utara. Berdasarkan data BPS Provinsi Bali (2012), ketimpangan ekonomi
Bali terhadap wilayah Kabupaten Buleleng dinyatakan dengan indeks nilai gini
ratio. Bali memiliki gini ratio 0,4017 sedangkan Buleleng sebesar 0,330. Rencana
pemerataan perekonomian melalui pembangunan bandara merupakan solusi yang
direncanakan pemerintah Bali, namun saat ini belum ada kepastian pembangunan.
Kendala yang dihadapi adalah wilayah Bali Utara yang berada dibalik perbukitan,
sehingga tidak memenuhi standar pembangunan bandara. Selain itu, pemerintah
berencana untuk membangun bandara dengan mereklamasi pantai utara Bali,
sehingga ini akan memberikan dampak buruk bagi lingkungan.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan PKM GT ini adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan permasalahan Bandara Ngurah Rai dan ketidakmerataan
pembangunan di wilayah Bali khususnya Bali Utara.
2. Menganalisis rekayasa teknik dalam membangun bandara di kawasan Bali
Utara dengan konsep megafloat airport yang modern berkelanjutan dan
bersinergi dengan arsitektur Bali pada Singaraja Mefloport.
2
0
2000000
4000000
6000000
8000000
10000000
12000000
14000000
16000000
2008 2009 2010 2011 2012
Manfaat Penulisan
Manfaat dari PKM GT ini adalah sebagai berikut.
1. Memberikan solusi atas rencana pembangunan bandara di wilayah Bali Utara
yang hingga saat ini belum disetujui lokasi pembangunannya dan alternatif
solusi bandara yang aman akibat wilayah perbukitan Bali Utara.
2. Menciptakan bandar udara yang mampu menjadi penunjang kapasitas Bandara
Ngurah Rai dan menjadi upaya pemerataan pembangunan di Bali Utara serta
menjadi ikon bandara terapung pertama dan terbesar di Indonesia.
GAGASAN
Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan
Pariwisata masih menjadi kegiatan ekonomi utama yang dikembangkan di
Bali. Menurut perspektif nasional, Bali merupakan pintu gerbang utama
pariwisata Indonesia dan hampir 40% wisatawan masuk melalui Bali (MP3EI,
2012). Bandara Ngurah Rai menerima rata-rata 2 juta penumpang setiap bulannya.
Pertumbuhan penumpang di bandara ini diprediksikan tidak mampu ditampung
pada tahun 2020. Banyaknya penumpang Bandara Ngurah Rai 2008-2012
disajikan pada Gambar 1.
(BPS, 2012)
Gambar 1. Jumlah Penumpang Bandara Ngurah Rai Periode 2008-2012
Jumlah yang hampir mencapai 14 juta penumpang di tahun 2012 dengan
kapasitas ideal yang hanya 7 juta per tahun memberikan dampak buruk bagi
Bandara Ngurah Rai. Selain itu, permasalahan yang muncul saat ini adalah
ketidakmerataan pembangunan di Bali. Perkembangan pembangunan hanya
dilakukan di daerah Bali Selatan, padahal Bali Utara memiliki potensi. Kawasan
ini terbukti ketika masih menjadi ibukota Provinsi Bali dahulu. Ketimpangan
perekonomian Provinsi Bali dengan Kabupaten Buleleng yang dihitung
berdasarkan indeks nilai gini ratio disajikan pada Gambar 2.
3
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
2010 2011 2012
Buleleng
Bali
(BPS, 2013)
Gambar 2. Indeks Gini Ratio Provinsi Bali dengan Kabupaten Buleleng
Solusi yang Pernah Ditawarkan
Solusi yang pernah ditawarkan dalam mengatasi permasalahan
pertumbuhan penumpang Bandara Ngurah Rai dan ketidakmerataan pembangunan
di Bali adalah dengan memperluas bandara dan merencanakan pembangunan
bandara di kawasan Bali Utara. Pemerintah Provinsi Bali dan Pihak Angkasa Pura
I berupaya dengan melakukan perkembangan bandara Ngurah Rai menjelang
pelaksanaan KTT APEC 2013, namun saat ini hanya mampu menampung 14 juta
penumpang per tahun.
