paper kapita selekta - distribusi energi
TRANSCRIPT
Paper Mata Kuliah Kapita Selekta
Ayu Citraningtyas (1006704524)Dewi Lestari Natalia (1006704530)
Dian Try Saputri (1006772481)Dwiyanti Khairunnisa (1006676533)
Page
DISTRIBUSI ENERGI DI INDONESIA
I. Latar Belakang
Pada tahun 1996 populasi di Indonesia meningkat dengan drastis mencapai 200 juta
orang. Penaikan populasi ini pada pasokan energy yang dibutuhkan meningkat termasuk
penggunaan minyak tanah dalam sektor rumah tangga. Penggunaan minyak tanah terutama
dalam sektor rumah tangga sangat tinggi, sehingga pemerintah butuh alternatif dalam
menghadapi krisis energy dan mengurangi beban subsidi yang harus ditanggung.
Dalam rangka menunjang program pemerintah untuk mengurangi subsidi dengan
substitusi minyak tanah sektor rumah tangga oleh gas bumi dilakukan kajian perbandingan
alternative distribusi gas bumi yang layak diterapkan. Kajian yang dilakukan melalui survey
litaratur dan penelusuran informasi perkembangan penelitian di bidang penyimpananan dan
distribusi gas bumi skala kecil meliputi penyimpanan dan distribusi hidrat gas dan adsorben gas
bumu, tabung gas SENJI serta LPG 3 kg.
II. Potensi
Terdapat beberapa potensi distribusi dan penyimpanan gas bumi yang dapat dipilih
sebagai alternatif yaitu tabung hidrat gas, adsorben gas bumi, tabung gas SENJI dan tabung LPG
3 kg. Identifikasi mode distribusi dari masing-masing alternatif tersebut perlu dilakukan
sehingga dapat diketahui mode distribusi seperti apa yang sebaiknya dipilih oleh pemerintah.
Hal yang harus dilakukan untuk identifikasi adalah melakukan studi literatur untuk
membandingkan keempat mode distribusi tersebut yang mencakup perbandingan tekanan
operasi, temperatur operasi, kapasitas penyimpanan, efisiensi, material dan harganya, serta
standar. Studi literatur ini akan memaparkan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing
potensi.
Page
1. Distribusi hidrat gas bumi
Hidrat gas bumi adalah campuran padat berbentuk kristal yang terjadi karena
kontak langsung antara gas bumi dengan air pada tekanan dan suhu sekitar titik beku
air. Jadi, gas bumi disimpan dalam hidrat baru kemudian didistribusikan. Stabilisasi
hidrat gas bumi sangat penting untuk tujuan transportasi gas karena sedikit saja
kesalahan dapat menyebabkan persoalan operasional dan masalah keamanan. Kapasitas
penyimpanan gas bumi dalam hidrat berbanding lurus dengan kenaikan tekanan hingga
dicapainya tekanan optimal (550 psi). Di bawah ini terdapat tabel yang menunjukkan
pengaruh kenaikan tekanan terhadap kapasitas penyimpanan.
Gambar 1. Tabel pengaruh kenaikan tekanan terhadap kapasitas penyimpanan
Salah satu cara untuk menyimpan hidrat gas bumi adalah dengan metode hidrat
beku. Jadi hidrat disimpan pada tekanan atmosfer dengan temperatur -15⁰ C. Kemudian
hidrat beku ini dimasukkan ke dalam tangki dengan insulasi yang baik sehingga hidrat
tidak akan berubah bentuk kecuali jika terjadi pemanasan eksternal. Selain itu
pembentukan hidrat juga bisa dilakukan dilakukan di dalam tangki. Cara ini dinilai lebih
efisien. Tekanan dan temperatur dalam tangki diatur sedemikian rupa sehingga sesuai
dengan kondisi pembentukan hidrat. Tekanan optimal pembentukan hidrat gas bumi
adalah sekitar 550 psi, yang berarti tangki tersebut harus terbuat dari bahan yang dapat
menerima tekanan sebesar itu. Berdasarkan literatur yang dibaca, maka harga untuk
material tangki yang sesuai berkisar Rp 1.285.000. Namun sayangnya efisiensi dari
hidrat gas bumi termasuk rendah yaitu hanya berkisar 85%.
Page
2. Distribusi Gas SENJI
Metode ini menggunakan pendistribusian gas yang disalurkan menggunakan
tabung. Tabung gas SENJI digunakan sebagai media penyimpanan dan distribusi gas
bumi, yang dirancang sendiri dan sedang dikembangkan oleh PPPTMGB “LEMIGAS”
dengan tujuan untuk mensubstitusi konsumsi kerosin rumah tangga pra sejahtera.
Tabung gas SENJI terbuat dari bahan High Density Poly Ethylene (HDPE) dengan volume
22 liter kapasitas air dan memiliki tekanan operasi 10 Bar dengan burst pressure
mencapai 35 Bar. Tabung ini dirancang menggunakan valve dan regulator LPG yang
beredar di pasaran dan telah memenuhi standar keamanan.
