panen dan pengolahan kelapa

38
91 Panen dan Pengolahan Kelapa Panen Kelapa Pelaksanaan panen buah kelapa dan perlengkapannya sebagai berikut : 1-3. Panen buah kelapa pada pohon yang masih rendah 5-8 m dapat menggunakan tangga bambu dan galah bambu yang ujungnya dipasang sabit, jika tinggi pohon lebih dari 8 m dilakukan dengan cara memanjat. 4. Pilih tandan buah yang sudah tua berumur 11-12 bulan, yang ditandai kulit buah berwarna agak coklat hingga coklat. 5. Kelapa yang dipanen dipisahkan dari tandannya dan dikumpulkan disekitar pangkal batang kelapa. 6. Buah kelapa diangkut dengan pedati atau gerobak dan dikumpulkan pada tempat penimbunan kelapa atau disekitar tempat pengolahan kopra. Keterangan : Panen kelapa dilakukan 2-3 bulan sekali sebanyak 2-3 tandan buah. Panen : 30-50 pohon/hari orang kerja. Pengumpulan buah : 600-800 buah/hari orang kerja. Daya angkut pedati : 400-500 buah.

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

15 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Panen dan Pengolahan Kelapa

91

Panen dan Pengolahan Kelapa

Panen Kelapa

Pelaksanaan panen buah kelapa dan perlengkapannya sebagai berikut : 1-3. Panen buah kelapa pada pohon yang masih rendah 5-8 m dapat

menggunakan tangga bambu dan galah bambu yang ujungnya dipasang sabit, jika tinggi pohon lebih dari 8 m dilakukan dengan cara memanjat.

4. Pilih tandan buah yang sudah tua berumur 11-12 bulan, yang ditandai kulit buah berwarna agak coklat hingga coklat.

5. Kelapa yang dipanen dipisahkan dari tandannya dan dikumpulkan disekitar pangkal batang kelapa.

6. Buah kelapa diangkut dengan pedati atau gerobak dan dikumpulkan pada tempat penimbunan kelapa atau disekitar tempat pengolahan kopra.

Keterangan : Panen kelapa dilakukan 2-3 bulan sekali sebanyak 2-3 tandan buah. Panen : 30-50 pohon/hari orang kerja. Pengumpulan buah : 600-800 buah/hari orang kerja. Daya angkut pedati : 400-500 buah.

Page 2: Panen dan Pengolahan Kelapa

Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa

92

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Page 3: Panen dan Pengolahan Kelapa

Panen dan Pengolahan Kelapa

93

Pengolahan kopra

Untuk pengolahan kopra diperlukan perlengkapan dan pelaksanaan kegiatan sebagai berikut : 1. Buah kelapa yang telah dikupas, dibelah menggunakan parang dan

belahan kelapa siap untuk dikeringkan menjadi kopra.

2-3. Pengeringan kopra dilakukan dengan sinar matahari atau menggunakan alat pengering kopra buatan. Pengeringan dengan sinar matahari membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih banyak dan hanya dilakukan jika cuaca baik (musim panas).

Belahan kelapa yang dikeringkan dengan alat pengering kopra buatan, disusun pada rak-rak dan dipanaskan dengan bahan bakar arang tempurung kelapa. Pengeringan dapat juga dengan alat pengering kontruksi tungku bata dengan bahan bakar sabut kelapa.

4-5. Belahan kelapa yang dagingnya agak kering dicungkil dengan alat pencungkil, dipotong-potong dan dikeringkan lagi hingga diperoleh kopra berkadar air 5-6%.

6. Kopra kering yang berkadar air 5-6%, dimasukkan ke dalam karung goni siap untuk dijual.

Keterangan : Pembelahan buah kelapa : 1500-2000 butir/hari orang kerja Pencungkilan daging buah : 800-1000 butir/hari orang kerja Kapasitas tipe Balitka : 250 butir/periode pengeringan Lama pengeringan kopra dengan alat pengering 24-30 jam. Lama pengeringan kopra dengan sinar matahari pada cuaca baik berkisar 4 hari.

