parte no genesis

16
PARTENOGENESIS Nama kelompok : Baiq istiqamah Sri rahayu irmaningsih

Upload: sri-rshayu-irmaningsih

Post on 15-Feb-2016

270 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Parte No Genesis

PARTENOGENESISNama kelompok :

Baiq istiqamahSri rahayu irmaningsih

Page 2: Parte No Genesis

PENGERTIANPartenogenesis adalah bentuk reproduksi aseksual di mana betina memproduksi sel telur yang berkembang tanpa melalui proses fertilisasi.

Page 3: Parte No Genesis

Macam- macam partenogenesis1. Facultative partenogenesis

jika suatu spesies dapat melakukan reproduksi seksual dengan fertilisasi dan melakukan reproduksi aseksual dengan parthenogenesis. Perubahan antara seksual dengan aseksual dikarenakan lingkungan dari organisme tersebut. Spesies ini dapat menghasilkan telur dengan perkembangan yang baik dengan fertilisasi dan partenogenesis. Contohnya pada komodo.

Page 4: Parte No Genesis

Cyclic Parthenogenesis / Heterogony pada spesies ini menghasilkan 2 jenis telur yakni telur yang fertil dan telur yang steril . Telur yang fertil akan di fertilisasi sedangkan telur yang steril akan di parthenogenesis. Dan hal ini terjadi secara siklus Misalnya telur kutu air

Page 5: Parte No Genesis
Page 6: Parte No Genesis

Chromosomal Differences1. Haploid parthenogenesisSetelah reduktasi kromosom. Keturunannya berasal dari telur haploid dan

berubah menjadi individu haploid. Contohnya pada lebah2. Diploid parthenogenesisTerjadi melalui 2 mekanisme:a. Reduksi Kromosom terjadi secara normal dan melalui fusi antara dua inti

haploid. b. Reduktasi kromosom tidak terjadi dan fusi antara dua inti juga tidak terjadi.

Pada keadaan ini meosisnya tidak terjadi secara sempurna selama pembentuka telur sehingga tidak adanya reduksi kromosom pada telur ini.

Page 7: Parte No Genesis

Artificial parthenogenesisIalah parthenogenesis yang dilakukan secara tiruan . Hal ini biasa

dilakukan manusia dalam eksperimen . Contoh telur katak yang dapat tumbuh dengan ditusuk- tusuk dengan jarum yang terlebih dahulu dicelupkan kedarah katak dewasa. Telur ini tumbuh sampai menetas menjadi larva kemudian bermetamorfosis sampai menjadi dewasa. Hanya saja katak ini lebih lemah dan mudah mati.

Page 8: Parte No Genesis

PARTENOGENESIS PADA KOMODOPARTENOGENESIS yang terjadi pada telur- telur komodo bisa dipastikan akan selalu menestakan bayi komodo jantan. Ini bisa dibuktikan dengan komodo betina yang memiliki satu kromosom W dan satu kromosom Z sedangkan jantan memiliki satu kromosom Z. Telur dari komodo betina membawa satu kromosom baik kromosom Z atau W dan ketika proses partenogenesis terjadi, baik kromosom Z atau W akan diduplikasi. Hal ini menyebabkan telur berkromosom WW atau ZZ. Telur berkromosom WW tidak dapat hidup, tetapi yang memiliki kromosom ZZ bisa berkembang dan menjadi bayi komodo jantan.

Page 9: Parte No Genesis
Page 10: Parte No Genesis

PATENOGENESIS pada insekta

Page 11: Parte No Genesis
Page 12: Parte No Genesis

Parthenogenesis pada mamaliaSecara normal, setelah aktivasi pada oosit tahap metafase II terjadi penerusan siklus sel menuju tahap anafase dan membentuk polarbodi II selanjutnya sel memasuki tahapan telopase. Terbentuknya polarbodi II menyebabkan oosit haploid. Embrio partenogenetik diploid dapat dihasilkan dengan menghambat pengeluaran polarbodi II pada tahap meiosis II. Keluarnya polarbodi II dapat dihambat dengan menggunakan cytochalasin B dan D, serta 6- DMAP. Pemberian cythocalasin selama pembelahan sel tidak mempengaruhi replikasi DNA dan pembelahan inti (karyokenesis) pada saat anafase II, tetapi mampu mencegah proses sitokenesis sehingga dapat mencegah pengeluaran polarbodi II.

Page 13: Parte No Genesis

• Perlakuan dengan 6- DMAP setelah aktivasi oosit dapat mencegah pengeluaran polarbodi II yang menyebabkan pronucleus terbentuk lebih awal dan menyebabkan oosit memasuki tahap interfase sehingga dapat mencegah pengeluaran diploidisasi oosit. • Perlakuan ethanol hanya mampu memacu perkembangan oosit

sampai pada tahapan 8 sel.• Perlakuan ethanol yang dikombinasikan dengan 6- DMAP mampu

meningkatkan jumlah oosit yang berkembang dan memacu perkembangan oosit sampai pada tahapan morula

Page 14: Parte No Genesis

Induksi parthenogenesis pada oosit mamalia memerlukan stimulasi pelepasan kalsium sehingga pembelahan meiosis II dapat berlangsung. Menurut sun et al (1991) dan susko- Parish et al (1994), ethanol menginduksi peningkatan ion kalsium ekstraselluler dan yang berasal dari tempat penyimpanan intraselluler . Pelepasan kalsium ke dalam sitoplasma penting untuk mengaktifan reaksi sistemik pada oosit yang selanjutnya menyebabkan penerusan pembelahan meiosis (Berridge 1991, susko- parrish et al 1994).

Page 15: Parte No Genesis

Sifat haploid pada embrio partenogenetik disebabkan tidak adanya kromososm tambahan dari spermatozoa dan terbentuknya polarbodi II. Supaya diperoleh embrio parthenogenetik yang diploid tanpa tambahan kromosom dari spermatozoa maka perlu dilakukan usaha untuk menekan pembentukan polosit. Hal ini dilakukan dengan memperlakukan oosit yang telah teraktivasi dengan 6- DMAP sehingga inti sel yang telah membelah akan terkondensasi selayaknya pembentukan pronukleus jantan dan betina pada fertilisasi normal. Dengan terkondensasinya pronukleus tadi akan memungkinkan adanya integrasi keduanya, selanjutnya membentuk inti baru yang diploid.

Page 16: Parte No Genesis

Partenogenesis pada Drosophila mangabeirai