part#4 buku lustrum kmts ugm

5
sekedar panas, melainkan pertaruhan nyawa demi kedaulatan kemerdekaan. Saat itu, banyak mahasiswa gugur di medan pertempuran untuk Ibu Pertiwi. Tak hanya itu, asistennya yang mendampingi selama penelitian harus menghadapi tantangan lain yang sama beratnya demi kemajuan teknologi negeri ini, ada beberapa yang tidak selamat, baik itu tenggelam maupun digigit ular. Impian, mimpi, dan harapan Hardjoso kepada para penerus bangsa ini adalah hendaknya terus berkarya dan tetap berpegang teguh pada karya nenek moyang dan kearifan lokal. Hardjoso menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 10 Agustus 2013 di umur 90 tahun. Walau telah tiada namun jasanya selalu terkenang. Karya-karyanya terus bermanfaat bagi masyarakat yang tinggal di lokasi penelitiannya. Satu lagi sosok yang patut dibanggakan oleh Indonesia, Hardjoso Prodjopangarso. (mld) Lustrum 9 KMTS FT UGM 11

Upload: vempi-satriya

Post on 24-Jan-2016

33 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Berisi tentang kisah para alumni Teknik Sipil UGM

TRANSCRIPT

Page 1: Part#4 Buku Lustrum KMTS UGM

sekedar panas, melainkan pertaruhan nyawa

demi kedaulatan kemerdekaan. Saat itu,

banyak mahas iswa gugur d i medan

pertempuran untuk Ibu Pertiwi. Tak hanya itu,

asistennya yang mendampingi selama

penelitian harus menghadapi tantangan lain

yang sama beratnya demi kemajuan

teknologi negeri ini, ada beberapa yang tidak

selamat, baik itu tenggelam maupun digigit

ular.

Impian, mimpi, dan harapan Hardjoso

kepada para penerus bangsa ini adalah

hendaknya terus berkarya dan tetap

berpegang teguh pada karya nenek moyang

d a n k e a r i f a n l o k a l . H a r d j o s o

menghembuskan nafas terakhirnya pada

tanggal 10 Agustus 2013 di umur 90 tahun.

Walau telah tiada namun jasanya selalu

terkenang. Karya-karyanya terus bermanfaat

bagi masyarakat yang tinggal di lokasi

penelitiannya. Satu lagi sosok yang patut

dibanggakan oleh Indonesia, Hardjoso

Prodjopangarso. (mld)

Lustrum 9 KMTS FT UGM 11

Page 2: Part#4 Buku Lustrum KMTS UGM

If you're n t f ailing every now and again, oit's a sign you're not doing anything very innovative - Woody Allen

Lustrum 9 KMTS FT UGM 13

Page 3: Part#4 Buku Lustrum KMTS UGM

Ir. Maryadi Darmokomoro (Maryadi) merupakan anak bungsu dari 2 bersaudara. Ia memiliki usia yang terpaut 12 tahun dari

kakaknya. Faktor kesehatan yang lemah membuatnya sering sakit sehingga memiliki keterbatasan untuk bermain ke

luar rumah. Hal itu yang membuat orangtuanya menjadi protektif dan membatasi aktifitasnya.

Maryadi mulai menginjak jenjang pendidikan dasarnya di Sekolah Dasar Murni. Namun sayang

ia tidak bisa menamatkannya di tempat yang sama karena bangunan sekolah ini pada

akhirnya dibakar oleh aparat-aparat di era mempertahankan kemerdekaan. Ia pun

kemudian melanjutkan pendidikan dasarnya di Sekolah Dasar Siswo 2 Solo.

Langkah pendidikannnya pun berlanjut m e n u j u S e k o l a h M e n e n g a h

Pertama 1 Solo yang ditempuh s e l a m a 3 t a h u n . D a n

selulusnya dari sana, Ia m e l a n j u t k a n

pendidikannya di S e k o l a h

Maryadi Darmokumoro “Jangan terjebak kepada pemikiran

aplikatif, tetapi kamu harus mencari inovasi karena keuntungan dari inovasi jauh lebih besar dari efisiensi.”