Selain itu, untuk menyeimbangkan pembangunan Bali, pemerintah
provinsi dan Kabupaten Buleleng merencanakan pembangunan bandara di Bali
Utara untuk menunjang Bandara Ngurah Rai dan percepatan pembangunan.
Namun, saat ini pula belum mampu ditetapkan solusi pembangunan bandara
tersebut. Beberapa hal yang menjadi penyebabnya yaitu: (1) kawasan Bali Utara
berada di balik perbukitan dengan jarak yang kurang dari 15 km sehingga belum
memenuhi standar internasional pembangunan bandara, (2) lahan Bali Utara tidak
memungkinkan di bangun bandara akibat lahan yang ada sudah dimanfaatkan
masyarakat. Bali Utara memiliki lapangan terbang Letkol Wisnu yang juga
menjadi salah satu solusi, tetapi panjang runway hanya 700 meter sehingga belum
memenuhi. Selain itu, pembangunan bandara juga diisukan mengambil lahan di
Kubutambahan Buleleng dengan melakukan reklamasi. Padahal, reklamasi saat ini
bukan menjadi solusi yang ramah lingkungan.
Solusi yang tepat dan ramah lingkungan adalah dengan membangun
bandara terapung seperti yang dibangun di Kanzai International Airport Jepang.
Berbagai solusi yang dikembangkan untuk mengatasi beban Bandara Ngurah Rai
dan melakukan pemerataan pembangunan di Bali Utara disajikan pada Tabel 1.
4
Tabel 1. Kelemahan Solusi yang Pernah Ditawarkan
Pengembangan
Ngurah Rai
Rekonstruksi Letkol
Wisnu
Pembangunan Bandara
Baru
Perluasan kawasan
bandara tidak dapat
dilakukan lagi akibat
sudah tidak ada lahan
Runway yang dimiliki
hanya 700 m,
persyaratan sebagai
bandara internasional
terkendala bukit
Dilakukan pembebasan
lahan 1000 Ha di
Kubutambahan dengan
pembangunan runway
dilakukan dengan reklamasi
Gagasan Baru yang Ditawarkan
1. Konsep Singaraja Mefloport
Singaraja Mefloport merupakan konsep bandara dengan desain terapung.
Megaproyek struktur terapung ini merupakan suatu konsep yang saat ini memiliki
keunggulan modern dan ramah lingkungan. Konsep ini sangat layak
dikembangkan di Bali Utara karena (1) tidak memerlukan pembebasan lahan di
daratan, (2) tidak terhalangi oleh perbukitan Bali Utara, dan (3) tidak berdampak
pada lingkungan. Bentuk desain terminal bandara disesuaikan seperti di Bandara
Ngurah Rai yang memiliki ciri arsitektur Bali.
2. Struktur Singaraja Mefloport
Singaraja Mefloport terdiri atas 4 komponen yaitu (1) struktur poonton
terapung yang luas, (2) pondasi penguat, (3) jembatan pengakses dari darat ke
wilayah terapung, dan (4) pemecah gelombang. Struktur poonton ini merupakan
tempat dibangunnya bandara dengan konsep 2 runway, terminal penumpang, dan
parker. Struktur poonton merupakan tempat pembangunan fasilitas bandara yang
meliputi Landing Movement (LM), Terminal Area, dan Terminal Traffic Control
(TCC). Poonton ini dibuat dengan kemampuan menahan bangunan dan lalu lintas
pendaratan pesawat. Pondasi penguat difungsikan sebagai penahan agar struktur
terapung tetap pada posisinya. Jembatan pengakses ini difungsikan sebagai
penghubung daratan dengan struktur terapung yang memungkinkan seperti
jembatan layang. Pemecah gelombang berfungsi untuk menahan gelombang
sehingga struktur terapung tidak bergerak akibat hantaman gelombang laut.
