paradigma metodologi tafsir berbasis al fatihah: studi buku globe al...
TRANSCRIPT
-
PARADIGMA METODOLOGI
TAFSIR BERBASIS AL FATIHAH:
STUDI BUKU GLOBE AL QUR’AN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ilmu Al Qur’an Dan Tafsir
Oleh
Muhammad Syifa’us Syarif
NIM 53020150009
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA
Progam studi ILMU AL QUR’AN DAN TAFSIR (IAT)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020
-
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangani dibawah ini, bahwa saya:
Nama : Muhammad Syifa’us Syarif
NIM : 53020150009
Jurusan : Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Fakultas : Ushuluddin, adab dan Humaniora
Menyatakan bahwa hasil skripsi yang saya tulis dengan judul “Paradigma
Metodologi Tafsir berbasis Al Fatihah: Studi Buku Globe Al-Qur’an” ini benar-
benar merupakan hasil karya saya sendir, bukan jiplakan dari karya orang lain.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini atau dirujuk
berdasarkan kode etik ilmiah.
-
iii
PERNYATAAN PUBLIKASI ILMIAH
Nama : Muhammad Syifa’us Syarif
NIM : 53020150009
Jurusan : Ilmu Al Qur’an dan Tafsir
Fakultas : Ushuluddin, Adab dan Humaniora
Judul : Paradigma Metodologi Tafsir Berbasis Al Fatihah (Studi Buku
Globe Al Qur’an)
Dengan ini saya menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :
Memberikan hak bebas royalty, kepada Perpustakaan IAIN Salatiga atas penulisan
karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan
Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan / mengalih formatkan,
mengelola, dalam bentuk pangkalan data / database, mendistribusikannya,
serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis
kepada Perpustakaan IAIN Salatiga. Tanpa meminta izin dari saya selama
mencantumkan nama saya sebagai peneliti.
Bersedia dan menjamin menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak
Perpustakaan IAIN Salatiga dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul
atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Salatiga, 14 Maret 2020
Yang Menyatakan
Muhammad Syiaf’us Syarif
NIM 53020150009
-
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka naskah
skripsi mahasiswa :
Nama : Muhammad Syifa’us Syarif
NIM : 53020150009
Jurusan : Ilmu Al Qur’an dan Tafsir (IAT)
Fakultas : Ushuluddin, Adab dan Humaniora (FUADAH)
Judul : PARADIGMA METODOLOGI TAFSIR BERBASIS AL
FATIHAH (Studi Buku Globe Al Qur’an).
Dapat diajukan kepada Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora untuk diujikan
dalam sidang munaqosah.
Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan
sebagai mestinya.
Salatiga, 14 Maret 2020
Pembimbing
Dr. Gufron, M. Ag.
NIP. 19720814 200312 1 001
-
v
MOTTO
“Hanya kepada Engkau kami Menyembah dan hanya kepada Engkau kami
memohon Pertolongan” (QS Al Fatihah: 5)
“Cukuplah Allah yang menjadi Pelindung
&
Cukuplah Allah yang menjadi Penolong”
-
vi
PERSEMBAHAN
“Segala Puji hanya milik Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta
Ni’mat-Nya yang tak terhingga pada penulis, sholawat beriring salam tetap
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
menerangi zaman jahiliah menuju zaman Islamiah dengan agama yang benar
dan sempurna.”
Karya ini penulis persembahkan kepada orang-orang terkasih yang selalu ada
untukku:
1. Bapak (M. Solhakim) dan ibu (Siti Rahimah), untuk setiap tetes keringat
mereka demi memberikan kehidupan yang layak kepadaku. Dan setiap do’a
yang selalu menyertai setiap langkahku.
2. Kepada keluarga yang selalu memberikan semangat, membantu dan yang
paling setia menemani penulisan skripsi.
3. Dan buat Almamater Tercinta IAIN Salatiga, khususnya bagi Progam Studi
Ilmu Al Qur’an dan Tafsir. Saya ucapkan Terimakasih, semoga Allah.
-
vii
ABSTRAK
Metodologi tafsir merupakan sebuah perencanaan langkah-langkah
penjelasan. Dengan banyaknya metodologi tafsir, maka perlu metodologi yang
dianggap masyarakat mudah dalam memahami Al Qur’an. Walu sudah banyak
metodologi yang sudah ada, namun hausnya langkah memahami Al Qur’an masih
sangat perlu. Maka pada tulisan akan membahas tentang sebuah tawaran
metodologi tafsir berbasis Al Fatihah yang terdapat pada buku Globe Al Qur’an.
Metodologi berbasis Al Fatihah ini, yang ditawarkan dalam buku Globe
Al Qur’an adalah metodologi yang secara garis besar memproyeksikan Ayat-Ayat
Al Qur’an dalam 7 ayat dalam surat Al Fatihah. Dengan mengunakan metode-
metode dalam memahami Al Qur’an yang disajikan dalam Metodologi tafsir
berbasis Al Fatihah.
Bisa ditarik kesimpulan bahwa surat Al Fatihah dapat menyangkup seluruh
Ayat dalam Al Qur’an dan terdapat kelebihan dalam menggunakan metodologi
tafsir berbasis Al Fatihah: pertama, ketika menggunakan metodologi ini lebih
praktis dan mudah dipahami. Dua, dapat mengetahui relevensi antar satu ayat
dengan ayat lain. Namun dalam metodologi ini juga terdapat kekurangan yakni:
masih ada ketidak pahaman saat menemukan lebih dari satu kata kunci cakupan
ayat dalam surat Al Fatihah pada satu ayat Al Qur’an .
-
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa penulis tunjukan kepada Allah Ta’ala,
Sholawat dan salam teruntuk sang pujaan hati, Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarga dan para sahabat serta pengikutnya. Berjuta kasih sayang-Mu
mengantarkan penulis menggapai. Rasa syukur tiada terkira, akhirnya skripsi yang
berjudul “Paradigma Metodologi Tafsir Berbasis Al Fatihah: Studi Buku Globe Al
Qur’an” ini dapat terselesaikan meski masih banyak celah, karena berbagai
kekurangan.
Skripsi ini sekaligus jauh dari kata sempurna, ini merupakan upaya penulis
untuk memahami Al Qur’an yang sangat luar biasa. Dalam hal ini penulis tentu
tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak yang telah memberikan bimbingan,
dukungan, motivasi, do’a dan segalanya yang penulis perlukan secara jasmani dan
rohani. Oleh karena itu dengan ikhlas setulus jiwa, penulis ungkapkan rasa
terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Dr. Benny Ridwan, M. Hum, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab,
dan Humaniora (FUADAH) dan seluruh jajaran Dekanat Fakultas Usuluddin,
Adab, dan Humaniora. Yang telah memberi dorongan dan motivasi.
2. Ibunda, Tri Wahyu Hidayati, M. Ag. Selaku ketua Progam Studi Ilmu Al Qur’an
dan Tafsir, yang telah memberi dorongan dan motivasi.
3. Bapak Dr. Gufron Ma’ruf, M. Ag. Selaku Dosen Pembimbing dalam Penyusunan
skripsi ini. Yang telah berkenan meluangkan tenaga, pikiran dan waktunya guan
memberikan, bimbingan , arah dan saran-saran hingga selesainya skripsi ini.
-
ix
4. Tak terkecuali, kepada seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin, Adab, dan
Humaniora. Terkhusus kepada dosen Progam Studi Ilmu Al Qur’an dan tafsir
(IAT) IAIN Salatiga, yang telah memberikan ilmu pada Mahasiswa.
5. Kepada kedua orang tua, yang selalu memberi semangat, dukungan dan do’a
yang tiada tara untuk keberhasilan penulisan ini, serta kepada saudara-saudara ku
yang selalu mengigatkan untuk selalu semangat untuk mengejar kesuksesan
dalam penulisan ini.
6. Untuk teman-teman seperjuangan di Progam Studi IAT, yang menjadi patner
akademis serta yang menemani sukaria dalam menimba ilmu di Fakultas
Ushuluddin, Adab dan Humaniora.
7. Untuk sahabat-sahabat Rayon Sutawijaya Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia (PMII) Salatiga, dan sahabat seperjuangan dalam berproses
pergerakan. Semoga dalam berproses sahabat-sahabat sukses selalu.
Akhirnya, penulis do’akan semoga segala bantuan yang telah diberikan
kepada penulis baik materi maupun non materi mendapatkan balasan yang lebih
baik dari dari Allah Yang Maha Kuasa. Amin. Semoga dengan adanya skripsi ini
dapat memberi inspirasi bagi yang mendalami ilmu Al Qur’an dan Tafsir.
-
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………… ………i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN………………………………. ii
PERNYATAAN PUBLIKASI ILMIAH……………………………….. iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………………… iv
PENGESAHAN KELULUSAN ………………………………………… v
MOTTO………………………………………………………………….. vi
PERSEMBAHAN…………………………………………………...…… vii
ABSTRAK…………………………………………………………...…... viii
KATA PENGANTAR……………………………………………...……. x
DAFTAR ISI……………………………………………………...……… xi
DAFTAR TABEL…………………………………………..…………… xii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………….……………… xiii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah…………………………………. 1
Rumusan Masalah……………………………………….. 5
Tujuhan Peneliti…………………………………………. 5
Kegunaan Peneliti……………………………………….. 6
Penelitian Terdahulu…………………………………….. 6
Metode Penelitian……………………………………….. 9
Sistematika Penulisan…………………………………… 10
BAB II BUKU GLOBE AL QUR’AN DAN BIOGRAFI PENULIS
A. Buku Globe Al Qur’an ……………………………... 13
-
xi
1. Latar Belakang Penulisan Buku…………………… 13
2. Sistematiak Penulisan……………………………… 15
B. Setting Sosia-Historis…………………………………. 17
1. Daldiyono Hadjodisastro…………………………... 17
2. Muhammad Mustafid ……………………………… 20
BAB III METHODOLOGI PENAFSIRAN BERBASIS AL FATIHAH
A. Metodologi Tafsir Berbasis Al Fatihah…………………….. 21
1. Deskripsi cakupan ayat-ayat Al Fatihah………………… 21
B. Keutamaan Surat Al Fatihah……………………………….. 61
1. Ayat dan Terjemah surat Al Fatihah……………………. 61
2. Penamaan surat Al Fatihah …………………………….. 62
3. Keutamaan surat Al Fatihah……………………………. 65
BAB IV APLIKASI METODOLOGI TAFSIR BERBASIS AL
FATIHAH
A. Langkah-langkah Metodologi tafsir Berbasis Al Fatihah….. 75
B. Kekurangan dan kelebihan Metodologi tafsir berbasis Al Fatihah
…………………………………………………………….. 81
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………….. 84
B. Saran ………………………………………………………. 87
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
-
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 contoh ayat yang menggandung kata kunci cakupan surat Al Fatihah.. 70
Tabel 2 Penguraian QS (78):17-1……………………………………………… 74
Tabel 3 Cakupan ayat pada surat Al Fatihah…………………………………... 78
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al Qur’an merupakan mukjizat Nabi Muhammad yang hinga sekarang masih
ada serta masih banyak juga yang mempelajarinya, Al Qur’an merupakan kitab
suci ummat islam dan sebagai petunjuk hidup ummat islam. Oleh karena itu
dalam mempelajari Al Qur’an tidak hanya dibaca dan dihafalkan saja, namun
juga mengerti apa maksud dalam kandungan ayat perayat dan surat persurat.