Page 4: Panen dan Pengolahan Kelapa

Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa

94

(1) (2)

(4)

(3)

(5) (6)

Page 5: Panen dan Pengolahan Kelapa

Panen dan Pengolahan Kelapa

95

Pembuatan minyak klentik

1. Daging buah kelapa dicungkil kemudian diparut dan dikumpulkan dalam wadah penampungan. Dilakukan penambahan air panas ke dalam daging kelapa parut dengan perbandingan 1:1, campuran diaduk dan didinginkan.

2-3. Campuran kelapa parut dan air diperas dan hasil perasan disaring

diperoleh santan dan ampas. 4. Santan didiamkan selama 2 jam, lapisan bagian atas (krim)

dipisahkan dan dimasak dengan menggunakan wajan. 5. Selama pemasakkan dilakukan pengadukan secara terus menerus

dengan menggerus bagian dasar wajan. 6. Pemasakkan santan dihentikan jika blondo telah berwarna coklat

muda sampai coklat, didinginkan, disaring diperoleh minyak klentik dan blondo.

7. Minyak klentik dibotolkan dan siap dikonsumsi atau dijual. Keterangan : 78-9 butir kelapa akan menghasilkan 1 kg minyak klentik, 2 kg ampas basah dan 0.1

kg blondo. Minyak klentik berwarna kuning muda dengan aroma khas. Lama pemasakan santan menjadi minyak klentik 2 jam. Ampas dan blondo dapat digunakan sebagai pakan ternak.

Page 6: Panen dan Pengolahan Kelapa

Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa

96

(1) (2) (4) (3) (5) (6) (7)

Page 7: Panen dan Pengolahan Kelapa

Panen dan Pengolahan Kelapa

97

Pengolahan arang tempurung

Pengarangan tempurung dapat dilakukan dengan dua cara, yakni menggunakan drum dan lobang tanah yang dibetonisasi. 1-2. Pembakaran dimulai dengan memasukkan beberapa belahan

tempurung kering dan disiram dengan minyak tanah agar memudahkan terbakarnya tempurung.

3-6. Apabila tempurung ini telah menyala dengan baik, tempurung

ditambahkan ke dalam drum atau lobang tanah sampai penuh. Penambahan ini dapat dilakukan sebanyak tiga kali.

Tempurung terakhir telah terbakar dengan sempurna, yang

ditandai api berwarna kebiru-biruan dan adanya letupan nyala dipermukaan drum atau lobang, drum atau lobang ditutup rapat agar tidak ada udara yang masuk ke ruang pembakaran.

7. a. Proses pengarangan telah selesai jika drum atau penutup lobang

telah menjadi dingin, arang dikeluarkan dari tempat pembakaran.

b. Disortir sehingga diperoleh arang tempurung. Keterangan : Rendemen arang : 25-30% dari berat tempurung Tempurung 1000 belahan : 20-22 kg arang Kapasitas drum : 50-60 kg/periode proses Kapasitas lobang tanah dibetonisasi : 100-150 kg/periode proses Lama proses pengarangan tempurung : 5-6 jam/periode proses.

Page 8: Panen dan Pengolahan Kelapa

Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa

98

(2)

(1) (3) (4) (5) (6) (7a) (7b)

Page 9: Panen dan Pengolahan Kelapa

Panen dan Pengolahan Kelapa

99

Pengolahan serat sabut

Pemisahan serat dan sabut kelapa dapat dilakukan secara mekanis dan biologis. Cara yang popular dan praktis dilakukan adalah cara mekanis dengan menggunakan alat Decorticator (penghancur sabut). Proses pengolahan sebagai berikut : 1. Sabut kelapa ditimbun disekitar unit penghancur sabut

(decorticator).

2. Sabut utuh dipilah-pilah sesuai ukuran corong pemasukan bahan olah pada decorticator.

3. Potongan sabut dimasukkan ke dalam corong tersebut.

4-6. Proses pemisahan serat secara mekanis dalam ruang penghancur sabut dan hasil penghancuran sabut didorong keluar secara otomatik, lewat saringan berputar sehingga serat sabut dan debu sabut akan terpisah.

7. Serat sabut dikeringkan dengan sinar matahari. Setelah pengeringan akan diperoleh serat kering. Serat sabut dikemas dalam bentuk ball atau dimasukkan kedalam karung goni.