Modul beton (concrete modules) melibatkan platform besar dengan udara
yang terjebak di dalam silinder beton berongga. Pneumatic stabilized platforms
dirancang untuk melawan kekuatan gerakan gelombang. Sistemnya adalah silinder
beton terbuka di bagian bawah, tapi udara yang terjebak di dalam kolom membuat
5
terapung. Platform ini menghubungkan silinder dengan memberikan stabilitas.
Platform dibuat dengan modul terpisah, yang dapat dibangun dan dirakit di tempat
yang dirancang. Setiap modul berisi dinding 12-120 silinder beton. Diameter
silinder adalah 22 kaki. Desain yang besar memberikan kestabilan platform
pneumatic. Platform ini juga dirancang untuk dapat mendistribusikan kekuatan
gelombang. Ketika gelombang menghantam platform, silinder dibagian bawah
terbuka dan saling berhubungan sehingga udara yang terjebak dapat bergerak,
sehingga air bergerak naik melalui silinder dan memaksa udara yang terperangkap
untuk bergerak di bawah deck platform. Hal ini dapat mengurangi kekuatan
gelombang sampai menghilang sepenuhnya. Secara umum, struktur Singaraja
Mefloport disajikan pada Gambar 3 dan 4.
Gambar 3. Airview Desain Singaraja Mefloport
Gambar 4. Struktur Pondasi Singaraja Mefloport
Landing movement merupakan suatu areal utama dari bandara yang terdiri
dari runway, taxiway, dan apron. Runway yang digunakan pada Singaraja
Mefloport adalah runway dua jalur karena runway ini mampu menampung 70%
6
lebih banyak lalu lintas daripada runway satu jalur. Terminal area merupakan
suatu areal utama yang memepunyai interface antara lapangan udara dan bagian-
bagian dari bandara yang lain. Sehingga dalam hal ini mencakup fasilitas-fasilitas
pelayanan penumpang, penanganan barang kiriman, perawatan dan administrasi
bandara. Terminal traffic control merupakan fasilitas pengatur lalu lintas udara
dengan berbagai peralatannya seperti sistem radar dan navigasi.
Komponen-komponen utama dari struktur terapung antara lain: (1) Precast
slab dengan pelindung, slab berfungsi untuk mengirimkan beban ke bagian
pendukung dan bertindak sebagai flange kompresi baja komposit. Momen lentur
maksimum adalah k.ft./ft., (2) Deck framing yang terdiri dari grid baja struktural,
(3) Kolom dan diagonal yang berfungsi mendukung struktur deck dan
mengirimkan beban ke dalam ruang apung, (4) Ruang buoyancy sebagai
kontinuitas elastis ynag mendukung kolom, (5) Sistem anchorage yaitu sistem
pelabuhan yang terdiri dari kabel mooring dan jangkar massa yang berfungsi
untuk struktur baik secara vertikal dan horizontal. Kriteria desain terapung harus
diperhitungkan dari beban diantaranya: (1) beban layanan yang diperbolehkan
adalah 710.000 lbs sampai 775.000 lbs (tipe pesawat Boeing 747B), (2) gaya
konstruksi (gaya tarikan dan gaya akibat gelombang), (3) gaya lingkungan (angin,
laut, dan suhu), dan (4) beban perjalanan dan gaya accidental (Weidlenger, 1969).
Gambar 5. Struktur Modul Floating (Weidlenger, 1969)
7
3. Sistem Kawasan Singaraja Mefloport
Sistem transportasi bandara
Sistem transportasi Singaraja Mefloport menggunakan angkutan umum
dan angkutan pribadi yang dapat masuk ke areal parkir bandara. Transportasi
bandara melintasi jembatan penghubung dari daratan Bali ke bandara terapung.
Persediaan energi dan air bersih bandara
Singaraja Mefloport menggunakan sumber energi listrik ramah
lingkungan. Energi listrik yang dikembangkan menggunakan konsep hybrid, yaitu
memanfaatkan energi panas matahari dan energi angin dengan membangun kincir
angin terapung (Gambar pada Lampiran 4). Selain itu, sumber energi yang
memungkinakan untuk diterapkan adalah energi dari gelombang laut dan dari
perbedaan suhu laut. Penggunan water purification akan difungsikan sebagai
penyedia air bersih diseluruh kawasan Singaraja Mefloport dengan memanfaatkan
air laut yang telah diproses sehingga dapat diminum.
