paper efusi pleura.doc
TRANSCRIPT
Efusi Pleura Keganasan
DAFTAR ISI
KKS ILmu Penyakit ParuRumah Sakit Pringadi Medan
1
Efusi Pleura Keganasan
KATA PENGANTAR................................................................ iDAFTAR ISI.........................................................................................
iiPENDAHULUAN..................................................................... 1PENYEBAB............................................................................ 2PATOGENESIS....................................................................... 4DIAGNOSIS............................................................................ 5MANIFESTASI KLINI............................................................... 5GAMBARAN RADIOLOGIK...................................................... 6ASPIRASI CAIRAN PLEURA..................................................... 7PEMERIKSAAN CAIRAN PLEURA............................................ 7PENANGANAN........................................................................ 9PENUTUP............................................................................... 14DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 15
KKS ILmu Penyakit ParuRumah Sakit Pringadi Medan
2
Efusi Pleura Keganasan
Kata Pengantar
Peretama sekali puji syukur kita panjatkan keapa Tuhan Yang Maha Esa, yang
masih melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga ugas ini dapat diselesaikan.
Paper ini berjudul “ EFUSI PLEURA KEGANASAN ” ditulis guna melengkapi
persyaratan selama menjalani Kepaniteraan Klinik Senior di SMF Ilmu Penyakit Paru,
RSU Dr. Pirngadi Medan.
Pada kesempatan ii tak lupa pula penulis mengucapkan ribuan terimakasih kepada
Pembimbing dalam penyelesaian paper ini yaitu kepada :
1. dr. Syahlan, Sp. P sebagai pembinbin
2. Prof. dr. H. Tamsil Syafiuddin, Sp. P (K)
3. dr. Tunggul Hutapea, Sp. P
4. dr. Amiruddin, Sp. P
5. dr. Nuraida Ismail
6. Serta semua pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian paper ini.
Akhir kata penulis berharap paper ini kiranya dapat menambah wawasan bagi
semua. Amin.
Medan, Maret 2008
Penulis
KKS ILmu Penyakit ParuRumah Sakit Pringadi Medan
3
Efusi Pleura Keganasan
PENDAHULUAN
Efusi pleura adalah penimbunan cairan di dalam rongga
pleura akibat transudasi atau eksudasi yang berlebihan dari
permukaan pleura. Efusi pleura bukan merupakan suatu penyakit,
akan tetapi merupakan tanda suatu penyakit1,2
Pada keadaan normal, rongga pleura hanya mengandung
sedikit cairan sebanyak 10-20 ml yang membentuk lapisan tipis
pada pleura parietalis dan viseralis, dengan fungsi utama sebagai
pelicin gesekan antara permukaan kedua pleura pada waktu
pernafasan3.4
Penyakit-penyakit yang dapat menimbulkan efusi pleura
adalah tuberkulosis, infeksi paru non-tuberkulosis, keganasan,
sirosis hati, trauma tembus atau tumpul pada daerah Ada, infark
paru, serta gagal jantung kongestif 2,3,5
KKS ILmu Penyakit ParuRumah Sakit Pringadi Medan
4
Efusi Pleura Keganasan
Di negana-negara barat, efusi pleura terutama disebabkan
oleh gagal jantung kongestif, sirosis hati, keganasan, dan
pneumonia bakteri, sementara di negara-negana yang sedang
berkembang, seperti Indonesia, lazim diakibatkan oleh infeksi
tuberkulosis2,4
Efusi pleura keganasan merupakan salah satu komplikasi
yang biasa ditemukan pada penderita keganasan dan terutama
disebabkan oleh kanker paru dan kanker payudara1
Efusi pleura merupakan manifestasi klinik yang dapat
dijumpai pada sekitan 50-60% penderita keganasan pleura primer
atau metastatik6
Sementana 95% kasus mesotelioma (keganasan pleura
primer) dapat disertai efusi pleura dan sekitar 50% penderita
kanker payudara akhirnya akan mengalami efusi pleura4
Efusi pleura keganasan memiliki dua sifat yang khas, yaitu
cairan pleura lazim berwarna merah (hemoragik) dan pada
umumnya cepat terbentuk kembali setelah diaspirasi1,7
Oleh karena itu, jumlah cairan pleura biasanya banyak,
sehingga mengakibatkan pendorongan mediastinum ke arah sisi
yang sehat dengan segala akibatnya2
Tulisan ini akan membahas masalah diagnosis dan
penanganan efusi pleura keganasan.