Al Qur’an terdiri dari 6236 ayat dan 114 ayat, diawali dari surat Al Fatihah dan
diakhiri suart An Nas.
Kegiatan memahami Al Qur’an biasanya dilakuakan oleh seorang mufasir
(orang yang menafsirkan), tafsir sendiri berasal dari bahasa arab, fassara,
yufassiru, tafasiran, yang berarti penjelas, pemahaman, dan perincian.1 Dalam
buku methodologi studi islam karya DR. H. Abuddin Nata, MA menjelaskan
bahwa 3 ciri utama dalam tafsir ialah pertama, dilihat dari segi objek
pembahasan adalah kitabullah (Al Qur’an) yang didalamnya terkandung
firman Allah SWT. Yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad
SAW. Melaluai malaikat Jibril. Kedua, dilihat dari segi tujuannya adalah untuk
menjelaskan, menerangkan, menyingkap kandungan Al Qur’an sehingga dapat
dijumpai hikmah, hukuman, ketetapan dan ajaran yang terkandung
1 Daldiyono dan m. mustafid, Globe Al Qur’an: Ikhtiar Menawarkan Metodologi Tafsir Berbasis Al Fatihah
dan Sistem Nilai dalam Al Qur’an (Yogyakarta: Pustaka Ifada, 2015), 161.
-
2
didalamnya. Ketiga, dilihat dari segi sifat dan kededudukanya adalah hasil
penalaran, kajian dan ijtihad para mufassir yang didasarkan pada kesanggupan
dan kemampuan yang dimilikinya, sehingga suatu saat dapat ditinjau kembali.2
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tafsir ialah sebuah usaha untuk
menjelaskan, menerangkan dan menyingkap kandungan Al Qur’an dengan
kemampuan seorang mufasir itu tersendiri atau dengan keilmuan yang ia
tekuni, serta tafsir itu dapat ditinjau kembali.
Namun seorang mufasir itu butuh metodologi sebagai menentukan langkah-
langkah menafsirkan Al Qur’an. Menurut hasil penelitian Quraish Sihab,
bermacam-macam metodologi tafsir dan coraknya telah diperkenalkan dan
diterapkan oleh pakar-pakar Al Qur’an. Metode penafsiran Al Qur’an tersebut
secara garis besar dapat dibagi dua bagian yakni corak ma’tsur (riwayat) dan
corak penalaran.3 Dalam kalangan studi Ilmu Al Qur’an dan tafsir pasti sudah
tidak awam mengenal metode-metode tafsir yang berasal dari serapan corak
penalaran, dari pandangan al Farmawi yang membagi metode tafsir yang
bercorak penalaran ini kepada empat macam metode yakni metode tahlily
(analitis), Ijmali(global), Muqarin(komparatif), dan maudhu’iy(tematik).4
Setelah mengenal berbagi tentang metode atau cara perlu namanya kita juga
mengenal metodologi yang perlu digunakan untuk melaksanakan sebuah
penelitian tafsir.
2 Ibid., 162-163. 3 Ibid., 169. 4 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2003), hlm. 171
-
3
Metodologi tafsir secara fokus untuk memecahkan permasalahan langkah-
langkah menjelaskan, metodologi dalam bahasa inggris “methodology” yakni
dengan memberi imbuhan “logy” di ujung kosakata “method”, pemberian
imbuhan semacam itu di ujung kata benda menunjukan kepada konotasi
“ilmu”. Dalam bahasa Indonesia kosakata itu ditulis menjadi “metodologi",
dengan demikian kosakata tersebut bermakna ilmu tentang “metode”, seperti
kaya “pesikologi” (ilmu tentang jiwa), tekologi (ilmu tentang teknik), dan
sebagainya.5
Metodologi penafsiran sangat banyak, hinga perlu pemilihan yang tepat untuk
mendapat metodologi yang sesuai dengan kemampuan kita dan sesuai dengan
keilmuan, perkembagan metodologi tafsir sudah sejak lama sangat berkembang
hingga sekarang. Ditandai ada sebuah buku yang memberi tawaran metodologi
tafsir yang berbeda dengan metodologi yang telah ada. Dalam buku Globe Al
Qur’an menawarkan sebuah metodologi penafsiran berbasis Al Fatihah karya
Prof. Dr.. Daldiyono dan M. Mustafid, S. Fil.
Metodologi yang ditawarkan oleh prof Daldiyono dan M. Mustafid yakni
“Metodologi Tafsir Berbasis Al Fatihah dan sistem nilai dalam Al-Qur’an”
yang di tulis pada buku Globe Al-Qur’an, pada metodologi ini surat Al Fatihah
dan nilai sebagai alat menafsirkan Al Qur’an. Metodologi yang ditawarkan dua
tokoh itu yakni sebuah metodologi yang baru dan belum ada yang seperti
5 Nashruddin Baidun dan Erwati Aziz, Metodologi penelitian tafsir (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2016).hlm
14
-
4
metodologi yang lain, terutama Surat Al Fatihah dan nilai sebagai sistem
pembagi dalam melaksanakan metodologi ini.
Surat Al fatihah yang mempunyai banyak nama juga menjadi pertimbangan
dalam menjadikan sebuah metodologi. Terdapat beberapa nama surat Al Fatiah
yakni ummul qur’an, umul kitab, dan sab’ul matsani. Surat Al Fatihah juga
sebagai salah satu surat yang wajib dibaca saat melaksanakan sholat. Sesuai
hadis Nabi Muhammad yakni:
“Telah menceritakan Kepada kepada kami Muhammad bin Abi Umar Al Maki,
Abu Abdillah Al Adani dan ali bin Hujrin berkata, telah menceritakan kepada
kami sufyan, dari Az zuhari dari Muhamud bin Ash Shamit, bahwa Rasulullah
‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak ada sholat bagi yang tidak membaca
Faatihatul Kitab”(Al Fatihah).”(H.R Tirmidzi: 247).
Maka dengan kekhususan surat Al Fatihah yang sanggatlah istimewa, namun
ketika kita mengambil surat Al fatihah sebagi ummul qur’an (induk Qur’an)
maka Al Qur’an adalah sebagai ibu dari surat-surat yang lain dan surat yang
lain adalah serapan atau akar dari surat Al Fatihah. Maka Metodologi yang
dirumuskan oleh Prof Daldiyono dan M. Mustafid menggunakan surat Al
Fatihah sebagai induk dari Al Qur’an dan nilai dalam Al Qur’an.
Metodologi ini memunculkan sebuah ketertarikan penulis untuk menggadakan
penelitian. Ketertariakn penulis yakni bagaimana metodologi tafsir berbasis Al
Fatihah? Bagaimana pengaplikasian metodologi tafsir berbasis Al Fatihah?
Serta kelebihan dan kekurangan saat menggunakan metodologi tafsir berbasis
Al Fatihah. Namun penulis menfokuskan pada Metodologi Tafsir berbasis Al
-
5
Fatihah, penelitian ini tidak sampai meneliti tentang sistem nilai dalam Al
Qur’an.
Ketertariakan penulis dalam Metodologi tafsir yang baru ini. Penulis
mengangkat permasalahan diatas menjadi sebuah tema tentang metodologi
dengan judul “PARADIGMA METODOLOGI TAFSIR BERBASIS AL
FATIHAH (STUDI BUKU GLOBE AL QUR’AN)”. Penulis melaksanakan
penelitian ini untuk menyelesaikan Skripsi sebagai sarat kelulusan dalam
mendapat gelar strata-1.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan yang terlah tertera pada latar belakang, maka penulis
dapat merumusan masalah yakni:
1. Bagaiman Metodologi Tafsir berbasis Al Fatihah tawaran dari Prof
Daldiyono dan Mustafid dalam Buku Globe Al-Qur’an?
2. Bagaiman Aplikasi Metodologi Tafsir berbasis Al Fatihah tawaran dari
Prof Daldiyono dan Mustafid dalam Buku Globe Al-Qur’an?
3. Apa kelebihan dan kekurangan dari Methodologi Tafsir Berbasi Al Fatihah
tawaran Prof Daldiyono dan Mustafid dalam Buku Globe Al Qur’an?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari dilaksanakan penelitian ini adalah sebagi berikut:
1. Menjelaskan bagaimana Metodologi Tafsir berbasis Al Fatihah tawaran
Prof Daldiyono dan Mustafid dalam buku Globe Al Qur’an.
-
6
2. Menjelaskan bagaimana Aplikasi Metodologi Tafsir berbasis Al Fatihah
tawaran Prof Daldiyono dan Mustafid dalam buku globe Al Qur’an.
3. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan Metodologi Tafsir berbasis Al
Fatiah tawaran Prof Daldiyono dan Mustafid dalam buku Globe Al Qur’an.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini secara garis besar memiliki dua manfaat, yaitu:
1. Secra teoritis:
a. Penelitian ini diharap mampu menambah Khazanah keilmuan, terlebih
dalam bidang ilmu al-Qur’an dan Tafsir.
b. Sebagai bahan dan referensi bagi peneliti yang datang kemudian
dalam rangka menemukan prspektif baru bahkan pemmbahaan yang
lebih luas lagi dalam ranah permasalahan yang setara.
2. Secara praktis
Penelitian ini yang notabene sebagai trobosan baru dalam model metodologi
tafsir sehingga para masyarakat umum atau para mahaisiwa dapat
memperoleh lagi bagaimana cara memahami Al Qur’an dengan pandangan
yang lain, serta methodologi ini dapat dnikmati dalam dunia penafsiran Al
Qur’an.
E. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu menjadi sutu dari beberapa hal yang sangat penting dalm
melakukan penelitian. Selain untuk membantu penelitian selanjutnya,
-
7
penelitian terdahulu juga dimaksudkan untuk membuktikan suatu orisinilitas,
yang notabene hal ini memeiliki tingkatan sensitivitas tinggi bagi para
akademik untuk tidak terjebak dalam plagiarisme dalam penelitian yang akan
dilakukan. Berikut penelitain terdahulu yang berkaitan dengan objek
pembahasan maupun tidak dalam penelitain.
Dawam Rahardjo menulis tentang, “Paradigma Al Quran: metodologi tafsir
dan kritik social”. buku ini menyuguhkan tawaran-tawaran segara sepurat
metodologi tafsir, buku ini memadukan pendekatan historis dan sosiologis
dengan asumsi interkonektivitas ayat-ayat Al Qur’an, dan juga surat Al Fatihah
dipandang sebagai paradigma Al Qur’an, yang menjadi bingkai kandungan
surah-surah lain dalam Al Qur’an. Sirah nabi menjadi petunjuk memahami
konteks yang menjelaskan makna teks. Sejarah pewahyuan menjadi pedoman
untuk menilik evolusi makan suatu konsep atau istilah kunci dalam Al Qur’an.
Dan analisis bahasa menjadi acuan dalam mencari dalam melihat hubungan
diantara istilah-istilah kunci. Sementara penelitian kami mengkaji tentang
tawaran metodologi tafsir berbasis Al Fatihah dari prof Daldiyono.
Kusman menulis tentang “Paradigma Al Qur’an: model analisis tafsir Maqasidi
dalam pemikiran Kuntowijayo”, yang dimuat dalm Jurnal Ilmu-ilmu Keislman
Afkaruna, vol. 11 no. 2 Desember 2015. paradigma yang digagas oleh
Kuntowijoyo yaitu pendekatan Strkturalisme trasdental yang bertempu pada
pentingnya tauhid sebagai landasan Epistemologi konsturksi ilmu
pengetahuan. Secara garis besar penelitian ini lebih fokus pada pendekatan
kontekstual dalm pemikiran Kuntowijiyo. Sementara penelitian kami
-
8
mengarah mengkaji paradigma methodologi tafsir berbasis Al Fatihah karya
prof Daldiyono.
