paper bahasa indonesia

12
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman jeruk dikenal dengan nama latin Citrus sinensis L. Tumbuhan ini merupakan tanaman yang dapat tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis. Jeruk manis dapat beradaptasi dengan baik didaerah tropis pada ketinggian 900- 1200 meter di atas permukaan laut dan udara senantiasa lembab, serta mempunyai persyaratan air tertentu (Simbolon,2008). Buah jeruk manis mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi, banyak mengandung vitamin C untuk mencegah penyakit sariawan dan menambah selera makan. Selain vitamin C, buah jeruk mengandung vitamin dan mineral lainnya yang berguna untuk kesehatan. Bila kita memakan jeruk manis setiap hari, maka tubuh akan sehat (Pracaya, 2000). Adapun komposisi kimia buah jeruk manis dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 1. Komposisi kimia per 100 g sari buah jeruk manis Komponen Jumlah Kalori (Kal) 44,0 Protein (g) 0,8 Lemak (g) 0,2 Karbohidrat (g) 11,0 Kalsium (mg) 19,0 Fosfor (mg) 16,0 Vitamin A (SI) 190,0 Vitamin B1(mg) 0,08 Vitamin C (mg) 49,0 Air (g) 87,5 Sumber : Departemen kesehatan RI (1989). Komposisi buah jeruk terdiri dari bermacam - macam, diantaranya air 70-92 % (tergantung kualitas buah), gula, asam organik, asam amino, vitamin, zat warna, mineral dan lain- lain. Kandungan asam sitrat pada waktu cukup muda, tetapi setelah buah masak makin berkurang. Kandungan asam sitrat

Upload: dimitri-prahesti

Post on 03-Feb-2016

225 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

prospek pengembangan jeruk sebagai agroindustri

TRANSCRIPT

Page 1: paper bahasa indonesia

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman jeruk dikenal dengan nama latin Citrus sinensis L. Tumbuhan ini merupakan

tanaman yang dapat tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis. Jeruk manis dapat

beradaptasi dengan baik didaerah tropis pada ketinggian 900- 1200 meter di atas permukaan

laut dan udara senantiasa lembab, serta mempunyai persyaratan air tertentu (Simbolon,2008).

Buah jeruk manis mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi, banyak mengandung

vitamin C untuk mencegah penyakit sariawan dan menambah selera makan. Selain vitamin C,

buah jeruk mengandung vitamin dan mineral lainnya yang berguna untuk kesehatan. Bila kita

memakan jeruk manis setiap hari, maka tubuh akan sehat (Pracaya, 2000).

Adapun komposisi kimia buah jeruk manis dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 1.

Komposisi kimia per 100 g sari buah jeruk manis Komponen Jumlah Kalori (Kal) 44,0

Protein (g) 0,8 Lemak (g) 0,2 Karbohidrat (g) 11,0 Kalsium (mg) 19,0 Fosfor (mg) 16,0

Vitamin A (SI) 190,0 Vitamin B1(mg) 0,08 Vitamin C (mg) 49,0 Air (g) 87,5 Sumber :

Departemen kesehatan RI (1989).

Komposisi buah jeruk terdiri dari bermacam - macam, diantaranya air 70-92 %

(tergantung kualitas buah), gula, asam organik, asam amino, vitamin, zat warna, mineral dan

lain-lain. Kandungan asam sitrat pada waktu cukup muda, tetapi setelah buah masak makin

berkurang. Kandungan asam sitrat jeruk manis yang telah masak akan berkurang sampai

duapertiga bagian (Pracaya, 2000).

Pada umumnya buah jeruk merupakan sumber vitamin C yang berguna untuk

kesehatan manusia. Sari buah jeruk mengandung 40-70 mg vitamin C per 100 g bahan,

tergantung jenisnya. Makin tua buah jeruk, biasanya makin berkurang kandungan vitamin C-

nya. Vitamin C terdapat dalam sari buah, daging dan kulit, terutama pada lapisan terluar kulit

buah (Pracaya, 2000).

Sebagai komoditas hortikultura, buah jeruk segar pada umumnya memiliki sifat

mudah rusak karena mengandung banyak air dan setelah dipanen komoditas ini mash

mengalami proses hidup, yaitu proses respirasi, transpirasi dan pematangan. Buah jeruk harus

mendapatkan teknologi pascapanen yang tepat agar kesegaran sekaligus umur simpannya

dapat bertahan lama (Handoko, et al., 2000).

