paper styrofoam

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan pengemas styrofoam atau polystyrene telah menjadi salah satu pilihan yang paling populer dalam bisnis pangan. Styrofoam yang dibuat dari kopolimer styren ini menjadi pilihan bisnis pangan karena mampu mencegah kebocoran dan tetap mempertahankan bentuknya saat dipegang. Selain itu, bahan tersebut juga mampu mempertahankan panas dan dingin tetapi tetap nyaman dipegang, mempertahankan kesegaran dan keutuhan bahan yang dikemas, biaya murah, lebih aman, serta ringan. Tetapi, riset terkini membuktikan bahwa styrofoam diragukan keamanannya. Karena mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan, terutama bila digunakan sebagai kemasan atau wadah makanan. Selain itu, Styrofoam juga terbukti tidak ramah lingkungan, karena tidak dapat diuraikan sama sekali. Bahkan pada proses produksinya sendiri, menghasilkan limbah yang tidak sedikit, sehingga dikategorikan sebagai penghasil limbah berbahaya ke-5 terbesar di dunia oleh EPA (Enviromental Protection Agency). Mengingat betapa berbahayanya dampak yang dapat ditimbulkan oleh Styrofoam ini, baik pada kesehatan dan lingkungan maka harus segera dicari alternative agar Page | 1

Upload: mutz

Post on 15-Jun-2015

6.135 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Styrofoam

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan pengemas styrofoam atau polystyrene telah menjadi salah satu pilihan

yang paling populer dalam bisnis pangan. Styrofoam yang dibuat dari kopolimer

styren ini menjadi pilihan bisnis pangan karena mampu mencegah kebocoran

dan tetap mempertahankan bentuknya saat dipegang. Selain itu, bahan tersebut

juga mampu mempertahankan panas dan dingin tetapi tetap nyaman dipegang,

mempertahankan kesegaran dan keutuhan bahan yang dikemas, biaya murah,

lebih aman, serta ringan.

Tetapi, riset terkini membuktikan bahwa styrofoam diragukan keamanannya.

Karena mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan, terutama bila

digunakan sebagai kemasan atau wadah makanan.

Selain itu, Styrofoam juga terbukti tidak ramah lingkungan, karena tidak

dapat diuraikan sama sekali. Bahkan pada proses produksinya sendiri,

menghasilkan limbah yang tidak sedikit, sehingga dikategorikan sebagai

penghasil limbah berbahaya ke-5 terbesar di dunia oleh EPA (Enviromental

Protection Agency).

Mengingat betapa berbahayanya dampak yang dapat ditimbulkan oleh

Styrofoam ini, baik pada kesehatan dan lingkungan maka harus segera dicari

alternative agar penggunaannya segera dihentikan sama sekali. Karena dalam

memerangi isu global seperti global warming, syrofoam juga turut ambil bagian

sebagai bahan pencemaran lingkungan yang harus segera dieliminasi.

1.2 Rumusan Masalah

- Apakah definisi Styrofoam dan bahan kimia yang terkandung di

dalamnya?

- Bagaimana mekanisme produksi styofoam?

Page | 1

Page 2: Paper Styrofoam

- Bagaimana dampak yang ditimbulkan pada lingkungan?

- Dampak negative apa saja yang dapat menyerang manusia?

- Bagaimana cara mengurangi dampak buruk dari Styrofoam?

1.3 Tujuan

- Untuk mengetahui definisi dari Styrofoam dan bahan kimia yang

terkandung di dalamnya

- Untuk mengetahui mekanisme produksi Styrofoam dan limbah yang

dihasilkan

- Untuk mengetahui dampak apa saja yang dapat ditimbulkan

kandungan bahan kimia di dalam Styrofoam pada lingkungan

- Untuk mengetahui damapak buruk yang dapat ditimbulkan pada

manusia

- Untuk mengetahui cara mengurangi pemakaian Styrofoam dan

dampak buruknya bagi lingkungan pada umumnya dan manusia pada

khususnya

Page | 2

Page 3: Paper Styrofoam

BAB II

PEMBAHASAN

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kemasan didefinisikan sebagai

bungkus pelindung barang dagangan. Dengan kata lain, kemasan adalah wadah

atau tempat yang terbuat dari timah, kayu, kertas, gelas, besi, plastik, selulosa

transparan, kain, karton, atau material lainnya, yang digunakan untuk

penyampaian barang dari produsen ke konsumen.

Salah satu pengemas makanan yang sering digunakan adalah Styrofoam.

Sifat fisik Styrofoam yang relatif tahan bocor, ringan, praktis, dan dapat menjaga

suhu makanan dengan baik, membuat Styrofoam menjadi primadona sebagai

pengemas makanan, apalagi didukung harga styrofoam yang sangat murah, yaitu

hanya 1/3 -1/2 kali kertas.