Muhammad Ihsan menulis tentang “Metodologi Tafsir Imam Al Shawakani
dalam kitab Fath Al Qodir: Kajian terhadap surah Al Fatihah”, yang dimuat
pada jurnal Hanafa Vol 5. No 2, Agustus 2008: 201-214. pada kareya ini
menjelaskan bagaimana metodologi dan teknik-teknik yang diguanakan Al
Shawkani dalam kitab fath al-Qadir. Dalam menafsirkan Al Qur’an
menggunakan metode tahlili dilihat dari urutan surahdan ayat dalam Al Qur’an,
metode ini digunakan dengan menggunakan bentuk tafsir bi al-ma’tshur karena
penafsirannya lebih banyak disandarkan kepada riwayat hadis, sumber-sumber
yang digunakan dalam kitab tafsirnya lebih pada riwayat, ayat-ayat Al Qur’an
dan kebiasaan orang-orang Arab. Perbedaan yang sangat dalam kajian kami,
dalam kajian kami menawarkan sebuah metodologi tafsir yang berbasis Al
Fatihah dalam pembahasan diatas Al Fatihah sebagai kajian bukan sebagai
sumber dalam metodologi penafsiran.
Irwan menulis tentang “Analisis metodologi tafsir Al Fatihah karya Achmad
Chodjim: Metodologi kajian tafsir Islah Gusman”, merupakan skripsi yang
diajukan kepada Fakultas Ushuludin Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tahun 2010. penelitian ini lebih mefokuskan dalam
analisis metodologi tafsir Al Fatihah karya Achamd Chodjim dengan
menggunakan rumusan Islah Gusman. Maka dalam penalitian ini dari segi
penulisan Al Fatihah masuk dalam tekamtik klasik, dalam segi penyajian
termasuk dalam kategori global, model penulisan dengan latar belakang bukan
-
9
ruang akademik maka bentuk penulisan non ilmiah. Dari segi hermeneutis surat
Al Fatihah mengunakan interaksi, nuansa kemasyarakatan adalah ruang
dominan yang dijadikan sudut pandang dalam menafsirkan Al Fatihah.
Pendekatan dengan tekstual. Sementara penelitain kami surat Al Fatihah sebagi
poros dalam menafsirkan Al Qur’an dan penelitain kami menampilkan tawaran
yang baru dalam methodologi tafsir berbasis Al Fatihah karya prof Daldiyono
dan Mustafin pada buku Globe Al Qur’an.
Berdasarkan kajian terhadap penelitian terdahulu diatas, penulis belum
menemukan penelitian terkait buku Globe Al Qur’an, terlebih yang terkait
dengan methodologi tafsir berbasis Al Fatihah dalam buku Globe Al Qur’an.
Dengan demikian sangat perlu dilakukan untuk mendapatkan pemahaman serta
validitas penafsiran dengan lebih komperehensif.
F. Metode Penelitian
Dalam menyelesaikan skripsi ini, tentunya penulis menempuh metode tertentu
yang kemudian dibagi menjadi 3 bagian:
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian jenis kualitatif yang menggunakan data-
data kepustakaan (library research), dan melakukan deskrepsi analisis,
yaitu mendeskrepsiakan data-data yang ada kemudian menganalisanya
secara propisional. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan-kesimpulan
yang berhubungan dengan pokok masalah dalam skripsi ini.
-
10
2. Sember Data
Dalam sumber data dibagi menjadi 2 sumber, sumber primer dan sumber
skunder. Dari sember tersebut yakni:
a. Sumber primer
Data yang dijadikan sumber primer sebagai berikut: Buku Globe Al
Qur’an. Adapun sumber sekunder yang dapat mendukung dan
memperkuat data primer dalam kajian ini penulis merujuk pada buku-
buku, penelitain terdahulu dan jurnal yang berkaiatan dengan
permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini.
b. Sumber sekunder
Sumber data skunder yang digunakan adalah skripsi, jurnal, serta buku-
buku yang berkaiatan dengan penelitain metodologi penafsiran Al
Qur’an. Untuk panduan penulisan skripsi ini berdasarkan pada Pedoman
Akademik Istitut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
3. Analisis Data
Metode pembahasan dalam skripsi ini adalah analisi isi (content analysis)
yaitu penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu
informasi tertulis atau tercetak dalam media. karena yang menjadi objek
utama dalam penelitian ini adalah kajian metodologi penafsiran berbasis Al
Fatihah dalam buku Globe Al Qur’an.
-
11
G. Sisitematika Penulisan
Sebagai lazimnaya sebuah penelitain, skripsi yang berjudul “Paradigma
Metodologi Tafsir Berbasis Al Fatihah (Studi Buku Globe Al Qur’an)” kajian
ini terdiri dari berbagai bab. Untuk mempermudah dalam melakukan penelitian,
penulis menyuguhkan alur pembahasan dalam beberapa bab dan sub bab
tertentu. Adapun perencian sebagai berikut
Bab pertama merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang yang
memuat analisa atau pokok seberapa pentingnya penelitian ini harus dilakuakn,
selanjutnya identifikasi dan batasan masalah merupakan kemungkinan-
kemungkinan persoalan yang muncul selaras dengan topik, namun dengan
keterbatasan penulis, maka tidak semua dikaji, hanya beberapa point penting saja
yang telah mewakili dalam pembahasan. Dilanjutkan dengan rumusan masalah
yang akan dibahas dalam penelitian. Kemudian tujuan penelitian yang
merupakan muara akan dibawa kemana penliti ini serta wujud kontribusinya
terhadap pengembngan keilmuan, baik secara teoritis maupun praktis.
Selanjutnya kerangka teori yang penelusian gunakan dalam peneliti ini, serta
peneliti terdahulu yang dimaksud untuk mengetahui penelitian-penelitain
terdahulu dalam rangka meminimalisir terjadinya plagiarisme, dilanjutkan
dengan metode dan langkah-langkah penelitian yang dimaksud untuk
menjelasakn bagaimana proses dan prosudur dan jelas penelitian, sumber data,
teknik pengempulan dan teknik analisa data. Sedangkan sistematika pembahasan
merupakan bagian akhir dari bab ini yang menjelaskan tentang gambaran umum
isi penelitian. Bab pertama inilah yang akan menjadikan acuan dalam penelitain.
-
12
Bab kedua membahas tentang buku Globe Al-Qur’an dan Biografi Penilis, yang
mana pada pembahasa buku Globe Al Qur’an menerangkan tentang latar
belakang penulisan buku dan sistematika penulisan buku Globe Al Qur’an.
Selaian membahas tentang buku Globe Al Qur’an juga menerangkan tentang
Sosial histiris dari dua pengarang buku Globe Al Qur’an.
Bab ketiga membahas tentang Metodologi Tafsir Berbasis Al Fatihah dan
keutamaan Surat Al Fatihah , yang mana menjelaskan tentang cangkupan ayat
pada surat Al Fatihah pada ayat-ayat dalam Al Qur’an. Disini akan mencari
frase/kata kunci untuk menentuakan pedoman penentuan ayat yang masuk
dalam 7 ayat pada surat Al Fatihah. Dan serta membahas tentang keutaman-
keutaman surat Al Fatihah.
Bab empat membahas tetang aplikasi Metodologi Tafsir Berbasis Al Fatiah,
dimana akan menjabarkan cara pengaplikasian metodologi Tafsir Berbasis Al
Fatihah dan serta metode yang digunakan untuk memasukkan ayat Al Qur’an
pada 7 ayat pada surat Al Fatihah. Selain membahas tentang aplikasi metodologi
ini akan membahas tentang kekurangan dan kelebihan Metodologi Tafsir
berbasis Al Fatihah.
Bab kelima merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dari kajian serta
saran untuk peneliti yang akan mengunakan metodologi tafsir berbasis Al
Fatihah untuk menafsirkan Al Qur’an.
-
13
BAB II
Buku Globe Al Qur’an dan Penulis Buku
A. Latar Belakang Penulis
Buku Globe Al Qur’an (Ikhtiar Menawarkan Metodologi Tafsir Berbasis Al
Fatihah Nilai dalam Al Qur’an) karya Prof. Dr. dr. Daldiyono dan M. Mustafid,
S. Fil, cetakan pada Februari pada tahun 2015. Buku Globe Al Qur’an diterbitkan
oleh Pustaka Ifada beralamat Mlangi 60, Ngotirto, Gamping, Sleman,
Yogyakarta. Pada buku Globe Al Qur’an menawarkan metodologi penafsiran
yang baru dan menghadirkan sistem nilai dalam Al Qur’an, maka buku ini berisi
tentang gambaran tentang Metodologi Tafsir berbasis Al Fatihah dan sistem nilai
dalam Al Qur’an.
Metodologi Tafsir Berbasis Al Fatihah dan Sistem Nilai dalam Al Qur’an, pada
buku Globe Al Qur’an mempunyai latar belakang penulisan buku ini. Penulis
dengan membaca buku Globe Al Qur’an penulis menemukan latar belakang
penulisan buku Globe Al Qur’an. Buku Globe Al Qur’an menjelasakan bahwa
penulis terutama Prof Daldiyono mulai kenal dengan Al Qur’an pada tahun
1970, Pada saat itu penulis buku ditugasakan oleh Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia untuk bertugas di Rumah Sakit Umum (RSU) Karawang
selama satu semester dalam pelaksanaan Progam Kesehatan Masyarkat
(community medicine).6 Pada saat bertugas, penulis buku setiap hari bolak balik
dari Jakarta-Karawang mengalami kekawatiran dengan situasi kemacetan sangat
6 Ibid, hlm 197
-
14
tinggi, dalam keadaan kekawatiran ini penulis buku mempunyai pemikiran
bahwa apabila terjadi kecelakaan ia memegang kitab suci. Maka setiap
perjalanan penulis buku mempelajari semua kitab Suci tak terkecuali Al Qur’an.
Proses pembelajaran kitab suci Al Qur’an, Prof Daldiyono serasa mendapat
sebuah teka teki makna Ayat-ayat yang serasa asing oleh beliau, Karena melihat
profil prof Daldiyono adalah non muslim. Oleh karena itu dalam penulis sangat
kebingungan dalam pemahaman makna Al Qur’an, dengan berbagai macam
perbedaan makna setiap penerbit.
Sebab kedua yakni pada tahun 1980-an Prof Daldiyono tertarik mempelajari
etika, logika dan filsafat. Pembelajaran etika kedokteran meningkat dengan
adanya usaha peninjauan kembali rumusan kode etik kedokteran Indonesia.
Dalam mempelajari kode etik kedokteran penulis buku menemuakan aliran etika
kedokteran menurut ajaran islam, ajaran kristen, dan lain-lain.
Pada tahun 1990-an dalam upaya pengajaran etika kedokteran yang sangat
berkembang penulis buku merasa perlu kajian spesifik tentang etika kedokteran
dari sudut ajaran islam. pada saat itulah penulis buku secara intensif mempelajari
Al Qur’an khususnya dari aspek etika, logika, sains, dan filsafat.