MERAJUTHIDUP DENGAN

KEYAKINAN

Menengah Atas Negeri 2 Solo. Sete lah berhas i l menamatkan pendidikan menengah atas dari SMAN 2 Solo, ia pun memulai perjalanan menduduki bangku perkuliahan. Pada awalnya Maryadi ingin menggeluti bidang pertanian, namun karena ayahnya seorang pelaksana di jalan kereta api dan sang kakak telah terlebih dahulu berkuliah di fakultas kedokteran hewan, maka sang ayah ingin Maryadi mengikuti jejak beliau, yaitu berkuliah di fakultas teknik. Jurusan Teknik Sipil UGM pun menjadi pilihan seorang Maryadi muda. Awal masuk kuliah Maryadi harus

menghadapi kenyataan yang berat bahwa

ayahnya akan memasuki masa pensiun. Hal

itu membuatnya bertekad untuk mendapatkan

beasiswa guna meringankan beban kedua

orangtuanya. Dengan beasiswa dari BDK ini

Maryadi pun merasa lega dapat mengurangi

beban keluarga. Di sisi lain ia juga merasa

adanya keterikatan, yang pada akhirnya

berhasil memberikan sebuah ‘lecutan’ untuk

tekun belajar agar cepat lulus. Sayangnya hal

i n i m e m b u a t n y a

menjadi kurang aktif

d a l a m d u n i a

p e r g a u l a n d a n

o r g a n i s a s i d i

lingkungan kampus.

Di masa kuliahnya,

M a r y a d i m e r a s a

beruntung memiliki 5

orang teman yang

b e r s a m a - s a m a

membuat suatu kelompok belajar dimana

mereka saling bersaing dalam hal kelulusan.

Maryadi pun lulus dalam waktu kurang lebih 6

tahun. Saat memasuki dunia kerja, Maryadi

tidak mempunyai tujuan untuk kemana ia

akan melangkah selanjutnya. Saat itu yang

ada dipikirannya hanya satu, karena ia

d ib iaya i o leh negara maka ia harus

mengabdikan dirinya untuk negara. Dari sini,

Maryadi berangkat menuju ke Departemen

Pendidikan di Jakarta. Disana Maryadi

kemudian diajukan SK dan akan ditempatkan

di Balai Penelitian Masalah Air di Bandung.

Saat menunggu SK, Maryadi bertemu dengan

seorang Guru Besar Geodesi Gadjah Mada,

Profesor Harry Jayadi. Kebetulan saat itu

Harry Jayadi sedang mencari insinyur muda

untuk menjadi caretaker Direktur Utama di

Waskita Karya. Akhirnya SK Maryadi diganti

untuk ikut proyek Harry Jayadi. Di Waskita Karya, Maryadi sempat

menjalani latihan militer karena pada waktu

i t u s e d a n g

d i g a l a k k a n

s u k a r e l a w a n k e

Kalimantan Barat.

S e l a m a 4 b u l a n

Maryadi dilatih di

K o d i m J a k a r t a .