PENYEBAB
KKS ILmu Penyakit ParuRumah Sakit Pringadi Medan
5
Efusi Pleura Keganasan
Ada berbagai keganasan yang dapat menimbulkan efusi
pleura, namun pada umumnya disebabkan oleh metastasis tumor
ganas dari bagian tubuh yang lain; karena keganasan primer
pleura sendiri, yaitu mesotelioma pleura sangat jarang
ditemukan1,7
Keganasan yang paling sering mengakibatkan efusi pleura
adalah karsinoma paru, baik berupa karsinoma epidermoid,
karsinoma sel kecil, adenokarsinoma, maupun karsinoma sel
besar. Jenis kanker paru yang paling banyak menimbulkan efusi
pleura adalah adenokarsinoma, karena keganasan ini biasanya
terletak di daerah perifer paru 1
Tumor lain yang dapat menimbulkan komplikasi efusi pleura
adalah keganasan payudara, pankreas, uterus, ovarium, lambung,
hati, prostat dan testis1,2,7
Limfoma dan keganasan lain pada kelenjar limfe di daerah
hilus pare dan mediastinum juga dapat menyebabkan efusi pleura6
Jenis kelamin dan letak efusi pleura dapat membantu dalam
memperkirakan lokasi tumor primer dengan ketepatan mencapai
96%; efusi pleura keganasan akibat kanker paru, payudara, atau
ovarium biasanya satu sisi (ipsilateral) dengan letak tumor primer
dan efusi pleura bilateral akibat tumor paru primer lazim berkaitan
dengan metastasis kanker hati atau kanker paru kontralateral4
Kanker penyebab sering tidak jelas atau berukuran
sedemikian kecil sehingga sukar ditemukan pada pemeriksaan.
KKS ILmu Penyakit ParuRumah Sakit Pringadi Medan
6
Efusi Pleura Keganasan
Pada kasus lain (khususnya pada kanker payudana), efusi pleura
timbul beberapa tahun setelah tumor primer diangkat; efusi pleura
keganasan semacam ini merupakan tanda akhir dari kehidupan
penderita7
PATOGENESIS
Cairan pelicin yang terdapat di dalam rongga pleura individu
normal dihasilkan oleh suatu anyaman pembuluh kapiler
permukaan pleura parietalis dan diabsorpsi oleh kapiler dan
pembuluh getah bening pleura viseralis dengan kecepatan yang
seimbang dengan kecepatan pembentukannya. Oleh karena itu,
gangguan apapun yang menyangkut proses penyerapan dan
bertambahnya kecepatan proses pembentukan cairan ini akan
menimbulkan penimbunan cairan secara patologik di dalam rongga
pleura3,7
Beberapa faktor yang berperanan dalam patogenesis efusi
pleura keganasan adalah4:
1. infiltrasi sel-sel tumor secara langsung pada pleura,
2. penyumbatan pembuluh getah bening atau vena,
3. penyumbatan bronkus disertai dengan atelektasis,
4. pneumonia pasca-obstruksi yang disertai dengan efusi
parapneumonik
5. hipoproteinemia yang berat. Di samping itu, cairan
asites keganasan juga dapat mengalir secara langsung
ke dalam rongga pleura melalui pembuluh getah
KKS ILmu Penyakit ParuRumah Sakit Pringadi Medan
7
Efusi Pleura Keganasan
bening atau suatu lubang makroskopik pada
diafragma3,6
DIAGNOSIS
Teknik diagnosis efusi pleura keganasan pada dasarnya tidak
berbeda dengan efusi pleura pada umumnya, dan dapat
ditegakkan berdasarkan manifestasi klinik, gambaran radiologik
dan aspirasi cairan pleura dilanjutkan dengan pemeriksaan
terhadap cairan yang diperoleh1,2,3,6,7
Manifestasi Klinik
Pada anamnesis lazim ditemukan keluhan nyeri dada dan
sesak. Rasa nyeri membuat penderita membatasi pergerakan
rongga dada dengan bernafas dangkal atau tidur miring ke sisi
yang sakit. Sesak nafas dapat ringan atau berat, tergantung pada
proses pembentukan efusi, jumlah cairan efusi pleura, dan