Keterangan :

75 butir kelapa mengasilkan sabut segar 61.8 kg Dengan decorticator tipe BPPT-BALITKA : Kapasitas olah : 50 kg sabut/jam Konsumsi listrik : 2.2-2.6 Kwh Kondisi hasil olah :

- Serat : 36.7-37.7% - Debu serat : 51.8-62.7% - Loss : 7.7-10.5% - Warna serat : kuning muda-coklat muda

Lama pengeringan serat sabut pada cuaca baik 4-6 jam.

Page 10: Panen dan Pengolahan Kelapa

Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa

100

(1) (2)

(4)

(2)

(3) (6) (5) (7)

Page 11: Panen dan Pengolahan Kelapa

Panen dan Pengolahan Kelapa

101

Pembuatan sari kelapa

Pengolahan sari kelapa (nata de coco) dari air kelapa, prosesnya sebagai berikut : 1-2. Air kelapa disaring dan ditampung pada wadah penampung yang

bersih, ditambahkan gula pasir agar diperoleh air kelapa berkadar gula sekitar 8%.

3. Campuran air kelapa-gula dimasak sampai mendidih lalu

didinginkan. 4-5. Pada campuran air kelapa-gula ditambahkan cairan bibit nata 15%,

dan asam asetat glacial agar diperoleh larutan dengan pH 4. Campuran dimasukkan dalam wadah gelas ditutupi kain saring dan difermentasi pada suhu 20-300C selama 7-10 hari.

6. Setelah penyimpanan akan terbentuk lapisan pada permukaan

cairan berwarna putih transparan, yakni lapisan nata. Lapisan nata diangkat, dicuci, direndam dengan air besih, direbus sampai mendidih dan didinginkan diperoleh sari kelapa.

7. Sari kelapa dipotong dengan ukuran yang diinginkan ditambahkan

sirop, siap untuk dikonsumsi. Keterangan : Air buah kelapa umur 11-12 bulan mengandung gula 2.0-2.6%. Untuk dijadikan

bahan baku nata de coco kadar gula ditingkatkan menjadi 8%, sehingga perlu penambahan gula 5.4-6.0%.

Bibit nata adalah larutan yang terinkubasi Acetobacter xylinum. Fermentasi campuran air kelapa dan bahan lainnya akan menghasilkan nata : - Tebal lapisan nata 1.5-2.0 cm - Rendemen nata de coco 70-80% dari air kelapa.

Page 12: Panen dan Pengolahan Kelapa

Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa

102

(1) (4) (2) (5)

(3) (6) (7)

Page 13: Panen dan Pengolahan Kelapa

Panen dan Pengolahan Kelapa

103

Penyadapan nira kelapa

1. Dipilih mayang yang belum mekar. 2-3. Mayang diikat dan digoyang-goyang agar lemas sehingga

memudahkan keluarnya nira. Tandan bunga dibengkokkan dan ditahan dengan tali.

4. Ujung mayang dipotong lalu dipasang wadah penampung dari

bambu atau bisa juga menggunakan jerigen plastik ukuran volume 5 liter.

5-6. Bambu diikat pada pelepah daun. Setiap pengambilan nira ujung

tandan disayat setebal 2 mm.

Keterangan : Mayang yang telah diikat digoyang-goyang selama 15 menit. Penggoyangan

mayang dua kali dalam sehari selama satu minggu. Ujung mayang dipotong sehingga nira akan menetes.

Penyadapan nira kelapa dilakukan pada tanaman tidak produktif dan kemampuan penyadapan per petani : 25-30 pohon/hari.

Satu pohon kelapa dapat menghasilkan 1.0-1.2 l nira/hari.

Page 14: Panen dan Pengolahan Kelapa

Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa

104

(1) (3) (2) (4) (5) (6)

Page 15: Panen dan Pengolahan Kelapa

Panen dan Pengolahan Kelapa

105

Pengolahan gula cetak

Pengolahan gula cetak menggunakan peralatan dan prosesnya sebagai berikut : 1-2. Nira disaring, diukur pH-nya dengan kertas lakmus. Nira dengan

pH 6-7 layak dijadikan bahan baku pembuatan gula cetak yang ditandai cairan nira berwarna bening dan aroma normal.