4. Pengembangan Singaraja Mefloport
Megaproyek kawasan Singaraja Mefloport membutuhkan sumber daya
yang besar, baik dari segi teknis dan pendanaan. Berkembangnya teknologi dan
pengetahuan mampu memberikan optimisme terhadap sesuatu yang mustahil
mampu terwujud. Beberapa perkembangan teknologi dan pengetahuan yang
mampu untuk mendukung pembangunan Singaraja Mefloport yaitu: (a)
perkembangan bahan bangunan dan konstruksi berkualitas tinggi untuk menopang
beban yang berat dan mampu dikembangkan diperairan, dan (b) munculnya
rekayasa teknik terhadap struktur bangunan terapung seperti yang telah
dikembangkan oleh arsitek dunia.
Singaraja Mefloport diprediksi akan mampu dibangun pada tahun 2015.
Pada tahun 2015, diperlukan studi mengenai sistem dan teknologi dalam
membangun kawasan dengan menggandeng para arsitek Jepang yang telah
berhasil membangun floating airport untuk mengkaji di kawasan Bali Utara.
Setelah selesai, selama 5 tahun akan dilakukan pembangunan kawasan Singaraja
Mefloport. Pada tahun 2020, kawasan ini mulai dibuka dan difungsikan sebagai
bandara. Target tahun 2020 diambil karena pada tahun ini jumlah penumpang ke
8
Bali tidak mampu tertampung di Bandara Ngurah Rai dan kesenjangan daerah
Bali Utara akan semakin melebar berdasarkan prediksi yang dilakukan saat ini.
Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Gagasan Singaraja Mefloport
Pihak-pihak yang dapat membantu agar dapat mengimplementasikan
konsep Singaraja Mefloport adalah sebagai berikut.
1. Arsitek: merupakan pemeran utama untuk mampu mewujudkan Singaraja
Mefloport ini dalam hal mentransformasi material bangunan, membuat desain
dan menganalisa distribusi keruangan. Transformasi material dilakukan pada
konstruksi baja menjadi struktur yang mampu terapung serta sentuhan green
building pada setiap bangunan.
2. Konsultan perencana: memiliki peranan dalam menganalisa daya dukung tanah
dan pondasi, kekuatan konstruksi, mekanika teknik, hidrolika, hidrologi, dan
teknologi bahan konstruksi, serta pemilihan material yang sesuai. Selain itu,
konsultan perencana mampu merancang sistem-sistem yang akan dipergunakan
pada kawasan Singaraja Mefloport.
3. PT. Angkasa Pura I: sebagai pendukung dan pengelola bandara diluar
pengelolaan pemerintah untuk kawasan Indonesia Timur. Hal ini dilakukan
untuk meningkatkan nilai komersial dan inovasi sehingga tercapai kepuasan
konsumen dan masyarakat pengguna transportasi udara di Bali Utara.
4. Pemerintah dan BUMD: pemerintah memiliki peran penting dalam hal
pengambil kebijakan, baik yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum,
Kementerian Keuangan, Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Daerah.
Disamping itu juga diperlukan peran pemerintah dibagian kelautan dan
lingkungan hidup. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) juga memiliki peran
dalam pengelolaan energi, air dan transportasi publik Singaraja Mefloport
5. Masyarakat: merupakan tujuan akhir dari pembangunan Singaraja Mefloport.
Masyarakat dapat berpartisipasi dalam mengembangkan dan melindungi
wilayah ini dengan tetap mengacu pada kebijakan pemerintah.
KESIMPULAN
Konsep Singaraja Mefloport
Megaproyek Singaraja Mefloport merupakan pembangunan bandara
internasional terapung masa depan Bali dengan peruntukannya dalam jangka
9
menengah sebagai solusi padatnya penumpang Bandara Ngurah Rai yang
diprediksikan terjadi pada tahun 2020 akibat perkembangan pariwisata dan
melakukan pemerataan pembangunan di wilayah Bali Utara. Singaraja Mefloport
dibangun berdasarkan filosofi lokal berstandar internasional dalam
pembangunannya. Konsep bandara ini diharapkan menjadi solusi pilihan terhadap
permasalahan rencana pembangunan bandara di Bali Utara yang dilakukan dengan
mereklamasi laut Kubutambahan Buleleng yang akan mengancam lingkungan.