Styrofoam seringkali digunakan secara tidak tepat oleh publik karena

sebenarnya styrofoam merupakan nama dagang yang telah dipatenkan oleh

perusahaan Dow Chemical. Oleh pembuatnya Styrofoam dimaksudkan untuk

digunakan sebagai insulator pada bahan konstruksi bangunan, bukan untuk

kemasan pangan.

Namun, styrofoam sebagai bahan pembungkus pangan maupun untuk

kebutuhan lain dapat menimbulkan masalah baik dari segi kesehatan maupun

lingkungan, serta tidak sedikit pengaruhnya dalam peningkatan Global Warming.

2.1 Proses Pembuatan Styrofoam

Styrofoam atau foamed polysterene (FPS) yang ringan dan praktis ini masuk

dalam kategori jenis plastik. Sytrofoam dibuat dari monomer stirena melalui

polimerisasi suspensi pada tekanan dan suhu tertentu, selanjutnya dilakukan

pemanasan untuk melunakkan resin dan me-nguapkan sisa blowing agent. Bahan

dasar yang digunakan adalah 90-95% polysterene dan 5-10% gas seperti n-

butana atau n-pentana. Polysterene yang berciri khas ringan, kaku, tembus

Page | 3

Page 4: Paper Styrofoam

cahaya, rapuh dan murah. Bahan yang lebih dikenal sebagai gabus ini memang

praktis, ringan, relatif tahan bocor dan bisa menjaga suhu makanan dengan baik.

Inilah yang membuat bahan ini amat disukai dan banyak dipakai, termasuk dalam

industri makanan instan. Namun bahan ini sebenarnya tak kalah berbahaya

dengan plastik.

Karena sifatnya yang rapuh maka polistiren dicampur seng dan

senyawabutadien. Hal ini menyebabkan polistiren kehilangan sifat jernihnya dan

berubah warna menjadi putih susu. Kemudian untuk kelenturannya,

ditambahkan zat plasticier seperti dioktilptalat (DOP), butil hidroksi toluene

(BHT), atau n butyl stearat. Kandungan zat pada proses terakhir inilah menurut

penelitian kimia LIPI dapat memicu timbulnya kanker dan penurunan daya pikir

anak.

Kemudian proses pembuatannya ditiup dengan blowing agent yaitu gas

chlorofluorocarbon (CFC), sehingga membentuk buih (foam). Plastik busa yang

mudah terurai menjadi struktur sel-sel kecil merupakan hasil proses peniupan

tersebut (Manurung.2008).

CFC merupakan senyawa gas yang disebut sebagai penyebab timbulnya

lubang ozon diplanet Bumi. Dan sekarang telah digunakan blowing agent yang

lebih ramah lingkungan, seperti HCFCs, walaupun belum 100% ramah

lingkungan.

2.2 Dampak bagi Kesehatan

Kandungan Styrofoam dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia,

khususnya pada Styrofoam yang digunakan sebagai wadah atau kemasan

makanan. Karena bahan-bahan kimia yang terkadung di dalamnya dapat

bermigrasi ke makanan yang dikonsumsi manusia. WHO (World Health

Organization), EPA (Environmental Protection Agency) dan beberapa lembaga

lainnya malah sudah mengategorikan styrofoam sebagai bahan karsinogen

karena benzen yang digunakan untuk memproses butiran styrene merupakan

Page | 4

Page 5: Paper Styrofoam

larutan kimia yang sulit dilumat oleh sistem percernaan tidak bisa dikeluarkan

melalui feses ataupun urine. Akibatnya, zat ini semakin lama semakin menumpuk

dan terbalut lemak. Inilah yang bisa memicu munculnya penyakit kanker. Pada

Juli 2001, Divisi Keamanan Pangan Pemerintah Jepang juga mengungkapkan

bahwa residu styrofoam dalam makanan sangat berbahaya. Residu itu dapat

menyebabkan endocrine disrupter (EDC), yaitu suatu penyakit yang terjadi akibat

adanya gangguan pada sistem endokrinologi dan reproduksi manusia. Selain

kanker, masalah yang paling banyak ditemui ada pada kelenjar tyroid. Sehingga

menyebabkan kelelahan, mempercepat detak jantung sulit tidur, badan

gemetaran, dan mudah gelisah.

Saat benzena termakan, zat juga akan masuk ke sel-sel darah dan lama-lama

akan merusak sumsum tulang belakang, bahkan efek selanjutnya akan timbul

anemia, sistem imun yang berkurang.

