pantai merupakan jalur atau bidang yang memanjang

Upload: alji-neue-regime

Post on 14-Oct-2015

13 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Pantai merupakan jalur atau bidang yang memanjang , tinggi dan lebarnya dipengaruhi oleh pasang surut dari air laut, yang terletak di antara daratan dan lautan ( Thornbury,1969). Morfologi pantai dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : tipe batuan, struktur geologi, diatropisme, perubahan naik turun muka air laut, erosi daratan dan air. Daerah pantai yang masih mendapat pengaruh air laut, dibedakan menjadi :a. Daerah Pantai :daerah yang langsung mendapat pengaruh air laut.b. Garis Pantai : jalur pemisah yang relatif berbentuk baris dan merupakan batas daerah yang bisa dicapai air laut dengan yang tidak bisa dicapai air laut.c. Pantai : daerah yang berdekatan dengan laut dan masih mendapat pengaruh dari air laut.

Berdasarkan Konfigurasi garis pantai, pantai dibedakan menjadi dua, yaitu :- Pantai lurus : pantai dengan konfigurasi garis pantai yang relatif lurus.- Pantai berliku : pantai dengan konfigurasi garis pantai yang relatif berliku atau berkelok-kelok. Ini disebabkan oleh tenggelamnya pantai atau pantai seolah-olah mundur

Bentang alam vulkanik adalah bentang alam yang pembentukannya dikontrol oleh proses keluarnya magma dari dalam bumi (vulkanisme). Vulkanisme ada tiga macam yaitu :

1. Vulkanisme letusan : dikontrol oleh magma yang bersifat asam, banyak gas, sifat magma kental, ledakan kuat, dan biasanya menghasilkan material piroklastik dan membentuk gunung api yang terjal

2. Vulkanisme lelehan : dikontrol oleh lava basa, sedikit kandungan gas, magma encer, ledakan lemah dan vulkanisme ini biasanya menghasilkan gunung api rendah dan berbentuk perisai.

3. Vulkanisme campuran : dikontrol oleh magma menengah dan biasanya menghasilkan gunung api stratoBentang alam adalah bentang alam hasil dari proses kimia maupun fisika yang menyebabkan perubahan bentuk muka bumi karena pengaruh air permukaan. Proses aluvial dibedakan menjadi :

a. Proses Erosi : Proses terkikisnya batuan karena air. Pengkikisan ini dapat berupa abrasi, skouring, pendongkelan, dan korosi.

b. Proses Transportasi : Proses terangkutnya material-material hasil erosi. Proses ini dapat berupa menggelinding ,meloncat, traksi dan mengambang.

c. Proses Pengendapan : Proses yang terjadi apabila tenaga angkut dari sungai berkurang sehingga beban tidak dapat diangkut lagi. Dalam proses ini, material-material yang lebih berat akan terendapkan di bawah material yang lebih ringan.

SUNGAISungai yang mengalir termasuk air permukaan. Berdasarkan stadia erosinya, sungai dibedakan menjadi :

a. Sungai Muda : sungai dengan ciri-ciri :- Penampang melintang sungai berbentuk huruf V- Banyak dijumpai air terjun- Tidak terjadi pengendapan- Erosi vertikal efektif- Relatif lurus dan mengalir di atas batuan induk

b. Sungai Dewasa : sungai dengan ciri-ciri :- Penampang melintang sungai berbentuk huruf U- Erosi relatif kecil- Bermunculan cabang-cabang sungai- Erosi lateral efektif

c. Sungai Tua : sungai dengan ciri-ciri :- Penampang melintang sungai berbentukcawan- Erosi lateral sangat efektif- Anak sungai lebih banyak- Bermeander- Kemiringan datar

Kars adalah bentang alam di permukaan dan perut bumi, yang secara khas berkembang pada batu gamping dan dolomit sebagai akibat proses pelarutan dan peresapan air. Di Indonesia, potensi kars terdapat di pulau-pulau seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, Lombok, NTB, Timor, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Di Pulau Jawa, sebaran kawasan kars terdapat di Rembang, Bojonegoro, Pangandaran, Tulungagung, Blitar, Surabaya, Kangean, Balekambang, Bawean, Mojokerto, Pacitan, Wonogiri, Wonosari, Purwokerto, Tegal, Cianjur, Bogor, Salatiga, Surakarta, Besuki, Tuban, Sumenep, Pamekasan, Banyuwangi, Ponorogo, Jember, Yogyakarta, Subang, Bandung, dan Karawang.