Prof Daldiyono mempelajari Al Qur’an semakin lama teka teki yang saat
pertama kali membaca makna Al Qur’an. dengan mempelajarinya teka-teki
mulai tersingkap. Maka dalam upaya itu Prof Daldiyono merasa diperlukan
berbagai kesimpulan pribadi. Kesimpulan yang prof daldiyono yakni:7
7 Ibid, hlm 198
-
15
1. Untuk memahami kandungan terjemahan Al Qur’an, dibutuhkan sikap terbuka
dengan kebenaran, keikhlasan dalam menemukan kebenaran, serta harus dibaca
berulang-ulang tanpa rasa bosan dari awal sampai akhir.
2. Sambil mempelajari makan ayat-ayat perlu diusahakan makan kesatuan secara
utuh.
3. Dengan pertolongan rumusan Falsafah Ontologi yakni:semua ada wujudnya, ada
struktur (anatomi) dan dinamika antara struktur maka terbuka suatu upaya
sistematisasi.
4. Segala sesuatu akan mudah dipelajari setelah dilakukan sistematisasi.
5. Dengan bantuan berbagai literatur diusahakan melakukan sitematisasi.
Dengan pembelajaran penulis, buku ini semakin paham dengan makna Al
Qur’an dengan mengambil kata kunci yang merupakan koordinat yang
membentuk kesatuan makna dalam Al Qur’an, dan juga yang dimaksud dengan
kata kunci bersangkutan dengan nilai etika dalam Al Qur’an. Serta kajian dalam
buku Globe Al Qur’an lebih bercorak sistematiaka tafsir tematik dengan tema
kandungan filsafat dan corak tafsir aspek filsafat sesuai ilmu yang ditekuni
Daldiyono.
B. Sistematika Penulisan Buku
Sistematika penulisan buku Globe Al Qur’an ini sangat runtut dan sangat mudah
dimengerti alur penjelasan dari penulis tentang Metodologi tafsir berbasis Al
-
16
Fatihah dan Nilai dalam Al Qur’an. Penulis dalam menjelaskan sangat runtut
dalam buku ini. Gambaran sistematika dalam buku Globe Al Qur’an yakni:
Pada bab pertama buku ini membahas tentang merancang sistematika. Karena
penulis berpendapat bahwa “semua akan mudah dan sederhana setelah dilakukan
sitematisasi”, setelah menemukan sistematisasi maka pada bab dua
menjelasakan sebagai rangkaian pembahasan yakni Surat Al Fatihah bermula
mengenali arti surat dan ayat, membahasa nama-nama Surat Al Fatihah. Ketika
pembahasan ini munculah sumber permasalahan dimana penulis sangat tertarik
untuk melakuakan penelitian.
Bab ketiga penulis menjelasakn tentang interaksi ayat-ayat pada Surat Al Fatihah
dengan Ayat-ayat Al Qur’an, pembahasan ini bermula dari Wujud Al Qur’an,
Wujud-Struktur-Dinamika Al Fatihah, dan konsistensi dan koheresi Al Fatihah.
Selanjutnya bab empat hingga bab sepuluh membahas tentang ruanglingkup
cangkupan ayat-ayat pada surat Al Fatihah. Cangkupan ini sebagai permulaan
pelaksanaan metodologi ini.
Pada bab sebelas penulis menjelaskan bagaimana Metodologi Memasukan Suatu
ayat Al Qur’an kedalam Ayat Al Fatihah dalam bab ini sedikit menjelasakan
tentang kemudahan, kesulitan dan kesalahan saat melakukan metodologi ini.
Selanjutnya bab dua belas membahas tentang surat Ar-Rahman dan Ayat Kursi.
Pada bab tiga belas penulis membahas Aspek nilai, Etika dalam Al Qur’an pada
bab ini penulis membahas tentang sub nilai yang akan dijadikan garis horizintal
-
17
dalam pada penerapan pada Globe nantinya. Bab empat belas mencari ruang
lingkup dari Nilai dan etika dalam Al Qur’an.
Setelah semua bab, bab lima belas menjelasakan metodelogi penulisan Ayat Al
Qur’an pada permukaan Globe. Yang mana dijelaskan cara penulisan ayat dan
urutan penulisan nomor ayat. Setelahnya bab enam belas menjelasakn hasil
proyeksi ayat Al Qur’an pada permukaan Globe, pada selanjutnya yakni tentang
diskusi mengenai mengapa dilakukan diskusi, proses sistematika dan penerapan
pada Globe Al Qur’an. Serta hasil yang didapatkan dari Proyeksi ayat-ayat Al
Qur’an pada permukaan Globe.
C. Setiing Sosial Histori
1. Prof. Dr. dr. A. Daldiyono Hadjjodisastro, SpPD, KGEH
Prof Daldiyono lahir di Yogyakarta pada 16 Juni 1940. Pekerjaan Prof
Daldiyono adalah spesialis penyakit dalam dan konsultan Gastroenterologi-
Hepatologi.8 Prof Daldiyono adalah lulusan FKUI pada 1996, Sebagai dosen
sejak tahun 1965 Berawal menjadi Asisten Ahli. Pada Tuhun 1972 lulus
sebagai Spesialis Penyakit Dalam Gastroentero Heppatologi. Tahun 1995
mencapai gelar Doktor dalam Ilmu Kedokteran dengan predikat Cum Laude
dengan judul disertasi “Tukak Stress pada Penderita Stroke”. pada tahun
1997 diangkat sebagai guru besar kemudian Dipekerjakan kembali untuk
8 “rumasakit st carolus”(http://www.rscarolus.or.id/doctor/view?id=28. Diakses pada 29 Maret 2020, Pukul
09,00)
https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/1.
-
18
mengajar etika, logika, dan filsafat Kedokteran pada progam pasca sarjana
FKUI.9
Selain akademisi Prof Daldiyono berkecimpungan melaksanakan hobi dalam
ranah budaya yakni mengelola sanggar budaya jawa Seguntaria dan
penasehat Persatuan Pendalangan Indonesia (PEPADI) Jakarta Timur dan
sampai sekarang masih aktif menari jawa dan memperdalam filsafat kejawen.
Prof Daldiyono juga melayani 3 Rumah Sakit di Jakarta yakni RS Medistra
Jakarta Pusat, RS St. Carolus Jakarta Timur, dan RS Royal Progress Jakarta
Utara.
Pendidikan
1947-1954 :SD Gentan, Yogyakarta
1954-1957 :SMP BOPKRI I, Yogyakarta
1957-1960 :SMA III B Negeri, Yogyakarta
1960-1966 :FKUI, Jakarta
1967-1973 :Pendidikan Spesalis Penyakit Dalam
1990-1995 :Pendidikan Doktor (S3) Progam Pasca Sarjana UI
1997 :Profesor (Guru Besar FKUI)
9 Daldiyono dan M. Mustafid, “Globe Al Qur’an: IKhtiar Penwaran Metodologi Tafsir Berbasis Al Fatihah
dan sitem Nilai dalam Al Qur’an”, (Yogyakarta: Pustaka ifada). 2015, Hlm, 563.
http://www.medistra.com/http://www.medistra.com/http://www.rscarolus.or.id/http://www.royalprogress.com/http://www.royalprogress.com/
-
19
1990-1996 :Kepala Devisi Gastroenterologi Departemen Ilmu
Penyakit Dalam.
1995-1999 :Ketua Perhimpunan Endoskopi Gastroenterologi Indonesia
(PEGI)
2009-sekarang :Ketua Komite Etik dan Hukum RSCM
Penelitian
Menyusun system score untuk Rehidrasi kolera, 1971
Merumuskan syndrome Pseudo GERD, 2011
Buku yang telah dikarang adalah:
1. Bagaimana Dokter Berpikir dan Bekerja: GPU, 2006
2. How to be a Real Student: GPU, 2008
3. Novel Liku-liku Hidup: Obor, 2007
4. Pasien Pintar Dokter Bijak: BIP, 2008
5. Ilmu Slamet: BIP, 2010
6. Hemat Emosi: BIP, 2011
7. Anamnesis (buku ajar), 2012
8. Buku Pengantar Ilmu Kedokteran Klinik : Badan Penerbit FKUI,
2014
9. Buku Globe Al Qur’an: Ikhtiar Penawaran Metodologi Tafsir
berbasis Al Fatihah dan sistem Nilai dalam Al Qur’an, Putaka Ifada.
2015.
-
20
10. Pemeriksa jasmani (BIP)
11. Model Beroikir
12. Budaya Akademik
13. Ensiklopedia Gending jawa 14 Jilid
2. Muhammada Mustafid, S. Fil
Bapak Muhammad Mustafid Lahir di kampung Pesantren Mlangi. Sejak kecil
beliau menimba ilmu di Pesantren Mlangi Timoer dan Pesantren Al Miftah
Mlangi. Pada saat yang bersamaan juga mengikuti pendidikan formal.
Pendidikan formal yang beliau yakni dari TK Masyitahoh, SDN Tuguran,
SMPN 15 Yogyakarta, SMA Islam 1 Yogyakarta, kemudian beliau
melanjutkan pendidikan perkuliahan di Fakultas Filsafat UGM jurusan Filsafat
Barat. Semasa kuliah aktif di Ikatan Pelajar Nahdlotul Ulama (IPNU) dan
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Menulis di beberapa koran,
majalah dan jurnal. Bersama beberapa teman mendirikan sebuah institut yang
menggaki dan mengkontekstualisasikan Khazanah pemikiran Nusantara (Ifada
Initiatives), yang memiliki progam riset, kajian dan penerbitan. Serta merintis
pesantren khusus pelajar dan mahasiswa, yaitu Pesantren Pelajar Mahasiswa
(PPM) Aswaja Nusantara Mlangi Yogyakarta. Selaian mengelola Pesantren
juga masih aktif dalam berbagai pendidikan dan kaderisasi kalangan pelajar
dan mahasiswa.10
10 Ibid. Hlm 564
-
21
Beliau ini juga sebagai sekertaris LPP Aswaja Center UNU Yogyakarta. Dan
hingga saat ini beliau masih sering menjadi pemateri dalam berbagai acara
mahasiswa.
-
22
BAB III
Metodologi Tafsir Berbasis Al Fatihah
A. Metodologi tafsir berbasis Al Fatihah
1. Deskrepsi Ruanglingkup surat Al Fatihah
Buku Globe Al Qur’an karya Prof Daldiyono ini menjelaskan tentang
deskrepsi ruang lingkup Ayat demi ayat dalam Al Fatihah, dalam bukunya
maksud dari deskripsi adalah upaya menerangkan, menjelaskan,
menguraikan, serta dapat juga melakukan rincian atau mendapatkan
bagian-bagiannya, yang berarti melakukan analisis.
Pengertian yang dimaksud ruang lingkup cakupan pada karangan ini
adalah imajinasi adanya suatu tempat (semacam kantong) dengan batasan
deskrepsi yang jelas padanya dapat dimaksukkan ayat-ayat yang sesuai
berdasarkan kriteria yang ditentukan lebih dahulu.
Kaidah bahasa indonesia sebagai indentifikasi yakni suatu kalimat
sekurang kurangnya terdiri atas pokok kalimat dan sebutan atau subyek
dan predikat dan suatu kalimat lengkap dalam bahasa indonesia diberikan
rumusan SPOK, artinya kalimat lengkap mengandung unsur subyek,
predikat, objek dan keterangan.11
Maka dalam prihal ini setiap ayat mempunyai deskripsi ruang lingkup
cangkupan masing-masing per ayat dalam surat Al Fatihah. Dalam buku
11 Ibid,hlm31
-
23
ini terdapat sub bab untuk menjelaskan prihal ini. Deskripsi runang
lingkup cakupan ayat dalam surat Al Fatihah yakni:
a) Deskripsi ruanglingkup cakupan ayat pertama surat Al Fatihah
Ayat pertama dalam metodologi ini adalah basmalah, Dalam wujud
kesatuannya ayat ini menempati posisi yang penting dan memiliki posisi
sentral dalam Al Qur’an maupun dalam kehidupan ummat islam.