Berdasarkan pengujian
yang dilakukan di LEMIGAS, pada
tekanan 10 Bar dan temperatur
ambien, volume gas bumi yang
dapat tersimpan di dalam tabung
gas SENJI adalah sekitar 0,76 m3,
yakni kandungan energi dari gas
bumi di dalam tabung gas SENJI
setara dengan sekitar dua liter
kerosin (minyak tanah). Dengan
demikian gas bumi dalam tabung SENJI dapat dimanfaatkan 100% untuk keperluan
bahan bakar rumah tangga. Selain itu, proses gas SENJI sangatlah efisien karena tidak
memerlukan proses regasifikasi karena sudah berada pada fase gas, sehingga dapat
langsung disalurkan melalui jalur distribusi minyak tanah, sebagaimana yang
digambarkan pada diagram alur distribusi gas SENJI di atas.
3. Distribusi dengan Adsorben Gas Bumi
Teknik penyimpanan dan distribusi gas bumi melalui adsorben ini merupakan
teknik terbaru dan masih dalam tahap penelitian di Amerika Serikat dan China.
Adsorben gas bumi terbuat dari selulosa atau fiber tumbuhan yang diaktivasi oleh
karbon menjadi media penyimpanan berupa karbon monolith atau carbon nanotubes.
Gambar 2. Karakteristik tabung gas SENJI
Page
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas penyimpanan gas bumi, seperti
jenis material yang digunakan, massa jenis (porositas) adsorben, tekanan, dan
temperatur.
Media penyimpanan ini dapat menampung hingga 150 v/v yang berarti sekitar
150 liter gas bumi dalam satu liter carbon nanotubes pada tekanan 500 psi dan
temperatur 24oC. Dengan besar kapasitas seperti itu, untuk menyimpan gas setara
dengan tabung gas SENJI yang berkapasitas 0,76 m3 diperlukan adsorben sekitar 3,2 kg.
Dengan harga adsorben antara Rp 180.000 – Rp 1.080.000 per kilogram, maka biaya
adsorben yang diperlukan untuk menyimpan gas bumi sebanyak 0,76 m3 berkisar antara
Rp 576.000 – Rp 3.456.000.
Tidak seperti distribusi pada gas SENJI, distribusi menggunakan adsorben
memerlukan proses regasifikasi. Hal ini disebabkan oleh gas bumi terjebak dalam media
pori-pori material karbon monolith adsorben, sehingga untuk mengeluarkannya
dibutuhkan proses regasifikasi agar gas bumi dapat digunakan sebagai bahan bakar
sektor rumah tangga. Proses regasifikasi dilakukan dengan cara mengalirkan listrik ke
dalam adsorben pada tekanan sekitar 500 psi dan temperatur sekitar 35oC, serta
membutuhkan waktu hampir empat jam. Gas bumi yang dikeluarkan dari proses ini
tidak mencapai 100%, melainkan hanya sekitar 80-90% saja. Oleh karena itu, distribusi
gas bumi dengan adsorben dinilai kurang efektif dan efisien, karena membutuhkan
biaya yang besar dan waktu proses yang lama.
III. Masalah
Sehubungan dengan rencana pemerintah mengurangi subsidi, maka perlu banyak
pertimbangan dalam mengkajialternatif distribusi gas bumi yang layak diterapkan dengan
mengidentifikasi penyimpanan dan distribusi gas bumi dalam skala kecil, survey literature,
perbandingan alternative penyimpanan dan distribusi, serta identifikasi keunggulan dan
kelemahan penyimpanan dan distribusi gas bumi sebagai paduan kelayakan terhadap rencana
tersebut.
Page
IV. Solusi
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa substitusi minyak tanah sektor
rumah tangga oleh LPG 3 kg dan tangki gas SENJI merupakan alternatif terbaik karena memiliki
banyak keunggulan dibandingkan dengan adsorben dan hidrat gas. Selain itu, efisiensi
pemanfaatan gas bumi melalui tabung LPG 3 kg dan tbung gas SENJI bisa mencapai 100% pada
tekanan atmosferik karena LPG dan gas bumi bersifat fasa gas pada tekanan tersebut.
Minyak tanah sektor rumah tangga umumnya digunakan oleh masyarakat keluarga pra
sejahtera yang memiliki daya beli sangat rendah. Ditinjau dari segi harga dan daya beli
konsumen, solusi yang disarankan kepada pemerintah adalah mempertimbangakan
pensubstitusian minyak tanah oleh LPG 3kg atau gas SENJI. Hal ini berdasarkan perbandingan
parameter teknik operasional dan keekonomian, alternatif penyimpanan dan distribusi melalui
tabung gas LPG 3 kg dan tabung gas SENJI yang memiliki keunggulan dibandingkan hidrat dan
adsorben gas bumi diantaranya tekanan operasi yang lebih rendah, efisiensi pemanfaatan gas
100% pada tekanan atmosferik, bahan material tabung yang relatif lebih murah serta
kemudahan dalam pengembangan standar peralatan.
V. Referensi
Lembaran Publikasi LEMIGAS, Volume 42. No.1, April 2008: 11-19.
Caryana, Yusep. K. 2008. Jurnal: Perbandingan Alterbatif Distribusi Bahan Bakar Gas untuk
Substitusi Minyak Tanah Sektor Rumah Tangga.