3-4. Nira dimasak sambil diaduk, selama pemasakkan diberikan sedikit

minyak goreng agar luapan busa dapat diperkecil. 5. Pemasakkan dihentikan apabila gula yang kental meletup-letup.

Wajan diangkat dari tungku didinginkan selama 15-20 menit., Pengadukan terus dilanjutkan agar kekentalannya seragam dan mudah dicetak.

Agar gula cetak tidak lengket, alat cetak berupa potongan bambu atau belahan tempurung terlebih dahulu direndam dalam air. Cetakan diangkat dan disusun berjajar diatas meja.

6. Cairan gula dituangkan ke dalam cetakan. Setelah padat dan dingin,

gula cetak diangkat lalu diangin-anginkan lagi kemudian dikemas. 7. Gula cetak yang siap dijual dan dikonsumsi. Keterangan : 100 liter nira menghasilkan gula cetak 18 kg. Cara pengawetan nira : a. Penampung nira bersih dan ditambahkan bahan pengawet berupa 1.5 g kapur; 20

ml Natrium Metabisulfit 0.1%/l nira, pengawet alami daun ginggihiang (Leea aequata Linn).

b. Penampung dicuci dengan air mendidih.

Page 16: Panen dan Pengolahan Kelapa

Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa

106

(1) (2)

(3) (4) (5) (6) (7)

Page 17: Panen dan Pengolahan Kelapa

Panen dan Pengolahan Kelapa

107

Pengolahan gula semut

1-2. Nira disaring, diukur pH-nya dengan kertas lakmus. Nira yang layak dijadikan bahan baku pembuatan gula semut adalah pH 6-7, ditandai dengan warna cairan nira bening dan aroma normal.

3-4. Nira dimasak, selama pemasakkan diberikan sedikit minyak

goreng agar luapan busa dapat diperkecil. 5-6. Pada pembuatan gula semut, cairan gula yang sedang dimasak

diaduk terus hingga diperoleh kristal gula berwarna coklat. 7. Untuk keseragaman butiran kristal dilakukan pengayakan dengan

ayakan berdiameter lobang 1.0-1.5 mm. Jika dijumpai kristal yang tidak lewat ayakan, dilakukan penggerusan secara berulang dan diayak sehingga diperoleh gula semut.

8. Gula semut dikeringkan dengan sinar matahari, didinginkan dan

dikemas dalam kantong plastik dengan ukuran kemasan berkisar 250-500 g per kemasan.

Keterangan : 100 liter nira menghasil sekitar 8 kg gula semut.

Page 18: Panen dan Pengolahan Kelapa

Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa

108

(1) (2)

(3) (4)

(5) (6)

(7) (8)

Page 19: Panen dan Pengolahan Kelapa

Panen dan Pengolahan Kelapa

109

Pemanfaatan kayu kelapa

Pemanfaatan batang kelapa untuk mengasilkan kayu kelapa disesuaikan dengan sifat kekerasan kayu dan tujuan penggunaannya. Proses pengolahanya adalah sebagai berikut : 1-2. Pohon kelapa berumur 60 tahun atau lebih ditebang. 3. Penggelondongan batang kelapa dibagi dalam tiga kelompok,

yakni bagian pangkal (8 m dari pokok batang), tengah (lebih dari 8 m-16 m) dan ujung (lebih dari 16 m).

Penggergajian batang kelapa, dilakukan untuk memisahkan bagian luar yang telah ditakik dan bagian dalam batang yang lunak. Selanjutnya kayu kelapa digergaji dalam bentuk balok atau papan.

4. Bagian ujung batang kelapa yang tidak layak dibuat balok atau

papan digergaji dalam bentuk mot atau gelondongan dengan panjang 60 cm. Mot batang kelapa digunakan sebagai bahan bakar. Sedangkan bagian dalam lebih sesuai digunakan sebagai bahan bakar atau bahan kemasan hasil pertanian karena bagian ini lunak dan mudah rusak.