Page 2: paper bahasa indonesia

Buah jeruk segar setelah dipetik masih melangsungkan proses hidup. Beberapa proses

hidup yang penting pada buah jeruk adalah respirasi, transpirasi, dan proses pematangan

buah. Proses (sifat) biokimia tersebut menurunkan mutu kesegaran buah jeruk yang dapat

dilihat dari penampakan, susut bobot dan penurunan nilai gizinya (Handoko, et al., 2000).

Penyimpanan di ruang dingin dapat mengurangi aktivitas respirasi dan metabolisme,

pelunakan, kehilangan air dan pelayuan, kerusakan karena aktivitas mikroba. Jeruk yang

disimpan hendaknya bebas dari lecet kulit, memar, busuk dan kerusakan lainnya. Untuk

mendapatkan hasil yang baik, suhu ruang penyimpanan dijaga agar stabil. Suhu optimum

untuk penyimpanan buah jeruk adalah 5 – 10o C. Jika suhu terlalu rendah dapat

menyebabkan kerusakan buah (Sutopo, 2011), sedangkan menurut pangestuti (2007), buah

jeruk kebanyakan disimpan dalam kondisi ruang apalagi dalam jumlah sangat besar, sehingga

biasanya hanya dapat bertahan selama 2 minggu karena adanya resiko kebusukan sehingga

perlakuan pelapisan lilin sangat dianjurkan.

Penanganan pasca panen buah jeruk pada umumya meliputi, pemanenan, pencucian,

sortasi, penguningan, pelapisan lilin, penyimpanan dan pengemasan. Buah jeruk harus

dipanen tepat saat tua/matang. Pencucian diperlukan untuk menghilangkan residu fungisida,

spora, jamur dan tanah pada permukaan buah. Tujuan sortasi adalah untuk memisahkan buah

jeruk yang cacat atau rusak dan mengkelaskan buah. Pelapisan lilin dilakukan agar kulit buah

tampak bersinar dan mengurangi susut bobot selama penyimpanan dan juga untuk

mempertahankan mutu buah jeruk selama penyimpanan (Handoko, et al., 2000)

Pelapisan lilin terhadap buah-buahan dapat mengurangi respirasi dan transpirasi,

sehingga proses biologis penurunan kandungan gula dan unsur organik buah jeruk dapat

diperlambat dan umur simpan buah jeruk dapat lebih lama. Pelapisan lilin dapat dilakukan

dengan pembusaan, penyemprotan, pencelupan, atau pengolesan (Handoko, et al., 2000).

Pelapisan lilin pada permukaan buah dapat mencegah terjadinya penguapan air

sehingga dapat memperlambat kelayuan, menghambat laju respirasi, dan mengkilapkan kulit

buah sehingga menambah daya tarik konsumen. Pelapisan lilin dengan kepekatan dan

ketebalan yang sesuai dapat menghindarkan keadaan aerobik pada buah dan memberikan

perlindungan yang diperlukan terhadap luka dan goresan pada permukaan buah (Pantastico,

1993)

Page 3: paper bahasa indonesia

Buah jeruk termasuk non klimaterik Menurut Saputera, et al (2000), laju konsumsi O2

buah jeruk utuh tanpa dikupas yang berada dalam kemasan termodifikasi aktif pada suhu 10,

15 dan 27,5 0 C berturut-turut yaitu 4,64, 5,92 dan 8,87 ml/kg-jam, sedangkan produksi CO2

berturut-turut adalah 5,10, 6,56 dan 10,17 ml/kg-jam. , sebaiknya panen dilakukan sebelum

akhir fase kemasakan buah agar daya simpannya lebih lama. Adanya respirasi menyebabkan

buah menjadi masak dan tua yang ditandai dengan proses perubahan fisik, kimia, dan biologi

antara lain proses pematangan, perubahan warna, pembentukan aroma dan kemanisan,

pengurangan keasaman, pelunakan daging buah dan pengurangan bobot. Laju respirasi dapat

digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui daya simpan sayur dan buah setelah panen.

Semangkin tinggi laju respirasi, semakin pendek umur simpan. Bila proses respirasi berlanjut

terus, buah akan mengalami kelayuan dan akhirnya terjadi pembusukan yang sehingga zat

gizi hilang (Sutopo, 2011).

Pada umumnya laju respirasi meningkat 2-2,5 kali setiap kenaikan suhu 10 0 C.

Kandungan O2 pada ruang penyimpanan juga perlu diperhatikan karena semakin tinggi kadar

O2 maka laju respirasi semakin cepat. Konsentrasi CO2 yang sesuai dapat memperpanjang

umur simpan karena terjadi gangguan pada respirasinya (Pantastico,1993)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa kandungan dan manfaat didalam buah jeruk?

