pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada payudara kiri sebelah tengah atas
DESCRIPTION
sdfdTRANSCRIPT
Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada payudara kiri sebelah tengah
atas. Semakin lama dirasakan benjolan semakin membesar dan disertai pula rasa kemeng
disekitar payudaranya. Awalnya pasien tidak sengaja menemukan benjolan sebesar biji
jagung pada saat mandi, saat 4 bulan yang lalu, kemudian setelah 3 minggu pasien
merasakan benjolan semakin membesar kurang lebih sebesar bola pingpong.
Benjolan yang dirasakan pasien adalah akibat dari adanya hiperplasi dari sel-sel epitel
poliklonal yang tersebar tidak rata yang secara histopatologis pola kromatin dan bentuk-
bentuk inti-intinya yang saling bertumpang tindih dan lumen duktus yang tidak teratur
menjadi awal terjadinya karsinoma. Sel sel kanker umumnya sedikit memiliki sitoplasma
dan batas selnya tidak jelas secara sitologis. Selanjutnya sel yang jinak ini akan terus
membelah sehingga menjadi hiperplasia atipik (klonal) yang sitoplasma selnya lebih
jelas, intinya lebih jelas dan tidak tumpang tindih serta lumen duktus yang teratur
(Sjamsuhidajat, 2010).
Karsinoma insitu terjadi setelah hiperplasia atipik berjalan, akan tampak gambaran
sitologis sesuai dengan sel sel ganas, namun tidak sampai menembus starum basalis
ataupun menginvasi stroma. Karsinoma insitu lobular akan menyebar ke seluruh jaringan
payudara, biasanya tidak teraba dan tidak terlihat pada pencitraan. Sedangkan karsinoma
insitu duktal dapat berupa lesi segmental yang dapat mengalami kalsifikasi sehingga
memberikan penampilan beragam. Bila sel-sel telah menembus membran basalis
dinamakan dengan karsinoma invasif dan akan menginvasi stroma dapat menyebar
secara hematogen ke hepar, paru-paru, otak dan dapat menyebar secara limfogen ke
kelenjar limfe disekitarnya.
Pasien mengatakan benjolan awalnya sebesar biji jagung seteah 3 minggu benjolan
membesar sebesar bola pingpong. Hal ini dapat dijadikan dasar dalam menghitung
Tumor doubling time , nilai tumor doubling time pada pasien ini termask dalam kategori
1
tinggi, karena dalam waktu kurang dari dua bulan benjolan sudah tumbuh lebih dari dua
kali lipat dari ukuran awal.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan massa pada payudara kiri, berbatas tidak tegas,
ukuran 3x3x0,5 cm, permukaan berdungkul-dungkul, konsistensi padat keras, nyeri
tekan (-), mobilitas terbatas, terasa melekat pada dasar, pembesaran KGB axilla (-).
Pada wanita usia >35 tahun bila ditemukan massa harus dicurigai hal itu merupakan
suatu kanker payudara. Dimana gambaran khas pada kanker payudara yang ditemukan
pada pasien yaitu :
- Massa yang teraba pada wanita usia >35 tahun
- Tumbuh progresif
- Mengadakan invasi yang ditandai dengan : batas yang tidak jelas, bentuk tidak
teratur atau berdungkul-dungkul, mobilitas terbatas, adanya perlekatan tumor
dengan kulit adanya retraksi papil
Selain itu dapat juga ditemukan adanya ulkus diatas tumor, adanya peau d’orange,
ataupun nodul satelit. Setelah ditemukan adanya massa pada payudara kiri selanjutnya
dilakukan pemeriksaan pada kelenjar getah bening disekitarnya dan hasilnya tidak
ditemukan adanya pembesaran kelenjar getah bening.
2
Gambar 4.1 Anatomi Limfonodi pada mammae
Pada teori telah diketahui pembesaran kelenjar getah bening harus dicari pada
penderita kanker payudara karena dengan mengetahui pembesaran kelenjar getah bening
dapat ditentukan stadium dari kanker payudara tersebut dan menentukan dari
penatalaksanaan nya. Kelenjar getah bening yang dievaluasi antara lain pada axila,
mamaria interna, infraklavikula serta supraklavikula.
Ada pula pembagian anatomi dari kelenjar getah bening regional di sekitar mammae
menjadi 3 level. Level 1 adalah kelenjar getah bening pada bagian lateral dari muskulus
pektoralis mayor, level 2 terletak dibawah muskulus pektoralis minor dan level 3 terletak
di bagian medial dari muskulus pektoralis mayor.
3
Gambar 4.2 Pembagian level kelenjar getah bening
Setelah memeriksa adanya pembesaran kelenjar getah bening dapat diperiksa pula
apakah terdapat metastasis atau tidak. Screening awal adanya metastasis dapat dilihat
dengan foto rontgen pada thorax.
4
Gambar 4.3 Foto polos PA thorax
Pada foto rontgen didapatkan hasil normal, belum ada metastasis dari kanker
payudara. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa stadium kanker pada pasien yakni
stadium IIb, dengan rincian T2, N0, dan M0.
Pada pemeriksaan FNAB dikatakan adanya invasive ductal carcinoma.
Gambar 4.4 Cara pengambilan FNAB
5
FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy) dapat dilakukan dengan cara yang telah
diilustrasikan di atas. Pertama identifikasi masa dengan palpasi, kemudian fiksasi masa
dengan kedua jari, fiksasi diatas tulang costae, selanjutnya regangkan kulit diantara
kedua jari tadi hal ini bertujuan untuk mengurangi nyeri saat jarum ditusukkan, dan
tusukkan jarum tegak lurus dengan massa.
Penatalaksaan untuk kanker payudara stadium IIa adalah dengan pembedahan. Teknik
pembedahan yang dapat dilakukan adalah CRM, MRM, NSP, atau BCT. Teknik yang
dipilih berdasarkan pada ukuran, lokasi, dan jenis tumor juga rekonstruksinya. NSP,
SSM, BCT memerlukan syarat tertentu. NSP dan SSM harus langsung direkonstruksi.
Pada BCT rekonstruksi dilakukan jika defek merubah bentuk dan ukuran payudara.
Adjuvant kemoterapi, radiasi dan hormonal terapi pemberiannya sesuai indikasi.
Penderita yang tergolong low risk (ukuran <2cm, grade 1, tidak ada invasi peritumoral,
kelenjar getah bening aksila negatif, tidak ada overekspresi/amplifikasi HER2/neu dan
usia penderita 35 tahun ke atas) tidak memerlukan adjuvant kemoterapi ataupun
radioterapi.
6
7