Hasil survei di AS pada tahun 1986 menunjukkan bahwa 100% jaringan

lemak orang Amerika mengandung styrene yang berasal dari styrofoam.

Penelitian dua tahun kemudian menyebutkan kandungan styrene sudah

mencapai ambang batas yang bisa memunculkan gejala gangguan saraf.

Faktor yang mempengaruhi perpindahan zat kimia pada Styrofoam ke dalam

makanan, antara lain:

1. Suhu yang tinggi

Semakin panas suatu makanan, semakin cepat pula migrasi bahan kimia

styrofoam ke dalam makanan.

2. Kadar lemak tinggi

Bahan kimia yang terkandung dalam styrofoam akan berpindah ke

makanan dengan lebih cepat jika kadar lemak (fat) dalam suatu makanan

atau minuman makin tinggi.

3. Kadar alkohol dan asam yang tinggi

Bahan alkohol dan asam mempercepat laju perpindahan.

Page | 5

Page 6: Paper Styrofoam

4. Lama kontak

Semakin lama makanan disimpan dalam wadah Styrofoam semakin besar

kemungkinan jumlah zat kimia yang bermigrasi ke dalam makanan.

Styren, bahan dasar styrofoam, memang bersifat larut lemak dan alkohol.

Karena itu, wadah dari jenis ini tidak cocok untuk tempat susu yang mengandung

lemak tinggi. Begitu pun dengan kopi yang dicampur krim. Padahal, tidak sedikit

restoran cepat saji yang menyuguhkan kopi panasnya dalam wadah ini

Masalah kesehatan yang dapat muncul setelah terpapar jangka panjang

antara lain :

- Menyebabkan gangguan pada sistem syaraf pusat, dengan gejala seperti

sakit kepala, letih, depresi, disfungsi system syaraf pusat (waktu reaksi,

memori, akurasi dan kecepatan visiomotor, fungsi intelektual), hilang

pendengaran, dan neurofati periperal.

- Beberapa penelitian epidemiologik menduga bahwa terdapat hubungan

antara paparan stirena dan meningkatnya risiko leukemia dan limfoma.

- Berdasarkan data IARC, stirena termasuk bahan yang diduga dapat

menyebabkan kanker pada manusia.

- Monomer stirena dapat masuk ke dalam janin jika kemasan polistirena

digunakan untuk mewadahi pangan beralkohol, karena alkohol bersifat

dapat melintasi plasenta. Hal ini menjelaskan mengapa dalam jaringan tubuh

anak-anak ditemukan monomer stirena meskipun anak-anak tersebut tidak

pernah terpapar secara langsung. Monomer stirena juga dapat

mengkontaminasi ASI, hal ini dibuktikan dalam penelitian di New Jersey yang

menyebutkan bahwa 75% dari 12 sampel ASI telah terkontaminasi oleh

stirena (BPOM RI.2007).

Padahal pemerintah telah mengatur dalam UU RI nomor 7 Tahun 1996 tentang

Perlindungan Pangan, bagian keempat mengenai Kemasan Pangan :

Page | 6

Page 7: Paper Styrofoam

Pasal 16

1. Setiap orang yang memproduksi pangan untuk diedarkan, dilarang

menggunakan bahan apapun sebagai kemasan pangan yang dinyatakan

terlarang dan atau yang dapat melepaskan cemaran yang merugikan atau

membahayakan kesehatan manusia

2. Pengemasan pangan yang diedarkan dilakukan melalui tata cara yang

dapat menghindarkan terjadinya kerusakan dan atau pencemaran

3. Pemerintah menetapkan bahan yang dilarang digunakan sebagai

kemasan oangan dan tata cara pengemasan pangan tertentu yang

diperdagangankan

 2.3 Dampak bagi Lingkungan

Bagi lingkungan, styrofoam adalah musuh besar yang paling dihindari.

Karena sifatnya yang tidak bisa diuraikan oleh alam sama sekali dan sulit didaur

ulang karena kurangnya fasilitas daur ulang yang sesuai.

Dimulai dari proses produksi yang menghasilkan limbah yang sangat

berbahaya. Data dari EPA (Environmental Protection Agency) limbah hasil

pembuatan styrofoam ditetapkan sebagai limbah berbahaya ke-5 terbesar di

dunia. Bau pada proses produksinya mampu mengganggu pernapasan dan

melepaskan 57 zat berbahaya ke udara.

Setelah digunakan untuk waktu yang sangat singkat (hanya untuk menaruh

membungkus makanan untuk sementara waktu atau melapisi barang elektronik

sampai barang itu dibeli) styrofoam yang sudah diproduksi dalam jumlah banyak

itu dibiarkan menumpuk dan mencemari lingkungan dan merusak keseimbangan

kehidupan biota laut.