2. Mengapa buah jeruk dijadikan komoditas unggulan baik didalam maupun

diluar negeri?

3. Bagaimana strategi untuk mengembangkan buah jeruk?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui kandungan dan manfaat dalam buah jeruk

2. Untuk mengetahui buah jeruk bila menjadi komoditas unggulan baik didalam maupun

diluar negeri

3. Untuk mengetahui strategi mengembangkan buah jeruk

Page 4: paper bahasa indonesia

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kandungan dan Manfaat Dalam Buah Jeruk

Kandungan Gizi Dalam Buah Jeruk Dan Manfaatnya – Jeruk adalah tumbuhan berbentuk pohon memiliki bunga yang nantinya akan berubah menjadi buah. Buah jeruk yang sudah dewasa akan memiliki daging berupa bulir-bulir yang didominasi oleh air, rasanya khas asam manis yang berasal dari zat asam sitrat yang terkandung di dalamnya. Selama ini buah jeruk secara umum diketahui mengandung banyak vitamin C yang baik untuk kesehatan kulit dan mulut. Selain mengandung vitamin C jeruk juga memiliki kandungan gizi lainnya yaitu:

Kandungan Energi

Buah jeruk juga memiliki kandungan energi seperti halnya nasi hanya saja jumlahnya lebih sedikit. Energi dibutuhkan oleh semua maklhuk hidup untuk metabolisme, karena energi yang dihasil oleh buah jeruk tidak tetrlalu besar maka buah ini tidak dimasukkan sebagai makanan pokok untuk sumber energi.

Kandungan Karbohidrat

Karbohidrat tidak hanya terdapat dalam nasi ternyata jeruk juga mengandung karbohidrat namun tidak banyak. Karbohidrat berguna untuk menghasilkan energi 1 gr karbohidrat menghasilkan 4 kkal.

Kandungan Kalsium

Kalsium sudah umum dikenal baik untuk tulang. Kalsium bekerja bersama fosfor, vitamin D, vitamin D dalam pembentukan tulang. Konsumsi kalium berlebihan tidak baik bagi penderita batu ginjal dan batu empedu karena kalsium ikut berperan dalam pembentukan batu.

Kandungan Lemak

Lemak ternyata juga terdapat di dalam buah jeruk, karena dalam jumlah yang relatif kecil lemak jeruk kadang tidak diperhitungkan. Lemak sering “dituduh” sebagai penyebab berbagai penyakit padahal lemak juga memiliki banyak manfaat salah satunya sebagai co-enzim yang membantu beberapa enzim dan vitamin bisa berfungsi dengan baik.

Berikut tabel lengkap kandungan gizi dalam buah jeruk:

Kandungan Gizi Jumlah (dlm 100 gr)

Page 5: paper bahasa indonesia

Energi 28,00 kal

Protein 0,50 g

Lemak 0,10 g

Karbohidrat 7,20 g

Kalsium 18,00 mg

Fosfor 10,00 mg

Serat 0,20 g

Besi 0,10 mg

Vitamin A 160,00 RE

Vitamin B1 0,06 cg

Vitamin B2 0,03mg

Vitamin C 29,00 mg

Niacin 0,03 g

Manfaat tanaman jeruk adalah sebagai berikut : makanan buah segar atau makanan olahan,

dimana kandungan vitamin C yang tinggi. Di Beberapa negara telah diproduksi minyak dari

kulit dan biji jeruk, gula tetes, alkohol dan pektin dari buah jeruk yang terbuang. Minyak kulit

jeruk dipakai untuk membuat minyak wangi, sabun wangi, esens minuman dan untuk

campuran kue.Beberapa jenis jeruk seperti jeruk nipis dimanfaatkan sebagai obat tradisional

penurun panas, pereda nyeri saluran napas bagian atas dan penyembuh radang mata.

2.2 Buah Jeruk Sebagai Komoditas Unggulan

Tanaman Jeruk dapat tumbuh dan diusahakan petani di dataran rendah hingga dataran

tinggi dengan varietas/ spesies komersial yang berbeda, dan dapat dikonsumsi oleh

masyarakat berpendapatan rendah hingga yang berpenghasilan tinggi. Pada tahun 2004,

luas panen jeruk mencapai 70.000 ha dengan total produksi sebesar 1.600.000 ton,

sekaligus menempatkan posisi Indonesia sebagai negara penghasil utama jeruk dunia ke

13 setelah Vietnam.