Selama pelatihan

m i l i t e r , M a r y a d i

m e n g a l a m i

perubahan fisik dan

Sumber: Arsip YATSIGAMA

Lustrum 9 KMTS FT UGM 15

Page 4: Part#4 Buku Lustrum KMTS UGM

mental. Ia yang dulunya berbadan kurus dan kurang bergaul menjadi orang yang sangat percaya diri. Namun pada akhirnya Maryadi batal dikirim ke Kalimantan Barat karena mencuatnya G 30 S PKI. Akhirnya ia tetap bekerja di Jakarta namun dengan kepribadian yang berbeda. Kepercayaan diri yang kini diperoleh oleh seorang Maryadi kemudian meyakinkannya bahwa ia memiliki tubuh yang sehat dan kuat. Kepercayaan diri ini juga meningkatkan keyakinan dan ketotalitasan Maryadi dalam mengembang tugasnya di Waskita Karya. Fase ini yang kemudian dianggap sebagai langkah dasar dalam perjalanan kehidupannya. S e t e l a h b e b e r a p a k a l i d i p i n d a h t u g a s k a n , M a r y a d i a k h i r n y a ditempatkan di proyek air minum Kalimantan Selatan. Saat itu dana APBN belum ada, sehingga awal mula keberangkatan Maryadi hanya dibekali SK sebagai kepala proyek Banjarmasin. Ia juga mencari dana sendiri, namun dibantu oleh panglima kodam yang mem-backup pembangunan proyek dari anggaran alokasi devisa. Saat itu aturan Rencana Anggaran Biaya belum ada dan pemegang kuasa penuhnya adalah seorang panglima. Karena disana sangat membutuhkan air minum, kedatangan Maryadi disambut baik

dan walaupun belum ada APBN namum proyek berhasil berjalan dengan baik. Maryadi juga dekat dengan panglima kodam. Pernah suatu saat Maryadi diajak berkunjung ke rumah panglima dan tidur di satu kemah. Dari sanalah kepercayaan diri Maryadi kembali meningkat. Sejak saat itu Maryadi dipercaya untuk membawa anak buah dari Jakarta, di bawah pengawasan perusahaan Perancis. Namun sayang, sebelum proyek selesai Maryadi sudah kembali ditarik ke Jakarta. Sejak tahun 1964 masuk Waskita Karya sampai dengan tahun 1974, perjalanan karir Maryadi tentu mengalami fluktuasi. Mulai dari saat di Banjarmasin diangkat menjadi kepala cabang, setelah itu di tarik kembali ke Jakarta, h i n g g a m e n j a d i s i t e m a n a g e r s a a t i a mendapatkan 4 proyek. Tahun 1974 Maryadi diangkat menjadi Direktur Teknik. Kemudian pada tahun 1983 ia diangkat menjadi Direktur Utama Waskita Karya. Tahun 1991, Maryadi ditarik untuk membenahi Istaka Karya. Namun baru 2 tahun membenahi Istaka Karya, ia dipindah menjadi Direktur Utama Jasa Marga. Akhirnya Maryadi pensiun pada tahun 1998 di usianya yang mendekati 60 tahun. Perpindahan posisi selama masa kerja d i l a l u i M a r y a d i d e n g a n l a p a n g d a d a ,

“Susah atau gembira itu sesungguhnya tergantung pada

sikap kita, jika kita selalu merasa kurang, ya susah, tetapi

jika kita merasa cukup, itu tidak susah.”

meskipun dengan pindahnya kerja berpengaruh terhadap gaji dan

pemenuhan kebutuhan keluarga. Ia merasa memiliki hutang budi

terhadap pemerintah yang telah memberikan beasiswa selama

masa kuliah. Rasa hutang budi terhadap negara inilah yang membuat

Maryadi tetap selalu berusaha maksimal sesuai kemampuannya

dalam menjalankan pekerjaan-pekerjaan tersebut. Semua

perjalanan karir Maryadi dijalani dengan penuh rasa

syukur hingga ia dapat mencapai posisi Direktur Utama

di Jasa Marga. Dengan rasa syukur yang selalu

dirasakan oleh Maryadi membuat ia tidak pernah

merasakan duka ataupun kekurangan karena

pergantian dan perpindahan posisi kerja. Akhirnya

semua hasil kerja itu membuahkan hasil yang

memuaskan. Pensiun tidak membuat Maryadi berhenti

berkarir. Setelah menyelesaikan masa kerja di

Jasa Marga, dengan ajakan Komajaya, Direktur

Utama Total Bangun Persada sekaligus teman

sewaktu kuliah, Maryadi ditempatkan di anak

perusahaannya yaitu PT Jagat Baja. Di tempat

itulah ia belajar mengenai kemajuan baja zaman

sekarang. Dari tempat itu pula ia mengetahui

t e k n o l o g i y a n g b i s a d i g u n a k a n u n t u k

meningkatkan ketahanan baja terhadap karat.