Page | 7

Page 8: Paper Styrofoam

Styrofoam dan Global Warming

Sementara itu Cloro Fluoro Carbon (CFC) sebagai bahan peniup pada

pembuatan styrofoam merupakan gas yang tidak beracun dan mudah terbakar

serta sangat stabil. Begitu stabilnya, gas ini baru bisa terurai sekitar 65-130

tahun. Gas CFC digunakan sebagai gas pengembang karena tidak bereaksi, tidak

berbau, tidak berasa, dan tidak berbahaya.

Gas ini akan melayang di udara mencapai lapisan ozon di atmosfer dan akan

terjadi reaksi serta akan menjebol lapisan pelindung bumi serta menimbulkan

efek rumah kaca.

CFC adalah salah satu Gas Rumah Kaca, yang bila berada di atmosfer

menyerap sinar inframerah yang dipantulkan oleh bumi. Peningkatan kadar gas

rumah kaca akan meningkatkan efek rumah kaca yang dapat menyebabkan

terjadinya pemanasan global (---.2008).

Pengaruh masing-masing gas rumah kaca terhadap terjadinya efek rumah

kaca bergantung pada besarnya kadar gas rumah kaca di atmosfer, waktu tinggal

di atmosfer dan kemampuan penyerapan energi.

Makin panjang waktu tinggal gas di atmosfer, makin efektif pula

pengaruhnya terhadap kenaikan suhu. Kemampuan Gas-gas Rumah Kaca dalam

penyerapan panas (sinar inframerah) seiring dengan lamanya waktu tinggal di

atmosfer dikenal sebagai GWP, Greenhouse Warming Potential. GWP adalah

suatu nilai relatif dimana karbon dioksida diberi nilai 1 sebagai standar.

Zat-zat chlorofluorocarbon, mempunyai nilai GWP lebih tinggi dari 10.000.

Itu berarti bahwa satu molekul zat chlorofluorocarbon mempunyai efek rumah

kaca lebih tinggi dari 10.000 molekul karbon dioksida. Dengan kata lain, makin

tinggi nilai GWP suatu zat tertentu, makin efektif pula pengaruhnya terhadap

kenaikan suhu (----.2008).

Kalau tidak ada lapisan ozon, radiasi cahaya ultraviolet mencapai permukaan

bumi dan menyebabkan kematian organisme, tumbuhan menjadi kerdil,

ganggang di lautan mati, terjadi mutasi genetic, menyebabkan kanker kulit atau

Page | 8

Page 9: Paper Styrofoam

kanker retina mata. Menurut pengamatan melalui pesawat luar angkasa, lubang

ozon di atas Kutub Selatan semakin lebar. Saat ini, lubang ozon sudah meluas

sampai tiga kali benua Eropa. Jika lubang ozon melebar, sinar ultraviolet yang

memasuki bumi semakin tinggi intensitasnya. Ekosistem laut dan pertanian

terganggu dan insiden penyakit kanker kulit meningkat. Karena itu penggunaan

gas CFC harus dibatasi atau bahkan dihentikan.

2.4 Cara untuk Mengurangi Dampak Buruk Styrofoam

Beberapa cara yang telah diusahakan untuk mengurangi dampak buruk dari

Styrofoam antara lain :

a. Fokus Pengemas baru yang ramah lingkungan

Dengan semakin jelasnya dampak buruk yang ditimbulkan styrofoam.

maka pencarian alternatif bahan pengemas lain harus menjadi fokus

penelitian yang baru.

b. Menghentikan penggunaan Styrofoam

Upaya ini telah dilakukan oleh beberapa industry makanan seperti

McDonald’s pada tahun 1987 yang menyatakan diri berhenti menggunakan

wadah makanan yang terbuat dari Styrofoam. Salah satu divisi di McSonald’s

yaitu The Environmental Defense Waste Reduction Task Force Enforced

McDonald juga sedang berusaha mengganti kemasan makanan dengan

kemasan yang dapat di daur ulang seperti yang berasal kentang, limestone,

100% serat daur ulang, bidegradable polymer, dan coating lilin plus air.