Produktivitas usahatani jeruk nasional cukup tinggi, yaitu berkisar 17-25 ton/ha dari

potensi 25-40 ton per ha. Walaupun data impor buah jeruk segar dan olahan cenderung

terus meningkat, dan sebagian besar produksi dalam negeri terserap oleh pasar domestik,

Page 6: paper bahasa indonesia

namun ekspor buah jeruk jenis tertentu seperti lemon, grapefruit dan pamelo juga terus

meningkat sekaligus memberikan peluang pasar yang menarik. Pada tahun 2004, impor

buah jeruk segar mencapai 94.696 ton sedangkan ekspornya sebesar 1.261 ton, atau sejak

tahun 1998 masing-masing meningkat sebesar 16,6% dan 5,6% per tahun.

Tanaman jeruk tersebar di seluruh Indonesia, dengan sentra produksi utama terdapat di

propinsi Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Jawa Timur dan Sulawesi

Selatan. Sekitar 70-80 % jenis jeruk yang dikembangkan petani masih merupakan jeruk siam,

sedangkan jenis lainnya merupakan jeruk keprok dan pamelo unggulan daerah seperti keprok

Garut dari Jawa Barat, keprok Sioumpu dari Sulawesi Tenggara, keprok Tejakula dari Bali,

dan keprok Kacang dari Sumatera Barat, pamelo Nambangan dari Jatim dan Pangkajene

merah dan Putih dari Sulawesi Selatan; sedangkan jeruk nipis banyak diusahakan di Jawa

Timur dan Kalimantan Timur.

Nilai ekonomis jeruk dapat dilihat dari tingkat kesejahteraan petaninya yang relatif tinggi.

Keuntungan usahatani jeruk biasanya mulai diperoleh pada tahun ke-4, dengan besar yang

bervariasi tergantung jenis maupun lokasi. Analisis usahatani jeruk di lahan pasang surut di

Lampung dan Kalimantan Selatanl yang memberikan nilai B/C sebesar 1,6 – 2,92, dengan

nilai NPV sebesar Rp.6.676.812 – Rp. 9.982.250 dan IRR sekitar 39,4%. Secara umum, hasil

analisis terhadap rataan biaya produksi usahatani jeruk per hektar, diperoleh tingkat

keuntungan usahatani sebesar Rp 369,57 juta/ha/siklus tanaman atau Rp 33,60 juta/ha/tahun.

Saat ini Indonesia termasuk negara pengimpor jeruk terbesar kedua di ASEAN setelah

Malaysia, dengan volume impor sebesar 94.696 ton; sedangkan ekspornya hanya sebesar

1.261 ton dengan tujuan ke Malaysia, Brunei Darusalam, dan Timur Tengah. Ekspor jeruk

nasional masih sangat kecil dibanding dengan negara produsen jeruk lainnya seperti Spanyol,

Afsel, Yunani, Maroko, Belanda, Turki dan Mesir. Oleh karena itu, pemacuan produksi jeruk

nasional akan memiliki urgensi penting karena disamping untuk meningkatkan pendapatan

masyarakat, kesempatan kerja, konsumsi buah dan juga meningkatkan devisa ekspor

nasional. Impor buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen

pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk prima yang belum

bisa dipenuhi produsen dalam negeri.

Dengan makin meningkatnya jumlah penduduk, meningkatnya pendapatan, dan kesadaran

Page 7: paper bahasa indonesia

kebutuhan gizi masyarakat, maka permintaan buah jeruk yang kaya mineral dan vitamin ini

akan terus meningkat. Pada tahun 2010, kebutuhan produksi buah jeruk diprediksi sebesar

2.355.550 ton dan jika produktivitasnya 17 - 20 ton per ha, maka pada tahun tersebut

diperlukan luas panen kurang lebih 127.327 ha dari 70.000 ha luas panen yang tersedia pada

tahun 2004. Penambahan luas areal untuk mencapai total produksi yang telah ditetapkan

hingga tahun 2010 diprediksikan minimal 27.327 ha diluar tanaman yang belum berproduksi

saat itu. Hingga tahun 2010 diperkirakan kebutuhan pengembangan areal baru seluas 30.060

ha. Dari luasan ini, maka keperluan bibit jeruk yang bebas penyakit diperkirakan sebanyak

15.030.000 (populasi 500 bibit/ha).

