papsa

13
PAPSA PEMERIKSAAN AIR (PA) Tujuan Percobaan 1. Mampu menghitung koloni-koloni bakteri air 2. Mampu membandingkan radius pertumbuhan mikroba dengan atau desinfektan Tinjauan Pustaka 1. Peranan Air Air merupakan zat yang mutlak bagi setiap makhluk hidup dan kebersihan air adalah syarat utama terjaminnya kesehatan. Menurut tempatnya air berada di permukaan tanah dan dapat pula berada di atas tanah selanjutnya air ini disebut air tanah. Air hujan membawa serta mikroorganisme-mikroorganisme yang senantiasa berhamburan di udara, lebih-lebih yang mengatasi (di atas) tanah berdebu. Setiba di tanah, air menjadi lebih cemar lagi karena sisa-sisa makhluk hidup (sampah) kotorran dari hwan-hewan ataupun manusia dan mungkin juga limbah dari pabrik- pabrik Manusia memperoleh air yang diperlukan untuk minum, masak, mandi dan mencuci dari air hujan, dari air yang menggenang du oermukaan seperti waduk atau kubangan, dari air sungai, air sumber dan air sumur. Air yang mengandung mikroorganisme-mikroorganisme disebut air yang terkena kontaminasi. Jadi air itu tidak steril. Sehingga apabila diminum atau dipergunakan untuk keperluan-keperluan rumah tangga lainnya seperti misalnya untuk MCK (mandi cuci kakus) dapat menimbulkan akibat-akibat yang merugikan bagi kehidupan kita, misalnya penyakit kulit, penyakit perut (diare, mutaber, dan lain-lain). Beberapa penyakit menular dapat sewaktu-waktu meluas menjadi wabah (epidemi) karena peranan air yang tercemar. 2. Kehidupan Mikroorganisme Dalam Air Air tenang mengandung zat-zat organik maupun zat-zat anorganik dan oleh karena itu merupakan tempat yang baik bagi kehidupan mikroorganisme. Mikroorganisme-mikroorganisme yang autotrof merupakan penghuni pertama dalam air yang mengandung zat-zat organik. Sel-sel yang mati merupakan bahan organik yang heterotrop. Temperatur turut menentukan populasi dalam air. Temperatur sekitar 30 o C atau lebih sedikit

Upload: avita-avionita-sari

Post on 26-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

lab tekkim

TRANSCRIPT

Page 1: PAPSA

PAPSA

PEMERIKSAAN AIR (PA)

Tujuan Percobaan

1. Mampu menghitung koloni-koloni bakteri air

2. Mampu membandingkan radius pertumbuhan mikroba dengan atau desinfektan

Tinjauan Pustaka

1. Peranan Air

Air merupakan zat yang mutlak bagi setiap makhluk hidup dan kebersihan

air adalah syarat utama terjaminnya kesehatan. Menurut tempatnya air berada di

permukaan tanah dan dapat pula berada di atas tanah selanjutnya air ini disebut air

tanah. Air hujan membawa serta mikroorganisme-mikroorganisme yang senantiasa

berhamburan di udara, lebih-lebih yang mengatasi (di atas) tanah berdebu. Setiba

di tanah, air menjadi lebih cemar lagi karena sisa-sisa makhluk hidup (sampah)

kotorran dari hwan-hewan ataupun manusia dan mungkin juga limbah dari pabrik-

pabrik

Manusia memperoleh air yang diperlukan untuk minum, masak, mandi dan

mencuci dari air hujan, dari air yang menggenang du oermukaan seperti waduk

atau kubangan, dari air sungai, air sumber dan air sumur.

Air yang mengandung mikroorganisme-mikroorganisme disebut air yang

terkena kontaminasi. Jadi air itu tidak steril. Sehingga apabila diminum atau

dipergunakan untuk keperluan-keperluan rumah tangga lainnya seperti misalnya

untuk MCK (mandi cuci kakus) dapat menimbulkan akibat-akibat yang merugikan

bagi kehidupan kita, misalnya penyakit kulit, penyakit perut (diare, mutaber, dan

lain-lain). Beberapa penyakit menular dapat sewaktu-waktu meluas menjadi wabah

(epidemi) karena peranan air yang tercemar.