kelainan yang mendasari timbulnya efusi. Selain itu, dapat
dijumpai keluhan yang berkaitan dengan keganasan penyebab
efusi pleura1,2,3
Sekitar 25% penderita efusi pleura keganasan tidak
mengalami keluhan apapun pada saat diagnosis ditegakkan6
Pada pemeriksaan fisik, penderita dapat terlihat sesak nafas
dengan pernafasan yang dangkal, hemitoraks yang sakit lebih
cembung, ruang sela iga melebar, mendatar dan tertinggal pada
pernafasan. Fremitus suara melemah sampai menghilang, dan
pada perkusi terdengar suara redup sampai pekak di daerah efusi,
KKS ILmu Penyakit ParuRumah Sakit Pringadi Medan
8
Efusi Pleura Keganasan
tergantung jumlah cairan; untuk menimbulkan suara pekak paling
sedikit harus terdapat cairan sekitar 500 ml. Selain itu, dapat
ditemukan tanda-tanda pendorongan jantung dan mediastinum ke
arah sisi yang sehat. Pada auskultasi, suara pernafasan melemah
sampai menghilang pada daerah efusi pleura1,2,3,6,7
Gambaran Radiologik
Pemeriksaan radiologik mempunyai nilai yang tinggi dalam
menegakkan diagnosis efusi pleura, meskipun tidak berguna dalam
menentukan faktor penyebabnya2,3
Pada foto toraks terlihat perselubungan homogen dengan
batas atas yang cekung atau datar, dan sudut kostofrenikus yang
tumpul; cairan dengan jumlah yang sedikit hanya akan
memberikan gambaran berupa penumpulan sudut kostofrenikus1,7
KKS ILmu Penyakit ParuRumah Sakit Pringadi Medan
9
Efusi Pleura Keganasan
Cairan berjumlah kurangdari 100 ml tidak akan terlihat pada
foto toraks yang dibuat dengan teknik biasa. Bayangan homogen
baru dapat terlihat jelas apabila cairan efusi lebih dari 300 ml3
Apabila cairan tidak tampak pada foto postero-anterior (PA),
maka dapat dibuat foto pada posisi dekubitus lateral1,2,3,7
Aspirasi Cairan Pleura
Selain bermanfaat untuk memastikan diagnosis, aspirasi juga
dapat dikerjakan dengan tujuan terapetik2,3
Aspirasi cairan (torakosentesis) dapat dilakukan sebagai
berikut: penderita dalam posisi duduk dengan kedua lengan
merangkul atau diletakkan di atas bantal; jika tidak mungkin
duduk, aspirasi dapat dilakukan pada penderita dalam posisi tidur
terlentang. Lokasi penusukan jarum dapat didasarkan pada hasil
foto toraks, atau di daerah sedikit medial dari ujung skapula, atau
pada linea aksilaris media di bawah batas suara sonor dan redup.
Setelah dilakukan anestesi secara memadai, dilakukan penusukan
dengan jarum berukuran besar, misalnya nomer 18. Kegagalan
aspirasi biasanya disebabkan karena penusukan jarum terlampau
rendah sehingga mengenai diafragma atau terlalu dalam sehingga
mengenai jaringan paru, atau jarum tidak mencapai rongga pleura
oleh karena jaringan subkutis atau pleura parietalis tebal2
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan makroskopik dan
sitologik pada cairan yang diperoleh1,6
Pemeriksaan Cairan Pleura
KKS ILmu Penyakit ParuRumah Sakit Pringadi Medan
10
Efusi Pleura Keganasan
Cairan efusi pleura keganasan pada umumnya merupakan
suatu eksudat serta lazim bersifat hemoragik1,3
Kadar protein pada umumnya tinggi (lebih dari 3 g/dl),
demikian juga kadar LDH (di atas 200 UI). Kadar glukosa kurang
dari 60 mg/dl, jumlah eosinofil meningkat, jumlah limfosit pada
hitung jenis leukosit 50% atau lebih, dan jumlah eritrosit lebih dari
100.000/ ml2,4
Pemeriksaan sitologik cairan pleura memiliki arti yang amat
penting dalam menegakkan diagnosis efusi pleura keganasan.