Kebijakan yang langsung tekait dengan pembangunan dan pengembangan agribisnis jeruk di

beberapa sentra produksi meliputi: (1) Kebijakan Peningkatan kompetensi SDM; (2)

Kebijakan Peningkatan koordinasi dalam penyusunan kebijakan dan pembangunan agribisnis

jeruk; (3) Kebijakan Penguatan kelembagaan petani dan pelaku agribisnis jeruk; (4)

Kebijakan peningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana mendukung pengembangan

agribisnis jeruk; (5) Kebijakan percepatan proses perakitan teknologi spesifik lokasi,

diseminasi dan alih inovasi teknologi anjuran dapat dimanfaatkan untuk merespon baik

permasalahan dan kebutuhan inovasi teknologi spesifik lokasi; dan (6) Kebijakan

peningkatan promosi dan proteksi jeruk.

Berdasarkan kondisi agribisnis jeruk saat ini dan yang ingin diwujudkan masa mendatang

terutama pada tahun 2010, maka program revitalisasi agribisnis jeruk meliputi beberapa

kegiatan utama, yaitu: (1) Pengakurasian data agribisnis jeruk; (2) Revitalisasi industri benih

jeruk; (3) Revitalisasi Sentra produksi Jeruk; (4) Penumbuhan sentra agribisnis baru; (5)

Pembangunan Pabrik Pengolahan; (6) Pembentukan Jaringan Informasi Agribisnis Jeruk; dan

(7) Revitalisasi Penyuluhan dan Pembinaan Petani.

Berdasarkan program-program pengembangan agribisnis jeruk sebelumnya, maka terdapat

beberapa kegiatan investasi prospektif terkait pengembangan agribisnis jeruk ini. Kegiatan

atau kebutuhan investasi ini dapat mencakup: (1) Pengembangan kawasan sentra produksi

buah jeruk yang dilakukan melalui pengembangan kebun jeruk skala besar di 10 provinsi dan

skala kecil di 20 provinsi; (2) Pengembangan industri benih jeruk; (3) Investasi unit

pengolahan hasil dalam skala besar industri dan skala rumah tangga/UKM; (4) Investasi

terkait pusat agroklinik; (5) Investasi Pembangunan Packing House; dan (6) Investasi Alsin

Page 8: paper bahasa indonesia

Pemeras Jeruk.

2.3 Strategi Pengembangan Buah Jeruk

Sektor pertanian merupakan sektor andalan dalam pembangunan perekonomian

nasional. Peranannya antara lain menyumbang pembentukan PDB, penyediaan sumber devisa

melalui ekspor, penyediaan pangan dan bahan baku industri, pengentasan kemiskinan,

penyediaan lapangan kerja dan perbaikan pendapatan masyarakat.

 Sub sektor pertanian yang mempunyai prospek cukup baik untuk dikembangkan adalah

sub sektor hortikultura karena mempunyai pengaruh terhadap perbaikan gizi, pendapatan dan

kesejateraan petani.  Salah satu komoditi tanaman hortikultura yang mempunyai prospek baik

dan termasuk tanaman unggulan nasional adalah jeruk siam (Citrus nobilis lour var.

microcorva) karena   dibutuhkan oleh penduduk baik dalam negeri maupun luar negeri, kaya

vitamin c dan zat penting lainnya untuk kesehatan manusia.

Ada tiga faktor utama yang menyebabkan struktur agribisnis menjadi tersekat-sekat

dan kurang memiliki daya saing (Irawan. et,al, 2001) yaitu : (1) tidak ada keterkaitan

fungsional yang harmonis antara setiap kegiatan atau pelaku agribisnis, (2) terbentuknya

margin ganda sehingga ongkos produksi, pengolahan dan pemasaran hasil yang harus dibayar

konsumen menjadi lebih mahal, sehingga sistem agribisnis berjalan tidak efisien, (3) tidak

adanya kesetaraan posisi tawar antara petani dengan pelaku agribisnis lainnya, sehingga

petani sulit mendapatkan harga pasar yang wajar

Pengembangan buah jeruk ini dilakukan karena melihat manfaat tanaman jeruk yang

sangat banyak, diantaranya adalah :

1.      Manfaat tanaman jeruk sebagai makanan buah segar atau makanan olaahan, dimana

kandungan vitamin C yang tinggi

2.      Dibeberapa negara telah diproduksi minyak dari kulit biji jeruk, gula tetes, alkohol dan

pektin dari buah jeruk yang terbuang. Minyak kulit jeruk dipakai untuk membuat minyak

wangi, sabun wangi, esens minuman dan untuk campuran kue

3.      Beberapa jenis jeruk seperti jeruk nipis dimanfaatkan sebagai obat tradisional penurun panas,

pereda nyeri saluran pernapasan.