Langkah-Langkah Strategis Implementasi Gagasan
Langkah strategis direncanakan dengan matang agar bandara terapung ini
dapat terealisasi dengan baik dan berkelanjutan. Adapun langkahnya yaitu:
1. Tahap Perencanaan dan Studi Lanjut: merupakan tahap penyusunan tujuan
megaproyek dan pelaksanaan studi kelayakan ini dengan melibatkan
stakeholder pemerintah, perusahaan konstraktor, dan para akademisi.
2. Tahap Pengembangan Kerjasama: sebagai sebuah megaproyek, kerjasama
seluruh pihak diperlukan untuk menyatukan konsep dalam hal teknis dan
finansial sebagai pijakan sebelum dilakukan pembangunan.
3. Tahap Pembangunan: dilakukan oleh pemerintah dan swasta. Tahap ini akan
mengimplementasikan semua rancangan yang telah dipersiapkan sebelumnya.
4. Tahap Evaluasi Pembangunan: evaluasi sangat diperlukan sebagai bahan kajian
pembangunan megaproyek serupa dilokasi lain.
Prediksi Keberhasilan Gagasan Singaraja Mefloport
Rencana Pemerintah Provinsi Bali untuk membangun bandar udara di
kawasan Bali Utara dengan melakukan reklamasi terhadap Laut Kubutambahan
Buleleng dan pembebasan lahan seluas 1000 Ha menjadi permasalahan yang akan
bergejolak di masyarakat. Dampak yang muncul menjadikan reklamasi bukan
sebuah solusi yang tepat, sehingga dapat diyakini konsep terapung merupakan
jawabannya. Konsep Singaraja Mefloport ini untuk mengantisipasi meningkatnya
penumpang transportasi udara yang tidak mampu dilayani di Bandara Ngurah Rai
akibat perkembangan pariwisata dan mengantisipasi kesenjangan pembangunan
Bali Utara dengan Bali Selatan. Pembangunan bandara terapung ini diharapkan
tetap dapat melindungi biota laut dan ekosistemnya serta melalui rekayasa teknik
mampu menciptakan bandara yang nyaman dan ramah lingkungan.
10
Wilayah Singaraja dipilih sebagai penerapan Singaraja Mefloport karena
pusat Bali Utara terletak di Singaraja, apalagi Singaraja pernah menjadi ibukota
Provinsi Bali. Pembangunan struktur terapung akan memberikan solusi atas
kondisi alam Bali Utara yang sangat dekat dengan perbukitan yang dapat
mengganggu lalu lintas penerbangan. Kawasan bandara yang dipertimbangkan
saat ini memiliki jarak 3,5-4 km dari bukit, sehingga tidak memenuhi standar
minimal 8 km dari perbukitan, sehingga konsep terapung ini mampu memberikan
solusi terhadap kendala tersebut. Pembangunan struktur terapung juga sangat
cocok sebagai pilihan menolak reklamasi Laut Kubutambahan dan pembebasan
lahan yang akan berdampak meluas bagi lingkungan dan masyarakat. Kerjasama
semua pihak akan memberikan dampak pada keberhasilan megaproyek ini.
DAFTAR PUSTAKA
Angkasa Pura. 2013. Daya tampung Bandara I Gusti Ngurah Rai menjadi yang
terbesar di Indonesia saat ini. Artikel Online. Tersedia pada:
http://www.angkasapura1.co.id/detail/berita/daya-tampung-bandara-i-gusti-
ngurah-rai-menjadi-yang-terbesar-di-indonesia-saat-ini. (Diakses pada 2
Maret 2014)
BPS Bali. 2012. Banyaknya penumpang terbang, penumpang yang datang dan
berangkat dari/ke Bandara Ngurah Rai sert transit per bulan tahun 2012.