5. Untuk keawetan kayu kelapa yang akan digunakan sebagai bahan

pembuatan meubel dan bahan bangunan, dilakukan pengawetan dengan cara sederhana dan murah, yakni merendam balok atau papan dalam minyak tanah, solar dan larutan tanin selama satu hari, kemudian dikering-anginkan.

Keterangan :

Satu pohon kelapa panjang 25-30 m, volumenya 1.05 m3 jika digergaji akan menghasilkan :

- Balok/papan kualitas 1 : 0.20 m3 - Balok/papan kualitas 2 : 0.15-20 m3 - Mot kayu bakar : 25-30 ujung

Page 20: Panen dan Pengolahan Kelapa

Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa

110

(1)

(3) (2)

(5)

(4)

Page 21: Panen dan Pengolahan Kelapa

Panen dan Pengolahan Kelapa

111

Aneka produk kelapa

1. Berbagai produk yang dapat dihasilkan dari daging kelapa dan mempunyai pasaran cukup luas, antara lain kelapa parut kering, tepung kelapa, santan awet, oleokimia. Namun penanganannya membutuhkan teknologi yang cukup canggih dan biaya yang besar, sehingga sulit dilakukan oleh petani dengan usaha skala kecil.

2. Berbagai produk yang dapat dihasilkan selain dari daging kelapa dan mempunyai pasaran cukup luas, antara lain arang aktif, minuman ringan berkarbonat, meubel kayu kelapa dan harbord sabut kelapa. Penanganan produk-produk ini membutuhkan teknologi yang cukup canggih dan biaya cukup besar, sehingga sulit dilakukan oleh petani dengan usaha skala kecil.

3. Beberapa produk yang memungkinkan dilakukan oleh petani atau industri kecil, antara lain asam cuka, kecap, alkohol, genteng, selei dll. Namun teknologi yang dihasilkan saat ini perlu dimodifikasi dan dikaji secara tekno-ekonomi dan kebutuhan pasar, agar menguntungkan petani/perajin.

Page 22: Panen dan Pengolahan Kelapa

Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa

112

(1) (2) (3) (4)

Page 23: Panen dan Pengolahan Kelapa

113

Peremajaan Kelapa

Kriteria peremajaan

1. Tanaman kelapa diremajakan jika telah berumur 60 tahun atau lebih walaupun masih berbuah. Tanaman ini sudah tinggi sehingga biaya pemanjatan meningkat. (Gambar 1. Pohon kelapa berumur 60 tahun atau lebih).

Peremajaan juga dilakukan pada pohon kelapa berumur kurang dari 60 tahun jika tanaman tidak produktif atau produksi buahnya kurang dari 30 butir/pohon/tahun dan ditanam di lokasi yang cocok untuk kelapa.

2. Jika daerah tersebut memang tidak cocok untuk kelapa, sebaiknya tidak diremajakan lagi dan usahakan pemanfaatan lahan tersebut untuk komoditas lain. Agar tidak mengganggu kebutuhan bahan baku kelapa dalam jangka panjang, jumlah pohon yang dapat diremajakan dalam satu wilayah (provinsi, kabupaten, kecamatan) maksimal sebanyak 15-16% dari populasi tanaman yang ada.

Page 24: Panen dan Pengolahan Kelapa

Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa

114

(1) (2)

Page 25: Panen dan Pengolahan Kelapa

Peremajaan Kelapa

115

Metode Peremajaan

Metode peremajaan yang dianjurkan adalah tebang bertahap dan dalam keadaan tertentu tebang habis. Metode Tebang Bertahap (MTB)

1. Lakukan pengajiran dan pembuatan lobang tanam sesuai dengan jarak dan sistem tanam yang diinginkan (disarankan sistem pagar 6 m x 16 m). Sebelum pengajiran, tanah diolah untuk persiapan tanaman sela. Usahakan seluruh kegiatan ini selesai pada awal musim hujan.

2. Penanaman kelapa penganti pada awal musim hujan sekurang-kurangnya sehari sebelum penanaman tanaman sela (semusim). Atur agar areal 1-1.5 m sekitar kelapa pengganti bebas dari tanaman sela. Penebangan kelapa tua dilakukan secara bertahap sesuai dengan tingkat kepadatan kelapa tua. Penebangan kelapa tua dilakukan setelah panen tanaman sela. Usahakan agar penebangan dilakukan oleh orang yang sudah berpengalaman agar tanaman pengganti tidak tertimpa batang kelapa. Kerusakan biasanya 0-1 persen. Pada tahun pertama penebangan hanya dilakukan terhadap pohon yang tidak produktif atau dekat tanaman pengganti.