Basmalah mempunyai makna “Dengan Menyebut Nama Allah Yang
Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang” ketika dimaksukkan dalam
kaidah bahasa Indonesia maka kata Dengan menyebut adalah keterangan,
kalimat Nama Allah adalah Subyak, dan kalimat yang maha pemurah lagi
maha penyanyang dalah predikat. Setelah mengetahui bagain-bagian
dalam ayat basmalah kemudian mencarai ayat-ayat dalam Al Qur’an yang
mengandung penggalan kalimat tersebut:
1) Dengan Menyebut (Keterangan)
Dalam Al Qur’an terdapat 2 ayat yang menggandung frase “dengan
menyebut” yaitu pada surat Hud Qs (11):41 dan surat Al Alaq (96):3.12
Surat Hud QS (11): 41
ِحْيٌم ىَها َوُمْرٰسىَها ۗاِنَّ َرب ِْي لَغَفُْوٌر رَّ ِ َمْجٰرٰ۪ ٤١ -َوقَاَل اْرَكبُْوا فِْيَها بِْسِم اّٰلله
12 Ibid, hlm 32
-
24
“Dan Nuh berkata: “Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama
Allah di waktu berlayar dan berlebuhannya.” sesungguhnya Tuhanku benar-benar
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”13
Surat Al ‘Alaq QS(96):1-3
ْنَساَن ِمْن َعلَق َۚ ١ -اِْقَرأْ بِاْسِم َرب َِك الَِّذْي َخلََقَۚ ٣ -اِْقَرأْ َوَربَُّك اْْلَْكَرُمُۙ ٢ -َخلََق اْْلِ
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tahunmu yang menciptakan”
“Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah”
“Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemura”14
Ketiga Ayat Al ‘Alaq ini memenuhi syarat untuk masuk dalam cakupan ayat
basmalah. Ayat pertama mengandung frase “dengan (menyebut) nama Tuhan”
sedang ayat ke-2 mengikuti ayat pertama sebagai lanjutan ayat 1, sedangkan ayat
ke 3 mengandung frase “Tuhanmulah yang Maha Pemurah”, masuknya Yat Alaq
(1-3) ini menimbulkan konsekunsi bahwa: ayat-ayat yang mengandung makna
“penciptaan” masuk cakupan ayat Basmalah, berbagai contoh dapat disebut di sini
yaitu surat Al Baqarah QS (2):117 sebagai berikut:
ى اَْمًرا فَِانََّما يَقُْوُل لَٗه ُكْن فَيَُكْونُ ١١٧ - بَِدْيُع السَّٰمٰوِت َواْْلَْرِضۗ َواِذَا قَٰضٰٓ
“Allah pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk mencipta)
sesuatu, maka (cukup) Dia hanya mengatakan kepadanya: Jadilah! Lalu Jadilah
ia”15
13 Kementrian Agama, “Qur’an Kemenag”(https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/hlm 1. Diakses pada
29 Maret 2020, Pukul 12,00)
14 Ibid, hlm. 96 15 Ibid, hlm. 2
https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/1.
-
25
Dengan memasukan ayat tersebut dalam cangkupan ayat basmalah, maka semua
ayat yang mengandung kalimat kun fayakun berpotensi masuk dalam cankupan ayat
basmalah. Ditemukan ayat yang menggandung kalimat kun fayakun yakni:
1. Ali Imran (3):47 4. Yasin (36):82
2. An Nahl (16):40 5. Al An’am (6):73
3. Ali Imran (3):59 6. Al Mukmin (40):68
Ayat Penciptaan
Banyak ayat -ayat tentang penciptaan. Sebagai ayat penciptaan ini dapat
dimaksukkan dalam ayat basmalah. Ayat penciptaan yang maksuk dalam ayat
basmalah yakni:
Az Zumar (39):62
“Allah Menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu”16
Al Qamar (54):49
٤٩ -اِنَّا ُكلَّ َشْيء َخلَْقٰنهُ بِقَدَر
“Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurutukuran”17
16 Ibid, hlm. 39
17 Ibid, hlm. 54
-
26
Yunus (10):3
ُ الَِّذْي َخلََق السَّٰمٰوِت َواْْلَْرَض فِْي ِستَِّة اَيَّام ثُمَّ اْستَٰوى َعلَى اْلعَْرِش اِنَّ َربَُّكُم اّٰلله
ُ َربُُّكْم فَاْعبُدُْوهُۗ اَفَََل تَذَكَّ ۗ ٰذِلُكُم اّٰلله -ُرْوَن يُدَب ُِر اْْلَْمَرۗ َما ِمْن َشِفْيع اِْلَّ ِمْنْۢ َبْعِد اِْذنِه
٣
“sesungguhnya Tuhan kamu Ialah Allah Yang menciptakan lagitdan bumi dalam
enam masa, kemudian dia bersamayam diatas Arsy( berkuasa) mengatur segala
urusan. Tidak ada seorang pun yang akan memberi syafaat kecuali sesudah ada
izinNya. (Dzat) yang demikian itulah Allah Tuhan Kamu, maka sembahlah Dia.
Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?”18
Contah ayat yang tidak masuk dalam cangkupan ayat basmalah adalah:
Surat Al Baqoroh (2):164
اِنَّ فِْي َخْلِق السَّٰمٰوِت َواْْلَْرِض َواْختََِلِف الَّْيِل َوالنََّهاِر َواْلفُْلِك الَّتِْي تَْجِرْي ِفى اْلبَْحِر
ۤاء فَاَْحيَا بِِه اْْلَْرَض َبْعدَ َمْوِتَها َوبَثَّ ُ ِمَن السََّمۤاِء ِمْن مَّ بَِما يَْنفَُع النَّاَس َوَمآٰ اَْنَزَل اّٰلله
ِمْن ُكل ِ دَۤابَّة ۖ فِْيَها
“ Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang,
kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat bagi manusia, apa
yang diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu dengan itu dihidupkan-Nya bumi
setelah mati (kering), dan Dia tebarkan di dalamnya bermacam-macam binatang,
dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, (semua
itu) sungguh, merupakan tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang
mengerti.”19
18 Ibid, hlm. 10
19 Ibid, hlm. 2
-
27
Al Mulk (67):14
١٤ -اََْل َيْعلَُم َمْن َخلََقۗ َوُهَو اللَِّطْيُف اْلَخِبْيُر
“Apakah (pantas) Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui? Dan Dia
Mahahalus, Maha Mengetahui”20.
Maka ayat QS (2):164 dan QS (67):14 labih baik masuk dalam cangkupan ayat
hamdalah QS (1):2, sedang QS (35):3 tersebut lebih baik masuk cakupan QS (1):5
tentang hal ini akan diuraikan kemudian hari.21
2) Nama Allah SWT (Subyek)
kalimat Nama Allah dalam konsep ini sebagai subyek dalam kalimat Basmalah.
Dalam prihal ini lebih dikenalan sebagai konsep Asma’ Al Husna (Nama yang
paling indah). para ulama berdasarkan sabda Rasullullah SAW menyebutkan, Allah
SWT memiliki 99 nama yang indah, sedangkan pada surat Al Fatihah tercantum 4
nama Allah SWT yang indah yaitu Ar- Rahman, Ar Rahim, Ar Rabb dan AL
Mulik.22
َْل نَْوٌمۗ لَٗه َما فِى السَّٰمٰوِت َومَ ُ َْلٰٓ اِٰلهَ اِْلَّ ُهَوَۚ اَْلَحيُّ اْلقَيُّْوُم ەَۚ َْل تَأُْخذُٗه ِسنَةٌ وَّ ا فِى اْْلَْرِضۗ اّٰلَله
ۗ يَْعلَُم َما بَْيَن اَْيِدْيِهْم َوَما َخْلفَُهْمَۚ َوَْل ْن عِ َمْن ذَا الَِّذْي يَْشفَُع ِعْندَٗهٰٓ اِْلَّ بِِاْذنِه ٰٓ يُِحْيُطْوَن بَِشْيء ِم ْلِمه
ُْٔودُٗه ِحْفُظُهَماَۚ َوُهَو اْلعَِليُّ اْلعَِظْيمُ ٢٥٥ - اِْلَّ بَِما َشۤاَءَۚ َوِسَع ُكْرِسيُّهُ السَّٰمٰوِت َواْْلَْرَضَۚ َوَْل يَـ
“Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus menerus
mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang
ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di
sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa
yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang
ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi.
20 Ibid, hlm. 67
21 Daldiyono dan m. mustafid, Globe Al Qur’an: Ikhtiar Menawarkan Metodologi Tafsir Berbasis Al Fatihah
dan Sistem Nilai dalam Al Qur’an (Yogyakarta: Pustaka Ifada, 2015), hlm 35
22 Ibid,hlm 35
-
28
Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi, Maha
Besar.23
Al Hasyr QS (59):22
ُ الَِّذْي َْلٰٓ اِٰلهَ اِْلَّ ِحْيُم ُهَو اّٰلله ْحٰمُن الرَّ ِِ َوالشََّهاد ََِِۚۚ ُهَو الرَّ ٢٢ - ُهَوَۚ َعاِلُم اْلغَْي
“Dialah Allah tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mengetahui yang gaib dan yang
nyata, Dialah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.”24
Al Hasyr (59):23
ُ الَِّذْي َْلٰٓ اِٰلهَ اِْلَّ ُهَو َۚ اَْلَمِلُك اْلقُدُّْوُس السَّٰلُم اْلُمْؤِمُن اْلُمَهْيِمُن اْلعَِزْيُز اْلجَ اُر بَّ ُهَو اّٰلله
ا يُْشِرُكْوَن ِ َعمَّ ٢٣ -اْلُمتََكب ُِرۗ ُسْبٰحَن اّٰلله
“Dialah Allah tidak ada tuhan selain Dia. Maharaja, Yang Mahasuci, Yang
Mahasejahtera, Yang Menjaga Keamanan, Pemelihara Keselamatan, Yang
Mahaperkasa, Yang Mahakuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan, Mahasuci
Allah dari apa yang mereka persekutukan”25
Al Hasyr QS (59):24
ُر لَهُ اْْلَْسَمۤاُء اْلُحْسٰنۗى يَُسب ُِح لَٗه َما فِى السَّٰمٰوِت َواْْلَْرِضَۚ ِ ُ اْلَخاِلُق اْلبَاِرُئ اْلُمَصو َوُهَو ُهَو اّٰلله
٢٤ - اْلعَِزْيُز اْلَحِكْيُم
“Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Dia
memiliki nama-nama yang indah. Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada-
Nya. Dan Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana”26
Keempat ayat tersebut sengaja disertakan atas dasr berbagai alasan.
Terutama, kempaat ayat tersebut sebanarnya dapat ditempatkan ke dalam semua
ayat dalam surat Al Fatihah. Namun pada penulisan ini sengaja mengambil
23 Kementrian Agama, “Qur’an Kemenag”(https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/hlm 1. Diakses pada
29 Maret 2020, Pukul 12,00)
24 Ibid, hlm. 59 25 Ibid, hlm. 59 26Ibid, hlm. 59
https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/1.