Publikasi Laporan BPS. Tersedia pada: http://bali.bps.go.id/tabel_
detail.php?ed=610004&od=10&id=10 (Diakses pada 2 Maret 2014)
BPS Bali. 2013. Pola konsumsi dan distribusi pendapatan Provinsi Bali 2012.
Denpasar: Arysta Jaya
Hideyuki, S. 2005. Overview of megafloat: Concept, design criteria, analysis, and
design. Marine Structure 18 (2005) 111-132.
MP3EI. 2012. MP3EI Koridor Bali-Nusa Tenggara: Pintu gerbang pariwisata
nasional. Jakarta: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor: SKEP/77/VI/2005
tentang persyaratan teknis pengoperasian fasilitas teknik bandar udara
Sandhyavitri, A. & Taufik, H. 2005. Teknik lapangan terbang 1: Teori dasar.
Pekanbaru: Jurusan Teknik Sipil Universitas Riau
Tempo. 2012. AP I catat penumpang domestik naik 18,64%. Artikel Online.
http://www.tempo.co/read/news/2012/07/24/090419048/AP-I-Catat-
Penumpang-Domestik-Naik-1864-Persen (Dikases pada 2 Maret 2014)
Weidlenger, P. 1969. Report on the design of floating airport. New York:
Weidlenger Association
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Penyusun Dan Pembagian Tugas
No Nama/
NIM
Program
Studi
Bidang
Ilmu
Alokasi
Waktu
(jam/minggu)
Uraian Tugas
1. I Nengah
Adi
Mahendra/
1213011037
Pend.
Matematika
Matematika 14 jam/
minggu
1. Mengurus seluruh
administrasi tim PKM-GT
2. Menganalisis referensi
dalam menjelaskan
gagasan
3. Mensintesis gagasan secara
keseluruhan
4. Melakukan bimbingan
dengan dosen pembimbing
2. Bagus
Ngurah Alit
Putra
Wiryawan /
1013021005
Pend.
Fisika
Fisika 14 jam/
minggu
1. Mengumpulkan data
terkait struktur terapung
2. Mengumpulkan data gini
ratio Bali
3. Mensintesis gagasan secara
keseluruhan
4. Melakukan bimbingan
dengan dosen pembimbing
3. I Gusti
Ngurah
Bayu
Sucitra/
1213031022
Pend.
Kimia
Kimia 14 jam/
minggu
1. Mengumpulkan data
penumpang bandara
Ngurah Rai Bali
2. Menganalisis solusi yang
pernah ada terkait
penyediaan lahan
3. Melakukan bimbingan
dengan dosen pembimbing
4. Gde Parie
Perdana /
1113021059
Pend.
Fisika
Fisika 14 jam/
minggu
1. Mentransformasi gagasan
ke dalam gambar-gambar
untuk menunjang isi PKM
2. Mensintesis gagasan secara
keseluruhan
3. Melakukan bimbingan
dengan dosen pembimbing
Lampiran 4. Desain dan Struktur Singaraja Mefloport
Gambar 6. Lokasi Pembangunan Singaraja Mefloport
Gambar 7. Desain Runway Singaraja Mefloport
Gambar 8. Desain Singaraja Mefloport
24 kaki
Diameter silinder
22 kaki
Jarak antar silinder
digunakan sebagai
akses perbaikan
(a) (b)
Gambar 9.(a) Desain Struktur Concrete Modules, (b)Desain Penampang
Concrete Modules
Gambar 10. Konsep Floating Pembangkit Listrik Tenaga Angin
CONTOH POSTER PKM GT
633
PUSKESMAS STELSEL BERDINDING BOTOL: SOLUSI INOVATIF MENINGKATKAN AKSES PELAYANAN KESEHATAN DI DAERAH ENDEMIK MALARIA
Ariyani Novita Savitri, Dwi Rizki Purnamasari, Fuzna Alfiani,
I#ita Rakhma Ikrima, Lulu Octaviani
Universitas Indonesia
ABSTRAK
Beberapa daerah di Indonesia merupakan daerah endemis malaria dengan Na-tional Annual Parasite Incidence (API) adalah 2,4%. Ketimpangan dalam jumlah puskesmas merupakan salah satu penyebab tingginya tingkat penularan malaria. Solusi dari masalah ini adalah membangun puskesmas baru di daerah itu. Biaya konstruksi dapat dikurangi dengan memanfaatkan limbah botol plastik untuk menggantikan batu bata sebagai dinding puskesmas. Selanjutnya, puskesmas berdinding botol akan dibangun dalam sistem stelsel dalam rangka meningkat-kan akses ke pelayanan kesehatan di daerah endemik malaria. Dengan demikian, tingkat penularan malaria dapat ditekan sehngga diharapkan angka API akan terus menurun dari waktu ke waktu.