2. Kehidupan Mikroorganisme Dalam Air

Air tenang mengandung zat-zat organik maupun zat-zat anorganik dan oleh

karena itu merupakan tempat yang baik bagi kehidupan mikroorganisme.

Mikroorganisme-mikroorganisme yang autotrof merupakan penghuni pertama

dalam air yang mengandung zat-zat organik.

Sel-sel yang mati merupakan bahan organik yang heterotrop. Temperatur

turut menentukan populasi dalam air. Temperatur sekitar 30oC atau lebih sedikit

Page 2: PAPSA

baik bagi kehidupan bakteri patogen yang berasal dari hewan-hewan maupun

manusia.

Sinar matahari terutama sinar ultaviolet memang bisa mematikan bakteri

tetapi daya tembus ultraviolet ke dalam air tidak seberapa.

Air yang mengalir deras dan bergolak karena menerjang karena menerjang

batu-batuan karang baik bagi kehidupan bakteri, air sumur dalam hal ini tergantung

pada lingkunganya. Pada umumnya lebih bersih daripada air permukaan, karena air

yang merembes ke dalam tanah itu telah tersaring oleh lapisan tanah yang

dilewatinya.

3. Persyaratan Standar Kualitas Air

Air memiliki jaringan aliran yang luas, maka air di suatu tempat baik yang

mengalir maupun yang menerapkan pada permukaan tanah tersebut disebut “Badan

Air”, air yang termasuk kualifikasi badan air ialah waduk, saluran air, rawa-rawa

dan lain-lain.

Karena masing-masing badan air itu didalam kehidupan sehari-sehari

dihubung-hubungkan dengan kepentingan manusia, maka sering badan-badan air

itu diklarifikasikan lagi menurut kepentingan kegunaannya bagi manusia.

Disamping kepentingan kegunaan dari badan-badan air bagi manusia (maupun

organime), maka persyaratan standar kualitas air perlu ditentukan.

Persyaratan kualitas air adalah atas pertimbangan bahwa karena jaringan air

itu sedemikian luas, maka tak mustahil dalam peredarannya pasti sampai ditempat-

tempat yang membahayakan penggunaannya oleh manusia (maupun organisme).

Lebih-lebih bila digunakan sebagai air minum, maka mutlaklah bila persyaratan

kualitas air minum dipakai. Persyaratan standar air minum adalah sebagai berikut :

a. Persyaratan biologi untuk air

Ditentukan baik oleh kehadiran mikroorganisme yang patogen maupun

juga yang non patogen. Patogen lebih memperoleh perhatian terhadap

penilaian persyaratan biologis. Sekalipun sebaiknya mikroorganisme dan

patogen secara relatif tidak berbahaya lagi baik kesehatan, namun karena

golongan ini sering dalam jumlah berlebihan dapat mempengaruhi rasa, bau,

estetis, dan lain-lain.

b. Persyaratan fisis untuk air

Ditentukan oleh faktor-faktor kekeruhan, warna, bau, maupun rasa,

dari keempat tersebut hanya bau saja penilaiannya ditentukan secara subyektif,

Page 3: PAPSA

dengan jalan diencerkan sampai pada larutan yang paling encer. Umumnya

penilaian bau maupun rasa sering dilakukan bersamaan berbagai suatu

indikator, dimana antara keduanya sulit dipisahkan secara kualitatif. Bagi air

minum, persyaratan fisis ditetapkan antara lain oleh faktor-faktor kekeruhan,

warna maupun bau.