-
29
keputusan bahwa ayat QS(2):255 diputuskan diletakkan pada koordinat QS(1):4,
sedang QS (59):22-23 diletakkan pada ayat basmalah. Alasan kedua, dapat
dipergunakan sebagai argumentasi, bahwa konsep “Nama Allah” atau “Asmaul al
Husna” dapat diurai menjadi 2 bagain yaitu “nama” dan “Allah SWT”.27
Dalam kalimat “Nama Allah” apabila kata nama sebagai tanda maka kata
Allah sebagai yang ditandai. Dalam tafsir Al Misbah tentang surat Al Fatihah
terkenal dengan konsep pesona Allah SWT. Konsep ini akan mudah dijelaskan
dengan memperhatiakan 4 ayat sebagai berikut:
Surat Al Baqarah (2): 2-3
َِ ۛ فِْيِه ۛ ُهدًى ِل ْلُمتَِّقْيَنُۙ ُِ َْل َرْي ٢ -ٰذِلَك اْلِكٰت
“Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertakwa”.28
ا َرَزْقٰنُهْم يُْنِفقُْوَن ُۙ ٰلو َِۚ َوِممَّ ِِ َويُِقْيُمْوَن الصَّ ٣ -الَِّذْيَن يُْؤِمنُْوَن بِاْلغَْي
“(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan
menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka”.29
27Daldiyono dan m. mustafid, Globe Al Qur’an: Ikhtiar Menawarkan Metodologi Tafsir Berbasis Al Fatihah
dan Sistem Nilai dalam Al Qur’an (Yogyakarta: Pustaka Ifada, 2015), hlm, 37
28Kementrian Agama, “Qur’an Kemenag”(https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/hlm 2. Diakses pada
29 Maret 2020, Pukul 12,00)
29 Ibid, hlm. 2
https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/1.
-
30
Surat Taha (20):40
َك َكْي تَقَرَّ َعْينُهَ ى اُم ِ ااِذْ تَْمِشْيٰٓ اُْختَُك فَتَقُْوُل َهْل اَدُلُُّكْم َعٰلى َمْن يَّْكفُلُٗه ۗفََرَجْعٰنَك اِٰلٰٓ
ْيٰنَك ِمَن اْلغَم ِ َوفَتَنهَك فُتُْونًا ەۗ فَلَبِثَْت ِسِنْيَن فِْيٰٓ اَْهِل َوَْل تَْحَزَن ەۗ َوقَتَْلَت نَْفًسا فَنَجَّ
٤٠ -َن ەُۙ ثُمَّ ِجئَْت َعٰلى قَدَر يهُمْوٰسى َمْديَ
“(Yaitu) ketika saudara perempuanmu berjalan, lalu dia berkata (kepada keluarga
Fir’aun), “Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan
memeliharanya?” Maka Kami mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang
hatinya dan tidak bersedih hati. Dan engkau pernah membunuh seseorang, lalu
Kami selamatkan engkau dari kesulitan (yang besar) dan Kami telah mencobamu
dengan beberapa cobaan (yang berat); lalu engkau tinggal beberapa tahun di
antara penduduk Madyan, kemudian engkau, wahai Musa, datang menurut waktu
yang ditetapkan.”30
Surat Yunus (10):3
ُ الَِّذْي َخلََق السَّٰمٰوِت َواْْلَْرَض فِْي ِستَِّة اَيَّام ثُمَّ اْستَٰوى َعلَى اْلعَْرِش يُدَب ِرُ اِنَّ َربَُّكُم اّٰلله
ُ َربُُّكْم فَاْعبُدُْوهُۗ اَفَََل تَذَكَُّرْوَن ۗ ٰذِلُكُم اّٰلله ٣ -اْْلَْمَرۗ َما ِمْن َشِفْيع ِاْلَّ ِمْنْۢ بَْعِد اِْذنِه
“Sesungguhnya Tuhan kamu Dialah Allah yang menciptakan langit dan bumi
dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy (singgasana) untuk
mengatur segala urusan. Tidak ada yang dapat memberi syafaat kecuali setelah
ada izin-Nya. Itulah Allah, Tuhanmu, maka sembahlah Dia. Apakah kamu tidak
mengambil pelajaran?”31
Surat Yunus (10):32
ٰلُل ۖفَاَنهى تُْصَرفُْوَن ِ اِْلَّ الضَّ فََماذَا بَْعدَ اْلَحق ُ َربُُّكُم اْلَحقَُّۚ ٣٢ -فَٰذِلُكُم اّٰلله
30 Ibid, hlm. 20
31 Ibid, hlm. 10
-
31
“Maka itulah Allah, Tuhan kamu yang sebenarnya; maka tidak ada setelah
kebenaran itu melainkan kesesatan. Maka mengapa kamu berpaling (dari
kebenaran)?.”32
Ayat-ayat yang mempunyai kata kunci sebagai landasan dimana
menemukan ayat-ayat yang dapat masuk dalam ayat basmalah, yakni ayat-ayat
yang menunjukan kepada keesaan dan keagungan Allah SWT. Terdapat ayat tang
teridentifikasi dengan ayat yang mengandung kalimat ke esaan dan ke agunganNya:
Surat Saffat (37):4
٤ -اِنَّ اِٰلَهُكْم لََواِحدٌۗ
“sungguh, Tuhanmu benar-benar Esa.”33
Surat Ar Rahman (55):78
ْكَراِم ٧٨ - تَٰبَرَك اْسُم َرب َِك ِذى اْلَجٰلِل َواْْلِ
“Mahasuci nama Tuhanmu Pemilik Keagungan dan Kemuliaan.”34
Surat Al Hadidi (57):3
َوُهَو بُِكل ِ َشْيء َعِلْيٌم ِخُر َوالظَّاِهُر َواْلبَاِطُنَۚ ُل َواْْلٰ ٣ -ُهَو اْْلَوَّ
“Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin; dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu.”35
Surat Al A’la (87):1
١ -َسب ِحِ اْسَم َرب َِك اْْلَْعلَىُۙ
“Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Mahatinggi”,36
32 Ibid, hlm. 10
33 Ibid, hlm. 37
34 Ibid, hlm. 55
35 Ibid, hlm. 57
36 Ibid, hlm. 87
-
32
Surat Al Ikhlas (112):1
ُ اََحدٌَۚ ١ -قُْل ُهَو اّٰلله
“Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.”37
3) Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang (Predikat)
Mengodifikasi kalimat ini perlu membedakan ayat (1):1 dengan ayat (1):3
karena sama-sama mengunakan kalimat yang sama dengan arti pun sama.
Adapun ayat-ayat yang masuka dalam ayat basmalah :
Al Baqarah (2):163
اِحدٌَۚ َْلٰٓاِٰلهَ اِْلَّ ِحْيُم َواِٰلُهُكْم اِٰلهٌ وَّ ْحٰمُن الرَّ ١٦٣ - ُهَو الرَّ
“Dan Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada tuhan selain Dia,
Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.”38
Al Baqarah (2):261
ِ َكَمثَِل َحبَّة اَْنْۢ بُلَة َمثَُل الَِّذْيَن يُْنِفقُْوَن اَْمَوالَُهْم فِْي َسبِْيِل اّٰللهاََةُ َحبَّة ۗ بَتَْت َسْبَع َسنَابَِل فِْي ُكل ِ ُسْنْۢ م ِ
ُ َواِسٌع َعِلْيٌم ُ يُٰضِعُف ِلَمْن يََّشۤاُء َۗواّٰلله ٢٦١ -َواّٰلله
“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir
biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah
melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha
Mengetahui.”39
An Nahl (16):7
ِ اْْلَْنفُِسۗ اِنَّ َربَُّكْم لََرءُ ِحْيٌمُۙ ْوفٌ َوتَْحِمُل اَثْقَالَُكْم اِٰلى بَلَد لَّْم تَُكْونُْوا ٰبِلِغْيِه ِاْلَّ بِِشق ٧ - رَّ
37 Ibid, hlm. 112
38 Ibid, hlm. 2
39 Ibid, hlm. 2
-
33
“Dan ia mengangkut beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup
mencapainya, kecuali dengan susah payah. Sungguh, Tuhanmu Maha Pengasih,
Maha Penyayang”40
An Nahl (16):47
ِحْيٌم ف ۗ فَِانَّ َربَُّكْم لََرُءْوٌف رَّ ٤٧ -اَْو يَأُْخذَُهْم َعٰلى تََخوُّ
“atau Allah mengazab mereka dengan berangsur-angsur (sampai binasa). Maka
sungguh, Tuhanmu Maha Pengasih, Maha Penyayang.”41
Al Isra’ (17):110
ا تَدُْعْوا فَلَهُ اْْلَْسَمۤاُء اْلُحْسٰنىَۚ َوَْل تَْجَهْر بَِصََلتِ ْحٰمَنۗ اَيًّا مَّ َ اَِو اْدُعوا الرَّ فِْت َك َوَْل تَُخاقُِل اْدُعوا اّٰلله
١١٠ -بَِها َواْبتَغِ بَْيَن ٰذِلَك َسبِْيًَل
“Katakanlah (Muhammad), “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan
nama yang mana saja kamu dapat menyeru, karena Dia mempunyai nama-nama
yang terbaik (Asma‘ul husna) dan janganlah engkau mengeraskan suaramu dalam
salat dan janganlah (pula) merendahkannya dan usahakan jalan tengah di antara
kedua itu.”42
Al Hajj (22):65
ۗ َويُْمِسُك السَّمَ ا فِى اْْلَْرِض َواْلفُْلَك تَْجِرْي فِى اْلبَْحِر بِاَْمِره َر لَُكْم مَّ َ َسخَّ َء اۤ اَلَْم تََر اَنَّ اّٰلله
ِحْيٌم َ بِالنَّاِس لََرُءْوٌف رَّ ۗ اِنَّ اّٰلله ٦٥ -اَْن تَقََع َعلَى اْْلَْرِض اِْلَّ ِبِاْذنِه
“Tidakkah engkau memperhatikan bahwa Allah menundukkan bagimu (manusia)
apa yang ada di bumi dan kapal yang berlayar di lautan dengan perintah-Nya. Dan
Dia menahan (benda-benda) langit agar tidak jatuh ke bumi, melainkan dengan
izin-Nya? Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia.”43
40 Ibid, hlm. 16
41 Ibid, hlm. 16
42 Ibid, hlm. 17
43 Ibid, hlm. 22
-
34
Fussilat (41):1-2
١ -ٰحۤم َۚ
“Ha Mim”
ِحْيِم َۚ ْحٰمِن الرَّ َن الرَّ ٢ -تَْنِزْيٌل ِم
“(Al-Qur'an ini) diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pengasih, Maha
Penyayang.”44
Dari berbagai ayat tersebut dapat dirasakan cangkupan kalimat “Yang Maha
Penguasa lagi Maha Penyayang” ayat basmalah dari aspek bahasa Indonesia
barangkali kata kunci “karunia” sebagai indikasi ayat masuk ayat (1):1, sedangkan
kata kunci “pahala” merupakan indikasi ayat masuk (1):3. namun perlu diketahiu
juga ayat yang menggandung kalimat “Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”
tidak selalu masuk dalam ayat (1):1 dan (1):3 karena terdapat kalimat yang penting,
seperti:45
Ciptaan Tuhan
Ayat-ayat yang dapat masuk dalam cangkupan ayat pertama dalam surat Al Fatihah
yakni ayat-ayat terdapat frase/ kata kunci. Ayat-ayat yang dapat masuk yakni: Surat
Al Baqarah (2):147, dan surat Taha (20):120.