Pada setiap penderita yang dicurigai mengidap efusi pleura
keganasan, pemeriksaan sitologik cairan pleura merupakan
pemeriksaan yang harus dilakukan pertama kali6
Ketepatan diagnosis pemeriksaan ini mencapai 60% dari
semua penderita dan apabila dilakukan tiga kali, angka yang
dicapai sekitar 80-90%4,6
Namun demikian, diagnosis mesotelioma sukar ditegakkan
dengan pemeriksaan sitologik, meskipun merupakan keganasan
pleura primer, karena tumor ini memiliki gambaran histologik yang
berbeda-beda. Pada tumor ini, perlu dilakukan torakotomi untuk
menegakkan diagnosis pasti pada hampir 65% penderita6
Hasil pemeriksaan laboratorium yang dapat mendukung
diagnosis mesotelioma adalah tingginya kadar asam
mukopolisakarida sebagai asam. hialuronat di dalam cairan pleura4
KKS ILmu Penyakit ParuRumah Sakit Pringadi Medan
11
Efusi Pleura Keganasan
Biopsi pleura perlu dipikirkan setelah hasil pemeriksaan
sitologik ternyata negatif. Diagnosis keganasan dapat ditegakkan
dengan biopsi pleura tertutup pada 30-60% penderita. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa biopsi yang dilakukan berulang
(dua sampai empat kali) dapat meningkatkan diagnosis sebesar 2-
4%4,6
Biopsi pleura dapat dilakukan dengan jarum Van Silverman
atau jarum Abrams1
Jika pemeriksaan sitologik dan biopsi dilakukan bersamaan
pada satu penderita, angka diagnosis yang dapat dicapai hampir
90%4
Namun demikian, hasil pemeriksaan sitologik dan biopsi
yang negatif tidak dapat mengesampingkan kemungkinan adanya
keganasan1,7
Perlu diingat bahwa tidak semua cairan pleura pada efusi pleura
keganasan merupakan eksudat; metastasis sel-sel tumor ke sistem
getah bening subpleura akan menghambat pengaliran cairan dari
rongga pleura, sehingga menimbulkan penimbunan transudat di
dalam rongga pleura1,4
PENANGANAN
Efusi pleura keganasan pada umumnya merupakan stadium
lanjut dari suatu keganasan dan pengobatan terhadap keganasan
pada stadium ini biasanya tidak memberikan hasil yang baik. Oleh
karena itu, penanganan efusi pleura keganasan hampir selalu
KKS ILmu Penyakit ParuRumah Sakit Pringadi Medan
12
Efusi Pleura Keganasan
bersifat paliatif dengan tujuan untuk mengurangi gejala-gejala dan
mencegah pembentukan cairan pleura1,6
Pengobatan terhadap kanker primer dapat diberikan apabila
diketahui lokasinya serta terdapat pengobatan untuk tumor
tersebut1
Penanganan paliatif pada efusi pleura keganasan dapat
berupa aspirasi cairan, pleurodesis, dan pembedahan1,2,3,6,7
Tujuan tindakan ini adalah mengurangi dan mencegah
penimbunan kembali cairan pleura, menghindari komplikasi akibat
efusi pleura, dan mengembalikan fungsi normal pleura-paru1,6
Aspirasi Cairan Pleura
Cairan pleura dapat dikeluarkan dengan jalan aspirasi secara
berulang atau dengan pemasangan selang toraks yang
dihubungkan dengan Water Seal Drainage (WSD) 2,3,6,7,8:
Aspirasi cairan (torakosentesis) berulang merupakan
tindakan penanganan yang tidak berbeda dengan torakosentesis
untuk tujuan diagnostik. Cairan yang dikeluarkan pada setiap kali
pengambilan sebaiknya tidak lebih dari 1000 ml untuk mencegah