c. Persyaratan kimia untuk air

Karena bahan kimia itu umumnya mudah larut dalam air, maka

tercemarnya air oleh bahan-bahan kimia yang larut, perlu dinilai kadarnya

untuk mengetahui sejauh mana membahayakan eksistensi organisme.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan organisme

a. Temperatur

Daya tahan terhadap temperatur tidak sama bagi tiap-tiap spesies. Ada

spesies yang mati setelah mengalami pemanasan beberapa menit di dalam

cairan medium pada suhu 60 C. sebaliknya bakteri jenis lain membentuk spora

seperti genus Bacillus dan genus Clostridium itu tetap hidup setelah dipanasi

dengan uap 100 C atau lebih selamat kira-kira setengah jam. Umumnya

mikroorganisme hidup pada suhu 26 C

b. Kebebasan

Dalam keadaan bebas protein dari bakteri lebih cepat menggumpal

daripada dalam keadaan kering pada T sama. Berdasarkan ini maka sterilisasi

barang-barang gelas di dalam oven kering memerlukan suhu 121 C dan waktu

lebih dari 15 menit

c. Medium

Medium yang digunakan harus memiliki zat-zat yang dibutuhkan oleh

mikroorganisme, yaitu protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan lain-lain.

d. Pengaruh perubahan nilai osmotik

Medium yang cocok bagi kehidupan bakteri adalah medium yang

isotonik terhadap isi sel bakteri jika ditempatkan di dalam suatu larutan yang

hipertonik terhadap sisi sel maka bakteri akan mengalami plasmolisis.

Sebaliknya jika ditempatkan dalam suatu larutan yang hipertonik terhadap sisi

sel maka bakteri akan mengalami plasmolisis. Jika pe rubahan nilai nilai

osmosis larutan medium tidak terjadi sekonyong-konyong akan tetapi

Page 4: PAPSA

perlahan-lahan sebagai akibat penguapan air, maka bakteri dapat

menyesuaikan diri, sehingga tidak terjadi plasmologi secara mendadak.

e. Pengaruh sinar

Kebanyakan bakteri tidak dapat mengalami fotosintesa bahkan setiap

radiasi dapat membahayakannya. Sinar tampak tidak berbahaya tetapi sinar

ultraviolet, sinar x, dan sinar radiasi yang gelombangnya lebih pendek dari

sinar tampak sangat berbahaya bahkan dapat mematikan bakteri.

f. Pengaruh mekanik

Tekanan udara dapat mempengaruhi kehidupan bakteri. Untuk

menghentikan bakteri dibutuhkan tekanan 600 atm, dan untuk mematikan

bakteri dibutuhkan tekanan 6000 atm.

g. Faktor kimia

Penggunaan bahan kimia kemungkinan dapat membunuh bakteri

seperti desinfektan-desinfektan germisida dan bakterisida. Zat-zat juga tanpa

merusak bakteri. Biasanya kerusakan-kerusakan akibat proses oksidasi,

koagulasi, depresi, dan ketegangan permukaan

5. Sifat-sifat umum suatu koloni

Sifat-sifat yang perlu diperhatikan pada koloni yang tumbuh di permukaan

medium adalah:

a. Besar kecilnya koloni

Ada koloni yang hanya berupa suatu titik, ada pula yang melebar sampai

menutup permukaan medium

b. Bentuk

Ada koloni yang bulat, ada yang memanjang, ada yang tepinya rata, ada yang

tepinya tidak rata

c. Kenaikan permukaan

Ada koloni yang permukaannya halus, ada yang permukaannya tidak rata

d. Wajah permukaan

Ada koloni yang permukaannya mengkilat, ada yang permukaannya suram

e. Warna

Kebanyakan koloni bakteri itu berwarna keputihan atau kekuningan. Akan

tetapi ada juga yang kemerahan, coklat, jingga, biru, hijau, dan ungu

f. Kepekatan

Page 5: PAPSA

Ada koloni yang lunak seperti lendir, seperti mentega, ada yang keras dan

kering

6. Sifat-sifat suatu koloni

a. Dalam medium padat

Disini dibicarakan sifat-sifat koloni yang tumbuh pada agar-agar

lempengan. Sifat-sifat koloni pada agar-agar lempengan mengenai bentuk

permukaan dan tepi. Bentuk koloni dilukiskan sebagai titik-titik, bulat,

berbenang, tak teratur, serupa akar, serupa kumparan.

