paper b3 kelompok destilasi
TRANSCRIPT
Teknik Lingkungan 2010DESTILASI
1
PAPER PENGELOLAAN B3 DAN LIMBAH B3
Studi Kasus Penanganan Limbah Solvent Sisa Analisis Acidity Untuk Pengendalian Pencemaran Lingkungan di Pertamina UP IV Cilacap.
Disusun oleh :
Siti Rukayah 1009035006
Gidion Putra Tamtama 1009035021
Tas Cahyantari A. 1009035037
Hanri 1009035046
Erlin Abdullah 1009035056
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2012
Teknik Lingkungan 2010DESTILASI
2
Pada pengolahan limbah industri terdapat tiga tahap proses pengolahan limbah cairnya
yakni proses pengolahan primer, sekunder dan tersier. Proses penanganan primer dan
sekunder terhadap air buangan hanya menurunkan nilai BOD. Pada proses penanganan
tersier dapat menghilangkan komponen – komponen organik dan anorganik yang
terlarut.
Dalam pengolahan tersier terdapat metode destilasi yang bertujuan untuk
menghilangkan komponen-komponen organik maupun non organik.
Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan perbedaan titik
didik atau titik cair dari masing-masing zat penyusun dari campuran homogen. Dalam
proses destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap penguapan dan dilanjutkan dengan
tahap pengembangan kembali uap menjadi cair atau padatan. Atas dasar ini maka
perangkat peralatan destilasi menggunakan alat pemanas dan alat pendingin (Lihat
gambar 1).
Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki titik didih lebih
rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondenser yaitu pendingin
(perhatikan Gambar 1), proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air kedalam
dinding (bagian luar condenser), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair.
Proses ini berjalan terus menerus dan akhirnya kita dapat memisahkan seluruh senyawa-
senyawa yang ada dalam campuran homogen tersebut.
Gambar 1. Alat destilasi sederhana
Teknik Lingkungan 2010DESTILASI
3
Contoh dibawah ini merupakan teknik pemisahan dengan cara destilasi yang
dipergunakan oleh industri. Pada skala industri, alcohol dihasilkan melalui proses
fermentasi dari sisa nira (tebu) myang tidak dapat diproses menjadi gula pasir. Hasil
fermentasi adalah alcohol dan tentunya masih bercampur secara homogen dengan air.
Atas dasar perbedaan titik didih air (100 oC) dan titik didih alcohol (70oC), sehingga
yang akan menguap terlebih dahulu adalah alcohol. Dengan menjaga destilasi maka
hanya komponen alcohol saja yang akan menguap. Uap tersebut akan melalui pendingin
dan akan kembali cair, proses destilasi alcohol merupakan destilasi yang sederhana,
dan mempergunakan alat seperti pada Gambar 2.
Gambar 2 Destilasi yang dilakukan secara bertahap dari minyak bumi
Proses pemisahan yang lebih komplek terjadi pada minyak bumi. Dalam minyak bumi
banyak terdapat campuran (lihat Bab 10). Atas dasar perbedaan titik didihnya, maka
dapat dipisahkan kelompok-kelompok produk dari minyak bumi. Proses pemanasan
dilakukan pada suhu cukp tinggi, berdasarkan perbedaan titik didih dan system
pendingin maka kita dapat pisahkan beberapa kelompok minyak bumi. Proses ini
dikenal dengan destilasi fraksi, dimana terjadi \pemisahan-fraksi-fraksi dari bahan bakar
lihat Gambar 15.7. proses pemisahan minyak bumi.
Teknik Lingkungan 2010DESTILASI
4
Ada 4 jenis distilasi yang akan dibahas disini, yaitu distilasi sederhana, distilasi
fraksionasi, distilasi uap, dan distilasi vakum. Selain itu ada pula distilasi ekstraktif dan
distilasi azeotropic homogenous, distilasi dengan menggunakan garam berion, distilasi
pressure-swing, serta distilasi reaktif.
Distilasi Sederhana
Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh
atau dengan salah satu komponen bersifat volatil . Jika campuran dipanaskan maka
komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan
titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk
menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi distilasi sederhana
digunakan untuk memisahkan campuran air dan alkohol.
Distilasi Fraksionisasi
Fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau
lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnyaDistilasi ini juga dapat
digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 °C dan bekerja
pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi dari distilasi jenis ini
digunakan pada industri minyak mentah, untuk memisahkan komponen-komponen
dalam minyak mentah
Perbedaan distilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi.
Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada
setiap platnya.Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian distilat
yang lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas, semakin tidak volatil cairannya.
Distilasi Uap
Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih
mencapai 200 °C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini
dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau
air mendidih. Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi
campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya.
Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di
semua temperatur, tapi dapat didistilasi dengan air. Aplikasi dari distilasi uap adalah
untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus,
minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan.
Teknik Lingkungan 2010DESTILASI
5
Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan mungkin
ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atas menuju ke
kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat.
Distilasi Vakum
Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi tidak stabil,
dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau
campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode distilasi ini tidak dapat
digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika kondensornya menggunakan
air dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasi oleh air. Untuk
mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi
sebagai penurun tekanan pada sistem distilasi ini
Azeotrop
Azeotrop adalah campuran dari dua atau lebih komponen yang memiliki titik didih yang
konstan. Azeotrop dapat menjadi gangguan yang menyebabkan hasil distilasi menjadi
tidak maksimal.Komposisi dari azeotrope tetap konstan dalam pemberian atau
penambahan tekanan. Akan tetapi ketika tekanan total berubah, kedua titik didih dan
komposisi dari azeotrop berubah. Sebagai akibatnya, azeotrop bukanlah komponen
tetap, yang komposisinya harus selalu konstan dalam interval suhu dan tekanan, tetapi
lebih ke campuran yang dihasilkan dari saling memengaruhi dalam kekuatan
intramolekuler dalam larutan.