Hampir semua daerah di Indonesia yang memiliki bentang alam kars mempunyai bentukan-bentukan yang khas di setiap daerah. Perbedaan-perbedaan tersebut menjadi dasar pengelompokan kawasan kars di Indonesia, yang antara lain adalah :

a. Tipe Gunung SewuTipe bentang alam kars ini hadir berupa kawasan kars yang luas dan dicirikan bukit gamping berbentuk kerucut (konical) dan kubah yang jumlahnya puluhan ribu. Selain itu di dapati adanya lembah dolina dan polje diantara bukit-bukit tersebut. Di dalam dolina didapati adanya terrarosa yang menahan air sehingga tidak bocor ke dalam tanah. Terrarosa juga digunakan untuk lahan pertanian. Sungai-sungai yang mengalir masuk kebawah permukaan tanah melalui mulut-mulut gua (through caves) maupun dari sink yang ada. Sungai-sungai yang mengair di bawah tanah akan bergabung membentuk sistem besar yang berbentuk subrectanguler dendritik untuk kemudian meluah sebagai mata air pantai. Arah aliran sungai umumnya dikendalikan oleh struktur geologi. Tipe ini berkembang di sepanjang jalur pegunungan selatan dari Jawa Timur hingga Yogyakarta.

b . Tipe GombongBentang alam kars tipe gombong merupakan bongkah batugamping yang menumpang di atas lapisan batuan non-karbonat kedap air yang dicirikan oleh pembentukan cockpit, terutama yang dijumpai di daerah selatan Gombong (daerah Karangbolong). Bentukan depresi yang ada umumnya dibatasi oleh lereng yang terjal dan kadang dijumpai bentukan seperti bintang. Karena batugamping berada di atas lapisan batuan yang kedap air maka batas antara keduanya menjadi tempat keluarnya mata air.

c. Tipe MarosTipe ini dicirikan oleh bukit-bukit yang berbentuk menara (tower karst/magote). Pembentukan bentan alam ini berkaitan dengan bidang retakan (kekar dan sesar) yang arahnya berkedudukan tegak atau hanpir tegak. Tinggi menara antara 50-200 meter, berlereng terjal dan datar pada bagian puncaknya. Diantara bukit-bukit tersebut terdapat lembah-lembah sempit, berdasar rata, berbentuk memanjang. Bentukan yang khas ini dijumpai di daerah Maros, Sulawesi Selatan.

d. Tipe WawoleseaTipe ini dicirikan adanya lorong-lorong yang terisi oleh air panas dan air asin dan di beberapa tempat terdapat jem batan alam (natural bridge). Tipe ini dicirikan terutama oleh kontrol hidrologi air panas sehingga terjadi proses pengendapan ulang larutan kalsit yang membentuk undak travertin yang beraneka ragam serta jarang dijumpai di tempat lain. Sifat asin dipengaruhi oleh air laut, pada saat pasang mendesak kedarat melalui sistem darat yang ada.

e. Tipe SemauTipe ini merupakan tipe kawasan kars yang melibatkan batugamping yang berumur muda (Kala Kwarter). Bentang alam yang dijumpai berupa rucutan (sink) dan lorong-lorong gua yang pendek yang bersatu membentuk sistem tertentu karena proses karstifikasi yang berlangsung belum lama.. Proses tektonik yang aktif mempercepat proses pelarutan dan mengakibatkan kawasan kars bertahap mengalami pengangkatan.Undak-undak pantai yang disusun oleh koral dapat mencapai tebal 25-100 meter dan mengalami pengangkatan 2,5 cm/tahun. Tipe Semau dijumpai pada P. Semau sebelah barat Kupang, NTT.

f. Tipe Nusa PenidaPulau Nusa Penida yang terletak di sebelah selatan P. Bali memiliki kawasan karst yang tersusun atas batugamping klastik dan non klastik. Pada lapisan batugamping klastik yang umumnya berlapis, terdapat sisipan batuan gampingan berukuran halus dan kedap air. Adanya perulangan jenis batuan menyebakan terjadi keluaran air tanah yang bertingkat. Bentang alam dolina dan bukit kerucut tidak berkembang dengan baik. Gua-gua juga tidak berkembang dengan baik.

g. Tipe IrianMasih banyak yang penulis belum diketahui mengenai tipe kars di Irian. Namun berdasar informasi yang ada tipe kars di Irian dicirikan oleh adanya gua-gua yang panjang. Kars disusun oleh batugamping klastik dan bioklastik, sebagian bahkan telah terubah menjadi metasedimen akibat kontak dengan intrusi batuan beku.

Kawasan kars di Indonesia ditetapkan sebagai cagar alam warisan dunia (world heritage site), karena potensinya --sebagaimana terdapat di Gunung Sewu-- merupakan kesatuan ekosistem biofisik dengan geomorfologi yang sangat unik, dan tidak ada duanya di dunia. Sebagai aset nasional, kawasan kars memiliki paling tidak tiga manfaat. Manfaatnya yaitu :Pertama, sebagai ekologi bernilai ilmiah, yang berkaitan dengan ilmu kebumian, litologi, struktur geologi dan mineral, situs-situs fosil, arkeologi dan plaeontologi, serta tempat berlindung flora dan fauna endemis.Kedua, punya nilai sosial budaya, yang mencakup aspek spiritual keagamaan; terutama menyangkut keberadaan gua sebagai tempat keramat untuk kepentingan ritual, bernilai estetika, rekreasi, pendidikan, lahan jelajah petulangan speologi menyusuri gua dan perut bumi, serta pemanjatan tebing.Ketiga, punya nilai ekonomi yang tinggi, karena menjadi sumber air sungai bawah tanah, pertambangan batu kapur dan bahan semen, kehutanan, pertanian, serta pariwisata.