Permukaan koloni dapat datar, timbul mendatar, timbul melengkung,

mencembung, timbul membukit, timbul berkawah. Tepi koloni ada yang utuh,

berombak, berbelah, bergerigi, berbenang-benang atau keriting.

b. Dalam medium cair

medium cair itu pada dasarnya dapat diperoleh dengan tak

mencampurkan agar-agar atau gelatin kepadanya. Di dalam medium cair,

bakteri akan ketahuan sikapnya terhadap udara. Demikian pula sifat-sifat

koloninya akan kelihatan berbeda-beda. Pada permukaan medium dapat

memperlihatkan adanya serabut cicin, langit-langit atau selaput.

7. Penghitungan jumlah koloni

Penentuan jumlah mikroba dapat bermacam-macam caranya. Salah satunya

adalah dengan menggunakan cara Standard Plate Count (SPC). SPC digunakan

untuk menentukan kepadatan bakteri heterotrof aerobik dan fakultatif anaerobik.

Dalam percobaan ini pengukuran bakteri secara empiris karena bakteri dapat

berbentuk koloni, rantai kumpulan atau paket. SPC adalah cara yang paling umum

digunakan untuk perhitungan jumlah mikroba. Dasarnya ialah meembuat sari

pengenceran bahan dengan kelipatan sepuluh. Setelah diinkubasikan dihitung

jumlah koloni tiap petridish dari masing-masing pengenceran. Untuk membantu

menghitung jumlah koloni dalam petridish dapat digunakan “coloni counter” yang

biasanya dilengkapi dengan elektronik register.

Perhitungan dan pencatatan koloni pada plate dilakukan sesegera mungkin

sesudah periode inkubasi selesai. Bila perhitungan koloni harus ditunda sementara

maka plate harus didimpan pada suhu 5-10 C dan tidak lebih dari 24 jam. Untuk

menghitung manual digunakan penghitungan koloni (coloni counter). Jika plate

pada semua pengenceran 1 : 100, laporkan penghitungan sebagai kurang dari 100

Page 6: PAPSA

per ml. jika jumlah koloni per plate jauh di atas 300, laporkan hasil sebagai TNTC

(Too Numerous To Count)

Metodologi Percobaan

Alat dan Bahan

1. Bahan:

- Sampel air

- Aquadest

- PDA

- Desinfektan

2. Alat:

- Beaker glass

- Petri dish

- Tabung reaksi

- Erlenmeyer

- Pipet

- Pengaduk

- Kompor listrik

- Koloni Counter

3. Cara Kerja :

Langkah-langkah pendahuluan:

1. Menyiapkan petridish, tabung reaksi, pipet yang sudah disterilisasi.

2. Mengencerkan sampel (4 x faktor pengenceran): mengambil 1 ml sampel

kemudian Diencerkan 10 ml. Dan dari 10 ml itu diambil 1 ml lalu diencerkan

lagi menjadi 10 ml.

3. Lanjutkan sampai didapatkan 4 kali pengenceran (10-4

)

4. Menyiapkan media: mengambil 3,9 gr PDA kemudian masukkan ke dalam

± 80 ml

5. Tambahkan aquadest kemudian dipanaskan hingga mendidih.

6. Membagi media ke dalam petridish dan tabung reaksi secara merata.

Langkah-langkah percobaan PA:

1. Uji Koloni

Page 7: PAPSA

a. Biarkan media dalam petridish sampai setengah padat kemudian taburi

dengan contoh yang sudah diencerkan secara merata ke permukaan media

menggunakan pipet tetes yang sudah disterilisasi.

b. Simpan dalam ruang inkubasi dengan cara dibalik peletakannya selama

waktu inkubasi yang ditentukan. (biasanya ± 2 hari)

c. Menghitung jumlah koloni terbanyak dan tersedikit (dihitung biasa),

kemudian

dicari:

rata-rata jumlah koloni = (terbanyak + tersedikit)

2

jumlah koloni dalam petridish = rata-rata jumlah koloni x luas petridish x fp

Keterangan: luas petridish = 63,585 cm2

fp = 104

2. Uji Desinfektan

a. Biarkan media dalam petridish memadat kemudian buat lubang kecil pada

tengah-

tengah media tersebut. Kemudian teteskan contoh desinfektan ke dalam

lubang

tersebut menggunakan pipet tetes.

b. Simpan dalam ruang inkubasi selama waktu yang ditentukan (biasanya ± 2

hari).

c. Mencatat radius pertumbuhan diukur dari lubang yang dibuat (radius

terjauh,

terdekat, dan rata-rata).