44 Ibid, hlm. 41
45 Daldiyono dan m. mustafid, Globe Al Qur’an: Ikhtiar Menawarkan Metodologi Tafsir Berbasis Al Fatihah
dan Sistem Nilai dalam Al Qur’an (Yogyakarta: Pustaka Ifada, 2015), hlm, 43
-
35
b) Deskripsi ruang lingkup cangkupan ayat kedua dalam surat Al Fatihah
Ayat kedua dari surat Al Fatihah yakni “Segala Puji Bagi Allah, Tuhan Semesta
Alam” dalam melakukan tahap ini perlu mengetahui tentang interaksi ayat
basmalah dan Ayat Hamdalah ? maka ketika menarik lagi dalam ayat pertama
akan mengenal dengan Ar-Rahman, Ar-Rahim, Maha Suci, dan menciptakan
alam semesta dengan segala isinya. Dan ketika melihat dalam Surat kedua
dalam Al Fatihah maka akan mengenal tentang Segala Pujia bagi Allah dan
Tuhan Semesta Alam, ketika ayat kedua ini dibaca secara seksama
menimbulkan sebuah hubungan.
Hubungan yang dimaksut yakni bahwa pada Ayat Basmalah tentang
penciptaan dan pada ayat Hamdalah tentang pemeliharaan alam semesta.
Dengan pempaparan tersebut dapat ditemukan ada ayat yang masuk dalam
kreteria cangkupan ayat 2 dalam surat Al Fatihah yakni Surat Az Zumar (19):62
Dengan uraian yang telah dijelaskan, maka dapat menyusun kreteria ayat-ayat
yang masuk dalam cangkupan ayat Hamdalah.
a. Ayat yang mengandung kalimat yang identik atau sangat mirip dengan
kalimat Ayat Hamdalah.
Al-An’am (6):45
ِ اْلٰعلَِمْينَ فَقُِطَع دَابُِر اْلقَْوِم الَِّذْيَن َظلَُمْوۗا َواْلحَ ِ َرب ٤٥ - ْمدُ ّٰلِله
-
36
“Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Dan
segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam.”46
Az Zumar (19):75
ِ وَ ىَِٕكةَ َحۤاف ِْيَن ِمْن َحْوِل اْلعَْرِش يَُسب ُِحْوَن بَِحْمِد َرب ِِهْمَۚ َوقُِضَي بَْينَُهْم بِاْلَحق ِۤ قِْيَل الْ َوتََرى اْلَمٰل َحْمدُ ّٰلِله
ِ اْلٰعلَِمْيَن ٧٥ -َرب
“Dan engkau (Muhammad) akan melihat malaikat-malaikat melingkar di sekeliling
‘Arsy, bertasbih sambil memuji Tuhannya; lalu diberikan keputusan di antara
mereka (hamba-hamba Allah) secara adil dan dikatakan, “Segala puji bagi Allah,
Tuhan seluruh alam.”47
Ayat yang ini dengan sendirinya masuk dalam cangkupan ayat Hamdalah.
b. Ayat-ayat yang memuat salah satu dari frase ayat Hamdalah.
Dalam suatu ayat terdapat salah satu farse “segala puji bagi Allah” dan Tuhan
Semesta Alam.
Segala Puji bagi Allah
Contoh ayat yang terdapat farse cangkupan ayat Hamdalah:
Al Araf(7):43
ِ الَِّذْي َهٰدىنَا ِلٰهذَ َونََزْعنَ ْن ِغل تَْجِرْي ِمْن تَْحتِِهُم اْْلْنٰهُرَۚ َوقَالُوا اْلَحْمدُ ّٰلِله ۗا َوَما ا َما فِْي ُصدُْوِرِهْم م ِ
ا اَْن تِْلُكمُ ِۗ َونُْودُْوٰٓ ُ َۚ لَقَْد َجۤاَءْت ُرُسُل َرب ِنَا بِاْلَحق بَِما اْلَجنَّةُ اُْوِرثْتُُمْوَها ُكنَّا ِلنَْهتَِدَي لَْوَْلٰٓ اَْن َهٰدىنَا اّٰلله
٤٣ -ُكْنتُْم تَْعَملُْوَن
“dan Kami mencabut rasa dendam dari dalam dada mereka, di bawahnya mengalir
sungai-sungai. Mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkan
46 Ibid, hlm. 6
47 Ibid, hlm. 19
-
37
kami ke (surga) ini. Kami tidak akan mendapat petunjuk sekiranya Allah tidak
menunjukkan kami. Sesungguhnya rasul-rasul Tuhan kami telah datang membawa
kebenaran.” Diserukan kepada mereka, “Itulah surga yang telah diwariskan
kepadamu, karena apa yang telah kamu kerjakan.”48
Al An’am(6):1
ِ الَِّذْي َخلََق السَّٰمٰوِت َواْْلَْرَض َوَجعََل الظُّلُٰمِت َوالنُّْوَر ەۗ ثُمَّ الَِّذْيَن َكفَُرْوا بَِرب ِهِ اَْلحَ -ْوَن ْم يَْعِدلُ ْمدُ ّٰلِله
١
“Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi, dan menjadikan
gelap dan terang, namun demikian orang-orang kafir masih mempersekutukan
Tuhan mereka dengan sesuatu.”49
Al isra’(17):111
لَْم يَُكْن لَّٗه َشِرْيٌك فِى اْلُمْلِك َولَْم يَُكْن لَّٗه َولِ ِ الَِّذْي لَْم يَتَِّخْذ َولَدًا وَّ َن الذُّل ِ َوكَ َوقُِل اْلَحْمدُ ّٰلِله ب ِْرهُ يٌّ م ِ
١١١ -تَْكبِْيًرا
“Dan katakanlah, “Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak
(pula) mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia tidak memerlukan penolong
dari kehinaan dan agungkanlah Dia seagung-agungnya.”50
Al Khafi(18):1
َِ َولَْم يَْجعَْل لَّٗه ِعَوًجا ۜ ِ الَِّذْيٰٓ اَْنَزَل َعٰلى َعْبِدِه اْلِكٰت ١ -اَْلَحْمدُ ّٰلِله
“Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepada hamba-
Nya dan Dia tidak menjadikannya bengkok;”51
Tuhan Semesta Alam
Terdapat beberapa kriteria yang dapat dimaksukkan dalam cangkupan ayat
Hamdalah:
48 Ibid, hlm. 7
49 Ibid, hlm. 6
50 Ibid, hlm. 17
51 Ibid, hlm. 18
-
38
a. Ayat-ayat yang menunjukkan kekuasaan Allah
b. Ayat-ayat yang menunjukkan proses pemeliharaan dan penguasaan alam
semesta.
c. Ayat-ayat yang menunjukkan pengaturan alam semesta beserta hukum-hukum
alam.
d. Ayat-ayat yang menunjukkan pendidikan dan pengajaran kepada alam semseta
termasuk pada makhluk dan khususnya manusia.
1. Ayat ayat yang menunjukkan kekuasaan Allah.
Banyak ayat-ayat tentang kekuasaan Allah terhadap alam semesta, namun tidak
semua ayat yang menggandung kekuasaan Allah masuk dalam cangkupan ayat
Hamdalah. Contoh ayat-ayat yang masuk dalam cangkupan ayat Hamdalah:
“Katakanlah (Muhammad), “Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan
kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan
dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau
kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan
Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.”52
Ali Imran (5):189
ُ َعٰلى ُكل ِ َشْيء قَِدْيٌر ِ ُمْلُك السَّٰمٰوِت َواْْلَْرِضۗ َواّٰلله ١٨٩ - َوّٰلِله
“Dan milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi; dan Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.”53
52 Ibid, hlm. 3
53 Ibid, hlm. 5
-
39
Al Maidah (5):120
ۗ َوُهَو َعٰلى ُكل ِ َشْيء قَِدْيٌر ِ ُمْلُك السَّٰمٰوِت َواْْلَْرِض َوَما فِْيِهنَّ ١٢٠ - ّٰلِله
“Milik Allah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya; dan Dia
Mahakuasa atas segala sesuatu.”54
2. Ayat-ayat yang menunjukan pemeliharaan dan penguasaan Alam semesta.
An Nisa (4):132
ِ َوِكْيًَل ِ َما فِى السَّٰمٰوِت َوَما فِى اْْلَْرِض َۗوَكٰفى بِاّٰلله ١٣٢ -َوّٰلِله
“Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Cukuplah
Allah sebagai pemeliharanya.”55
Al Anam (6):102
ب َِكَۚ َْلٰٓ اِٰلهَ اِْلَّ ُهَوَۚ َواَْعِرْض َعِن اْلُمْشِرِكْيَن َّبِْع َمآٰ اُْوِحَي اِلَْيَك ِمْن رَّ ١٠٦ -اِت
“Ikutilah apa yang telah diwahyukan Tuhanmu kepadamu (Muhammad); tidak ada
tuhan selain Dia; dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.”56
Al Isra’ (17):85
َن اْلِعْلِم اِْلَّ قَِلْيًَل ْوُح ِمْن اَْمِر َرب ِْي َوَمآٰ اُْوتِْيتُْم م ِ ْوحِۗ قُِل الرُّ ٨٥ -َويَْسـَٔلُْونََك َعِن الرُّ
“Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang ruh. Katakanlah, “Ruh itu
termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit.”57
3. Ayat-ayat yang menunjukan pengaturan alam semesta serta hukum-hukum
alam.
54 Ibid, hlm. 5
55 Ibid, hlm. 4
56 Ibid, hlm. 6
57 Ibid, hlm. 17
-
40
Al Qadar (97):4
ْوُح فِْيَها بِِاْذِن َرب ِِهْمَۚ ِمْن ُكل ِ اَْمر ۛ ىَِٕكةُ َوالرُُّۤل اْلَمٰل ٤ -تَنَزَّ
“Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk
mengatur semua urusan.”58
Al Qiyamah (75):26-28
ٰٓ اِذَا بَلَغَِت التََّراقَِيُۙ ٢٦ -َكَلَّ
“Tidak! Apabila (nyawa) telah sampai ke kerongkongan,”
٢٧ -َوقِْيَل َمْن َۜراق ُۙ
“dan dikatakan (kepadanya), “Siapa yang dapat menyembuhkan?”
َظنَّ اَنَّهُ اْلِفَراُقُۙ ٢٨ -وَّ
“Dan dia yakin bahwa itulah waktu perpisahan (dengan dunia)” 59
Asy Syu’ara (26):80
٨٠ -َواِذَا َمِرْضُت فَُهَو يَْشِفْيِن ُۙ
“dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku,” 60
4. Ayat-ayat yang menunjukkan pendidikan dan pengajaran kepada alam semseta
termasuk pada makhluk dan khususnya manusia.
58 Ibid, hlm. 97
59 Ibid, hlm. 75
60 Ibid, hlm. 26
-
41
Al Baqarah (2):31
بِـُْٔونِْي بِاَْسَمۤاِء ٰهُٰٓؤَْلۤ ىَِٕكِة فَقَاَل اَْنْۢ
ْۤنتُْم ِء اِْن كُ َوَعلََّم ٰادََم اْْلَْسَمۤاَء ُكلََّها ثُمَّ َعَرَضُهْم َعلَى اْلَمٰل
٣١ -ٰصِدقِْيَن
“Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia
perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama
semua (benda) ini, jika kamu yang benar!”61
Al ‘Alaq (96):4
٤ -الَِّذْي َعلََّم بِاْلقَلَِمُۙ
“Yang mengajar (manusia) dengan pena.”62
Al ‘Alaq (96):5
ْنَساَن َما لَْم يَْعلَْمۗ ٥ -َعلََّم اْْلِ
“Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”63
C) Deskrepsi ruanglingkup cakupan ayat ketiga surat Al Fatihah.