3. Batang kelapa dijual gelondongan atau diolah menjadi kayu kelapa. Bagian lunak dan pucuk dikumpulkan dan dikeluarkan dari areal peremajaan dan dibakar untuk mencegah perkembangan Oryctes. Sisa-sisa pengolahan kelapa dapat dijadikan kayu bakar dan sisanya dikumpulkan lalu dibakar.

Skema Penebangan

Tahun ke Kepadatan kelapa tua Penebangan (%) 1 100 20 2 80 20 3 60 20 4 40 20 5 20 20

Keterangan :

Jika pada saat pertanaman kelapa pengganti populasi kelapa tua tinggal 80% berarti penebangan baru dimulai tahun ke-2, kecuali tanaman yang dekat dengan tanaman pengganti.

Jika populasi hanya 70%, berarti penebangan tahun ke-2 hanya 10%, dan seterusnya hingga pada tahun ke-5 penebangan selesai dilaksanakan.

Keuntungan MTB : pendapatan petani tidak terputus karena masih ada produksi buah dari pohon kelapa yang belum ditebang.

Page 26: Panen dan Pengolahan Kelapa

Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa

116

(1)

(2)

Page 27: Panen dan Pengolahan Kelapa

Peremajaan Kelapa

117

Metode Tebang Habis (MTH) Metode tebang habis, yaitu kelapa tua ditebang seluruhnya

sebelum kelapa pengganti ditanam. 1-2. Metode tebang habis sebaiknya diterapkan pada pertanaman

kelapa yang rusak akibat serangan hama dan penyakit. Hal ini dimaksudkan agar tanaman tua tidak menjadi sumber penularan hama dan penyakit tersebut.

3. Kelapa tua ditebang dan dirobohkan dengan mengunakan Chainsaw. Merobohkan kelapa dengan cara menggali pangkal batang lebih baik karena tidak meninggalkan tunggul, tetapi biayanya lebih mahal. Sisa tunggul dapat dibuang ke luar, atau ditanam 0.5 m di bawah permukaan tanah.

4. Batang kelapa diolah menjadi kayu olahan dan sebagian menjadi kayu bakar. Sisa-sisa pohon yang ditebang dikumpulkan kemudian dikeluarkan dari lokasi peremajaan dan dibakar agar tidak menjadi sarang hama terutama kumbang Oryctes.

5. Penanaman kelapa pengganti, yaitu kelapa Dalam atau hibrida unggul nasional atau unggul lokal.

Keterangan :

Keuntungan MTH adalah :

Persaingan cahaya tidak terjadi antara pohon pengganti dengan pohon kelapa tua dan kerusakan tanaman pengganti akibat penebangan kelapa tua tidak terjadi.

Kerugian MTH adalah :

Pendapatan petani terputus selama 4-7 tahun setelah tanaman tua ditebang, tergantung jenis kelapa pengganti dan pola tanamnya. Untuk mencegah terputusnya pendapatan petani diusahakan menanaman tanaman sela.

Page 28: Panen dan Pengolahan Kelapa

Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa

118

(2) (1) (3) (4)

Page 29: Panen dan Pengolahan Kelapa

119

Tanaman Sela di antara Kelapa

Kriteria jenis tanaman sela

1. Jenis tanaman sela toleran terhadap naungan dengan intensitas radiasi surya yang relatif lebih rendah, yaitu 50-200 Watt/m2, suhu rata-rata 25-270C dan kelembaban 80%.

2. Jenis tanaman sela dapat tumbuh dan berproduksi tinggi pada daerah yang sesuai untuk kelapa, yaitu ketinggian 0-500 m di atas permukaan laut, curah hujan 1500-3500 mm/tahun dan bulan kering (curah hujan kurang dari 130 mm/bulan) sebanyak 3 bulan berturut-turut.