Page 8: PAPSA

PEMINDAHAN BIAKAN MIKROBA SECARA ASEPTIS

II.1. Tujuan percobaan

1. Menguasai teknik pemindahan bakteri dari satu wadah ke wadah lain secara aseptis

2. Memahami berbagai macam prosedur sterilisasi

II.2. Tinjauan Pustaka

A. Pendahuluan

Pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru

memerluka ketelitian. Terlebih dahulu harus diusahakan agar semua alat yang ada

sangkut pautnya dengan medium dan pekerjaan inokulasi itu benar-benar steril. Ini

menghindari kontaminasi, yaitu masuknya mikroorganisme yang tidak diinginkan.

a. Penyiapan ruangan

Ruang tempat inokulasi itu kecil, bersih, dan bebas angin. Dinding ruang

yang basah menyebabkan butir-butir debu menepel padanya. Pada waktu

mengadakan inokulasi, baik sekali jika meja dapat juga dilakukan dalam suatu

kotak berkaca. Dalam laboratorium untuk membuat vaksin, serum, dan sebagainya.

Udara yang masuk kedalam ruangan itu dilewatkan saringan yang disinari dengan

sinar ultraviolet

b. Pemindahan dengan kawat inokulasi

Ujung kawat inokulasi sebaiknya dari platina atau dari nikrom. Ujung itu

boleh lurus boleh juga berupa kolongan yang berdiameter 1-3 mm. lebih dahulu

ujung kawat dipijarkan, sedang sisaya sampai tangkai cukup dilewatkan nyala apai

saja. setelah dingin kembali, ujung kawat itu disentuhkan suatu koloni. Mulut

tabung tempat pemeliharaan itu dipanasi juga setelah sumbatnya diambil. Setelah

pengambilan inokulum (yaitu sampel bakteri) selesai, mulut tabung dipanasi lagi,

kemudian disumbat seperti semula. Ujung kawat yang membawa inokulum

tersebut digerakkan pada medium baru atau pada suatu kaca benda, kalau

tujuannya memang akan membuat suatu sediaan.

c. Pemindahan dengan pipet

Cara ini dilakukan misalnya pada penyelidikan air minum atau pada

penyelidikan air minum atau pada penyelidikan susu. Diambil 1 ml dari contoh

untuk diencerkan dengan 99 mlair murni yang steril. Kemudian diambil 1 ml dari

diencerkan tersebut untuk dicampurkan dengan medium agar yang masih dalam

Page 9: PAPSA

keadaan cair (suhu antara 42oC-45

oC). setelah agar-agar membeku, maka cawan

petri yang berisi piaraan baru disimpan dalam tempat yang aman. Penyimpanan

cairan ini dilakukan dengan meletakkan secara terbalik yaitu permukaan medium

menghadap kebawah, ini untuk menghindari tetesnya air yang mungkin melekat

pada dinding dalam pada tutup cawan. Piaraan yang diperoleh dengan jalan seperti

tersebut diatas terkenal dengan piaraan adukan. Dengan cara ini bakteri yang

diinokulasi kan tadi dapat menyebar luas keseluruh medium. Bakteri yang aerob

maupun anaerob dapat tumbuh disitu dan banyaknya koloni dapat dihitung dengan

mudah. Pengenceran 1 ml sampel dengan 99 ml air murni itu tidak mutlak, hal ini

tergantung pada keadaan air yang akan diselidiki.