Selain itu, di Indonesia, PT Pembangunan Jaya Ancol telah

mendeklarasikan area wisata di pesisir utara Jakarta ini sebagai kawasan

bebas Styrofoam. Sebagai realisasi kawasan rekreasi yang peduli terhadap

kesehatan keluarga dan keberlangsungan lingkungan hidup. Sebagai

kawasan destinasi wisata kuliner, Ancol akan memberikan waktu kurang

lebih 6 bulan bagi seluruh restaurant dan kedai makanan di kawasan Ancol

Page | 9

Page 10: Paper Styrofoam

untuk mengganti styrofoam sebagai kemasan makanan mereka menjadi

kemasan makanan berbentuk kertas.

c. Melakukan Upaya Prinsip 3R pada Styrofoam

Beberapa perusahaan memang mendaur ulang styrofoam. Namun

sebenarnya, yang dilakukan hanya menghancurkan styrofoam lama,

membentuknya menjadi styrofoam baru. Dengan keadaan yang seperti ini,

yang dapat perlu dilakukan adalah mengurangi pemakaian styrofoam baru,

dan beralihlah ke styrofoam hasil daur ulang. Tanpa digunakan kembali hasil

daur ulang tadi tidak ada artinya.

Beberapa upaya yang telah dilakukan untuk melakukan antara lain :

1. Menciptakan Kemasan Plastic Biodegradable

Riset ini dikembangkan oleh Leonardus Adi Wijaya, Glenn Chandra dan

Marcel P. Segara dan meraih juara pertama Research in Science and

Technology Creativity (Ristec) 2008 yang diadakan di Universitas

Diponegoro.

Kemasan ini dapat terurai dengan sendirinya menjadi karbondioksida

dan air bila dikubur dalam tanah. Teknologi terbaru ini, kini bisa

diujicobakan di Indonesia menggunakan bahan baku local yaitu limbah

kulit udang dan singkong. Kedua bahan tersebut dipilih lantaran

jumlahnya yang sangat banyak tersedia di negeri ini.

Indonesia dikenal luas sebagai salah satu Negara oengekspor udang

mentah kupas. Sekitar 12 ribu ton kulit udang kering dihasilkan oleh

Indonesia per tahunnya sebagai hasil sampingan ekspor udang mentah

kupas. Sedangkan singkong sendiri merupakan tanaman yang sudah

merakyat. Saat ini Indoensia meproduksi kurang lebih 19 juta ton

singkong setiap tahungga.

Proses pembuatan plastic ini tidaklah sulit. Pembuatan khitosan,

dilakukan dengan mengolah limbah kulit udang, dijemur hingga kering.

Page | 10

Page 11: Paper Styrofoam

Sedangkan untuk pembuata PLA digunakan bahan baku singkong. PLA

(Poly Lactic Acid) adalah senyawa yang saat ini sedang dikembangkan

sebagai alternated kemasan plastic konvensional atau sebagai kemasan

biodegradable. Bahan baku PLA bersumber dari bahan yang dapat

diperbaharui serta memiliki kandungan pati yang tinggi. Selain singkong,

juga dapat digunakan bahan lainnya seperti jagung, kentang dan umbi-

umbian lain. PLA dapat dicetak dalam bentuk seperti tas belanja, gelas,

sendok, mangkuk dll.

Keuntungan dari penggunaan PLA dibandingkan kemasan plastic

lainnya yaitu sifat biodegradablenya yang dapat terurai di alam, maksimal

satu setengah bulan. Coba bandingkan dengan Styrofoam yang tidak

dapat diuraikan sama sekali.

Sifatnya yang transparan dan kaku menyerupai plastic pada umumnya

merupakan nilai tambah tersendiri. Namun, kemasan dari PLA dan

khitosan ini juga memiliki beberapa kelemahan dan keunggulan masing-

masing. Oleh karena itu, penggabungan antara khitosan dan PLA

diharapkan dapat saling melengkapi. Menghasilkan kemasan yang dapat

terurai dengan sifat menyerupai plastic.

Proses penggabungannya pun cukup mudah. Mencampurkan larutan

PLA dalan khitosan secara perlahan agar tercampur merata. Kemasan

yang dihasilkan akan meiliki penampilan transparan dan warna

kekuningan. Setelah terbentuk, kemasan ini dapat digunakan sebagai

bahan pembungkus sayuran, kemasan sekunder pembungkus biscuit

maupun roti.

Masih perlu banyak penelitian lebih lanjut dalam oengambangan

kemasan ramah lingkungan. Terutama, masalah optimalisasi dalam

pembuatan PLA, termasuk ketertarikan pihak industry (Tim

Rostrum.2008).

Page | 11

Page 12: Paper Styrofoam

2. Memanfaatkan Limbah Styrofoam sebagai Bahan Bangunan

Dengan menganut prinsip 3R yaitu Reduce, Reuse dan Recycle, limbah

syrofoam dapat digunakan untuk menghasil benda lain (Recycle),

contohnya membuat batako dari limbah sytofoam. Upaya memanfaatkan

limbah ini dilakukan oleh Surani, pria yang tinggal di Tipar, Cakung,

Jakarta Timur dengan niat sederhana, menghindari buangan sampah dan

polusi pembakaran styrofoam. Cara membuat sederhana yaitu Styrofoam

digiling seperti jagung. Kemudian, dicampur pasir dan ditambah semen,

lalu dicetak. Komposisi yang tepat itu 50% styrofoam, 40% pasir, dan 10%

semen. Jadi, penggunaan styrofoam dapat menghemat pasir dan semen.