3. Jenis tanaman sela tidak merupakan tanaman inang bagi hama dan penyakit yang berbahaya bagi tanaman kelapa di suatu daerah tertentu, misalnya tanaman sela pisang di daerah serangan Sexava.

4. Jenis tanaman sela yang pengusahaannya tidak menyebabkan penurunan produksi atau kerusakan tanaman kelapa atau terjadinya erosi dan kerusakan tanah.

Keterangan :

Untuk daerah-daerah tertentu walaupun curah hujan kurang dari 130 mm/bulan, tetapi memiliki air tanah yang rendah, cocok untuk tanaman kelapa.

Page 30: Panen dan Pengolahan Kelapa

Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa

120

(1)

Lahan diantara tanaman kelapa pada jarak tanam Konvensional (di areal petani).

(2)

Lahan diantara tanaman kelapa pada sistem dan jarak tanam baru 6 m x 16 m (sistim pagar).

Page 31: Panen dan Pengolahan Kelapa

Tanaman Sela di antara Kelapa

121

Tanaman pangan di antara kelapa 1. Penanaman tanaman pangan sebagai tanaman sela sebaiknya

dilakukan pada saat kelapa berumur 1-4 tahun dan lebih dari 25 tahun untuk jarak dan sistem tanam 8.5 x 8.5 m dan 9 x 9 m sistem segiempat atau segitiga.

2. Tanaman pangan yang cocok di antara kelapa, yaitu jagung, padi gogo, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, kacang merah, dan ubi jalar. Tanaman pangan ditanam di antara barisan kelapa dengan jarak dari pangkal batang minimal 1.5 m.

Keterangan : Pemeliharaan tanaman sela disesuaikan dengan kebutuhan setiap jenis tanaman

pangan.

Page 32: Panen dan Pengolahan Kelapa

Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa

122

Gambar 1. Tanaman jagung di antara kelapa dengan Jarak tanam kelapa konvensional. Gambar 2. Tanaman sela padi di antara kelapa dengan jarak dan sistim tanam baru 6 m x 16 m (sistim pagar). Gambar 3. Tanaman kacang tanah di antara kelapa Dengan jarak tanam kelapa konvensional.

Page 33: Panen dan Pengolahan Kelapa

Tanaman Sela di antara Kelapa

123

Tanaman Hortikultura 1-4. Beberapa jenis tanaman hortikultura di antara kelapa, baik secara

sendiri maupun kombinasi. Keterangan : a. Tanaman hortikultura (sayuran dan buah-buahan) yang diusahakan di antara

kelapa tergantung pada habitus tanaman hortikultura tersebut, iklim dan umur kelapa serta jarak dan sistem tanam kelapa. Tanaman pepohonan seperti durian, mangga, rambutan, manggis, dan nangka sebaiknya digunakan bibit okulasi dan ditanam setelah kelapa berumur 30 tahun untuk jarak tanam konvensional. Jika digunakan jarak tanam 6 m x 16 m, dapat ditanam setelah kelapa berumur 2-3 tahun.

b. Jarak tanam tanaman hortikultura dari pangkal kelapa tergantung habitus tanamannya :

- Tanaman semusim 1.5 m.

- Tanaman tahunan perdu (misalnya jeruk manis dan sirsak) 3.0 m.

- Tanaman tahunan habitus besar, pada jalur pertengahan antara barisan kelapa pada jarak tanam 9 x 9 m dan 4.0 m pada jarak tanam 6 x 16 m.

c. Jenis tanaman hortikultura yang dapat diusahakan antara lain : sayuran-sayuran, pepaya, pisang, nenas, langsat/duku, jeruk, semangka, rambutan, sirsak, durian, mangga, manggis, nangka, dan jambu klutuk.

Page 34: Panen dan Pengolahan Kelapa

Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa

124

(1) (2) (3) (4)

Page 35: Panen dan Pengolahan Kelapa

Tanaman Sela di antara Kelapa

125

Tanaman kakao di antara kelapa 1. Varietas kakao yang direkomendasikan untuk ditanam di antara

kelapa adalah kakao unggul, yaitu Criollo, Trinitario, atau Hibrida Forastero atau klon unggul kakao dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jember seperti ICS 60, GC 7, UIT 1 dan ICS 13, dan klon kakao mulia seperti DR 1, DR2, DR38, dan DRC16.