terjadinya edema paru akibat pengembangan paru secara
mendadak6,8
Selain itu, pengeluaran cairan dalam jumlah besar secara
tiba-tiba bisa menimbulkan refleks vagal, berupa batuk-batuk,
bradikardi, aritmi yang berat, dan hipotensi8 Penulis lain
KKS ILmu Penyakit ParuRumah Sakit Pringadi Medan
13
Efusi Pleura Keganasan
menganjurkan pengambilan tidak lebih dari 1500 ml dengan
selang waktu sekitar 20-30 menit3
Namun demikian, pengambilan cairan sebanyak 3-4 liter
pada penderita efusi pleura berulang kadangkala tidak
menimbulkan komplikasi apapun6
Jika jumlah cairan cukup banyak, sebaiknya dipasang selang
toraks dihubungkan dengan WSD, sehingga cairan dapat
dikeluarkan secara lambatmamun aman dan sempurna2,4,6
Pemasangan WSD dapat dilakukan sebagai berikut:
tempat untuk memasukkan selang toraks biasanya di ruang sela
iga 7, 8 atau 9 linea aksilaris media atau ruang sela iga 2 atau 3
lineamedioklavikularis. Setelah dibersihkan dan dianestesi,
dilakukan sayatan tranversal selebar kurang lebih 2 cm sampai
subkutis.
Kemudian dibuat satu jahitan matras untuk mengikat selang.
Jaringan subkutis dibebaskan secara tumpul dengan klem sampai
mendapatkan pleura parietalis. Selang dan trokar dimasukkan ke
dalam rongga pleura dan kemudian trokar ditarik. Pancaran cairan
diperlukan untuk memastikan posisi selang toraks. Setelah posisi
benar, selang dijepit dengan klem dan luka kulit dijahit serta
dibebat dengan kasa dan plester. Selanjutnya selang dihubungkan
dengan botol penampung cairan pleura. Ujung selang sebaiknya
diletakkan di bawah permukaan air sedalam sekitar 2 cm, agar
udara dari luar tidak dapat masuk ke dalam rongga pleura2,8
KKS ILmu Penyakit ParuRumah Sakit Pringadi Medan
14
Efusi Pleura Keganasan
WSD perlu diawasi setiap hari dan jika sudah tidak terlihat
undsulasi pada selang, maka cairan mungkin sudah habis dan
jaringan paru sudah mengembang. Untuk memastikan hal ini,
dapat dilakukan pembuatan foto toraks8
Selang toraks dapat dicabut jika produksi cairan harian
kurang dari 100 ml dan jaringan paru telah mengembang, yang
ditandai oleh terdengarnya kembali suara nafas dan terlihat
pengembangan paru pada foto toraks. Selang dicabut pada waktu
ekspirasi maksimum6,7
Pleurodesis
Tujuan utama tindakan ini adalah melekatkan pleura viseralis
dengan pleura parietalis, dengan jalan memasukkan suatu bahan
kimia atau kuman ke dalam rongga pleura sehingga terjadi
keadaan pleuritis obliteratif1,3,6,7
Pleurodesis merupakan penanganan terpilih pada efusi
pleura keganasan1,7
Bahan kimia yang lazim digunakan adalah sitostatika, seperti
tiotepa, bleomisin, nitrogen mustard, 5-fluorourasil, adriamisin dan
doksorubisin 1,3,6
Setelah cairan efusi dapat dikeluarkan sebanyak-banyaknya,
obat sitostatika (misalnya, tiotepa 45 mg) diberikan dengan selang
waktu 7-10 hari; pemberian obat tidak perlu disertai pemasangan
WSD. Setelah 1-3 hari, jika berhasil, akan terjadi pleuritis obliteratif
KKS ILmu Penyakit ParuRumah Sakit Pringadi Medan
15
Efusi Pleura Keganasan