634
Ditlitabmas Ditjen DIKTI
PKM Gagasan Tertulis
657
AVA (AKASA VANA ASTHANA): INOVASI HUTAN PANGGUNG UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN YANG MENYOKONG KESEJAHTERAAN HIDUP MANUSIA DAN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
Nugroho Rinadi Pamungkas, Eka Ramadhan Hariadhi, Prihantari Muk!
Ibrani, Maria Veronika Kartjito, Frenty Yohana Laurencya Maramis
Universitas Airlangga
ABSTRAK
Pembangunan berkelanjutan adalah kegiatan pembangunan yang berlangsung terus-menerus dan bertujuan meningkatkan kualitas kehidupan manusia tanpa melampaui kemampuan ekosistem pendukung kehidupannya. Namun demikian, aktivitas konversi hutan menjadi perkebunan, transmigrasi, permukiman, per-tambangan dan penebangan liar, serta pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) yang kurang bertanggungjawab bertentangan dengan pembangunan berkelanjutan. Konsep Hutan Panggung AVA (Akasa Vana Asthana) adalah ja-waban dari tantangan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan dengan menyediakan lahan hutan baru sebagai pengganti atau penambah luas hutan. Konsep ini diutamakan untuk diaplikasikan di perkotaan, karena bertujuan menghadirkan kembali fungsi hutan dan fungsi tambahan untuk mengatasi berbagai permasalahan ekologis di perkotaan. Gagasan dalam kegiatan ini ada-lah membuat hutan di atas wilayah kota yang akan menghasilkan kelestarian lingkungan hidup. Lahan terpilih adalah landscape di kawasan Surabaya, sebagai respon yang bersifat empiris atas permasalahan di tengah-tengah masyarakat. Konsep ini dapat diaplikasikan di kota-kota besar lain di Indonesia.
658
Ditlitabmas Ditjen DIKTI
PKM Gagasan Tertulis
661
SURABAYA FRISHAPP KOTA TERAPUNG MASA DEPAN DENGAN DESAIN “FLOATING RING SHAPED PLATE”
Puput Wiyono, Rigan Satria Asmara Putra, Titis Wahyu Pratiwi
Ins�tut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
ABSTRAK
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Indonesia Maritime Magazine tahun 2030, Indonesia akan kembali kehilangan sekitar 2.000 pulau akibat global warm-ing. Sementara itu, rata-rata laju pertumbuhan penduduk di Indonesia di-perkirakan mencapai 6% per tahun. Hal ini berakibat pada jumlah lahan yang semakin berkurang untuk dijadikan sebagai wilayah pemukiman. Oleh karena itu, diperlukan solusi yang dapat mengatasi berbagai permasalahan tersebut. Reklamasi yang sering menjadi jawaban atas permasalahan tersebut, justru mengakibatkan kerusakan ekosistem laut. Surabaya Frishapp merupakan konsep kota terapung yang menggunakan pendekatan konsep “floating ring shaped plate”. Kota ini didesain berkapasitas 36.000 orang, yang artinya lebih dari cukup untuk menampung penduduk sebuah kota. Kota ini menggunakan sistem stuktur yang memungkinkan komponen kota bergerak fluktuatif mengikuti level air laut. Berbagai upaya sinergi dengan alam diusahakan pada hampir semua sistem kota sehingga kerusakan laut dan alam lebih lanjut dapat dihindari.
662
Ditlitabmas Ditjen DIKTI
PKM Gagasan Tertulis