2. Kakao ditanam 2.5 m dari pangkal batang kelapa dengan baris ganda di antara kelapa dengan jarak dalam barisan 2.5 m.

3. Pemeliharaan meliputi penyiangan, pemupukan, pemangkasan, dan pengendalian hama dan penyakit. Pemupukan dilakukan dua kali setahun dengan dosis sebagai berikut :

Umur (thn) Urea SP-36 KCl Kieserit

....................................... g/phn/thn........................................ 0-1 15 15 10 10 1-2 25 25 20 20 2-3 90 90 70 40 4 110 110 85 60

Keterangan : Tanaman perkebunan di antara kelapa

a. Tanaman perkebunan yang dapat diusahakan di antara kelapa tergantung umur serta jarak dan sistem tanam kelapa. Jenis tanaman perkebunan yang dapat diusahakan adalah : kakao, kopi, vanili, lada, pala, pinang, jahe, kapulaga, kayu manis, dan tebu.

b. Jika jarak dan sistem tanaman kelapa 16 m x 6 m, maka semua jenis tanaman perkebunan tersebut dapat ditanam sejak kelapa ditanam. Untuk tanaman seperti kakao, vanili, kopi dan kapulaga memerlukan naungan tambahan.

c. Jika jarak tanam 9 x 9 m maka tanaman sela disesuaikan dengan intensitas cahaya. Pada umur 0-3 tahun, hanya jahe dan tebu, pada umur 4 – 25 tahun hanya vanili, pada umur lebih dari 25 tahun, vanili, kapulaga, kopi, kakao, sedangkan pada umur > 35 tahun ditanam tanaman seperti pala, pinang, kayu manis, lada, serta tebu dan jahe.

Page 36: Panen dan Pengolahan Kelapa

Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa

126

Gambar 1. Tanaman kakao di antara kelapa dengan jarak tanam kelapa konvensional. Gambar 2. Tanaman kakao Gambar 3. Pemangkasan Gambar 4. Pemupukan yang telah daun kakao tanaman berproduksi. kakao.

Page 37: Panen dan Pengolahan Kelapa

Tanaman Sela di antara Kelapa

127

Tanaman vanili di antara kelapa 1. Vanili yang dianjurkan ditanam di antara kelapa adalah klon Vanili

Planifolia Andrews tipe Anggrek, Gisting, Anggrek, Gisting, Ungaran, Biojob atau lokal. Stek Vanili sepanjang 50 – 80 cm (5-7 ruas) yang telah diseleksi, ditanam dalam guludan yang dibuat di antara kelapa dengan lebar 1 m sebanyak 3 guludan dan antar guludan dibuat parit selebar 0.5 m.

2. Pemangkasan vanili dilakukan untuk membentuk kerangka tanaman yang kuat dan seimbang 0.15 cm bagian ujung dipotong, ditinggalkan tiga cabang, serta untuk peremajaan.

3. Perambatan dilakukan dengan sistem pagar atau sistem individu (penunjang tunggal).

4. Pemupukan vanili menurut umur adalah sebagai berikut :

Umur Jenis dan takaran pupuk 3 bulan sebelum tanam 10-20 kg pupuk kandang sapi

500 g dolomit/guludan 1-2 tahun 5-10 kg pupuk kandang sapi,

2-3 g /l Gandasil /2 minggu, 20 g Urea, 35 g SP-36, 45 g KCl per tanaman per tahun.

2 tahun 5-10 kg pupuk kandang sapi, 2-3 g/l Gandasil D/2 minggu, 20 g Urea, 35 g SP-36, 45 g KCl per tanaman per tahun.

Keterangan : Hama yang penting, yaitu bekicot dan belalang dikendalikan menggunakan

insektisida. Penyakit yang penting adalah Busuk batang vanili dan bercak coklat buah.

Pengendalian penyakit menggunakan Dithani M45, 80WP Cobox, Cuprovit OB 2l, dan Indofol 476 F.

Page 38: Panen dan Pengolahan Kelapa

Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa

128

(1) (2) (3) (4)