yang menghilangkan rongga pleura, sehingga mencegah
penimbunan kernball cairan di dalam rongga tersebut 1
Obat lain yang murah dan mudah diperoleh adalah
tetrasiklin. Pada pemberian obat ini, WSD harus dipasang dan paru
sudah dalam keadaan mengembang. Tetrasiklin 500 mg dilarutkan
ke dalam 30-50 ml larutan garam faal, kemudian dimasukkan ke
dalam rongga pleura melalui selang toraks, ditambah dengan
larutan garam faal 10-30 ml untuk membilas selang serta 10 ml
lidokain 2% untuk mengurangi rasa nyeri yang ditimbulkan obat
ini. Analgesik narkotik yang diberikan 1-1,5 jam sebelum
pemberian tetrasiklin juga berguna mengurangi rasa nyeri
tersebut. Selang toraks diklem selama sekitar 6 jam dan posisi
penderita diubah-ubah agar penyebaran tetrasiklin merata di
seluruh bagian rongga pleura. Apabila dalam waktu 24?48 jam
cairan tidak keluar lagi, selang toraks dapat dicabut(1,3). Prakhas
(1986) melaporkan hasil pleurodesis yang memuaskan dengan
bakteri Corynebacterium parvum, 5?10 mg dilarutkan dalam 20 ml
larutan garam faal, atau preparat streptokokus
Pembedahan
Pleurektomi jarang dikerjakan pada efusi pleura keganasan,
oleh karena efusi pleura keganasan pada umumnya merupakan
stadium lanjut dari suatu keganasan dan pembedahan
menimbulkan risiko yang besar. Bentuk operasi yang lain adalah
ligasi duktus toraksikus dan pintas pleuroperitoneum. Kedua
KKS ILmu Penyakit ParuRumah Sakit Pringadi Medan
16
Efusi Pleura Keganasan
pembedahan ini terutama dilakukan pada efusi pleura keganasan
akibat limfoma atau keganasan lain pada kelenjar limfe hilus dan
mediastinum, di mana cairan pleura tetap terbentuk setelah
dilakukan pleurodesis 3,6
PENUTUP
Efusi pleura keganasan merupakan komplikasi yang banyak
ditemukan pada keganasan pleura primer maupun metastatik, dan
lazim terjadi pada stadium lanjut dari suatu keganasan. Tujuan
pengobatan efusi pleura ini hampir selalu bersifat paliatif, dengan
cara pengeluaran cairan, pleurodesis, dan pembedahan.
Pleurodesis merupakan terapi pilihan untuk efusi pleura akibat
keganasan.
KKS ILmu Penyakit ParuRumah Sakit Pringadi Medan
17
Efusi Pleura Keganasan
DAFTAR PUSTAKA
1. Suryanto E, Subroto H, Suradi, Siswarni. Penatalaksanaan
Efusi Pleura Ganas (Malignant Pleural Effusion), Paru 1985; 5
(3): 82-84.
2. Lubis HNU. Penatalaksanaan Efusi Pleura pada Anak. Majalah
Kedokteran Indonesia 1991; 41 (10): 622-626.
3. Sugito dick. Efusi Pleura Masif. Cermin Dunia Kedokt (Edisi
Khusus) 1992; 80: 95-97.
4. Ward PO. Pleural Fluid Data. Postgrad. Med. 1982; 72: 281-
303.
5. Jay SJ. Pleural Effusion: Preliminary Evaluations and
Recognition of the Transudate. Postgrad. Med. 1986; 80:
164-177.
6. PrakashUBS. Malignant Pleural Effusions. Postgrad. Med.
1986; 80:201?208.
KKS ILmu Penyakit ParuRumah Sakit Pringadi Medan
18
Efusi Pleura Keganasan
7. Kusnan B. Efusi Pleura. Seminar Penanggulangan Keadaan
Darurat pada Paru dan Saluran Pemafasan. Surakarta, 8
November 1986.
8. Syaffiuddin T. Pemasangan Selang Toraks. Maj Dokter
Keluarga 1992; 11 (10): 67-70.
KKS ILmu Penyakit ParuRumah Sakit Pringadi Medan
19