Dalam keadaan yang sebenarnya (dialam bebas) boleh dikatakan tidak ada

bakteri yang hidup tersendiri terlepas dari spesies lainnya. Untuk isolasi suatu

spesies terdapat berbagai cara yaitu:

1. Metode Pengenceran

Suatu sampel dari suatu suspensi mengandung campuran bermacam-macam

spesies diencerkan dalam suatu tabung tersendiri. Dari enceran tersebut

diambil 1 ml untuk kemudian diencerkan kembali dst. Kemudian

diinokulasikan ke media padat (misal media agar)

2. Metode Penuangan

Suatu sampel campuaran bakteri yang telah diencerkan, kemudian disebarkan

dalam suatu media cair misal kaldu dan gelatin encer.

3. Metode goresan

Metode ini banyak digunakan karena mudah prosedurnya, Tetapi metode ini

hanya digunakan untuk jenis mikroorganisme aerobik.

4. Dengan isolasi suatu mikroorganisme

Isolasi suatu sel menggunakan mikropet yang ditempatkan pada tangan-tangan

suatu micromanipulator.

5. Inokulasi Hewan

Metode ini didasrkan atas suatu kenyataan bahwa tidak semua bakteri dapat

tumbuh didalam tubuh seekor hewan.

Page 10: PAPSA

B. Mempersiapakan biakan

1. Inokulasi pada lempengan

Sampel bakteri diambil dengan ujung kawat ose kemudian digesekkan pada

seluruh permukaan media agar. Maka setelah diinkubasi beberapa waktu maka

akan muncul koloni-koloni bakteri dipermukaan media agar.

2. Inokulasi pada media miring

Tabung reaksi yang berisi medium agar (sebanyak 4-5 ml). setelah diambil

dari autoclave, dibaringkan hamper horizontal. Setelah medium mengental dan

tabung reaksi kita tegakkan akan diperoleh permukaan media agar yang

miring. Untuk inokulasi yaitu dengan membuat goresan dengan kawat ose

yang telah dikontakkan dengan biakan murni.

3. Inokulasi dengan tusukan

Biakkan tusukan dapat diperoleh dengan menusukkan ujung kawat yang telah

dikontakkan dengan biakan murni. Tusukkan lurus kedalam medium. Biakan

dengan metode tusukan digunakan untuk inokulasi bakteri anaerobik.

4. Inokulasi adukan

Bakteri yang akan digunakan untuk membuat piaraan adukan dapat diperoleh

dengan piaraan dalam medium cair atau dari suatu koloni pada medium padat

maka sampel yang diambil dari koloni itu perlu diencerkan dulu dalam air

steril sehingga terjadi suatu suspensi. Kemudian ambil agar-agar atau gelatin

yang belum membeku dan tuangkan medium itu ke dalam cairan petri tersebut.

Setelah cawan petri ditutup maka putar-putarlah cawan tersebut diatas

permukaan meja kerja.

C. Sifat-sifat umum koloni

1. Besar kecilnya koloni

Ada koloni yang berupa suatu titik, atau ada yang melebar sampai menutup

permukaan medium

2. Bentuk

Ada koloni yang bulat, ada yang memanjang, ada yang tepinya rata, ada yang

tepinya tidak rata

3. Kenaikkan permukaan

Ada koloni yang rata saja dengan permukaaan medium, ada pula yang timbul

yaitu menjulang tebal diatas permukaan medium.

4. Halus kasarnya permukaan

Page 11: PAPSA

Ada koloni yang permukaannya mengkilat, ada yang permukaanya kasartidak

rata

5. Wajah permukaan

Ada koloni yang permukaannyamengkilat, ada yang permukaanya suram.

6. Warna

Kebanyakan koloni bakteri itu berwarna keputihan atau kekuningan akan

tetapi ada juga yang kemerahan, coklat, jingga, biru, hijau, ungu.

7. Kepekatan

Ada koloni yang lunak seperti lender, ada yang lunak seperti mentega, ada

yang keras dan kering.

D. Sifat-sifat khusus koloni dalam medium padat

Disini dibicarakan sifat-sifat koloni yang tumbuh pada agar-agar

lempengan, pada media agar miring dan pada tusukan gelatin

a. Sifat koloni yang tumbuh pada agar lempengan, bentuk koloni dilukiskan

sebagai titik-titik, bulat, berbenang, tak teratur serupa akar, serupa kumparan.