Karena sebagai aset nasional, maka perlu adanya sikap konsisten terhadap pemanfaatan kars. Tujuannya, agar kelak tidak muncul kekecewaan akibat kehilangan karena telanjur dieksploitasi dari aspek penambangan batuan mineralnya.

Bentang alam eolian merupakan bentang alam yang dibentuk karena aktivitas angin. Bentang alam ini banyak dijumpai pada daerah gurun pasir. Gurun pasir sendiri lebih diakibatkan adanya pengaruh iklim. Gurun pasir diartikan sebagai daerah yang mempunyai curah hujan rata-rata kurang dari 26 cm/tahun. Gurun pasir tropik terletak pada daerah antara 350 LU sampai 350 LS, yaitu pada daerah yang mempunyai tekanan udara tinggi dengan udara sangat panas dan kering. Gurun pasir lintang rendah terdapat di tengah-tengah benua yang terletak jauh dari laut atau terlindung oleh gunung-gunung dari tiupan angin laut yang lembab sehingga udar yang melewati gunung dan sampai pada daerah tersebut adalah udara yang kering.

Bentang alam struktural merupakan kenampakan morfologi yang pembentukannya dikontrol sepenuhnya oleh struktur geologi daerah yang bersangkutan. struktur yg dominan merupakan struktur sekunder, atau struktur yg terbentuk setelah batuannya ada. struktur2 ini dapat berupa sesar, lipatan dan kekar.

Denudasi adalah kumpulan proses yang mana, jika dilanjutkan cukup jauh, akan mengurangi semua ketidaksamaan permukaan bumi menjadi tingkat dasar seragam. Dalam hal ini, proses yang utama adalah degradasi, pelapukan, dan pelepasan material, pelapukan material permukaan bumi yang disebabkan oleh berbagai proses erosi dan gerakan tanah. Kebalikan dari degradasi adalah agradasi, yaitu berbagai proses eksogenik yang menyebabkab bertambahnya elevasi permukaan bumi karena proses pengendapan material hasil proses degradasi. Proses yang mendorong terjadinya degradasi dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu : 1. Pelapukan, produk dari regolith dan saprolite ( bahan rombakan dan tanah)2. Transport, yaitu proses perpindahan bahan rombakan terlarut dan tidak terlarut karena erosi dan gerakan tanah.

1. Bentuklahan asal proses volkanik (V), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas gunung api. Contoh bentuklahan ini antara lain: kerucut gunungapi, madan lava, kawah, dan kaldera.2. Bentuklahan asal proses struktural (S), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat pengaruh kuat struktur geologis. Pegunungan lipatan, pegunungan patahan, perbukitan, dan kubah, merupakan contoh-contoh untuk bentuklahan asal struktural.3. Bentuklahan asal fluvial (F), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas sungai. Dataran banjir, rawa belakang, teras sungai, dan tanggul alam merupakan contoh-contoh satuan bentuklahan ini.4. Bentuklahan asal proses solusional (S), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses pelarutan pada batuan yang mudah larut, seperti batu gamping dan dolomite, karst menara, karst kerucut, doline, uvala, polye, goa karst, dan logva, merupakan contoh-contoh bentuklahan ini.5. Bentuklahan asal proses denudasional (D), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses degradasi seperti longsor dan erosi. Contoh satuan bentuklahan ini antara lain: bukit sisa, lembah sungai, peneplain, dan lahan rusak.6. Bentuklahan asal proses eolin (E), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses angin. Contoh satuan bentuklahan ini antara lain: gumuk pasir barchan, parallel, parabolik, bintang, lidah, dan transversal.7. Bentuklahan asal proses marine (M), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses laut oleh tenaga gelombang, arus, dan pasang-surut. Contoh satuan bentuklahan ini adalah: gisik pantai (beach), bura (spit), tombolo, laguna, dan beting gisik (beach ridge). Karena kebanyakan sungai dapat dikatakan bermuara ke laut, maka seringkali terjadi bentuklahan yang terjadi akibat kombinasi proses fluvial dan proses marine. Kombinasi ini disebut proses fluvio-marine. Contoh-contoh satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses fluvio marine ini antara lain delta dan estuari.8. Bentuklahan asal glasial (G), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses gerakan es (gletser). Contoh satuan bentuklahan ini antara lain lembah menggantung dan morine.9. Bentuklahan asal organik (O), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat pengaruh kuat aktivitas organisme (flora dan fauna). Contoh satuan bentuklahan ini adalah mangrove dan terumbu karang.10. Bentuklahan asal antropogenik (A), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas manusia. Waduk, kota, dan pelabuhan, merupakan contoh-contoh satuan bentuklahan hasil proses antropogenik