Dan hasilnya tidak mengecewakan, rumah yang dibangun dengan

menggunakan batako berbahan dasar limbah syrofoam terbukti kokoh

dan sofat syrofoam yang menolak air membuat tanah tidak lembab

(Kartika. 2009).

Selain itu, telah diciptakan pula rumah yang berbahan dasar

Styrofoam, yaitu Dome. House Co. Ltd adalah perusahaan Jepang yang

membuat rumah dengan bahan dasar Styrofoam ini, Dengan penggunaan

bahan ini maka banyak keuntungan yang didapat selain lebih cepat,

ringan dan murah (setidaknya untuk ukuran orang Jepang). Keuntungan

lainnya adalah dapat mengurangi panas yang masuk sehingga dapat

meminimalkan penggunaan AC, sirkulasi udara yang lebih baik, anti

gempa dan tidak akan berkarat maupun lapuk dimakan usia dibandingkan

dengan menggunakan besi dan kayu.

Rumah yang dibuat berbentuk sebuah kubah (dome) yang dapat

dimodifikasi serta diaplikasikan ke segala macam kebutuhan, mulai dari

rumah tinggal, bar, karaoke bahkan sampai spa (Samudro.2009).

Page | 12

Page 13: Paper Styrofoam

3. Memanfaatkan sebagai Media Pertumbuhan Jamur

Untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh global warming

dapat juga dilakukan dengan memanfaatkan Styrofoam sebagai media

untuk menumbuhkan jamur. Cara ini telah dilakukan oleh seseorang di

Inggris yang akan mengikuti kompetesi Stop Global Warming. Dengan

cara ini, dia mengubah sampah menjadi lebih bermanfaat. Video

mengenai proses pembuatannya dapat dilihat di mushroom grow buddy

blog.

4. Memanfaatkan Styrofoam sebagai Pelindung Tanaman

Diluar negeri, Styrofoam dapat dimanfaatkan sebagai pelindung

tanaman di saat musim dingin dengan memanfaatkan sifatnya sebagai

insulator.

d. Mengembangakan teknologi untuk menguraikan sytrofoam

Beberapa upaya telah ditemukan untuk menguraikan Styrofoam, antara

lain :

1. Memanfaatkan Kulit Buah Jeruk untuk Mendissolve Styrofoam

Metode ini diupayakan oleh Vici Riyani and Adrienne Trinovia

Sulistyo siswa SMA Santa Ursula. Dengan mengolah kulit jeruk yang

mengandung d-limonene, mereka ubah dalam bentuk polymer

flocculant yang diigunakan untuk menguraikan styrofoam menjadi

air. Yang pasti mereka yakin cara ini tetaplah ramah lingkungan.

Caranya dengan memasukan kulit jeruk bersamaan dengan

styrofoam ke dalam blender dan melalui proses distilisasi dan

kemudian diaduk sampai dengan semuanya bercampur dengan baik.

Dengan begitu campuran ini dapat diuraikan oleh mikroorganisme.

Atau cara lain yang mereka temukan dengan menggunakan kulit

buah jeruk juga. Mereka melakukannya dengan tekhnik sulfonasi.

Page | 13

Page 14: Paper Styrofoam

Yaitu dengan memotong styrofoam hingga kecil-kecil dan campurkan

dengan chloroform dan asam sulfat dengan suhu 45oC selama 2 jam.

Hasil dari campuran tersebut adalah sodium polystyrene sulfonate

(PSSNa). Setelah melalui proses pemisahan dan netralisasi, cairan

tersebut akan berubah menjadi bubuk polimer. Bubuk polimer ini

kemudian bisa digunakan sebagai pemurni air dan sangat berguna

dalam industri semen.

2. Mengembangkan bakteri Pseudomonas putida

Para ahli biologi di University of College Dublin, Irlandia, menemukan

turunan bakteri Pseudomonas putida, yang biasa ditemukan di dalam

tanah, memakan minyak styrene murni dan mengubahnya menjadi

plastik yang ramah lingkungan. Minyak yang merupakan hasil pemanasan

styrofoam pada suhu tinggi itu mencemari tanah karena sulit terdegradasi

di alam.