Permukaan koloni dapat datar, timbul mendatar, timbul melengkung, timbul

cekung, timbul berbukit, timbul berkawah, tepi koloni ada yang utuh,

berombak, berbelah-belah bergerigi, berbenang-benang da nada yang keriting.

b. Sifat koloni pada agar-agar miring

Sifat-sifat ini berkisar pada bentuk dan tepi koloni dan sifat itu dinyatakan

dengan kata-kata seperti berupa pedang, duri, tasbih, dll.

c. Sifat koloni tusukan pada gelatin

Ada bakteri yang adapt mengencerkan gelatin, ada juga yang tidak mampu.

E. Medium

Medium adalah bahan yang digunakan untuk menumbuhakan

mikroorganisme diatasnya atau didalamnya.

Berdasarkan komposisi kimianya medium dibagi menjadi 2 yaitu

a. Medium sintetik adalah medium dengan komposisi yang diketahui dengan

pasti dan biasanya dibuat dari bahan-bahan kimia dengan kemurnian tinggi

dan ditentukan dengan tepat, dengan demikian dapat dibuat ulang.

b. Medium non sintetik adalah medium yang komposisi kimiawinya tidak

diketahui dengan pasti dan tepat misalnya bahan yang terdapat dalam kaldu

Page 12: PAPSA

nutrient yaitu ekstrak daging dan pepton mempunyai komposisi kimia yang

tidak pasti

Berdasarkan penggunaanya medium dibagi menjadi 3 yaitu

c. Medium serba guna adalah medium yang paling umum digunakan sifat dari

medium ini yaitu dapat menunjang pertumbuhan sebagian besar

mikroorganisme, misalnya kaldu nutrient

d. Medium selektif adalah medium yang mengandung zat-zat kimia tertentu yang

dapat menghambat pertumbuhan organisme yang tidak diinginkan.

e. Medium diferensial adalah medium yang mengandung zat-zat kimia tertentu

yang memungkinkan si pengamat membedakan berbagai tipe bakteri.

Berdasarkan konsistensinya medium dibagi menjadi 3 jenis yaitu

a. Medium cair adalah medium yang digunakan untuk berbagai keperluan seperti

pembiakan organisme dalam jumlah besar, fermentasi, dan berbagai macam

uji.

b. Medium setengah padat digunakan untuk menguji ada tidaknya motilitas dan

kemampuan fermentasi. Medium ini mengandung gelatin atau agar-agar dalam

jumlah lebih kecil daripada medium padat.

c. Medium padat digunakan untuk mengamati kenampakan atau morfologi

koloni dan mengisolasi biakan murni.

Metodologi Percobaan

Bahan dan Alat

1. Bahan :

- Aspergillus niger

- Sampel jamur

2. Alat :

- Tabung reaksi

- Inokulum

- Beaker glass

- Pipet tetes

- Gelas ukur

- Kompor listrik

- Cawan petri

- Mikroskop

Page 13: PAPSA

3. Cara Kerja

1. Biarkan media dalam tabung reaksi memadat (untuk media miring, sebelum

memadat kedudukan tabung reaksi dibuat miring di bawah 45°, kemudian

dibiarkan sampai memadat). Apabila menggunakan petridish maka masukkan

media kedalam petridih kemudian biarkan sampai menjadi padat

2. Menyiapkan kawat osse, bunsen, dan HCl.

3. Mensterilkan kawat osse: panaskan kawat osse menggunakan bunsen

kemudian memasukkan ke larutan HCl kemudian panaskan kawat osse lagi.

4. Memindahkan mikroorganisme dari biakan murni yang tersedia menggunakan

kawat osse yang sudah disterilisasi ke tabung media. Apabila menggunakan

petridish maka menggunakan pemindahan dengan metode gores.

5. Simpan di dalam ruang inkubasi selama waktu inkubasi yang ditentukan.

Mengamati kenampakannya setelah waktu inkubasi.