Azeotrop dapat didistilasi dengan menggunakan tambahan pelarut tertentu, misalnya
penambahan benzena atau toluena untuk memisahkan air.Air dan pelarut akan
ditangkap oleh penangkap Dean-Stark.Air akan tetap tinggal di dasar penangkap dan
pelarut akan kembali ke campuran dan memisahkan air lagi. Campuran azeotrop
merupakan penyimpangan dari hukum Raoult.
Studi Kasus Pengolahan Limbah PT Pertamina Cilacap
Laboratorium Kilang mempunyai seksi
Laboratorium Lindungan Lingkungan dan Riset yang bertugas mengevaluasi minyak
mentah dan fraksi-fraksinya, menganalisis bahan-bahan kimia, serta memantau tingkat
Teknik Lingkungan 2010DESTILASI
6
pencemaran di perairan lingkungan Pertamina UP IV Cilacap. Pada pemeriksaan
pelumas terdapat analisis kekentalan, indeks viskositas, titik nyala, acidity, sulphated
ash, titik tuang, berat jenis, kandungan logam, kandungan air, dan warna. Untuk analisis
acidity pada pelumas menggunakan solvent acidity yang merupakan campuran
Isopropyl alcohol dan toluene guna mengukur tingkat keasaman. Sisa analisis acidity
merupakan limbah kimia cair berwarna gelap yang termasuk limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3), sifat limbah tersebut yaitu mudah terbakar, toksik, iritasi terhadap
mata dan kulit.
Distilasi Hempel Metoda UOP 77
Metode distilasi Hempel adalah metode yang dipakai untuk evaluasi perhitungan yield
pada kandungan gasoline, naphtha, dan kerosine dalam minyak mentah dengan cara
distilasi pada kondisi tekanan atmosfer. Pada penelitian daur ulang limbah solvent
acidity, peneliti menggunakan alat distilasi Hempel karena dapat dipakai untuk distilasi
bertingkat pada kondisi atmosfer maupun kondisi bertekanan hampa/vakum dengan
jumlah sample 3 liter dan mudah cara pengoperasiannya.
Peralatan terdiri dari :
1. Kolom pendek, flask borosilicate glass kapasitas 4000 ml
2. Thermometer E1 (7F) untuk fraksi khusus gasolin pada suhu rendah
3. Thermometer E1 (8F) untuk fraksi gasolin dan kerosin
4. Kondensator dan bak air/sistem pendingin
5. Pemanas listrik
6. Gelas ukur kapasitas 100, 500 dan 1000 ml
7. Flask kapasitas 1000 ml
8. Pompa vakum
9. Manometer
Penelitian daur ulang limbah acidity di laboratorium menggunakan alat distilasi
dengan dua macam cara perlakuan, yaitu :
1. Distilasi bertingkat pada kondisi tekanan atmosfer.
Teknik Lingkungan 2010DESTILASI
7
Dalam melaksanakan penelitian daur ulang limbah solvent acidity ini dilakukan pada
kondisi tekanan normal (760 mmHg) dengan menggunakan dua suhu yaitu pada suhu
81˚C dan suhu 110.6 ˚C. Pada suhu 81˚C didapatkan Isopropyl alcohol dan pada
suhu 110.6 ˚C didapatkan toluene.
2. Distilasi bertingkat pada kondisi vakum/bertekanan.
Penelitian daur ulang limbah solvent acidity sisa analisis acidity ini tetap
menggunakan alat distilasi Hempel, namun dilakukan dalam kondisi
vakum/bertekanan dengan menambah vasilitas pompa vakum dan manometer pada
alat tersebut dengan variasi tekanan yaitu pada 240 mmHg, 200 mmHg, 160 mmHg,
120 mmHg, dan 100 mmHg.
Teknik Lingkungan 2010DESTILASI
8
Gambar alat distilasi Hempel pada kondisi vakum.
Parameter Analisis.
Setelah daur ulang limbah solvent acidity selesai, hasil daur ulang tersebut dianalisis
untuk mengetahui apakah kondisinya baik seperti sifat isopropyl alcohol dan toluene
yang masih baru. Parameter analisis tersebut adalah:
1. Berat jenis, yaitu perbandingan berat dari sejumlah volume tertentu suatu zat terhadap
berat dari volume yang sama dari air pada suhu yang sama.
2. Titik didih, adalah suhu pada suatu zat mendidih atau berubah menjadi uap dengan
membentuk gelembung-gelembung uap di dalam zat cair, tinggi rendahnya titik didih
tergantung pada tekanan diatas permukaan zat cair itu.
Teknik Lingkungan 2010DESTILASI
9
DAFTAR PUSTAKA
1. Cahyo Condro Susilo. 2006. Studi Penanganan Limbah Solvent Sisa Analisis Acidity Untuk Pengendalian Pencemaran Lingkungan di Pertamina UP IV Cilacap. Diakses di http://eprints.undip.ac.id/16890/1/CAHYO_CONDRO_SUSILO.pdf pada tanggal 15 Desember 2012