Kevin O’Connor dan koleganya mengubah polystyrene menjadi

minyak melalui pyrolysis, yaitu memanaskan plastik turunan minyak bumi

dengan suhu 520 derajat Celcius tanpa melibatkan oksigen. Pemanasan

tersebut menghasilkan cairan yang terdiri atas minyak styrene sebesar

lebih dari 80 persen dan sisanya berupa cairan racun lainnya.

Para peneliti kemudian memberikan cairan ini kepada salah satu

turunan bakteri, Pseudomonas putida CA-3. Pada awalnya, mereka

berharap bakteri akan memurnikan styrene dari larutan.

Namun, bakteri justru sangat menikmati menu makan barunya ini

dan mengubah 64 gram styrene campuran untuk menghasilkan sekitar 3

gram bakteri baru.

Dalam proses ini, bakteri menyimpan 1,6 gram energi minyak styrene

dalam bentuk plastik biodegradable (dapat terurai di alam) yang disebut

Page | 14

Page 15: Paper Styrofoam

polyhydroxyalkanoate atau PHA. Selain musnah jika dibakar, plastik jensi

ini juga mudah terurai di alam.

Namun, proses biologi yang dilakukan bakteri menghasilkan produk

sampingan yang masih beracun, yaitu toluene. Meskipun demikain,

temuan ini membawa harapan baru karena menunjukkan bahwa

styrofoam dan molekul polystyrene yang menyusunnya dapat diubah

menjadi ramah lingkungan (---.2006).

2.5 Think Globaly Act Localy

Untuk memerangi global warming harus dilakukan dari diri sendiri dan dari

hal yang terkecil. Oleh karena itu, beberapa hal kecil sudah mulai saya terapkan

di kehidupan sehari-hari. Dan untuk menguangi dampak global warming tidak

hanya focus pada uraian di atas mengenai Styrofoam. Usaha yang telah

dilakukan antara lain :

- Menggunakan pembersih dari kain seperti handuk daripada menggunakan

pembersih dari kertas

- Untuk peralatan makan selalu menggunakan peralatan yang terbuat dari

logam dan bisa digunakan berkali-kali daripada menggunakan peralatan

makan dari plastic

- Lebih memilih menggunakan wadah yang terbuat dari gelas dengan tutuo

dari kaleng atau logam. Daripada menggunakan wadah yang terbuat dari

Styrofoam. Begitu pula ketika membeli makanan.

- Untuk anak bayi, biasanya menggunakan popok yang sekali pakai, maka

dirubah dengan menggunakan popok dari kain katun, sehingga dapat dicuci.

Dan hal ini juga menghindari iritasi yang bisa terjadi pada bayi.

- Saat membeli deterjen, usahakan untuk melihat kandungannya dan memilih

deterjen yang bebas fosfat, sehingga limbahnya lebih mudah terurai

- Membiasakan diri untuk mematikan lampu yang tidak digunakan, baik pada

saat siang maupun malam hari. Jika tidak digunakan, jangan tinggalkan alat

Page | 15

Page 16: Paper Styrofoam

elektronik dalam keadaan standby. Cabut charger telp. genggam dari stop

kontak. Meski listrik tak mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrik PLN

menggunakan bahan baker fosil penyumbang besar emisi.

- Karena tinggal di daerah dataran tinggi, membuat kami harus selalu

memantau jalannya air PDAM dan mewaspadai keran yang dibiarkan

terbuka. Cara ini juga bermanfaat untuk menghemat biaya rekening PDAM.

- Untuk bahan bakar kendaraan roda dua, diusahakan menggunakan bahan

bakar pertamax yang mengalami pembakaran lebih sempurna dibandingkan

dengan BBM.

- Berusaha untuk memanfaatkan kertas sebaik-baiknya. Terutama untuk

kertas bekas membuat tugas kuliah, sehingga meminimalisir sampah kertas.

- Menanam beberapa tumbuhan di halaman rumag, seperti tanaman hias dan

tanaman buah yang hasilnya juga dapat dinikmati.

- Tidak menggunakan pewangi yang mengandung aerosol

- Tidak membiasakan diri merokok, selain berbahayan bagi kesehatan asap

yang dihasilkan oleh rokok juga sangat berbahaya bagi lingkungan

- Lebih memilih membuang sampah ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS)

dibandingkan dengan membakarnya. Karena dengan membakar akan

menimbulkan bau yang tidak sedap dan asapnya juga mengganggu

pernafasan dan penglihatan. Selain itu, saat membakar sampah juga akan

melepaskan zat-zat sampah ke udara yang bisa menambah pencemaran

udara

Page | 16

Page 17: Paper Styrofoam

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian mengenai kandungan Styrofoam di atas, dapat ditarik beberapa

kesimpulan antara lain:

- Styrofoam yang dimanfaatkan sebagai wadah atau kemasan makanan

memiliki dampak yang buruk pada kesehatan manusia

- Styrofoam merupakan musuh besar bagi lingkungan karena tidak dapat

diuraikan secara alami dan masih sulit menemukan fasilitas untuk mendaur

ulangnya. Dan juga telah diketahui bahwa proses produksi Styrofoam

merupakan penghasil limbah terbesar ke – 5 di dunia.