Dengan ilmu yang didapatkan tersebut, Maryadi

mulai mendalami tentang plat baja tipis dan

akhirnya mendirikan fondasi Sarang Tawon.

Lustrum 9 KMTS FT UGM16 Lustrum 9 KMTS FT UGM 17

Page 5: Part#4 Buku Lustrum KMTS UGM

Sumber: Mitrabani MBR

Bentuk fondasi ini memang berbentuk seperti

sarang tawon, yaitu terdiri dari plat yang

disusun berbentuk segi enam dengan tinggi

dan sisi berukuran 40 cm, kemudian diurug

tanah dan ditutup dengan cor. Fondasi Sarang

Tawon ini memiliki kemampuan yang kuat

namun membutuhkan biaya yang tinggi.

Akhirnya ia beralih untuk mengangkat kembali

fondasi Cakar Ayam dan mendalami ilmu

tentang fondasi Cakar Ayam tersebut. P e r k e n a l a n n y a d e n g a n P r o f . I r .

Bambang Suhendro, M.Sc., Ph.D. dan Dr. Ir.

Harry Christady Hardiyatmo, M.Eng., DEA.,

dosen Teknik Sipil UGM, nampaknya menjadi

pintu gerbang sejarah baru dalam dunia

konstruksi geoteknik. Melalui perbincangan

mereka akhirnya dicetuskanlah gagasan baru

yang luar biasa, yakni konstruksi fondasi Cakar

Ayam Modifikasi. Pipa beton Cakar Ayam dapat

diganti dengan pipa baja t ipis produksi

Krakatau Steel. Dengan diurug tanah yang

padat sempurna dapat menghasilkan fondasi

Cakar Ayam yang kuat. Perbincangan mereka

juga menghasilkan dimensi-dimensi fondasi

cakar ayam yang disesuaikan dengan produksi

y a n g a d a d i K r a k a t a u S t e e l . D e n g a n

penggunaan fondasi Cakar Ayam tersebut,

penggunaan terhadap plat baja tipis menjadi

l e b i h e fi s i e n y a i t u 3 0 % l e b i h e fi s i e n

dibandingkan dengan fondasi sarang tawon.

Dengan ide cemerlang yang muncul dari

Maryadi, fondasi Cakar Ayam hadir dengan

wujud yang berbeda. Selain wujud fondasi

Cakar Ayam yang berubah, penggunaan dari

fondasi cakar ayam ini juga mengalami

perubahan. Penggunaan fondasi Cakar

Ayam kini telah berkembang. Selain

digunakan dalam tanak lunak, fondasi

ini juga digunakan pada tanah rawa,

tanah gambut, dan tanah timbunan.

Pada tanah timbunan, untuk mencegah

konsolidasi berlebihan yang terjadi,

Maryadi juga menciptakan timbunan

ringan. “ J a n g a n t e r j e b a k k e p a d a

pemikiran aplikatif, tetapi kamu (red:

mahasiswa) harus mencari inovasi

karena keuntungan dari inovasi jauh

lebih besar dibanding efisiensi” M a r y a d i D a r m o k u m o r o

berpesan kepada mahasiswa agar tidak

hanya be la ja r dengan pemik i ran

aplikatif yang hanya memasukkan

suatu permasalahan ke dalam rumus

tanpa mengetahui prosesnya. Proses

itu sangat penting, ia ingin mahasiswa

juga mencoba ber inovasi dengan

pemikiran solutif yang berbeda dari pola

pikir orang lain. (chr)

Lustrum 9 KMTS FT UGM18