Pada ayat ini terdapat dua frase yakni “Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”
dan “Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”. Ahmad Chodijim dakam buku Al
Fatihah menanamkan makna Ar-Rahman dan Ar-Rahim sebagai nama SWT
Maha pengasih dan penyayang dan lebih mempertegas lagi bahwa Allah SWT
adalah kasih. Prof Daldiyono sanat terkesan dengan uraian Achmad Chodjim,
dan sempat menemukan berbagai ayat yang mendukung argumentasi tersebut,
berbagai ayat tersebut adalah:
61 Ibid, hlm. 2 62 Ibid, hlm. 96 63 Ibid, hlm. 96
-
42
Al Isra’ (17):110
ا تَْدُعْوا فَلَهُ اْْلَْسَمۤاُء اْلُحْسٰنىَۚ َوَْل تَجْ ْحٰمَنۗ اَيًّا مَّ َ اَِو اْدُعوا الرَّ َك َهْر ِبَصََلتِ قُِل اْدُعوا اّٰلله
١١٠ -َوَْل تَُخافِْت ِبَها َواْبتَغِ بَْيَن ٰذِلَك َسبِْيًَل
“Katakanlah (Muhammad), “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan
nama yang mana saja kamu dapat menyeru, karena Dia mempunyai nama-nama
yang terbaik (Asma’ul husna) dan janganlah engkau mengeraskan suaramu dalam
salat dan janganlah (pula) merendahkannya dan usahakan jalan tengah di antara
kedua itu.”64
Az Zukhruf (43):45
ْحٰمِن ٰاِلَهةً يُّْعبَدُْوَن ُسِلنَآٰ ۖ اََجعَْلنَا ِمْن دُْوِن الرَّ ـَْل َمْن اَْرَسْلنَا ِمْن قَْبِلَك ِمْن رُّ ٤٥ - َوسْٔ
“Dan tanyakanlah (Muhammad) kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus
sebelum engkau, “Apakah Kami menentukan tuhan-tuhan selain (Allah) Yang
Maha Pengasih untuk disembah?”65
Kedua ayat ini dengan jelas bahwa nama Allah adalah Ar Rahman. Makan ayat
tersebut berkaitan erat dengan dua ayat yang lain yaitu:
QS AL An’am (6):32 Dia menentapkan atas diri-Nya kasih sayang
QS Al An’am (6):54 Tuhan mu telah menentapkan atas diri-Nya kasih sayang
Upaya mencari metodologi mengenal ayat-ayat Al Qur’an yang berbeda dalam
ruang lingkup cangkupan ayat QS (1):3, perlu memperhatiakan batas (demarkasi)
dengan ayat Basmallah dimana pada ayat basmalah juga mengandung frase “Yang
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”.
64 Ibid, hlm. 17 65 Ibid, hlm. 43
-
43
Proses perbandingan antara ayat pertama dan ayat ketiga tentang “Ar-Rahman dan
Ar Rahim” maka Daldiyono mengacu pada Argumentasi dari Achmad Chodjim
dalam buku Al Fatihah, penjelasan tentang perbedaan ini diawali dari ayat pertama
yang mempunyai penjelasan Allah SWT adalah Maha Esa, Maha Suci yang
menciptakan alam semesta beserta makhluk untuk memujinya dan segala puji
akhirnya hanya untuk Allah SWT semata. Dilanjut penjelasan ayata ketiga Allah
mencurahkan kasih sayang serta pahala bagi orang yang bertakwa, beriman dan
beramal saleh.
Pemeliharaan alam semesta Allah SWT menentukan hukum-hukum alam. Ada 7
hukum alam dalam penjelasan Achmad Chodjim yakni pertama: hukum sebab
akibat, kedua hukum kepastain seperti pada Surat Al Qamar (54):49 dan surat Al
Talaq (65):3, ketiga hukum ketidak perubahan seperti pada surat Ali Imran (3):185
dan Al Fath, keempat hukum obyektif contohnya pada surat Al Baqarah (2):62 dan
227, kelima hukum keselarasan contohnya pada surat Ar Rahman (55):7-9 dan surat
Al Mulk (67):3, keenam hukum berpasangan contohnya pada surat Yasin (36):36
dan Ar Rum (30):21 dan ketujuh hukum keberagaman contohnya pada surat Ar
Rum (30):22.66
Selain 7 hukum masih ada lagi untuk menentukan cangkupa ayat ketiga dari Al
Fatihah yakni “manusia yang mana akan mendapat pahala” contohnya pada surat
Ali Imran (3):115 dan An Naml (27):89
66Daldiyono dan m. mustafid, Globe Al Qur’an: Ikhtiar Menawarkan Metodologi Tafsir Berbasis Al Fatihah
dan Sistem Nilai dalam Al Qur’an (Yogyakarta: Pustaka Ifada, 2015),
-
44
D) Deskrepsi ruanglingkup cakupan ayat keempat surat AL Fatihah
Pemilik hari pembalsan, Pemilik hari perhitungan, Yang merajai hari
perhitungan,Yang merajai alam kepatuhan, Pemilik hari kemudian dan master the
day of judgment. Ini lah beberapa pengertiyan yang ditampilkan Daldiyono.
Perlu kiranya mengetahui fingsi dari ayat ke 4 dari al fatihah: ayat ini iyalah
hubungan vertikal bagi makhluk dengan Allah terkhusus pada manusia. Dilihat
dengan bahwa penguasaan yang dilihat dari makna (yaitu hari pembalasan, hari
perhitungan dan hari kemudian) ini adalah salah satu interaksi Allah Pada
hambanya manusai terkhusus. Maka dapat teridentifikasi bahwa ayat ke 4 ini lebih
kekeuasaan Tuhan pada manusai.
Yang menguasai hari pembalasan (kementrian Agama)
Ayat-ayat yang mempunyai kata pembalasan contoh yakni: surat Al Baqarah
(2):206, Ali Imran (3):145 dan Al Ghasyiyah (88):1.
Pemilik hari perhitungan (Ali Audah)
Redaksi penerjemahan ini dapat memberikan cankupan ayat ke4. ayat yang masuka
dalam cangkupan ayat ke 4 sesuai dengan kata perhitungan yakni: surat Al Baqarah
(2):284 dan An Nisa (4):40.
Hari kiamat
Ayat yang menggandung frase hari kiamat adalah surat Al Baqarah (2):210 diikuti
ayat (2):212. namun adanya pengertian hari kiamat sudah disebutkan pada QS Al
Baqarah (2):4 dan QS (2):8, ketika dimasukan dalam cangkupan ayat ke 4 dar Al
-
45
Fatihah maka hanya QS (2):210. “hari kiamat” merupakan konsep penting sekali
dalam Al Qur’an. Hal itu tercermin pada adanya 4 surat yang memuat definisi hari
kiamat sekaligus memuat penjelasan yang “pasti” terjadi pada hari kiamat itu. Ke-
4 surat tersebut adalah QS Al Waqiah (56), QS Al Haqqah (59), QS Al Qiyamah
(75) dan yang terakhir QS Al Qar’ah (101).67
Contoh-contoh ayat yang masuka dalam cangkupan ayat ke 4 yakni:
QS Al Qari’ah (101):1-568
اَْلقَاِرعَ ١ -ةُُۙ
“Hari Kiamat,”
٢ -َما اْلقَاِرَعةُ َۚ
“Apakah hari Kiamat itu?”
٣ -َوَمآٰ اَْدٰرىَك َما اْلقَاِرَعةُ ۗ
“Dan tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?”
٤ -يَْوَم َيُكْوُن النَّاُس َكاْلفََراِش اْلَمْبثُْوِثُۙ
“Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan”
٥ -َوتَُكْوُن اْلِجبَاُل َكاْلِعْهِن اْلَمْنفُْوِشۗ
“dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan”
67 Ibid, hlm78 68 Kementrian Agama, “Qur’an Kemenag”(https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/hlm 101. Diakses
pada 29 Maret 2020, Pukul 12,00)
https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/1.
-
46
Al Qiyamah (75):2&669
اَمِة ٢ -َوَْلٰٓ اُْقِسُم بِالنَّْفِس اللَّوَّ
“dan aku bersumpah demi jiwa yang selalu menyesali (dirinya sendiri).”
٦ -يَْسـَُٔل اَيَّاَن يَْوُم اْلِقٰيَمِةۗ
“Dia bertanya, “Kapankah hari Kiamat itu?”
Hari pengadilan
Konsep hari Pengadilan ini di ambl dari pengertisn dari “Master the day of
judgment”. ada 2 ayat yang membahas tentang farase ini yakni pada QS Al A’raf
(7):87 dan Qs At Tin (95):8.
Al A’raf (7):87
َفةٌ لَّْم يُْؤِمنُْوا فَاْصبُِرْوا َحتهى ْنُكْم ٰاَمنُْوا بِالَِّذْيٰٓ اُْرِسْلُت بِه َوَطۤاىِٕ ْحُكَم يَ َواِْن َكاَن َطۤاىِٕفَةٌ ِم
ُ ٨٧ -بَْينَنَاَۚ َوُهَو َخْيُر اْلٰحِكِمْيَن ۔ اّٰلله
“Jika ada segolongan di antara kamu yang beriman kepada (ajaran) yang aku
diutus menyampaikannya, dan ada (pula) segolongan yang tidak beriman, maka
bersabarlah sampai Allah menetapkan keputusan di antara kita. Dialah hakim yang
terbaik.”70
At Tin (95):8.
ُ بِاَْحَكِم اْلٰحِكِمْيَن ٨ -اَلَْيَس اّٰلله
“Bukankah Allah hakim yang paling adil?”71
69 Ibid. hlm 75 70 Ibid. hlm 7 71 Ibid. hlm 95
-
47
Hari kemudian dan hari keputusan
Setelah melewati hari hari yang menentukan apa yang kita lakukan di bumi, maka
ada hari dimana apa yang kita lakukan dibumu mendapatkan ganjarannya, seperti
amal yang kita lakukan dibumi baik dan bertakwa maka surga sebagai tempatnya
dan jika kebalikan dari prilaku yang baik maka neraka tempatnya itulah yang
dinamakan hari kemudian. Dari sini dapat mengidentifikasi cangkupan QS (1):4
dengan frase Surga dan Neraka cantohnya:
Al Mursilat (77):12-14
لَتْۗ ِ يَْوم اُج ِ ١ِْلَي
“(Niscaya dikatakan kepada mereka), “Sampai hari apakah ditangguhkan (azab
orang-orang kafir itu)?”72
١٣-ِليَْوِم اْلفَْصِلَۚ
“Sampai hari keputusan.”73
١٤ -َوَمآٰ اَْدٰرىَك َما َيْوُم اْلفَْصِلۗ
“Dan tahukah kamu apakah hari ke-putusan itu?”74
An-Nabah (78):17-18
١٧ -ِل َكاَن ِمْيقَاتًاُۙ اِنَّ يَْوَم اْلفَصْ
“Sungguh, hari keputusan adalah suatu waktu yang telah ditetapkan”
72 Ibid. hlm 77 73 Ibid. hlm 77 74 Ibid. hlm 77
-
48
ْوِر فَتَأْتُْوَن اَْفَواًجاُۙ ١٨ -يَّْوَم يُْنفَُخ فِى الصُّ
(yaitu) pada hari (ketika) sangkakala ditiup, lalu kamu datang berbondong-
bondong,75
Namun