- Pada proses pembuatannya Styrofoam menggunakan gas CFC (Cloro Fluoro

Carbon) yang merupakan gas rumah kaca, sifatnya yang stabil membuat gas

ini dapat bertahan lama di udara dan merusak lapisan ozon, sehingga

semakin meningkatkan peristiwa global warming.

- Beberapa cara telah dilakukan untuk mengurangi bahaya Styrofoam baik

bagi kesehatan maupun lingkungan, diantaranya dengan membuat kemasan

baru yang dapat diuraikan oleh lingkungan, mengembangkan teknologi yang

dapat menguraikan Styrofoam, memanfaatkan kembali limbah Styrofoam

yang ada di lingkungan dan sebaiknya mengurangi penggunaan Styrofoam

sebagai wadah atau kemasan makanan.

3.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan antara lain :

- Sebaiknya pemerintah memperhatikan masalah penggunaan keamsa

Styrofoam pada makana dengan mengeluarkan undang-undang dan

penyuluhan yang lebih khusus dalam perlindungan makanan dan lingkungan

Page | 17

Page 18: Paper Styrofoam

- Sebaiknya pemerintah melarang produksi Styrofoam, terutama dalam

bentuk kemasan makanan

- Agar pengusaha makanan menghentikan penggunaan kemasan Styrofoam

pada makanan dan menggantinya dengan kemasan yang dapat didaur ulang

- Sebaiknya konsumen lebih peduli terhadapa kesehatan dan lingkungan

sebelum memutuskan untuk menggunakan Styrofoam.

- Sebaiknya konsumen menggunakan kemasan makanan yang aman dan

dibawa sendiri dari rumah.

Page | 18

Page 19: Paper Styrofoam

DAFTAR PUSTAKA

----. ----. Syrofoam (on line). (http : www.----.com, 28 November 2009)

----. 2006. Microbacterium Converse Styrofoam into Biodegradable Plastic (on

line). (http : www.sciam.com, 26 Desember 2009)

----. 2008. Bahaya Syrofoam bagi Kesehatan (on line). (http :

www.blog.mfajri.net, 28 November 2009)

----. 2008. Efek Rumah Kaca (on line). (http : www.bumikupijak.com, 26

Desember 2009)

----. 2008. Kenali Senyawa Kimia di Udara yang Berbahaya (on line). (http :

www.senyawa-kimia-berbahaya.pdf, 26 Desember 2009)

Tim SMA 3 Yogyakarta.----. Styrofoam (on line). (http : www.mudaers.com, 28

November 2009)

Ditwas Produk & Bahan Bahaya. 2008. Kemasan Polistirena Foam (Styrofoam)

(on line). InfoPOM : Badan POM RI.

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Katika, Eri. 2009. Batako dari Limbah Styrofoam (on line). (http :

www.greenradioaFM.com, 26 Desember 2009)

Page | 19

Page 20: Paper Styrofoam

Manurung, Butet Manurung. 2008. Penggunaan Styrofoam sebagai Kemasan

Pangan (on line). (http : www.harian-analisa.com, 26 Desember 2009).

Samudro. 2009. Gawat… Indonesia Negara Paling Beresiko Gempa dan Tsunami

di Seluruh Dunia (on line). (http : www.samudro.files.wordpress.com, 26

Desember 2009)

Tim Rostrum Institut Pertanian Bogor. 2008. Plastik dari Kulit Udang dan

Singkong. ----- : Media Indonesia.

UU RI nomor 7 Tahun 1996

Page | 20

Page 21: Paper Styrofoam

LAMPIRAN

Page | 21

Gambar 1. Styrofoam sebagai wadah makanan

Page 22: Paper Styrofoam

Page | 22

Gambar 2. Gelas Styrofoam yang digunakan sebagai wadah

minuman berlemak dan panas berbahaya bagi tubuh

Gambar 3. Buih dari Styrofoam merupakan hasil peniupan gas CFC

Gambar 4. Pemanfaatan limbah Styrofoam

Page 23: Paper Styrofoam

Page | 23

Gambar 5. Sofa yang terbuat dari styrofoam

Gambar 6. Dome merupakan rumah yang terbuat

dengan bahan baku styrofoam

Gambar 7. Bagian dalam rumah kubah (dome)